8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sering dijumpai pada sebuah industri terjadi kelelahan kerja. Kelelahan kerja tersebut
disebabkan oleh faktor dari pekerja sendiri atau dari pihak menajemen perusahaan.
Kelelahan yang disebabkan oleh pihak pekerja sendiri, karena pekerja tidak mengatur
dengan benar posisi tubuh mereka saat sedang melakukan aktivitas kerja. Sedangkan
faktor penyebab yang ditimbulkan dari pihak manajemen, biasanya tidak adanya alat-alat
keselamatan kerja atau bahkan cara kerja yang dibuat oleh pihak manajemen masih
belum mempertimbangkan segi ergonominya. Misalnya pekerjaan mengangkat benda
kerja di atas 50 Kg tanpa menggunakan alat bantu. Kondisi ini bisa menimbulkankelelahan dan bahkan cidera pada pekerja. ntuk menghindari hal tersebut, pertama-
tama yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi resiko yang bisa terjadi akibat cara
kerja yang salah dan juga mengurangi resiko kelelahan kerja yang berlebihan. Setelah
jenis pekerjaan tersebut diidentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menghilangkan
cara kerja yang bisa mengakibatkan kelelahan berlebih dan cidera.
1.2. Rumusan Masalah
!. "pa yang dimaksud dengan kelelahan kerja#
$. %agaimana konsep kelelahan kerja#
&. "pa saja jenis ' jenis dari kelelahan kerja#
(. %agaimana mekanisme kelelahan kerja#
5. )aktor apa saja yang menyebabkan kelelahan kerja#
*. +ejala-gejala apa saja yang dapat menimbulkan kelelahan kerja#
. "pa saja akibat dari kelelahan kerja#
. %agaimana penanggulangan kelelahan kerja#
. %agaimana pengukuran kelelahan kerja#
!0. %agaimana kasus kelelahan kerja di tempat kerja#
1.3 Tujuan
!. ntuk mengetahui definisi kelelahan kerja.
$. ntuk mengetahui konsep kelelahan kerja.
&. ntuk mengetahui jenis-jenis dari kelelahan kerja.
(. ntuk mengetahui mekanisme kelelahan kerja.
5. ntuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan kerja.
*. ntuk mengetahui gejala-gejala yang dapat meni,bulkan kelelahan kerja.
. ntuk mengetahui akibat dari kelelahan kerja.
. ntuk mengetahui penanggulangan dari kelelahan kerja.
. ntuk mengetahui pengukuran kelelahan kerja.
!0. ntuk mengetahui kasus kelelahan kerja di tempat kerja.
1
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
2/14
BAB II
TINAUAN PU!TA"A
2.1 De#$n$s$ "elelahan "erja
Kelelahan bagi setiap orang memiliki arti tersendiri dan bersifat subyektif. /elah
adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja.
Kelelahan merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh menghindari kerusakan
lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan %!uma&mur' 1(()*.
2
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
3/14
Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi
semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan
tubuh %Tar+aka' 2,,-*. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi
dan ketahanan dalam bekerja %!uma&mur' 1((*. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja
dan menambah tingkat kesalahan kerja %Ek/ Nurm$ant/' 2,,3*.
Menurut 0amer/n kelelahan kerja merupakan kriteria yang kompleks yang tidak
hanya menyangkut kelelahan fisiologis dan psikologis tetapi dominan hubungannya dengan
penurunan kinerja fisik, adanya perasaan lelah, penurunan motivasi dan penurunan
produktivitas kerja. Selain itu, kelelahan kerja job bournout1 adalah sejenis stress yang
banyak dialami oleh orang-orang yang bekerja dalam pekerjaan-pekerjaan pelayanan
terhadap manusia lainnya seperti pera2at kesehatan, transportasi, kepolisian, dan sebagainya.
%!huler' 1(((*.
Menurut M arlan kelelahan kerja merupakan suatu kelompok gejala yang
berhubungan dengan adanya penurunan efisiensi kerja, keterampilan serta peningkatan
kecemasan atau kebosanan. Kelelahan kerja sendiri biasanya ditandai oleh adanya perasaan
lelah, output menurun, dan kondisi fisiologis yang dihasilkan dari aktivitas terus-menerus.
