BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

24
51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang adalah 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Kondisi Pra siklus Kondisi pra siklus merupakan kondisi awal sebelum diterapkan Metode Demonstrasi dalam pelajaran IPA materi Energi dan Perubahannya. Pada kondisi pra siklus, diketahui bahwa dari total 20 siswa, 11 siswa dinyatakan belum tuntas dari nilai KKM (67) yang ditetapkan sekolah, sementara yang tuntas hanya 9 siswa. Hasilnya disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.1 Distribusi Hasil Belajar IPA Pra siklus Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5 sebanyak 20 orang yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa (45%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (55%). Hasil perolehan nilai tertinggi 85, nilai terendahnya 45 dan nilai rata-rata 65. Selanjutnya untuk lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram batang 4.1 berikut ini: Skor Kriteria Hasil Belajar Pra Siklus Jumlah siswa Persentase (%) 67 Tidak Tuntas 11 55% ≥ 67 Tuntas 9 45% Jumlah 20 100% Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 45 Nilai Rata-Rata 65

Transcript of BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1....

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab

Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang adalah 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 12

siswa laki-laki.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Kondisi Pra siklus

Kondisi pra siklus merupakan kondisi awal sebelum diterapkan Metode

Demonstrasi dalam pelajaran IPA materi Energi dan Perubahannya. Pada kondisi

pra siklus, diketahui bahwa dari total 20 siswa, 11 siswa dinyatakan belum tuntas

dari nilai KKM (67) yang ditetapkan sekolah, sementara yang tuntas hanya 9

siswa. Hasilnya disajikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Distribusi Hasil Belajar IPA Pra siklus

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA kelas 5 sebanyak 20 orang yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan

12 siswa laki-laki menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak 9 siswa

(45%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (55%). Hasil perolehan

nilai tertinggi 85, nilai terendahnya 45 dan nilai rata-rata 65. Selanjutnya untuk

lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram

batang 4.1 berikut ini:

Skor Kriteria Hasil

Belajar

Pra Siklus

Jumlah siswa Persentase (%)

67 Tidak Tuntas 11 55%

≥ 67 Tuntas 9 45%

Jumlah 20 100%

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 45

Nilai Rata-Rata 65

52

Gambar 4. 1 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Pra siklus

Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA kelas 5 menunjukkan bahwa siswa yang tuntas sebanyak

9 siswa (45%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa (55%). Hasil

perolehan Nilai terendah, Nilai Tertinggi, dan Nilai Rata-Rata dari tabel tersebut

disajikan dalam diagram batang 4.2 berikut ini:

Gambar 4.2 Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah Dan Rata-Rata

Pra siklus

Berdasarkan gambar 4.2 diketahui bahwa nilai tertinggi pra siklus adalah

85, nilai terendah 45 dan nilai rata-rata 65. Dari data yang diperoleh, maka

diperlukan upaya untuk menindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas ini telah disetujui oleh guru kelas dengan menggunakan

Tuntas Belum Tuntas

45% 55%

Pra Siklus

Pra Siklus

Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-Rata

85

45

65

Pra Siklus

53

Metode Demonstrasi yang dilaksanakan dalam dua siklus (tiap siklus dua

pertemuan).

4.3 Siklus I

Praktek pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan

tentang gaya, gaya gesek ( manfaat gaya gesek,benda yang memperbesar gaya

gesek dan memperkecil gaya gesek ), gaya gravitasi ( gerak jatuh benda

dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi ), gaya magnet ( magnet menarik benda –

benda tertentu, kekuatan gaya magnet, kegunaan magnet ). Dalam siklus I ini

dilakukan melalui dua kali pertemuan dengan rinciannya sebagai berikut:

A. Perencanaan

Siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 20 dan

21 April 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti

dengan teman sejawat membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai

dengan materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung

dengan kondusif. Peneliti membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas

memeriksa kembali RPP siklus 1 untuk mata pelajaran IPA materi Energi dan

Perubahannya yang telah disusun dan dicermati setiap butir yang dilaksanakan

dalam pelaksanaan tindakan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran,

peneliti menggunakan Metode Demonstrasi, adapun langkah-langkah

pembelajaran terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana

lain yang dibutuhkan serta lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan

pembelajaran yang diamati oleh observer untuk mengetahui sejauh mana siswa

memahami materi yang diajarkan, peneliti juga merancang alat evaluasi berupa

soal tes tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut.

Perencanaan yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang

sistematis dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut

terstruktur dan merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah

pembelajaran suatu materi, sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan

lancar.

