1. 0 Operations Strategy Case Study: Disneyland Resort Paris
Ali Yudhi Hartanto - 1206185053 Azhar Harris 1206185356 Etgar Rizky
Equator - 1206185892 Magister Manajemen Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia Jakarta, 2013
2. 1 Sinopsis Kasus Sejak didirikan pada tahun 1923, Perusahaan
Disney Company telah berkomitmen untuk menyediakan Producing
unparalleled entertainment experience based on its rich legacy of
quality creative content and exceptional storytelling. Sejalan
dengan konsep ini, Disney membuat 4 (empat) divisi bisnis yang
terdiri dari Studio Entertainment, Park and reseorts, Consumer
Product dan Media Network. Tiap divisi terdiri dari entitas bisnis
yang terintegrasi dan bekerja sama untuk tumbuh mendunia. Pada
divisi Parks dan Resorts, yang pada tahun 1952 mewujudkan apa yang
dikenal sebagai Walt Disney Imagineering dan Magic of disneys
beloved characters dengan membangun Disneyland di Anaheim
California, kemudian Walt Disney World Resort di Florida, Tokyo
Disney Resort. Disney berkeinginan untuk melebarkan kembali sayap
usahanya ke benua eropa, hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa
5% dari pengunjung Disney di US berasal dari benua Eropa. Dan
Disney kemudian menjatuhkan pilihan ke kota Paris. Disney kemudian
menandatangani letter of agreement dengan Pemerintah Perancis pada
bukan Desember 1985. Pada pembukaan Euro Disney pada tanggal 11
April 1992 diwarnai dengan protes, kekacauan dan hanya mampu
mendatangkan 50.000 pengunjung (10% dari yang diharapkan). Bahkan
sampai bulan agustus 1992 jumlah pengunjung Disney hanya 9 juta
pengunjung yang berdampak pada cash flow perusahaan dan akhirnya
memaksa Disney untuk melakukan restrukturisasi hutang-hutangnya.
Disney kemudian mencoba untuk bangkit dengan mengubah nama Euro
Disney menjadi Disneyland Paris dan kemudian menjadi Disneyland
Resort Paris. Disamping itu Disney membangun wahana wahaan baru
antara lain sleeping beautys castle, the roller coaster Indiana
jones and the temple of peril, space mountain de la terre
coaster.
3. 2 Identifikasi Masalah 1. Pertanyaan pada Case : a.
Segmentasi market seperti apa yang coba untuk disasar oleh Disney
Resort theme park b. Apakah pilihan strategis Euro Disney di Paris
telah tepat. c. Aspek apasajakah yang tetap tidak berubah dan aspek
apasajakah yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat. 2.
Bagaimana Disney mengimplementasikan operational resources yang
dimiliki dengan expected market demand, 3. Factor-factor apa
sajakah yang menyebabkan The Walt Disney Company gagal mereprodusir
keberhasilan Tokyo Disneyland ke dalam pengembangan Euro Disney di
Paris. 4. Bagaimana seharusnya proses improvement yang dilakukan
Disney untuk mengembalikan Disneyland Resort Paris sejajar dengan
Theme Park Disney yang lain. Teori Pendukung Implementations, dalam
konteks strategi operasi, merupakan kegiatan yang terlibat dalam
membuat strategi kerja dan merefleksikan berbagai macam isu yang
mungkin terlibat dalam proses implementasi. Struktur yang akan
digunakan dalam proses ini dikenal sebagai lima PS. Terdapat
beberapa elemen kunci yang menjadi ciri proses perumusan strategi
pada umumnya, tetapi, lima PS juga menyediakan struktur yang
berguna untuk memeriksa proses implementasi. Lima PS tersebut
sebagai berikut 1. Purpose, sebagai yang ingin diusahakan oleh
setiap manajemen, semakin jelas jalan keluar dari tujuan akhir,
semakin besar kemungkinan adalah bahwa tujuan akan tercapai. Dalam
istilah kita, pemahaman bersama tentang perubahan relatif dalam
posisi pasar dan kemampuan sumber daya operasi, serta motivasi,
batas dan konteks pengembangan strategi operasi adalah
krusial.
