DAMPAK POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PEMBENTUKAN
PERILAKU REMAJA DI DESA SUNGAI LANDAI KECAMATAN
MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata
Satu (S.1) dalam Ilmu Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh:
NAMA : Piriyansah
NIM : UB 160242
PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020
ii
iii
iv
v
MOTTO
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”.1
1 Departemen agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Jakarta: Lajnah
Pentashihan mushaf al- Qur’an, 2009),219.
vi
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi karena, pada zaman sekarang kenakalan
yang terjadi dikalangan remaja sangat sering terjadi mulai dari hal-hal kecil
hingga sampai melanggar norma hukum. Kenakalan remaja sangat erat
kaitannya dengan pola asuh yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua tidak sejalan dengan apa yang
diinginkan oleh anaknya terkadang ada juga orang tua bersikap otoriter dan ada
juga orang tua yang bersifat acuh tak acuh terhadap anaknya sehingga anak
mencari kepuasan diluar untuk mendapakan apa yang mereka inginkan.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini penulis
bermaksud melihat langsung, bagaimana Pola Asuh yang diterapkan Orang Tua
pada remaja, apa saja dampak dari pola asuh orang tua dalam membentuk
perilaku remaja dan apa saja kendala orang tua dalam mengasuh remaja di desa
sungai landai. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara
dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan penelitian
komparatif.
Hasil penelitian ini adalah menunjukkan adanya Pola Asuh yang
diterapkan Orang Tua pada remaja, apa saja dampak dari pola asuh orang tua
dalam membentuk perilaku remaja dan apa saja kendala orang tua dalam
mengasuh remaja di desa sungai landai.
vii
PERSEMBAHAN
حِيمِ ِ الَّرَحْمنِ الرَّ بسِْمِ اللّه
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT atas kasih sayang dan karunia-
Nya yang telah memberikanku kekuatan serta membekaliku dengan ilmu
pengetahuan sehingga diberikan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah
Muhammad SAW semoga kelak kita mendapatkan syafaat dari beliau.
Aamiin..
Teristimewa kupersembahkan karya kecil ini kepada cahaya hidup
yang sangat kusayangi Ayahanda ( Zulkifli )dan Ibunda ( Rusmini )
tercinta, terkasih, dan yang tersayang sebagai tanda bakti, hormat dan
terima kasih yang setulusnya. Tiada kata yang bias menggantikan segala
sayang, usaha, do’a, semangat dan materi yang telah diberikan untuk
penyelesaian tugas akhir ini dibangku kuliah. Semoga ini menjadi awal
untuk membuat Ibunda dan Ayahanda bahagia.
Terimakasih atas do’a, cinta, kasih saying dan bantuan kalian
selama ini. Serta keponakan-keponakanku tersayang terima kasih untuk
senyum dan tawanya. Hanya karya kecil ini yang dapat kupersembahkan,
semoga dapat menjadi kebanggaan kalian semua.
Buat seseorang yang selalu ada menjadi penyemangat (Zuhrina.S).
Serta kepada Teman-teman: Rahmansah Amin, Nur Kholis, Mahmud
Zainal Syafillahn. Dan terimakasih kepada pembimbing yang tak henti
membimbing saya. Terima kasih tiada tara atas segala support yang telah
di berikan selama ini dan semoga saudaraku tercinta dapat menggapaikan
keberhasilan juga di kemudian hari.Tiada yang bisa kuberikan kepada
kalian selain kata terimakasih.
Terkhusus untuk Almamater dan kampus biru tercinta.
Taklupa untuk sahabat dan teman seperjuangan BPI’16. Serta sahabat, kawan-
kawan sehidup, seperjuangan dan sependeritaan dikontrakan, Terima kasih
untuk do’a, nasehat, hiburan, kerjasama, ide, traktiran, tebengan dan
semangat yang kalian berikan selama ini. Sukses untuk kita semua
Aaminn..
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT.
atas berkat rahman dan karunia-Nya yang dilimpahkan tercurahkan kepada
kita semua. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan syariat
islam kepada seluruh umat manusia. Atas rahmat Allah SWT, akhirnya
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Penelitian dan penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi
persyaratan memperolh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Prodi Bimbingan
Penyuluhan Islam pada Fakultas Dakwah Universitas Isalam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak
mendapatkan arahan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik yang bersifat
moril maupun materi. Pada kesempatan ini peneulis mengaturkan rasa
terimakasih yang sebesar besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Pd.I selaku pembimbing I yang telah membantu
dan membimbing dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Massuhartono, S.Pd., MA.SI selaku pembimbing II yang telah
membantu dan membimbing dalam penyusunan Skripsi ini.
3. Bapak Dr, A. Yunus, M.Pd.I selaku ketua prodi Bimbingan Penyuluhan
Islam (BPI)
4. Bapak Dr, Zulqarnain, M.Ag., selaku dekan Fakultas Dakwah UIN STS
Jambi
5. Bapak Dr.D.I.Ansusa Putra,Lc.,M.A.Hum selaku wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.
6. Bapak Arfan, S.Th.I.,M.Soc,Sc,Ph.D Selaku Wakil Dekan Perencanaan
dan Keuangan Fakultas Dakwah UIN STS Jambi
7. Bapak Dr.Samin Batubara, M.H.I. selaku bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama Fakultas Dakwah UIN STS Jambi.
8. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA., Ph.D selaku rektor UIN STS Jambi.
9. Ibu Dr.Rofikoh Ferawati, SE.,M sebagai Wakil Rektor I selaku wakil
rektor UIN STS Jambi
10. Bapak Dr. As’ad Isma, M.Pd sebagai Wakil Rektor II Selaku wakil rektor
UIN STS Jambi.
ix
11. Bapak Dr.Bahrul Ulum S.Ag., MA Sebagai Wakil Rektor III, Selaku
Wakil Rektor UIN STS Jambi.
12. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan Ilmu pengetahuan kepada
peneliti.
13. Kepada Perpustakaan UIN STS Jambi Beserta Stafnya dan Serta Kepala
Perpustakaan Daerah Jambi.
14. Bapak dan Ibu Karyawan/Karyawati di lingkungan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Ngeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
15. Teman-teman seperjuangan angkatan 2016 Prodi Bimbingan Penyuluhan
Islam (BPI).
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga, semogga Allah SWT
membalasnya. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Jambi, Juni 2020
Penulis
PIRIYANSAH
UB 160242
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
NOTA DINAS ..................................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ORIENTASI SKRIPSI ........................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 6
C. Batasan Masalah .................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 6
E. Metode Penelitian .................................................................. 7
F. Landasan Teori ....................................................................... 11
G. Studi Relevan ......................................................................... 26
BAB II GAMBARAN DESA SUNGAI LANDAI
A. Demografi Desa Sungai Landai ............................................. 28
B. Profil Desa Sungai Landai ..................................................... 29
C. Visi dan Misi .......................................................................... 32
D. Struktur Organisasi ................................................................ 33
BAB III POLA ASUH YANG DITERAPKAN ORANG TUA PADA
REMAJA
A. Pola Asuh yang di Terapkan Orang Tua ................................ 34
BAB IV DAMPAK DAN KENDALA POLA ASUH ORANG TUA
DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU REMAJA DI
DESA SUNGAI LANDAI
A. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja di Desa
Sungai Landai ........................................................................ 45
xi
B. Dampak Pola Asuh Orang Tua dalam Pembentukan
Perilaku Remaja di Desa Sungai Landai ................................ 46
C. Kendala dan Solusi Orang Tua dalam Membentuk Perilaku
Remaja di Desa Sungai Landai .............................................. 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 59
B. Implikasi Penelitian ................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xii
DAFTAR TABEL
2.1 : Peta ............................................................................................................... 29
2.2 : Perkembagan Kepemimpinan Desa Sungai Landai ..................................... 32
2.3 : Struktur Organisasi ....................................................................................... 33
3.1 : Pola Asuh Otoriter ........................................................................................ 36
3.2 : Pola Asuh Permaif ........................................................................................ 39
3.3 : Pola Asuh Demokratis .................................................................................. 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama anak dalam
mengenal pendidikan. Segala sikap dan tingkah laku orang tua dalam keluarga
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Peran orang
tua dalam keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan langsung
terhadap perilaku anak. Orang tua menginginkan anaknya berbuat baik dan
tercapai cita-citanya, mampu bergaul dengan masyarakat secara baik, tidak
selalu bermasalah maka dari itu diperlukan kasih sayang orang tua.2
Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan anaknya serta
mempunyai kewajiban untuk mengasuh, merawat, dan mendidik anak sehingga
diharapkan mampu menjadi orang yang berguna bagi keluarga, masyarakat,
bangsa dan negara serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendidik,
memperhatikan serta memenuhi kebutuhan anak, khususnya dalam bidang
pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kartini Kartono, keluarga
merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak, tempat ia belajar dan
menyatakan dirisebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak ada
dalam hubungan interaksi yang intim. Keluarga memberikan dasar pembentukan
tingkah laku, watak, moral, dan pendidikan anak.3 Sebagaimana Firman Allah
SWT dalam Surah At-Tahrim Ayat 6
( 6)التحريم :
2Husain Mazhahiri, Pintar Mendidik Anak, (Jakarta:PT Lentera Basritama, 2003). hal
151 3 Kartini Kartono, Peran Keluarga Memandu Anak, (Jakarta: Rajawali Press, 2010)
hal 19
2
Artinya: Hai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat yang besar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka yang selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.(Q.S. At-Tahrim:6).4
Pola asuh orang tua adalah cara mendidik, membimbing anaknya dan
mengarah kepada perkembangan pribadi dan menentukan perilaku anak dalam
suatu keluarga. Menurut Dorothy salah satu cara agar anak berhasil masa
depannya dapat dimulai dilingkungan keluarganya, yaitu dengan menerapkan
bimbingan orang tua yang tepat. Kesalahan yang terjadi dapat berakibat buruk
bagi masa depan anak, baik dari segi kognitif, afektif.5
Pola asuh orang tua sering dikenal sebagai gaya dalam memelihara anak
atau membesarkan anak mereka selama mereka tetap memperoleh keperluan
dasar yaitu makan, minum, perlindungan dan kasih sayang. Tumbuh kembang
anak mulai dalam kandungan sampai ia tumbuh menjadi dewasa merupakan
proses yang sangat panjang dan hal ini merupakan suatu proses yang sangat luar
biasa yang akan dialami oleh semua orang tua, pada proses inilah akan tampak
senang atau tidaknya anak , bahagia atau tidaknya anak tergantung dari orang
tua.
Akhir-akhir ini banyak orang tua yang mengesampingkan mengasuh
anak mereka, terkadang mereka membayar perawat anak untuk mengasuh dan
merawat anak mereka, dan tidak jarang orang tua hanya mementingkan materi
semata, yang dalam satu sisi orang tua mencari materi bukan hanya untuk
dirinya tetapi juga untuk sang anak dan keluarga. Akan tetapi disatu sisi lain
4 Departemen agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Jakarta: Lajnah Pentashihan
mushaf al- Qur’an, 2009), hal 219 5 Sulthan Surya, melejitkan Multiple Intelegence Anak Usia Dini, (Yogyakarta:
Penerbit Andi Yogyakarta, 2006) hal 86
3
anak juga membutuhkan waktu bersama orang tua yang lebih lama, karena tidak
bisa dipungkiri kasih sayang orang tua pastilah sangat besar kepada anaknya.
Harapan orang tua adalah unsur penting dari pola asuh orang tua yang
berasal dari model kognitif kultural, kepercayaan, dan teori yang dimiliki orang
tua tentang anak-anak (misalnya tahap perkembangan anak), keluarga (misalnya
dinamika keluarga), dan mereka sendiri sebagai orang tua (misalnya strategi
mengasuh anak yang efektif. Bimbingan yang dipilih orang tua dalam kaitannya
dengan membentuk kepribadian anak dan kompetensi yang mereka dapatkan.
Masa remaja merupakan masa transisi bisa disebut dengan usia belasan
yang tidak menyenangkan. Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat
menimbulkan masa krisis yang ditandai dengan kecenderungan munculnya
perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan
menjadi perilaku yang mengganggu apabila didukung oleh lingkungan yang
tidak kondusif, maka dari itu akan menjadi pemicu timbulnya berbagai perilaku
menyimpang dan perbuatan negatif yang melanggar aturan dan norma yang ada
dalam masyarakat.
Perilaku yang timbul didalam diri seorang remaja juga akan berpengaruh
terhadap sikap atau perilaku seorang tersebut. Karena pendidikan bukan sekedar
meningkatkan kecerdasan intelektual, melainkan mengembangkan seluruh aspek
kepribadian remaja. Dalam hal semacam ini yang mana dalam kehidupan sehari-
hari kepribadian itu muncul karena faktor lingkungan selain itu juga faktor dari
bimbingan orang tua merupakan suatu langkah pertama dalam mendidik anak,
pembentukan kepribadian anak orang tua juga dibantu oleh kehidupan
masyarakat. Masyarakat juga memikul tanggung jawab dalam pendididkan.6
Salah satu faktor timbulnya kenakalan remaja ini adalah tidak
berfungsinya figur orang tua sebagai figur tauladan yang baik bagi anak.
Kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh remaja yang disebabkan oleh kondisi
tersebut sangat beragam, mulai dari perbuatan yang bersifat amoral maupun anti
sosial seperti, berkata jorok, mencuri, merusak, kabur dari rumah, indisipliner
dari sekolah, membolos, membawa senjata tajam, merokok, berkelahi dan kebut-
6Zakiah Derajat, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hal. 35
4
kebutan dijalan, sampai pada perbuatan yang sudah menjurus pada perbuatan
yang melanggar hukum seperti, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, seks
bebas, pemakaian obat-obatan terlarang, dan tindak kekerasan lainnya yang
sering diberitakan dimedia masa.
Kenakalan remaja merupakan hasil dari pola asuh yang keliru, sehingga
sikap anak sangat dipengaruhi oleh bagaimana anak melakukan imitasi terhadap
apa yang dilihatnya. Ketika anak sudah mulai mampu menerima dan mengelola
rangsangan dari luar, saat itulah ia mulai mengatur pola berfikir dan pola
prilakunya dan menghadapi setiap masalah yang harus segera dipecahkannya.
Orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan perilaku anak.
