1. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
BAB II KONSEP DASARA.Pengertian Diabetes melitus merupakanpenyakit
metabolik yang berlangsung kronik dimanapenderita diabetes tidak
bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atautubuh tidak
mampu menggunakan insulin secara efektif sehingga
terjadilahkelebihan gula di dalam darah dan baru dirasakan setelah
terjadi komplikasilanjut pada organ tubuh. Diabetes melitus sering
disebut sebagai the great imitator karena penyakitini dapat
mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macamkeluhan
dengan gejala sangat bervariasi. Gejala-gejala tersebut dapat
berlangsunglama tanpa diperhatikan sampai ketika orang tersebut
pergi ke dokter dandiperiksa kadar glukosa darahnya. Terkadang
gambaran klinik dari diabetes tidakjelas dan diabetes baru
ditemukan pada saat pemeriksaan penyaring ataupemeriksaan untuk
penyakit lain. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003,
diabetes melitusmerupakan suatu kelompokpenyakitmetabolikdengan
karakteristikhiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin, ataukedua-duanya.Hiperglikemia kronik pada
diabetes berhubungan dengan kerusakanjangka panjang, dan disfungsi
beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf,jantung, dan
pembuluh darah, yang menimbulkan berbagai macam komplikasi,antara
lain aterosklerosis, neuropati, gagal ginjal, dan retinopati.
Sedikitnyasetengah dari populasi penderita diabetes lanjut usia
tidak mengetahui
kalau__________________________________________________________________________________________________
2. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________mereka
menderita diabetes karena hal itu dianggap merupakan
perubahanfisiologis yang berhubungan dengan pertambahan usia.
Diabetes melitus pada lanjut usia umumnya adalah diabetes tipe yang
tidaktergantung insulin ( NIDDM ). Prevalensi diabetes melitus
makin meningkat padalanjut usia. Meningkatnya prevalensi diabetes
melitus di beberapa negaraberkembang akibat peningkatan kemakmuran
di negara yang bersangkutandipengaruhi oleh banyak faktor antara
lain peningkatan pendapatan perkapita danperubahan gaya hidup
terutama di kota besarmenyebabkan peningkatanprevalensi penyakit
degeneratif. Jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia terus
meningkat dimanasaat ini diperkirakan sekitar 5 juta lebih penduduk
Indonesia atau berarti 1 dari 40penduduk Indonesia menderita
diabetes. Penemuan diagnosa dini dan penanganan yang adekuat pada
lanjut usiayang menderita DM dipandang cukup penting artinya bagi
kelangsungan hiduppenderita. Selain itu skrining pada lanjut usia
yang termasuk resiko tinggi untukmenderita DM juga sebaiknya
dilakukan untuk menghindari terjadinya penyakitataupun menghindari
komplikasi yang lebih lanjutB. Etiologi Dan Patofisiologi 1.
Etiologi Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur,
makaintoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Jadi untuk
golongan lanjut usiadiperlukan batas glukosa darah yang lebih
tinggi dari pada batas yang dipakaiuntuk menegakkan diagnosis
diabetes melitus pada orang dewasa yang bukanmerupakan golongan
lanjut usia. Intoleransi glukosa pada lanjut usia berkaitandengan
obesitas, aktivitas fisik yang kurang, berkurangnya massa otot,
penyakitpenyerta, penggunaan obat-obatan, di samping karena pada
lanjut usia sudahterjadi penurunan sekresi insulin dan resistensi
insulin. Pada lebih 50 % lanjutusia diatas 60 tahun yang tanpa
keluhan ditemukan hasil Tes Toleransi
Glukosa__________________________________________________________________________________________________
3. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________Oral
(TTGO) yang abnormal, namun intoleransi glukosa ini masih belum
dapatdikatakan diabetes melitus.Menurut Jeffrey, peningkatan kadar
gula darah pada lanjut usia disebabkan olehbeberapa hal, yaitu:
Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang Perubahan
karena lanjut usia sendiri yang berkaitan dengan resistensiinsulin,
akibat kurangnya massa otot dan perubahan vaskular. Aktivitas fisik
yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan. Keberadaan penyakit
lain, sering menderita stress, operasi. Sering menggunakan
bermacam-macam obat-obatan. Adanya faktor keturunan.Keberadaan
penyakit lainGenetikObatAktivitas fisik yang berkurangKegemukanUmur
yang berkaitan dengan resistensi insulinUmur yang berkaitan dengan
penurunan insulinFaktor-faktor penyebab pada usia lanjutGambar 1.
Beberapa faktor penyebab diabetes melitus pada
lansia__________________________________________________________________________________________________
4. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
2. Patosiologi Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian
ke lambung danselanjutnya ke usus. Didalam saluran pencernaan,
makanan yang terdiri darikarbohidrat dipecah menjadi glukosa,
protein dipecah menjadi asam amino danlemak menjadi asam lemak.
