2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika...

12
Universitas Kristen Petra 10 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Fotografi Fotografi berasal dari kata Yunani yaitu “Fos” yang berarti sinar/cahaya dan “Graphos” yang berarti menggambar. Jadi fotografi dapat diartikan “menggambar dengan cahaya”. Jika kita ibaratkan fotografi dangan melukis, dalam fotogarafi kita menggunakan kamera dan lensa sebagai alat lukisnya, film dan sensor digital sebagai kanvas/kertas dan cahaya sebagai catnya. Penyebutan fotografi sendiri, yang dapt dilacak dari catatan paling awal dilakukan oleh Hercules Florence. Pelukis dan penemu asal perancis ini pada 1834 menulis dalam buku hariannya kata “photographie” untuk menggambarkan proses tersebut. Namun yang membuat kata “Photography” dikenal dunia yaitu setelah Sir John Herschel memberikan kuliah di Royal Society of London pada 14 Maret 1839.(Burhanudin,2014) 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di buat dan di cetak, sejumlah ilmuan telah melakukan pengamatan, percobaan dan membuat teori. Mo Ti (ejaan lain menyebutkanMo Zi) seorang filsuf dan pakar rancang bangun asal Cina yang hidup pada abad ke-5 sebelum Masehi sudah memikirkan persoalan refleksi cahaya dalam ruangan gelap. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport (1991), disebutkan bahwa, Mo Zi sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka dibagian dalam ruangan itu akan terefleksikan pemandangan diluar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. (Arbain Rambey: 2003). Mo Zi sudah membuat prinsip-prinsip kamera lubang jarum atau kamera

Transcript of 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika...

Page 1: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

10

2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Fotografi

Fotografi berasal dari kata Yunani yaitu “Fos” yang berarti sinar/cahaya

dan “Graphos” yang berarti menggambar. Jadi fotografi dapat diartikan

“menggambar dengan cahaya”. Jika kita ibaratkan fotografi dangan melukis,

dalam fotogarafi kita menggunakan kamera dan lensa sebagai alat lukisnya, film

dan sensor digital sebagai kanvas/kertas dan cahaya sebagai catnya.

Penyebutan fotografi sendiri, yang dapt dilacak dari catatan paling awal

dilakukan oleh Hercules Florence. Pelukis dan penemu asal perancis ini pada

1834 menulis dalam buku hariannya kata “photographie” untuk menggambarkan

proses tersebut. Namun yang membuat kata “Photography” dikenal dunia yaitu

setelah Sir John Herschel memberikan kuliah di Royal Society of London pada 14

Maret 1839.(Burhanudin,2014)

2.1.1.1. Sejarah Fotografi

Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto

pertama di buat dan di cetak, sejumlah ilmuan telah melakukan pengamatan,

percobaan dan membuat teori. Mo Ti (ejaan lain menyebutkanMo Zi) seorang

filsuf dan pakar rancang bangun asal Cina yang hidup pada abad ke-5 sebelum

Masehi sudah memikirkan persoalan refleksi cahaya dalam ruangan gelap. Dalam

buku The History of Photography karya Alma Davenport (1991), disebutkan

bahwa, Mo Zi sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan

yang gelap terdapat lubang, maka dibagian dalam ruangan itu akan terefleksikan

pemandangan diluar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. (Arbain Rambey:

2003). Mo Zi sudah membuat prinsip-prinsip kamera lubang jarum atau kamera

Page 2: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

11

obscura. Kamera ini disebut sebagai “koleksi plat” atau “ruang harta karun yang

terkunci.” (Jennifer: 2005)

Aristoteles filusuf Yunani (384-322 SM) juga telah memahami prinsip

optik kamera lubang jarum. Pada abad ke-4 SM itu, Aristoteles mencatat bahwa

“sinar matahari yang menerobos melalui lubang kecil diantara daun-daun pohon,

saringan, anyaman, dan bahkan lubang dari jari yang dijalin, begitu sampai ke

tanah cahaya tersebut membentuk bundaran.” Euclid, pakar matematikawan yang

hidup di Mesir pada abad ke-3 SM, saat mendemonstrasikan kamera obscura

menjelaskan bahwa perjalanan cahaya berada dalam garis lurus.

