KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Jakarta, 11 Mei 2021
GRAND STRATEGI PENANGANAN ETIK
RUMAH SAKIT DI INDONESIA BENANG MERAH ANTARA PMK NO 755/MENKES/PER/IV/2011,
PMK NO 49 TAHUN 2013 DAN PMK NO 42 TAHUN 2018
SUNDOYO, SH, MKM, M.HUM
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
NAMA : SUNDOYO, S.H., M.K.M., M.Hum
TTL : Pati, 8 April 1965
NPWP : 07.041.876.9-407.000
PANGKAT/GOL. : Pembina Utama Muda/ IV c
JABATAN : Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Sekretariat Jenderal,
Kementerian Kesehatan RI
PENDIDIKAN :
S1 Ilmu Hukum, Universitas Ibnu Chaldun
S2 Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia
S2 Magister Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada
CURICULUM VITAE
Kementerian Kesehatan RI
Jl. Rasuna Said Blok X5 Kav 4-9
Jakarta Selatan
Jl. Pemuda Kranji No. 56
Kota Bekasi
0811 - 1831048
SISTEMATIKA
LATAR BELAKANG 01
PMK NO 755/MENKES/PER/IV/2011
TENTANG PENYELENGGARAAN KOMITE
MEDIK DI RUMAH SAKIT DAN DAN KMK NO.
772/MENKES/SK/VI/2002 TENTANG
PEDOMAN PERATURAN INTERNAL RUMAH
SAKIT (HOSPITAL BYLAWS)
02
PMK NO 42 TAHUN 2018
TENTANG KOMITE ETIK DAN
HUKUM RUMAH SAKIT
04
PMK NO 49 TAHUN 2013
TENTANG KOMITE
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
03
KESIMPULAN 05
SISTEMATIKA
LATAR BELAKANG 01
PMK NO
755/MENKES/PER/IV/2011
TENTANG PENYELENGGARAAN
KOMITE MEDIK DI RUMAH SAIIT
02
PMK NO 42 TAHUN 2018
TENTANG KOMITE ETIK DAN
HUKUM RUMAH SAKIT 04
PMK NO 49 TAHUN 2013
TENTANG KOMITE
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
03
KESIMPULAN 05
1
2
3
4
SANKSI
Pelanggaran atas
kewajiban rumah sakit
dikenai sanksi.
(Pasal 54 PP No. 47/2021)
PENGORGANISASIAN
Setiap Rumah Sakit harus
memiliki organisasi yang
efektif, efisien, dan
akuntabel
(Pasal 33 UU RS)
ETIKA RUMAH SAKIT
Setiap Rumah Sakit
mempunyai kewajiban,
melaksanakan etika rumah
sakit
(Pasal 29 UU No. 11/2020)
TATA KELOLA
Setiap Rumah Sakit harus
menyelenggarakan tata
kelola Rumah Sakit dan
tata kelola klinis yang baik.
(Pasal 36 UU RS)
LATAR BELAKANG
UNSUR PENYELENGGARA
PELAYANAN RS
MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DAN
KESELAMATAN PASIEN
PASIEN
KOMITMEN RUMAH SAKIT MELAKUKAN TATAKELOLA PELAYANAN YANG BAIK
LATAR BELAKANG
ETIKA
Berlaku untuk lingkungan profesi tertentu
berdasarkan kesepakatan anggota profesi.dan
Tidak seluruhnya tertulis (tertulis dalam bentuk
code),
SANKSI DAN PELANGGARAN
terdapat sanksi etik bagi pelanggarnya,
pelanggaran diselesaikan oleh majelis tertentu
RUMAH SAKIT
Merupakan satu kesatuan social ekonomi (pelaku
usaha perumah sakitan), dimana dalam menjalankan
operasionalisasi nya terlibat unsur tenaga kesehatan
dan tenaga lainnya yang menunjang pelayanan
rumah sakit.
