BABBABBABBAB IVIVIVIV
HASILHASILHASILHASIL DANDANDANDAN PEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASANPEMBAHASAN
4.1.Gambaran4.1.Gambaran4.1.Gambaran4.1.Gambaran UmumUmumUmumUmum GugusGugusGugusGugus DwijawiyataDwijawiyataDwijawiyataDwijawiyata KotaKotaKotaKota
MagelangMagelangMagelangMagelang
Di kota Magelang terdapat 69 sekolah yang
tersebar di 3(tiga) kecamatan yaitu Kecaamatan
Magelang Utara, Magelang Tengah dan Magelang
Selatan. Sekolah-sekolah tersebut dikelompokkan
menjadi 12(duabelas) Gugus atau satuan beberapa
Sekolah Salah satu dari 12 gugus adalah Gugus
Dwijawiyata dengan beranggotakan 5(lima) sekolah
negeri dan 1 sekolah swasta sebagai berikut:
Tabel 1.1. Kepala Sekolah Gugus Dwijawiyata Tahun 2014
No Sekolah Nama Kepala Sekolah KSDI SD
Pendidikan
1 SDN Magelang 3 Hari Puryani,M.Pd 2012 S-22 SDN Magelang 4 Endang Ag.,S.Pd 2009 S-13 SDN Magelang 5 Ngadiran,M.Ag 2011 S-24 SDN Magelang 6 Sariyem,S.Pd 2012 S-15 SDN Magelang 7 Sunardiyana,M.Pd 2013 S-26 SDK Pendowo P.A.Pramana,S.Pd 2012 S-1
Sedangkan kondisi sekolah dilihat dari jumlah
rombongan belajar, jumlah guru (pendidik) dan tenaga
kependidikan Nampak dalam tabel 1.2.
Tabel 1.2. Data Rombongan Belajar dan Tenaga Guru
dan Tenaga Kependidikan
No SekolahJUMLAH
Rombel Siswa Guru Tendik PTK
1 SDN Magelang 3 6 191 9 3 122 SDN Magelang 4 6 175 9 2 113 SDN Magelang 5 6 189 10 3 134 SDN Magelang 6 12 425 14 7 215 SDN Magelang 7 12 376 17 11 286 SDK Pendowo 6 88 8 3 11
4.2.4.2.4.2.4.2. HasilHasilHasilHasil PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitan
yang dilakukan di Gugus Dwijawiyata mengenai
Perencanaan Supervisi Akademik, Pelaksanaan
Supervisi Akademik dan Analisa Tindak lajut Hasil
Supervisi Akademik.
4.2.14.2.14.2.14.2.1 PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik
4.2.1.1 Pemahaman Konsep Supervisi Akademik
Berdasarkan data yang diperoleh lewat
wawancara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman konsep supervisi akademik
Kepala Sekolah, dan di bawah ini jawaban salah satu
Kepala Sekolah:Ya, sedikit faham, supervisi menurut saya
adalah proses penilaian pembelajaran yangdilakukan oleh kepala sekolah kepada guru didalam kelas(KS-A)
Sementara Kepala Sekolah yang lain menjawab
tidak faham. Melihat hasil FGD Kepala sekolah dan
Pencermatan Dokumen Perencanaan Supervisi
Akademik yang memuat Standar Perencanaan Supervisi
Akademik, jawaban tersebut tidak benar seluruhnya.
Jadi dari jawaban tersebut nampak bahwa Kepala
Sekolah tidak faham konsep Supervisi Akademik yang
benar karena mengacu pada teori atau konsep
Supervisi akademik dinyatakan bahwa Supervisi
Akademik adalah serangkaian kegiatan membantu
guru mengembangkan kemampuannya mengelola
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang harus di design dengan baik yang
diwujudkan dalam program supervisi akademik.
4.2.1.2 Pemahaman Prinsip-Prinsip Supervisi Akade
mik
Berdasarkan data yang diperoleh lewat wawan
cara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah terhadap
prinsip-prinsip Supervisi akademik Kepala Sekolah,
dan di bawah ini jawaban salah satu Kepala Sekolah:Ya faham, prinsip-prinsip Supervisi antara lainobyektif, menyeluruh, jujur, konsiten denganprosedur, dan terbuka (KS-A).Faham, prinsip Supervisi Akademik yaituharmonis, kontinyu, demokratis, integral, komprehensif, konstruktif (KS –D)
Sebagian besar jawaban yang lain menyatakan
bahwa mereka tidak faham seluruhnya tentang prinsip-
prinsip Supervisi Akademik. Mencermati jawaban di
atas dibandingkan dengan hasil FGD Kepala sekolah
dan Pencermatan Dokumen Perencanaan Supervisi
Akademik yang memuat Standar Perencanaan Supervisi
Akademik, jawaban tersebut tidak benar seluruhnya.
Pada dokumen Perencanaan Supervisi Akademik sudah
semestinya tercantum prinsip-prinsip dalam naskah/
dokumen perencanaan. Jadi dari jawaban tersebut
nampak bahwa Kepala Sekolah tidak faham prinsip-
prinsip Supervisi Akademik yang benar karena
mengacu pada teori atau konsep Supervisi akademik
dinyatakan bahwa prinsip-prinsip Supervisi Akademik
secara garis besar ada 7 prinsip yaitu prinsip
harmonis, berkesinambungan, demokratis, integral,
komprehensif, konstruktif , dan obyektif.
4.2.1.3 Pemahaman Tujuan, sasaran dan target
Supervisi Akademik.
Berdasarkan data yang diperoleh lewat
wawancara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah terhadap
tujuan, sasaran dan target Supervisi Akademik, dan di
bawah ini jawaban salah satu Kepala Sekolah:Ya faham, tujuan supervisi adalah untukmemonitor kegiatan proses belajar mengajar disekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukanmelalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-
kelas di saat guru sedang mengajar,percakapan pribadi dengan guru, temansejawatnya, maupun dengan sebagian pesertadidik-peserta didiknya(KS-D)
Sebagian besar jawaban yang lain menyatakan
bahwa mereka tidak faham seluruhnya tentang
tujuan, sasaran dan target Supervisi Akademik.
