Case Report Session
KEMATIAN AKIBAT
LUKA TUSUK
Oleh :
Feby Oktaviani 0810312139
Liza Sucyanti E 07120104
Louisa Ivana Utami 0810312138
Rizka Nadia 0810312042
Tania Noviartha 0810312136
PRESEPTOR :
Dr. Rika Susanti, Sp. F
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK RSUP DR. M. DJAMIL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2013
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Luka tusuk merupakan trauma yang diakibatkan
benda tajam (trauma tajam).1 Luka tusuk ini terjadi
akibat tusukan benda tajam dengan arah kurang lebih
tegak lurus terhadap kulit.5 Lebar luka yang ditimbulkan pada kulit jarang sekali memberikan
gambaran dari kedalaman luka tusuk. Luka tusuk diakibatkan oleh suatu gerakan aktif maju yang
cepat atau suatu dorongan pada tubuh dengan sebuah alat yang ujungnya tajam.6
1.2 Epidemiologi
Kasus pembunuhan di Eropa lebih sering terjadi dengan senjata tajam daripada kasus
pembunuhan di Amerika Serikat yang biasa menggunakan senjata api. Pada penelitian di Dallas,
Amerika Serikat, menunjukkan bahwa dari 630 kematian akibat trauma benda tajam 90 % adalah
kasus pembunuhan, 7,5 % karena bunuh diri dan 3,5 % karena kecelakaan. Di Jerman 376
kematian akibat trauma tajam yang terjadi menunjukkan bahwa 80% merupakan kasus
pembunuhan, 17% bunuh diri dan 3% diantaranya adalah kecelakaan.1
1.3 Karakteristik luka tusuk
a) Kedalaman luka
Pemakaian istilah ‘luka penetrasi’ ditunjukkan untuk menjelaskan dimana dalaman luka
yang diakibatkan oleh benda itu melebihi lebar luka yang tampak pada permukaan kulit.1,2
Dalamnya luka sulit ditentukan pada daerah tanpa tulang seperti di daerah abdomen oleh karena
elastisitas dinding perut tersebut.5
Panjang saluran luka atau kedalaman luka dapat mengindikasikan panjang minimun dari
senjata yang digunakan. Umumnya dalam luka lebih pendek dari panjang senjata, karena jarang
ditusukan sampai kepangkal senjata.4
b) Lebar luka
Kebanyakan luka tusuk akan menganga – bukan karena sifat benda yang masuk tetapi
sebagai akibat elastisitas dari kulit.1 Pada bagian tertentu pada tubuh, dimana terdapat dasar
berupa tulang atau serat otot, luka itu mungkin nampak berbentuk seperti kurva. Lebar luka
penting diukur dengan cara merapatkan kedua tepi luka sebab itu akan mewakili lebar alat. Lebar
luka di permukaan kulit tampak lebih kecil dari lebar alat, apalagi bila luka melintang terhadap
otot.4
Bila luka masuk dan keluar melalui alur yang sama maka lebar luka sama dengan lebar
alat. Tetapi sering yang terjadi lebar luka melebihi lebar alat kerena tarikan ke samping waktu
menusuk dan waktu menarik. Demikian juga bila alat/pisau yang masuk kejaringan dengan
posisi yang miring. 4
c) Bentuk luka
Bentuk luka merupakan gambaran yang penting dari luka tusuk karena karena hal itu
akan sangat membantu dalam membedakan berbagai jenis senjata yang mungkin telah
dikumpulkan oleh polisi dan dibawa untuk diperiksa. Pinggir luka dapat menunjukan bagian
yang tajam (sudut lancip) dan tumpul (sudut tumpul) dari pisau berpinggir tajam satu sisi. Pisau
dengan kedua sisi tajam akan menghasilkan luka dengan dua pinggir tajam 4
Gambar 1. Pisau bermata satu yang ditusukan dengan kedalaman yang berbeda – beda) 7
Perlu diingat bahwa benda lain yang dapat menembus tubuh, seperti pahat, obeng atau
gunting, akan menyebabkan perbedaan bentuk luka yang kadang-kadang berbentuk segi empat
atau, yang lebih jarang, berbentuk satelit.
