Gejala Dan Penyebab Rusaknya Power Steering
07.23 Pawarta Label: mobil, otomotif, tips otomotifSetiap mobil dengan pembuatan di tahun 2000 ke atas biasanya sudah di lengkapi dengan piranti kemudi power steering. Untuk tipe mobil lawas dan angkutan berat sebagian masih menggunakan Power Steering jenis fluida cair atau di sebut juga hidrolik. Fluida yang digunakan biasanya adalah oli dengan viscositas rendah atau encer, oli dipompa hingga tekanannya naik kemudian di gunakan untuk mendorong atau menggeser batang kemudi.
Pompa Power steering di gerakkan/diputar menggunakan V belt dan pulley yang kemudian di hubungkan dengan poros mesin.
Bagi pemilik mobil dengan power steering jenis hidrolik sangat penting untuk selalu mengecek dan merawat agar selalu bekerja dengan normal karena jenis ini lebih banyak menggunakan komponen di banding jenis power steering lainnya.
Untuk mencegahan anda harus mengenali apa saja gejala dan penyebab rusaknya power steering mobil.
Berikut ini Pawarta.com rangkumkan beberapa ciri gejala dan penyebabnnya :
Umur Power Steering. Pada usia Power steering lebih dari 5 tahun atau mobil yang sudah digunakan hingga jarak tempuh 100 ribu km, biasanya akan mengalami kerusakan atau kebocoran pada selang dan seal rack steer. Hal ini di tandai dengan tetesan oli atau rembesan yang berasal dari rumah rack, tanda tanda yang lain adalah ketika setir di belokkan timbu suara bedecit atau dengungan seperti gesekan.
Sementara waktu masalah ini dapat di tangani dengan rajin mengecek oli power steering dan menambahnya jika kurang, tapi sebisa mungkin untuk segera membongkarnya dan mengganti seal, selain itu juga lakukan pembersihan rumah as rack steer dari kotoran dan gram (logam lembut) karena bila terlalu lama dibiarkan dapat mengores permukaan As steer dan merusak komponen lainnya.
Oli Power Steering. Untuk anda yang ingin mengganti atau menambah oli power steering sendiri di rumah, jangan salah mengisinya dengan oli rem, walaupun kekentalan nya sama, oli rem mempunyai sifat yang berbeda dengan oli jenis power steering. Kesalahan atau kecerobohan ini dapat merusak pompa oli, karena selain sebagai fluida kerja oli power steering
juga sebagai pelumas pompa.
Karet Boot Rack Steer Robek. Biasanya karena sudah termakan usia atau tersangkut karena letaknya di bawah, karet pelidung rack steer atau lebih di kenal dengan karet boot mengalami kerusakan atau sobek. Jika terlalu lama di biarkan debu, air dan pasir dapat masuk dan membuat rack steer berkarat, lebih parahnya lagi adalah menyebabkan permukaannya tergores dan membuat seal oli bocor. Gejala awalnya adalah stir menjadi berat dan mengeluarkan bunyi jika roda berbelok. Anda bisa melakukan pengecekan sekalian mengganti oli mesin, jika karet ini robek segera ganti dengan yang baru.
Pemakaian Tidak Wajar. Pemakaian extreme dapat menyebabkan selang dan karet karet seal rusak, hal ini terjadi karena penggunaan mobil di luar batas. Contohnya pada mobil offroad, rely, slalom dan drifting yang sering melakukan belokan maneuver ekstrem sehingga membuat tekanan oli pada sirkuit power steering menjadi sangat tinggi dan panas. Semakin sering diperlakukan seperti itu, selang akan rusak dan bocor.
