MAKALAH
KONSEP TERAPI KOMPLEMENTER DAN ALTERNATIF
MASSAGE DALAM SEGI PANDANGAN AGAMA BUDAYA
DAN KESEHATAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Holistik II
Disusun oleh :
Kelompok 6
Tazkiyatun Nafsi S (22020112110096)
Fanny Shofiyatul I (22020112130034)
Ebtabes Fianfi (22020112130057)
Troi Suryo B. J. (22020112130098)
Linda Riana Putri (22020112140016)
Atikah Rasa Fauziah (22020112140107)
A12.1
JURUSAN KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini terapi komplementer atau terapi alternatif mulai berkembang di
beberapa negara, termasuk di Indonesia. Terapi komplementer banyak
macamnya, salah satunya adalah pijat (massage). Terapi ini termasuk
kedalam kelompok terapi fisik. Pijat termasuk terapi penyembuhan dengan
penekanan tubuh (Sudarma, 2008).
Terapi pijat sudah dikenal di Indonesia sejak lama. Banyak macam-
macam terapi pijat yang sudah ada di Indonesia, seperti pijat punggung, pijat
kaki (foot massage), pijat bayi,dan lain-lain. Terapi ini lahir dari berbagai
negara, budaya, dan agama yang berbeda dengan di Indonesia. Sehingga ada
berbeda pandangan di daerah-daerah dalam suatu negara atau di satu negara
itu sendiri. Pandangan atau penilaian itu mencangkup pandangan budaya,
agama dan kesehatan.
Dari segi budaya, akan banyak fenomena yang sudah berkembang baik
didunia maupun di Indonesia baik itu dari segi persiapan, tata caranya dan
lain sebagainya. Dari segi keagamaan akan berbeda pula pandangan dan
penilaian antara satu agama dengan agama yang lain. Sedangkan dari segi
kesehatan sudah banyak penelitian dan ilmu yang berkembang seputar terapi
pijat.
Makalah ini akan membahas dan menguraikan mengenai terapi pijat
dilihat dari segi pandangan budaya, agama dan kesehatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui terapi komplementer dan alternatif pijat (massage)
dalam segi pandang agama, budaya dan kesehatan.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi pijat (massage)
b. Untuk mengetahui teknik dasar pijat (massage)
c. Untuk mengetahui pengaruh pijat (massage) terhadap tubuh
d. Untuk mengetahui segi pandang agama terhadap pijat (massage)
e. Untuk mengetahui segi pandang budaya terhadap pijat (massage)
f. Untuk mengetahui segi pandang kesehatan dengan pijat (massage)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian pijat (massage)
Terapi pijat merupakan upaya penyembuhan yang aman, efektif, dan
tanpa efek samping, serta bisa dilakukan sendiri maupun dengan bantuan
yang sudah ahli (Firdaus, 2011).
Pijat dapat juga didefinisikan sebagai manipulasi terhadap jaringan
lunak, umumnya dengan menggunakan tangan, untuk menstimulasi dan
merelaksasi serta mengurangi stress dan kecemasan (Craven&Hirnle, 2002).
Pijat (massage) adalah tindakan penekanan oleh tangan pada jaringan
lunak, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa menyebabkan pergeseran
atau perubahan posisi sendi guna menurunkan nyeri, menghasilkan relaksasi,
dan/atau meningkatkan sirkulasi (Henderson, 2006).
B. Gerakan dasar dalam pijat (massage)
Gerakan-gerakan dasar meliputi : gerakan memutar yang dilakukan oleh
telapak tangan, gerakan menekan dan mendorong kedepan dan kebelakang
menggunakan tenaga, menepuk-nepuk, memotong-motong, meremas-remas,
dan gerakan meliuk-liuk (Henderson, 2006). Menurut Arovah (2014) teknik
dasar pijat yaitu :
1. Effleurage
Eufleurage (menggosok), adalah gerakan ringan berirama yang
dilakukan pada seluruh permukaan tubuh. Effleurage menggunakan
seluruh permukaan telapak tangan dan jari-jari untuk menggosok daerah
tubuh tertentu. Tujuan dari teknik ini adalah memperlancar peredaran
darah dan cairan getah bening (limfe).