4. 3 2. Point of Entry, proses analisis, perumusan dan
pelaksanaan berpotensi sensitif secara politik dan dukungan bahwa
proses berasal dari dari dalam hirarki organisasi yang merupakan
penentu keberhasilan pelaksanaan. 3. Process, proses formulasi
strategi operasi harus eksplisit. Adalah penting bagi manajer yang
terlibat untuk menempatkan strategi operasi dan berfikir tentang
metodologi yang digunakan 4. Project Management, merancang dan
implementating strategi operasi itu sendiri sebagai proyek dan
perlu dikelola. Disiplin dasar manajemen proyek, seperti manajemen
pemangku kepentingan, sumber daya dan waktu perencanaan, kontrol,
mekanisme komunikasi, ulasan, dan sebagainya, harus tepat. 5.
Participating, terkait erat dengan poin di atas, pemilihan staf
untuk berpartisipasi dalam proses implementasi juga penting.
misalnya, penggunaan manajer lini dan staf dapat memberikan
pengalaman dalam 'dunia nyata' dan keterlibatan manajer lintas
fungsional dapat membantu untuk mengintegrasikan strategi akhir.
Sebuah aspek kunci dari mengatasi resistensi terhadap perubahan,
secara tersirat merupakan cara implementasi dengan melibatkan
orang-orang kedalam proses, dan memungkinkan mereka untuk
mempengaruhi perubahan apa yang akan terjadi. Melibatkan pengguna
dalam desain memungkinkan mereka yang mengelola implementasi untuk
mengakses pengetahuan dan pengalaman rinci. Bagi orang-orang yang
terlibat secara efektif dalam pelaksanaan, mereka harus memiliki
keyakinan bahwa keterlibatan akan menjadi pengalaman yang positif,
memiliki pendidikan yang akan memungkinkan mereka untuk
berkontribusi secara cerdas dan diizinkan untuk memperoleh
kesempatan untuk berpartisipasi.
5. 4 Analisa Permasalahan Masalah 1: Pertanyaan pada Case : a.
Segmentasi market seperti apa yang coba untuk disasar oleh Disney
Resort theme park? Sejak didirikan pada tahun 1923, Perusahaan
Disney Company telah berkomitmen untuk menyediakan Producing
unparalleled entertainment experience based on its rich legacy of
quality creative content and exceptional storytelling. Sejalan
dengan keiinginan tersebut, Disney kemudian membentuk Park and
Resort Division yang pada tahun 1952 mewujudkan apa yang dikenal
sebagai Walt Disney Imagineering. Disney membangun theme parknya
dengan membuat area-area yang berbeda untuk masing-masing thema di
lokasi tersebut. Disney mambangun thema melalui keajaiban dongeng
yang menjadi legenda dan karakter cerita yang sangat kuat sehingga
pengunjung sejenak daapat lepas dari rutinitas dan kondisi
sehari-hari untuk kemudia seakan-akan dibawa ke alam khayal. Disney
menciptakan theme specific berupa Frontierland, Fantasyland,
Tomorrow and Adventureland. Tipe arsitektural, dekorasi, makanan,
souvenirs dan costume didesain untuk merefleksikan thema dari
lokasinya, sebagaimana terlihat dalam film dan pertunjukan Disney.
Masing-masing theme tersebut kemudian terdiri dari atraksi-atraksi
dan wahana yang didedikasikan agar pengunjung dan diharapkan mampu
mengajak pengunjung untuk merasakan Magic of disneys beloved
characters. Disney membangun Disneyland di Anaheim California,
kemudian Walt Disney World Resort di Florida, Tokyo Disney Resort.
