Download - DP Neonatus

Transcript
Page 1: DP Neonatus

Pemeriksaan Fisik Neonatus

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada neonates, dilakukan anamnesis yang cermat untuk

mengetahui hal-hal berikut ini:

Riwayat penyakit keturunan

Riwayat kehamilan-kehamilan sebelumnya

Riwayat kehamilan sekarang

Riwayat persalinan sekarang

Informasi ini sangat membantu dalam menilai kelainan yang ditemukan dalam periksaan

fisik. Pemeriksaan bayi dilakukan dalam keadaan telanjang dibawah lampu yang terang, yang

berfungsi sebagai pemanas untuk mencegah kehilangan panas. Tangan serta alat yang

dipergunakan untuk pemeriksaan fisik harus bersih dan hangat

Pemeriksaan fisis pada neonatus dilakukan kurang lebih 3 kali, yakni:

I. Pada saat lahir

II. Pemeriksaan lanjutan yang dilakukan dalam 24 jam atau hari berikutnya

III. Pemeriksaan pada waktu pulang.

I. Pemeriksaan Pada Saat Lahir

Tujuan pemeriksaan:

Untuk menilai adaptasi neonates dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterin

Untuk mencari kelainan congenital terutama yang perlu penanganan segera

Vital sign

Keadaan umum

Kepala dan leher

Thorax

Abdomen

Urogenital

Ekstremitas & spine

Page 2: DP Neonatus

Penilaian adaptasi neonates

Sebelum melakukan penilaian terhadap adaptasi neonatus, dilakukan resusitasi terhadap

neonates terlebih dahulu baru kemudian menghitung APGAR Score.

Langkah-langkah resusitasi berupa:

Hangatkan bayi

Atur posisi kepala → sedikit ekstensi

Hisap lender atau sisa ketuban

Atur posisi kepala kembali

Penilaian adaptasi neonates dilakukan dengan cara menghitung APGAR Score. Criteria yang

dinilai adalah

Appereance atau warna kulit

Pulse atau laju jantung

Grimace atau reflex

Activity atau tonus otot

Respiration atau usaha bernapas

TABEL 1. NILAI APGAR

Tanda 0 1 2

Laju jantung

(Pulse)

Tidak ada <100 >100

Usaha bernapas

(Respiration)

Tidak ada

(apnea)

Lambat

(menggap-menggap)

Menangis kuat

Tonus otot

(Activity)

Lumpuh Ekstremitas fleksi

sedikit

Gerakan aktif

Refleks

(Grimace)

Tidak bereaksi Gerakan sedikit

(menyeringai)

Reaksi melawan

(bersin/batuk)

Warna Kulit

(Appereance)

Seluruh tubuh

biru/pucat

Tubuh kemerahan,

ekstremitas biru

Seluruh tubuh

kemerahan.

Page 3: DP Neonatus

Setiap criteria diatas diberi nilai 0,1 atau 2 sehingga neonates dapat memperoleh nilai 0 sampai

10. Penilaian ini dilakukan pada menit pertama setelah lahir yang memberikan petunjuk

adaptasi neonatal. Hasil penilaiannya berarti:

Nilai 7-10 : Neonatus beradaptasi dengan baik

Nilai 4-6 : Neonatus dalam keadaan asfiksia ringan sampai sedang

Nilai 0-3 : Neonatus dalam keadaan derajat asfiksia berat

Penilaian Apgar ini perlu diulang setelah 5 menit untuk mengevaluasi apakah tindakan

resusitasi kita sudah adekuat atau belum. Bila belum, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang

lain. Nilai Apgar 5 menit ini mempunyai nilai prognostic karena berhubungan dengan

morbiditas neonatal.

Mencari kelainan congenital

Pada anamnesis perlu ditanyakan:

Apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik, terkena radiasi atau infeksi virus pada

trimester pertama?

Apakah ada kelainan bawaan pada keluarga?

Apakah ibu menderita penyakit yang dapat menggangku pertumbuhan janin, seperti:

diabetes mellitus, asma bronchial, dll

Sebelum memeriksa bayi, perlu diperiksa cairan amnion, tali pusat dan placenta.

Cairan amnion

Volume cairan amnion perlu diukur. Bila volumenya lebih dari 2000ml disebut

polihidramnion atau hidramnion saja. Apabila volumenya kurang dari 500ml disebut

sebagai oligohidramnion. Polihidramnion biasa terdapat pada bayi dengan obstruksi

pada traktus intestinalis bagian atas, anensefalus, bayi dari ibu diabetes atau eklamsi.