2. Friction
Friction (menggerus) adalah gerakan menggerus yang arahnya
naik dan turun secara bebas. Friction dilakukan dengan cara
menggeruskan melingkar seperti spiral pada bagian otot tertentu
menggunakan ujung jari atau ibu jari. Tujuannya adalah membantu
menghancurkan myloglosis, yaitu timbunan sisa-sisa pembakaran
energi (asam laktat) yang terdapat pada otot yang menyebabkan
pengerasan pada otot.
3. Petrissage
Petrissage merupakan manipulasi yang terdiri dari perasan,
tekanan, atau pengangkatan otot dan jaringan dalam. Efek petrissage
dapat mempengaruhi saraf motorik. Efek petrissage sangat berguna
pada saat terjadi kelelahan otot. Petrissage (memijat) yaitu dilakukan
dengan memeras atau memijat otot-otot serta jaringan penunjangnya,
dengan gerakan menekan otot kebawah dan kemudian meremasnya,
yaitu dengan jalan mengangkat seolah-olah menjebol otot keatas.
Tujuan dari petrissage yaitu untuk mendorong aliran darah kembali ke
jantung dan mendorong keluar sisa-sisa pembakaran.
4. Tapotement
Tapotement adalah gerakan pukulan ringan berirama yang
diterapkan pada bagian tubuh yang berdaging. Tujuannya adalah
mendorong atau mempercepat aliran darah dan mendorong keluar sisa-
sisa pembakaran dari tempat persembunyiannya. Tapotement
(memukul) yaitu dengan kepalan tangan, jari lurus, setengah lurus atau
dengan telapak tangan yang mencekung, dengan dipukulkan ke bagian
otot-otot besar seperti otot punggung. Tujuan dari tapotement adalah
merangsang serabut saraf tepi dan merangsang organ-organ tubuh
bagian dalam
5. Vibration
Vibration (menggetarkan), yaitu gerakan menggetarkan yang
dilakukan secara manual juga mekanik. Tujuannya untuk merangsang
saraf secara halus dan lembut agar mengurangi atau melemahkan
rangsang yang berlebihan pada saraf yang dapat menimbulkan
ketegangan. Vibration (menggetar) yaitu manipulasi dengan
menggunakan telapak tangan atau jari-jari, getaran yang dihasilkan dari
kontraksi isometri dari otot-otot lengan bawah dan lengan atas, yaitu
kontraksi tanpa pemendekan atau pengerutan serabut otot.
C. Pengaruh pijat (massage) terhadap tubuh
Pijat (massage) mempunyai pengaruh tertentu terhadap jaringan tubuh
seperti : kulit, jaringan konjungtiva, elemen alat penyokong dan alat gerak,
sirkulasi darah dan limfa, sistem persarafan, jaringan dalam dan organ dalam.
1. Pengaruh terhadap peredaran darah dan limfa
a) Mendorong aliran darah pada pembuluh vena menuju ke jantung.
b) Membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa
metabolisme dari dalam jaringan.
c) Memperlancar distribusi nutrisi dan O2.
d) Memperlancar mengalirnya cairan lymphe dari pembuluh-pembuluh
kecil kepada pembuluh yang lebih besar melaui kelenjar-kelenjar
lymphe menuju ke ductus dan masuk ke dalam peredaran darah.
2. Pengaruh massage terhadap kulit
a) Dapat melonggarkan pelekatan dan menghilangkan penebalan-
penebalan kecil yang terjadi pada jaringan-jaringan di bawah kulit.
b) Memperbaiki penyerapan.
c) Menyebabkan kulit menjadi halus dan elastis serta bersih.
3. Pengaruh massage terhadap jaringan otot
a) Mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga
memperlancar sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa pembakaran.
b) Membatu mempercepat proses penyembuhan / suplai darah terhadap
jaringan
4. Pengaruh massage terhadap pekerjaan syaraf
a) Memberikan rangsangan terhadap syaraf sensible dan motorik
b) Menghilangkan/mengurangi rasa sakit
c) Memelihara kondisi syaraf
Selain mempunyai pengaruh terhadap tubuh, pijat juga mempunyai efek
terhadap jaringan bersifat mekanis, reflektoris, dan khemis.
1. Efek mekanis
Teknik ini akan menyebabkan pengosongan dan pengisian
pembuluh vena san limfa, sehingga membantu ekskresi dan pemberian
nutrisi oksigen kedalam jaringan.