Pendidikan baik dalam keluarga akan berperan penting terhadap perkembangan
kepribadian anak. Namun masalah yang dihadapi oleh keluarga sekarang ini
kebanyakan disebabkan oleh kesibukan-kesibukan orang tua yang memiliki
pekerjaan formal sering kali terkait dengan tuntutan jam kerja yang sangat padat,
sehingga tidak adanya waktu untuk memperhatikan anak. Selain itu, orang tua
yang memiliki pekerjaan informal biasanya harus bekerja lebih giat untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi dengan meningkatnya persaingan dalam
dunia usaha seperti sekarang ini. Sehingga waktu orang tua semakin sedikit
untuk mendidik dan memperhatikan anak akibatnya komunikasi orang tua
dengan anak berkurang.7
Orang tua yang tidak bekerja diluar rumah biasanya mempunyai banyak
waktu dalam mengasuh anak dan pekerjaan rumah lainnya. Anak sepenuhnya
mendapatkan kasih sayang dan perhatian orang tua bisa mempunyai waktu
banyak untuk melakukan interaksi dengan anak dan mengontrol tindakan yang
dilakukan anak.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di Desa Sungai landai, bahwa
mayoritas pekerjaannya adalah seorang petani karet dan sawit dimana setiap hari
mereka berangkat kekebun dari pagi hari dan pulangnya hingga sore hari. Oleh
sebab itu seorang anak harus dituntut mandiri mengerjakan sesuatu tampa
7Saiful Bahri Djamarah, Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga
upaya Membangun Citra Mementuk Pribadi Anak, (Jakarta: Rhineka Cipta.2014) hal. 19
5
bantuan orang tua seperti menyiapkan pakaian untuk sekolah, sarapan dan lain-
lain yang seharusnya itu dikerjakan oleh orang tua. Maka dari itu orang tua harus
mempunyai waktu untuk membimbing anaknya, padahal seorang anak yang
berda pada masa itu sangat membutuhkan perhatian lebih orang tuanya terutama
untuk perkembangan perilaku anak tersebut. Selain perhatian kasih sayang lebih
dari orang tua, salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dengan anak
adalah gaya pola asuh yang diterapkan orang tua.8 Pola asuh orang tua
merupakan pola perilaku yang diterapkan kepada anak secara konsisten dari
waktu ke waktu, pola perilaku ini langsung dirasakan oleh anak, baik perilaku
positif maupun perilaku negatif. Pola asuh orang tua dalam lingkungan keluarga
juga adalah usaha orang tua dalam membina dan membimbing anak baik jiwa
dan raganya. Pola asuh orang tua yang kurang tepat akan berakibat fatal bagi
anak, tekadang pola yang tidak tepat akan banyak memberikan dampak negatif
dari dampak tersebut terjadilah kenakalan-kenakalan yang dilakukan oleh
remaja.9
Menurut penulis dari hasil observasi diatas bahwa orang tua harus
memiliki waktu luang untuk anak-anak mereka jangan terlalu sibuk dengan
pekerjaan sampai lupa memperhatikan keadaan dari anak tersebut, karena pada
masa remaja ini seorang anak masih mencari jati dirinya dan bisa saja
melakukan hal negatif mulai dari bolos sekolah dan akan berujung pada
kenakalan Yang lainya. Maka dari itu pentingnya pola asuh orang tua untuk
membimbing anaknya sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.10
Oleh karena itu, melihat dari pemaparan diatas penulis tertarik menyusun
proposal penelitian dengan judul “Dampak Bimbingan Orang Tua Terhadap
Pembentukan Perilaku Remaja di Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong
Kabupaten Muaro Jambi.
8 Hasil Observasi Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi tanggal 25 November 2019 9 Hasil Observasi Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi tanggal 26 November 2019 10
Hasil Observasi Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi tanggal 26 November 2019
6
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana Pola Asuh yang diterapkan Orang Tua pada Remaja di Desa
Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi?
2. Apa Saja Dampak dari Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Perilaku
Remaja di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro
Jambi ?
3. Apa Saja Kendala Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Perilaku
Remaja di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro
Jambi ?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas yang
menyebabkan pembahasan menjadi tidak konsisten dengan Permasalahan yang
telah penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini
pada:
1. Satu Dusun dengan 4 RT yang ada di Desa Sungai Landai
2. Peneliti Membatasi Pola Asuh Hanya Pada Remaja
D. Tujuan Penelitian
Peneliti secara umum untuk mengetahui bagaimana Dampak Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja di Desa Sungai Landai, Kecamatan
Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.. Sedangkan secara khusus peneliti di tujukan
pula untuk:
1. Mengetahui Pola Asuh yang diterapkan Orang Tua pada Remaja di Desa
Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi?
2. Mengetahui Apa Saja Dampak dari Pola Asuh Orang Tua dalam
Membentuk Perilaku Remaja di Desa Sungai Landai, Kecamatan
Mestong, Kabupaten Muaro Jambi ?
7
3. Mengetahui Apa Saja Kendala Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk
Perilaku Remaja di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi ?
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui
pengumpulan data sedalam-dalamnya Menurut Moleong penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah11
.
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting penelitian ini adalah cakupan wilayah yang menjadi basis
penelitian. Dalam penelitian ini lokasi di Desa Sungai Landai, Kecamatan
Mestong, Kabupaten Muaro Jambi
Subjek Penelitian dalam penelitian kualitatif ini terdiri Orang Tua dan
Remaja Mengingat subjek yang baik adalah subjek yang terlibat aktif, dan
berkepentingan dengan aktifitas yang akan diteliti, serta memberikan
informasi secara benar.
3. Sumber Data
Sumber data penelitian ini terdiri dari, manusia, situasi atau peristiwa,
dan dokumentasi. Sumber data manusia berbentuk perkataan orang yang bisa
memberikan data melalui wawancara. Sumber data tersebut merupakan objek
yang akan diobservasi. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Peristiwa atau Kejadian
11
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya ilmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi,2016), hal 50
8
Penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah Dampak
bimbingan orang tua terhadap kepribadian remaja Pelaksana pemberi
kewenangan
Dalam hal ini orang tua dan remaja ini dapat memberikan
informasi dapat dilakukan melalui wawancara dan lainnya.
b. Dokumentasi
Sumber data yang diambil dari dokumen ini berupa data dalam
bentuk laporan, catatan peristiwa, keterangan, jumlah permasalahan serta
keuntungan, dan lain sebagainya.12
4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau
metode pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Peneliti
dapat menggunakan salah satu atau gabungan dari metode yang ada
tergantung masalah yang dihadapi. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini, antara lain:
a. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan pengamatan objek yang
diteliti, hal ini dilaksanakan untuk memperoleh data tentang dampak
bimbingan orang tua terhadap kenakalan remaja
b. Wawancara
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan wawancara. Wawancara adalah percakapan
dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
kepada remaja dan orang tua.
c. Dokumentasi
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. hal 16.
9
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi menurut Arikunto
ialah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.13
Pada pelaksanaannya data dokumentasi merupakan data sekunder yaitu
data informasi yang terkait dengan masalah penelitian yang diperoleh
dari buku, internet, majalah, surat kabar, dan dokumen-dokumen yang
terkait.
5. Teknik Analisa Data
Dalam menganalisis data yang diperoleh dari data, baik primer
maupun sekunder, metode penelitian yang dipergunakan adalah metode
analisa deskriptif kualitatif. Analisis ini menggunakan tiga langkah, yaitu14
:
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan,pengabstraksian, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
b. Display Data (Penyajian Data)
Dari data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi teks
naratif sehingga berbentuk rangkaian informasi yang sesuai dengan
masalah penelitian.
c. Verifikasi Data
Dari hasil reduksi data dan display data maka dapat dijadikan
acuan peneliti untuk mengambil keputusan terkait penelitian.
6. Pemeriksaan Keabsahan Data
Selama pelaksanaan penelitian, suatu kesalahan dimungkinkan dapat
timbul. Entah itu berasal dari diri peneliti atau dari pihak informan.Untuk
mengurangi dan meniadakan kesalahan data tersebut, peneliti perlu
mengadakan pengecekan kembali data tersebut sebelum diproses dalam
bentuk laporan dengan harapan laporan yang disajikan nanti tidak mengalami
13
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. ( Jakarta:
Rineka Cipta, 2006),hal 72 14
Tim Penyusun, Panduan Penulisan Karya ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ushuluddin IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, hal.61
10
kesalahan. Ada 3 teknik yang dapat dilakukan dalam pemeriksaan keabsahan
data:
a. Memperpanjang masa pengamatan.
Hal ini memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data
yang dikumpulkan, bisa mempelajari kebudayaan dan dapat menguji
informasi dari responden, dan untuk membangun kepercayaan para
responden terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
b. Pengamatan yang terus menerus
Dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam
situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
c. Triangulasi.
Pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang
lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data tersebut. Triangulasi juga bisa disebut sebagai teknik
pengujian yang memanfaatkan penggunaan sumber yaitu
membandingkan dan mengecek terhadap data yang diperoleh.
Triangulasi dilakukan dengan sumber data dan penelitian atau pengamat
lain. Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber (wawancara dan triangulasi) dengan
sumber berarti membandingkan dengan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif. Triangulasi ini dilakukan dengan cara:
1) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
2) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang saling berkaitan.
3) Mengadakan perbincangan dengan banyak pihak untuk mencapai
[pemahaman tentang suatu atau berbagai hal.
d. Diskusi dengan Teman Sejawat
11
Langkah akhir untuk menjamin keabsahan data, penelitiakan
melakukan diskusi dengan teman sejawat, guna memastikan bahwa data
yang diterima benar-benar real dan buka semata persepsi sepihak dari
peneliti atau informan.Melaluicara tersebut peneliti mengharapkan
mendapatkan sumbangan, masukan, dan saran yang berharga dan
konstruktif dalam meninjau keabsahan data.
F. Landasan Teori
1. Definisi Dampak
Pengertian dampak menurut KBBI adalah benturan, pengaruh yang
mendatangkan akibat baik positif maupun negatif.Pengaruh adalah daya yang
ada dan timbul dari sesuatu (orang / benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Pengaruh adalah suatu keadaan
dimana ada hubungan timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa
yang mempengaruhi dengan apa yang dipengaruhi.15
Dampak adalah sebagai suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat
suatu aktivitas di mana aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia,
fisik, dan biologi. Lebih lanjut didefinisikan dampak pembangunan terhadap
lingkungan adalah perbedaan antara kondisi lingkungan sebelum ada
pembangunan dan yang diperkirakan akan ada setelah ada pembangunan.
Dampak penambangan bisa positif bila perubahan yang ditimbulkannya
menguntungkan dan negatif jika merugikan, mencemari, dan merusak
lingkungan hidup.
2. Definisi Pola Asuh
Pola asuh adalah upaya orang tua yang diaktualisasikan dalam
penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial internal dan eksternal,
pendidikan internal dan eksternal, dialog dengan anak-anaknya, suasana
psikologis, sosio-budaya, perilaku yang ditampilkan saat terjadinya
pertemuan dengan anak-anak, kontrol terhadap prilaku anak-anak, dan
15
Dandi sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia pustaka 2010).
12
menentukan nilai-nilai moral sebagai dasar berprilaku dan yang diupayakan
kepada anak-anak.16
Lingkungan keluarga seorang anak pertama kalinya mengenal
berbagai hal dan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang bersifat
nonformal yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan dan perilaku anak. Anak merupakan hal
yang sangat berharga dimata siapapun, khususnya orang tua anak adalah
hubungan perekat didalam keluarga sehingga dapat dikatakan anak memiliki
nilai yang tak terhingga ditinjau dari psikologis, kebutuhan anak bukan hanya
kebutuhan materi saja tetapi anak juga membutuhkan kasih sayang dan
perhatian dari orang terdekatnya khususnya orang tua. Sebagaimana Firman
Allah SWT dalam Surah An-Nisaa ayat 9:
: ( 9)النسا ء
“dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar. (Q.S An-Nisaa: 9).17
Pola asuh orang tua merupakan gambaran, tata cara atau perbuatan
yang dilakukan orang tua dalam menjaga, mendidik serta merawat anaknya.
Disamping lingkungan sosial yang dimiliki oleh seorang anak, pola asuh
orang tua akan turut menentukan terbentuknya sikap dan watak anak dalam
menjalani hidupnya Berdasarkan beberapa pengertian tentang pola asuh orang
tua diatas, dapat dinyatakan bahwa pola asuh adalah pola perilaku, tata cara,
dan perbuatan yang diterapkam orang tua baik ayah, ibu, maupun wali yang
menjaga, mendidik, merawat anak secara konsisten yang bisa memberikan
16
Kartini Kartono, Peran Orang Tua dalam Memandu Anak. (Jakarta: Rajawali Press
1992). 17
Departemen agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya. (Jakarta: Lajnah Pentashihan
mushaf al- Qur’an, 2009)
13
efek negatif maupun negatif serta pola asuh juga dapat membantu anak untuk
mengembangkan dirinya.
a. Jenis-jenis Pola Asuh
Ada beberapa jenis pola asuh orang tua diantara lain yaitu:
1) Pola asuh demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan
kepentingan anak, tetapi tidak ragu-ragu dalam mengendalikan
mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu
mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang
tua dengan tipe demokratis ini juga bersikap realistis terhadap
kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui
kemampuan anak. Orang tua seperti ini juga memberikan kebebasan
pada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan
pendekatannya kepada anak bersifat hangat.18
2) Pola asuh otoriter
Menurut Singgih pola asuh otoriter adalah suatu bentuk pola
asuh yang menuntut anak agar patuh dan tunduk terhadap semua
perintah dan aturan yang dibuat orang tuatampa ada kebebasan untuk
bertanya atau mengemukakan pendapatnya sendiri.19
Pola asuh ini
cenderung menetapkan standar yang mutlak yang harus dipatuhi oleh
anak, biasa dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua dengan
pola asuh otoriter ini cenderung memaksa, memerintah dan
menghukum, apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan
oleh orang tua, maka orang tua itu tidak segan-segan untuk
memberikan hukuman kepada anak. Orang tua seperti ini tidak
mengenal kompromi dan dalam berkomunikasi bersifat satu arah tidak
memerlukan timbal balik dari anak untuk mengerti dan memahami
anaknya.
3) Pola asuh permisif
18
Zahra Idris, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1992). 19
Singgih D Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia
14
Pola asuh yang seperti ini memberikan kelonggaran dalam
pengawasan memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan
sesuatu tampa pengawasan yang cukup dari orang tua. Dimana orang
tua cenderung tidak menegur atau memperingatkan apabila anak
dalam masalah atau bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang
diberikan orang tua.
