PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

163
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET DAN POSTER TERHADAP PERILAKU PERAWATAN LANSIA PADA KELUARGA DI DESA SILEANG KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATENHUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015 TESIS Oleh LUSI SIAHAAN 137032203/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Transcript of PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

Page 1: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

1

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET DAN POSTER TERHADAP PERILAKU

PERAWATAN LANSIA PADA KELUARGA DI DESA SILEANG KECAMATAN DOLOKSANGGUL

KABUPATENHUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

TESIS

Oleh

LUSI SIAHAAN 137032203/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015

Page 2: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

2

THE INFLUENCE OF HEALTH COUNSELING, USING LECTURE METHOD WITH LEAFLETS AND POSTERS ON OLD PEOPLE

CARE BEHAVIOR IN FAMILIES AT SILEANG VILLAGE, DOLOKSANGGUL SUBDISTRICT, HUMBANG

HASUNDUTAN DISTRICT IN 2015

THESIS

By

LUSI SIAHAAN 137032203/IKM

MAGISTER IN PUBLIC HEALTH SCIENCE STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN

2015

Page 3: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

3

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET DAN POSTER TERHADAP PERILAKU

PERAWATAN LANSIA PADA KELUARGA DI DESA SILEANG KECAMATAN DOLOKSANGGUL

KABUPATENHUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

LUSI SIAHAAN 137032203/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2015

Page 4: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

4

Judul Tesis : PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET DAN POSTER TERHADAP PERILAKU PERAWATAN LANSIA PADA KELUARGA DI DESA SILEANG KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

Nama Mahasiswa : Lusi Siahaan Nomor Induk Mahasiswa : 137032203 Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si) (Drs. Tukiman, M.K.M Ketua Anggota

)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)

Tanggal Lulus : 26 Agustus 2015

Page 5: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

5

Telah diuji Pada Tanggal :26 Agustus 2015 PANITIA PENGUJI TESIS KETUA : Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si ANGGOTA : 1. Drs. Tukiman, M.K.M 2. Drs. Ir. Eddy Syahrial, M.S 3. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes

Page 6: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

6

PERNYATAAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET DAN POSTER TERHADAP PERILAKU

PERAWATAN LANSIA PADA KELUARGA DI DESA SILEANG KECAMATAN DOLOKSANGGUL

KABUPATENHUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, September 2015 Lusi Siahaan 137032203/IKM

Page 7: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

7

ABSTRAK

Lansia merupakan kelompok umur yang telah memasuki tahapan akhir yang mengalami penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik, maka diperlukan perawatan sehari-haripada lansia. Peran serta keluarga dalam perawatan lansia masih rendah perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan perilaku keluarga tentang perawatan lansia. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh penyuluhan metode ceramah dengan leafletdan ceramah dengan poster terhadap perilaku keluarga. Metode penelitian adalahquasi-experiment dengan rancangan pretest-posttest group design. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga yang mempunyai anggota keluarga lanjut usia di Desa Sileang, yang berjumlah 153 orang. Penentuan sampel secara purposive sampling, sampel dibagi dua kelompok yaitu kelompok ceramah dengan leaflet dan kelompok ceramah dengan poster yang jumlahnya masing-masing 30 orang. Untuk analisis data sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan dengan menggunakan uji T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster terhadap perilaku keluarga tentang perawatan lansia. Artinya, penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster dapat meningkatkan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) keluarga dalam perawatan lansia. Berdasarkan hasil penelitian, disarankankepada dinas kesehatan khususnya petugas yang terkait/kader lansia memberikan penyuluhan kesehatanmetode ceramah dengan leaflet dan lebih aktif menghimbau pada masyarakat untuk berpartisipasi mengikuti program penyuluhan kesehatan tentang lansia. Kata Kunci: Perawatan Lansia, Metode Ceramah, Leaflet dan Poster,

Perilaku Keluarga

i

Page 8: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

8

ABSTRACT

Elderly people are an age group that is in the last stage of their life experience the decrease in health and physical limitation; therefore, nursing care is needed in their daily life. Family role in taking care of elderly people is still low so that counseling is needed to increase family behavior in nursing care for elderly people.

The objectiveof the research was to analyze the influence of counseling by lecture wit leaflets and lecture with posters against the behavior of the families. The research was quasi experiment with pretest-posttest group design. The population was 153 elderly people at Sileang villge. The samples were 30 respondents in lecture with leaflets group and 30 respondents in lecture with posters group, taken by using purposive sampling technique. The data before and after the counseling were analyzed by using t-test.

The result of the research showed that there was the influence of health counseling in lecture with leaflets and lecture with posters on family behavior in nursing care for elderly people. That is, health counseling methods lectures with leaflets and posters can improve behavior (knowledge, attitudes and actions) of the family in the care of the elderly.

Based on the research results, it is recommended that the Health Service, especially cadres for elderly people actively summon people to participate in health counseling program for elderly people.

Keywords : Nursing Care for Elderly People, Lecture Method, Leaflets and Posters, Families Behavior

ii

Page 9: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

rahmat serta pertolonganNya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penyusunan tesis yang berjudul “Pengaruh Penyuluhan Kesehatan

Metode Ceramah dengan Leafletdan Poster terhadap Perilaku Perawatan Lansia pada

Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan Tahun 2015” ini.

Tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat bantuan, dukungan dan

bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung.Untuk

itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Sublihar, Ph.D, selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Ir Evawany Aritonang, M.Si selaku Sekretaris Program Studi S2 Kesehatan

Masyarakat.

4. Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si dan Drs. Tukiman, M.K.M, selaku

pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran membimbing,

iii

Page 10: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

10

mengarahkan dan meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penulisan

tesis ini.

5. Drs. Ir. Eddy Syahrial, M.S dan Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes, selaku dosen

penguji yang juga telah memberikan bimbingan, masukan dan saran untuk

perbaikan tesis ini.

6. Kepala Desa Sileang yang telah banyak membantu dalam pengambilan data dan

memberikan dukungan kepada penulis dalam rangka menyelesaikan pendidikan

pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Para dosen dan staff di Lingkup Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara.

8. Ayahanda E. Siahaan dan Ibunda M. Simanjuntak serta keluarga besar yang telah

memberikan dukungan moril serta doa dan motivasi selama penulis menjalani

pendidikan.

9. Teristimewa suamiku dr. Frans E.S Pakpahan terima kasih atas perhatian, kasih

sayang dan motivasi yang telah diberikan selama ini sehingga penulis termotivasi

untuk menyelesaikan studi ini.

10. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat dan

khususnya Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku 2013 Universitas

Sumatera Utara atas dukungan, semangat dan kebersamaan yang diberikan selama

ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam proses penyelesaian tesis ini.

iv

Page 11: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

11

Akhir kata, semoga Tuhan melimpahkan berkat dan kasihNya bagi kita semua

dan penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan tesis ini

dengan harapan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Medan, September 2015

Penulis

Lusi Siahaan 137032203/IKM

v

Page 12: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

12

RIWAYAT HIDUP

Lusi Siahaan, lahir tanggal 23 Juni 1989 di Desa Silangit Kecamatan

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara, anak pertama dari enam (6) bersaudara,

anak dari pasangan Bapak E. Siahaan dan Ibu M. Br. Simanjuntak. Menikah dengan

dr. Frans E.S Pakpahan pada tahun 2015 dan bertempat tinggal di jln. Perbatasan

No.54 Krakatau, Medan.

Pendidikan formal penulis dimulai dari SD Negeri No 177047 Silangit lulus

tahun 2001, SMP Negeri 1 Siborongboronglulus tahun 2004, SMA Negeri 2

Siborongborong lulus tahun 2007, Program D-III Kebidanan di Akademi Kebidanan

Kesehatan Baru Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan lulus tahun 2010

dan Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia lulus

tahun 2013.

Mulai bekerja di Akademi Kebidanan Kesehatan Baru Doloksanggul

Kabupaten Humbang Hasundutan sebagai ibu asrama dan pembimbing laboratorium

tahun 2010-2013 dan sebagai dosen tetap tahun 2013-sekarang.

Penulis mengikuti pendidikan lanjut di Program S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Minat Studi Promosi Kesehatan dan

Ilmu Perilaku di Universitas Sumatera Utara Tahun 2013.

vi

Page 13: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

13

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ........................................................................................................... i ABSTRACT .......................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. vi DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2. Permasalahan .................................................................................. 7 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7 1.4. Hipotesis .......................................................................................... 7 1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 9 2.1. Lanjut Usia (Lansia) ........................................................................ 9

2.1.1 Pengertian Lanjut Usia .......................................................... 9 2.1.2 Batasan Lanjut Usia .............................................................. 10 2.1.3 Tipe-tipe Lanjut Usia ............................................................ 10 2.1.4 Perubahan-perubahan pada Lansia ........................................ 12

2.2. Perawatan Lanjut Usia ..................................................................... 13 2.2.1 Pemenuhan Kebersihan Perorangan (Personal

Hygiene)Lansia .................................................................... 13 2.2.2 Pemenuhan Kebutuhan Gizi Lansia ...................................... 15 2.2.3 Pemenuhan Pemeliharaan Kesehatan Lansia ........................ 15 2.2.4Pencegahan Potensi Kecelakaan pada Lansia .......................... 16 2.2.5Pencegahan Menarik Diri dari Lingkungan ............................. 16 2.2.6 Pendekatan Perawatan Lansia ............................................... 16

2.3. Keluarga .......................................................................................... 18 2.3.1 Pengertian Keluarga .............................................................. 18 2.3.2 Tipe-tipe Keluarga ................................................................ 19 2.3.3 Struktur Keluarga .................................................................. 19 2.3.4Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan ...................................... 19 2.3.5Fungsi Keluarga ....................................................................... 20 2.3.6Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia ................................. 21 2.3.7 Tindakan Keluarga pada Lansia ............................................ 23

2.4. Perilaku ............................................................................................ 24

vii

Page 14: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

14

2.4.1 Proses Perubahan Perilaku .................................................... 25 2.4.2Pengetahuan ............................................................................. 27 2.4.3Sikap ........................................................................................ 29 2.4.4Tindakan .................................................................................. 30

2.5. Penyuluhan Kesehatan ..................................................................... 31 2.5.1 Pengertian Penyuluhan Perawatan Lansia ............................ 31 2.5.2 Metode Penyuluhan .............................................................. 32 2.5.3 Alat bantu dan Media Penyuluhan ........................................ 36 2.5.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Penyuluhan ........ 41 2.5.4 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku ................................................................................ 42

2.6. Teori SOR ........................................................................................ 44 2.7. Kerangka Konsep ............................................................................. 45

BAB 3. METODE PENELITIAN ..................................................................... 46

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 46 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................... 47 3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 47 3.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 49 3.5. Variabel dan Defenisi Operasional ................................................. 51 3.6. Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 52 3.7. Metode Pengukuran ......................................................................... 55 3.8. Metode Analisa Data ....................................................................... 57

BAB 4. HASIL PENELITIAN .......................................................................... 58

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 58 4.2. Karakteristik Responden .................................................................. 59 4.3. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dengan Leaflet

dan Poster terhadap Perilaku Perawatan Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015 ................................................................... 60 4.3.1. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah

denganLeafletdan Poster terhadap Pengetahuan Perawatan Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015 ...................................................................................... 61

4.3.2. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah denganLeaflet dan Poster terhadap Sikap Perawatan Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015 ...................................................................................... 62

4.3.3. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah denganLeafletdan Poster terhadap Tindakan Perawatan

viii

Page 15: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

15

Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015 ...................................................................................... 63

4.4. Analisa Data ..................................................................................... 64 4.4.1. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden

Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah denganLeaflet ....................................................................... 64

4.4.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah denganLeaflet ........ 67

4.4.3. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah denganLeaflet . 69

4.4.4. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster ....................................................................... 72

4.4.5. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster ........ 74

4.4.6. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster . 76

4.4.7. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Peyuluhan Menurut Media Penyuluhan................. 79

4.4.8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Peyuluhan Menurut Media Penyuluhan ............................... 80

4.4.9. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sesudah Peyuluhan Menurut Media Penyuluhan ............................... 82

4.4.10. Perbandingan Rerata Nilai Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah Peyuluhan Metode Ceramah dengan Leafletdan Poster .................................................................. 83

BAB 5.PEMBAHASAN ...................................................................................... 86 5.1. Perilaku Sebelum dan Sesudah Penyuluhan .................................... 86 5.2. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

Keluarga Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan .... 92

BAB 6.KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 96 6.1. Kesimpulan ...................................................................................... 96 6.2. Saran ................................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97 LAMPIRAN

ix

Page 16: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

16

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman 3.1. Defenisi Operasional Penelitian .................................................................. 51 3.2. Uji Validitas Instrumen................................................................................ 53 3.3. Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................................ 55 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ............................................ 60 4.2. Distribusi Pengetahuan Keluargatentang Perawatan Lansia Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan. ................................................................................... 61 4.3. Distribusi Sikap Keluarga tentang Perawatan Lansia Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan .................................................................................... 62 4.4. Distribusi Tindakan Keluarga tentang Perawatan Lansia Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan .................................................................................... 63 4.5. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet ............................... 64 4.6. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet terhadap

Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Lansia ....................................... 65 4.7. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet ............................................. 67 4.8. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet terhadap Sikap

Keluarga tentang Perawatan Lansia............................................................. 68 4.9. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet ............................................. 69 4.10. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet terhadap

Tindakan Keluarga tentang Perawatan Lansia ............................................ 70 4.11. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster .............................. 72

x

Page 17: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

17

4.12. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah denganPoster terhadap Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Lansia ....................................... 73

4.13. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster .............................................. 74 4.14. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah denganPoster terhadap

Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Lansia ....................................... 75 4.15. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster .............................................. 77 4.16. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster terhadap

Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Lansia ....................................... 77 4.17. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian

Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan .............................................. 79 4.18. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian

Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan .............................................. 80 4.19. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sesudah Pemberian

Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan .............................................. 82 4.20. Perbandingan Rerata Nilai Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster ......... 84

xi

Page 18: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

18

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman 2.1. Teori SOR .................................................................................................... 44 2.2. Kerangka Konsep......................................................................................... 45 4.1. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Leaflet ...................... 66 4.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah denganLeaflet .............................................. 69 4.3. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah denganLeaflet .............................................. 71 4.4. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster .............................. 74 4.5. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster .............................................. 76 4.6. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster .............................................. 78 4.7. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian

Penyuluhan Berdasarkan MediaPenyuluhan ............................................... 80 4.8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian

Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan .............................................. 81 4.9. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sesudah Pemberian

Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan .............................................. 83 4.10. Perbandingan Rerata Nilai Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah

Pemberian Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster ......... 85

xii

Page 19: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

19

LAMPIRAN

No Judul Halaman 1. Materi Penyuluhan ....................................................................................... 99 2. Lembar Persetujuan Responden .................................................................. 107 3. Kuesioner Penelitian .................................................................................... 108 4. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas................................................................ 114 5. Hasil Output ................................................................................................. 119 6. Master Data .................................................................................................. 126 7. Surat Survey Penelitian................................................................................ 138 9. Surat Izin Penelitian ..................................................................................... 139 8. Surat Balasan Survey Penelitian .................................................................. 140 10. Surat Balasan Izin Penelitian ....................................................................... 141 11. Surat Selesai Penelitian................................................................................ 142 12. Leaflet Penyuluhan ...................................................................................... 143 13. Poster Penyuluhan ....................................................................................... 144

xiii

Page 20: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

7

ABSTRAK

Lansia merupakan kelompok umur yang telah memasuki tahapan akhir yang mengalami penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik, maka diperlukan perawatan sehari-haripada lansia. Peran serta keluarga dalam perawatan lansia masih rendah perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan perilaku keluarga tentang perawatan lansia. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh penyuluhan metode ceramah dengan leafletdan ceramah dengan poster terhadap perilaku keluarga. Metode penelitian adalahquasi-experiment dengan rancangan pretest-posttest group design. Populasi penelitian adalah seluruh keluarga yang mempunyai anggota keluarga lanjut usia di Desa Sileang, yang berjumlah 153 orang. Penentuan sampel secara purposive sampling, sampel dibagi dua kelompok yaitu kelompok ceramah dengan leaflet dan kelompok ceramah dengan poster yang jumlahnya masing-masing 30 orang. Untuk analisis data sebelum dan sesudah penyuluhan dilakukan dengan menggunakan uji T-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster terhadap perilaku keluarga tentang perawatan lansia. Artinya, penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster dapat meningkatkan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) keluarga dalam perawatan lansia. Berdasarkan hasil penelitian, disarankankepada dinas kesehatan khususnya petugas yang terkait/kader lansia memberikan penyuluhan kesehatanmetode ceramah dengan leaflet dan lebih aktif menghimbau pada masyarakat untuk berpartisipasi mengikuti program penyuluhan kesehatan tentang lansia. Kata Kunci: Perawatan Lansia, Metode Ceramah, Leaflet dan Poster,

Perilaku Keluarga

i

Page 21: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

8

ABSTRACT

Elderly people are an age group that is in the last stage of their life experience the decrease in health and physical limitation; therefore, nursing care is needed in their daily life. Family role in taking care of elderly people is still low so that counseling is needed to increase family behavior in nursing care for elderly people.

The objectiveof the research was to analyze the influence of counseling by lecture wit leaflets and lecture with posters against the behavior of the families. The research was quasi experiment with pretest-posttest group design. The population was 153 elderly people at Sileang villge. The samples were 30 respondents in lecture with leaflets group and 30 respondents in lecture with posters group, taken by using purposive sampling technique. The data before and after the counseling were analyzed by using t-test.

The result of the research showed that there was the influence of health counseling in lecture with leaflets and lecture with posters on family behavior in nursing care for elderly people. That is, health counseling methods lectures with leaflets and posters can improve behavior (knowledge, attitudes and actions) of the family in the care of the elderly.

Based on the research results, it is recommended that the Health Service, especially cadres for elderly people actively summon people to participate in health counseling program for elderly people.

Keywords : Nursing Care for Elderly People, Lecture Method, Leaflets and Posters, Families Behavior

ii

Page 22: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara tiba-

tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya

menjadi tua. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya lanjut, mengalami

perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Perubahan ini akan memberi pengaruh

pada seluruh aspek kehidupan, termasuk kesehatannya(Azizah,2011).

Menurut UU Kesehatan No 36 Tahun 2009 pasal 138 kesehatan manusia

lanjut usia perlu mendapat perhatian khusus dengan tetap dipelihara dan ditingkatkan

agar selama mungkin dapat hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya

sehingga dapat ikut serta dalam berperan aktif dalam pembangunan.

Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk

diamati. Dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Kantor Kementerian

Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun 1980 usia

harapan hidup (UHH) 52,2 tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang (5,45%) maka

pada tahun 2006 menjadi 19 juta orang (8,90%) dan UHH juga meningkat (66,2

tahun). Pada tahun 2010 penduduk lansia di Indonesia 23,9 juta atau 9,77 % dan

UHH sekitar 67,4 tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada 2020 perkiraan

penduduk lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar

1

Page 23: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

2

71,1 tahun. Diperkirakan tahun 2020-2025 Indonesia akan menduduki peringkat

keempat dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (Nugroho, 2008).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2010,

jumlah lansia yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 380730 ( 49,68%) dari

seluruh populasi lansia yang jumlahnya mencapai 766422 jiwa (Profil Kesehatan

Propinsi Sumatera Utara Tahun 2010).

Berdasarkan Profil Kesehatan Humbang Hasundutan, jumlah lansia yang

mendapat pelayanan kesehatan hanya 24.864 jiwa dari seluruh populasi lansia yang

jumlahnya 35.368 jiwa. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut dibeberapa

kecamatan sudah mencapai 90%, seperti di Kecamatan Baktiraja, Paranginan,

Sigompul dan Bonandolok, sedangkan di Kecamatan Doloksanggul cakupan

pelayanan kesehatan usia lanjut hanya 80%, masih ditemukan lansia yang tidak

mendapatkan pelayanan kesehatan. Kecamatan Doloksanggul memiliki 2 puskesmas

yaitu Puskesmas Matiti dan Puskesmas Saitnihuta. Jumlah lansia di wilayah kerja

puskesmas Saitnihuta 2.866 jiwa dimana Desa Sileang merupakan cakupan pelayanan

kesehatan Puskesmas Saitnihuta (Profil Kesehatan Humbang Hasundutan Tahun,

2014).

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap

sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam pemerintah.

Implikasi ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah

peningkatan dalam ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio dependency).

Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk usia

Page 24: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

3

lanjut. Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak

mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami

perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan

yang negatif. Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki masa

lanjut usia mengalami penurunan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

aktivitas kehidupan sehari- hari. Dengan melihat hal tersebut setidaknya penting bagi

keluarga dengan lansia untuk lebih peduli dan memperhatikan dengan seksama kaum

lansia dengan lebih dalam lagi (Hidayati, 2009).

Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap

sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong

semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin

banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia. Lanjut usia cenderung

dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang yang sakit-sakitan. Persepsi

ini muncul karena memandang lanjut usia hanya dari kasus lanjut usia yang sangat

ketergantungan dan sakit-sakitan. Persepsi negatif seperti itu tentu saja tidak semua

benar. Banyak pula lanjut usia yang justru berperan aktif, tidak saja dalam keluarga,

tetapi juga maysarakat sekitarnya. Oleh karena itu lanjut usia harus dipandang

sebagai individu yang memiliki kebutuhan intelektual, emosional dan spiritual selain

kebutuhan yang bersifat biologis (Nugroho, 2008).

Secara umum menjadi tua atau menua ditandai oleh kemunduran-kemunduran

biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik dan kemunduran

kognitif yang seringkali menimbulkan masalah. Dengan semakin lanjut usia

Page 25: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

4

seseorang, maka daya tubuhnya semakin berkurang dalam menghadapi rangsangan

dari luar maupun dari dalam tubuh dan berbagai penyakit sering menghinggapi kaum

lanjut usia yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan–peranan sosialnya.

Hal ini mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan

hidupnya sehingga dapat mengakibatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan

orang lain terutama keluarga (Azizah, 2011).

Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik maka diperlukan

perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia

mampu mandiri atau mendapat bantuan yang minimal dari keluarga. Perawatan yang

diberikan berupa kebersihan perorangan seperti kebersihan gigi dan mulut,

kebersihan kulit dan badan serta rambut. Selain itu pemberian informasi pelayanan

kesehatan yang memadai juga sangat diperlukan bagi lansia agar dapat mendapatkan

pelayanan kesehatan yang memadai (Akhmadi, 2009).

Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam hal perawatan sehari-hari

lanjut usia. Keterbatasan lanjut usia juga dapat menyebabkan perubahan psikososial

lanjut usia berubah, perlu kesiapan dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga agar

dapat memberikan pemenuhan kebutuhan perawatan terhadap lanjut usia. Merawat

lansia (orang lanjut usia) memberikan suatu tantangan keperawatan tertinggi banyak

pekerjaan yang dilakukan di dalam area ini. Perawatan berada dalam posisi unik

ketika merawat, lansia untuk mempengaruhi hasil perawatan tidak hanya melalui

aplikasi praktik biasa, akan tetapi juga melatih keterampilan dan melalukan

Page 26: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

5

koordinasi dengan disiplin ilmu lain mencapai kepuasan hasil yang di harapkan pada

setiap individu (Suprajitno, 2010).

Permasalahan yang dihadapi usia lanjut apabila tidak segera diatasi akan

menimbulkan beberapa akibat seperti gangguan sistem, timbulnya penyakit,

menurunnya activities daily of living (ADL). Penurunan ADL disebabkan oleh:

persendian yang kaku, pergerakan yang terbatas, waktu beraksi yang lambat,

keadaan tidak stabil bila berjalan, keseimbangan tubuh yang jelek, gangguan

peredaran darah, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pada

perabaan. Faktor yang mempengaruhi penurunan ADL adalah kondisi fisik

menahun, kapasitas mental, status mental seperti kesedihan dan depresi,

penerimaan terhadap kurang berfungsinya anggota tubuh dan dukungan anggota

keluarga. Upaya yang dilakukan dalam menangani masalah kesehatan usia lanjut

adalah upaya pembinaan kesehatan, pelayanan kesehatan dan penyuluhan kepada

keluarga dalam upaya perawatan lansia (Narayani, 2008).

Studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Sileang diperoleh data jumlah

lansia sebanyak 216 orang. Jumlah lansia yang didata di Desa Sileang cukup tinggi

tetapi yang aktif mengikuti posyandu lansia hanya 23 orang. Hasil wawancara yang

dilakukan kepada lanjut usia yang tidak aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia

mengatakan mereka tidak mengikuti posyandu dikarenakan jarak yang jauh ke

poskesdes dan kurangnya peran serta keluarga dalam mendukung serta menemani

mereka untuk mengikuti posyandu lansia, sehingga jelas terlihat masih kurangnya

pengetahuan keluarga tentang bagaimana peningkatan kesehatan lansia. Dan

Page 27: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

6

berdasarkan observasi dan hasil wawancara yang dilakukan pada 6 keluarga lansia di

Desa Sileang menunjukkan rendahnya peran serta keluarga dalam perawatan lansia,

bapak/ibu lanjut usia tidak diperhatikan lagi kebersihannya (personal hygiene). Dan

ditemukan adanya lanjut usia yang berumur 87 tahun yang sudah tidak mampu lagi

berjalan dibiarkan terbaring terus menerus di tempat tidur tanpa memperhatikan

keadaannya dan bahkan jarang dimandikan oleh keluarga. Hal ini disebabkan

keterbatasan waktu, dana, tenaga, dan kemampuan keluarga untuk merawat

lansia.Penyuluhan tentang perawatan lansia belum menampakkan hasil yang optimal

dapat dilihat dari peran serta keluarga dalam kegiatan perawatan lansia masih rendah.

Oleh karena itu perlu diberikan penyuluhan kesehatan dengan metode ceramah

dengan leaflet dan poster kepada keluarga untuk meningkatkan peran serta keluarga

dalam memberikan perawatan lansia sehingga mereka tetap merasa nyaman, bahagia

dan dapat menjalani kehidupan masa tuanya dengan lebih baik.Peneliti memilih

media leaflet dan poster karena lefalet memiliki keunggulan dapat disimpan dalam

jangka waktu yang lama dan bila lupa akan dapat dilihat dan dibuka kembali dan

poster memiliki keunggulan tahan lama, mencakup banyak orang, mempermudah

pemahaman dan meningkatkan gairah belajarsehingga leaflet dan poster dapat

meningkatkan perilaku keluarga dalam perawatn lansia. Berdasarkan uraian diatas

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penyuluhan kesehatan

metode ceramah dengan leaflet dan poster terhadap perilaku perawatan lansia pada

keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

tahun 2015.

Page 28: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

7

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas yang menjadi masalah

pada penelitian ini adalahapakah ada pengaruh penyuluhan kesehatan metode

ceramah dengan leaflet dan poster terhadap perilaku perawatan lansia pada keluarga

di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun

2015.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh penyuluhan

kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster terhadap perilaku perawatan

lansia pada keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang

Hasundutan tahun 2015.

1.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, hipotesis penelitian

ditetapkan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster

terhadap pengetahuan perawatan lansia pada keluarga di Desa Sileang.

2. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster

terhadap sikap perawatan lansia pada keluarga di Desa Sileang.

3. Ada pengaruh penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster

terhadap tindakan perawatan lansia pada keluarga di Desa Sileang.

Page 29: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

8

1.5. Manfaat Penelitian

1. Sebagi alternatif metode penyuluhan yang bermanfaat bagi Dinas Kesehatan

Humbang Hasundutan khususnya petugas kesehatan desa Sileang dalam

memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya yang

mempunyai anggota keluargalansiatentang pentingnya perawatan lansia.

2. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi keluarga tentang pentingnya memahami

kebutuhan lansia sejak dini dan memberikan dukungan atau support keluarga

agar lebih memperhatikan perawatan usia lanjut.

Page 30: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

9

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lanjut Usia (Lansia)

2.1.1. Pengertian Lanjut Usia

Lanjut usia atau lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah

memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada kelompok yang dikategorikan

lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut aging process. Ilmu yang

mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk

masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia disebut gerontology

(Erfandi, 2009).

Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manusia tidak secara

tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak dewasa dan akhirnya

menjadi tua. Hal ini normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat

diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap

perkembangan kronologis tertentu. Lansia merupakan suatu proses alami yang

ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua orang akan mengalami proses

menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia terakhir. Dimasa ini

seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara bertahap

(Azizah,2008).

9

Page 31: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

10

2.1.2. Batasan Lanjut Usia

Batasan usia menurut WHO meliputi usia pertengahan (middle age), yaitu

kelompok usia 45 sampai 59 tahun; lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun;

lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun dan usia sangat tua (very old), diatas

90 tahun (Azizah, 2008).

Menurut Setyonegoro (2000) lanjut usia dikelompokkan menjadi usia dewasa

muda (elderly adulhood), 19 sampai 25 tahun, usia dewasa penuh (middle years) atau

maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun

atau 70 tahun yang dibagi lagi dengan 70 sampai 75 tahun (young old), 75 sampai 80

tahun (old), lebih dari 80 (very old) (Azizah, 2008).

Menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 bahwa seseorang dapat dinyatakan

sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55

tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan

hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah. Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998

tentang kesejahteraan lansia yang berbunyi sebagai berikut lansia adalah

seseorang yang mencapai usia 60 tahun.

2.1.3. Tipe-tipe Lanjut Usia

Menurut Kuntjoro (2002) tipe kepribadian lanjut usia adalah tipe kepribadian

konstruktif (construction personality), orang ini memiliki integritas baik, menikmati

hidupnya, toleransi tinggi dan fleksibel. Biasanya tipe ini tidak banyak mengalami

gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua. Tipe kepribadian ini biasanya dimulai

dari masa mudanya. Lansia bisa menerima fakta proses menua dan menghadapi masa

Page 32: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

11

pensiun dengan bijaksana dan menghadapi kematian dengan penuh kesiapan fisik dan

mental. Tipe kepribadian mandiri (independent personality), pada tipe ini ada

kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak

diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi. Tipe kepribadian tergantung

(dependent personality), tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga,

apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak,

tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan merasa

sedih yang mendalam. Tipe ini lansia senang mengalami pensiun, tidak punya

inisiatif, pasif tetapi masih tahu diri dan masih dapat diterima oleh masyarakat. Tipe

kepribadian bermusuhan (hostile personality), lanjut usia pada tipe ini setelah

memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan

yang tidak diperhitungkan sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menurun.

Mereka menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh dan

curiga. Menjadi tua tidak ada yang dianggap baik, takut mati dan iri hati dengan yang

muda. Tipe kepribadian defensive, Tipe ini selalu menolak bantuan, emosinya tidak

terkontrol, bersifat kompulsif aktif. Mereka takut menjadi tua dan menyenangi masa

pensiun. Dan tipe kepribadian kritik diri (self hate personality), pada lansia tipe ini

umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau

cenderung membuat susah dirinya. Selalu menyalahkan diri, tidak memiliki ambisi

dan merasa korban dari keadaan.

Page 33: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

12

2.1.4. Perubahan-perubahan pada Lansia

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia adalah faktor kesehatan yang

meliputi keadaan fisik dan keadaan psikososial lanjut usia. Keadaan fisik, faktor

kesehatan meliputi keadaan psikis lansia. Keadaan fisik merupakan faktor utama

dari kegelisahan manusia. Perubahan secara fisik meliputi sistem pernapasan, sistem

pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler,muskuloskletal,

gastrointestinal dan sistem integumen mulai menurun pada tahap-tahap tertentu.

Dengan demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidak

berdayaannya. Kesehatan psikososial yaitu kesepian terjadi pada saat pasangan

hidup atau teman dekat meninggal terutama jika lansia mengalami penurunan

kesehatan, seperti menderita penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan

sensorik terutama pendengaran. Duka cita (bereavement), meninggalnya pasangan

hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan

jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan

fisik dan kesehatan. Depresi merupakan duka cita yang berlanjut akan menimbulkan

perasaan kosong, lalu diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut

menjadi suatu episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres

lingkungan dan menurunnya kemampuan adaptasi (Azizah,2011).

Gangguan cemas, dibagi dalam beberapa golongan fobia, panik, gangguan

cemas umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguanobsesif kompulsif,

gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda dan

berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek samping obat,

Page 34: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

13

atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat. Parafrenia adalah suatu bentuk

skizofrenia pada lansia yang ditandai dengan waham (curiga), lansia sering merasa

tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi

pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial. Dan

sindroma diogenes merupakan suatu kelainan dimana lansia menunjukkan

penampilan perilaku sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena

lansia bermain-main dengan feses dan urinnya, sering menumpuk barang dengan

tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.

2.2. Perawatan Lanjut Usia

Menurut Wahjudi(2008) ada lima perawatan lansia yang penting yaitu

pemenuhan kebersihan perorangan (personal hygiene) lansia, pemenuhan kebutuhan

gizi lansia, pemenuhan pemeliharaan kesehatan lansia, peneveghan postensi

kecelakaan pada lansia, dan pencegahan menarik diri dari lingkungan.

2.2.1. Pemenuhan Kebersihan Perorangan (Personal Hygiene) Lansia

Perawatan yang harus diberikan kepada klien lanjut usia, terutama yang

berhubungan dengan kebersihan perorangan, yaitu Pertama kebersihan mulut dan

gigi, kebersihan gigi dan mulut harus tetap dijaga dengan menyikat gigi dan

berkumur secara teratur meskipun sudah ompong. Bagi yang masih aktif dan masih

mempunyai gigi cukup lengkap, ia dapat menyikat giginya sndiri sekurang-kurangnya

dua kali dalam sehari pada pagi hari saat bangun tidur dan malam sebelum tidur.

Page 35: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

14

Kedua kebersihan kulit dan badan usaha membersihkan kulit dapat dilakukan

dengan cara mandi setiap hari secara teratur paling sedikit sekali dalam sehari.

Manfaat mandi ialah menghilangkan bau, menghilangkan kotoran, merangsang

peredaran darah, dan memberikan kesegaran pada tubuh. Pengawasan yang perlu

dilakukan selama perawatan kulit adalah: memeriksa ada atau tidaknya lecet,

mengoleskan minyak pelembab kulit setiap selesai mandi agar kulit tidak terlalu

kering atau keriput, menggunakan air hangat untuk mandi, yang berguna merangsang

peredaran darah dan mencegah kedinginan, dan menggunakan sabun yang halus dan

jangan terlalu sering karena hal ini dapat mempengaruhi keadaan kulit yang sudah

kering dan keriput.

Ketiga kebersihan kepala dan rambut, membersihkan kepala dan rambut

dilakukan dengan mencuci rambut/keramas sekurang-kurangnya 2 kali dalam

seminggu. Jika lansia tidak mampu mencuci rambut sendiri baik karena sakit dan

kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan dapat mencuci rambut di tempat tidur

dengan bantuan anggota keluarga.

Keempat pemeliharaan kuku, menjaga kebersihan kuku dengan cara

memotong kuku secara teratur sekali dalam seminggu karena kuku merupakan tempat

berkumpulnya kotoran bahkan kuman dan penyakit.

Kelima kebersihan tempat tidur dan posisi tidur, perlu menjaga kebersihan

tempat tidur karena tempat tidur yang bersih memberikan rasa nyaman sewaktu tidur.

Posisi tidur harus diatur sedekimian rupa sehingga klien merasa enak, dan harus

Page 36: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

15

sering diubah agar tidak timbul luka lecet atau dekubitus akibat penekanan yang terus

menerus.

2.2.2. Pemenuhan Kebutuhan Gizi Lansia

Biasanya semakin bertambah umur manusia nafsu dan porsi makan semakin

berkurang, sehingga keadaan fisiknya menurun. Oleh karena itu perlu diperhatikan

faktor gizi serta tambahan vitamin serta tambahan makanan lainnya. Keluarga

mengupayakan pemberian makanan atau penyajian perlu memperhatikan: makanan

yang disajikan cukup memenuhi kebutuhan gizi, penyajian makanan pada waktunya

secara teratur serta dalam porsi kecil tapi sering, berikan makanan bertahap dan

bervariasi terutama bila nafsu makannya berkurang, perhatikan makanan agar sesuai

selera, lansia menderita sakit, perlu diperhatikan makanannya sesuai dengan petunjuk

dokter/ahli gizi dan berikan makanan lunak untuk menghindari opstifasi dan

memudahkan mengunyah.

2.2.3. Pemenuhan Pemeliharaan Kesehatan Lansia

Keluarga mengontrol sekaligus mengingatkan lansia untuk rutin melakukan

pemeriksaan fisik secara berkala dan teratur guna mencegah penyakit dan

menemukan tanda-tanda awal dari penyakit terutama yang ada pada lansia, seperti

tekanan darah dan gula darah, pemeriksaan Pap Smear dan lain-lain ke pusat

pelayanan kesehatan. Menjaga lansia untuk makan, minum dan tidur secara teratur.

Kebiasaan yang harus dihindari antara lain: merokok, minuman keras, malas berolah

raga, makan berlebihan, tidur tidak teratur dan meminum obat yang tidak sesuai

anjuran dokter. Oleh karena itu di tuntut perhatian keluarga lansia.

Page 37: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

16

2.2.4. Pencegahan Potensi Kecelakaan pada Lansia

Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan

meningkatnya resiko kecelakaan. Oleh karena itu di tuntut untuk melakukan upaya

peningkatan keamanan dan keselamatan lansia berupaanjuran penggunaan alat bantu

jika mengalami kesulitan (berjalan, mendengar dan melihat), lantai diusahakan tidak

licin, rata dan tidak basah, tempat tidur dan tempat duduk tidak terlalu tinggi, jika

bepergian selalu ditemani keluarga dan tidak menggunakan penerangan yang terlalu

redup/menyilaukan.

2.2.5. Pencegahan Menarik Diri dari Lingkungan

Adapun upaya yang dilakukan keluarga antara lain berkomunikasi dengan

lansia harus dengan kontak mata, meningkatkan usia untuk melakukan kegiatan

sesuai dengan kemampuan fisiknya, menyediakan waktu untuk berbincang dengan

lansia, berikan kesempatan pada lansia untuk mengekspresikan perasaannya,

mendukung lansia untuk mengikuti kegiatan di masyarakat dan menghargai pendapat

yang diberikan lansia.

2.2.6. Pendekatan Perawatan Lansia

Menurut Wahjudi (2008) pendekatan fisik merupakan perawatan dengan

memperhatikan kesehatan, kebutuhan, kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa

hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa

dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan

progresivitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia ada dua bagian

yaitu: pertama klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu bergerak tanpa

Page 38: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

17

bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhan sehari-hari ia masih mampu melakukan

sendiri. Kedua klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang

mengalami kelumpuhan atau sakit, keluarga harus mengetahui cara perawatan lansia

terutama tentang hal yang berhubungan dengan kebersihan perseorangan untuk

mempertahankan kesehatannya.

Pendekatan psikis dengan mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut

usia, keluarga dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu

yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Pada

dasarnya lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungan,

termasuk keluarga yang memberikan perawatan. Oleh karena itu, keluarga harus

selalu menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan

kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya dan keluarga harus dapat

membangkitkan semangat dan kreasi lanjut usia dalam memecahkan dan mengurangi

rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat ketidakmampuan

fisik dan kelainan yang dideritanya.

Pendekatan sosial dengan mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita

merupakan upaya perawatan dalam pendekatan sosial. Memberi kesempatan

berkumpul bersama dengan sesama klien lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi

mereka. Jadi, pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi keluarga bahwa orang

yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam

pelaksanaannya, keluarga dapat menciptakan hubungan sosial, baik antara lanjut usia

dan lanjut usia maupun lanjut usia dan keluarga.

Page 39: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

18

Pendekatan spiritual dengan memberikan ketenangan dan kepuasan batin

dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya, terutama jika klien

dalam keadaan sakit atau mendekati kematian. Dalam maenghadapi kematian, setiap

klien lanjut usia akan memberi reaksi yang berbeda, bergantung pada kepribadian dan

cara mereka mengahadapi hidup. Oleh karena itu, keluarga harus meneliti dengan

cermat, apa kelemahan dan kekuatan klien, agar perawat selanjutnya lebih terarah.

Bila kelemahan terletak pada segi spiritual, sudah selayaknya keluarga dan tim

berkewajiban mencari upaya agar klien lanjut usia ini dapat diringankan

penderitaannya. Keluarga bisa memberikan kesempatan pada klien lanjut usia untuk

melaksanakan ibadahnya, atau secara langsung memberi bimbingan rohani dengan

menganjurkan melaksanakan ibadahnya seperti membaca kitab atau membantu lanjut

usia dalam menunaikan kewajiban terhadap agama yang dianutnya.

2.3. Keluarga

2.3.1. Pengertian Keluarga

Mubarak(2006) menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga dibagi atas keluarga

inti, keluarga orientasi, keluarga besar. Keluarga inti adalah keluarga yang sudah

menikah, sebagai orang tua, atau pemberi nafkah.

Keluarga merupakan orang terdekat dari lansia yang mengalami gangguan

kesehatan/dalam keadaan sakit. Keluarga juga merupakan salah satu indikator dalam

masyarakat, apakah masyarakat sehat atau sakit (Efendi, 1998).

Page 40: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

19

2.3.2. Tipe-tipe Keluarga

Keluarga inti terdiri dari suami istri dan anak mereka baik anak kandung

ataupun anak adopsi. Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang

didalamnya seseorang dilahirkan. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah seperti kakek dan

nenek, paman dan bibi.

2.3.3. Struktur Keluarga

Struktur keluarga ada lima bagian yaitupatrilineal yaitu keluarga sedarah yang

terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur ayah. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari

sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ibu. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah ibu. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami. Dan keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai

dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.3.4. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan

Samuel (2009) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga

mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

Mengenal masalah kesehatan keluarga dimana kesehatan merupakan kebutuhan

keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan

berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana

Page 41: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

20

keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-

perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami

anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga.

Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, tugas ini

merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat

sesuai dengan keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara keluarga

yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.

Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan tinggal keluarga

agar memperoleh bantuan.

Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan, seringkali keluarga

telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki

keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika demikian, anggota

keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan

lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Memodifikasi

lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga dan memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

2.3.5. Fungsi Keluarga

Menurut Mubarak (2006) fungsi keluarga adalah fungsi biologis yaitu untuk

meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memenuhi kebutuhan

gizi kleuarga dan memelihara dan merawat anggota keluarga. Fungsi psikologis yaitu

Page 42: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

21

memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota

keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan

identitas keluarga. Fungsi sosialisasi yaitu membina sosialisasi pada anak, membina

norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak dan

meneruskan nilai-nilai keluarga. Fungsi ekonomi yaitu mencari sumber-sumber

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan dan penggunaan

penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan menabung untuk

memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang, misalnya biaya pendidikan

anak, jaminan hari tua. Fungsi pendidikan yaitu menyekolahkan anak untuk

memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan

bakat dan minat yang dimiliki, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang

akan datang dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa dan mendidik anak

sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

2.3.6. Peran Keluarga terhadap Perawatan Lansia

Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap angota keluarga memiliki

peran yang sangat penting oleh anggota keluarga dalam melaksanakan perannya

terhadap lansia yaitu melakukan pembicaraan terarah, memperhatikan kehangatan

keluarga, membantu dalam hal transportasi, membantu melakukan persiapan

makanan bagi lansia, memberikan kasih sayang, menghormati dan menghargai,

bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia, memberikan kasih sayang,

menyediakan waktu serta perhatian, jangan menganggapnya sebagai beban, memberi

Page 43: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

22

kesempatan untuk tinggal bersama, mengajarknya dalam acara-acara keluarga,

membantu mencukupi kebutuhanya.

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam memperhatikan

kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau

merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi

perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan

spiritual bagi lansia.

Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai

oleh keluarga adalah sebagai berikut: mempertahankan pengetahuan hidup yang

memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan

hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadap kehilangan pasagan, pemeliharaan

ikatan keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut.

Berdasarkan Depkes RI (2005) menyatakan bahwa peran keluarga dalam

pembinaan lansia antara lain memberikan dorongan, kemudahan dan keterampilan

serta kearifan yang dimiliki, mengembangkan kehidupan beragama, pembinaan

psikis/mental dan pembinaan sosial ekonomi dan budaya.

Berdasarkan Program Bina Keluarga Lansia (BKL) terdapat 17 peran keluarga

terhadap lansia yaitu: menghormati dan menghargai orangtua, bersikap sabar dan

bijaksana terhadap perilaku lansia, memberikan kasih sayang, menyediakan waktu

serta perhatian, jangan menganggap sebagai beban, memberikan kesempatan untuk

tinggal bersama, mintalah nasehat pada mereka dalam peristiwa-peristiwa penting,

mengajaknya dalam acara keluarga, memberi perhatian dengan baik maka kelak

Page 44: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

23

anak-anak kita akan bersikap sama terhadap kita, membantu mencukupi

kebutuhannya, berilah dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan diluar

rumah termasuk pengembangan hobi, membantu mengatur keuangan, mengupayakan

transport untuk kegiatannya, memeriksa kesehatan secara teratur, memberi dorongan

untuk tetap hidup sehat, mencegah terjadinya kecelakaan baik di dalam maupun

diluar rumah, merujuk lansia yang sakit ketempat layanan kesehatan dan memelihara

kesehatan lansia.

2.3.7. Tindakan Keluarga pada Lansia

Beberapa tindakan yang sebaiknya dilakukan keluarga adalah: tindakan dalam

mengatasi gangguan pikir lansia yaitu mengajak lansia mendiskusikan topik yang

menarik bagi lansia dengan suara lembut dan jelas, menata ruangan tidak berubah-

ubah atau menempatkan barang pada tempatnya, membuat jadwal harian yang tetap

misalnya untuk mandi dan dalam memberikan penjelasan dilakukan secara berulang-

ulang dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

Tindakan dalam mengatasi gangguan perasaan lansia yaitu: memperhatikan

dan menghargai kekuatan dan kemampuan lansia, bicara dengan lansia secara teratur,

kontak mata dan sentuhan, menceritakan kehidupan masa lalu lansia yang

menyenangkan, mendukung lansia dalam mengembangkan hobi dan melibatkan

lansia dalam kegiatan keluarga dan masyarakat.

Tindakan dalam mengatasi masalah gangguan fisik/somatik pada lansia yaitu:

menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman dengan cara menata ruangan dengan

warna lembut dan jika perlu ada musik yang lembut, membantu untuk menyiapkan

Page 45: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

24

makanan dan minuman yang meningkatkan selera makan misalnya dihidangkan

hangat, lembut sesuai keinginan lansia, tindakan dalam mengatasi masalah gangguan

perilaku pada lansia, melibatkan lansia pada kegiatan masyarakat, misalnya terlibat

dalam kegiatan perkumpulan lansia/posyandu lansia/panti wredha dan membantu

lansia dalam perawatan diri.

2.4. Perilaku

Perilaku dari segi biologis mempunyai pengertian yaitu suatu kegiatan atau

aktivitas organisme (mahkluk hidup) yang bersangkutan. Oleh karena itu, dari sudut

pandang biologis semua mahkluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang

sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-

masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia pada hakikatnya adalah

tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang

sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah,

menulis, membaca dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku

manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku seseorang boleh jadi merupakan penyebab utama timbulnya masalah

kesehatan, tetapi dapat juga merupakan kunci utama pemecahannya. Dengan

mengubah perilaku, maka akan dapat memecahkan dan mencegah timbulnya masalah

kesehatan. Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya,

reaksi tersebut mempunyai bentuk bermacam-macam yang pada hakekatnya

Page 46: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

25

digolongkan menjadi dua, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau

konkrit) dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit) (Anonim, 2010).

Perilaku kesehatan adalah usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.

Klasifikasi perilaku kesehatan adatiga, yaitu perilaku hidup sehat (healthy behavior),

adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya kegiatan seseorang untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku sakit (illness behavior),

adalah perilaku sakit mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,

persepsi terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab, gejala penyakit dan

pengobatan penyakit. Dan perilaku peran sakit (the sick role behavior), dari segi

sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peranan, yang mencangkup hak-hak orang

sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation).

2.4.1. Proses Perubahan Perilaku

Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan

dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-

perubahan dalam usaha peningkatan kualitas kesehatan (Luice, 2005).

Menurut WHO (1988) ada empat faktor yang mempengaruhi pikiran dan

perasaan seseorang untuk merubah perilakunya,banyak hal yang dapat dirasakan dan

kita pikirkan mengenai dunia yang kita diami ini. Pikiran dan perasaan ini dibentuk

oleh pengetahuan, kepercayaan, sikap dan nilai yang kita miliki. Keempat faktor ini

akan membantu kita untuk memilih jalan manakah yang akan ditempuh kalau

menghadapi persoalan. Orang yang berarti bagi kita, perilaku dapat ditumbuhkan oleh

Page 47: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

26

orang yang amat berarti dalam hidup kita. Bila seseorang amat berarti bagi kita, kita

akan mendengar petuahnya dan kita akan berusaha meneladaninya. Sumber daya,

adapun sumber daya meliputi sarana, dana, waktu, tenaga, pelayanan, ketrampilan

dan bahan. Lokasi sumber daya bahan juga amat menentukan. Apabila sumber daya

itu terdapat jauh dari masyarakat, mungkin sekali tidak akan dipakai. Melaksanakan

banyak perjalanan dalam waktu singkat juga mempengaruhi perilaku manusia. Dan

budaya, pada umumnya perilaku, kepercayaan, nilai dan pemakaian sumber daya

dimasyarakat akan membentuk pola hidup masyarakat itu dikenal sebagai budaya.

Budaya berkembang selama ratusan bahkan ribuan tahun karena manusia hidup

bersama dan saling bertukar pengalaman didalam lingkungan tertentu.

Menurut Notoatmodjo (2005) untuk merubah atau memotivasi seseorang agar

menerima sikap dan kebiasaan baru bukanlah hal yang mudah dan cepat tetapi

tergantung pada Proses intra-personal yaitu keuntungan apa yang diperoleh

seseorang dengan merubah pendapatannya dan proses inter-personal yaitu apakah

dengan menerima gagasan baru itu, dia tidak tersisih dari kelompok.

Menurut WHO (1988) perubahan perilaku seseorang dapat dikelompokan

menjadi tiga bagian yaitu Perubahan Alamiah (Natural change), adalah perubahan

yang dikarenakan perubahan pada lingkungan fisik, sosial, budaya ataupun ekonomi

dimana dia hidup dan beraktivitas. Perubahan Terencana (Planned Change) adalah

perubahan ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek. Dan

perubahan dari hal kesediaannya untuk berubah (Readdiness to change) adalah

perubahan yang terjadi apabila terdapat suatu inovasi atau program-program baru,

Page 48: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

27

maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan perilaku dan

sebagian lagi lamban. Hal ini karena setiap orang mempunyai kesedian untuk berubah

yang berbeda-beda.

2.4.2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri

sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa,maupun lingkungan.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis

dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun dorongan sikap dan perilaku setipa

hari sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimiulasi terhadap

tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan seseorang tentang perawatan lansia tidak lepas dari pendidikan

kesehatan, penyuluhan, media cetak maupun elektronik. Pengetahuan keluarga

terhadap kesehatan perawatan lansia merupakan hal-hal yang berkaitan dalam

berperilaku kesehatan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2000)

adalah tingkat pendidikan, informasi, budaya, pengalaman, dan social ekonomi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan (pengetahuan) seseorang maka ia akan mudah

Page 49: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

28

menerima informasi tentang sesuatu. Faktor yang mempengaruhi pengatahuan

selanjutnya adalah informasi, budaya karena budaya yang diperoleh belum sesuai

dengan budaya yang ada sekarang sehingga mempengeruhi informasi yang ada.

Pengalaman sebagai faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang keempat,

berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, maksudnya semakin bertambahnya

umur dan pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan lebih luas tentang sesuatu.

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang terakhir adalah social ekonomi, hal ini

berarti bahwa kemampuan keluarga untuk memberikan perawatan pada lansia

disesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarga tersebut, sehingga menuntut

pengetahuan yang dimiliki untuk dipergunakan semaksimal mungkin.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara langsung

atau dengan angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

responden atau subyek penelitian. Kedalaman pengetahuan responden yang ingin

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan. Hasil

pengukuran pengetahuan dengan menggunakan angket atau kuesioner pada umumnya

berupa prosentase yang menggambarkan tingkat pengetahuan baik, cukup atau

pengetahuan kurang. Menurut Waridjan (1999), pengetahuan seseorang tentang

sesuatu hal dikatakan baik bila nilai jawaban benat berkisar pada rentang 80-100%,

dikatakan cukup bila menjawab benar sebesar 65–79% dan pengetahuan dikatakan

kurang bila persentase nilai benar kurang dari 65%.

Page 50: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

29

2.4.3. Sikap

Sikapmerupakan reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukan konotasi adanyan kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Dalam

kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap

stimulus sosial.

Sikap berasal dari pengalaman atau dari orang terdekat kita. Mereka dapat

mengakrabkan kita kepada sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya

(WHO,1988). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat,

tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Sikap juga mempunyai tingkatan berdasarkan intensitasnya yang terdiri dari

empat tingkatan yaitu: Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang atau subyek

mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. Merespon (responding), diartikan

memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang

diberikan adalah indikasi dari sikap. Menghargai (valuting), diartikan mengajak orang

lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap

tingkat tiga. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang yang paling tinggi.

Misalnya anak (keluarga) bertanggung jawab atas perawatan kesehatan orangtua

(lansia).Untuk mengetahui sikap seseorang dapat diukur secara langsung dan tidak

Page 51: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

30

langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan, sedangkan

pengukuran tidak langsung dengan pemberian angket (Notoatmodjo, 2005).

2.4.4. Tindakan

Menurut Notoatmodjo (2003), suatu sikap belum otomatis terwujud dalam

suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara

lain adalah fasilitas. Adapun tingkatan dari tindakan adalah:persepsi (perception)yaitu

mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. misalnya: keluarga dapat memilih

cara yang tepat dalam perawatan lansia.

Respons terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan

urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek

tingkat dua,misalnya: keluarga dapat merawat lansia dengan baik dan benar, mulai

dari cara perawatan diri lansia, pemenuhan kebutuhan gizi lansia dan menjaga

kesehatan lansia.

Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu

dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan sehingga

praktek ini merupakan tingkat tiga, misalnya merawat lansia seperti memandikan

lansia sudah menjadi kebiasaan bagi keluarga.

Adopsi (adoption)adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran

Page 52: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

31

tindakan tersebut, misalnya merawat kebersihan lansia sudah menjadi tindakan yang

berkembang dalam diri keluarga.

2.5. Penyuluhan Kesehatan

2.5.1. Pengertian Penyuluhan Perawatan Lansia

Istilah penyuluhan seringkali dibedakan dari penerangan, walaupun keduanya

merupakan upaya edukatif. Secara popular penyuluhan lebih menekankan

“bagaimana” sedangkan penerangan lebih menitikberatkan pada “apa”. Dalam uraian

berikut ini penyuluhan diberikan arti lebih luas dan menyeluruh. Penyuluhan

merupakan upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan

edukatif. Pendekatan edukatif diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan

secara sistematik-terancana-terarah, dengan peran serta aktif individu maupun

kelompok atau masyarakat, untuk memecahkan masalah masyarakat dengan

memperhitungkan faktor sosial-ekonomi-budaya setempat (Suharjo, 2003).

Dalam hal penyuluhan di masyarakat sebagai pendekatan edukatif untuk

menghasilkan perilaku, maka terjadi proses komunikasi antar provider dan

masyarakat. Dari proses komunikasi ini ingin diciptakan masyarakat yang

mempunyai sikap mental dan kemampuan untuk memecahkan masalah yang

dihadapinya (Suharjo, 2003).

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan

dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

Page 53: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

32

hubungannya dengan kesehatan (Azwar, 1983).

Penyuluhan merupakan jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari

bimbingan. Penyuluhan merupakan suatu hubungan timbal balik antara dua orang

individu, di mana yang seseorang (yaitu penyuluh) berusaha membantu yang lain

(yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan

dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Penyuluhan akan membuat klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri

sendiri dalam memperbaiki perilaku pada saat ini dan mungkin pada saat yang akan

datang (Sukardi, 1995).

Sesuai dengan pengertian yang diuraikan diatas, maka penyuluhan perawatan

lansia adalah suatu pendekatan edukatif untuk menghasilkan perilaku

individu/masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan cara perawatan lansia yang

lebih baik.

2.5.2. Metode Penyuluhan

Menurut Notoatmodjo (2007), metode penyuluhan merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Metode yang

dikemukakan antara lain:

Metode penyuluhan perorangan (individual), dalam penyuluhan kesehatan

metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai

tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan

individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda

sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk dari pendekatan

Page 54: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

33

ini antara lain : Bimbingan dan penyuluhan, dengan cara ini kontak antara klien

dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat

dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela,

berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut. Dan

wawancara, cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.

Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi

mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima

perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu

mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu

penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

Metode penyuluhan kelompok, dalam memilih metode penyuluhan kelompok

harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada

sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok

kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran

penyuluhan. Metode ini mencakup: kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan

lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan

seminar. Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang.

Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat,

bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

Metode penyuluhan massa merupakan metode penyampaian informasi

ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran

bersifat umum dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,

Page 55: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

34

pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka pesan kesehatan

yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap

oleh massa tersebut. Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung,

biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah

ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan

petugas kesehatan, sinetron, tulisan di majalah atau koran, bill board yang dipasang di

pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya. Pandangan harus tertuju ke seluruh

peserta. Berdiri di depan /dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan

alat bantu lihat semaksimal mungkin. Seminar adalah metode yang hanya cocok

untuk sasaran kelompok besar deng pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah

suatu penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang

dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

2.5.2.1.Metode Ceramah

Banyak cara dalam menyampaikan informasi melalui penyuluhan kesehatan

salah satunya adalah dengan ceramah. Menurut Maulana (2009), ceramah adalah

pidato yang disampaikan oleh sorang pembicara di depan sekelompok pengunjung

atau pendengar. Metode ini dipergunakan jika berada dalam kondisi seperti waktu

penyampaian informasi terbatas, orang yang mendengarkan sudah termotivasi,

pembicara menggunakan gambar dalam kata-kata, kelompok terlalu besar untuk

memakai metode lain, ingin menambahkan atau menekankan apa apa yang sudah

dipelajar dan mengulangi, memperkenalkan atau mengantarkan apa yang sudah

dicapai.

Page 56: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

35

Menurut Mubarak (2007), metode ceramah adalah cara penyampaian bahan

pelajaran dengan komunikasi lisan. Metode ceramah yang ekonomis dan efektif untuk

keperluan penyampaian informasi dan pengertian. Metode ceramah hanya cocok

untuk menyampaikan informasi, bila bahan ceramah langka, kalau organisasi sajian

harus disesuaikan dengan sifat penerima, bila perlu membangkitkan minat, bahan

cukup diingat sebentar dan untuk memberi pengantar atau petunjuk bagi format lain.

Menurut Depkes (2005), ceramah adalah salah satu cara untuk menyampaikan

pelajaran dalam bentuk penjabaran/penjelasan oleh instruktur terhadap peserta.

Metode ceramah seringkali disebut juga metode kuliah (The Lecture Method).

Dapat pula disebut dengan metode deskripsi. Metode ceramah merupakan metode

yang memberikan penjelasan atau memberi deskripsi lisan secara sepihak (oleh

seorang fasilitator) tentang suatu materi pembelajaran tertentu. Tujuannya adalah agar

peserta pelatihan mengetahui dan memahami materi pelatihan tertentu dengan jalan

menyimak dan mendengarkan. Peranan fasilitator dalam metode ceramah sangat aktif

dan dominan sedangkan peserta hanya duduk dan mendengarkan saja.

Menurut Depkes tahun 2007, ceramah dapat dilakukan kepada kelompok

dengan ukuran kecil danbesar. Ceramah sangat efektif untuk memperkenalkan subjek

baru, atau mempersentasikan kesimpulan ataupun kajian kepada para peserta.

Ceramah yang efektif dilakukan tahap demi tahap dan didukung oleh alat bantu.

Ceramah yang baik adalah ceramah yang dipersiapkan sebelumnya dengan

memasukkan keterlibatan aktif para peserta. Ceramah merupakan metode baik untuk

sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan

Page 57: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

36

dalam menggunakan metode ceramah adalah persiapan ceramah yang berhasil

apabila penceramah itu sendiri menguasai materi apa yang akan diceramahkan, untuk

itu penceramah harus mempersiapkan diri. Mempelajari materi dengan sistematika

yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan

mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran. Dan pelaksanaan, kunci keberhasilan

pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran Untuk

dapat menguasai sasaran penceramah dapat menunjukkan sikap dan penampilan

yang meyakinkan. Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya

cukup keras dan jelas.

2.5.3. Alat Bantu dan Media Penyuluhan

2.5.3.1.Alat Bantu Penyuluhan (Peraga)

Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat yang digunakan oleh penyuluh dalam

menyampaikan informasi. Alat bantu ini sering disebut alat peraga karena berfungsi

untuk membantu dan meragakan sesuatu dalam proses penyuluhan (Notoatmodjo,

2007). Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada

setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indera. Semakin banyak

indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin

jelas pula pengertian/pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, alat peraga ini

dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin kepada suatu objek

sehingga mempermudah persepsi.

Secara terperinci, fungsi alat peraga adalah untuk menimbulkan minat sasaran,

mencapai sasaran yang lebih banyak, membantu mengatasi hambatan bahasa,

Page 58: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

37

merangsang sasaran untuk melaksanakan pesan kesehatan, membantu sasaran untuk

belajar lebih banyak dan tepat, merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang

diterima kepada orang lain, mempermudah memperoleh informasi oleh sasaran,

mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih mendalami dan

akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik, dan membantu menegakkan

pengertian yang diperoleh.

Pada garis besarnya ada 3 macam alat bantu penyuluhan yaitu alat bantu lihat,

alat ini berguna dalam membantu menstimulasikan indera mata pada waktu

ternyadinya penyuluhan. Alat ini ada 2 bentuk yaitu alat yang diproyeksikan

misalnya slide, film dan alat yang tidak diproyeksikan misalnya dua dimensi, tiga

dimensi, gambar peta, bagan, bola dunia, boneka dan lain-lain. Alat bantu dengar, alat

ini berguna dalam membantu menstimulasi indera pendengar, pada waktu proses

penyampaian bahan penyuluhan misalnya piringan hitam, radio, pita suara dan lain-

lain. Dan alat bantu lihat-dengar alat ini berguna dalam menstimulasi indera

penglihatan dan pendengaran pada waktu proses penyuluhan, misalnya televisi,

videocassette dan lain-lain.