Mencermati jawaban di atas dibandingkan dengan
hasil FGD Kepala sekolah dan Pencermatan
Dokumen Perencanaan Supervisi Akademik yang
memuat Standar Perencanaan Supervisi Akademik,
jawaban tersebut tidak benar seluruhnya. Pada
dokumen Perencanaan Supervisi Akademik sudah
semestinya tercantum tujuan, sasaran dan target
Supervisi Akademik dalam naskah/ dokumen
perencanaan. Realitas di sekolah-sekolah pada
dokumen sudah tercantum tujuan, sasaran dan
target pencapaian supervisi, seperti pada hanya
sepintas nampak pada jadwal supervisi, tidak ada
narasi tentang tujuan sasaran dan target
pencapaian supervisi. Dari dari jawaban tersebut
nampak bahwa Kepala Sekolah sebagian nampak
sudah faham tujuan, sasaran dan target Supervisi
Akademik yang benar. Mengacu pada teori tentang
tujuan, sasaran dan target pencapaian Supervisi
akademik dinyatakan bahwa Supervisi merupakan
kegiatan pembinaan yang direncanakan dengan
memberi bantuan teknis kepada guru dan pegawai
lainnya dalam melaksanakan proses pembelajaran,
atau mendukung proses pembelajaran yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
profesional guru dan meningkatkan kualitas
pembelajaran secara efektif.
4.2.1.5 Pemahaman Metode dan Teknik Supervisi
Akademik.
Berdasarkan data yang diperoleh lewat
wawancara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah terhadap
Model dan Teknik Supervisi Akademik, dan di bawah
ini jawaban salah satu Kepala Sekolah:Ya faham, Model supervise akademik terdiri
dari Model directive, nondirective dankolaboratif, sedangkan teknik supervise terdiridari teknik individual dan kelompok(KS-G)
Ya faham , teknik supervise antara lainteknik-teknik supervisi itu bisa dikelompokkanmenjadi dua kelompok, yaitu. teknik supervisiindividual, danteknik supervisi kelompok.
Sebagian besar jawaban yang lain
menyatakan bahwa mereka tidak faham seluruhnya
tentang Model dan Teknik Supervisi. Mencermati
jawaban di atas dibandingkan dengan hasil FGD
Kepala sekolah dan Pencermatan Dokumen
Perencanaan Supervisi Akademik yang memuat
Standar Perencanaan Supervisi Akademik, jawaban
tersebut tidak benar seluruhnya. Pada dokumen
Perencanaan Supervisi Akademik sudah semestinya
tercantum Model dan Teknik Supervisi dalam naskah/
dokumen perencanaan. Realitas di sekolah-sekolah
pada dokumen belum tercantum dan tidak ada
narasi tentang Model dan Teknik Supervisi. Dari dari
jawaban tersebut nampak bahwa Kepala Sekolah
sebagian besar belum faham Model dan Teknik
Supervisi. Mengacu pada teori tentang Model dan
Teknik Supervisi dinyatakan bahwa terdapat metode
yang bersifat individual dan kelompok. Sedangkan
teknik supervisi akademik dalam upaya pembi- naan
kemampuan guru meliputi pertemuan staf, kunjungan
supervisi, buletin profesional, perpustakaan
profesional, laboratorium kurikulum, penilaian guru,
demonstrasi pembelajaran, pengembangan kurikulum,
pengembangan petunjuk pembelajaran, darmawisata,
lokakarya, kunjungan antarkelas, bacaan profesional,
dan survei masyarakat sekolah.
Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi
kelompok, sebagai berikut: (a) Kepanitiaan-kepanitiaan,
(b) Kerja kelompok, (c)Laboratorium kurikulum, (d)Baca
terpimpin, (e)Demonstrasi pembelajaran, (f)Darmawisata,
(g)Kuliah/studi, (h)Diskusi panel, (i)Perpustakaan
jabatan, (j)Organisasi professional, (k)Buletin supervisi,
(l)Pertemuan guru, (n)Lokakarya atau konferensi
kelompok.
4.2.1.6 Pemahaman cara memilih Insrumen dan
Pengembangannya
Berdasarkan data yang diperoleh lewat
wawancara secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah terhadap
cara memilih Instrumen, dan di bawah ini jawaban
salah satu Kepala Sekolah:Ya faham, intrumen yang digunakan adalah
isntrumen penilaian guru menggunakan formatdari instrument penilaain pembelajaran dari 8standar. Dan untuk kesempatan lainmenggunakan format penilain Guru atauPenilaian Kinerja Guru (KS-D)
Sebagian besar jawaban yang lain menyatakan
bahwa mereka tidak faham seluruhnya tentang
Model dan Teknik Supervisi. Mencermati jawaban di
atas dibandingkan dengan hasil FGD Kepala sekolah
dan Pencermatan Dokumen Perencanaan Supervisi
Akademik yang memuat Standar Perencanaan
Supervisi Akademik, jawaban tersebut tidak benar
seluruhnya. Pada dokumen Perencanaan Supervisi
Akademik sudah semestinya tercantum pemilihan
isntrumen naskah/ dokumen perencanaan. Realitas
di sekolah-sekolah pada dokumen belum tercantum
pemilihan instrumen, tidak ada narasi tentang
pemilihan instrument. Dari dari jawaban tersebut
nampak bahwa Kepala Sekolah sebagian besar
belum faham pemilihan instrumen. Mengacu pada
teori tentang Pememilihan instrumen dinyatakan
bahwa Model Supervisi akademik terdiri dari Model
direktif, nondirektif kolaboratif. Sedang teknikya
dibedakan dengan teknik individual dan kelompok
4.2.24.2.24.2.24.2.2 PelaksanaanPelaksanaanPelaksanaanPelaksanaan SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkdemikAkdemikAkdemikAkdemik
4.2.2.1 Pemahaman Pelaksanaan Supervisi Akademik
Berdasarkan data yang diperoleh lewat wawancara
secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar pemahaman Kepala Sekolah
terhadap Pelaksanaan Supervisi, dan di bawah ini
jawaban salah satu Kepala Sekolah:
Ya faham, supervisi akademik sudah sayalaksanakan dengan melakukan penilaian padaproses pembelajaran guru dengan melakukanpenilaian rencana pelaksanaan pembelajarandan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas(KS-E)
Ya faham, dan terkendala jadwal yangtersusun kadang tidak dapat ditepatikarenaadanya acara dinas untuk rapat atausebaliknya (KS-D)
Sebagian besar jawaban yang lain menyatakan
bahwa mereka faham seluruhnya tentang
pelaksanaan Supervisi Akademik. Mencermati
jawaban di atas dibandingkan dengan hasil FGD
Kepala sekolah dan Pencermatan Dokumen
Pelaksanaan Supervisi Akademik yang memuat
Standar Pelaksanaan Supervisi Akademik,
jawaban Kepala Sekolah hampir merata
menyatakan faham. Ketika ditanya tentang
prosedur 2 (dua) Kepala Sekolah menggunaan
Prosedur yang disusun Asosiasi Pengawas Seluruh
Indonesia dan lainnya tidak menjelaskan prosedur
yang digunanakan. Pada dokumen Perencanaan
Supervisi Akademik sudah semestinya tercantum
prosedur pelaksanaan dalam dokumen perenca
naan. Realitas di sekolah-sekolah pada dokumen
belum tercantum penggunaan prosedur, tidak ada
narasi tentang penggunaan prosedur. Dari
jawaban tersebut walau tidak sempurna benar
nampak bahwa Kepala Sekolah sebagian besar
sudah faham penggunaan prosedur. Mengacu
pada teori tentang Pememilihan instrumen
dinyatakan bahwa Pada pelaksanaan program
harus disiapkan instrumen dan pedoman
penilaian , menggunakan langkah-langkah atau
prosedur supervisi yang benar, Eviden/bukti
pemeriksaan penilaian, bukti feedback, umpan
balik, bukti diskusi, bukti format rekomendasi,
dan pencapaian target pelaksanaan supervisi
akademik.
4.2.34.2.34.2.34.2.3 MenganalisaMenganalisaMenganalisaMenganalisa dandandandan TindakTindakTindakTindak lanjutlanjutlanjutlanjut HasilHasilHasilHasil
SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkdemikAkdemikAkdemikAkdemik
Berdasarkan data yang diperoleh lewat wawancara
secara mendalam didapatkan data tentang
seberapa besar kendala yang dihadapi pada
kegiatan Analisa dan Tindak lanjut Hasil Supervisi
Akademik, dan di bawah ini jawaban salah satu
Kepala Sekolah:
Ya faham, hasil supervisi akademik sudahsaya analisa dengan menggunakan formatpenilaian kinerja guru dan hasilnya sudah sayasampaikan kepada para guru yang sudah sayanilai (KS-B)
Ya faham, hasil supervisi akademik sudahsaya analisa, saya diskuiskan dengan gurudan saya sampaikan kekurangan dankelebihan dalam pelaksanaan pengamatan proses pelaksanaan rencana pembelajaran (KS-C)
Ya faham, hasil supervisi akademik sudahsaya analisa dan sudah saya tindak lanjutidengan menyampaikan hasil penilaian sertabukti-bukti penilaian pembelajaran (KS-D)
Ketiga jawaban Kepala Sekolah lainnya hampir
menyatakan serupa, pemahaman mereka sebatas
dinilai dan nilainya disampaikan kepada guru, dan
proses itu menurut mereka sudah benar. Mencermati
jawaban di atas dibandingkan dengan hasil FGD Kepala
sekolah dan Pencermatan Dokumen Perencanaan
Supervisi Akademik yang memuat Standar Analisa dan
Tindak Lanjut Supervisi Akademik, jawaban Kepala
Sekolah hampir merata menyatakan faham. Ketika
ditanya lebih lanjut tentang feedback dan tindak lanjut
Hasil Supervisi Akademik yang dilakukan, maka
sebagian besar Kepala Sekolah beranggapan bahwa
penyampaian nilai sudah menrupakan kegiatan analisa
hasil supervisi tanpa melakukan pertemuan balikan.
Pada dokumen Analisa Supervisi Akademik sudah
semestinya tercantum kegiatan-kegiatan analisa dan
tindak lanjut hasil Supervisi akademik dan realitas di
sekolah-sekolah pada dokumen belum tercantum
analisa hasil supervisi akademik secara rinci dan tidak
ada narasi tentang analisa dan tindak lanjut hasil
Supervisi Akademik. Dari jawaban tersebut walau
tidak sempurna benar nampak bahwa Kepala Sekolah
sebagian besar sudah mengakui sudah faham namum
berdasarkan ketentuan sebenarnya belum faham
tentang analisa dan tindak lanjut hasil evaluasi.
Mengacu pada teori tentang analisa dan tindak lanjut
hasil evaluasi dinyatakan bahwa Pada analisa dan
tindak lanjut hasil Supervisi Akademik harus
tercantum: (a)Hasil pemeriksaan perencanaan
pembelajaran, (b) Hasil pemeriksaan pelaksanaan
pembelajaran, (c) Hasil pemeriksaan penilaian
pembelajaran, dan (d) Kajian rangkuman hasil
penilaian/ pemeriksaan. Berdasarkan hal tersebut
diatas nampak bahwa apa yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah pada kegiatan Analisa dan Tindak Lanjut Hasil
Supervisi Akademik belum sesuai standar.
4.2.44.2.44.2.44.2.4 HasilHasilHasilHasil WawancaraWawancaraWawancaraWawancara mendalammendalammendalammendalam terkaitterkaitterkaitterkait ProgramProgramProgramProgram
SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik.
1. Kendala dalam menyusun perencanaan supervisi
akademik terutama karena kekurangfahaman
Kepala Sekolah terhadap konsep dan unsur
perencanaan supervisi akademik sangat kurang
yang dilakukan sebatas pembuatan jadwal supervisi.
2. Upaya untuk mengatasi Kendala pada umumnya
mencari informasi ke sesama kepala sekolah, tetapi
hasilnya tidak banyak karena pembekalan saat
diklat calon kepala sekolah sangat minim Ada
peningkatan pemahaman namun tetap belum
cukup untuk melakukan penyusunan perencanaan
program yang benar.