Dengan segala usaha tersebut, Disney berharap bahwa segmentasi yang
dibentuk merujuk kepada kelompok segala macam usia, terutama
kelompok masyarakat yang telah berkeluarga dan memiliki anak pada
usia sekolah dan kuliah.
6. 5 Untuk kasus Euro Disney, The Disney Company juga berharap
bahwa pengunjung Euro Disney juga berasal dari tourist yang
mengunjungi Paris. b. Apakah pilihan strategis Euro Disney di Paris
telah tepat. Setelah kesuksesan konsep theme park Disney di
California, Florida di US, Disney kemudian melebarkan sayap
usahanya ke Tokyo Jepang. Dan pengembangan usaha ini juga meraih
sukses yang luar biasa. Disney kemudian berkeinginan untuk
melebarkan kembali sayap usahanya ke benua eropa, hal ini diperkuat
dengan kenyataan bahwa 5% dari pengunjung Disney di US berasal dari
benua Eropa. Dengan kondisi tersebut, dimulai tahun 1975, Disney
mencoba untuk mencari alternative lokasi pembangunan theme park
Disney di benua eropa. Perancis, Jerman, Inggris, Itali dan Spanyol
dipertimbangkan sebagai lokasi theme park tersebut. Disney kemudian
mengambil keputusan cepat dengan hanya mempertimbangkan 2 (dua)
lokasi di Alicante Spanyol (yang memiliki iklim/kondisi cuasa yang
sama dengan Florida US) dan Marne la Valle di Perancis (berada di
luar kota Paris). Disney kemudian menjatuhkan pilihan ke kota Paris
didasarkan atas pertimbangan antara lain : Terdapat lahan cukup
luas dan datar di pinggiran kota Paris yang memungkinkan untuk
dibangunnya theme park Disney. Lokasi tersebut hanya berjarak 2
(dua) jam mengemudi dari sekitar 17 juta penduduk dan 4 (empat) jam
mengemudi dari 68 juta penduduk, 6 (enam) jam mengemudi dari 110
juta penduduk dan yang terpenting hanya berjarak 2 sd 4 jam
penerbangan dari sekitar 310 juta penduduk. Lokasi tersebut akan
terhubung dengan jaringan transportasi yang cukup baik. Terowongan
euro yang akan menghubungkan inggris dengan perancis akan dibuka
pada tahun 1994, disamping itu, jaringan kereta cepat TGV dapat
menghubungkan lokasi theme park dengan daerah-daerah lain di eropa.
Kota Paris merupakan destinasi wisata dan secara keseluruhan,
perancis telah dikunjungi oleh sekitar 50 juta turis setiap tahun.
Penduduk di eropa memeliki jumlah hari libur yang lebih sering
apabila dibandingkan dengan penduduk amerika serikat.
7. 6 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85% penduduk perancis
menyambut baik dibukanya Disney theme park di negaranya. Pemerintah
pusat dan daerah telah secara signifikan mendukung rencana
dibukanya Disney theme park dengan sejumlah incentive ysang
diberikan, disamping itu, diharapkan theme park tersebut dapat
mempekerjakan sekitar 30.000 lowongan pekerjaan. Dengan
pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka keputusan Disney untuk
membangun theme park di Kota Paris Perancis dirasakan tepat. Alasan
utama berupa kemudahan serta konektifitas transportasi, factor
demografi penduduk dan dukungan pemerintah membuat Disney kemudian
menandatangani letter of agreement dengan Pemerintah Perancis pada
bukan Desember 1985. c. Aspek yang tetap tidak berubah dan aspek
yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat. Aspek yang berubah
adalah Disney membangun taman dengan thema yang spesifik seperti
discoverland dengan tema menemukan benua baru yang didasarkan atas
penjelajahan yang dilakukan visionari dari eropa; fantasyland
dengan istana yang menggambarkan eropa; dan adventureland dengan
konsep yang bergaya eropa. Bahkan, Disney mengganti pengisi suara
dari orang amerika menjadi orang perancis demi memenuhi tuntutan
pemerintah agar menggunakan bahasa perancis sebagai bahasa utama
dan bahasa inggris sebagai bahasa keduanya. Aspek yang tidak
berubah adalah Standard Services Delivery yang coba diterapkan
Disney dengan membangun sekolah sebagai sebuah in house development
dan fasilitas belajar yang mengajarkan para staff untuk mematuhi
standard services. .