54

B. Tindakan

Pertemuan pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 April 2016 melalui beberapa kegiatan

sebagai berikut :

1. Kegiatan awal

Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu,

kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya

kepada siswa ” Mengapa pintu kulkas dapat tertutup rapat walaupun tanpa

selot? Setelah kegiatan itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan

dilakukan. Kemudian guru membagi siswa dalam kelompok masing-masing 4-5

orang setiap kelompok

2. Kegiatan inti

Guru menjelaskan materi tentang Energi dan Perubahannya dengan

menggunakan alat peraga, menjelaskan pengertian gaya magnet, gaya magnet

dapat menarik benda tertentu, kekuatan gaya magnet dan kegunaan magnet

Setelah itu, Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang

pengertian magnet dapat menarik benda tertentu. Guru bertanya kepada siswa

tentang magnet yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk

menggali pengetahuan siswa. Kemudian siswa bersama kelompoknya mulai

mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan

berdiskusi untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS) yang guru

berikan dimana pada LKS, siswa diminta untuk membuktikan magnet dapat

menarik benda tertentu menggunakan alat peraga yang telah disiapkan oleh guru.

Guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu

siswa yang memerlukan, guru memberi pengarahan kepada tiap kelompok untuk

menyampaikan hasil diskusi. Siswa yang ditunjuk mengangkat tangan dan

mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.

Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil

dari kelompok yang presentasi, guru memberikan umpan balik dan penguatan

terhadap kerja siswa. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih

berpartisipasi aktif lagi, dan kelompok lain memberi tanggapan dan guru

55

membimbing siswa untuk memperoleh jawaban yang tepat sesuai degan tujuan

yang ingin dicapai. Bertanya jawab tentang materi Energi dan Perubahannya

yang belum dipahami.

3. Kegiatan akhir

Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi

yang sudah disampaikan. setelah itu guru bersama siswa menarik kesimpulan dari

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan refleksi

tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral serta

tindak lanjut

Pertemuan kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 21 April 2016 melalui beberapa kegiatan

sebagai berikut:

1. Kegiatan awal

Sebelum memulai pelajaran guru memberikan salam dan mengajak siswa

berdoa. Setelah itu, guru mengkondisikan kelas dan mengabsensi siswa. Sebagai

apersepsi guru bertanya kepada siswa tentang kegiatan/materi pelajaran

sebelumnya. Kemudian untuk membangun pandangan awal siswa tentang materi

gaya gravitasi (benda yang jatuh bebas kebawah di sebabkan oleh gaya gravitasi

bumi), “Guru bertanya kepada siswa” pernahkah kalian memikirkan apa yang

menyebabkan gerak jatuh benda itu menuju kebawah? Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran dan guru membagi siswa dalam kelompok

masing-masing 4-5 orang. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan yang akan

dilakukan serta tujuannya.

2. Kegiatan inti

Guru menjelaskan secara singkat materi tentang gaya gravitasi dan gaya

gesek (benda yang jatuh kebawah disebabkan oleh gaya gravitasi bumi) sambil

menunjukkan kepada siswa contoh benda yaitu batu dapat jatuh kebawah jika

dilemparkan keatas dengan mendemonstrasikan didepan kelas. Setelah itu, siswa

diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang pengertian gaya gravitasi.

Guru bertanya kepada siswa tentang apa yang menyebabkan benda jatuh bebas

kebawah dalam kehidupan sehari – hari untuk menggali pengetahuan siswa.

56

Kemudian siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan apa yang telah

mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi untuk menjawab

pertanyaan lembar kerja siswa (LKS) yang guru berikan dimana pada LKS, siswa

diminta untuk mendemonstrasikan dan membuktikan bahwa semua benda jatuh

kebawah. Sementara guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan

memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan. Setelah selesai,

guru memanggil salah kelompok secara secara acak, dan siswa yang ditunjuk

mengangkat tangan dan bersama kelompoknya maju mempresentasikan jawaban

dan hasil percobaan yang telah dilakukan di depan kelas. Sementara itu, siswa dari

kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil dari kelompok yang

presentasi. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap kerja siswa.

Guru memberikan motivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.

3. Kegiatan akhir

Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang materi

yang sudah disampaikan. Tindak lanjut guru melaksanakan evaluasi dengan

membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu selanjutnya guru

menutup pembelajaran dengan salam penutup.

C. Observasi

Aktivitas guru atau proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas

yang menjadi fokus pengamatannya adalah bagaimana penggunaan Metode

Demonstrasi dalam pembelajaran IPA, serta implikasi dari metode Demonstrasi

pada hasil belajar IPA. Selama mengajar, observer merekam jalannya

pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan. Pada siklus I

pertemuan pertama dan kedua yang diamati adalah keseluruhan selama proses

pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang menjadi pengamatan adalah aktivitas

guru, maka instrumen pengamatan yang digunakan adalah lembar observasi dalam

penggunaan metode Demonstrasi pada pembelajaran IPA materi Energi dan

Perubahannya.

