RENCANA STRATEGIS
PEMERINTAH KABUPATEN BOGORTAHUN 2014
DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN
KABUPATEN BOGOR
TAHUN 2014 – 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Strategis
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor Tahun 2014 – 2018. Renstra ini merupakan
penjabaran dari RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2003-2018 sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan. Perubahan Renstra memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Kebijakan,
Program dan Kegiatan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan tahun 2009-2013 dan 2014-2018. Dalam
Renstra ini juga memuat sasaran kegiatan berupa indikator output kegiatan sebagai upaya untuk
menyusun suatu perencanaan yang terpadu dan berorientasi hasil.
Penyusunan Renstra ini berpedoman pada Perda Nomor 16 Tahun 2011 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daearah Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013.
Semoga Rencana Strategis ini dijadikan pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Selanjutnya.
Cibinong, 2011
KEPALA DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN
KABUPATEN BOGOR
Ir. JOKO PITOYO,Ces
NIP. 196307041993121001
ii
DAFTAR ISI Halaman Surat Kepala Dinas Tata Ruang dan Pertanahan tentang Perubahan Renstra Dinas Tata
Ruang dan PertanahanTahun 2009-2013
Kata Pengantar
Daftar Isi ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Landasan Hukum 2
1.3. Maksud dan Tujuan 4
1.4. Sistematika Penulisan 4
BAB II : GAMBAR PELAYANAN SKPD 7
2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan
7
2.2. Sumber Daya Pada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan 14
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan 21
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Pada Dinas
Tata Ruang dan Pertanahan
24
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 26
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi 26
3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
26
3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi 28
3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
31
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis 36
BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 45
4.1. Visi dan Misi Dinas Tata Ruang dam Pertanahan 45
4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 46
4.3. Strategi dan Kebijakan 49
BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
50
BAB VI : INDIKATOR KINERJA DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN
YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
64
BAB VII : P E N U T U P 66
1
LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI NOMOR : TANGGAL :
RENSTRA DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN
KABUPATEN BOGOR TAHUN 2014-2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Berkenaan dengan RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018 yang
ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor : 16 tahun 2011 tentang
Perda Nomor 7 tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018, maka setiap SKPD harus menyelaraskan
Rencana Strategisnya dengan mengacu pada RPJMD yang telah ditetapkan. Hal ini
sejalan dengan Perda no.16 tahun 2011 Pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 Pasal 151, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa setiap satuan kerja
perangkat daerah diwajibkan menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat
Daerah (Renstra SKPD). Renstra-SKPD dimaksud memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,
Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan
fungsinya dengan berpedoman pada RPJMD yang disertai dengan target indikator
kinerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif.
Selain itu, ketentuan mengenai tatacara penyusunan Rencana Strategis SKPD
telah diatur dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, yang
merupakan pedoman pelaksanaan yang wajib diacu oleh seluruh SKPD dalam
menyusun Renstra SKPD.
Dalam ketentuan lainnya yaitu Inpres Nomor. 7/1999 tentang Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah disebutkan bahwa perencanaan strategis merupakan
langkah awal yang harus dilakukan agar mampu menjawab tuntutan lingkungan
strategis lokal, nasional,dan global, dan tetap berada dalam tatanan Sistem Administrasi
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan dokumen Rencana strategis setidaknya
memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Strategi (cara mencapai tujuan dan sasaran),
yang memuat kebijakan, program dan kegiatan.
2
Sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas, maka Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan Kabupaten Bogor perlu menyusun dan menetapkan Rencana Strategis
(Renstra) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Tahun 2014-2018 sebagai penjabaran dari
RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018. Renstra Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan Kabupaten Bogor ini merupakan dokumen perencanaan yang berorientasi
pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun yang
akan datang dan dirumuskan secara sistematis dan berkesinambungan dengan
memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
1.2. LANDASAN HUKUM
Penyusunan Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor
tahun 2014-2018 didasarkan pada :
1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah
Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
1950 Undang-undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-undang Nomor 14
Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan
Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor
31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4484);
3
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438);
7. Undangan-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
8. Peraturan Pemerintahan Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
13. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 8 Seri E) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2010
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 Nomor 25
SERI E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 88);
4
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Urusan
Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah (Lembran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2008 Nomor 7);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan dan
Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2008 Nomor 9);
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2008);
18. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2014-2018
(Lembaran Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2009 Nomor 7) sebagaimana diubah
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 16 Tahun 2011 tentang
Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Tahun 2014-2018 (Lembaran Daerah
Kabupaten Bogor Tahun 2011 Nomor 16).
1.3. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor tahun 2014-
2018 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang
menjabarkan RPJMD Kabupaten Bogor tahun 2014-2018 sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi yang diamanatkan kepada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Bogor sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008
tentang Pembentukan Dinas Daerah.
Tujuan Penyusunan Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor
tahun 2014-2018 untuk dijadikan landasan/ pedoman dalam penyusunan Renja Dinas
Tata Ruang dan Pertanahan, penguatan peran para stakeholders dalam pelaksanaan
Perencanaan Pembangunan Daerah, serta sebagai dasar evaluasi dan laporan
pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bogor.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
Penyusunan Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor
dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan. Dalam
proses penyusunan Renstra juga melibatkan seluruh anggota organisasi dalam rapat-
rapat internal serta melibatkan Stakeholders Dinas Tata Ruang dan Pertanahan dalam
5
rapat koordinasi. Keterlibatan beberapa pihak baik internal maupun eksternal ini
terutama untuk memberikan masukan-masukan dalam penyusun Renstra.
Sistematika penulisan Perubahan Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bogor tahun 2014-2018 sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan, landasan hukum, dan sitematika penulisan.
BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD
Pada bab ini menjelaskan mengenai Struktur Organisasi, Tugas pokok
dan fungsi, Sumber Daya Dinas Tata Ruang dan Pertanahan, Kinerja
Pelayanan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan dan Tantangan dan
Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan.
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Pada bab ini menjelaskan mengenai Identifikasi permasalahan
berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan Dinas Tata Ruang
dan Pertanahan, Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah Terpilih, Telaahan Renstra K/L, Telaahan RTRW
dan Penentuan Isu-isu Strategis.
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai pernyataan Visi dan Misi, Tujuan
dan Sasaran Jangka Menengah serta Strategi dan Kebijakan Dinas
Tata Ruang dan Pertanahan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bogor tahun 2014-2018.
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bab ini menjelaskan mengenai program dan kegiatan lokalitas
SKPD, program lintas SKPD dan program kewilayahan disertai
indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif yang ada
di Dinas Tata Ruang dan Pertanahan untuk periode tahun 2014-2018.
6
BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN
DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja SKPD yang secara
langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai SKPD dalam lima
tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran RPJMD.
BAB VII PENUTUP
7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN
2.1. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS TATA RUANG DAN
PERTANAHAN
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok
membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas
otonomi di bidang tata ruang dan pertanahan serta tugas pembantuan. Dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :
a. perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan pertanahan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata ruang
dan pertanahan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan pertanahan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Adapun tugas pokok dan fungsi dari masing-masing sekretaris dan bidang
sebagai berikut :
1. SEKTRETARIAT
Sekretariat secara umum mempunyai tugas membantu dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas dalam melaksanakan pengelolaan ketatausahaan
Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud , sekretariat
mempunyai fungsi :
a. pengkoordinasian penyusunan program Dinas;
b. pengumpulan, pengolahan dan analisis data Dinas;
c. pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian;
d. pengelolaan administrasi keuangan;
e. pengelolaan situs web Dinas; dan
f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Dinas.
Sub bagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan data dan program Dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas dimaksud, sub bagian program dan pelaporan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyiapan bahan pengkoordinasian penyusunan program Dinas;
b. pengumpulan, pengolahan dan analisis data Dinas;
8
c. pelaksanaan pembinaan hubungan masyarakat;
d. pengelolaan situs web Dinas; dan
e. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan pelaporan kinerja Dinas.
Sub bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam melaksanakan pengelolaan administrasi umum dan kepegawaian
Dinas. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian umum
dan kepegawaian mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. pelaksanaan pengelolaan administrasi umum, urusan rumah tangga, surat
menyurat, kearsipan dan perjalanan dinas;
b. pengadaan, pemeliharaan dan inventarisasi perlengkapan;
c. penyiapan materi hukum dan ketatalaksanaan; dan
a. pengelolaan administrasi kepegawaian Dinas
Sub bagian Keuangan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan penyusunan dan pengelolaan administrasi keuangan Dinas. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, sub bagian Keuangan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. pengelolaan administrasi keuangan Dinas;
b. pengelolaan administrasi penyusunan anggaran Dinas; dan
c. pengelolaan pengendalian dan pertanggungjawaban administrasi keuangan
Dinas.
2. BIDANG PERENCANAAN RUANG
Bidang Perencanaan Ruang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan pengelolaan tata ruang detail dan teknis. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pemerintahan dan
Pendanaan Pembangunan mempunyai fungsi :
a. pengelolaan survey dan pemetaan ruang;
b. pengelolaan perencanaan ruang; dan
c. pengelolaan pengkajian dan pengembangan ruang;
Seksi Survei dan Pemetaan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Perencanaan Ruang dalam melaksanakan survei dan pemetaan. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Survei dan Pemetaan
mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengelolaan survei dan
pemetaan ruang;
b. penyusunan petunjuk teknis pengelolaan survei dan pemetaan;
c. pelaksanaan survei dan pemetaan untuk mendukung penataan ruang;
9
d. pengukuran lapangan untuk mendukung penataan ruang; dan
e. pelaksanaan kegiatan pemetaan lahan baik rencana maupun eksisting yang
bersumber dari foto udara dan peta-peta lainnya.
Seksi Perencanaan Ruang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Perencanaan Ruang dalam melaksanakan pengelolaan perencanaan ruang. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perencanaan Ruang
mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, dan analisis data perencanaan ruang;
b. penyusunan petunjuk teknis perencanaan tata ruang;
c. penyusunan petunjuk teknis perencanaan detail dan teknik ruang;
d. pembinaan rencana tata ruang kawasan perkotaan, pedesaan, kawasan
strategis, rencana tata bangunan dan lingkungan, serta sarana dan prasarana;
dan
e. pengelolaan rencana tata ruang.
Seksi Pengkajian dan Pengembangan Ruang mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Perencanaan Ruang dalam melaksanakan pengelolaan
pengkajian dan pengembangan ruang. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Seksi Pengkajian dan Pengembangan Ruang mempunyai
fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengkajian dan pengembangan
ruang;
b. penyusunan petunjuk teknis pengkajian dan pengembangan ruang;
c. pengelolaan pengkajian dan pengembangan ruang;
d. penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) rencana tata
ruang;
e. pengkajian daya dukung lahan dan daya tampung lingkungan; dan
f. pelaksanaan evaluasi dampak kegiatan pembangunan terhadap rencana tata
ruang.