%Anastes$' 1((3*. Kelelahan akibat kerja sering kali diartikan sebagai menurunnya efisiensi,
performans kerja dan berkurangnya kekuatan 3 ketahanan fisik tubuh untuk terus melanjutkan
yang harus dilakukan %4$gnj/s/e5r/t/' 2,,,*.
2.2 "/nse6 "elelahan "erja
Kontraksi otot rangka yang lama dan kuat, dimana proses metabolisme tidak mampu
lagi meneruskan supply energi yang dibutuhkan serta membuang sisa metabolisme,
khususnya asam laktat. 4ika asam laktat yang banyak dari persediaan "6 terkumpul, otot
akan kehilangan kemampuannya. erbatasnya aliran darah pada otot ketika berkontraksi, otot
menekan pembuluh darah dan memba2a oksigen sehingga menyebabkan terjadinya
kelelahan %7em6ur !ant/s/' 2,,-*.
Konsep kelelahan de2asa ini, sudah dilakukan percobaan-percobaan yang luas
terhadap manusia dan he2an, menyatakan bah2a keadaan dan perasaan kelelahan adalah
reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri, yang dipengaruhi oleh $ sistem
antagonistik, yaitu sistem menghambat inhibisi1 dan sistem penggerak aktivasi1. Sistem
penghambat terdapat pada thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi
dan menyebabkan kecenderungan untuk mengantuk. "dapun sistem penggerak terdapat
3
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
4/14
dalam formation retikularis yang dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi
ergotropis dari peralatan dalam tubuh kearah bekerja, berkelahi, melarikan diri dan lain-lain
%De6kes RI' 2,,3 *.
Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja
diantara $ sistem antagonis dimaksud. "pabila sistem penghambat lebih kuat seseorang
dalam keadaan kelelahan. Sebaliknya manakala sistem aktivitas lebih kuat maka seseorang
dalam keadaan segar untuk bekerja %De6kes RI' 2,,3 *.
2.3 en$s "elelahan "erja
Kelelahan kerja berakibat pada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
Suma7mur, !*1. Kelelahan kerja dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu8
1. Berasarkan Pr/ses Dalam 8t/t
erdapat dua jenis kelelahan, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum %AM
!ugeng Bu$/n/' 2,,3*.
a. Kelelahan Otot (Muscular Fatigue)
)enomena berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan melalui fisik
untuk suatu 2aktu disebut kelelahan otot secara fisiologi, dan gejala yang ditunjukan
tidak hanya berupa berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya
gerakan. 6ada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal yang
kurang menguntungkan seperti8 melemahnya kemampuan tenaga kerja dalam
melakukan pekerjaannya dan meningkatnya kesalahan dalam melakukan kegiatan
kerja, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerjanya. +ejala kelelahan otot
dapat terlihat pada gejala yang tampak dari luar atau e9ternal signs %AM !ugeng
Bu$/n/'2,,3*.
Sampai saat ini masih berlaku dua teori tentang kelelahan otot yaitu teori
kimia dan teori saraf pusat terjadinya kelelahan. 6ada teori kimia secara umum
menjelaskan bah2a terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi
dan meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot.
Sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan saraf adalah penyebab sekunder.
Sedangkan pada teori saraf pusat menjelaskan bah2a perubahan kimia hanya
merupakan penunjang proses. 6erubahan kimia yang terjadi mengakibatkan
dihantarkannya rangsangan saraf melalui saraf sensoris ke otak yang disadari sebagai
kelelahan otot. :angsangan aferen ini menghambat pusat-pusat otak dalam
4
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
5/14
mengendalikan gerakan sehingga frekuensi potensial kegiatan pada sel saraf menjadi
berkurang. %erkurangnya frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan dan
kecepatan kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat. ;engan
demikian semakin lambat gerakan seseorang akan menunjukkan semakin lelah
kondisi otot seseorang %Tar+aka' 2,,-*.
b. Kelelahan Umum (General Fatigue)
+ejala utama kelelahan umum adalah suatu perasaan letih yang luar biasa.
