BAHAN AJAR MANAJEMEN PROYEK JALAN
MONITORING DAN EVALUASI PROYEK JALAN
Oleh :Agus Bari Sailendra
PUSAT LITBANG JALAN DAN JEMBATANKEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG2012-2013
KEBIJAKAN DAN VISI PROYEK
• KEBIJAKAN STANDAR
“HIGH STANDARDS OF QUALITY, EFFICIENCY AND TRANSPARENCY”
• VISI PROYEK.(Adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan, dan secara potensial untuk terwujud ke mana dan apa yang diwujudkan organisasi dimasa mendatang) – Terwujudnya jasa konstruksi nasional yang memiliki struktur usaha yang
kokoh, andal, berdaya saing tinggi dan mampu menghasilkan bangunan yang berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat.
– Terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi yang menjamin kesetaraan antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam hak dan kewajiban serta meningkatkan kepatuhan pada ketentuan pada ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
– Terwujudnya peningkatan peran serta masyarakat di bidang jasa konstruksi.
Pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-prinsip :1. efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana
dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat dipertanggungjawabkan;
2. efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
3. terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;
4. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya;
5. adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;
6. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
KEPUTUSAN PRESIDEN No. 80/2003
Akuntabilitas kinerja
Akuntabilitas kinerjaAdalah perwujudan kewajiban suatu organisasi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung-jawaban secara periodik.
FAKTA LAPANGAN MENJADI ISU STRATEGIS JALAN
JALAN MENJADI CEPAT RUSAK KEMACETAN MAKIN MELUAS KECELAKAAN TERUS MENINGKAT TRASNPORTASI JALAN TIDAK EFISIEN (BIAYA LOGISTIK
TINGGI) MAKIN BANYAK ORANG PINTAR (S1, S2, S3) BIDANG
JALAN (TRANSPORTASI)..... KOMITMEN, PERAN, MENTAL?
Norma
Spesifikasi
PedomanManual
Di Lingkungan Ditjen Bina Marga,
SPESIFIKASI UMUM
payung hukum suatu proyek : NSPM..........
• Norma:
aturan atau ketentuan yang mengikat sebagai panduan dan pengendali dalam melakukan kegiatan (PP no.25 tahun 2000)
Contoh: - UNDANG UNDANG JASA KONSTRUKSI
- UNDANG UNDANG LINGKUNGAN HIDUP
Spesifikasi:pernyataan pasti dari serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi dan prosedur2 agar persyaratan NUMERIK dapat dipenuhi, dalam kaitannya dengan satuan dan nilai batas yang tepat (ASTM)
CONTOH NSPM:
SPESIFIKASI
Pedoman:acuan bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat (PP no.25 tahun 2000)
CONTOH NSPM:
PEDOMAN
Manual:acuan operasional yang penerapannya disesuaikan kebutuhan dan karakteristik daerah setempat (PP no.25 tahun 2000)
CONTOH NSPM:
MANUAL
SPESIFIKASI UMUM BINAMARGAEDISI 2010
Terdiri dari antara lain:Panduan Umum Analisa Harga Satuan
(AHS)PeralatanDivisi 1 s/d divisi 10Spesifikasi KhususLampiranAHS pemeliharaan jalanSoftware AHS dan Spesifikasi
FAKTOR KUNCIPenerapan nspm:
sistim pengawasan dan kendali mutu (monitoring dan evaluasi proyek)
mutu adalah karakteristik suatu produk atau jasa yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sebelumnya
kendali mutu:
Usaha pengawasan dan tindakan turun tangan pada suatu pelaksanaan pekerjaan dengan tujuan hasil pekerjaan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan dan atau disepakati dengan menghasilkan produk semurah mungkin dan memenuhi kebutuhan pengguna
tahapan kendali mutu:
• tidak ada mutu• pengendalian mutu (quality control)• kehandalan mutu (quality assurance)• manajemen mutu (quality
management)• manajemen mutu terpadu (Total
quality management)
PERKEMBANGAN MUTU SAMPAI MENCAPAI MANAJEMEN MUTU TERPADU
Istilah-istilah dalam pengendalian mutu
• Quality: semua karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuan pemuasan yang membutuhkan.
• Quality assurance: semua kegiatan yang ditujukan untuk mencapai kualitas atau suatu proses yang direncanakan untuk mencapai kepercayaan dalam suatu produk yang merupakan suatu tujuan.
• Quality audit : Pengujian untuk menentukan apakah kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dan apakah hal tersebut dilaksanakan dengan efektif untuk mencapai tujuan.
• Quality control : Teknik-teknik operasional dan kegiatan yang secara bersama-sama untuk mendukung suatu produk pelayanan atau kualitas suatu kebutuhan.
• Quality management: semua aspek fungsi manajemen yang menentukan dan mengimplementasikan policy kualitas
Jaminan Mutu (Quality Assurance)• Pada umumnya semua proyek jalan telah melaksanakan sistim jaminan mutu
(Quality Assurance, QA) namun belum secara utuh. Salah satu bagian dari persyaratan dalam QA yang telah dilaksanakan adalah pengendalian mutu (Quality Control, QC). Untuk memahami istilah mutu, berikut ini dijabarkan beberapa definisi tentang mutu, diantaranya adalah:– ISO 8402 :
mutu adalah karakteristik menyeluruh dari suatu barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau tersirat.
– Deming:Mutu tidak berarti segala sesuatu yang terbaik, tetapi pemberian kepada pelanggan tentang apa yang mereka inginkan dengan tingkat kesamaan yang dapat diprediksi serta ketergantungannya terhadap harga yang mereka bayar.
– Nuclear Regulatory Commision - NRC - USA Semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat beroperasi secara memuaskan.
– Donald S. BarryJaminan kulitas adalah semua yang digunakan untuk keperluan standar prosedur yang akan menjamin bahwa produk/jasa atau fasilitas yang didirikan mencapai atau melampaui kebutuhan atau fungsinya.
QA DAN QC APA BEDANYA• QUALITY ASSURANCE
Adalah seluruh kegiatan yang sistimatik dan terencana yang ditetapkan dalam sistim mutu dan didemontrasikan bila perlu, untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan mutu.
• QUALITY CONTROLAdalah teknik operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu yang tidak hanya berorientasi pada produk akhir saja akan tetapi pada tiap tahapan proses pekerjaan akan lebih menjamin tercapainya kualitas
MENGAPA BERALIH KE QA• Pengendalian Mutu:
Dimasa lalu, untuk menjaga kualitas suatu produk diperlukan pengendalian mutu yang berupa aktivitas inspeksi, yaitu:”memeriksa produk, menerima yang memenuhi syarat dan menolak yang tidak memenuhi syarat”.Melalui sistem pengendalian mutu yang didasarkan pada inspeksi produk akhir tersebut sulit untuk menghindari terbuangnya bahan, waktu dan tenaga karena adanya produk yang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan.
• Jaminan Mutu:Adanya pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah yang berhubungan dengan mutu. Tuntutan tersebut kemudian melahirkan keinginan untuk lebih berorientasi kepada ”sistem” dan ”proses”, yaitu apa yang dikenal dengan Quality Assurance (QA).
• TEPAT MUTU– Standar prosedur, persyaratan kualitas dalam spesifikasi dipenuhi secara
konsisten.– Standar prosedur pengoperasian peralatan pengolahan bahan harus sesuai
dengan ketentuan pemberi sertifikat (jika ada).– Penguasaan basic engineering harus dimiliki oleh seluruh personil yang
terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.– PCM dilaksanakan secara detil dengan menghasilkan suatu ketentuan yang
harus dipatuhi.• TEPAT WAKTU
– Jadwal pelaksanaan harus dibuat secara realistis dan dilaksanakan secara konsisten.
– Adanya early warning (peringatan dini) jika akan terjadi keterlambatan yang akan mempengaruhi waktu pelaksanaan.
• TEPAT BIAYA– Diperlukan kontrol kuantitas yang jelas dan pasti sesuai gambar rencana.– Peralatan yang digunakan sesuai atau lebih baik dengan yang ada pada
analisa harga satuan.– Catatan lapangan, pengukuran hasil kerja harus dibuat secara detil dan
jelas dan benar.
