MATERI CERAMAH
“THE MIRACLE OF SMILE”
Disusun untuk memenuhi tugas Al Islam dan Kemuhammadiyahan
Pembimbing :
dr. Noor Yazid, Sp.PA (K)
Mufnaety
Dibuat oleh :
Sherlyana Mega Aprivinta
H2A009042
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
The Miracle of Smile atau Keajaiban Senyum
Ibu-ibu sekalian sebagai hamba Allah yang beriman, marilah kita panjatkan puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesehatan kepada kita
semua, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini yang insyaAllah penuh barokah. Amin
Salawat dan salam tidak lupa kita aturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
mengantarkan umat manusia dari zaman jahiliyah menuju pada zaman modern yang penuh
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sepeti yang kita rasakan pada saat ini. Dan
semoga kita semua termasuk hambanya yang taat, yang berhak mendapatkan syafaatnya di
hari akhir kelak.
Saya berterima kasih kepada Pembimbing (dr. Noor Yazid Sp.PA(K)) dan Ibu-ibu
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan sepatah dua patah
kata mengenai “The Miracle of Smile atau Keajaiban Senyum”
Seperti yang tercantum dalam QS An Naml : 19
Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu.
Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu
yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan
untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan
rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
Itulah senyuman yang direkam Al Qur’an tentang kisah Nabi Sulaiman as, ketika Ia
berkata kepada seekor semut.
Begitu pula yang tercantum dalam hadits riwayat Bukhari, Jarir radliallahu ‘anhu
berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah melarangku untuk bertemu beliau
semenjak aku masuk Islam dan tidaklah beliau melihat aku melainkan beliau tersenyum ke
wajahku (HR Bukhari).
Rasulullah S.A.W. adalah suri teladan terbaik bagi manusia. Beliau mencontohkan
cara berbicara dengan tersenyum hampir di semua pembicaraan beliau. Rasulullah juga
memerintahkan kita untuk tersenyum ketika berbicara kepada orang lain:
“Janganlah engkau remehkan perkara ma’ruf, berbicaralah kepada saudaramu
dengan wajah yang penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari perkara yang ma’ruf”
(HR Abu Daud)
Senyuman itulah yang senantiasa keluar dari bibir mulia Muhammad saw dalam
setiap perilakunya. Beliau tersenyum ketika bertemu dengan sahabatnya. Saat beliau
menahan amarah atau ketika beliau berada di majelis peradilan sekalipun. Ketika beliau
memberi hukuman keras terhadap orang-orang yang terlambat dan tidak ikut serta dalam
perang Tabuk, beliau masih tersenyum mendengarkan alasan mereka. Dan suatu ketika
Muhammad saw. melintasi masjid yang di dalamnya ada beberapa sahabat yang sedang
membicarakan masalah-masalah jahiliyah terdahulu, beliau lewat dan tersenyum kepada
mereka.
Ibu-ibu sekalian yang saya hormati,
Pada zaman modern ini dengan kesibukan sehari-hari tak jarang seseorang lupa
meluangkan waktu sedikit hanya untuk tersenyum. Islam menjadikan senyuman bagian dari
ajarannya. Dalam berbicara, umat Islam juga sangat dianjurkan untuk tersenyum. Hal ini
antara lain disebabkan bahwa senyuman tidak saja akan menambah kita semakin manis dan
enak dipandang, tetapi juga akan sangat berpengaruh terhadap kualitas bicara kita. Dengan
senyuman pula berarti ada rasa hormat terhadap lawan bicara.
Saat kita tersenyum ada manfaat dan keajaiban yang kita ciptakan. Demikian besar
dan luar biasanya manfaat dan keajaiban wajah kita yang menyunggingkan sebuah senyuman.
