51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab
Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang adalah 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12
siswa laki-laki.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Kondisi Pra siklus
Kondisi pra siklus merupakan kondisi awal sebelum diterapkan Metode
Demonstrasi dalam pelajaran IPA materi Energi dan Perubahannya. Pada kondisi
pra siklus, diketahui bahwa dari total 20 siswa, 11 siswa dinyatakan belum tuntas
dari nilai KKM (67) yang ditetapkan sekolah, sementara yang tuntas hanya 9
siswa. Hasilnya disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar IPA Pra siklus
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA kelas 5 sebanyak 20 orang yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan
12 siswa laki-laki menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa
(45%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (55%). Hasil perolehan
nilai tertinggi 85, nilai terendahnya 45 dan nilai rata-rata 65. Selanjutnya untuk
lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram
batang 4.1 berikut ini:
Skor Kriteria Hasil
Belajar
Pra Siklus
Jumlah siswa Persentase (%)
67 Tidak Tuntas 11 55%
≥ 67 Tuntas 9 45%
Jumlah 20 100%
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 45
Nilai Rata-Rata 65
52
Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Pra siklus
Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA kelas 5 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak
9 siswa (45%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (55%). Hasil
perolehan Nilai terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata dari tabel tersebut
disajikan dalam diagram batang 4.2 berikut ini:
Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah Dan Rata-Rata
Pra siklus
Berdasarkan gambar 4.2 diketahui bahwa nilai tertinggi pra siklus adalah
85, nilai terendah 45 dan nilai rata-rata 65. Dari data yang diperoleh, maka
diperlukan upaya untuk menindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan menggunakan
Tuntas Belum Tuntas
45% 55%
Pra Siklus
Pra Siklus
Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata
85
45
65
Pra Siklus
53
Metode Demonstrasi yang dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua
pertemuan).
4.3 Siklus I
Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan
tentang gaya, gaya gesek ( manfaat gaya gesek,benda yang memperbesar gaya
gesek dan memperkecil gaya gesek ), gaya gravitasi ( gerak jatuh benda
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi ), gaya magnet ( magnet menarik benda –
benda tertentu, kekuatan gaya magnet, kegunaan magnet ). Dalam siklus I ini
dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:
A. Perencanaan
Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 20 dan
21 April 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti
dengan teman sejawat membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai
dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan kondusif. Peneliti membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas
memeriksa kembali RPP siklus 1 untuk mata pelajaran IPA materi Energi dan
Perubahannya yang telah disusun dan dicermati setiap butir yang dilaksanakan
dalam pelaksanaan tindakan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran,
peneliti menggunakan Metode Demonstrasi, adapun langkah-langkah
pembelajaran terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana
lain yang dibutuhkan serta lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan
pembelajaran yang diamati oleh observer untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami materi yang diajarkan, peneliti juga merancang alat evaluasi berupa
soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut.
Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang
sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut
terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah
pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan
lancar.
54
B. Tindakan
Pertemuan pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 April 2016 melalui beberapa kegiatan
sebagai berikut :
1. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu,
kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya
kepada siswa ” Mengapa pintu kulkas dapat tertutup rapat walaupun tanpa
selot? Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan
dilakukan. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok masing-masing 4-5
orang setiap kelompok
2. Kegiatan inti
Guru menjelaskan materi tentang Energi dan Perubahannya dengan
menggunakan alat peraga, menjelaskan pengertian gaya magnet, gaya magnet
dapat menarik benda tertentu, kekuatan gaya magnet dan kegunaan magnet
Setelah itu, Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang
pengertian magnet dapat menarik benda tertentu. Guru bertanya kepada siswa
tentang magnet yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk
menggali pengetahuan siswa. Kemudian siswa bersama kelompoknya mulai
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan
berdiskusi untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS) yang guru
berikan dimana pada LKS, siswa diminta untuk membuktikan magnet dapat
menarik benda tertentu menggunakan alat peraga yang telah disiapkan oleh guru.
Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu
siswa yang memerlukan, guru memberi pengarahan kepada tiap kelompok untuk
menyampaikan hasil diskusi. Siswa yang ditunjuk mengangkat tangan dan
mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil
dari kelompok yang presentasi, guru memberikan umpan balik dan penguatan
terhadap kerja siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih
berpartisipasi aktif lagi, dan kelompok lain memberi tanggapan dan guru
55
membimbing siswa untuk memperoleh jawaban yang tepat sesuai degan tujuan
yang ingin dicapai. Bertanya jawab tentang materi Energi dan Perubahannya
yang belum dipahami.
3. Kegiatan akhir
Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi
yang sudah disampaikan. setelah itu guru bersama siswa menarik kesimpulan dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi
tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral serta
tindak lanjut
Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 21 April 2016 melalui beberapa kegiatan
sebagai berikut:
1. Kegiatan awal
Sebelum memulai pelajaran guru memberikan salam dan mengajak siswa
berdoa. Setelah itu, guru mengkondisikan kelas dan mengabsensi siswa. Sebagai
apersepsi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran
sebelumnya. Kemudian untuk membangun pandangan awal siswa tentang materi
gaya gravitasi (benda yang jatuh bebas kebawah di sebabkan oleh gaya gravitasi
bumi), “Guru bertanya kepada siswa” pernahkah kalian memikirkan apa yang
menyebabkan gerak jatuh benda itu menuju kebawah? Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru membagi siswa dalam kelompok
masing-masing 4-5 orang. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan serta tujuannya.
2. Kegiatan inti
Guru menjelaskan secara singkat materi tentang gaya gravitasi dan gaya
gesek (benda yang jatuh kebawah disebabkan oleh gaya gravitasi bumi) sambil
menunjukkan kepada siswa contoh benda yaitu batu dapat jatuh kebawah jika
dilemparkan keatas dengan mendemonstrasikan didepan kelas. Setelah itu, siswa
diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang pengertian gaya gravitasi.
Guru bertanya kepada siswa tentang apa yang menyebabkan benda jatuh bebas
kebawah dalam kehidupan sehari – hari untuk menggali pengetahuan siswa.
56
Kemudian siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan apa yang telah
mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi untuk menjawab
pertanyaan lembar kerja siswa (LKS) yang guru berikan dimana pada LKS, siswa
diminta untuk mendemonstrasikan dan membuktikan bahwa semua benda jatuh
kebawah. Sementara guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan
memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan. Setelah selesai,
guru memanggil salah kelompok secara secara acak, dan siswa yang ditunjuk
mengangkat tangan dan bersama kelompoknya maju mempresentasikan jawaban
dan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas. Sementara itu, siswa dari
kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil dari kelompok yang
presentasi. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa.
Guru memberikan motivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.
3. Kegiatan akhir
Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi
yang sudah disampaikan. Tindak lanjut guru melaksanakan evaluasi dengan
membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu selanjutnya guru
menutup pembelajaran dengan salam penutup.
C. Observasi
Aktivitas guru atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas
yang menjadi fokus pengamatannya adalah bagaimana penggunaan Metode
Demonstrasi dalam pembelajaran IPA, serta implikasi dari metode Demonstrasi
pada hasil belajar IPA. Selama mengajar, observer merekam jalannya
pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pada siklus I
pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan selama proses
pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang menjadi pengamatan adalah aktivitas
guru, maka instrumen pengamatan yang digunakan adalah lembar observasi dalam
penggunaan metode Demonstrasi pada pembelajaran IPA materi Energi dan
Perubahannya.
Dari pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan
dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi dari
57
siklus I adalah pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit
hambatan yaitu sebagai berikut:
a) Pada awal pertemuan, siswa masih belum memahami langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi dengan benar.
b) Kelas masih ribut ketika siswa kerja kelompok.
c) Dalam kelompok masih hanya ada beberapa siswa saja yang mengerjakan
d) Tidak semua kelompok memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil
presentasi temannya
e) Beberapa siswa juga sering menertawakan anggota kelompok lain saat
mempresentasikan hasil kerja kelompok nya didepan kelas, sehingga suasana
menjadi gaduh.
f) Guru belum memberikan reward/penguatan pada siswa yang menjawab benar.
g) Saat kegiatan evaluasi masih terdapat beberapa siswa yang berusaha untuk
membuka catatan.
h) Waktu pembelajaran yang terbatas, menjadikan proses pembelajaran belum
dilaksanakan maksimal.