TEPAT MUTU, WAKTU DAN BIAYA
• Adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuan (kinerja) untuk memenuhi kebutuhan yang ditentukan pengguna jasa (dalam hal ini misal Proyek “Induk Pembangunan jalan Pantura Jawa”), atau dipandang sebagai kesesuaian fungsi dan tujuan.
• Kualitas dipandang sebagai sifat atau karakteristik produk atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (ISO 8402 tahun 1986).
• Menyerahkan barang atau produk yang tidak dikembalikan dan diserahkan pada pelanggan atau pemakai yang seharusnya.
• Kesesuaian produk atau jasa dengan spesifikasi dan standar yang berlaku, atau sesuai untuk digunakan (fitness for use).
HASIL KERJA YANG BERKUALITAS
Kebijaksanaan kualitas(quality policy)
Kebijaksanaan kualitas(quality policy)
Manual kualitas(Quality Manual)
Manual kualitas(Quality Manual)
Prosedur kualitas(Quality Prosedur)
Prosedur kualitas(Quality Prosedur)
Instruksi Kerja(Works Instruction)
Instruksi Kerja(Works Instruction)
ALIRAN PENENTUAN SASARAN KUALITAS
MENGAPA
(LEVEL-1)
SIAPA, APA, KAPAN, DIMANA
(LEVEL-2)
BAGAIMANA(LEVEL-3)
REKAMAN(LEVEL-4)
Berisi kebijakan, tujuan dan sistem mutu
Berisi rangkaian kegiatan operasional
Berisi tahapan rinci kegiatan operasional
Instruksi Kerja
Prosedur Pelaksanaan
Panduan Mutu
Hirarki Dokumen Mutu (Anwar Hadi, 2000)
Sistem mutu (Rencana Mutu Proyek) • Sistem mutu yang harus disiapkan meliputi kebijakan dan tujuan sistem mutu
(ditetapkan dalam Panduan Mutu), program, prosedur dan instruksi kerja untuk menjamin mutu hasil pekerjaan. Pada level proyek sistem mutu yang harus disiapkan adalah Rencana Mutu Proyek atau lebih dikenal dengan nama Project Quality Plan (PQP).
• Salah satu motto yang cukup baik untuk diingat dan dilaksanakan adalah "DRAFT", yaitu " Do it Right At the First and any Time"
• Sistem mutu yang disiapkan sesuai dengan klausal yang ada dan paling tidak mencantumkan hal seperti berikut ini :– Struktur organisasi, wewenang dan tanggungjawab – Form risalah rapat rutin– Bagan alir tiap item pekerjaan inspeksi/pengawasan dan pengujian/testing– Daftar periksa tiap item pekerjaan inspeksi/pengawasan dan pengujian/testing;
daftar periksa untuk teknisi dan inspektor harus dipisahkan. Misalkan daftar periksa pengawasan pekerjaan campuran aspal panas untuk teknisi dan daftar periksa pengawasan campuran aspal panas untuk inspektor.
– Daftar periksa untuk pekerjaan pengujian/testing, misalnya daftar periksa pemeriksaan kesesuaian alat-alat pengujian Marshall dan daftar periksa pengawasan pengujian Marshall.
– Bagan alir pemecahan masalah, form monitoring permasalahan dan tindak lanjut – Pengendalian dokumen dan tata cara identifikasi dan penomoran– Form-form lainnya seperti: form absensi, form request, form memo lapangan dan
lain-lain.– Dokumen-dokumen pendukung lain yang harus tersedia, seperti : Spesifikasi,
AASHTO, dll.
SISTIM MUTU
Sistem mutu yang menghubungkan semua elemen-elemen kualitas dapat ditunjukkan seperti bagan alir berikut
KEBUTUHAN PEMILIK
KRITERIA DESAIN
REKAYASA DAN DESAIN
SPESIFIKASI. GAMBAR RENCANA, DLL
INSPEKSI
METODA KONSTRUKSI
SUPERVISI DAN PENGENDALIAN
KESESUAIAN DENGAN SPESIFIKASI DAN
GAMBARKUALITAS BANGUNAN
PENGENDALIAN MUTU
• Agar suatu obyek memiliki nilai kualitas maka sebaiknya dilakukan “pengendalian mutu” yang bertujuan untuk memastikan kesesuaian kegiatan pekerjaan fisik dengan spesifikasi yang merupakan bagian dari dokumen kontrak fisik.
• Hasil dari pengendalian kualitas tidak hanya dilihat pada tahap akhir proyek saja akan tetapi juga diperlukan “tindakan/langkah pengelolaan” pada tiap tahapan proyek (pencetusan ide, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian)
PENGENDALIAN MUTU• Pembuatan prosedur pelaksanaan kegiatan pengendalian kualitas (Quality
Control / QC) yang meliputi :– Pemantauan– Pemeriksaan– Pengujian– Pengukuran, dan– Pelaporan hasil-hasil
• Rencana inspeksi dan test ini, meliputi– Titik inspeksi dan test. Penentuan titik atau saat secara periodik untuk
melakukan inspeksi dan tes (macam inspeksi dan tes, metoda tes, dan standar yang digunakan, kriteria penerimaan atau penolakan)
– Mandatory hold point yaitu titik atau saat diperlukan pihak ketiga untuk melakukan tes
– Standar yang akan diberlakukan (SNI/AASHTO, BS Standard/ASTM, dll)
Pelaksanaan Pengendalian Mutu: konsep 3-2-5 Tiga tahap pemeriksaan:• Tahap bahan baku : tanah, aspal• Tahap bahan olahan : agregat, beton• Tahap pekerjaan jadi, subgrade, pondasi, lapis permukaan
Dua lingkup pemeriksaan:• Pemeriksaan dimensi : lebar, tebal• Pemeriksaan kualitas : CBR,lendutan
Lima hal yang diperiksa:• Nama dan jenis pengujian /pemeriksaan• Metode pengujian• Frekuensi pengujian• Persyaratan mutu dan dimensi• Toleransi hasil
Kelemahan/kekurangan Pengendalian Mutu saat ini
• lemahnya penguasaan engineering oleh pengelola
• kurangnya attitude pimpinan pengelola dan personil proyek terhadap mutu
• adanya ketentuan “ akan ditetapkan direksi”
• adanya ketentuan yang tidak lengkap dari “struktur”
• adanya jenis pengujian yang tidak tercantum ketentuannya
• tidak sesuainya alat pengujian yang ada
TUGAS QA/QC DALAM KEGIATAN BIDANG KONSTRUKSI
NoKEGIATAN BIDANG
KONSTRUKSITUGAS QA/QC
1. Menelaah ulang program kualitas Mengkaji kelengkapan lingkup kerja, standar, spesifikasi, kriteria dan prosedur yang antara lain:1. Inspeksi dan Test. 2. Verifikasi3. Persetujuan. 4. Sertifikasi
2. Meneliti perangkat QC Kontraktor Pelaksanan
Melengkapi program QA/QC kontraktor Pelaksana
3. Mengkaji kualitas personil serta peralatan, yang meliputi:1. Peralatan uji dan pengukuran2. Teknik dan metoda konstuksi yang digunakan
4. Mengendalikan material, peralatan dari rekanan (sub-kontraktor)
Meneliti prosedur yang dipakai yang meliputi:
1. Verifikasi dokumen (sertifikat) hasil pemeriksaan
5. Pemeriksaan selama masa Konstruksi
Memeriksa dipenuhinya spesifikasi dengan pengawasan dan uji.
TUGAS QA/QC DALAM KEGIATAN BIDANG KONSTRUKSI
No KEGIATAN BIDANG KONSTRUKSI TUGAS QA/QC
1. Menelaah ulang Kontrak Mengkaji kelengkapan lingkup kerja, standar, spesifikasi, kriteria dan prosedur yang antara lain:1. Inspeksi dan Test2. Verifikasi3. Persetujuan4. Sertifikasi
2. Menelaah ulang program kualitas Melengkapi program QA/QC kontraktor Pelaksana
3. Meneliti perangkat QC Kontraktor Pelaksanan
Mengkaji kualitas personil serta peralatan, yang meliputi:1. Peralatan uji dan pengukuran2. Teknik dan metoda konstuksi yang digunakan
4. Mengendalikan material, peralatan dari rekanan (sub-kontraktor)
Meneliti prosedur yang dipakai yang meliputi:1. Verifikasi dokumen (sertifikat) hasil
pemeriksaan
5. Pemeriksaan selama masa Konstruksi
Memeriksa dipenuhinya spesifikasi dengan pengawasan dan uji.
