5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
1/21
Distosia karena kelainan jalan lahir
DISTOSIA KERENA KELAINANAN JALAN LAHIR
A. Distosia kesempitan Pintu Atas Panggula) Definisi
Pintu atas panggul di anggap sempit apabila conjugate vera kurang dari 10 cm atau kalau
conjugate transfersa kurang dari 12 cm
b) Etiologi
1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan
a. Panggul sempit seluruhSemua Ukuran panggul kecil
b. Panggul Picak
Ukuran Muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
c. Panggul sempit PicakSemua ukuran panggul sempit terutama ukuran muka belakang
d. Panggul Corong
Pintu atas panggl biasa, pintu bawah panggul sempite. Panggul belah
Sympisis terbuka
2. Kelainan Karena penyakit tulang panggul atau sendi sendinya
a. Panggul RachitisPanggul picak , panggul sempit, seluruh bagian panggul picak
b. Panggul Osteomalaci
Panggul sempit melintangc. Radang articulation sacroiliaka
Panggul sempit miring
3. Kelainan Panggul disebabkan kelainan tulang belakang
a. Kyfose di daerah tulang pinggangmenyebabkan panggu corongb. Scoliose di daerah tulang pungung menyebabkan panggul sempit miring
c) Pengaruh panggul sempita. Pengaruh pada Kehamilan
- Karena kepala tidak dapat turun, maka terutama pada primi gravid fundus lebih tinggi dari
pada biasa dan menimbulkan sesak nafas dan gangguan peredaran darah.- Perut yang menggantung pada primigravida merupakan tanda panggul sempit.
- Kepala tidak turun ke rongga panggu pada bulan terakhir kehamian.
- Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil di bandingkan dengan ukuran
bayi rata rata
b. Pengaruh pada persalinan- Persalinan lebih lama dari biasa karena adanya gangguan pembukaan yang disebabkan karena
ketuban pecah sebelum waktunya, karena bagian depan kurang menutup pintu atas panggul,
selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak bias menekan pada servix karena tertekan padapintu atas panggul
- Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau kelainan posisi, misalnya
Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya diameter bitemporalis yang lebih kecildari diameter biparientalis dapat melalui conjugate vera yang sempit itu.
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
2/21
Pada panggul sempit seluruh kepala anak mengadakan hyperfleksi supaya ukuran ukuran
kepala yang melalui jalan lahir sekecil kecilnya
Pada panggul sempit melintang sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang (positionoccipitalis directa) pada pintu panggul.
- Dapat terjadi ruptus uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan
yang ditimbulkan oleh panggul yang sempit.- Rupture symphyse dapat terjadi terkadang rupture dari articulation sacroilliaka.c. Pengaruh pada anak
- Partus yang lama misalnya yang lebih lama lebih dari 20 jam atau kala II yang lebih dari 3
jam sangat menambah kematian perinatal apalagi kalau ketuban pecah sebelum waktunya.- Moulage yang kuat dapat menimbulkan perdarahan otak, terutama kalau diameter bipariental
kurang dari cm. selain dari itu mungkin pada tengkorak terdapat tanda tanda tekanan,
terutama pada bagian yang melalui promotorium (os pariental).
d) Penanganan
Penanganan Panggul sempit dapat dilakukan dengan persalinan percobaan, yaitu: percobaan
untuk melakukan persalinan pervaginam pada wanita wanita dengan panggul yang relativesempit. Persalinan percobaan hanya dapat dilakukan pada letak belakang kepala, jadi tidak di
lakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya..
Persalinan percobaan dapat dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita
mendapat keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung pervaginam atau setelah anaklahir pervaginam
Persalinan percobaan dikatakan berhasil apabila anak lahir pervaginam secara spontan atau
dibantu dengan ekstrasi (forceps atau vakum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik.
Kesempitan Bidang Tengah Panggul
a) DefinisiAdalah bidang tengah pangul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spina ischiadica
yang menyentuh sacrum dekat pertemuan antara sacral ke 4 dan ke 5.
Ukuran terpenting dalam bidang tengah panggul, adalah:1. Diameter transversa ( diameter antar spina) 10 cm.
2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah sympisis ke pertemuan antara sacral ke 4 dan 5
adalah 11 cm3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antar spina ke pertemuan sacral 4 dan 5
adalah 5 cm
Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat di peroleh dengan cara klinis, tapi harus di ukur
dengan rontgen, tetapi kita dapat menduga kesempitan bidang tengah panggul jika,
a. Spina ischiadika sangat menonjolb. Dinding samping panggul konvergen
c. Kalau diameter antar tuber ischiadika 8 cm atau kurang.
b) Etiologi
- Penyakit tulang seperti rachitis
- Tumor pada tulang panggul- Trauma panggul
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
3/21
c) Pengaruh
Kesempitan bidang tengah panggul dapat menimbulkan putaran paksi.
d) Penanganan
Jika persalinan berhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka baiknya di pergunakanekstrasi vacuum, karena ekstrasi forceps kurang memuaskan berhubung forcep memperkecilruangan jalan lahir
Kesempitan Pintu Bawah panggul
a) Definisi
Kesempitan pintu bawah panggul adalah jika diameter transversa dan diameter sagitalis
posterior kurang dari 15cm , maka sudut arkus pubis mengecil pula sehingga timbul kemacetanpada jalan lahir ukuran biasa
Ukuran pentig dalam pintu bawah panggul
1. Diameter transversa 11 cm2. Diameter anteroposterior dari pinggir bawah simpisis ke ujung sacrum 11 cm
3. Diameter sagitalis posterior dari pertengahan antar tuberum ke uung os sacrum 7 cm
b) EtiologiAdanya kelainan pada jaringan keras/ tulang panggul, atau kelainan padajaringan lunak panggul
c) Pengaruha. Pada ibu
- Persalinan akan berlangsung lama
- KPD
- Tali pusat menumbung- Rupture uteri
b. Pada Janin
- Ineksi intra partal- Kematian janin intra partal
- Perdarahan intracranial
- Caput sucsedenum- Sefalohematom
d) Penanganan
Persalinan dapat dilakukan dengan pervaginam dengan ekstrasi forcep atau dilakukan dengan
melakukan episiotomy dengan robekan yang cukup besar
http://arumwijayanti08.blogspot.com/2012/10/distosia-karena-kelainan-jalan-lahir.html
DISTOSIA KELAINAN JALAN LAHIR
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
4/21
Persalinan normal suatu keadaan fisiologis, normal dapat berlangsung sendiri tanpa
intervensi penolong. Kelancaran persalinan tergantung 3 faktor P, yaitu kekuatan ibu (power),keadaan jalan lahir (passage) dan keadaan janin (passanger). Faktor lainnya adalah psikologi ibu
(respon ibu ), penolong saat bersalin, dan posisi ibu saat persalinan. Dengan adanya
keseimbangan atau kesesuaian antara faktor-faktor P tersebut, persalinan normal diharapkandapat berlangsung. Bila ada gangguan pada satu atau lebih faktor P ini, dapat terjadi kesulitanatau gangguan pada jalannya persalinan. Kelambatan atau kesulitan persalinan ini disebut
distosia.