Dari pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan

dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun hasil observasi dari

57

siklus I adalah pembelajaran berjalan dengan lancar tetapi masih ada sedikit

hambatan yaitu sebagai berikut:

a) Pada awal pertemuan, siswa masih belum memahami langkah-langkah

pembelajaran dengan menggunakan metode Demonstrasi dengan benar.

b) Kelas masih ribut ketika siswa kerja kelompok.

c) Dalam kelompok masih hanya ada beberapa siswa saja yang mengerjakan

d) Tidak semua kelompok memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil

presentasi temannya

e) Beberapa siswa juga sering menertawakan anggota kelompok lain saat

mempresentasikan hasil kerja kelompok nya didepan kelas, sehingga suasana

menjadi gaduh.

f) Guru belum memberikan reward/penguatan pada siswa yang menjawab benar.

g) Saat kegiatan evaluasi masih terdapat beberapa siswa yang berusaha untuk

membuka catatan.

h) Waktu pembelajaran yang terbatas, menjadikan proses pembelajaran belum

dilaksanakan maksimal.

D. Refleksi

Dari kekurangan tersebut maka penulis merencanakan suatu kegiatan

belajar sebagai upaya mengatasi kendala selama preses pembelajaran. Kegiatan

tersebut diantaranya adalah dari setiap pembelajaran guru memberikan masukan

dari hasil jawaban siswa mengefektifkan pelaksanaan metode demonstrasi.

Berdasarkan observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk

memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara :

a. Guru lebih membimbing siswa selama langkah-langkah pembelajaran.

b. Guru berkeliling mengawasi siswa yang sedang mengerjakan tugas kelompok.

c. Guru harus lebih mengawasi pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok agar

kelompok menjadi kompak.

d. Guru mengarahkan siswa untuk lebih memperhatikan siswa yang sedang

presentsi dan meminta untuk memberikan komentar terhadap hasil presentasi

tersebut.

58

e. Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman berbicara atau

menjelaskan materi harus kita hargai.

f. Memberikan reward/penguatan kepada siswa yang menjawab benar, baik

secara individu maupun kelompok.

g. Saat kegiatan evaluasi tidak ada lagi siswa yang membuka catatan

h. Waktu yang terbatas sudah dapat di gunakan dengan maksimal.

4.3.1. Hasil Analisis Data

Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang

hasil belajar siswa

4.3.2 Analisis Hasil Belajar Siklus I

Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang

hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari temuan hasil penelitian

diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada

pembelajaran siklus I. Hasil tes siklus I mengalami peningkatan dari hasil tes pada

data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa data awal pra siklus, diketahui

nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan sebesar 65 meningkat

menjadi 71 pada siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran

pada siklus I yang telah dilakukan diperoleh hasil yang tersaji pada tebel 4.2 di

bawah ini:

Tabel 4. 2

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I

Dari tabel 4:2 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan Metode

Demonstrasi, dari 20 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 14

Skor Kriteria Hasil

Belajar

Siklus I

Jumlah siswa Persentase (%)

67 Tidak Tuntas 6 30%

≥ 67 Tuntas 14 70%

Jumlah 20 100%

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 55

Nilai rata-rata 71

59

siswa (70%) tuntas atau mampu mencapai KKM 67 dan 6 siswa (30%) tidak

tuntas atau masih berada dibawah KKM. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah

90 dan nilai terendah 55 dengan nilai rata-rata kelas adalah 71. Selanjutnya untuk

lebih jelas hasil perolehan ketuntasan belajar tersebut disajikan dalam diagram

batang 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan Gambar 4.3 diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar siswa

setelah menggunakan Metode Demonstrasi, menunjukkan siswa yang tuntas

sebanyak 14 siswa (70%) dan siswa yang belum tuntas sebanyak 6 siswa (30%).

Adapun KKM IPA adalah 67. Selanjutnya hasil perolehan nilai tertinggi, nilai

terendahnya, dan nilai rata-rata hasil belajar siswa disajikan dalam diagram batang

4.4 berikut ini:

Gambar 4.4 Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata

Siklus I

Berdasarkan Gambar 4.4 diketahui bahwa nilai tertinggi yang dicapai

siswa adalah 90 dan nilai terendah 55 dengan nilai rata-rata kelas adalah 71

Tuntas Belum Tuntas

70%

30%

Siklus I

Nilai Tertinggi Nilai Terendah rata-rata

90

55 71

Siklus I

60

4.3.3 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I

Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan

pada siklus I dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan Metode

Demonstrasi, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar

siswa pada mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya. Berikut ini

disajikan dalam Tabel 4.3 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan

setelah tindakan pada siklus.