3. Para kepala sekolah mencoba menutup kekurangan
tentang pengetahuan supervisi akademik, Pada
umumnya tidak mendapatkan gambaran yang
komplit. Mencari contoh program supervisi yang
baik juga mengalami kesulitan, dan materi
Supervisi Akademik secara tertbimbing dan jelas
dengan contoh-contoh format yang lengkap baru
didapat saat ada materi supervisi berupa modul
materi Supervisi Akademik untuk Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan dari Kementrian
Pendidikan Nasional bekerjasama dengan AUSAID.
4. Kendala dalam melaksanakan supervisi akademik
terutama karena kekurangfahaman Kepala Sekolah
terhadap prosedur pelaksanaan yang tidak
menggunakan proses pra pengamatan langsung
kunjungan kelas, hal ini berdampak kurang fokus
dan persiapan guru yang akan dinilai. Instrumen
yang digunakan konsep untuk menilai
pembelajaran menggunakan format instrument
Penilaian kinerja guru dan instrument berdasarkan
standar proses. Penggunaan pada umumnya adalah
menggunakan format penilaian kinerja guru karena
sudah tersedia format lengkap dengan panduan
penilaian dan analisisnya jelas. Semua kepala
sekolah sudah menggunakan format PKG karena
sudah mengikuti sosialisasi PKG.
Pengadministrasian supervisi akademik sepanjang
dengan konsep lama (berdasarkan dokumen Kepala
Sekolah lama) tidak memberatkan, tetapi
administrasi pelaksanaan supervisi akademik
dengan ketentuan baru sangat memberatkan
karena banyak format yang harus diisi, hasilnya
diolah dengan rumus tertentu dan dilaporkan
sebagai bagian dari penilaian kinerja guru. Ada
3(tiga) jenis instrumen yang masing-masing harus
dikerjakan untuk memenuhi ketentuan dari
institusi atau lembaga tertentu, misalnya pemetaan
keterlaksanaan KTSP dari LPMP menggunakan
format dari LPMP, untuk kepentngan Penilaian
Kinerja Guru menggunakan format PKG, untuk
kepentingan pemenuhan 8(delapan standar)
menggunakan instrumen dari pengawas. Ketiga-
tiganya harus dikerjakan sesuai format masing-
masing.
5. Kendala pada analisa dan tindak lanjut hampir
sebagian besar kepala sekolah merasakan.
Pemahaman analisa dan tindak lanjut dipahami
sebatas penyampaian hasil penilaian dan perbaikan
atau melengkapi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sehingga hampir sebagian besar
kepala sekolah tidak melakukan analisa dan tindak
lanjut sesuai ketentuan yang ada.
6. Manfaat pelaksanaan supervisi akademik dinyatakan
sebagai berikut :
a. guru lebih siap dalam melaksanakan pembe-
lajaran.
b. guru Lebih kreatif.
c. anak lebih memperhatikan dan konsentrasi karena
diawasi bukan saja oleh guru tetapi juga oleh
Kepala Sekolah.
d. administrasi guru-guru lebih baik dibanding pada
waktu sebelum supervisi akademik.
e. guru-guru lebih mempersiapkan diri dalam proses
pembelajaran dengan berbagai alat peraga untuk
mengajar
f. adanya tutor sebaya dalam pelaksanan pembe-
lajaran. Sehingga semangat untuk memperbaiki
diri dlam pembelajaran
g. Kepala Sekolah mengetahui kualitas antar guru,
selanjutnya bisa dikumpulkan guru-guru untuk
merefleksi diri untuk tindak lanjut.
h. Kepala Sekolah banyak mendapatkan masukan
dari guru untuk membuat penelitian tindakan
kelas sebagai tindak lanjut perlunya perbaikan
pembelajaran.
i. guru berusaha melengkapi administrasi pembe-
lajaran maupun administrasi kelas.
j. guru semakin terbuka pemahaman akan
kekurangannya dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
k. guru merasakan perlunya membaca kembali
penguasaan teori dan praktek pembelajaran.
l. guru kelas awal (kelas 1 sampai kelas 3) banyak
mengalami kesulitan dengan pembelajaran tematik.
4.2.54.2.54.2.54.2.5 HasilHasilHasilHasil AngketAngketAngketAngket SemiSemiSemiSemi TerbukaTerbukaTerbukaTerbuka
1. Dari 6 (enam) Kepala Sekolah , 1 (satu) orang belum
pernah membuat Program Supervisi. Masa Kerja
yang bersangkutan sebagai Kepala Sekolah baru 1
(satu) semester. 3(tiga) ainnya sudah membuat
tetapi dokumen lengkap, hanya sebatas jadwal dan
instrumen supervisi, dan 2 (dua) orang sudah
mendekati lengkap.
2. Dari 6 (enam) orang Kepala Sekolah, baru 1 (satu)
orang mendapatkan materi Supervisi Akademik dari
Program Uji Coba Modul Supervisi Akademik melalui
program In-on-in oleh LPPKS Surakarta selama 3
bulan, 2(dua) orang lainnya melalui pelatihan
penguatan kompetensi Kepala Sekolah, 2(dua) orang
melalui LPPKS saat pembekalan calon kepala sekolah
dan seorang sama sekali belum pernah menerima
pelatihan supervisi akademik,
3. Kendala sebagian besar dikarenakan pengetahuan
tentang konsep dan implementasi supervisi akademik,
kurangnya koordinasi antar Kepala Sekolah dalam
berbagi kompetensi lewat KKKS (Kelompok Kerja
Kepala Sekolah) dan kurangnya dukungan atau
bimbingan dari Dinas Pendidikan dan UPT.
Pembekalan yang didapat baik saat pelatihan calon
Kepala Sekolah atau penguatan Kepala Sekolah
hanya dalam durasi 4 (jam) pelajaran jadi hanya
secara garis besar saja.
4. Koordinasi dengan guru, komunikasi dengan guru
sudah berjalan dengan baik.