Salah satu penyebab dari distosia adalah kelainan jalan lahir keras seperti penyempitan bidangatas panggul, penyempitan bidang tengah panggul, dan penyempitan bidang bawah panggul.
Distosia berpengaruh buruk bagi ibu maupun janin. Pengenalan dini dan penanganan tepat akan
menentukan prognosis ibu dan janin.
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan dalam jalannya persalinan. Distosia karenakelainan jalan lahir dapat disebabkan adanya kelainan pada jaringan keras / tulang panggul, atau
kelainan pada jaringan lunak panggul.
A. MacamMacam Distosia Jalan Lahir
1. Kesempitan Pintu Atas PanggulPintu atas panggul dianggap sempit kalau konjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter
transversa kurang dari 12 cm. Kesempitan pada konjugata vera umumnya lebih menguntungkandaripada kesempitan pada semua ukuran (panggul sempit seluruhnya). Oleh karena pada panggul
sempit kemungkinan lebih besar bahwa kepala tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal
ini serviks uteri kurang mengalami tekanan kepala. Hal ini dapat mengakibatkan inersiauteriserta lambannnya pendataran dan pembukaan serviks. Apabila pada panggul sempit pintu
atas panggul tidak tertutup dengan sempurna oleh kepala janin, ketuban bisa pecah pada
pembukaan kecil dan ada bahaya pula terjadinya prolapsus funikuli.
Perkiraan Diameter AP Pintu Atas Panggul dilakukan melalui pengukuran ConjugataDiagonalis secara manual (VT) dan kemudian dikurangi 1.5 cm, sehingga kesempitan pintu atas
panggul sering ditegakkan bila ukuran Conjugata Diagonalis
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
5/21
Kejadian ini lebih sering terjadi dibandingkan kesempitan Pintu Atas Panggul.
Kejadian ini sering menyebabkan kejadian deep tranverse arrest( LETAK MALANG
MELINTANG RENDAH ) pada perjalanan persalinan dengan posisio occipitalis posterior (sebuah gangguan putar paksi dalam akibat kesempitan Bidang Tengah Panggul ).
Bidang obstetrik Bidang Tengah Panggul terbentang dari tepi bawah simfisis pubis melalui spina
ischiadica dan mencapai sacrum didekat pertemuan antara vertebra sacralis 45.Garis penghubung kedua spina ischiadica membagi Bidang Tengah Panggul menjadi bagiananterior dan bagian posterior. Batas anterior bagian anterior Bidang Tengah Panggul adalah tepi
bawah Simfisis Pubis dan batas lateralnya adalah rami ischiopubic. Batas dorsal bagian posterior
Bidang Tengah Panggul adalah sacrum dan batas lateralnya adalah ligamentum sacrospinosum.Kesempitan Bidang Tengah Panggul tidak dapat dinyatakan secara tegas seperti halnya
kesempitan PAP. Chen dan Huang( 1982).
Bidang Tengah Panggul diperkirakan mengalami kesempitan bila jumlah dari Diameter
Interspinous + Diameter Sagitalis Posterior ( normal 10.5cm + 5cm = 15.5 cm) kurang dari 13.5cm. Dengan demikian maka Bidang Tengah Panggul diduga mengalami penyempitan bila
diameter interspinous. Dugaan klinik adanya kesempitan Bidang Tengah Panggul adalah bila
pada pemeriksaan panggul teraba adanya penonjolan spina ischiadica yang menyolok.
3.Kesempitan Pintu Bawah PanggulPintu bawah panggul bukan merupakan bidang datar, tetapi tersusun atas dasar dua bidang
datar yang masing-masing berbentuk segitiga yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara keduabuah tubera ossis ischii dengan ujung os sacrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga garis
antara kedua buah tubera ossis ischii dengan bagian bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis
berbentuk lengkung kebawah dan membentuk sudut (arcus pubis). Dalam keadaan normal,besarnya sudut ini 90
oatau lebih sedikit.
Bila kurang sekali dari 90o maka kepala janin akan lebih sulit dilahirkan karena memerlukan
tempat lebih banyak ke dorsal. Jarak antara kedua tubera ossis ischii adalah 10,5 cm.
Diameter anterior posterior (AP) + 7.5 cm. Distansia intertuberosum + 10.5 cm. Jumlah rata-rata kedua diameter minimal 16.0 cm.
Bila jumlah rata-rata ukuran pintu-pintu panggul tersebut kurang, maka panggul tersebut kurang
sesuai untuk proses persalinan pervaginam spontan.Distosia akibat kesempitan Pintu Bawah Panggul saja jarang terjadi mengingat bahwa
kesempitan PBP hampir selalu disertai dengan kesempitan Bidang Tengah Panggul.
Berkurangnya nilai diameter intertuberosa menyebabkan sempitnya segitiga anterior sehinggapada kala II, kepala terdorong lebih kearah posterior dengan konskuensi pada persalinan terjadi
robekan perineum yang luas.
B. Penanganan Seksio sesarea
Seksio sesarea dapat dilakukan secar elektif atau primer, yakni sebelum persalinan mulai ataupada awal persalinan, dan secara sekunder, yakni sesudah persalinan berlangsung selama
beberapa waktu.
Seksio sesarea elektif direncanakan lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup bulankarena kesempitan panggul yang cukup berat, Selain itu seksio tersebut diselenggarakan pada
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
6/21
kesempitan ringan apabila ada faktor-faktor lain yang merupakan komplikasi, seperti primigrvida
tua, kelainan letak janin yang tidak dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami
masa infertilitas yang lama, penyakit jantung dan lain-lain.Seksio sesarea sekundar dilakukan karena persalinan percobaan dianggap gagal, atau karena
timbul indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat untuk
persalinan per vaginam tidak atau belum dipenuhi.