2. Efek reflektoris
Menimbulkan pacuan terhadap syaraf peredaran darah yang
menyebabkan proses vasodilatasi lokal sehingga memperlancar
peredaran darah.
3. Efek khemis
Menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang
memberi efek dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Massage dalam Pandangan Agama
a. Agama Islam
Agama Islam mendorong umat Islam untuk mencari pengobatan
dan memanfaatkan ilmu pengetahuan modern di bebagai bidang
termasuk pijat (massage) selama tidak ada pelanggaran terhadap perintah
syariah . Pada prinsipnya terapi pijat diperbolehkan, asalkan tidak aurat
(bagian tubuh seseorang yang tidak boleh terlihat di depan orang lain).
Sheikh Abdel - Khaliq Hasan Ash - Shareef , seorang Azharit sarjana
terkemuka, menyatakan bahwa sejauh ini dalam Islam tidak ada yang
salah dalam melaksanakan pijat untuk relaksasi otot-otot selama
mempertimbangkan tiga hal dibawah ini yaitu :
1. Aurat harus tetap tertutup
2. Pemijatan ini harus dilakukan oleh orang dari jenis kelamin yang
sama , yaitu seorang wanita untuk seorang wanita dan seorang pria
untuk pria.
3. Orang yang melakukannya pemijatan harus dapat dipercaya bahwa
dia tidak akan menjelaskan bagian dari tubuh klien kepada orang
lain entah mereka laki-laki atau perempuan .
Ulama Muslim terkemuka , Mufti Ebrahim Desai , menambahkan
bahwa terapi pijat yang menyentuh kulit ini dilakukan oleh orang dari
jenis kelamin yang sama diperbolehkan hanya dalam wilayah yang tidak
dibatasi dan tidak dianggap sebagai aurat . Pada laki-laki , daerah antara
pusar dan lutut pribadi. Hal ini dibolehkan bagi laki-laki untuk memijat
laki-laki dengan menerapkan minyak di pundaknya dan kembali sesuai
dengan daerah pusar.
b. Agama Hindu
Kitab suci Hindu AyurVeda sekitar tahun 1800 SM membicarakan
tentang massage. Metode pijat berasal dari prinsip bahwa penyakit dan
penyakit timbul karena kekurangan atau ketidakseimbangan dalam energi
di jalur tertentu atau meredian yang mewakili sistem fisiologis. Melalui
teknik pijat dan body work spesifik, energi akan mengalir lebih harmonis
melalui jalur yang memungkinkan tubuh untuk menyembuhkan dirinya
sendiri secara alami.
c. Agama Kristen dan Katolik
Dalam budaya Cina, membungkuk untuk membasuh kaki orang
lain adalah cara yang pasti memalukan, dan juga belajar rendah hati.
Iman Kristen melihat hal itu dengan cara yang sama: Yesus membasuh
kaki 12 rasul sebelum perjamuan terakhir.
Pastor Josef Eugster dari Misionaris Bethlehem tidak membasuh
kaki, namun ia memijat mereka. Tapi, di Taiwan, di mana misionaris
Swiss itu tinggal dan bekerja sejak tahun 1970, perpaduan unik dari
refleksologi dan evangelisasi diterapkan kepada setiap orang yang ingin
memijat.
Pastor Eugster mulai mengajar pijat kaki di Lapas Taitung, sebuah
kota di tenggara pulau itu. Pastor Eugster mengatakan bahwa ia ingin
mereka memulai hidup baru, untuk menjadi orang yang lebih peduli
dengan belajar keutamaan kerendahan hati dari pijat kaki. Pijat refleksi
pastor berusia 74 tahun itu tampaknya telah berdampak bagi para napi di
Lapas kedua di Taiwan itu, setelah Lapas Hualien sekitar 200 kilometer
sebelah utara negara itu.
Chen, salah satu napi di Lapas Taitung, yang hanya memberikan
nama keluarga, mengatakan bahwa kesabaran yang diperlukan untuk
memberikan pijat kaki telah memiliki dampak positif pada karakternya.
Chen mengatakan bahwa ia memiliki temperamen buruk dan mudah
bertengkar dengan orang lain
Meskipun Pastor Eugster mengatakan bahwa ia berharap usahanya
untuk mengajarkan pijat kaki di seluruh Taiwan akan membantu orang
secara rohani – ia secara rutin berbicara tentang Firman Tuhan sambil
memijat dan menekan titik-titik pada telapak kaki. Cara itu adalah tujuan
untuk memberikan bantuan fisik yang pertama kali dia mulai.