Pada Oligohidramnion, perhatikan juga ekstremitas bawah akan kemungkinan adanya

pes equanovarus atau valgus congenital.

Tali Pusat

Perhatikan kesegaran tali pusat, ada tidaknya simpul pada tali pusat. Perhatikan juga

pada potongan tali pusat, apakah ada satu vena dan dua arteri. Bila hanya mempunyai

Page 4: DP Neonatus

satu arteri umbilikalis, dapat memberikan probabilitas untuk terjadinya kelainan

congenital terutama pada system pencernaan, urogenital, respiratorik atau

kardiovaskular.

Plasenta

Plasenta harus ditimbang dan perhatikan adanya pekapuran, nekrosis dsb. Pada bayi

kembar, harus ditelit apakah terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan kembar

identik atau tidak). Selain itu, perhatikan juga adanya anastomosis vascular antara

kedua amnion, bila ada perlu diperhatikan kemungkinan terjadi transfuse feto-fetal

Setelah pemeriksaan cairan amnion, tali pusat dan placenta kemudian dilakukan pemeriksaan

bayi secara tepat tetapi menyeluruh

o Berat lahir dan masa kehamilan

Bayi dikatakan mempunyai berat badan rendah apabila berat badannya <2500gr tanpa

memandang masa gestasi. Penyebab bayi berat lahir rendah (BBLR) biasanya karena

bayi kurang bulan (premature) dan bayi lahir kecil untuk masa kehamilan. Kejadian

kelainan congenital pada bayi kurang bulan adalah dua kali lebih banyak dibanding pada

bayi cukup bulan, dan pada bayi kecil untuk masa kehamilan kejadian kelainan

congenital tersebut sampai 10 kali lebih besar

o Mulut

Perhatikan apakah terdapat labio-gnato-palatoskisis (bibir-gusi-palatum membelah)

Perhatikan apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin disebabkan oleh adanya

atresia esophagus. Pemeriksaan akan patennya esophagus dilakukan dengan

memasukkan kateter ke dalam lambung. Bila kateter masuk ke dalam lambung,

masukkan 5-10ml udara dan dengan stetoskop akan terdengar bunyi udara masuk

ke dalam lambung; dengan demikian akan tersingkir atresia esophagus. Kemudian

cairan amnion di dalam lambung diaspirasi. Bila terdapat cairan melebihi 30ml

pikirkan adanya atresia usus bagian atas. Pemeriksaan patennya esophagus

dianjurkan pada setiap bayi yang kecil untuk masa kehamilan, arteri umbilikalis

hanya satu, polihidramnion, atau hipersalivasi.

• Perhatikan juga terdapatnya hipoplasia otot depressor anguli oris. Pada keadaan

Page 5: DP Neonatus

ini terlihat asimetri wajah apabila bayi menangis, sudut mulut dan mandibula

akan tertarik ke bawah dan garis nasolabialis akan kurang tampak pada daerah

yang sehat (sebaliknya pada paresis N.fasialis). Pada 20% keadaan seperti ini

dapat ditemukan kelainan kongenital berupa kelainan kardiovaskular dan

dislokasi panggul kongenita

o Anus

Perhatikanlah adanya anus imperforata dengan memasukkan termometer ke dalam

anus. Bila ada atresia perhatikan apakah ada fistula rekto-vaginal.

o Kelainan pada garis tengah

Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bifida, meningomielokel, sinus

pilonidalis, genetalia yang ambigus, eksomfalus, dan lain-lain.

o Jenis kelamin

Apabila terjadi keraguan terhadap jenis kelamin bayi, misalnya pembesaran klitoris pada

bayi perempuan atau terdapatnya hipospadi atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya

pemberitahuan jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti

pemeriksaan kromosom

II. Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaan lanjutan dilakukan setelah neonatus berada dalam keadaan stabil. Pemeriksaan

lanjutan ini terdiri dari: Pemeriksaan umum, Pemeriksaan sistematik secara rinci, Pemeriksaan

usia kehamilan

a. Pemeriksaan umum

• Vital sign

Respiration Rate

RR normal: 40-60x/menit dengan periodic breathing (henti nafas 5-10

detik diantara pola nafas reguler

RR >60x/m :