Persalinan percobaan
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada hamil tua diadakan
penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam semua bidang dan hubungan antarakepala janin dan panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa ada harapan bahwa persalinan
dapat berlangsung per vaginam dengan selamat, dapat diambil keputusan untuk
menyelenggarakan persalinan percobaan. Dengan demikian persalinan ini merupakan suatu test
terhadap kekuatan his dan daya akomodasi, termasuk moulage kepala janin, kedua faktor initidak dapat diketahui sebelum persalinan berlangsung selama beberapa waktu.Pemilihan kasus-
kasus untuk persalinan percobaan harus dilakukan dengan cermat, janin harus berada dalam
presentasi kepala dan tuanya kehamilan tidak lebih dari 42 minggu. Karena kepala janinbertambah besar serta lebih sukar mengadakan moulage, dan berhubung dengan kemungkinan
adanya disfungsi plasenta, janin mungkin kurang mampu mengatasi kesukaran yang dapat timbul
pada persalinan percobaan. Perlu disadari pula bahwa kesempitan panggul dalam satu bidang,
seperti pada panggul picak, lebih menguntungkan daripada kesempitan dalam beberapa bidang.Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Pengawasan terhadap keadaan ibu dan janin. Pada persalinan yang agak lama perlu dijaga
agar tidak terjadi dehidrasi dan asidosis.2. Pengawasan terhadap turunnya kepala janin dalam rongga panggul. Karena kesempitan
pada panggul tidak jarang dapat menyebabkan gangguan pada pembukaan serviks.
3. Menentukan berapa lama partus percobaan dapat berlangsung
Simfisiotomi
Simfisotomi ialah tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari tulang panggul kanan
pada simfisis agar rongga panggul menjadi lebih luas. Tindakan ini tidak banyak lagi dilakukankarena terdesak oleh seksio sesarea. Satu-satunya indikasi ialah apabila pada panggul sempit
dengan janin masih hidup terdapat infeksi intrapartum berat, sehingga seksio sesarea dianggap
terlalu berbahaya.
Kraniotomi
Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-berlarut dan dengan janin sudah meninggal, sebaiknya
persalina diselesaikan dengan kraniotomi dan kranioklasi. Hanya jika panggul demikian
sempitnya sehingga janin tidak dapat dilahirkan dengan kraniotomi, terpaksa dilakukan seksiosesarea.
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
7/21
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S dkk. 1986.Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta2. Mochtar R. 1999. Sinopsis Obstetri, Edisi Kedua. EGC: Jakarta
3. Prawirohardjo S. 2002.Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka: Jakarta
http://namakufida.blogspot.com/2013/10/makalah-distosia-kelainan-jalan-lahir.html
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
8/21
Distosia Karena Kelainan Panggul
v Jenis kelainan panggul
Menurut Cadwell dan Moloy berdasarkan penyelidikan roentgenologik dan anatomik,panggul-panggul menurut morfologinya dibagi menjadi 4 jenis pokok. Jenis-jenis ini dengan ciri-
ciri pentingnya:
1. Panggul ginekoid : Pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter transfersa yang lebih
panjang sedikit daripada diameter anteoposterior dan dengan panggul tengah serta pintu bawahpanggul yang cukup luas.
2. Panggul antropoid : Dengan diamneter anteroposterior yang lebih panjang dari pada diameter
transversa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit.
3. Panggul android : Pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga berhubungan denganpenyempitan ke depan, dengan spina isiadika menonjol ke dalam den dengan arkus pubuis
menyempit.
4. Panggul platipelloid : Diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek dari pada diameter
transversa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang luas.Oleh Cadwell dan Moloy dijelaskan pula bahwa jenis-jenis pokok seperti gambaran diatas
tidak seberapa sering terdapat. Yang lebih sering ditemukan adalah panggul-panggul dengan ciri-
ciri jenis yang satu di bagian belakang dan ciri-ciri jenis yang lain di bagian depan.Berhubungan dengan pengaruh faktor-faktor ras dan sosial ekonomi, frekuensi dan ukuran-
ukuran jenis-jenis panggul berbeda-beda di antara berbagai bangsa. Dengan demikian standar
ukuran panggul normal pada seorang wanita Eropa berlainan dengan standar panggul wanita
normal Asia Tenggara.
Pada panggul dengan ukuran normal, apapun jenis pokoknya, kelahiran pervaginam janindengan berat badan yang normal tidak akan mengalami kesukaran. Akan tetapi karena pengaruh
gizi, lingkungan atau hal-hal lain ukuran-ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil darp padastandar normal, sehingga bisa terjadi kesulitan dalam persalian pervaginam. Terutama kelainanpada panggul android dapat menimbulkan distosia yang sukar diatasi. Disamping panggul-
panggul karena ukuran-ukuran pada jenis pokok tersebut diatas kurang normal, terdapat pula
panggul-panggul sempit yang lain, yang umumnya juga disertai perubahan dalam bentuknya.
Menurut klasifikasinya yang dianjurkan oleh Munro kerr yang diubah sedikit, panggul-
panggul yang terakhir ini dapat digolongkan sebagai berikut.
Perubahan bentuk karena kelainan pertumbuhan intrauterin : Panggul naegele, panggulrobert, split pelvis, panggul asimilasi.
Perubahan bentuk karena penyakit dan tulang-tulang panggul atau sendi panggul : Rakitis,
osteomalasia, neoplasma, fraktur, atrofi, karies, nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka, sendisakrokoksigea.
Perubahan bentuk karena peruabahan tulang belakang: Kifosis, skoliosis, spondilolistesis.
Peruabahan bentuk karena penyakit kaki: Koksitis, luksasio, koksa, atrofi atau kelumpuhan
satu kaki.
Panggul naegele hanya mempunyai sebuah sayap pada sakrum, sehingga panggul tumbuh
sebagai panggul miring. Pada panggul robertkedua sayap sakrum tidak ada, sehingga panggul
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
9/21
sempit dalam ukuran melintang. Pada split pelvis penyatuan tulang-tulang panggul pada simfisis
tidk terjadi sehingga panggul terbuka kedepan.
Pada panggul asimilasi sakrum terdiri dari 6 os vertebra (asimilasi tinggi) atau os 4
vertebra (asimilasi rendah). Panggul asimilasi tinggi dapat menimbulkan kesukaran dalam
turunnya kepala janin ke rongga panggul. Dahulu panggul rahitis banyak terdapat pada orang-orang miskin di dunia barat karena mereka pada masa kanak-kanak menderita rakhitis sebagai
akibat kekurangan vitamin D serta kalsium dalam makanan dan kurang mendapatkan sinar
matahari. Jika anak mulai duduk, tekanan badan dengan panggul dengan tulang-tulang dan sendi-sendi yang lembek karena rakitis dapat menyebabkan sakrum dengan promotoriumnya bergerak
ke depan dan dengan bagian bawahnya kebelakang; dalam proses ini sakrum mendatar.