Orang tua permasif tampak tidak peduli tentang nilai yang
didapat anak, tidak membuat aturan tentang menonton televisi, tidak
menghadiri acara disekolah anak mereka, dan tidak membantu
ataupun memeriksa pekerjaan rumah.
4) Pola asuh penelantar
Orang tua tipe ini pada umumnya memeberikan waktu dan
biaya yang sangat minim pada anaknya. Waktu banyak digunakan
untuk pribadi mereka, seperti bekerja, pola asuh penelantar sering
dilakukan orang tua yang terlalu sibuk bekerja mengejar materi,
namun orang tua seperti ini juga memberikan biaya dan kebutuhan
minim untuk anak.
Menurut Abdullah Nashih Ulwan metode pendidikan yang sangat
berpengaruh dalam pembentukan anak berpusat dalam lima hal, yaitu:20
1) Mendidik dengan keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan adalah cara yang paling
efektif dan berhasil dalam persiapan anak dari segi akhlak,
pembentukan mental, dan sosialnya. Hal ini dikarena kan pendidik
adalah panutan dan contoh yang baik untuk anak. Oleh karena itu
anak akan mengikuti tingkah laku pendidikannya, meniru akhlaknya,
baik disadari maupun tidak. Bahkan semua bentuk perkataan dan
perbuatan pendidik akan menjadi faktor yang sangat berpengaruh
pada baik buruknya anak. Tampa ada keteladanan, pendidikan
apapun tidak berguna bagi anak dan nasihat apapun tidak
berpengaruh untuknya.
20
Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam (Solo: Insan Kamil, 2012). Hal 512
15
2) Mendidik dengan kebiasaan
Telah ditetapkan dalam syariat Islam bahwa semenjak anak
lahir sudah diciptakan dalam keadaan bertauhid yang murni, agama
yang lurus, dan iman kepada Allah swt. Dari sini tibalah saatnya
pembiasaan, pendiktean, dan pendisiplinan mengambil perannya
dalam pertumbuhan anak dan menguatkan tauhid yang murni, akhlak
yang mulia, jiwa yang agung,dan etika syariah yang lurus. Jiwa
manusia yang memiliki kelemahan, potensi, kecerdasan, dan watak
yang keteika dibiasakan dengan akhlak yang luhur, disiram dengan
mengetahuan dan ditopang dengan amal shalih maka ia akan tumbuh
dalam kebaikan
3) Mendidik dengan nasihat
Selain mendidik dengan keteladanan dan kebiasaan,
mendidik dengan nasihat juga merupakan pendidikan yang efektif
dalam membentuk kepribadian anak, keimanan anak, akhlak, mental,
dan sosialnya. Hal ini disebabkan, nasihat memiliki pengaruh yang
besar untuk membuat anak mengerti tentang hakikat sesuatu dan
memberinya kesadaran tentang prinsip-prinsip Islam.
4) Mendidik dengan perhatian dan pengawasan
Perhatian dan pengawasan merupakan asas pendidikan yang
paling utama karena dengan cara seperti ini anak selalu berada
dibawah pantauan pendidik, mulai dari gerak geriknya, perkataan,
perbuatan, sampai orientasi dan kecenderungannya. Jika pendidik
melihat anak melakukan kebaikan, maka ia harus memuji dan
mendukungnya. Jika anak melakukan kecejelakn, orang tua harus
melarang dan memperingatinya serta menjelaskan akibat buruk dari
perbuatan jelek tersebut.
5) Mendidik dengan hukuman
Pendidik dapat memilih cara yang sesuai dalam mendidik
anak dan memperbaiki kesalahannya. Mungkin cukup dengan
nasihat, pandangan yang tajam, lemah lembut, isyarat atau dengan
16
kata-kata teguran. Jika dengan cara itu tidak dapat mengubah
sikapnya maka pendidik dapat secara bertahap memberi hal yang
lebih keras dari sebelumnya. Ia dapat memberi teguran. Atau dengan
memberi hukuman dengan pukulan yang tidak menyakitkan. Jika
tidak berubah juga barulah pukulan yang menyakitkan.
Manfaat mendidik dengan hukuman bertujuan untuk
membuat anak jera sehingga ia berfikir lagi jika ingin melakukan
kesalahan. Tampa pendidikan dengan hukuman anak akan terdorong
untuk melakukan kesalahan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh
1. Pendidikan orang tua
Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam merawat
anak akan mempengaruhi persiapan mereka dalam menjalan kan
pengasuhan. Ada beberapa cara yang harus dilakukan untuk
menjadi lebih siap dalam menjalankan peran pengasuhan antara
lain, terlihat lebih aktif dalam setiap pendidikan anak, mengamati
segala sesuatu dengan berorietasi pada masalah anak, selalu
berupaya menyediakan waktu untuk anak-anak dan menilai
perkembangan fungsi keluarga dan kepercayaan anak.
2. Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak,
maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai
pola-pola pengasuhan yang diberikan orang tua kepada anaknya.
3. Budaya
Sering kali orang tua mengikuti cara-cara atau kebiasaan
masyarakat sekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola
tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah
kematangan. Orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat
diterima dimasyarakat dengan baik, oleh karena itu kebudayaan
atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak dapat
17
mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh
terhadap anaknya.
4. Kepribadian
Dalam mengasuh anak orang tua bukan hanya mampu
mengkomunikasikan fakta, gagasan dan pengetahuan saja, tetapi
membantu dan mengembangkan kepribadian anak kebanyakan
orang tua anak remaja memiliki kepribadian yang berbeda-beda
karena pola asuh yang mereka terapkan juga berbeda-beda
disetiap keluarga.
5. Jumlah anak
Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi
pola asuh yang diterapkan oleh orang tua. Semakin banyak
jumlah anak dalam keluarga, maka ada kecenderungan bahwa
orang tua tidak begitu menerapkan pola pengasuhan secara
maksimal pada anak dikarenakan perhatian dan waktunya terbagi
anak anak satu dengan yang lainnya.
Menurut Hendi Suhendi menyatakan fungsi keluarga pada
intinya sebagai berikut:21
a) Fungsi biologis yaitu hubungan dengan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan biologi anggota keluarga seperti
keterlindungan fisik, rasa lapar, haus, kedinginan,
kepanasan, kelelahan, kesegaran fisik termasuk juga
kebutuhan biologis.
b) Fungsi sosialisasi anak, menunjukan pada peranan
keluarga dalam membentuk kepribadian anak.
c) Fungsi afeksi salah satu kebutuhan manusia ialah
kebutuhan kasih sayang atau rasa cinta.
d) Fungsi edukatif, keluarga merupakan guru pertama dalam
mendidik.
e) Fungsi religius, yang mendorong dikembangkannya
keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan-insan
agama yang penuh keimanan dan ketaqwaan terhadap
tuhan yang maha esa.
21
Hendi Suhendi, Pengantar Sosiologi Keluarga, (Bandung: CV Pustaka Setia).
18
c. Bentuk-Bentuk Pola Asuh
Mendidik anak dalam keluarga diharapkan agar mampu
berkembang kepribadiannya menjadi manusia dewasa yang memiliki
sikap positif terhadap agama, kepribadian kuat dan mandiri, berprilaku
insan, potensi jasmani dan rohani serta intelektual yang berkembang
secara optimal. Untuk mewujudkan hal itu ada berbagai pola asuh yang
dapat diterapkan orang tua. Menurut jalaluddin yang dikutip oleh heri
jauhari mochtar menjelaskan bahwa contoh pendidikan yang diberikan
Nabi Saw adalah secara berjenjang sesuai dengan usia masing-masing.
Berikut ini adalah contoh pola pendidikan Rasulullah SAW sesuai
dengan tingkat usia anak.
1) Pola pendidikan anak usia 0-7 tahun
Menekankan peran orang tua bagi anak 0-7 tahun, yakni dengan
belajar sambil bermain. Pembiasaan juga merupakan hal yang
sangat ditekankan oleh Rasulullah saw, sebab anak mendapat
pengetahuan dari apa yang dilihat, dipikir dan dikerjakannya. Jika
dalam kesehariannya anak sudah terbiasa melakukan hal-hal baik,
maka akan terbiasa sampai dewasa nantinya.
2) Pola pendidikan anak usia 7-14 tahun
Pada tahapan ini menekankan pada pembentukan disiplin dan
moral, adab adalah disiplin tubuh, jiwa dan ruh. Adab mencakup
ilmu dan amal sekaligus, sehingga dalam membentuk adab perlu
membimbing teori dan praktek.
3) Pola asuh anak diatas 21 tahun
Pada tahap ini Rasulullah saw membimbing dengan cara “Bil
Hikmah, Mauidzatul Hasanah dan Wajadilhum Hiya Ahsan.”
Yaitu bimbingan dengan hikmah, membimbing dengan nasehat
yang baik, dan membimbing dengan bahasa yang baik. Karena
yang dihadapi orang dewasa maka bimbingan dan pendidikan pun
harus disampaikan dengan cara bijaksana seperti disebutkan
diatas.
19
Ada beberapa prinsip diterapkan Rasulullah saw dalam
pendidikan yaitu mengulang-ngulang supaya mudah dipahami,
sedikit-demi sedikit supaya mudah dikuasai, memilih yang paling
ringan, mudah dan fleksibel dalam kondisi segar supaya
konsentrasi,memperhatikan bakat atau potensi anak mengikuti
kecenderungan anak, mengetahui tingkat kemampuan anak,
berjenjang sesuai tahapan usia anak, stabil dan berkelanjutan dan
menyampaikan ilmu menyesuaikan perlakuan martabat menguji
kemampuan dan keterampilannya adil dalam berbuat, bersikap,
dan memutuskan menyeimbangkan akal dan hati, tidak
mencampuradukan kebenaran dan kebatilan, menjauhi kata-kata
celaan, menegakkan aturan dengan benar, menghukum bila hanya
perlu
3. Definisi Remaja
Remaja adalah rentangan kehidupan manusia, yang berlangsung sejak
berakhirnya masa kanak-kanak sampai awal dewasa. Oleh karena itu sering
juga disebut masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.22
Batasan dan pengertian usia remaja yaitu 13-21 tahun. Sebagaimana halnya
tahapan perkembangan pada setiap fase, remajapun memilikki karakteristik
yang membedakannya dengan masa-masa yang lainnya.23
Masa remaja merupakan masa transisi bisa disebut dengan usia
belasan yang tidak menyenangkan. Pada masa transisi tersebut kemungkinan
dapat menimbulkan masa krisis yang ditandai dengan kecenderungan
munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku
menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu apabila
didukung oleh lingkungan yang tidak kondusif, maka dari itu akan menjadi
22
Akmal Hawi, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Palembang: IAIN
Raden Fatah Press, 2008, hlm. 81. 23
Rohmalina Wahab, Psikologi Agama, (Jakarta: Rajawali Press, 2015), hlm.
103.
20
pemicu timbulnya berbagai perilaku menyimpang dan perbuatan negatif yang
melanggar aturan dan norma yang ada dalam masyarakat.
Masa remaja juga merupakan periode yang penuh dengan dinamika,
dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat
pesat. Periode ini merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju
dewasa.Pada saat ini remaja mempunyai resiko tingi terhadap gangguan
tingkah laku, kenakalan dan terjadinya kekerasan baik sebagai korban
maupun sebagai pelaku dari tindak kekerasan.24
Kepribadian yang timbul didalam diri seorang remaja juga akan
berpengaruh terhadap sikap atau perilaku seorang tersebut. Karena
pendidikan bukan sekedar meningkatkan kecerdasan intelektual, melainkan
mengembangkan seluruh aspek kepribadian remaja. Dalam hal semacam ini
yang mana dalam kehidupan sehari-hari kepribadian itu muncul karena faktor
lingkungan selain itu juga faktor dari bimbingan orang tua merupakan suatu
langkah pertama dalam mendidik anak, pembentukan kepribadian anak orang
tua juga dibantu oleh kehidupan masyarakat. Masyarakat juga memikul
tanggung jawab dalam pendididkan.25
a. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja atau lazim disebut dengan istilah juveline
delinquency ialah perilaku jahat (dursila) atau kejahatan/kenakalan anak-
anak muda, merupakan gejala sakit (patologi) secara sosial pada anak-
anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial,
sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang
menyimpang.26
Menurut Kusumanto, menyatakan tentang definisi dari kenakalan
remaja (juvenile delinquency) sebagai berikut:
[T]ingkah laku individu yang bertentangan dengan syarat-syarat dan
pendapat umum yang dianggap sebagai acceptable (yang dapat
24
Prof.dr. Soetjiningsih, SpA(K), IBCLC ”tumbuh kembang remaja dan
permasalahanya” , (Jakarta, Sagung Seto, 2004 ) Hal-241 25
Zakiah Derajat, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hal.
35 26
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2, hal 6
21
diterima) dan baik oleh suatu lingkungan atau hukum yang berlaku di
suatu masyarakat yang berkebudayaan.27
Secara konseptual pola asuh orang tua berdampak pada
pembentukan kepribadian anak serta penyebab dari kemunculan kenakalan
pada diri remaja. Kualitas rumah tangga atau kehidupan keluarga jelas
memainkan peranan paling besar dalam membentuk kepribadian remaja.
Misalnya, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah
atau ibu, perceraian, hidup terpisah, poligami, ayah mempuyai simpanan
istri lain, keluarga yang diliputi komflik keras semua itu merupakan sumber
yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja. Penyebabnya antara
lain:
1) Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih-sayang, dan
tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena
ayah dan ibunya masing-masing sibuk mengurusi permasalahan
serta komflik batin sendiri.
2) Kebutuhan fisik maupun psikis anak-anak remaja menjadi tidak
terpenuhi. Keinginan dan harapan anak-anak tidak bisa tersalur
dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya.
3) Anak-anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental
yang sangat diperlukan untuk hidup susila. Mereka tidak
dibiasakan dengan disiplin dan kontrol diri yang baik
Kenakalan remaja adalah gejala sakit (patologis) secara sosial pada
anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu pengabaian sosial,
sehingga anak remaja mengembangkan bentuk tingkah laku menyimpang.
Kenakalan remaja yaitu kelainan tingkah laku, perbuatan dan tindakan
remaja yang bersifat asosial bahkan anti sosial yang melanggar norma-
27
Sofyan S. Willis, Remaja dan Masalahnya, hal 89.
22
norma soaial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam
masyarakat.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang
gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik saat
remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa
remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis , dan
emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan
wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa
kanak-kanak maupun remaja pada pelakunya.28
Seringkali didapati bahwa
ada trauma dalam masa lalu remaja, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi
lingkungannya, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah
diri sehingga mejandi stimulus dalam segala tindakan kenakalan remaja.