Gambar 2. Menunjukan gambaran tusukan berbagai jenis obeng
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bentuk luka tusuk, salah satunya adalah
reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal tersebut dapat menyebabkan lukanya
menjadi tidak begitu khas. Atau manipulasi yang dilakukan pada saat penusukan juga akan
mempengaruhi. Beberapa pola luka yang dapat ditemukan :
1. Tusukan masuk, yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian ditusukkan kembali
melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka tidak sesuai dengan gambaran
biasanya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui pada jaringan yang lebih dalam maupun
pada organ.
2. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu sudut, sehingga
luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada permukaan kulit seperti ekor.
3. Tusukan masuk kemuadian saat masih di dalam ditusukkan ke arah lain, sehingga saluran
luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terlihat juga lebih luas dibandingkan dengan lebar
senjata yang digunakan.
4. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan mengggunakan titik terdalam sebagai
landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam dan terlebar pada bagian
superfisial. Sehingga luka luar lebih besar dibandingkan lebar senjata yang digunakan.
5. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka berbentuk ireguler dan
besar.
Harus diingat bahwa posisi tubuh korban saat ditusuk berbeda dengan pada saat autopsi.
Posisi membungkuk, berputar, dan mengangkat tangan dapat disebabkan oleh senjata yang lebih
pendek dibandingkan apa yang didapatkan pada saat autopsi. Manipulasi tubuh untuk
memperlihatkan posisi saat ditusuk sulit atau bahkan tidak mungkin mengingat berat dan adanya
kaku mayat. Poin lain yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kompresi dari beberapa
anggota tubuh pada saat penusukan. Pemeriksa yang sudah berpengalaman biasanya ragu-ragu
untuk menentukan jenis senjata yang digunakan.
1.4 Pemeriksaan luka tusuk
Pada pemeriksaan luka ada dua tipe luka oleh karena instrumen yang tajam yang perlu
diperhatikan dengan baik dan memiliki ciri yang dapat dikenali dari aksi korban yaitu tanda
percobaan dan luka perlawanan. Keduanaya mempunyai bentuk, letak dan medikolegal. ”tanda
percobaan” adalah insisi dangkal, luka tusuk dibuat sebelum luka yang fatal oleh individu yang
berencana bunuh diri. Luka percobaan tersebut seringkali terletak paralel dan terletak dekat
dengan luka dalam di daerah pergelangan tangan atau leher. Bentuk lainnya antara lain luka
tusuk dangkal didekat luka tusuk dalam dan mematikan. Meskipun jarang sekali dilaporkan.1,4
Bentuk lain dari luka oleh karena instrumen yang tajam adalah ”luka perlawanan”. Luka
jenis ini dapat ditemukan di jari-jari, tangan, dan lengan bawah (jarang ditempat lain) dari korban
sebagaimana ia berusaha melindungi dirinya dari ayunan senjata, contohnya dengan
menggenggam bilah dari instrumen tajam.1
Gambar 3. Luka perlawanan.1
Dalam pemeriksaan, interpretasi luka harus berdasarkan penemuan dan tidak boleh
dipengaruhi oleh keterangan pasien atau keluarga. Pemeriksaan ditujukan untuk menentukan :4
a. Jumlah luka
b. Lokasi luka
c. Arah luka
d. Ukuran luka (panjang, lebar dan dalam)
e. Memperkirakan luka sebagai penyebab kematian korban atau bukan.
f. Memperkirakan cara terjadinya luka apakah kasus pembunuhan, bunuh diri, atau
kecelakaan.
