JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH...

144
i MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP (Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun 2017) SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Oleh: Puji Tri Utami NIM: 111 13 240 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017

Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH...

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

i

MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP

(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun 2017)

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh:

Puji Tri Utami

NIM: 111 13 240

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2017

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

ii

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

iii

MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP

(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun 2017)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

PUJI TRI UTAMI

111 13 240

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

iv

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

v

Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

vi

MOTTO

رة خ ل ا ر ا د ل ا له ل ا ك ا ت آ ا م ي ف غ ت ب ن وا م ك ب ي ص س ن ن ت ول

ا ي ن د ل ك ا ي ل له إ ال ن س ح أ ا م ن ك س ح د وأ ا س ف ال غ ب ول ت

لرض ا ن ف ي د س ف م ل ا ب ي ل له ل ا ن إ “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan

kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatlah kebaikan (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah

kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S Al-Qoshas: 77).

“Kalau kita memulai langkah dengan rasa takut, maka sebenarnya kita tidak

pernah melangkah” (A.H.Nayyar, Ph.D. Presiden Pakistan Peace Coalition)

“Sesungguhnya kesulitan itu selalu disertai dengan kemudahan. Maka apabila

kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan

yang lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.” (QS Al

Insyiroh: 6-8)

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

vii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT penulis persembahkan karya ini

teruntuk:

1. Syurgaku, Bapak Zamroni dan Ibu Jumiyem atas segala nasehat,

dukungan, perhatian, restu dan pengorbanannya dan yang tak pernah putus

selalu mendo‟akan kebaikan dunia akheratku.

2. Kakakku tercinta Rahmad Sholikin, Andi Wibowo dan Endang fitriyah,

yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan di setiap langkahku.

3. Abah Muhlasin dan Umi Choiriyatik (PP. Pancasila)

4. Pae Nasyir Asyari dan Mae Siti Aminah (PP. Masyithoh)

5. Sahabatku tercinta, Rifa Yuliani, Uswatun Khasanah yang selalu

membantuku, selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk sukses

bersama.

6. Muhammad Miftahul Arzaq, terimakasih telah menjadi sahabatku,

terimaksih atas segala bantuan, dukungan dan motivasi yang selalu

diberikan demi kesuksesanku.

7. Teman-teman seperjuangan di PP. Pancasila dan PP. Masyitoh Tingkir Lor

(Mbak Mayla, Mbak Laela, Dek Laeli, Dek Nurul, Dek Nadya, dek

afwah).

8. Keluarga besar Al Khidmah Kampus Kota Salatiga

9. Teman-teman Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan PAI 2013.

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

nikmat, rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada baginda nabi Agung Muhammad SAW, keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari zaman

kebodohan hingga zaman kaya ilmu pengetahuan sekarang ini.

Skripsi yang berjudul “Manajemen Sistem Pendidikan Pesantren Satu

Atap (Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga

Tahun 2017)” ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana pendidikan (S. Pd) pada jurusan Pendidikan

Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri Salatiga.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

4. Sutrisna, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktunya membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik

yang dengan sabar mendengarkan keluh kesah dan memberikan

bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa IAIN Salatiga.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan

ilmunya kepada penulis.

Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

ix

7. Ibu Nyai Choiriyatik selaku ketua yayasan pondok pesantren Pancasila

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

penelitian di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga.

8. Segenap pengurus, dewan asatidz, guru, santri pondok pesantren

pancasila yang telah mendukung jalannya penelitian ini.

9. Bapak Zamroni dan Ibu Jumiyem selaku kedua orang tua yang

senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

10. Teman-teman PAI IAIN Salatiga angkatan 2013, teman-teman IAIN

Salatiga angkatan 2013, telah memabantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga bantuan dan kerja sama yang telah diberikan menjadi amal

baik dan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini

jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran dari pembaca selalu penulis

harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya, penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bagi semua yang membutuhkan.

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

x

ABSTRAK

Utami, Puji Tri. 2017. 1111240. Manajemen Sitem Pendidikan Pesantren Satu

Atap (Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota

Salatiga Tahun 2017. Skripsi. Pendidikan Agama Islam. Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.

Kata kunci: Manajemen Pendidikan Pesantren Satu Atap

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan manajemen

pendidikan pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila. Pertanyaan yang

ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana pelaksanaan manajemen

pendidikan pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila. (2) apa faktor

pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan manajemen pendidikan

pesantren satu atap, (3) upaya saja yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas

manajemen system pendidikan pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila.

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,

teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan

pengkajian dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah reduksi data, display dan pengan kesimpulan.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa manajemen pesantren satu atap

telah dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), penggerak (actualling) dan pengawasan

(controlling) dalam bidang manajemen kurikulum, kesiswaan, keuangan, sarana

prasarana, dan personalia (1) Realitasnya terlaksana program pembelajaran yang

sistematis dengan melakukan perencanaan awal dengan adanya visi-misi dan

tujuan yang jelas, kegiatan pengambilan keputusan, merencanakan kebutuhan

mendatang. Pengorganisasian yaitu yayasan memberikan wewenang kepada

kepada kepala sekolah untuk mengadakan pembagian tugas, wewenang dan

tanggung jawab. Pengerak dalam manajemen pesantren satu atap terkait SDM dan

segala aspek ketenaga pendidik dilembaga pendidikan Pondok Pesantren

Pancasila, untuk merealisasikan perencanaan dan pengorganisasian, dan usaha

untuk menggerakkan anggota untuk mencapai tujuan. Pengawasan di pesantren

Pancasila yaitu dengan mengadakan evaluasi pada setiap akhir bulan serta

pengamatan dan pengukuran akan terlaksananya proses pembelajaran sesuai

dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan kepada guru pengajar dari ketua

yayasan. (2) Faktor penghambat dalam manajemen pesantren satu atap yaitu

belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai terutama asrama dan

ruang kelas, belum adanya sarana ibadah, dan minimnya tenaga pendidik yang

mukim di Pesantren, adapun faktor pendukung di pondok pesantren Pancasila

yaitu lokasi yang strategis, terjalinnya hubunngan kerjasama yang erat antara

yayasan, dan lembaga sekolah. (3) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

kualitas dalam mengembangkan pesantren satu atap di pondok pesantren

Pancasila yaitu ketua yayasan selalu memberikan fasilitas yang menunjang kepada

tenaga pendidik, melakukan studi banding dan menjalin hubungan yang baik

dengan masyarakat sekitar.

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL......................................................................................... i

PERSETUJUAN

PEMBIMBING...................................................................................... ii

PENGESAHAN

KELULUSAN....................................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... v

KATA PENGANTAR................................................................................. vii

ABSTRAK.................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

B. Fokus penelitian ...................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 6

D. Kegunaan Penelitian...................................................................... 6

E. Penegasan Istilah .......................................................................... 7

F. Metode Penelitian…................................................................................. 9

G. Sumber Data……….………..............…………......................... 10

H. Metode Pengumpulan Data…………………………....................... 11

I. Analisis Data……………………………………….................. ..... 13

J. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Sistem Pendidikan Pesantren Satu Atap........................... 17

1. Pengertian

Manajemen................................................................................ 18

2. Manajemen Sebagai Sistem...................................................... 24

3. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah............................ 25

B. Pengertian Pondok Pesantren......................................................... 33

C. Karakteristik Pendidikan Pesantren................................................ 35

D. Tipologi Pondok Pesantren………....………………………......... 38

E. Elemen-elemen Pesantren…………………………………….... . 40

F. Pesantren Satu Atap………………………………………..…..... 42

BAB III : TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran

Umum............................................................................................ 44

1. Letak Georgafis………………………………………................... 44

2. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Pancasila…………....…...... 44

3. Visi, Misi, dan Tujuan PP. Pancasila……………………................ 46

4. Keadaan Pendidik/Tenaga Pengajar……….....………………….... 49

5. Keadaan

Siswa……………...……………………………………………… 52

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

xii

6. Preastasi

Siswa……........………………………………………………….... 55

7. Bagian

Keuangan…………………………………………………………. 64

8. Sarana dan

Prasarana………………….......…………………………………... 69

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Hasil

Penelitian………………………………………………………... 72

B. Analisis Data Penelitian………………………………………… 95

C. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Pesantren Satu Atap di Pondok

Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga…………………. 101

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan

Pesantren Satu

Atap………………………………………………..………...... 104

E. Upaya Meningkatkan Manajemen Pesantren Satu Atap……... 106

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................. 107

B. Saran............................................................................................ 109

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 110

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Gambaran dan Lokasi Pondok Pesantren Pancasila

Tabel 3.2 Data Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Pancasila

Tabel 3.3 Keadaan Santri/Siswa Pondok Pesantren Pancasila

Tabel 3.4 Prestasi Akademik dan Non Akademik

Tabel 3.5 Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Pancasila

Tabel 3.6 Dirosah Santri Pondok Pesantren Pancasila

Tabel 3.7 Susunan Pengurus Pondok Pesantren Pancasila

Tabel 3.8 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Pancasila

Tabel 4.1 Daftar Identitas Informan atau Responden

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 1

Tabel 4.3 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 2

Tabel 4.4 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 3

Tabel 4.5 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 4

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 5

Tabel 4.7 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 6

Tabel 4.8 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 7

Tabel 4.9 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 8

Tabel 4.10 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 9

Tabel 4.11 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 10

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan Wawancara

Lampiran 2. Daftar Ustadz

Lampiran 3. Daftar Santri Pondok Pesantren Pancasila

Lampiran 4. Daftar Identitas Responden

Lampiran 5. Profil Sekolah MTs SA Pancasila

Lampiran 6. Profil Sekolah SMK Pancasila

Lampiran 7. Nota Pembimbing

Lampiran 8. Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 9. Surat Putusan

Lampiran 10. Daftar Nilai SKK

Lampiran 11. Riwayat Hidup

Lampiran 12. Dokumentasi

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dewasa ini Pondok Pesantren mempunyai peran

penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia, karena tuntutan zaman dan juga persaingan

global yang semakin ketat sehingga dibutuhkan pendidikan yang merata bagi

seluruh warga Negara. Pendidikan merupakan bagian yang tidak lepas dari

semua individu di dunia ini, dengan pendidikan maka tingkat kepandaian dan

kemampuan setiap orang akan meningkat.

Pendidikan di Indonesia saat ini sedang mendapat sorotan, baik dari

pemerintah maupun pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan aspek

pendidikan. Pada mulanya pertumbuhan pendidikan berawal dari bentuk

pembelajaran yang terselenggara di masyarakat dalam bentuk formal atau

sistem pembelajaran tradisional. Era modernisasi seperti saat ini dimana

proses interaksi sosial berjalan semakin meningkat cepat, tingkat mobilisasi

masyarakat semakin tinggi. Maka, diharapkan pendidikan mampu menjawab

tantangan hadirnya dunia baru yang semakin akseleratif dengan berbagai

macam konsekuensi di dalamnya.

Dewasa ini yang menghendaki adanya pembinaan siswa/santri yang

dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengetahuan,

kecerdasaan, keterampilan kemampuan komunikasi, dan kesadaran teknologi,

dengan kata lain harus seimbang antara IPTEK (ilmu pengetahuan dan

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

2

teknologi) dan IMTAQ (iman dan taqwa), sehingga memperoleh kebahagiaan

dunia dan akherat yang didasarkan pada perintah Allah dalam Al-Qur‟an

surat Al-Qashas ayat 77 :

رة خ ل ا ر ا د ل ا له ل ا ك ا ت آ ا م ي ف غ ت ب ن وا م ك ب ي ص ن س ن ت ول

ا ي ن د ل ك ا ي ل إ له ل ا ن س ح أ ا م ن ك س ح ف وأ د ا س ف ل ا غ ب ت ول

لرض ن ا ي د س ف م ل ا ب ي ل له ل ا ن إ

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan

kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatlah kebaikan (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah

kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S Al-Qoshas: 77).

Telah beredar pemahaman dikalangan masyarakat adanya dualisme

pendidikan, yaitu lembaga pendidikan yang disebut sebagai lembaga

pendidikan umum (lembaga sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu bumi) dan

lembaga pendidikan agama (lembaga/sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu

agama) termasuk “Pondok Pesantren”, karena pesantren merupakan lembaga

pedidikan agama yang spesifik di Indonesia, semula Pondok Pesantren lebih

dikenal sebagai lembaga pendidikan agama yang hanya mengajarkan

pendidikan agama dan lebih tertutup terhadap pembelajaran ilmu-ilmu umum.

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

3

Namun seiring dengan kebutuhan siswa dalam menghadapi tantangan

zaman maka pesantren memasukkan pendidikan umum dalam lembaga

Pondok Pesantren, sehingga siswa atau santri lebih siap dalam menghadapi

tantangan zaman yang semakin maju dengan teknologi yang semakin

berkembang. Fenomena pendidikan tersebut mewujud dalam bentuk

penggabungan antara pendidikan formal dan informal yang terbalut dalam

satu bingkai lembaga atau satuan pendidikan. Atau bisa dikatakan dengan

bahasa yang lain yaitu pendidikan yang mengintegrasikan (Integrated

Education) antara pendidikan umum dengan pendidikan agama.

Berbicara mengenai SDM, dapat dilihat dari kedua aspek, yakni

kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah SDM yang umumnya

dapat dianggap kurang penting kontribusinya terhadap pembangunan

masyarakat, dibandingkan aspek kualitas. Bahkan kuantitas SDM tanpa

disertai kualitas yang baik, akan menjadi beban pembangunan itu sendiri.

Sedangkan kualitas menyangkut mutu SDM, yang berkaitan dengan

kemampuan, baik kualitas fisik maupun kualitas non-fisik (kecerdasan dan

mental). Karena itu, untuk kepentingan pembangunan, maka kualitas SDM

merupakan prasarat utama.

Untuk mendapatkan kualitas serta kuantitas sumber daya manusia yang

mumpuni sebagaimana yang telah tertulis di atas. Maka, sangat diperlukan

adanya sistem tata kelola yang baik, manajemen yang terarah, sistematis serta

produktif. Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan

oleh individu-individu yang menyumbangkan upaya yang terbaik melalui

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

4

tindakan yang telah diputuskan sebelumnya. Hal tersebut meliputi segala

pengetahuan yang mana harus di laksanakan. Sejalan dengan itu, manajemen

pengelolaan yang ada relevansinya dengan lembaga, institusi, instansi

maupun satuan pendidikan perlu ditata sedemikian rupa hingga mampu

menciptakan iklim yang terintegrasi satu sama lain. Manajemen sekolah yang

berbasis pesantren perlu betul-betul diarahkan kepada manajemen yang

efektif dan tepat sasaran guna menyasar pada pencapaian pendidikan yang

transformative sesuai pada prinsip pengajaran pesantren.

Karena perkembangan pendidikan nasional, penyelanggaraan Pondok

Pesantren kini tidak lagi terpaku pada metode dan sistem klasik, namun juga

telah menerapkan jalur sekolah, yaitu dengan didirikannya sekolah atau

madrasah dilingkungan Pondok Pesantren.

Pondok Pesantren Pancasila adalah salah satu lembaga pendidikan non

formal yang berada di kota Salatiga. Pesantren ini sudah berdiri sejak tahun

September 1991, pondok pesantren Pancasila berdiri sebagai salah satu

lembaga pendidikan non formal sekaligus sebagai tempat pembelajaran

pendidikan agama Islam yang meliputi berbagai ilmu keagamaan dan ilmu

umum. Pondok pesantren Pancasila memiliki lembaga pendidikan formal,

yaitu MTs Pancasila dan SMK Pancasila, siswa-siswi yang sekolah di

sekolahan tersebut adalah santri-santri yang ada di pesantren Pancasila, tapi

ada juga siswa yang dari luar pondok pesantren. Untuk mencetak lulusan

yang baik dan yang mandiri dalam hal ilmu agama dan ilmu umum maka

Pondok Pesantren Pancasila dengan sistem pendidikan salaf-modern di

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

5

dalamnya harus melakukan pengelolaan penataan manajemen pendidikan

dalam mengembangkan pendidikan yang efektif. Dari masalah yang telah

dipaparkan sebagaimana keterangan yang telah di jelaskan. Untuk

membuktikan konsep tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN

PESANTREN SATU ATAP (Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila

Blotongan Kota Salatiga Tahun 2017)”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki

beberapa hal yang mengulas tentang manajemen sistem pendidikan pesantren

satu atap studi kasus Pondok Pesantren Pancasila, yang meliputi:

1. Bagaimana manajemen sistem pendidikan pesantren satu atap di Pondok

Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017?

2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat manajemen system

pendidikan pesanten satu atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan

Kota Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017?