8. 7 Masalah 2: Bagaimana Disney mengimplementasikan
operational resources yang dimiliki dengan expected market demand.
Disney memiliki reputasi yang baik untuk usaha mereka agar focus
menyediakan high level of services dan pengalaman melalui perhatian
pada detail dari operasi. Mereka melakukan itu unttuk meyakinkan
dipatuhinya services standard yang telah dikembangkan Disney dengan
sejumlah kebijakan operasi antara lain : Tujuan utama dari Disney
adalah untuk memenuhi ekspektasi pengunjung setiap hari. Services
delivery telah dipetakan dengan baik dan dikembangkan secara
berkelanjutan untuk memperoleh respon dari pengunjung. Keterlibatan
staff berpengaruh kepada standard quality assurance perusahaan dan
standar servis. Disney mengembangkan quality assurancenya berupa
safety, courtesy, show dan efficiency. Lokasi atraksi dijaga sangat
bersih. Tokoh karakter Disney tidak pernah muncul bersamaan. Staff
diberikan pengertian bahwa customer perception adalah kunci untuk
mencapai customer delight, akan tetapi hal tersebut juga sangat
sulit diperoleh dan rapuh. Persepsi negative dapat terbentuk
setelah mendapatkan hanya satu pengalaman negative. Sekolah Disney
adalah sebuah in house development dan fasilitas belajar dengan
department pada setiap lokasi perusahaan. Sekolah Disney
mengajarkan staff untuk mematuhi standard services dan menyediakan
kemampuan untuk mengoperasikan wahana baru yang akan dikembangkan.
Staff recognitions program dibentuk untuk mengidentifikasi performa
services delivery yang outstanding dan dikenal juga sebagai energy,
enthusiasm, commitment dan pride. Seluruh taman dilengkapi dengan
koneksi telephone ke central question hot line agar karyawan dapat
segera menjawab segala pertanyaan yang diajukan pengunjung.
Implementasi services tersebut kemudian dapat diuji dengan lima PS
dengan hasil sebagai berikut : Purpose, the Disney Company
mempunyai tujuan yang teramat jelas berupa mengembangkan theme park
di kota Paris Perancis dengan mewujudkan Walt Disney
9. 8 Imagineering dan mengajak pengunjung untuk merasakan Magic
of disneys beloved characters Namun, the Disney Company, tidak
menyiapkan controlling risk sebagai upaya untuk menghindari
kegagalan atau upaya untuk survive pada segala kondisi yang
memungkinkan Disney untuk mengendalikan resiko dan dampak negative
dari resiko yang timbul Terdapat 3 (tiga) controlling risk yang
dapat diterapkan Disney berupa (1) prevention strategy, (2)
mitigation strategy dan (3) recovery strategy. Dalam konteks Euro
Disney, maka diketahui Disney tidak menyiapkan mitigation strategy
dan recovery strategy. Disney tidak menyiapkan mitigasi strategy
yang memungkinkan Disney untuk mengurangi dampak negative dari yang
mungkin timbul. Recovery strategy dapat terlibat pada keseluruhan
aktifitas yang terbentuk. Recovery strategy termasuk dalam langkah
langkah recovery yang penting untuk meminimalkan individual
customers dissatisfaction. Langkah-langkah recovery strategy dapat
berupa permintaan maaf, mengembalikan dana, mengerjakan ulang
produk dan service atau menyediakan kompensasi atas permsalahan
yang dihadapi oleh pengunjung. Point of Entry, yang diutamakan
dalam pembahasan ini adalah hubungan dalam organisasi yang sangat
penting dan memiliki dampak besar pada implementasi strategi, bahwa
antara karyawan dalam fungsi operasi yang memiliki tanggung jawab
untuk merumuskan strategi dan orang-orang yang menjalankan
keseharian tugas operasi Terdapat 4 (empat) type fungsi central
operations dalam point of entry, berupa trainer, facilitator,
governor dan curator. Point of entry yang terlihat pada case
Disneyland Resort Paris lebih mengacu kepada bentuk trainer dimana
Disney menyusun instruksi operasi dalam pengembangan dan penyebaran
kemampuan mereka melalui standardized improvement method.