Maka agama Islam mencantumkannya dalam salah satu ajarannya. Rasulullah SAW juga
selalu menghiasi bicaranya dengan senyuman di bibir. Bahkan Dia tidak bicara sepatah
katapun selain dengan dihiasi senyuman. Hal ini tertuang dalam sebuah hadis Riwayat
Ahmad sebagai berikut :
ف�يه� م� �س� �ب ت � �ال إ �ح�د�يث ب �ح�د�ث� ي ال� د�اء� الد�ر� �و �ب أ �ان� ك ق�ال�ت� د�اء� الد�ر� �م� أ ع�ن�
ص�ل�ى الله� ول� س� ر� �ان� ك ف�ق�ال� �اس� الن �ح�م�ق�ك� ي �ن� أ ى �خ�ش� أ �ي �ن إ �ه� ل ف�ق�ل�ت�
م� �س� �ب ت �ال� إ �ح�د�يث ب �ح�د�ث� ي ال� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله�
( احمد (رواه
Abu Darda’ tidak berbicara tentang sesuatu kecuali sambil tyersenyum.
Istrinya (Ummi Darda’) berkata kepadanya : “Sungguh aku khawatir bila orang lain
menganggapmu pander(tidak waras) ”. Maka dia berkata : “Sungguh Rasulullah
tidak berbicara tentang sesuatu kecuali sambil tersenyum”. (HR. Ahmad)
Demikianlah, seseorang yang bernama Abu Darda’ dalam hidupnya meniru prilaku
Rasulullah yang satu ini. Dia selalu menghiasi bibirnya saat bertutur dengan sunggingan
senyum. Tentu saja kita sebagai umatnya harus meniru prilaku Rasulullah ini. Kita biasakan
tersenyum dalam keseharian kita. Dengan senyum yang senantiasa kita kembangkan, kita
akan merasakan manfaat dan keajaiban yang tidak saja bagi diri kita, tetapi juga bagi orang-
orang yang ada di sekitar kita.
Manfaat dan Keajaiban Senyuman
1. Senyum itu ibadah
Keajaiban pertama dari sebuah senyuman adalah bahwa terkembangnya sebuah
senyuman dari bibir kita itu merupakan ibadah. Artinya bahwa senyuman yang selalu
mengembang dari bibir kita akan bernilai ibadah dan tentu akan mendapat pahala dari
Allah. Dari sini kita mengetahui bahwa tersenyum tidak saja merupakan aktifitas fisik
yang hanya bernilai fisik, tetapi juga aktifitas ruhani dan psikis sehingga wajar kalau
kemudian mendapatkan limpahan balasan dari Allah. Bahkan senyuman juga
dikategorikan sebagai sebuah sedekah sebagaimana sabda Rasul
“Senyumanmu terhadap wajah saudaramu bernilai shadaqah
untukmu” (H.R. Ibnu Hibban)
Sungguh luar biasa, kita tidak perlu keluar biaya untuk mendapatkan kebaikan
dari Allah. Kita juga tidak perlu repot untuk memberikan kebaikan kepada orang lain.
Hanya dengan senyum tersungging di bibir kita telah mendapatkan kebaikan itu. Tentu
saja sebuah senyuman yang ikhlas.
2. Senyum pembawa berkah
Berkah secara sederhana dapat dikatakan sebagai nilai kebaikan dan kebaikan itu
terus berkembang dan menjadi lebih banyak. Artinya, satu kebaikan yang kita lakukan
(misalnya tersenyum), dampak dari kebaikan itu akan terus berkembang dan menjadi
semakin banyak lagi nilai kebaikannya. Senyum yang selalu menghiasi bibir kita tentu
saja akan berkah karena kebaikan selalu mengiringi orang-orang yang tersenyum.
Keberkahan itu dapat berupa kesuksesan yang tak terduga karena senyuman kita.
Misalnya ketika menyelesaikan masalah antara kita dengan orang lain. Coba lakukan
dengan tanpa senyum dan dengan wajah masam, tentu saja sulit terselesaikan
masalahnya. Kemudian bandingkan dengan penyelesaian masalah yang selalu diiringi
dengan senyum mengembang, pasti lain suasana dan hasilnya. Keberkahan lain
barangkali dapat berupa keadaan hati yang tertentramkan. Hadapi orang-orang yang
banyak masalah dengan senyuman tulus maka mereka akan merasa mendapat support
atau dukungan. Gundah gulana hati yang risau akan akan damai.
Dunia kita ini mengenal hukum tarik menarik: “hal-hal yang serupa akan saling
tarik menarik”. Dalam pengertian sederhana dalam hidup ini berarti: apa yang kita
berikan, akan kita terima kembali. Apapun yang kita berikan dalam kehidupan ini adalah
apa yang akan kita terima kembali.
