Dasar teori fotografi

7
BAB II DASAR TEORI A. Fotografi Fotografi adalah suatu proses pengambilan gambar atau citra melalui bantuan cahaya yang dipantulkan objek ke lensa kamera kemudian difokuskan kedalam film/sensor kamera. Fotografi dibedakan menjadi dua macam, yaitu fotografi Analog dan fotografi digital. 1. Fotografi Analog Dalam proses pengambilan gambar menggunakan film sebagai media penyimpan. Adapun serangkaian proses yang diperlukan dalam mencetak hasil foto meliputi pemotretan, mencuci film, mencetak foto, dan membesarkan cetakan. Gambar 2.1 Kamera Analog 2. Fotografi Digital Fotografi digital adalah salah satu cabang fotografi yang menggunakan sensor cahaya untuk menangkap citra yang

Transcript of Dasar teori fotografi

Page 1: Dasar teori fotografi

BAB II

DASAR TEORI

A. Fotografi

Fotografi adalah suatu proses pengambilan gambar atau citra melalui bantuan

cahaya yang dipantulkan objek ke lensa kamera kemudian difokuskan kedalam

film/sensor kamera. Fotografi dibedakan menjadi dua macam, yaitu fotografi Analog dan

fotografi digital.

1. Fotografi Analog

Dalam proses pengambilan gambar menggunakan film sebagai media penyimpan.

Adapun serangkaian proses yang diperlukan dalam mencetak hasil foto meliputi

pemotretan, mencuci film, mencetak foto, dan membesarkan cetakan.

Gambar 2.1 Kamera Analog

2. Fotografi Digital

Fotografi digital adalah salah satu cabang fotografi yang menggunakan sensor

cahaya untuk menangkap citra yang difokuskan oleh lensa serta menggunakan file digital

untuk penyimpan gambar . Citra yang ditangkap kemudian disimpan dalam bentuk file

digital kemudian diproses melalui pengolahan citra (color correction, sizing, cropping,

dan lain-lain), preview, atau dicetak.

Keunggulan menggunakan fotografi digital, adalah citra gambar yang diperoleh

dapat ditampilkan, dicetak, disimpan, dan dimanipulasi menggunakan komputer sesuai

dengan keinginan tanpa melalui proses kimia. Pada dasarnya, kamera digital adalah

Page 2: Dasar teori fotografi

divais fotografi biasanya menggunakan kamera DSLR yang terdiri dari: ‘lightproof box’

dengan lensa di ujungnya, dan sensor citra digital.

Gambar 2.2 Kamera Digital

B. Kamera Digital

1. Prinsip Kerja Kamera Digital

a. Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap

gambar. Penangkap gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga

berfungsi sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada

kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang

merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).

b. Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang

kemudian akan ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa

dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan

menjadi faktor pengali pada lensa.

c. Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa)

menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal

dengan pixel. Jadi istilah pixel atau megapixel pada kamera digital sebenarnya

mengacu pada jumlah titik pada sensor ini. Semakin kecil sensor dan semakin

banyak titik sensornya, maka akan semakin halus dan semakin tinggi resolusi

gambar yang dihasilkan.

Page 3: Dasar teori fotografi

d. Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses

gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data

digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai

format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini

selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang

bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar. Kedua bagian inilah yang

akan menentukan karakter dari kamera digital tersebut. Itulah sebabnya, setiap

mereka kamera memiliki software dan chipset sendiri-sendiri pada kamera

mereka.

e. Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang

dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau memory card. Biasanya,

memory card berupa SD, CF dan sebagainya.

f. Tahapan selanjutnya adlah proses yang dilakukan di luar kamera. Namun pada

kamera digital modern, masih menyediakan opsi pencetakan langsung yang

disebut PictBridge, ExifPrint dan sebagainya.

