55
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dari hasil interpretasi dari
seluruh data yang telah dilakukan pada BAB I sampai BAB IV, maka
disimpulkan sebagai berikut :
Fibrilasi atrium didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal. Aktivitas
listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan mengakibatkan atrium bekerja
terus menerus menghantarkan impuls ke nodus AV sehingga respon ventrikel
menjadi ireguler. Atrial fibrilasi dapat bersifat akut maupun kronik dan
umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun (Berry and Padgett, 2012).
1. Fibrilasi atrium didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal.
Aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan mengakibatkan
atrium bekerja terus menerus menghantarkan impuls ke nodus AV
sehingga respon ventrikel menjadi ireguler. Atrial fibrilasi dapat bersifat
akut maupun kronik dan umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun
(Berry and Padgett, 2012).
2. Ketika pengkajian keluhan utama yang dirasakan Ny.P adalah sesak nafas,
pasien memakai O2 masker 8 lpm, pasien terlihat gelisah.
a. Masalah yang muncul ketika pengkajian yaitu, pola nafas tidak efektif
dan nyeri akut dengan prioritas masalah pola nafas tidak efektif.
berdasarkan data sebagai berikut : Kesadaran compos mentis, gcs 4-5-6
,keadaan klien lemas, gelisah (+), sesak, akral dingin, terpasang O2
masker 8 lpm. Nadi : 120 x/menit ,RR : 33 x/menit, CRT < 2 detik, TD
: 160/70 mmHg, SpO2: 97 % , MAP : 100 mmHg Bunyi Jantung :
S1/2 Tunggal.
b. Berdasarkan prioritas masalah pada pasien Ny. P penulis merumuskan
intervensi keperawatan yaitu kaji frekuensi pernafasan, posisikan semi
fowler, berikan O2 masker 8 lpm, edukasikan klien untuk istirahat, dan
ajarkan relaksasi nafas dalam, ciptakan lingkungan yang nyaman,
kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
55
55
56
c. Implementasi yang dilakukan pada prioritas masalah pola nafas tidak
efektif sama dengan intervensi. Untuk nyeri akut, penulis mengajarkan
kepada Ny. P untuk melakukan relaksasi nafas dalam dengan cara
menarik nafas secara perlahan selama 4 detik, menahannya selama 2
detik. Kemudian menghembuskan nafas secara perlahan selama 4 detik.
d. Evaluasi yang didapatkan setelah dilakukan implementasi yaitu
Kesadaran compos mentis, GCS 4-5-6 ,kedaan klien baik, akral :
hangat, Nadi : 52 x/menit , CRT < 2 detik, TD : 159/72 mmHg, SpO2:
100 % , MAP : 101 mmHg Bunyi Jantung : S1/2 Tunggal.
5.2 Saran
Para tenaga kesehatan khususnya perawat hendaknya bertindak secara
cepat, tepat dan cermat dalam menangani pasien dengan atrial fibrilasi. Serta
dalam melakukan tindakan di unit emergency harus memperhatikan prinsip
penatalaksanaan primer meliputi Airway, Breathing, Circulation dan
Disability serta diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan
komunikasi dengan keluarga klien.
56
57
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson Philip I. Jeremy. 2007. Glance system kardio. Jakarta : Erlangga.
Berry .A and Padgett, H. 2012. Management of patients with atrial fibrillation:
Diagnosis and Treatment. Nursing Standard/RCN Publishing. 26(22), 47.
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawatan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Patofisiologi: Buku Saku. Jakarta: EGC
Dharma, Surya. 2012.Pedoman Praktis Sistematika Interpretasi EKG. Jakarta :
EGC.
Patrick Davey. 2006. At a Glance Medicine.Jakarta: Erlangga.
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC
Muttaqin,Arif.2009. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
kardiovaskuler. . Jakarta. Penerbit: Salemba Medika.
Shay, E. P. 2010. Guideiin-specific Management of Atrial Fibrillation. Foimulary.
45. www.foimularyjournal.com
5757