3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas manajemen

sistem pendidikan satu atap di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan,

Kota Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017?

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam

penelitian, isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk dapat mengetahui bagaimana manajemen sistem pendidikan

pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan, Salatiga

Tahun 2016/2017.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat Manajemen

sistem pendidikan Pesantren Satu atap di Pondok Pesantren Pancasila

Blotongan Salatiga. Tahun ajaran 2016/2017

3. Untuk dapat mengetahui upaya yang dilakukan dalam meningkatkan

pendidikan pesantren satu atap Pondok Pesantren Pancasila blotongan

salatiga tahun ajaran 2016/2017

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan memberikan kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis

a. Sebagai sumbangsih dalam upaya memberikan informasi ilmiah

terkait manajemen sistem pendidikan pondok pesantren satu atap.

b. Mengembangkan wawasan keilmuan dalam pendidikan khususnya

terkait manajemen sistem pendidikan satu atap.

c. Memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan

sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan manajemen

Pondok Pesantren Satu Atap.

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pembaca

Memberi pengetahuan tentang manajemen sistem pendidikan satu

atap dan menjadikan pembaca mengetahui bagaimana

pengorganisasian pesantren terkait faktor-faktor penunjang dalam

pelaksanaan pendidikan.

b. Bagi lembaga pendidikan pesantren sebagai fokus penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan

pengetahuan serta sebagai upaya meningatkan mutu pendidikan dan

memberi sumbangsih pemikiran serta ide terhadap penyelenggaraan

pendidikan di pesantren.

c. Bagi peneliti

Mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat sebagai pengetahuan dalam

bidang manajemen sistem pendidikan di Pondok Pesantren satu atap

di Pondok Pesantren.

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran judul di atas, maka

perlu pembatasan pembahasan yang akan penulis teliti sehingga tidak terjadi

pembiasaan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu

di ketahui maksud dari istilah dalam judul di atas.

1. Manajemen

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

8

Manajemen merupakan proses merencana, mengorganisasi,

memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya

agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien (Fattah, 2004: 1).

2. Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang mempunyai arti

bagian-bagian yang terhimpun atau komponen yang saling berhubungan

secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sedangkan dalam kamus

Besar Bahasa Indonesia sistem diartikan seperangkat unsur yang secara

teratur saling berkaitan sehingga membentuk satu totalitas. Hal senada pun

terdapat pada kamus umum Bahasa Indonesia yang mengartikan sistem

adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan

sesuatu.

3. Pendidikan

Adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi

dalam dirinya (Usman, 2006: 30).

Melihat dari ciri-ciri tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan

adalah suatu sistem, hal ini terlihat pada pendidikan yang mempunyai

komponen-komponen seperti pada ciri-ciri suatu system, sehingga

pendidikan tidak dapat terlepas dengan suatu sistem.

Sedangkan maksud dari manajemen sistem pendidikan adalah suatu

kegiatan atau rangkaian kegiatan berupa proses pengelolaan usaha

kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

9

pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan

sebelumya, agar efektif dan efesien. Manajemen sistem pendidikan juga

dapat didefinisikan sebagi seni dan ilmu mengelola sumber daya

pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya

(Usman, 2006: 7).

Jadi, manajemen sistem pendidikan yang dimaksud oleh penulis

dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengelolaan pendidikan yang

dilaksanakan di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga

tahun ajaran 2006-2017.

4. Pondok Pesantren Satu Atap

Pondok Pesantren satu atap, yaitu Pondok Pesantren yang di

dalamnya memiliki lembaga pendidikan formal dan kemudian mendapat

sumbangan bantuan gedung untuk MTs dari pemerintah Australia pada

tahun 2009/2010.

F. Metode Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.

Metode penelitian ini juga disebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami (natural Setting), di sebut

juga metode enoghrapi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di

gunakan untuk antropologi budaya, di sebut sebagai metode kualitatif, karena

data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiono,

2009:1). Penelitian secara kualitatif ini guna memberi keterangan yang jelas

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

10

mengenai manajemen system pendidikan pesantren satu atap di Pondok

Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

G. Sumber Data

Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai

sumber data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam

penelitian ini terdapat dua data yaitu: data utama (Primer) dan Data Skunder

(Skunder).

a. Data Primer

Data primer adalah yang langsung di kumpulkan oleh peneliti dari

sumber pertanyaan (Suryabrata, 2003:39). Adapun yang terlibat

langsung sebagai sumber data primer di sini yaitu:

No NAMA JABATAN

1. K. Mukhlasin/Ketua Yayasan Pengasuh PP.Pancasila

2. Mansur Hidayat Ketua Pondok

3. Sri Mulyani Kepala Sekolah SMK Pancasila

4. Nur Fadhilah Kepala Sekolah Mts Pancasila

5. Andre Ferdianto Bagian sarana prasarana

6. Lilik masfufah Kepala bagian keuangan

7. Sakinatul Birroh Kepala bagian Kesiswaan

8. Maria Ulfa Pengurus

9. Siti Isnaini Pengurus

10. Samsul Arifin Pengurus

b. Data Skunder

Data skunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah di

jadikan dalam bentuk dokumen-dokumen (Suryabrata, 2003: 40).

Adapun sumber data skunder di sini adalah buku-buku yang terkait

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

11

dengan Manajemen Sistem Pendidikan, arsip-arsip, dokumen, catatan

dan laporan Pondok Pesantren Pancasila.

H. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data disini digunakan untuk memperoleh data

melalui beberapa yang nantinya akan dijadikan hasil penemuan di dalam

penelitian ini. Adapun Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya

jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari

pihak yang mewancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai

(Fathoni, 2011: 105).

Dalam metode ini peneliti meneliti dengan memberikan

instrument atau panduan wawancara secara terstruktur kepada responden,

wawancara disini di fokuskan tentang bagaimana manajemen system

pendidikan pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan

Kota Salatiga yang mana fokusnya adalah manajemen sistem pendidikan

pesantren satu atap.

(Arikunto (2010: 270) mengemukakan bahwa secara garis besar

ada dua macam pedoman wawancara:

1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara

yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Hasil

wawancara dengan jenis ini lebih banyak tergantung dari

pewawancara. Pewawancara ini cocok untuk penelitian kasus.

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

12

2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang

disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-List.

Peneliti disini menggunakan pedoman wawancara tidak

terstruktur. Namun responden telah disiapkan pertanyaan-pertanyaan

wawancara yang dicetak dan dibagikan kepada setiap responden

kedalam pokok pembahasan wawancara. Adapun langkah-

langkahnya, peneliti mengawali dengan menentukan siapa saja

responden yang akan diwawancarai yaitu guru/ustadzah sebanyak 10

orang yang terdiri dari ketua yayasan, pengurus pesantren,

guru/ustadzah di pesantren. Setelah itu peneliti melakukan wawancara

secara langsung dengan lembar pedoman tersebut sebagai pendukung

atau acuan responden dalam wawancara yang kemudian hasil

jawabannya dituliskan secara lengkap dan dijabarkan melalui lembar

pedoman tersebut.

b. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap

keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Disini peneliti

meneliti tetang bagaimana manajemen system pendidikan pesantren satu

atap di Pondok Pesantren Pancasila blotongan Kota Salatiga.

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

13

c. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapan, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2014:274).

Pada penelitian ini, penelititi akan menggali informasi dari dokumen

yang sudah ada untuk dicari beberapa informasi mengenai data tentang

dinamika organisasi keagamaan atau organisasi sekolah termasuk prestasi

yang pernah di peroleh, semua itu dapat digali lewat arsip atau dokumen

yang ada.

I. Analisi Data

Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang peting

dalam menyelesaikan suatu kegiatan ilmiah. Sehingga analisis data di sini

berfungsi untuk member arti, makna dan nilai yang terkandung dalam sata

tersebut. Analisis dalm penelitian kualitatif dimulai sejak peneliti

mengumpulkan data di lapangan, sejak akan masuk ke lapangan, ketika

sedang berada di lapangan da sesudah selesai mengumpulkan data di

lapangan (Kasiran, 2008: 351-352). Peneliti memulai proses analisis data

dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari

observasi yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara maupun

dokumen. Analisi data kualitatif berkaitan dengan:

a) Reduksi data

Reduksi data dimasukkan untuk memperoleh data yang lebih focus

dan tajam, karena data yang menumpuk belum dapat memberi

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

14

gambaran yang jelas. Reduksi data merupakan penyederhanaan yang

diperoleh dari catatan lapangan sebagai upaya untuk

mengorganisasikan data dan mempermudah penarikan kesimpulan.

b) Penyajian data

Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung

disajikan sebagai kumpulan informasi terusan yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penulis membuat ini dengan naratif guna memperjelas hasil

penelitian.

c) Kesimpulan dan Verifikasi

Verifikasi merupakan penarikan kesimpulan melalui diskusi dengan

teman atau analisis dari peneliti. Penarikan kesimpulan hanyalah

sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung (Suprayogo

dan Tobroi, 2003: 95).

d) Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, data yang telah berhasil digali

dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan

kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu, peneliti harus memilih

dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas

data yang diperolehnya. Cara pengumpulan data yang beragam

tekniknya harus sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar

diperlukan bagi penelitian.

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

15

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria

tertentu. Dalam penelitian ini, validitas dan reabilitas data yang akan

digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan teknik

Triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Lebih spesifik

triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

sumber.

Triangulasi sumber, yakni membandingkan dan mengecek baik

derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai

salah satunya dengan jalan/cara membandingkan hasil wawancara

narasumber atau informan satu dengan narasumebr/informan penelitian

yang lain (Moleong, 2007:330-331).

J. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan diperlukan untuk menata dan mengatur sistematika

penulisan sehingga mudah dibaca dan dipahami, adapun sistematika

penulisan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Memuat tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu dan

sistematika penulisan skripsi.

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

16

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Memuat kajian pustaka tentang manajemen sistem pendidikan

Pondok Pesantren satu atap studi kasus Pondok Pesantren

Pancasila Blotongan Kota Salatiga tahun ajaran 2016/ 2017, yang

meliputi: teori pesantren satu atap, beberapa kinerja pelaksanaan

manajemen sistem pendidikan pesantren satu atap ditinjau dari

manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen

keuangan, sarana prasarana, manajemen ketenaga kependidikan

atau personalia serta faktor pendukung serta penghambat sekaligus

upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas

pendidikan pesantren satu atap

BAB III: TEMUAN PENELITIAN

Laporan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi dan

subyek penelitian serta penyajian data hasil penelitian.

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

Pembahsan hasil penelitian berisi tentang hasil penelitian dan

analisis data penelitian

BAB V: PENUTUP

Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan

mengenai kesimpulan akhir dari penelitian, kritik saran yang

berhubungan dengan pihak-pihak terkait subyek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Manajemen Sistem Pendidikan Pesantren Satu Atap

1. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu asal dari kata

“manus” yang berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan, kata-

kata itu digabung menjadi kata kerja menjadi kata “manager” yang artinya

menangani, manager diterjemahkan dalam bahasa inggris dalam bentuk

kerja to manager, dengan kata benda managemen, kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti penggelolaan

(Usman, 2006: 6).

Menurut Holt (dalam Winardi, 2000: 25) “Management is the

process of planning, organizing, leading, and controlling that

encompasses human, material, financial and information resources is an

organizational eniounment”.

Menurut Wahyudi (1996: 15)” Manajemen adalah suatu seni dan

ilmu dari perbuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi

(evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi

yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa

mendatang”.

Menurut Guther Hullick (1999: 5) bahwa manajemen manajemen

sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

18

untuk mamahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama

untuk mencapai tujuan dan membuat system kerjasama ini lebih manfaat

bagi kemanusiaan.

Menurut Jauch (1994: 6) bahwa manajemen adalah sejumlah

keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi

atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran

perusahaan, proses manajemen adalah dengan cara jalan mana para

perencana strategi menentukan sasaran dalam mengambil keputusan.

Menurut Sergiovanni dkk, yang terdapat dalam buku Ibrahim

Bafadhal, mengatakan bahwa “Manajemen sebagai process of working

with and through others to accomplish organizational goals efficiently”.

(Manajemen sebagai proses kerja melalui orang lain untuk mencapai

tujuan organisasi secara efisien). Di dalam manajemen meliputi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerak

(Actuanting), dan pengawasan (controlling). Manajemen merupakan suatu

proses sosial yang berhubungan dengan keseluruhan usaha manusia

dengan manusia lain serta sumber sumber lainnya dengan menggunakan

metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan

sebelumnya.

2. Fungsi-Fungsi Manajemen

Dari beberapa fungsi yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas,

menurut penulis, fungsi manajemen menurut G.R. Terry dan Guther

Hullick yang paling pokok dalam sebuah manajemen, yaitu: perencanaan

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

19

(planning), pengorganisasian (organizing), penggerak (Actuanting), dan

pengawasan (controlling). Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning)

Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta

menggunakan asumsi-asumsi tentang masa depan dalam membuat

visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusulkan dan memang

diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Planning mencakup

kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif

keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan

melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan

untuk masa mendatang. Perencanaan tidak muncul tiba-tiba, akan tetapi

berangkat dari sumber-sumber yang menjadi dasar dan inspirasi.

Adapun sumber-sumber perencanaan adalah:

1) Visi organisasi

2) Kebijakan organisasi

3) Hasil pengawasan

4) Kebutuhan mendatang

5) Studi yang berkesinambungan

6) Inisiatif dari dalam maupun dari luar organisasi

Perencanaan berarti menentukan sebelumnya apa yang harus dilakukan

dan bagaimana melakukannya. Fungsi perencanaan mencangkup tujuan,

standar, penetapan atau prosedur, dan pembuatan rencana serta ramalan

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

20

apa yang dikirakan akan terjadi, dalam manajemen pendidikan

perencanaan memiliki manfaat-manfaat antara lain sebagai berikut:

1) Standar pelaksanaan dan pengawasan dalam setiap program

pendidikan yang akan dilaksanakan.

2) Penyususnan skala prioritas baik sasaran maupun kegiatan

pendidikan yang akan diselenggarakan dan akan ditetapkan.

3) Alat dalam memudahkan untuk berkoordinasi dengan pihak

terkait semua komponen penyelenggaraan pendidikan (Usman,

2006:49).

Fungsi diatas memberikan dukungan yang penuh dalam

merencanakan suatu perencanaan yang mengacu pada penentapan

tujuan, standar, aturan prosedur dan pembuatan rencana, juga

memberikan kemudahan dalam koordinasi dengan semua pihak

komponen penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan yang

hendak dicapai.

b. Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-

hubungan yang efektif antara orang-orang, hingga mereka dapat

bekerja sama secara efisien dengan demikian mereka memperoleh

kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam

kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran

tertentu.

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

21

Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen

yang dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang

dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat

diselesaikan dengan sukses. Yang mencakup membagi komponen-

komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke

dalam kelompok-kelompok; membagi tugas kepada seorang manajer

untuk mengadakan pengelompokkan tersebut; dan menetapkan

wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi. Esensi dari

pengorganisasian adalah pembagian tugas, wewenang, dan tanggung

jawab. Adapun fungsi pengorganisasian adalah untuk:

1) Membagi tugas serta mengatur kerjasama

2) Mencegah adanya overlapping (tumpang tindih)

3) Memperlancar proses kerja

Membuat kejelasan tanggung jawab Proses pengorganisasian pada

dasarnya meliputi pembatasan dan penjumlahan tugas-tugas,

pengelompokkan dan pengklasifikasian tugas-tugas, serta pendelegasian

wewenang.

b. Penggerak (actuanting)

Penggerak (actuanting) adalah salah satu fungsi manajemen yang

berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian.