2.5.3.2.Media Penyuluhan

Media penyuluhan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan

atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media

cetak, elektronik dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat meningkat

pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif

terhadap kesehatan (Notoatmodjo, 2005).

Page 59: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

38

Berdasarkan penggolongannya media penyuluhan ini dapat ditinjau dari

berbagai pihak, seperti: Menurut bentuk umum penggunaannya penggolongan media

penyuluhan berdasarkan penggunaannya, dapat dibedakan menjadi: bahan bacaan

yaitu modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, dan bahan peragaan yaitu

poster tungal, poster seri.

Menurut cara produksi, media penyuluhan dapat dikelompokkan menjadi

beberapa, yaitu Media cetak, media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya

terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang

termasuk dalam media ini adalah: poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar

balik, sticker dan pamflet. Ada beberapa kelebihan media cetak ini antara lain: tahan

lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa kemana-mana, tidak

perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar.

Tetapi media ini juga memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menstimulir efek gerak

dan efek suara, dan mudah terlipat.

Media elektronika, media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis,

dapat dilihat dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang

termasuk dalam madia ini adalah televisi, radio, film, video film, CD dan VCD.

Seperti halnya media cetak, media elektronik ini juga memiliki kelebihan antara lain:

lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat, bertatap muka,

mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan diulang-

ulang, serta jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini adalah biaya lebih

Page 60: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

39

tinggi, sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan

perlu keterampilan untuk mengoperasikannya.

Media luar ruang, media ini menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa

melalui media cetak maupun elektronik, misalnya papan reklame, spanduk, pameran,

banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah lebih mudah

dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan, bertatap muka,

mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat dikendalikan dan

jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini antara lain biaya lebih tinggi,

sedikit rumit, perlu listrik dan alat, perlu persiapan, perlu penyimpanan dan perlu

keterampilan untuk mengoperasikannya.

2.5.3.2.1. Leaflet

Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah

khususnya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Isi informasi dapat dalam

bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi (Taufik, 2007).

Menurut Depkes RI (2009) leaflet adalah tulisan terdiri dari 200-400 huruf

dengan tulisan cetak dan biasanya diselingi dengan gambar-gambar, dapat dibaca

sekali pandang dan berukuran 20 x 30 cm.

Leaflet memiliki keunggulan yaitu, dapat disimpan dalam jangka waktu yang

lama, dan bila lupa akan dapat dilihat dan dibuka kembali, dapat digunakan sebagai

bahan rujukan, isi informasi dapat dipercaya karena dicetak dan dikeluarkan oleh

instansi yang berwenang, jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media

lain, bila diperlukan dapat dilakukan pencetakan ulang dan dapat digunakan sebagai

Page 61: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

40

bahan diskusi untuk kesempatan yang berbeda. Kekurangan leaflet adalah apabila

cetakannya kurang dapat menarik perhatian orang maka kemungkinan orang tersebut

merasa enggan untuk menyimpannya, apabila huruf tulisannya terlalu kecil dan

susunannya kurang menarik, kebanyakan orang juga malas untuk membacanya dan

tidak bisa dipergunakan oleh orang yang tidak bisa membaca dan menulis atau buta

huruf (Taufik, 2007).

2.5.3.2.2.Poster

Menurut Depkes (2005), poster adalah medium berisikan pesan yang

ditujukan bagi khalayak untuk dipelajari dan didiskusikan bersama-sama. Jika

digunakan sebagai media penggerak diskusi, isi pesan yang disampaikan bersifat

terbuka, sehingga memungkinkan tafsiran yang tidak persis sama.

Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tapi dia

mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang

melihatnya. Secara umum poster yang baik hendaklah sederhana, dapat menyajikan

suatu ide untuk mencapai suatu tujuan pokok, berwarna dan tulisannya jelas

(Sadiman, 2006).

Menurut Depkes (2005), poster memiliki 4 kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya adalah lebih merangsang minat untuk diperhatikan, relatif tidak

membutuhkan terlalu banyak waktu untuk mengembangkan dan menggandakannya,

memungkinkan perbedaan gagasan (karena sifatnya yang terbuka/semi terbuka) dan

tidak memerlukan tempat khusus untuk disimpan dan dibawa. Kelemahan poster

yaitu dalam biaya pembuatan dan penggandaan persatuan media relatif mahal jika

Page 62: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

41

jumlah total produksinya sedikit (skala ekonomi), memerlukan keterampilan baca

tulis, perlu sedikit keahlian membaca gambar untuk menafsirkan dan kurang cocok

untuk menyampaikan banyak pesan atau pesan detail.Kelebihan poster dari media

lain adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak tinggi, tidak perlu listrik,

dapat dibawa kemana-mana, dapat mengukit rasa keindahan, mempermudah

pemahaman dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya adalah media poster

tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak dan mudah terlipat.

2.5.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi dalam Penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor

penyuluh, sasaran dan proses penyuluhan. Faktor penyuluh, misalnya kurang

persiapan, kurang menguasai materi yang akan dijelaskan, penampilan kurang

meyakinkan sasaran, bahasa yang digunakan kurang dapat dimengerti oleh sasaran,

suara terlalu kecil dan kurang dapat didengar serta penyampaian materi penyuluhan

terlalu monoton sehingga membosankan.

Faktor sasaran, misalnya tingkat pendidikan terlalu rendah sehingga sulit

menerima pesan yang disampaikan, tingkat sosial ekonomi terlalu rendah sehingga

tidak begitu memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan karena lebih memikirkan

kebutuhan yang lebih mendesak, kepercayaan dan adat kebiasaan yang telah tertanam

sehingga sulit untuk mengubahnya, kondisi lingkungan tempat tinggal sasaran yang

tidak mungkin terjadi perubahan perilaku.

Faktor proses dalam penyuluhan, misalnya waktu penyuluhan tidak sesuai

dengan waktu yang diinginkan sasaran, tempat penyuluhan dekat dengan keramaian

Page 63: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

42

sehingga menggangu proses penyuluhan yang dilakukan, jumlah sasaran penyuluhan

yang terlalu banyak, alat peraga yang kurang, metoda yang digunakan kurang tepat

sehingga membosankan sasaran serta bahasa yang digunakan kurang dimengerti oleh

sasaran.

2.5.5. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku

Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan yang

berkesinambungan dan continue. Dalam proses perubahan prilaku dituntut agar

sasaran berubah tidak hanya semata-mata karena adanya penambahan pengetahuan

saja, namun diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap

mantap yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan

menguntungkan. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku tidak mudah, hal ini

menuntut suatu persiapan yang panjang dan pengetahuan yang memadai bagi

penyuluh maupun sasarannya. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku, selain

membutuhkan waktu yang relatif lama juga membutuhkan perencanaan yang matang,

terarah dan berkesinambunngan (Lucie, 2005).

Penyuluhan menduduki peranan yang penting sekali. Ia tidak dilakukan hanya

secara verbalistis, melainkan dengan cara praktis. Masing-masing pesan penyuluhan

diarahkan kepada pembentukan perilaku yang mudah diamati dan diukur.Penyuluhan

sebagai pendekatan edukatif dijalankan secara tatap muka, baik perorang maupun

kelompok. Ini akan lebih berhasil lagi, apabila disamping itu ditunjang dengan

penyuluhan lewat media masa (Suhardjo, 2003).

Page 64: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

43

Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa pemberian penyuluhan kesehatan

adalah suatu upaya untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk

kesehatan. Artinya penyuluhan kesehatan berupaya agar masyarakat mengetahui

atau menyadari bagaimana memelihara kesehatan mereka. Lebih dari itu pendidikan

kesehatan pada akhirnya bukan hanya meningkatkan pengetahuan pada

masyarakat, namun yang lebih penting adalah mencapai perilaku kesehatan (healthy

behavior). Berarti tujuan akhir penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat

mempraktekkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat dapat

berperilaku hidup sehat.Dalam hal ini penyuluhan berperan sebagai salah satu metode

penambahan dan peningkatan pengetahuan seseorang sebagai tahap awal terjadinya

perubahan perilaku. Proses perubahan prilaku akan menyangkut aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu

melaksanakan perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi tercapainya perbaikan

kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai malalui pembangunan kesehatan.

2.6. Teori S-O-R

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Objek material dari

psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi

komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Asumsi

dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan

langsung terhadap komunikan.

Page 65: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

44

Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi

seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi

melalui proses stimulus, organisme, dan respon sehingga teori Skinner ini disebut

“S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons).

Gambar 2.1. Teori S-O-R

Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu Perilaku tertutup (covert behaviour) adalah

perilaku tertutup terjadi bila respons stimulus tersebut masih belum dapat diamati

orang lain (dari luar) secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk

perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus

bersangkutan. Perilaku terbuka (overt behaviour) adalah perilaku terbuka ini terjadi

bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini

dapat diamati orang lain dari luar atau observeable behaviour”.

Stimulus Organisme Respon Tertutup

Pengetahuan Sikap

Respon Terbuka Praktik

Tindakan

Page 66: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

45

Bentuk operasional dari perilaku dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu :

1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui situasi dan

rangsangan.

2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan atau

rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan mencetak

perilaku manusia yang hidup di dalamnya, sesuai dengan sifat keadaan alam

tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial budaya yang

bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap pembentukan

perilaku manusia. Lingkungan ini merupakan keadaan masyarakat dan segala budi

daya masyarakat itu lahir dan mengembangkan perilakunya.

3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan

terhadap situasi dan rangsangan dari luar.

2.7. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

Penyuluhan kesehatan tentang perawatan lansia dengan

- Metode ceramah dan leaflet - Metode ceramah dan poster

Sebelum 1. Pengetahuan keluarga

tentang perawatan lansia

2. Sikap keluarga 3. Tindakan keluarga

Sesudah 1. Pengetahuan keluarga

tentang perawatan lansia

2. Sikap keluarga 3. Tindakan keluarga

Page 67: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

46

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah rancangan quasi-eksperimen, dimanabentuk desain

yang dipakai adalah one group pre-test and post test untuk mengetahui pengaruh

penyuluhan kesehatan terhadap perilaku perawatan lansia pada keluarga di Desa

Sileang KecamatanDoloksanggul KabupatenHumbangHasundutan.

Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi

perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dengan leaflet dan kelompok yang

diberi perlakuan penyuluhan dengan metode ceramah dengan poster.

Desain penelitian ini adalah sebagai adalah sebagai berikut:

01 dan 03 pre-test untuk menilai perilaku sebelum dilakukan perlakuan

penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dan metode ceramah dengan poster.

X1 dan X2 untuk perlakuan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dan

penyuluhan metode ceramah dengan poster.

02 dan 04 post-test untuk menilai perilaku sesudah dilakukan perlakuan

penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dan metode ceramah dengan poster.

O1 X1 O2

O3 X2 O4

46

Page 68: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

47

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan. Alasan pemilihan lokasi adalah karena di Desa Sileang masih

kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan sehari-hari lansia dan hasil

wawancara yang dilakukan pada 6 keluarga lansia di Desa Sileang menunjukkan

rendahnya peran serta keluarga dalam perawatan lansia, dimana lansia tidak

diperhatikan lagi kebersihannya (personal hygiene).

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Februari s/d Juni tahun 2015.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi

Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh keluarga yang mempunyai

anggota keluarga lanjut usia di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten

Humbang Hasundutan dengan jumlah 153 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau yang mewakili dari populasi yang diteliti

(Arikunto, 2002). Secara umum, untuk penelitian kausal perbandingan jumlah sampel

untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30 subjek per masing-masing kelompok.

Page 69: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

48

Menurut Gay dan Diehl (1992) mengasumsikan semakin banyak sampel yang

diambil maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat dilegalisir. Namun

ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya.

1. Jika penelitiannya bersifat deskritif, maka sampel minimumnya adalah 10% dari

populasi.

2. Jika penelitianya korelasional, sampel minimunya adalah 30 subjek

3. Jika penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak 30 subjek per group.

4. Jika penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah 15 subjek per group.

Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:

1. Kelompok I, terdiri dari keluarga yang memiliki anggota keluarganya lanjut usia

yang berjumlah 30 orang, diberi penyuluhan metode ceramah dengan leaflet.

2. Kelompok II, terdiri dari keluarga yang memiliki anggota keluarganya lanjut usia

yang berjumlah 30 orang, diberi penyuluhan metode ceramah dengan poster.

Metode pengambilan sampel yang disebut sebagi responden dalam penelitian

ini adalah secara secara purposive sampling yaitu teknik pemilihan sampel

berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007).

Sampel dalam peneliti ini ditetapkan dengan kriteria inklusi yaitu:

1. Berusia antara 16-40 tahun

2. Bersedia menjadi responden penelitian.

3. Keluarga yang dapat membaca dan menulis

4. Keluarga yang memiliki anggota keluarganya lanjut usia

5. Anggota keluarga yang tinggal menetap di rumah bapak/ibu lanjut usia di Desa

Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan.

Page 70: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

49

3.4. Metode PengumpulanData

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder, yaitu: data primer yaitu data yang diperoleh hasil dari pre-test dan

post-test melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner kepada

keluarga lansia di desa Sileang, meliputi identitas responden, pengetahuan, sikap dan

tindakan tentang perawatan sehari-hari lansia.

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas, bidan dan kantor

KepalaDesaSileangKecamatanDoloksanggulKabupatenHumbangHasundutan. Data

tersebut meliputi jumlah lansia di wilayah kerja puskesmas dan di desa Sileang serta

data-data pendukung lainnya.

3.4.2. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

Tahap persiapan berupa survei pendahuluan untuk mengetahui karakteristik

responden, lokasi penelitian, mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian, dan penyusunan rencana eksperimen, menyusun instrumen penelitian,

menguji instrumen penelitian, seminar, dan mengurus perizinan, membuat

jadwal/kontrak pemberian materi perawatan sehari-hari lansia dan pelaksanaan

penelitian.

Page 71: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

50

2. Tahap pelaksanaan

Peneliti memberikan lembar kuesioner yang diobservasi 2 kali, tahap pertama

responden diberikan lembar kuesioner yaitu sebagai observasi 1 (pre-test), kegiatan

pre-test dilaksanakan pada tanggal 25 Mei oleh peneliti. Setelah selesai melakukan

pre-test, kemudian peneliti langsung melakukan penyuluhan perawatan sehari-hari

lansia kepada sampel penelitian.Pemberian materi penyuluhan perawatan lansia

dilakukan oleh peneliti sendiri dengan metode ceramah selama 45 menit dan diskusi

selama 15 menit. Materi penyuluhan yang diberikan sesuai dengan materi yang sudah

dibuat sebelumnya. Setelah selesai ceramah diikuti dengan pembagian leaflet untuk

kelompok I dan pembagian poster untuk kelompok II. Kemudian 2 minggu setelah

diberikan penyuluhan yakni pada tanggal 08Juni 2015 dilakanakan post-test tentang

pengetahuan, sikap dan tindakan keluarga melalui pengisian kuesioner dan observasi

langsung responden.

3. Tahap Akhir

Setelah data terkumpul melalui pre-test dan post-test, dilakukan editing, coding,

dan entry data. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan menggunakan fasilitas

komputer untuk mengetahui perbedaan nilai pengamatan sebelum dan sesudah

penyuluhan.

Page 72: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

51

3.5. Variabel dan Defenisi Operasional

3.5.1.Variabel

Variabel terdiri dari: variabel dependen (penyuluhan kesehatan tentang

perawatan lansia); dan variabel independen yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan

tindakan keluarga.

3.5.2.Defenisi Operasional

Untuk memudahkan penelitian serta memperoleh persepsi yang sama, maka

defenisi operasional variabel penelitian ini adalah:

Tabel. 3.1.Defenisi Operasional Penelitian Variabel Defenisi Alat

Ukur Skala Hansil Ukur

Independen Penyuluhan kesehatan perawatan lansia

Penyuluhan kesehatan tentang perawatan lansia yang ditujukan bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia..

Dependen Pengetahuan Hal-hal yang harus

dimiliki oleh keluarga dengan lansia tentang cara-cara perawatan lansia yang benar di rumah.

Kuesioner

Ordinal Terdapat 10 pernyataan tentang pengetahuan, rentang jawaban dinyatakan dengan skor benar (1) dan salah (0), dengan parameter : Skor tertinggi : 10 Skor terrendah : 0

Page 73: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

52

Tabel. 3.1.(Lanjutan) Variabel Defenisi Alat

Ukur Skala Hansil Ukur

Sikap Tanggapan keluarga mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pentingnya memberikan perawatan lansia dengan benar.

Kuesioner

Ordinal

Pengukuran skala sikap dengan menanyakan 10 item pernyataan kepada responden yang harus menjawab salah satu dari empat pilihan jawaban yang tersedia, yaitu : S skor 4, KS skor 3, TS skor 2 dan STS skor 1, parameter : 1. Positif 2. Negatif

Tindakan Aktivitasatauapa yang dilakukankeluarga dalammelakukan perawatan sehari-hari lansia.

Kuesioner

Ordinal

Terdapat 5 pernyataan tentang tindakan, rentang jawaban dinyatakan dengan skor dilakukan (1) dan tidak dilakukan (0), dengan parameter : Skor tertinggi : 5 Skor terrendah : 0

3.6. Uji Validitasi dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakuan kepada 30 orang responden di luar

sampel penelitian, yaitu di desa Pakkat Dolok dengan alasan desa tersebut masih

terletak dalam satu kecamatan dengan desa Sileang, menggunakan puskesmas yang

sama dan memiliki karakteristik yang sama dari segi demografi, jenis pekerjaan dan

akses terhadap informasi.

Page 74: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

53

3.6.1.Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan

dan kecepatan suatu alat ukur (instrumen) dalam mengukur suatu data. Untuk

mengetahui validitas suatu instrumen (dalam kuesioner) dilakukan menghitung

korelasi antara skor r masing-masing pertanyaan dalam suatu variabel. Tehnik

korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment Correlation, dimana untuk

menguji validitas alat ukur terlebih dahulu dicari harga korelasi anatara bagian-bagian

dari alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir, dimana

nilair table = 0,361 dengan kriteria pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan komputerisasi untuk menguji kesahihan butirsoal. Kriteria yang

digunakan untuk menguji kesahihan butir yaitu sebagai berikut :

1. Jikar hitung > r tabel, dengan taraf signifikan α = 0,05 maka pertannyaan

dikatakan valid

2. Jika r hitung < r tabel, dengan taraf signifikan α = 0,05 maka pertannyaan

dikatakan tidak valid

Tabel 3.2.Uji Validitas Instrumen

Item Pertanyaan r hitung r table Keterangan Pengetahuan Pertanyaan 1 0.748 0.361 Valid Pertanyaan 2 0. 833 0.361 Valid Pertanyaan 3 0. 767 0.361 Valid Pertanyaan 4 0. 753 0.361 Valid Pertanyaan 5 0. 826 0.361 Valid Pertanyaan 6 0. 767 0.361 Valid Pertanyaan 7 0. 753 0.361 Valid Pertanyaan 8 0. 826 0.361 Valid

Page 75: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

54

Tabel 3.2. (Lanjutan)

Item Pertanyaan r hitung r table Keterangan Pertanyaan 9 0. 748 0.361 Valid Pertanyaan 10 0. 833 0.361 Valid Sikap Pertanyaan 1 0.857 0.361 Valid Pertanyaan 2 0.837 0.361 Valid Pertanyaan 3 0.827 0.361 Valid Pertanyaan 4 0.841 0.361 Valid Pertanyaan 5 0.861 0.361 Valid Pertanyaan 6 0.846 0.361 Valid Pertanyaan 7 0.826 0.361 Valid Pertanyaan 8 0.883 0.361 Valid Pertanyaan 9 0.866 0.361 Valid Pertanyaan 10 0.861 0.361 Valid Tindakan Pertanyaan 1 0. 748 0.361 Valid Pertanyaan 2 0. 686 0.361 Valid Pertanyaan 3 0. 900 0.361 Valid Pertanyaan 4 0. 748 0.361 Valid Pertanyaan 5 0. 686 0.361 Valid

3.6.2.Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas suatu pertanyaan dengan membandingkan nilai

r-hasil (alpha cronbach) dengan r-tabel, dengan butir pertanyaan dikatakan reliable

atau andala pabila jawaban dari responden terhadap pertayaan adalah konsisten.

Dalam uji reliabelitas butir pertannyaan yang sudah valid dalam uji validitas

ditentukan reliabelitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika nilai Cronbach‘s Alpha > 0,60 r tabel maka pertanyaan reliabel.

2. Jika nilai Cronbach‘s Alpha < 0,60 rtabel maka pertanyaan tidak reliabel

Page 76: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

55

Uji reliabilitas dilakukan untuk melakukan sejauh mana suatu instrument dapat

dipercaya. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji Cronbach‘s Alpha. Variabel

dikatakan reliabel jikanilai r Cronbach‘s Alpha > 0,6 hal ini dapat dilihat pada tabel :

Tabel 3.3.UjiReliabilitas Instrumen

Variabel Cronbach‘s Alpha Keputusan Pengetahuan 0.807 Reliabel Sikap 0.864 Reliabel Tindakan 0.809 Reliabel

3.7. Metode Pengukuran

Angket/kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data-data yang

berhubungan dengan perilaku keluarga tentang perawatan lansia di rumah.