ETIKA RUMAH SAKIT
Etika yang diterapkan pada operasional rumah
sakit .
ETIMOLOGI
Etik berasal dari kata Yunani “Ethos”, yang berarti “yang baik,
yang layak”. Etik merupakan norma-norma, nilai-nilai atau pola
tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat
ETIKA RUMAH SAKIT
01
02
03 04
05
Pasien/masyarakat
Petugas (tenaga kesehatan/tenaga lain) Pemilik/direksi
SISTEMATIKA
LATAR BELAKANG 01
PMK NO
755/MENKES/PER/IV/2011
TENTANG PENYELENGGARAAN
KOMITE MEDIK DI RUMAH SAIIT
02
PMK NO 42 TAHUN 2018
TENTANG KOMITE ETIK DAN
HUKUM RUMAH SAKIT 04
PMK NO 49 TAHUN 2013
TENTANG KOMITE
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
03
KESIMPULAN 05
KOMITE MEDIK DALAM PENEGAKAN PROFESIONALISME STAF MEDIS
PERAN KOMITE MEDIS
Menegakkan profesionalisme staf
medis melalui kredensial, penjagaan
mutu profesi, dan penegakan
disiplin profesi.
MUTU PROFESI
memelihara kompetensi dan
perilaku para staf medis yang
telah memperoleh izin
(maintaining professionalism)
KREDENSIAL
rekomendasi staf medis
untuk melakukan pelayanan
medis (clinical privilege dan
clinical appoinment)
PENEGAKAN DISIPLIN
ORGANISASI
melaksanakan fungsi kredensial, penjagaan
mutu profesi dan disiplin profesi melalui tiga
subkomite, yaitu subkomite kredensial,
subkomite mutu profesi, dan subkomite
etika dan disiplin profesi.
Komite medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical
governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih
terjamin dan terlindungi.
rekomendasi penangguhan
kewenangan klinis (suspension of
clinical privilege) agar masyarakat
terhindar dari praktisi medis yang
tidak profesional
1 2
3 4
5 6
pelaporan hasil penilaian
kredensial dan menyampaikan
rekomendasi kewenangan klinis
kepada komite medik
06
wawancara terhadap pemohon
kewenangan klinis
04
penyelenggaraan pemeriksaan
dan pengkajian kompetensi;
kesehatan fisik dan mental;
perilaku; etika profesi.
02
penyusunan dan pengkompilasian daftar
kewenangan klinis sesuai dengan masukan
dari kelompok staf medis berdasarkan
norma keprofesian yang berlaku
01
evaluasi data pendidikan profesional
kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan
03
penilaian dan pemutusan kewenangan
klinis yang adekuat
05
SUBKOMITE KREDENSIAL
07.
rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis
MEKANISME DAN FUNGSI PELAKSANAAN KREDENSIAL
1. mendapatkan dan memastikan staf medis
yang profesional dan akuntabel bagi
pelayanan di rumah sakit;
2. tersusunnya jenis-jenis kewenangan klinis
(clinical privilege) bagi setiap staf medis
yang melakukan pelayanan medis di rumah
sakit sesuai dengan cabang ilmu
kedokteran/kedokteran gigi yang
ditetapkan oleh Kolegium
Kedokteran/Kedokteran Gigi Indonesia;
3. dasar bagi kepala/direktur rumah sakit
untuk menerbitkan penugasan klinis
(clinical appointment) bagi setiap staf
medis untuk melakukan pelayanan medis
di rumah sakit;
4. terjaganya reputasi dan kredibilitas para
staf medis dan institusi rumah sakit di
hadapan pasien, penyandang dana, dan
pemangku kepentingan (stakeholders)
rumah sakit lainnya.
