Farmakologi, farmakodinamik, farmakokinetik, bedane opo cak?
Farmakologi sendiri sebenernya bisa dibagi 2: Farmakokinetika & Farmakodinamik
Farmakodinamik: Mempelajari efek obat terhadap tubuh
misalnya parasetamol nanti cara kerjanya gimana? mekanisme analgetiknya gimana?
Farmakokinetik : Mempelajari kinetika obat (absorbsi, distribusi, metabolisme, eksresi) atau
ada referensi yg menyebut pengaruh tubuh terhadap obat
misalnya berapa waktu paruh parasetamol di dalam tubuh? berapa konstanta absorbsi dan
eliminasinya?
Emang Penting ya?
Penting banget.
Tau kan antibiotik amoxicillin? sehari biasanya diminum 3x sehari
Ada juga obat yang namanya digoksin (obat jantung), sehari minumnya 1x sehari
Loh kok keduanya beda waktu pemakaiannya? ada yg 3x sehari ada yg 1x sehari?
Jawabannya: Karena perjalanan di dalam tubuh tidak sama (kinetika berbeda)
Rute tur jalan-jalan obat di dalam tubuh kita (kinetika)
Saat kita minum obat, si obat ikut tur di dalam tubuh kita.
Rute turnya: Absorbsi – Distribusi – Metabolisme – Eksresi (disingkat ADME untuk
mempermudah)
Absorpsi
per oral
intra vena
Setelah obat diminum, obat ini akan mengalami disolusi di lambung. Setelah itu zat aktif akan
melewati dinding lambung / usus dan masuk ke pembuluh darah, proses inilah yang
dinamakan absorpsi.
Faktor yang mempengaruhi absorpsi diantaranya pH obat. Obat yang bersifat asam lemah
akan diabsorpsi di lambung karena di pH lambung adalah asam sehingga obat tersebut akan
banyak dalambentuk molekul yang mudah untuk di absorpsi oleh dinding lambung. Untuk
obat basa lemah diabsorpsinya di usus.
Distribusi
Setelah obat ngelewati dinding usus/lambung, ia akan masuk ke aliran darah. Di aliran darah
ia akan dibawa jalan-jalan ke organ2.
Untuk obat yang dikonsumsi secara per oral obat itu dibawanya lewat vena hepatic ke hati
Metabolisme
Seperti yang dijelaskan di atas, untuk obat-obat ekstravaskular yang digunakan per oral ia
akan dibawa oleh vena hepatic ke hati. Jadi sebelum dibawa ke saluran sistemik obat2 per
oral akan masuk ke hati dulu untuk dimetabolisme oleh enzim Cytochrome P450 atau disebut
mengalami metabolisme lintas pertama, disebut jg first pass effect atau presystemic
metabolism. Setelah itu baru obat2 masuk ke saluran sistemik menuju jaringan2 targetnya.
Metabolisme obat bisa:
1. Merubah obat yang semula aktif menjadi bentuk tidak aktif
2. Merubah obat tidak aktif (prodrug) menjadi bentuk aktifnya
3. Tidak merubah sifat obat (aktif tetep aktif)
Selain itu metabolisme juga mengubah senyawa menjadi lebih polar. Supaya mudah larut
dalam urin untuk dikeluarkan
Eksresi
Pengeluaran zat yg sudah dimetabolisme. Bisa berupa urin maupun feces
Kurva Kadar Obat dalam Plasma vs WaktuKurva ini didapat kalo kita ngukur konsentras obat dalam cuplikan plasma pada berbagai
waktu. trus diplotin jd kurva.
Waktu sebagai variabel bebas (karena kita yang nentuin ngambil kapan) ada di sumbu x
Konsentrasi obat sebagai variabel tergantung ada di sumbu y
Beberapa parameter yang harus kita perhatikan dalam grafik ini:
1. MEC atau Minimum Effect Concentration merupakan kadar minimal yang harus dicapai
obat agar berefek. Jika konsentrasi obat masih dibawa MEC maka obat belum berefek
2.MTC atau Minimum Toxic Concentration merupakan kadar dimana obat mulai bersifat toksis
bagi tubuh.