3.7.1. Variabel Independen

Penyuluhan Kesehatanadalah usaha atau kegiatan untuk membantu

individu, keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan perawatan lansia untuk

mencapai kesehatan yang optimal.

3.7.2. Variabel Dependen

1. Pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia yang benar di rumah dengan

jawaban benar skor 1 dan jawaban salah skor 0 dari 10 pertanyaan dan nilai

tertinggi = 10, kemudian dikategorikan atas baik, cukup dan kurang baik.

a. Pengetahuan baik, jika responden menjawab pertanyaan benar sebanyak 8-10

dari 10 pertanyaan dengan skor nilai 76%-100%

b. Pengetahuan cukup, jika responden menjawab pertanyaan benar sebanyak

5-7 dari 10 pertanyaan dengan skor nilai 50%-75%

Page 77: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

56

c. Pengetahuan kurang, jika responden menjawab pertanyaan benar sebanyak

0-4 dari 10 pertanyaan dengan skor nilai 0-49%

2. Sikap keluarga tentang perawatan lansia yang benar di rumah dengan jawaban

setuju skor 4, kurang setuju 3, tidak setuju 2 dan sangat tidak setuju 1 dari 10

pernyataan dan nilai tertinggi = 40, kemudian dikategorikan tingkat sikap

responden dalam 2 kategori yaitu positif dan negatif.

a. Positif, jika responden menjawab pernyataan dengan skor nilai 31-40

(76%-100%)

b. Negatif, jika responden menjawab pernyataan dengan skor nilai 0-30

(0-75%)

3. Tindakan tentang perawatan sehari-hari diukur dengan 5 pernyataan dengan

jawaban dilakukan skor 1 dan tidak dilakukan skor 0 dan nilai tertinggi = 10

kemudian dikategorikan atas baik dan tidak baik.

a. Baik, jika responden melakukan tindakan perawatan lansia 4-5 dari 5

pernyataan dengan skor nilai (76-100%)

b. Tidak baik, jika responden melakukan tindakan perawatan lansia 0-3 dari 5

pernyataan dengan skor nilai (0-75%)

3.8. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh secara manual dan dilanjutkan dengan komputer

menggunakan program SPSS dengan tahap editing, coding dan entry data. Data

dianalisis secara deskriptif analitik untuk melihat pengaruh dan perbedaan perilaku

Page 78: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

57

keluarga terhadap perawatan sehari-hari lansia sebelum dan sesudah penyuluhan serta

menentukan metode dan media penyuluhan yang lebih efektif dengan menggunakan

uji T-test (Paired T test dan uji T-dependent test) pada tingkat kepercayaan 95%.

Hasil analisa data ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabel.

Page 79: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

58

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Sileang adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Doloksanggul

Kabupaten Humbang Hasundutan, dengan jarak 10 Km dari ibukota kabupaten.Luas

wilayah Desa Sileang sebesar 1.778 Ha, dengan kondisi tanah liat dan subur.

Mayoritas penduduknya adalah Suku Batak Toba dengan mata pencaharian yang

paling banyak adalah bertani. Desa Sileang terdiri dari 4 Dusun yaitu Dusun I, Dusun

II, Dusun III dan Dusun IV dan memiliki batas-batas wilayah:

Sebelah Utara : berbatasan dengan Desa Sosorgonting

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Desa Silaban Margu

Sebelah Barat : berbatasan dengan Desa Pakkat

Sebelah Timur : berbatasan dengan Desa Silaban

Jumlah penduduk Desa Sileang sebanyak 1. 803 jiwa, dengan jumlahlaki-laki

sebanyak 951 jiwa dan perempuan sebanyak 825 jiwa dan terdiri dari 332 KK.

Jumlah lanjut usia sebanyak 216 jiwa tetapi jumlah keluarga yang memiliki anggota

keluarga lanjut usia berjumlah 153 keluarga.Sarana kesehatan yang ada di Desa

Sileang meliputi Poskesdes 2 unit yaitu Poskesdes Sileang dan Poskesdes Lumban

Nayang. Desa Sileang memiliki sarana pendidikan PAUD 1 unit, SD Negeri 1 unit.

58

Page 80: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

59

4.2. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini mayoritas responden berumur 32-16tahun yaitu sebesar

43,3% pada kelompok responden ceramah-leaflet dan berumur 16-23 tahun sebesar

43,3% pada kelompok responden ceramah-poster. Menurut jenis kelaminpada

kelompok penyuluhan dengan metode ceramah-leaflet mayoritas berjenis kelamin

perempuan yaitu sebesar 53,3% dan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebesar 56,7%

pada responden yang diberikan penyuluhan dengan metode ceramah-poster. Menurut

pendidikan pada kelompok responden yang diberikan penyuluhan dengan metode

ceramah-leaflet mayoritas berpendidikan SMA yaitu sebesar 76,7% dan 63,3% pada

responden yang diberikan penyuluhan dengan metode ceramah-poster. Menurut

pekerjaanpada kelompok responden yang diberikan penyuluhan dengan metode

ceramah-leaflet mayoritas bekerja sebagai petani yaitu sebesar 60,0% dan 63,3%

pada responden yang diberikan penyuluhan dengan metode ceramah-poster. Menurut

pekerjaan pada kelompok responden yang diberikan penyuluhan dengan metode

ceramah-leaflet mayoritas bekerja sebagai petani yaitu sebesar 60,0% dan 63,3%

pada responden yang diberikan penyuluhan dengan metode ceramah-poster.Menurut

hubungan keluarga pada kelompok responden yang diberikan penyuluhan dengan

metode ceramah-leaflet mayoritas hubungan keluarga sebagai anak yaitu sebesar

73,3% dan 66,7% pada responden yang diberikan penyuluhan dengan metode

ceramah-poster.

Page 81: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

60

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Variabel Ceramah-Leaflet

% Ceramah-Poster

%

Umur 16-23 tahun 8 26,7 13 43,3 24-31 tahun 9 30,0 10 33,3 32-40 tahun 13 43,3 7 23,3 Jenis Kelamin Laki-laki 14 46,7 17 56,7 Perempuan 16 53,3 13 43,3 Pendidikan SD 0 0 2 6,7 SMP 5 16,7 8 26,7 SMA 23 76,7 19 63,3 PT 2 6,7 1 3,3 Pekerjaan Petani 18 60,0 19 63,3 Wiraswasta 4 13,3 2 6,7 PNS 2 6,7 0 0 Tidak bekerja 3 10,0 0 0 Sekolah/kuliah 3 10,0 9 30,0 Hubungan Keluarga Anak 22 73,3 20 66,7 Cucu 6 20,0 9 30,0 Menantu 2 6,7 1 3,3

4.3. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster terhadap Perilaku Perawatan Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015

Berdasarkan hasil pretest dan postest dapat diketahui perilaku keluarga

sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan

poster adalah:

Page 82: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

61

4.3.1.Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster terhadap Pengetahuan Perawatan Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015

Berdasarkan hasil pretest dan postest dapat diketahui tingkat pengetahuan

keluarga sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet

dan poster adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Lansia Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Pengetahuan Pretest Postest

n % n % Ceramah dan Leaflet Baik 7 23,3 25 83,3 Cukup 12 40,0 5 16,7 Kurang 11 36,7 - - Ceramah dan Poster Baik 5 16,7 21 70,0 Cukup 14 46,7 9 30,0 Kurang 11 36,7 - -

Hasil pengukuran pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan metode

ceramah dengan leaflet (pretest) pada keluarga didapatkan pengetahuan kurang

sebanyak 11 orang (36,7%) dan pada postest tidak ada lagi berpengetahuan kurang.

Keluarga yang berpengetahuan cukup pada pretest sebanyak 12 orang (40,0%) dan

pada postest didapatkan 5 orang (16,7%). Pengetahuan baik keluarga pada pretest

sebanyak 7 orang (23,3%) dan pada postest meningkat menjadi 25 orang (83,3%)

yang berpengetahuan baik.

Pengukuran pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan metode ceramah

dengan poster (pretest) pada keluarga didapatkan pengetahuan kurang sebanyak 11

Page 83: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

62

orang (36,7%) dan pada postest tidak ada lagi berpengetahuan kurang. Keluarga yang

berpengetahuan cukup pada pretest sebanyak 14 orang (46,7%) dan pada postest

didapatkan 9 orang (30,0%). Pengetahuan baik keluarga pada pretest sebanyak 5

orang (16,7%) dan pada postest berubah menjadi 21 orang (70,0%) yang

berpengetahuan baik.

4.3.2.Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster terhadap Sikap Perawatan Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015

Berdasarkan hasil pretest dan postest dapat diketahui sikap keluarga sebelum

dan sesudah penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet dan poster adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3. Distribusi Sikap Keluarga tentang Perawatan Lansia Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Sikap Pretest Postest

n % n % Ceramah dan Leaflet Positif 20 66,7 27 90,0 Negatif 10 33,3 3 10,0 Ceramah dan Poster Positif 22 73,3 26 86,7 Negatif 8 26,7 4 13,3

Hasil pengukuran sikap sebelum diberikan penyuluhan metode ceramah

dengan leaflet (pretest) pada keluarga didapatkan sikap negatif sebanyak 10 orang

(33,3%) dan pada postest didapatkan 3 orang (10,0%). Sikap positif keluarga pada

pretest sebanyak 20 orang (66,7%) dan pada postest meningkat menjadi 27 orang

(90,0%) yang memiliki sikap positif.

Page 84: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

63

Pengukuran sikap sebelum diberikan penyuluhan metode ceramah

denganposter (pretest) pada keluarga didapatkan sikap negatif sebanyak 8 orang

(26,7%) dan pada postest didapatkan 4 orang (13,3%). Sikap positif keluarga pada

pretest sebanyak 22 orang (73,3%) dan pada postest meningkat menjadi 26 orang

(86,7%) yang memiliki sikap positif.

4.3.3.Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster terhadap Tindakan Perawatan Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan tahun 2015

Berdasarkan hasil pretest dan postest dapat diketahui tindakan keluarga

sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflet adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.4. Distribusi Tindakan Keluarga tentang Perawatan Lansia Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Tindakan Pretest Postest

n % n % Ceramah dan Leaflet Baik 12 40,0 23 76,7 Tidak Baik 18 60,0 7 23,3 Ceramah dan Poster Baik 10 33,3 19 63,3 Tidak Baik 20 66,7 11 36,7

Hasil pengukuran tindakan sebelum diberikan penyuluhan metode ceramah

dengan leaflet (pretest) pada keluarga didapatkan yang melakukan tindakan tidak baik

sebanyak 18 orang (60,0%) dan pada postest didapatkan 7 orang (23,3%).

Melakukan tindakan baik keluarga pada pretest sebanyak 12 orang (40,0%) dan pada

postest meningkat menjadi 23 orang (76,7%) yang melakukan tindakan baik.

Page 85: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

64

Pengukuran tindakan sebelum diberikan penyuluhan metode ceramah

denganposter (pretest) pada keluarga didapatkan yang melakukan tindakan tidak baik

sebanyak 20 orang (66,7%) dan pada postest didapatkan 11 orang (36,7%).

Melakukan tindakan baik keluarga pada pretest sebanyak 10 orang (33,3%) dan pada

postest meningkat menjadi 19 orang (63,3%) yang melakukan tindakan baik.

4.4. Analisa Data

4.4.1. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai pengetahuan

responden sebelum dan sesudah penyuluhan metode ceramah dengan leaflet adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.5. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Keluarga Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet

Pengetahuan

Kelompok Ceramah-Lefalet

Mean Mean Difference

p n

Sebelum 1,87 0,967 0,000 30 Sesudah 2,83 0,000 30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pengetahuan keluarga sebelum

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet adalah 1,87 dan sesudah

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet mengalami peningkatan

menjadi 2,83. Terlihat nilai mean difference sebesar 0,967.

Sebelum menganalisis pengaruh metode ceramah dengan leaflet terhadap

pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia perlu dilakukan uji normalitas

Page 86: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

65

pengetahuan pretest dan postest untuk menentukan uji pengaruh yang sesuai tipe data

yang telah didapat. Hasil menunjukkan bahwa nilai pengetahuan pretest

(0,000)<0,005 sehingga dikatakan data tidak normal dan nilai pengetahuan postest

(0,000)<0,005 sehingga juga dikatakan data tidak normal, karena tipe kedua data

tidak normal, maka untuk menganalisis pengaruh metode ceramah dengan leaflet

terhadap pengetahuan keluarga menggunakan Wilcoxon.

Tabel 4.6. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet terhadap Pengetahuan Keluarga tentang Perawatn Lansia

Variabel Mean Z P

Pengetahuan Sebelum 1,87 -4,420 0,000 Sesudah 2,83

Berdasarkan tabel 4.6terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet tentang

perawatan lansia yaitu 1,87 menjadi 2,83. Hasil analisis dengan menggunakan

Wilcoxon didapatkan nilai Z (-4,420) dengan nilai p=0,000<0,05 hal ini bermakna

bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan metode

ceramah dengan leaflet terhadap pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia.

Pengaruh ini terlihat pada nilai rerata yang meningkat artinya dengan pertanyaan

yang sama diberikan pada setelah keluarga diberikan intervensi dengan metode

ceramah dengan leaflet sudah lebih banyak yang menjawab dengan benar tentang

perawatan lansia. Hal ini dikarenakan informasi yang diberikan sudah dapat diterima

dan dipahami oleh keluarga.

Page 87: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

66

Hasil rerata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah mendapat

penyuluhan metode ceramah dengan leaflet digambarkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan

Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet

4.4.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet

Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai

sikapresponden sebelum dan sesudah penyuluhan metode ceramah dengan leaflet

adalah:

Tabel 4.7. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Keluarga Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet

Sikap

Kelompok Ceramah-Lefalet

Mean Mean Difference

p n

Sebelum 1,80 0,900 0,000 30 Sesudah 2,70 0,000 30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet adalah 1,80 dan sesudah

00,5

11,5

22,5

3

SEBELUM SESUDAH

Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Metode Ceramah dengan Leaflet

Pengetahuan Kelompok Metode Ceramah dengan Leaflet

1.87

2.83

Page 88: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

67

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet mengalami peningkatan

menjadi 2,70. Terlihat nilai mean difference sebesar 0,900.

Sebelum menganalisis pengaruh metode ceramah dengan leaflet terhadap

sikap keluarga tentang perawatan lansia perlu dilakukan uji normalitas sikap pretest

dan postest untuk menentukan uji pengaruh yang sesuai tipe data yang telah didapat.

Hasil menunjukkan bahwa nilai sikap pretest (0,000)<0,005 sehingga dikatakan data

tidak normal dan nilai pengetahuan postest (0,000)<0,005 sehingga juga dikatakan

data tidak normal, karena tipe kedua data tidak normal, maka untuk menganalisis

pengaruh metode ceramah dengan leaflet terhadap sikap keluarga menggunakan

Wilcoxon.

Tabel 4.8. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet terhadap Sikap Keluarga tentang Perawatan Lansia

Variabel Mean Z p

Sikap Sebelum 1,80 -2,646 0,008 Sesudah 2,70

Berdasarkan tabel 4.8 terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet tentang

perawatan lansia yaitu 1,80 menjadi 2,70. Hasil analisis dengan menggunakan

Wilcoxon didapatkan nilai Z (-2,646) dengan nilai p=0,008<0,05 hal ini bermakna

bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan metode

ceramah dan leaflet terhadap sikap keluarga tentang perawatan lansia. Pengaruh ini

terlihat pada nilai rerata yang meningkat artinya dengan pertanyaan yang sama

Page 89: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

68

diberikan pada setelah keluarga diberikan intervensi dengan metode ceramah dengan

leaflet sudah lebih banyak yang menjawab dengan positif tentang perawatan lansia.

Rata-rata kenaikan sikap keluarga tidak terlalu banyak, hal ini dikarenakan

keluargasudah banyak bersikap positif mengenai perawatan lansia sebelum diberikan

penyuluhan metode ceramah dengan leaflet.

Hasil rerata nilai sikap responden sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan

metode ceramah dengan leaflet digambarkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet

4.4.3. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai

tindakanresponden sebelum dan sesudah penyuluhan metode ceramah dan dengan

leaflet adalah sebagai berikut:

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

SEBELUM SESUDAHSikap Kelompok Metode Ceramah dan Leaflet

Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan

Metode Ceramah dan Leaflet

Sikap Kelompok Metode Ceramah dengan Leaflet

Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Metode Ceramah denga Leaflet

1.80

2.70

Page 90: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

69

Tabel 4.9. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Keluarga Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet

Tindakan Kelompok

Ceramah-Lefalet

Mean Mean Difference

p n

Sebelum 1,67 0,233 0,000 30 Sesudah 1,90 0,000 30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai tindakan responden sebelum

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet adalah 1,67 dan sesudah

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet mengalami peningkatan

menjadi 1,90. Terlihat nilai mean difference sebesar 0,233.

Sebelum menganalisis pengaruh metode ceramah dengan leaflet terhadap

tindakan keluarga tentang perawatan lansia perlu dilakukan uji normalitas tindakan

pretest dan postest untuk menentukan uji pengaruh yang sesuai tipe data yang telah

didapat. Hasil menunjukkan bahwa nilai sikakp pretest (0,000)<0,005 sehingga

dikatakan data tidak normal dan nilai pengetahuan postest (0,000)<0,005 sehingga

juga dikatakan data tidak normal, karena tipe kedua data tidak normal, maka untuk

menganalisis pengaruh metode ceramah dengan leaflet terhadap sikap keluarga

menggunakan Wilcoxon.

Tabel 4.10. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet terhadap Tindakan Keluarga tentang Perawatan Lansia

Variabel Mean Z p

Tindakan Sebelum 1,67 -3,317 0,001 Sesudah 1,90

Page 91: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

70

Berdasarkan tabel 4.10 terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah diberikan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet tentang

perawatan lansia yaitu 1,67 menjadi 1,90. Hasil analisis dengan menggunakan

Wilcoxon didapatkan nilai Z (-2,646) dengan Nilai p=0,001<0,05 hal ini bermakna

bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan metode

ceramah dengan leaflet terhadap tindakan keluarga tentang perawatan lansia.

Pengaruh ini terlihat pada nilai rerata yang meningkat artinya keluarga yang dulunya

tidak melakukan dengan baik perawatan terhadap lansia dan setelah menerima

penyuluhan metode ceramah dengan leaflet sehingga keluarga mau melakukan

perawatan lansiadengan baik.

Hasil rerata nilai tindakan responden sebelum dan sesudah mendapat

penyuluhan metode ceramah dengan leaflet digambarkan pada gambar 4.3.

Gambar 4.3. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet

1,551,6

1,651,7

1,751,8

1,851,9

1,95

SEBELUM SESUDAH

Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Metode Ceramah dengan Leaflet

Tindakan Kelompok Metode Ceramah dengan Leaflet

1.67

1.90

Page 92: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

71

4.4.4. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai pengetahuan

responden sebelum dan sesudah penyuluhan metode ceramah dengan poster adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.11. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Keluarga Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan Metode Ceramah dengan Poster

Pengetahuan

Kelompok Ceramah-Poster

Mean Mean Difference

p n

Sebelum 1,73 0,133 0,000 30 Sesudah 1,87 0,000 30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pengetahuan responden sebelum

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan posteradalah 1,73 dan sesudah

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster mengalami peningkatan

menjadi 1,87. Terlihat nilai mean difference sebesar 0,133.

Sebelum menganalisis pengaruh metode ceramah dengan posterterhadap

pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia perlu dilakukan uji normalitas

pengetahuan pretest dan postest untuk menentukan uji pengaruh yang sesuai tipe data

yang telah didapat. Hasil menunjukkan bahwa nilai pengetahuan pretest

(0,000)<0,005 sehingga dikatakan data tidak normal dan nilai pengetahuan postest

(0,000)<0,005 sehingga juga dikatakan data tidak normal, karena tipe kedua data

tidak normal, maka untuk menganalisis pengaruh metode ceramah dengan

posterterhadap pengetahuan keluarga menggunakan Wilcoxon.

Page 93: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

72

Tabel 4.12. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster terhadap Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Lansia

Variabel Mean Z p

Pengetahuan Sebelum 1,73 -4,669 0,000 Sesudah 1,87

Berdasarkan tabel 4.12 terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster tentang

perawatan lansia yaitu 1,73 menjadi 1,87. Hasil analisis dengan menggunakan

Wilcoxon didapatkan nilai Z (-4,669) dengan nilai p=0,000<0,05hal ini bermakna

bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan metode

ceramah denganposter terhadap pengetahuan keluarga tentang perawatan lansia.

Pengaruh ini terlihat pada nilai rerata yang meningkat artinya dengan pertanyaan

yang sama diberikan pada setelah keluarga diberikan intervensi atau penyuluhan

metode ceramah dengan poster sudah lebih banyak yang menjawab dengan benar

tentang perawatan lansia. Hal ini dikarenakan informasi yang diberikan sudah dapat

diterima dan dipahami oleh keluarga.