Pada tahun 1839 dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, kemudian

pada tahun itu dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan

teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa

dibuat permanen.

Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre,

sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu, akan tetapi pemerintah Prancis

dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpiir bahwa temuan itu sebaiknya

dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli

Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati

akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan. Meskipun tahun 1839 secara resmi

ditetapkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai

sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa

tahun sebelumnya. Namun, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri.

Seorang peneliti Prancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah

menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam

sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan

di University of Texas di Austin, Amerika Serikat. Niepce membuat foto dengan

melapisi pelat logam sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari

dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta sebuah gambar.

Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera

obscura bisa sampai tiga hari. Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk

menyempurnakan termuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi

Page 3: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

12

bekerja sama untuk mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi yang

dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis. Karena

Niepce meniggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai

enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.

Perkembangan fotografi sangatlah cepat, hal ini dapat dibuktikan dengan

kamera awal yang sangat besar namun hanya bisa menghasilkan gambar yang

kualitasnya kurang bagus, namun kini dengan ukuran kamera yang sebesar

dompet mampu membuat foto yang sangat tajam meskipun dicatak dalam media

yang besar.

2.1.2. Teknik Fotografi

2.1.2.1. Angle

a. Eye View

Sudut pengambilan ini memberi kesan yang sama dengan cara mata kita

melihat terhadap objek. Posisi dan arah kamera memandang objek yang

akan diambil layaknya mata kita melihat objek secara biasa. Kamera dan

lensa sejajar dengan objek. Pengambilan biasanya digunakan untuk

mengambil foto potret terhadap manusia, posisi kamera sejajar dengan

posisi mata kita sendiri. Terkadang, dalam travel fotografi pengambilan

foto untuk mengabadikan aktivitas manusia, tekstur sebuah kota, atau

interaksi dengan lingkungan sekitar kebanyakan menggunakan angle ini.

b. Low Angle

Posisi kamera lebih rendah dari objek foto serta menghadap ke atas dan

memberikan kesan kemewahan, kebesaran, atau kekuatan dari sebuah

objek. Fotografer menggunakan sudut pengambilan foto ini untuk

memotret bangunan agar memberikan kesan yang megah dari bangunan

tersebut. Dalam foto komersil sebuah iklan otomotif, sudut ini tak jarang

pula digunakan untuk memberikan kesan ketangguhan dari produk

Page 4: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

13

mereka. Juga pada sebagaian fotografer memanfaatkan low angle untuk

memotret manusia.

c. High Angle

Angle ini digunakan untuk menangkap kesan luas dari objek. Dengan high

angle kita bisa memasukkan elemen pendukung objek yang akan kita

abadikan kedalam frame. Kesan dari penggunaan sudut pengambilan foto

ini akan memberikan kesan kecil atas objek foto. Pemanfaatan

pengambilan foto dengan high angle juga bisa menghasilkan foto yang

berbeda.

2.1.3. Fotografi Arsitektur

Fotografi Arsitektur yaitu cabang fotografi yang mengkhususkan pada

objek-objek arsitektur dengan pendekatan dokumenter, seni dan komersial.

Fotografi Arsitektur merupakan hasil karya dokumentasi yang dapat menampilkan

tidak hanya kepentingan dokumentasi namun juga estetika dalam hal arsitektural,

seni, ekspresi, komunikasi, etika, imajinasi, realita, emosi, harmoni, drama, waktu

dan kejujuran serta dimensi yang tersirat. Fotografi Arsitektur pada dasarnya

mencakup dua bagian, eksterior (luar ruang) dan interior (dalam ruang), namun

ada satu perbedaan yang jelas di antara keduanya. Fotografi arsitektural

menekankan dimensi ruang dan skala proporsi, sementara fotografi interior hanya

menonjolkan elemen interior yang diangkat. Namun dalam arti yang lebih luas,

fotografi arsitektur juga sangat erat dengan lingkungan sekitarnya. Bukan sekadar

bangunan atau ruangan semata.