D. Refleksi
Dari kekurangan tersebut maka penulis merencanakan suatu kegiatan
belajar sebagai upaya mengatasi kendala selama preses pembelajaran. Kegiatan
tersebut diantaranya adalah dari setiap pembelajaran guru memberikan masukan
dari hasil jawaban siswa mengefektifkan pelaksanaan metode demonstrasi.
Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara :
a. Guru lebih membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran.
b. Guru berkeliling mengawasi siswa yang sedang mengerjakan tugas kelompok.
c. Guru harus lebih mengawasi pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok agar
kelompok menjadi kompak.
d. Guru mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan siswa yang sedang
presentsi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi
tersebut.
58
e. Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman berbicara atau
menjelaskan materi harus kita hargai.
f. Memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar, baik
secara individu maupun kelompok.
g. Saat kegiatan evaluasi tidak ada lagi siswa yang membuka catatan
h. Waktu yang terbatas sudah dapat di gunakan dengan maksimal.
4.3.1. Hasil Analisis Data
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang
hasil belajar siswa
4.3.2 Analisis Hasil Belajar Siklus I
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang
hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari temuan hasil penelitian
diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada
pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus I mengalami peningkatan dari hasil tes pada
data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui
nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 65 meningkat
menjadi 71 pada siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.2 di
bawah ini:
Tabel 4. 2
Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I
Dari tabel 4:2 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan Metode
Demonstrasi, dari 20 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 14
Skor Kriteria Hasil
Belajar
Siklus I
Jumlah siswa Persentase (%)
67 Tidak Tuntas 6 30%
≥ 67 Tuntas 14 70%
Jumlah 20 100%
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 55
Nilai rata-rata 71
59
siswa (70%) tuntas atau mampu mencapai KKM 67 dan 6 siswa (30%) tidak
tuntas atau masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah
90 dan nilai terendah 55 dengan nilai rata-rata kelas adalah 71. Selanjutnya untuk
lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram
batang 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan Gambar 4.3 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
setelah menggunakan Metode Demonstrasi, menunjukkan siswa yang tuntas
sebanyak 14 siswa (70%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (30%).
Adapun KKM IPA adalah 67. Selanjutnya hasil perolehan nilai tertinggi, nilai
terendahnya, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa disajikan dalam diagram batang
4.4 berikut ini:
Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata
Siklus I
Berdasarkan Gambar 4.4 diketahui bahwa nilai tertinggi yang dicapai
siswa adalah 90 dan nilai terendah 55 dengan nilai rata-rata kelas adalah 71
Tuntas Belum Tuntas
70%
30%
Siklus I
Nilai Tertinggi Nilai Terendah rata-rata
90
55 71
Siklus I
60
4.3.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I
Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan
pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan Metode
Demonstrasi, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar
siswa pada mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya. Berikut ini
disajikan dalam Tabel 4.3 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan
setelah tindakan pada siklus.
Tabel 4.3
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I
Ketuntasan Pra Siklus Siklus I
Jumlah siswa % Jumlah siswa %
Belum Tuntas 11 55 6 30
Tuntas 9 45 14 70
Total 20 100 20 100
Rata-rata 65 71
Nilai tertinggi 85 90
Nilai terendah 45 55
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah
maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus, siswa yang tuntas
belajar adalah 9 siswa (45%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah
diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 14 siswa
(70%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 9 siswa (45%). Jumlah siswa
yang belum tuntas pra siklus adalah 11 siswa (55%) dan berkurang setelah
diberikan tindakan pada siklus I menjadi 6 siswa (30%). Hasil ini memberikan
gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 5 siswa
(25%). Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.5 perbandingan jumlah ketuntasan
belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus I.
61
Gambar 4. 5 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.5 diketahui bahwa terjadi
peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus ,
siswa yang tuntas belajar adalah 9 siswa (45%) dari total jumlah siswa, terjadi
peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas
menjadi 14 siswa (70%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran
bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 siswa (25%).