Ciri pokok panggul rakitis adalah mengecilnya diameter anteroposterior pada pintu atas panggul.Dewasa ini panggul rakitis dengan kesempitan yang ekstrim tidak ditemukan lagi. Akan tetapi
panggul picak yang ringan karena ganguan gizi masih terdapat. Demikian pula osteomalasia,
suatu penyakit karena gangguan gizi yang hebat dan karena kekurangan sinar matahari, yang
menyebabkan perubahan dalam bentuk-bentuk tulang termasuk panggul sehingga rongganya
mejadi sempit, kini jarang ditemukan.
Tumor tulang panggul yang dapat menimbulkan kesempatan jalan lahir jarang sekali
terdapat. Demikian pulan halnya dengan fraktur tulang panggul yang disebabkan timbulnya
kallus, atau karena kurang sempurna sembuhnya yang dapat mengubah bentuk panggul.
Pada kifosis tulang belakang bagian bawah, sakrum bagaian atas ditekan kebelakang,
sedang sakrum bagian bawah memutar kedepan. Dengan demikian terdapat panggul corong(
tunnel pelvis). Dengan pintu atas panggul yang luas dan dengan bidang-bidang lain menyempit.
Pada skoliosis tulang belakang bagian bbawah, bentuk panggul dipengaruhi olehperubahan pada tulang-tulang diatas dan panggul menjadi miriing. Kelainan atau penyakit pada
satu kaki yang diderita sejak lahir atau dalam masa kanak-kanak menyebabkan kaki tersebut
tidak dapat digunakan dengan sempurna, sehingga berat badan harus dipikul oleh kaki yang
sehat. Akibatnya panggul bertumbuh miring( pada pospoliomyelitis masa kanak-kanak).
v Diagnosis panggul sempit dan distroporsi sefalopelfik
Pemeriksaan umum kadang-kadang sudah membawa pikiran kearah kemungkinan
kesempitan panggul. Sebagai mana adanya tuberkolosis pada kolumna vertebtra atau pada
panggul, luksasio koksakonginetalis dan poliomielitis dalam anamesis memberi petunjukpenting, demikian pula ditemukannya kifosis, ankilosis pada artikulasio koksa disebelah kanan
atau kiri dan lain-lain pada pemeriksaan fisik umum memberikan isyarat-isyarat tertentu. Pada
wanita yang lebih pendek daripada ukuran normal bagi bangsanya, kemungkinan panggul kecil
perlu diperhatikan pula. Akan tetapi apap yang dikemukakan diatas tidak dapat diartikan bahwaseorang wanita dengan bentuk badan normal tidak dapat memiliki panggul dengan ukuran-
ukuran yang kurang dari normal, ditinjau dari satu atau beberapa segi bidang panggul. Dalam
hubungan ini beberapa hal perlu mendapat perhatian. Anamnesis tentang persalinan-persalinan
terdahulu dapat memberi petunjuk tentang keadaan panggul. Apabila persalinan tersebut berjalanlancar dengan dilahirkannya janin dengam berat badan yang normal, maka kecil kemungkinan
bahwa wanita yang bersangkutan menderita kesempitan panggul yang brarti.
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
10/21
Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan cara pemeriksaan yang penting untuk
mendpaat keterangan lebih banyak tentang keadaan panggul. Cara pelaksananan pelvimetri
sudah dibahas dengan lengkap pada fisiologi kehamilan; disini hanya dikemukakan beberapa halpokok saja. Pelvimetri luar tidak banyak artinya, kecuali untuk pengukuran pintu bawah panggul,
dan dalam beberapa hal yang khusus sepertio panggul miring. Pelvimetri dalam dengan tangan
mempunyai arti yang penting untuk menilai secara aga kasar pintu atas panggul serta panggultengah, dan untuk memberi gambaran yang jelas mengenai pintu bawah panggul. Denganpelvimetri roengenologik diperoleh gambaran yang jelas tentang bentuk panggul dan ditemukan
angka-angka mengenai ukuran-ukuran dalam ketiga bidang panggul.
Akan tetapi pemeriksaan ini pada masa kehamilan mengandung bahaya, khususnya bagi
janin. Oleh sebab itu, tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk menjalankan pelvimetriroengenologik secara rutin pada masa kehamilan melainkan harus didasarkan atas indikasi yang
nyata, baik dalam masa antenantal maupun dalam persalinan.
Keadaan panggul merupakan faktor penting dalam kelangsungan persalinan, tetapi yang
tidak kurang penting adalah hubungan antara ke[pala janin dengan panggul ibu. Besarnya kepala
janin dalam perbandingan dengan luasnya panggul ibu menentukan pakah ada disporposisisefalopelvik atau tidak. Masih ada faktor-faktor lain yang ikut menentukan apakah persaliann
pervaginam berlangsung dengan baik atau tidak, akan tetapi faktor-faktor ini baru dapatdiketahui pada waktu persalinan, seperti kekuatan his dan terjadinya moulage kepala janin.
Besarnya kepala janin, khusunya diameter biparietalisnya dapat diukur dengan menggunakansinar roentgen. Kaan tetapi sefalometri roengenologik lebih sukar pelaksanaannya dan
mengandung bahaya sperti pemeriksaan-pemeriksaan roengenologik lainnya. Pengukuran
diameter biparietalis dengan cara ultrasonik yang sudah mulai banyak dilakukan memberikan
hasil yang cukup memuaskan. Cara ini tidak bahaya dibandingkan dengan pemeriksaan
roengenologik.
Pada hamil tua dengan janin dalam presentasi kepala dapat dinilai agak kasar adanyadisporporsi sefalopelvik dan kemungkinan mengatasinya. Untuk hal ini pemeriksaan dengan
tangan yang satu menekan kepala janin dari atas ke atas rongga panggul, sedang tangan lain yangdiletakkan pada kepala, menentukan apakah bagian ini menonjol di atas simfisis atau tidak.
Pemeriksaan yang lebih sempurna adalah metode muller munro kerr; tangan yang satu
memegang kepala janin dan menekannya ke arah rongga panggul, sedang 2 jari tangan yang laindimasukkan ke dalam rongga vagian untuk menentukan sampai berapa jauh kepala kepala
mengikuti menekan tersebut. semetara itu ibu jari tangan yang masuk dalam vagina memeriksa
dari luar hubungan atara kepala dan simfisis.
v Distosia karena panggul sempit.
Yang penting dalam Obstetri bukan panggul sempit secara anatomis, lebih penting lagiialah panggul sempit secara fungsionil artinya perbandingan antara kepala dan panggul.
Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :1. Kesempitan pintu atas panggul : Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera
kurang dari 10 cm, atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm.Conjugata vera dilalui oleh
diameter biparietalis yang berukuran kurang lebih 9,5 cm dan kadang-kadang mencapai 10 cm,
maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang 10 cm dapat menimbulkan kesulitan,
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
11/21
kesukaran bertambah lagi kalau kedua ukuran ialah diameter anteroposterior maupun diameter
transversa sempit.Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai
berikut :
- Kelainan karena gangguan pertumbuhan :
a. Panggul sempit keseluruhan : semua ukuran panggul kecil
b. Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa.
c. Panggul sempit picak : semua ukuran kecil, tapi terlebih ukuran muka belakang.
d. Panggul corong : pintu atas panggul biasa, pintu bawah panggul sempit.
e. Panggul belah : simphisis terbuka.
- Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya.
a. Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruh panggul sempit picak dan lain-=lain.
b. Panggul osteomalaci : panggul sempit melintang.
c. Radang articulatio sacroiliaca : panggul sempit miring.
- Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang-belakang.
a. Kiphose di daerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong.
b. Scoliose di daerah tulang punggung menyebabkan panggul sempit miring.
- Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah : Coxitis, luxatio, atrofia merupakan
salah satu anggota, menyebabkan panggul sempit miring. Disamping itu mungkin pula ada
exostose atau fraktur dari tulang panggul yang menjadi sebab kelainan panggul.
Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan : Panggul sempit mempunyai
pengaruh yang besar pada kehamilan maupun persalinan, yaitu sebagai berikut :
a. Pengaruh pada kehamilan
- Dapat menimbulkan retrofleksi uteri gravidi incarcerata.
- Karena kepala tidak dapat turun, maka terutama pada primigravida fundus lebih tinggi daripada biasa dan menimbulkan sesak nafas atau gangguan perdarahan darah. Kadang-kadang
fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung. Perut yang menggantung pada seorang
primigravida merupakan tanda panggul sempit.
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
12/21
- Kepala tidak turun ke dalam rongga panggul pada bulan terakhir.
- Dapat meimbulkan letak muka, letak sungsang dan letak lintang.
- Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari pada ukuran bayi pukul
rata.
b. Pengaruh pada persalinan
- Persalinan lebih lama dari biasa
Karena gangguan pembukaan
Karena banyak waktu dipergunakan untuk moulage kepala anak.
Kelainan pembukaan disebabkan karena ketuban pecah sebelum waktunya, karena bagiandepan kurang menutup pintu atas panggul, selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak dapat
menekan pada serviks karena tertahan pintu atas panggul.
- Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi misalnya :
Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya diameter bitemporalis yang lebih kecil
dari diameter biparietalis dapat melalui conjugata vera yang sempit itu. Asynklitismus sering
juga terjadi, yang dapat diterangkan dengan knopfloch mechanismus (mechanisme lobang
kancing).
Pada panggul sempit seluruh kepala anak mengadakan hiperfleksi supaya ukuran-ukuran
kepala yang melalui jalan lahir sekecil-kesilnya.
Pada panggul sempit melintang sutura sagittalis dalam jurusan muka belakang (positiooccipitalis directa) pada pintu atas panggul.
- Dapat terjadi ruptur uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan yang
ditimbulkan oleh panggul yang sempit.
- Sebaliknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh panggul sempit dapat terjadi
infeksi intrapartum. Infeksi ini tidak saja membahayakan ibu tapi juga dapat menyebabkankematian anak di dalam rahim. Kadang-kadang karena infeksi dapat terjaditimpani
uteri atauphysometra.
- Terjadinya fistel : tekanan yang lama pada jaringan dapat menimbulkan ischaemia yang
menyebabkan nekrose. Nekrose ini menimbulkan fistula vesicovaginalis lebih sering terjadi
karena kandung kencing tertekan antara kepala anak dan simfisis sedangkan rectum jarang
tertekan dengan hebat karena adanya rongga sacrum.
- Ruptur simfisis (simpisiolisis) dapat terjadi : malahan kadang-kadang ruptur dari articukulatio
sacroiliaca. Kalau terjadi simpisiolisis maka pasien mengeluh tentang nyeri di daerah simpisis
dan tidak dapat mengangkat tungkainya.
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
13/21
- Parese kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada urat-utar saraf di dalam rongga
panggul, yang paling sering terjadi ialah kelumpuhan N.peroneus.
Pengaruh pada anak :
- Partus yang lama misalnya yang lebih lama dari 20 jam atau kala II yang lebih dari 3 jam
sangat menambah kematian perinatal apalagi kalau ketuban pecah sebelum waktunya.
- Prolapsus foeniculi dapat menimbulkan kematian anak.
- Moulage yang kuat dapat menimbulkan perdarahan otak, terutama kalau diameter biparietal
berkurang lebih dari cm. Selain dari itu mungkin pada tengkorak terdapat tanda-tanda tekanan,
terutama pada bagian yang melalui promontorium (os parietale) malahan dapat terjadi fractur
impressi.
Persangkaan panggul sempit : Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau :
a) Pada primipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36.
b) Pada primipara ada perut menggantung.
c) Pada multipara persalinan yang dulu-dulu sulit.
d) Kelainan letak pada hamil tua.
e) Kelainan bentuk badan (cebol, scoliose, pincang dan lain-lain)
f) Osborn positif.
Prognosa : Prognosa persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai faktor
antaranya:
- Bentuk panggul
- Ukuran panggul, jadi derajat kesempitan.
- Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul.
- Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala.
- Presentasi dan posisi kepala.
- His
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
14/21
Diantara faktor-faktor tersebut di atas yang dapat diukur secara pasti dan sebelum
persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul : karena itu ukuran tersebut sering menjadi
dasar untuk meramalkan jalannya persalinan.
Menurut pengalaman tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir dengan selamat
pervaginam kalau CV kurang dari 8,5 cm. Sebaliknya kalau CV 8,5 cm atau lebih persalinan per
vaginam dapat diharapkan berlangsung dengan selamat.
Secara kesimpulan maka kalau :
CV < 8,5 kesempitan berat prognosa buruk
CV 8,5 cm10 cm kesempitan ringan prognosa baik
Karena itu maka kalau CV < 8,5 cm dilakukan SC primer (panggul demikian disebutpanggul sempit absolut ). Sebaliknya pada CV antara 8,5 cm10 cm hasil persalinan tergantung
pada banyak faktor :
- Riwayat persalinan yang lampau.
- Besarnya, presentasi dan posisi anak.
- Pecahnya ketuban sebelum waktunya memburukkan prognosa
- His
- Lancarnya pembukaan
- Infeksi intrapartum
- Bentuk panggul dan derajat kesempitan.
Karena banyak faktor mempengaruhi hasil persalinan pada panggul dengan CV antara 8,5
cm 10 cm (sering disebut panggul sempit relatif) maka pada panggul sedemikian dilakukan
persalinan percobaan.