Tabel 4.3

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra siklus dan Siklus I

Ketuntasan Pra Siklus Siklus I

Jumlah siswa % Jumlah siswa %

Belum Tuntas 11 55 6 30

Tuntas 9 45 14 70

Total 20 100 20 100

Rata-rata 65 71

Nilai tertinggi 85 90

Nilai terendah 45 55

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa terjadi peningkatan jumlah

maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus, siswa yang tuntas

belajar adalah 9 siswa (45%) dari total jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah

diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas menjadi 14 siswa

(70%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi

peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 9 siswa (45%). Jumlah siswa

yang belum tuntas pra siklus adalah 11 siswa (55%) dan berkurang setelah

diberikan tindakan pada siklus I menjadi 6 siswa (30%). Hasil ini memberikan

gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas yaitu 5 siswa

(25%). Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.5 perbandingan jumlah ketuntasan

belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus I.

61

Gambar 4. 5 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.5 diketahui bahwa terjadi

peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. Jika pra siklus ,

siswa yang tuntas belajar adalah 9 siswa (45%) dari total jumlah siswa, terjadi

peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang tuntas

menjadi 14 siswa (70%) dari total jumlah siswa. Hasil ini memberikan gambaran

bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar siswa yaitu 5 siswa (25%).

Jumlah siswa yang belum tuntas pra siklus adalah 11 siswa (55%) dan berkurang

setelah diberikan tindakan pada siklus I menjadi 6 siswa (30%). Hasil ini

memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah siswa yang belum tuntas

yaitu 5 siswa (25%). Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.4 perbandingan Nilai

Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata hasil belajar siswa pra siklus dan setelah

diberikan tindakan pada siklus I.

Tuntas Belum Tuntas

45% 55%

70%

30%

Pra Siklus Siklus I

62

Gambar 4. 6 Perbandingan Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah dan

Rata-Rata Pra Siklus dan Siklus I

Meskipun terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan

tindakan pada siklus I, diketahui bahwa ketuntasan belajar ini belum memberikan

hasil yang diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau

tuntas KKM yang ditetapkan sekolah = 67. Dengan kata lain, dengan hasil ini

diperlukan lagi tindakan yang harus dilaksanakan pada siklus II.

4.4 Siklus II

Praktek pembelajaran dilaksanakan dengan pokok bahasan Energi dan

Perubahannya dengan indikator ”Mengidentifikasi berbagai pesawat

sederhana,misalnya pengungkit,bidang miring, katrol,serta roda. menunjukkan

bukti bahwa pesawat sederhana berguna untuk mempermudah pekerjaan manusia.

Siklus II ini dilakukan melalui dua pertemuan dengan rincian sebagai berikut :

A. Perencanaan

Siklus II terdiri dari 2 pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 6 dan 7

Mei 2016. Sebelum proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan, peneliti dengan

teman sejawat membahas hal-hal untuk menentukan model yang sesuai dengan

materi yang diajarkan, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan

kondusif. Peneliti membuat RPP kemudian bersama dengan guru kelas memeriksa

kembali RPP siklus II untuk mata pelajaran IPA materi energi dan perubahannya

Nilai Tertinggi Nilai Terendah rata-rata

85

45

65

90

55

71

pra siklus siklus 1

63

yang telah disusun dan dicermati setiap butir yang dilaksanakan dalam

pelaksanaan tindakan. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran, peneliti

menerapkan Metode Demonstrasi, adapun langkah-langkah pembelajaran

terlampir. Kemudian peneliti menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang

dibutuhkan serta lembar observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran

yang diamati oleh observer untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami

materi yang diajarkan, peneliti juga merancang alat evaluasi berupa soal tes

tertulis yang akan menguji siswa berkaitan dengan materi tersebut. Perencanaan

yang dilakukan tersebut diatas telah mampu menjadi pedoman yang sistematis

dalam proses pembelajaran, artinya susunan program tersebut terstruktur dan

merupakan suatu urutan tahapan yang mempermudah pembelajaran suatu materi,

sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar.

B. Tindakan

Pertemuan Pertama

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2016 melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut:

a. Kegiatan awal

Sebelum pelajaran dimulai guru dan siswa berdoa terlebih dahulu,

kemudian mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya

kepada siswa ” mengapa kita lebih mudah membuka tutup kaleng mengunakan

tuas dari pada mengunakan tangan?”. Setelah kegiatan itu, guru menjelaskan

tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru membagi siswa dalam

kelompok masing-masing 4-5 orang setiap kelompok.

b. Kegiatan inti

Guru menjelaskan secara singkat materi tentang energi dan perubahnnya

(pesawat sederhana) menggunakan Metode Demonstrasi. Kemudian masing-

masing kelompok diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pesawat sederhana.

