34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga. Letak SD Negeri Blotongan 03 di Desa Blotongan
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03 berjumlah 37 siswa. Kegiatan
belajar mengajar dimulai dari pukul 07.00-12.30 WB
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo
Kota Salatiga dengan pelaksanaan penelitian Siswa Kelas IV sebanyak 37 Siswa.
Letak Blotongan Dari pusat Kota Salatiga kira-kira 15 menit perjalanan.
4.1.3 Pra Siklus
Penelitian dilakukan diKelas 4 SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan
Sidorejo kota Salatiga yang berjumlah 37 Siswa pada Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Sebelum Siklus I dan II dilaksanakan, peneliti terlebih
dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil
pembelajaran sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan model
Pembelajaran Take and Give. Pada tahap ini peneliti belum memberikan tindakan
terhadap pembelajaran , peneliti hanya mengumpulkan data menegnai hasil
belajar siswa untuk kemudian dilakukan suatu tindakan.
Berdasarkan hasil tes Pra Siklus dari 37 siswa yang memiliki nilai di atas
KKM sebanyak 16 siswa, sedangkan siswa yang memiliki nilai dibawah KKM
sebanyak 21 siswa. Sedangkan nilai yang terendah adalah 50 dan nilai tertinggi
adalah 85. Adapun Tabel Pra Siklus dapat dilihat dibawah ini:
35
Tabel 4.1
Hasil Belajar IPA Kelas IV SD Negeri Blotongan 03 pada Pra Siklus
No Ketuntasan = KKM 70 Frekuensi Prosentase(%)
1 Tidak Tuntas < KKM (70) 21 56, 75 %
2 Tuntas ≥ KKM (70) 16 43, 25 %
3 Jumlah siswa 37 100%
4 Nilai Terendah 50
5 Nilai Tertinggi 85
6 Rata-rata Kelas 24,65
Berdasarkan Tabel 4.1 bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD
Negeri Blotongan 03 masih cenderung memiliki nilai dibawah KKM terdapat 21
siswa, dan nilai klasikal adalah 56,75%. Sedangkan hasil belajar siswa kelas 4
yang memiliki nilai diatas KKM terdapat 16 siswa, dan nilai klasikal adalah
56,75%. Siswa yang memiliki nilai terendah adalah 50 dan nilai tertinggi adalah
85. Dapat dilihat nilai Rata-rata Kelas adalah 24,65. Adapun terlihat pada gambar
diagram batang 4.1 dibawh ini:
Gambar : 4.1
Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus Siswa Kelas
IV SD Negeri Blotongan 03
Berdasarkan gambar diagram batang 4.1 siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan
03 pada pra siklus yang tidak mencapai KKM sebanyak 21 siswa dengan
prosentase 56,75 %. sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 16
siswa dengan prosentase 43,25 %.
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
56,75%
43,25%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus
Tidak Tuntas
Tuntas
36
4.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
4.2.1 Tahap Perencanaan Tindakan
Setelah memperoleh data mengenai hasil belajar siswa Kelas 4 pada
kondisi awal, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk
melanjutkan dengan pelaksanaan Siklus I. Dalam Siklus I peneliti melakukan 2
kali petemuan kegiatan belajar mengajar. Sebelum memulai kegiatan belajar
mengajar seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Observasi,
soal tes, alat peraga, media pembelajaran. Lembar Observasi bertujuan untuk
mengamati kegiatan atau proses yang dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi
akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pertemuan berikutnya.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 31
Maret, 1 April 2016 di SD Negeri Blotongan kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah direncanakan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Urutan kegiatan yang dilaksanakan mulai
dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
1. Pertemuan pertama Siklus I
Pertemuan pertama pada hari kamis tanggal 31 Maret jam pelajaran pertama
dan kedua dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada kegiatan awal guru
mengucapkan salam, berdoa menurut agamanya masing-masing, mengabsen
kehadiran siswa. Setelah itu guru menanyakan keadaan siswa dan kesiapan siswa
dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Guru dan siswa
mempersiapkan alat-alat belajar seperti buku paket, alat tulis dan media
pembelajaran kemudian guru memberikan apersepsi dengan menanyakan kepada
siswa tentang energi panas yang ada dilingkungan sekitarnya, guru
menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa yang akan dicapai.