TUJUAN
SUBKOMITE MUTU PROFESI
√
√
√
√
memberikan perlindungan terhadap pasien atas staf medis
yang bermutu, kompeten, etis, dan profesional
memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh
kesempatan memelihara kompetensi (maintaining competence)
dan kewenangan klinis (clinical privilege)
mencegah terjadinya kejadian yang tak diharapkan
memastikan kualitas asuhan medis melalui upaya
pemberdayaan dan evaluasi kinerja
01. AUDIT MEDIS 02. PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN Audit medis tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya
kesalahan seorang staf medis dalam satu kasus. Jika terdapat
laporan kejadian dugaan kelalaian seorang staf medis, mekanisme
yang digunakan adalah mekanisme disiplin profesi
1. Tahap pertama dari audit medis adalah pemilihan topik yang
akan dilakukan audit (memperhatikan jumlah kasus sulit, kasus
dengan angka kematian tertinggi)
2. Menentukan kriteria atau standar (standar prosedur
pemeriksaan, diagnosis dan pengobatan terhadap kasus)
3. Mentapkan jumlah sampel kasus yang akan dia audit/diamati
dan melakukan pengamatan terhadap kasus yang dipilih
4. mempelajari rekam medis untuk mengetahui apakah kriteria
atau standar dan prosedur yang telah ditetapkan tadi telah
dilaksanakan
5. Menganalisis kasus yang tidak sesuai dengan kriteria atau
standar dan dilakukan perbaikan dengan melibatkan mitra
bestari
MEMFASILITASI
PROSES
PENDAMPINGAN
(PROCTORING)
BAGI STAF MEDIS
YANG
MEMBUTUHKAN (bagi staf medis yang mengalami
sanksi disiplin/mendapatkan
pengurangan clinical privilege)
03.
SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Laporan Dugaan
Pelanggaran
Disiplin Profesi
Dapat berasal dari laporan
manajemen RS, staf medis,
nakes lainnya, pasien/keluarga,
atau hasil konferensi
Pemeriksaan
Dilakukan oleh panel dan
melalui proses pembuktian
Pemeriksaan bersifat
tertutup dan rahasia
Rekomendasi
Rekomendasi pemberian tindakan
pendisiplinan profesi berupa
peringatan tertulis, reduksi clinical
privilege, bekerja di bawa supervisi,
atau pencabutan clinical privilege
Dasar Dugaan
Kompetensi klinis, penatalaksanaan
kaussu, penggunaan obat tidak
sesuai standar, ketidakmampuan
bekerjasama dengan staf RS yang
mengakibatkan bahaya bagi pasien
Keputusan Panel
Keputusan panel
dengan suara
terbanyak
Pelaksanaan
Keputusan
Rekomendasi diserahkan
kepada Kepala/Direktur RS
dan dilakukan eksekusi
06 05 04 03 02 01
Subkomite bertujuan untuk melindungi pasien dari pelayanan staf medis yang tidak memenuhi syarat (unqualified) dan tidak layak
(unfit/unproper) untuk melakukan asuhan klinis (clinical care), serta memelihara dan meningkatkan mutu profesionalisme staf
medis di rumah sakit.
Penerapan penegakan disiplin didasarkan pada
peraturan internal rumah sakit, peraturan internal
staf medis, dan etika rumah sakit
SISTEMATIKA
PMK NO
755/MENKES/PER/IV/2011
TENTANG PENYELENGGARAAN
KOMITE MEDIK DI RUMAH SAIIT
02
PMK NO 42 TAHUN 2018
TENTANG KOMITE ETIK DAN
HUKUM RUMAH SAKIT 04
PMK NO 49 TAHUN 2013
TENTANG KOMITE
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT 03
LATAR BELAKANG 01
KESIMPULAN 05
KOMITE KEPERAWATAN
• Tenaga keperawatan RS
merupakan jenis tenaga
kesehatan terbesar
• Dalam profesi tenaga
keperawatan dikenal tindakan
yang bersifat mandiri dan
tindakan yang bersifat
delegasi.