TUGAS PENGENDALI MUTU:• mendokumentasikan hasil pemeriksaan/pengujian• mengawasi jalan pengujian tentang:
- metode- formulir pengujian- contoh uji- sdm
• memberi petunjuk kepada kontraktor tentang jenis pengujian, dan metode yang harus dilakukan
• mengawasi kualitas alat dan managemen laboratorium lapangan
• melaporkan hal yang tidak sesuai spesifikasi kepada manajemen proyek
• mengawasi dan memberi petunjuk kepada kontraktor tentang produksi yang harus dicapai
BAGAN ALIR PROSES PENGENDALIAN MUTU
PENETAPAN STANDAR/ACUAN(Spec, Gambar)
PENETAPAN STANDAR/ACUAN(Spec, Gambar)
PELAKSANAAN KEGIATAN
PELAKSANAAN KEGIATAN
PENGUKURAN HASIL KEGIATAN
PENGUKURAN HASIL KEGIATAN
EVALUASI HASIL KEGIATAN DAN ACUAN
EVALUASI HASIL KEGIATAN DAN ACUAN
APAKAH STANDAR PERLU DIPERBAIKI
APAKAH STANDAR PERLU DIPERBAIKI
Perbaiki standar
Perbaiki kegiatan
Hasil tidak sesuai acuan
Hasil sesuai acuan, lanjutkan pelaksanaan
kegiatan
INSTRUKSI KERJAINSTRUKSI KERJA
KEBERHASILAN PROGRAM KUALITAS
• Secara garis besar program kualitas suatu perusahaan sangat tergantung dari peranan top management. Sehingga secara hirarki yang paling atas dari prosedur kualitas adalah kebijakan atau policy dari pimpinan mengenai kualitas, bagaimana perusahaan/organisasi memandang kualitas, apa tujuan organisasi dalam kualitas dan apakah kualitas menjadi corporate culture (budaya) perusahaan tersebut.
• Kemudian level manajemen di bawahnya menguraikan kebijakan tadi dalam bentuk manual kualitas berupa apa saja yang menjadi tujuan dalam pencapaian kualitas dan standar yang harus dipenuhi.
• Setelah itu disusunlah prosedur kualitas yang meliputi tahapan-tahapan yang harus dilakukan, personil yang terlibat, proses pencatatan dan sebagainya.
• Pada tingkatan yang terendah dibuat instruksi kerja untuk memudahkan pelaksanaan bagi pelaksana pada level bawah yaitu para pekerja
KUNCI KEBERHASILAN PENGENDALIAN MUTU
• Adanya spesifikasi pengendalian mutu yang lengkap, jelas dan sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan
• Pelaksanaan pengendalian mutu yang baik dan tegas, dengan pengorganisasian yang tepat, efektif dan efisien
ORGANISASI DAN STRATEGI• ORGANISASI
Adalah suatu kesatuan sosial yang terkoordinir, dengan suatu batasan yang bisa diidentifikasi, dan berfungsi pada suatu basis yang berlanjut untuk mencapai suatu sasaran umum atau sasaran yang dikehendaki
• STRATEGIApa yang harus kita kerjakan, mengerjakan sesuatu yang benar (doing the right thing), dan merupakan alat untuk mencapai tujuan, memiliki sifat:
Menyatu, yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam organisasiMenyeluruh, yaitu mencakup seluruh aspek dalam organisasi.Integral, yaitu seluruh strategi akan cocok/sesuai dari seluruh tingkatan organisasi.
• TAKTIKMerupakan penjabaran operasional jangka pendek dari strategi
ORGANISASI MUTU• Struktur organisasi yang memisahkan bagian yang khusus
menangani masalah mutu.– Organisasi ini di lingkungan proyek biasanya merupakan sub
bidang QA/QC yang melapor ke manajer engineering.• Kegiatan QA/QC sejajar dengan kegiatan lain
– Yaitu mengadakan pemantauan terhadap kegiatan rekayasa (engineering), pembelian, atau pelaksanaan konstruksi agar memenuhi kriteria dan spesifikasi yang ditentukan.
– Kegiatan pengendalian ini dilakukan secara berkesinam-bungan yang berlangsung dari awal sampai akhir pelaksanaan proyek sehingga bisa mengikuti secara penuh perkembangan proyek dalam aspek mutu.
ORGANISASI SITE TEAM
1. Secretary2. Computer Opr.4. Office Boy
1. Secretary2. Computer Opr.4. Office Boy
SUPERVISION ENGINEER
Ir. NUGROHO J. MT
CHIEF INSP/QTY ENGINEER
Ir. NARTO HAGI MT
QUALITY ENGINEER
Ir. ARIJADI MT
LAB TECHNICIAN-1
TO BE NAME
LAB TECHNICIAN-2
TO BE NAME
INSPECTOR
TO BE NAME
SURVEYOR
TO BE NAME
PAVEMENT/MAT ENGINEER
Ir. Agus bari sailendra, MT
SALAH SATU QUALITY ASSURANCE MNT.CERTIFICATE
KEGIATAN KONTRAKTOR KONSULTAN SATKER TEAM PENGENDAL
I
BENDAHARA
PENGAJUAN
PEMERIKSAAN
PERSETUJUAN
PEMBAYARAN
DATA PENDUKUNG
A. Request kerjaB. Lap. Harian, Mingguan, BulananC. Back Up Quantity (Perhitungan Volume)D. Back Up Quality
tdk ya
ya
tdk
tdk
Tinjauan Lap. bulanan
SPM
ya
• Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat dikatakan bahwa mutu sangat tergantung pada standar yang disyaratkan oleh pelanggan dan mempunyai target memuaskan pelanggan (customer satisfaction).
• Dalam pekerjaan (jalan), pelanggan yang dimaksud adalah masyarakat pengguna jalan. Mutu yang diminta tentunya sesuai dengan kelas jalan yang direncanakan, seperti jalan tol, jalan nasional/ propinsi, jalan kabupaten atau jalan desa. Mutu yang diinginkan dari masing-masing kelas jalan tersebut didifinisikan secara rinci dalam Dokumen Kontrak (Spesifikasi Umum).
Jaminan Mutu (Lanjutan)
ORGANISASI PROYEK
ORGANISASI PROYEK
Berkaitan dengan struktur organisasi, yaitu.Siapa yang berhak memutuskan apa (decision right allocation)Siapa yang harus memberikan kontribusi apa dan bagaimana mengukurnya (performance appraisal).Siapa mendapatkan apa dan berapa besar (reward system).
Tidak terjadi pemutusan mata rantai koordinasi serta fungsi dari lapangan dengan Kantor.
CARA PANDANG
INSTANSI PELAKSANA1. PENANGGUNG JAWAB UTAMA (POLICY LEVEL)
Kepala Satuan Kerja. Pejabat structural yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi yang dibiayai dari dana DIPA.
2. PENANGGUNG JAWAB ADMINISTRATIF (EXECUTING LEVEL)Pejabat Pembuat Komitmen yang ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan jasa pelaksanaan konstruksi dilingkungan Pusat Litbang Jalan dan Jembatan.
3. DIREKSI TEKNIK/PROJECT OFFICER (IMPLEMENTATION LEVEL).Mewakili Pejabat Pembuat Komitmen dilapangan untuk mengatur, mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai konstruksi dan spesifikasi yang telah digariskan dalam Kontrak dan bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan yang diawasi, dalam hirarki kerjanya bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen .
4. PENGAWAS LAPANGANPengawas Lapangan adalah Petugas yang membantu Project Officer dalam melaksanakan pengawasan pekerjaan dalam hal ini pengawas dibagi dalam dua fungsi tugas yaitu pengawasan dalam bidang kualitas dan bidang kuantitas pekerjaan.