Ketiga zat makanan itu diedarkan ke seluruh tubuhuntuk dipergunakan
oleh organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar.Supaya
berfungsi sebagai bahan bakar zat makanan itu harus diolah,
dimanaglukosa dibakar melalui proses kimia yang menghasilkan energi
yang disebutmetabolisme. Dalam proses metabolisme insulin memegang
peranan penting yaitumemasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan
sebagai bahan bakar. Insulinadalah suatu zat atau hormon yang
dihasilkan oleh sel beta di pankreas, bilainsulin tidak ada maka
glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akantetap
berada di pembuluh darah yang artinya kadar glukosa di dalam
darahmeningkat.Pada Diabetes melitus tipe 1 terjadi kelainan
sekresi insulin oleh sel betapankreas. Pasien diabetes tipe ini
mewarisi kerentanan genetik yang merupakanpredisposisi untuk
kerusakan autoimun sel beta pankreas. Respon autoimundipacu oleh
aktivitas limfosit, antibodi terhadap sel pulau langerhans dan
terhadapinsulin itu sendiri. Pada diabetes melitus tipe 2 jumlah
insulin normal, tetapi jumlah reseptorinsulin yang terdapat pada
permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yangmasuk ke dalam sel
sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat. Tabel 1.
Karakteristik diabetes melitus tipe I dan tipe II DM TIPE I DM TIPE
II__________________________________________________________________________________________________
5. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Mudah terjadi ketoasidosis Sukar terjadi ketoasidosis Pengobatan
harus dengan insulin Pengobatan tidak harus denganinsulin Onset
akut Onset lambat Biasanya kurus Gemuk atau tidak gemuk Biasanya
terjadi pada umur yang Biasanya terjadi pada umur > 45 masih
mudatahun Berhubungan dengan HLA-DR3 Tidak berhubungan dengan HLA
dan DR4 Didapatkan antibodi sel islet Tidak ada antibodi sel islet
10%nya ada riwayat diabetes 30%nya ada riwayat diabetes pada pada
keluarga keluarga 30-50 % kembar identik terkena 100% kembar
identik terkenaSumber : PERKENI, Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe
2, 2002C. KLASIFIKASI ETIOLOGIS DIBETES MELITUSKlasifikasi
etiologis diabetes melitus menurut American Diabetes
Association(1997) Diabetes melitus tipe I:Destruksi sel beta,
umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolut baikmelaluiproses
imunologik maupun idiopatik. Diabetes melitus tipe II:Bervariasi
mulai yang predominan resistensi insulin disertai defisiensi
insulinrelatif sampai yang predominan gangguan sekresi insulin
bersama resistensiinsulin.Diabetes melitus tipe lain:1. Defek
genetik fungsi sel beta : Maturity onset diabetes of the young
(MODY) 1,2,3 DNA
mitokondria__________________________________________________________________________________________________
6. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________2.
Defek genetik kerja insulin3.Penyakit eksokrin
pankreas4.Endokrinopati : Akromegali Sindrom Cushing
Hipertiroidisme5.Obat atau zat kimia6. Infeksi Citomegalovirus
Rubela kongenital2 Imunologi : Antibodi anti insulin3. Sindrom
genetik lainnya : Sindrom Down Sindrom Klinefelter Sindrom TurnerD.
GAMBARAN KLINISKeluhan umum pada pasien DM seperti poliuria,
polidipsia, polifagiapada DM lanjut usia pada umumnya tidak ada.
Sebaliknya yang seringmengganggu pasien ialah keluhan akibat
komplikasi degeneratif kronik padapembuluh darah dan saraf. Pada DM
lanjut usia, terdapat perubahan patofisiologiakibat proses menjadi
tua sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpagejala
sampai dengan komplikasi yang lebih lanjut. Hal yang sering
menyebabkanpasien datang berobat ke dokter ialah adanya keluhan
yang mengenai beberapaorgan tubuh, antara lain : Gangguan
penglihatan : katarak Kelainan kulit : gatal dan bisul-bisul
Kesemutan, rasa baal Kelemahan tubuh Luka atau bisul yang tidak
sembuh-sembuh__________________________________________________________________________________________________
7. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Infeksi saluran kemih Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi
di daerah genital ataupundaerah lipatan kulit lain, seperti di
ketiak dan di bawah payudara, biasanya akibattumbuhnya jamur.
Sering pula dikeluhkan timbulnya bisul-bisul atau luka lamayang
tidak mau sembuh. Luka ini dapat timbul akibat hal sepele seperti
luka lecetkarena sepatu, tertusuk peniti dan sebagainya. Rasa baal
dan kesemutan akibatsudah terjadinya neuropati juga merupakan
keluhan pasien, disamping keluhanlemah dan mudah merasa lelah.