4.2.64.2.64.2.64.2.6 HasilHasilHasilHasil FoccusFoccusFoccusFoccus GroupGroupGroupGroup DiscussionDiscussionDiscussionDiscussion(FGD)(FGD)(FGD)(FGD)
FGD dapat dilaksanakan 2 kali yaitu FGD Kepala
Sekolah dengan Pengawas dan FGD Guru Kelas Awal
(perwakilan kelas 1-3) dan kelas tinggi (perwakilan
Kelas 4-6).
4.2.6.1 Hasil FGD Kepala Sekolah dan Pengawas
FGD Kepala Sekolah dan Pengawas dilaksana
kan hari Kamis, 23 Januari 2013 bertempat di SDN
Magelang 6. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Supervisi Akademik adalah bagian Penjaminan Mutu
Pendidikan.
b. Acuan pelaksanaan Supervisi Akademik di Sekolah
Dasar adalah :
1) Permendiknas nomor 12 Tahun 2007, Tentang
Kompetensi Kepala Sekolah
2) Supervisi Akademik, Materi pelatihan Penguatan
kemampuan Kepala Sekolah, Direktorat Tenaga
Pendidikan, Dirjen PMPTK, Kementrian
Pendidikan Nasional, 2010
3) Dimensi Kompetensi Supervisi, BBM MKKS,
Direktorat Tenaga Pendidikan, Dirjen PMPTK,
Kementrian Pendidikan Nasional, 2009
c. Menurut Permendiknas dan buku-buku referensi
dalam pelaksanaan supervisi dan supervisi
akademik, Kepala Sekolah diwajibkan menyusun
Program Supervisi Akademik pada awal tahun
ajaran dengan menggunakan ketentuan: (1) Program
disusun oleh Kepala Sekolah dengan legalilitas
Pengawas Sekolah, dan (2) Kegiatan Kepengawasan
dilaksanakan dan dilaporkan kepada Pengawas
setiap semester, paling lambat 1 bulan setelah
semester berakhir.
d. Pembuatan dokumen supervisi terkendala waktu dan
tugas Kepala Sekolah yang bersamaan antara
penyusunan Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan(KTSP), Dokumen Rencana Aanggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah(RAPBS), Dokumen
Rencana Pengembangan Sekolah(RPS), Penyusunan
Dokumen Evaluasi Diri Sekolah, Dokumen
Peraturan Akademik, Administrasi BOS, Pengisian
DAPODIK, Monitoring evaluasi dan Akreditasi
sekolah serta Administrasi Aset Sekolah yang
bersamaan.
e. Pemenuhan Permintaan laporan-laporan disamping
sangat menganggu pelaksanaan proses belajar
mengajar termasuk proses penilaian.
f. Beberapa Sekolah (SDN Magelang 6 dan SDN
Magelang 7) ditunjuk sebagai sekolah pelaksanan
Uji Coba Kurikulum 2013.
g. Pembekalan dan Pembinaan dari Dinas maupun UPT
mengenai Supervisi Akademik dinilai belum
memadai.
h. Instrumen yang digunakan untuk menilai perangat
pembelajaran dan menilai pelaksanaan pembelajar-
an bermacam-macam memnuhi format masing-
masing institusi yang membutuhkan, untuk
Penilaian Kinerja Guru(PKG), Dari LPMP, dari
Pengawas Sekolah, dari Buku Penguatan Kepala
Sekolah dan dari Modul Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan dengan format mengacu
Permendiknas 41/2007 tentang Standar Proses.
i. Kepala Sekolah selama 6(enam) bulan terakhir secara
terus menerus mengikuti diklat, penataran,
workshop, sosialisasi, desk anggaran, dan
seremonial oleh Dinas maupun Pemda yang banyak
menyita waktu.
j. Mutasi dan promosi guru dan kepala sekolah
mengganggu kelancaran proses pembelajaran dn
pembagian tugas guru.
k. Supervisi akademik sebagian sudah dilaksanakan
walaupun belum semua memenuhi ketentuan yang
berlaku baik mengenai prosedur maupun pedoman
supervisi yang dibakukan terutama kewajiban
minimal 1 semester guru sekali di supervisi .
l. Pelaksanaan supervisi akademik sebagian masih
mengacu pada dokumen yang ada di masa atau
tahun sebelumnya dan ternyata belum memenuhi
standar pelaksanaan supervisi.
m. KKKS dan KKG serta MGMP perlu diberdayakan
untuk memaksimalkan supervisi akademik.
n. Keterbatasan bekal pengetahuan tentang Supervisi
Akademik yang ideal, keterbatasan referensi
Supervisi Akademik, keterbatasan tenaga
kependidikan yang membantu kesibukan
pemenuhan tugas Kepala Sekolah kadang dihadapi
dengan skala prioritas permintaan pemenuhan oleh
instansi vertikal yang meminta laporan atau
dokumen.
4.2.6.2 FGD Guru Kelas
FGD Guru kelas dilaksanakan pada hari Rabu, 22
Januari 2014 di SDN Magelang 6, adapun hasil diskusi
sebagai berikut :
a. sebagian besar guru belum memahami konsep-
konsep Supervisi Akademik serta rangkaian
pelaksanaannya, hanya beberapa guru yang diminta
membuat administrasi Supervisi Akademik
b. di mata para guru Supervisi Akademik sebatas
penilaian RPP dan penilaian pembelajaran
c. ada beberapa instrumen penilaian yang membi-
ngungkan para Guru
d. guru sebagian besar tidak dilibatkan dalam
penyusunan program Supervisi Akademik
e. pemenuhan administrasi kelas dan administrasi
pembelajaran sangat memberatkan guru
f. tidak semua guru mendapatkan sosialisasi Super-
visi Akademik
g. persepsi guru mengenai pelaksanaan supervisi
akademik sebagian cemas jika dilakukan
pemeriksaan namun sebagian besar senang karena
kunjungan ke kelas akan membantu peningkatan
kinerja guru
h. melalui Supervisi Akademik berupa kunjungan kelas
memotivasi para guru untuk meningkatkan
kompetensi penyusunan perangkat pembelajaran
sesuai standar proses (Permendiknas 41/2007)
i. Melalui Supervisi Akademik berupa kunjungan kelas
mendorong kebersamaan guru, tanggung jawab dan
mandiri dalam menyelesaikan permasalahan
pembelajaran di kelas
j. Melalui Supervisi akademik mendorong guru untuk
mempelajari kembali teori dan inovasi pembelajaran
k. Berbagai sosialisasi, penataran, pelatihan dan
inovasi pembelajaran tidak merata kepada semua
guru.
l. Penugasan guru dalam membantu menyelesaikan
administrasi sekolah antara lain penyusunan
Dokumen KTSP, Dokumen RAPBS, Dokumen
Rencana Pengembangan Sekolah, Penyusunan
Dokumen Evaluasi Diri Sekolah, Dokumen
Peraturan Akademik, Administrasi BOS dan Data
DAPODIK, Monitoring evaluasi dan Akreditasi
sekolah serta Administrasi Aset Sekolah sangat
menganggu partisipasi guru dalam persiapan dan
pelaksanaan supervisi akademik.