Pada kegiatan inti seletah siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan cara
belajar yang akan ditempuh pada pertemuan pertama, guru menunjukkan
perpindahan pada sendok makan kepada siswa, guru melakukan tanya jawab
kepada siswa “ bagai mana proses perpindahan panas?”, guru menunjukkan
37
gambar panas matahari pada siswa, dan siswa memperhatikan. Kemudian guru
melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai proses perpindahan panas.
Selanjutnya guru membagi siswa menjadi empat kelompok, tiap kelompok terdiri
dari 9-10 siswa. Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan untuk
mengamati proses perpindahan panas dengan menggunakan sendok makan dan
letakkan pada api, setelah itu siswa berdiskusi dari hasil percobaan tentang
perpindahan panas tersebut.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan untuk menanyakan materi
yang belum jelas kepada siswa. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan
materi pembelajarn yang akan dilaksanakan peremuan berikutnya. Kemudian guru
mengakhiri pembelajaran dengan memberikan salam.
Adapun hasil observasi dari Siklus I pertemuan pertama adalah sebagai
berikut: Pada pertemuan pertama Siklus I Hasil observasi yang diperoleh guru
sudah melaksanakan pembelajaran dengan runtut, sudah menyapaikan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai dan, serta sudah menggunakan alat peraga dengan
maksimal dan melibatkan siswa dalam penggunaan model pembelajaran Take and
Give akan tetapi dalam memotivasi siswa masih kurang dan pengontrolan siswa
dalam diskusi kelompok masih belum terkendali, masih ada siswa yang sibuk
sendiri. Pada pengamatan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung,
belum memadai yang diharapkan peneliti dengan mewujudkan hasil belajar siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, siswa belum terbiasa pada model yang di
gunakan sehingga menyebabkan siswa tidak aktif dalam belajar, dalam
bersosialisasi dan bekerjasama dalam kegiatan belajar kelompok.
38
2. Pertemuan Kedua Siklus I
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu 1 April 2016 jam pelajaran
kedua dan ketiga dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun kegiatan yang
dilakukan pada pertemuan 2 adalah pada kegiatan awal yang dilakukan guru
adalah mengucapkan salam, berdoa menurut agamanya masing-masing dan
mengabsen kehadiran siswa. Setelah itu, guru menanyakan keadaan siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran yang akan berlangsung. Kemudian
guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan menanyakan kepada siswa
tetang merasakan panas matahari, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai.
Guru melanjutkan materi dengan kompetensi dasar yang sama yaitu
Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta
sifat-sifatnya. Namun dengan indikator yang berbeda diantaranya Menjelaskan
pengertian energi bunyi, Mengetahui sumber energi bunyi, Menyebutkan contoh
sumber energi bunyi dilingkungan sekitar, Menyebutkan sifat-sifat energi bunyi,
Menjelaskan perambatan bunyi pada benda padat, cair, dan gas. Guru membuka
pelajaran dengan memberi salam, doa, mengabsen siswa, apersepsi: guru bertanya
“apa sebenarnya bunyi itu? Dari manakah asal bnuyi? Bagaimanakah proses
terjadinya bunyi?. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru mengingatkan
pembelajaran minggu lalu kepada siswa. Selanjutnya menjelaskan tentang model
pembelajaran yang akan digunakan selama proses belajaran mengajar
berlangsung. Setelah itu Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Pada
kegiatan inti, guru menjelaskan sedikit tentang materi dan mengadakan tanya
jawab untuk menggali pengetahuan siswa. Guru memberikan LKS. Masing-
masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri
terlebih dahulu. setelah itu siswa di beri kesempatan untuk diskusi dengan teman
kelompoknya mengenai tugas yang telah di berikan oleh guru. Guru mengontrol
kerja siswa dalam berdiskusi, setiap kelompok membaca hasil diskusi di depan
kelas. kelompok lain menanggapi hasil diskusi temannya yang telah dibacakan di
depan kelas. Setelah itu guru dan siswa mempertegas hasil kerja kelompok dengan
menggunakan alat peraga yang sudah guru persiapkan. Guru memberikan
39
penguatan/penghargaan terhadap hasil diskusi tiap kelompok. Setelah itu guru
bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan akhir
guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya hala-hal yang belum
dipahami. Setelah itu guru dan siswa membuat simpulan bersama, dan
memberikan kesempatan siswa mencatat hasil kesimpulan selanjutnya guru
menutup pelajaran dan mengakhiri dengan mengucapkan salam.