Keluhan lain yang mungkin menyebabkan pasiendatang berobat ke
dokter ialah keluhan mata kabur yang disebabkan oleh katarakataupun
gangguan-gangguan refraksi akibat perubahan-perubahan pada
lensaakibat hiperglikemia.Tanda-tanda dan gejala klinik diabetes
melitus pada lanjut usia:1. Penurunan berat badan yang drastis dan
katarak yang sering terjadi padagejala awal2. Infeksi bakteri dan
jamur pada kulit (pruritus vulva untuk wanita) dan infeksitraktus
urinarius sulit untuk disembuhkan.3. Disfungsi neurologi, termasuk
parestesi, hipestesi, kelemahan otot dan rasasakit, mononeuropati,
disfungsi otomatis dari traktus gastrointestinal (diare),sistem
kardiovaskular (hipotensi ortostatik), sistem reproduksi (impoten),
daninkontinensia stress.4. Makroangiopati yang meliputi sistem
kardiovaskular (iskemi, angina, daninfark miokard), perdarahan
intra serebral (TIA dan stroke), atau perdarahandarah tepi (tungkai
diabetes dan gangren).5. Mikroangiopati meliputi mata (penyakit
makula, hemoragik, eksudat), ginjal(proteinuria, glomerulopati,
uremia)E.
DIAGNOSIS__________________________________________________________________________________________________
8. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Banyak pasien dengan Non Insulin Dependent Diabetes Melitus
(NIDDM)yang asimptomatik dan baru diketahui adanya peningkatan
kadar gula darah padapemeriksaan laboratorium rutin.Para ahli masih
berbeda pendapat mengenai kriteria diagnosis DM pada lanjutusia .
Kemunduran, intoleransi glukosa bertambah sesuai dengan
pertambahanusia , jadi batas glukosa pada DM lanjut usia lebih
tinggi dari pada orang dewasayang menderita penyakit DM.F.
Komplikasi Diabetes Melitus1. Komplikasi akutKetoasidosis
Diabetikum Ketika kadar insulin rendah, tubuh tidak bisa
menggunakan glukosa sebagaienergi dan karenanya lemak tubuh
dimobilisasi tempat penyimpanannya.Penghancuran lemak untuk melepas
energi menghasilkan formasi asam lemak.Asam lemak ini melewati
hepar dan membentuk satu kelompok senyawa kimiabernama benda keton,
benda keton dikeluarkan lewat urin disebut ketonuria.Kadar benda
keton yang meningkat dalam tubuh disebut ketosis. Ketosis
bisameningkatkan keasaman cairan tubuh dan jaringan sehingga kadar
yang sangattinggi dan menyebabkan satu kondisi yang disebut
asidosis. Asidosis akibat daribenda keton yang meningkat disebut
ketoasidosis. Gejala-Gejalanya :a. Dehidrasi: kekeringan di mulut
dan hilangnya elastisitas kulitb. Napas berbau kecutc. Mual-mual,
muntah-muntah dan rasa sakit di perutd. Napas berate. Tarikan napas
meningkat__________________________________________________________________________________________________
9. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________f.
Merasa sangat lemah dan mengantukHipoglikemiaMerupakan salah satu
komplikasi akut yang tidak jarang terjadi dan
seringkalimembahayakan hidup penderitannya serta ditandai dengan
kadar gula darah yangmelonjak turun di bawah 50-60 mg/dl.
Komplikasi ini dapat disebabkan faktoreksogen maupun endogen.Faktor
eksogen diantaranya akibat pemakaian insulin atau obathipoglikemia
oral yang tidak terkontrol dan tidak diikuti dengan asupan
kaloriyang memadai. Di negara maju, hipoglikemia sering ditemukan
pada penderitadiabetes yang mengunakan insulin atau obat
hipoglikemia oral bersamaan denganalkohol yang berlebihan tanpa
asupan kalori yang baik.Gejala hipoglikemia mula-mula berupa gejala
adrenergik seperti : pucat,berkeringat, takikardi, palpitasi,
lapar, lemas, dan gugup. Kemudian pada
fase__________________________________________________________________________________________________
10. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________selanjutnya
disusul gejala neuroglikopenia yang meliputi : cepat lelah,
cepatmarah, sakit kepala, kehilangan konsentrasi, gangguan
kesadaran, gangguansensorik dan motorik, bingung, kejang dan bahkan
koma.Infeksi Pengidap diabetes, cenderung terkena infeksi karena 3
alasan utama:a. Bakteri tumbuh baik jika kadar glukosa darah
tinggib. Mekanisme pertahanan tubuh rendah pada orang yang terkena
diabetesc. Komplikasi terkait diabetes yang meningkatkan resiko
infeksi. Infeksi yang umumnya menyerang pengidap diabetes termasuk
infeksi kulit,infeksi saluran kencing, penyakit pada gusi,
tuberkulosis, dan beberapa jenisinfeksi jamur.2. Komplikasi
kronisPenyakit jantung dan pembuluh darah Aterosklerosis adalah
sebuah kondisi dimana arteri menebal dan menyempitkarena penumpukan
lemak pada bagian dalam pembuluh darah. Menebalnya arteridi kaki
bisa mempengaruhi otot-otot kaki karena berkurangnya suplai darah
yangmengakibatkan kram, rasa tidak nyaman atau lemas saat berjalan.