TUGAS UTAMA PENGAWASAN KONTRAK
1) Pengawasan pekerjaan baik kualitas maupun kuantitas,
2) Pelaporan pekerjaan meliputi laporan harian, mingguan, bulanan dan teknis,
3) Memeriksa hasil pekerjaan yang dituangkan dalam sertifikat bulanan
STRUKTUR ORGANISASI
1. SEKRETARIS2. OPERATOR COMPUTER
1. SEKRETARIS2. OPERATOR COMPUTER
PROJECT OFFICER/DIRTEK
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PENGAWAS VOLUME PEKERJAAN
SURVEYOR/INSPECTOR
PENGAWAS MUTU PEKERJAAN
TEKNISI LABORATORIUM
TUGAS DAN FUNGSI
ORGANISASI PROYEK
PROJECT OFFICERPROJECT OFFICER
Melakukan rekayasa produk fisik tepat guna, terutama dalam penentuan prioritas lokasi, pemilikan tipe dan dimensi konstruksi serta kualitas pekerjaan dengan batasan yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak sehubungan dengan kondisi lapangan dan keterbatasan dana yang tersedia
Melakukan rekayasa produk fisik tepat guna, terutama dalam penentuan prioritas lokasi, pemilikan tipe dan dimensi konstruksi serta kualitas pekerjaan dengan batasan yang telah ditentukan dalam dokumen kontrak sehubungan dengan kondisi lapangan dan keterbatasan dana yang tersedia
SEBAGAI WAKIL PEMILIKSEBAGAI WAKIL PEMILIK
Bertanggung jawab penuh kepada Pemilik atas penggunaan dana untuk menyelesaikan suatu proyek yang diikat dengan Dokumen Kontrak.
Bertanggung jawab penuh kepada Pemilik atas penggunaan dana untuk menyelesaikan suatu proyek yang diikat dengan Dokumen Kontrak.
SEBAGAI MANAGERSEBAGAI MANAGER
Bertanggung jawab atas kelancaran proyek, baik fisik maupun administrasi. Dalam tugas managerial tersebut, memeriksa dan segera mengantisipasi kondisi dan melaksanakan tindakan turun-tangan lebih dini, bila terjadi masalah di lapangan.
Bertanggung jawab atas kelancaran proyek, baik fisik maupun administrasi. Dalam tugas managerial tersebut, memeriksa dan segera mengantisipasi kondisi dan melaksanakan tindakan turun-tangan lebih dini, bila terjadi masalah di lapangan.
SEBAGAI ENGINEERSEBAGAI ENGINEER
KONTRAKTOR PELAKSANAKONTRAKTOR PELAKSANA
SEBAGAI DIREKSI TEKNIKSEBAGAI DIREKSI TEKNIK
Mewakili Pejabat Pembuat Komitmen dilapangan untuk mengatur, mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai konstruksi dan spesifikasi yang telah digariskan dalam Kontrak.Bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan yang diawasi, dalam hirarki kerjanya bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen .
Mewakili Pejabat Pembuat Komitmen dilapangan untuk mengatur, mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai konstruksi dan spesifikasi yang telah digariskan dalam Kontrak.Bertanggung jawab terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan yang diawasi, dalam hirarki kerjanya bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen .
1) Kontraktor harus membuat menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontak.
2) Menyediakan semua tenaga kerja maupun pengawas pelaksanaan, bahan, peralatan dan lain-lain yang harus memenuhi persyaratan sesuai Dokumen Kontrak.
3) Menjamin terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan yang berkesinambungan di lapangan.
1) Kontraktor harus membuat menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Kontak.
2) Menyediakan semua tenaga kerja maupun pengawas pelaksanaan, bahan, peralatan dan lain-lain yang harus memenuhi persyaratan sesuai Dokumen Kontrak.
3) Menjamin terselenggaranya pelaksanaan pekerjaan yang berkesinambungan di lapangan.
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
TUGAS DAN FUNGSI
PROJECT OFFICER • Memeriksa pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan rencana, gambar dan
spesifikasi teknik.• Mengambil kebijaksanaan yang dapat dipertanggung jawabkan dalam mengatasi
permasalahan-permasalahan yang menyangkut pelaksanaan teknis dan kelancaran pekerjaan dilapangan serta melaporkan atau meminta pertimbangan/persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen.
• Mernberikan pengarahan teknis/advis kepada pengawas lapangan maupun pelaksana pekerjaan/ kontraktor dalam bidang pelaksanaan pekerjaan/kegiatan
• Mengadakan/menampung persoalan-persoalan baik yang bersifat teknis maupun non teknis yang mungkin timbul atau diajukan oleh kontraktor dan mengusahakan dalam penyelesaian dan selalu mengadakan hubungan baik dengan pemerintah setempat.
• Memeriksa laporan harian, mingguan, bulanan tentang kemajuan lapangan yang dibuat oleh penyedia jasa, untuk disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui Assisten Teknik dan untuk diteruskan sebagai laporan rutin yang ditujukan kepada Atasan Langsung Pejabat Pembuat Komitmen atau atasan lainnya
• Bersama-sama dengan Tim Pengawas lainnya untuk mengadakan pemeriksaan mutu dan volume pekerjaan atas kebenaran data tagihan pembayaran yang diajukan oleh penyedia jasa, sebagai Sertifikat Bulanan (MC) dan kemudian melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen
• Bertanggung Jawab Kepada Pejabat Pembuat Komitmen• Dalam me!aksanakan tugasnya project officer dibantu oleh beberapa Pengawas
Lapangan. (Bagian Kualiti Kontrol/Mutu Pekerjaan, Bagian Kuantitas/Volume Pekerjaan)
PENGAWAS LAPANGAN a) Pengawasan Mutu Pekerjaan (Teknisi Laboratorium)
Dalam bidang mutu pekerjaan yaitu sebagai quality control mengawasi produk pekerjaan yang dihasilkan oleh kontraktor harus sesuai dengan Spesifikasi Kontrak
Memeriksa Laporan hasil laboratorium yang telah di uji sampelnya dari kontraktor
Memberi masukan kepada Project Officer/Dir tek dalam merekomendasikan permintaan pekerjaan dari kontraktor tentang pekerjaan lanjutan
Hasil dari laporan Laboratorium merupakan dasar pembayaran (MC)
Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap mutu pekerjaan yang diawasi
Bertanggung jawab kepada Project Officer/Dir teknis
PENGAWAS LAPANGAN
b) Pengawasan Volume Pekerjaan (Surveyor, Inspector)Pengawasan volume pekerjaan yaitu mengawasi pekerjaan
sesuai gambar dan spesifikasi yang tertuang dalam KontrakSetiap harinya harus berada dilokasi/Station dimana pekerjaan
itu dikerjakan.Selalu mencatat/mendata jenis dan kemajuan pekerjaan setiap
harinya, mulai dari station sampai station tertentu.Membuat laporan harian kemajuan pekerjaan kontraktor sesuai
form standard yang telah disediakanMencatat dan mengusulkan perubahan gambar dan spesifikasi
yang disesuaikan dengan keadaan lapangan.Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap volume pekerjaan
yang diawasiBertanggung jawab kepada Project Officer/Dir Teknik
URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN FISIKURAIAN PELAKSANAAN
KEGIATAN FISIK
LINGKUP DAN URUTAN KEGIATAN
PERIODE KONTRAK FISIK
PERIODE PEMELIHARAAN RUTIN
PERIODE PELAKSANAAN PERIODEPEMELIHARAAN
PERIODE MOBILISASI
SERAH TERIMASERAH TERIMA SEMENTARA AKHIRSURAT PERINTAH
MULAI KERJA
KEGIATAN UMUM Laboratorium SelesaiMobilisasi Peralatan dan Personil Mobilisasi SelesaiSurvey Lapangan : Drainase Survey
Perkerasan Lapangan Struktur Selesai
Peninjauan Kembali Rancangan oleh Direksi P Penerbitan Detil Pelaksanaan dan Perkiraan Kuantitas
KEGIATAN PENGEMBALIAN KONDISIDAN PEKERJAAN MINOR
Pengembalian KondisiPerkerasan Perkerasan dan Bahu SelesaiBahu Jalan
Selokan, Saluran Air, Galian dan Timbunan Pekerjaan MinorPerlengkapan Jalan
Jembatan Selesai
KEGIATAN PEKERJAAN UTAMAPekerjaan TanahDrainase Pekerjaan Drainase SelesaiLapis PondasiBahu Jalan
SeluruhLapis Permukaan
Pekerjaan SelesaiStrukturPekerjaan Perbaikan (bila ada)
KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN
Perkerasan, Bahu Jalan, Selokan, Saluran Air,
Periode Pemeliharaan Rutin Intensif Pemeliharaan Rutin Bulanan Pemeliharaan RutinGalian dan Timbunan, Perlengkapan Jalan,
(bila diperlukan)
Jembatan, Arus Lalu Lintas
TANGGAL MULAI KERJA
CATATAN:1. Contoh ini diperuntukkan bagi seluruh
kontrak.2. Diagram adalah tanpa skala3. Urutan dan waktu kegiatan yang
aktual ditentukan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan lingkup pekerjaan setiap KontrakTTD