3. Hasil Belajar IPA
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan model
Take and Give, peneliti memberikan evaluasi tertulis pada akhir Siklus I pada
pertemuan kedua. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan, dari hasil
belajar sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan pada
Siklus I. Berdasarkan observasi pada pertemuan pertama, pertemuan ke dua pada
Siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada
Siklus berikutnya antara lain dengan cara : Guru perlu lebih dekat dengan siswa
agar proses pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan siswa nya menjadi lebih
aktif lagi. Guru perlu memberi arahan dan motvasi agar siswa tidak malu bertanya
kepada anggota kelompoknya dan juga memberikan semangat.
Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan-kesalahan dan
kesulitan yang dihadapi siswa, pada saat siswa melakukan diskusi kelompok.
Memberikan pengertian pada siswa bahwa saat teman berbicara atau menjelaskan
hasil dari kerja kelompoknya harus kita hargai.
4. Refleksi
Sebelum melakukan tindakan pada Siklus II, diadakan refleksi dalam proses
pembelajaran yang dilakukan pada Siklus I. refleksi dilakukan dengan melibatkan
rekan sebagai pembanding. Kegitan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik
dan saran dari selaku observer, agar pada Siklus II hasil evaluasi pembelajaran
mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai
berikut:
40
Pada Siklus I terlihat bahwa pembelajaran pembelajaran dengan
menggunakan model Take and Give masih kurang baik. Salah satu penyebabnya
adalah kerena guru belum pernah menerapkan model pembelajaran itu pada
pembelajaran sebelumnya. Akhirnya masih banyak kegiatan yang direncanakan
masih belum dilakukan. Sehingga, pada Siklus II peneliti harus berusaha
melakukan semua kegiatan.
4.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
4.3.1 Tahap Perencanaan Tindakan
Persiapan yang dilakukan peneliti untuk melaksanakan pertemuan pada
siklus II ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, alat peraga, lembar kerja
siswa, menyiapkan soal tes dan lembar observasi. Serta lebih memperisapkan
dengan baik-baik agar hasil belajar siswa lebih bagus dan dapat meningkat
dibanding pada siklus I.
4.3.2 Pelaksanaan Tindakan
Siklus Kedua dilaksanakan 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 8 April
2016 sampai 9 April 2016 di SD Negeri Blotongan kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan yang sudah
direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Urutan kegiatan yang
dilaksanakan mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
1. Pertemuan pertama siklus II
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 8 April 2016. Guru
melanjutkan materi dengan kompetensi dasar Menjelaskan berbagai energi
alternatif dan cara penggunaannya. Guru membuka pelajaran dengan memberi
salam, doa, mengabsen siswa, apersepsi: guru bertanya “Pernahkah kamu
membaca atau mendengar berita tentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM)?
Mengapa pemerintah menganjurkan agar kita menggunakan BBM sehemat
mungkin?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Selanjutnya menjelaskan
41
tentang model pembelajaran yang akan digunakan selama proses belajaran
mengajar berlangsung, memberikan materi.
Pada kegiatan inti seletah siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan cara
belajar yang akan ditempuh pada pertemuan pertama, guru menunjukkan
perputaran pada kipas yang terbuat dari kertas, guru melakukan tanya jawab
kepada siswa “ bagai mana proses terjadinya angin pada kipas?”, guru
menunjukkan gambar kincir angin pada siswa, dan siswa memperhatikan.
Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai proses kincir
angin. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi empat kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 9-10 siswa. Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan
untuk mengamati proses pada kipas dengan menggunakan kertas origami, lem
kertas, sedotan, dan putarkan kipas tersebut. setelah itu siswa berdiskusi dari hasil
percobaan tentang kipas angin.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan untuk menanyakan materi
yang belum jelas kepada siswa. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan
materi pembelajarn yang akan dilaksanakan peremuan berikutnya. Kemudian guru
mengakhiri pembelajaran dengan memberikan salam.
Setelah itu guru dan siswa membuat simpulan bersama, dan memberikan
kesempatan siswa mencatat hasil kesimpulan selanjutnya guru menutup pelajaran
dan mengakhiri dengan mengucapkan salam.
2. Pertemuan kedua siklus II
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 April 2016. Pertemuan
kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama siklus II. Guru
melanjutkan materi dengan kompetensi dasar yang sama yaitu Menjelaskan
berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya. Guru membuka pelajaran
dengan memberi salam, doa, mengabsen siswa, apersepsi: Guru bertanya
“Pernahkah kamu membaca atau mendengar berita tentang kenaikan bahan bakar
minyak (BBM)? Mengapa pemerintah menganjurkan agar kita menggunakan
BBM sehemat mungkin?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.. Selanjutnya
menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan selama proses
42
belajaran mengajar berlangsung, memberikan materi berupa handout. Setelah itu
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
Pada kegiatan inti seletah siswa mengetahui tujuan pembelajaran dan cara
belajar yang akan ditempuh pada pertemuan pertama, guru menunjukkan
perputaran pada kipas yang terbuat dari kertas, guru melakukan tanya jawab
kepada siswa “ bagai mana proses terjadinya angin pada kipas?”, guru
menunjukkan gambar kincir angin pada siswa, dan siswa memperhatikan.
Kemudian guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai proses kincir
angin. Selanjutnya guru membagi siswa menjadi empat kelompok, tiap kelompok
terdiri dari 9-10 siswa. Guru membimbing siswa untuk melakukan percobaan
untuk mengamati proses pada kipas dengan menggunakan kertas origami, lem
kertas, sedotan, dan putarkan kipas tersebut. setelah itu siswa berdiskusi dari hasil
percobaan tentang kipas angin.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan untuk menanyakan materi
yang belum jelas kepada siswa. Setelah itu guru bersama siswa menyimpulkan
materi pembelajarn yang akan dilaksanakan peremuan berikutnya. Kemudian guru
mengakhiri pembelajaran dengan memberikan salam.
Setelah itu guru dan siswa membuat simpulan bersama, dan memberikan
kesempatan siswa mencatat hasil kesimpulan selanjutnya guru menutup pelajaran
dan mengakhiri dengan mengucapkan salam.
Selama proses belajar mengajar berlangsung, hasil observasi yang didapat
dari siklus II pertemuan kedua adalah sebagai berikut: Pada pertemuan kedua
siklus II kegiatan belajar mengajar sudah memuaskan. siswa sudah terbiasa
bekerjasama untuk berdiskusi kelompok. Dalam diri siswa sudah terlihat
semangat dan kebernian untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada
teman di depan kelas.
3. Hasil Belajar IPA
Selama proses belajar mengajar berlangsung, Dari hasil observasi dapat
diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran
berlangsung. Adapun hasil observasi dari siklus II pertemuan pertama adalah
sebagai berikut: Pada pertemuan pertama siklus II kegiatan belajar mengajar
43
terlihat sudah semakin baik dan berjalan sesuai yang telah direncanakan. Anak-
anak semakin asik dengan model pembelajaran yang digunakan dalam proses
belajar mengajar dan tidak ragu lagi saat mengajukan pertanyaan mengenai materi
yang belum di pahami siswa. Dan guru dalam mengajarnya sudah merasa tidak
kesulitan dalam mengontrol jalannya kegiatan siswa saat melakukan diskusi.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang ada pada pertemuan pertama, pertemuan ke
dua pada siklus II, pembelajaran dikatakan sudah baik dan kondusif sesuai yang
diharapkan peneliti dan hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator
keberhasilan penelitian tindakan ini serta kualitas pembelajaran sudah meningkat
dengan bentuk hasil belajar siswa, setiap siswa telah dapat membagi
pengetahuannya dengan belajar kelompok. Sehingga suasana kelas yang awalnya
cenderung pasif menjadi lebih aktif, siswa dalam belajarnya dapat dikatakan
tuntas belajar, terlihat dalam nilai rata-rata kelas sudah mencapai kriteria taitu 70.
oleh karena itu penelitian tindakan ini dihentikan pada siklus II.