Jika suplaidarah pada kaki sangat kurang atau terputus dalam waktu
lama bisa terjadikematian pada
jaringan.__________________________________________________________________________________________________
11. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
.Gambar 2. Aterosklerosis pada DM dan Pengaruhnya terhadap
KakiKerusakan pada ginjal ( Nefropati) Diabetes mempengaruhi
pembuluh darah kecil ginjal akibatnya efisiensi ginjaluntuk
menyaring darah terganggu. Pasien dengan nefropati menunjukan
gambarangagal ginjal menahun seperti lemas, mual, pucat sampai
keluhan sesak napasakibat penimbunan cairan. Adanya gagal ginjal
dibuktikan dengan kenaikan kadarkreatinin atau ureum serum yang
berkisar antara 2% sampai 7,1% pasien diabetesmelitus. Adanya
proteinuria yang persisten tanpa adanya kelainan ginjal yang
lainmerupakan salah satu tanda awal nefropati diabetik.Kerusakan
saraf ( Neuropati
)__________________________________________________________________________________________________
12. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________Gula
darah tinggi menghancurkan serat saraf dan satu lapisan lemak di
sekitarsaraf. Saraf yang rusak tidak bisa mengirimkan sinyal ke
otak dan dari otakdengan baik, sehingga akibatnya bisa kehilangan
indra perasa, meningkatnyaindra perasa atau nyeri di bagian yang
terganggu. Kerusakan saraf tepi tubuh lebihsering terjadi.
Kerusakan dimulai dari jempol kaki serta berlanjut hingga
telapakkaki dan seluruh kaki yang menimbulkan mati rasa, kesemutan,
seperti terbakar,rasa sakit, rasa tertusuk, atau kram pada otot
kaki.Kerusakan pada mata ( Retinopati ) Retina mata terganggu
sehinga terjadi kehilangan sebagian atau seluruhpenglihatan. Pasien
dengan retinopati diabetik akan mengalami gejala penglihatankabur
sampai kebutaan Gambar 4. Non Proliferatif Retinopati G. Keadaan
Fisik Penderita DMKeadaan kepala penderita DMa. RambutPenderita DM
yang sudah menahun dan tidak terawat secara baik, biasanyarambutnya
lebih tipis. Bila akar rambut terserang, rambut mudah
rontok.b.Telinga
:__________________________________________________________________________________________________
13. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________Karena
urat saraf bagian pendengaran DM mudah rusak, telinga
seringmendenging dan bila tidak diobati dapat terjadi ketulian.c.
Mata : Bila kadar glukosa di dalam darah mendadak tinggi, lensa
mata menjadicembung Penyakit DM dapat menyebabkan lensa mata
menjadi keruh (tampak putih),penderita mengeluh penglihatan menjadi
kabur (katarak). Komplikasi menahun pada mata yang lain adalah
meningkatnya tekanan bolamata yang disebut glaukoma. Gangguan pada
retina mata akibat DM disebut retinopati diabetik dimanaterjadi
penyempitan pembuluh darah kapiler disertai eksudasi dan
perdarahanpada retina.Keadaan rongga mulut penderita DMa. Lidah :
Lidah penderita DM sering membesar dan terasa tebal
sehinggaterjadigangguan pengecapan pada lidahnyab. Ludah : Ludah
penderita DM seringkali menjadi lebih kental, sehingga mulutnya
terasakering, disebut xerostomia diabeticc. Gigi dan gusi :Karena
jaringan yang mengikat gigi pada rahang yang disebut
periodontiummudah rusak, gigi penderita DM mudah goyah dan mudah
lepas, gusimembengkak sehingga gigi tampak keluar ( modot).Keadaan
paru dan jantung penderita DMa. Paru : Penderita DM mudah terjadi
TBC paru.b. Jantung
:__________________________________________________________________________________________________
14. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Penderita DM mudah terkena penyakit jantung koroner, penyakit
jantungyang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner,
mudah terjadi infarkmiokard dimana otot jantung menjadi lemah
karena kekurangan suplai oksigen.Keadaan organ hati penderita DM
Penderita DM akan mengalami penyakit lever akibat diabetesnya
kelainanini disebut Penyakit Hati Diabetik. Penderita DM lebih
mudah mengidapradang hati karena virus Hepatitis B dan hepatitis C
dibanding orang yang tidakmenderita penyakit DM.Keadaan alat
pencernaan penderita DMa.Lambung : Pada penderita DM, akhirnya urat
saraf pemelihara lambung akan rusak,lambung menggelembung sehingga
proses pengosongan lambung terganggu.b.usus : Pada Penderita DM
mengeluh sukar BAB yang disebut obstipasi diabeticKeadaan ginjal
dan kandung kemiha. Ginjal : Pada penderita DM mempunyai
kecenderungan tujuh belas kali lebihmudah mengalami gangguan fungsi
ginjal yang disebabkan oleh faktor infeksiberulang yang timbul pada
DM dan adanya penyempitan pembuluh darah kapileryang disebut
mikroangiopati diabeticb. Kandung kemih Pada penderita DM sering
mengalami infeksi saluran kemih (ISK) yangberulang, selain itu urat
saraf yang memelihara kandung kemih sering rusaksehingga dinding
kandung kemih menjadi lemah. Sifat kontrol urat
saraf__________________________________________________________________________________________________
15. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________terganggu
menyebabkan penderita sering ngompol atau air kencingnya
keluarsendiri tanpa disadari yang disebut inkontinesia
urine.Kemampuan seksual penderita diabetes melitus Jika kerusakan
sarafnya sudah berat dan permanen biasanya penderita DMakan
menderita impoten yang menetap. Impoten pada penderita DM