Setelah itu, Siswa diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang jenis –

jenis pesawat sederhana. Guru bertanya kepada siswa tentang jenis – jenis

pesawat sederhana yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk

menggali pengetahuan siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan

64

apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi

untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS) yang guru berikan, dimana

pada LKS, siswa diminta untuk membuktikan dan mendemonstrasikan bahwa tuas

jenis pertama yaitu obeng lebih memudahkan pekerjaan manusia dibandingkan

mengunakan tangan, guru berkeliling untuk mengamati, memotivasi dan

memfasilitasi serta membantu siswa yang memerlukan bantuan. Setelah itu, guru

memanggil salah satu kelompok secara secara acak, dan siswa yang ditunjuk

mengangkat tangan dan bersama kelompoknya mempresentasikan jawaban dan

hasil pembuktian dari percobaan yang telah mereka lakukan di depan kelas.

Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari hasil

dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan penguatan

terhadap kerja siswa. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dan

memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.

c. Kegiatan akhir

Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang

pengertian pesawat sederhana, setelah itu guru bersama siswa menarik kesimpulan

dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian guru mengadakan

refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan pesan moral

serta tindak lanjut

Pertemuan kedua

Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2016 melalui beberapa

kegiatan sebagai berikut :

a. Kegiatan awal

Untuk mengawali pelajaran, guru dan siswa berdoa terlebih dahulu,

kemudian mengabsen siswa. Setelah itu, guru bertanya kepada siswa tentang

kegiatan/materi yang telah di pelajari siswa pada pertemuan sebelumnya. Setelah

itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Kemudian guru

membagi siswa dalam kelompok masing-masing 4-5 orang setiap kelompok.

65

b. Kegiatan inti

Guru menjelaskan secara singkat materi tentang energi dan perubahannya

(bidang miring,katrol dan roda) menggunakan Metode Demonstrasi. Kemudian

masing- masing kelompok diberikan pertanyaan yang berkaitan dengan bidang

miring, katrol dan roda dapat mempermudah pekerjaan. Setelah itu, Siswa

diberikan kesempatan untuk membaca materi tentang pengertian bidang miring

dan menjelaskan pengertian katrol dan roda.

Guru bertanya kepada siswa tentang bidang miring, katrol dan roda sebagi

pesawat sederhana yang diketahui siswa dalam kehidupan sehari – hari untuk

menggali pengetahuan siswa. Siswa bersama kelompoknya mulai mendiskusikan

apa yang telah mereka peroleh dari kegiatan membaca materi dan berdiskusi

untuk menjawab pertanyaan lembar kerja siswa (LKS), dengan alat peraga yang

telah disiapkan guru siswa membuktikan bahwa bidang miring, katrol dan roda

sebagai pesawat sederhana dapat mempermudah pekerjaan, guru berkeliling untuk

mengamati, memotivasi dan memfasilitasi serta membantu siswa yang

memerlukan bantuan. Setelah itu, guru memanggil salah satu kelompok secara

acak, dan siswa yang ditunjuk mengangkat tangan dan bersama kelompoknya

mempresentasikan jawaban dan menunjukan hasil kerja kelompoknya di depan

kelas.

Sementara itu, siswa dari kelompok lain menanggapi atau mengomentari

hasil dari kelompok yang presentasi. Guru memberikan umpan balik dan

penguatan terhadap kerja siswa. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok

dan memotivasi siswa agar lebih berpartisipasi aktif lagi.

c. Kegiatan akhir

Di kegiatan akhir guru bersama siswa membuat kesimpulan tentang

bidang miring adalah permukaan datar dengan salah satu ujungnya lebih tinggi

daripada ujung yang lain dan katrol pada prinsipnya juga pengungkit. Macam –

macam katrol ,yaitu katrol tetap,katrol bebas, dan katrol majemuk kemudian roda

banyak digunakan untuk memudahkan pemindahan benda. Setelah itu guru

bersama siswa merefleksi proses pembelajaran. Tindak lanjut guru melaksanakan

66

evaluasi dengan membagi lembar tes formatif untuk dikerjakan secara individu

selanjutnya guru menutup pembelajaran dengan Salam penutup.

C. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan proses

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Pada siklus II pertemuan pertama dan

kedua yang diamati adalah keseluruhan aktivitas guru atau proses pembelajaran

yang berlangsung di dalam kelas.

Fokus pengamatannya adalah bagaimana penggunaan Metode

Demonstrasi dalam pembelajaran IPA, serta implikasi dari Metode Demonstrasi

pada hasil belajar IPA. Selama proses pembelajaran berlangsung, pengamat

merekam jalannya pembelajaran melalui lembar observasi yang telah disediakan

dan hasil pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjeadi keberhasilan

selama pembelajaran berlangsung, diantaranya adalah banyak siswa yang aktif

dalam kelompoknya, alat peraga yang digunakan menarik perhatian siswa dalam

mempresentasikan hasil kerja kelompok, Berkenaan dengan penelitian ini, maka

hal-hal yang menjadi pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung

yaitu mengamati aktivitas guru, maka instrumen pengamatan yang digunakan

adalah lembar observasi dalam penggunaan Metode Demonstrasi pada

pembelajaran IPA materi energi dan perubahannya. Dalam penelitian ini guru

kelas 5 bertindak sebagai observer jalannya kegiatan pembelajaran. Adapun hasil

dari observasi guru kelas selama siklus II berlangsung adalah sebagai berikut:

a. Siswa sudah memahami langkah-langkah pembelajaran menggunakan Metode

Demonstrasi dengan benar.