3. BIDANG PEMANFAATAN RUANG
Bidang Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan pengelolaan pemanfaatan ruang. Untuk menyelenggarakan
tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pemanfaatan Ruang mempunyai fungsi :
a. pengelolaan pembinaan teknis pemanfatan ruang;
b. pengelolaan pemanfaatan ruang; dan
c. pengelolaan penatagunaan tanah.
10
Seksi Teknis Pemanfaatan Ruang mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Pemanfaatan Ruang dalam melaksanakan pembinaan teknik pemanfaatan
ruang. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Teknis
Pemanfaatan Ruang mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, dan analisis data teknis pemanfaatan ruang;
b. penyusunan petunjuk teknik pemanfaatan ruang;
c. pembinaan teknik pemanfaatan ruang;
d. pengelolaan teknik pemanfaatan ruang;
e. pengelolaan pelayanan rencana tapak (site plan); dan
f. penelitian rencana tapak.
Seksi Pengelolaan Ruang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Pemanfaatan Ruang dalam melaksanakan pengelolaan pemanfaatan ruang. Untuk
menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pengelolaan Ruang
mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengelolaan pemanfaatan
ruang;
b. penyusunan petunjuk teknis pengelolaan pemanfaatan ruang;
c. pembinaan pengelolaan pemanfaatan ruang;
d. pengelolaan pemanfaatan ruang; dan
e. pelayanan dan pengendalian administrasi pengelolaan pemanfaatan ruang.
Seksi Penatagunaan Tanah mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Pemanfaatan Ruang dalam melaksanakan pengelolaan penatagunaan
tanah. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi
Penatagunaan Tanah mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengelolaan penatagunaan
tanah;
b. penyusunan petunjuk teknis pengelolaan penatagunaan tanah;
c. pembinaan pengelolaan penatagunaan tanah; dan
d. pengelolaan penatagunaan tanah.
4. BIDANG PERTANAHAN
Bidang Pertanahan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan pengelolaan pertanahan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Pertanahan mempunyai fungsi :
a. pengelolaan admnistrasi pertanahan;
b. pengelolaan pendataan dan pengukuran tanah; dan
c. pengelolaan pendayagunaan pemanfaatan tanah.
11
Seksi Administrasi Pertanahan mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Pertanahan dalam melaksanakan pengelolaan administrasi pertanahan.
Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Administrasi Pertanahan
mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, dan analisis data administrasi pertanahan;
b. penyusunan petunjuk teknis administrasi pertanahan;
c. pengelolaan administrasi pertanahan;
d. inventarisasi penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti
kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee; dan
e. fasilitasi pendaftaran hak atas tanah milik/dikuasai Pemerintah Daerah.
Seksi Pendayagunaan Pemaanfaatan Tanah mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pertanahan dalam melaksanakan pengelolaan
pendayagunaan pemanfaatan tanah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud,
Seksi Pendayagunaan Pemaanfaatan Tanah mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pendayagunaan pemanfaatan
tanah;
b. penyusunan petunjuk teknis pendayagunaan pemanfaatan tanah;
c. pengelolaan pendayagunaan pemanfaatan tanah;
d. penetapan tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee;
e. penetapan para penerima redistribusi tanah kelebihan maksimum dan tanah
absentee berdasarkan hasil sidang panitia;
f. penerbitan keputusan subyek dan obyek redistribusi tanah serta ganti
kerugian; dan
g. penyusunan bahan penerbitan rekomendasi permohonan hak atas tanah.
Seksi Pendataan dan Pengukuran Tanah mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Pertanahan dalam melaksanakan pengelolaan pendataan dan
pengukuran tanah. Untuk menyelenggarakan tugas dimaksud, Seksi Pendataan
dan Pengukuran Tanah mempunyai fungsi :
a. pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pendataan dan pengukuran
tanah;
b. penyusunan petunjuk teknis pendataan dan pengukuran tanah;
c. pengelolaan pendataan dan pengukuran tanah;
d. pelaksanaan kompilasi data dan informasi peta pola penatagunaan tanah
atau peta wilayah tanah usaha atau peta persedian tanah; dan
e. konsultasi publik untuk memperoleh masukan terhadap draft rencana letak
kegiatan penggunaan tanah.
12
5. BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
Bidang Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian ruang dan
pertanahan. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang
Pengawasan dan Pengendalian mempunyai fungsi:
a. pengelolaan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang;
b. pengelolaan pengawasan dan pengendalian ruang; dan
c. pengelolaan pengawasan dan pengendalian pertanahan.
Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang Pengawasan dan Pengendalian dalam melaksanakan monitoring dan
evaluasi pemanfaatan ruang. Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana
dimaksud, Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai fungsi:
a. pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengelolaan monitoring dan
evaluasi pemanfaatan ruang;
b. penyusunan petunjuk teknis monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang;
c. monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang;
d. monitoring dan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana sesuai rencana
tata ruang; dan
e. monitoring dan evaluasi terhadap implementasi izin dibidang pemanfaatan
ruang yang telah diterbitkan.
Seksi Pengawasan dan Pengendalian Ruang mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian dalam melaksanakan
pengawasan dan pengendalian ruang. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Seksi Pengawasan dan Pengendalian Ruang mempunyai
fungsi:
a. pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengawasan dan
pengendalian ruang;
b. penyusunan petunjuk teknis pengawasan dan pengendalian ruang; dan
c. pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pertanahan mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian dalam melaksanakan
pengawasan dan pengendalian pertanahan. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pertanahan
mempunyai fungsi:
a. pengumpulan, pengolahan, serta analisis data pengawasan dan
pengendalian pertanahan;
13
b. penyusunan petunjuk teknis pengawasan dan pengendalian pertanahan;
dan
c. pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pertanahan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008
tentang Pembentukan Dinas Daerah. Dinas Tata Ruang dan Pertanahan merupakan
perangkat daerah sebagai unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah,
dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati. Adapun susunan oragnisasi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Program dan Pelaporan;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan
c. Sub Bagian Keuangan
3. Bidang Perencanaan Ruang, membawahkan:
a. Seksi Survei dan Pemetaan;
b. Seksi Perencanaan Ruang; dan
c. Seksi Pengkajian dan Pengembangan Ruang
4. Bidang Pemanfaatan Ruang, membawahkan:
a. Seksi Teknik Pemanfaatan Ruang;
b. Seksi Pengelolaan Ruang; dan
c. Seksi Penatagunaan Tanah;
5. Bidang Pertanahan, membawahkan:
a. Seksi Administrasi Pertanahan;
b. Seksi Pendayagunaan Pemanfaatan Tanah; dan
c. Seksi Pendataan dan Pengukuran Tanah;
6. Bidang Pengawasan dan Pengendalian, membawahkan :
a. Seksi Monitoring dan evaluasi;
b. Seksi Pengawasan dan Pengendalian Ruang; dan
c. Seksi Pengawasan dan Pengendalin Pertanahan;
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Secara lengkap Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Bogor, disajikan dalam Gambar II.1.
14
Gambar II.1. Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bogor
2.2. SUMBER DAYA PADA DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN
1. Kondisi Umum Pegawai
Jumlah pegawai keseluruhan yang ada di Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bogor sebanyak 76 orang yang terdiri dari PNS, CPNS, Tenaga honorer
dan tenaga keamanan. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :
Tabel II.1. Jumlah Pegawai Dinas Tata Ruang Dan Pertanahan Kabupaten Bogor
No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %
1. PNS 68 91,8
2. KONTRAK/HONORER 2 2,7
3. PETUGAS KEAMANAN 4 5,4
JUMLAH 74 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa pegawai Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
masih ada yang belum diangkat menjadi pegawai negeri yaitu tenaga honorer dan
petugas keamanan. Sehingga penulisan tentang kondisi pegawai dibawah ini
difokuskan hanya pada PNS dan Tenaga Honorer.sebanyak 70 orang.
KEPALA DINAS
Sekretaris
Sub Bagian Program
dan Pelaporan
Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian
Jabatan Fungsional
Sub Bagian
Keuangan
Bidang
Perencanaan Ruang
Seksi
Survey dan Pemetaan
Seksi Perencanaan
Ruang
Seksi Pengkajian &
Pegembangan
Bidang
Pemanfaatan Ruang
Seksi
Penatagunaan Tanah
Seksi Teknis
Pemanfaatan
Seksi Pengelolaan
Ruang
Bidang
Pertanahan
Seksi
Administrasi Pertanahan
Seksi Pendayagunaa
n Tanah
Seksi Data dan
Pengukuran Tanah
Bidang
Pengawasan dan
Pengendalian
Seksi Monitoring dan
Evaluasi
Seksi Pengawasan
dan Pengendalian
Ruang Seksi
Pengawasan dan
Pengendalian
Pertanahan
15
a. Jumlah Pegawai yang menduduki Jabatan dan Staf
Sesuai dengan Perda nomor 11 tahun 2008 tentang pembentukan Dinas
Daerah Kabupaten Bogor, maka pengisian formasi jabatan struktural di Dinas
Tata Ruang dan Pertanahan terdiri dari eselon II,III dan IV yaitu sebanyak 21
orang. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel II.2. Jumlah pegawai Dinas Tata Ruang dan Pertanahan yang
menduduki Jabatan dan Staf, tahun 2010
N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %
1. Eselon II 1 1,4
2. Eselon III 5 7,3
3. Eselon IV 15 22
4 Fungsional 1 1,4
5 Staf 46 67,6
Jumlah 68 100.00
b. Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/ Pangkat
Dari 68 jumlah Pegawai yang ada di Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
terdapat 1,4 % pegawai yang berstatus golongan II, 7,3 % pegawai yang
berstatus golongan III sedangkan golongan IV sebanyak 22 %,. Selengkapnya
dapat dilihat tabel berikut
Tabel II.3. Jumlah pegawai Dinas Tata Ruang dan Pertanahan berdasarkan
Pangkat/Golongan tahun 2014.
N0 Golongan Jumlah (orang ) %
1. IV 9 13.23
2. III 39 57.35
3. II 19 27.94
4 I 1 1.47
Jumlah 68 100
c. Jumlah Pegawai berdasarkan Pendidikan
Apabila dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan yang ada, maka status pendidikan dengan Strata-1 lebih
mendominasi yaitu sebesar 48.5 %, sedangkan yang paling rendah yaitu
tingkat SLTP sebesar 1.42 %. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.
16
Tabel II.4. Jumlah pegawai Dinas Tata Ruang dan Pertanahan berdasarkan
Pendidikan tahun 2011.
N0 Pendidikan Jumlah (orang ) %
1. Strata-2 ( S2 ) 12 17,64
2. Strata-1 ( S1 ) 33 48,5
3. Sarjana Muda/ D3 5 7,3
4 SLTA/SMK 17 25
5 SLTP 1 1,4
Jumlah 68 100
Tabel diatas menunjukkan bahwa tenaga di Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan 55,64 %, tenaga dengan klasifikasi sarmud, sarjana dan magister.