Hasil rerata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah mendapat

penyuluhan metode ceramah dengan poster digambarkan pada gambar 4.4.

Page 94: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

73

Gambar 4.4. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster

4.4.5. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah

Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster

Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai sikap responden

sebelum dan sesudah penyuluhan metode ceramah dengan poster adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.13. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Keluarga Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster

Sikap

Kelompok Ceramah-Poster

Mean Mean Difference

p n

Sebelum 1,40 0,367 0,000 30 Sesudah 1,77 0,000 30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden sebelum

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster adalah 1,40 dan sesudah

1,65

1,7

1,75

1,8

1,85

1,9

SEBELUM SESUDAHPengetahuan Kelompok Metode Ceramah dengan Poster

Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Metode Ceramah dengan Poster

1.73

1.87

Page 95: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

74

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster mengalami peningkatan

menjadi 1,77. Terlihat nilai mean difference sebesar 0,367.

Sebelum menganalisis pengaruh metode ceramah dengan posterterhadap sikap

keluarga tentang perawatan lansia perlu dilakukan uji normalitas sikap pretest dan

postest untuk menentukan uji pengaruh yang sesuai tipe data yang telah didapat.

Hasil menunjukkan bahwa nilai sikap pretest (0,000)<0,005 sehingga dikatakan data

tidak normal dan nilai sikap postest (0,000)<0,005 sehingga juga dikatakan data tidak

normal, karena tipe kedua data tidak normal, maka untuk menganalisis pengaruh

metode ceramah dengan posterterhadap sikap keluarga menggunakan Wilcoxon.

Tabel 4.14. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster terhadap Sikap Keluarga tentang Perawatan Lansia

Variabel Mean Z p

Pengetahuan Sebelum 1,40 -2,000 0,006 Sesudah 1,77

Berdasarkan tabel 4.14 terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster tentang

perawatan lansia yaitu 1,40 menjadi 1,77. Hasil analisis dengan menggunakan

Wilcoxon didapatkan nilai Z (-2,000) dengan nilai p=0,006<0,05 hal ini bermakna

bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan metode

ceramah denganposter terhadap sikap keluarga tentang perawatan lansia. Pengaruh ini

terlihat pada nilai rerata yang meningkat artinya dengan pertanyaan yang sama

diberikan pada setelah keluarga diberikan intervensi atau penyuluhan metode

Page 96: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

75

ceramah dengan poster sudah lebih banyak yang menjawab dengan positif tentang

perawatan lansia. Rata-rata kenaikan sikap keluarga tidak terlalu banyak, hal ini

dikarenakan keluarga sudah banyak bersikap positif mengenai perawatan lansia

sebelum diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster.

Hasil rerata nilai sikap responden sebelum dan sesudah mendapat penyuluhan

dengan metode ceramah dengan poster digambarkan dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster

4.4.6. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster

Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai sikap

responden sebelum dan sesudah penyuluhan metode ceramah dengan poster adalah

sebagai berikut:

00,20,40,60,8

11,21,41,61,8

2

SEBELUM SESUDAHSikap Kelompok Metode Ceramah dan Leaflet

Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan

Metode Ceramah dan Leaflet

Sikap Kelompok Metode Ceramah dan Leaflet

Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan

Metode Ceramah dan Leaflet

1.40

1.77

Sikap Kelompok Metode Ceramah dan Leaflet

Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan dengan

Metode Ceramah dan Leaflet

Sikap Kelompok Metode Ceramah dengan Poster

Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Metode Ceramah dengan Poster

Page 97: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

76

Tabel 4.15. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Keluarga Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster

Tindakan Kelompok

Ceramah-Poster

Mean Mean Difference

p n

Sebelum 1,33 0,367 0,000 30 Sesudah 1,53 0,000 30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai tindakan responden sebelum

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster adalah 1,33 dan sesudah

diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster mengalami peningkatan

menjadi 1,53. Terlihat nilai mean difference sebesar 0,300.

Sebelum menganalisis pengaruh metode ceramah dengan poster terhadap

tindakan keluarga tentang perawatan lansia perlu dilakukan uji normalitas sikap

pretest dan postest untuk menentukan uji pengaruh yang sesuai tipe data yang telah

didapat. Hasil menunjukkan bahwa nilai tindakan pretest (0,000)<0,005 sehingga

dikatakan data tidak normal dan nilai tindakan postest (0,000)<0,005 sehingga juga

dikatakan data tidak normal, karena tipe kedua data tidak normal, maka untuk

menganalisis pengaruh metode ceramah dengan poster terhadap tindakan keluarga

menggunakan Wilcoxon.

Tabel 4.16. Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster terhadap Tindakan Keluarga tentang Perawatan Lansia

Variabel Mean Z p

Tindakan Sebelum 1,33 -3,000 0,003 Sesudah 1,53

Page 98: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

77

Berdasarkan tabel 4.16 terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan sebelum

dengan sesudah diberikan penyuluhan metode ceramah dengan poster tentang

perawatan lansia yaitu 1,33 menjadi 1,63. Hasil analisis dengan menggunakan

Wilcoxon didapatkan nilai Z (-3,000) dengan nilai p=0,003<0,05 hal ini bermakna

bahwa ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah penyuluhan metode

ceramah dengan poster terhadap tindakan keluarga tentang perawatan lansia.

Pengaruh ini terlihat pada nilai rerata yang meningkat artinya keluarga yang dulunya

tidak melakukan dengan baik perawatan terhadap lansia dan setelah menerima

penyuluha metode ceramah dengan poster sehingga keluarga mau melakukan

perawatan lansia dengan baik.

Hasil rerata nilai tindakan responden sebelum dan sesudah mendapat

penyuluhan metode ceramah dengan poster digambarkan pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Poster

1,21,25

1,31,35

1,41,45

1,51,55

SEBELUM SESUDAH

Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Metode Ceramah dengan Poster

Tindakan Kelompok Metode Ceramah dengan Poster

1.33

1.53

Page 99: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

78

4.4.7. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Peyuluhan Menurut Media Penyuluhan Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai pengetahuan

responden sebelum dan sesudah penyuluhan menurut media penyuluhan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.17. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Keluarga Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

Pengetahuan Sesudah

Penyuluhan Menurut Media Mean p n

Ceramah dengan Leaflet 2,83 0,002 30 Ceramah dengan Poster 1,87 30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai pengetahuan keluarga

dengan lansia sesudah pemberian penyuluhan metode ceramah dengan leaflet adalah

2,83 dengan metode ceramah dengan poster lebih kecil nilainya yaitu sebesar 1,87.

Sehinga dapat disimpulkan metode ceramah dengan leaflet lebih bermakna secara

statistik untuk meningkatkan pengetahuan daripada metode ceramah dengan poster.

Nilai p=0,002<0,05 maka dapat disimpulkan secara statistik ada perbedaan yang

signifikan antara pemberian penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dengan

metode ceramah dengan poster untuk meningkatkan pengetahuan.

Hasil rerata nilai pengetahuan responden sesudah pemberian penyuluhan

berdasarkan media digambarkan pada gambar 4.7.

Page 100: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

79

Gambar 4.7. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

4.4.8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Peyuluhan Menurut Media Penyuluhan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai pengetahuan

responden sebelum dan sesudah penyuluhan menurut media penyuluhan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.18. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Keluarga Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

Sikap Sesudah

Penyuluhan Menurut Media

Mean p n

Ceramah dengan Leaflet 2,70 0,006 30 Ceramah dengan Poster 1,77 30

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

ceramah-leaflet ceramah-posterPengetahuan Sesudah Penyuluhan Menurut Media

Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan Responden SesudahPemberian Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

Di Desa Sileang Kecamatan DoloksanggulKabupaten humbang Hasundutan

Tahun 2015

2.83

1.87

Page 101: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

80

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai sikap responden yaitu

anggota keluarga dengan lansia sesudah pemberian penyuluhan dengan metode

ceramah dengan leaflet adalah 2,70 dengan metode ceramah dengan poster lebih kecil

nilainya yaitu sebesar 1,77. Sehingga dapat disimpulkan metode cetamah dengan

leaflet lebih bermakna secara statistik untuk meningkatkan sikap daripada metode

ceramah dengan poster. Nilai p=0,006 artinya secara statistik ada perbedaan yang

signifikan antara pemberian penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dengan

metode ceramah dengan poster untuk meningkatkan pengetahuan sikap.

Hasil rerata nilai sikap responden sesudah pemberian penyuluhan berdasarkan

media digambarkan pada gambar 4.8.

Gambar 4.8. Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

ceramha-leaflet ceramah-poster

2.70

1.77

Perbandingan Rerata Nilai Sikap Responden SesudahPemberian Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

Di Desa Sileang Kecamatan DoloksanggulKabupaten humbang Hasundutan

Tahun 2015

Sikap Sesudah Penyuluhan Menurut Media

Page 102: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

81

4.4.9. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sesudah Peyuluhan Menurut Media Penyuluhan Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai pengetahuan

responden sebelum dan sesudah penyuluhan menurut media penyuluhan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.19. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Keluarga Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

Tindakan Sesudah

Penyuluhan Menurut Media

Mean p n

Ceramah denganLeaflet 1,90 0,002 30 Ceramah dengan Poster 1,53 30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata nilai tindakan responden yaitu

anggota keluarga dengan lansia sesudah pemberian penyuluhan dengan metode

ceramah dengan leaflet adalah 1,77 dengan metode ceramah dengan poster lebih kecil

nilainya yaitu sebesar 1,63. Sehingga dapat disimpulkan metode cetamah dengan

leaflet lebih bermakna secara statistik untuk meningkatkan tindakan daripada metode

ceramah dengan poster. Nilai p=0,002 artinya secara statistik ada perbedaan yang

signifikan antara pemberian penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dengan

metode ceramah dengan poster untuk meningkatkan tindakan.

Page 103: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

82

Hasil rerata nilai tindakan responden sesudah pemberian penyuluhan

berdasarkan media digambarkan pada gambar 4.9.

Gambar 4.9. Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden Sesudah Pemberian Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

4.4.10. Perbandingan Rerata Nilai Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster Berdasarkan hasil penelitian diketahui perbandingan rerata nilai perilaku

responden sebelum dan sesudah penyuluhan metode ceramah dengan leaflet dan

poster adalah sebagai berikut:

00,20,40,60,8

11,21,41,61,8

2

ceramah-leaflet ceramah-poster

1.53

1.90

Tindakan Sesudah Penyuluhan Menurut Media

Perbandingan Rerata Nilai Tindakan Responden SesudahPemberian Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

Di Desa Sileang Kecamatan DoloksanggulKabupaten humbang Hasundutan

Tahun 2015

Page 104: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

83

Tabel 4.20. Perbandingan Rerata Nilai Perilaku Keluarga Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster

Variabel Mean Mean

Pretest Postest Ceramah-Leaflet Pengetahuan 1,87 2,83 Sikap 1,80 2,70 Tindakan 1,67 1,90 Ceramah-Poster Pengetahuan 1,73 1,87 Sikap 1,40 1,77 Tindakan 1,33 1,53

Hasil penelitian menunjukkan penyuluhan metode ceramah dengan leaflet,

nilai rerata pengetahuan keluarga sebelum penyuluhan 1,87 dan sesudah penyuluhan

menjadi 2,83. Nilai rerata sikap sebelum penyuluhan 1,80 dan sesudah penyuluhan

menjadi 2,70. Nilai rerata tindakan sebelum penyuluhan 1,67 dan sesudah

penyuluhan menjadi 1,90, dapat kita lihat dari bahwa penyuluhan dengan metode

ceramah dengan leaflet dapat meningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan

mengalami peningkatan. Penyuluhan metode ceramah denganposter,nilai rerata

pengetahuan keluarga sebelum penyuluhan 1,73 dan sesudah penyuluhan menjadi

1,87. Nilai rerata sikap sebelum penyuluhan 1,40dan sesudah penyuluhan menjadi

1,77. Nilai rerata tindakan sebelum penyuluhan 1,33 dan sesudah penyuluhan

menjadi 1,53, dapat kita lihat dari bahwa penyuluhan metode ceramah dengan poster

dapat meningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan mengalami peningkatan. Dilihat

dari tabel peningkatan pencapaian nilai rata-rata perilaku (pengetahuan, sikap dan

tindakan) responden pada kelompok perlakuan media leaflet lebih tinggi daripada

Page 105: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

84

kelompok media posteryang berarti bahwa metode ceramah dengan leaflet lebih

bermakna atau lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan

daripada metode ceramah dengan poster.

Hasil rerata nilai pengetahuan, sikap dan tindakan responden sebelum dan

sesudah mendapat penyuluhan metode ceramahdengan leafle tdan poster

digambarkan pada gambar 4.10.

Gambar 4.10. Perbandingan Rerata Nilai Perilaku Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah dengan Leaflet dan Poster

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

pretest postest pretest postest pretest postest pretest postest pretest postest pretest postest

Metode Ceramah dan Leaflet

Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Metode Ceramah

dengan Leaflet dan Poster

Metode Ceramah dan Poster

pengetahuan sikap tindakan tindakansikappengetahuan

1.87

2.83

1.80

2.70

1.67

1.90

1.73

1.87

1.40

1.77

1.33

1.53

Page 106: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

85

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Perilaku Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan responden tentang

perawatan lansia sebelum diberikan penyuluhan baik itu dengan metode ceramah

dengan leaflet maupun dengan metode ceramah dengan poster mayoritas

berpengetahuan cukup, sementara sikap responden mayoritas sudah bersikap positif

dan tindakan responden mayoritas masih melakukan tindakan tidak baik dalam

perawatan lansia.

Hal ini menunjukkan sebelum dilakukan penyuluhan kedua kelompok

responden mempunyai karakteristik pengetahuan, sikap dan tindakan tentang

perawatan lansia yang hampir setara. Keadaan ini sesuai dengan pendapat Arikunto

(2005) yang mengemukakan bahwa salah satu persyaratan peniliti eksperimen adalah

mengusahakan kedua kelompok responden dalam kondisi yang sama sehingga

paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya

perlakuan.

Sesudah pemberian penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet

maupun dengan metode ceramah dan poster pengetahuan responden tentang

perawatan lansia keseluruhannya menjadi baik, begitu juga dengan sikap responden

yang sesudah diberikan penyuluhan baik itu dengan metode ceramah dan leaflet

86

Page 107: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

86

maupun dengan metode ceramah dan poster frekuensinya meningkat menjadi

mayoritas bersikap positif.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan,

sikap dan tindakan responden atau anggota keluarga tentang perawatan lansia setelah

mendapatkan penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet maupun dengan metode

ceramah dan poster. Keadaan ini menggambarkan bahwa penyuluhan kesehatan

merupakan suatu kegiatan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku responden

meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan diberikannya

penyuluhan maka responden mendapat pembelajaran yang menghasilkan suatu

perubahan dari yang semula belum diketahui menjadi diketahui, yang dahulu belum

dimengerti sekarang dimengerti. Hal ini sesuai dengan tujuan akhir dari penyuluhan

agar masyarakat dapat mengetahui, menyikapi dan melaksanakan perilaku hidup

sehat. Perubahan perilaku tersebut dapat berupa pengetahuan, sikap maupun tindakan

atau kombinasi dari ketiga komponen tersebut (Depkes RI, 2002). Hasil penelitian ini

didukung oleh penelitian Cahyati (2008) di kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah

dikemukakan bahwa ada peningkatan pengetahuan keluarga setelah mendapat

penyuluhan tentang perawatan lansia. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Mulyana

(2005), bahwa tingkat keberhasilan penyampaian makna dari suatu pesan sangat

dipengaruhi oleh metode yang tepat dan kemasan yang menarik dalam penyampaian

pesan tersebut.

Bila dilihat dari perbandingan rerata nilai pengetahuan, sikap dan tindakan

responden sebelum dan sesudah penyuluhan baik dengan metode ceramah dan leaflet

Page 108: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

87

maupun ceramah dan poster, maka didapati bahwa ada perbedaan rerata nilai

pengetahuan, sikap an tindakan responden tersebut sebelum dan sesudah menerima

penyuluhan, yaitu berupa peningkatan rerata nilai penegtahuan, sikap dan tindakan

yang signifikan.

Seperti diketahui metode ceramah merupakan cara yang paling utama

digunakan untuk penyuluhan kesehatan berkelompok yang jumlah sasarannya lebih

dari 15 orang untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah, dimana kunci

keberhasilannya adalah apabila penceramah menguasai materi dan penggunaan alat

bantu atau media penyuluhan yang sesuai seperti media cetak. Pada penelitian ini

ceramah dilakukan dengan mengunakan media leaflet dan poster.

Leaflet merupakan salah satu alat komunikasi yang lebih menonjolkan

penglihatan atau visual untuk lebih mudah diingat dan dimengerti segala lapisan

masyarakat (Depkes, 2001). Visual ini lebih mudah diingat, lebih komunikatif, lebih

dapat mencapai sasaran (Depkes, 2002). Media ini biasanya terdiri dari gambaran

sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna sehingga mempermudah

pemahaman dan dapat meningkatkan gairah belajar. Pemberian penyuluhan dengan

metode ceramah dan leaflet mempunyai arti yang bermakna untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan tindakan responden tentang perawatan lansia. Pada penelitian

Sudibyo (1998) tentang pengaruh penyuluhan obat terhadap pengetahuan, sikap

tindakan penggunaan obat yang Rasional dalam Pengobatan Sendiri oleh Ibu di

Kabupaten Cianjur menyimpulkan bahwa pengaruh metode ceramah dan media

leaflet terbukti secara bermakna (a) meningkatkan pengetahuan ibu tentang

Page 109: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

88

pengobatan sendiri, (b) meningkatkan sikap ibu terhadap pengobatan sendiri, dan (c)

meningkatkan tindakan pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan untuk keluhan

demam, sakit kepala.

Poster adalah medium berisikan pesan yang ditujukan bagi khalayak untuk

dipelajari dan didiskusikan bersama-sama. Jika digunakan sebagai media penggerak

diskusi, isi pesan yang disampaikan bersifat terbuka, sehingga memungkinkan

tafsiran yang tidak persis sama (Depkes, 2005). Poster tidak saja penting untuk

menyampaikan kesan-kesan tertentu tapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan

memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Secara umum poster yang baik

hendaklah sederhana, dapat menyajikan suatu ide untuk mencapai suatu tujuan

pokok, berwarna dan tulisannya jelas (Sadiman, 2006). Kelebihan poster dari media

lain adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak tinggi, tidak perlu listrik,

dapat dibawa kemana-mana, dapat mengukit rasa keindahan, mempermudah

pemahaman dan meningkatkan gairah belajar, (Notoadmodjo, 2005).Ada beberapa

penelitian yang sudah dilakukan berhubungan dengan pemakaian poster, diantaranya

mengemukakan bahwa penyuluhan dengan metode ceramah dan poster dapat

meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas dalam pemeberian ASI

Eksklusif di Sait Nihuta Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan

(Astuti, 2010). Penelitian Lina(2012) juga menerangkan bahwa promosi kesehatan

reproduksi dengan metode ceramah dan poster dapat meningkatkan pengetahuan dan

sikap remaja SLTP di Tapanuli Utara secara signifikan.

Page 110: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

89

Sementara bila dilihat dari mean difference, pada peningkatan pengetahuan

didapati bahwa sebelum dan sesudah penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet

mempunyai nilai 0,96 dan nilai 0,90 untuk metode ceramah dan poster. Keadaan ini

menunjukkan bahwa metode ceramah dan leaflet lebih meningkat pengetahuan

dibanding dengan metode ceramah dan poster.

Untuk peningkatan sikap terlihat mean difference sebesar 0,23 pada

penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet dan 0,13 pada metodeceramah dan

poster. Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah dan leaflet lebih meningkat

sikap dibanding dengan metode ceramah dan poster. Keadaan ini mungkin

disebabkan karena jumlah responden yang bersikap negatif lebih banyak pada

kelompok responden yang menerima penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet

dibandingkan dengan kelompok responden yang menerima penyuluhan dengan

metode ceramah dan poster, sehingga peningkatan sikap sesudah penyuluhan dengan

metode ceramah dan poster tidak terlalu besar peningkatannya. Kita ketahui leaflet

juga merupakan salah satu alat komunikasi yang lebih menonjolkan penglihatan atau

visual untuk lebih mudah diingat dan dimengerti sehingga mempermudah

pemahaman dan dapat meningkatkan gairah untuk melaksanakan pesan yang

disampaikan dalam leaflet. Sedangkan poster merupakan kombinasi visulisasi yang

kuat dengan warna dan pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang

tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatan sasaran dan

kurang meningkatkan gairah untuk melaksanakan pesan yang disampaikan dalam

poster (Depkes RI, 2008).