dapatdibedakan 2 jenis, impotensi neurogenik dan impotensi
psikogenik.Keadaan urat saraf penderita DMKarena glukosa di dalam
darah penderita DM demikian tinggi, akanmerusak urat saraf
penderita jika prosesnya berlangsung lama. Kelainan urat
sarafakibat penyakit DM disebut neuropati diabetic. Gejala yang
sering muncul: Kesemutan Rasa panas atau rasa tertusuk tusuk jarum
Rasa tebal terjadi di telapak kaki Kram Badan sakit terutama malam
hari Bila ada kerusakan urat saraf disebut polineuropati
diabetic.Keadaan pembuluh darah pada penderita DM Jika sumbatan
terjadi di pembuluh darah sedang atau besar di
tungkai(makroangiopati diabetik), tungkai akan lebih mudah
mengalami gangrendiabetic, yaitu luka pada kaki yang merah kehitam
hitaman dan busuk. Bilasumbatan terjadi pada pembuluh darah yang
lebih besar penderita DM akanmerasa tungkainya sakit sesudah ia
berjalan pada jarak tertentu karena alirandarah ke tungkai tersebut
berkurang dan disebut claudicatio
intermitten.__________________________________________________________________________________________________
16. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Gambar 5. Gangren diabetik pada penderita DMG.
PENATALAKSANAANTujuan penanganan DM pada lanjut usia tidak jauh
berbeda dengan orangdewasa umumnya yaitu untuk mencegah terjadinya
dekompensasi metabolik akutdan menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian akibat komplikasi. Satu halyang tidak boleh diabaikan,
yaitu walaupun pencapaian kualitas hidup yang lebihbaik merupakan
tujuan utama penanganan DM pada lanjut usia, namunpemberiaan
obat-obatan secara agresif dan non prosedural adalah tidak benar.
Penanganan DM pada lansia seringkali kurang optimal, misalnya
sajapada sebuah penelitian oleh Cardiovascular Heart Study (CHS) di
Amerika daritahun 1996-1997 didapati hanya 12 % populasi lanjut
usia dengan DM yangmencapai kadar gula darah di bawah nilai acuan
yang ditetapkan AmericanDiabetes Association. Pada penelitaian
tersebut juga diketahui 50% dari lanjutusia dengan DM mengalami
gangguan pembuluh darah besar dan 33% darijumlah tersebut aktif
mengkonsumsi aspirin. Disisi lain banyak dari populasilanjut usia
dengan DM memiliki tekanan darah > 140/90 mmHg, hanya 8%
lanjutusia dengan kadar kolesterol LDL < 100 mg/dl.Saat ini,
pola penanganan DM baik tipe 1 maupun tipe 2 telah majusedemikian
pesat terutama dalam hal terapi farmakologis, namun intervensi
obat-obatan bagi lansia mutlak perlu dilakukan dengan lebih
hati-hati. Untuk itu,American Geriatric Society (AGS) menetapkan
beberapa langkah-langkah dalamupaya memberikan pelayanan yang lebih
baik terhadap DM pada
lansia.__________________________________________________________________________________________________
17. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________Tabel
4. Langkah-Langkah Pokok untuk Meningkatkan Penanganan Diabetes
Melitus pada Lansia Menurut American Geriatric Society (AGS)
Edukasi dan penanganan individual Pencegahan dan penanganan
terhadap adanya faktor risiko kardiovaskuler secara agresif
Mengendalikan stres glikemik sebagai elemen dalam mencegah dan
menangani komplikasi mikrovaskular Penyaringan dan penanganan
terhadap timbulnya sindroma geriatri yang sering terjadi pada
lansia yang menderita DM, misalnya depresi,gangguan kognitif,
inkontinensia urine, jatuh, nyeri, dan polifarmasiSumber : DE
Elson, MD, PhD ; SL Norris, MD, MPH. Diabetes in Older Adults :
Overviews ofAGS guidelines for the treatment of diabetes mellitus
in geriatric populations,2004 Di samping langkah-langkah tersebut,
juga terdapat nilai-nilai kunciyang digunakan untuk meningkatkan
tata penanganan DM pada lansia.Diperkirakan 25-50 % dari DM lanjut
usia dapat dikendalikan dengan baikhanya dengan diet saja, 3 %
membutuhkan insulin dan 20-45 % dapat diobatidengan anti diabetik
oral dan diet saja. Para ahli berpendapat bahwa sebagianbesar DM
pada lanjut usia adalah tipe II dan dalam penatalaksanaannya
perludiperhatikan secara khusus, baik cara hidup pasien, keadaan
gizi dankesehatannya, penyakit lain yang menyertai serta ada atau
tidaknya komplikasiDM. Pedoman penatalaksanaan diabetes pada lanjut
usia adalah: Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan
pendidikan kepadapasien dan keluarganya. Menghilangkan
gejala-gejala akibat
hiperglikemia.__________________________________________________________________________________________________
18. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak
terlalu tinggi(200 220 mg/dl)dan tidak terlampau rendah karena
bahaya terjadinyahipoglikemia Mengendalikan glukosa darah dan berat
badan sambil menghindari resikohipoglikemi.Pengelolaan DM dimulai
dengan pengaturan makan dan latihan jasmaniselama beberapa waktu (
2 4 minggu ). Apabila kadar glukosa darah belummencapai sasaran,
dilakukan intervensi farmakologis dengan pemberian obathipoglikemik
oral ( OHO ) atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu OHOdapat
segera diberikan sesuai indikasi. Dalam keadaan dekompensasi
metabolikberat, misalnya ketoasidosis, stress berat, berat badan
yang menurun cepat,insulin dapat segera diberikan. Pada kedua
keadaan tersebut perlu diwaspadaikemungkinan terjadinya
hipoglikemia. Pemantauan kadar glukosa darah dapatdilakukan secara
mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus. Pilar Pengelolaan DMA.