• Diperlukan tenaga
keperawatan yang kompeten,
mampu berpikir kritis, selalu
berkembang serta memilki
etika profesi
LATAR BELAKANG
membantu
kepala/direktur
Rumah Sakit dalam
melakukan
Kredensial,
pembinaan disiplin
dan etika profesi
tenaga keperawatan
serta pengembangan
professional
berkelanjutan
TUGAS
Terdiri atas ketua,
sekretaris dan sub
komite (Subkomite
Kredensial,
Subkomite Mutu
Profesi, dan
Subkomite Etik dan
Disiplin Profesi)
ORGANISASI
Melingkupi tenaga perawat
dan bidan
Merupakan wadah non-
struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama
mempertahankan dan
meningkatkan
profesionalisme tenaga
keperawatan melalui
mekanisme kredensial,
penjagaan mutu profesi,
dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi.
KOMITE
KEPERAWATAN
SUBKOMITE KEPERAWATAN
• Dalam melaksanakan tugasnya ketua
komite dibantu oleh sub komite yang
terdiri dari sub komite Kredensial, mutu
profesi dan disiplin profesi.
• Dapat melibatkan mitra bestari
SUBKOMITE MUTU PROFESI
TUJUAN:
Memastikan mutu profesi tenaga keperawatan sehingga
dapat memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan
yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai
kewenangannya.
KEWENANGAN:
memberikan rekomendasi tindak lanjut audit keperawatan
dan kebidanan, pendidikan keperawatan dan kebidanan
berkelanjutan serta pendampingan.
SUBKOMITE KREDENSIAL
TUJUAN:
Memberi kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap
tenaga keperawatan dan melindungi keselamatan
pasien
KEWENANGAN:
memberikan rekomendasi rincian Kewenangan
Klinis untuk memperoleh surat Penugasan Klinis
(clinical appointment).
SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI
TUJUAN:
Menegakan disiplin tenaga keperawatan atas
pelanggaran etik dan disiplin yang telah dilakukan,
melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan, serta
memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan.
KEWENANGAN:
memberikan usul rekomendasi perubahan/modifikasi atau
pencabutan Kewenangan Klinis (clinical privilege) dan
memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN (NURSING STAF BY LAWS)
Peraturan internal staf keperawatan
merupakan peraturan penyelenggaraan
profesi staf keperawatan dan mekanisme
tata kerja Komite Keperawatan
KEWENANGAN KLINIS
Peraturan internal staf keperawatan
sebagai acuan serta dasar hukum yang
sah bagi Komite Keperawatan dan
kepala/direktur Rumah Sakit dalam hal
pengambilan keputusan tentang staf
keperawatan.
PENUGASAN KLINIS
KOMITE KEPERAWATAN
RAPAT
SUBKOMITE KREDENSIAL, MUTU PROFESI, ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
SUBSTANSI PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN
SISTEMATIKA
PMK NO
755/MENKES/PER/IV/2011
TENTANG PENYELENGGARAAN
KOMITE MEDIK DI RUMAH SAIIT
02
LATAR BELAKANG 01
PMK NO 49 TAHUN 2013
TENTANG KOMITE
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
03
PMK NO 42 TAHUN 2018
TENTANG KOMITE ETIK DAN
HUKUM RUMAH SAKIT 04
KESIMPULAN 05
KOMITE ETIK DAN
HUKUM RUMAH SAKIT
unsur organisasi nonstruktural yang membantu kepala
atau direktur rumah sakit untuk penerapan etika rumah
sakit dan hukum perumahsakitan
Setiap rumah sakit wajib melaksanakan
etika rumah sakit yang dituangkan
dalam bentuk Panduan Etik Dan
Perilaku (Code Of Conduct)
Pelaksanaan penarapan etika rumah sakit
melalui pembentukan
KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG
1. menghadirkan pihak terkait untuk menyelesaikan masalah etik Rumah Sakit
2. melakukan klarifikasi dengan pihak terkait sebagai penyusunan bahan rekomendasi
3. memberikan rekomendasi kepada Kepala atau Direktur Rumah Sakit mengenai sanksi terhadap pelaku pelanggaran Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan.