Lebih baik mencegah dari pada memperbaiki, karena untuk melakukan service power steering tidak lah murah selain itu juga memakan waktu lama. Bila anda ingin lebih awet lakukan langkah Tips Merawat Power Steering Supaya Awetpada kendaraan.Untuk servis ataupun perbaikan, ganti seal membutuhkan waktu 3-4 jam dengan biaya Rp 150.000 - 450.000. Namun jika terjadi kerusakan pada mekanis, misalnya rack as power steering, biaya hingga mencapai Rp 2 juta. (YS)http://www.pawarta.com/2013/06/gejala-dan-penyebab-rusaknya-power.html
Power Steering dan Solusi jika terjadi Kerusakan !!!Pada sebuah mobil, power steering merupakan sebuah elemen yang sangat penting keberadaannya. Sebab, power steering merupakan bagian dari mobil yang berfungsi untuk memudahkan pengemudi dalam mengendalikan mobilnya (dalam menyetir). Oleh sebab itu, menjaga power steering agar tidak rusak (aus) sangatlah penting. Sebab jika power steering sampai rusak, sudah tentu akan menyusahkan kita (pengemudi), apalagi jika hal tersebut terjadi di tengah jalan, tentu juga bukan perkara mudah untuk mengatasinya.
gambar dari solusimobil.com
Sebenarnya, kerusakan pada power steering bisa diketahui dengan cara memperhatikan cairan power steeringnya (power steering fluida). Power steering fluida ini merupakan cairan hidrolik yang mentransmisikan listrik di power steering. Cairan ini juga mempunyai peran yang signifikan terhadap mekanisme power steering secara keseluruhan.
Jika dalam mendeteksinya anda menemukan sistem kemudi mobil yang bocor, sebaiknya anda periksa atau cek cairan power steeringnya. Sebab untuk power steering yang minyak atau cairannya tidak diganti secara berkala atau teratur, ada kemungkinan komponen power steeringnya (seal, o-ring atau komponen dari power steering lainnya) sudah aus atau bahkan pecah sehingga menimbulkan masalah pada sistem kemudi.
Jika yang terjadi adalah komponennya aus, maka solusi penanganannya cukup sederhana, yakni bisa dilakukan dengan cara mengganti minyaknya dengan minyak power steering yang baru. Tapi, jika kerusakan yang terjadi adalah pecahnya komponen power steering, maka solusinya tidak cukup kalau hanya dengan mengganti minyaknya. Sebab, jika ada salah satu dari komponen power steering tersebut yang pecah, itu berarti seluruh sistem (komponen) power steering dipaksa bekerja lebih keras. Kondisi yang demikian tentu dapat merusak power steering itu sendiri secara keseluruhan. Nah, untuk kondisi yang seperti ini, tidak ada jalan lain selain
menggantipower steering secara keseluruhan yang tentunya harganya cukup menguras dompet.http://tips-otomotif-terbaru.blogspot.com/2013/03/power-steering.html
SISTEM POWER STEERING
A. Pengertian power steering
Power steering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk
meringankan memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan
putaran kemudi yang ringan tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk
mengendalikan kemudi, terutama pada kecepatan rendah dan
menyesuaikannya pada kecepatan menengah serta tinggi.
Pada kecepatan rendah gaya gesek ban dengan jalan cukup tinggi, apalagi
untuk tipe ban tekanan rendah dengan telapak ban yang lebar.
Power steering mempunyai dua tipe peralatan yaitu tipe hidraulis yang
menggunakan tenaga mesin, dan yang lainnya menggunakan motor listrik
atau biasa di sebut Electric Power Steering (EPS).
Pada power steering yang menggunakan tenaga mesin , tenaga mesin di
pakai untuk menggerakkan pompa, sedangkan pada jenis yang
menggunakan motor listrik, pompa digerakkan oleh motor listrik. Keduanya
sama – sama bertujuan untuk membangkitkan tekanan hidraulis yang
dipakai untuk menggerakkan torak pada power cylinder dan memberikkan
tambahan tenaga pada pinion dan rack.
Syarat sebuah power steering harus sesuai dengan gaya pengemudian
dimana pada saat kecepatan rendah usaha pengemudian harus lebih rendah
(ringan) dan semakin tinggi kecepatan kendaraan, maka usaha yang
diperlukan untuk pengemudian harus semakin kecil. Untuk memperoleh
gaya kemudi yang sesuai, beberapa mobil memiliki power steering dengan
peralatan khusus yang dipasang pada pompa (vane pump) atau gear
housing.
Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada gear
housing merupakan tipe power steering dengan sensor kecepatan
kendaraan, dimana kecepatan kendaraan dideteksi dengan speed sensor
dan tekanan fluida yang bekerja pada pompa akan berubah ubah
berdasarkan sensor kecepatan.