4.4 Hasil Analisis Data
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil
belajar peserta didik menggunakan model Take and Give. Pada standar
kompetensi Energi dan Perubahannya, diperoleh paparan hasil sebagai berikut:
4.4.1 Analisis Data Siklus I
Analisis Nilai setelah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan
model Take and Give dalam Siklus I memiliki peningkatan dengan banyaknya
ketuntasan pada Siklus I adalah 33 siswa, sedangkan siswa yang masih dibawah
KKM dalam belajarnya sebanyak 4 siswa. Adapun nilai ketuntasan klasikal pada
Siklus I adalah 89.18% sedangkan nilai dibawah KKM adalah 10.82% dan Rata-
rata Kelas 31, 6. diperoleh data nilai seperti pada Tabel 4.2 sebagai berikut :
44
Tabel 4.2
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Pada Siklus I
No Ketuntasan = KKM 70 Frekuensi Prosentse (%)
1 Tidak Tuntas < KKM (70) 4 10,82%
2 Tuntas ≥ KKM (70) 33 89,18 %
3 Jumlah 37 100 %
4 Nilai Terendah 60
5 Nilai Tertinggi 100
6 Rata-rata 31,60
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa hasil belajar IPA Pada Siklus I
Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 hasil belajar IPA yang masih dibawah
KKM sebanyak 4 orang dari 37 Siswa. Pada Siklus I hasil belajar melalui model
pembelajaran Take and Give sudah meningkat.
Gambar : 4.2
Diagram Batang ketuntasan hasil belajar IPA pada Siklus I
Berdasarkan Gambar Diagaram Batang 4.2 diketahui bahwa ketuntasan
hasil belajar IPA pada Siklus I Kelas IV SD Negeri Blotongan 03. Siswa yang
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
10,82%
89,18%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus I
Tidak Tuntas
Tuntas
45
memperoleh nilai ketuntasan pada Siklus I sebanyak 33 siswa, sedangkan siswa
yang masih dibawah KKM sebanyak 4 siswa.
Perbandingan Nilai hasil belajar IPA pada Pra Siklus dan Siklus I
Berdasarkan perbandingan nilai hasi belajar IPA pada Pra Siklus dan
Siklus I dapat dilketahui bahwa Pra Siklus siswa yang belum mencapi KKM =70
dengan prosentase 56,75% dan siswa yang sudah mencapai KKM dengan
prosentasenya 43,25%. Sedangkan pada Siklus I siswa yang belum mencapai
KKM = 70 dengan prosentase 10,82% dan Siswa yang sudah mencapai KKM
dapat diketahui prosentasenya 89,18 Adapun terlihat Tabel 4.3 dibawah ini :
Tabel : 4.3
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Blotongan 03 Pada Pra
Siklus dan Siklus I
No Ketuntasan KKM = 70
Perbandingan Pras Siklus dan Siklus I
Pra Siklus Siklus I
Jumlah % Jumlah %
1 Tidak Tuntas < KKM (70) 21 56,75 % 4 10,82 %
2 Tuntas ≥ KKM (70) 16 43,25 % 33 89,18 %
3 Jumlah 37 100% 37 100 %
4 Nilai Terendah 50 60
5 Nilai Tertinggi 85 100
6 Rata-rata 24,65 31,60
Berdasarkan Perbandingan hasil belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri
Blotongan 03 pada Pra Siklus dapat diketahui nilai ketuntasan siswa yang belum
mencapai KKM = 70 terdapat 21 siswa dengan prosentase 56,75 %. Sedangkan
pada siklus I Siswa yang masih di bawah KKM = 70 terdapat 4 siswa dengan
prosentase 10,82 %. Hasil belajar IPA melalui model pebelajaran Take and Give
mengalami peningkatan.