Persalinan Percobaan : Yang disebut persalinan percobaan adalah percobaan untuk persalinan
pervaginam pada wanita-wanita dengan panggul yang relatif sempit. Persalinan percobaan hanya
dilakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya. Persalinan
percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita mendapat keyakinanbahwa persalinan tidak dapat berlangsung pervaginam atau setelah anak lahir pervaginam.
Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara spontan atau dibantu
dengan ekstraksi (forsep atau vakum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik. Kita hentikan
persalinan percobaan kalau :
Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya
Keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
15/21
Kalau ada lingkaran retraksi yang patologis
Setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban, kepala dalam 2 jam tidak mau masuk
kedalam rongga panggul walaupun his cukup baik Forsep yang gagal
Dalam keadaan-keadaan tersebut diatas dilakukan SC. Kalau SC dilakukan atas indikasi
tersebut dalam golongan dua maka pada persalinan berikutnya tidak ada gunanya untukmelakukan persalinan percobaan lagi. Dalam istilah inggris ada dua macam persalinanpercobaan:
- Trial of labor : serupa dengan persalinan percobaan yang di terangkan diatas.
- Test of labor : sebetulnya merupakan fase terakhir dari trial of labor, karena test of labor mulaipada pembukaan lengkap dan berakhir dua jam sesudahnya.
Kalau dalam 2 jam setelah pembukaan lengkap kepala turun sampai H-III (station 0) maka test of
labor dikatakan berhasil.
Sekarang test of labor jarang dipergunakan lagi karena:a) Seringkali pembukaan tidak menjadi lengkap pada persalinan dengan panggul sempit.
b) Kematiaan anak terlalu tinggi dengan percobaan tersebut.
2. Kesempi tan bidang tengah panggul
Bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah simpisis dan spina ossis ischi dan
memotong sakrum kira-kira pada pertemuan ruas sakral ke empat dan kelima. Ukuran yang
terpenting dari bidang ini ialah :
1 Diameter transversa( diameter antar spina) 10 cm
2 Diameter anteroposterior dari pinggir bawah
simpisis kepertemuan ruas sakral 4 dan 5
11 cm
3 Diameter sagitalis posterior dari pertengahan
garis antar spina kepertemuan sakral 4 dan 5
5cm
Dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit jika :
a. Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 atau kurang (10,5 cm + 5 cm
= 15,5 cm).b. Diameter antara spina kurang 9cm.
Ukuran-ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis, harus diukursecara rontgenelogis, tetapi kita dapat menduga kesempitan bidang di tengah panggul jika :
- Spina ishiadika sangat menonjol
- Dinding samping panggul konvergen- Jika diameter antara tuber ischi 8 cm atau kurang.
Prognosa : Kesempitan bidang tengah panggul dapat menimbulkan gangguan putaran paksi. Jika
diameter antara spina 9 cm atau kurang kadang-kadang diperlukan scTerapi : Jika persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka baiknya
dipergunakan ekstraktor vakum, karena ekstraksi dengan forcep kurang memuaskan berhubung
forcp memperkecil ruangan jalan lahir.
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
16/21
3. Kesempitan pintu bawah panggul.
Pintu bawah panggul terdiri atas dua segitiga dengan jarak antar tuberum sebagai dasar
bersamaan.
Ukuran-ukuran yang penting ialah :a) Diameter transversa (diameter antar tuberum) 11 cmb) Diameter antero posterior dari pinggir bawah symphyse ke ujung os sacrum 11 cm
c) Diameter sagitalis posterior dari pertengahan diameter antar tuberum ke ujung os sacrum 7
cmPintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis ischii 8 atau kurang.
Kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan
kesempitan pintu bawah panggul
Kalau segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis, maka segitiga belakang tidak mempunyaibatas tulang sebelah samping. Karena itu jelaslah bahwa kalau jarak antar tuberum sempit kepala
akan dipaksa keluar sebelah belakang dan mungkin tidaknya persalinan tergantung pada
besarnya segitiga belakang.Lahirnya kepala pada segitiga yang belakang biasanya menimbulkan robekan perineum yang
besar.Maka menurut thoms dystosia dapat terjadi kalau jumlah ukuran antar tuberum dan diameter
sagitalis posterior < 15 cm (normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5 cm).Kalau pintu bawah panggul sempit biasanya bidang tengah panggul juga sempit. Kesempitan
pintu bawah panggul dapat menyebabkan gangguan putaran paksi. Kesempitan pintu bawah
panggul jarang memaksa kita melakukan SC biasanya dapat diselesaikan dengan forceps dan
dengan episiotomy yang cukup luas.
Hubungan antara kepala dengan pintu bawah panggul
A. Pintu bawah pangul normal, anak lahir spontanB. Pintu bawah panggul sempit, tetapi diameter sagitalis posterior cukup sehingga anak dapat
lahir, tapi agak kebelakang
C. Pintu bawah panggul sempit, juga diameter sagitalis posteriornya, sehingga anak tak dapat lahir
4. Kombinasi kesempitan pintu atas panggul, bidang tengah dan pintu bawah panggul .
v Mekanisme persalinan
Diatas sudah diterapkan bahwa kesempitan panggul bukan faktor satu-satunya yangmenentukan apakah persalinan pervaginam akan berlangsung dengan aman atau tidak untuk ibu.
Walaupun demikian penegtahuan tentang ukuran dan bentuk panggul sangat membantu dalam
penilaian jalannya persalinan pada wanita bersangkutan. Kesempitan panggul dapat ditemukan
pada satu bidang atau lebih. Kesempitan pada panggul tengah umumnya juga disertai kesempitan
pintu bawah panggul.
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
17/21
Kesempitan pada pintu atas panggul: Pintu atas panggul dianggap sempit apabila konjugata vera
kurang dari 10cm atau diameter transversa kurang dari 12cm. Kesempitan pada konjugata
vera(panggul picak) umumnya lebih menguntungkan darpada kesempitan pada semua ukuran(Panggul sempit seluruhnya). Oleh karena pada panggul sempit kemungkinan lebih besar bahwa
kepala tertahan oleh pintu atas panggul, maka dalam hal ini serviks uteri kurang mengalami
tekanan kepala. Hal ini dapat mengakibatkan inersia uteri serta lambannya pendataran danpembukaan serviks. Apabila pada panggul sempit pintu atas panggul tidak tertutup dengansempurna oleh kepala janin, ketuban bisa pecah pada pembukaan kecil dan ada bahaya pula
terjadinya prolapsus funikuli. Pada panggul picak turunya belakang kepala bisa tertahan dengan
akibat terjadinya defleksi kepala, sedang pada panggul sempit seluruhnya ditemukan rintanganpada semua ukuran; kepala memasuki rongga panggul dengan hiperfleksi. Selanjutnya moulage
keoala jann dapat dipengaruhi oleh jenis asinklistismus; dalam hal ini asinklitismus anterior lebih
menguntungkan dari pada asinklitismus posterior oleh karena pada mekanisme yang terakhir
gerakan os parietale posterior yang terletak paling bawah tertahan oleh simfisis, sedang pada
asinklitismus anterior os parietale anterior data bergerak lebih leluasa ke belakang.