Power steering yang menggunakan sensor yang terpasang pada vane pump
merupakan tipe pwer steering dengan sensor putaran mesin (RPM). Pada
tipe pengindera rpm mesin, di atas kecepatan tertentu volume aliran fluida
diturunkan sehingga tekanan yang bekerja pada pompa akan berkurang.
• Penggunaan power steering memberikan beberapa keuntungan seperti
1. Mengurangi steering effort
2. Kestabilan yang sangat tinggi selama pengemudian
3. Mengurangi guncangan dari ketidak rataan permukaan jalan yang di
salurkan pada steering wheel.
• Cara perawatan power steering agar awet :
1. Bila kendaraan mau belok sebaiknya jalan atau gerak dulu baru belok.
2. Jangan terlalu sering membelokkan steer sampai mentok/patah terlalu
lama.
3. Memilih minyak Power Steering yang original (jenis ATF).
4. Memilih spare parts yang original bila diservice.
5. Untuk hidrolik jenis rack steer, disarankan setiap mencuci kendaraan
karet pelindung (boot steer) kanan dan kiri diperiksa, apakah lepas,
robek atau terjadi kerusakan lainnya.
6. Jika parkir kendaraan, hendaknya posisi roda bagian depan harus
lurus.
7. Gunakan jenis ban dengan tingkat gesekannya rendah
• Cara kerja power steering :
1. Posisi netral
Alirkan ke katup pengontrol ( control valve ). Bila katup pengontrol berada
pada posisi netral, semua minyak akan mengalir melalui katup pengontrol ke
saluran pembebas ( relief port )dan kembali ke pompa. Pada saat ini tidak
terbentuk tekanan dan arena tekanan kedua sisi sama, torak tidak bergerak.
2. Pada saat membelok
Pada saat poros utama kemudi (steeringmain shaft) diputar ke salah satu
arah, katup pengontrol juga akan bergerak menutup salah satu saluran
minyak. Saluran yang lain akan terbuka dan akan terjadi perubahan volume
aliran minyak dan akhirnya terbentuk tekanan. Pada kedua sisi torak akan
terjadi perbedaan tekanan dan torak akan bergerak ke sisi yang bertekanan
rendah sehingga minyak yang berada dalam ruangan tersebut akan
dikembalikan ke pompa melalui katup pengontrol.
B. Macam-Macam Power Steering yaitu :
1. Hidrolik Power Steering
Hidrolik Power Steering adalah sebuah sistem hidrolik (servo hidrolik) yang
berfungsi untuk memperingan tenaga yang dibutuhkan untuk memutarkan
kemudi terutama pada kecepatan rendah dan menyesuaikannya pada
kecepatan menengah serta tinggi. Pada kecepatan rendah gaya gesek ban
dengan jalan cukup tinggi, apalagi untuk tipe ban tekanan rendah dengan
telapak ban yang lebar.
A. Cara kerja power steering hidrolic :
Ketika kemudi diputar, tahanan yang terbentuk oleh berat kendaraan dan
mobil gesekan antara ban dan permukaan jalan menyebabkan torsion bar di
dalam rotary valve menjadi membelok. Hal ini merubah posisi valve spool
dan sleeve, kemudian mengarahkan minyak power steering dibawah
tekanan ke power cylinder.
Perbedaan tekanan pada satu sisi piston (yang dipasang pada rack)
membantu menggerakkan rack untuk mengurangi usaha putar. Minyal
pelumas yang ada di dalam sisi power cylinder lainnya dipaksa ke control
valve dan kembali ke pump reservoir. Pada saat steering efforts berhenti,
maka control valve diketengahkan oleh gaya putar dari torsion bar, tekanan
diseimbangkan pada kedua sisi piston, dan roda depan kembali lurus ke
posisi depan.