1. kelainan paru

2. kelainan jantung

3. kelainan metabolik

Page 6: DP Neonatus

Pola nafas

1. normal : pola nafas abdominal (inspirasi bagian dada tertarik ke

dalam & pada saat yang sama perut bayi membuncit)

2. abnormal : gasping

Evaluasi gawat Nafas (Downes score)

Pemeriksaan Nadi/Heart Rate

- Bayi aterm :

1. Saat tidur : 90x/menit

2. Saat aktif : 180x/menit

- Bayi prematur : 140-150x/menit (tidur)

- Harus diperiksa pada 4 ekstremitas

- Kelainan nadi :

1. Nadi lemah : curah jantung buruk/vasokonstriksi perifer

2. Nadi femoral lemah/(-) : lesi jantung koartasio aorta

Suhu

- Tempat pemeriksaan : axila dan rectal

- Suhu normal : 36,5 – 37,5⁰C

- Abnormal :

1. Febris/hipertermia : dehidrasi, gangguan serebral, infeksi,

kenaikan suhu lingkungan

Page 7: DP Neonatus

2. Hipotermia : suhu dibawah normal : sepsis (apabila

ekstremitas dingin dan tubuh panas), kedinginan

II. Pemeriksaan lanjutan

Pemeriksaan lanjutan dilakukan setelah neonatus berada dalam keadaan stabil. pemeriksaan

lanjutan terdiri dari: pemeriksaan umum, pemeriksaan sistematik secara rinci,pemeriksaan usia

kehamilan.

a. Pemeriksaan umum

o Warna kulit

Kulit neonatus normalnya berwarna kemerahan, kadang-kadang terlihat sianosis pada

ujung-ujung jari pada hari pertama.

Cyanosis :Warna kebiruan pada kulit dan mukosa

Klasifikasi :

Cyanosis sentral : kelainan jantung (TF)

Cyanosis perifer : kedinginan

Warna kulit pucat terdapat pada anemia berat atau asfiksia palida. Plethora tampak

pada polisitemia. Anemia Refleksi kekurangan Hemoglobin dalam sirkulasi secara klinis

Penyebab :

Kekurangan aliran darah dari ibu ke bayi (intrauterine)

Perdarahan tali pusat (ikatan kurang erat)

Transfusi fetal to maternal (posisi bayi diatas posisi ibu saat lahir sebelum tali

Cyanosis sentral Cyanosis Perifer

Page 8: DP Neonatus

pusat diikat )

Infeksi sistemik (sepsis)

G6PD defisiensi

Anemia of prematurity

Warna kulit yang kuning (ikterus) disebabkan oleh kadar bilirubin yang tinggi dalam

serum darah, atau pewarnaan oleh mekonium. Kenaikan kadar bilirubin indirek member

warna kuning-jingga sedang penumpukan bilirubin direk memberikan warna kuning

kehijauan. Pada neonatus yang berkulit gelap, ikterus sebaiknya diperiksa pada mukosa.

Identifikasi :

o inspeksi (Kramer)

o pemeriksaan lab : HvdB(evaluasi BT, BD, BI)

• Icterus fisiologis : icterus normal pada bayi

Ciri :

1. kramer I-II

2. keadaan umum baik (gerak tangis normal, minum normal)

• Icterus patologis :

Ciri :

1. Kramer >II

2. Bayi malas minum

3. Terlalu banyak tidur

4. Kejang, iritabel

5. BAB acholis (pucat)

6. Perut distended

ABO inkompatibilitas

Rhesus inkompatibilitas

G6PD defisiensi

Sepsis

Cholestasis

Page 9: DP Neonatus

Pada orang kulit berwarna, dalam keadaan normal dapat terlihat warna kebiruan pada

punggung dan bokong yang disebut Mongolian spot.

o Keaktifan

Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi, gerakan tungkai dan lengan. Pada

neonatus cukup bulan yang sehat, posisi ekstremitas adalah dalam keadaan fleksi,

sedang gerakan tungkai dan lengannya aktif dan simetris. Bila ada asimetri pikirkan

adanya kelumpuhan atau patah tulang. Apabila neonatus diam saja, mungkin terdapat

depresi susunan saraf pusat atau akibat obat, akan tetapi masih mungkin juga bayi

dalam keadaan tidur nyenyak.

o Tangisan bayi

Tangisan bayi dapat memberikan keterangan keadaan bayi, misalnya tangisan yang

melengking menunjukkan bayi bayi dengan kelainan neurologis, sedangkan tangisan

yang lemah atau merintih terdapat pada bayi dengan kesukaran pernapasan.