Dikirim ke Taitung sebagai misionaris tahun 1970, Pastor Eugster
pertama kali tertarik pada pijat refleksi tahun 1977 ketika seorang teman
dan rekannya memberi dia sebuah buku untuk membantu meringankan
sakit rematik pada lututnya. Pastor Eugster kemudian belajar sendiri pijat
penyembuhan menggunakan metode yang dicampur dengan teori-teori
refleksologi Cina kuno termasuk Yin dan Yang. Selama 36 tahun
menjalani pijat refleksinya, Pastor Eugster mengatakan ia telah
menghadapi tantangan dari “uskup” karena ia melakukan pelayanan yang
dianggap tidak sesuai dengan posisinya. Tapi, katanya, itu semua
berubah tahun 2003 ketika ia dipanggil ke Vatikan melalui Duta Besar
Taiwan untuk Takhta Suci, Raymond Tai Rui-ming.
Setelah pijatnya diselidiki oleh tiga kardinal, Pastor Eugster
akhirnya diizinkan untuk memijat kaki Paus Yohanes Paulus II. Pastor
Eugster mengatakan kepada Bapa Suci bahwa pijat kaki adalah cara ia
mengamalkan injil di Taiwan. Dua minggu kemudian, Duta Besar
Taiwan menyampaikan kepada dia bahwa kesehatan Paus telah
mengalami perubahan yang positif. Pada saat itu, ia mengalami kesulitan
berjalan karena masalah lutut, tidak mampu berbicara dengan baik akibat
kerusakan pita suaranya dan kepalanya tidak bisa tegak. Para kardinal
mengakui bahwa metode Pastor Eugster yang melibatkan diagnosis
masalah kesehatan hanya dengan menyentuh kaki seseorang diikuti
dengan menekan titik-titik yang sakit telah sangat membantu.
Sejak tahun 1977, ia telah mengajarkan metodenya kepada sekitar
10.000 orang di berbagai negara termasuk Jepang, Malaysia dan Bolivia,
serta memperkenalkan metode pijatannya kepada ribuan orang lainnya di
seluruh dunia. Hong Pei-gen, seorang jaksa di distrik Taitung, adalah
salah satu yang dibaptis Katolik akibat metode Pastor Eugster itu.
Kantornya mendanai program itu di Lapas Taitung. Ia mengatakan
bahwa pijatan imam itu sangat bagus, sebuah pengalaman berharga. Ia
berpendapat demikian setelah menerima pijat pertamanya dari Pastor
Eugster.
d. Agama Budha
Pijat (parimaddana atau ucchadana) dan anggota tubuh
menggosok (sambahana) yang sudah terkenal dalam agama Budha.
Anak-anak penuh perhatian akan memijat berusia tua anggota badan
mereka dan pijat sensual juga dikenal. Sang Budha melarang para
bhikshu pijat untuk kesenangan meskipun ia tampaknya telah menyetujui
terapi pijat. Pada suatu kesempatan dia dicatat telah 'diminyaki'
(sinehetha) selama beberapa hari ketika ia menderita penyakit tertentu.
Arti dari istilah ini tidak jelas. Ini mungkin merujuk pada praktek
Ayurvedic pemberian obat dalam minyak dioleskan pada kulit atau
minyak pijat.
Pijat berhubungan dengan agama Budha dengan cara di luar
kegunaannya untuk bermeditasi dalam posisi duduk yang tampaknya
menghabiskan waktu yang lama. Selain itu, konsep Budha Metta, yang
dipahami sebagai Cinta Kasih, diterapkan dalam praktek pijat dan
bekerja sebagai penyembuhan. Sebagai hasilnya, antara klien dan praktisi
massage mendapatkan keuntungan dari pijat ala Thailand. Sepanjang
massage, praktisi mencoba untuk bekerja dalam keadaan kesadaran
dengan konsentrasi yang besar pada setiap nafas dan setiap saat.