Hal terpenting dalam fotografi arsitektur dan cabang-cabang fotografi

lainnya adalah cahaya. Cahaya bisa menampilkan wujud dan bentuk, yang

bermuara pada visualisasi dimensi. Cahaya melahirkan bayangan dan bayangan

dapat dimanfaatkan untuk menciptakan komposisi yang mendukung secara visual.

Page 5: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

14

2.1.4. Peran Fotografi Dalam Pelestarian Cagar budaya

Fotografi merupakan salah satu media yang berperan penting dalam

pelestarian cagar budaya, di mana media fotografi berfungsi sebagai media

informasi, komunikasi dan juga sebagai media pembelajaran. Dari fungsi-fungsi

media fotografi tersebut dapat disimpulkan bahwa fotografi memiliki peran

penting untuk memberikan informasi dan sebagai media untuk belajar tentang

cagar budaya yang ada di Indonesia.

Gambar 2.1 Candi Brahu

Sumber : Sonya Yulianti Jaya

Page 6: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

15

Gambar 2.2 Candi Ngrimbi

Sumber : Sonya Yulianti Jaya

Gambar 2.3 Fort Rotterdam

Sumber : William Budianto L

Page 7: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

16

2.2. Tinjauan Permasalahan Tentang Obyek Dan Subyek Perancangan

2.2.1. Pengumpulan Data

Gambar 2.4 Peta Kota Ternate

Sumber : google.com/maps

a. Kota Ternate

Kota Ternate adalah sebuah kota tua diujung Timur Nusantara yang kini

telah berusia 763 Tahun, tercatat dalam sejarah sebelum Majapahit berkuasa.

Namanya tercatatat dalam Kitab Negara kartagama yang ditulis Mpu Tantular dan

sampai saat ini Ternate masih menyimpan nilai sejarah dan budaya yang menjadi

kejayaan masa lampau.

Kota Ternate dalam perkembangannya kemudian ditingkatkan menjadi

Kota Otonom Tahun 1999 berdasarkan Undang – Undang No 11 Tahun 1999,

membawahi 4 Kecamatan yaitu Kota Ternate Utara, Kota Ternate Selatan,Pulau

Ternate dan Kecamatan Moti dengan luas wilayah terdiri dari daratan 249,79

Km2 dan perairan laut 5,547,55 Km2 terbentang secara geografis pada 30 LU -

30 , 124 - 1290 Bujur Timur.

Laut yang luas membentang merupakan potensi atraksi wisata bahari dan

dengan ciri topografis yang bervariasi. Kota Ternate memiliki berbagai komponen

Page 8: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

17

alam berupa pantai, pulau,danau dan gunung sebagai obyek dan daya tarik wisata

alam.

Sebagai Kota Budaya, Ternate pun memiliki khasanah budaya daerah

berupa adat istiadat, upacara adat dan berbagai atraksi kesenian tradisional.

Sebagai Kota bersejarah dikota ini terdapat pula aset historis berupa benteng

peninggalan penjajah. Keraton dan Mesjid Kesultanan Ternate adalah bukti

kejayaan kerajaan Ternate masa lampau yang masih terpelihara dengan baik

sampai saat ini . Didukung dengan Fasilitas Pelabuhan Samudera Ahmad Yani

dan Bandar Udara Babbulah telah menjadikan Ternate sebagai Multi Gate (Pintu

Keluar-masuk ) baik regional, nasional maupun Internasional.