Menurut M. Gold dan J. Petronio mendefinisikan kenakalan remaja
adalah tingkah sesorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum
dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat
diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukum.29
Kenakalan adalah bukan hanya merupakan perbuatan anak yang
melawan hukum semata akan tetapi juga termasuk di dalamnya yang
melanggar norma masyarakat. Dengan demikian maslah-masalah sosial
yang timbul karena perbuatan remaja dirasakan sangat mengganggu, dan
merisaukan kehidupan masyarakat, bahkan sebagian anggota masyarakat
menjadi terancam hidupnya.30
1) Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja
Secara umum, kenakalan remaja memiliki wujud yang
bermacam-macam dan cenderung terus mengalami peningkatan, berikut
bentuk-bentuk perilaku yang menyimpang umum dilakukan remaja:
28
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, (Jakarta: Sagung
Seto, 2004), hlm. 23. 29
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),
hlm. 205. 30
Sudarsono, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2012), hlm. 17.
23
a) Kebut-kebutan dijalan, sehingga mengganggu keamanan lalu
lintas dan membahayakan jiwa sendiri serta oarng lain.
b) Perilaku ugal-ugalan, berandalan, dan urakan yang
mengacaukan ketentraman masyarakat sekitar.
c) Membolos sekolah lalu nongkrong bersama sepanjang jalan
atau bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil mencoba
hal-hal baru yang bersifat negatif.
d) Berpesta-pesta sambil mabuk-mabukan.
e) Kecanduan dan ketagihan barang narkotika yang erat
kaitannya dengan tindakan kejahatan.
f) Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan,
sehingga mengakibatkan akses kriminalitas.31
Macam-macam kenakalan tersebut merupakan kenakalan
yang ekstrem yang tidak semua remaja melakukan kenalakan yang
ekstrem tersebut. Kenakalan remaja memang harus di cermati dan
dipahami melalui prespektif yang lebih berimbang. Orang tua dan
tokoh masyarakat tidak boleh hanya sekedar menyalahkan remaja
tampa adanya upaya untuk mawas diri dan memperbaiki keadaan.
Kenakalan remaja yang dimaksud di sisni adalah perilaku
yang menyimpang dari kebiaasan atau melanggar hukum. Jensen
membagi kenakalan remaja menjadi empat bentuk, yaitu :
a) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:
perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain-
lain.
b) Kenakalan yang menimbulkan korban materi : perusakan,
pencurian, pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.
c) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban dipihak
orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, melakukan
hubungan seks sebelum menikah.
31
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja, Cet. Ke 5, ( Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), hlm. 6.
24
d) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status
anak sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari
status orang tua dengan cara minggat dari rumah atau
membantah perintah mereka dan sebagainya.32
Dapat peneliti simpulkan bahwa kenakalan remaja merupakan
tingkah laku yang melampaui batas toleransi orang lain atau
kebiasaan-kebiasaan masyarakat sekitar serta suatu tindakan yang
dapat melanggar norma-norma dan hukum adat-istiadat setempat.
Secara sosial kenakalan remaja ini disebabkan karena suatu
pengabaian sosial sehingga remaja dapat mengembangkan bentuk
perilaku yang menyimpang.
2) Penyebab Kenakan Remaja
Kenakalan remaja tidak muncul dengan sendirinya dan dapat
dipastikan banyak faktor yang menyebabkan tingkah laku kenakalan
remaja itu. Kenakalan remaja yang terjadi tidak murni langsung terjadi
begitu saja pada setiap remaja, akan tetapi ada sebab-sebabnya.
Penyebab kenakalan kenakalan remaja disini sangat kompleks, semua
pihak ikut berkontribusi terhadap munculnya kenakalan remaja ini,
baik secara pasif maupun aktif. Dimaksud pasif disini seperti acuh tak
acuh kondisi kenakalan anaknya, pasif melihat kondisi lingkungan
yang rusak atau amburadul dan lain-lain. Dan aktif disini yaitu karena
menjadi sumber terjadinya kenakalan remaja seperti menjual minum-
minuman keras, membuka cafe yang disalah gunakan, dan masih
banyak lagi lainnya. Kenakalan remaja sebagian besar disebabkan
oleh pengalaman maupun lingkungan remaja pada masa kecil.
Perilaku remaja yang masih dalam tahap mencari jati diri
sering kali mengusik ketenanagan orang lain. Kenakalan-kenakalan
yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti keluyuran
32
Kartini Kartono, Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja, Cet. Ke 5, ( Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2003), hlm. 53
25
malam dan menghabiskan waktu hanya untuk hura-hura seperti ugal-
ugalan dijalan, meminum-minuman keras, berjudi, berkelahi, bahkan
menggunakan obat-obatan terlarang (narkotika), dan akan merugikan
diri remaja itu sendiri, keluarga dan orang lain yang ada di
sekitarnnya.
Adaapun faktor-faktor penyebab terjadinya masalah pada
remaja adalah:
a) Adanya perubahan-perubahan biologis dan psikologis yang
sangat pesat pada masa remaja menimbulkan dorongan tertentu
yang sifatnya sangat kompleks.
b) Orang tua dan pendidik kurang siap untuk memberikan
informasi yang benar dan tepat waktu karena
ketidaktahuannya.
c) Perbaikan gizi yang menyebabkan mereka menjadi lebih dini
dan masih banyaknya kejadian kawin muda.
d) Membaiknya sarana komunikasi dan transportasi akibat
kemajuan teknologi, menyebakan membanjirnya arus
informasi dari luar yang sulit diseleksi.
e) Kurangnya pemanfaatan penggunaan sarana untuk
menyalurkan gejolak remaja. Perlu adanya penyaluran sebagai
substitusi yang bernilai positif ke arah perkembangan
keterampilan yang mengandung unsur kecepatan, kekuatan,
seperti berolahraga.33
Kenakalan remaja yang sering terjadi di dalam masyarakat
bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri. Kenakalan remaja
tersebut timbul karena adanya sebab. Adapun keadaan keluarga yang
dapat menjadi timbulnya kenakalan remaja dapat berupa keluarga
yang tidak normal (broken home), keadaan keluarga yang kurang
33
Hermawati Mansur, Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan, (Jakarta Selatan:
Salemba Medika, 2009), hlm. 107.
26
menguntungkan. Menurut pendapat umum pada broken home ada
kemungkinan besar bagi kenakalan remaja, di mana terutama
perceraian atau perpisahan orang tua mempengaruhi perkembangan si
anak. Dalam broken home pada prinsipnya struktur keluarga tersebut
sudah tidak lengkap lagi yang disebabkan adanya hal-hal:
a) Salah satu kedua orang tua atau kedua-keduanya meninggal
dunia.
b) Perceraian orang tua.
c) Pola asuh orang tua
d) Salah satu keadaan orang tua atau keduanya “tidak hadir” secara
kontinyu dalam tenggang waktu yang cukup lama.34
Adapun penyebab terjadinya kenakalan remaja sebagai berikut:
G. Studi Relevan
Berdasarkan hasil penelusuran terhadap beberapa literatur terdahulu,
terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang
peneliti lakukan, yaitu;pertama, penelitian yang dilakukan oleh sebagai berikut:
1. Skripsi Karya Iza bigupik. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Tadris, Institut Agama Islam Bengkulu dengan
Judul Peran Orang Tua dalam Mendidik Kepribadian Anak di Desa
Renah Lebar Kecamatan Karang Tinggi Kabupaten Bengkulu Tengah.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana peran orang tua dalam
mendidik kepribadian anak.35
2. Skripsi Karya Febrianto Ilham. Mahasiswa Jurusan Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Alauddin Makasar,
dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pembentukan
Kepribadian Remaja di SMP Handayani Sungguminasa Gowa. Penelitian
34
Sudarsono, Kenakalan Remaja Prevensi, Rehabilitasi dan Resosialisasi, Cet. Ke 4,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 124-125.
35 Iza Bigupik, Orang Tua dalam Mendidik Kepribadian, Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Tadris, Institut Agama Islam Bengkulu.
27
ini membahas tentang bagaimana Pola Asuh Orang Tua dengan
Pembentukan Kepribadian Remaja.36
3. Skripsi Karya Deni Pujianto. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Metro
dengan judul Peran Orang Tua dalam Membina Sikap Keagamaan
Remaja di Desa Gaya Baru III. Penelitian ini membahas tentang Peran
Orang Tua dalam Membina Sikap Keagamaan Remaja.37
4. Skripsi Karya Evi Fitri Yeni. Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan
Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Institut Agama
Islam Negeri Raden Intan Lampung, dengan judul Peran Orang Tua
Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak di Desa Negara Tulang
Bawang Kecamatan Bunga Mayang Kabupaten Lampung Utara.
Penelitian ini membahas tentang bagaimana Peran Orang Tua Terhadap
Pembentukan Kepribadian Anak.38
Sebagaimana terlihat dari studi relevan diatas karya Iza, Febrianto, Deni
dan Evi. Disini penulis lebih menfokuskan penelitan kepada Dampak Pola Asuh
Orang Tua Terhadap Kenakalan Remaja di Desa Sungai Landai Kecamatan
Mestong Kabupaten Muaro Jambi.
36
Febrianto Ilham, Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Pembentukan
Kepribadian Remaja, Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri
Alauddin Makasar. 37
Deni Pujianto, Peran Orang Tua dalam Membina Sikap Keagamaan Remaja,
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Metro 38
Evi Fitri Yeni, Peran Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak,
Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Institut Agama
Islam Negeri Raden Intan Lampung.
28
BAB II
GAMBARAN DESA SUNGAI LANDAI KECAMATAN MESTONG
KABUPATEN MUARO JAMBI
A. Demografi Desa Sungai Landai
Secara demografi Desa Sungai Landai terletak dibagian sebelah selatan
ibukota Kabupaten Muaro Jambi dengan Luas Wilayah ± 6430 Ha dengan batas
wilayah sebagai berikut :39
1. Batas Wilayah Desa
Letak geografi Desa Sungai Landai , terletak diantara :
a. Sebelah Utara : Kelurahan Tempino
b. Sebelah Selatan : Desa Ibru dan Provinsi Sumsel
c. Sebelah Barat : Desa Pelempang
d. Sebelah Timur : Desa Ladang Panjang dan Desa Sukamaju
2. Luas Wilayah Desa : ± 6430 Ha
3. Orbitasi
a. Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat : 12 KM (25 Menit)
b. Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan : 20 Menit
c. Jarak ke ibu kota kabupaten : 80 KM
d. Lama jarak tempuh ke ibu kota kabupaten : 80 Menit
e. Jarak tempuh ke Provinsi : 33 KM
f. Lama jarak tempuh ke Provinsi : 40 Menit
4. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin
a. Kepala Keluarga : 941 KK
b. Laki-laki : 1.562 Jiwa
c. Perempuan : 1.552 Jiwa
d. Jumlah Seluruh : 3.112 Jiw
39 Mujiono, Kepala Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal
04 Maret 2020
29
Tabel. 2.1
PETA
B. Profil Desa Sungai Landai
1. Sejarah Desa
Desa Sungai Landai berdiri pada tahun 1947, karna pada tahun
tersebut dalam Wilayah Marga Kumpeh Ulu terdapat satu tempat yang
kondisi Topografisnya datar dan dikelilingi oleh Sungai, dengan keadaan
alam yang demikian Warga Sepakat Memberikan Nama Sungai Landai. Dan
30
selanjutnya ditetapkan sebagai Wilayah Desa yang dipimpin oleh Datuk
Pesirah Ibrahim Nurdin.40
Selanjutnya Pada Tahun 1959 – 1968 dipimpin oleh Kepala Kampung
yang bernama Bapak Ibas,dan pada tahun1968 – 1989 Kepala Kampung
dipilih secaraDemokrasi dan dimenangkan oleh Bapak Mari. Dengan
bertambahnya penduduk, pada tahun 1989 kepemimpinan Bapak Mari
penegakan syariat Islam dan hukum adat sangat dirasakan oleh warga Sungai
Landai, hal ini diindikasikan oleh beberapa peraturan yang diberlakukan saat
itu.
a. Memakai Jilbab, kaum perempuan diwajibkan memakai penutup
kepala (jilbab) sebagai penutup aurat saat keluar dari rumah;
b. Mufakat (iuran/ sumbangan); warga yang melaksanakan resepsi
pernikahan dibantu oleh warga lainnya dalam bentuk iuran (uang dan
atau non barang lainnya dengan nilai yang sama) dengan ketentuan :
dilakukan secara perorangan (diundang oleh ahli sedekah), sukarela
dan hanya 2 kali dalam 1 minggu untuk 2 Ahli Sedekah;
c. Melaksanakan Hatam Al-Qur’an, mempelai wanita pada saat resepsi
pernikahan diwajibkan membaca Al-Qur’an (Hatam Al-Qur’an);
d. Membentuk Lembaga Ingat Tange (Lembaga Tua Tengganai Penegak
Hukum Adat);
e. Membangun jalan Desa
Pada Tahun 1989 – 1990 Desa Sungai Landai dipimpin Oleh Bapak
Intan Judin Selaku PJS, Tahun 1990 – 1999 Kepala Desa Sungai Landai
dipimpin Oleh Bapak Wahono. Pada masa kepemimpinannya ini program
peningkatan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat berjalan
dengan sangat baik.41
a. Hampir seluruh warga terlibat dalam kegiatan gotong royong
b. Terbangunnya jalan lingkungan
40
Mujiono, Kepala Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada
Tanggal 04 Maret 2020 41
Mujiono, Kepala Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal
04 Maret 2020.
31
c. Terbangunnya jalan usaha tani
d. Terbangunnya Masjid-Masjid baru
Pada Tahun 1999 – 2007 Kepala Desa Sungai Landai dijabat Oleh
Bapak Muhammad Berkati,selanjutnya Pada Tahun 2007-2012 Kepala Desa
Sungai Landai dipilih melalui pemilihan umum Kepala Desa, dengan Calon
Kepala Desa Bapak Mujiono dan Bapak Muhammad Berkati, dimana
perolehan suara terbanyak dimenangkan oleh Bapak Mujiono.selanjutnya
pada tahun 2013–2019 diadakan kembali pemilihan Kepala Desa Sungai
Landai dengan calon Bapak Mujiono dan Bapak Suselo, dimana tetap
dimenangkan olehbapak Mujiono dan menjadkan 2 ( Dua ) periode menjabat.
selanjutnya dipimpin penjabat Kepala Desa oleh Bapak Nuryadi pada
Bulan juni–November 2019. Pada Bulan November 2019 diadakan Pemilihan
Kepala Desa Serentak Gelombang III dengan 4 orang calon, yaitu Bapak
Mujiono,SE , Bapak Muhammad Berkati, Bapak Najmi, dan Ibu Nuryati.