Actuanting adalah upaya untuk menggerakan atau mengarahkan tenaga

kerja (man power) serta mendayagunakan fasilitas yang ada dengan

maksud untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama. Actuanting

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

22

merupakan usaha untuk menggerakan anggota-anggota kelompok

sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya

mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan

melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan

pengorganisasian agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien.

c. Penyusunan Pegawai(Staffing)

Pengisian jabatan (staffing) akan mempengaruhi “kepemimpinan dan

pengendalian”. Pengisian jabatan mengharuskan adanya pendekatan dengan

sistem terbuka (open-system approach). Pengisian jabatan dilaksanakan di

dalam institusi, yang pada gilirannya mempunyai hubungan dengan

lingkungan luarnya. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain

menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber daya

manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan

sumber daya manusia. Penyediaan staf merupakan pengarahan dan latihan

sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi

kerja yang menyenangkan.

d. Pengarahan (Directing)

Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan

bimbingan terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun

fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan

pengarahan staff yang telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

23

di bidangnya masing-masing tidak menyimpang dari garis program yang telah

ditentukan.

e. Koordinasi (Coordinating)

Coordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi

manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,

percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan,

menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja

sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi

adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi

kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar

kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para

anggota itu sendiri.

f. Pelaporan (Reporting)

Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan

pemberian informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat

mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat

vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat

dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang

merupakan hal penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer.

g. Pembuatan Anggaran (Budgeting)

Luther Gullick mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu

fungsi manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan

pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

24

anggaran, baik APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai

satu pernyataan fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme. APBN

merupakan kependekan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

APBN adalah anggaran pendapatan dan belanja negara Republik Indonesia

setiap tahun yang telah disetujui oleh anggota DPR (Dewan perwakilan

Rakyat).

h. Pengawasan (Controlling)

Pengawasan dalam manajemen suatu lembaga merupakan suatu bentuk

evaluasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang akan dilakasanakan dan telah

terlaksana, sehingga hasil dan rencana pelaksana sesuai dengan yang telah di

susun dan ditetapkan. Pengawasan adalah fungsi manajemen yang terakhir,

pengawasan adalah pengamatan dan pengukuran, apakah pelaksanaan dan

hasil kerja sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Kalau tidak sesuai

dengan rencana, apa kendalanya dan bagaimana menghilangkan kendala

tersebut agar hasil kerja dapat sesuai dengan apa yang diharapkan (Abbas,

2009:102).

Tujuan pengawasan dalam lembaga pendidikan yaitu untuk membantu

mempertahankan hasil atau out-put yang sesaui dengan sayarat-syarat sistem.

Artinya dengan melakukan kerja pengawasan, diharapkan dapat mencapai

kualitas produk organisasi berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan.

3. Manajemen Sebagai Sistem

Ilmu manajemen yang menjadi prasarat berjalannya program

pendidikan sec ara sistematis dan kontinu harus menjadi sebuah sistem

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

25

dalam lembaga pendidikan. Jangan samapai manajemen tersebut hanya

pemanis lidah “lips servise”, tetapi kosong dalam praktik. Sistem adalah

suatu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagian yang tersusun secara

sistematis, yang mempunyai relasi satu dengan yang lain, dan sesuai

dengan konteknya. Bila sekolah atau lembaga pendidikan dipandang

sebagai sistem, maka termasuk sistem terbuka begitu pula dengan

manajemen, sistem terbuka mempunyai arti sekolah, pendidikan, atau

manajemen tidak mengisolasi diri dari lingkungannya, melainkan selalu

mengadakan kontak hubungan kerja sama.

Dalam pembahasan manajemen kita perlu memakai pendekatan

sistem, karena gerakan sistem adalah sesuatu yang baru cocok diterapkan

dalam bidang pendidikan pada umumnya dan manajemen khususnya,

masih ada gerakan yang mutakhir dalam administrasi, yaitu cintigency

atau pendekatan situasional. Namun, pendekatan ini tidak dipilih

mengingat pendekatan sistem itu sendiri bisa merangkul pendekatan

situasional berkat keterbukanya terhadap lingkungan (Asmani, 2009:84).

4. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah

Wahyudi (1996:15) “Manajemen berbasis Sekolah adalah suatu

seni dan ilmu dari Pembuatan (Formulating), penerapan (implementing)

dan evaluasi (evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis antar

fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-

tujuan masa mendatang.

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

26

Jadi, manajemen pendidikan adalah sebagai suatu proses atau

sistem pengelolaan kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem

pendidikan yang bertujuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar

yang mencangkup tujuan umum dan tujuan khusus yang semuanya

bermaksud mengubah nasib kaum yang berada dalam kebodohan dan

berusaha menjadi yang diharapkan Allah yang mengemban misi sebagai

kholifah dimuka bumi.

a. Tujuan Umum Manajemen Pendidikan

Secara umum manajemen pendidikan bertujuan untuk menyusun

suatu sistem pengelolaan yang meliputi:

1) Organisasi kurikulum

2) Pengelolaan keuangan

3) Pengelolaan sarana dan prasarana

4) Pengelolaan kesiswaan

5) Pengelolaan hubungan dengan masyarakat, yang mendukung

terlaksananya proses pembelajaran yang relevan, efektif dan

efisien yang menunjang tercapainya suatu tujuan pendidikan.

b. Tujuan Khusus Manajemen Pendidikan

Secara khusus manajemen pendidikan bertujuan menciptakan

sistem pengelolaan yang relefan, efektif, efisien yang dapat

dilaksanakan dan mencapai sasaran dengan suatu pola struktur

organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

27

pemimpin/pengelola program, tenaga tata usaha, dan tenaga

pembinaan/pembimbing.

c. Prinsip Manajemen

Pentingnya prinsip-prinsip dasar dalam praktik manajemen antara

lain: (1) menentukan cara/metode kerja; (2) pemilihan pekerja dan

pengembangan keahliannya; (3) pemilihan prosedur kerja; (4)

menentukan batas-batas tugas; (5) mempersiapka dan membuat

spesifikasi tugas; (6) melakukan pendidikakn dan latihan; (7)

menentukan system dan besarnya imbalan. Semua itu dimaksudkan

untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan produktivitas kerja

(Fattah, 2004: 12).

d. Tujuan Manajemen

Manurut Shrode Dan Voich (1947) tujuan utama manajemen

adalah produktivitas dan kepuasan.Mungkin saja tujuan ini tidak

tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu

pendidikan lulusannya, keuntungan profit yang tinggi, pemenuhan

kesempatan kerja, pembangunan daerah nasional, tanggung jawab

sosial. Tujua-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan

mengkajian terhdap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan

dan kelemahan, peluang, dan ancaman (Fattah, 2004:15).

Merujuk kepada kebijakan Direktorat pendidikan menengah umum

Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut akan

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

28

diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di

sekolah, yang mencangkup:

a. Manajemen kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir

(pelari) dan curere (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan

dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai

jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start

sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.

Kurikulum didefinisikan oleh Beauchamp, bahwa, “A

Curriculum is a written document which may contain many

ingredients, but basically it is a plan for the education of people

during their enrolment in given school”. Kurikulum adalah

dokumen tertulis yang berisi bahan-bahan, tetapi pada dasarnya

merupakan rencana pendidikan bagi orang-orang yang selama

mereka mengikuti pendidikan yang diberikan di sekolah.

2. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan (peserta didik) merupakan salah satu

bidang manajemen sekolah, manajemen kesiswaan adalah

penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan

peserta didik mulai masuk sekolah hingga keluarnya peserta didik

dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk

pencatatan data peserta didik dari suatu sekolah melainkan

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

29

meliputi aspek yang lebih luas secara opersional dapat membantu

upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui

proses pendidikan sekolah.

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai

kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di

sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai

tujuan pendidikan sekolah (Mulyasa, 2009: 46).

Pada hakikatnya, tujuan dari pembinaan dan pengembangan

peserta didik itu sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional

Indonesia yang tercantum dalam GBHN, peserta didik sebagai

kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional,

harus dipersiapkan sebaik-bainya serta dihindarkan dari segala

kendala yang merusaknya, dengan memberikan bekal secukupnya

dalam kepemimpinan.

3. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan

dengan kiat sekolah dalam mengali dana, kiat sekolah dalam

mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program

tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara

melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari

manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi efektivitas

(Kompri, 2014: 17).

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

30

Jadi, manajemen keuangan adalah segala aktifitas organisasi yang

berhubungan dengan bagaimana pemperoleh dana, menggunaan dana,

mengelola dana, dan mengelola asset sesuai tujuan organisasi secara

menyeluruh. Sedangkan manajemen keuangan pesantren adalah

seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan

dilaksanakan/diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh, serta

pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolahsehingga

kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta membantu

pencapaian tujuan pendidikan.

Sumber keuangan dan pembiyayaan pada suatu sekolah secara

garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1)

pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah atau kedua-duanya, yang

bersifat umum atau khsusus dan diperuntukkan bagi kepentinngan

pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat baik

mengikuti atau tidak mengikuti. Berkaitan dengan penerimaan

keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegasskan dalam Undang-

Undang Sistem Pendidikan Nasional 1989 bahwa karena keterbatasan

kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana

pendidikan merupaka tanggung jawab bersama antara pemerintah,

masyarakat, dan orang tua (Mulyasa, 2001: 41).

Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang

memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin

operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

31

transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber dari

pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.

4. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana sekolah merupakan

tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk

merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan

sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja,

memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan

menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah.

Sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan

secara langsung untuk menunjang proses pendidikan, khususnya

proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi,

serta alat-alat media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan

sarana pendidikan adalah falisitas yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti

halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi tidak

dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar menagjar,

tetapi taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah

sekaligus lapangan olah raga, tersebut termasuk sarana pendidikan.

5. Manajemen Personalia

Manajemen personalian adalah tehnik atau prosedur yang

berhubungan dengan pengelolaan SDM didalam suatu organisasi.

Pengelolaan dan pendayagunaan personalia dalam suatu lembaga

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

32

baik tenaga edukatif maupun tenaga administrative secara efektif

dan efisien banyak tergantungnya pada kemampuan kepala

sekolah/ madrasah/lembaga pendidikan lainnya baik sebagai

manajer maupun kepala lembaga pendidikan tersebut

(suryosubroto, 2004: 86).

Personalia adalah komponen yang bertanggung jawab

dalam upaya mencapai tujuan dalam pendidikan, maka peronalia

memiliki tanggung jawab yang sangat besar.

Terdapat empat Prinsip dasar manajemen peronalia, yaitu:

1) Dalam pengembangan suatu lembaga pendidikan baik

sekolah/madrasah/pesantren, sumberdaya manusia adalah

komponen paling penting dalam menunjang berlangsungnya

kegiatan, baik pendidikan maupun keorganisasian lembaga.

2) Sumberdaya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola

dengan baik, sebagaimana penunjang tercapainya tujuan dari

lembaga.

3) Kultur dan suasana organisasi lembaga pendidikan serta perilaku

manajerialnya sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan

pengembangan sekolah/madrasah/pesantren.

4) Manajemen personalia sekolah/madrasah/pesantren pada

prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru/ustadz, staf

administrasi, peserta didik, orang tua dan stakeholder) dapat

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

33

bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan

lembaga pendidikan (Kompri, 2014: 17).

Di samping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal

yang penting dalam manajemen personalia adalah berkenaan

penugasan kompetensi manajemen dari para personil di sekolah.

Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap

personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.

B. Pengertian Pondok Pesantren

Pondok Pesantren berasal dari kata funduk yang berarti hotel atau

asrama. Pondok berfungsi sebagai asrama bagi santri, pondok merupakan ciri

khas tradisi pesantren yang membedakan dengan sitem pendidikan tradisional

di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah Negara-Negara

lain (Muliawan, 2005:156-157).

Pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yang belajar agama

Islam, sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti, tempat orang

berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren

adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional”

untuk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkannya sebagai

pedoman hidup keseharian (Haidar Putra Daulany, 2004:26-27).

Dhofier (1994: 84) mendefinisikan bahwa Pondok Pesantren adalah

lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

34

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya

moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.

Nasir (2005: 80) mendefinisikan bahwa Pondok Pesantren adalah

lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta

mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam.

Tim Penulis Departemen Agama (2003: 3) dalam buku Pola

Pembelajaran Pesantren mendefinisikan bahwa Pondok Pesantren adalah

pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara

kiai dan ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil

tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengkaji

dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Dengan

demikian, unsur terpenting bagi pesantren adalah adanya kyai, para santri,

masjid, tempat tinggal (pondok) serta buku-buku (kitab kuning).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai

asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan

secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, dimana para santri

biasanya tinggal dipondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab

klasik (kitab kuning) dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu

agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup

keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan

bermasyarakat (Fenomena, 2005: 72).

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa

pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang mempelajari

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

35

ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dengan menekankan pada pembentukan moral

santri agar bias mengamalkanya dengan bimbingan kiai dan menjadikan kitab

kuning sebagai sumber primer serta masjid sebagai pusat kegiatan.

C. Karakteristik Pendidikan Pesantren

Potret pesantren dapat dilihat sebagai segi sistem pendidikan pesantren

secara menyeluruh, yang meliputi: materi pelajaran dan metode pengajaran,

prinsip-prinsip pendidikan, sarana dan tujuan pendidikan pesantren,

kehidupan kyai dan santri serta hubungan keduanya. Masing-masing dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. Metode pengajaran dalam pendidikan pesantren

Sebagai lembaga pendidikan, Pondok Pesantren walaupun

dikategorikan sebagai lembaga pendidikan tradisional mempunyai

sistem pengajaran tersendiri, dan itu menjadi ciri khas sistem pengajaran

yang dilakukan di lembaga pendidikan formal. Ada beberapa metode

pengajaran yang diberlakukan di pesantren-pesantren, diantaranya:

1) Metode Sorogan

Sorogan, berasal dari kata sorog (bahasa jawa), yang berarti

menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di

hadapan kyai atau ustad. Sistem sorogan ini termasuk belajar

secara individual, dimana seorang santri berhadapan dengan

seorang guru, dan terjadi interaksi saling mengenal diantara

keduanya. sistem sorogan ini terbukti sangat efektif, sistem ini

memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai dan

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

36

membimbing secara maksimal kemampuan seorang murid/santri

dalam menguasai kitab.

2) Metode Wetonan/Bandongan

Istilah wetonan ini berasal dari kata wektu (bhs jawa) yang

berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu-

waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melakukan shalat

fardhu. Metode weton ini merupakan metode kuliah, dimana para

santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang

menerangkan pelajaran secara kuliah. Santri menyimak kitab

masing-masing dan membuat mencatatan hal penting.

3) Metode Musyawarah/Bathsul Masa‟il

Metode musyawarah atau dalam bahasa lain sering disebut

dengan istilah bahtsul masa’il, metode pembelajran yang lebih

mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa santri dengan

jumlah tertentu membentuk halaqoh yang dipimpin langsung oleh

kyai atau ustadz, atau santri senior, untuk membahas atau

mengkaji suatu persoalan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dalam pelaksanaanya, para santri dengan bebas mengajukan

pertanyaan-pertanyaan atau pendapatnya. Dengan demikian

metode musyawarah lebih menitikberatkan pada kemampuan

perorangan di dalam menganalisis dan memecahkan suatu

persoalan dengan argument logika yang mengacu pada kitab-kitab

tertentu.

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

37

4) Metode Pasan (Pasanan/Kilatan)

Metode pembelajaran pasan dalam bahasa jawa pasanan

atau sering juga disebut dengan metode kilatan, yaitu metode

pembelajaran kitab kuning yang biasanaya dilaksanakan pada tiap

bulan ramadhan, dalam metode pasanan (kilatan) murid-murid

berkumpul membentuk halaqoh dalam masjid atau tempat lain

dengan membawa kitab dan mendengarkan seorang kyai atau

ustadz yang membacakan kitab tertentu, yang pada umumnya

adalah kitab fiqih, kemudian para santri menuliskan arti pada kitab

gundhul (kitab kunig yang belum memiliki arti) atau sering disebut

dalam bahasa jawa dengan istilah maknani, metode pasanan hampir

sama denganmetode bandongan hanya saja dalam pelaksanaanya

dalam tenggang khatamnya ditentukan dalam waktu tertentu.

b. Sarana dan Tujuan Pesantren

Dengan menyandarkan diri kepada Allah SWT, para kyai pesantren

mulai pendidikan pesantren dengan modal niat ikhlas dakwah untuk

menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana prasarana sederhana

dan tebatas.Inilah ciri pesantren, tidak tergantung pada sponsor dalam

melaksanakan visi misinya. Memang sering kita jumpai dalam jumlah

kecil pesantren tradisional dengan sarana prasarana yang megah, namun

para kyai dan santrinya tetap mencerminkan perilaku–perilaku

sederhana, keterbatasan sarana prasarana ini tidak menyurutkan para

kyai dan santri untuk melaksanakan program-program pesantren yang

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

38

telah dicanangkan. Mereka seakan sepakat bahwa pesantren adalah

tempat untuk melatih diri (Riyadhoh) dengan penuh keprihatinan, yang

penting semua itu tidak menghalangi mereka menuntut ilmu.