Lokasi luka dijelaskan dengan menghubungkan daerah – daerah yang berdekatan dengan
garis anatomi tubuh dan posisi jaringan tertentu, misalnya garis tengah tubuh, ketiak, puting
susu, pusat, persendian dan lain – lain.4
Bentuk luka sebaiknya dibuat dalam bentuk sketsa atau difoto untuk menggambarkan
kerusakan permukaan kulit, jaringan dibawahnya, dan bila perlu organ dalam (viseral). Diukur
secara tepat (dalam ukuran millimeter atau centimeter) tidak boleh dalam ukuran kira – kira
saja.4
1.5 Kualifikasi luka
Dalam membuat kesimpulan luka sebaiknya dokter juga menentukan derajat keparahan
luka yang dialami korban atau disebut juga derajat kualifikasi luka. Yang diharapkan dari dokter
untuk dapat membantu kalangan hukum dalam menilai berat ringannya luka yang dialami korban
pada waktu atau selama perawatan dilakukannya.4
Kualifikasi luka yang dapat dibuat oleh dokter adalah menyatakan pasien mengalami luka
ringan , sedang atau berat. Yang dimaksud dengan luka ringan adalah luka yang tidak
menimbulkan halangan dalam menjalankan mata pencaharian, tidak mengganggu kegiatan sehari
–hari. Sedangkan luka berat harus di disesuaikan dengan ketentuan undang– undang yaitu yang
diatur dalam KUHP pasal 90. Luka sedang adalah keadaan luka antara luka ringan dan luka
berat.4
KUHP Pasal 90; luka berat berarti:4
a) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali,
atau yang menimbulkan bahaya maut,
b) Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencaharian.
c) Kehilangan salah satu panca indera
d) Mendapat cacat berat.
e) Menderita sakit lumpuh
f) Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih
g) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.
Kualifikasi di atas secara terperinci dapat di bagi dalam empat kualifikasi derajat luka,
yaitu : 5
1. Orang yang bersangkutan tidak menjadi sakit atau tidak mendapat halangan dalam
melakukan pekerjaan atau jabatan.
2. Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan tidak ada halangan untuk melakukan pekerjaan
atau jabatannya
3. Orang yang bersangkutan menjadi sakit dan berhalangan untuk melakukan pekerjaan atau
jabatannya.
4. Orang yang bersangkutan mengalami :
- Penyakit atau luka yang tidak ada harapan untuk sembuh.
- Dapat mendatangkan bahaya maut.
- Tidak dapat menjalankan pekerjaan
- Tidak dapat menggunakan salah satu panca indra
- Terganggu pikiran lebih dari 4 minggu
- keguguran
Hal ini perlu dipahami oleh dokter karena ini merupakan jembatan untuk menyampaikan
derajat kualifikasi luka dari sudut pandang medik untuk penegak hukum.4
Penerapan penyampaian pendapat dokter dalam VeR tentang luka yang menimbulkan
bahaya maut, misalnya bila seorang korban mendapat luka di perut yang mengenai hati, yang
menyebabkan perdarahan hebat sehingga dapat mengacam jiwa. Walaupun pasien akhirnya
sembuh tetapi di dalam VeR dokter dapat menggambarkan keadaan ini dalam kata – kata, “
korban mengalami luka tusuk di perut mengenai jaringan hati yang menyebabkan perdarahan
banyak yang dapat mengancam jiwa pasien”. Ungkapan ini akan mengingatkan para penegak
hukum bahwa korban telah mengalami luka berat.4
1.6 Penyebab kematian
Penyebab kematian dapat terjadi segera atau langsung, tetapi perlukaan dapat juga
menyebabkan kematian secara tidak langsung. Penyebab kematian langsung dapat berupa : 4
1. Perdarahan luas (syok hipovolemik)1,4 dan banyak dapat terjadi di dalam rongga tubuh atau di
luar rongga tubuh. Volume darah ada kira – kira 7 -10 % atau 1/13 berat badan. Kehilangan
1/3 bagian dari volume darah tubuh secara tiba- tiba dapat menyebabkan kematian.