10. 9 Bentuk trainer in terutama terlihat saat seluruh calon
pegawai diseleksi menurut qualitas sesuai standar Disney, contoh
yang dilihat adalah seberapa baik mereka menjawab pertanyaan,
seberapa baik mereka dapat bekerjasaman dan mendengarkan pasangan
kerja mereka, bagaimana mereka tersenyum dan menggunakan body
language dana pakah mereka memiliki tingkah laku dan tata etika
yang sesuai. Dari sisi pengujian implementasi point of entry, apa
yang dilakukan oleh Disney telah tepat dengan melakukan
standardisasi metode pelayanan services. Process, proses yang
ditempuh Disney tidak berbeda dengan proses yang ditempuh Disney di
kota-kota lainnya. Disney membagi pengembangan dan implementasi
theme parknya dengan beberapa tahapan. Pada tahap pertamam Disney
mendesain untuk membangun 29 atraksi dan wahana yang diikuti dengan
pembangunan enam hotel dengan total 5000 kamar. Dalam pengembangan
selanjutnya, Disney mengajukan sejumlah perubahan untuk
mengakomodasi pengunjung yang berasal dari eropa, berdasarkan hasil
survey, mereka berkeinginan untuk menyaksikan image wild west
amerika. Oleh karena itu keseluruhan wahana dan hotel didesign
untuk memenuhi harapan ini. Dari penilaian implementasi atas
proses, terlihat, bahwa Disney tidak banyak melakukan methodology
research atas market demand yang sesungguhnya dan sangat reaktif
atas tuduhan cultural imperialism. Sehingga Disney tidak focus atas
tujuannya semula yaitu untuk menawarkan Walt Disney Imagineering
dan merasakan Magic of disneys beloved characters yang merupakan
kekuatan utama Disney. Disney menawarkan discoverland, fantasyland
dan adventureland yang dibangun dengan konsep eropa dan bukan
merupakan karakter-karakter dari disney Project Management, dalam
malakukan implementasi projek, Disney juga diharapkan untuk
mempertimbangkan resiko kegagalan dan mengenali mengapa kegagalan
tersebut terjadi dan juga kesempatan untuk melakukan
pembelajaran.
11. 10 Participating, meskipun Disney telah memiliki
serangkaian standard services delivery dan sekolah Disney yang
menyiapkan tenaga trampil Disney untuk menyambut pengunjung dan
mengelola atraksi dan wahana di Euro Disney, namun mereka melupakan
aspek partisipasi dari staff untuk mencapai tujuan tersebut.
Sehingga staff tidak berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan
Walt Disney Imagineering dan membantu pengunjung merasakan Magic of
disneys beloved characters. Tercatat dalam case bahwa 1000 orang
karyawan pergi meninggalkan Disney dimana setengahnya secara
sukarela pergi. Hal utama yang meraka rasakan adalah management
Disney tidak dapat memahami How Europeans Work. We cant just be
told what to do, we ask questions and dont all think the same.