Kesempitan panggul tengah : Dengan sacrum melengkung sempurna, dinding-dinding panggul
tidak berkonvergensi, foramen iskiadikum mayor cukup luas, dan spina iskiadika tidak menonjol
kedalam, dapat diharapkan bahwa panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan bagi
lewatnya kepala janin. Ukuran terpentng, yang hanya dapat ditetapkan secara pasti denganpelvimetri roentgenologik, ialah distansia interpinarum. Apabila ukuran inu kurang dari 9,5 cm,
perlu kita waspada terhadap kemungkinan kesukaran pada persalinan, apalagi bila diameter
sagittalis posterior pendek pula. Pada panggul tengah yang sempit, lebih serin ditemukan posisioksipitalis posterior persisten atau presentasi kepala dalam posisi lintang tetap. (transverse
arrest).
Sumber gambar : Buku Sarwono Ilmu Kebidanan
Kesempitan pintu bawah panggul : Pintu bawah panggul tidak merupakan bidang yang datar,
tetapi terdiri atas segi tiga depan dan segi tiga belakang yang mempunyai dasar yang sama, yakni
distansia tuberum. Apabila ukuran yang terakhir ini lebih kecil dari pada biasa, maka sudut arkus
pubis mengecil pula (kurang dari pada 80%). Agar supaya dalam hal in kepala janin dapat lahir,diperlukan ruangan yang lebih besar pada bagian belakang pintu bawah panggul. Dengan
diameter sagitalis posterior yang cukup panjang persalinan pervaginam dapat dilaksanakan,
walawpun dengan perlukaan luas pada perineum. Dengan distansia tuberum bersama dengan
diameter sagittalis posterior kurang dari 15 cm, timbul kemacetan pada kelahiran janin ukuran
biasa.
Sumber gambar : Buku Sarwono Ilmu Kebidanan
v Prognosis
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
18/21
Apabila persalinan dengan disproporsi sefalopelvik dibiarkan berlangsung sendiri apa-
bilamana perlu-pengambilan tindkan yang tepat, timbul bahaya bagi ibu dan janin.
Bahaya pada ibu :
a. Partus lama yang sering kali disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil, dapat
menimbulkan dehidrasi serta asidosis, dan infeksi intrapartum
b. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan, dapat timbul regangan
segmen bawah uterus dan pembentukan lingkaran retraksi patologik (bandl). Keadaan initerkenal dengan nama rupture uteri mengancam; apalagi tidak segera diambil tindakan untuk
mengurangi regangan, akan timbul rupture uteri.
c. Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi sefalopelvik, jalan lahir pada suatu tempat
mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang panggul. Hal itu menimbulkan
gangguan sirkulasi dengan akibat terjadinya iskemia dan kemudian nekrosis pada tempattersebut. Beberapa hari post partum akan terjadi fistula vesikoservikalis, atau fistula
vesikovagnalis, atau fistula rektovaginalis.
Bahaya pada janin :
a. Partus lama dapat dapat meningkatkan kematian perinatal, apalagi jika di tambah dengan
infeksi intrapartum
b. Prolapsus funikul, apabila terjadi, mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan
memerlukan kelairannya dengan segera apabila ia masih hidup
c. Dengan adanya disproporsi sefalopelvik kepala janin dapat melewati rintangan mengadakan
moulage. Moulage dapat dialami oleh kepala janin tanpa akibat yang jelek sampai batas-batastertentu, akan tetapi apabila batas-batas tersebut dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium
serebelli dan perdarahan intracranial.
d. Selanjutnya tekanan oleh promontorium atau kadang-kadang oleh simfisis pada panggul picak
menyebabkan perlukaan pada jaringan diatas tulang kepala janin, malahan dapat pula
menimbulkan fraktur pada os paretalis.
v Penanganan
Dewasa ini 2 tindakan dalam penanganan disproporsi sefalopevik yang dahulu banyakdilakukan tidak diselenggarakan lagi. Cunam tinggi dengan menggunakan axis-traction forcepsdahulu dilakukan untuk membawa kepala kepala janin yang dengan ukuran besarnya belum
melewati pintu atas panggul-kedalam rogga panggul dan terus keluar. Tindakan ini yang sangat
berbahaya bagi janin dan ibu, kini diganti oleh seksio sesarea yang jauh lebih aman. Induksi
partus premarturus umumnya juga tidak dilakukan lagi.
Keberatan tindakan ini ialah kesulitan untuk menetapkan :
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
19/21
a. Apakah janin walaupun belum cukup bulan, sudah cukup tua dan besar untuk hidup dengan
selamat diluar tubuh ibu, dan
b. Apakah kepala janin dapat dengan aman melewati kesempitan pada panggul bersangkutanDewasa ini 2 cara merupakan tindakan utama untuk menangani persalinan pada disproporsi
sefalopelvik, yakni seksio sesarea dan partus percobaan. Di samping itu kadang-kadang ada
indikasi untuk melakukan simfisiotomia dan kraniotomia, akan tetapi simfisiotomia jarang sekalidilakukan di ndonesia, sedangkan kraniotomia hanya dikerjakan pada janin mati.
Seksio sesarea : Seksio sesarea dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni sebelumpersalinan mulai atau pada awal persalinan, secara sekunder, yakni sesudah persalinan
berlangsung selama beberapa waktu. Seksio sesarea elektif direncanakan lebih dahulu dan
dilakukan pada kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat atau karena
terdapat disproporsi sefalopelvik yang nyata. Selain itu seksio tersebut diselenggarakan padakesempitan ringan apabla ada factor-faktor lain yang merupakn komplikasi, seperti primigravida
tua, kelainan letak janin yang tidak dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami
masa infertilitas yang lama, penyakit jantung dan lain-lani. Seksio sesarea sekunder dilakukankarena persalinanpercobaan dianggap gagal, atau karena timbul indkasi untuk menyelesaikan
persalinan selekas mungkin, sedang syarat-syarat untuk persalinan pervaginam tidak atau belum
dipenuhi.