2. Massage dalam Pandangan Budaya
a. Budaya nasional
Di Indonesia, pijat telah ada berabad-abad yang lalu, hal tersebut
dapat dibuktikan dalam relief batu Borobudur, abad ke 8-9 candi Budha di
Jawa Tengah, dimana terdapat ukiran yang menggambarkan mengenai
pijat. Pijat telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya
Indonesia selama berabad-abad, memberikan manfaat kesehatan dan
kecantikan baik luar maupun dalam.
Pijat tradisional Indonesia sangat dipengaruhi oleh seni
penyembuhan dan pengobatan dari India dan Cina. Agama Hindu tiba di
Indonesia sekitar 400 Tahun SM dengan pendeta hindu yang
memperkenalkan obat india yang menggunakan minyak wangi untuk pijat
serta obat-obatan yang terbuat dari tanaman. Kemudian, perjalanan biksu
Budha membawa pengetahuan tentang pengobatan Cina.
Selama Kerajaan Majapahit di Jawa Tengah, Raja Hayam Wuruk
menikahi seorang wanita cantik dari Cina. Melalui pengaruhnya, seni
penyembuhan akupuntur dan refleksiologi diperkenalkan. Teknik pijat
juga datang dari pengaruh pedagang arab, Cina dan India yang berlayar
diseluruh pulau untuk perdagangan rempah-rempah. Meskipun sebagian
besar pulau-pulau yang lebih besar memiliki gaya pijat yang berbeda-beda,
Pengetahuan yang paling maju dari teknik penyembuhan dan pijat
ditemukan di Daerah Jawa dan Bali, dimana kedua tempat tersebut
berevolusi dari tradisi kerajaan majapahit. Selama era Majapahit banyak
perawatan kecantikan yang dikembangkan oleh ratu dan putri keraton
(Kerajaan), selama periode ini pijat berevolusi demi relaksasi dan
kecantikan juga untuk penyembuhan.
Kerajaan Majapahit hancur sekitar 1450 Masehi setelah kedatangan
Islam, menyebabkan banyak yang berpindah ke Bali, membawa
pengetahuan penyembuhan mereka. Inilah mengapa ada begitu banyak
kesamaan antara Jawa dan Bali dalam pijat dan teknik penyembuhan pijat.
Teknik pijat di Indonesia bila diamati tampak berbeda dari India dan Cina
Hal tersebut disebabkan karena adanya pengembangan dalam gaya dan
adanya penyesuaian dari generasi ke generasi. Unsur titik tekan pijat,
akupresure dan refleksiologi dapat dengan jelas dirasakan disebagian besar
pijat di Indonesia. Saat ini, pijat yang berasal dari luar negeri dibawa ke
Indonesia dan adapula yang menggabungkan dengan gaya pijat tradisional
mereka.
Dengan pijat membantu mengatasi penyakit dan mendapatkan
kembali keseimbangan tubuh. Contoh budaya pijat di Bali dan Jawa.
1. Pijat Bali
Keunikan pijat tradisional dari Bali adalah tekanan pijat yang
sangat dalam sampai ke otot-otot tubuh dengan menggunakan
telapak jari dikombinasikan denan tekanan telapak tangan.
Menggunakan minyak atsiri dan akar-akaran, bunga, kulit kayu yang
tumbuh di Indonesia seperti jahe, akar wangi, melati, dan cendana.
Apalagi tradisi pijat yang menggunakan lulur boreh atau murut Bali
yang konon banyak disukai wisatawan. Budaya pijat masyarakat Bali
sudah memiliki turun-temurun dan digunakan untuk meningkatkan
kondisi tubuh yang lelah, mengatasi ketegangan otot, memberikan
kehangatan tubuh (melalui minyak atsiri alami yang dikombinasikan
dengan minyak kelapa atau campuran boreh yang terbuat dari bahan
cengkeh/pala), serta menjaga agar perdaran darah tetap lancar.
Budaya Bali yang serba cepat dan dinamis, seperti tarian Bali
atau Tari Kecak, ternyata mempengaruhi jenis kecepatan gerak atau
ritme pada pijatannya. Kepercayaan terhadap si pemijat dan energi
positif dari pijat sangat berpengaruh pada hasil pijatan.