1. pengelolaan data dan informasi terkait etika Rumah Sakit
2. pengkajian etika dan hukum perumahsakitan
3. sosialisasi dan promosi Code of Conduct dan pedoman etika pelayanan
4. pencegahan penyimpangan, dan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Code of Conduct dan pedoman Etika Pelayanan
5. pembimbingan dan konsultasi dalam penerapan Code of Conduct dan pedoman Etika Pelayanan
6. penelusuran dan penindaklanjutan kasus terkait Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan sesuai dengan peraturan internal Rumah Sakit
7. penindaklanjutan terhadap keputusan etik profesi yang tidak dapat diselesaikan oleh komite profesi yang bersangkutan atau kasus etika antar profesi
Meningkatkan dan menjaga kepatuhan penerapan etika dan hukum di RS, dengan cara:
1. Menyusun, membina dan mengawasi penerapan Code of Conduct, pedoman Etika Pelayanan
2. menyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh komite etika profesi terkait atau kasus etika antar profesi di Rumah Sakit.
3. memberikan analisis dan pertimbangan etik dan hukum
4. memberikan pertimbangan mengenai kebijakan, peraturan, pedoman, dan standar yang memiliki dampak etik dan/atau hukum
5. memberikan pertimbangan dan/atau rekomendasi terkait pemberian bantuan hukum dan rehabilitasi bagi SDM rumah sakit.
TUGAS FUNGSI WEWENANG
Setiap Rumah Sakit harus memiliki Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct)
01. TUJUAN
mengatur dan mendorong seluruh
sumber daya manusia di Rumah Sakit
bekerja sesuai etika umum, etika profesi,
Etika Pelayanan, dan Etika
Penyelenggaraan
03. REVIU
Dilakukan pengkajian dan peninjauan ulang
secara berkala paling lama setiap 2 (dua) tahun
sekali disesuaikan dengan perkembangan,
kebutuhan pelayanan, dan dinamika Rumah Sakit
04. SOSIALISASI DAN PROMOSI
Sosialisasi dilakukan kepada pengelola dan seluruh SDM RS dengan
tujuan:
1. mewujudkan rasa memiliki Code of Conduct
2. meningkatkan pengetahuan dan wawasan seluruh SDM Rumah
Sakit
3. Memberikan keasadaran SDM RS bahwa Code of Conduct
merupakan bagian dari pelaksanaan pelayanan
05. PELANGGARAN
Setiap SDM RS yang mengetahui terjadinya pelanggaran Code of
Conduct wajib melaporkan kepada Komite Etik dan Hukum, komite
lain yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan etika profesi,
dan/atau atasan langsung.
02. PENYUSUNAN
disusun oleh Komite Etik dan Hukum dan
ditetapkan oleh Kepala atau Direktur
Rumah Sakit.