Semua aktivitas menjadi terganggu dan terhambat karena munculnya gejala kelelahan
tersebut. idak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,
segalanya terasa berat dan merasa
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
6/14
imbulnya rasa lelah dalam diri manusia merupakan proses yang terakumulasi dari
berbagai faktor penyebab yang mendatangkan ketegangan stress1 yang dialami oleh tubuh
manusia %4$gnj/s/e5r/t/'2,,,*. 7reen %1((2* an !uma&mur %1((-* dari proceeding
mengemukakan faktor yang mempengaruhi kelelahan ada dua yaitu 8
a. )aktor ?nternal antara lain 8 faktor somatis atau faktor fisik, gi>i, jenis kelamin, usia,
pengetahuan dan sikap atau gaya hidup.
b. )aktor @ksternal adalah keadaan fisik lingkungan kerja kebisingan, suhu,
pencahayaan, faktor kimia >at beracun1, faktor biologis bakteri, jamur1, faktor
ergonomi, kategori pekerjaan, sifat pekerjaan, disiplin atau peraturan perusahaan,
upah, hubungan sosial dan posisi kerja atau kedudukan.
Menurut 7ranjean %1(* faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan8 sifat
pekerjaan yang monoton kurang bervariasi1, intensitas lamanya pembeban fisik dan mental.
/ingkungan kerja misalnya kebisingan, pencahayaan A cuaca kerja. )aktor psikologis
misalnya rasa tanggungja2ab dan kha2atir yang berlebihan, serta konflik yang kronis3
menahun, status kesehatan dan status gi>i.
Menurut !$s+ant/ yang dikutip dari "mbar $00*1, faktor penyebab kelelahan kerja
berkaitan dengan8
a. 6engorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi, variasi kerja dan
intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan. b. )aktor 6sikologis, misalnya rasa tanggungja2ab dan kha2atir yang berlebihan, serta
konflik yang kronis3 menahun.
c. /ingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak menimbulkan
pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja.
d. Status kesehatan penyakit1 dan status gi>i.
e. Monoton pekerjaan3 lingkungan kerja yang membosankan1.
Menurut !uma&mur %1((* terdapat lima kelompok sebab kelelahan yaitu8
a. Keadaan monoton b. %eban dan lamanya pekerjaan baik fisik maupun mental
c. Keadaan lingkungan seperti cuaca kerja, penerangan dan kebisingan
d. Keadaan keji2aan seperti tanggungja2ab, kekha2atiran atau konflik
e. 6enyakit, perasaan sakit dan keadaan gi>i
)aktor-faktor yang berkaitan dengan terjadinya kelelahan %7ranjean' 1(* 8
Kelelahan merupakan hasil dari berbagai ketegangan yang dialami oleh tubuh manusia
sehari-hari. ntuk mempertahankan kesehatan dan efisiensi, banyaknya istirahat dan
pemulihan harus seimbang dengan tingginya ketegangan kerja. 6enyegaran terjadi terutama
6
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
7/14
selama 2aktu tidur malam, tetapi periode istirahat dan 2aktu berhenti kerja juga dapat
memberikan penyegaran.
Menurut !et9a+at$ %1((-*, faktor individu seperti umur juga dapat berpengaruh
terhadap 2aktu reaksi dan perasaan lelah tenaga kerja. 6ada umur yang lebih tua terjadi
penurunan kekuatan otot, tetapi keadaan ini diimbangi dengan stabilitas emosi yang lebih
baik dibanding tenaga kerja yang berumur muda yang dapat berakibat positif dalam
melakukan pekerjaan.
2.< 7ejala "elelahan "erja
!. Menurut 7$lmer %1())* an 0amer/n %1(=3*
+ilmer !**1 dan Bameron !&1 menyebutkan bah2a gejala-gejala kelelahan
adalah sebagai berikut 8
a. +ejala yang Mungkin %erakibat pada 6ekerjaan
+ejala kelelahan kerja yang mungkin berakibat pada pekerjaan, seperti 8
• 6enurunan kesiagaan dan perhatian.
• 6enurunan dan hambatan persepsi.
• Bara berpikir atau perbuatan anti sosial.
• idak cocok dengan lingkungan.
• ;epresi
•
Kurang tenaga• Kehilangan inisiatif
b. +ejala mum yang Sering Menyertai +ejala diatas
+ejala kelelahan kerja bisa disertai dengan gejala-gejela umum, seperti 8
• Sakit kepala
• Certigo
• +angguan fungsi paru dan jantung.• Kehilangan nafsu makan.