D. Tipologi Pondok Pesantren

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berbeda dalam

pengelolaan sistem pembelajarannya, selain itu juga berbeda dalam

pandangan hidup tata nilai yang dijadikan landasan. Pondok Pesantren

masing-masing memiliki keistimewaan yang berbeda-beda, meskipun

demikian Pondok Pesantren juga memiliki persamaan. Hal ini menjadikan

sebuah lembaga Pondok Pesantren memiliki karakteristik tersendiri yang

menjadikan ciri khas. Dari tingkat konsistensi, secara garis besar Pondok

Pesantren dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk:

1. Pondok Pesantren Salafiyah

Salaf artinya “lama”, “terdahulu”, atau “tradisional”. Pondok

Pesantren salafiyah adalah Pondok Pesantren yang menyelenggarakan

pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang

berlangsung sejak awal pertumbuhannya, pembelajaran ilmu-ilmu agama

Islam di lakukan secara individual atau kelompok dengan konsentrasi

pada kitab-kitab klasik. Penjenjangan tidak didasarkan pada satuan waktu,

tetapi berdasarkan tamatnya kitab yang telah dipelajari. Kurikulum pada

pesantren salafiyah disebut manhaj, yang dapat diartikan sebagai arah

pembelajaran tertentu. Manhaj pada Pondok Pesantren ini tidak dalam

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

39

bentuk jabaran silabus, tetapi berupa funun kitab-kitab yang diajarkan

pada santri (Departemen Pendidikan Agama RI, 2003: 31).

a. Pondok Pesantren Khalafiyah („Ashriyah)

Khalaf artinya “kemudian” atau “belakang”, sedangkan ashri

artinya “sekarang”atau”modern”. Pondok Pesantren khalafiyah adalah

Pondok Pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan

dengan pendekatan modern, melalui satuan pendidikan formal baik

madrasah atau sekolah umum.Pembelajaran Pondok Pesantren

khalafiyah dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan,

dengan suatu program didasarkan pada satuan waktu (Departemen

Pendidikan Agama RI, 2003: 30).

Pondok Pesantren khalafiyah adalah Pondok Pesantren yang

mengadopsi sistem madrasah atau sekolah, dengan kurikulum yang

disesuaikan dengan kurikulum pemerintah, baik dari Departemen

Agama maupun Departemen Pendidikan Nasional. Pondok Pesantren

khalafiyah biasanya menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan

jalur sekolah, baik itu dengan jalur sekolah umum (SD, SMP, SMA),

maupun sekolah berciri khas agama Islam (MI, MTs, MA). Biasanya

kegiatan pembelajaran pesantren memiliki kurikulum yang berjenjang,

metode yang digunakan sudah pasti adaptif atau sudah mengadaptasi

metode-metoed baru, seperti tanya jawab, diskusi, karya wisata.

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

40

b. Pondok Pesantren Campuran/Kombinasi

Pondok Pesantren campuran ini adalah kombinasi antara

Pondok Pesantren salafiyah dan Pondok Pesantren khalafiyah. Pondok

Pesantren ini menggunakan pendekatan pembelajran dengan cara

mengkombinasikan metode kedua tersebut.

Ciri khas pesantren modern berupaya memadukan

tradisionalitas dan modernitas pendidikan. Sistem pengajaran wetonan

dan sorogan diganti dengan sistem klasikal (pengajaran di dalam

kelas) yang berjenjang dan kurikulum terpadu diadopsi dengan

penyesuaian tertentu. Dikotomi ilmu agama dan umum juga

dieleminasi. Kedua bidang ilmu ini sama-sama diajarkan, namun

dengan proporsi pendidikan agama lebih mendominasi.

Pembagian Pondok Pesantren tidak hanya didasarkan pada

penyelenggara pendidikan agama. Ada pembagian lain dibuat

berdasarkan penyelenggara fungsinya sebagai lembaga pengembangan

masyarakat melaui program pengembangan usaha (Departemen

Pedidikan Agama RI, 2003:30).

E. Elemen-Elemen Pesantren

1. Masjid/Surau

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan

pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik

para santri, terutama dalam praktek sholat lima waktu yang dilaksanakan

secara berjamaah, belajar khutbah dan sembahyang jumat, dan pengajian

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

41

kitab kuning yang biasanya pengajian dengan metode bandongan

(Zamarkhasyri Dhofier, 1983: 49). Jadi, masjid merupakan sarana yang

paling utama yang dijadikan para santri dan masyarakat sebagai pusat

kegiatan keagamaan.

2. Santri

Kedudukan santri di Pondok Pesantren jelas merupakan suatu hal

yang sangat penting. Sebab salah satu kata yang ada didalam kata Pondok

Pesantren adalalah pesantren. Kata pesantren juga mengandung makna

tempat para santri atau tempat nyantri (belajar). Sehingga tanpa adanya

santri jelas tidak ada pesantren dan tentu juga tidak ada pondoknya (Abdul

Mukti Bisri, 2001: 55).

Begitu pula kedudukan santri yang merupakan kelompok sasaran yang

di manage atau dididik sebagai para calon ulama dan penyebar agama,

menurut tradisi Pondok Pesantren terdapat 2 kelompok santri, yaitu:

a. Santri Mukim

Santri mukim yaitu santri yang berasal dari daerah yang

jauh dan menetap di pondok peanstren, santri mukim yang paling

lama tinggal di Pondok Pesantren tersebut biasanya merupakan

satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab

mengurusi kepentingan Pondok Pesantren sehari-hari, mereka juga

diberi tanggung jawab untuk mengajar santri-santri muda tentang

kitab-kitab dasar.

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

42

b. Santri kalong

Santri kalong yaitu para santri yang berasal dari daerah sekitar

Pondok Pesantren yang tidak menetap di Pondok Pesantren untuk

mengikuti pelajaran di pesantren mereka bolak-balik dari tempat

tinggalnya sendiri.

c. Kyai

Kyai dalam pesantren adalah figure sentral, otoritatif, dan

pusat seluruh kebijakan dan perubahan. Oleh sebab itu, perubahan

atau inovasi apapun yang dilakukan di pesantren semestinya

berangkat dari “kemauan” pihak pesantren sendiri, dalam hal ini

kyai memegang peranan penting. Banyak contoh pesantren yang

maju disebabkan karena sentuhan inovasi yang dilakukan kyai

sendiri.

F. Pesantren Satu Atap

Pondok Pesantren Satu Atap (PSA), yaitu Pondok Pesantren yang

didalamnya memiliki lembaga pendidikan formal MI dan kemudian mendapat

sumbangan bantuan gedung MTs dari pemerintah Australia pada tahun

2009/2010. Bangunan tersebut cukup baik dan memenuhi Standar Nasional

Pendidikan, tinggal bagaimana mengembangkan dan memelihara

(matnursomad.wordpress.com diakses pada 27 April 2017).

Dalam tahun ajaran 2007/2008 program tersebut merealisasikan

bantuan lokal pada 146 pesantren. Targetnya, program wajib belajar 9 tahun

pada tahun 2015 untuk itu Australia memfokuskan bantuannya pada

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

43

pembangungan sekolah-sekolah lanjutan. Berdasarkan data yang ada 96%

anak-anak Indonesia saat ini bersekolah di SD, namun hanya 75% saja yang

melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan. Pembangunan sekolah-sekolah

Islam ini menurutya penting karena sekolah Islam banyak menyasar

kelompok masyarakat miskin terutama anak-anak perempuan. Selain

membangun sekolah-sekolah Islam, program ini juga menyasar peningkatan

kualitas pendidikan di sekolah Islam lewat bantuan peningkatan akreditasi

sekolah dan pelatihan bagi manajemen dan kepala sekolah di sekolah-sekolah

Islam. Cendekiawan muslim, Jamhari Ma‟ruf, yang juga pembantu Rektor 1

Universitas Islam Negeri (UNS) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan

“program bantuan pembangunan sekolah-sekolah Islam yang dilakukan

Australia sangat bermanfaat karena menjawab 5 permasalahan mendasar yang

dialami mayoritas sekolah Islam di Indonesia: infrastruktur, wawasan yang

sempit dan keterbatasan financial”. (http://www.radioaustralia.net.au/ diakses

pada 27 April 2017).

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

44

BAB III

TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Letak Greografis

Pondok Pesantren Pancasila terletak di Jl. Fatmawati No. 11 desa

Klumpit RT 01/08, kelurahan Blotongan, kecamatan Sidorejo, Kota

Salatiga. Tepatnya diperbatasan Kota Salatiga-Tuntang, depan JLS

Salatiga, dan merupakan jalan raya utama Solo-Semarang.

2. Sejarah Berdirinya

Pondok Pesantren Pancasila didirikan oleh K. Muhlasin pada

tanggal 31 September 1992. Beliau adalah putra pertama dari Al

maghfurullah KH. Abdurrahman (alm), dan cucu dari K.R. Affandi

(alm) pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah, gedung pesantren ini

terletak di desa Klumpit RT 01/08 kelurahan Blotongan, kecamatan

Sidorejo, kota Salatiga. Jarak dari jalan raya Salatiga Ambarawa yaitu

200m, Pondok Pesantren Pancasila dibangun untuk menghidupkan

ilmu agama dan menyebarkan ajaran agama Islam, pondok ini berada

di tengah-tengah masyarakat yang luas tanahnya kurang lebih 664m.

Tanah diatas bangunan Pondok Pesantren Pancasila ini adalah waqaf

dari H. Jumadi yang sekarang bertempat tinggal bersebelahan dengan

pesantren. Berkat kerja keras pengasuh Pondok Pesantren Pancasila

yaitu K. Muhlasin dan dukungan dari masyarakat sekitar berdirilah

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

45

Pondok Pesantren Putra-Putri Pancasila, bangunan pondok Pancasila

ada 2 lantai, dan terpisah untuk putra-putri, sistem pendidikan di

Pondok Pesantren Pancasila menggunakan sistem Salafiyah yang

dikolaborasikan dengan sistem modern, yaitu disamping mengaji

dengan sorogan dan bandongan, pesantren juga memakai sistem

pembelajaran klasikal dengan mengedepankan pembelajaran yang

sistematis.

Pada tahun 2004-2005 telah dibuka SMK Pancasila, dengan

program keahlian Audio Video bagi siswa putra dan Tata Busana bagi

siswi dengan dilengkapi berbagai pendidikan dan keterampilan seperti

menjahit, percetakan, pencak silat, drumblek, berternak ikan dan lain-

lain.

Pada tahun 2009 melaui program AIBEP (Autralia Indonesia Basic

Education Program) yaitu kemitraan Australia dengan Indonesia,

Kementrian Agama berkesempatan mendapatkan bantuan berupa paket

pendirian Madrasah Tsanawiyah atau setingkat dengan SLTP, program

ini diperuntukkan bagi lembaga pendidikan pesantren yang

menyelenggarakan wajar diknas dan Madrasah Ibtidaiyyah Negeri

(MIN). Dalam pembangunan ini lembaga mendapatkan paket dengan

tipe M2 yaitu tiga ruang kelas, satu laboratotium, MCK, dan

perpustakaan. Di sinilah peserta didik yang merupakan santriwan

santriwati yang mencari ilmu agama dari berbagai daerah misalnya:

Magelang, Demak, Suruh, Ungaran, Kudus, Ambarawa, bahkan dari

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

46

luar jawa sendiri seperti Jambi, Riau, Sumatra, dan lain-lain.

Disamping mengkaji kitab-kitab kuning salaf di pesantren, juga

mengkaji ilmu umum di sekolah yang terdapat di pesantren tersebut.

Sampai sekarang Pondok Pesantren Pancasila ini masih menjadi

pesantren yang eksis, setiap tahun ajaran baru santri/peserta didik

datang dari berbagai penjuru untuk mendaftakan putra-putri mereka di

Pondok Pesantren Pancasila beserta memasukkan putra-putri mereka di

SMK maupun Mts Pancasila. Keuntungan yang didapatkan di

pesantren ini adalah santri tidak hanya dibekali ilmu agama tapi juga

ilmu umum sebagai bekal anak didik dalam menghadapi tantangan

dunia kedepan.

3. Visi, Misi, dan Tujuan Pondok Pesantren Pancasila

a. Visi

“Menanamkan aqidah AHLUS SUNNAH WAL JAMA‟AH dan

menjadikan santri yang ahli fikir, dzikir, dan ikhtiyar”

b. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pondok Pesantren Pancasila

mempunyai misi sebagai berikut:

1) Meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan

perkembangan zaman.

2) Menggali dan menggembangkan potensi anak khususnya dalam

bidang wirausaha.

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

47

3) Mencetak sarjana ahli kitab, sarjana ahli Al-Qur‟an, dan

mencetak kader NU.

4) Melatih siswa/santri untuk bisa menjadi dirinya sendiri.

5) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada nilai-

nilai Ahlussunnah Wal Jama‟ah.

c. Tujuan Pesantren

Pada tahun 2016-2017 Pondok Pesantren Pancasila berusaha

mencapai:

1) Menghasilkan ghiroh atau semangat mencari ilmu atas dasar

kebutuhan bukan kewajiban.

2) Menghasilkan kader-kader NU yang berkualitas dalam

menguasai dasar-dasar Islamiyah sebagai bekal amar ma’ruf

nahu mungkar.

3) Memenuhi standar pelayanan sarana dan prasarana pendidikan

teknologi tepat guna (life skill) yang memadai.

4) Ikut serta dalam kegiatan perlombaan dalam bidang akademik

ataupun dalam kesenian dan olah raga sampai ketingkat

nasional.

5) Menghasilkan karya-karya yang dapat menunjang kemandirian

santri dalam berwirausaha.

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

48

Tabel 3.1

Gambaran dan Lokasi Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga

Tahun 2016/2017

1. Nama Pondok PONDOK PESANTREN SALAFIYAH-

MODERN “PANCASILA”

Berdiri Tahun. 1992

Pengelola Yayasan Darul Muhlasin

Alamat Jl. Fatmawati No. 11 Klumpit Rt. 01/08

Blotongan, Salatiga

No. Telp (0298) 315477, 34044

2. Pengasuh

Pondok Kyai Mukhlasin/Ketua Yayasan

Pendidikan PGA

3. Ketua Pondok Ketua Pondok

Pendidikan S2

4. Kondisi

Pondok

a) Jumlah

guru/ustadz 27 orang terdiri dari: Ustadz dan ustadzah

b) Jumlah

Santri

329 orang santri yang terdiri:

179 putra 150 putri

c) Sarana dan

Prasarana

1 aula, 6 kelas, 1 lokal kantor pertemuan, 1

lokal ruang ustad, 1 lokal kantor administrasi, 1

lokal perpustakaan mini, 9 kamar tidur, 1

kamar tamu, 1 gudang, 1 kantin, 9 kamar

mandi,/toilet, 1 kamar UKS..

d) Media

Pendidikan

3 unit computer, 2 unit TV, 2 unit lapangan

voli, dan 2 set alat rebana.

e) Fasilitas

lain

Lapangan sepak bola, lapangan Volly

5. Kondisi

Lingkungan

a) Gedung

Pon-pes

Penambahan ruang kamar untuk santri, dan

penambahan ruang belajar

b) Lokasi pon-

pes

Di tengah pemukiman penduduk, dekat dengan

jalan raya solo-semarang, strategis, luas tanah

542 M2

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

49

c) Ekonomi

wali santri

Rata-rata penghasilan per bulan 400.000,-

1.000.00,-

d) Potensi

santri

Mengikuti perlombaan dalam berbagai

kompetensi tingkat kota, maupun sampai

tingkat provinsi.

Sumber: Dokumen Pon-Pes Pancasila, Kota Salatiga

4. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren

Pancasila

Pendidik adalah sosok yang menjadi teladan bagi para siswanya,

melalui pendidik pulalah siswa dapat belajar banyak tentang berbagai

macam ilmu pengetahuan. Karena pendidik mempunyai pengaruh yang

sangat besar dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan,

maka dari itu seorang pendidik harus mampu membawa siswa-

siswanya kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Latar belakang guru/pengajar di pondok pesanren Pancasila

berbeda-beda, tidak semua guru mempunyai pendidikan S-1, namun

ada juga yang berpendidikan SLTA., disamping itu ada guru yang

sedang menyelesaikan pendidikan S1 nya, dan ada juga guru yang

sudah menyelesaikan S2.

Di Pondok Pesantren Pancasila semua diberi tugas mengajar sesuai

dengan bidangnya, karena diharapkan dapat menyampaikan pelajaran

dengan lebih efektif. Sedangkan dalam pengadaan staff pengajar

sebagai dewan guru (ustadz) di Pondok Pesantren Pancasila dusun

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

50

Klumpit kelurahan Blotongan Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018

menentukan dengan beberapa kecakapan atau kreteria antara lain:

1) Telah menempuh pendidikan madrasah diniyah sampai tingkat

Alfiyah tsani.