Power steringhidrolic / Manual
Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical
dengan integral piston dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary
valve yang mengarahkan aliran minyal power steering dan mengontrol
tekanan untuk mengurangi steering effort (suatu usaha daya yang
diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan yang
terbentuk oleh adanya berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban,
menyababkan torsion bar di dalam rotary valve menjadi agak cenderung
melenceng. Hal ini akan merubah posisi valve spool dan sleeve, karena
itulah diperlukan pengarahan pelumas bertekanan ke proper end yang
terdapat pada power cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi piston (yang
dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi
langkah usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder yang berlawanan
didesak ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering
effort berhenti, maka control valve akan diketengahkan oleh gaya melintir
dari torsion bar, tekanan pada kedua sisi piston akan disamakan, dan roda
depan kembali ke posisi lurus ke depan.
A. Konstruksi System
Keterangan :
1. Reservoir
2. Unit pompa
3. Pipa pendingin
4. Unit pengatur sirkit aliran minyak
5. Rumah gigi kemudi
6. Saluran pembagi
Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:
• Rack and pinion steering gear box
Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak Power Steering dari kemudi
atas kemudian di teruskan ke bagian roda dengan dibantu oleh komponen
understeel atau kaki-kaki kendaraan (tie rod, rack end, idle arm dll). Di
dalam system RackPinion/Gearbox terdapat piston dan valve(katup) yang
bekerja sesuai tekanan olie yang disalurkan melalui Vane Pump, selain itu
terdapat juga seal-seal yang berguna menahan tekanan olie agar tidak bocor
keluar.
• Power steering oil pump
Pompa PS berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang
bertekanan tinggi yang kemudian diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox
melalui Selang Tekan (Selang bertekanan tingi). Posisi Vane Pump selalu
berada di bagian atas dari RackPinion/Gearbox. Dan hampir setengahnya
system Power Steering dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa, oleh
karena itu bila terdapat kerusakan pada Pompa hampir dipastikan system
Power Steeringnya juga tidak akan jalan alias rusak. Tipe pompa banyak
sekali, antara lain :
pompa torak, membran, plunger, roda gigi luar, roda gigi dalam, vane, screw
dan lain-lain. Tekanan yang diperlukan merupakan tekanan secara menerus
(continue), sehingga tipe pompa yang digunakan adalah tipe Vane atau Roda
Gigi. Pompa menghasilkan tekanan dengan memanfaatkan putaran mesin,
sehingga volume pemompaan sebanding dengan putaran mesin.
Pengaturan jumlah minyak yang mengalir keluar dari pompa diatur oleh flow
control valve, sehingga selalu konstant. Pada kenyataannya, karena tahanan
pengemudian pada kecepatan tinggi berkurang maka jumlah aliran minyak
juga harus dikurangi, supaya stabilitas pengemudian tetap terjaga Pada
power steering rpm sensing dan power steering yang mempunyai flow
control valve dengan built-in control spool, jumlah aliran minyak akan diatur
sesuai dengan kecepatan kendaraan.
Kerja pengaturan jumlah aliran fuida/ minyak oleh flow control valve dan
control spool adalah sebagai berikut :
a). Pada Putaran Rendah
Pada putaran rendah (650 s.d. 1250 rpm), tekanan yang dihasilkan oleh
pompa akan dialirkan ke dua saluran yaitu x (saluran ke flow control valve)
dan y (saluran ke control spool). Aliran yang melewati saluran x sebagian
kembali ke pompa dan sebagian lagi keluar (P1). Aliran P1 diteruskan
melewati orifice 1 & 2 dan terbagi menjadi dua yaitu output pompa dan
dialirkan ke sebelah kiri flow control valve menjadi tekanan P2. Perbedaan
tekan P1 dan P2 tergantung putaran mesin. Pada saat putaran mesin naik
maka terjadi kenaikan perbedaan antara P1 dan P2.
Apabila tekanan P1 melebihi kekuatan pegas ”A”, maka flow control valve
akan bergerak kek kiri, sehingga membuka saluran pengeluaran ke sisi
pengisapan pompa sehingga jumlah aliran pengeluaran tidak naik. Pada
kondisi ini jumlah aliran minyak dikontrol pada ± 6.6 ltr/ min.
b). Pada Putaran Menengah
Pada saat putaran menengah (1250 s.d. 2500 rpm) tekanan pengeluaran
pompa (P1) yang bekerja pada sisi kiri control spool valve mempunyai
tekanan yang mampu mengalahkan tekanan pegas ”B”, sehingga control
spool valve tergerakkan ke kanan. Dengan bergesernya control spool valve
maka besarnya lubang orifice 2 berkurang, sehingga tekanan out-put pompa
dan tekanan P2 berkurang yang menyebabkan flow control valve semakin
bergeser ke kiri.