2. Pijat Jawa
Pijat Jawa yang dipengaruhi oleh kultur kerajaan, membuat
pijat ini sangat memperhatikan etika pelayanan dan selalu menjaga
kesakralan dari terapi yang diberikan. Pijat Jawa dilakukan dengan
ritme gerakan yang lambat serta jiwa yang penuh keikhlasan dalam
melayani. Pijat Jawa banyak menggunakan tekanan jari plirit dan
dikombinasikan dengan tekanan telapak tangan sebagai relaksasi
otot. Latihan pernafasan dan gerakan streching atau peregangan
dilakukan sebelum proses pemijatan dan peng-urut-an. Walaupun
memiliki gerakan perlahan dan gemulai, pijatan Jawa terasa mantap
tekanannya bagi masyarakat Jawa dan masyarakat Eropa yang
pernah merasakan pijat Jawa. Menurut penelitian hampir semua
gerakan pijat Jawa dapat menghancurkan asam laktat pada otot yang
tidak bisa disingkirkan tubuh.
b. Budaya internasional
Saat ini, teknik pijat ada beragam jenisnya. Hampir setiap negara
memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri mengenai metode yang
satu ini.
1) Thai Traditional Massage
Thai Traditional Massage (TTM) menjadi penting selama
dekade terakhir dan telah menyebar di seluruh dunia. Di Amerika
Serikat, sekitar 6% dari populasi pada tahun 2002 digunakan
pengobatan komplementer dan alternatif untuk mengobati sakit
punggung dan enam puluh persen dianggap sebagai "banyak"
manfaat (Anup et al., 2010). Tiga metode TTM yang dijelaskan oleh
Tyroler (2013) sebagai berikut :
a) Metode Sen Sib
Metode ini berfokus pengobatan manual pada
penyumbatan dirasakan terjadi di sepanjang sepuluh (10, 'Sib')
garis energi kehidupan dasar yang berasal dari titik pusat (di
bawah permukaan perut (umbilicus), lebar 2 jari). Setiap titik
akupresur penting pada jalur energi diasumsikan dirangsang
selama sekitar 1-15 s, diulang tiga kali. Total waktu perawatan
adalah sekitar 15-30 menit.
b) Metode Ratchsamnak
Metode ini disebut juga dengan 'royal gaya', meningkatkan
tekanan dengan jari, ibu jari, lengan terentang, dan siku pada
nodul teraba tegang sepanjang garis Meridian. Konsentrasi
diletakkan ke belakang, kaki bagian dalam, luar lengan, bahu,
perut, frontal dan oksipital bagian kepala, dan termasuk latihan
peregangan pada tungkai atas. Waktu terapi normal tergantung
pada gejala spesifik dan berlangsung sekitar 30-60 menit.
c) The Chaloeysak Metode
Metode ini disebut juga dengan 'gaya rakyat', mencakup
serangkaian progresif gerakan untuk melemaskan otot-otot dan
peregangan sendi termasuk akupresur otot yang mendalam,
merangsang aliran di lebih dari 200 poin mungkin sepanjang
garis energi berteori utama dengan jari, jempol, telapak tangan,
siku, lutut dan kaki. Pengobatan yang kuat dan sangat teliti,
yang memungkinkan pelepasan energik fisik pada tingkat yang
sangat mendalam. Total waktu pijat sekitar 30-60 menit.
2) Swedish Massage
Swedish massage mungkin merupakan jenis pijat yang paling
umum di dunia barat. Swedish massage merupakan jenis pijat yang
dikembangkan pada 1700-an oleh seorang dokter asal Swedia, Per
Henrik Ling, ini terbilang populer di kalangan Barat, bahkan dikenal
sebagai salah satu pijat terbaik.
Swedish massage mengacu pada beragam teknik yang didesain
khusus untuk merelaksasikan otot melalui pijatan atau tekanan pada
otot dan tulang, serta gosokkan mulai ujung kaki yang membantu
mengalirkan darah kembali ke jantung. Tujuan utama dari pijat ini
adalah memperlancar aliran oksigen di dalam darah dan melepaskan
racun yang tidak baik dari dalam otot.
Bila Anda menerima Swedish massage, biasanya Anda akan
berbaring di meja pijat, dengan handuk yang meliputi area tubuh
yang tidak menerimatreatment. Minyak pijat sering digunakan untuk
mengurangi gesekan. Lalu, biarkan tangan terapis untuk meluncur
mulus di atas otot punggung Anda.