Page 111: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

90

Peningkatan tindakan terlihat mean difference sebesar 0,36 pada penyuluhan

dengan metode ceramah dan leaflet dan 0,30 pada metode ceramah dan poster. Hal ini

menunjukkan bahwa tindakan lebih meningkat pada metode ceramah dan leaflet

dibanding dengan metode ceramah dan poster. Keadaan ini mungkin disebabkan

karena jumlah responden yang melakukan tindakan yang tidak baik lebih sedikit pada

kelompok responden yang menerima penyuluhan dengan metode ceramah dan leaflet

dibandingkan dengan kelompok responden yang menerima penyuluhan dengan

metode ceramah dan poster, sehingga peningkatan tindakan sesudah penyuluhan

dengan metode ceramah dan poster tidak terlalu besar peningkatannya. Selain itu

seperti kita ketahui poster merupakan komunikasi yang dapat dibaca untuk

mengingatkan tetapi bukan menanamkan pemahaman tentang langkah-langkah atau

prosedur kerja sehingga responden yang mendapat penyuluhan dengan ceramah dan

poster kurang memahami bagaiman langkah-langkah melakukan perawatan lansia

yang benar. Sementara leaflet adalah selembar kertas yang berisi langkah atau

prosedur tentang suatu masalah khususnya untuk suatu sasarandengan tujuan tertentu.

Dan leaflet merupakan komunikasi yang dapat diulang-ulang untuk mempermudah

pemahaman dan lebih mudah diingat sehingga dapat mempengaruhi responden untuk

mau melakukan tindakan dari pesan yang disampaikan dalam leaflet atau lebih dapat

menimbulkan respons dari yang membacanya. Sesuatu yang diulang-ulang cenderung

lebih tertanam pada jiwa manusia. (Sanyoto, 2006).

Page 112: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

91

5.2. Perbandingan Rerata Nilai Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Keluarga Sesudah Penyuluhan Berdasarkan Media Penyuluhan

Dari hasil penelitian diperoleh ada perbedaan rerata nilai pengetahuan, sikap

dan tindakan responden sesudah penyuluhan baik denganmetode ceramah dengan

leaflet maupun ceramah dengan poster dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan

tindakan responden, dimana rerata nilai pengetahuan, sikap dan tindakan responden

dengan metode ceramah dengan leaflet lebih besar nilainya dibandingkan dengan

rerata nilai pengetahuan, sikap dan tindakan responden dengan metode ceramah

dengan poster.

Hasil analisis data terlihat perbedaan efektivitas media leaflet dan poster dalam

meningkatkan determinan media perilaku berupa pengetahuan tentang perawatan

lansia, nilai p=0,002 maka apabila (p<0,05) sehingga dapat dinyatakan hasil terdapat

perbedaan efektifitas media leaflet dengan poster terhadap pengetahuan tentang

perawatan lansia,sedangkan melihat dari hasil statistik selisih nilai rata-rata pretest

dan postest pengetahuan responden diketahui bahwa nilai rata-rata pretestdari

responden yang mendapatkan penyuluhan dengan media leaflet adalah sebesar 1,87

berubah menjadi 2,83pada nilai rata-rata postest. Peningkatan nilai rata-rata yang

terjadi pada media leaflet sebesar 0,96. Nilai rata-rata pretest dari responden yang

mendapatkan penyuluhan dengan media poster adalah sebesar 1,73 berubah menjadi

1,87 pada nilai rata-rata postest. Peningkatan nilai rata-rata yang terjadi pada media

postersebesar 0,14.Peningkatan pencapaian nilai rata-rata pengetahuan responden

pada kelompok perlakuan media leaflet lebih tinggi dibandingkan media poster.

Page 113: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

92

Statistik selisih nilai rata-rata pretest dan postest. Maka membuktikan bahwa media

leaflet lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dibandingkan poster. Hal

tersebut dikarenakan pada media leaflet pemaparan informasi mengenai perawatan

lansia lebih lengkap dan jelas, media leaflet berbentuk lembaran yang dilipat

sehingga mudah dibawa dan dapat dibaca berulang kali. Menurut Notoatmodjo

(2007) media leaflet juga memungkinkan pesan untuk disimpan, dibaca berulang kali,

dan dibagikan dikarenakan bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan

melalui lembaran lembaran yang dilipat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Astuti (2002), bahwa metode pendidikan kesehatan dengan penyuluhan (ceramah)

dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan post-test dibandingkan dengan

pengetahuan pre-test. Dalam penelitian Bart (1994), mengatakan bahwa perilaku

yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perlaku

yang tidak didasari dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai sangat

dibutuhkan keluarga didalam perawatan lansia.

Hasil analisis perbedaan efektivitas media leaflet dan media poster dalam

meningkatkan perilaku perawatan lansia yang dilihat dari determinan sikap

responden terhadap perawatan lansia,nilaip=0,006 maka apabila (p<0,05) sehingga

dapat dinyatakan hasil terdapat perbedaan efektifitas media leaflet dengan poster

terhadap sikap responden terhadap perawatan lansia antara kelompok perlakuan 1

(media leaflet) dan kelompok 2 (media poster), sedangkan melihat dari hasil

statistik selisih nilai rata-rata pretest dan postest sikap responden diketahui bahwa

nilai rata-rata pretest dari responden yang mendapatkan penyuluhan dengan media

Page 114: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

93

leaflet adalah sebesar 1,80 berubah menjadi 2,70 pada nilai rata-rata postest.

Peningkatan nilai rata-rata yang terjadi pada media leaflet sebesar 0,90. Nilai rata-rata

pretest dari responden yang mendapatkan penyuluhan dengan media poster adalah

sebesar 1,40 berubah menjadi 1,77 pada nilai rata-rata postest. Peningkatan nilai

rata-rata yang terjadi pada media poster sebesar 0,37.Peningkatan pencapaian nilai

rata-rata sikap responden pada kelompok perlakuan media leaflet lebih tinggi

daripada kelompok media poster. Hasil statistik hasil statistik selisih nilai rata-rata

pretest dan postest sikap responden diketahui bahwa rata-rata capaian media leaflet

lebih tinggi dibandingkan poster maka membuktikan bahwa media leaflet lebih

efektif dalam meningkatkan sikap dibandingkan poster. Dalam pembentukan sikap

maka pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan yang penting.

Sikap menerima atau menolak responden terhadap suatu hal/objek. Secara tidak

langsung dipengaruhiolehtingkat pengetahuan responden. Dari penelitian ini

menyatakan bahwa media leaflet lebih efektif dalam merubah sikap dibandingkan

media poster. Hal tersebut berarti stimulus dari media leaflet yang diterima

organisme melebihi dari media poster. Menurut Baron et al dalam Dewi et al

(2010) menyatakan bahwa terdapat tiga komponen yang membentuk sikap yaitu

komponen kognitif merujuk pada pengetahuan dan keyakinan, komponen afektif

merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang

terhadap objek sikap, dan komponen konatif adalah komponen yang berhubungan

dengan kecenderungan bertindak terhadap objek. Pengetahuan merupakan

komponen kognitif yang membentuk sikap diketahui bahwa menurut hasil statistik

Page 115: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

94

efektifitas media poster dan media leaflet menunjukkan bahwa media leaflet lebih

efektif dalam meningkatkan pengetahuan perawatan lansia, oleh karena itu media

lefalet mampu memberikan landasan kognitif yang lebih baik, sehingga

komponen afektif responden menunjukkan arah sikap positif lebih tinggi daripada

media poster. Menurut Purwanto (1993) sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan

dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan

dengan objeknya. Dalam hal ini pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan

perawatan lansia kepada keluarga membantu pembentukan sikap keluarga terhadap

yang sama.

Hasil analisis perbedaan efektivitas media leaflet dan media poster dalam

meningkatkan perilaku perawatan lansia yang dilihat dari determinan tindakan

responden tentang perawatan lansia. Hasil analisis menunjukkan nilai p=0,002 maka

apabila (p<0,05) sehingga dapat dinyatakan hasil terdapat perbedaan efektifitas media

leaflet dan poster terhadap tindakan responden terhadap perawatan lansia antara

kelompok perlakuan 1 (media leaflet) dan kelompok 2 (media poster), sedangkan

nilai rata-rata pretest dari responden pada kelompok media leaflet adalah 1,67

sebesar berubah menjadi 1,90 pada nilai rata-rata postest, maka peningkatan nilai

rata-rata yang terjadi pada media leaflet sebesar 0,23. Nilai rata-rata pretest dari

responden pada kelompok perlakuan media poster sebesar 1,33 berubah menjadi

1,53 pada nilai rata-rata postest, maka peningkatan nilai rata-rata yang terjadi pada

media postersebesar0,20. Peningkatan pencapaian nilai rata-rata tindakan responden

pada kelompok perlakuan media leaflet lebih tinggi daripada kelompok media poster.

Page 116: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

95

Peningkatan pencapaian nilai rata-rata tindakan responden pada kelompok media

leaflet lebih tinggi daripada kelompok media poster maka media leflet lebih efektif

dalam meningkatkan tindakan tentang perawatan lansia. Tindakan dapat dipengaruhi

oleh pengetahuan dan sikap seseorang terhadap suatu hal. Berdasarkan teori yang

dikemukan oleh Benyamin Blum bahwa tindakan seseorang terbentuk dari

pengetahuan dari seseorang. Sedangkan teori yang dikemukakan oleh Baron et al,

menyatakan bahwa komponen kognitif merupakan salah satu komponen pembentuk

perubahan sikap seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahawa parktek perawatan

lansia yang baik merupakan hasildari pengetahuan dan sikap yang baik dari

seseorang. Perilaku merupakan respon atau reaksi organisme terhadap stimulus

(rangsangan dari luar) berupa media leaflet dan poster. Sehingga dengan adanya

penyuluhan kesehatan melalui media ini dimaksudkan agar keluarga lansia dapat

menerima stimulus berupa penyuluhan kesehatan mengenai perawatan melalui

media leaflet dan media poster dan akhirnya keluarga dapat merespon melalui

perilaku perawatan lansia. Penelitian ini menyatakan hasil bahwa media leaflet

mampu meningkatkan tindakan perawatan lansia lebih tinggi daripada poster. Hal

tersebut dikarenakan bahwa stimulus atau pesan dari media leaflet lebih jelas

dibandingkan poster yang memiliki isi pesan yang singkat sehingga memerlukan

materi penjelas terlebih dahulu untuk membuat organisme lebih paham terhadap isi

poster. Sehingga respon yang dihasilkanpun menunjukkan bahwa media leaflet lebih

efektif dalam meningkatkan perilaku, dan media leaflet memiliki bentuk yang

sederhana, mudah dibawa kemana-mana, informasi yang tersajipun jelas sehingga

Page 117: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

96

mudah dibaca dimanapun dan pengguna dapat melihat isinya pada saat santai

membuat media leaflet mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap lebih tinggi

daripada poster yang ditempelkan dan informasinya tersaji singkat. Selain itu,

ukuran poster yang besar sehingga menjadi salah satu penyebab kurang efektifnya

media ini. Adanya perubahan pada pengetahuan dan sikap (covert behavior)

yangpada akhirnya dapat terwujud dalam suatu praktik atau tindakan (overt

behavior). Media leaflet adalah selebaran kertas yang berisi tulisan cetak tentang

suatu masalah khusus untuk suatu sasaran dengan tujuan khusus dimana pesan yang

disampaikan dibuat secara lengkap sehingga responden mengetahui prosedur atau

langkah-langkah dari pesan yang disampaikan. Dengan menggunakan leaflet dapat

mengingatkan kembali kepada sasaran tentang pesan yang disampaikan sehingga

sasaran dengan mudah memahami dan mau melaksanakan pesan yang disampaikan.

Sedangkan poster merupakan sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-

gambar dengan sedikit kata-kata, poster dibuat untuk mempengaruhi orang banyak

dengan tampilan visual gambar yang besar namun memberikan pesan singkat.

Dengan melihat poster dapat mendorong orang untuk bertindak namun sulit dipahami

dengan mudah karena terkadang lebih didominasi gambar sehingga tidak semua

sasaran mudah memahami tujuan atau pesan dari poster. Pemberian penyuluhan

metode ceramah dengan leaflet mempunyai arti yang bermaknauntuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan tindakan responden tentang perawatan lansia dibandingkan

penyuluhan metode ceramah dengan poster.

Page 118: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

97

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan leaflett secara signifikan dapat

meningkatkan perilaku keluarga dalam perawatan lansia.

2. Penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan poster secara signifikan dapat

meningkatkan perilaku keluarga dalam perawatan lansia.

3. Dalam upaya peningkatan perilaku keluarga, penyuluhan kesehatan metode

ceramah dengan media leaflet lebih efektif meningkatkan perilaku keluarga

dibandingkan penyuluhan kesehatan metode ceramah dengan poster tentang

perawatan lansia.

6.2. Saran

1. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan khususnya petugas

yang terkait/kader lansia memberikan informasi dan edukasi tentang perawatan

lansia dengan penyuluhan kesehatanmetode ceramah disertai media leaflet karena

terbukti dapat meningkatkan perilaku keluarga.

2. Kepada keluarga dengan lansia, diharapkan lebih proaktif dalam mengikuti

penyuluhan tentang perawatan lansia, memperhatikan segala kebutuhan lansia dan

memanfaatkan leaflet sebagai media untuk meningkatkan perilaku dalam

perawatan lansia.

97

Page 119: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

98

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, 2009. Permasalahan Lanjut Usia (Lansia). Yogyakarta: Graha Ilmu. Arikunto, S, 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta Arikunto, S, 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Rhineka Cipta Azhar, C, 2011. Manajemen Data.Medan: Bamboedoe Commication. Azizah, L, Ma’rifatul, 2011. Keperawatan Lanjut Usia Edisi Pertama, Yogyakarta:

Graha Ilmu. Azwar, S, 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi Kedua. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. ________, 2003. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Cahyati, 2008. PengaruhPenyuluhan tentang Perawatan Lansia terhadap Pengetahuan

Keluarga di Surakarta Tahun 2008. Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Departemen Kesehatan RI, 2005. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi

Petugas Kesehtan. Jakarta. Erfandi, 2009. Lansia dalam Kependudukan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hidayati, 2009. Hubungan Dukungan Sosial dengan Tingkat Depresi pada Lansia

di Kelurahan Helvetia Medan.Skripsi FKM UNPRI. Medan Humaini, 2010.Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta. Inti Dayu Press. Irvinda, 2009. Gambaran Peranan Keluarga terhadap Perilaku Hidup Sehat Lanjut

Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Kecamatan Medan Petisah Tahun 2009. Skripsi FKM-USU. Medan.

Lina, 2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Metode Ceramah dan Poster

tentang Kesehatan Reproduksi terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja di SLTP Negeri 1 Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012. Skripsi FKM-USU.Medan.

98

Page 120: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

99

Mubarak, 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Keluarga. Jakarta: Sagung Seto.

Narayani, 2008. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga terhadap Sikap

Keluarga dalam Pemberian Perawatan Activities Daily Living (ADL) Pada Lansia di Rumah Desa Tanjungrejo Margoyoso Pati. Surakarta: Skripsi.

Nugroho, 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik Edisi Ketiga. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, 2012. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. ___________, 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. ___________, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2014. Pulungan, R, 2007. Pengaruh Metode Penyuluhan terhadap Peningkatan

Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kecamatan Helvetia Tahun 2007. Tesis Sekolah Pascasarjana USU. Medan.

Sari, A, 2011, Statistika Kedokteran. Jakarta: Bamboedoe Commication. Sugiono, 2012. MetodePenelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D). Bandung: CV Alfabeta. ________,2010. Statistik Non Parametrik untuk Penelitian Cetakan Kedelapan.

Bandung: CV Alfabeta. Tampubolon, F, 2009. Pengaruh Media Visual Poster dan Leaflet Makanan Sehat

terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Pelajar Kelas Khusus SMA Negeri 1 Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Skripsi Gizi Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Wawan, 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia.Yogyakarta: Nuha Medika. Wirakusumah. 2002. Tetap Bugar Di Usia Lanjut. Trubus Agriwidya. Jakarta

Page 121: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

100

Lampiran 1. Materi Penyuluhan

MATERI PENYULUHAN KEDAPA KELUARGA TENTANG CARA PERAWATAN LANSIA

Tujuan : Keluarga yang mempunyai anggota keluarga lanjut usia mengetahui

sikap positif dan tindakan yang baik tetang perawatan lansia.

Waktu : 45 menit untuk ceramah, 15 menit diskusi.

Metode : ceramah dan diskusi

Media : Leaflet dan poster

1. Lanjut Usia (Lansia)

1.1. Pengertian lanjut usia

Lanjut usia atau lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah

memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Menurut UU No. 4 tahun

1965 pasal 1 bahwa seseorang dinyatakan sebagai orang jompo atau lanjut usia

setelah yang bersangkutan mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak

berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima

nafkah orang lain.

1.2. Batasan lanjut usia

Batasan usia menurut WHO meliputi usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok

usia 45 sampai 59 tahun; lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun; lanjut usia

tua (old), antara 75 sampai 90 tahun dan usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun.

Page 122: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

101

2. Perawatan Lanjut Usia

2.1. Pemenuhan Kebersihan Perorangan (Personal Hygiene) Lansia

Perawatan yang harus diberikan kepada klien lanjut usia, terutama yang

berhubungan dengan kebersihan perorangan yaitu :

a) Kebersihan mulut dan gigi, kebersihan gigi dan mulut harus tetap dijaga dengan

menyikat gigi dan berkumur secara teratur meskipun sudah ompong. Bagi yang

masih aktif dan masih mempunyai gigi cukup lengkap, ia dapat menyikat giginya

sndiri sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari pada pagi hari saat bangun tidur

dan malam sebelum tidur.

b) Kebersihan kulit dan badan usaha membersihkan kulit dapat dilakukan dengan

cara mandi setiap hari secara teratur paling sedikit sekali kali dalam sehari.

Manfaat mandi ialah menghilangkan bau, menghilangkan kotoran, merangsang

peredaran darah, dan memberikan kesegaran pada tubuh. Pengawasan yang perlu

dilakukan selama perawatan kulit adalah : memeriksa ada atau tidaknya lecet,

mengoleskan minyak pelembab kulit setiap selesai mandi agar kulit tidak terlalu

kering atau keriput, menggunakan air hangat untuk mandi, yang berguna

merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan, dan menggunakan sabun

yang halus dan jangan terlalu sering karena hal ini dapat mempengaruhi keadaan

kulit yang sudah kering dan keriput.

c) Kebersihan kepala dan rambut, membersihkan kepala dan rambut dilakukan

dengan mencuci rambut/keramas sekurang-kurangnya 2 kali dalam seminggu. Jika

lansia tidak mampu mencuci rambut sendiri baik karena sakit dan kondisi fisiknya

Page 123: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

102

yang tidak memungkinkan dapat mencuci rambut di tempat tidur dengan bantuan

anggota keluarga.

d) Pemeliharaan kuku, menjaga kebersihan kuku dengan cara memotong kuku secara

teratur karena kuku merupakan tempat berkumpulnya kotoran bahkan kuman dan

penyakit.

e) Kebersihan tempat tidur dan posisi tidur, perlu menjaga kebersihan tempat tidur

karena tempat tidur yang bersih memberikan rasa nyaman sewaktu tidur.Posisi

tidur harus diatur sedekimian rupa sehingga klien merasa enak, dan harus sering

diubah agar tidak timbul luka lecet atau dekubitus akibat penekanan yang terus

menerus.

2.2. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Lansia

Semakin bertambah umur manusia nafsu dan porsi makan semakin berkurang,

sehingga keadaan fisiknya menurun. Oleh karena itu perlu diperhatikan faktor gizi,

tambahan vitamin serta tambahan makanan lainnya. Keluarga mengupayakan

pemberian makanan atau penyajian perlu memperhatikan :makanan yang disajikan

cukup memenuhi kebutuhan gizi, penyajian makanan pada waktunya secara teratur

serta dalam porsi kecil tapi sering, berikan makanan bertahap dan bervariasi terutama

bila nafsu makannya berkurang, perhatikan makanan agar sesuai selera, lansia

menderita sakit, perlu diperhatikan makanannya sesuai dengan petunjuk dokter/ahli

gizi dan berikan makanan lunak untuk menghindari opstipasi dan memudahkan

mengunyah.

Page 124: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

103

2.3. Pemenuhan Pemeliharaan Kesehatan Lansia

Keluarga mengontrol sekaligus mengingatkan lansia untuk rutin melakukan

pemeriksaan fisik secara berkala dan teratur guna mencegah penyakit dan

menemukan tanda-tanda awal dari penyakit terutama yang ada pada lansia, seperti

tekanan darah dan gula darah, pemeriksaan Pap Smear dan lain-lain ke pusat

pelayanan kesehatan. Menjaga lansia untuk makan, minum dan tidur secara teratur.

Kebiasaan yang harus dihindari antara lain : merokok, minuman keras, malas berolah

raga, makan berlebihan, tidur tidak teratur dan meminum obat yang tidak sesuai

anjuran dokter. Oleh karena itu di tuntut perhatian keluarga lansia.

2.4. Pencegahan Potensi Kecelakaan pada Lansia

Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan

meningkatnya resiko kecelakaan. Oleh karena itu dituntut untuk melakukan upaya

peningkatan keamanan dan keselamatan lansia berupa :anjuran penggunaan alat bantu

jika mengalami kesulitan (berjalan, mendengar dan melihat), lantai diusahakan tidak

licin, rata dan tidak basah, tempat tidur dan tempat duduk tidak terlalu tinggi, jika

bepergian selalu ditemani keluarga dan tidak menggunakan penerangan yang terlalu

redup/menyilaukan.