• +angguan pencernaan
2. Menurut A.M. !ugeng Bu$/n/' kk.' %2,,,*
".M. Sugeng %udiono, dkk.,$0001 mempunyai gambaran mengenai gejala
kelelahan fatigue symptoms1 secara subyektif dan obyektif antara lain 8
a. 6erasaan lesu, ngantuk, dan pusing.
b. Kurang mampu berkonsentrasi.
c. %erkurangnya tingkat ke2aspadaan.d. 6ersepsi yang buruk dan lambat.
7
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
8/14
e. %erkurangnya gairah untuk bekerja.
f. Menurunnya kinerja jasmani dan rohani.
%eberapa gejala tersebut dapat menyebabkan penurunan efisiensi dan efektivitas
kerja fisik dan mental.Sejumlah gejala tersebut manifestasinya timbul berupa keluhan
oleh tenaga kerja dan seringnya tenaga kerja tidak masuk kerja.
3. Menurut !uma&mur P.". %1(()*
Suma7mur 6.K. !*1 membuat suatu daftar gejala yang ada hubungannya
dengan kelelahan yaitu 8
a. +ejala yang Menunjukkan 6elemahan Kegiatan
+ejala kelelahan kerja yang menunjukkan pelemahan kegiatan, seperti 8
•6erasaan berat dikepala.
• Menjadi lelah seluruh badan.
• Kaki merasa berat.
• Menguap
• Merasa kacau pikiran.
• Menjadi mengantuk
• Merasakan beban pada mata.
• Kaku dan canggung dalam gerakan.
• idak seimbang dalam berdiri.
• Mau berbaring
b. +ejala yang Menunjukkan 6elemahan Motivasi
+ejala kelelahan kerja yang menunjukkan pelemahan motivasi, seperti 8
• Merasa susah berpikir.
• /elah bicara
• Menjadi gugup
• idak dapat berkonsentrasi.
• idak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu.
• Benderung untuk lupa.
• Kurang kepercayaan
• Bemas terhadap sesuatu.
• idak dapat mengontrol sikap.
• idak dapat tekun dalam pekerjaan.
c. +ambaran Kelelahan )isik "kibat Keadaan mum
+ejala kelelahan fisik akibat keadaan umum dapat berupa 8
• Sakit kepala
• Kekakuan dibahu
• Merasa nyeri dipunggung.
•
Merasa pernafasan tertekan.• Daus
8
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
9/14
• Suara serak
• Merasa pening
• Spasme dari kelopak mata.
• remor pada anggota badan.
•
Merasa kurang sehat.
2.) Ak$5at "elelahan "erja
Konsekuensi kelelahan kerja menurut Ranal# !huler %1(((* antara lain 8
a. 6ekerja yang mengalami kelelahan kerja akan berprestasi lebih buruk lagi daripada
pekerja yang masih
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
10/14
anda-tanda psikis ini sering disertai kelainan-kelainan psikolatis seperti sakit kepala,
vertigo, gangguan pencernaan,tidak dapat tidur dan lain-lain. Kelelahan kronis demikian
disebut kelelahan klinis. Dal ini menyebabkan tingkat absentisme akan meningkat terutama
mangkir kerja pada 2aktu jangka pendek disebabkan kebutuhan istirahat lebih banyak atau
meningkatnya angka sakit. Kelelahan klinis terutama terjadi pada mereka yang mengalami
konflik-konflik mental atau kesulitan-kesulitan psikologis. Sikap negatif terhadap kerja,
perasaan terhadap atasan atau lingkungan kerja memungkinkan faktor penting dalam sebab
ataupun akibat %!uma&mur' 1(()*.
2.= Penanggulangan "elelahan
a. /ingkungan kerja bebas dari >at berbahaya, penerangan memadai, sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dihadapi, maupun pengaturan udara yang adekuat, bebas dari
kebisingan, getaran, serta ketidaknyamanan.
b. Eaktu kerja diselingi istirahat pendek dan istirahat untuk makan.
c. Kesehatan umum dijaga dan dimonitor.
d. 6emberian gi>i kerja yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja.
e. %eban kerja berat tidak berlangsung terlalu lama.
f. empat tinggal diusahakan sedekat mungkin dengan tempat kerja, kalau perlu bagi
tenaga kerja dengan tempat tinggal jauh diusahakan transportasi dari perusahaan.g. 6embinaan mental secara teratur dan berkala dalam rangka stabilitas kerja dan
kehidupannya.
h. ;isediakaan fasilitas rekreasi, 2aktu rekreasi dan istirahat dilaksankan secara baik.
i. Buti dan liburan diselenggarakan sebaik-baiknya.
j. ;iberikan perhatian khusus pada kelompok tertentu seperti tenaga kerja beda usia,
2anita hamil dan menyusui, tenaga kerja dengan kerja gilir di malam hari, tenaga
baru pindahan .
k. Mengusahakan tenaga kerja bebas alkohol, narkoba dan obat berbahaya.