Hal ini sebenarnya sudah menunjukan hal yang baik bahwa sumber daya
manusia yang ada di Dinas Tata Ruang dan Pertanahan umumnya tingkat
perguruan tinggi, sehingga produk perencanaan tata ruang yang dihasilkan
menjadi lebih baik.
d. Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kesarjanaan
Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu, terdapat 17.64 % pegawai
dengan tingkat strata-2 dengan 5 jenis disiplin ilmu, sedangkan strata-1 sebesar
48.5 % yang terdiri dari 13 jenis disiplin ilmu. Sedangkan kearsipan hanya 1,47
% dengan latar belakang sarjana muda. Selengkapnya dapat dilihat tabel
berikut.
Tabel II.5. Jumlah pegawai Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
Berdasarkan Kesarjanaan
N0 KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU JUMLAH (orang )
A. DOKTOR
B. MAGISTER
1. Manajemen 5
2. Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
1
3. Urban Manajemen 1
4. Ilmu Administrasi 3
5. Ilmu Hukum 2
C. SARJANA
1. Sosial dan Politik 2
2. Teknik Planologi 5
3. Teknik Sosial 1
4. Sosial Ekonomi Pertanian 1
5. Administrasi Negara 2
17
N0 KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU JUMLAH (orang )
6. Ekonomi Manajemen 5
7. Ekonomi Sosial dan Pemerintahan 1
8. Akuntansi 1
9. Teknis Hasil Hutan 1
10. Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 1
11. Hukum 4
13. Teknik Geodesi dan Geomatika 2
C. SARJANA MUDA
1. Kearsipan 1
2. Administrasi Pertranahan 1
3. Manajemen Informatika 2
D. KEJURUAN
1. STM Teknik Listrik 1
2. STM Teknik Mesin 1
3. SGO 1
4. SMKTeknis Pertanian 1
5. SMP 1
6. SMEA Perdagangan 1
7. SMK Manajemen dan Bisnis 1
8 SMEA Perkantoran 9.SMEA Tata Usaha
18 1
E UMUM
Jumlah 68
Tabel diatas menunjukkan bahwa klasifikasi kedisipilnan ilmu pegawai yang ada
di Dinas Tata Ruang dan Pertanahan menunjukkan hal yang bervariasi, hal ini
sangat dibutuhkan dalam perumusan perencanaan pembangunan di Kabupaten
Bogor. Dengan demikian diharapkan kopetensi kedisiplinan ilmu yang ada
menjadikan perencanaan tata ruang di Kabupaten Bogor semakin berkualitas.
e. Jumlah Pegawai yang mengikuti diklat penjenjangan
Disamping tingkat pendidikan formal, pegawai yang ada di Dinas Tata Ruang
dan Pertanahan, pegawai juga mendapat pelatihan penjenjangan maupun non
penjenjangan. Dari 68 pegawai Dinas Tata Ruang dan Pertanahan terdapat
10.52 % yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM III atau sejenisnya,
sedangakan jenis penjenjangan PIM IV atau sejenisnya sebesar 78.94 %.
Selengkapnya dapat dilihat tabel III.6.
18
Tabel II.6. Jumlah pegawai Dinas Tata Ruang dan Pertanahan yang
mengikuti penjenjangan
N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %
1. Spama/Diklat PIM II 2 10.52
2. Adumla/PIM III 2 10.52
3. Adum/Diklat PIM IV 15 78.94
Jumlah 19 100
2. Kondisi Umum Anggaran
Anggaran Belanja Daerah Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Bogor tahun 2014-2018 telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bogor, dan dituangkan lebih
lanjut dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Besarnya anggaran belanja
yang telah ditetapkan setiap tahunnya mengalami peningkatan, semula pada tahun
2014 sebesar Rp. 9.360.534.000.- dan pada tahun 2015 menjadi
Rp.20.990.768.800,- .atau naik sebesar 224 % dan tahun 2016 sebesar
Rp. 22.828.480.100 . Perkembangan anggaran dan realisasi belanja daerah
menurut kelompok belanja dari tahun 2014-2016, sebagai berikut :
NO TAHUN JML ANGGARAN
1 2014 9.360.534.000
2 2015 20.990.768.800
3 2016 22.828.480.100
3. Kondisi Umum Sarana Kerja
Sarana kerja yang ada di Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Bogor tergolong cukup memadai ini bisa terlihat dalam tabel di Bawah ini :
Tabel.II.9. Sarana Kerja Dinas Tata Ruang Dan Pertanahan
No URAIAN BANYAKNYA SATUAN
1 TANAH ±2.500 M2
2 GEDUNG ±1.030 UNIT (2 LANTAI) M2
3 LISTRIK 1 JARINGAN
4 AIR 1 JARINGAN
5 TELEPON 2 LINE (1 FAX)
6 INTERNET 1 JARINGAN
19
No URAIAN BANYAKNYA SATUAN
7 AREA PARKIR 1 AREA
8 RUANG RAPAT 2 RUANG
9 RUANG ARSIP 1 RUANG
10 KOPERASI 1 BUAH
11 TAMAN DALAM 0 AREA
12 KANTIN 0 BUAH
13 MUSOLLA 1 BUAH
14 KENDARAAN RODA 4 11 UNIT
15 KENDARAAN RODA 2 8 UNIT
16 MEJA RAPAT 3 SET
17 AC 28 UNIT
18 KOMPUTER PC 8 UNIT
19 LAPTOP 9 UNIT
20 MEJA KERJA 107 UNIT
21 KURSI KERJA 43 UNIT
22 KURSI LIPAT 196 UNIT
23 FILLING KABINET 37 UNIT
24 RAK ARSIP (ROLL O’PACK) 3 UNIT
25 INFOKUS 4 UNIT
26 BUKU PERPUSTAKAAN 113 BUAH
27 AREA TAMAN LUAR 1 AREA
28 LEMARI BESI/ARSIP 20 UNIT
29 ALAT PEMADAM KEBAKARAN 4 BUAH
30 BRANKAS 3 BUAH
31 CAMERA DIGITAL 4 BUAH
32 COLUM SPEAKER 4 BUAH
33 GPS 13 BUAH
34 JAM DINDING 2 BUAH
35 KACA 1 BUAH
36 KARPET 1 BUAH
37 KIPAS ANGIN 1 BUAH
38 KOMPUTER 12 UNIT
39 KURSI KERJA PUTAR 51 BUAH
40 KURSI TAMU 11 BUAH
41 KURSI TUNGGU HIJAU 4 BUAH
42 LCD PROYEKTOR 3 UNIT
43 LEMARI KAYU 10 BUAH
44 LEMARI PINTU KACA 4 BUAH
45 MEJA GAMBAR 1 BUAH
46 MEJA LOKET 4 BUAH
47 MESIN PENGHANCUR DOKUMEN
1 UNIT
48 MESIN POTONG RUMPUT 1 UNIT
49 MESIN TIK 4 UNIT
20
No URAIAN BANYAKNYA SATUAN
50 MONITOR LCD 8 UNIT
51 PAPAN STRUKTUR 1 BUAH
52 PESAWAT TELP/FAX/PABX 8 UNIT
53 PRINTER 23 UNIT
54 RAK ARSIP 7 UNIT
55 RAK BUKU 1 UNIT
56 RIC 1 UNIT
57 SERVER 2 UNIT
58 SOUND SYSTEM 3 UNIT
59 TELEVISI 2 UNIT
60 TEMPAT KORAN 1 BUAH
61 TEMPAT SAMPAT 3 BUAH
62 TIANG MIC 3 BUAH
63 UPS 16 UNIT
64 WIRELESS HITAM 2 UNIT
65 WHITEBOARD 17 BUAH
66 WIRELESS MICROPHONE 2 UNIT
67 MEMORY EKSTERNAL 3 BUAH
68 TOTAL STATION 1 UNIT
69 KIOS Q 1 UNIT
Dari table II.9 dapat dilihat bahwa perbandingan antara luas gedung dan jumlah
pegawai di Dinas Tata Ruang dan Pertanahan sebesar 12.56 M2 : 1, hal ini
mengidikasikan bahwa setiap satu orang pegawai memiliki ruang sebanyak 12.56 M2.
2.3. KINERJA PELAYANAN DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN
Indikator Kinerja pelayanan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya dapat dilihat dari tabel II.10. Pencapaian Kinerja Pelayanan
pada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor 2014-2018, yang isinya
menggambarkan indikator kinerja sesuai tugas fungsi SKPD yang sesuai dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Target dan realisasi capaian kinerja dari tahun ketahun mengalami peningkatan
atau sejajar sehingga target sampai dengan 2018 dapat tercapai, meskipun beberapa
dari indikator kinerja yang telah ditentukan dalam RPJMD merupakan tugas lintas
sektoral sehingga diperlukan koordinasi dan kerjasama yang kontinyu dengan dinas
terkait.
Target Pencapaian Kinerja Pelayanan pada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bogor 2014-2018 bisa terlihat dalam tabel di Bawah ini :
21
22
Tabel. II. 10. Pencapaian Kinerja Pelayanan pada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor 2014-2018
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Penyusunan Naskah akademis RDTR dan Zoning Regulation
0 0 0 0 0 100% 100% 0% 0% 0%
2 Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
29.64 27.41 27.14 28.31 31.89 100% 100% 0% 0% 0%
3 Luas wilayah produktif 87.00 87.00 87.00 87.00 87.00 100% 100% 0% 0% 0%
4 Luas wilayah industri 0.50 0.55 0.60 0.65 0.70 100% 100% 0% 0% 0%
5 Luas wilayah kebanjiran 4.00 3.50 3.00 2.50 2.00 0% 0% 0% 0% 0%
6 Luas wilayah kekeringan 10.50 10.00 9.50 9.00 8.00 0% 0% 0% 0% 0%
7 Luas wilayah perkotaan 46.45 46.45 46.45 46.45 46.45 100% 100% 0% 0% 0%
8 Ruang publik yang berubah peruntukannya
0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 100% 100% 0% 0% 0%
9 Ketaatan terhadap RTRW
86.00 86.50 87.00 87.50 88.00 100% 100% 0% 0% 0%
10 Cakupan luasan kawasan lindung
42.50 43.00 43.50 44.00 44.50 100% 100% 0% 0% 0%
23
NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan
Fungsi SKPD Target SPM Target IKK Target Indikator Lainnya
Target Renstra SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
11 Luas lahan bersertifikat 0 0 0 0 0 100% 100% 0% 0% 0%
12 Penyelesaian kasus tanah negara
0 0 0 0 0 100% 100% 0% 0% 0%
13 Persentase penduduk yang memiliki lahan
0 - 0 0 0 100% 100% 0% 0% 0%
14 Up Dating Data Base Pertanahan
3 kec 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec 100% 100% 0% 0% 0%
15 Pendataan dan Pengukuran Prasarana,Sarana dan Utilitas Perumahan
30 bid
30 bid
30 bid 30 bid
30 bid 0% 0% 0% 0% 0%
16
17
18
19
20 21
22
Penelusuran Alas Hak Aset Pemda Peta Bidang Tanah Aset Pemda Pengukuran Peta Bidang Tanah Jalan Poros Tengah Timur Kajian BUMD Pertanahan Proda APBD Kab. Bogor Sertifikasi Kepemilikan Tanah Aset Pemda Workshop Pertanahan
100 bid
175 bid 12
Km
1 dok
1000 400
40
org
100 bid 175 bid
12 Km
-
1000 100
40 org
100 bid 175 bid
12 Km
-
1000 100
40 org
100 bid 175 bid
0 -
1000 100
40 org
100 bid 175 bid
0 -
1000 100
40 org
0%
100%
100%
100%
100%
100% 100%
100%
0%
100%
100%
100%
100%
100% 100%
100%
0%
0%
0%
0%
0%
0% 0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0% 0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0% 0%
0%
24
2.4. TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PADA DINAS TATA
RUANG DAN PERTANAHAN
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya di
bidang tata ruang dan pertanahan tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan
yang dihadapi baik internal maupun eksternal, akan tetapi permasalahan-permasalahan
yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam
rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan pada Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan Kabupaten Bogor. Tantangan yang paling nyata dihadapi kedepan terkait
dengan perencanaan adalah bahwa dinamika pembangunan daerah harus bergerak
cepat yang diakibatkan oleh adanya perkembangan global diberbagai sektor kehidupan
masyarakat yang tidak dapat dihindari, seiring dengan perkembangan global tersebut,
telah diantisipasi dengan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan
pemerintah provinsi, hal ini tentu berimplikasi pula terhadap kebijakan yang harus
dikeluarkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor agar adanya sinergi dan
keseuaian dalam menjalankan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan.