4.2.74.2.74.2.74.2.7 PencermatanPencermatanPencermatanPencermatan DokumenDokumenDokumenDokumen SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik
Pencermatan dokumen dilaksanakan dengan
menggunakan kerangka acuan standar supervisi
akademik yang disusun berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Selanjutnya akan dipaparkan hasil
pencermatan dokumen yang ada.
4.2.7.1 Hasil Pencermatan Dokumen Perencanaan
Supervisi Akademik
Tabel 1.3. Rekap Hasil Pencermatan Dokumen Perenca-naan Supervisi Akademik(SPSA)
No Standar SD A SD B SD C SD D SD E SD F Rata-
rata1 1.1.1. 4 1 1 4 1 1 2.002 1.1.2. 4 2 2 4 2 2 2.673 1.1.3. 4 2 2 4 2 2 2.674 1.1.4. 4 2 2 4 2 2 2.675 1.1.5. 4 2 2 4 2 2 2.676 1.1.6. 4 2 2 4 2 2 2.677 1.1.7. 1 1 1 1 1 1 1.008 1.1.8. 1 1 1 1 1 1 1.00Jumlah 26 13 13 26 13 13 17.33Rata-rata 3.25 1.63 1.63 3.25 1.63 1.63 2.17Kriteria B C C B C C C
Dari tabel diatas 2 sekolah mendapatkan kriteria B
(baik) dan 4 sekolah mendapatkan kriteria C (cukup)
dan rata-rata kriteria perencanaan supervisi akademik
Gugus Dwijawiyata adalah C (cukup). Berdasarkan
kriteria atau standar yang digunakan untuk menilai
kesesuaian perencanaan supervisi akademik kategori C
diartikan belum sesuai dengan ketentuan standar
4.2.7.2 Pencermatan Dokumen Pelaksanaan SupervisiAkademik
Tabel 1.4. Rekap Hasil Pencermatan Dokumen Pelaksa-naan Supervisi I Akademik(SLSA)
No Standar SD A SD B SD C SD D SD E SD F Rata-
rata1 2.1.1. 4 3 3 4 3 3 3.332 2.1.2. 4 4 4 4 4 4 4.003 2.1.3. 4 4 4 4 4 4 4.004 2.1.4. 4 4 4 4 4 4 4.005 2.1.5. 4 4 4 4 4 4 4.006 2.1.6. 4 1 1 4 1 1 2.007 2.1.7. 4 1 1 4 1 1 2.008 2.1.8. 4 3 3 4 3 3 3.339 2.1.9. 3 2 4 4 4 4 3.50Jumlah 35 26.00 28.00 36.00 28.00 28.00 30.17Rata-rata 3.25 3.89 2.89 3.11 4.00 3.11 3.11Kriteria B B C B A B B
Dari tabel 1.4. diatas 2 sekolah mendapatkan kriteria
A (amat baik) dan 4 sekolah mendapatkan kriteria B
(baik) dan 1 sekolah C (cukup) rata-rata kriteria
pelaksanaan supervisi akademik Gugus Dwijawiyata
adalah B (baik). Berdasarkan kriteria atau standar
yang digunakan untuk menilai kesesuaian perencanaan
supervisi akademik kategori B diartikan sesuai dengan
ketentuan standar.
4.2.7.3. Pencermatan Dokumen Analisa dan Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Tabel 1.5. :Rekap Hasil Pencermatan Dokumen AnalisaDan Tindak Lanjut Supervisi Akademik (SATL)
No Standar SD A SD B SD C SD D SD E SD F Rata-
rata1 3.1.1. 3 3 3 4 3 3 3.172 3.1.2. 3 3 3 3 3 3 3.003 3.1.3. 3 3 3 3 3 3 3.00
4 3.1.4. 1 1 1 1 1 1 1.005 3.1.5. 2 2 2 2 2 2 2.006 3.1.6 2 2 2 2 2 2 2.007 3.1.7 1 1 1 1 1 1 1.008 3.1.8 1 1 1 1 1 1 1.00Jumlah 16 16 16 17 16 16 16.17Rata-rata 2 2 2 2.125 2 2 2.02Kriteria C C C C C C C
Dari tabel diatas 6 sekolah semua mendapatkan C
sehingga rata-rata kriteria analisa dan tindak lanjut
supervisi akademik Gugus Dwijawiyata adalah C
(cukup). Berdasarkan kriteria atau standar yang
digunakan untuk menilai kesesuaian perencanaan
supervisi akademik kategori C diartikan belum sesuai
dengan ketentuan standar.
4.3.4.3.4.3.4.3. PembahasanPembahasanPembahasanPembahasan HasilHasilHasilHasil PenelitianPenelitianPenelitianPenelitian
Berdasarkan data penelitian dan standar yang
ditetapkan nampak bahwa pada perencanaan program
dan analisa tindak lanjut supervisi akademik di Gugus
Dwijawiyata belum sesuai dengan ketentuan yang ada
dan menunjukkan kesenjangan antara standar dengan
kenyataan di sekolah, sedangkan untuk pelaksanaan
supervisi akademik sudah sesuai dengan kriteria atau
standar yang ditetapkan. Berikut ini akan diuraikan
lebih lanjut pembahasan program supervisi akademik
di gugus Dwijawiyata.