2) Memiliki kemampuan yang mahir dalam mata pelajaran yang akan

diajarkan.

3) Sepenuhnya mendapat dawuh restu (utusan) dari pengasuh

pesantren.

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

51

Tabel 3.2

Daftar Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota

Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017

NO NAMA L/P TAHUN MULAI MENGAJAR

1. M. Toha Saputro, S. Pd. I L 1 Juni 1996

2. Mahfud Fawzi L 1 Juni 1996

3. Khafidzin S.E L 1 Juni 1996

4. Muhammad Nuh L 1 Juni 1998

5. Fathul Ghufron, S. Pd. I L 1 Juni 2011

6. Amir Sholeh L 1 Juni 2012

7. Nur Rokhim L 1 Juni 2012

8. Surawan L 1 Juni 2012

9. Suwardi L 11 Juni 2012

10. Mansur Hidayat, M. Pd L 11 Juni 2012

11. M. Nasirudin, S. Pd. I L 11 Juni 2012

12. Andre Ferdiyanto L 11 Juni 2013

13. Samsul Choeri, S. Pd. I L 11 Juni 2013

14. Khanifudin L 11 Juni 2015

15. Samsul Arifin L 11 Juni 2015

16. M. Rifki Lazim L 11 Juni 2015

17. M. Irfan Ulil Anam L 111 Juni 2015

18. M. Nur Faizin L 11 Juni 2014

19. Sri Mulyani, S. Pd. I P 1 Juni 1996

20. Nur Fadhilah P 1 Juni 1996

21. Maria Ulfa P 11 Juni 2015

22. Lilik Masfufah P 11 Juni 2015

23. Sakinatul Birroh P 11 Juni 2015

34. Ernawati P 11 Juni 2015

25. Maesaroh P 11 Juni 2015

26. Nur Kholisoh P 11 Juni 2015

Sumber: Dokumen Pon-Pes Pancasila, Kota Salatiga

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

52

Dari data dewan pengajar diatas perlu diketahui bahwa semua guru tidak

mukim dipesantren melainkan ada beberapa ustadz berasal dari masyarakat sekitar

pesantren dan juga alumni pesantren.

5. Keadaan Siswa/Santri

Dari penjelasan makna manajemen peserta didik pada bab dua dapat

dipahami bahwa manajemen peserta didik adalah upaya penataan peserta didik,

mulai dari masuk pada lembaga penyelenggara pendidikan

sekolah/madrasah/pesantren sampai dengan mereka lulus, dengan cara

memberikan layanan sebaik mungkin kepada peserta didik. Yang memiliki tujuan

mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran,

sehingga dapat belajar lancar, tertib, dan teratur, serta dapat memberikan

kontribusi bagi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam penerimaan peserta didik baru pesantren Pancasila tidak

menentukan dan mengharuskan pada tiap-tiap tahun ajaran baru menentukan

jumlah peserta didik yang diterima dipesantren, melainkan jika ada santri yang

mendaftar baik pada awal maupun pertengahan tahun ajaran, pesantren

menerimanya, namun dalam penentuan kelas dan jenis kitab yang diikuti santri

baru harus mengikuti tes seleksi yang diampu oleh dewan ustadz.

Peserta didik (santri) Pondok Pesantren Pancasila sebagian besar

merupkan santri yang menempuh pendidikan pesantren dan juga mengikuti

jenjang pendidikan formal di lembaga umum yang terdapat di Pondok Pesantren,

madrasah tsanawiyah (Mts SA), dan SMK Pancasila, dan perguruan tinggi di luar.

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

53

Tabel 3.3

Keadaan Santri/Siswa Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Kota Salatiga

Tahun Ajaran 2016/2017

No Nama Lembaga Kepala Madrasah

Jenis

Kelamin Jumlah

Lk. Pr.

1. Pondok Pesantren

Pancasila

Ketua Pondok, M.

Pd 49 55 104

2. Mts Pancasila Nur Fadhilah S.

Pd.I 61 74 134

3. SMK Pancasila Sri Mulyani, S.

Pd.I 35 55 90

Total Jumlah 145 184 329

Sumber: Dok. Pondok Pesantren Pancasila

Meskipun santri terkait dengan penidikan pada pesantren namun para

santri yang mengikuti kegiatan pendidikan formal di sekolah tetap menjalankan

setiap kewajiban di Pondok Pesantren sesuai jadwal, peraturan, dan tata tertib

yang berlaku di pesantren.

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

54

Adapun tata-tertib santri sebagai berikut:

TATA TERTIB SANTRI PUTRA-PUTRI PONDOK PESANTREN

PANCASILA KOTA SALATIGA

a. Bagi setiap santri wajib menjunjung tinggi iman dan taqwa kepada Allah

SWT.

b. Bagi setiap santri wajib menjunjung tinggi nama baik Pondok Pesantren

Pancasila, Romo Kyai dan keluarga, serta ustadz dan ustadzah dengan

penuh keikhlasan.

c. Setiap santri yang pulang ataupun keluar pondok, harus dan wajib izin

kepada pengurus, Romo Kyai, dan harus membawa surat izin, apabila

santri tidak izin, dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak

Pondok Pesantren Pancasila, Romo Kyai dan pengurus tidak bertanggung

jawab.

d. Santriwan dan santriwati ketika keluar pondok harus menggunakan

pakaian yang sopan dan rapi (ala santri: sarung, baju muslim/muslimah,

dan peci).

e. Dilarang jajan di luar pondok.

f. Tidak boleh berhubungan antara santri putra dengan santri putrid yang

dapat menimbulkan fitnah.

g. Santriwan dan santri putri harus berpakaian rapidan sopan ketika mengaji,

wajib menggunakan baju muslim (ahad dan senin: seragam warna hijau,

selasa dan rabu: seragam warna putih, rabu dan kamis: seragam coklat,

jum‟at dan sabtu: pakaian warna bebas)

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

55

h. Setiap tamu atau orang tua santri, DILARANG MASUK KE KAMAR

SANTRI (AREA ASRAMA), jika mengunjungi harap di ruang tamu dan

harus sowan ke ndalem room Kyai dahulu.

i. Orang tua santri tidak boleh membawa santri keluar tanpa sepengetahuan

Pondok Pesantren, Romo Kyai dan pengurus.

j. Wajib SHOLAT BERJAMA’AH DI MUSHOLA

k. Bagi santri putra dilarang berpotongan yang model-model (HARUS

BERPOTONGAN RAPI), dan bagi santri putri harus berpakaian yang

longgar dan sopan yang tidak menimbulkan fitnah dan madhorot.

l. Jika tidak ada kepentingan untuk wiridan atau sholat tahajud, santri di

larang begadang sampai larut malam.

m. DILARANG MEROKOK BAGI SEMUA SANTRI

n. “MARILAH KITA SADAR BAHWA KITA ITU SANTRI, INGAT

TUJUAN KITA DARI RUMAH, INGAT ORANG TUA,

PERATURAN BUKANLAH UNTUK MEMBEBANI TAPI UNTUK

MENJADIKAN KITA LEBIH MAJU DAN DISIPLIN”

6. Prestasi Pesantren (Akademik dan Non Akademik)

Banyak prestasi yang telah diraih Pondok Pesantren Pancasila dari

berbagai ajang perlombaan dan kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

56

Tabel 3.4

PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK

Prestasi Akdemik Prestasi Non Akademik

Tahun Kejuaraan Prestasi Tahun Kejuaraan Prestasi

2010 Olimpiade

IPA

Harapan II 2016 MTQ Kota I

2015 Juara Cerdas

Cermat Islam

Juara III 2016 Drumblek Kota II

2016 Olimpiade

IPA

Haeapan I 2017 Pidato Bahasa

Arab Kota

II

2017 Tartil Putri II

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

57

Tabel 3.5

Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga

Tahun Ajaran 2016/2017

a. Kelas Persiapan

HARI JAM

KE MAPEL PENGAMPU

Senin 1 Fasholatan Ust. Andre

Selasa 1 Juz amma Ust. Sakinatul Birroh

Rabu 1 Do‟a-Do‟a Ustdz. Maria Ulfa

Kamis 1 Matlab Ust. Samsul Arifin

Jum‟at LIBUR

Sabtu 1 Aqidatul Awam Ustdz. Maria Ulfa

Minggu 1 Sifa‟ul Jinan Ust. Andre

Minggu 2 Tarikh Nabi Ust. Samsul

b. Kelas SP II

HARI JAM

KE MAPEL PENGAMPU

Senin

1 Tuhfathul Atfal Ibu Nyai

2 Badi‟ul Amal Ust. Mansur

Selasa 1 Aswaja 1 Ustdz. Sakinah

2 Akhlaqul Banin Ustdz. Maria Ulfa

Rabu

1 Fasholatan Ustdz. Sakinah

2 Juz amma Ust. Andre

Kamis 1

2

Targhib

Wasoya

Ust. Mansur

Ust. Samsul Arifin

Sabtu 1 Arbain Nawawi Ust. Samsul Arifin

2 Alala Ustdz. Isnaini

Minggu

1 Awamil Ust. Khafidzin

2 Khulashoh Ust. Ansori

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

58

c. Kelas Jurumiyah

HARI JAM

KE MAPEL PENGAMPU

Senin

1 Riyadhul Badi‟ah Ust. Surawan

2 Tasrif Ustz. Siti Isnaeni

Selasa 1 Sulam Taufiq Ust. Andre

2 Aswaja Juz II Ibu Nyai

Rabu

1 Matan Ta‟lim Ust. Amir Sholih

2 Jurumiyah Ust. Nasirudin

Kamis 1 Tajwid Ust. Nur Rokhim

2 I‟lal Ust. Fathul Ghufron

Sabtu 1 Qowa‟idul I‟lal Ust. Toha Saputra

2 Khulashoh Juz II Ustdz. Maria Ulfa

Minggu

1 Jurumiyah Ust. Nasirudin

2 Washoya Ustdz. Sakinatul Birroh

d. Kelas Imrithi

HARI JAM

KE MAPEL PENGAMPU

Senin

1 Maqsud Ust. M. Nasirudin

2 Tahliyah Ust. Khanifudin

Selasa 1 Mustholahat

Tajwid

Ibu Nyai

2 I‟lal Ust. Amir

Rabu

1 Matan Ta‟lim Ust. Mansur H

2 Imrithi Ust. Nuh

Kamis 1 Qowaidus

Shorfiyah

Ust. Toha saputro

2 Fathul Qorib Ust. Khanifudin

sabtu 1 Imrithi Ust. Nuh

2 Aswaja Juz III Ustdz. Maria Ulfa

Minggu

1 Khulasoh Juz III Utdz. Maria Ulfa

2 Tasrif Ust. MAhfud Fawzi

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

59

e. Kelas Alfiyah

HARI JAM KE MAPEL PENGAMPU

Senin

1

2

Jazariyah

Bahar

Ust. Nuh

Utdz. Mulyani

Selasa 1

2

Alfiyah

Fatkhul Mu‟in

Ust. Mahfud Fawzi

Ust. Mansur

Rabu

1

2

Riyadhus Sholihin

I‟rob

Ust. Nuh

Ust. Amir

Kamis 1

2

Mabadi‟ul Awaliyah

Abi Jamroh

Ustdz. Nur Fadhilah

Ustdz. Mulyani

Sabtu 1

Alfiyah Ust. Toha Saputro

Minggu 1 Alfiyah Ust. Toha Saputro

Sumber: Dok. Pon-pes Pancasila Kota salatiga

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

60

Tabel 3.6

Dirosah Santri Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun

Ajaran 2016/2017

a. Program Harian

No Waktu Kegiatan Pengampu Keterangan

1 04.30 Sholat Shubuh

Berjama‟ah Dewan Asatidz Semua santri

2 05.00-05.30 Sorogan Kitab

Kuning Desan Asatidz Semua santri

3 05.35-06.00 Bandongan pagi Ust. Toha saputra Semua santri

4 06.00-07.00 MCK&persiapan

Sekolah Formal Pengurus Semua santri

5 07.00-14.00 Sekolah formal Murid

SMK&MTs

6 12.00-13.00 Dhuhur

Berjama‟ah Dewan asatidz Semua santri

7 13.00-14.00 Sekolah formal Semua santri

8 14.00-15.30 Makan siang

&istirahat Semua santri

9 15.30-16.00 Asyar Berjama‟ah Dewan Asatid Semua santri

10 16.00-16.45 Madrasah Diniyah Dewan Asatidz Semua Santri

11 16.45-17.15 Bandongan sore Ust. Mansur Semua santri

12 17.15-17.45 MCK Semua santri

13 17.45-18.15 Maghrib

Berjama‟ah Dewan asatidz Semua santri

14 18.15-18.45 Sorogan Al-

Qur‟an Dewan Asatidz Semua santri

15 18.45-19.15 Isya‟ Berjama‟ah Dewan Asatidz Semua santri

16 19.15-19.45 Bandongan tafsir Ust. Nuh Semua santri

Page 75: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

61

b. Program Mingguan

No Waktu Kegiatan Keterangan

1 Ba‟da

maghrib

Mujahadah rutin malam

jum‟at Semua santri

2 18.45-19.30 Al Barjanji malam jum‟at Semua santri

3 18.45-19.45 Khitobah malam minggu Semua santri

4 16.00-17.00 Tilawah Al-qur‟an setiap

minggu Semua santri

c. Program Bulanan

No Tanggal Kegiatan Keterangan

1.

Setiap tanggal

11 Nasional

Mujahadah kubro Santri, wali santri, dan

masyarakat umum

Pertemuan wali

murid Pengurus dengan walisantri

Setiap tanggal

15 Musyawarah Kubro

Semua santri dan pengurus

yayasan

d. Program Tahunan

No Waktu Kegiatan Keterangan

1. Bulan Maulud Bahstul Masail Santri

2. 1 muharram Mujadahan kubro Umum

3. Bulan sya‟ban Pengajian Akhirussanah Umum

4. Bulan Ramadhan Pengajian kilatan Umum

Sumber: Dokumen Pon-Pes Pancasila Kota salatiga

jalalain

17 19.45-22.00 Madrasah Diniyah

Malam Dewan Asatidz Semua santri

18 22.00-22.30 Istirahat Santri

Page 76: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

62

e. Kegiatan Ekstrakurikuler

No Hari Waktu Ekstrakulikuler Keterangan

1 Kamis 16.00-

17.00

Dramband Siswa MTs Pancasila

Drumblek Siswa SMK Pancasila

Rebana Santri Pancasila

2 Jum‟at 14.00-

15.00

Pramuka Siswa MTs Pancasila

Volly Siswa SMK Pancasila

Tata busana Siswi SMK Pancasila

3 Minggu 14.00-

15.00 Karate Semua Santri Pancasila

f. Kopotren Pancasila

1. BMT

Merupakan koperasi simpan pinjam yang memakai system syari‟ah

dan juga digunakan untuk pembelajaran santri di bidang perbankan.

2. Mini Market Santri

Menyediakan semua kebutuhan santri dan masyarakat sekitar juga

sebagai pembelajaran di bidang perdagangan.

g. Struktur organisasi Pondok Pesantren Pancasila blotongan salatiga

tahun ajaran 2017/2018

Page 77: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

63

Tabel 3.7

SUSUNAN PENGURUS PUTRA

PONDOK PESANTREN PUTRA-PUTRI PANCASILA

BLOTONGAN SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017

Pengasuh

1. K. Muhlasin

2. Nyai Choiriyatik

Ketua Pondok

Ketua Pondok M. Pd

Sekretaris

Andre Ferdianto

Bendahara

Lilik Masfufah

Sie. Keamanan

1. M. Nur Faizin

2. M. Irfa ulil

Anam

Seksi Kegiatan

1. Samsul Arifin

2. Putra Adi

Pratama

Sie. Kesehatan

Fauzan Nur Ihsan

Sie. Kebersihan

Galih M Yusuf

Humas

Edi Suryanto

Ketua Kamar

Santri

Page 78: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

64

Dalam pengadaan staf organisasi (dewan pengurus) Pondok Pesantren

Pancasila dusun klumpit kecamatan blotongan Kota Salatiga tahun ajaran

2017/2018 menentukan dan memilih santri yang masuk dalam dewan

pengurus melalui beberapa factor kecakapan antara lain:

1) Dalam bidang keilmuan santri telah mahir

2) Santri memiliki kepribadian yang baik

3) Santri mukim

4) Memiliki wibawa dalam mengasuh dan membimbing para santri yang lain.