KONTRAK
30 hari
URUTAN KEGIATAN PEKERJAAN
PERIODE MOBILISASI
60 HARIMIN. 14 HARI
Surv
ai &
ala
t UJI
30 H
ARI
MAKS. 30 HARI
PEN
ANDA
TAN
GAN
AN
KON
TRAK
SURA
T PE
RIN
TAH
M
ULA
I KER
JA
TAN
GG
AL M
ULA
I KE
RJA
MO
BILI
SASI
SEL
ESAI
60 H
ARI
1. Penerbitan Detil Pelaksanaan dan Perkiraan Kuantitas.
2. Pengembalian Kondisi Perkerasan dan Bahu Jalan Selesai
60 HARI
SERA
H T
ERIM
A SE
MEN
TARA
SERA
H T
ERIM
A AK
HIR
PERIODE PEMELIHARAAN
365 HARI
PEKE
RJAA
N M
INO
R SE
LESA
I90
HAR
I
PEKE
RJAA
N D
RAIN
ASE
SELE
SAI
SEBE
LUM
OVE
RLAY
Seluruh Pekerjaan Selesai
365 HARI
PERIODE PELAKSANAAN 365 HARI
PERIODE KONTRAK FISIKPERIODE PEMELIHARAAN RUTIN 730
HARI
PCM SPEC7 HARI SETELAH TTD KONTRAK
PEMELIHARAAN RUTIN INTENSIF PEMELIHARAAN RUTIN BULANAN
PEMELIHARAAN RUTIN(BILA PERLU)
URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN FISIKPENYUSUNAN SERTIFIKAT
PEMBAYARAN BULANAN
(SEKSI 1.6) PEMBAYARAN SERTIFIKAT BULANAN
Pengajuan Kesiapan Kerja Usulan Sertifikat Bulanan (MC) harus diserahkan pada setiap bulan dari Periode Pelaksanaan.Kontraktor harus bertanggungjawab penuh untuk penyiapan dan pengajuan setiap Usulan Sertifikat Bulanan, dan harus mengikuti ketentuan berikut : a) Usulan Sertifikat Bulanan harus disiapkan menurut formulir yang ditetapkan
oleh Direksi Pekerjaan. b) Usulan Sertifikat Bulanan harus dilengkapi dengan dokumen pendukung yang
cukup, pengajuan tersebut lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan, agar supaya Direksi Pekerjaan dapat mengesahkan pelaksanaan pembayaran dalam batas waktu sesuai Syarat-syarat Kontrak dan Spesifikasi ini.
c) Usulan Sertifikat Bulanan yang sudah dilengkapi dengan dokumen pendukung harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sesuai dengan waktu yang disyaratkan di bawah ini.
d) Bilamana Kontraktor gagal menyiapkan data pendukung yang dapat diterima Direksi Pekerjaan, atau dengan perkataan lain terlambat menyerahkan, maka tanggal pelaksanaan pembayaran dapat diundurkan dan Pemilik tidak bertanggungjawab atas keterlambatan ini.
URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN FISIKKETERLAMBATAN
PELAKSANAAN PEKERJAAN
KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Untuk mengatasi permasalahan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, Kepmen Kimpraswil No: 349/KPTS/M/2004 Tentang ”Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) tanggal 23 September 2004 sebagai berikut dapat digunakan sebagai acuan:
a. Apabila penyedia jasa terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadual, maka pengguna jasa harus memberikan peringatan secara tertulis atau dikenakan ketentuan pasal kontrak kritis sesuai ketentuan dokumen kontrak.
b. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh pengguna jasa, maka dikenakan ketentuan pasal kompensasi sesuai ketentuan dokumen kontrak.
c. Apabila keterlambatan pelaksanaan pekerjaan disebabkan oleh keadaan kahar, maka butir a. dan b. tidak diberlakukan.
URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK
KONTRAK KRITIS
KONTRAK KRITIS 1). Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70%
dari kontrak).Realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 15% dari rencana;
2). Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak),Realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 10% dari rencana.
PENANGANAN KONTRAK KRITIS
1). Rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)a). Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan menerbitkan surat peringatan
kepada penyedia jasa dan selanjutnya menyelenggarakan SCM tingkat proyek.b). Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia jasa membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat proyek.
c). Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba pertama, maka harus diselenggarakan SCM tingkat atasan langsung yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat atasan langsung
d). Apabila penyedia jasa gagal pada uji coba kedua, maka harus diselenggarakan SCM tingkat atasan yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam berita acara SCM tingkat atasan.
e). Pada setiap uji coba yang gagal, pengguna jasa harus menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa atas keterlambatan realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
f). Apabila pada uji coba ketiga masih gagal, maka pengguna jasa dapat menyelesaikan pekerjaan melalui kesepakatan tiga pihak atau memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN FISIKPENGAWASAN TEKNIS
TAHAP PELAKSANAAN
TAHAP PELAKSANAAN
SUPERVISI/INSPEKSI HARIAN DANPENGENDALIAN MUTU UNTUKMATERIAL DAN HASIL KERJA
RAPAT BULANAN
RAPAT LAPANGANSEPERLUNYA
PENANGANAN PERINTAHPERUBAHAN DAN/ ATAU PEKERJAAN
TAMBAH KURANG
BA
C
KOORDINASI DENGAN INSTANSITERKAIT SEHUBUNGAN DENGANRELOKASI JALUR UTILITAS
PENGAWASAN TIM SURVAIKONTRAKTOR UNTUK TUGASPENGUKURAN HASIL PEKERJAANYANG TELAH DISELESAIKAN
PEMERIKSAAN SERTIFIKATPEMBAYARAN BULANAN YANG
DIAJUKAN KONTRAKTOR
PENYIAPAN LAPORAN BULANANDAN TRIWULAN
PENGAWASAN TEKNIS TAHAP PELAKSANAAN
URAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN FISIK
PENGAWASAN TEKNIS TAHAP SERAH TERIMA PEKERJAAN
PROSES SERAH TERIMA PERTAMA (PHO)
(PHO) MASA PEMELIHARAAN
A
PELAKSANAAN PERMINTAANPEMERIKSAAN DARI KONTRAKTOR
INSPEKSI PHO
PEMERIKSAAN TERHADAPPEKERJAAN REMEDIAL
CB
LAPORAN DAN USULAN PADATIM PHO TENTANG TANGGALPEMERIKSAAN UNTUK PHO
PENYERAHAN SALINAN PROSESVERBAL KEPADA KONTRAKTOR
PERSIAPAN PROSESVERBAL
PEMERIKSAANTAHAP AKHIR
SERTIFIKATPEMELIHARAAN
PENGAWASAN TEKNIS TAHAP SERAH TERIMA PEKERJAAN
• SEBAGAI ALAT BANTU DALAM MEMAHAMI GEJALA-GEJALA YANG DIAMATI.
• MENYEDERHANAKAN KOMPLEKSITAS SUATU GEJALA SEHINGGA LEBIH MUDAH DIPAHAMI.
• HASILNYA AGAR MUDAH DIKOMUNIKASIKAN KE PENGGUNA DATA SECARA KOMPAK, SINGKAT DAN AKURAT.
• MEMBANTU PENGGUNA DATA UNTUK MEMBACA, MEMPERTIMBANGKAN KEADAAN OBYEKTIF DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN DAN KEBIJAKSANAAN SECARA TEPAT.
METODA STATISTIK
• Tendensi Sentral merupakan ukuran dalam statistik deskriptif yang menunjukkan nilai central dari dsistribusi data penelitian, tendensi sentral dinyatakan dalam 3 (tiga) ukuran:– RATA-RATA (MEAN).