4.3.1.4.3.1.4.3.1.4.3.1. PerencanaanPerencanaanPerencanaanPerencanaan SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik
Hasil analisis perencanaan program supervisi
akademik belum atau tidak sesuai dengan ketentuan
yang ada. Banyak hal yang belum dilakukan oleh
Kepala Sekolah dalam rangka penyusunan
perencanaan program. Berikut ini akan diuraikan lebih
lanjut pembahasan mengenai analisis kesenjangan
dalam perencanaan supervisi akademik.
Pertama,Pertama,Pertama,Pertama, pemahaman konsep supervisi akademik dan
unsur-unsur perencanaan belum dipahami oleh
Kepala Sekolah. Berdasarkan angket dan wawancara
menunjukkan bahwa pembekalan pengetahuan tentang
Supervisi Akademik bagi para Kepala Sekolah
praseleksi atau pascaseleksi sangat tidak memadai.
Sebagian unsur perencanaan sudah disusun namun
apa yang dilakukan Kepala sekolah tidak lebih dari
sekedar melanjutkan “tradisi” Kepala Sekolah
sebelumnya yang melaksanakan supervisi tanpa
perencanaan yang matang. Jikapun mereka tahu maka
prinsip, tujuan, tehnik hanya cukup di mengerti oleh
Kepala Sekolah tanpa perlu dinarasikan. Hasil FGD
para Kepala Sekolah dan Pengawas didapat fakta
bahwa mereka terkendala dengan keterbatasan
pengetahuan, keterbatasan referensi dan keterbatan
waktu dalam menyusun perencanaan secara lengkap.
Ada beberapa kepala sekolah yang berusaha menggali
lewat bacaan dan contoh dokumen yang ada hampir
tidak didapat. Sehingga sampai pada saat penelitian ini
berlangsung ada yang belum pernah menyusun
peencanaan supervisi akademik
Kedua,Kedua,Kedua,Kedua, hasil Foccus Group Discussion (FGD) para guru
didapat fakta bahwa hampir sebagian besar guru juga
belum faham secara mendalam tentang konsep, prinsip,
tujuan dan tehnik supervisi akademik. Pemahaman
guru supervisi adalah sebatas pemeriksaan yang
dilakukan oleh Kepala Sekolah mengenai pemenuhan
administrasi pembelajaran yang meliputi silabus,
progam tahunan, program semester, RPP, administrasi
penilaian dan administrasi program perbaikan dan
pengayaan dan pemeriksaan saat guru mengajar.
Ketiga,Ketiga,Ketiga,Ketiga, Berdasarkan pencermatan dokumen supervisi
hanya ada 1(satu) Kepala Sekolah yang melaksanakan
supervisi akademik dengan lengkap dan mendekati
sempurna karena yang bersangkutan pernah mengikuti
Program penguatan Kepala Sekolah tentang Supervisi
Akademik dan ikut serta sebagai peserta Uji Coba
Modul Supervisi Akademik Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) bagi Kepala Sekolah sebagai
tindak lanjut Penilaian Kinerja Kepala Sekolah yang
dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional
bekerjasama dengan AUSAID tahun 2012 yang lalu.
Modul ini yang saat ini digunakan oleh Kementrian
sebagai buku baku pelaksanaan Supervisi Akademik.
4.3.2.4.3.2.4.3.2.4.3.2. PelaksanaanPelaksanaanPelaksanaanPelaksanaan ProgramProgramProgramProgram SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi AkademikAkademikAkademikAkademik
Hasil analisis pelaksanaan program supervisi
akademik menunjukkan bahwa pelaksanaan supervisi
dalam kategori baik atau sesuai tetapi belum
mendekati semua ketentuan yang ada masih ada
beberapa hal yang perlu diperbaiki . Berikut ini akan
diuraikan lebih lanjut pembahasan mengenai analisis
kesenjangan dalam pelaksanaan supervisi akademik.
Pertama,Pertama,Pertama,Pertama, pencermatan dokumen pelaksanaan
supervisi menunjukkan bahwa sebagian besar sudah
terpenuhi dengan catatan bahwa proses penilaian
masih terjadi di beberapa sekolah yang tidak
menggunakan prosedur baku. Hal ini sangat
berpengaruh terhadap kesiapan dan partisipasi guru
dan juga hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah. Karena pelaksanaan supervisi akademik
masih difokuskan pada pemeriksa an administrasi
pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi silabus, program tahunan program semester,
rencana pelaksanaan pembelajaran, administrasi
penilaian dan program perbikan dan pengayaan maka
perlu pemberian waktu atau jadwal yang
memeprhatikan beban kerja guru.
Kedua,Kedua,Kedua,Kedua, dengan menggunakan format PKG (Penilaian
Kinerja Guru ) maka hanya akan diperiksa14 (empat
belas) aspek yang terkait dengan penyusunan RPP,
pelaksanaan pembelajaran dengan menilai aspek
kemampuan guru dalam membuka pelajaran,
melaksanakan kegiatan inti yang meliputi kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup serta
penilaian. Pada kegiatan inti dinilai bagaimana guru
melakukan siklus eksplorasi, Elaborasi dan konfirmasi
yang merupakan bagian dari prosedur standar proses
yaitu bagaimana guru memfasilitasi pembelajaran
kooperatif kolaboratif. Kompetensi guru dalam
mengelola pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
umumnya belum optimal. Perlu bagi Kepala Sekolah
untuk memfokuskan pada kompetensi tersebut agar
prinsip pembelajaran yang merangsang, menantang
dan menyenangkan benar-benar terlaksana dalam
pembelajaran.
Ketiga,Ketiga,Ketiga,Ketiga, berdasarkan hasil FGD didapatkan informasi
bahwa setelah pemeriksaan berlangsung sebagian
besar Kepala Sekolah tidak melakukan diskusi antara
Kepala Sekolah dengan guru yang diperiksa. Catatan
hasil penilaian disampaikan pada kesempatan lain,
baik secara perorangan artinya kepada guru yang
diperiksa atau lewat rapat sekolah. Hal ini sangat
berpengaruh positif apabila feedback diberikan
langsung pascapembelajaran sehingga masih segar
ingatan guru untuk perbaikan pembelajaran.