Kehilangan darah yang demikian ini mengakibatkan syok dan meninggal bila tidak dilakukan
penanganan yang tepat dan cepat, sedangkan kehilangan darah secara perlahan - lahan tidak
begitu membahayakan oleh karena tubuh dapat mengkompensasinya. Perdarahan di dalam
rongga tubuh dapat kita jumpai pada luka tusuk yang mengenai organ – organ dalam seperti
jantung, paru – paru, hati dan limpa. kalau dijumpai lebih dari satu luka, maka harus
ditentukan yang mana yang menyebabkan kematian korban.4
2. Luka pada organ vital. Bila yang terluka adalah organ vital, seperti jantung, paru, limpa, hati,
ginjal, pembuluh darah besar akan menyebabkan kematian lebih cepat. Perdarahan pada
kantung pericardium sebanyak 300- 400 cc telah dapat menyebabkan kematian karena terjadi
tamponade jantung. Demikian juga darah sejumlah 200 – 300 cc yang menyumbat saluran
pernafasan dapat menyebabkan kematian karena asfiksia.1,4
Kematian yang timbul dalam jangka waktu yang lama, yang bukan primer oleh karena
lukanya, disebut penyebab kematian secara tidak langsung. Yang termasuk hal – hal ini
adalah :1,4
1. Inflamasi dari organ – organ dalam tubuh, seperti meningitis, encephalotos, pleuritis dan
peritonitis.
2. Infeksi sepsis dari luka yang dapat mengakibatkan septicemia dari luka lama yang tidak
sembuh dan luka ini bisa primer ataupun sekunder.
3. Gangren atau nekrosis sebagai akibat kerusakan jaringan – jaringan dan pembuluh darah.
4. Trombosis pada pembuluh darah vena dan emboli yang terjadi akibat immobilisasi.
1.7 Aspek medikolegal
Dalam melakukan pemeriksaan terhadap korban hidup atau meninggal yang
menderita luka akibat kekerasan, pada hakikatnya dokter diwajibkan untuk dapat
memberikan kejelasan mengenai jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan/senjata
atau benda yang menyebabkan luka, dan derajat luka.8
Pada penentuan luka secara medikolegal seperti pada tindakan bunuh diri, pembunuhan
atau kecelakaan dapat ditentukan dengan mengumpulkan semua data pemeriksaan korban. Aspek
yang harus diperhatikan dalam kasus bunuh diri dan pembunuhan :4
a) Bunuh diri
Pada pemeriksaan luka dengan teliti sering didapatkan satu atau lebih luka lebih dangkal
dan berjalan sejajar disekitar luka utama, luka tersebut adalah “luka percobaan.” Selain dada
dalam hal ini daerah jantung maka pada daerah perut yang biasanya di daerah lambung, adalah
merupakan daerah – daerah yang sering dipilih korban untuk kasus – kasus bunuh diri. Dengan
adanya senjata yang tergenggam erat “cadaveric spasm” hampir dapat ditentukan dengan
pastikan bahwa korban telah melakukan bunuh diri.8
b) Pembunuhan
Jumlah luka umumnya lebih dari satu, tidak mempunyai lokasi atau tempat khusus,
seringkali didapati luka-luka yang didapat sewaktu korban mengadakan perlawanan - “luka
perlawanan”.8
Padang,21 Januari 2013
Nomor :
Perihal : Pemeriksaan Luar Jenazah
An : Elfitri Damayanti
PROJUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
Yang bertanda tangan dibawah ini, dr. Rika Susanti , dokter Spesialis Forensik pada Rumah
Sakit Umum Pusat Dr M Djamil Padang, menerangkan bahwa atas permintaan tertulis dari
Kepolisian Negara Republik Indonesia daerah Sumatera Barat Resor Kota Padang, tertanggal 21
Januari 2013 dengan nomor R/10/VER/I/2013/Sektor , pada tanggal dua puluh satu Januari tahun
dua ribu tiga belas pukul tujuh belas sampai pukul delapan belas lewat tiga puluh menit waktu
Indonesia Bagian Barat, bertempat di bagian Forensik Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil
Padang, telah dilakukan pemeriksaan luar atas jenazah dengan keterangan sebagai berikut:--------
Nama : Elfitri Damayanti-------------------------------------------------------------------