Berdasarkan analisis terhadap permasalahan internal maupun eksternal, dalam hal ini
dengan menggunakan metode SWOT Analisis. Dalam analisis SWOT Lingkungan
internal meliputi Strength (Kekuatan) dan Weaknesses (Kelemahan ). Sedangkan
Lingkungan eksternal meliputi Oppurtunity (Peluang) dan Ancaman Threaths
(ancaman). Adapun Masing-masing kondisi lingkungan internal dan eksternal antara
lain sebagai berikut :
1. Lingkungan Internal
KEKUATAN (S):
1). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 19 Tahun 2000 tentang
Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah;
2). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Dinas Daerah;
3). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah;
4). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 27 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahaan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Derah;
5). Sumber Daya Manusia
6). Tersedianya Dokumen Pelaksanaan Anggaran
KELEMAHAN (W):
1). Terbatasnya Rencana Tata Ruang Skala Rinci
2). Terbatasnya Peta-peta tematik penunjang ketataruangan
25
3). Masih rendahnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang hak
dan kewajiban dalam pemanfaatan ruang dan pertanahan.
4). Terbatasnya Sarana dan prasarana pendukung dalam melaksanakan
pengawasan dan pengendalian di bidang tata ruang dan pertanahan
5). Belum tersedianya sistem informasi pendukung penataan ruang dan
pertanahan yang memadai
6). Masih kurangnya jumlah bidang tanah yang telah bersertipikat
7). Belum adanya sinkronisasi rencana tata ruang pada wilayah perbatasan
8). Belum terintegrasinya data atau peta terhadap standarisasi nasional (data
spasial nasional)
2. Lingkungan Eksternal
PELUANG (O):
1). Posisi Letak Geografis Kabupaten Bogor yang strategis.
2). Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang Penataan
Ruang dan Pertanahan.
3). Adanya Penataan Ruang Kawasan Jabodetabekpunjur (Peraturan Presiden
RI Nomor 54 Tahun 2010)
4). Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan (Peraturan Menteri
Dalam Negeri RI Nomor 1 Tahun 2007 )
5). Ditetapkannya Kabupaten Bogor sebagai Kawasan Agropolitan
6). Adanya kerjasama pemkab dengan instansi vertikal dan dengan daerah
otonom (kabupaten/kota) yang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Bogor.
7). Keberadaan Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian, Lembaga Swadaya
Masyarakat serta lembaga/instasi lain di luar Pemda yang terkait dengan
Bidang Penataan Ruang dan pertanahan
8). Perkembangan IPTEK dibidang tata ruang dan pertanahan
ANCAMAN (T):
1). Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap substansi rencana tata
ruang dan pertanahan
2). Belum terwujudnya pemanfaatan lahan sesuai dengan rencana tata ruang
3). Masih banyaknya alih fungsi tanah pertanian menjadi non pertanian
4). Masih adanya okupasi terhadap tanah- tanah Pemerintah Kabupaten
5). Belum terpolanya jaringan infrastruktur dalam pengembangan wilayah
26
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
Kabupaten Bogor tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi,
permasalahan tersebut antara lain :
1. Penyusunan dokumen perencanaan belum dilakukan secara konsepsual dan
strategis;
2. Belum semua wilayah kecamatan mempunyai produk perencanaan;
3. Perlu dilakukan penyusunan rencana tata ruang wilayah yang baru berkaitan
dengan rencana terbentuknya Kabupaten Bogor Barat;
4. Perlu peningkatan pengawasan dan pengendalian ruang khususnya pada wilayah
pertanian dan kawasan konservasi air/hulu;
5. Pentingnya melakukan sinkronisasi perencanaan pada wilayah perbatasan baik
antar kecamatan, kabupaten dan provinsi;
6. Perlunya penertiban kepemilikan tanah oleh pemerintah;
7. Perlunya penanganan permasalahan pertanahan terhadap tanah Negara atau
tanah bekas hak..
3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA
DAERAH TERPILIH
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu
organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif,
inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan kemana
organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana pelayanan harus
dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi adalah rumusan umum
mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 tahun 2011 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun
2013-2018, bahwa Visi Kabupaten Bogor adalah “Kabupaten Bogor menjadi
Kabupaten Termaju di Indonesia “ Pernyataan Misi
27
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi
pemerintah, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi
diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak yang berkepentingan
(stakeholders) dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran instansi
pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan. Misi suatu instansi harus jelas
dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan
yang dimiliki oleh instansi pemerintah. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Misi
adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi.
Pernyataan misi sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2009
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Bogor Tahun 2013-2018, Misi Kabupaten Bogor adalah:
Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha
berbasis sumberdaya alam dan pariwisata.
Meningkatkan integrasi, koneksitas dan kualitas infrastruktur wilayah dan
pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan
pelayanan kesehatan.
Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar
daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik.
Untuk mendukung pencapaian visi dan misi tersebut, Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan sesuai tugasnya yaitu membantu Bupati dalam melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan daerah, dan dalam
melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Bogor mempunyai fungsi, sebagai berikut :
1. perumusan kebijakan teknis di bidang tata ruang dan pertanahan;
2. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang tata rungan
dan pertanahan;
3. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang tata ruang dan pertanahan ; dan
4. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
fungsinya.
28
Ditinjau dari sisi tugas perencanaan, secara umum tugas Dinas Tata Ruang
dan Pertanahan terkait dengan pencapaian visi dan seluruh misi Kepala Daerah dan
wakil Kepala Daerah, namun secara khusus, tugas dan fungsi Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan berkontribusi langsung dalam mendukung pencapaian misi ke 3 yaitu
Meningkatkan Infrastruktur dan Aksesibilitas Daerah yang Berkualitas dan Terintegrasi
Secara Berkelanjutan.
3.3. TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI
Dalam Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi Jawa Barat diuraikan bahwa
dinamika lingkungan strategis, baik nasional maupun global, permasalahan dan
tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia semakin kompleks. Arus besar globalisasi
membawa keleluasaan informasi, fleksibilitas distribusi barang dan jasa yang
berdampak pada munculnya isu-isu yang berdimensi lintas bidang. Dalam konteks
ketatanegaraan, arus globalisasi juga mendorong akselerasi proses demokratisasi dan
desentralisasi yang melahirkan situasi paradoksal, antara semakin membaiknya
kebebasan sipil (civil liberty) dengan terbatasnya kapasitas kelembagaan politik dan
kapasitas tata kelola pemerintahan (governance) sehingga akuntabilitas layanan publik
belum sepenuhnya sesuai harapan. Percepatan arus informasi dan modal juga
berdampak pada meningkatnya pemanfaatan berbagai sumber daya alam yang
memunculkan isu perubahan iklim (climate change), ketegangan lintas-batas
antarnegara, percepatan penyebaran wabah penyakit, dan terorisme, serta masalah
tenaga kerja Indonesia di luar negeri.
Berbagai masalah tersebut juga mencerminkan rumitnya tantangan yang harus dihadapi
bangsa dan negara Indonesia. Hal ini menuntut peningkatan peran dan kapasitas
seluruh instansi pemerintah, termasuk Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas)
yang diberi tugas dalam perencanaan pembangunan nasional, untuk mengatasi
permasalahan dan tantangan tersebut. Peran Kementerian PPN/Bappenas sangat
strategis, karena perencanaan merupakan pijakan awal untuk menentukan arah
pembangunan nasional dengan mengoptimalkan sumber daya dan melibatkan para
pelaku pembangunan nasional. Untuk itu, Kementerian PPN/Bappenas dituntut memiliki
kemampuan untuk menjembatani kesenjangan dan menekan egoisme yang dapat
menghambat pencapaian target dan tujuan pembangunan nasional sesuai amanat
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu “Masyarakat Indonesia Adil dan Makmur”.
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, terdapat 5 (lima) tujuan
pelaksanaan sistem perencanaan pembangunan nasional, yaitu: a) untuk mendukung
koordinasi antarpelaku pembangunan; b) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi
29
dan sinergi antardaerah, antarruang, antarwaktu, dan antarfungsi pemerintah, serta
antara pusat dan daerah; c) menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan; d) mengoptimalkan partisipasi
masyarakat; dan e) menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien,
efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Untuk mencapai kelima tujuan tersebut, maka
Kementerian PPN/Bappenas
Pembangunan di Jawa Barat pada tahap kedua RPJP Daerah atau RPJM Daerah tahun
2013-2018 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan
yang belum terselesaikan, namun juga untuk mengantisipasi perubahan yang muncul di
masa yang akan datang. Posisi Jawa Barat yang strategis dan berdekatan dengan
ibukota negara, mendorong Jawa Barat berperan sebagai agent of development (agen
pembangunan) bagi pertumbuhan nasional.
Berbagai isu global dan nasional yang perlu dipertimbangkan dalam menyelesaikan isu
yang bersifat lokal dan berimplikasi pada kesejahteraan masyarakat. Permasalahan
yang dihadapi Jawa Barat antara lain kemiskinan, penataan ruang dan lingkungan
hidup, pertumbuhan dan pemerataan pembangunan, terbatasnya kesempatan kerja,
mitigasi bencana serta kesenjangan sosial. Dalam mengatasi permasalahan tersebut
diperlukan penguatan kepemimpinan yang didukung oleh rakyat dan aspek politis
Arah kebijakan pembangunan daerah ditujukan untuk pengentasan kemiskinan dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat, revitalisasi pertanian dan kelautan, perluasan
kesempatan lapangan kerja, peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan
kesehatan dan pendidikan, pembangunan infrastruktur strategis, perdagangan, jasa dan
industri pengolahan yang berdaya saing, rehabilitasi dan konservasi lingkungan serta
penataan struktur pemerintah daerah yang menyiapkan kemandirian masyarakat Jawa
Barat.