Dyspnea

• Definisi : kesulitan bernafas

• Identifikasi :

1. Respirasi rate/menit meningkat

2. Pernafasan cuping hidung

3. Retraksi subcostal

4. Retraksi suprasternal

5. Retraksi intercostal space

o Wajah neonatus

Wajah neonatus dapat menunjukkan kelainan yang khas misalnya pada wajah pasien

sindrom down, sindrom Pierre-Robin, kretinisme, dan sebagainya.

o Keadaan gizi

Keadaan gizi neonatus dinilai dari berat badan serta panjang badannya disesuaikan

dengan masa kehamilan, tebalnya lapisan subkutan, serta kerutan pada kulit.

b. Pemeriksaan secara rinci

o Kulit

Penyebab :

1. gangguan paru primer :

• HMD (Hyaline Membrane Disease)• Atelektasis • Pneumonia• Meconeal aspiration syndrome• Transient tachypnea of the neorn

2. Gangguan jantung :

• CHD kompleks

Page 10: DP Neonatus

Perhatikan terdapatnya petekie atau ekimosis yang dapat disebabkan trauma lahir

atau oleh sepsis, penyakit perdarahan, atau trombositopenia.

Perhatikan terdapatnya tumor di kulit. Catat ukuran, bentuk, konsistensi serta

warnanya.

Perhatikan apakah ada kelainan bawaan lain pada kulit. Turgor kulit yang jelek atau

kulit yang keriput menandakan terdapatnya dehidrasi atau gizi buruk.

Pada lebih kurang 40% neonatus cukup bulan, di kulit hidung dan pipi terlihat bintik-

bintik putih kekuningan yang disebut milia, yaitu kista epidermal yang berisi materi

keratin, yang biasanya menghilang dalam beberapa minggu. Kadang di daerah

sekitar dahi dan ketiak terlihat miliara kristalina yaitu vesikula jernih yang

disebabkan oleh retensi keringat akibat obstruksi saluran keringat.

o Kepala dan leher

Kepala

Ukuran kepala : kurva Nellhouse 1. Mikrosefalia : < -2SD2. Makrosefalia : > +2SD3. Normal : -2SD s/d +2SD

Bentuk kepala : tergantung macam persalinan 1. Pervaginam : moulage → Saling menumpuk2. Sectio caesaria/sungsang : bulat

• Fontanella mayor : terbuka, ukuran 3x3cm• Sutura : terbuka ±0,5cm• Trauma lahir :

1. Caput sucudaneum:- Benjolan melewati garis tengah- Benjolan berisi air

2. Cephal hematom:- Benjolan tidak melewati garis tengah- Benjolan berisi darah- Tidak perlu diberikan terapi- Perlu anamnesa riwayat kelahirannya

3. Perdarahan subaponeurotik Fontanella mayor Besar• Akondroplasia

Page 11: DP Neonatus

• Sindroma alpert • Hipotiroid/atiroid • Hidrosefalus • Prematuritas • Sindroma rubella

Wajah

Seringkali wajah neonatus tampak asimetris karena posisi janin intrauterine. Kelainan

wajah yang khas terdapat pada beberapa sindrom seperti sindrom Down atau sindrom

Pierre-Robin yang mudah dikenal. Perhatikan kelainan wajah akibat trauma lahir seperti

laserasi, paresis N.fasialis atau patah tulang zigomatikus.

MataPemeriksaan mata pada neonatus seringkali sulit dilakukan karena biasanya matanya

tertutup.Dengan menggoyang-goyangkan kepala nya secara perlahan-lahan mata

neonatus akan terbuka sehingga dapat diperiksa.

Mikroftalmia kongenital dapat ditemukan dengan cara inspeksi dan palpasi

Glaukoma kongenital mulanya terlihat pembesaran kemudian sebagai kekeruhan

kornea

Katarak kongenital terlihat pupil berwarna putih

Trauma pada mata terlihat edema palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina

Perhatikanlah adanya sekret mata

Konjungtivitis oleh kuman gonokok dapat cepat menjadi panoftalmka dan

menyebabkan buta. sekretnya purulen, pus sangat banyak, perlu diirigasi sesering

mungkin dengan NaCl untuk mencegak panoftalmika dan kebutaan.