Pengukuran rata-rata merupakan cara yang paling umum digunakan untuk mengukur nilai sentral suatu distribusi data berdasarkan nilai rata-rata yang dihitung dengan cara membagi nilai hasil penjumlahan sekelompok data dengan jumlah data yang diteliti.
– MEDIANAdalah pengukuran tendensi sentral berdasarkan nilai-nilai yang terletak ditengah-tengah (midpoint) dasri suatu distribusi data penelitian yang disusun secara berurutan.
– MODUSModus mengukur tendensi sentral berdasarkan data yang memiliki frekuensi paling banyak dalam suatu distribusi data
TENDENSI SENTRAL
MATERI PEMBAHASAN RAPAT PERSIAPAN PEKERJAAN (PCM)
1) Organisasi kerja2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.3) Review dan penyempurnaan terhadap Jadwal Rencana kerja
yang harus sesuai dengan target volume, waktu dan mutu.4) Jadual pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
serta penggunaan peralatan.5) Menyusun rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
(mutual check) dan review terhadap simplified design6) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah
setempat mengenai rencana kerja, (misalnya: pengkaitan antara rencana kerja dengan musim tanam atau masalah jalan masuk ke quarry/angkutan bahan)
7) Penyusunan Rencana Mutu Proyek
Keppres No. 80, tahun 2003, tanggal 3 November 200
Bab II: Proses Pengadaan Barang/jasa yang memerlukan Penyediaan Barang/Jasa
Ayat (D.2.b.3), halaman 218)
PENYUSUNAN RENCANA MUTU PENGAWAS
• TUJUANDimaksudkan sebagai pendukung untuk menyusunan Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plant).
• RUANG LINGKUPMemuat ketentuan-ketentuan pokok yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak yang terkait dalam penyusunan Rencana Mutu Proyek.
• DEFINISIRencana Mutu Proyek adalah suatu metode/pedoman yang menjelaskan proses pekerjaan untuk memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan persyaratan untuk pekerjaan yang berulang-ulang dilaksanakan.... Dilampirkan dalam PCM
• ACUAN1. Keppres No. 80 tahun 2003, November 20032. Kepmen nomor 67/KPTS/1998, tgl 27 Februari 19983. Dokumen Kontrak
PENGGUNAAN PROGRAM MUTU (Keppres No. 80)
• Program/rencana mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan disepakati pengguna barang/jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan
• Program/rencana Mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi:a) Informasi Pengadaan Barang/jasab) Organisasi Proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia
barang/jasac) Jadual Pelaksanaan Pekerjaand) Prosedur Pelaksanaan Pekerjaane) Prosedur Instruksi Kerjaf) Pelaksana Kerja
Keppres No. 80, tahun 2003, tanggal 3 November 200
Bab II: Proses Pengadaan Barang/jasa yang memerlukan Penyediaan Barang/Jasa
Ayat (D.1.b), halaman 213)
JAMINAN/KEPASTIAN MUTU (Kepmen No. 67)
Perencanaan proses/program mutu proyek (Proyek Quality Plan) harus disusun proyek pada saat pre-consruction meeting dan program mutu proyek tersebut dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan
Program mutu proyek berisi minimal :Informasi proyekOrganisasi proyek termasuk organisasi konsultan pengawas dan kontraktorJadwal pelaksanaanProsedur pelaksanaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan yang meliputi : standar pekerjaan, prosedur kerja dan daftar inspeksi dan persyaratan testingInstruksi kerjaInstruksi kerja harus mencakup rincian tentang (minimal) :
Urutan kegiatan pelaksanaanProsedur kerja untuk mengawali kegiatanBagaimana proses kegiatan akan dipantauPerawatan pemeliharaan yang diperlukanBagaimana out put suatu proses dinilai untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi
REKAYASA LAPANGAN
1
KETENTUAN REKAYASA (ENGINEERING) (Seksi-1-1
• Untuk Paket-paket Dengan Rancangan Lengkap (Full Engineering Design)
a) Rancangan rekayasa untuk paket-paket dengan rancangan lengkap didasarkan atas “rancangan rekayasa lengkap” (detailed enginerring design) dimana semua mata pembayaran telah dirancang dengan akurat, ditentukan jumlah dan lokasinya, sebelum penadatanganan Kontrak.
b) Akan tetapi, kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Direksi Pekerjaan setelah revisi minor terhadap seluruh rancangan telah selesai, dimana revisi minor ini harus berdasarkan data survei lapangan yang dikumpulkan oleh Kontraktor sebagai bagian dari cakupan perkerjaan dalam Kontrak.
Survei Lapangan oleh Kontraktor• Selama periode mobilisasi pada saat dimulainya Kontrak,
Kontraktor harus melaksanakan survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur pada perkerasan jalan lama, bahu jalan lama dan semua ciri-ciri tambahan lainnya seperti sistem drainase, jembatan dan struktur minor lainnya, marka jalan, rambu lalu lintas, dan lain sebagainya. Ketentuan survei lapangan yang lengkap dan detil terdapat dalam Seksi 1.9, Rekayasa Lapangan.
• Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survei ini kepada Direksi Pekerjaan, tidak lebih dari tanggal yang ditentukan dalam Pasal 1.1.4 dari Spesifikasi ini. Tanggal penyerahan ini akan merupakan tonggak yang sangat penting bagi dimulainya pekerjaan dalam Kontrak dengan lebih dini dan berhasil.
Peninjauan Kembali Rancangan oleh Direksi Pekerjaan• Berdasarkan hasil survei lapangan ini Direksi Pekerjaan akan melakukan suatu peninjauan kembali
seluruh rancangan (full design review) atau revisi desain dari cakupan pekerjaan yang dilelang. Peninjauan kembali seluruh rancangan atau revisi desain ini, yang telah menyertakan data terbaru tentang kondisi fisik dan struktur pekerjaan lama saat sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, dapat dilaksanakan langsung oleh Direksi Pekerjaan dengan bantuan komputer yang menggunakan rumus atau metode yang disetujui oleh Pemilik
• Peninjauan kembali rancangan atau revisi desain akan mengakibatkan diterbitkannya Variasi (Pekerjaan Tambah/Kurang) kepada Kontraktor, meliputi revisi perkiraan kuantitas untuk setiap mata pembayaran bersama dengan jadwal yang mendetil dari semua pekerjaan yang termasuk dalam cakupan Kontrak. Revisi perkiraan kuantitas ini harus diantisipasi agar tidak mengubah Jumlah Harga Kontrak yang ada.
• Detil pelaksanaan yang lengkap pada setiap mata pekerjaan dalam cakupan Kontrak ini akan diterbitkan secara bertahap untuk Kontraktor dan bilamana detil pelaksanaan ini telah disiapkan, dapat mencakup, tetapi tidak boleh terbatas pada, sebagian atau seluruh hal-hal berikut :
a) Revisi terhadap rancangan perkerasan dan/atau jembatan yang terdapat dalam dokumen lelang untuk pekerjaan peningkatan perkerasan dan/atau penggan-tian jembatan.
b) Detil peningkatan bahu jalan. c) Detil setiap perbaikan alinyemen yang diperlukan, jika ada. d) Detil setiap pelebaran jalur lalu lintas (carriageway), jika ada. e) Detil perbaikan selokan atau drainase. f) Detil struktur drainase g) Detil pekerjaan pengendalian lereng, pasangan batu kososng, pekerjaan stabilisasi timbunan atau galian. h) Detil marka jalan. i) Detil rambu jalan, patok pengaman dan rel pengaman dan lain sebagainya, baik pemasangan baru
maupun penggantian. j) Detil pekerjaan pengembalian kondisi jembatan.
REKAYASA LAPANGAN (Seksi-1-9)1. Rekayasa Lapangan adalah suatu kegiatan untuk
mencari kesesuaian antara rancangan asli yang ditunjukkan dalam Gambar dengan kebutuhan aktual lapangan. Kegiatan ini terdiri dari survai lapangan dan analisis data lapangan.