Dengan hasil perolehan suara terbanyak diperoleh Bapak Mujiono,SE dan
selanjutnya menjadi Kepala Desa terpilih 2019 - 2025 dengan 3 Periode
menjabat.
Pada periode ini mulai digerakkan berbagai Lembaga, antara lain
Badan Perwakilan Desa (BPD), Lembaga Kemasyarakat Desa (LKD) serta
beberapa lembaga kemasyarakatan lainnya. Selain itu, setiap Desa juga
memperoleh bantuan keuangan yang disebut Dana Desa, Alokasi Dana Desa,
Bantuan Keuangan Provinsi dan Bantuan Bagi Hasil Restribusi Pajak.
Dalam proses berdiri dan berkembangnya Desa Sungai Landai,
tercatat beberapa Pemimpin/ Kepala Desa/ Datuk Penghulu yang mengabdi
yaitu :
Tabel 2.2
32
Perkembangan Kepemimpinan Desa Sungai Landai
C. Visi dan Misi
1. Visi
Gotong royong membangun Desa Sungai Landai yang jujur, adil,
sejahtera, dan berakhlak mulia”
2. Misi
a. Mewujudkan pemerintah desa yang jujur dan berwibawa dengan
pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
b. Mengedepankan kejujuran dan musyawarah mufakat dalam
kehidupan sehari-hari baik dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat Desa
No Nama Tahun Menjabat Sebutan
1 Ibrahim Nurdin Tidak diketahui Pasirah
2 Ibas 1959 -1968 Kepala
Kampung
3 Mari 1968 -1989 Kepala Desa
4 Intan Judin 1989 – 1990 Pjs. Kepala
Desa
5 Wahono 1990 – 1999 Pjs. Kepala
Desa
6 Muhammad
Berkati 1999 - 2007 Kepala Desa
7 Mujiono 2007 - 2012 Kepala Desa
8 Mujiono 2013 - 2019 Kepala Desa
9 Nuryadi 2019 - 2019 Pj. Kepala
Desa
10 Mujiono 2019 - 2025 Kepala Desa
33
c. Meningkatkan profesionalitas dan mengaktifkan seluruh perangkat
Desa
d. Mewujudkan sarana dan prasarana yang memadai
e. Mewujudkan perekonomian dan kesejahteraan warga desa
f. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Desa yang
maksimal
g. Meningkatkan kehidupan Desa secara dinamis dalam segi
keagamaan dan kebudayaan.
D. Struktur Organisasi
TABEL. 2.3
STRUKTUR ORGANISASI DESA SUNGAI LANDAI KECAMATAN
MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI
SEKRETARIS
NURYADI
KASI
PEMERINTAHAEKO HENDRA
KASI
KESEJAHTERAALENI MARLINA,SE
KASI PELAYANAN
MURIYANTO
MUJIONO, SE
KEPALA DESA
34
BAB III
POLA ASUH DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMBENTUKAN
PERILAKU REMAJA
A. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh merupakan upaya orang tua yang diaktualisasikan dalam
penataan lingkungan fisik, lingkungan sosial internal dan eksternal, pendidikan
internal dan eksternal, dialog dengan anak-anaknya, suasana psikologis, sosio-
budaya, perilaku yang ditampilkan saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak,
kontrol terhadap prilaku anak-anak, dan menentukan nilai-nilai moral sebagai
dasar berprilaku dan yang diupayakan kepada anak-anak.42
Lingkungan keluarga seorang anak pertama kalinya mengenal berbagai
hal dan merupakan lembaga pendidikan tinggi yang bersifat nonformal yang
secara langsung maupun tidak langsung memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan perilaku anak. Anak merupakan hal yang sangat berharga
dimata siapapun, khususnya orang tua anak adalah hubungan perekat didalam
keluarga sehingga dapat dikatakan anak memiliki nilai yang tak terhingga
ditinjau dari psikologis, kebutuhan anak bukan hanya kebutuhan materi saja
tetapi anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang
terdekatnya khususnya orang tua.
Berdasarkan observasi peneliti di Desa Sungai Landai tentang pola asuh
sebagai berikut:
[M]ayoritas masyarakat sungai landai bekerja sebagai petani yang mana ia
bekerja dari pagi hingga sore hari, inilah yang membuat orang tua tidak
sepenuhnya dapat mengasuh dan membimbing anaknya. Sedangkan pola
pengasuhan yang diterapkan orang tua sangat menentukan perkembangan
anak, terutama dalam perkembangan sosial dan emosional anak.43
Pola asuh orang tua merupakan gambaran, tata cara atau perbuatan yang
dilakukan orang tua dalam menjaga, mendidik serta merawat anaknya.
Disamping lingkungan sosial yang dimiliki oleh seorang anak, pola asuh orang
42
Kartini Kartono, Peran Orang Tua dalam Memandu Anak. (Jakarta: Rajawali Press) 43
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 Maret 2020
35
tua akan turut menentukan terbentuknya sikap dan watak anak dalam menjalani
hidupnya Berdasarkan beberapa pengertian tentang pola asuh orang tua diatas,
dapat dinyatakan bahwa pola asuh adalah pola perilaku, tata cara, dan perbuatan
yang diterapkam orang tua baik ayah, ibu, maupun wali yang menjaga,
mendidik, merawat anak secara konsisten yang bisa memberikan efek negatif
maupun negatif serta pola asuh juga dapat membantu anak untuk
mengembangkan dirinya.
Lingkungan keluarga berperan penting dalam pembentukan prilaku sosial
remaja. Dalam pembentukan perilaku sosial yang baik tidak terlepas dari peran
orang tua yang diterapkan kepada anaknya. Pola asuh dari ayah dan ibu
mempunyai peran nyata dalam membentuk perilaku remaja dimana tolerasnsi
yang berlebihan dan pengasuhan yang berlebihan dari orang tua yang terlalu
keras kepada dapat menghambat perkembangan sosial sehingga nanti dapat
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
1. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya tidak
serta-merta bersikap atau bertindak seenaknya. Namun, ketika anaknya dimarahi
pada hakekatnya sebagai langkah pendidikan oleh orang tua agar perilaku buruk
tidak lagi dia lakukan. Selain itu pola asuh yang bersifa totoriter yang diterapkan
dimasyarakat diterapkan sebagai wahana penanaman sikap disiplin kepada
remaja. Dari observasi penulis dilapangan sebagai berikut:
[O]rang tua tidak segan memarahi anaknya ketika anak melanggar apa
yang diperintahkan orang tuanya tersebut seperti sholat berjamaah
dimasjid. Karena itu dilakukan sebagai penanaman nilai-nilai moral, tetapi
sikap tegas dan bersikap marah harus dibarengi dengan nasehat dan
tauladan bagi orang tuanya.44
Selain itu ada juga orang tua yang bersifat otoriter kepada anaknya tetapi
tidak berlandaskan dengan nilai-nilai positif seperti memukul atau memarahi
tampa landasan pendidikan, terkadang aturan-aturan baku. Maka anaknya
44
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 03 Maret 2020
36
cenderung tidak betah tinggal dirumah dan pada akhirnya anak menjadi agresif
dan kriminal karena disebabkan dari konstitusi keluarganya, terutama ayah yang
bersifat agresif dan kejam terhadap anaknya.45
Dari keterangan diatas bahwa pola asuh otoriter yang diperlakukan orang
tua didalam lingkungan keluarganya ini bisa dipandang baik diterapkan bagi
anak yang masih kecil yang belum mengerti tentang konsep baik buruk, hal ini
bertujuan untuk mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai, meskipun sebagian
orang tua yang bersikap otoriter dapat mengantarkan pembentukan kepribadian
anak. Tetapi beda halnya jika diterapkan dikalangan remaja anak bisa saja kabur
dari rumah dan berbuat hal-hal yang tidak diinginkan dilikungkan masyarakat.46
Tabel 3.1
Pola Asuh Otoriter di Desa Sungai Landai
Nama orang tua Nama Anak Sikap atau
Perilaku Orang
Tua
Perilaku Remaja
RN
LT
SM
SR
TR
SH
GN
AR
IR
RK
1. Tidak mudah
menerima dan
kontorl dirinya
tinggi
2. suka
menghukum
secara fisik
3. Bersikap
memerintah,
4. bersikap keras
5. cenderung
emosional
1. mudah
tersinggung
2. penakut
3. pemurung
4. mudah
terpengaruh
5. mudah stres
6. tidak
mempunyai
arah masa
depan yang
jelas
7. tidak
bersahabat
2. Pola Asuh Permasif
45
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 03 Maret 2020 46 Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 03 Maret 2020
37
Pola asuh permasif adalah dimana sikap orang tua terhadap anaknya
sangat longgar dan kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya
karena orang tuanya terkadang bersikap acuh tak acuh terhadap anaknya tidak
terlalu peduli dengan siapa anaknya bergaul dan kemana dia hendak pergi.
Penataan lingkungan fisik keluarga yang kurang baik terhadapnya terutama anak
laki-laki sehingga anak jarang berada dirumah dan sering keluar malam dan
bergaul sama teman-teman yang sama prilakunya. Anak tersebut suka membuat
kelompok atau gang-gang remaja untuk mencari jati diri terhadap apa yang tidak
didapatkannya dirumah, hal ini menandakan bahwa orang tua tidak bisa
menciptakan atau menata lingkungan fisik yang ada dirumahnya, sehingga anak
tidak memiliki jiwa kepemilikan atau kerumahan yang mengantarkan dia untuk
betah berada dirumah. Anak kembali hanya untuk makan, tidur dan minta uang,
sehingga hubungan orang tua dan anak kurang tercipa hubungan yang
harmonis.47
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Mujiono selaku kepala
Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi sebagai
berikut:
[K]eseharian orang tua bekerja sebagai petani dimana sejak terbit fajar ia
udah berangkat ke kebun dan pulang di sore hari, hal itulah penyebab
orang tua terkadang kurang memperhatikan anaknya, baik dengan siapa
dia bergaul dan tidak tau apa saja kegiatan yang dilakukan anaknya, dan
terkadang orang tua acuh tak acuh atau sangat memberikan kebebasan
terhadap anaknya. Apabila orang lain menasehati orang tuanya dan
mengatakan bahwa anaknya melakukan kesalahan dilingkunagan tempat
tinggalnya orang tua nya tidak peduli dan bahkan marah terhdap laporan
yang disampaikan tersebut.48
[A]da orang tua yang begitu tegas mengawasi gerak-gerik anaknya agar
tidak terjerumus kepada perbuatan menyimpang, dan orang tua tidak lagi
membudidayakan kumpul bersama dalam artian orang tua tidak lagi
47
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 03 Maret 2020 48
Mujiono, Kepala Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal
04 Maret 2020
38
makan bersama anak-anaknya dan bercerita apa masalahnya dan apa
kebutuhannya.49
Selanjutnya wawancara penulis dengan Bapak Najmi selaku tokoh
masyarakat Desa Sungai Landai sebagai berikut:
[O]rang tua yang ada di Desa Sungai Landai terkadang kurang
memperhatikan anaknya, baik dari segi dengan siapa dia bergaul dan tidak
peduli mau ke mana dia pergi, seakan-akan orang tua bersikap acuh tak
acuh atau sangat memberikan kebebasan terhadap anaknya, serta apabila
orang lain menasehati orang tuanya dan anaknya bahwa anak Anda begini,
bahkan orang tuanya tidak peduli dan bahkan marah terhadap laporan
tersebut.50
Orang tua yang bercerai antara Bapak dan Ibunya terkadang dampak
negatifnya dirasakan oleh anak-anaknya. Hal ini terlihat dari sikap dan tingkah
lakunya tidak peduli terhadap nasib anak-anaknya serta mengabaikan anaknya,
sehingga hal ini terkadang mengantarkan anaknya hilang tempat berpijaknya dan
kurangnya kasih sayang yang diberikan oleh orang tuanya karena masing-
masing orang tuanya sibuk mengurusi kepentingannya masing-masing.51
Selanjutnya hasil wawancara penulis dengan Mujimin salah satu warga
Desa Sungai Landai sebagai berikut:
[O]rang tua yang bersikap permisif terhadap tingkah laku anak-anaknya.
Terkadang orang tua sekarang tidak peduli dan tidak menghukum anak-
anaknya jika bertindak buruk kepada masyarakat. Anaknya minum dan
mabuk-mabukan, menggunakan obat-obat terlarang serta perbuatan-
perbuatan yang menyimpang lainnya, terkadang orang tua mendiami
terhadap perbuatan anak-anaknya.52
Keadaan kondisi ekonomi keluarga yang minim di Desa sungai landai
mengantarkan orang tua untuk bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan
keluarganya sehingga ibu mau tidak mau harus bekerja dalam mencari nafka
49 Mujiono, Kepala Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal 04
Maret 2020 50
Najmi, Tokoh Masyarakat Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada
Tanggal 05 Maret 2020 51
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 05 Maret 2020 52
Mujimin, Warga Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro
Jambi Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal 05 Maret 2020
39
anaknya. Selain itu, istri yang ditinggal mati suaminya atau ditinggal cerai
menuntut istri/ibu untuk bekerja dalam memenuhi nafka anak dan keluarganya.