Jenis Kelamin : Perempuan--------------------------------------------------------------------------
Umur : 26 Tahun ----------------------------------------------------------------------------
Suku : Minang.------------------------------------------------------------------------------
Pekerjaan : Buruh--------------------------------------------------------------------------------
Alamat : Jalan eringin Muara Palam, Lubuk Kilangan, Padang------------------------
HASIL PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN LUAR:------------------------------------------------------------------------------------
1. Label mayat : tidak ada.-----------------------------------------------------------------------------
2. Tutup/bungkus mayat : satu helai kain panjang berbahan katun dengan warna dasar
cokleat bermotif batik dengan ukuran dua ratus sentimeter kali seratus sepuluh
sentimeter, merek CAP CENT ISTIMEWA. Pada kain terdapat beberapa bercak darah :
a. Bercak darah terbesar pada pinggir sisi terpendek dengan ukuran empat
puluh sentimeter kali lima belas sentimeter--------------------------------------
b. Bercak darah terkecil pada pinggir sisi terpanjang dengan ukuran dua
sentimeter kali satu sentimeter-----------------------------------------------------
3. Perhiasan mayat :-------------------------------------------------------------------------------------
1. Satu buah cincin pada jari manis tangan kiri terbuat dari logam berwarna
perak berbentuk gambar “love”
2. Satu pasang anting pada kedua telinga terbuat dari logam berwarna perak
dengan lima permata kecil dan satu permata yang agak besar di setiap
antingnya.-----------------------------------------------------------------------------
4. Pakaian mayat : --------------------------------------------------------------------------------------
a) Satu helai celana panjang bahan dasar kaos dengan warna dasar hitam, terdapat
tiga garis vertical pada setiap pinggir luar celana berwarna putih dan hijau,
terdapat tulisan YONEX pada pinggir atas depan sebelah kiri, ukuran L, merek
tidak ada. Terdapat kantong pada kedua sisi dengan ukuran masing-masing dua
puluh sentimeter. Terdapat bekas jahitan pada bagian selangkangan celana.
Terdapat robekan pada pinggang sebelah kiri depan dengan ukuran sebelas
sentimeter kali tiga sentimeter. Terdapat bercak darah dengan ukuran terbesar dua
puluh satu sentimeter kali dua puluh satu sentimeter dan ukuran terkecil nol koma
tujuh sentimeter kali nol koma lima sentimeter-------------------------------------------
b) Satu helai celana dalam berbahan dasar kaos berwarna krem dan terdapat motif
bunga pada bagian tengah atas depan berwarna merah, terdapat sisa tempelan
kertas merek pada bagian tengah depan dengan ukuran dua koma lima sentimeter
kali satu koma tiga sentimeter, ukuran tidak ada, terdapat bercak darah pada
keseluruhan celana dalam.-------------------------------------------------------------------
5. Benda disamping mayat : tidak ada----------------------------------------------------------------
6. Kaku mayat : tidak ada------------------------------------------------------------------------------
Lebam mayat ada pada punggung, hilang dengan penekanan----------------------------------
7. Mayat adalah mayat seorang perempuan, ras mongoloid, berumur kurang lebih dua
puluh enam tahun, kulit berwarna sawo matang, gizi baik, panjang tubuh seratus enam
puluh sentimeter, berat tidak ditimbang.----------------------------------------------------------
8. Identifikasi khusus: tidak ada-----------------------------------------------------------------------
9. Rambut kepala berwarna hitam lurus, tumbuhnya lebat, panjang dua puluh dua
