BAB II
DASAR TEORI
A. Fotografi
Fotografi adalah suatu proses pengambilan gambar atau citra melalui bantuan
cahaya yang dipantulkan objek ke lensa kamera kemudian difokuskan kedalam
film/sensor kamera. Fotografi dibedakan menjadi dua macam, yaitu fotografi Analog dan
fotografi digital.
1. Fotografi Analog
Dalam proses pengambilan gambar menggunakan film sebagai media penyimpan.
Adapun serangkaian proses yang diperlukan dalam mencetak hasil foto meliputi
pemotretan, mencuci film, mencetak foto, dan membesarkan cetakan.
Gambar 2.1 Kamera Analog
2. Fotografi Digital
Fotografi digital adalah salah satu cabang fotografi yang menggunakan sensor
cahaya untuk menangkap citra yang difokuskan oleh lensa serta menggunakan file digital
untuk penyimpan gambar . Citra yang ditangkap kemudian disimpan dalam bentuk file
digital kemudian diproses melalui pengolahan citra (color correction, sizing, cropping,
dan lain-lain), preview, atau dicetak.
Keunggulan menggunakan fotografi digital, adalah citra gambar yang diperoleh
dapat ditampilkan, dicetak, disimpan, dan dimanipulasi menggunakan komputer sesuai
dengan keinginan tanpa melalui proses kimia. Pada dasarnya, kamera digital adalah
divais fotografi biasanya menggunakan kamera DSLR yang terdiri dari: ‘lightproof box’
dengan lensa di ujungnya, dan sensor citra digital.
Gambar 2.2 Kamera Digital
B. Kamera Digital
1. Prinsip Kerja Kamera Digital
a. Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap
gambar. Penangkap gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga
berfungsi sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada
kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang
merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).
b. Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang
kemudian akan ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa
dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan
menjadi faktor pengali pada lensa.
c. Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa)
menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal
dengan pixel. Jadi istilah pixel atau megapixel pada kamera digital sebenarnya
mengacu pada jumlah titik pada sensor ini. Semakin kecil sensor dan semakin
banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan semakin tinggi resolusi
gambar yang dihasilkan.
d. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses
gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data
digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai
format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini
selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang
bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar. Kedua bagian inilah yang
akan menentukan karakter dari kamera digital tersebut. Itulah sebabnya, setiap
mereka kamera memiliki software dan chipset sendiri-sendiri pada kamera
mereka.
e. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang
dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau memory card. Biasanya,
memory card berupa SD, CF dan sebagainya.
f. Tahapan selanjutnya adlah proses yang dilakukan di luar kamera. Namun pada
kamera digital modern, masih menyediakan opsi pencetakan langsung yang
disebut PictBridge, ExifPrint dan sebagainya.
2. Jenis Kamera Digital
a. Kamera Saku (Point and Shoot Camera)
Kamera Point and Shoot Camera paling banyak digunakan orang karena mudah
pemakaiannya dan relatif murah. Kamera ini dirancang untuk mereka yang
kurang menyukai kontrol manual atau kata lain serba otomatis. Kamera ini
mempunyai fasilitas yang menarik antara lain optical zoom yaitu fasilitas
pembesaran gambar yang dilakukan dengan kombinasi reposisi lensa. Digital
zoom yaitu fasilitas pembesaran gambar yang dilakukan secara digital. Proses ini
sebenarnya hanya berupa proses crooping dan pembesaran menggunakan software
internal kamera. Zoom ini mengakibatkan gambar menjadi kabur (blur).
b. Kamera Digital Semi Profesional
Kamera jenis ini memiliki banyak sebutan, antara lain prosumer camera dan
advance digital camera. Pemberian nama tersebut berkaitan dengan fungsi dan
target pasarnya yang unik. Kamera ini dirancang untuk mereka yang ingin
disulitkan oleh pengaturan diafragma dan segala pernik teknik fotografi.
Dengan kamera ini mereka bisa mengatur jarak secara manual dan mode zooming
atau bahkan fasilitas macro yang sangat membantu dalam memperoleh kualitas
gambar dan efek yang diinginkan. Secara umum kelebihan kamera digital kelas
ini adalah pada standar lensa yang digunakan, yakni lensa 35 mm.
Lensa ini mirip lensa standar pada kamera SLR analog, namun dengan desain
khusus yang disesuaikan dengan karakter kamera digital. Kelebihan teknis lainnya
adalah adanya kendali manual dan otomatis pada fokus, diafragma, dan kecepatan
pembukaan lensa. Resolusi kamera kelas ini adalah antara 3,1 megapiksel sampai
dengan 5,1 megapiksel.
c. Kamera Digital SLR (Single Lens Reflex)
Resolusi terendah yang dimiliki kamera digital SLR (Single Lens Reflex) adalah
5,1 megapiksel. Seperti halnya pada kamera SLR analog, kamera digital SLR juga
memiliki kualitas gambar terbaik karena menggunakan lensa optik dan sistem
kendali manual. Selain kendali yang diberikan secara manual, kamera ini juga
memiliki sistem kendali otomatis yang dibantu oleh mikro prosesor yang cukup
canggih. Kamera digital bertipe SLR ini, seperti halnya kamera SLR analog, juga
menggunakan lensa yang bisa dilepas dan diganti dengan lensa berdiameter lebih
besar atau lebih kecil sesuai kebutuhan. Selain itu, penempatan tombol dan fungsi
dasar kedua kamera digital ini tidak banyak berbeda.
3. Komponen Kamera Digital
a. Focal length
Secara teknis focal length didefinisikan sebagai jarak antara lensa dan bidang focal
(sensor kamera) dimana foto akan terbentuk. Jarak focal lenght dinyatakan dalam
satuan milimeter. Dari sudut pandang praktis, focal length merupakan nilai dari
perbesaran lensa. Semakin panjang focal lenght, maka semakin besar perbesaran
objeknya. Selain perbesaran, focal length menentukan perspektif dari objek.
b. Shutter speed
Shutter speed merupakan waktu yang dibutuhkan oleh shutter kamera untuk
membuka dan menutup kembali dalam mengambil gambar objek. Expossure citra
ditentukan dari kombinasi shutter speed dan bukaan apperture. Pada user interface
kamera, shutter speed ditampilkan dalam fraksi satu detik.
c. Apperture
Apperture adalah bukaan lensa yang diatur dengan melakukan setingan iris atau
diafragma yang memungkinkan pengaturan jumlah cahaya masuk ke dalam sensor.
Semakin besar apperture, maka semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam lensa.
d. ISO
ISO (International Standarts Organization) pada kamera merupakan benchmark
rating yang menunjukkan nilai kuantitatif sensitivitas dari film kamera. Semakin
tinggi rating ISO, semakin sensitif film terhadap cahaya, sehingga semakin sedikit
cahaya yang diperlukan untuk mengambil objek.
Sumber :
http://lanoarintaka.wordpress.com/prinsip-kerja-kamera-digital/
http://sri-zal.blogspot.com/2013/10/cara-kerja-kamera-digital.html
Top Related