2.5. Pencegahan Menarik Diri dari Lingkungan

Adapun upaya yang dilakukan keluarga antara lain :berkomunikasi dengan

lansia harus dengan kontak mata, meningkatkan usia untuk melakukan kegiatan

sesuai dengan kemampuan fisiknya, menyediakan waktu untuk berbincang dengan

lansia, berikan kesempatan pada lansia untuk mengekspresikan perasaannya,

Page 125: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

104

mendukung lansia untuk mengikuti kegiatan di masyarakat dan menghargai pendapat

yang diberikan lansia.

2.6. Peran Keluarga terhadap Perawatan Lansia

Dalam melakukan perawatan terhadap lansia, setiap angota keluarga

memiliki peran yang sangat penting oleh anggota keluarga dalam melaksanakan

perannya terhadap lansia yaitu: melakukan pembicaraan terarah, memperhatikan

kehangatan keluarga, membantu dalam hal transportasi, membantu melakukan

persiapan makanan bagi lansia, memberikan kasih sayang, menghormati dan

menghargai, bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia, memberikan

kasih sayang, menyediakan waktu serta perhatian, jangan menganggapnya sebagai

beban, memberi kesempatan untuk tinggal bersama, mengajarknya dalam acara- acara

keluarga, membantu mencukupi kebutuhanya.

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam

memperhatikan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara

lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status

mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi, serta memberikan motivasi

dan memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia.Tugas perkembangan keluarga

merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga adalah sebagai

berikut: mempertahankan pengetahuan hidup yang memuaskan, penyesuaian terhadap

pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, penyesuaian

diri terhadap kehilangan pasagan, pemeliharaan ikatan keluarga antar generasi,

meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut.

Page 126: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

105

Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden

PERSETUJUAN RESPONDEN

Setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang penelitian ini, saya yang

bertanda tangan dibawah ini:

Nomor Responden :

Nama Responden :

Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden peneliti dengan judul

“Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah Dengan Leaflet dan Poster

Terhadap Perilaku Perawatan Lansia pada Keluarga di Desa Sileang Kecamatan

Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2015” yang dilaksanakan

oleh Lusi Siahaan dari program S-2 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

Demikian pernyataan ini kami sampaikan dengan sebenar-benarnya tanpa

unsur paksaan dari pihak manapun.

Medan, Mei 2015 Peneliti Responden (Lusi Siahaan) ( )

Page 127: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

106

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH DENGAN LEAFLET DAN POSTER TERHADAP PERILAKU

PERAWATAN LANSIA PADA KELUARGA DI DESA SILEANG KECAMATAN DOLOKSANGGUL

KABUPATENHUMBANG HASUNDUTAN TAHUN 2015

Nomor Responden (Keluarga Lansia) :

IDENTITAS UMUM :

1. Nama :

2. Umur :

3. Agama :

4. Suku :

5. Jenis kelamin :

6. Pendidikan terakhir :

7. Pekerjaan :

8. Hubungan saudara dengan bapak/ibu lansia :

a) Anak

b) Cucu

c) Keponakan

d) Lain-lain, sebutkan...

Page 128: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

107

Pengetahuan Keluarga tentang Perawatan Lansia Petunjuk pengisian :

1. Silakan membaca setiap kalimat pertanyaan di bawah ini dengan teliti.

2. Pilih salah satu jawaban yang menurut saudara benar dan beri tanda silang (X)

3. Jika memperbaiki jawaban yang diberikan, coret yang salah ganti dengan

jawaban yang benar.

Pertanyaan

1. Saudara menganjurkan berapa kali bapak/ibu lansia untuk menyikat gigi dalam

satu hari?

a. 1 kali sehari

b. 2 kali sehari

c. Tidak tentu

2. Saudara menganjurkan berapa kali bapak/ibu lansia mencuci rambut?

a. 2 kali seminggu

b. 1 kali seminggu

c. Tidak tentu

3. Saudara menganjurkan berapa kali bapk/ibu lansia memotong kuku?

a. 2 kali seminggu

b. 1 kali seminggu

c. Tidak tentu

4. Saudara menganjurkan berapa kali bapak/ibu untuk mandi dalam sehari?

a. 2 kali sehari

b. 1 kali sehari

c. Tidak tentu

5. Menjaga kebersihan ruang tidur bapak/ibu lansia bertujuan untuk?

a. Memberi keindahan

b. Memberikan rasa nyaman

c. Sebagai kebiasaan saja

Page 129: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

108

6. Saudara/anggota keluarga menyajikan dan menyiapkan makanan bapak/ibu

lansia sebaiknya....?

a. Pada saat lansia lapar saja

b. Tepat waktu dan teratur setiap hari

c. Tidak tentu

7. Apabila nafsu/selera makan bapak/ibu lansia berkurang perlu saudara

memperhatikan kebutuhan gizi lansia dengan menyajikan makanan?

a. Satu jenis saja

b. Bertahap dan bervariasi

c. Makanan yang lunak

8. Kemanakah saudara memeriksa dan mengontrol kesehatan bapak/ibu lansia

secara teratur?

a. Dukun

b. Pelayan kesehatan

c. Tidak ada

9. Apakah upaya peningkatan keamanan dan keselamatan lansia yang saudara

lakukan untuk mencegah potensi kecelakaan pada bapak/ibu lansia?

a. Tidak ada

b. Menemani lansia

c. Anjuran penggunaan alat bantu

10. Untuk membangkitkan semangat hidup bapak/ibu lansia, saudara

mendukung/menganjurkan bapak/ibu lansia aktif terlibat dalam?

a. Bertani

b. Beternak

c. Kegiatan masyarakat

Page 130: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

109

A. Sikap Keluarga tentang Perawatan Lansia

Petunjuk Pengisian : 1. Silakan membaca setiap kalimat pernyataan di bawah ini dengan teliti. 2. Berilah tanda check (√) pada setiap pernyataan yang menurut saudara adalah

benar. S : Setuju TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

3. Semua item pernyataan mohon diisi.

No Pernyataan S KS TS STS 1. Perawatan yang harus diberikan kepada lansia,

yang terutama adalah kebersihan perorangan (personal hygiene), dan pemenuhan kebutuhan nutrisi lansia.

2. Kebersihan gigi dan mulut lansia harus tetap dijaga dengan menyikat gigi 2 kali dalam sehari dan berkumur secara teratur meskipun sudah ompong

3. Kebersihan kulit dan badan lansia harus tetap dijaga dengan mandi secara teratur minimal 1 kali dalam sehari.

4. Membersihkan kepala dan rambut dilakukan dengan mencuci rambut/keramas secara teratur minimal 2 kali dalm seminggu.

5. Menjaga kebersihan tempat tidur dapat memberikan rasa nyaman kepada lansia sewaktu tidur.

6. Menyajikan dan menyiapkan makanan bapak/ibu lansia tepat waktu dan teratur setiap hari

7. Menyajikan makanan bapak/ibu lansia dalam bentuk porsi sedikit tapi sering diberikan dan bervariasi setiap hari.

8. Mengontrol/memeriksa kesehatan lansia secara teratur harus ke pusat pelayan kesehatan

9. Penurunan fungsi fisik yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan meningkatnya resiko kecelakaan.

10 Mendukung dan menganjurkan bapak/ibu lansia aktif mengikuti kegiatan di masyarakat dapat membangkitkan semangat hidup lansia.

Page 131: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

110

B. Tindakan Keluarga tentang Perawatan Lansia

Petunjuk Pengisian :

1. Silakan membaca setiap kalimat pernyataan di bawah ini dengan teliti.

2. Berilah tanda check (√) pada setiap pernyataan yang menurut saudara adalah

benar.

TD : Tidak Dilakukan

D : Dilakukan

3. Semua item pernyataan mohon diisi.

No Pernyataan TD D

1. Membantu bapak/ibu lansia untuk menjaga kebersihan

gigi dan mulut dengan menganjurkan lansia untuk

menyikat gigi 2 kali dalam sehari dan berkumur secara

teratur meskipun sudah ompong

2. Membantu bapak/ibu lansia untuk menjaga kebersihan

kulit dan badan dengan menganjurkan lansia mandi secara

teratur minimal 1 kali dalam sehari.

3. Membantu bapak/ibu lansia untuk membersihkan kepala

dan rambut dengan mencuci rambut/keramas secara teratur

minimal 2 kali dalam seminggu.

4. Membersihkan tempat tidur lansia untuk memberikan rasa

nyaman kepada bapak/ibu lansia sewaktu tidur.

5. Menyajikan makanan yang bervariasi kepada bapak/ibu

lansia.

Page 132: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

111

JAWABAN 1. Pengetahuan

1) A

2) A

3) B

4) A

5) B

6) B

7) B

8) B

9) C

10) C

Page 133: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

112

Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

HASIL UJI VALIDITAS DAN REABILITAS PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH

DENGAN LEAFLET DAN POSTER TERHADAP PERILAKU PERAWATAN LANSIA PADA KELUARGA DI DESA

SILEANG KECAMATAN DOLOKSANGGUL KABUPATENHUMBANG HASUNDUTAN

TAHUN 2015

1. PENGETAHUAN

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,807 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 8,33 1,885 ,858 ,748

VAR00002 8,33 2,437 ,058 ,833

VAR00003 8,37 1,895 ,665 ,767

VAR00004 8,37 1,826 ,761 ,753

VAR00005 8,30 2,493 ,036 ,826

VAR00006 8,37 1,895 ,665 ,767

VAR00007 8,37 1,826 ,761 ,753

VAR00008 8,30 2,493 ,036 ,826

VAR00009 8,33 1,885 ,858 ,748

VAR00010 8,33 2,437 ,058 ,833

Page 134: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

113

2. SIKAP

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,864 10

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 33,93 12,409 ,547 ,857

VAR00002 34,00 12,000 ,738 ,837

VAR00003 33,80 12,166 ,894 ,827

VAR00004 33,77 12,875 ,721 ,841

VAR00005 33,83 13,385 ,464 ,861

VAR00006 33,80 12,993 ,656 ,846

VAR00007 33,87 11,499 ,837 ,826

VAR00008 33,90 14,438 ,210 ,883

VAR00009 33,83 14,213 ,378 ,866

VAR00010 33,67 14,782 ,542 ,861

Page 135: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

114

3. TINDAKAN

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,809 5

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

VAR00001 3,67 ,713 ,669 ,748

VAR00002 3,67 ,644 ,845 ,686

VAR00003 3,60 1,145 -,071 ,900

VAR00004 3,67 ,713 ,669 ,748

VAR00005 3,67 ,644 ,845 ,686

Page 136: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

115

Lampiran 5. Hasil Output

HASIL OUTPUT SPSS umur responden leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 16-23 tahun 8 26,7 26,7 26,7

24-31 tahun 9 30,0 30,0 56,7 32-40 tahun 13 43,3 43,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

umur responden poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 16-23 tahun 13 43,3 43,3 43,3

24-31 tahun 10 33,3 33,3 76,7 32-40 tahun 7 23,3 23,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

jenis kelamin responden leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 14 46,7 46,7 46,7

perempuan 16 53,3 53,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

jenis kelamin responden poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid laki-laki 17 56,7 56,7 56,7

perempuan 13 43,3 43,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

pendidikan leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SMP 5 16,7 16,7 16,7

SMA 23 76,7 76,7 93,3 PT 2 6,7 6,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

Page 137: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

116

pendidikan poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid SD 2 6,7 6,7 6,7

SMP 8 26,7 26,7 33,3 SMA 19 63,3 63,3 96,7 PT 1 3,3 3,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

pekerjaan leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid petani 18 60,0 60,0 60,0

wiraswasta 4 13,3 13,3 73,3 PNS 2 6,7 6,7 80,0 Tidak bekerja 3 10,0 10,0 90,0 sekolah/kuliah 3 10,0 10,0 100,0 Total 30 100,0 100,0

pekerjaan poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid petani 19 63,3 63,3 63,3

wiraswasta 2 6,7 6,7 70,0 sekolah/kuliah 9 30,0 30,0 100,0 Total 30 100,0 100,0

hubungan keluarga leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid anak 22 73,3 73,3 73,3

cucu 6 20,0 20,0 93,3 menantu 2 6,7 6,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

hubungan keluarga poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid anak 20 66,7 66,7 66,7

cucu 9 30,0 30,0 96,7 menantu 1 3,3 3,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

Page 138: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

117

SEBELUM PENYULUHAN 1. Pengetahuan sebelum penyuluhan Ceramah-leaflet

pengetahuan sebelum penyuluhan metode ceramah dengan leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik 7 23,3 23,3 23,3

cukup 12 40,0 40,0 63,3 kurang 11 36,7 36,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

Ceramah-poster

pengetahuan sebelum penyuluhan metode cermah dengan poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik 5 16,7 16,7 16,7

cukup 14 46,7 46,7 63,3 kurang 11 36,7 36,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

2. Sikap sebelum penyuluhan Ceramah-leaflet

sikap sebelum penyuluhan metode cermah dengan leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid positif 20 66,7 66,7 66,7

negatif 10 33,3 33,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

Ceramah-poster

sikap sebelum penyuluhan metode cermah dengan poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid positif 22 73,3 73,3 73,3

negatif 8 26,7 26,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

3. Tindakan sebelum penyuluhan Ceramah-leaflet

tindakan sebelum penyuluhan metode cermah dengan leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik 12 40,0 40,0 40,0

tidak baik 18 60,0 60,0 100,0 Total 30 100,0 100,0

Page 139: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

118

Ceramah-poster tindakan sebelum penyuluhan metode cermah dengan poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik 10 33,3 33,3 33,3

tidak baik 20 66,7 66,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

SESUDAH PENYULUHAN

1. Pengetahuan sesudah penyuluhan Ceramah-leaflet

pengetahuan sesudah penyuluhan metode ceramah dengan leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik 25 83,3 83,3 83,3

cukup 5 16,7 16,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

Ceramah-poster

pengetahuan sesudah penyuluhan metode cermah dengan poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik 21 70,0 70,0 70,0

cukup 9 30,0 30,0 100,0 Total 30 100,0 100,0

2. Sikap sesudah penyuluhan Ceramah-leaflet

sikap sesudah penyuluhan metode cermah dengan leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid positif 27 90,0 90,0 90,0

negatif 3 10,0 10,0 100,0 Total 30 100,0 100,0

Ceramah-poster

sikap sesudah penyuluhan metode cermah dengan poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid positif 26 86,7 86,7 86,7

negatif 4 13,3 13,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

Page 140: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

119

3. Tindakan sesudah penyuluhan Ceramah-leaflet

tindakan sesudah penyuluhan metode cermah dengan leaflet

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik 23 76,7 76,7 76,7

tidak baik 7 23,3 23,3 100,0 Total 30 100,0 100,0

Ceramah-poster

tindakan sesudah penyuluhan metode cermah dengan poster

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid baik 19 63,3 63,3 63,3

tidak baik 11 36,7 36,7 100,0 Total 30 100,0 100,0

T-Test

Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pengetahuan sebelum penyuluhan ceramah-leaflet

1,87 30 ,776 ,142

pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

2,83 30 ,379 ,069

Pair 2 pengetahuan sebelum penyuluhan ceramah-poster

1,80 30 ,714 ,130

pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-poster

2,70 30 ,466 ,085

Pair 3 sikap sebelum penyuluhan ceramah-leaflet

1,67 30 ,479 ,088

sikap sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

1,90 30 ,305 ,056

Pair 4 sikap sebelum penyuluhan ceramah-poster

1,73 30 ,450 ,082

sikap sesudah penyuluhan ceramah-poster

1,87 30 ,346 ,063

Pair 5 tindakan sebelum penyuluhan ceramah-leaflet

1,40 30 ,498 ,091

tindakan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

1,77 30 ,430 ,079

Pair 6 tindakan sebelum penyuluhan ceramah-poster

1,33 30 ,479 ,088

tindakan sesudah penyuluhan ceramah-poster

1,53 30 ,490 ,089

Page 141: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

120

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 pengetahuan sebelum penyuluhan

ceramah-leaflet & pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

30 ,508 ,004

Pair 2 pengetahuan sebelum penyuluhan ceramah-poster & pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-poster

30 ,642 ,000

Pair 3 sikap sebelum penyuluhan ceramah-leaflet & sikap sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

30 ,471 ,009

Pair 4 sikap sebelum penyuluhan ceramah-poster& sikap sesudah penyuluhan ceramah-poster

30 ,650 ,000

Pair 5 tindakan sebelum penyuluhan ceramah-leaflet & tindakan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

30 ,450 ,012

Pair 6 tindakan sebelum penyuluhan ceramah-poster & tindakan sesudah penyuluhan ceramah-poster

30 ,538 ,002

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 pengetahuan sebelum penyuluhan ceramah-leaflet - pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

-,967 ,669 ,122 -1,216 -,717 -7,918 29 ,000

Pair 2 pengetahuan sebelum penyuluhan ceramah-poster - pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-poster

-,900 ,548 ,100 -1,105 -,695 -9,000 29 ,000

Pair 3 sikap sebelum penyuluhan ceramah-leaflet - sikap sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

-,233 ,430 ,079 -,394 -,073 -2,971 29 ,008

Pair 4 sikap sebelum penyuluhan ceramah-leaflet - sikap sesudah penyuluhan ceramah-poster

-,133 ,346 ,063 -,262 -,004 -2,112 29 ,006

Pair 5 tindakan sebelum penyuluhan ceramah-leaflet - tindakan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

-,367 ,490 ,089 -,550 -,184 -4,097 29 ,001

Pair 6 tindakan sebelum penyuluhan ceramah-poster - tindakan sesudah penyuluhan ceramah-poster

-,300 ,466 ,085 -,474 -,126 -3,525 29 ,003

Page 142: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

121

T-Test

Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

2,83 30 ,379 ,069

pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-poster

2,70 30 ,466 ,085

Pair 2 sikap sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

1,90 30 ,305 ,056

sikap sesudah penyuluhan ceramah-poster

1,87 30 ,346 ,063

Pair 3 tindakan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet

1,77 30 ,430 ,079

tindakan sesudah penyuluhan ceramah-poster

1,53 30 ,490 ,089

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig. Pair 1 pengetahuan sesudah penyuluhan

ceramah-leaflet & pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-poster

30 ,098 ,608

Pair 2 sikap sesudah penyuluhan ceramah-leaflet & sikap sesudah penyuluhan ceramah-poster

30 ,196 ,299

Pair 3 tindakan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet & tindakan sesudah penyuluhan ceramah-poster

30 ,071 ,710

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Pair 1 pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet - pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah-poster

,133 ,571 ,104 -,080 ,347 1,278 29 ,002

Pair 2 sikap sesudah penyuluhan ceramah-leaflet - sikap sesudah penyuluhan ceramah-poster

,033 ,414 ,076 -,121 ,188 ,441 29 ,006

Pair 3 tindakan sesudah penyuluhan ceramah-leaflet - tindakan sesudah penyuluhan ceramah-poster

,133 ,629 ,115 -,101 ,368 1,161 29 ,002

Page 143: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

122

T-Test Group Statistics

metode penyuluhan N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

pengetahuan sesudah penyuluhan ceramah leaflet dan poster

dimension1 leaflet 30 2,83 ,379 ,069 poster 30 2,70 ,466 ,085

sikap sesudah penyuluhan cermah leaflet dan poster dimension1 leaflet 30 1,90 ,305 ,056

poster 30 1,87 ,346 ,063 tindakan sesudah penyuluhan cermah leaflet dan poster

dimension1 leaflet 30 1,77 ,430 ,079 poster 30 1,53 ,490 ,089

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence

Interval of the Difference

Lower Upper pengetahuan sesudah leaflet- poster

E. variances assumed

6,153 ,016 1,216 58 ,229 ,133 ,110 -,086 ,353

E. variances not assumed 1,216 55,687 ,229 ,133 ,110 -,086 ,353

sikap sesudah leaflet-poster

E.l variances assumed

,633 ,430 ,396 58 ,694 ,033 ,084 -,135 ,202

E. variances not assumed ,396 57,117 ,694 ,033 ,084 -,135 ,202

tindakan sesudah leaflet-poster

E. variances assumed

4,896 ,031 1,120 58 ,267 ,133 ,119 -,105 ,372

E. variances not assumed 1,120 57,040 ,267 ,133 ,119 -,105 ,372

Page 144: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

123

Lampiran 6. Master Data

Page 145: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

124

Page 146: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

125

Page 147: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

126

Page 148: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

127

Page 149: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

128

Page 150: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

129

Page 151: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

130

Page 152: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

131

Page 153: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

132

Page 154: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

133

Page 155: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

134

Page 156: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

135

Lampiran 7. Surat Survey Penelitian

Page 157: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

136

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian

Page 158: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

137

Lampiran 9. Surat Balasan Survey Penelitian

Page 159: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

138

Lampiran 10. Surat Balasan Izin Penelitian

Page 160: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

139

Lampiran 11. Surat Selesai Penelitian

Page 161: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

140

Lampiran 12. Leaflet Penelitian

Page 162: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

141

Page 163: PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN METODE CERAMAH …

142

Lampiran 13. Poster Penyuluhan