7. Bagian keuangan

Tidak bisa dipungkiri berjalannya sebuah lembaga pendidikan seperti

halnya sekolah/pesantren sangat dipengaruhi dengan adanya pendanaan dan juga

manajemen keuangan yang baik. Dalam hal ini bendahara sekolah berusaha

mengatur keuangan baik pengeluaran mapun pemasukan, sehingga dengan

mengelola uang dengan baik mampu mencukupi kebutuhan santri baik dari

fasilitas sarana parasarana maupun kebutuhna lain dalam menjalankan kegiatan

pesantren/sekolah. Sebagaimana yang di sampaikan oleh LM dalam

mengerjakan tugas seorang bendahara:

“Saya sebagai bendahara pusat dalam menjalankan tugas sebagai

bendahara, setiap bulan harus merekap setiap administrasi dari pembayaran

santri baik Pondok, MTs, ataupun SMK, sehingga segala bentuk pembayaran

saya yang mengatur. Dan setiap bulan kepala bagian keuangan Mts dan SMK

harus menyetorkan laporan rekapan keuangan sekolah kepada saya sebaga

bentuk pertanggung jawaban dalam tugas bendahara sekolah.”

Page 79: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

65

Dalam mengatur keuangan pesantren tentunya ada beberapa hambatan yang

ditemui. Dalam hal ini LM mengatakan:

“Dalam menjalankan tugas sebagai bendahara, tentu ada beberapa kendala,

seperti halnya sering ada walisantri yang sering telat dalam pembayaran

sehingga menghambat kegiatan SDM, akan tetapi hal tersebut alkhamdulillah

bisa diatasi dengan manajemen yang baik dalam mengelola keuangan.”

Adapun rincian pembayaran pendaftaran dan pembayaran bulanan di

Pesantren, MTs, dan SMK Pancasila sebagai berikut:

1. Pendaftaran Pondok Pancasila

a. Pendaftaran : Rp. 50.000,-

b. Materai : Rp. 8.000,-

c. Almari : Rp. 150.000,-

d. B. Izin+Kartu+Tepak : Rp. 25.000,-

e. Kain Seragam : Rp. 350.000,-

f. Kos Makan : Rp. 250.000,-

g. Air Minum : Rp. 10.000,-

h. Syahriah : Rp. 50.000,-

i. Akhirussanah : Rp. 20.000,-

j. Extra : Rp. 40.000,-

k. Kesehatan : Rp. 10.000,-

l. Qurban : Rp. 10.000,-

Jumlah: Rp. 772.000,-

Page 80: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

66

2. Pendaftaran MTs SA PANCASILA

a. Pendaftaran : Rp. 50.000,-

b. Kain Seragam : Rp. 750.000,-

c. Infaq : Rp. 40.000,-

d. Angsuran UN : Rp. 10.000,-

e. Study Tour : Rp. 20.000,-

f. MOS : Rp. 30.000,-

Jumlah : Rp. 900.000,-

3. Pendaftaran SMK PANCASILA

a. Pendaftaran : Rp. 50.000,-

b. Kain Seragam : Rp. 850.000,-

c. Infaq : Rp. 90.000,-

d. Study Tour : Rp. 20.000,-

e. MOS : Rp. 30.000,-

f. Praktik 1 Tahun : Rp. 360.000,-

Jumlah : Rp. 1.420.000,-

4. Bulanan Pondok

a. Kos Makan : Rp. 250.000,-

b. Air minum : Rp. 10.000,-

c. Syariah : Rp. 50.000,-

d. Akhirussnaha : Rp. 20.000,-

e. Extra : Rp. 40.000,-

f. Kesehatan : Rp. 10.000,-

Page 81: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

67

g. Qurban : Rp. 10.000,-

Jumlah : Rp. 390.000,-

5. Bulanan Pondok+MTs

a. Kos Makan : Rp. 250.000,-

b. Air minum : Rp. 10.000,-

c. Syahriah : Rp. 50.000,-

d. Akhirussanah : Rp. 20.000,-

e. Qurban : Rp. 10.000,-

f. Kesehatan : Rp. 10.000,-

g. Extra : Rp. 40.000,-

h. Infaq : Rp. 40.000,-

i. Angsuran UAN : Rp. 10.000,-

j. Studi Tour : Rp. 20.000,-

Jumlah : Rp. 460.000,-

6. Bulanan Pondok+SMK

a. Kos makan : Rp. 250.000,-

b. Air minum : Rp. 10.000,-

c. Syahriah : Rp. 50.000,-

d. Akhirussanah : Rp. 20.000,-

e. Extra : Rp. 40.000,-

f. Kesehatan : Rp. 10.000,-

g. Qurban : Rp. 10.000,-

h. Infaq : Rp. 90.000,-

Page 82: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

68

i. Angsuran UN : Rp. 20.000,-

j. Studi Tour : Rp. 20.000,-

Jumlah : Rp. 520.000,-

Dalam setiap bulan walisantri wajib membayar biaya administrasi Pondok

Pesantren Pancasila sesuai tingkatan sekolahnya. Adapun setiap santri

mempunyai kartu pembayaran bulanan, seperti contoh berikut:

KARTU PEMBAYARAN

Nama : Kelas :

Alamat : Tahun Ajaran :

BULAN

TGL

(RP)

PONDOK

(RP)

SEKOLAH

(RP)

LAIN-

LAIN

JUMLAH

(RP)

TTD

PENGURUS

JULI

AGUSTUS

SEPTEMBER

OKTOBER

NOVEMBER

DESEMBER

JANUARI

FEBRUARI

MARET

APRIL

MEI

JUNI

Page 83: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

69

8. Sarana dan Prasarana

Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana pesantren maupun sekolah

menjadi komponen yang memiliki kedudukan penting sebagai penopang dan

pendukung terhadap optimalisasi pendidikan dan pembelajaran. Sarana dan

Prasarana yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Pancasila sampai pada tahun

ajaran 2017/2018 ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Sarana Prasarana Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga

Tahun Ajaran 2016/2017

1. Gedung

Luas Tanah:

No Jenis ruangan Jumlah

Ruangan

1. Asrama 15

2. Ruang Laboratorium 1

3. Ruang kelas 7

4. Ruang Guru 2

5. Ruang Perpustakaan 1

6. Ruang UKS 1

7. Masjid 1

8. Kamar Kecil Santri 1

9. Kamar kecil guru 1

10. Toko Koperasi 2

11. Ruang TU 1

12. Ruag Tamu 1

13. Kamar Tamu 3

14. Dapur 1

15. Gudang 1

16. Ruang Kegiatan Santri 2

Page 84: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

70

2. Keadaan Barang

No Nama

Barang Jml

Keadaan

Penyusutan Baik Sedang

Rusak

Ringan

Rusak

Berat

1. Komputer 15

2. Mesin jahit 3

3. Kursi Siswa 150

4. Meja Guru 10

5. Kursi Guru 15

6. Almari

Laborat 1

7. Meja, Kursi

Ketik 2

8. Meja kantor 2

9. Almari 2

10. Telepon 1

11. LCD 3

12. Pengeras

Suara 1

13. Televisi 1

Alat kesenian

Drum Band

1

Set

14. Alat kesenian

Dram Blek

1

set

15.

Alat

Kesenian

Rebana

1

set

16. Peralatan

Silat

1

set

17. Peralatan

elektro

1

set

18. Peralatan

Pramuka

1

set

Page 85: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

71

3. Sarana Olah Raga

No Jenis Lapangan Olah Raga Jumlah Keterangan

1. Bola Volly 3 Baik

2. Sepak Bola 1 Baik

3. Tenes Meja 1 Rusak

4. Badminton 2 Rusak

4. Laboratorium

No Laboratorium Ada/Tidak Baik/Rusak Ringan/Berat

1. Bahasa Tidak

2. IPA Ada Baik

3. Komputer Ada Rusak ringan

4. Elektro Ada Baik

5. Tata Busana Ada Baik

5. Buku Perpustakaan

No Jenis Buku Jumlah

1. Karya Umum 30

2. Agama 45

3. Sosial 53

4. Bahasa 23

5. Ilmu Murni 30

6. Ilmu Terapan 21

7. Kesastraan 44

8. Geografi dan Sejarah 33

Page 86: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode,

yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode studi dokumentasi.

Peneliti mendapatkan data tentang manajemen sistem pendidikan pesantren

satu atap di Pondok Pesantren Pancasila, dengan cara wawancara kepada

ketua yayasan, kepala sekolah Mts dan SMK Pancasila, Ketua Pondok dan

beberapa dewan pengurus yang telah ditunjuk oleh peneliti. Dalam penelitian

ini peneliti menggunakan responden sebanyak 10 orang, adapun identitas

responden sebagai berikut:

Tabel 4.1

Daftar Identitas Informan atau Responden

No Nama Jabatan

1 Ibu Nyai Choiriyatik Ketua Yayasan

2 Mansur Hidayat Ketua Pondok

3 Nur Fadhilah Kepala Sekolah MTs

4 Sri Mulyani Kepala Sekolah SMK

5 Lilik Masfufah Bagian Keuangan

6 Sakinatul Birroh Pengurus/Guru

7 Maria Ulfa Pengurus/Guru

8 Fatkhul Ghufron Pengurus/Guru

9 Siti Isnaini Pengurus/ Guru

10 Samsul Arifin Pengurus/Guru

Page 87: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Dari wawancara diatas peneliti hendak mengumpulkan data mengenai

bagaimana manajemen sistem pendidikan pesantren satu atap di Pondok

PesantrenPancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.

1. Wawancara

a. Sebagai pengurus pusat, kurikulum pendidikan apa yang digunakan

di Pondok Pesantren Pancasila ini?

Tabel 4.2

Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap poin 1

No Nama Jawaban

1. Ketua

Yayasan

Pondok Pesantren ini menggunakan sistem pendidikan

salafiyah modern. Jadi, disamping santri mengkaji kitab

kuning santri juga mempelajari pelajaran umum yang

ada di sekolah. Kurikulum dipesantren menggunakan

kurikulum salaf, Mts menggunakan kurikulum K13

yang mengikuti dari kemenag, adapun SMK dari

Diknas Kota salatiga.

2. Ketua

Pondok

Kurikulum yang digunakan di Pondok Pesantren ini

menggunakan kurikulum salaf seperti biasanya, yaitu

menggunakan metode klasik dengan adanya

bandongan, sorogan, hafalan, lalaran,

syawer/musyawarah seperti pesantren-pesantren

salafiyah yang lain. Dikolaborasikan dengan system

modern dengan adanya pesantren satu atap yaitu Mts

dan SMK. Kalo Mts mengadopsi dari kemenag, kalau

SMK dari Dinas Pendidikan Kota Salatiga.

3. Kepala

Sekolah

Kurikulum yang diterapakan di Pondok Pesantren

Pancasila ini adalah kolaborasi antara kurikulum

Page 88: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

MTs pemerintah dan kurikulum pesantren, kurikulum

pesantren disesuaikan dengan kurikulum kemenag, Mts

juga mengikuti kurikulum dari kemenag, sedangkan

SMK mengikuti kurikulum K13 dari Diknas.

4. Kepala

Sekolah

SMK

Kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren ini

menggunakan kurikulum campuran, pesantren

menggunakan kurikulum dari kemenag, sedangkan

sekolah menggunakan kurikulum K13 dari Diknas Kota

Salatiga.

5. Bendahara

Pusat

Kurikulum yang diterapkan menetapkan dua

kurikulum, yaitu kurikulum lokal untuk pesantren dan

kurikulum K13 untuk MTs dan SMK.

6. Pengurus Untuk sekarang ini kurikulum yang berlaku adalah

K13. Kalau pesantren menggunakan kurikulum lokal

yaitu disesuaikan dengan perkembangan pesantren,

kalau Mts atau menggunakan kurikulum K13 dari

kemenag dan SMK kurikulum k13 mengikuti Diknas.

7. Pengurus Kurikulum yang berlaku di Pondok Pesantren ini yaitu

mengkolaborasikan antara kurikulum pesantren dan

sekolah mbak, kedua kurikulum itu harus bisa

diterapkan bersama, karena memang seperti itu

keadaanya.

8. Pengurus Kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren ini

bersifat kolaboratif antara kurikulum pemerintahan

dengan kurikulum local, untuk pesantren dan Mts

mengikuti dari Kemenag, sedangkan SMK dari Diknas.

9. Pengurus Kurikulum di Pondok Pesantren ini yaitu

mengkolaborasikan antara kurikulum pesantren dengan

kurikulum sekolah, kalau kurikulum sekolah kita tetap

ikut pada Diknas, kalau pesantren kita menjalankan apa

Page 89: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

yang sudah berjalan sejak tahun berdirinya Pondok

Pesantren dengan mengadopsi dari kemenag.

10. Pengurus Kurikulum yang berlaku di Pesantren Pancasila ini

adalah kurikulum K13, kalau pesantren menggunakan

kurikulum lokal yaitu disesuaikan dengan

perkembangan pesantren yang mengikuti dari kemenag,

kalau SMK mengikuti dari Diknas.

b. Bagaimana Sistem Pendidikan Pesantren Satu Atap di Pondok

Pesantren Pancasila?

Tabel 4.3

Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 2

No Nama Jawaban

1. Ketua

Yayasan

Pembelajaran yang ada di Pesantren Pancasila ini

menggunakan system klasikal dengan metode salafiyah

seperti pesantren-pesantren salaf lainnya. Yaitu dengan

metode sorogan, bandongan, kilatan, syawer

(musyawarah), takror (berlatih menjadi guru dengan

pelajaran yang telah diajarkan), dalam kesehariaanya

santri mengikuti pengkajian system klasikan dan

ceramah dari ustadz.

2. Ketua

Pondok

Metode di Pondok Pesantren Pancasila ini masih

klasikal mbak, ustad menjadi sumber utama. Contohnya

ustad membacakan, santri menyimak dan mencatat hal-

hal yang penting, kemudian juga ada system Kurikulum

K13, yaitu dengan adanya “syawer”, mereka harus

musyawarah/berdiskusi dalam menyelesaikan suatu

masalah secara bersama-sama. Kemudian ada juga

Page 90: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

metode mengajar, yaitu dengan “takror” yaitu salah

satu dari santri maju untuk menerangkan atau mengulas

pelajaran yang telah dipelajari kemarin secara

bergantian, kemuadian juga ada khitobah untuk latihan

ceramah menyampaikan orasi atau yang lainnya, untuk

melatih percaya diri di depan umum.

3. Kepala

Sekolah

MTs

Di pondok pesantren Pancasila ini mempunyai system

pembelajaran salafiyah modern, dengan metode

klasikal, yaitu membagi kelas sesuai tingkatannya. Dan

metode sorogan kitab kuning, bandongan, syawer,

khitobah dan takror.

4. Kepala

Sekolah

SMK

Metode yang digunakan di pesantren Pancasila ini

menggunakan metode ulama-ulama‟ zaman dahulu,

yaitu dengan sorogan, bandongan, syawer, kilatan,

takror, khitobah, dan kilatan.

5. Bendahara

Pusat

Metode yang digunakan dipesantren Pancasila ini

menggunakan metode Sorogan kitab kuning, takror,

syawer (musyawarah), bandongan, dan khitobah.

6. Pengurus Metode di pesantren Pancasila ini menggunakan

metode ulama seperti zaman dahulu. Yaitu dengan

pendekatan sorogan atau santri membaca kitab

dihadapan ustad dan ustadz hanya membenarkan

bacaan santri yang salah, bandongan, syawer, takror.

7. Pengurus Di Pesantren Pancasila ini menggunakan system

pembelajaran yang menarik, yaitu perpaduan antara

kurikulum salaf dengan modern. Metode di Pondok

Pesantren Pancasila ini masih menggunakan metode

klasikal, ustadz menjadi sumber utama. Dengan

menggabungkan metode-metode lainnya yaitu

bandongan, syawer, bahtsul masa‟il, khitobah, dan lain-

Page 91: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

lain.

8. Pengurus Di Pesantren Pancasila pengasuh sangat ketat dalam

mencetak kader-kader NU, sesuai dengan visi

Pesantren Pancasila yaitu menanamkan aqidah Ahlus

Sunnah Wal Jama‟ah. Sedangkan metode yang

digunakan yaitu metode sorogan, bandongan, kilatan,

syawer (musyawarah), takror (berlatih menjadi guru

dengan pelajaran yang telah diajarkan).

9. Pengurus Yaitu dengan metode sorogan, bandongan, syawer,

takror, khitobah, metode ini sangat membantu para

santri untuk mempermudah dalam membaca,

mempelajari kitab-kitab kuning dalam materi didalam

kitab tersebut.