Namun, dampak negatif dari tindakan orang tua tersebut terkadang perhatian
kepada anaknya menjadi berkurang, meskipun tidak semua. Kesadaran orang tua
terhadap anaknya kurang, terlalu longgar, serba boleh (permisif) sehingga anak
kurang terurusi sehingga fenomena tersebut mengantarkan anak bergaul terhadap
anak-anak yang delinkuen dalam rangkah mencari kompensasi terhadap tekanan
batin yang dia alami.53
Sepeti yang kita ketahui, bahwa pada masa remaja akan banyak sekali
menghadapi masalah-masalah dalam tahap perkembanagannya, oleh karena itu,
orang tua sebagai pembimbing seharusnya bisa membimbing remaja dan terlibat
dalam setiap permasalahan yang dihadapi oleh remaja yang ada di Desa sungai
landai.54
Tabel. 3. 2
Pola Asuh Permasif di Desa Sungai Landai
NAMA
ORANG
TUA
NAMA ANAK
PERILAKU ORANG
TUA
PERILAKU
REMAJA
AL
SH
RN
WR
YD
LN
JD
TY
a. Peraturan tidak
dipaksakan
b. Peraturan tidak
dikomunikasikan
c. Menyerah pada
paksaan
d. Penerapan disiplin
tidak konsisten
a. Agresif dan
implusif
b. Tidak patuh
kepada orang
tua
c. kurang
mandiri dan
Kurang
berorientasi
pada tujuan
d. bersifat kuasa
53 Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 05 Maret 2020 54 Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 05 Maret 2020
40
Dilihat dari tabel diatas dampak yang ditimbulkan dari pola asuh
permasif yang ada di Desa Sungai Landai, maka sangat akan berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku remaja. Pola asuh tipe permasif ini cenderung kearah
perilaku negatif remaja dalam pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa
anak cenderung menjadi implusif dan agresif, suka memberontak, kurang
memiliki rasa percaya diri dan pengendalian diri, suka mendominasi atau
bersifat kuasa, tidak jelas arah hidupnya, tidak patuh pada orang tua dan kurang
mandiri.55
Berdasarkan observasi penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan
Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
[S]eorang pembimbing merupakan seorang pengamat, pendengar,
perencana, dan pemberi contoh yang baik, mengamati dan mendengarkan
apa saja yang dibutuhkan oleh anak-anaknya dan bimbingan orang tua
memberi lebih banyak masukan kepada remaja, karena mereka labil dan
mudah terjerumus dalam pergaulan bebas.56
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan bapak ali selaku orang tua
di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai
berikut:
[S]aya jarang bertanya tentang masalah anak karena kami jarang bertemu.
Saya pernah memberi nasehat atau masukan sesekali, tapi saya orangnya
keras kepala jadi capek nasehatinya. Saya tidak pernah terlibat kalau dia
sedang ada masalah, saya jarang ketemu gimana mau ikut campur dan dia
pun juga tidak saya ikut campur dengan masalah yang dia perbuat.57
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Ibu ririn selaku orang tua
di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai
berikut:
[S]aya menerapkan pola asuh ini supaya anak-anak menjadi terbiasa dan
terpola kedisiplinan tingkah laku oleh orang tuanya terhadap anak. Yang
55
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 56 Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 57
Ali, Orang Tua di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro
Jambi Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal 04 April 2020
41
pastinya diasuh dengan baik dengan cara kami, saya sudah membuat
aturan dan anak harus setuju dengan aturan yang saya buat.58
Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat simpilkan bahwa pola
asuh permasif ini kurang tepat untuk diterapkan kepada anak karena sifat acuh
tak acuh orang akan berdampak besar terhadap perilaku anak karena cenderung
tidak peduli dengan masalah yang dihadapi oleh anaknya.
3. Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan
kepentingan anak, tetapi tidak ragu-ragu dalam mengendalikan mereka. Orang
tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada
rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua dengan tipe demokratis ini juga
bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan
yang melampaui kemampuan anak. Orang tua seperti ini juga memberikan
kebebasan pada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan dan
pendekatannya kepada anak bersifat hangat.59
Pola asuh orang tua yang diterapkan di Desa Sungai Landai adalah pola
asuh yang bersifat demokratis. Hal ini, didasarkan dari tindakan orang tua
menghukum anaknya dengan alasan yang logis serta mengajak anak berdiskusi
terhadap permasalahan yang dia hadapi. Apabila menghadapi anaknya yang
sudah remaja atau dewasa sikap yang diambil adalah dengan demokratis yakni
mendiskusikan atau berdialog tentang masalah yang terjadi, menghukum anak
disertai dengan alasan yang logis.
Tabel 3.3
58
Ririn, Orang Tua, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan
Mestong, Kab Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 59
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
42
Pola Asuh Demokratis di Desa Sungai Landai
NAMA ORANG
TUA
NAMA ANAK PERILAKU
ORANG TUA
PERILAKU
REMAJA
FR
SJ
KL
VN
HS
RJ
1. Sikap kontrol
tinggi
2. Mendorong
anak untuk
menyatakan
pendapat
3. Memberi
penjelasan
tentang
dampakperbuat
an baik dan
buruk
1. Mampu
mengendalikan
diri
2. Bersikap
bersahabat
3. Mempunyai
arah tujuan
yang jelas
Sebagaimana hasil observasi penulis di Desa Sungai Landai Kecamatan
Mestong Kabupaten Muaro Jambi tentang pola asuh demokratis sebagai berikut:
[P]ola asuh demokratis ini memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya dengan
tidak melewati batas-batas atau aturan yang telah ditetapkan orang tua.
Orang tua juga selalu memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh
pengertian terhadap anak Karenanya orangtua selalu mendahulukan
kepentingan anak dan tidak banyak dalam.60
[P]ola asuhan demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara
orang tua dengan anaknya. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui
bersama. Anak diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan
dan keinginanya dan belajar untuk dapat menanggapi pendapat orang lain.
Orang tua bersikap sebagai pemberi pendapat dan pertimbangan terhadap
aktivitas anak.61
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Mujiono selaku kepala
Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi sebagai
berikut:
[P]ola asuh demokratis di terapkan kepada anak yang sudah beranjak
remaja atau dewasa. Jika di dalam memilih jurusan atau sekolah yang mau
dimasuki oleh anak, terkadang memberikan kepada anak pilihanya dari
yang dia sukai tanpa memaksakan kehendak. Begitupun jika ketika saya
60
Hasil Observasi Penulis di Desa Sungai Landai, Pada Tanggal 04 April 2020 61
Hasil Observasi Penulis di Desa Sungai Landai, Pada Tanggal 04 April 2020
43
memberikan sanksi kepada anak-anak yang sudah remaja senantiasa
dilandasi dengan alasan yang logis serta akibat dari tingkah lakunya sebab
dengan jalan ini mereka dapat paham dari dampak yang dia lakukan.
Sebab dia sudah dapat berpikir dan mengasosiasi dari perbuatan yang
mereka lakukan.62
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Ibas selaku warga Desa
Sungai Landai Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
[P]ola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak sangat
memberikan implikasi terhadap pembentukan kepribadian anak. Orang tua
yang senantiasa mengawasi dan memperhatikan anaknya, dapat
mengantarkan pembentukan pribadi anak yang baik, sebab jika setiap
tahap perkembangan pada diri anak itu dapat terpenuhi dan tidak ada
masalah maka perkembangan berikutnya akan baik pula namun
sebaliknya, pengabaian yang dilakukan orang tua terhadap anaknya dapat
membentuk kepribadian anak menjadi tidak normal, sehingga anak
nantinya mencari kompensatoris terhadap apa yang tidak didapatkannya
dilingkungan keluarganya, seperti kurang terpenuhinya bentuk kasih
sayang, perhatian, pembinaan moral,dan pemenuham kebutuhan materil
(kebutuhan fisik) maupun kebutuhan psikis.63
Menghadapi anaknya yang sudah remaja atau dewasa sikap yang diambil
adalah dengan demokratis yakni mendiskusikan atau berdiaog tentang masalah
yang terjadi, menghukum anak disertai dengan alasan yang logis dan tidak
melakukan tindakan yang semena-mena dalam memutuskan sesuatu meskipun
itu adalah kepentingan anaknya.
62
Mujiono, Kepala Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal 04
April 2020 63
Idris, Warga Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal 04
Maret 2020
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMECAHAN MASALAH KENDALA
ORANG TUA DALAM MENGASUH REMAJA
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Sungai Landai, kendala yang
dihadapi orang tua dalam membimbing dan membina anaknya adalah kurangnya
waktu orang tua bersama anak karena sibuk berkerja diluar yang menyebabkan
kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua dan itu bisa berdampak
terhadap perilaku remaja. Tidak hanya itu lingkungan tempat tinggal juga sangat
mempengaruhi perilaku remaja, pengaruh lingkungan sangat kuat sekali
pengaruhnya terhadap perilaku remaja sehingga orang tua hendaknya
mengontrol perilaku remaja dalam kesehariannya dan memberikan landasan
yang kuat kepada remaja melalui pendidikan agama dan kasih sayang sehingga
anak tidak mudah terpengaruh dalam pergaulannya.
A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Remaja di Desa Sungai Landai
1. Pendidikan orang tua
Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam merawat anak akan
mempengaruhi persiapan mereka dalam menjalan kan pengasuhan. Ada
beberapa cara yang harus dilakukan untuk menjadi lebih siap dalam
menjalankan peran pengasuhan antara lain, terlihat lebih aktif dalam setiap
pendidikan anak, mengamati segala sesuatu dengan berorietasi pada
masalah anak, selalu berupaya menyediakan waktu untuk anak-anak dan
menilai perkembangan fungsi keluarga dan kepercayaan anak.
2. Lingkungan
Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak
mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan
yang diberikan orang tua kepada anaknya.
3. Budaya
Sering kali orang tua mengikuti cara-cara atau kebiasaan masyarakat
sekitarnya dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggap
berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan. Orang tua mengharapkan
45
kelak anaknya dapat diterima dimasyarakat dengan baik, oleh karena itu
kebudayaan atau kebiasaan masyarakat dalam mengasuh anak dapat
mempengaruhi setiap orang tua dalam memberikan pola asuh terhadap
anaknya.
4. Kepribadian
Dalam mengasuh anak orang tua bukan hanya mampu
mengkomunikasikan fakta, gagasan dan pengetahuan saja, tetapi membantu
dan mengembangkan kepribadian anak kebanyakan orang tua anak remaja
memiliki kepribadian yang berbeda-beda karena pola asuh yang mereka
terapkan juga berbeda-beda disetiap keluarga.
5. Jumlah anak
Jumlah anak yang dimiliki keluarga akan mempengaruhi pola asuh
yang diterapkan oleh orang tua. Semakin banyak jumlah anak dalam
keluarga, maka ada kecenderungan bahwa orang tua tidak begitu
menerapkan pola pengasuhan secara maksimal pada anak dikarenakan
perhatian dan waktunya terbagi anak anak satu dengan yang lainnya.
B. Dampak Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Perilaku Remaja di Desa
Sungai Landai
1. Dampak Pola Asuh Otoriter
Orang tua memiliki peraturan yang kaku dalam mengasuh anak-
anaknya. Tiap pelanggaran dikenakan hukuman, bersifat memaksa dan
cenderung tidak mengenal kompromi serta dalam komunikasi bersifat satu
arah. Adapun dampak positif dan negatif dari pola asuh otoriter sebagai
berikut:
Pola asuh otoriter akan memberikan dampak positif bagi perilakunya,
akibat dari keinginan orang tuanya yang harus ditiruti tampa pengecualian
dari anak, terkadang timbul sebuah keinginan yang bersifat positif.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan ibu ririn sebagai berikut:
[S]aya menerapkan pola asuh ini supaya anak-anak menjadi terbiasa
dan terpola kedisiplinan tingkah laku oleh orang tuanya terhadap anak.
46
Yang pastinya diasuh dengan baik dengan cara kami, saya sudah
membuat aturan dan anak harus setuju dengan aturan yang saya buat.64
Sebagaimana hasil wawancara dengan edo di Desa Sungai landai
sebagai berikut:
[S]aya terkadang terpaksa berbohong jika melakukan kesalahan seolah-
olah tidak ada yang terjadi, jika saya jujur pasti saya akan dimarahi dan
dihukum karena tau sendiri orang tua saya seperti apa dan omongannya
pun tidak bisa dibantah dan tidak bisa menerima pendapat saya.65
Ada orang tua yang tidak ingin anak remajanya nakal seperti waktu
muda orang tuanya, karena belajar dari pengalaman sehingga orang tuanya
menerapkan aturan-aturan sehingga menjadi anak yang disiplin. Berdasarkan
hasil wawancara dengan ibu ririn sebagai berikut;
[P]ola asuh ini bertujuan agar anak dapat membiasakan diri berperilaku
sesuai dengan norma, nilai dan moral sebagai acuan, jika anak terlatih
dan terbiasa dengan pola asuh yang diterapkan, orang tua tinggal
mengontrol dan mengembangkannya.66
Kenakalan yang dilakukan oleh anak atau para remaja (adolesens)
pada umumnya merupakan produk dari konstitusi defektif mental orang tua,
anggota keluarga dan lingkungan tetangga dekat, ditambah dengan nafsu
primitif dan agresif yang tidak terkendali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Marjoni merupakan
tokoh masyarakat Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi sebagai berikut:
[K]enakalan remaja yang terjadi di Desa Sungai Landai karena para
orang dewasa tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada para
remaja sehingga anak remaja yang masih labil mudah untuk
dipengaruhi dan berpengaruh terhadap tingkah laku orang dewasa yang
64
Ririn, Orang Tua, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan
Mestong, Kab Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 65
Edo, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong,
Kab Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 66
Ririn, Orang Tua, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan
Mestong, Kab Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
47
bersifat nakal. Selain itu, didukung pula oleh sikap orang tua yang acuh
tak acuh dan kurangnya pengawasan kepada anaknya.67
Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa orang tua yang merepkan pola
asuh otoriter ini sangat berdampak terhadap sikap dan perilaku remaja seperti
berbohong tidak mengakui kesalahan itu disebabkan karena sikap orang tua
kepada anak itu tadi, jika dia bicara jujur pasti orang tuanya akan marah dan
pasti mendapatkan hukuman
2. Dampak Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang baik. Dimana orang
tua bersikap friendly dan anak bebas mengemukakan pendapatnya, disini
orang tua lebih mau mendengar keluhan dari anaknya, mau memberikan
masukan. Dalam pola asuh ini, orang tua memprioritaskan kepentingan anak.
Pengasuhan demokratis ini memberikan dampak positif terhadap
anak, berdasarkan hasil observasi penulis sebgai berikut:
[P]ola asuh demokratris memberikan dampak positif pada perilaku anak,
dan tidak ditemukannya dampak negatif pada perilaku anak karena
perlakuan orang tua terhadap anak sangat baik mau mendengarkan keluh
kesah anak dan memberikan solusi disetiap permasalahan.68
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan ibu FR di Desa sungai
landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro jambi sebagai berikut:
[K]etika saya memberikan sanksi kepada anak-anak yang sudah remaja
senantiasa dilandasi dengan alasan yang logis serta akibat dari tingkah
lakunya sebab dengan jalan ini mereka dapat paham dari dampak yang
dia lakukan. Sebab dia sudah dapat berpikir dan mengasosiasi dari
perbuatan yang mereka lakukan.69
Tanpa mengetahui masalah-maslaah tersebut akan sulit memahami
sikap dan tingkah laku remaja. Berapa banyak orang tua yanag mengeluh,
bahkan bersusah hati, karena anak-anaknya yang telah remaja itu menjadi
keras kepala, sukar diatur, mudah tersinggung, sering melawan, dan
67
Marjoni, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong,
Kab Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 68 Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 Maret 2020 69
Mujiono, Kepala Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal 04
April 2020
48
sebagainya. Bahkan ada orang tua yang panik memikirkan kelakuan anak-
anaknya yang telah remaja, seperti sering bertengkar, membuat kelakuan-
kelakuan yang melanggar aturan atau nilai-nilai moral dan norma-norma
agama. Sehingga timbul anak-anak yang oleh masyarakat disebut kenakalan
(delinquency), cross boy atau cross girl.