Pijat ini terdiri dari pijatan panjang, pukulan halus, dan
gerakan memutar. Pijat jenis ini jarang tidak nyaman, dan hampir
selalu membuat tubuh terasa relaks. Cara ini paling efektif
menghilangkan ketegangan, mengurangi stres, dan rasa sakit, serta
nyeri ringan.
Pijat ala Swedia banyak diminati karena memiliki manfaat
lainnya yaitu mempercepat pemulihan ketegangan otot,
meningkatkan sirkulasi tanpa memberatkan jantung, meregangkan
otot ligamen dan tendon, sekaligus menenangkan pada saat yang
bersamaan. Manfaat lainnya adalah, menstimulasi kulit dan jaringan
saraf.
3) Deep Tissue Massage
Pijatan jenis ini tidak santai seperti pijat Swedia, dan benar-
benar dapat terasa sedikit tidak nyaman selama treatment
berlangsung, serta selama beberapa hari kemudian.
Deep tissue massage akan bergerak di luar lapisan permukaan
otot dimanaSwedish massage berada. Pijat ini bekerja pada lebih
banyak otot dan lapisan jaringan. Pijat jenis ini dapat sangat efektif
untuk mengatasi ketegangan, atau nyeri otot kronis dari gerakan
yang berulang.
Deep tissue massage juga sering kali menjadi jenis pijat pilihan
bagi mereka yang menderita masalah postur tubuh yang dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan bahkan rasa sakit.
Jika Anda memiliki masalah dengan sakit kepala dengan
ketegangan berulang, maka pijatan ini mungkin merupakan
pengobatan yang tepat untuk Anda.
4) Hot Stone Massage
Meskipun jenis pijat ini telah digunakan selama berabad-abad.
Namun, pijat ini baru saja datang menjadi mode di Amerika Serikat
serta menjadi budaya barat di negara lainnya.
Bila Anda menerima hot stone massage, maka Anda akan
berbaring di meja pijat, dan terapis Anda akan memberikan pijatan
halus dengan minyak pijat di punggung, agar batu berpindah dengan
mudah. Setiap batu yang digunakan akan sangat halus dan rata, dan
akan dipanaskan sebelum ditempatkan di belakang punggung Anda.
Lalu, terapis pijat Anda akan terus memastikan bahwa batu
pertama tidak terlalu panas untuk kulit Anda. Pijat ini bisa sangat
santai, dan baik untuk mereka yang menderita ketegangan, stres, atau
sakit, treatment pijatan ini dapat menjadi metode yang bagus untuk
mengurangi kondisi tersebut, dan mengurangi rasa sakit kronis.
3. Massage dalam Pandangan Kesehatan
Sejak dulu pijat sudah dijadikan sebagai cara tradisional untuk
mengembalikan kesehatan, kebugaran tubuh, menghilangkan pegal,
mengobati keseleo dan lain-lain. Selain itu, pijat juga memiliki beberapa
macam manfaat bagi kesehatan. Berikut adalah 8 manfaat pijat untuk
kesehatan seperti yang dikutip dari Allwomenstalk :
a. Pijat mempengaruhi jaringan tubuh untuk memperluas kapiler dan
kapiler cadangan, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan aliran
darah ke jaringan dan organ, meningkatkan proses reduksi oksidasi,
memfasilitasi jantung dan berkontribusi terhadap redistribusi darah
dalam tubuh.
b. Pijat juga memberikan sedikit peningkatan jumlah trombosit, leukosit,
eritrosit dan hemoglobin tanpa mengganggu keseimbangan asam-basa.
c. Jika dilakukan secara tepat, pijat dapat memengaruhi sistem saraf
perifer, meningkatkan rangsangan dan konduksi impuls saraf,
melemahkan dan menghentikan rasa sakit dengan
mempercepat proses pemulihan saraf yang cedera.
d. Pijat mempercepat aliran getah bening yang meningkatkan gizi
jaringan, mengurangi stasis pada sendi serta organ dan jaringan lain.
e. Pijat memiliki efek fisiologis yang beragam terhadap kulit dan
fungsinya, seperti membersihkan saluran keringat, kelenjar sebaceous,
meningkatkan fungsi sekresi, ekskresi dan pernapasan kulit.
f. Pijat bisa membuat otot menjadi fleksibel, meningkatkan fungsi
kontraktil yang mempercepat keluarnya metabolit yang merupakan
hasil dari metabolisme.
g. Pijat membantu mengeluarkan cairan yang terdapat di dalam otot-otot
dan memulihkan keadaan normalnya.
h. Pijat membantu memperbaiki sirkulasi dan menurunkan tekanan darah.