b. siswa sudah serius dalam bekerja kelompok.

c. Dalam kelompok semua siswa sudah bekerja aktif dalam megerjakan soal

d. semua kelompok memberikan komentar dan tanggapan terhadap hasil

presentasi temannya

e. pada saat kelompok lain presentasi anggota kelompok yang lain sudah

memperhatikan.

f. Guru sudah memberikan reward/penguatan pada siswa yang menjawab benar.

g. semua siswa sudah mengerjakan evaluasi dengan baik

67

h. guru sudah dapat menggunakan waktu dengan maksimal.

Berdasarkan observasi siklus II dengan menggunakan Metode

Demonstrasi, maka dilakukan refleksi yaitu berdiskusi dengan guru kelas,

observer, atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran hasil refleksi diambil

dari lembar observasi dan tes. Setelah tindakan pada siklus II dilaksanakan, perlu

dilakukan refleksi tentang keseluruhan proses belajar mengajar. Refleksi

didasarkan atas temuan baik temuan observer maupun temuan guru selama proses

pembelajaran dilaksanakan. Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran

siklus II adalah sebagai berikut :

Hasil refleksi tersebut adalah pembelajaran dalam menerapkan Metode

Demonstrasi pada siklus II pertemuan pertama sudah baik sekali, untuk pertemuan

berikutnya guru harus mengoptimalkan seluruh kegiatan yang direncanakan agar

hasilnya lebih baik lagi. Pada pertemuan pertama siklus 2 siswa sudah terbiasa

terhadap pembelajaran dengan menerapkan Metode Demonstrasi sehingga

pembelajaran dilakukan dengan aktif dan kondusif.

Pada pertemuan kedua yang dilakukan guru sudah dapat dikatakan

berhasil, yang dapat ditunjukan dari meningktanya hasil ketuntasan belajar siswa

yaitu 17 siswa atau 85% siswa tuntas. Dapat disimpulkan pembelajaran yang

dilakukan dalam penggunaan metode pembelajaran demonstrasi pada siklus 2.

Dari uraian diatas peneliti dan guru kelas 5 SDN Jombor menyimpulkan

hasil refleksi pada siklus 2, bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan

Metode Demonstrasi pada siklus 2 sudah terlaksana secara optimal. Penggunaan

Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA. Berdasarkan hasil dari refleksi siklus 2 ini, maka peneliti dan guru yang

bersangkutan membuat kesepatan untuk menghentikan tindakan pada siklus 2.

4.4.1 Analisis Hasil Belajar Siklus II

Dari temuan hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang

telah dilaksanakan pada pembelajaran siklus II. Hasil tes siklus II mengalami

peningkatan dari hasil tes pada data awal pra siklus. Berdasarkan hasil tes siswa

data awal pra siklus, diketahui nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara

keseluruhan sebesar 65 meningkat menjadi 76 pada siklus II. Hasil analisis

68

pengamatan tes pelaksanaan pembelajaran pada siklus II yang telah dilakukan

diperoleh hasil yang tersaji pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4. 4

Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II

Kriteria Hasil Belajar Siklus II

Jumlah Siswa (%)

Tidak Tuntas 3 15%

Tuntas 17 85%

Jumlah 20 100%

Rata-rata 76

Nilai tertinggi 90

Nilai terendah 60

KKM 67

Dari tabel 4:4 dapat diketahui bahwa setelah dilaksanakan Metode

Demonstrasi, dari 20 siswa yang mengikuti evaluasi pembelajaran terdapat 17

siswa (85%) tuntas atau mampu mencapai KKM 67 dan 3 siswa (15%) tidak

tuntas atau masih berada dibawah KKM. Berikut ini adalah hasil perolehan

ketuntasan hasil belajar IPA siklus II dapat dilihat pada gambar 4:7.

Gambar 4. 7 Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar Siklus II

Berdasarkan Gambar 4:7 diketahui bahwa setelah penggunaan Metode

Demonstrasi, dari 20 siswa kelas 5 terdapat 85% siswa yang tuntas belajar dan

15% siswa tidak tuntas belajar. Adapun KKM IPA adalah 67. Berikut ini disajikan

Tuntas Belum Tuntas

85%

15%

Siklus II

69

dalam Gambar 4.8 Nilai Tertinggi, Terendah dan Rata-Rata hasil belajar siswa

setelah diberikan tindakan pada siklus II.