Telinga

Perhatikan letak daun telinga.

Letak daun telinga normal: simetris dengan orbita Daun telinga yang letak rendah (low set ear) antara lain merupakan sindrom

Pierre-Robin. Sinus yang terdapat di tengah adalah sisa dari branchial cleft, kadang terlihat

auricle tag (dilapisi kulit).Pemeriksaan membran timpani pada neonatus, jarang dilakukan. Tapi bila ada infeksi periksalah membrane timpani.

Page 12: DP Neonatus

HidungNeonates bernafas melalui hidung.

Bila bernafas melalui :

Mulut : terdapatnya obstruksi jalan nafas karena atresia koana bilateral atau fraktur hidung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring.

Pernafasan cuping hidung : adanya gangguan paru. Hidung tersumbat oleh secret mukopurulen kadang berdarah: sifilis congenital.

MulutPemeriksaan mulut dilakukan dengan inspeksi dan palpasi.

Inspeksi:

o Adanya labio dan gnatoskisis, adanya gigi atau ranula yaitu kista lunak yang berasaldari dasar mulut.

o Lidah yang membesar seperti pada sindrom Beckwith atau selalu bergerak seperti pada Sindrom Down.

o Lidah keluar masuk (tanda foote) pada neonates dengan edema otak atau tekanan intracranial meninggi.

o Tanda hipersaliva pada neonatus dengan kasus atresia esophagus dengan atau tanpa fistula trakeo esofagus.

Palpasi: Adanya high arch palate, palatopsikis, dan baik tidaknya refleks isap.

Leher Pada neonatus leher tampak pendek dan pergerakannya baik. Apabila ada

keterbatasan pergerakan pikirkan kelainan tulang leher. Tumor pada leher seperti tiroid, hemangioma, higroma kistik dapat menekan

trakea dan perlu tindakan segera. Trauma leher pada persalinan sulit menyebabkan kerusakan pleksus brakialis

sehingga terjadi paresis pada tangan, lengan, atau diafragma. Dapat terjadi perdarahan m.sternocleidomastoideus yang bila tidak ditangani dengan baik menyebabkan tortikolis.

Terdapat pula Webbed neck pada turner sindrom.o Dada

Inspeksi

Laju nafas : 40-60x/menit Bentuk dada : tong, kadang pektus ekskavatum atau karinatum tapi tidak punya arti

klinis. Respirasi : dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut. Gangguan pernapasan terlihat pernapasan paradoksal dan retraksi saat inspirasi. Gerakan dada harus simetris, gerak tidak simetris pada pneumotorak, paresis

diafragma, hernia diafragmatika.

Page 13: DP Neonatus

Palpasi

Dapat ditemukan fraktur klavikula serta meraba iktus kordis.

Perkusi

Pada neonatus jarang dilakukan perkusi dada.

Auskultasi

Laju jantung : 120-160x/menit

Bunyi napas : bronkovesikuler

Adanya bising usus pada dada menunjukkan adanya hernia diafragmatika.

o Abdomen

Dinding perut pada neonatus lebih datar dibandingkan dinding dadanya

- Cekung : hernia diafragmatika

- Buncit : hepatosplenomegali atau tumor lainnya atau cairan dalam rongga perut.

- Kembung : enterokolitis nekrotikans, perforasi usus atau ileus. omfalokel, atau

duktus omfaloenterikus persisten.

Hati teraba 2-3cm di bawah arcus kosta kanan.

Limpa teraba 1cm di bawah arkus kosta kiri.

Ginjal dapat teraba bila posisi bayi terlentang dan tungkai bayi dilipat yaitu setinggi

umbilicus diantara garis tengah dan tepi perut, bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-

3cm.

Trauma pada abdomen bisa karena kelainan yang sukar misalnya letak sungsang,

dapat mengakibatkan perdarahan hati, limpa, atau kelenjar adrenal.

o Genitalia Eksterna

Bayi perempuan (cukup bulan) :

- Labia minora tertutup oleh labia mayora

- Lubang uretra terpisah dari lubang vagina

- Kadang tampak secret yang berdarah dari vagina karena pengaruh hormon ibu.

Bayi laki-laki :

Page 14: DP Neonatus

- Biasanya fimosis

- Ukuran penis antara 3-4cm (panjang) dan 1-1,3cm (lebar)

- Skrotum biasanya besar dan punya banyak rugae dengan testis sudah turun ke

dalam skrotum

Kelainan-kelainan yang sering ditemukan:

- Hipospadia : defek pada bagian ventral ujung penis saja atau berupa defek

sepanjang penisnya.