Karena sirkulasinya membaik, maka pada gilirannya organ-organ yang
ada di dalam tubuh akan berfungsi dan bekerja lebih baik.
Pemijatan yang benar dapat memberi manfaat dari segi kesehatan,
yaitu :
a. Meregangkan dan merelaksasi otot, yang hasilnya dapat meluweskan
serta meningkatkan pergerakan dari persendian.
b. Meningkatkan sirkulasi darah dan kelenjar getah bening.
c. Tekanan pada pijatan juga mampu merangsang kelenjar kulit untuk
menjaga suhu dan kelembapan kulit.
d. Membantu tubuh dalam melepaskan beberapa unsur kimia tertentu
sehingga tubuh menjadi relaks karena telah membuang racun yang
terbentuk pada saat otot sedang bekerja.
e. Mereparasi sistem kekebalan tubuh, karena pijat mampu
menghancurkan asam laktat sehingga membuat peredaran darah
menjadi lancar. Kondisi ini akan merangsang produksi hormon endorfin
yang gunanya membuat tubuh lebih bugar, sekaligus menguatkan
imunitas tubuh. Tidak heran jika dalam dunia olahraga, pijat amat
dibutuhkan para atlet.
f. Secara psikologis, orang yang dipijat umumnya dapat merasa lebih baik
melalui sentuhan dan kontak dengan si pemijat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Massage merupakan salah satu terapi pengobatan yang sudah dikenal di
Indonesia dan selalu berkembang dalam cara pelaksanaannya. Di Indonesia
massage dikenal dengan nama pijat. Di Indonesia terapi ini dibawa dari
negara India dan Cina yang dikolaborasikan dengan budaya yang ada di
Indonesia. Dari segi agama pijat tidak ada larangan selama tidak melanggar
batasan-batasan yang ada di dalam agama tersebut. Massage juga memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan, sehingga banyak masyarakat Indonesia
yang menggunakan pijat sebagai alternatif pengobatan.
B. Saran
Massage atau pijat merupakan seni terapi pengobatan yang memiliki
aturan tertentu dalam pelaksanaannya. Sehingga tidak bisa dilakukan dengan
cara sembarangan agar tidak menjadi keluhan bagi orang yang di pijat. Selain
memperhatikan tata caranya, diharuskan juga untuk mengetahui mengenai
budaya maupun agama yang berlaku dan dianut oleh masyarakat dan
lingkungan sekitar. Hal tersebut perlu menjadi perhatian utama agar
berdampak positif baik sebagai terapis maupun sebagai kliennya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta : Salemba
Medika
2. Jumarani, Louise.The Essence of I ndonesia Spa. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
3. Desai, Mufti Ibrahim; Ash-Shareef ,Abdel Khaliq Hasan.2013. Massage
Therapy from Islamic Perspective. http://www.onislam.net/english/ask-the-
scholar/health-and science/alternative-medicine/175616-massage-therapy-
from-islamic-perspective.html diakses pada 3 November 2014
4. Manfaat Terapi Pijat untuk Kesehatan. 2013.http://www.inicaraku.com/8-
manfaat-terapi-pijat-untuk-kesehatan.html diakses pada 3 November 2014
5. Chanif; Wongchan Petpichetchian; Wimonrat Chongchareon. 2013. Does
Foot Massage Relieve Acute Postoperative Pain - A Literarute
Review.Volume 3 No 1.483-497
6. http://indonesia.ucanews.com/2013/05/29/seorang-misionaris-melakukan-
evangelisasi-melalui-pijat/ diakses pada 3 November 2014
7. Amaliafitri, Adhini. 2010. Ini Dia 3 Pijat Tepat untuk Manusia Modern.
http://lifestyle.okezone.com/read/2010/08/23/195/365679/ini-dia-3-pijat-
tepat-untuk-manusia-modern diakses pada 4 November 2014
8. Stein, Andrew.2011. Buddhism and Thai Massage.
http://www.fortykay.com/2011/04/03/buddhism-and-thai-massage/ diakses
pada 4 November 2014
9. Massage. http://www.buddhisma2z.com/content.php?id=483 diakses pada 4
November 2014
Top Related