Jumlah siswa yang belum tuntas pra siklus adalah 11 siswa (55%) dan berkurang
setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 6 siswa (30%). Hasil ini
memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas
yaitu 5 siswa (25%). Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.4 perbandingan Nilai
Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata hasil belajar siswa pra siklus dan setelah
diberikan tindakan pada siklus I.
Tuntas Belum Tuntas
45% 55%
70%
30%
Pra Siklus Siklus I
62
Gambar 4. 6 Perbandingan Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah dan
Rata-Rata Pra Siklus dan Siklus I
Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan
tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan
hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau
tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 67. Dengan kata lain, dengan hasil ini
diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.
4.4 Siklus II
Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan Energi dan
Perubahannya dengan indikator ”Mengidentifikasi berbagai pesawat
sederhana,misalnya pengungkit,bidang miring, katrol,serta roda. menunjukkan
bukti bahwa pesawat sederhana berguna untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
A. Perencanaan
Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7
Mei 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti dengan
teman sejawat membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai dengan
materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan
kondusif. Peneliti membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas memeriksa
kembali RPP siklus II untuk mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya
Nilai Tertinggi Nilai Terendah rata-rata
85
45
65
90
55
71
pra siklus siklus 1
63
yang telah disusun dan dicermati setiap butir yang dilaksanakan dalam
pelaksanaan tindakan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti
menerapkan Metode Demonstrasi, adapun langkah-langkah pembelajaran
terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang
dibutuhkan serta lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
yang diamati oleh observer untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami
materi yang diajarkan, peneliti juga merancang alat evaluasi berupa soal tes
tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan
yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis
dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan
merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi,
sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.
B. Tindakan
Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2016 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu,
kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya
kepada siswa ” mengapa kita lebih mudah membuka tutup kaleng mengunakan
tuas dari pada mengunakan tangan?”. Setelah kegiatan itu, guru menjelaskan
tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru membagi siswa dalam
kelompok masing-masing 4-5 orang setiap kelompok.
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan secara singkat materi tentang energi dan perubahnnya
(pesawat sederhana) menggunakan Metode Demonstrasi. Kemudian masing-
masing kelompok diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pesawat sederhana.
Setelah itu, Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang jenis –
jenis pesawat sederhana. Guru bertanya kepada siswa tentang jenis – jenis
pesawat sederhana yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk
menggali pengetahuan siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan
64
apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi
untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS) yang guru berikan, dimana
pada LKS, siswa diminta untuk membuktikan dan mendemonstrasikan bahwa tuas
jenis pertama yaitu obeng lebih memudahkan pekerjaan manusia dibandingkan
mengunakan tangan, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan
memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan. Setelah itu, guru
memanggil salah satu kelompok secara secara acak, dan siswa yang ditunjuk
mengangkat tangan dan bersama kelompoknya mempresentasikan jawaban dan
hasil pembuktian dari percobaan yang telah mereka lakukan di depan kelas.
Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil
dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan penguatan
terhadap kerja siswa. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan
memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.
c. Kegiatan akhir
Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
pengertian pesawat sederhana, setelah itu guru bersama siswa menarik kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan
refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral
serta tindak lanjut
Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2016 melalui beberapa
kegiatan sebagai berikut :
a. Kegiatan awal
Untuk mengawali pelajaran, guru dan siswa berdoa terlebih dahulu,
kemudian mengabsen siswa. Setelah itu, guru bertanya kepada siswa tentang
kegiatan/materi yang telah di pelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. Setelah
itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru
membagi siswa dalam kelompok masing-masing 4-5 orang setiap kelompok.
65
b. Kegiatan inti
Guru menjelaskan secara singkat materi tentang energi dan perubahannya
(bidang miring,katrol dan roda) menggunakan Metode Demonstrasi. Kemudian
masing- masing kelompok diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan bidang
miring, katrol dan roda dapat mempermudah pekerjaan. Setelah itu, Siswa
diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang pengertian bidang miring
dan menjelaskan pengertian katrol dan roda.