Jadi pada posisi putaran menengah control spool valve akan tergeser ke
kanan dan memperkecil orifice 2 sehingga mengurangi volume fluida yang
melalui orifice.
c). Pada Putaran Tinggi
Jika putaran mencapai lebih dari 2500 rpm, control spool valve akan
optimum terdorong ke kanan sehingga menutup orifice 2 dengan sempurna.
Pada kondisi ini out-put pompa dan P2 hanya melalui orrifce 1, sehingga
jumlah alirannya menjadi kecil, yaitu 3.3 ltr/ min.
Di dalam flow control valve terdapat relief valve yang berfungsi untuk
mengatur tekanan kerja. Jika tekanan kerja mencapai 80kg/ cm2, pegas
relief valve akan terdorong sehingga relief valve terbuka dan P2 turun.
Oil reservoir
Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli P/S.
Tubes/Hose (selang)
Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang bertekanan tinggi dari
Vane Pump ke bagian Rack Pinion/Gearbox, dengan perputaran/rotasi
yang sangat cepat maka dapat menimbulkan efek bunyi jika bahan
selang yang dipakai kurang bagus kualitasnya.
b. Prinsip Kerja Power Steering Hidrolis
Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan
oleh power steering pump gunanya adalah untuk mengurangi langkah usaha
yang diperlukan untuk memutar kemudi. Power steering pump dipasang di
depan engine. Pompa yang dipakai adalah tipe vane-type, dan digerakkan
oleh crankshaft melalui drive belt.
Minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa pada saat mesin
dalam keadaan hidup. Minyak ini ditekan oleh satu power steering switch
dan control valve yang letaknya di dalam power steering pump.
2. Electric Power Steering
Pada mobil toyota tahun 2005 sudah menerapkan Electric Power Steering
(EPS), dimana proses kerja power steering yang awalnya menggunakan
sistem hidrolis berubah menjadi sistem elektris.
Ciri khas yang terdapat pada EPS adalah sudah tidak menggunakan pompa
power steering. Pada mobil toyota tahun 2005 sudah menerapkan Electric
Power Steering (EPS), dimana proses kerja power steering yang awalnya
menggunakan sistem hidrolis berubah menjadi sistem elektris.
a. Cara kerja sistem electric power steering (EPS)
Ketika kunci di putar ke posisi On, Control module memperoleh arus listrik
untuk kondisi stand bay, bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel
instrumen menyala. Dan ketika mesin dihidupkan, Noise suppressor segera
menginformasikan pada control module untuk mengaktifkan motor listrik
dan clutch pun langsung menghubungkan motor dengan batang setir.
Salah satu sensor yang terletak pada steering rack bertugas memberi
informasi pada control module ketika setir mulai diputar yang dinamakan
Torque Sensor, alat ini akan memberikan informasi kepada control module
sejauh mana setir diputar dan seberapa cepat putarannya.Dengan informasi
tersebut control module segera mengirim arus listrik sesuai kebutuhan ,
motor listrik akan memutar gigi kemudi, dengan begitu proses memutar setir
menjadi ringan.Vehicle speed sensor bertugas begitu mobil mulai melaju.
sensor ini memberikan informasi bogi control module tentang kecepatan
kendaraan, jika kecepatan melampaui 80 KM maka motor elektrik akan di
nonaktifkan sehingga dengan begitu setir menjadi berat dan meningkatkan
safety. Jadi sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik sesuai yang
dibutuhkan oleh motor listrik dan memberikan kode tertentu jika ada
malfungsi pada system
Electric Power Steering
Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya
komponen yang sama seperti pada sistem power steering konvensional.
Sebagai tambahannya adalah sebuah solenoid valve pada power steering
gear box, dan satu control unit dekat dibawah audio yang terletak di panel
farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli pada steering gear box,
disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control module
yang menerima sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.