Staff hanya dijejali dengan serangkaian traning dengan segala
pentunjuk operasional tanpa dilibatkan untuk ikut berkontribusi
dalam membentuk imagi yang diinginkan Disney. Dan tanpa diajak
bicara tentang cara-cara terbaik untuk menjalankan atraksi dan
wahananya. Masalah 3: Factor-factor apa sajakah yang menyebabkan
The Walt Disney Company gagal mereprodusir keberhasilan Tokyo
Disneyland ke dalam pengembangan Euro Disney di Paris. Sebagai
perusahaan yang mendunia dan sangat berpengalaman, ternyata Disney
gagal untuk mereproduksi kesuksesan Disneyland di Amerika dan
Jepang ke pasar Eropa (dalam hal ini kota Paris). 29 atraksi dan
wahana dengan beberapa taman dengan thema yang spesifik seperti
discoverland, fantasyland dan adventureland tidak dapat membantu
keberhasilan yang ingin diraih. Pada pembukaan Euro Disney pada
tanggal 11 April 1992 diwarnai dengan protes, kekacauan dan hanya
mampu mendatangkan 50.000 pengunjung (10% dari yang diharapkan).
Bahkan sampai bulan agustus 1992 jumlah pengunjung Disney hanya 9
juta pengunjung yang
12. 11 berdampak pada cash flow perusahaan dan akhirnya memaksa
Disney untuk melakukan restrukturisasi hutang-hutangnya. Beberapa
factor kemudian coba digali dan ditelaah oleh Disney antara lain :
Ketidakjelasan konsep yang diusung. Adanya tuduhan bahwa Disney
sedang mencoba untuk melakukan cultural imperialism, Disney coba
membantah tuduhan ini dengan mengembangkan beberapa atraksi dan
wahana yang hanya terdapat di Euro Disney. Disney membangun taman
dengan thema yang spesifik seperti discoverland dengan tema
menemukan benua baru yang didasarkan atas penjelajahan yang
dilakukan visionari dari eropa; fantasyland dengan istana yang
menggambarkan eropa; dan adventureland dengan konsep yang bergaya
eropa. Bahkan, Disney mengganti pengisi suara dari orang amerika
menjadi orang perancis demi memenuhi tuntutan pemerintah agar
menggunakan bahasa perancis sebagai bahasa utama dan bahasa inggris
sebagai bahasa keduanya. Namun, Disney melupakan positioning yang
sangat kuat dari Disneyland berupa Walt Disney Imagineering dan
Magic of disneys beloved characters. Pengunjung dan press dibuat
bingung dengan konsep yang ingin diterapkan Disney. Is it an
American theme park in europa atau is it a theme park that exploid
the European heritage of Disney characters? Had the park any
connections at all with france? Pengunjung tidak merasakan sensasi
akan Walt Disney Imagineering dan Magic of disneys beloved
characters. Standard Services Delivery Euro Disney gagal untuk
melayani pengunjung. Disney terkenal sebagai perusahaan yang
teropsesi untuk menciptakan standar pelayanan yang sama di seluruh
theme parknya.
13. 12 Services delivery yang dibangun Disney telah dipetakan
dengan baik dan dikembangkan secara berkelanjutan untuk memperoleh
respon dari pengunjung. Disney membangun sekolah sebagai sebuah in
house development dan fasilitas belajar yang mengajarkan para staff
untuk mematuhi standard services. Staff diberikan pengertian bahwa
customer perception adalah kunci untuk mencapai customer delight.