Dalam pembagian wilayah kerja koordinasi Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah 4
yaitu : Wilayah Bogor, dengan lingkup kerja Kabupaten Bogor, Kota Bogor,
Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok.
Dengan kategori permasalahan yang dihadapi sebagai berikut :
a. Rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah, seperti infrastruktur jalan
dan jembatan, persampahan serta air bersih;
b. Pemantapan kawasan lindung;
c. Penataan daerah otonom sesuai dengan aspirasi dari bawah serta mengikuti
mekanisme yang telah ditentukan;
d. Belum optimalnya pelayanan pemerintah terhadap wilayah bagian selatan;
e. Belum dimilikinya kelembagaan ekspor produk perikanan Jawa Barat;
f. Perlunya peningkatan penanggulangan dan pemberantasan penyakit menular;
30
g. Belum adanya kebijakan yang jelas tentang mitigasi dan penanggulangan bencana;
h. Perlunya pemekaran pemerintahan daerah yang sesuai dengan aspirasi dari bawah
serta mengikuti mekanisme yang telah ditentukan;
i. Belum optimalnya pengembangan agribisnis;
j. Perlunya peningkatan sanitasi dasar dan kesehatan lingkungan.
Sejalan dengan kebijakan nasional dan provinsi tersebut, dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD Pemerintah Kabupaten Bogor 2013-
2018), prioritas pembangunan Kabupaten Bogor diarahkan pada :
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama pendidikan dan kesehatan
maupun aspek lainnya yang mengutamakan manusia dalam pembangunan.
2. Revitalisasi pertanian dan pembangunan perdesaan melalui pembangunan maupun
pengembangan agribisnis, agro-industri serta koperasi, usaha mikro, kecil dan
menengah.
3. Peningkatan investasi dan penciptaan peluang kerja.
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur serta pengelolaan lingkungan hidup
secara berkelanjutan untuk mendorong percepatan pembangunan perekonomian
daerah.
5. Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih.
6. Peningkatan kesolehan sosial masyarakat dan/atau pembangunan sosial
keagamaan untuk mencapai harkat dan martabat kemanusiaan yang tinggi atau
tingkat peradaban masyarakat yang tinggi.
3.4. TELAAHAN RENCANA TATA RUANG DAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
Dalam Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Bogor tahun 2005-2025, disebutkan bahwa tujuan penataan ruang adalah
untuk mewujudkan : (a) terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup yang selektif, efektif dan efisien, melalui pemberian
Building Coverage Ratio (BCR) yang rendah pada kawasan yang memiliki nilai
konservasi;(b) meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan lindung sebagai
kawasan konservasi air dan tanah, melalui program rehabilitasi lahan, dengan kegiatan
vegetatif dan sipil teknis serta kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak dapat
mengganggu fungsi kawasan; (c) tercapainya pembangunan infrastruktur yang dapat
mendorong perkembangan wilayah dan perekonomian masyarakat khususnya pada
daerah-daerah tertinggal dan terisolasi guna menekan migrasi dari desa ke kota dengan
pengembangan desa–desa potensial; (d) pembangunan dan pengembangan perkotaan
31
berhirarkis yang dibentuk oleh sistem jaringan antara kegiatan perdesaan dan
perkotaan internal daerah dan eksternal Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur); dan (e) terwujudnya rencana tata ruang
yang lebih rinci sebagai arahan pengendalian, pengawasan, dan pelaksanaan
pembangunan dalam mewujudkan sistem kota-kota.
Selanjutnya dalam RTRW juga telah ditetapkan kebijakan pengembangan struktur
ruang; dan kebijakan pengembangan pola ruang.Kebijakan pengembangan struktur
ruang meliputi : (a) peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan
ekonomi wilayah yang merata dan berhirarki; dan; (b) peningkatan kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan
sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah Daerah. Selanjutnya
kebijakan pengembangan pola ruang meliputi : (a) kebijakan pengembangan kawasan
lindung, dalam rangka pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan
hidup; dan pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan
kerusakan lingkungan hidup; (b) kebijakan pengembangan kawasan budi daya,
dalam rangka perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan
budi daya; dan pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui
daya dukung dan daya tampung lingkungan; (c) kebijakan pengembangan kawasan
strategis, yang meliputi : pengembangan kawasan strategis Puncak sebagai kawasan
strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan pariwisata melalui
pembatasan pemanfaatan ruang yang lebih selektif dan efisien; pengembangan
kawasan strategis industri sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui penataan
dan pemanfaatan ruang serta pembangunan jaringan infrastruktur yang mendorong
perkembangan kawasan; pengembangan kawasan strategis pertambangan sebagai
kawasan strategis lingkungan hidup yang berperan sebagai kawasan andalan sumber
daya alam melalui konservasi bahan galian; dan pengembangan kawasan strategis
lintas administrasi kabupaten sebagai kawasan strategis sosial ekonomi melalui
sinkronisasi sistem jaringan.
Lebih lanjut dikemukakan strategi untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah
meliputi : (a) strategi pengembangan struktur ruang wilayah; (b) strategi pengembangan
kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan; (c) strategi pengembangan sistem pusat
permukiman perdesaan dan perkotaan; (d) strategi pengembangan sistem prasarana
wilayah; (e) strategi pengembangan pola ruang wilayah; (f) strategi penatagunaan
tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan penatagunaan sumberdaya alam
lainnya.
32
Selanjutnya dijelaskan Rencana struktur ruang wilayah, meliputi : (a) sistem pusat
permukiman perdesaan; (b) sistem pusat permukiman perkotaan; dan (3) sistem
prasarana wilayah.
Sistem pusat permukiman perdesaan dilakukan dengan membentuk pusat pelayanan
desa secara hirarkis, dikembangkan berdasarkan pelayanan perdesaan melalui
pembangunan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP). Desa Pusat Pertumbuhan telah
ditetapkan meliputi :
a. Desa Tenjo, Desa Batok, dan Desa Tapos Kecamatan Tenjo;
b. Desa Sukamulih Kecamatan Sukajaya;
c. Desa Banyuasih, Desa Cintamanik, dan Desa Bangunjaya Kecamatan Cigudeg;
d. Desa Cikuda Kecamatan Parungpanjang;
e. Desa Cijujung Kecamatan Cibungbulang;
f. Desa Pabangbon dan Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang;
g. Desa Ciasmara dan Desa Gunung Picung Kecamatan Pamijahan;
h. Desa Ciampea Udik dan Desa Ciampea Kecamatan Ciampea;
i. Desa Ciomas Rahayu Kecamatan Ciomas;
j. Desa Sirnagalih Kecamatan Tamansari;
k. Desa Cidokom Kecamatan Rumpin;
l. Desa Cibitung Tengah dan Desa Gunung Malang Kecamatan Tenjolaya;
m. Desa Parakanmuncang dan Desa Cisarua Kecamatan Nanggung;
n. Desa Parigimekar Kecamatan Ciseeng;
o. Desa Warujaya Kecamatan Parung;
p. Desa Pondok Udik Kecamatan Kemang;
q. Desa Pasir Gaok Kecamatan Rancabungur;
r. Desa Susukan Kecamatan Bojonggede;
s. Desa Hambalang Kecamatan Citeureup;
t. Desa Tengah dan Desa Cirimekar Kecamatan Cibinong;
u. Desa Setu, Desa Koleang, dan Desa Pangradin Kecamatan Jasinga;
v. Desa Tajurhalang Kecamatan Tajurhalang;
w. Desa Cisalada Kecamatan Cigombong;
33
x. Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk;
y. Desa Ciderum dan Desa Lemah Duhur Kecamatan Caringin;
z. Desa Cibedug Kecamatan Ciawi;
aa. Desa Cipayung Girang dan Desa Sukamaju Kecamatan Megamendung;
bb. Kelurahan Cisarua Kecamatan Cisarua;
cc. Desa Cijayanti dan Desa Babakan Madang Kecamatan Babakan Madang;
dd. Desa Gununggeulis dan Desa Cijujung Kecamatan Sukaraja;
ee. Desa Sirnajaya dan Desa Sukadamai Kecamatan Sukamakmur;
ff. Desa Sirnagalih, Desa Singasari, dan Desa Jonggol Kecamatan Jonggol;
gg. Desa Limusnunggal, Desa Mekarsari, dan Desa Gandoang Kecamatan Cileungsi;
hh. Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri;
ii. Desa Cariu dan Desa Cikutamahi Kecamatan Cariu;
jj. Desa Buana Jaya, Desa Selawangi, Desa Tanjungrasa, Desa Sirnarasa, dan Desa
Pasirtanjung Kecamatan Tanjungsari; dan
kk. Desa Cikahuripan dan Desa Nambo Kecamatan Klapanunggal.
Sistem pusat permukiman perkotaan juga telah ditetapkan meliputi : (a) Orde I, yaitu
Kecamatan Cibinong yang memiliki aksesibilitas tinggi terhadap Pusat Kegiatan
Nasional (PKN), antara lain wilayah JABODETABOKPUNJUR; (b) Orde II, yaitu
Kecamatan Cileungsi dan Kecamatan Leuwiliang yang memiliki aksesibilitas tinggi
terhadap Kecamatan Cibinong; dan (c) Orde III, yaitu Kecamatan Jasinga, Kecamatan
Parung Panjang, Kecamatan Parung, Kecamatan Ciawi, Kecamatan Cigombong, dan
Kecamatan Cariu.
Sistem prasarana wilayah yang telah direncanakan meliputi : (a) sistem prasarana
transportasi meliputi sistem transportasi jalan, sistem transportasi perkeretaapian, dan
sistem transportasi udara; (b) sistem prasarana telekomunikasi; (c) sistem prasarana
sumberdaya energi; (d) sistem prasarana sumberdaya air; (e) sistem prasarana gas;
dan (f) sistem prasarana lingkungan.
Rencana Tata Ruang Wilayah ini diharapkan menjadi pedoman bagi semua pemangku
kepentingan dalam pelaksanaan pembangunan di berbagai sektor/bidang, serta
mengakomodasikan pembagian peran dengan kabupaten/kota dan bersifat saling
melengkapi serta selaras serta sebagai matra spasial bagi Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) serta rencana pembangunan lainnya.
34
Jika ditelaah rencananya, maka terlihat adanya keseimbangan rencana struktur ruang
antar wilayah baik dalam pengembangan sistem pusat permukiman perdesaan; sistem
pusat permukiman perkotaan; dan sistem prasarana wilayah.