46
Gambar : 4.3
Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus dan Siklus I
Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03
Berdasarkan perbandingan hasil belajar IPA pada Pra Siklus dan Siklus I
diketahui Pra Siklus bahwa banyaknya siswa dibawah KKM terdapat 21 Siswa
dengan prosentase 56,75%. Sedangkan pada Siklus I diketahui bahwa banyaknya
Siswa di bawah KKM terdapat 4 Siswa dengan Prosentase 10,82%. Jadi dapat
disimpulkan melalui model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan
hasil belajar IPA pada Siklus I.
4.4.2 Analisis Data Siklus II
Berdasarkan analisis hasil belajar IPA pada Siklus II siswa yang mencapai
KKM = 70 dengan prosentase 100%. Dapat dikatakan bahwa pada Siklus II hasil
belajar IPA melalui model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil
belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota
Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Dapat dilihat seperti Tabel 4.4
sebagai berikut:
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
56,75%
10,82%
43,25%
89,18%
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus dan Siklus I
Tidak Tuntas
Tuntas
47
Tabel 4.4
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03 pada Siklus II
No KKM = 70 Frekuensi Prosentse (%)
1 Tuntas Tuntas < KKM (70) 0 0 %
2 Tuntas ≥ KKM (70) 37 100%
3 Jumlah 37 100 %
4 Nilai Terendah 80
5 Nilai Tertinggi 100
6 Rata-rata 33.80
Berdasarkan Tabel 4.4 kenaikan jumlah siswa yang sudah mencapai KKM
= 70 dengan prosentase (100%) dalam pembelajaran Siklus II dikarenakan siswa
sudah memahami dalam proses pembelajaran menggunakan model Take and Give
dengan alat peraga yang konkrit. Sehingga peserta didik lebih berperan aktif
dalam pembelajaran meningkat.
Gambar : 4.4
Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus II Siswa Kelas
IV SD Negeri Blotongan 03
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
0,00%
100,00%
Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Siklus II
Tidak Tuntas
Tuntas
48
Berdasarkan gambar diagram batang 4.3 siswa Kelas IV SD Negeri
Blotongan 03 sudah meningkat, diketahui siswa yang mencapai KKM = 70
dengan jumlah 37 siswa dan Prosentase (100%).
Perbandingan Nilai hasil belajar IPA pada Pra Siklus dan Siklus II
Berdasarkan perbandingan nilai hasil belajar IPA pada Pra Siklus dan
Siklus II dapat dilketahui bahwa Pra Siklus siswa yang belum mencapi KKM =70
dengan prosentase 56,75% dan siswa yang sudah mencapai KKM dengan
prosentasenya 43,25%. Sedangkan pada Siklus II siswa memperoleh peningkatan
mencapai KKM ≥ 70 dengan prosentase 100 %. Adapun terlihat Tabel 4.5
dibawah ini :
Tabel : 4.5
Perbandingan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Blotongan 03 Pada Pra
Siklus dan Siklus II
No Ketuntasan KKM = 70
Perbandingan Pras Siklus dan Siklus II
Pra Siklus Siklus II
Jumlah % Jumlah %
1 Tidak Tuntas < KKM (70) 21 56,75 % 0 0 %
2 Tuntas ≥ KKM (70) 16 43,25 % 37 100 %
3 Jumlah 37 100% 37 100 %
4 Nilai Terendah 50 60
5 Nilai Tertinggi 85 100
6 Rata-rata 24,65 31,60
Berdasarkan Perbandingan hasil belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri
Blotongan 03 pada Pra Siklus dapat diketahui nilai ketuntasan siswa yang belum
mencapai KKM = 70 terdapat 21 siswa dengan prosentase 56,75 %. Sedangkan
pada siklus II Siswa mengalami peningkatan di atas KKM ≥ 70 dengan prosentase
100 %. Hasil belajar IPA melalui model pebelajaran Take and Give mengalami
peningkatan.