EdukasiB. Perencanaan MakanC. Latihan JasmaniD. Intervensi
FarmakologiA. EdukasiDiabetes tipe II umumnya terjadi pada saat
pola gaya hidup dan perilaku telahterbentuk dengan kokoh.
Keberhasilanpengelolaan diabetes mandirimembutuhkan partisipasi
aktif pasien, keluarga, dan masyarakat. Tim kesehatanharus
mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku. Untuk
mencapaikeberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang
komprehensif,pengembangan keterampilan dan motivasi.Edukasi
tersebut meliputi pemahaman tentang: Penyakit DM Makna dan perlunya
pengendalian dan pemantauan DM Penyulit
DM__________________________________________________________________________________________________
19. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Intervensi farmakologis dan non farmakologis Hipoglikemia Masalah
khusus yang dihadapi Perawatan kaki pada diabetes Cara pengembangan
sistem pendukung dan pengajaran keterampilan Cara mempergunakan
fasilitas perawatan kesehatan Edukasi secara individual atau
pendekatan berdasarkan penyelesaian masalahmerupakan inti perubahan
perilaku yang berhasil. Perubahan Perilaku hampirsama dengan proses
edukasi yang memerlukan penilaian, perencanaan,implementasi,
dokumentasi, dan evaluasi.B. Perencanaan makanan Biasanya pasien DM
yang berusia lanjut terutama yang gemuk dapatdikendalikan hanya
dengan pengaturan diet saja serta gerak badan ringan danteratur.
Perencanaan makan merupakan salah satu pilar pengelolan diabetes,
meskisampai saat ini tidak ada satu pun perencanaan makan yang
sesuai untuk semuapasien. Perencanaan makan harus disesuaikan
menurut kebiasaan masing-masingindividu. Yang dimaksud dengan
karbohidrat adalah gula, tepung, serat. Faktoryang berpengaruh pada
respon glikemik makanan adalah cara memasak, prosespenyiapan
makanan, dan bentuk makan serta komposisi makanan (
karbohidrat,lemak, dan protein). Jumlah masukan kalori makanan yang
berasal darikarbohidrat lebih penting daripada sumber atau macam
karbohidratnya. Gula pasirsebagai bumbu masakan tetap diijinkan.
Pada keadaan glukosa darah terkendali,masih diperbolehkan untuk
mengkonsumsi sukrosa ( gula pasir) sampai 5 %kebutuhan kalori.
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi:
Karbohidrat 60 70 % Protein10 15
%__________________________________________________________________________________________________
20. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Lemak20 25 %Makanan dengan komposisi sampai 70 7 5 % masih
memberikan hasilyang baik. Jumlah kandungan kolesterol disarankan
< 300 mg/hari, diusahakanlemak berasal dari sumber asam lemak
tidak jenuh MUFA (Mono UnsuratedFatty Acid), dan membatasi PUFA
(Poli Unsaturated Fatty Acid) dan asam lemakjenuh. Jumlah kandungan
serat 25 g / hari, diutamakan serat larut. Pemanisbuatan dapat
dipakai secukupnya. Pemanis buatan yang aman dan dapat
diterimauntuk digunakan pasien diabetes termasuk yang sedang hamil
adalah: sakarin,aspartame, acesulfame, potassium, dan sukralose.