- Epipadia : defek pada dorsum penis

- Hidrokel

- Pada bayi kurang bulan sering ditemukan kriptorkismus yaitu testis belum turun

ke dalam kantong skrotum

- Torsi testis terjadi in utero dan dapat dilihat pada saat lahir berupa testis yang

membesar dan keras

Pada beberapa kasus sulit membedakan jenis kelamin neonatus. Misalnya pada bayi

perempuan dengan klitoris yang besar dan labia mayora berfusi dan berpigmen

banyak. Pada bayi laki-laki dengan penis kecil dan skrotum terpisah.

o Anus

Untuk mengetahui:

- Ada atau tidaknya atresia ani

- Fistula besar yang terletak di depan atau belakang anus yang normal

Mekonium biasanya terjadi 24jam pertama. Bila setelah 48 jam belum keluar

mekonium kemungkinan mekonium plug sindrom, megakolon, atau obstruksi saluran

pencernaan.

o Tulang Belakang dan Ekstremitas

Neonatus diletakkan dalam posisi tengkurap. Tanban pemeriksa meraba sepanjang

tulang belakang untuk mencari adanya skoliosis, meningokel, spina bifida okulta atau

pilonidalis.

Pada ekstremitas, Perhatikan :

- Pergerakan ekstremitas

Page 15: DP Neonatus

Asimetri pada patah tulang atau kelumpuhan saraf

- Tonus ekstremitas

Hipotonia umum (floppy infant) pada kelainan susunan saraf pusat

- Posisi kedua kaki

Apakah ad apes equinovarus atau valgus

- Keadaan jari-jari tangan dan kaki

Apakah ada polidaktili, sindaktili, atau clawhand atau clawfeet

o Ukuran Antopometrik

Neonatus cukup bulan yang sesuai untuk masa kehamilannya mempunyai ukuran badan

sebagai berikut :

- Berat antara 2500 sampai 4000gram

- Panjang 45 sampai 54 cm

- Lingkaran kepala 33 sampai 37 cm

- Lingkar dada 2cm lebih kecil dari lingkar kepala

o Pemeriksaan Neurologis

- Inspeksi

Perhatikan adanya malformasi, trauma fisis, dan kejang.

Pada neonatus normal dengan masa kehamilan 32-40 minggu terlihat abduksi

pada paha, dan fleksi pada sendi anggota gerak, simetris kanan-kiri.

Pada neonatus dengan masa kehamilan 25-30 minggu terlihat lengan dalam

keadaan fleksi, dan tungkai dalam fleksi atau ekstensi.

- Pemeriksaan Kepala

Diameter ubun-ubun besar : 2,1 cm dan sutura tidak dapat dimasuki ujung jari.

Sutura yang lebar,dengan ubun-ubun besar tegang dan membonjol terdapat

pada tekanan intrakranial yang meninggi pada hidrosefalus

Ubun-ubun besar yang tegang dan membonjol pada bayi dalam keadaan tidur

berarti tidak normal

Ubun-ubun besar tegang tidak selalu abnormal , mungkin juga normal karena

Page 16: DP Neonatus

edema,molding berlebihan,perdarahan subgaleal atau berkas infuse yang salah

Tingkat kesadaran terdiri atas sadar, apatik/letargi, somnolen, spoor, koma

Ada keadaan yang disebut jitteriness/tremulousness, gerakan gemetaran pada

angggota gerak dan rahang, keadaan ini dapat dibedakan dengan kejang dengan

monitoring EEG atau dengan criteria klinis berupa tidak adanya gerakan bola

mata, tidak ada perubahan pernapasan, timbulnya dapat diprovokasi, dan

gerakan berhenti bila anggota gerak difleksikan secara pasif

- Pemeriksaan Saraf Otak

Pemeriksaan saraf otak neonatus berbeda dengan pada anak.

1. Saraf VII, XII, dan IX

Pada saat pasien bangun dan menangis, perhatikan :

- mata dan sudut mulut untuk memeriksa saraf otak VII (fasialis). Paresis bila

mulut mencong ke sisi sehat, mata tidak dapat menutup.