Segala persoalan dan problem yang terjadi pada diri remaja,
sebenarnya bersangkut-paut dan kait-berkait dengan usia yang mereka lalui,
dan tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan di mana mereka hidup.
Dalam hal ini, suatu faktor penting yang memegang penting pada diri remaja
adalah agama. Di Desa sungai landai itu sendiri sangat kurang dalam urusan
agama seperti pengajian yang dilakukan oleh bapak-bapak maupun ibu-ibu di
Desa tersebut,hanya saja yang ada seperti mengaji sehabis sholat maghrib
berjama’ah dimasjid.70
Sebenarnya masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh
seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa
masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa
dewasa Anak-anak jelas kedudukannya yaitu yang belum dapat hidup sendiri,
belum matang dari segala sisi, tubuh masih kacil, organ-organ belum dapat
menjalankan fungsinya secara sempurna. Hidupnya masih bergantung pada
orang dewasa, belum dapat diberi tanggung jawab atas segala hal.
Karena itu, masa remaja tidak sama panjangnya antara satu
masyarakat dengan yang lain. Misalnya pada masyarkata desa yang masih
tertutup, di mana setiap anak kecil telah dilatih ikut bekerja seperti orang
tuanya, ikut bersawah ke ladang, menangkap ikan, dan sebagainya artinya apa
kepandaian dan keterampilan yang perlu dikuasainya tidak begitu susah.
Sehingga mereka dapat diberi tanggung jawab dari masyarakat, karena telah
dapat mencari nafkah untuk dirinya. Maka masyarakat yang seperti ini, masa
remaja sangat singkat, bahkan dapat dikatakan tidak ada. Anak-anak langsung
70
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
49
menjadi dewasa, diberi tanggung jawab, sehingga perkawinan pun tampak
cepat dalam masyarkat seperti ini.
Lain halnya dalam masyarakat modern yang telah maju, di mana
kepandaian dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat hidup tidak
bergantung kepada orang lain dan membutuhkan multiketerampilan sebelum
diberi tanggung jawab. Untuk persiapan diri mencari ilmu pengetahuan,
kepandaian, dan keterampilan, biasanya remaja perlu menempuh masa yang
panjang dalam pendidikan. Dalam masyarakat seperti ini, masa remaja jauh
lebih panjang dari pada di desa atau di kampung yang masih tertutup.
Pola asuh anak menjadi bagian penting yang harus diperhatikan oleh
orang tua. Kesalahan dalam pola asuh sejak dini akan berdampak sangat
buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Perkembangan anak sangat
ditentukan oleh pola asuh dari orang tua. Pola asuh yang tepat akan
mengarahkan pada perkembangan kepribadian yang baik begitu juga
sebaliknya. Menurut Muhammad Jalaluddin Ali Mahfuzh pola-pola
pendidikan yang salah akan dapat memberikan pengaruh buruk kepada anak
adalah sebagai berikut:71
3. Dampak Pola Asuh Permasif
Pola asuh permasif adalah dimana sikap orang tua terhadap anaknya
sangat longgar dan kurangnya pengawasan dari orang tua terhadap anaknya
karena orang tuanya terkadang bersikap acuh tak acuh terhadap anaknya tidak
terlalu peduli dengan siapa anaknya bergaul dan kemana dia hendak pergi.
Penataan lingkungan fisik keluarga yang kurang baik terhadapnya terutama
anak laki-laki sehingga anak jarang berada dirumah dan sering keluar malam
dan bergaul sama teman-teman yang sama prilakunya.
Sebagaimana hasil observasi penulis di Desa sungai landai sebagai
berikut:
[A]nak tersebut suka membuat kelompok atau gang-gang remaja untuk
mencari jati diri terhadap apa yang tidak didapatkannya dirumah, hal ini
menandakan bahwa orang tua tidak bisa menciptakan atau menata
71
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
50
lingkungan fisik yang ada dirumahnya, sehingga anak tidak memiliki
jiwa kepemilikan atau kerumahan yang mengantarkan dia untuk betah
berada dirumah. Anak kembali hanya untuk makan, tidur dan minta uang,
sehingga hubungan orang tua dan anak kurang tercipa hubungan yang
harmonis.72
Hal yang perlu diperhatikan juga, bahwa pergaulan remaja dapat
mempengaruhi perilakunya sehari-hari. Sebab dalam pergaulan itu begitu
mudah terjadi proses identifikasi perilaku yang satu dan lainya. Disinlah
peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mencegah anak remajanya agar
tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik yang terjadi di desa sungai
landai tersebut.73
Sebagaimana hasil wawancara penulis dengan ibu RN di Desa sungai
landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro jambi sebagai berikut:
[K]alau sudah larut malam anak saya belum pulang, saya tidak pernah
menelpon, nomornya juga sering ganti-ganti. Saya emang dari dulu
jarang marah sama anak saya, soalnya dia sekarang sudah besar malu
kalau mau dimarah-marah jadi kalau dia salah saya sering diam.74
C. Kendala dan Solusi Orang Tua dalam Pembentukan Perilaku Remaja di Desa
Sungai Landai
Ada beberapa faktor kendala yang mempengaruhi orang tua dalam
mengasuh anak adalah sebagai berikut:75
1. Faktor Internal
Dimana ini merupakan suatu hambatan yang diakibatkan oleh faktor
dari dalam keluarga yang ada di Desa sungai landai itu sendiri seperti
sibuknya orang tua dalam bekerja sehingga lalai dalam mengawasi apa saja
72
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 73 Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 74
RN, Orang Tua, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai, Kecamatan
Mestong, Kab Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 75
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
51
yang dilakukan oleh anak.76
Ada beberapa hambatan atau kendala dalam
mengasuh anak yang terjadi di Desa Sungai Landai diantaranya sebagai
berikut.77
a. Kurangnya kasih sayang ibu
Menurut penulis kurangnya kasih sayang ibu ini bisa
menimbulkan beberapa dampak buruk bagi anak-anak. Diantaranya,
lambatnya perkembangan anak dari segi fisik, psikis,dan sosial dan tidak
stabilnya perkembangan psikis sehingga mengakibatkan anak melakukan
penyimpangan-penyimpangan dan mengalami kekacauan mental. Hal in
bisa dapat dilihat dari sifat anak yang suka memusuhi orang lain, egois,
suka merampas hak orang lain, sulit berbicara.78
Sebagaimana hasil
wawancara dengan ibu lia sebagai berikut:
[K]endala yang saya hadapi sekarang ini dimana saya tidak punya
waktu untuk bercerita dengan anak saya dikarenakan kesibukan
saya kerja kekebun mulai dari pagi hingga sore hari, dan juga saya
tidak dapat mengontrol keseharian anak apa saja yang telah
diperbuat selama saya kerja.79
Kurangnya kasih sayang ibu sangat berdampak tidak baik
terhadap perilaku anak, diamana ibu merupakan madrasatul ula bagi
anak-anaknya, tempat berkeluh kesah dan menceritakan apa yang terjadi
dan memberi solusi kepada anak, jika hal itu tidak didapatkannya
dirumah bisa saja ia mencarinya diluar.80
b. Perasaan anak bahwa dirinya tidak disukai
Menurut penulis kurang memberi perhatian kepada anak dapat
menyebabkan anak merasa bahwa dirinya tidak disukai apalagi ibu suka
merendahkan anak selalu menyalahkan anak seperti yang dilakukannya
76
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 77
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 78
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 79
Lia, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 80
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
52
kepada sholihin, ibu yang susah diajak bercanda dan ketika ibu
memenuhi kebutuhan anaknya sering marah-marah, maka akan memberi
dampak pada perasaan seorang anak, bahwa dirinya tidak disukai. Hal
seperti ini mendorong anak bertingkah laku yang menunjukkan rasa
tidak senang, benci dan dendam.81
Sebagaimana hasil wawancara dengan solihin di Desa Sungai
Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai Berikut:
[S]aya sebagai anak seperti tidak diharapkan lagi, tidak pernah
diperhatikan lagi seolah-olah seperti anak tiri, apalagi setiap apa
yang saya perbuat selalu salah dimata ibu saya tidak pernah ada yang
benar itu seakan akan saya tidak disukai didalam keluarga ini.82
Berdasarkan hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa
kurangnya perhatian terhadap anak dapat menyebabkan anak merasa
tidak disukai dan tidak diharapkan keberadaannya didalam keluarga
tersebut. Hal ini dapat menyebabkan berubahnya perilaku anak yang
dulunya baik bisa menjadi sosok yang pedendam.83
c. Kasih sayang orang tua yang berlebihan
Menurut penulis sikap kasar, perlakuan yang tidak baik, menyia-
nyiakan anak dan tidak memberi kasih sayang dapat menimbulkan
dampak buruk bagi anak, demikian pula dengan tindakan orang tua yang
cenderung berlebihan dalam memberikan kasih sayang dan perhatian, hal
ini dapat menimbulkan dampak buruk yang sama.84
Sebagaiman hasil observasi penulis di Desa sungai landai,
Kecamatam Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
[T]erlalu memanjakan anak juga akan berdampak buruk terhadap
perkembangan perilakunya, karena anak akan berbuat seenaknya
81
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 82
Solihin, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 83
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 84
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
53
karena jika dia melakukan kesalahan pasti tidak akan dimarahi orang
tua nya. Hal ini bisa menyebabkan tidak mandirinya anak.85
Sebagaimana hasil wawancara dengan Rahmat di Desa Sungai
Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai Berikut:
[S]aya merasa senang karena setiap apa yang saya inginkan pasti
selalu saya dapatkan tinggal mintak aja sama orang tua saya pasti
dikasih mereka tampa susah payah lagi mencari uang untuk
membelinya.86
d. Berlebihan dalam memberikan perlindungan kepada anak
Terlalu mengkhawatirkan apa yang dilakukan anak, ketika ia
tumbuh dewasa nanti anak tidak sanggup menghadapi problematika
dalam hidupnya, anak selalu berpangku tangan dan tidak bisa hidup
mandiri.87
e. Kekerasan dan kekjaman orang tua
Orang tua yang bersifat keras dan cenderung otoriter dalam
memperlakukan anak. Semua keinginan anaknya ditentang dan dibatasi,
dengan alasan bahwa itu semata-mata demi kebaikan anaknya.
Pendidikan yang didasari kekerasan akan menghalang seseorang anak
untuk dapat memenuhi kebutuhan jiwanya.88
Menerapkan pola asuh ini supaya anak-anak menjadi terbiasa dan
terpola kedisiplinan tingkah laku oleh orang tuanya terhadap anak. Yang
pastinya diasuh dengan baik dengan cara kami, saya sudah membuat
aturan dan anak harus setuju dengan aturan yang saya buat.89
Sebagaimana hasil wawancara dengan Rahmat di Desa Sungai
Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai Berikut:
85
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 86
Rahmat, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 87
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 88
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 89
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
54
[S]aya terkadang terpaksa berbohong jika melakukan kesalahan
seolah-olah tidak ada yang terjadi, jika saya jujur pasti saya akan
dimarahi dan dihukum karena tau sendiri orang tua saya seperti apa
dan omongannya pun tidak bisa dibantah dan tidak bisa menerima
pendapat saya.90
f. Ambisi orang tua terhadap anak berlebihan
Menurut penulis orang tua yang terlalu berambisi, seperti
menyangkut urusan belajar, memaksa anak-anak tampa memperhatikan
kemampuan mereka, akibat dari pada itu anak menjadi bebal emosinya,
ia enggan memikul tanggung jawab semakin orang tua memaksa, mereka
semakin tidak mau bahkan semakin menentang.91
Orang tua (keluarga) merupakan unit sosial terkecil yang
memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedang
lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada
perkembangan anak. Karena itu, baik-buruknya struktur keluarga dan
masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya
pertumbuhan kepribadian anak atau remaja.
Kenakalan yang dilakukan oleh anak atau para remaja (adolesens)
pada umumnya merupakan produk dari konstitusi defektif mental orang
tua, anggota keluarga dan lingkungan tetangga dekat, ditambah dengan
nafsu primitif dan agresif yang tidak terkendali.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Sujiono merupakan
tokoh masyarakat Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi sebagai berikut:
[K]enakalan remaja yang terjadi di Desa Sungai Landai karena para
orang dewasa tidak bisa memberikan contoh yang baik kepada para
remaja sehingga anak remaja yang masih labil mudah untuk
dipengaruhi dan berpengaruh terhadap tingkah laku orang dewasa
yang bersifat nakal. Selain itu, didukung pula oleh sikap orang tua
yang acuh tak acuh dan kurangnya pengawasan kepada anaknya.92
90
Rahmat, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 91
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 92
Sujiono, Tokoh Masyarakat, Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis
Pada Tanggal 04 April 2020
55
Hal yang sama dituturkan oleh Saripuddin salah satu tokoh
masyarakat Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro
Jambi sebagai berikut:
[K]enakalan yang terjadi pada diri remaja tidak sepenuhnya
merupakan faktor bawaan dari orang tuanya, bahwa sikap orang
tuanya yang abnormal, hal itu merupakan faktor pendorong bagi
anaknya untuk meniru perilaku orang tuanya. Sehingga orang tua,
sadar atau tidak sadar pada hakikatnya sikapnya akan mewariskan
kepada anaknya kelak.93
Begitu pula yang dituturkan oleh Bapak Marjoni salah satu tokoh
masyarakat Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro
Jambi sebagai berikut:
[K]enakalan remaja yang terjadi di Desa Sungai Landai disebabkan
karena orang tua atau anggota keluarganya yang nakal, sehingga
memberikan pengaruh terhadap anak atau anggota keluarganya yang
lain untuk bertindak seperti apa yang dilakukan oleh orang tua atau
saudaranya. Oleh sebab itu, keluarga sebagai wahana yang pertama
dan utama dituntut untuk menjadi tauladan serta mengenalkan nilai-
nilai moral dan nilai-nilai agama kepada anaknya.94
Sebagaimana hasil observasi penulis diDesa Sungai Landai,
Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
[K]enakalan remaja yang terjadi didesa Sungai Landai disebabkan
karena sikap orang tua yang bersikap permisif terhadap tingkah laku
anak-anaknya. Terkadang orang tua sekarang tidak peduli dan tidak
menghukum anak-anaknya jika bertindak buruk kepada masyarakat.