Persalinan percobaan : Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada
hamil tua diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam semua bidangdan hubungan antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa ada
harapan bahwa persalinan dapat berlangsung pervaginam dengan selamat, dapat diambil
keputusan untuk menyelenggarakan persalinan percobaan. Dengan demikian persalinan ini
merupakan suatu test terhadap kekuatan his dan daya akomodasi , termasuk moulage kepala
janin; kedua faktor ini tidak dapat diketahui sebelum persalinan berlangsung selama beberapawaktu. Pemilihan kasus-kasus untuk persalinan percobaan harus dilakukan dengan cermat. Di
atas sudah dibahas indikasi-indikasi untuk seksio sesarea elektif; keadaan keadaan ini dengansendirinya merupakan kontra indikasi untuk persalinan percobaan. Selain ini beberapa hal perlu
pula mendapat perhatian. Janin harus berada dalam presentasi kepala dan tuanya kehamilan tidak
lebih dari 42 minggu. Alasan bagi ketentuan yang terakhir ini ialah kepala janin bertambah besarserta lebih sukar mengadakan moulage, dan berhubung dengan kemungkinan adanya disfungsi
plasenta janin mungkin kurang mampu mengatasi kesukaran yang dapat timbul pada persalinan
percobaan. Perlu disadari pula bahwa kesempitan panggul dalam satu bidang, seperti padapanggul picak, lebih menguntungkan daripada kesempitan dalam beberapa bidang. Mengenai
penanganan khusus pada persalinan percobaan perlu diperhatikan hal-hal berikut :
a. Perlu diadakan pengawasan yang seksama terhadap keadaan ibu dan janin. Pada persalinanyang agak lama perlu dijaga adanya bahaya dehidrasi dan asidosis pada ibu, dan perlu
diusahakan supaya ia dapat beristirahat cukup, serta tidak banyak menderita. Hendaknya
kepadanya jangan diberikan makanan secara biasa melainkan dengan jalan infus inntravena olehkarena ada kemungkinan persalinan harus diakhiri dengan seksio sesarea. Keadaan denyut
jantung janin harus pula diawasi terus menerus. Kualitas dan turunnya kepala janin dalam rongga
panggul harus terus diawasi. Perlu disadari bahwa kesempitan panggul tidak jarangmengakibatkan kelainan his dan gangguan pembukaan serviks. Dalam hubungan ini his yang
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
20/21
kuat, kemajuan dalam turunnya kepala dalam rongga panggul dan kemajuan dalam mendatar
serta membukanya serviks merupakan hal-hal yang menguntungkan. Kemajuan turunnya kepala
dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Pemeriksaan roentgenologikmemberi gambaran yang jelas mengenai hal ini dan mengenai tingkat moulage kepala janin.
Akan tetapi mengingat bahayanya , pemeriksaan ini hendaknya hanya dilakukan jika benar-
benar perlu. Pemeriksaan dalam penting untuk menilai turunnya kepala, untuk mengetahuikeadaan serviks, untuk mengetahui apakah ketuban sudah pecah dan untuk mengetahui adatidaknya prolapsus funikuli atau prolapsus lengan . Mengingat bahaya infeksi pada pemeriksaan
dalam dan dengan demikian memperbesar risiko seksio sesarea apabila tindakan terakhir ini
perlu dilakukan, maka pemeriksaan ini seyogjanya dibatasi dan hanya dilakukan apabila
diharapkan akan memberikan bahan-bahan penting guna penilaian keadaan.
b. Sebelum ketuban pecah, kepala janin pada umumnya tidak dapat masuk ke dalam rongga
panggul dengan sempurna. Namun, seperti sudah dijelaskan di atas, pada disproporsi
sefalopelvik ketuban tidak jarang pecah pada permulaan persalinan. Pemecahan ketuban secara
aktif hanya dapat dilakukan apabila his berjalan secara teratur dan sudah ada pembukaan serviksuntuk separohnya atau lebih. Tujuan tindakan ini ialah untuk mendapatkan kepastian apakah
dengan his yang teratur dan mungkin bertambah kuat , terjadi penurunan kepala yang berarti atau
tidak. Selanjutnya setelah ketuban pecah, baik spontan atau dengan buatan, perlu ditentukan ada
tidaknya prolapsus funikuli.
c. Masalah yang penting ialah menentukan berapa lama partus percobaan boleh berlangsung.Berhubung banyaknya fakor yang harus ikut diperhitungkan dalam mengambil keputusa
tersebut, tiap kasus harus dinilai sendiri-sendiri. Apabila his cukup sempurna maka sebagai
indikator berhasil atau tidaknya partus percobaan tersebut adalah hal-hal yang mencakup
keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Bagaimana kemajuan pembukaan serviks? Adakah gangguan pembukaan : misalnya:
o Pemanjangan fase laten;
o Pemanjangan fase aktif;
o Sekunder arrest?
2. Bagaimana kemajuan penurunan bagian terendah janin (belakang kepala)?
3. Adakah tanda-tanda klinis dari pihak anak maupun ibu yang menunjukkan adanya bahaya bagi
anak maupun ibu (gawat janin, ruptura uteri yang membakat dan lain-lain)?
Apabila ada salah satu gangguan di atas, maka menandakan bahwa persalinan pervaginam
tidak mungkin dan harus diselesaikan dengan seksio sesarea. Sebaliknya bila kemajuanpembukaan serta penurunan kepala berjalan lancar, maka persalinan pervaginam bisa
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Simfisiotomi
Simfisiotomi ialah tindakan untuk memisahkan tulang panggul kiri dari tulang panggul
kanan pada simfisis supaya dengan demikian rongga panggul menjadi lebih luas . Tindakan ini
5/19/2018 Distosia karena kelainan jalan lahir.docx
21/21
tidak banyak lagi dilakukan oleh karena terdesak oleh seksio sesarea. Satu-satunya indikasi ialah
apabila pada panggul sempit dengan janin masih hidup terdapat infeksi intrapartum berat,
sehingga seksio sesarea dianggap terlalu berbahaya.
Kraniotomi
Pada persalinan yang dibiarkan berlarut-larut dan dengan janin sudah meninggal, sebaiknya
persalinan diselesaikan dengan kraniotomi dan kranioklasi. Hanya jika panggul demikiansempitnya sehingga janin tidak dapat dilahirkan dengan kraniotomi, terpaksa dilakukan seksio
sesarea.
DAFTAR PUSTAKA1. Ida Bagus Gede Manuaga, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC2. Yayasan Sarwono Prawihardjo, 1997, Ilmu Kebidanan, FKUI, Jakarta3. Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC: Jakarta
4. Staf Pengajar LAB / UPF Obstetri dan Ginekologi. 1989. Osbetetri Patologi. Ekstar Offset:
BandungWinknjosastro,
http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/istosia-kelainan-panggul.html#