Gambar 4.8 Diagram Batang Nilai Tertinggi, Terendah Dan Rata-Rata

Siklus II

Dari gambar 4.4 diketahui nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 90 dan

nilai terendah 60 dengan nilai rata-rata kelas adalah 76.

4.5. Pembahasan

4.5.1. Analisis Deskriptif Komparatif Hasil Penelitian

Membandingkan ketuntasan belajar pra siklus dengan setelah tindakan

pada siklus II dimaksudkan untuk melihat apakah penggunaan Metode

Demonstrasi, memberikan pengaruh dalam meningkatkan ketuntasan belajar

siswa pada mata pelajaran IPA materi Energi dan Perubahannya. Berikut disajikan

dalam Tabel 4.5 perbandingan ketuntasan belajar siswa pra siklus dan setelah

tindakan pada siklus II.

nilai tertinggi nilai terendah rata-rata

90

60

76

Siklus II

70

Tabel 4. 5

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Tuntas 9 45 14 70 17 85

Belum Tuntas 11 55 6 30 3 15

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Nilai Tertinggi 85 90 90

Nilai Terendah 45 55 60

Rata-Rata 65 71 76

Dari Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa

dari pra siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa

yang tuntas belajar adalah 9 siswa (45%), pada siklus I menjadi 14 siswa (70%)

dan pada siklus II menjadi 17 siswa (85%). Sedangkan siswa yang belum tuntas

jumlahnya menurun. Pada saat pra siklus terdapat 11 siswa (55%) belum tuntas,

pada siklus I masih 6 siswa (30%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 3

siswa (15%). Nilai tertinggi siswa meningkat yaitu pada pra siklus 85, siklus I

nilai tertinggi yaitu 90 dan pada siklus II nilai tertinggi yaitu 90. Nilai terendah

pra siklus 45, siklus I terendah 55 dan siklus II nilai terendah 60. Rata-rata siswa

dari pra siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan dari pra siklus 65 menjadi

71 ke siklus I atau naik sebesar 6 dan pada siklus II menjadi 76 atau naik sebesar

5. Selanjutnya untuk memperjelas perbandingan hasil belajar dan ketuntasan

belajar siswa dari pra siklus sampai dengan Siklus II. Berikut ini disajikan dalam

Gambar 4.9 perbandingan nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata rata belajar

siswa pra siklus, siklus I dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.

71

Gambar 4. 9 Perbandingan Nilai Tertinggi,Terendah dan Nilai Rata Rata

Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus II

Berikut ini disajikan dalam Gambar 4.10 perbandingan jumlah ketuntasan

belajar siswa pra siklus dan setelah diberikan tindakan pada siklus II.

Gambar 4.10 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus

1 dan Siklus II

Berdasarkan Tabel 4.5 dan gambar 4.10 diketahui bahwa terjadi

peningkatan jumlah maupun persentase ketuntasan belajar siswa. dapat dilihat

adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti

nilai tertinggi nilai terendah rata-rata

85

45

65

90

55

71

90

60

76

pra siklus siklus 1 siklus 2

Tuntas Tidak tuntas Nilai Rata rata

9 11

60

14

6

71

17

3

76

Pra Siklus Siklus I Siklus II

72

untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan yang tuntas hanya 9 siswa

atau 45% Jika siklus I, siswa yang tuntas belajar adalah 14 siswa (70%) dari total

jumlah siswa, terjadi peningkatan setelah diberikan tindakan pada siklus II,

dimana siswa yang tuntas menjadi 17 siswa (85%) dari total jumlah siswa. Hasil

ini memberikan gambaran bahwa terjadi peningkatan jumlah ketuntasan belajar

siswa yaitu 3 siswa (15%). Jumlah siswa yang belum tuntas siklus I adalah 6

siswa (30%) dan berkurang setelah diberikan tindakan pada siklus II menjadi 3

siswa (15%). Hasil ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan jumlah

siswa yang belum tuntas yaitu 3 siswa (15%).

Peningkatan ketuntasan belajar siswa setelah diberikan tindakan pada

siklus II, diketahui bahwa ketuntasan belajar sudah memberikan hasil yang

diharapkan yaitu minimal 80% dari total siswa tuntas belajar atau tuntas KKM

yang ditetapkan sekolah = 67.

Penelitian tindakan ini difokuskan pada upaya untuk meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas 5 SDN Jombor dengan menggunakan Metode

Demonstrasi. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengembangkan kerja tim,

ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam

yang tidak mungkin diperoleh bila mereka mencoba untuk mempelajari semua

materi sendirian sehingga mengajak siswa untuk bekerja sama dalam kelompok

dan mengembangkan sikap rasa percaya diri siswa untuk menjawab pertanyaan.

Sehingga Tugas guru dalam pembelajaran ini bukan sebagai pentransfer

pengetahuan tetapi hanya sebagai fasilitator.