Guru bertanya kepada siswa tentang bidang miring, katrol dan roda sebagi
pesawat sederhana yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk
menggali pengetahuan siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan
apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi
untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS), dengan alat peraga yang
telah disiapkan guru siswa membuktikan bahwa bidang miring, katrol dan roda
sebagai pesawat sederhana dapat mempermudah pekerjaan, guru berkeliling untuk
mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang
memerlukan bantuan. Setelah itu, guru memanggil salah satu kelompok secara
acak, dan siswa yang ditunjuk mengangkat tangan dan bersama kelompoknya
mempresentasikan jawaban dan menunjukan hasil kerja kelompoknya di depan
kelas.
Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari
hasil dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan
penguatan terhadap kerja siswa. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
dan memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.
c. Kegiatan akhir
Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang
bidang miring adalah permukaan datar dengan salah satu ujungnya lebih tinggi
daripada ujung yang lain dan katrol pada prinsipnya juga pengungkit. Macam –
macam katrol ,yaitu katrol tetap,katrol bebas, dan katrol majemuk kemudian roda
banyak digunakan untuk memudahkan pemindahan benda. Setelah itu guru
bersama siswa merefleksi proses pembelajaran. Tindak lanjut guru melaksanakan
66
evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu
selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan Salam penutup.
C. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama dan
kedua yang diamati adalah keseluruhan aktivitas guru atau proses pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas.
Fokus pengamatannya adalah bagaimana penggunaan Metode
Demonstrasi dalam pembelajaran IPA, serta implikasi dari Metode Demonstrasi
pada hasil belajar IPA. Selama proses pembelajaran berlangsung, pengamat
merekam jalannya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan
dan hasil pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjeadi keberhasilan
selama pembelajaran berlangsung, diantaranya adalah banyak siswa yang aktif
dalam kelompoknya, alat peraga yang digunakan menarik perhatian siswa dalam
mempresentasikan hasil kerja kelompok, Berkenaan dengan penelitian ini, maka
hal-hal yang menjadi pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung
yaitu mengamati aktivitas guru, maka instrumen pengamatan yang digunakan
adalah lembar observasi dalam penggunaan Metode Demonstrasi pada
pembelajaran IPA materi energi dan perubahannya. Dalam penelitian ini guru
kelas 5 bertindak sebagai observer jalannya kegiatan pembelajaran. Adapun hasil
dari observasi guru kelas selama siklus II berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Siswa sudah memahami langkah-langkah pembelajaran menggunakan Metode
Demonstrasi dengan benar.
b. siswa sudah serius dalam bekerja kelompok.
c. Dalam kelompok semua siswa sudah bekerja aktif dalam megerjakan soal
d. semua kelompok memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil
presentasi temannya
e. pada saat kelompok lain presentasi anggota kelompok yang lain sudah
memperhatikan.
f. Guru sudah memberikan reward/penguatan pada siswa yang menjawab benar.
g. semua siswa sudah mengerjakan evaluasi dengan baik
67
h. guru sudah dapat menggunakan waktu dengan maksimal.
Berdasarkan observasi siklus II dengan menggunakan Metode
Demonstrasi, maka dilakukan refleksi yaitu berdiskusi dengan guru kelas,
observer, atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran hasil refleksi diambil
dari lembar observasi dan tes. Setelah tindakan pada siklus II dilaksanakan, perlu
dilakukan refleksi tentang keseluruhan proses belajar mengajar. Refleksi
didasarkan atas temuan baik temuan observer maupun temuan guru selama proses
pembelajaran dilaksanakan. Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran
siklus II adalah sebagai berikut :
Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menerapkan Metode
Demonstrasi pada siklus II pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan
berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar
hasilnya lebih baik lagi. Pada pertemuan pertama siklus 2 siswa sudah terbiasa
terhadap pembelajaran dengan menerapkan Metode Demonstrasi sehingga
pembelajaran dilakukan dengan aktif dan kondusif.
Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah dapat dikatakan
berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa
yaitu 17 siswa atau 85% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang
dilakukan dalam penggunaan metode pembelajaran demonstrasi pada siklus 2.
Dari uraian diatas peneliti dan guru kelas 5 SDN Jombor menyimpulkan
hasil refleksi pada siklus 2, bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan
Metode Demonstrasi pada siklus 2 sudah terlaksana secara optimal. Penggunaan
Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA. Berdasarkan hasil dari refleksi siklus 2 ini, maka peneliti dan guru yang
bersangkutan membuat kesepatan untuk menghentikan tindakan pada siklus 2.