10. Pengurus System pembelajaran yang menarik, yaitu

mengkolaborasikan system pembelajaran salafiyah

dengan modern, dengan system klasikal dan metode

yang digunakan di Pondok Pesantren Pancasila ini

menggunakan metode klasikal, dengan pembelajaran

sorogan, bandongan, syawer, takror dan kilatan.

c. Bagaimana Perencanaan (planning) dalam pelaksanaan manajemen

Pendidikan Pesantren Satu Atap di Pondok PesantrenPancasila?

Tabel 4.4

Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 3

No Nama Jawaban

1. Ketua

Yayasan

Sejak awal berdirinya Pondok Pesantren Pancasila ini

memiliki tujuan membekali santri-santrinya agar mereka

tidak hanya memiliki ilmu agama saja melainkan juga

Page 92: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

memiliki pengetahuan ilmu umum. Agar nantinya

setelah lulus siswa dapat ikut berperan membangun

masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan visi

misi. Pancasila mencetak sarjana ahli kitab, ahli fikir,

ahli dzikir, dan Ahli iktiyar dan mencetak kader-kader

NU.

2. Ketua

Pondok

Di pondok pesantren Pancasila merencanakan kebutuhan

mendatang, Serta membuat keorganisasia melalui

musyawarah bersama antara ketua yayasan dengan

pengurus pusat.

3. Kepala

Sekolah

MTs

Dalam perencanaan pondok pesantren Pancasila ini tak

jauh dari visi-misi, dan menyiapkan segala kebutuhan

mendatang, serta melakukan pengambilan keputusan

dengan melakukan musyawarah bersama.

4. Kepala

Sekolah

SMK

Membuat struktur organisasi, menyiapkan segala

perlengkapan yang menunjang kegiatan belajar

mengajar, serta menunjuk ketua dari setiap organisasi

sekolah maupun pesantren.

5. Bendahara

Pusat

Melakukan musyawarah bersama untuk membuat

organisasi kepengurusan, yang terdiri dari pengurus

pusat, pengurus pesantren, MTs, dan SMK.

6. Pengurus Menyatukan visi-misi yang sama antara pesantren, MTs

dan SMK, dengan penetapan prosedur pembuatan

rencana, pengelolaan, pengorganisasian, penggerak, serta

pengawasan.

7. Pengurus Mengelola dan mengatur penyusunan kalender

akademik, jadwal pelajaran, tugas dan kewajiban guru,

serta program kegiatan sekolah.

8. Pengurus Melakukan studi banding dengan pesantren-pesantren

yang lebih maju yang terdapat sekolah di dalamnya,

Page 93: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

sehingga dapat diambil kelebihan yang ada, dan

mencoba menerapkan di pesantren sendiri.

9. Pengurus

10. Pengurus Membekali santri-santrinya agar mereka tidak hanya

memiliki ilmu agama saja melainkan juga memiliki

pengetahuan ilmu umum. Agar nantinya setelah lulus

siswa dapat ikut berperan membangun masyarakat,

bangsa, dan Negara. Sesuai dengan visi misi pondok

pesantren Pancasila mencetak sarjana ahli kitab, ahli

fikir, ahli dzikir, dan ahli iktiyar dan mencetak kader-

kader NU.

d. Bagaimana pengorganisasian (organizing) dalam manajemen

kurikulum Pesantren Satu Atap di Pondok Pesantren Pancasila?

Tabel 4.5

Hasil wawancara ManajemenPesantren Satu Atap Poin 4

No Nama Jawaban

1. Ketua

Yayasan

Dalam pengorganisasian diPondok Pesantren Pancasila

ini, ada organisasi pusat, yaitu sutu organisasi

kepengurusan yang mengurusi bagian-bagian tanggung

jawab dari tugas yang telah diberikan oleh yayasan.

Contoh bendahara pusat, waka kurikulum, begian

personalia, bagian kesiswaan, bagian sarana dan

prasarana. Semuanya berjalan sesuai tugasnya yang

diberikan. Dan ada juga kepengurusan pesantren, MTs,

dan SMK sendiri.

2. Ketua Pembagian tugas untuk, ustad/pengurus, membuat tata

tertib Pondok Pesantren yang wajib dilaksanakan oleh

Page 94: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Pondok semua pihak pesantren.

3. Kepala

Sekolah

MTs

Masing-masing guru telah dibagi tugas, semua telah

ditugaskan, seperti halnya tugas seorang bendahara,

tugas waka kurikulum, personalia, sarana dan prasarana,

semua berjalan sesuai tugas yang telah ditentukan.

4. Kepala

Sekolah

SMK

Dalam pengorganisasian kita telah menjalankan tugas

sesuai amanah dari bapak kyai, saya diamanahi menjadi

kepala sekolah SMK, dan tugas saya mengorganisasikan

pegawai/guru di SMK Pancasila.

5. Bendahara

Pusat

Pengorganisasian di Pondok Pesantren ini dibagi

menjadi beberapa kepengurusan, ada kepengurusan pusat

yang membawahi Pondok Pesantren, MTs dan SMK.

Ada juga kepengurusan Pondok, MTs dan SMK sendiri.

Dengan membagi tugas sertanmengatur kerja sama.

6. Pengurus Dalam pengorganisasian di Pondok Pesantren ini kami

telah diberi tugas sesuai bidang masing-masing. Semua

bekerja sama dalam menjalankan tugas dari yayasan

untuk mengembangkan pesantren, Mts, dan SMK

Pancasila ini.

7. Pengurus Di pondok pesantren Pancasila kami menjalankan tugas

sesuai titah kyai, apabila kami mempunyai program,

terlaksana/tidaknya keputusan mutlak yaitu dari yayasan.

8. Pengurus Dalam pengorganisasian diPondok Pesantren Pancasila

ini, ada organisasi pusat, yaitu sutu organisasi

kepengurusan yang mengurusi bagian-bagian tanggung

jawab dari tugas yang telah diberikan oleh yayasan.

9. Pengurus Di dalam pengorganisasian di Pondok Pesantren

Pancasila ini membagi tugas sesuai bidangnya. Di sini

ada waka kurikulum, bendahara, waka kesiswaan, waka

personalia, waka sarana prasarana. Semua telah

Page 95: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

ditugaskan sesuai sekolahnya masing-masing.

10. Pengurus Dalam pengorganisasian diPondok Pesantren Pancasila

ini, ada organisasi pusat, yaitu sutu organisasi

kepengurusan yang mengurusi bagian-bagian tanggung

jawab dari tugas yang telah diberikan oleh yayasan.

e. Bagaimana penggerak (actuanting) dalam pelaksanakan

manajemen kurikulum Pesantren Satu Atap di Pondok Pesantren

Pancasila?

Tabel 4.6

Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 5

No Nama Jawaban

1. Ketua

Yayasan

Penggerak dalam pesantren ini adalah semua guru/ustadz

dan karyawan yang terlibat. Semua berjalan sesuai

keputusan dari yayasan. Karena keputusan paling

tertinggi adalah yayasan.

2. Ketua

Pondok

Di pesantren ini semua menjalankan tugas sesuai apa

yang telah di putuskan oleh ketua yayasan, jadi ketika

sekolah akan mengadakan kegiatan harus di bicarakan

terlebih dahulu kepada ketua yayasan.

3. Kepala

Sekolah

MTs

Kita semua bergerak dibidang yang sama, yaitu

mengembangkan pesantren, MTs, dan SMK ini agar

dapat berkembang sesuai tujuan utama di pesantren ini,

yaitu dengan bekerja keras dan membangun kerja sama

yang tinggi dalam menyatukan visi, misi, dan tujuan

pesantren.

4. Kepala Kita menjalankan tugas sesuai amanah yang telah

diberikan oleh ketua yayasan, yaitu dengan menjalankan

Page 96: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Sekolah

SMK

setiap tanggung jawab yang telah diberikan oleh ketua

yayasan.

5. Bendahara

Pusat

Semua system di pesantren sini semua nya adalah

penggerak. Ada santri, kyai, bu nyai, ustadz, guru, dan

bagian masak di pesantren. Semua nya bergerak sesuai

apa yang diemban sebagai amanah. Tugas seorang kyai,

guru, ustadz yaitu mendidik, membimbing, dan tugas

santri sendiri adalah sebagai pelajar, untuk menuntut

ilmu agar menjadi orang-orang yang dimuliakan Allah.

6. Pengurus Semua unsur SDM yang terkait dengan lembaga

pendidikan pesantren ini, semua terlibat sebagai

penggerak pendidikan, karena maju-mundurkan

pesantren berdasarkan dari SDM yang ada di Pesantren

ini.

7. Pengurus Penggerak dalam pesantren ini adalah semua guru/ustadz

dan karyawan yang terlibat.Semua berjalan sesuai

keputusan dari yayasan.

8. Pengurus Ada santri, kyai, bu nyai, ustadz, guru, dan bagian masak

di pesantren. Semua nya bergerak sesuai apa yang

diemban sebagai amanah. Tugas seorang kyai, guru,

ustadz yaitu mendidik, membimbing, dan tugas santri

sendiri adalah sebagai pelajar.

9. Pengurus Kami sebagai ustadz/santri hanya menjalankan tugas

sesuai amanah yang telah diberikan oleh ketua yayasan,

yaitu dengan menjalankan setiap tanggung jawab yang

telah diberikan oleh ketua yayasan.

10. Pengurus Semua guru/ustadz dan karyawan yang terlibat dalam

kegiatan KBM, Semua adalah penggerak dalam

pesantren ini, untuk mengembangkan pesantren agar

lebih maju.

Page 97: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

f. Bagaimana pengawasan/evaluasi (controlling) dalam

pelaksanaa manajemen kurikulum Pesantren Satu Atap di

Pondok Pesantren Pancasila?

Tabel 4.7

Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 6

No Nama Jawaban

1. Ketua

Yayasan

Kalau evaluasi kita setiap bulan ada rutinan rapat

yayasan, yang dipimpin langsung oleh atasan, kita

rembukan, biasanya kita adakan ngaji bareng, setelah itu

lain-lain dan kita evaluasi dari pihak yayasan, Mts dan

SMK kita rapatkan bersama.

2. Ketua

Pondok

Biasanya ada apapun kita musyawarahkan, dari SMK

atau Mts kita musyawarahkan bersama, dan yang

menentukan kebijakan dari yayasan.

3. Kepala

Sekolah

MTs

Untuk pengawasan atau evaluasi yang dilakukan guru

terhadap siswa adalah dengan mengidentifikasi

permasalahan-permasalahan pada cara bekerja kita

dalam mengelola yayasan ini, dan membahas kegiatan

yang akan datang. Evaluasi dilakukan setelah kegiatan

ngaji bareng yang diikuti oleh semua guru MTs, SMK

dan pengurus dari yayasan.

4. Kepala

Sekolah

SMK

Dalam pengawasan/evaluasi kita setiap bulan ada rutinan

rapat yayasan, kita rembukan, biasanya kita adakan ngaji

bareng, setelah itu lain-lain dan kita evaluasi dari pihak

yayasan, Mts dan SMK kita rapatkan bersama.

5. Bendahara Pengawasan/evaluasi kita melaksakan musyawarah

bersama pada setiap akhir bulan, sebelum rapat kita

Page 98: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Pusat mengadakan ngaji bersama dan dilanjutkan lain-lain dan

evaluasi.

6. Pengurus Dalam setiap akhir bulan kami mengadakan rapat

bersama, sebelum mengevaluasi kita melaksanakan ngaji

bersama guru-guru yang dipimpin langsung oleh ketua

yayasan.

7. Pengurus Menata dan membina guru dan organisasi pembelajaran

siswa, melakukan supervisi dan menilai kegiatan guru

serta melakukan penilaian secara keseluruhan.

8. Pengurus Melaksanakan musyawarah bersama, biasanya

dilaksanakan setiap bulan sekali, setelah melaksanakan

kegiatan ngaji bareng, lalu kita sekalian mengadakan

evaluasi kegiatan belajar mengajar selama satu bulan

yang lalu, dan membahas perencanaan kegiatan yang

akan datang.

9. Pengurus Di setiap akhir bulan kami mengadakan rapat bersama,

sebelum mengevaluasi kita melaksanakan ngaji bersama

guru-guru yang dipimpin langsung oleh ketua yayasan.

10. Pengurus Dalam evaluasi dilakukan perbaikan baik dalam proses

belajar mengajar maupun supervisi terhadap guru,

dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab,

kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan,

kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.

Page 99: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

g. Bagaimana SDM yang dikembangkan di Pondok Pesantren

Pancasila Blotongan Kota Salatiga?

Tabel 4.8

Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 7

No Nama Jawaban

1. Ketua Yayasan Di Pondok Pesantren ini memiliki ustadz dan

guru yang sangat berkompeten dalam

pendidikan. Untuk guru Mts kita memilih guru-

guru yang profesional dalam bidang pendidikan,

kalau SMK kita memilih guru sesuai dengan

jurusan yang ada di SMK Pancasila, yaitu

Elektro (Audio Vidio) dan Tata Busana. Kita

mengambil guru dari luar pesantren, karena

untuk guru yang tinggal dipesantren rata-rata

lulusan dari STAIN atau IAIN Salatiga yang

tidak ada jurusan Elektro dan Tata Busana.

2. Ketua Pondok Di pesantren ini kami memiliki guru/ustadz yang

unggul sesuai bidang keilmuannya. Untuk

mengajar di pesantren kita memilih santri senior

yang sudah bisa membaca kitab, dan bisa

menjelaskan dihadapan para santri lain, sehingga

dia mempunyai kemampuan untuk mendidik

santri kelas bawah. Dan untuk MTs dan SMK

disini memilih guru dari luar pesantren, karena

kebanyakan jurusan yang ada di SMK tidak

sesuai dengan keahlian tenaga pengajar di

Pesantren, jadi kita mengambil dari luar sesuai

dengan keahlian yang dibutuhkan di pesantren.

Page 100: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

3. Kepala Sekolah

MTs

Di Mts sendiri yang paling di tekankan disini

adalah guru agama Islam yang kebanyakan dari

IAIN Salatiga, karena disini adalah lingkungan

pesantren, jadi kami sangat memilih guru yang

bisa menyesuaikan diri dimana dia mengajar.

Kita juga mengambil guru dari luar pesantren,

untuk pelajaran yang akan di UN kan.

4. Kepala Sekolah

SMK

Karena disini SMK, bukan SMA maka, kami

memilih guru-guru dari luar pesantren, dan

kebanyakan guru dari SMK N 2 dan SMK

Saraswati untuk bidang jurusan Elektro dan Tata

Busana. Di SMK sini dikhususkan kalau santri

putra mengambil jurusan Elektro, sedangkan

santri putri mengambil jurusan tata busana,

walaupun ada salah satu santri putra yang

mengambil jurusan tata busana, akan tetapi tidak

menghalangi jika memang yang dipilih sesuai

dengan minatnya.

5. Bendahara Pusat Dalam pesantren ini, pengurus putra dan

pengurus putri senantiasa menjalankan dawuh

(Perintah) dari yayasan, atau pengasuh pesantren,

dengan selalu bersikap tawadhu‟ terhadap titah

kyai, karena bagi kami, berkah dari kyai itu lebih

diharapkan.

6. Pengurus Keunggulan yang dimiliki di Pondok Pesantren

ini adalah adanya SDM yang ada di dalam

pesantren, di SMK mempunyai program keahlian

elektro dan tata busana, sehingga sangat banyak

masyarakat yang minat untuk memondokkan

sekaligus mensekolahkan anaknya di Pondok

Page 101: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Pesantren Pancasila. Dan juga kyai yang sangat

terkenal di kalangan masyarakat luas sebagai

kyai yang dapat mendidik santri-santrinya

menjadi santri yang sarjana ahli kitab.

7. Pengurus Di Pancasila ini mempunyai keunggulan

dibidang kitabnya, sesuai dengan tujuan dari

bapak kyai yang ingin mencetak sarjana yang

ahli kitab, sarjana ahli Al-Qur‟an dan berkader

NU.

8. Pengurus Keunggulan di Pondok Pesantren Pancasila ini,

terkait dengan SDM di dalamnya, karena

diPancasila mempunyai guru-guru yang

mengajar sesuai dengan bidang keilmuannya.

Contoh untuk jurusan elektro dan tata busana

kami mencari guru dari luar sekolah, karena dari

dalam pesantren sendiri memang belum ada yang

mempunyai jurusan sesuai jurusan di SMK

Pancasila.

9. Pengurus SDM dipondok Pancasila mempunyai kelebihan

yang sangat diinginkan oleh setiap orang tua,

sesuai dengan tujuan bapak kyai, yaitu mencetak

santri yang sarjana ahli kitab, sarjana ahli Al-

Qur‟an dan kader NU.