Namun dalam implementasinya berbeda, sehingga masih terdapat berbagai isu
strategis yang perlu ditangani secara sistematis dalam kaitan dengan penataan ruang
ini. Pertama adalah masih terjadi penyimpangan pemanfaatan ruang di kabupaten
Bogor. Hal ini ditunjukkan oleh adanya ketimpangan pembangunan wilayah di
Kabupaten Bogor antara Kabupaten Bogor Bagian Barat dengan bagian Kabupaten
Bogor lainnya. Isu ketimpangan ini harus direspon secara cepat oleh Dinas Tata Ruang
dan Pertanahan dengan menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. RTRW harus dijadikan acuan utama
dalam menetapkan lokasi pembangunan sehingga ketimpangan pembangunan wilayah
yang terjadi dapat dikurangi secara bertahap. Selanjutnya pemahaman pegawai Dinas
Tata Ruang dan Pertanahan terhadap RTRW dan perkembangan wilayah juga perlu
ditingkatkan.
Isu selanjutnya berkaitan dengan semakin meningkatnya konversi lahan pertanian ke
non pertanian dan konversi lahan di kawasan lindung. Hal ini terjadi karena pengaruh
kegiatan ekonomi seperti kegiatan investasi industri, jasa maupun pemukiman,
perkembangan penduduk maupun kondisi sosial budaya. Alih fungsi lahan di Kabupaten
Bogor terutama terjadi pada berubahnya fungsi hutan baik primer maupun sekunder
menjadi fungsi perkebunan bahkan semak belukar, berubahnya fungsi sawah menjadi
fungsi permukiman dan budidaya lainnya. Alih fungsi yang terjadi umumnya
mengabaikan rencana tata ruang yang telah direncanakan sebelumnya. Sebagai
akibatnya produksi dan produktivitas pertanian semakin menurun dan kondisi
lingkungan juga menurun. Mengingat sektor pertanian dan lingkungan alam masih
menjadi keunggulan Kabupaten Bogor khususnya dalam lingkup wilayah Jabodetabek,
maka kondisinya yang semakin menurun akan mengancam ketahanan pangan
Kabupaten Bogor. Kondisi ini menuntut Dinas Tata Ruang dan Pertanahan untuk
semakin kreatif dalam merancang berbagai upaya perlindungan dan pengamanan
terhadap lahan-lahan pertanian yang produktif agar tidak dialihfungsikan untuk
kepentingan lain yang merugikan pembangunan pertanian daerah.
Isu lainnya yang perlu diperhatikan adalah berkembangnya aktivitas pertambangan dan
galian yang tidak memperhatikan tata-ruang dan dampak lingkungan. Barang tambang
pada dasarnya merupakan sumber daya alam yang bernilai ekonomi dan dapat
diekstrak untuk meningkatkan pendapatan, namun sangat perlu dilakukan upaya untuk
meminimalkan dampak lingkungan. Lingkungan yang rusak akan dapat mengancam
potensi ekonomi lainnya yang dimiliki Kabupaten Bogor seperti pariwisata dan
35
pertanian. Oleh karena itu, Dinas Tata Ruang dan Pertanahan perlu menyusun rencana
yang lebih berwawasan lingkungan.
Jika ditelaah aspek lingkungan hidup, maka wilayah Kabupaten Bogor memiliki potensi
berbagai jenis sumberdaya alam yang terbarukan maupun yang tidak terbarukan.
Namun pemanfaatan sumber energi alternatif yang terbarukan selain tenaga air, saat ini
masih belum optimal.
Isu strategis yang berkaitan dengan lingkungan hidup yang terjadi saat ini adalah
terjadinya kerusakan lingkungan di daerah-daerah pertambangan, dan pembangunan
kawasan-kawasan industri. Kondisi ini dapat meningkatkan polusi baik polusi udara, air,
maupun suara sehingga dapat mengurangi kualitas kesehatan masyarakat di sekitar
kawasan industri. Demikian pula alih fungsi lahan secara berlebihan dan tidak sesuai
dengan peruntukannya dapat mengakibatkan terjadinya degradasi lahan. Hal ini dapat
mengakibatkan peningkatan potensi bencana yang timbul seperti erosi, banjir, polusi
dan lain-lain.
Pembangunan ekonomi yang kurang bijaksana akan memberi dampak negatif terhadap
kualitas lingkungan. Peningkatan pembangunan aksesibilitas jalan secara berlebihan
akan mempengaruhi aktifitas pertanian di Kabupaten Bogor. Semakin banyak jaringan
jalan yang ada, maka kegiatan pertanian akan semakin terdesak akibat berkurangnya
lahan pertanian. Pemanfaatan air bersih secara berlebihan juga dapat mengakibatkan
menurunnya kuantitas dan kualitas sumber air khususnya air tanah. Pemanfaatan
potensi pertambangan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan kerusakan
lingkungan akibat lahan galian yang ditinggalkan.
Sebagai respon atas berbagai isu lingkungan hidup tersebut, maka Dinas Tata Ruang
dan Pertanahan perlu merancang berbagai rencana pembangunan yang ramah
lingkungan. Sebagai implikasinya maka peningkatan kompetensi SDM di Dinas Tata
Ruang dan Pertanahan tentang lingkungan hidup perlu ditingkatkan. Selanjutnya
perumusan rencana pembangunan berwawasan lingkungan perlu melibatkan berbagai
sektor, sehingga kuantitas dan kualitas koordinasi juga perlu ditingkatkan. Elemen
penting lainnya dalam perencanaan berwawasan lingkungan adalah ketersediaan data
dan informasi yang lengkap dan akurat tentang kondisi degradasi lingkungan, sehingga
kedepan perancangan sistem data dan informasi lingkungan hidup semakin penting.
3.5. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS
Perumusan isu-isu strategis didasarkan analisis terhadap lingkungan internal
dan eksternal yaitu peluang dan ancaman serta memperhatikan kekuatan dan
kelemahan pada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor dalam
36
melaksanakan tugas pokok dan fungsi serta misi sebagai lembaga perencanaan
pembangunan yang berdasarkan pendekatan seperti diuraikan dalami UU 25/2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional , maka isu-isu strategis yang
menjadi acuan atau dasar dalam menentukan program dan kegiatan yang diprioritaskan
selama lima tahun ke depan (2009-2013) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Anggaran dan realisasi program/kegiatan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan dapat
dilihat pada tabel 3.1 sedangkan strategi berdasarkan analisis terhadap lingkungan
internal dan eksternal adalah sebagai berikut :
1. Strategi S-O
1). Meningkatkan koordinasi perencanaan tata ruang yang bersinergi pada daerah
perbatasan
2). Meningkatkan jumlah dokumen perencanaan tata ruang skala rinci
3). Mengoptimalkan pelaksanaan pengendalian dan pengawasan di bidang
penataan ruang dan pertanahan
4). Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan SDM ketataruangan dan
pertanahan melalui diklat
2. Strategi W-O
a. Mengoptimalkan pelaksanaan caturtetib pertanahan
b. Mengatasi ketidakterpaduan rencana tata ruang pada wilayah perbatasan
dengan memanfaatkan kerjasama antar daerah otonom di wilayah perbatasan
c. Memfasilitasi sertipikasi tanah secara masal
d. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung SIG tata ruang dan
pertanahan
3. Strategi S-T
1). Melakukan sosialisasi rencana tata ruang dan pertanahan
2). Penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis dibidang penataan
ruang
3). Meyusun rencana tata ruang kawasan perkotaan, perdesaan, agropolitan,
industri, dan rencana pengembangan jaringan infrastruktur perkotaan.
4). Melakukan inventarisasi dan sertipikasi tanah-tanah pemkab
4. Strategi W-T
1). Perlu adanya Peta-peta tematik
2). Perlu adanya penerapan norma standar prosedur dan manual dalam
penyusunan peta-peta ketata ruangan
37
3). Perlu adanya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan penataan ruang
dan pertanahan
4). Meningkatkan pengawasan dan pengendalian dibidang pemanfaatan ruang
dan pertanahan
38
39
40
41
42
43
BAB III. 2. ANALISIS SWOT
INTERNAL
EKSTERNAL
Peluang (Opportunity)
1). Posisi Letak Geografis Kabupaten Bogor
yang strategis.
2). Adanya peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang Penataan Ruang
dan Pertanahan.
3). Adanya Penataan Ruang Kawasan
Jabodetabekpunjur (Peraturan Presiden
RI Nomor 54 Tahun 2008)
4). Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan (Peraturan Menteri
Dalam Negeri RI Nomor 1 Tahun 2007 )
5). Ditetapkannya Kabupaten Bogor
sebagai Kawasan Agropolitan
6). Adanya kerjasama pemkab dengan
instansi vertikal dan dengan daerah
otonom (kabupaten/kota) yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten
Bogor.
7). Keberadaan Perguruan Tinggi, Lembaga
Penelitian, Lembaga Swadaya
Masyarakat serta lembaga/instasi lain di
luar Pemda yang terkait dengan Bidang
Penataan Ruang dan pertanahan
8). Perkembangan IPTEK dibidang tata
ruang dan pertanahan
Ancaman (Treat) :
1). Masih rendahnya pemahaman
masyarakat terhadap substansi rencana
tata ruang dan pertanahan
2). Belum terwujudnya pemanfaatan lahan
sesuai dengan rencana tata ruang
3). Masih banyaknya alih fungsi tanah
pertanian menjadi non pertanian
4). Masih adanya okupasi terhadap tanah-
tanah Pemerintah Kabupaten
5). Belum terpolanya jaringan infrastruktur
dalam pengembangan wilayah
Kekuatan (Strenght) :
1). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 19 Tahun 2000 tentang
Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan
Tanah;
2). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Dinas Daerah;
3). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah;
4). Peraturan Daerah Kabupaten Bogor
Nomor 27 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahaan Yang Menjadi
Kewenangan Pemerintah Derah;
5). Sumber Daya Manusia
6). Tersedianya Dokumen Pelaksanaan
Anggaran
Strategi S-O :
1). Meningkatkan koordinasi perencanaan
tata ruang yang bersinergi pada daerah
perbatasan
2). Meningkatkan jumlah dokumen
perencanaan tata ruang skala rinci
3). Mengoptimalkan pelaksanaan
pengendalian dan pengawasan di
bidang penataan ruang dan pertanahan
4). Meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan SDM ketataruangan dan
pertanahan melalui diklat
Strategi S-T :
1). Melakukan sosialisasi rencana tata
ruang dan pertanahan
2). Penyusunan petunjuk pelaksanaan dan
petunjuk teknis dibidang penataan ruang
3). Meyusun rencana tata ruang kawasan
perkotaan, perdesaan, agropolitan,
industri, dan rencana pengembangan
jaringan infrastruktur wilayah
4). Melakukan inventarisasi dan sertipikasi
tanah-tanah pemkab
Kelemahan (Weaknes) :
1). Terbatasnya Rencana Tata Ruang Skala
Rinci
2). Terbatasnya Peta-peta tematik penunjang
ketataruangan
3). Masih rendahnya pengetahuan dan
kemampuan masyarakat tentang hak dan
kewajiban dalam pemanfaatan ruang dan
pertanahan.