Gambar :Cara Kerja Electric Power
Steering
Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke
posisi ON, Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by,
bersamaan dengan itu indikator EPS pada panel instrumen menyala. Saat
mesin hidup, Noise Suppressor segera menginformasikan pada Control
Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun langsung
menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang terletak
pada steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika
setir mulai diputar. Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi
tentang sejauh apa setir diputar dan seberapa cepat putarannya. Dengan
dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim arus listrik sesuai
yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan begitu
proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu
mobil mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module
tentang kecepatan kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai
sejak 80 km/jam, motor elektrik akan dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi
sistem EPS ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik
hanya sesuai kebutuhan saja. Selain mengatur kerja motor elektrik
berdasarkan informasi dari sensor, Control Module juga mendeteksi jika ada
malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada panel instrumen akan
menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya, Control
Module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan
motor dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi
EPS ini masih terhubung dengan setir via batang baja, maka mobil masih
dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau memutar setir akan terasa berat
seperti kemudi tanpa power steering.
Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik
seperti:
1. Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
2. Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran
setir.
3. Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu
control module tentang kecepatan mobil.
4. Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi
ke control module jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
5. Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya
untuk menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir
sesuai kondisi.
6. Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin
sedang bekerja atau tidak.
7. On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang
akan menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.
b. Keungulan Electric Power Steering
EPS tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa
mengontrol tekanan hydraulic pressure yang bereaksi berdasarkan counter-
force plunger yang ada pada gear box tetapnya di dalam input shaft, oleh
karena itulah karakteristik steering effort vs. tekanan hydraulic bervariasi
tergantung dari kecepatan kendaraan untuk memberikan karakteristik
kemudi yang optimal pas dengan kecepatan kendaraan dan kondisi kemudi.
1. Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran
kemudi ringan.
2. Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.
3. Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan
bertambah untuk menambah kestabilan dan kenyamanan kemudi.
4. Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau
mendekati posisi netral, fungsi reactionary plunger akan menambah
steering effort agar kemudi lebih stabil.
5. Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang
dan cepat, meskipun ada rintangan besar dari permukaan jalan,
namun tidak akan mempengaruhi arah control kemudi, karena tekanan
ouput hydraulic untuk steering effort menjadi tinggi sama seperti
power steering konvensional.
6. Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya
elektrikal, temasuk control unit dan sensors, namun karakteristik
power steering normal masih bisa di dapat.
Permasalahan yang timbul biasanya adalah kemudi/ steer terasa
berat sehingga ada indikasi bahwa power steering menjadi salah satu
kemungkinan penyebabnya, walaupun bukan merupakan satu-satunya
penyebab. Jika ada permasalahan tersebut maka dalam melakukan
pemeriksaan sistem power steering adalah sebagai berikut :
1. Periksa power steering belt (belt pemutar pompa power steering). Jika
kondisinya rusak maka harus diganti namun jika hanya kendor/
longgar lakukanlah penyetelan kekencangan belt-nya (lihat spesifikasi
pada workshop manual).
2. Periksa minyak power steering. Cek jumlah dan kualitas minyak
dengan melihat deep stik pada tabung recervoir. Lakukan juga
pengecekan terhadap kebocoran yang mungkin terjadi pada pipa/
selang penghubung. Jika ada kebocoran perbaiki atau atasi terlebih
dahulu kebocoran yang terjadi, tambahkan minyak power steering
pada recervoir dan lakukan bleeding. Bleeding dilakukan dengan
menghidupkan mesin pada 100 rpm, kemudian roda kemudi diputar
secara maksimum ke kanan dan ke kiri tiga atau emapat kali.
Penggantian minyak dilakukan jika minyak ditemukan sudah
teroksidasi/ berbuih/ berbusa dan atau bahkan sudah ada emulsi.
Penggantian minyak dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Naikkan bagian depan kendaraan
Lepaskan pipa pengembalian minyak dari recervoir dan keluarkan
minyak
Dengan mesin hidup idling, putarkan roda kemudi maksimum kekanan
dan ke kiri sambil mengeluarkan minyak.
Matikanlah mesin.