sentimeter --------------------------------------------------------------------------------------------
Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya lebat ----------------------------------------------------
Bulu mata berwarna hitam, tumbuhnya sedang, tidak lentik, panjang nol koma delapan
sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------------------
10. a. Mata kanan terbuka nol koma lima sentimeter, selaput bening mata jernih, teleng mata
bulat, diameter nol koma delapan sentimeter, warna tirai mata cokelat, selaput bola
mata putih, selaput kelopak mata pucat. -------------------------------------------------
b. Mata kiri terbuka nol koma lima sentimeter, selaput bening mata jernih, teleng mata
bulat, diameter nol koma delapan sentimeter, warna tirai mata coklat, selaput bola mata
putih, selaput kelopak mata pucat.-----------------------------------------------------------------
11. Hidung pesek, tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------------
Kedua daun telinga oval, tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
Mulut terbuka nol koma lima sentimeter, lidah tidak terjulur dan tidak tergigit -------------
12. Gigi Geligi : Jumlah gigi tiga puluh dua buah.---------------------------------------------------
a. Rahang kanan atas jumlah gigi delapan buah -----------------------------------------------
b. Rahang kiri atas jumlah gigi delapan buah -------------------------------------------------
c. Rahang kanan bawah jumlah gigi delapan buah--------------------------------------------
d. Rahang kiri bawah jumlah gigi delapan------------------------------------------------------
13. Dari lubang-lubang :--------------------------------------------------------------------------------
a. Dari lubang mulut tidak ada keluar apa-apa-------------------------------------------------
b. Dari lubang hidung tidak ada keluar apa-apa.-----------------------------------------------
c. Dari lubang telinga tidak ada keluar apa-apa------------------------------------------------
d. Dari lubang kemaluan keluar cairan berwarna jernih--------------------------------------
e. Dari lubang pelepasan tidak ada keluar apa-apa--------------------------------------------
14. Luka-luka :-------------------------------------------------------------------------------------------
a. Pada pipi sebelah kanan, sembilan sentimeter dari garis pertengahan depan, dua
koma lima sentimeter dari liang telinga kanan, seratus tiga puluh enam sentimeter
di atas tumit, terdapat luka terbuka, tepi rata dengan sudut tajam pada sisi bawah
dan sudut tumpul pada sisi atas, dasar tulang rahang bawah, , berukuran enam
setengah sentimeter kali satu koma lima sentimeter, dirapatkan membentuk garis
lengkung sepanjang enam sentimeter. -----------------------------------------------------
b. Pada dada kiri, tiga sentimeter dari garis pertengahan depan, empat belas
sentimeter dari puncak bahu, seratus delapan sentimeter di atas tumit, terdapat
luka terbuka, tepi rata dengan kedua sudut lancip, dasar rongga dada, berukuran
dua belas sentimeter kali empat sentimeter, bila dirapatkan membentuk garis
lurus berukuran sebelas sentimeter.--------------------------------------------------------
c. Pada perut kanan, empat belas sentimeter dari garis pertengahan depan, tiga puluh
sentimeter dari puncak bahu, seratus tiga sentimeter di atas tumit, terdapat luka
terbuka dengan pinggir rata dengan kedua sudut lancip, dasar organ hati, dengan
ukuran enam sentimeter kali dua sentimeter, bila dirapatkan membentuk garis
lurus berukuran enam sentimeter.----------------------------------------------------------