2. Pengukuran "elelahan "erja
Sampai saat ini belum ada metode pengukuran kelelahan yang baku karena kelelahan
merupakan suatu perasaan subyektif yang sulit diukur dan diperlukan pendekatan secara
multidisiplin %Tar+aka' 2,,-*. %anyak parameter yang digunakan untuk mengukur
kelelahan kerja antara lain 8 Eaktu :eaksi Seluruh ubuh atau Ehole %ody :eaction est
E%:1, ji Ketuk 4ari )inger aping est1, ji )licker )usion, ji Britical )usion, ji
%ourdon Eiersma, Skala kelelahan ?)):B ?ndustrial )atiFue :ating Bomite1, Skala )atiFue
:ating ): Skala1, @kresi Katikolamin, Stroop est %!uma&mur'1((
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
11/14
Kriteria-kriteria kelelahan kerja, yaitu 8
a. Gormal 8 2aktu reaksi !50,0 ' $(0,0 milidetik
b. Kelelahan Kerja :ingan 8 2aktu reaksi $(0,0 H 9 H (!0,0 milidetik
c. Kelelahan kerja Sedang 8 2aktu reaksi (!0,0 I 9 H 50,0 milidetik
d. Kelelahan Kerja %erat 8 2aktu reaksi J 50,0 milidetik
Keterangan 8 9 adalah hasil pengukuran dengan Reaction Timer
Menurut ar2aka,dkk $00(1, pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu8
1. "ual$tas an "uant$tas Has$l "erja
6ada metode ini, kualitas output digambarkan sebagai jumlah proses kerja
2aktu yang digunakan setiap item1 atau proses operasi yang dilakukan setiap
unit 2aktu. Gamun demikian banyak faktor yang harus dipertimbangkan seperti
target produksi faktor sosial dan perilaku psikologis dalam kerja. Sedangkan
kualitas output kerusakan produk, penolakan produk1 atau frekuensi kecelakaan
dapat menggambarkan terjadinya kelelahan, tetapi faktor tersebut bukanlah
merupakan causal factor ar2aka, $00(1. Kuantitas kerja dapat dilihat pada
prestasi kerja yang dinyatakan dalam banyaknya produksi persatuan 2aktu.
Sedangkan kualitas kerja didapat dengan menilai kualitas pekerjaan seperti
jumlah yang ditolak, kesalahan, kerusakan material, dan lain-lain.
$. Penatatan Perasaan !u59ekt$# "elelahan "erja' yaitu dengan cara
Kuesioner, Subjective Self :ating es dari ?ndustrial )atigue :esearch
Bommittee ?):B1 4epang, merupakan salah satu kuesioner yang dapat untuk
mengukur tingkat kelelahan subjektif. Kuesioner tersebut berisi &0 daftar
pertanyaan yang terdiri dari8
!0 6ertanyaan tentang pelemahan kegiatan8 6erasaan berat di kepala, lelah di
seluruh badan, berat di kaki, menguap, pikiran kacau, mengantuk, ada beban
pada mata, gerakan canggung dan kaku, berdiri tidak stabil, dan ingin berbaring.
!0 6ertanyaan tentang pelemahan motivasi8 Susah berfikir, lelah untuk bicara,
gugup, tidak berkonsentrasi, sulit untuk memusatkan perhatian, mudah lupa,
kepercayaan diri berkurang, merasa cemas, sulit mengontrol sikap, dan tidak
tekun dalam pekerjaan.
!0 6ertanyaan tentang gambaran kelelahan fisik 8 Sakit dikepala, kaku di bahu,
nyeri di punggung, sesak nafas, haus, suara serak, merasa pening, spasme di
kelopak mata, tremor pada anggota badan, dan merasa kurang sehat.3. Alat Ukur Perasaan "elelahan "erja %"AUP""*
11
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
12/14
Menurut Setya2ati K"6K$ Kuesioner "lat kur 6erasaan Kelelahan
Kerja1 merupakan parameter untuk mengukur perasaan kelelahan kerja sebagai
gejala subjektif yang dialami pekerja dengan perasaan yang tidak menyenangkan.