PENERAPAN PANDUAN ETIK DAN PERILAKU (CODE OF CONDUCT)
SISTEMATIKA
PMK NO
755/MENKES/PER/IV/2011
TENTANG PENYELENGGARAAN
KOMITE MEDIK DI RUMAH SAIIT
02
LATAR BELAKANG 01
PMK NO 49 TAHUN 2013
TENTANG KOMITE
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT
03
PMK NO 42 TAHUN 2018
TENTANG KOMITE ETIK DAN
HUKUM RUMAH SAKIT 04
KESIMPULAN 05
PENGADUAN
Etika Profesi
Etika Nonprofesi (TL oleh
Di luar etika profesi dan nonprofesi
Komite masing-masing tenaga kesehatan (Komite Medik,
Komite Keperawatan melaui sub komite etik dan disiplin)
KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT
TINDAK LANJUT PENGADUAN
1. Mengumpulkan dan analisis data dan informasi terkait dugaan pelanggaran etik
2. Melakukan pembahasan dugaan pelanggaran
• menghadirkan pihak terkait
• melakukan klarifikasi dengan pihak terkait
3. Menyusun laporan hasil
4. Menyusun rekomendasi mengenai sanksi terhadap pelaku pelanggaran Panduan
Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan
Penanganan dugaan pelanggaraan etik tidak dapat
diselesaikan atau melibatkan antar profesi
PENYELESAIAN SESUAI DENGAN MEKANISME
MASING-MASING
PELANGGARAN YA TIDAK
REHABILITASI Membuat Surat Keputusan/Eksekusi
sesuai dengan rekomendasi dari Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit
Dapat
melibatkan
komite etik dan
hukum RS lain
dalam bentuk
panitia adhoc
SECARA
EKSTERNAL
DAPAT
DILAKUKAN
MEDIASI OLEH
BPRS
PROVINSI
PENANGANAN DUGAAN PELANGGARAAN ETIK DAN HUKUM
RUMAH SAKIT
Ditindaklanjuti oleh Komite Etik dan Hukum RS
PRINSIP-PRINSIP DALAM PENANGANAN
DUGAAN PELANGGARAN ETIK DAN
HUKUM RUMAH SAKIT INDEPENDENSI 01
02
03
04
05
06
07
08
PRADUGA TAK BERSALAH
AKUNTABILITAS
KEHATI-HATIAN DAN KERAHASIAAN
OBYEKTIFITAS
EFEKTIF EFISIEN
PERLAKUAN YANG SAMA
EMPATI
HOSPITAL BYLAWS
PEMILIK/REPRESENTA
SI PEMILIK
TATA KELOLA KLINIS YANG
BAIK (GOOD CLINICAL
GOVERNANCE)
Medical Staf Bylaws/Other
Clinicalstaf Bylaws TATA KELOLA
PERUSAHAAN/KORPORASI
YANG BAIK (GOOD
CORPORATE GOVERNANCE) .
Corporate Bylaws
DIREKSI STAF KLINIS
MUTU PELAYANAN
KESEHATAN RS EVALUASI/PEMBINAAN
Pasal 36 UU RS: Setiap Rumah Sakit harus menyelenggarakan
tata kelola Rumah Sakit dan tata kelola klinis yang baik
PRAKTIK BISNIS
YANG SEHAT
KEDUDUKAN HOSPITAL BYLAWS
Memuat ketentuan-
ketentuan pokok yang
merupakan dasar bagi
berjalannya organisasi
ANGGARAN DASAR
RUMAH SAKIT
ANGGARAN
RUMAH TANGGA
RUMAH SAKIT
PENDIRIAN
RUMAH SAKIT
(GOVERNING BODY
atau yang mewakili)
hal-hal mendasar saat
pendirian organisasi
rumah sakit
aturan yang menjabarkan kaidah
dasar yang ada didalam anggaran
dasar setiap rumah sakit
HOSPITAL BYLAWS
KONSTITUSI BAGI RUMAH SAKIT
tujuan pendirian,
pengelolaan, pengurus,
tugas dan wewenang
pengurus, waktu
pendirian
visi, misi, bidang
usaha yang akan
dijalankan,
Corporate bylaws Medical staff
bylaws
Berisi hal-hal yang lebih bersifat spesifik
bagi kebutuhan implementasi dari prinsip-
prinsip umum yang tercantum
dalam hospital bylaws
RULE AND REGULATION RUMAH SAKIT
OPERASIONALISASI
RUMAH SAKIT
(DIREKTUR)
PERSIAPAN
PENYELENGGARAAN
RUMAH SAKIT
(GOVERNING BODY atau
yang mewakili)
Agar pelaksanaan tugas dan fungsi masing-
masing unsur dari organisasi rumah sakit
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku sesuai
dengan tailor made masing-masing rumah
sakit
Terima Kasih
Top Related