2. Ditinjau dari tujuannya, Rekayasa Lapangan dapat terdiri atas : a) Rekayasa Lapangan untuk mendetilkan rancangan asli,
dilakukan pada periode mobilisasi dan hanya diterapkan pada Rancangan Bertahap (Phasing Design).
b) Rekayasa Lapangan untuk menerapkan rancangan detil di lapangan, umumnya dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan, dan dapat diterapkan baik pada Rancangan Bertahap (Phasing Design) maupun pada Rancangan Lengkap (Full Engineering Design).
PELAKSANAAN REKAYASA LAPANGAN
1) Kontraktor harus menyediakan personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan sehingga diperoleh mutu, kinerja dan dimensi sesuai yang disyaratkan dalam ketentuan.
2) Pada awal pelaksanaan pekerjaan, personil tersebut harus disertakan dalam pelaksanaan suatu survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk menentukan kondisi fisik dan struktur perkerasan lama dan fasilitas drainase yang bersangkutan.Dengan demikian akan memungkinkan Direksi Pekerjaan melaksanakan peninjauan kembali rancangan atau revisi desain dan menyelesaikan serta menerbitkan detil pelaksanaan sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai.Selanjutnya personil tersebut harus disertakan dalam dalam pematokan (staking out) dan survei seluruh proyek, investigasi dan pengujian bahan tanah dan campuran aspal, and rekayasa serta penggambaran untuk menyimpan Dokumen Rekaman Proyek.
VARIASI DAN ADDENDA KONTRAK (SEKSI 1-13)a) VARIASI:
Perintah tertulis yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan dan ditandatangani pula oleh Kontraktor, menunjukkan bahwa Kontraktor menerima perubahan-perubahan dalam Pekerjaan atau Dokumen Kontrak, persetujuan Kontraktor atas dasar pembayaran dan penyesuaian waktu, jika ada, untuk pelaksanaan atas perubahan-perubahan tersebut. Variasi harus diterbitkan dalam format standar dan harus mencakup semua perintah yang dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan yang akan mempengaruhi perubahan Dokumen Kontrak atau perintah sebelumnya yang telah dikeluarkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) ADDENDA: Perjanjian tertulis antara Pemilik dan Kontraktor, yang memuat perubahan-perubahan dalam Pekerjaan atau Dokumen Kontrak yang mengakibatkan variasi dalam struktur Harga Satuan Mata Pembayaran atau variasi yang diperkirakan dalam Jumlah Harga Kontrak dan telah dinegosiasi dan disepakati terlebih dahulu dalam Variasi. Addenda juga harus dibuat pada saat penutupan Kontrak dan semua perubahan kontraktual atau teknis penting lainnya tanpa memandang apakah terjadi variasi struktur Harga Satuan atau Jumlah Harga Kontrak
PROSEDUR AWAL VARIASI-11. Direksi Pekerjaan dapat memprakarsai Variasi dengan
memberitahu secara tertulis kepada Kontraktor, uraian berikut : a) Uraian detil usulan perubahan dan lokasinya dalam proyek. b) Gambar dan Spesifikasi tambahan atau revisinya untuk melengkapi
detil usulan perubahan. c) Perkiraan jangka waktu yang diperlukan untuk membuat usulan
perubahan. d) Baik usulan perubahan dapat dilaksanakan menurut struktur Harga
Satuan Mata Pembayaran yang ada, maupun setiap Harga Satuan baru atau Jumlah Harga tambahan yang diperlukan harus disepakati terlebih dahulu untuk kemudian dituangkan ke dalam Addendum Kontrak.
• Pemberitahuan tersebut hanya merupakan informasi, dan bukan sebagai suatu perintah untuk melakukan perubahan dan juga bukan untuk menghentikan pekerjaan yang sedang berlangsung.
2. Kontraktor dapat mengajukan permohonan perubahan dengan memberitahu secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan, uraian berikut : a) Uraian usulan perubahan. b) Keterangan tentang alasan untuk mengajukan perubahan. c) Keterangan tentang pengaruh terhadap Jadwal
Pelaksanaan (bila ada). d) Keterangan tentang pengaruh terhadap pekerjaan Sub
Kontraktor (bila ada). e) Penjelasan detil baik untuk semua maupun sebagian dari
usulan perubahan akan dilaksanakan menurut struktur Harga Satuan Mata Pembayaran yang ada, bersama dengan setiap Harga Satuan baru atau Jumlah Harga yang dipandang Kontraktor memerlukan kesepakatan.
PROSEDUR AWAL VARIASI-2
PELAKSANAAN VARIASI
1) Isi Variasi akan didasarkan pada salah satu dari : a) Permintaan Direksi Pekerjaan dan jawaban Kontraktor sebagaimana disepakati
bersama antara Direksi Pekerjaan dan Kontraktor; atau b) Permohonan Kontraktor atas suatu perubahan, sebagaimana diterima oleh
Direksi Pekerjaan 2. Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Variasi dan memberi nomor urut Variasi
tersebut. 3. Variasi akan menguraikan perubahan dalam Pekerjaan, baik penambahan
maupun penghapusan, dengan lampiran Dokumen Kontrak yang direvisi seperlunya untuk menentukan detil perubahan tersebut.
4. Variasi akan menetapkan dasar pembayaran dan setiap penyesuaian waktu yang dibutuhkan sebagai akibat adanya perubahan tersebut, dan bilamana diperlukan, akan menetapkan setiap Harga Satuan baru atau Jumlah Harga tambahan yang telah dinegosiasi sebelumnya antara Direksi Pekerjaan dan Kontraktor, yang diperlukan untuk dituangkan dalam Addendum.
5. Direksi Pekerjaan akan menandatangani dan memberi tanggal Variasi tersebut sebagai perintah supaya Kontraktor dapat memulai melaksanaan perubahan.
6. Kontraktor harus menandatangani dan memberi tanggal Variasi tersebut, untuk menunjukkan bahwa Kontraktor sepakat atas detil didalam perubahan tersebut.
PELAKSANAAN ADDENDA
1) Isi Addenda akan didasarkan pada salah satu dari hal-hal berikut : a) Perintah Pemilik untuk melaksanakan perubahan atas Dokumen Kontrak, atau; b) Karena adanya perubahan kontraktual atau teknis yang penting, atau; c) Variasi atau Variasi-variasi yang telah ditandatangani yang berisi Harga Satuan
Mata Pembayaran baru atau Jumlah Harga tambahan, atau; d) Karena adanya perubahan perkiraan kuantitas sebagai akibat suatu variasi dalam
Jumlah Harga Kontrak, sebagaimana yang dimasukkan ke dalam Perjanjian Kontrak atau Addendum sebelumnya, atau;
e) Perhitungan kuantitas akhir dan Jumlah Harga Kontrak. untuk Addenda Penutup pada saat Penutupan Kontrak;
• Direksi Pekerjaan akan menyiapkan Addendum. • Addendum akan menguraikan setiap perubahan kontraktual, teknis atau
kuantitas, baik penambahan ataupun penghapusan mata pembayaran, dengan lampiran-lampiran Dokumen Kontrak yang direvisi untuk menentukan detil perubahan.
• Addendum akan memberikan perhitungan ringkas untuk setiap tambahan atau penyesuaian Harga Satuan bersama dengan setiap variasi dalam Harga Kontrak atau penyesuaian Periode Kontrak.
• Pemilik dan Kontraktor akan menandatangani Addendum tersebut dan menyampaikannya kepada Pemilik untuk persetujuan dan tandatangannya
• UMUMDi dalam pelaksanaan kontrak pekerjaan jalan dan jembatan hampir selalu mengalami perubahan kontrak (variasi) atau yang lebih dikenal “Addendum”.
• PENYEBAB ADANYA ADDENDUM:Umumnya disebabkan oleh adanya Revisi Design, penyebabnya antara lain:– Adanya perpanjangan waktu (time extension)– Bisa juga disebabkan karena ada pengurangan nilai kontrak
(negative addendum)– Atau karena penambahan nilai kontrak (positive addendum).
• Faktor-faktor yang penting didalam mengajukan suatu proses perubahan kontrak adalah:
1. “ALASAN UTAMA” (Why ?)apa yang menjadikan sehingga addendum perlu diadakan.
2. “URAIAN PEKERJAAN APA ATAU SUBJECT” (What ?)yang akan dijadikan issue sehingga terjadi suatu perubahan pada kontrak yang sedang berjalan.