Keluhan-keluhan yang dialami pekerja sehari-hari membuat mereka mengalami
kelelahan kronis %H/tmatua' 2,,(*.
-. Pengukuran 7el/m5ang L$str$k Paa 8tak Dengan
Eletr/enhe6al/gra6h9 %EE7*
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
13/14
BAB III
PENUTUP
3.1 "es$m6ulan
Setiap aktivitas seseorang pastilah menimbulkan kelelahan bagi tubuhnya yang selalu
melakukan aktivitasnya baik pada pagi hari, siang hari, sore hari hingga malam hari. ;imana
setiap makhluk hidup pastilah memiliki aktivitas setiap harinya, selama makhluk hidup itu
masih bernafas. Kelelahan sendiri merupakan mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh
menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan demikian terjadilah pemulihan
%!uma&mur' 1(()*.
Konsep kelelahan menyatakan bah2a keadaan dan perasaan kelelahan adalah reaksi
fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri, yang dipengaruhi oleh $ sistem
antagonistik, yaitu sistem menghambat inhibisi1 dan sistem penggerak aktivasi1. 4enis
kelelahan kerja terbagi menjadi tiga bagian, yaitu 8 berdasarkan proses dalam otot,
berdasarkan penyebab kelelahan, dan berdasarkan 2aktu terjadinya. Selain itu, kelelahan
kerja juga disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
aktivitas sipekerja dalam melakukan pekerjaannya produksinya1.
+ejala dari kelelahan kerja juga bisa diamati secara kasat mata pada pekerja yang
selalu lemas dan tidak bersemangat dalam bekerja. "kibat dari gejala kelehan kerja juga bisa
menimbulkan dampak-dampak negatif pada pekerja, seperti berkurangnya pendapatan akibat
kelelahan dalam kerja dan menurunkan produktivitas kerja perusahaan. Maka untuk itu, perlu
diadakannya pengukuran dan pengendalian pada tenaga kerja yang mengalami kelelahan
kerja.
3.2 !aran
Seharusnya para pekerja lebih peduli untuk memperhatikan keadaan diri mereka
sendiri agar pekerja dapat bekerja semaksimal mungkin dan dapat menghasilkan suatu
produktivitas yang maksimal dengan tidak mengganggu keadaan tubuh mereka. ;iharapkan
pekerja melakukan pekerjaannya sesuai dengan aturan shift yang telah ditentukan oleh pihak
perusahaan dan menerima 2aktu lembur sesuai dengan peraturan perundang-undangan
13
8/15/2019 Ergonomi Kelelahan Kerja-1
14/14
maksimal &jamhari atau !(jam3minggu. 6ekerja juga harus menggunakan 2aktu sebaik-
baiknya dan istarahat yang cukup.
DATAR PU!TA"A
@tikariena, "rum. $0!(1. >Per5eaan "elelahan "erja Berasarkan Makna "erja Paa
"ar9a+an. 4ournal 6sikogenesis. Col.$, Go.$ $0!(1.
)itrihana, Goor. $00. "elelahan "erja.
https833batikyogya.2ordpress.com3$0030303kelelahan-kerja3. ;ikutip tanggal 0$
4uni $0!*, 6ukul 8 !.0$1.
4adisoepri, S. $0!$. "elelahan "erja. https833222.academia.edu3&*5$3KelelahanLKerja.
;ikutip tanggal 0$ 4uni $0!*, 6ukul 8 !.01.
Eirotin, G./.G. $0!!. Anal$s$s akt/r "elelahan "erja Paa "ar9a+an PT. B$ntang
Ar$ta a9a Bag$an Pakag$ng. Skripsi. 6rogram Studi 6sikologi, )akultas ;ak2ah,
?nstitut "gama ?slam Gegeri Sunan "mpel Surabaya.
14
https://batikyogya.wordpress.com/2008/09/09/kelelahan-kerja/https://www.academia.edu/7365298/Kelelahan_Kerjahttps://www.academia.edu/7365298/Kelelahan_Kerjahttps://batikyogya.wordpress.com/2008/09/09/kelelahan-kerja/Top Related