Isikan minyak baru ke recervoir.
Hidupkan mesin pada 1000 rpm.
Setelah minyak keluar melalui pipa saluran balik, pastikan bahwa
minyak direcervoir selalu penuh dan minyak yang keluar melalui
saluran balik tidak bercampur udara.
Pasang kembali pipa pengembalian minyak dari recervoir.
Lakukan pembuangan udara yang kemungkinan masih tersisa
(bleeding) dengan cara sebagaimana dijelaskan di atas.
Pastikan bahwa pada saat mesin dimatikan, kenaikan level minyak
pada recervoir tidak lebih dari 5 mm.
3). Periksa tekanan minyak power steering.
Dengan menggunakan pressure gauge pastikan bahwa tekanan minyak tidak
lebih rendah dari 65 kg/ cm pada kondisi maksimum belok dan atau pada
saat idle dan
saluran pressure gauge diblok (max bloking 10 detik).
http://muharfan95.wordpress.com/materi-3/sistem-power-steering/
Cara Menghindari Kerusakan Power Steering Mobil
Power Steering merupakan komponen system kemudi yang menggunakan
tenaga hidrolik untuk membantu kita meringankan stir /kemudi waktu
menggerakkan stir, dengan power steering mobil menjadi lebih mudah untuk
di kendalikan, karena seberat apapun beban putaran stir akan di bantu oleh
kinerja power steering sehingga beban putaran setir menjadi lebih ringan.
Perbandingan antara mengendarai mobil sudah menggunakan power stering
dengan yang belum menggunakan power steering akan sangat terasa sekali,
hal ini bisa kita buktikan pada saat kita mencoba mengendarai mobil yang
belum menggunakan power steering akan terasa lebih berat pada beban
putaran stir bila kita bandingkan dengan mobil yang baru atau sudah
menggunakan power steering pastinya lebih ringan dan nyaman.
Kerusakan umum yang biasa terjadi pada power steering ialah power
steering berat dan bocor, jika sudah ada kerusakan dihimbau untuk tidak
membeli komponen power steering bekas meskipun harganya lebih murah,
karena tidak bisa menghasilkan cara kerja power steering yang maksimal,
yang justru akan membuat pembengkakan biaya dimasa yang akan datang.
Berikut beberapa tips untuk menminimalisir terjadinya kerusakan pada
power steering mobil yang kita miliki:
Usahakan tidak memutar atau menggerakkan stir/ kemudi ketika mesin kendaran mati.
Ketika akan membelokkan mobil, usahakan mobil dalam kondisi jalan atau bergerak, hal ini sebagai upaya mengurangi beban putaran stir.
Jangan terlalu sering membelokkan steer sampai mentok/patah terlalu lama, karena jika terlalu lama akan membuat tekanan pada sil power steering semakin kuat, akibatnya sil cepat rusak/ bocor.
Gunakan minyak Power Steering yang original (jenis ATF) pada saat penambahan atau penggantian.
Memilih spare parts yang original bila disservice, hindari spearpart KW. Kami sarankan pada setiap mencuci kendaraan, perhatikan karet pelindung (boot
steer) kanan dan kiri, apakah lepas, robek atau terjadi kerusakan lainnya, jika terjadi kerusakan ringan segera perbaiki atau ganti yang baru.
Usahakan selalu memarkir kendaraan dengan posisi roda bagian depan lurus. Gunakan jenis ban dengan tingkat gesekannya rendah untuk menjaga sil dari
tekanan yang bisa menyebabkan kerusakan.
Rasanya power steering adalah komponen mobil yang sudah menjadi
kelengkapan utama atau kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh semua
jenis mobil di jaman sekarang, hal ini ditujukan untuk memberikan rasa
nyaman terhadap pengemudi, tetapi apabila ada kerusakan pada power
steering juga akan membuat kita kebingungan, selain kesulitan dalam
mengendarai mobil juga akan menimbulkan masalah finansial baru untuk
kita, sebab spearpart penggantinya juga tidak murah, biasanya untuk power
steering set original Toyota berkisar antara dua sampai empat juta rupiah,
untuk jenis mobil Mitsubishi pastinya akan lebih mahal. Oleh karena itu
sebaiknya kita jaga power steering mobil kita dari segala kemungkinan
kerusakan.