Anaknya minum dan mabuk-mabukan, menggunakan obat-obat
terlarang serta perbuatan-perbuatan yang menyimpang lainnya,
terkadang orang tua mendiami saja terhadap perbuatananak-anaknya.95
Sebagaimana wawancara penulis dengan Bapak idris di Desa
Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai
berikut:
93
Saripuddin, Tokoh Masyarakat, Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis
Pada Tanggal 04 April 2020 94
Marjoni, Tokoh Masyarakat, Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis
Pada Tanggal 04 April 2020 95
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
56
[K]ami selaku orang tua menyadari kurangnya pengawasan terhadap
anak dikarenakan kesibukan kami dalam bekerja berangkat mulai dari
habis subuh dan pulangnya pada sore hari, dan malamnya terkadang
terlelap tidur karena lelah bekerja seharian”96
2. Faktor Eksternal
Dimana ini merupakan suatu hambatan yang diakibatkan oleh faktor
dari lingkungan tempat tinggal, baik buruknya lingkungan tempat tingal akan
berdampak besar terhadap perkembangan perilaku remaja.
1) Pembentukan gang-gang
Hal ini terlihat dari sikap para remaja dalam membentuk gang-gang
dengan memakai gaya rambut/gaya baju yang sama. Terkadang para remaja
mengajak teman-temannya untuk tawuran/berkelahi dengan musuhnya.
Sebagaimana hasil observasi penulis di desa sungai landai sebagai
berikut:
[K]adang sering terjadi perkelahian anatara geng satu dengan geng
lainnya itu disebabkan karena ada salah satu teman gang nya menjadi
korban pengeroyokan, justu yang satu nya tidak tinggal diam dan balik
membalas perlakuan dari gang satunya tadi.97
Sebagaimana Hasil Wawancara Dengan RK di Desa Sungai Landai
Sebagai Berikut:
[K]ami tidak akan tinggal diam jika salah satu teman kami diganggu
dan pasti kami balas dengan hal yang serupa yang kalian lakukan
kepada teman kami. Satu yang berbuat pasti semuanya kena
balasannya.98
Dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa remaja yang
ada di desa sungai landai ini sangat setia sesama temannya, akan tetapi
kesetiaannya itu dapat menimbulkan masalah seperti perkelahian anatar gang
96
Idris, Orang tua , Desa Sungai Landai Wawancara dengan Penulis Pada Tanggal
04 April 2020 97
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 98
RK, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
57
dan itu sangat melanggar norma hukum dan adat yang sudah ada di desa
tersebut.99
2) Balapan Liar
Balap liar merupakan hal yang sering terjadi dikalangan remaja.
Sebagaimana hasil observasi penulis di Desa sungai landai, Kecamatan
Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
[S]ebagian para remaja suka mengebut-ngebut di jalan dan ini sangat
mengganggu pengendara lain yang lewat dijalan tersebut, terkadang
bunyi motornya sangat besar dan menggangu masyarakat sekitar.100
Sebagaimana hasil wawancara dengan IR di Desa Sungai Landai
Sebagai Berikut:
[K]ami memang sering melakukan balap liar dijalanan umum hanya
untuk mencari kesenangan dan mengisi waktu luang saja, biasa kami
melakukan balap liar pada malam minggu.101
3) Meminum- minuman keras
Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan
yang cukup besar dan menunjukkan kecendrungan yang meningkat dari tahun
ke tahun hal ini terbukti dari data Fenomena penyalahgunaan
alkohol/minuman keras merupakan masalah kesehatan yang cukup serius
seringkali muncul pemberitaan.
Sebagaimana hasil observasi penulis di Desa sungai landai,
Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut:
[R]emaja yang meminum minuman keras tersebut. Mereka melakukan
perkelahian, perjudian, kekerasan dan prilaku yang tidak sewajarnya
yang dilakukan di lingkungan sekitar. Minuman keras yang beralkohol
merupakan salah satu bahan yang sering digunakan seseorang.102
99
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 100
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 101
Ir, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 102
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
58
Sebagaimana hasil wawancara dengan GN di Desa Sungai Landai
Sebagai Berikut:
[M]eminum-minuman keras kepercayaan diri saya bertambah dari yang
pemalu menjadi pemberani, saya beranggapan bahwa semua masalah
dapat teratasi dengan meminum-minuman keras.103
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa remaja masih
mencari jati diri mereka dengan cara melakukan hal yang tidak baik supaya
menjadi pusat perhatian di desa tersebut, seperti yang ia katakan bahwa
dengan meminum-minuman keras dapat membuatnya percaya diri dan setiap
ada masalah pasti bisa terselesaikan.104
103
GN, Wawancara dengan Penulis di Desa Sungai Landai Kecamatan Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020 104
Hasil Observasi Penulis didesa Sungai Landai Kecamatan Mestong, Kabupaten
Muaro Jambi pada Tanggal 04 April 2020
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Dampak Pola Asuh Orang Tua
Terhadap Pembentukan Perilaku Remaja Di Desa Sungai Landai Kecamatan
Mestong Kabupaten Muaro Jambi dapat disimpulakan sebagai berikut:
1. Bagaimana Pola Asuh yang diterapkan Orang Tua pada Remaja di Desa
Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi
Berbagai pola asuh yang diterapkan oleh orang tua terhadap remaja
yang ada di Desa Sungai landai mulai dari pola asuh otoriter, permasif dan
demokratis, akan tetapi pola asuh yang paling menonjol disini adalah Pola
asuh otoriter yang diterapkan oleh orang tua kepada anaknya. Pola asuh ini
tidak serta-merta bersikap atau bertindak seenaknya. Namun, ketika anaknya
dimarahi pada hakekatnya sebagai langkah pendidikan oleh orang tua agar
perilaku buruk tidak lagi dia lakukan. Selain itu pola asuh yang
bersifatotoriter yang diterapkan dimasyarakat diterapkan sebagai wahana
penanaman sikap disiplin kepada remaja.
2. Apa Saja Dampak dari Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Perilaku
Remaja di Desa Sungai Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro
Jambi
Dampak dari pola asuh orang tua dalam membentuk perilaku remaja
yaitu orang tua memiliki peraturan yang kaku dalam mengasuh anak-
anaknya. Tiap pelanggaran dikenakan hukuman, bersifat memaksa dan
cenderung tidak mengenal kompromi serta dalam komunikasi bersifat satu
arah. Adapun dampak positif dan negatif dari pola asuh otoriter yaitu akan
memberikan dampak positif bagi perilakunya, akibat dari keinginan orang
tuanya yang harus ditiruti tampa pengecualian dari anak, terkadang timbul
sebuah keinginan yang bersifat positif
60
3. Apa Saja Kendala Orang Tua dalam Mengasuh Remaja di Desa Sungai
Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi
Kendala Orang Tua dalam Mengasuh Remaja ada dua faktor yaitu
faktor internal dimana ini merupakan suatu hambatan yang diakibatkan oleh
faktor dari dalam keluarga yang ada di Desa sungai landai itu sendiri seperti
sibuknya orang tua dalam bekerja sehingga lalai dalam mengawasi apa saja
yang dilakukan oleh anak sedangkan faktor eksternal itu sendiri dimana ini
merupakan suatu hambatan yang diakibatkan oleh faktor dari lingkungan
tempat tinggal, baik buruknya lingkungan tempat tingal akan berdampak
besar terhadap perkembangan perilaku remaja.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan skiripsi yang penulis susun diatas denga judul Dampak
Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Perilaku Remaja di Desa
Sungai Landai maka penulis memberikan saran-saran guna untuk
meningkatkan mutu dalam memberikan pola asuh terhadap remaja. Anak
merupakan hal yang sangat berharga dimata siapapun, khususnya orang tua.
Anak adalah hubungan perekat didalam keluarga. Sehingga dapat dikatakan
anak yang memiliki nilai yang tak terhingga. Ditinjau dari segi psikologis,
kebutuhan anak bukan hanya sebatas kebutuhan materi semata, anak juga
membutuhkan kasih sayang dan perhatian orang terdekatnya khususnya orang
tua.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Lajnah Pentashihan
mushaf al- Qur’an, 2009 Emzir, Metodologi penelitian Kualitatif, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Gunarsa D Singgih, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia Kartono Kartini, Peran Orang Tua dalam Memandu Anak. Jakarta: Rajawali Press
1992. Kusumah, Mulyana W. Kejahatan dan Perilaku Menyimpang. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2001.
Mazhahiri Husain, Pintar Mendidik Anak, Jakarta:PT Lentera Basritama, 2003. Moeloeng, penelitian kualitatif, Bandung: Rosda karya, 2005.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Poerwadarminta. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.2000
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Depdikbud:
Rineka Cipta, 2013.
Poerwadarminta W. J. S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: amirko Riyanto Theo, Pembelajaran sebagai Proses Bimbingan Pribadi, Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002 Sarwono Jonathan, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006.
Sedrajat,nandang, Teori dan praktik pertambangan indonesia. Yogyakarta:
Pustaka. 2013
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2009.
Surya Sulthan, melejitkan Multiple Intelegence Anak Usia Dini, Yogyakarta:
Penerbit Andi Yogyakarta, 2006 Syamsudin dan S Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, Jakarta: Bumi Aksara,2003.
TIM Penyusun, Panduan Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa
FakultasUshuluddin IAIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi, ( Jambi: Fak.
Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2006.
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011.
Yamin Hartinis, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial Kualitatif dan
Kuantitatif, Jakarta: Komplek Kejaksaan Agung, Cipaayung, 2009.
Zahra Idris, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Gramedia Widiasarana, 1992.
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Skripsi
“Dampak Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Remaja di Desa Sungai
Landai, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi.’”
N
o
JENIS DATA METODE SUMBER DATA
1 -Letak Geografis Desa Sungai
Landai
-Observasi
-
Dokume
ntasi
-Wawancara
-Setting
-Dokumen Geografis
-Pengurus/Pembina
2 -Visi, Misi Desa
Sungai Landai
-
Dokume
ntasi
-Dokumentasi Visi,
Misi dan Tujuan
3 -Struktur Organisasi
dan
Kepengurusan
-
Dokume
ntasi
-Bagan Struktur
Organisasi
4 -Sarana/Fasilitas -Observasi
-
Dokume
ntasi
-Wawancara
-Keadaan Fasilitas
-Dokumentasi Fasilitas
-Pengurus/Pembina
6 -Bukti Keberhasilan
Kegiatan yang
Dilaksanakan
-
Dokume
ntasi
-Wawancara
-Dokumen
-Pengurus/Pembina
7 -Interaksi Antar
Anggota
-Observasi
-
Dokume
ntasi
-Wawancara
-Praktik Implementasi
-Dokumen
Implementasi
-Pengurus/Pembina
A. Panduan Observasi
N
o
.
Jenis Data Objek Observasi
1 -Letak Geografis Desa
Sungai Landai
-Keadaan dan Letak Geografis
2 -Sarana/Fasilitas -Sarana dan prasarana yang tersedia
3 -Interaksi Antar
Anggota
-Pola yang diterapkan
B. Panduan Dokumentasi
N
o Jenis Data Data Dokumenter
1 -Letak Geografis Desa
Sungai Landai
-Data dokumentasi Desa Sungai Landai
3 -Visi, Misi
-Data dokumentasi tentang visi, misi dan
tujuan
4 -Struktur Organisasi
dan Kepengurusan
-Data dokumentasi tentang Struktur
Orgnisasi dan Kepengurusan
-Daftar Nama Pengurus/Pembina
-Daftar Riwayat Pengurus/Pembina
-Data-data lain yang dibutuhkan
5 -Sarana/Fasilitas -Data dokumentasi tentang
Sarana/Fasilitas yang dimiliki
C. Butir-Butir Wawancara
N
o Jenis Data Sumber Data dan Substansi Wawancara
1 -Letak Geografis Desa
Sungai Landai
PIMPINAN/PEMBINA
-Bisa dijelaskan letak geografis Desa
Sungai Landai
3 -Sarana/Fasilitas PIMPINAN/PEMBINA
-Apa saja sarana yang dimilki ?
4 -Program Kegiatan
Organisasi
PIMPINAN/PEMBINA
-Apa saja yag diprogramkan?
5 -Dampak Pola Asuh
Orang Tua
Terhadap
Pembentukan
Perilaku Remaja di
Desa Sungai
Landai, Kecamatan
Mestong,
Kabupaten Muaro
Jambi.
-Kepala dan Tenaga Kerja
- Bagaimana Pola Asuh yang diterapkan
Orang Tua pada Remaja?
- Apa Saja Dampak dari Pola Asuh Orang
Tua dalam Membentuk Perilaku
Remaja?
- Apa Saja Kendala Pola Asuh Orang Tua
dalam Membentuk Perilaku Remaja di
Desa Sungai Landai ?
- Apakah Orang Tua Tidak Pernah
Meminta Anaknya untuk Melakukan
Apapun ?
- Apakah dalam Keluarga Anak Harus
Memenuhi Peraturan Orang Tua dan
tidak Boleh Membantah ?
- Apakah Orang Tua Memberi Kebebasan
dalam Pergaulan Anak ?
- Apakah Orang Tua Memberi Hukuman
Ketika Anaknya Melakukan
Kesalahan
Wawancara dengan remaja di desa sungai landai
Wawancara dengan remaja di desa sungai landai
Wawancara dengan remaja di desa sungai landai
Wawancara dengan remaja di desa sungai landai
Wawancara dengan orang tua remaja di desa sungai landai
Wawancara dengan orang tua di desa sungai landai
Wawancara dengan orang tua remaja di desa sungai landai
Wawancara dengan orang tua remaja di desa sungai landai
Wawancara dengan staf kantor desa sungai landai
Wawancara dengan kepala desa sungai landai
CURRICULUM VITAE
A. Informasi Diri
Nama : PIRIYANSAH
Nim : UB 160242
Tempat & Tanggal Lahir : Sungai Landai, 25 juni 1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Desa Sungai landai Rt 17 kec Mestong
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal
S1 : UIN STS Jambi
SMA : SMA Adhyaksa 1 kota jambi
SMP : MTs Assa’adah Seberang kota jambi
SD : SD N 90/IX Sungai landai
Top Related