49
Gambar : 4.5
Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus dan Siklus II
Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03
Penggunaan model Pemebelajaran Take and Give pada mata pelajaran IPA
dengan materi Energi dan Perubahannya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan Rata-rata Kelas dan peningkatan
ketuntasan belajar pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Dapat dilihat pada tebel
perbandingan ketuntasan berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03 pada Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II
No KKM = 70 Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tidak Tuntas
<KKM (70)
16 56,75% 33 89,19 % 37 100 %
2 Tuntas ≥ KKM
(70)
21 43,25% 4 10,82 % 0 0%
3 Jumlah 37 100% 37 100% 37 100%
5 Nilai Terendah 50 60 80
5 Nilai Tertinggi 85 100 100
6 Rata-rata 24,65 31,60 33,80
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
56,75%
0,00%
43,25%
100,00%
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus dan Siklus II
Tidak Tuntas
Tuntas
50
Berdasarkan hasil perbandingan pada Tabel pra siklus, siklus I, dan Siklus
II nilai rata-ratanya adalah untuk pra siklus 34,65 untuk silkus I adalah 31,6 dan
siklus II adalah 33,80. Sedangkan siswa yang tidak tuntas pada pra siklus adalah
21 (56,75%) siswa, pada siklus I adalah 4 (10,82%) siswa, dan pada siklus II
tuntas semua (100%).
Perbandingan Nilai hasil belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan perbandingan nilai hasil belajar IPA pada Pra Siklus dan
Siklus I dapat dilketahui bahwa Pra Siklus siswa yang belum mencapi KKM =70
dengan prosentase 56,75% dan siswa yang sudah mencapai KKM dengan
prosentasenya 43,25%. Sedangkan pada Siklus I siswa yang belum mencapai
KKM = 70 dengan prosentase 10,82% dan Siswa yang sudah mencapai KKM
dapat diketahui prosentasenya 89,18. Sedangkan pada Siklus II siswa yang belum
mencapai KKM = 70 dengan prosentase 0% dan Siswa yang sudah mencapai
KKM dapat diketahui prosentasenya 100%. Adapun Gambar diagram Batang 4.6
dibawah ini :
Gambar : 4.6
Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus I,
Siklus II Siswa Kelas IV SD Negeri Blotongan 03
0,00%
10,00%
20,00%
30,00%
40,00%
50,00%
60,00%
70,00%
80,00%
90,00%
100,00%
56,75%
10,82%
0%
43,25%
89,18%
100%
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Pra Siklus, Siklus I, Sikus II
Tidak Tuntas
Tuntas
51
Berdasarkan perbandingan hasil belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri
Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran
2015/2016 pada Pra Siklus dapat diketahui bahwa bahwa hasil belajar IPA yang
masih Dibawah KKM = 70 dengan prosentase 56,75%. Pada siklus I hasil belajar
IPA yang masih dibawah KKM = 70 dengan prosentase 10,82%. Sedangkan pada
Siklus II hasil belajar IPA yang masih dibawah KKM = 70 dengan Prosentase 0%.
Dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Take and Give dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian sebelum diadakan tindakan hasil belajar siswa
masih relatif rendah terdapat 21 (56,75%) orang siswa dari 37 siswa belum
memenuhi KKM yang ditentukan (KKM 70) dengan nilai Rata-rata Kelas 24,65.
Dan setelah di adakan tindakan dengan menggunakan model pembelajarn Take
and Give pokok bahasan “Energi dan Perubahannya” . Di peroleh hasil belajar
siswa pada Siklus I dan Siklus II meningkat. Dapat dilihat pada Siklus I terdapat
4 (10,82%) orang siswa dari 37 siswa belum memenuhi KKM, dengan nilai rata-
rata 31,6 dan pada Siklus II dari 37 orang siswa tidak ada siswa yang
mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Dengan nilai Rata-rata
Kelas 33,80. Sehingga dapat dinyatakan dengan “penggunaan Model
Pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas 4 pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Top Related