http://superpolishpremium.com/menghindari-kerusakan-power-steering-mobil/
Ini Penyebab 'Power Steering' Berat dan Mendengung
wikihow.com
Berita Terkait
BMW, Mobil Mewah Terlaris Cara Mudah Atasi Injektor Bermasalah Inilah Tips Aman Bermotor Saat Musim Hujan Mercedes Benz, Merek Mobil Mewah Terbaik 2011 Nissan Indonesia Belum Berminat Jual Sedan Murah Almera
Topik
#otomotif Besar Kecil Normal
TEMPO.CO, Jakarta - Perangkat power steering di mobil selain memberi
kemudahan juga menyuguhkan kenyamanan dalam pengendalian. Berkat
peranti itu, pengemudi tak usah bersusah payah memutar roda kemudi saat ingin
memutar haluan atau ingin memutar arah mobil. Begitu pun saat parkir.
“Namun, bila perangkat itu bermasalah, pengemudi dan penumpang akan
merasa sangat terganggu,” kata Gandung Munardi, spesialis power
steering Berkah Abadi, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis, 16 Juni 2011.
Bahkan, power steering yang rusak atau tiba-tiba seret dan berat bisa berpotensi
memicu kecelakaan. Untuk itu, mengenali potensi dan gejala masalah di power
steering serta cara penyelesaiannya sangatlah perlu.
Lantas, apa saja gejala itu dan bagaimana cara mengatasinya? Berikut tips dari
Gandung:
1. Putaran power steering berat
Ada beberapa hal yang menyebabkan power steering berat. Pertama, tekanan
dari pompa yang tidak maksimal karena telah aus. Hal itu bisa terjadi karena
adanya kebocoran pada selang oli atau minyak power steering.
“Segera lakukan penggantian selang bila selang telah rusak,” saran Gandung.
Kedua, oli atau minyak yang telah habis. Cara kerja power steering hidrolik
sangat tergantung pada keberadaan oli. Pasalnya, cairan itulah yang
memberikan tekanan fluida, sehingga pompa dan komponen lainnya di
sistem power steering bekerja.
Ketiga, seal di rak pinion tidak dalam posisi yang tepat.
Ketidaktepatan seal atau worm steering dapat menimbulkan kebocoran minyak
atau oli. Akibatnya, tekanan oli juga kurang kuat. Walhasil, putaran power
steering pun semakin berat.
Keempat, baut rack pinion atau worm steering terlalu kencang. Baut yang terlalu
kencang akan menyebabkan putaran power steering berat, meski oli lancar
mengalir. Karena itu, segera setel ulang bila menemui gejala itu.
Kelima, ball joint telah aus. Bila peranti itu telah aus yang ditandai dengan
kondisi kering, segera ganti.
2. Power steering berisik atau mendengung
Menurut Gandung, selama menangani permasalahan power
steering mendengung, penyebab yang paling kerap ditemui ada dua. Keduanya
adalah selang yang telah aus dan pompa bocor.
Seperti saat power steering terasa berat, selang yang telah aus, terutama
banyak rajutan benang yang putus, akan mengganggu aliran fluida. Seretnya
aliran cairan itulah yang menyebabkan getaran dan suara mendengung.
“Karena itu sangat disarankan secara rutin memeriksa kondisi selang tersebut,”
ujar Gandung.
Segera ganti bila selang tersebut telah aus. Pasalnya, bila dibiarkan, kerusakan
akan merembet ke bagian lain.
Penyebab kedua, yaitu pompa yang bermasalah. Akar kerusakan peranti ini
adalah oli yang bocor. Akibat kebocoran itu, dinding pompa yang saling
bergesekan dengan blade rusak. “Hal itu lantaran mereka saling bergesekan
tanpa ada pelumas,” ucap Gandung.
Jadi, segeralah bawa ke bengkel bila menemui gejala masalah tersebut. Periksa
dan segera ganti selang yang bocor.
http://www.tempo.co/read/news/2011/06/16/123341180/Ini-Penyebab-Power-Steering-Berat-dan-
Mendengung
Top Related