4). Terbatasnya Sarana dan prasarana
pendukung dalam melaksanakan
pengawasan dan pengendalian di bidang
tata ruang dan pertanahan
Strategi W-O :
1). Mengoptimalkan pelaksanaan catur tetib
pertanahan
2). Mengatasi ketidakterpaduan rencana
tata ruang pada wilayah perbatasan
dengan memanfaatkan kerjasama antar
daerah otonom di wilayah perbatasan
3). Memfasilitasi sertipikasi tanah secara
masal
4). Mengembangkan sarana dan prasarana
pendukung SIG tata ruang dan
pertanahan
Strategi W-T :
1). Perlu adanya Peta-peta tematik
2). Perlu adanya penerapan norma strandar
prosedur dan manual dalam
penyusunan peta-peta ketata ruangan
3). Perlu adanya sarana dan prasarana
pendukung pelaksanaan penataan
ruang dan pertanahan
4). Meningkatkan pengawasan dan
pengendalian dibidang pemanfaatan
ruang dan pertanahan
44
5). Belum tersedianya sistem informasi
pendukung penataan ruang dan
pertanahan yang memadai
6). Masih kurangnya jumlah bidang tanah
yang telah bersertipikat
7). Belum adanya sinkronisasi rencana tata
ruang pada wilayah perbatasan
8). Belum terintegrasinya data atau peta
terhadap standarisasi nasional (data
spasial nasional)
45
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 VISI DAN MISI DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN
1. Pernyataan Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu
organisasi harus dibawa berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif,
inovatif dan produktif. Visi dapat membantu organisasi untuk mendefinisikan
kemana organisasi akan dibawa dan membantu mendefinisikan bagaimana
pelayanan harus dilaksanakan. Sedangkan menurut Undang-undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Visi
adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode
perencanaan.
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 7 Tahun 2009,
sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2011
tentang Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013, Visi Kabupaten Bogor adalah “Kabupaten
Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia “
Dalam rangka mendukung Visi Kabupaten Bogor tersebut dan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi serta masukan-masukan dari stakeholders, maka
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor menetapkan Visi :
“Terwujudnya Penataan Ruang dan Pertanahan yang Berkeadilan dan
Berkelanjutan”
Pernyataan Visi di atas bermakna, yaitu :
1. Penataan ruang dan Pertanahan adalah suatu sikap dalam perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang dan pertanahan yang
senantiasa memberikan kesempatan proporsional kepada seluruh pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk melaksanakan hak dan kewajiban dalam
penataan ruang dan pertanahan, serta memanfaatkan sumber daya secara
efektif dan efisien dengan dukungan IPTEK guna terwujudnya pembangunan
yang berkelanjutan.
2. Berkelanjutan adalah memberikan pedoman dan arahan yang akan dicapai
46
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun oleh Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
sebagai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dinas.
Berdasarkan Visi dan Misi Kabupaten Bogor Tahun 2008-2013 dan Visi
Dinas Tata Ruang dan Pertanahan, tugas pokok dan fungsi Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan serta masukan-masukan dari pihak yang berkepentingan
(stakeholders), maka ditetapkan Misi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Bogor sebagai berikut:
Misi Pertama :
“Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Penataan Ruang Dan Pertanahan”
Misi ini mengandung makna upaya peningkatan kelembagaan yang didukung oleh
profesionalisme aparatur.
Misi Kedua :
“Meningkatkan Penataan dan Pengelolaan Ruang Yang Partisipatif”
Misi ini mengandung makna upaya peningkatan perencanaan, pemanfaatan dan
pengendalian pemanfaatan ruang untuk memberi arah pembangunan, dengan
memperhatikan peran serta stakeholders (pemangku kepentingan), dengan
memperhatikan dinamika pembangunan.
Misi Ketiga :
“Meningkatkan Pengelolaan Pertanahan Sebagai Kepentingan Bersama”
Misi ini mengandung makna bahwa upaya pengelolaan pertanahan yang
berlandaskan rasa keadilan, keharmonisan dan keselarasan.
4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1
(satu) sampai 5 (lima) tahun mendatang. Tujuan Strategis ditetapkan dengan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis lingkungan
strategis, Sehingga dapat mengarahkan perumusan strategi, kebijakan, program, dan
kegiatan dalam rangka merealisasikan Misi dan Visi. Berdasarkan tujuan yang akan
ditetapkan, maka Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor akan dapat
mengetahui hal-hal yang harus dicapai dalam kurun waktu satu sampai lima tahun ke
depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki, serta
faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
47
Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan oleh lembaga dalam jangka waktu tertentu. Sasaran adalah salah satu dasar
di dalam penilaian dan pemantauan kinerja sehingga merupakan alat pemicu bagi
organisasi terhadap sesuatu yang harus dicapai, sejalan dengan hal tersebut sasaran
jangka menengah Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor yang telah
dirumuskan dalam RPJMD adalah Meningkatnya perencanaan, kesesuaian dan
pengendalian pemanfaatan ruang dan Meningkatnya kepastian hukum pemilikan
tanah masyarakat
Perumusan tujuan dan sasaran Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten
Bogor tahun 2013-2018 selanjutnya dijabarkan sesuai dengan Visi dan Misi yang telah
ditetapkan adalah sebagai berikut:
Misi Pertama: Meningkatkan Kapasitas Sumber Daya Penataan Ruang Dan
Pertanahan
Tujuan
1. Meningkatkan kapasitas kekembagaan dan profesionalisme
Sasaran
1. Meningkatnya kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing
2. Terwujudnya penanggungjawaban kinerja dan keuangan SKPD
Misi Kedua : Meningkatkan Penataan dan Pengelolaan Ruang Yang Partisipatif
Tujuan
1. Mewujudkan penataan ruang yang optimal dan konsisten.
Sasaran
1. Meningkatnya perencanaan, kesesuaian pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang
Misi Ketiga : Meningkatkan Pengelolaan Pertanahan Sebagai Kepentingan Bersama
Tujuan
1. Mendukung catur tertib pertanahan (Tertib administrasi, Tertib Hukum, Tertib
Penggunaan, Tertib Pengelolaan dan Lingkungan Hidup).
Sasaran
1. Meningkatnya kepastian hukum pengusaan, pemilikan, penggunaan dan
pemanfatan tanah.
48
2. Terwujudnya tertib administrasi pertanahan baik tanah masyarakat maupun aset-
aset pemerintah kabupaten.
Tujuan dan sasaran pelayanan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan lebih lengkapnya
sebagaimana yang tercantum dalam tabel IV.1. dibawah ini :
Tabel. IV.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Mewujudkan penataan ruang yang berwawasan lingkungan
1. Meningkatnya perencanaan, kesesuaian dan pengendalian pemanfaatan ruang
Penyusunan Naskah akademis RDTR dan Zoning regulation
0 0 0 0 0
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB
29.64 27.41 27.14 28.31 31.89
Luas wilayah produktif
87.00 87.00 87.00 87.00 87.00
Luas wilayah industri
0.50 0.55 0.60 0.65 0.70
Luas wilayah kebanjiran
4.00 3.50 3.00 2.50 2.00
Luas wilayah kekeringan
10.50 10.00 9.50 9.00 8.00
Luas wilayah perkotaan
46.45 46.45 46.45 46.45 46.45
Ruang publik yang berubah peruntukannya
0.50 0.50 0.50 0.50 0.50
Ketaatan terhadap RTRW
86.00 86.50 87.00 87.50 88.00
Cakupan luasan kawasan lindung
42.50 43.00 43.50 44.00 44.50
2. Meningkatnya
kepastian hukum pengusaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfatan tanah
Luas lahan bersertifikat
0 0 0 0 0
Penyelesaian kasus tanah negara
0 0 0 0 0
Persentase penduduk yang memiliki lahan
0 - 0 0 0
3.Terwujudnya tertib
administrasi pertanahan baik tanah masyarakat maupun aset-aset pemerintah kabupaten
Up Dating Data Base Pertanahan
3 kec 3 kec 3 kec 3 kec 3 kec
Pendataan dan Pengukuran Prasarana,Sarana dan Utilitas Perumahan
30 bid 30 bid 30 bid 30 bid 30 bid
Penelusuran Alas Hak Aset Pemda
100 bid
100 bid
100 bid
100 bid
100 bid
Peta Bidang Tanah Aset Pemda
175 bid
175 bid
175 bid
175 bid
175 bid
49
NO. TUJUAN SASARAN INDIKATOR
SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA
TAHUN KE-
1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Pengukuran Peta Bidang Tanah Jalan Poros Tengah Timur
12 km 12 km 12 km 12 km 12 km
Kajian BUMD Pertanahan
1 dok - - - -
Proda APBD Kab. Bogor
1000 1000 1000 1000 1000
Sertifikasi Kepemilikan Tanah Aset Pemda
400 100 100 100 100
Workshop Pertanahan
40 org 40 org
40 org
40 org
40 org
4.3 STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Merujuk pada tujuan dan sasaran tersebut diatas maka rumusan strategi dan
kebijakan pada Dinas Tata Ruang dan Pertanahan adalah sebagai berikut :
a. Strategi 1. Meningkatkan pelayanan yang tepat, cepat dan akurat
b. Strategi 2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas perencanaan,pengendalian
pemanfaatan ruang
c. Strategi 3. Meningkatkan catur tertib pertanahan
Strategi dan kebjakan tersebut dirumuskan dalam kerangka mewujudkan
pernyataan yang terkandung dalam visi dan misi Dinas Tata Ruang dan Pertanahan.
50
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran, atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi
pemerintah.
Dalam Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor tahun 2008-
2013, program dan kegiatan dikategorikan kedalam Program/Kegiatan lokalitas SKPD,
Program/ Kegiatan Lintas SKPD dan Program/kegiatan Kewilayahan. Berikut disajikan
Program dan Kegiatan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor tahun 2008-2013.
Program/ kegiatan SKPD adalah sekumpulan rencana kerja suatu SKPD. Program Lintas
SKPD adalah sekumpulan rencana kerja beberapa SKPD. Program Kewilayahan dan Lintas
Wilayah adalah sekumpulan rencana kerja terpadu antar-Kementerian/Lembaga dan SKPD
mengenai suatu atau beberapa wilayah, Daerah, atau kawasan.