3. Therapeutic Range merupakan konsentrasi dimana obat berefek dalam batas yang aman
dan tidak toksik. beberapa obat seperti digoksin memiliki therapeutic range yang sempit
sehingga dalam pengobatan harus berhati-hati karena jika berlebihan dapat menyebabkan
toksisitas
4. Onset merupakan waktu dimana obat mulai berefek atau memasuki MEC
5. t max merupakan waktu dimana kadar obat dalam plasma sampai pada puncaknya
6. Cmax merupakan kadar maksimum yang dapat dicapai obat pada plasma
7. AUC atau Area Under Curve menunjukkan jumlah obat di dalam plasma
8. Duration of Action menunjukkan rentang waktu dimana obat berefek (memasuki MEC)
sampai tidak berefek (turun dari MEC)
Selain itu ada pula yang disebut Frekuensi Pemberian. Frekuensi Pemberian merupakan jarak
(interval) antar pemberian obat.
Dari grafik di atas dapat kita lihat:
1. Jika frekuensi pemberian kecil berarti eliminasi obat lebih lambat
2. Jika tan alfa dari grafik (kadar/waktu) lebih besar, berarti eliminasi lebih cepat
3. Jika t1/2 (waktu dimana obat tereliminasi 1/2nya) lebih kecil (cepat). berati eliminasinya
lebih cepat
obat yg t1/2nya kecil lebih cepet dieksresiin daripada obat dengan t1/2 lebih gede (lama)
Parameter Farmakokinetik
merupakan besaran yang diturunkan secara matematis dari hasil pengukuran obat atau
metabolit aktif dalam darah atau urin.
Parameter farmakokinetik dibagi menjadi:
1. Parameter primer
Merupakan parameter yang harganya dipengaruhi secara langsung oleh variabel fisiologis,
yaitu:
a.) Clearance (Cl) menunjukkan berapa banyak urin yang dikeluarkan per waktu /
kemampuan mengeliminasi (satuannya: volume/waktu)
parameter ini dipengaruhi oleh ginjal.
Rumus : Cl = Konstanta eliminasi (Ke) x Vd (Volume distribusi)
b.) Volume distribusi (Vd) menggambarkan volume teoritis dimana obat terdistribusi pada
plasma darah
Rumus: Vd = Dosis (Do) dibagi Cpo (kadar) <- hanya untuk 1 kompartemen terbuka
c.) Tetapan Kecepatan absorbsi (Ka) dipengaruhi oleh enzim, luas permukaan, fili dan
fisiologi usus
2. Parameter sekunder
dipengaruhi oleh parameter primer
a.) waktu paruh (t1/2) Jika terjadi gangguan pada ginjal yang menyebabkan clearance
terganggu maka waktu paruh juga terpengaruh
Jika Clearance naik maka t1/2 turun -> karena obat cepet dieksresi
Jika Clearance turun maka t1/2 naik -> karena obat lama dieksresi
3. Parameter turunan
parameter ini dipengaruhi oleh parameter primer, sekuinder maupun besaran lain
misalnya
Area Under Curve (AUC) yang dipengaruhi oleh Clearance. Jika fungsi eliminasi turun maka
AUC akan naik dan sebaliknya.
Model Farmakokinetik
Model farmakokinetik diperlukan sebagai model yang menggambarkan distribusi obat
1. Model Mammillary
merupakan model yang paling umum digunakan.
terdiri dari satu / lebih kompartemen perifer yang dihubungkan ke kompartemen sentral
Kompartemen sentral mewakili jaringan2 yang kesetimbangan obatnya cepat terjadi
Ka menunjukkan tetapan laju absorpsi
2. Model Caternary
Model ini terdiri atas kompartemen2 yang berderet
bedanya dengan moel Mammilliary:
Model Mammiliary terdiri atas kompartemen2 perifer yang mengelilingi kompartemen sentral.
Sementara model Caternary tidak menunjukkan hal tersebut
Sehingga model caternary tidak banyak digunakan
3. Model Fisiologik
Dikenal juga sebagai model aliran darah atau model perfusi
merupakan model farmakokinetik yang didasarkan atas data anatomik dan fisiologik
Metode ini lebih akurat tapi ribet
Hukum Michaelis Menten
intinya sih hukum ini menunujukkan model kinetika enzim
S menunjukkan jumlah substrat
V menunjukkan kecepatan reaksi
Pada saat kita ngasih obat, kecepatan reaksi akan naik perlahan2 karena obat itu gandeng
substrat.
