Cerebral PalsyKelompok 7
Anggota Kelompok 03010197 Muhammad Wahyu S 03010198 Muhammad Zaky 03010199 Nabila Viera Yovita 03010211 Nur Triastuti 03010212 Nurul Irawati Hamzah 03010213 Ocisa Zakiah
03010200 Nadia A.P Maizalius03010202 Nanda Soraya
03010214 Okky Nafiriana03010215 Olivia Ayu Andita
03010204 Ni Kd Sri Rahayu03010206 Nilam Permata
03010217 Otty Mitha Octriza
KasusAnak laki-laki 4,5 thn tidak langsung menangis , berat badan lahir 1200 gr dirawat di rumah sakit beberapa hari, pasien pulang paksa mulut terbuka,air liur mengalir
keluhan kaku tangan dan kaki kanannyaibu pasien menolak dirujuk ke rumah sakit
belum bisa bicara dan berjalan
buang air besar dan kecil tidak terkontrol anak mengalami demam tinggi dan kejang seluruh tubuh
Lahir dibidan, kehamilan 7 bulan
Ketika berusia 3 bulan
Semenjak itu anak sering mengalami kejang seluruh tubuh mata strabismus konvergen
dan tidak sadar walaupun tidak sedang demam spastisitas pada ekstrimitas kanan
pemeriksaan didapatkan pasien dengan kondisi sadar
HipotesisCerebral Palsysuatu kelainan gerakan dan postur yang tidak progresif, oleh karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannyaMasalah pada kasus: Kaku tangan dan kaki kanannya Belum bisa bicara dan berjalan BAK dan BAB tidak terkontrol Kejang seluruh tubuh
Epilepsimanifestasi gangguan otak dengan berbagai gejala klinis yang disebabkan oleh lepasnya muatan listrik dari neuron neuron otak secara berlebihan dan berkala.Masalah pada kasus: Kejang seluruh tubuh
AnamnesisIdentitas Pasien Nama : Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 4,5 tahun Keluhan utama : Kaku tangan dan kaki kanan, belum bisa bicara dan berjalan, BAK dan BAB tidak terkontrol
Anamnesis TambahanPrenatal: Apakah saat hamil mengalami infeksi intrauterine (TORCH)? Apakah saat hamil pernah mendapat paparan radiasi? Apakah mengalami asfiksia dalam kandungan (misalnya solusio plasenta, plasenta previa, anoksia maternal, atau tali pusat yang abnormal)? Perinatal: Metode partus apa yang dilakukan (sectio caesaria, pervaginam, menggunakan vakum, atau menggunakan forcep)? Apakah terjadi trauma kelahiran? Apakah terjadi perdarahan intrakranial? Berapa skor APGAR yang didapat? Postnatal: Apakah terjadi infeksi (misalnya bacterial meningitis atau viral encephalitis?) Apakah pasien pernah mengalami trauma (contohnya head injury karena kecelakaan, jatuh, atau child abuse)? Apakah terjadi pendarahan akibat trauma? Bagaimana mengenai perkembangan motorik halus, motorik kasar, dan bahasa nya?
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan tanda vital: Suhu Denyut nadi Tekanan darah Pernapasan Inspeki secara menyeluruh Uji refleks babinski
Pemeriksaan penunjang Magnetic Resonance Imaging (MRI) Ultrasound cranium Computerized tomography (CT scan) Electroencephalogram (EEG) Lumbal pungsi Pemeriksaan psikologis
Diagnosis Kerjacerebral palsy tipe campuran (spasticatethiod) dengan golongan berat. Alasannya:Pada tipe spastic terdapat peninggian tonus otot dan refleks yang disertai dengan klonus. Ini menyebabkan spastisitas atau kekakuan pada tipe athetoid berupa pergerakan yang terjadi dengan sendirinya (involuntary movement)
Kaku tangan dan kaki tangan, serta spastisitas pada ekstrimitas kananBAB dan BAK tidak terkontrol
PenatalaksanaanPrinsipnya terapi yang diberikan tidak bersifat kausal, tetapi hanya simtomatik. Secara garis besar, penatalaksanaan anak dengan cerebral palsy adalah: Aspek Medis Umum: gizi yang baik, imunisasi dan pencatatan rutin perkembangan berat badan anak. Obat-obatan Rehab medis : fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi wicara Pembedahan ortopedi Aspek non-medis Pendidikan Rekreasi Olahraga Kesenian Aktifitas-aktifitas kemasyarakatan
Prognosis Ad vitam Ad fungtionam Ad sannationam : Ad bonam : Ad malam : Dubia ad malam
Kesimpulan Cerebral palsy merupakan kelainan motorik yang tidak progresif yang sering terdapat pada anak-anak. Penyebabnya merupakan multifaktorial. Penatalakanaannya memerlukan kerjasama multidisiplin dari beberapa ahli. Prognosisnya tergantung pada berat ringannya kelainan. Prognosis bertambah berat apabila disertai retardasi mental, kejang, gangguan penglihatan dan pendengaran.
Terima Kasih