d. Pada lengan atas sebelah kiri, enam sentimeter dari puncak bahu terdapat luka
memar berwarna kehijauan, berukuran dua koma lima sentimeter kali tiga
sentimeter. Di atasnya terdapat luka lecet berwarna kehitaman berukuran satu
sentimeter kali nol koma empat sentimeter.-----------------------------------------------
e. Pada punggung tangan kiri, enam sentimeter dari pergelangan tangan, terdapat
luka terbuka dengan pinggir rata dengan kedua sudut lancip, dasar tulang,
berukuran empat koma lima sentimeter kali nol koma enam sentimeter, bila
dirapatkan membentuk garis lurus sepanjang empat koma lima sentimeter.------
f. Tepat pada jempol tangan kiri, terdapat luka terbuka dengan pinggir tidak rata,
dasar jaringan lemak bawah kulit, berukuran dua setengah sentimeter kali nol
koma dua sentimeter, bila dirapatkan membentuk pola seperti huruf Z.--------------
g. Pada lengan bawah sebelah kanan bagian depan, tujuh sentimeter di bawah siku
terdapat luka lecet berwarna kemerahan dengan ukuran tiga sentimeter kali nol
koma tujuh sentimeter. Di sekelilingnya tedapat memar berwarna kehijauan
berukuran lima sentimeter kali satu koma lima sentimeter.-----------------------------
h. Pada lengan bawah sebelah kanan bagian belakang, Sembilan sentimeter di bawah
siku terdapat luka terbuka dengan pinggir rata, dasar jaringan lemak bawah kulit
dengan ukuran satu koma delapan sentimeter kali nol koma lima sentimeter, bila
dirapatkan membentuk garis lurus sepanjang satu koma delapan sentimeter.--------
i. Pada lengan bawah sebelah kanan bagian dalam, sejajar lipat siku terdapat luka
terbuka dengan pinggir rata, kedua sudut lancip, dasar jaringan lemak bawah
kulit, berukuran empat koma lima sentimeter kali dua sentimeter, bila dirapatkan
membentuk garis lurus sepanjang lima koma tiga sentimeter.--------------------------
15. Patah tulang :tidak ada-------------------------------------------------------------------------
16. Lain-
lain :----------------------------------------------------------------------------------------
1. Terdapat pengikat mayat berupa kain kassa berwarna putih pada :
a.Pergelangan kaki berukuran dua puluh lima sentimeter kali empat belas
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------
b. Lutut berukuran seratus dua lima sentimeter kali empat belas sentimeter.
Terdapat bercak darah berukuran dua puluh delapan kali empat belas
sentimeter.-------------
c.Kepala berukuran seratus dua puluh lima kali empat belas sentimeter. Terdapat
bercak darah berukuran lima sentimeter kali empat belas sentimeter.-----------------
d. Pergelangan tangan berukuran sembilan puluh dua sentimeter kali empat
belas
sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------
2. Pada pipi kanan, tujuh sentimeter dari garis pertengahan depan, satu sentimeter dari
sudut mata luar terpasang kassa berbentuk segi empat berwarna putih berukuran tiga
belas sentimeter kali tujuh sentimeter yang di atasnya terpasang satu buah plester
berwarna cokelat berukuran tujuh belas sentimeter kali satu sentimeter.--------------
3. Pada dada kiri atas, satu sentimeter dari garis pertengahan depan, sepuluh sentimeter
dari puncak bahu terpasang kassa berbentuk segi empat berwarna putih berukuran
enam belas sentimeter kali tiga belas sentimeter yang di atasnya terdapat plester
berwarna cokelat sebanyak tiga buah dengan ukuran masing-masing dua puluh satu
sentimeter kali satu sentimeter, Sembilan belas sentimeter kali satu sentimeter, dan
delapan belas koma lima sentimeter kali satu sentimeter. Terdapat bercak darah pada
kassa tersebut dengan ukuran sebelas sentimeter kali enam koma lima sentimeter.-
4. Pada perut kanan bagian atas, empat sentimeter dari garis pertengahan depan, dua