Program dan Kegiatan Lokalitas SKPD
Misi Pertama:
1. Program Administrasi Perkantoran
Progam ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan pada Bidang-Bidang untuk
meningkatkan tertib administrasi perkantoran dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Penyedian Jasa surat Menyurat
b. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
c. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan Kendaraan Dinas/Operasional
d. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
e. Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
f. Penyediaan Alat Tulis Kantor
g. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
h. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
i. Penyediaan Bahan Bacaan & Peraturan Perundang-undangan
j. Penyediaan Bahan Logistik Kantor
k. Penyediaan Makanan Minuman
l. Rapat-Rapat Koordinasi & Konsultasi ke dalam dan Luar Daerah
m. Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi/Teknis Perkantoran
n. Penyediaan Pelayanan Dokumentasi dan Arsip SKPD
51
o. Penyediaan Pelayanan Administrasi Kepegawaian
p. Penyediaan Pelayanan Administrasi Barang
q. Penyediaan Pelayanan Keamanan
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Progam ini dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan tugas aparatur Dinas Tata
Ruang dan Pertanahan yang pada akhirnya capaian kinerja Dinas dapat meningkat.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Pengadaan Kendaraan Mobil Jabatan
b. Pengadaan Kendaraan Operasional Roda 2 (dua)
c. Pengadaan Mebeleur
d. Pengadaan Peralatan Kantor
e. Pengadaan Perlengkapan Kantor
f. Pengadaan Peralatan Rumah Tangga
g. Pengadaan Instalasi Jaringan Komputerisasi
h. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
i. Pemeliharaan rutin/berkala Peralatan Gedung Kantor
j. Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor
k. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional
l. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
m. Pemeliharaan rutin/berkala Perlengkapan Gedung Kantor
n. Pemeliharaan rutin/berkala Perlengkapan Kantor
o. Pemeliharaan rutin/berkala taman halaman kantor
p. Pengadaan Tanah Kantor
q. Pemeliharaan rutin/berkala Peralatan Kantor
r. Pemeliharaan rutin/berkala Instalasi Listrik dan Komputer
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Progam ini dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin dan pembinaan mental
aparatur, sehingga Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Dinas Tata Ruang dan
Pertanahan taat terhadap Peraturan Perundang-undangahn yang berlaku.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Pengadaan Pakaian Batik Tradisional
4. Program Peningkatan Pengembangan Kapasitas Sumber daya Aparatur
Progam ini dimaksudkan untuk Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan
aparatur.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut :
52
a. Pengiriman Peserta Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-
undangan
b. Pembinaan Mental Spritual/Pengajian
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
Progam ini dimaksudkan untuk memberikan informasi atas pencapaian kinerja
dinas selama 1 (satu) tahun anggaran.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
b. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semester
c. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
d. Penyusunan Perencanaan Anggaran
e. Penatausahaan Keuangan SKPD
f. Penyusunan Renja
g. Penyusunan Renstra
h. Asistensi Sistem Penatausahaan Keuangan SKPD
i. Monitoring, Evaluasi dan Pelaoran
j. Publikasi Kinerja
Misi Kedua:
1. Program Perencanaan Tata Ruang
Progam ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman/arahan dalam pelaksanaan
pemanfaatan dan pengendalian ruang dan pertanahan.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Penyusunan Substansi Tekhnis RDTR dan Zoning Regulation
b. Penyusunan Rencana Induk RTH Kabupaten
c. Up Dating Cakupan Wilayah Potensi Genangan dan Kekeringan
d. Up Dating Cakupan Kawasan Lindung
e. Pengukuran dan Pemetaan Rencana Jalan Raya Bogor-GOR Pakansari-Jalan
Raya Pemda
f. Analisis Pemanfaatan Ruang untuk Pembangunan Perumahan
g. Analisis Pemanfaatan Ruang untuk Industri (Kawasan Industri, Zona
Industri,Pemanfaatan Ruang Industri diluar kawasan dan Zona)
h. Analisis Perubahan Fungsi Lahan Pertanian
i. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Kecamatan
Gunung Putri
ii. Pembuatan Lembaran Rencana Kota/Rencana Teknis Skala 1 : 1000
53
jj. Pemetaan dan Pengukuran Poros Tengah-Timur
kk. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Ragulation Kecamatan
Tenjo
ll. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Ragulation Kecamatan
Cariu
mm. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Ragulation Kecamatan
Sukamakmur
nn. Identifikasi Ruang Terbuka Hijau Perkotaan
oo. Penyusunan Substansi Teknis Kawasan Puncak, Cibinong Raya, Cileungsi,
Jasinga, Rumpin
pp. Pengukuran dan Pemetaan Poros Barat Balaraja-Tenjo-Jasinga
qq. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster
Parung
rr. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster Cariu
ss. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster
Parung Panjang
tt. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster
Cileungsi
uu. Penyusunan Rencana Pengembangan Strategis Industri
vv. Pengukuran dan Pemetaan Jalan Poros Tengah Barat Rumpin-Cigudeg-
Sukajaya
ww. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster
Jasinga
xx. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster
Cigombong
yy. Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Zoning Regulation Klaster
Leuwiliang
zz. Penyusunan Substansi Teknis RDTR Klaster Cariu dan Klaster Parung
Panjang
6. Program Pemanfaatan Ruang
Progam ini dimaksudkan mewujudkan pengelolaan penatagunaan dan
pemanfaatan tanah sesuai rencana tata ruang. Program ini dilaksanakan melalui
kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Sosialisasi Teknis Kebijakan, Norma, Standar, Prosedur dan Manual
Pemanfaatan Ruang
b. Pembuatan Basis Data dan Informasi Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Dalam Rangka Pemanfaatan Ruang
54
c. Penyusunan Dokumen Pedoman Teknis Penelitian Rencana Tapak
d. Up-dating data base IPPT, ILOK dan Site plan
e. Penyusunan Perubahan Penggunaan dan Pemanfaatan Lahan
f. Up-dating Neraca Perubahan Penggunaan dan Pemanfaatan Lahan
g. Pembuatan Juklak Juknis Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang dan
Pertanahan
h. Analisis Pemanfaatan Ruang Perumahan
7. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Progam ini dimaksudkan mewujudkan penataan ruang, keseimbangan lingkungan
dan keberkelanjutan. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai
berikut :
a. Pengawasan Pemanfaatan Ruang
b. Monitoring evaluasi dan pelaporan pemanfataan ruang dan pertanahan
c. Pengendalian dan Pengawasan Ruang dan Tanah pada Koridor Rencana
Jalan Tol Bogor Ciawi Sukabumi
d. Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Misi Ketiga:
1. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah
Progam ini dimaksudkan mewujudkan pengelolaan administrasi pertanahan.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Data Base Pertanahan
b. Up Dating Data Base Pertanahan
c. Pendataan dan Pengukuran Prasarana Sarana dan Utilitas Cadangan Tanah
Makam
d. Pendataan dan Pengukuran Prasarana Sarana dan Utilitas Cadangan Tanah
Perumahan
e. Pengukuran Peta Bidang Tanah Jalan Poros Tengah Timur
2. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan
Tanah
Progam ini dimaksudkan Mewujudkan pengelolaan administrasi pertanahan.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pokok sebagai berikut :
a. Penataan Administrasi Pertanahan
b. Inventarisasi dan Verifikasi Masalah Tanah
c. Proda APBD Kabupaten Bogor
d. Workshop Pertanahan
e. Sertifikasi kepemilikan Tanah aset daerah
55
f. Pengawasan dan Pengendalian Objek Tanah Yang Berasal Dari Penyertaan
Modal Non Uang Dan Sewa Menyewa
g. Inventarisasi Tanah Potensi Asest Pemda
h. Penanganan dan Penataan Tanah Peruntukan Pemda Yang Berasal dari Eks
Hak Guna Usaha (HGU)
i. Kajian BUMD Pertanahan
j. Workshop Pertanahan
Pada masing-masing kegiatan tersebut di atas dilengkapi tujuan, sasaran indikator sasaran
serta target kegiatan yang akan dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun
yang masih bersifat indikasi sesuai dengan sumber daya yang tersedia setiap tahun.
Keselarasan mulai dari visi sampai dengan kegiatan berikut sasaran kegiatan disajikan secara
lengkap dalam tabel.5.1 berikut ini :
56
64
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS TATA RUANG DAN PERTANAHAN YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Peran perencanaan dalam pembangunan sangatlah penting, untuk itu, sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor harus
berkontribusi secara langsung dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD yang ditunjukan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Tabel VI. 1. Indikator Kinerja Dinas Tata Ruang dan Pertanahan yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Penyusunan Naskah 10.00 17.00 45.00 53.00 85.00 100.00
akademis RDTR dan Zoning
Regulation
2 Rasio Ruang Terbuka Hijau 12.65 14.54 22.52 24.22 25.68 26.95
per Satuan Luas Wilayah
berHPL/HGB
3 Luas wilayah produktif 86.97 86.97 92.60 87.05 87.05 87.05
4 Luas wilayah industri 0.33 0.35 0.38 0.40 0.42 0.45
5 Luas wilayah kebanjiran 4.93 4.98 5.03 5.08 5.13 5.18
6 Luas wilayah kekeringan 5.44 5.50 5.58 5.67 5.78 5.89
7 Luas wilayah perkotaan 46.45 46.45 46.45 46.45 46.45 46.45
8 Ruang publik yang berubah 0.02 0.12 0.08 0.06 0.05 0.04
peruntukannya
9 Ketaatan terhadap RTRW 75.00 80.00 82.00 84.00 85.00 85.00
10 Cakupan luasan kawasan N/A 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
lindung
11 Luas lahan bersertifikat N/A 11.94 11.93 12.26 12.56 12.96
12 Penyelesaian kasus tanah N/A 11.11 63.64 53.33 45.00 37.04
negara
13 Persentase penduduk yang 7.80% 7.49 7.73 8.16 8.59 9.04
memiliki lahan
N
oIndikator
Kondisi
Kinerja
pada awal
periode
Target Capaian Setiap Tahun
65
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
1 2 3 4 5 6 7 8
14 Jumlah bidang tanah 0 500 650 700 1000 1000
masyarakat miskin
yang disertifikasi
15 Jumlah bidang tanah 0 0 0 75 0 1030
aset pemda yang
disertifikasi
16 Jumlah Penelusuran 0 0 0 0 1000 1000
Alas Hak dan PBT
AsetPemda
No Indikator
Kondisi
Kinerja
pada awal
periode
Target Capaian Setiap Tahun
BUPATI BOGOR
RACHMAT YASIN
66
BAB VII
PENUTUP
Renstra Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor Tahun 2014-2019 ini
merupakan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan; penyusunan program kerja bagi pejabat
eselon III, IV dan staf; penguatan peran Stakeholders Dinas Tata Ruang dan Pertanahan
maupun Pemerintah Kabupaten Bogor; serta merupakan dasar dalam evaluasi dan pelaporan
kinerja tahunan maupun lima tahunan Dinas Tata Ruang dan Pertanahan Kabupaten Bogor.
Keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan Renstra ini tergantung pada komitmen
bersama antara Bappeda, DPKBD sebagai Tim TAPD dan Dinas.
Demikian Rencana Strategis ini dibuat guna mewujudkan tercapainya Visi Dinas Tata
Ruang dan Pertanahan yaitu ” Terwujudnya Penataan Ruang dan Pertanahan Yang
Berkeadilan Dan Berkelanjutan “ dan pada gilirannya mampu mewujudkan Visi Kabupaten
Bogor yaitu “Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia”.
Top Related