4.4.1 Analisis Hasil Belajar Siklus II
Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang
telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil tes siklus II mengalami
peningkatan dari hasil tes pada data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa
data awal pra siklus, diketahui nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara
keseluruhan sebesar 65 meningkat menjadi 76 pada siklus II. Hasil analisis
68
pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan
diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4. 4
Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II
Kriteria Hasil Belajar Siklus II
Jumlah Siswa (%)
Tidak Tuntas 3 15%
Tuntas 17 85%
Jumlah 20 100%
Rata-rata 76
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 60
KKM 67
Dari tabel 4:4 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan Metode
Demonstrasi, dari 20 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 17
siswa (85%) tuntas atau mampu mencapai KKM 67 dan 3 siswa (15%) tidak
tuntas atau masih berada dibawah KKM. Berikut ini adalah hasil perolehan
ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dapat dilihat pada gambar 4:7.
Gambar 4. 7 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan Gambar 4:7 diketahui bahwa setelah penggunaan Metode
Demonstrasi, dari 20 siswa kelas 5 terdapat 85% siswa yang tuntas belajar dan
15% siswa tidak tuntas belajar. Adapun KKM IPA adalah 67. Berikut ini disajikan
Tuntas Belum Tuntas
85%
15%
Siklus II
69
dalam Gambar 4.8 Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata hasil belajar siswa
setelah diberikan tindakan pada siklus II.
Gambar 4.8 Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah Dan Rata-Rata
Siklus II
Dari gambar 4.4 diketahui nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan
nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata kelas adalah 76.
4.5. Pembahasan
4.5.1. Analisis Deskriptif Komparatif Hasil Penelitian
Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan
pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan Metode
Demonstrasi, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar
siswa pada mata pelajaran IPA materi Energi dan Perubahannya. Berikut disajikan
dalam Tabel 4.5 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah
tindakan pada siklus II.
nilai tertinggi nilai terendah rata-rata
90
60
76
Siklus II
70
Tabel 4. 5
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
Tuntas 9 45 14 70 17 85
Belum Tuntas 11 55 6 30 3 15
Jumlah 20 100 20 100 20 100
Nilai Tertinggi 85 90 90
Nilai Terendah 45 55 60
Rata-Rata 65 71 76
Dari Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa
dari pra siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa
yang tuntas belajar adalah 9 siswa (45%), pada siklus I menjadi 14 siswa (70%)
dan pada siklus II menjadi 17 siswa (85%). Sedangkan siswa yang belum tuntas
jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 11 siswa (55%) belum tuntas,
pada siklus I masih 6 siswa (30%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 3
siswa (15%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra siklus 85, siklus I
nilai tertinggi yaitu 90 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu 90. Nilai terendah
pra siklus 45, siklus I terendah 55 dan siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa
dari pra siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan dari pra siklus 65 menjadi
71 ke siklus I atau naik sebesar 6 dan pada siklus II menjadi 76 atau naik sebesar
5. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan
belajar siswa dari pra siklus sampai dengan Siklus II. Berikut ini disajikan dalam
Gambar 4.9 perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata rata belajar
siswa pra siklus, siklus I dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.
71
Gambar 4. 9 Perbandingan Nilai Tertinggi,Terendah dan Nilai Rata Rata
Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II
Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.10 perbandingan jumlah ketuntasan
belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.
Gambar 4.10 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus
1 dan Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.5 dan gambar 4.10 diketahui bahwa terjadi
peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti
nilai tertinggi nilai terendah rata-rata
85
45
65
90
55
71
90
60
76
pra siklus siklus 1 siklus 2
Tuntas Tidak tuntas Nilai Rata rata
9 11
60
14
6
71
17
3
76
Pra Siklus Siklus I Siklus II
72
untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 9 siswa
atau 45% Jika siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 14 siswa (70%) dari total
jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II,
dimana siswa yang tuntas menjadi 17 siswa (85%) dari total jumlah siswa. Hasil
ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar
siswa yaitu 3 siswa (15%). Jumlah siswa yang belum tuntas siklus I adalah 6
siswa (30%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 3
siswa (15%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah
siswa yang belum tuntas yaitu 3 siswa (15%).
Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada
siklus II, diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memberikan hasil yang
diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM
yang ditetapkan sekolah = 67.
Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil
belajar IPA siswa kelas 5 SDN Jombor dengan menggunakan Metode
Demonstrasi. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengembangkan kerja tim,
ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua
materi sendirian sehingga mengajak siswa untuk bekerja sama dalam kelompok
dan mengembangkan sikap rasa percaya diri siswa untuk menjawab pertanyaan.
Sehingga Tugas guru dalam pembelajaran ini bukan sebagai pentransfer
pengetahuan tetapi hanya sebagai fasilitator.
Dalam pembelajaran pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok
sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok kecil.
Setelah itu, siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaiannya di
depan kelas dan kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi
guru dalam Metode Demonstrasi menjadi kurang sehingga siswa terlibat aktif
dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa terhadap materi yang diajarkan.
73
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang tuntas pra siklus
adalah 9 siswa (45%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan
jumlah ketuntasan siswa menjadi 14 siswa (70%). Setelah diberikan tindakan pada
siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 17 siswa (85%).
Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 11 siswa (55%).
Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 6 siswa (30%).
Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 3 siswa (15%) yang
belum tuntas.
Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika
pembelajaran maka dapat diketahui bahwa tiga siswa tersebut dalam pembelajaran
sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami dan
menguasai materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap
3 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
disebabkan karena anak tersebut kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal
maupun tugas yang diberikan oleh guru rendah sekali, Siswa tersebut diminta
untuk mengerjakan soal yang sama dengan soal tes untuk dikerjakan dirumah
dengan bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap dapat
memberikan bimbingan. Nilai hasil soal yang dikerjakan di rumah tersebut
digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai
kriteria ketuntasan minimal.
Dengan kata lain, bahwa upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui
Metode Demonstrasi, materi energi dan perubahannya pada siswa kelas 5 SDN
Jombor, berhasil dilakukan. Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapkan
Metode Demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi Energi dan Perubahannya,
juga meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada siklus I, kinerja guru
masuk dalam kategori cukup baik. Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus II,
kinerja guru meningkat menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan perbaikan
tindakan pada siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan
Metode Demonstrasi, masuk dalam kategori baik sekali.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
74
oleh Muhrum Hanafi dalam sikripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas 5
SD Negeri Geblok Kaloran Temanggung Tahun pelajaran 2011/2012.” Selain itu,
penelitian tindakan yang dilakukan oleh Marwati dalam skripsinya yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menerapkan Metode
Demonstrasi Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Siderejo 02 Kecamatan Grising
Tahun Pelajaran 2011/2012.”
Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini
juga mendukung pernyataan teoritis tentang metode pembelajaran menurut
Muhibbin Syah, ( 2000:22 ). pada dasarnya Metode Demonstrasi merupakan
varian dari mempraktekan atau memperagakan suatu tindakan kepada siswa baik
secara langsung maupun melalui pengunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan yang di sajikan.
Teknis pelaksanaanya sudah berjalan dengan baik ,yaitu persiapan sudah
berjalan sesuai dengan yang direncanakan, kegiatan membuka pelajaran juga
seudah diterapkan guru dengan baik hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam
kegiatan apersepsi dan motivasi, teknik pembelajaran pembagian kelompok,
menemukan masalah, memecah masalah, Tanya jawab, kerja sama kelompok,
diskusi, pembahasan, sudah dilaksanakan guru dengan baik hal ini terlihat dari
keaktifan dan atusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut,
guru juga sudah menerapkan kegiatan pemanfaatan sumber belajar dengan baik
karena guru telah berhasil mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman
pembelajaran yang menarik dan menumbuhkan kekreatifitasan siswa pada sumber
pembelajaran hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengerjakan dan
mengambil kesimpulan dari kerja kelompok. dengan demikian terbukti bahwa
Metode Demonstrasi ini dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA, materi Energi dan Perubahannya pada siswa kelas 5 SDN
Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Semester II Tahun Pelajaran
2015/2016.
Top Related