Jumlah kalori disesuaikandengan status gizi,umur , ada tidaknya
stress akut, kegiatan jasmani. Untukpenentuan status gizi, dapat
dipakai Indeks Massa tubuh (IMT) dan rumus Broca.Indeks massa tubuh
( IMT ) dapat dihitung dengan rumus:IMT = BB ( Kg ) / TB ( M2 ) IMT
Normal Wanita = 18.5 23.5 IMT Normal Pria= 22.5 25 BB kurang= <
18.5BB lebih Dengan resiko= 23.0- 24.9 Obes I = 2.5.0 - 29.9 Obes
II= 30.0 Petunjuk Umum untuk Asupan Diet bagi Diabetes: Hindari
biskuit, cake, produk lain sebagai cemilan pada waktu makan Minum
air dalam jumlah banyak, susu skim dan minuman berkalori
rendahlainnya pada waktu makan Makanlah dengan waktu yang
teratur__________________________________________________________________________________________________
21. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Hindari makan makanan manis dan gorengan Tingkatkan asupan sayuran
dua kali tiap makan Jadikan nasi, roti, kentang, atau sereal
sebagai menu utama setiap makan Minum air atau minuman bebas gula
setiap anda haus Makanlah daging atau telor dengan porsi lebih
kecil Makan kacang-kacangan dengan porsi lebih kecilC. Latihan
JasmaniKegiatan jasmani sehari hari dan latihan jasmani teratur ( 3
4 kaliseminggu selama kurang lebih 30 menit ), merupakan salah satu
pilar dalampengelolaan diabetes tipe II. Latihan jasmani dapat
menurunkan berat badan danmemperbaiki sensitifitas terhadap
insulin, sehingga akan memperbaiki kendaliglukosa darah. Latihan
jasmani yang dimaksud ialahjalan, bersepeda santai,jogging,
berenang. Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan umur dan
status kesegaranjasmani. Kegiatan sehari hari seperti berjalan kaki
ke pasar, menggunakantangga, berkebun tetap dilakukan tetap
dilakukan. Batasi atau jangan terlalu lamamelakukan kegiatan yang
kurang gerak seperti menonton televisi. Prinsip latihan jasmani
yang dilakukan :1. Continous : Latihan jasmani harus
berkesinambungan dan dilakukan terus menerus tanpa berhenti.
Contoh: Jogging 30 menit , maka pasien harus melakukannya selama30
menit tanpa henti.2. Rhytmical :Latihan olah raga dipilih yang
berirama yaitu otot-otot berkontraksi danrelaksasi secara teratur,
contoh berlari, berenang, jalan kaki.3. Interval : Latihan
dilakukan selang-seling antar gerak cepat dan lambat. Contoh: jalan
cepat diselingi jalan lambat, jogging diselangi
jalan__________________________________________________________________________________________________
22. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________4.
Progresive :Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan,
dari intensitas ringan sampi sedang selama mencapai 30 60
menitSasaran HR= 75 85 % dari maksimal HRMaksimal HR = 220 ( umur )
5. Endurance :Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan
kardiorespirasi, sepertijalan jogging dan sebagainya Latihan dengan
prinsip seperti di atas minimal dilakukan 3 hari dalamseminggu,
sedang 2 hari yang lain dapat digunakan untuk melakukan olah
ragakesenangannya.Modifikasi senam sederhana dapat diberikan kepada
penderita DM Lansia,misalnya:1. Menepuk kedua tangan di atas kepala
kemudia dipaha2. Secara bergantian menempatkan tangan di dada dan
dibelakang kepala3. Latihan meregangkan bagian atas dan bagian
bawah tubuh, leher, dan paha4. Membuat gerakan lingkaran dengan 2
lengan secara paralel di depan badan.Olah raga yang teratur
memainkan peran yang sangat penting dalammenangani diabetes,
manfaat manfaat utamanya sebagai berikut:1. Olah raga membantu
membakar kalori karena dapat mengurangi berat badan.2. Olah raga
teratur dapat meningkatkan jumlah reseptor pada dinding sel
tempatinsulin bisa melekatkan diri.3. Olah raga memperbaiki
sirkulasi darah dan menguatkan otot jantung.4. Olah raga
meningkatkan kadar kolesterol baik dan mengurangi kadarkolesterol
jahat5. Olah raga teratur bisa membantu melepaskan kecemasan
stress, danketegangan, sehingga memberikan rasa sehat dan bugar..D.
Intervensi
Farmakologis__________________________________________________________________________________________________
23. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________Apabila
pengendalian diabetesnya tidak berhasil dengan pengaturan diet
dangerak badan barulah diberikan obat hipoglikemik oral. Di
Indonesia umumnyaOHO yang dipakai ialah Metformin 2 3 X 500 mg
sehari.Cara pemberian obat hipoglikemik oral :1. Sulfonilurea 15-30
menit sebelum makan2. Glimepirid sebelum atau sesaat sebelum
makan3. Repaglinid, nateglinid sesaat atau sebelum makan4.