3. “BAGAIMANA REVIEW/KAJIANNYA” (How ?)Terhadap usulan perubahan tersebut apakah dapat memenuhi kelayakan teknis maupun finansialnya
Ketiga unsur pertanyaan tersebut di atas merupakan sesuatu keharusan yang perlu dibahas dan dikembangkan untuk dapat dipertanggung jawabkan dalam kelayakan teknis maupun finansialnya.Catatan:
Review atau kajian dalam pengajuan perubahan kontrak biasa disebut technical and financial justifications. Jenis perubahan dapat dibagi dua yaitu perubahan minor dan perubahan mayor
Umumnya jenis perubahan dibagi dua jenis, yaitu Perubahan Minor disebut Tipe 1, dan Perubahan Mayor (Tipe 2). Masing-masing tipe dijelaskan sebagai berikut di bawah ini.
1. Tipe 1 - Perubahan Minor• Apabila tidak ada perubahan (penambahan/pengurangan ) dalam keseluruhan lingkup
pekerjaan seperti, panjang efektif dalam kilometer tidak berubah• Apabila tidak ada perubahan (penambahan/pengurangan ) dalam lamanya waktu kontrak• Ada sedikit perubahan di dalam masing-masing item pekerjaan (kurang dari 25%)• Tidak ada item kontrak baru• Tidak ada perubahan (pengurangan/penambahan) di dalam keseluruhan nilai
– Dokumen Pendukung• Pembenaran secara teknis (Justifikasi Teknis) yang dihasilkan oleh Pimbagpro dan
Konsultan DFT dan ditandatangani keduanya (Pimbagpro dan DFT)• Hasil rapat yang tertulis (notulen) untuk negosiasi antara Pimbagpro dan Kontraktor• Revisi kurva - S• Ringkasan tabel dari perubahan per item pekerjaan
– Proses Persetujuan• Dokumen pendukung dan kontrak yang sudah ditandatangani dikirim ke Prasarana
Wilayah sebagai catatan dan informasi.
• Tipe 2 - Perubahan MayorDigunakan apabila :
1) Perubahan (penambahan/pergurangan) di dalam keseluruhan lingkup pekerjaan seperti : panjang efektif kontrak dalam kilometer tidak berubah
2) Penambahan / pengurangan dalam lamanya waktu kontrak3) Ada perubahan (penambahan/pengurangan) kuantitas per
item pekerjaan yang melebihi 25% yang nilainya lebih besar 1 % dari harga kontrak awal.
4) Terdapat item kontrak baru5) Perubahan (penambahan/pengurangan) keseluruhan nilai
kontrak
BATASAN SURVEY-1
No. U R A I A N Simplified Design
Review Design
Gambar Kerja(Seluruh
kebutuhandilapangan).
As Built Drawing(dilaksanakan sesuai
alokasi dananya).
1. ALINYEMEN HORISONTAL
Sumbu Jalan tidak ya ya ya
Lebar Perkerasan ya ya ya ya
Bahu Jalan ya ya ya ya
Saluran Samping ya ya ya ya
Daerah Milik Jalan (Damija) tidak tidak ya ya
Daerah Pengawasan Jalan (Dawasja) tidak tidak ya ya
Garis Ketinggian (Kontur) tidak tidak Perbedaan 1 m. Perbedaan 1 m.
Jari-jari Tikungan tidak ya ya ya
Jalan Simpang ya ya ya ya
Bangunan Pelengkap ya ya ya ya
Pengaman Jalan ya ya ya ya
Bangunan Utilitas ya ya ya ya
Rambu Jalan tidak tidak ya ya
Lampu Lalu Lintas tidak tidak ya ya
Bangunan lain dalam DMJ tidak tidak ya ya
Arah Utara tidak ya ya ya
Jarak Horisontal 200 m 100 m 25 m 25 m
BATASAN SURVEY-2
No. U R A I A N Simplified Design
Review Design
Gambar Kerja(Seluruh
kebutuhandilapangan).
As Built Drawing(dilaksanakan sesuai
alokasi dananya).
2. ALINYEMEN VERTIKAL
Ketinggian Sumbu Jalanya & tidak
*) tidak ya ya
Prosentase Tanjakan, Penurunan
ya & tidak *) ya ya ya
Bangunan Pelengkapya & tidak
*) ya ya ya
Jarak pada tikungan SCS, SSya & tidak
*) tidak 25 m 25 m
Jarak pada tikungan TS, STya & tidak
*) tidak 50 m 50 m
Jarak pada jalan lurus datarya & tidak
*) tidak 100 m 100 m
Jarak pada jalan lurus dengan tanjakan > 4 %
ya & tidak *) ya 50 m 50 m
3. GORONG-GORONG,
JEMBATAN.
Gorong-gorong Melintang ya ya ya ya
Gorong-gorong Sejajar Jalan ya ya ya ya
Jembatan < 10 m ya ya ya ya
Jembatan > 10 m ya ya ya ya
BATASAN SURVEY-3
No. U R A I A N Simplified
Design Review Design
Gambar Kerja(Seluruh
kebutuhandilapangan).
As Built Drawing(dilaksanakan sesuai alokasi
dananya).
4. PERKERASAN
Proof Rolling tidak ya ya ya
Benkelman Beam Test ya ya ya ya
DCP ya ya ya ya
CBR on place tidak tidak ya ya
Sondir tidak ya ya ya
NAASRA ROUGHNESS ya ya ya ya
RCI Visual ya ya ya ya
5. LAIN - LAIN
Lalu lintas Harian Rata-rata ya ya ya ya
Tekanan Gandar Kendaraan Berat tidak ya & tidak ya ya
Daerah Longsor tidak ya ya ya
LAPANGAN FORMULIR REKAYASA
FORMULIR NO. FORM DIVISI INVENTORY FREKUENSI
1 Survey Check List DL 1 1 - 9 YA
2 Benkelman Beam Survey DL 2.1.1 5 - 6 YA 200 M
4 Scala Dynamic Cone Penetrometer Test,1. DL 2.2.1 5 - 6 YA 200 M
5 Summary of Subgrade Soil Characteristics DL 2.3 3 - 4 YA
6 Highway Geometrics Inventory DL 3.1 2 - 7 YA
7 Simplified Final Engineering Highway DL 3.2 2 - 7 YA
8 Materials Sources Data DL 4 3 - 6 YA
9 Schedule of Bridge Works DL 5.1 7 - 8 YA
10 Bridge Inspection Report DL 5.2 7 - 8 YA
11 Horizontal Curve Deficiency Survey DL 6.1 3 - 6 YA
12 Miscellaneous Deficiency Survey DL 6.2 8 - 9 YA
13 Preliminary Estimates of Side Works DL 6.3.1 3 - 6 YA
14 Culvert Summary DL 6.4.1 2 , 7 YA
15 Side Drain Survey DL 6.4.2 2 YA
16 Survei Perhitungan Lalu Lintas SPL 2 - 1 5 - 6 YA
17 Himpunan Perhitungan Lalu Lintas, 24 jam SPL 2 - 2 5 - 6 YA
18 Situasi longsor 8 - 9 YA
CONTOH FORMULIR
USAHA PERBAIKAN MUTU• Komitmen pimpinan • Tim Peningkatan mutu• Pengukuran• Harga dari mutu• Kepedulian akan mutu• Tindakan perbaikan• Perencanaan yang berdasar pada “Tidak ada kesalahan”• Pendidikan dan pelatihan staf• Menyusun tujuan yang jelas• Menghilangkan penyebab kegagalan• Badan mutu yang melegitimasi persyaratan/metoda• Dilakukan terus menerus secara bertahap• Dilakukan Proses peningkatan mutu dengan training oleh akhli
CATATAN 1. Keppres 80/2001 telah diganti
dengan PERPRES 54/2-10, DIGANTI LAGI MENJADI PERPRES 70/2012 TTG Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. PERBEDAAN SIGNIFIKAN ANTARA LAIN: DIMUDAHKAN DALAM PELAKSANAANNYA; BATASAN PENUNJUKAN LANGSUNG; PENETAPAN PEMENANG OLEH POKJA.
ALUMNI DAN MAHASISWA STJRHARUS BERPERAN POSITIF
Terima kasih atas semua perhatian
dan semoga bermanfaat
Top Related