Dengan semangat “ Maku Gawene “ pembangunan Kota Ternate terus

dipacu untuk mewudjudkan Visi : “Menjadikan Kota Ternate sebagai Kota

Budaya Menuju Masyarakat Madani”.(disbudpar-kotaternate.com)

Ternate merupakan penghasil rempah-rempah yang dikenal dunia

sehingga para penjajah pada jaman dahulu membangun benteng-benteng di

Ternate sebagai tempat untuk bertahan dari serangan musuh lainnya yang ingin

merebut rempah-rempah di Ternate. Berikut ini benteng-benteng yang berada di

Ternate, yaitu :

Gambar 2.5 Peta Letak Benteng di Kota Ternate

Sumber : google.com/maps

Page 9: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

18

a. Benteng Tolukko

Benteng ini dibangun pada tahun 1540 oleh seorang panglima Portugis,

yaitu Francisco Serao. Awal mula berdirinya benteng ini diberi nama Benteng

Tolukko, seiring berjalannya waktu benteng ini lebih di kenal dengan nama

Benteng Holandia. Benteng ini berada dibagian utara Kota Ternate, tepatnya

terletak di Kelurahan Sangaji Kecamatan Kota Ternate Utara. Dari atas benteng

ini dapat disaksikan panorama laut dengan Pulau Halmahera yang terbentang

dihadapannya dan Pulau Tidore di bagian selatan serta perumahan dan

pemukiman penduduk yang terhampar di sepanjang pesisir pantai. Meskipun di

bangun oleh Portugis, benteng ini kemudian berhasil diambil ahli oleh Belanda

pada tahun 1610. Saat itu, Belanda sudah menjadi bangsa yang mendominasi

wilayah Maluku, termasuk Ternate. Fungsi dari benteng ini yaitu sebagai

pertahanan bangsa Portugis untuk menguasai cengkeh di Pulau Ternate dan juga

untuk memperkuat dominasinya di antara bangsa-bangsa Eropa lain yang pada

saat ini berebut untuk menduduki Indonesia. Meskipun sudah berusia ratusan

tahun, benteng ini masih terlihat kokoh dan terawat.

b. Benteng Oranje

Benteng ini dibangun pada tahun 1607, dibangun oleh Gubernur Jendral

Belanda Matelief De Jonge. Benteng ini merupakan benteng pertama yang

dibangun oleh Belanda di Indonesia. Di bawah pemerintahan Gubernur Jendral

Jan Pieter Both, Herald Reyist, Laurens Real dan J. C. Coum, benteng ini

dijadikan pusat pemerintah VOC. Kini benteng tersebut telah beralih fungsi

menjadi asrama polisi dan TNI. Di bawah benteng tersebut dahulu terdapat

terowongan bawah tanah yang langsung menyambung ke laut, kini terowongan

tersembut sudah tertimbun tanah. Benteng ini terlihat masih berdiri kokoh dan

memanjang, menunjukkan betapa kuatnya Belanda membangun pertahanan saat

itu. Sekarang benteng ini terlihat sangat tidak terawat. Banyak bagian benteng

yang terkena aksi vandalisme oleh orang-orang tidak bertanggung jawab. Padahal,

Benteng ini berada sangat dekat dengan Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kota Ternate.

Page 10: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

19

c. Benteng Kalamata

Benteng Kalamata berada di bagian selatan kota Ternate, tepat di pinggir

jalan raya. Benteng Kalamata dibangun oleh Portugis pada tahun 1540, kemudian

setelah Portugis meninggalkan Ternate pada tahun 1575 Spanyol mendudukinya

dan menggunakannya sebagai pos dagang. Nama Kalamata sendiri diambil dari

nama pangeran Ternate yang meninggal di Kota Makasar. Benteng Kalamata juga

sering disebut sebagai Benteng Santa Lucia atau Benteng Kayu Merah karena

letaknya di daerah Kelurahan Kayu Merah. Benteng Kalamata terbuat dari batu

kali, batu karang, dan batu kapur. Didesain menyerupai empat penjuru mata

angin, Benteng Kalamata memiliki empat sisi berujung runcing yang memiliki

lubang bidik. Benteng ini merupakan satu dari lima benteng yang pernah berdiri

di Pulau Ternate pada masa pendudukan.

d. Benteng Santo Y Pablo (Fort Kota Janji)