Issac Newton (1643-1727), seorang matematikawan dan fisikawan hebat
menyatakan bahwa “untuk setiap aksi, muncul reaksi balas yang serupa”. Pernyataan
tersebut dikenal sebagai Hukum Newton oleh para fisikawan. Hukum yang juga berlaku
di luar ilmu fisika. Dalam al-Qur’an dinyatakan bawa “siapapun yang berbuat baik
sekecil apapun (meskipun hanya seberat dzarrah) ia akan melihat akibatnya, dan siapapun
berbuat buruk sekecil apapun (meskipun hanya seberat dzarrah) ia juga akan melihat
akibatnya” (Qs. al-Zalzalah: ayat 7-8)
Orang yang suka marah, akan menarik orang-orang yang suka marah dalam
kehidupannya. Orang yang suka berkata-kata kotor, akan menarik orang-orang yang suka
berkata kotor pula dalam kehidupannya. Sebaliknya, orang-orang yang suka berbuat baik
kepada orang lain, akan menarik orang-orang yang juga suka berbuat baik dalam
kehidupannya. Setiap kebaikan yang kita lakukan pasti mendapatkan balasan berupa
kebaikan, dan setiap keburukan yang kita lakukan pasti mendapatkan balasan berupa
keburukan.
Dalam pergaulan sehari-hari, kedekatan seseorang dengan orang lain sangat
dipengaruhi oleh adanya kesamaan-kesamaan di antara mereka. Semakin banyak
kesamaannya, hubungan mereka lebih erat. Pertemanan mudah retak bila terdapat banyak
perbedaan, dan pada kadar tertentu bisa bubar. Percekcokan, pertengkaran, permusuhan,
dan bahkan peperangan bermula dari perbedaan-perbedaan.
3. Senyum itu menyehatkan
Ya senyum itu menyehatkan. Di dalam senyuman yang tulus ada kegembiraan,
suasana hati yang menyenangkan, rasa bahagia, optimis dan sebagainya. Senyum
dapat melepaskan endorfin, penghilang rasa sakit dan serotonin. Ketiganya bisa
membuat orang merasa lebih baik dan menjadi obat yang alami.
Hormon endorfin adalah senyawa kimia yang membuat seseorang merasa
senang. Endorfin diproduksi oleh kelenjar pituitary yang terletak di bagian bawah
otak. Hormon ini bertindak seperti morphine, bahkan dikatakan 200 kali lebih besar
dari morphine. Endorfin atau Endorphine mampu menimbulkan perasaan senang dan
nyaman hingga membuat seseorang berenergi.
Selama ini endorphin sudah dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya.
Beberapa diantaranya adalah, mengatur produksi hormon pertumbuhan dan seks,
mengendalikan rasa nyeri serta sakit yang menetap, mengendalikan perasaan stres,
serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Endorpine sebenarnya merupakan
gabungan dari endogenous dan morphine, zat yang merupakan unsur dari protein yang
diproduksi oleh sel-sel tubuh serta sistem syaraf manusia.
Endorphin dalam tubuh bisa dipicu munculnya melalui berbagai kegiatan,
seperti pernapasan yang dalam, relaksasi. Karena endorphine diproduksi oleh tubuh
manusia sendiri, maka endorphine dianggap sebagai zat penghilang rasa sakit yang
terbaik. Hormon kebahagiaan ini juga memperkuat daya tahan tubuh, menjaga sel otak
tetap muda, melawan penuaan, menurunkan agresivitas dalam hubungan antar
manusia, meningkatkan semangat, daya tahan, dan kreativitas.
Seorang ahli kebidanan, Constance Palinsky, tergerak untuk menggunakan
endorphine untuk mengurangi atau meringankan rasa sakit pada ibu yang akan
melahirkan. Beta endorphin adalah salah satu hormon endorphin yang dikeluarkan
oleh otak pada saat bahagia, dan merupakan obat penghilang rasa sakit alami yang
setara seperti pethidine. Selama proses persalinan, beta-endorphin membantu untuk
menghilangkan rasa sakit, yang dialami ibu selama proses persalinan. Beta-endorphin
memainkan peranan dalam ikatan antara ibu dan bayi, Bahkan endorfin sebenarnya
terkandung dalam ASI, Beta-endorphin membantu tubuh untuk melepaskan prolaktin
(hormon utama dalam proses menyusui).