2. Jenis Kamera Digital

a. Kamera Saku (Point and Shoot Camera)

Kamera Point and Shoot Camera paling banyak digunakan orang karena mudah

pemakaiannya dan relatif murah. Kamera ini dirancang untuk mereka yang

kurang menyukai kontrol manual atau kata lain serba otomatis. Kamera ini

mempunyai fasilitas yang menarik antara lain optical zoom yaitu fasilitas

pembesaran gambar yang dilakukan dengan kombinasi reposisi lensa. Digital

zoom yaitu fasilitas pembesaran gambar yang dilakukan secara digital. Proses ini

sebenarnya hanya berupa proses crooping dan pembesaran menggunakan software

internal kamera. Zoom ini mengakibatkan gambar menjadi kabur (blur).

b. Kamera Digital Semi Profesional

Kamera jenis ini memiliki banyak sebutan, antara lain prosumer camera dan

advance digital camera. Pemberian nama tersebut berkaitan dengan fungsi dan

target pasarnya yang unik. Kamera ini dirancang untuk mereka yang ingin

disulitkan oleh pengaturan diafragma dan segala pernik teknik fotografi.

Page 4: Dasar teori fotografi

Dengan kamera ini mereka bisa mengatur jarak secara manual dan mode zooming

atau bahkan fasilitas macro yang sangat membantu dalam memperoleh kualitas

gambar dan efek yang diinginkan. Secara umum kelebihan kamera digital kelas

ini adalah pada standar lensa yang digunakan, yakni lensa 35 mm.

Lensa ini mirip lensa standar pada kamera SLR analog, namun dengan desain

khusus yang disesuaikan dengan karakter kamera digital. Kelebihan teknis lainnya

adalah adanya kendali manual dan otomatis pada fokus, diafragma, dan kecepatan

pembukaan lensa. Resolusi kamera kelas ini adalah antara 3,1 megapiksel sampai

dengan 5,1 megapiksel.

c. Kamera Digital SLR (Single Lens Reflex)

Resolusi terendah yang dimiliki kamera digital SLR (Single Lens Reflex) adalah

5,1 megapiksel. Seperti halnya pada kamera SLR analog, kamera digital SLR juga

memiliki kualitas gambar terbaik karena menggunakan lensa optik dan sistem

kendali manual. Selain kendali yang diberikan secara manual, kamera ini juga

memiliki sistem kendali otomatis yang dibantu oleh mikro prosesor yang cukup

canggih. Kamera digital bertipe SLR ini, seperti halnya kamera SLR analog, juga

menggunakan lensa yang bisa dilepas dan diganti dengan lensa berdiameter lebih

besar atau lebih kecil sesuai kebutuhan. Selain itu, penempatan tombol dan fungsi

dasar kedua kamera digital ini tidak banyak berbeda. 

3. Komponen Kamera Digital

a. Focal length

Secara teknis focal length didefinisikan sebagai jarak antara lensa dan bidang focal

(sensor kamera) dimana foto akan terbentuk. Jarak focal lenght dinyatakan dalam

satuan milimeter. Dari sudut pandang praktis, focal length merupakan nilai dari

perbesaran lensa. Semakin panjang focal lenght, maka semakin besar perbesaran

objeknya. Selain perbesaran, focal length menentukan perspektif dari objek.

b. Shutter speed

Shutter speed merupakan waktu yang dibutuhkan oleh shutter kamera untuk

membuka dan menutup kembali dalam mengambil gambar objek. Expossure citra

ditentukan dari kombinasi shutter speed dan bukaan apperture. Pada user interface

kamera, shutter speed ditampilkan dalam fraksi satu detik.

Page 5: Dasar teori fotografi

c. Apperture

Apperture adalah bukaan lensa yang diatur dengan melakukan setingan iris atau

diafragma yang memungkinkan pengaturan jumlah cahaya masuk ke dalam sensor.

Semakin besar apperture, maka semakin banyak cahaya yang masuk ke dalam lensa.

d. ISO

ISO (International Standarts Organization) pada kamera merupakan benchmark

rating yang menunjukkan nilai kuantitatif sensitivitas dari film kamera. Semakin

tinggi rating ISO, semakin sensitif film terhadap cahaya, sehingga semakin sedikit

cahaya yang diperlukan untuk mengambil objek.

Sumber :

http://lanoarintaka.wordpress.com/prinsip-kerja-kamera-digital/

http://sri-zal.blogspot.com/2013/10/cara-kerja-kamera-digital.html