Benteng Kota Janji dibangun pertama kali pada tahun 1532 oleh Bangsa

Portugis dengan panjang 28 m dan lebar 26 m. Disebut Benteng Kota Janji karena

pernah digunakan oleh Portugis dan Sultan Baabullah untuk membuat perjanjian

di antara keduanya. Benteng ini diperkuat dengan dinding batu kapur dan batu,

serta dilengkapi dengan enam meriam dan amunisi untuk menghadapi

kemungkinan terjadinya peperangan waktu itu. Lokasi benteng ini berada di tepi

laut Kota Ternate yang berada di atas bukit tinggi berseberangan dengan pulau

Maitara.

e. Benteng Nostra Se Nohra del Rosario (Kastela)

Benteng ini dibangun oleh Antonio de Brito pada tahun 1521 dengan nama

Nostra Senora del Rosario, kemudian dilanjutkan oleh Garcia Henriques pada

tahun 1525 dan pada tahun 1530 oleh Gonzalo Periera serta yang terakhir

diselesaikan oleh Wali Negeri kedelapan Jorge de Gastro pada tahun 1540.

Nama Nostra Se Nohra del Rosario (Kastela), dibangun oleh Antonio de

Brito pada tahun 1521, kemudian dilanjutkan oleh Garcia Henriques pada tahun

Page 11: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

20

1525 dan pada tahun 1530 oleh Gonzalo Periera serta yang terakhir diselesaikan

oleh wali negeri ke delapan Jorge de Gastro pada tahun 1540.

Di benteng inilah, Kolano Ternate saat itu, Sultan Khairun dibunuh oleh

Antonio Pimental pada 28 Februari 1570. Dia diundang untuk menghadiri

perundingan, namun justru dibunuh saat sang Sultan mendatangi benteng ini. Atas

peristiwa tersebut putra Sultan Khairun, Baabullah (1570-1583) bangkit melawan

Portugis dan akhirnya Portugis terusir dari benteng Kastela dan Ternate pada

tahun 1575.

2.2.2. Perkembangan Pengunjung

Jumlah pengunjung tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan

dari tahun ke tahun, kebanyakan pengunjung berasal dari masyarakat sekitar

benteng, sebagian dari pengunjung tersebut tidak memiliki rasa memiliki dan

melakukan hal-hal yang tidak terpuji seperti melakukan aksi vandalisme.

berdasarkan klasifikasi pengunjungnya antara lain :

a. Umum/domestik.

b. Mancanegara/tamu Negara asing.

c. Pelajar/siswa, Mahasiswa/ilmuan dan peneliti.

d. Dinas Pemerintah dan swasta.

2.3. Analisis Data

Dari data-data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan literature

dapat disimpulkan bahwa situs sejarah berupa benteng-benteng di Ternate pada

umumnya kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat, dan juga terlihat

peran masyarakat (pengunjung) untuk turut melestarikan situs peninggalan sejarah

masih sangat kurang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa benteng yang terkena aksi

vandalisme dari para pengunjung. Para pengunjung ini seakan-akan melupakan

jasa para pejuang pada masa lalu dalam merebut kemerdekaan Indonesia dari

penjajah, maka dari itu diangkatlah benteng sebagai obyek perancangan agar

supaya di masa yang akan datang para penerus generasi muda nantinya masih

dapat melihat bukti dan fakta yang nyata hasil perjuangan para pejuang dalam

merebut kemerdekaan dan tidak hanya menganggap sebagai dongeng belaka.

Page 12: 2. IDENTIFIKASI DAN ANALISA DATA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 ... · 2.1.1.1. Sejarah Fotografi Jika ditelusuri, sejarah fotografi sangatlah panjang. Jauh sebelum foto-foto pertama di

Universitas Kristen Petra

21

2.4. Kesimpulan Analisis Data

Melalui analisis data yang dilakukan, dapat di simpulkan bahwa kesadaran

ataupun kepedulian masyarakat terhadap kelestarian benteng peninggalan sejarah

di Ternate masih sangat kurang. Sehubungan dengan kurangnya rasa kepedulian

terhadap kelestarian benteng di Kota Ternate, maka diperlukan media fotografi

yang turut mendukung upaya pelestarian benteng-benteng di Ternate sekaligus

sebagai pengenalan tempat wisata sejarah di Ternate.