- Lidah dan langit-langit

- Pada lidah perhatikan ukuran dan gerakannya, apakah ada fasikulasi (saraf

XII)

- Pada langit-langit perhatikan arkus farings dan uvula. Paresis saraf IX bila

arkus sisi paresis tertinggal

2. Saraf V, VII dan XII

Reflex rooting diperiksa dengan menyentuhkan ujung jari di sudut mulut pasien,

maka pasien akan menoleh kearah rangsangan dan berusaha memasukkan ujung

jari ke dalam mulut. Bila ujung jari dimasukkan 3cm akan diisap (sucking reflex).

3. Saraf IX dan X dengan pemeriksaan reflex menelan.

4. Saraf III, IV, dan VI

Dengan memperhatikan pada saat mengisap mata bayi biasanya terbuka

spontan. Pada saat itu lakukan pemeriksaan pergerakan bola mata

5. Saraf VIII

Doll’s eye maneuver dilakukan dengan memutar kepala pasien ke kiri dan ke

kanan.

Page 17: DP Neonatus

6. Saraf I, II, XI sulit dilakukan pada neonatus.

- Pemeriksaan motor

Tonus fasik : tonus fasik diperiksa dengan menguji tahanan anggota

gerak untuk bergerak dan aktivasi reflex tendon,pada neonatus predominan

dalam posisi fleksi,reflex tendon yang selalu ada pada neonatus reflex

patella.selain itu terdapat reflex hammer, reflex biceps dan Achilles.

Tonus postural : tahanan terhadap tarikan gaya berat.Terdapat 3 macam

pemeriksaan tonus postural, yaitu reaksi tarika, suspense vertikal dan

horizontal.Reaksi tarikan yang paling sensitive dan berguna dapat dilakukan saat

pasien dengan endotracheal tube.Suspensi horizontal dilakukan memegang

toraks pasien dan mengangkat horizontal, suspense vertical digunakan untuk

memeriksa deviasi mata ke lateral.

- Pemeriksaan Refleks Neonatal Primer

1. Refleks Moro

Reaksi kejutan yang menimbulkan rasa jatuh pada bayi.

Cara : Bayi dalam posisi terlentang, dan kepalanya dibiarkan jatuh dengan cepat

beberapa sentimeter dengan hati-hati ke tangan pemeriksa.

reaksi : bayi akan kaget, lengandirentangkan dalam posisi abduksi ekstensi, tangan

dibuka dan gerakan lengan adduksi dan fleksi.

2. Refleks Withdrawal

Cara : dilakukan dengan jarum untuk metrangsang telapak kaki

Reaksi : fleksi pada tungkai yang dirangsang dan ekstensi tungkai kontralateral.

3. Refleks Plantar Grasp

Cara : meletakkan jari pemeriksa pada telapak kaki pasien

Reaksi : reflek jari-jari kaki

4. Refleks Palmar Grasp

Cara : meletakkan jari pemeriksa pada telapak tangan pasien

Reaksi : fleksi jari-jari tangan

Page 18: DP Neonatus

- Pemeriksaan oftalmologi

Pemeriksaan oftalmologi dilakukan secara indirek dengan obat midriatikum atau secara

direk tanpa obat.Pemeriksaan direk lebih baik dilakukan pada pasien sedang menyusu,

oleh karena biasanya mata tebuka.

- Pemeriksaan Sensibilitas

Jarang dilakukan. Namun pada pemeriksaan refleks rooting, refleks sentuhan dan

rangsang sakit yang dapat menyebabkan bayi menangis dapat pula sebagai cara untuk

uji sensibilitas.

o Pemeriksaan usia kehamilan

Mengetahui usia kehamilan dan keadaan gizi neonatus penting untuk mengkategorikan

neonatus cukup bulan, kurang bulan, atau lebih bulan. Dan apakah sesuai, lebih kecil,

atau lebih besar untuk usia kehamilannya.

III. PEMERIKSAAN PADA WAKTU MEMULANGKAN

Untuk meyakinkan bahwa tidak ada kelainan kongenital atau kelainan akibat trauma.

Perhatikan :

- Susunan saraf pusat : aktifitas bayi, ketegangan ubun-ubun.

- Kulit : adanya ikterus, pioderma.

- Jantung : adanya bising yang baru timbul kemudian.

- Abdomen : adanya tumor yang tidak terdeteksi sebelumnya

- Tali pusat : adanya infeksi.

Perhatikan juga apakah bayi sudah bisa menyusu dan ibu sudah mengerti cara pemberian ASI

yang benar.