Dalam pembelajaran pembelajaran ini siswa belajar secara berkelompok

sehingga akan dapat mengoptimalkan kerjasama siswa dalam kelompok kecil.

Setelah itu, siswa juga diminta untuk mempresentasikan hasil penyelesaiannya di

depan kelas dan kelompok lain memberikan komentar atau tanggapan. Dominasi

guru dalam Metode Demonstrasi menjadi kurang sehingga siswa terlibat aktif

dalam pembelajaran. Guru selalu berusaha mengoptimalkan interaksi. Pada akhir

pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman

siswa terhadap materi yang diajarkan.

73

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa siswa yang tuntas pra siklus

adalah 9 siswa (45%). Setelah diberikan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan

jumlah ketuntasan siswa menjadi 14 siswa (70%). Setelah diberikan tindakan pada

siklus II, terjadi lagi peningkatan jumlah ketuntasan menjadi 17 siswa (85%).

Siswa yang belum tuntas sebelum diberikan tindakan adalah 11 siswa (55%).

Setelah diberikan tindakan pada siklus I, berkurang menjadi 6 siswa (30%).

Setelah dilaksanakan lagi tindakan pada siklus II, menjadi 3 siswa (15%) yang

belum tuntas.

Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan ketika

pembelajaran maka dapat diketahui bahwa tiga siswa tersebut dalam pembelajaran

sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam memahami dan

menguasai materi pembelajaran dibandingkan dengan teman-temannya. Terhadap

3 siswa yang nilai ulangannya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal

disebabkan karena anak tersebut kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal

maupun tugas yang diberikan oleh guru rendah sekali, Siswa tersebut diminta

untuk mengerjakan soal yang sama dengan soal tes untuk dikerjakan dirumah

dengan bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap dapat

memberikan bimbingan. Nilai hasil soal yang dikerjakan di rumah tersebut

digunakan untuk memperbaiki Nilai tes formatif setara dengan standar Nilai

kriteria ketuntasan minimal.

Dengan kata lain, bahwa upaya peningkatan hasil belajar IPA melalui

Metode Demonstrasi, materi energi dan perubahannya pada siswa kelas 5 SDN

Jombor, berhasil dilakukan. Selain meningkatkan ketuntasan belajar, menerapkan

Metode Demonstrasi dalam pembelajaran IPA materi Energi dan Perubahannya,

juga meningkatkan kinerja guru dan aktivitas siswa. Pada siklus I, kinerja guru

masuk dalam kategori cukup baik. Setelah dilaksanakan perbaikan pada siklus II,

kinerja guru meningkat menjadi baik sekali. Setelah dilaksanakan perbaikan

tindakan pada siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan

Metode Demonstrasi, masuk dalam kategori baik sekali.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan

74

oleh Muhrum Hanafi dalam sikripsinya yang berjudul “Upaya Meningkatkan

Hasil Belajar IPA Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas 5

SD Negeri Geblok Kaloran Temanggung Tahun pelajaran 2011/2012.” Selain itu,

penelitian tindakan yang dilakukan oleh Marwati dalam skripsinya yang berjudul

“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Menerapkan Metode

Demonstrasi Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Siderejo 02 Kecamatan Grising

Tahun Pelajaran 2011/2012.”

Selain mendukung dua hasil penelitian sebelumnya, hasil penelitian ini

juga mendukung pernyataan teoritis tentang metode pembelajaran menurut

Muhibbin Syah, ( 2000:22 ). pada dasarnya Metode Demonstrasi merupakan

varian dari mempraktekan atau memperagakan suatu tindakan kepada siswa baik

secara langsung maupun melalui pengunaan media pengajaran yang relevan

dengan pokok bahasan yang di sajikan.

Teknis pelaksanaanya sudah berjalan dengan baik ,yaitu persiapan sudah

berjalan sesuai dengan yang direncanakan, kegiatan membuka pelajaran juga

seudah diterapkan guru dengan baik hal ini terlihat dari antusiasme siswa dalam

kegiatan apersepsi dan motivasi, teknik pembelajaran pembagian kelompok,

menemukan masalah, memecah masalah, Tanya jawab, kerja sama kelompok,

diskusi, pembahasan, sudah dilaksanakan guru dengan baik hal ini terlihat dari

keaktifan dan atusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut,

guru juga sudah menerapkan kegiatan pemanfaatan sumber belajar dengan baik

karena guru telah berhasil mengajak siswa untuk mendapatkan pengalaman

pembelajaran yang menarik dan menumbuhkan kekreatifitasan siswa pada sumber

pembelajaran hal ini terlihat dari antusias siswa dalam mengerjakan dan

mengambil kesimpulan dari kerja kelompok. dengan demikian terbukti bahwa

Metode Demonstrasi ini dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPA, materi Energi dan Perubahannya pada siswa kelas 5 SDN

Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, Semester II Tahun Pelajaran

2015/2016.