4.3.3.4.3.3.4.3.3.4.3.3. AnalisaAnalisaAnalisaAnalisa dandandandan TindakTindakTindakTindak LanjutLanjutLanjutLanjut HasilHasilHasilHasil SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi
AkademikAkademikAkademikAkademik
Hasil analisis pelaksanaan program supervisi
akademik menunjukkan bahwa analisa dan tindak
lanjut hasil supervisi akademik kategori belum sesuai
dengan ketentuan yang ada . Banyak hal yang harus
dilakukan Kepala Sekolah untuk memperbaiki program
pada langkah ini. Berikut ini akan diuraikan lebih
lanjut pembahasan mengenai analisis kesenjangan
dalam analisa dan tindak lanjut hasil supervisi
akademik
PertamaPertamaPertamaPertama, Instrumen yang digunakan hampir sebagian
besar menggunakan format Penilaian Kinerja Guru
yang memang di dalamnya mengharuskan Kepala
Sekolah mencatat eviden-eviden(bukti) yang muncul
saat menilai guru mengajar untuk rajin dan cermat
menginventarisir apa yang dilihat dan didengar dalam
catatan Kepala Sekolah untuk disesuaikan dengan
ketentuan pengisian instrumen penilaian yang rumit
dengan rumus-rumus atau ketentuan penilaian yang
rumit pula. Pada tahap ini sangat dibutuhkan
kecermatan, kejujuran, pemahaman yang dalam
tentang substansi kompetensi, jika ketiga hal tersebut
tidak dilaksanakan dengan konsisten maka analisa dan
tindak lanjut hasil supervisi akademik menjadi tidak
berarti.
Kedua,Kedua,Kedua,Kedua, kondisi ideal dari supervisi akademik sudah
dinyatakan di depan bahwa supervisi akademik
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan,
pengembangan, interaksi, penyelesaian masalah yang
bebas kesalahan, dan sebuah komitmen untuk
membangun kapasitas dan kompetensi guru. Maka
harus menjadi komitmen seluruh insan yang terkait
dengan pelaksanaan supervisi akademik untuk bukan
sekedar memahami tetapi melaksanakan dengan
konsisten semua ketentuan yang ada. Bahwa di
lapangan yang terjadi tidak seperti yang diharapkan
itulah tantangan yang harus diatasi bersama. JIka kata
kuncinya adalah pembelajaran yang berkualitas maka
konsep itu hanya akan berlangsung bila dipenuhi
kondisi institusi yang berkualitas, pengelola yang
berkualitas, Kepala Sekolah dan Guru yang berkualitas,
lngkungan yang berkualitas yang akan bermuara pada
luaran siswa yang berkualitas. Kualitas Kepala Sekolah
dan guru sangat dipengaruhi dengan pola rekruitmen
dan pola diklat atau pembekalan bagai calon guru dan
kepala sekolah.
Ketiga,Ketiga,Ketiga,Ketiga, Bahwa tindak lanjut supervisi akademik adalah
upaya nyata dalam peningkatan kompetensi guru dan
juga kepala sekolah makaupaya peningkatan mutu
pendidikan khususnya di sekolah dasar sudah
semestinya diarahkan pada komponen penentu mutu
proses belajar mengajar dan komponen utama adalah
Guru yang professional dengan mengedepankan pada
kemampuan guru untuk menjabarkan kurikulum
sehingga guru mampu menganalisis kurikulum dan
menyusun rancangan pengajaran yang siap digunakan
di kelas, penggunaan metodologi pembelajaran serta
teknik evaluasi yang tepat serta pemanfaatan media
pembelajaran yang ada. Guru harus mampu
melakukan manajemen kelas yang baik, seorang guru
perlu memahami dengan baik berbagai hal, seperti
aspek-aspek manajemen kelas, tahap-tahap
manajemen kelas, penataan dan pengorganisasian
kelas. Untuk mewujudkan disiplin di kelas diperlukan
adanya Model dan teknik yang tepat sesuai situasi yang
ada.Kedua hal diatas adalah inti atau roh supervisi
akademik. Jika supervisi akademik dikelola sesuai
dengan ketentuan bukan tidak mungkin dapat menjadi
kunci keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan.
4.3.4.4.3.4.4.3.4.4.3.4. EvaluasiEvaluasiEvaluasiEvaluasi KeberlanjutanKeberlanjutanKeberlanjutanKeberlanjutan programprogramprogramprogram SupervisiSupervisiSupervisiSupervisi
Akademik.Akademik.Akademik.Akademik.
Pada setiap kegiatan evaluasi program sering
dikaitkan dengan keberlanjutan Program. Menjawab
pertanyaan tersebut dengan memperhatikan realitas di
lapangan maka pertanyaan utamanya bukan
dilanjutkan atau tidak tetapi justru beralih pada fokus
kebutuhan bagaimana Supervisi Akademik harus
dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan
yang berlaku . Dengan mengingat antara lain :
1. Program Supervisi Akademik harus tetap dijalankan
sesuai ketentuan yang berlaku karena adanya
tuntutan kompetensi Kepala Sekolah. Dan
berdasarkan Permendiknas nomer 13 tahun 2007
sudah ditetapkan bahwa salah satu kompetensi
kepala Sekolah adalah melaksanakan supervisi
Akademik.
2. Program supervisi Akademik harus tetap dijalankan
sesuai petunjuk pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru,
karena proses dan hasil Penilaian Kinerja amat
berpengaruh terhadap keberhasilan program-
program sekolah secara keseluruhan dan hasil
penilaian kinerja digunakan untuk pembinaan
karier pegawai(kenaikan pangkat) yang kedepan
diberlakukan bukan hanya untuk pegawai negeri
sipil tetapi juga pegawai swasta.
3. Semua bentuk upaya untuk melakukan
pengendalian, perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan atau mutu sekolah selalu menjadikan
Supervisi akademik sebagai salah satu indikator
keberhasilan seperti Monitoring dan Evaluasi Kepala
Sekolah, Akreditasi sekolah, Penilaian Kinerja
Sekolah, Evaluasi diri sekolah.
Top Related