puluh enam sentimeter dari puncak bahu terdapat kassa berbentuk segi empat
berwarna putih berukuran empat belas sentimeter kali dua belas sentimeter yang di
atasnya terdapat plester berwarna cokelat sebanyak dua buah dengan ukuran masing-
masing dua puluh empat sentimeter kali satu sentimeter dan dua puluh sentimeter
kali satu sentimeter.------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN
:-----------------------------------------------------------------------------------------------
Telah diperiksa mayat seorang perempuan berumur kurang lebih dua puluh enam tahun,
keturunan kulit berwarna sawo matang dalam keadaan segar. Pada pemeriksaan luar ditemukan
luka terbuka pada pipi kanan, dada kiri, perut kanan, lengan kanan, dan punggung tangan kiri
akibat kekerasan tajam, dan terdapat luka lecet pada lengan kiri atas, lengan kanan bawah, serta
luka memar pada lengan kiri atas dan lengan kanan bawah akibat kekerasan tumpul. Sebab
kematian tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam (Autopsi).------------
Demikianlah Visum et Repertum ini saya buat dengan sesungguhnya berdasarkan
keilmuan saya dan dengan mengingat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana.----------------------------------------------------------------------------------------------------
Padang, 21 Januari 2013,-
An DIRUT RSUP dr M Djamil Padang.-
Dokter yang memeriksa,
-.Dr. Rika Susanti,Sp.F.-
NIP 197607312002122002
DISKUSI
Dilaporkan kasus, seorang mayat perempuan yang berdasarkan surat permintaan visum
dari kepala kepolisian dengan surat nomor R/10/VER/I/2013/Sektor, tertanggal 21 Januari 2013,
telah dilakukan pemeriksaan luar jenazah atas mayat perempuan di rumah sakit DR. M Djamil
Padang dengan identitas korban:
Nama : Elfitri Damayanti
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Beringin Marapalam Kec. Lubuk Kilangan
Dari pemeriksaan luar didapatkan mayat seorang perempuan, berumur kurang lebih dua
puluh enam tahun, kulit berwarna sawo matang, gizi baik, panjang tubuh seratus enam puluh
sentimeter. Pada mayat tidak terdapat kaku mayat dan lebam mayat. Kemungkinan kematian
mayat terjadi lebih kurang dua jam sebelum dilakukan pemeriksaan.
Pada korban ditemukan luka terbuka dengan perdarahan didapatkan pada pipi kanan, dada kiri,
dan kedua lengan akibat kekerasan tajam. Terdapat luka lecet dan luka memar pada lengan kiri
akibat kekerasan tumpul.
Kematian pada mayat ini tidak bisa ditentukan karena tidak dilakukan otopsi, namun dari
data yang terkumpul pada pemeriksaan luar tim pemeriksa menyimpulkan pada mayat ini terjadi
luka tusuk.
DAFTAR PUSTAKA
1. Shkrum MJ, Ramsay DA. Penetrating Trauma, Sharp-Force Injuries In Forensic Pathology of
Trauma Common Proplems for Pathologist. Humana Press. 2007 p 357 - 397
2. James-payne J, Vanezis P. Sharp and cutting Edge Wounds. Encyclopedia of Forensic and
Legal Medicine; Elsevier academic Press. 2005: p 123 - 129
3. Apuranto, Hariadi. Luka tajam [online]. 2010. Available at : www.fk.uwks.ac.id/elib/.../luka
%20akibat%20benda%20tajam.pdf [cited : Juli 2011]
4. Amir, Amri. Trauma Mekanik. Dalam. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua Medan:
Percetakan Ramadhan. 2005; IV: 72 - 90.
5. Amir, Amri. Traumatologi. Dalam. Ilmu Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Forensik. Medan:.
2000;: 107 – 109.
6. Dix J, Calaluce R. Guide to Forensic Pathology. New York: CRC Press. 1999; 71 - 76
7. Anonim. Assessing Stab Wounds - Type of Weapon Involved. Available from : URL:
http://www. forensicmed.co.uk [cited : Juni 2011]
8. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi I. Jakarta: Binarupa Aksara, 1997; 85-
129.