Metformin sebelum atau pada saat atau sesudah makan karbohidrat
(sesuaitoleransi)5. Penghambat glukosidase alfa (acarbose) bersama
suapan pertama6. Tiazolidindion insulin sensityzing hormon tidak
tergantung jadwal makanB. InsulinInsulin adalah suatu hormon yang
diproduksi oleh sel beta pulau Langerhanskelenjar pankreas. Insulin
menstimulasi pemasukan asam amino kedalam seldankemudian
meningkatkan sintesaprotein.Insulin meningkatkanpenyimpanan lemak
dan mencegah penggunaan lemak sebagai bahan energi.Insulin
menstimulasi pemasukan glukosa ke dalam sel untuk digunakansebagai
sumber energi dan membantu penyimpanan glikogen didalam sel ototdan
hati.Insulin endogen adalah insulin yang dihasilkan oleh pankreas,
sedang insulineksogen adalah insulin yang disuntikan dan merupakan
suatu produk farmasi.Efek Metabolik Terapi Insulin: Menurunkan
kadar gula darah puasa dan post puasa Supresi produksi glukosa oleh
hati Stimulasi utilisasi glukosa perifer Oksidasi glukosa /
penyimpanan di
otot__________________________________________________________________________________________________
24. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________Perbaiki
komposisi lipoprotein abnormalMengurangi glucose toxicityPerbaiki
kemampuan sekresi endogenMengurangi Glicosilated end productCara
pemberian insulin :Insulin kerja singkat :IV, IM, SCInfus ( AA /
Glukosa / elektrolit )Jangan bersama darah ( mengandung enzim
merusak insulin )Cara penyuntikan insulin :Insulin umumnya
diberikan dengan suntikan dibawah kulit (subkutan). Padakeadaan
khusus diberikan intramuskular atau intravena secara bolus atau
drip.Insulin dapat diberikan tunggal (satu macam insulin kerja
cepat, kerjamenengah atau kerja panjang) tetapi juga dapat
diberikan kombinasi insulinkerja cepat dan kerja menengah, sesuai
dengan respons individu terhadapinsulin, yang dinilai dari hasil
pemeriksaan kadar glukosa darah harian.Lokasi penyuntikan juga
harus diperhatikan benar, demikian pula mengenairotasi tempat
suntik. Apabila diperlukan, sejauh sterilitas penyimpananterjamin,
semprit insulin dan jarumnya dapat dipakai lebih dari satu kali
olehpasien yang sama. Harus diperhatikan kesesuaian kosentrasi
insulin (U40,U100) dengan semprit yang dipakai. Dianjurkan dipakai
konsentrasi yangtetap.Gambar 9. Predileksi tempat penyuntikan
insulin__________________________________________________________________________________________________
25. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________
Gambar 10. Tempat penyuntikan insulin Penyerapan paling cepat
terjadi di daerah abdomen yang kemudian diikutioleh daerah lengan,
paha bagian atas bokong. Bila disuntikan secaraintramuskular dalam
maka penyerapan akan terjadi lebih cepat dan masa kerjaakan lebih
singkat. Kegiatan jasmaniyang dilakukan segera setelahpenyuntikan
akan mempercepat onset kerja dan juga mempersingkat masakerja
Kesulitan pemberiaan insulin pada pasien lanjut usia ialah karena
pasientidak mau menyuntik sendiri karena persoalnnya pada matanya,
tremor, ataukeadaan fisik yang terganggu serta adanya demensia.
Dalam keadaan sepertiini tentulah sangat diperlukan bantuan dari
keluarganyaEfek samping penggunaan insulin :1. Hipoglikemia2.
Lipoatrofi3. Lipohipertrofi4. Alergi sistemik atau
lokal__________________________________________________________________________________________________
26. DIABETES MELITUS PADA LANJUT USIAProgram Studi Ilmu
Keperawatan
UNAND______________________________________________________________________________________________________5.
Resistensi insulin6. Edema insulin7. Sepsis Hipoglikemia merupakan
komplikasi yang paling berbahaya dan dapatterjadi bila terdapat
ketidaksesuaian antara diet, kegiatan jasmani dan jumlahinsulin.
Pada 25-75% pasien yang diberikan insulin konvensional dapat
terjadiLipoatrofi yaitu terjadi lekukan di bawah kulit tempat
suntikan akibat atrofijaringan lemak. Hal ini diduga disebabkan
oleh reaksi imun dan lebih seringterjadi pada wanita muda terutama
terjadi di negara yang memakai insulintidak begitu murni.
Lipohipertrofi yaitu pengumpulan jaringan lemaksubkutan di tempat
suntikan akibat lipogenik insulin. Lebih banyak ditemukandi negara
yang memakai insulin murni. Regresi terjadi bila insulin tidak
lagidisuntikkan di tempat tersebut. Reaksi alergi lokal terjadi 10x
lebih sering daripada reaksi sistemikterutama pada penggunaan
sediaan yang kurang murni. Reaksi lokal berupaeritem dan indurasi
di tempat suntikan yang terjadi dalam beberpa menit ataujam dan
berlagsung selama beberapa hari. Reaksi ini biasanya terjadi
beberapaminggu sesudah pengobatan insulin dimulai. Inflamasi lokal
atau infeksimudah terjadi bila pembersihan kulit kurang baik,
penggunaan antiseptik yangmenimbulkan sensitisasi atau terjadinya
suntikan intrakutan, reaksi ini akanhilang secara spontan. Reaksi
umum dapat berupa urtikaria, erupsi kulit,angioudem, gangguan
gastrointestinal, gangguan pernapasan dan yang sangatjarang ialah
hipotensi dan syok yang di akhiri kematian.PENCEGAHAN DAN ANJURANA.
Pencegahan Pada penyakit Diabetes melitus usaha pencegahan terdiri
dari :a. Pencegahan primer: Mencegah agar tidak timbul penyakit
DM__________________________________________________________________________________________________