Namun, Disney melupakan budaya tempat Euro Disney berada, sebagai
contoh: Disney memaksakan untuk menyediakan makanan fast food di
restaurant. Disney tidak menyadari perbedaan budaya dalam hal
eating behavior, dimana orang amerika mengungah snack dan fash food
semetara orang eropa membutuhkan kursi dan meja makan dengan menu
masakan tradisonal. Hal ini menimbulkan masalah pada saat peak
seasons dimana jumlah tempat duduk direstorant tidak memadai dan
mengurangi kenyamanan berkunjung. Cross cultural differences Hanya
3 (tiga) dari 11 (sebelas) pengunjung Euro Disney merupakan warga
Perancis, namun Euro Disney menyediakan informasi dan
petunjuk-petunjuk dalam bahasa perancis baru kemudian inggris,
ditambahlagi sekitar 45% staff berbahasa perancis dan hanya 30%
yang berasal dari luar perancis. Kondisi ini menimbulkan
kesenjangan informasi dan pada akhirnya akan mengurangi kenyamaanan
dari para pengunjung. Masalah 4: Bagaimana seharusnya proses
improvement yang dilakukan Disney untuk mengembalikan Disneyland
Resort Paris sejajar dengan Theme Park Disney yang lain. Setelah
menyadari terdapat kesalahan konsep dalam implementasi theme
parknya di eropa, maka Disney kemudian melakukan serangkaian
perbaikan. Hal pertama yang dilakukan adalah mencegah kebangkrutan
dari Euro Disney dengan melakukan restrukturisasi hutang-hutang
walt Disney di eropa. Michael Eisner, CEO dari Disney memaksa
sejumlah kreditor untuk menyetujui langkah-langkah Disney
tersebut.
14. 13 Hal kedua yang dilakukan the Disney Compnay adalan
mengubah nama Euro Disney (nama yang merujuk pada currency, hal
perekonomian belaka) berubah menjadi Disneyland Paris dan kemudian
konsep theme park-nya berkembang menjadi Disneyland Resort Paris.
Penaaan Disneyland Resort Paris mempunyai kemiripan dengan penamaan
sejenis di Walt Disney World Resort di Florida, Tokyo Disney Resort
dan dengan naama ini diharapkan dapat menggambarkan sensasi akan
Walt Disney Imagineering dan Magic of disneys beloved characters.
Hal ketiga yang dilakukan adalah membangun wahana-wahaan yang
identik dengan Disney antara lain tahun 1993 sleeping beautys
castle, the roller coaster Indiana jones and the temple of peril,
tahun 1995 membangun space mountain de la terre coaster, tahhun
1997 melakukan parade the hunchback of notre dame, tahun 1999
membangun atraksi honey I shrunk the audience. Sejumlah wahana,
atraksi dan parade yang dibangun ditujukan untuk memulihkan image
dari Disneyland Resort Paris. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
Keputusan Disney untuk membangun theme park di Kota Paris Perancis
tepat. Dengan alasan utama berupa kemudahan serta konektifitas
transportasi, factor demografi penduduk dan dukungan pemerintah.
Implementasi services tersebut kemudian dapat diuji dengan lima PS
dan mendapatkan kelemahan pada : Purpose, Disney, tidak menyiapkan
controlling risk sebagai upaya untuk menghindari kegagalan.
Process, Disney tidak banyak melakukan methodology research atas
market demand yang sesungguhnya dan sangat reaktif atas tuduhan
cultural imperialism.
15. 14 Participating, Disney melupakan aspek partisipasi dari
staff untuk mencapai tujuan Disney melupakan positioning yang
sangat kuat dari Disneyland berupa Walt Disney Imagineering dan
Magic of disneys beloved characters. Standard Services Delivery
Euro Disney gagal untuk melayani pengunjung. Saran Membangun
wahana-wahaan yang identik dan ditujukan untuk memulihkan image
dari Disneyland Resort Paris Walt Disney Imagineering dan Magic of
disneys beloved characters. Mempertimbangkan factor budaya setempat
dalam menyusun service delivery, mengelola staf dan mengembangkan
system informasi. Lessons Learned Dalam melakukan implementasi
suatu project, organisasi dapat mempertimbangkan tools 5 (lima) PS
berupa Purpose, Point of Entry; Process; Project Management;
Participating untuk menguji keberhasilan perencanaan dan
implementasi dari project. Factor budaya lokal ikut berperan dalam
menentukan keberhasilan project. Daftar Pustaka 1. Slack, N. &
M. Lewis (2008). Operations Strategy. Edisi-2. Prentice Hall