Jika kita ngasih substrat terus2an maka grafik akan lurus. mengapa? karena jumlah enzim itu
terbatas!
g bisa gandeng setiap substrat yang kita kasih.
pada saat substrat belum jenuh, maka akan ada sebuah garis lurus (linier) itulah dimana
reaksi orde 1 digambarkan terjadi
sementara saat enzim sudah tidak bisa gandeng lagi dan mencapai vmax (saturasi) itulah
reaksi orde nol
Perbedaan antara orde 1 dan nol
Zero order
1. t1/2 tergantung dosis
2. eliminasi jenuh (saturasi)
3. Non linier farmakokinetik
First order
1. t1/2 tidak tergantung dosis
2. Eliminasi non jenuh
3. Linier farmakokinetik
Persamaan orde 1 dan nol
langsung ditulis secara ringkasnya ya. kalo integral2nya bisa dibaca sendiri hehe
Persamaan2 mengikuti persamaan garis y = bx + a
dimana x merupakan t
b dan a tergantung dari ordenya
Persamaan reaksi orde 1
Ln At = Ln Ao – Kt
At = obat yang siap beraksi pada waktu ke t
Ao= obat yang siap beraksi mula2
K= tetapan kecepatan reaksi orde 1
t= waktu
sehingga
a=Ln Ao
b=K
*harga negatif menunjukkan arah kemiringan grafiknya
dari persamaan itu kita bisa ubah2:
K= (LnAo – LnAt) / t
seperti yang sudah kita ketahui bahwa reaksi orde satu waktu eliminasinya tidak tergantung
dosis, sehingga persamaan t1/2 nya:
t1/2 = 0,693 / K
Persamaan reaksi orde nol
At = Ao – kt
At = obat yang siap beraksi pada waktu ke t
Ao= obat yang siap beraksi mula2
K= tetapan kecepatan reaksi orde 1
t= waktu
dari persamaan itu kita bisa ubah2:
K= (Ao – At) / t
seperti yang sudah kita ketahui bahwa reaksi orde nol waktu eliminasinya tergantung dosis,
sehingga persamaan t1/2 nya:
t1/2 = Ao / 2Ko
Persamaan antara kedua orde itu sebenernya sama. Jd ngapalinnya kalo yg orde 1 cuma
ditambah ln kalo orde nol g usah.
sehingga
a=Ao
b=K
*harga negatif menunjukkan arah kemiringan grafiknya
Parameter FarmakokinetikaParameter farmakokinetika adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari model
yang berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh atau metabolitnya dalam darah, urin atau cairan hayati lainya. Parameter farmakokinetik suatu obat ini dapat digunakan untuk memperoleh gambaran dan mempelajari suatu kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi didalam tubuh.
Pada hakekatnya parameter farmakokinetik ada 3 jenis yaitu : parameter primer, sekunder dan turunan. Parameter farmakokinetik primer adalah parameter yang harganya dipengaruhi oleh perubahan salah satu atau lebih perubahan fisiologis yang terkait. Termasuk parameter tersebut adalah ka (konstanta kecepatan absorbsi), Fa (Fraksi obat terabsorbsi), Vd (volume distribusi),
ClT(klirens obat), ClH (kliren hepatik) dan ClR (kliren renal). Parameter farmakokinetik sekunder adalah parameter farmakokinetik yang harganya tergantung pada harga parameter
farmakokinetik primer. Perubahan harga suatu parameter farmakokinetik sekunder di sebabkan berubahnya harga parameter farmakokinetik primer tertentu sebagai cerminan adalah pergeseran nilai suatu ubahan fisiologi. Contoh parameter farmakokinetik sekunder adalah t1/2el (waktu
paruh eliminasi), Kel (Konstanta kecepatan eliminasi) dan Fe (fraksi obat yang tereksresi). Parameter farmakokinetik turunan harganya semata-mata tidak tergantung dari harga parameter farmakokinetik primer tapi juga tergantung dari dosis atau kecepatan pemberian obat terkait
Besarnya harga bioavailabilitas suatu obat yang digunakan secara oral digambarkan oleh AUC kadar obat dalam plasma dalam waktu, dari obat oral tersebut dibandingkan dengan AUC nya secara iv. Ini disebut bioavaibilitas oral. Volume Distribusi (Vd). Parameter ini didefinisikan sebagai hasil bagi dari jumlah obat dalam tubuh dan konsentrasinya dalam plasma.