Karena itu, orang-orang yang selalu dipenuhi dengan rasa ikhlas, ketenangan,
kedamaian, dan kebahagiaan dalam hidupnya, maka secara tidak langsung ia telah
membuat dirinya selalu muda, karena pikiran dan perasaan positif menghasilkan
hormon kebahagiaan yang memperkuat daya tahan tubuh. Itulah jawaban mengapa
banyak orang bisa hidup hingga usia lanjut, dan masih sehat.
Sebaliknya, jika seseorang merasa tertekan, marah, sedih, cemas, takut, maka
ia akan mengeluarkan hormon nor-adrenalin dan adrenalin. Hormon ini merupakan
“racun” yang merusak berbagai jaringan dalam tubuh manusia. Semakin banyak
manusia memproduksi hormon negatif ini, maka kerusakan dalam tubuh manusia juga
semakin cepat. Kedua hormon ini sangat berbahaya bagi kesehatan jantung dan
pembuluh darah. Orang-orang yang tidak dapat mengontrolnya lebih beresiko kena
penyakit jantung. Hal ini juga menjadi jawaban, mengapa banyak orang pada usia
muda, terkena banyak penyakit, sudah renta, dan terkena banyak penyakit.
Berbeda dengan orang bahagia dan gembira, mereka akan diselimuti hormon
positif. Dan tentu saja dalam kesehariannya akan memandang segala sesuatu dari
sudut positif. Dia selalu positif thinking terhadap segala yang ada disekitarnya. Maka
ekspresinya adalah sunggingan senyum di bibir. Orang-orang seperti ini akan
menjalani hidup dengan lebih bisa menikmati.
4. Senyum itu indah
Secara kasat mata dapat dibedakan dampak senyuman antara wajah yang jauh dari
senyum dan wajah yang penuh senyuman. Dalam wajah yang selalu dihiasi dengan
senyuman akan tampak lebih menarik dan berseri-seri. Menarik untuk diajak berbicara
dan diskusi serta menyelesaikan masalah. Wajah yang berhias senyuman ikhlas akan
memancarkan aura kepribadian hebat, cantik, menarik, dan hal-hal positif lainnya. Inilah
yang kemudian disebut dengan inner beauty. Sekarang coba lihat wajah-wajah tanpa
ekspresi senyum. Apakah mereka menarik? Tentu saja tidak. Yang terpancar dari wajah
seperti ini adalah sifat angkuh, sombong, penyendiri, sulit kerja sama dan sebagainya.
Ibu-ibu yang saya hormati, Itulah sebagian hikmah berbicara dengan senyum.
Manfaatnya besar bagi diri sendiri dan mampu menarik orang lain mendapatkan manfaat
serupa dengan yang diperolehnya. Perbuatan ini menurut Rasulullah merupakan bagian dari
perkara yang ma’ruf atau perkara yang baik. Baik bagi diri sendiri dan baik bagi orang lain.
Orang baik bukanlah orang yang hanya melakukan kebaikan untuk dirinya sendiri,
tetapi juga menebarkan kebaikan bagi orang lain. Sabda beliau:”Sebaik-baik manusia adalah
yang paling bermafaat bagi orang lain”.
Marilah kita contoh Rasulullah!
Hiasi pembicaraan kita dengan senyum dan senantiasa berpikiran positif. Insya Allah
kita sedang melangkah menuju kesuksesan dunia akhirat!
Saya cukupkan sampai disini dulu uraian ini. Semoga ada manfaatnya. Mohon maaf
jika ada kesalahan atau kata-kata yang kurang berkenan. saya ucapkan terima kasih.
“Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu belajar sesudah dewasa bagaikan
mengukir di atas air. Kalau main gitar pakai akar kedongdong Kalau mau pintar belajar dulu
dong.”
Akhirukalam Wabillahitaufik walhidayah wassalaamu' alaikum warahmatullaahi
wabarakaatuh..
Top Related