1. Parameter farmakokinetik primer
a. Tetapan kecepatan absorbsi (Ka)
Tetapan kecepatan absorpsi menggambarkan kecepatan absorpsi, yaitu masuknya obat ke alam sirkulasi sistemik dari absorpsinya (saluran cerna pada pemberian oral, jaringan otot pada pemberian intramuskuler, dsb). Nilai ini merupakan resultante dari kecepatan disolusi obat dari bentuk sediaannya dari pelarutannya dalam lingkungan tempat absorpsi, proses absorpsi itu sendiri, dan proses lebih jauh yang mungkin telah berlangsung, yakni distribusi dan eliminasi. Bila terjadi hambatan dalam proses absorpsi, akan didapatkan nilai Ka yang lebih kecil. Satuan dari parameter ini adalah fraksi persatuan waktu (jam-1 atau menit-1). Selain Ka, gambaran kecepatan disolusi juga bisa diperoleh dari nilai Tlag (lag-time), yakni tenggang waktu antara saa
t pemberian obat dengan munculnya kadar obat di sirkulasi sistemik (darah/serum/plasma). Satuan untuk Tlag adalah jam atau menit.
b. Cl (Klirens)
Klirens adalah volume plasma yang dibersihkan oleh seluruh tubuh dari obat per satuan waktu. Klirens merupakan bilangan konstan pada kadar obat apabila ditentukan dengan menggunakan kinetika orde kesatu. Bersihan total merupakan hasil penjumlahan bersihan berbagai organ dan jaringan tubuh, terutama ginjal dan hepar.
2. Parameter skunder
a.waktu paruh eliminasi (t1/2)
Waktu paro adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengubah jumlah obat di dalam tubuh menjadi seperdua selama eliminasi (atau selama infus yang konstan) (Katzung, 2001). Waktu-paruh eliminasi untuk setiap obat adalah waktu yang diperlukan untuk penurunan konsentrasi obat tersebut dalam darah atau plasma hingga separuh dari nilai maksimumnya. Pengetahuan tentang waktu-paruh obat
sangat penting dalam penyusunan rencana pemberian obat. Obat-obat diberikan kurang-lebih dengan waktu-paruh. Bila pemberian obat menyimpang terlalu banyak dari ketentuan ini, fluktuasi konsentrasinya dalam plasma akan menimbulkan kegagalan terapi dan/atau toksisitas.
b. Tetapan kecepatan eliminasi ( Kel )
Kecepatan eliminasi adalah fraksi obat yang ada pada suatu waktu yang akan tereliminasi dalam satu satuan waktu. Tetapan kecepatan eliminasi menunjukkan laju penurunan kadar obat setelah proses kinetik mencapai keseimbangan (Neal, 2006).
3. Parameter Turunan
a. Waktu mencapai kadar puncak ( tmak )
Nilai ini menunjukkan kapan kadar obat dalam sirkulasi sistemik mencapai puncak.
b. Kadar puncak (Cp mak)
Kadar puncak adalah kadar tertinggi yang terukur dalam darah atau serum atau plasma. Nilai ini merupakan hasil dari proses absorbsi, distribusi dan eliminasi dengan pengertian bahwa pada saat kadar mencapai puncak proses-proses tersebut berada dalam keadaan seimbang.
c. Luas daerah di bawah kurva kadar obat dalam sirkulasi sistemik vs waktu (AUC)
Nilai ini menggambarkan derajad absorbsi, yakni berapa banyak obat diabsorbsi dari sejumlah dosis yang diberikan. Area dibawah kurva konsentrasi obat-waktu (AUC) berguna sebagai ukuran dari jumlah total obat yang utuh tidak berubah yang mencapai sirkulasi sistemik (Shargel dan Yu, 2005).