10. Pengurus Terkait dengan SDM, diPancasila ini mempunyai

guru-guru yang mengajarkan sesuai dengan

bidang keilmuannya.Jadi, diPancasila tidak

diperkenankan mengajarkan sesuatu yang tidak

sesuai dengan bidang keahliannya, karena ini

akan berdampak pada santri.

Page 102: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

h. Apa faktor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan

manajemen pendidikan Pesantren Patu Atap di Pondok Pesantren

Pancasila?

Tabel 4.9

Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 8

No Nama Jawaban

1. Ketua Yayasan Peminatnya kurang, apalagi di lokasi salatiga,

karena di luar sana lebih menjanjikan untuk

urusan duniawinya. Pendukung manajemen

pendidikan satu atap yaitu adanya pendukung

yaitu satu visi, misi, dan tujuan yang sama antara

pesantren, Mts, ataupun SMK, serta komitmen

yang kuat warga pesantren terhadap pendidikan

madrasah berbasis pesantren.

2. Ketua Pondok Kalo kendalanya mungkin di pengelolaan, seperti

Kurangnya pendampingan santri kwalahan atau

kurang terkontrol dengan baik, seperti yang focus

dengan salafiyah saja, tidak dengan modernnya,

karena dengan adanya sekolah mengawasan harus

lebih exstra.

Sedangkan Faktor pendukung yaitu tenaga

kependidikan yang cukup, sehingga KBM bisa

berjalan lancar, sarana dan prasarana yang

memadai, sehingga santri juga betah, lingkungan

yang mendukung, pemerintah juga mendukung,

sehingga pesantren bisa berjalan dengan baik

sampai sekarang

3. Kepala Sekolah Minimnya tenaga pendidik yang mukim di

Page 103: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

MTs pesantren, karena untuk guru, kami mengambil

dari luar pesantren, dan tenaga pengajar untuk

pesantren, kami ada yang dari alumni, dari yang

dulunya menjadi dan menikah, dan tinggal di

sekitar pesantren, kami minta untuk menjadi

tenaga pengajar di pesantren.

Pendukung Adanya satu visi dan misi serta tujuan

yang sama antara madrasah dan pesantren,

sehingga menjadi suatu hubungan yang erat untuk

melaksankan kerja yang nyata.

4. Kepala Sekolah

SMK

Terjalin kerjasama yang baik antar pesantren,

madrasah, komite madrasah serta stakeholder

yang turut membantu dalam pengembangan

madrasah baik secara moril maupun materiil,

minimnya lembaga pendidikan berbasis pesantren

di wilayah bandungan pada khususnya dan kota

Salatiga pada umumnya.

5. Bendahara Pusat Kurangnya kesadaran orangtua santri terhadap

pendidikan pesantren sehingga masih ada yang

beranggapan bahwa segala perubahan yang terjadi

pada santri adalah tanggungjawab madrasah atau

pesantren.

Pendukung, adanya satu visi, misi, dan tujuan

yang sama antara pesantren sebagai pusat dari

lembaga pendidikan.

6. Pengurus Kurangnya asrama dan ruang kelas, karena saking

banyaknya santri yang mendaftar pada setiap

ajaran baru.Adanya kerja sama yang nyata antara

lembaga pesantren, Mts, maupun SMK, sehingga

tercipta suasana kekeluargaan yang erat antar guru

Page 104: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

yang dari luar pesantren, dan guru yang di dalam

pesantren.

7. Pengurus Peserta didik atau santri yang memiliki latar

belakang kurang baik sehingga seringkali

melakukan pelanggaran-pelanggaran mulai dari

indisipliner sampai dengan pelanggaran lainnya

sesuai dengan kebiasaan atau literature

santri.Letak pesantren yang strategis, dan biaya

yang murah untuk kalangan masyarakat

menengah ke bawah.

8. Pengurus Minimnya tenaga pendidik yang mukim

dipesantren karena sebagian pendidik atau asatidz

berada diluar pesantren. Kalau pendukungnya

yaitu, terjalin kerjasama yang baik antar

pesantren, madrasah, komite madrasah serta

stakeholder yang turut mmbantu dalam

pengembangan madrasah baik secara moril

maupun materiil.

9. Pengurus Kurangnya asrama dan ruang kelas, karena saking

banyaknya santri yang mendaftar pada setiap

ajaran baru.Terjalin kerja sama yang baik antara

pesantren, Mts, dan SMK, sehingga sangat

mendukung berjalannya KBM di Pesantren.

10. Pengurus Minimnya tenaga pendidik yang mukim

dipesantren karena sebagian pendidik atau asatidz

berada diluar pesantren. Minimnya lembaga

pendidikan berbasis pesantren di wilayah salatiga

pada khususnya dan kabupaten semarang pada

umumnya.

Page 105: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

i. Sejauh ini apakah Pesantren Satu Atap dapat berjalan dengan baik?

Table 4.10

Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 9

No Nama Jawaban

1. Ketua Yayasan Terlepas dari efektif atau tidak kurikulum di

Pondok Pesantren ini memang harus

menetapkan dua kurikulum, walaupun dengan

beberapa kendala, namun selama kurikulum ini

diterapkan alhamdulillah bisa terlaksana dengan

baik.

2. Ketua Pondok Sebagian besar santri bisa menyesuaikan dengan

menjalankan kedua kurikulum yang diterapkan

di Pondok Pesantren ini, dalam artian santri tidak

hanya dibekali ilmu agama, akan tetapi juga

diajari teknologi, computer, jahit, dan lain-lain,

jadi bisa berjalan secara beriringan.

3. Kepala Sekolah

MTs

Alkhamdulillah, selama ini tidak ada kendala

yang begitu signifikan sehingga mengharuskan

dihapus beberapa kegiatan yang ada, selama ini

kegiatan sekolah berbasis pesantren dapat

berjalan dengan baik. Sesuai dengan kurikulum

yang ada.

4. Kepala Sekolah

SMK

Selama ini santri yang juga merupakan siswa

disekolah SMK dapat mengikuti kegiatan yang

ada dengan lancar, dengan mengikuti jadwal

kegiatan yang ada di pesantren dan sekolah,

mereka harus pintar-pintar bagi waktu.

Page 106: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

5. Bendahara Pusat Alhamdulillah, selama ini berjalan dengan baik-

baik saja. Kendala pasti ada, akan tetapi semua

dapat diatasi.

6. Pengurus Selama santri masih bisa mengikuti serangkaian

kegiatan di pesantren, dari awal bangun tidur

sampai tidur lagi, kegiatan KBM dapat berjalan

dengan lancar”.

7. Pengurus Kalau lancar atau tidaknya pasti ada kendala

mbak, akan tetapi sampai saat ini kendala itu

dapat kita atasi dengan baik.

8. Pengurus Selama santri masih bisa mengikuti serangkaian

kegiatan di pesantren, dari awal bangun tidur

sampai tidur lagi, kegiatan KBM dapat berjalan

dengan lancar.

9. Pengurus Selama kurikulum ini dijalankan dipesantren,

dapat berjalan dengan baik, dilihat dari kegiatan

yang berlangsung dipesantren.

10. Pengurus Selama kurikulum ini dijalankan dipesantren,

dapat berjalan dengan baik, dilihat dari kegiatan

yang berlangsung dipesantren, adapun

kendalanya yaitu kurangnya waktu istirahat

untuk santri, yang kadang mengganggu KBM

sanri disekolah ataupun saat ngaji.

Page 107: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

j. Upaya apa saja untuk meningkatkan kualitas pendidikan Pesantren

Satu Atap di Pondok Pesantren Pancasila?

Tabel 4.11

Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 10

No Nama Jawaban

1. Ketua Yayasan Dalam upaya meningkatkan kualitas pesantren

satu atap yaitu dengan membangun kerja sama

yang baik antara pesantren, MTs, dan SMK,

menyatukan visi, misi dan tujuan yang sama dan

melakukan studi banding ke pesantren-pesantren

yang lebih maju.

2. Ketua Pondok kepala sekolah selalu memberikan fasilitas yang

menunjang tenaga pendidiknya seprti halnya

memberikaan pembinaan

kepada bidang-bidang pelaksanaan manajemen

3. Kepala Sekolah

MTs

Upaya mengatasi kekurangan sumber daya untuk

kualitas pendidik kepala sekolah melakukan

pembinaaan secara rutin adapun kekurangan

sumber dana diupayakan melalui permohonan

dinas terkait.

4. Kepala Sekolah

SMK

Meningkatkan kinerja guru dengan memberikan

fasilitas yang menunjang tenaga pendidiknya.

5. Bendahara Pusat Mengembangkan bakat minat santri untuk selalu

berprestasi dalam hal akademik atau non

akademik.

6. Pengurus Melakukan Studi banding ke pesantren-pesantren

satu atap yang lebih maju, untuk melihat

pengelolaan manajemen pesantren satu atap.

Page 108: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

7. Pengurus Melakukan studi banding ke pesantren-pesantren

yang lebih maju.

8. Pengurus Memperbaiki hubungan dengan masyarakat

untuk ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan

pesantren. Sehingga terjalin hubungan yang baik

sebagi upaya menjalin kerja sama.

9. Pengurus Melatih santri untuk selalu mengembangkan

bakat dan minatnya, untuk meraih prestasi

akadenik atau non akademik, dalam upaya

peningkatan kualitas pesantren.

10. Pengurus Meningkatkan kinerja guru dengan memberikan

fasilitas yang menunjang tenaga pendidiknya.

2. Observasi

Dalam melakukan observasi, peneliti sangat diuntungkan. Hal

tersebut dikarenakan meskiput peneliti melakukan dalam jangka waktu

tertentu, namun peneliti merupakan salah satu alumni dari Pondok

Pesantren Pancasila dan SMK Pancasila Blotongan Kota Salatiga. Dan

kedekatan dengan pengasuh dan para pengurus sangat memudahkan

peneliti untuk memperoleh informasi terkait judul apa yang akan di

teliti.

Dari hasil pengamatan dan pengalaman yang peneliti dapatkan,

tidak jauh berbeda dengan fakta yang diperoleh melalui data-data.

Manajemen pesantren satu yang diterapkan di Pondok Pesantren

Pancasila mengalami beberapa perkembangan yang sangat luar biasa,

berdasarkan Perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing),

Page 109: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Penggerak (actuanting), dan Pengawasan (controlling) yang ada di

pondok pesantren Pancasila sangat menguntuntungkan, karena

tersedianya sarana prasarana yang memadai, sehingga pembelajaran

yang ada di pondok pesantren Pancasila dapat berjalan dengan optimal.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi disini peneliti dalam mencari data ataupun

informasi tentang profil Pondok Pesantren Pancasila, kemudian

peneliti juga mencari informasi terbaru dari pesantren. Mulai dari

susunan kepengurusan, program kerja dan bagaimana

menggembangkan pelaksanaan manajemen pesantren satu atap sendiri.

Dari dokumentasi tersebut, peneliti mengetahui bagaimana

sejarah pondok pesantren Pancasila dan siapa saja tenaga kerja yang

berperan dalam pelaksanaan pesantren satu atap, serta program-

program kerja pondok pesantren Pancasila, dimana program kerja

tersebut juga dijadikan sebagai acuan dalam penelitian.

B. Analisis Data Penelitian

Dari data yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi dan

studi dokumentasi semuanya saling berkaitan. Dimana data tersebut

mengaplikasikan manajemen pesantren satu atap.

Pelaksanaan manajemen pesantren satu atap di Pondok Pesantren

Pancasila berdasarkan indikator pencapaian yang meliputi Perencanaan

Page 110: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

(planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerak (actuanting), dan

Pengawasan (controlling) menunjukkan:

Tabel 4.12

Hasil Temuan Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Pesantren Satu Atap

Indikator Bagian Pelaksanaan Manajemen Pesantren Satu

Atap

Perencanaan

(Planning)

1. Kurikulum a. Menganalisa kurikulum yang akan

digunakan

b. Menyusun jadwal pelajaran

c. Membuat tata tertib pesantren

d. Meningatkan program pengayaan di

bidang keterampilan (life skill), dan

wirausaha

2. Kesiswaan a. Mendata setiap santri yang mendaftar ke

pesantren

b. Membagi penempatan kamar unuk santri

c. Menyusun target peraihan juara dalam

setiap perlombaan, baik akademik atau

non akademik

d. Memberikan bimbingan yang maksimal

terhadap santri yang memiliki bakat dan

minat dibidang akademik atau non

akademik

3. Keuangan

a. Mencatat apa saja yang dibutuhkan

pesantren

b. Merekap setiap administrasi dari

pembayaran, baik pondok, MTs, ataupun

MTs.

c. Melaksanakan RAPB

Page 111: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

d. Mencatat setiap pengeluaran dan

pemasukan

4. Personalia a. Memilih guru-guru yang profesional,

tidak hanya mengajar dalam ilmu agama,

tetapi juga menjadi guru dalam sekolah

b. Menyusun struktur organisasi yang dibagi

tiga tahap. Yaitu, struktur organisasi

pusat, organisasi pesantren, organisasi

MTs, dan organisasi SMK. Yang mana di

kepalai oleh kepala sekolah yang telah

diberikan wewenang oleh pengasuh.

c. Memilih santri yang sudah kelas alfiyah

tsani untuk diangkat sebagai pengurus

5. Sarana

Parasarana

a

a. Perencanaan dan pengadaan inventaris

kebutuhan

b. Rencana penambahan gedung asrama dan

ruang kelas

c. Penambahan media belajar

d. Menyediakan alat-alat atau fasilitas

belajar

Page 112: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Pengorganis

asian

(Organizing)

1. Kurikulum a. Meneglompokkan kurikulum, pesantren

menggunakan kurikulum lokal, MTs

menggunakan K13 mengadopsi dari

Kemenag, SMK menggunakan kurikulum

K13 yang mengadopsi dari Diknas

pemerintah Kota Salatiga

b. Membagi tugas kepada waka kurikulum

untuk menyusun setiap kegiatan yang

akan dilaksanakan, dari mulai bangun

tidur sampai akan tidur

c. Memberikan tanggung jawab kepada guru

pelaksana kurikulum

2. Kesiswaan a. Menyusun jadwal ekstrakulikuler untuk

santri

b. Memberikan pendampingan belajar pada

santri

c. Mengelompokkan santri berdasarkan

kemampuan dalam kelas, sehingga dapat

dipilih untuk mewakili perlombaan

akademik atapun non akademik

d. Menegelompokkan santri dengan system

kelas berdasarkan kemampuan santri

e. Melatih santri dalam bidang wirausaha

3. Keuangan a. Membuat buku administrasi keuangan

b. Mendata keuangan yang masuk dan

keluar

c. Membuat buku laporan keuangan

pesantren, MTs dan SMK

4. Personalia a. Pengelompokan tugas mengajar untuk

pesantren dan sekolah

Page 113: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

5. Sarpras b. Penggandaan sarana prasarana fisik dan

non fisik

Penggerak

(Actuanting)

1. Kurikulum a. Semua guru adalah penggerak kurikulum

b. Absensi guru

c. Alokasi waktu pelajaran

2. Kesiswaan a. Membuat absensi untuk santri

b. Melaksanakan ekstrakulikuler

(Dramblek, Drumband, silat, dan

pramuka)

c. Melatih santri dalam bidang wirausaha

(berdagang)

d. Menyedikan koperasi untuk santri

3. Keuangan a. Dana dari wali santri

b. Dana dari pemerintah

c. Dana dari para donator

d. Dana dari hasil usaha para santri

(berdagang)

4. Personalia a. Mengupayakan agar setiap warga

pesantren dapat bekerja sama dan saling

mendukung untuk mencapai tujuan

lembaga pendidikan

5.Sarana

Prasarana

a. Menjaga inventaris pesantren

b. mengecek alat-alat yang sudah rusak

c. memperpanjang usia pakai

d. menurunkan biaya perbaikan

Page 114: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Pengawasan

(Evaluanting

)

1. Kurikulum a. Melakukan evaluasi kurikulum

b. Melaksanakn tes tengah semester dan

akhir semester, yang dilaksanakn pada

bulan maulud dan sebelum puasa.

c. Melaksanakan tes hafalan nadhoman pada

bulan syawal, untuk kenaikan kelas pada

jejang pesantren

d. Adapun sekolah formal, evaluasi

pembelajaran mengikuti pemerintah.

2. Kesiswaan a. Membuat laporan pencapaian bidang

kesiswaan, yang meliputi Juara apa saja

yang di raih pada tingkat

pesantren/sekolah

b. Melaporkan siapa saja santri yang perlu

diberikan perhatian khusus

c. Menganalisa permasalahan yang ada

pada santri, dan membantu

menyelesaikan permasalahannya

3. Keuangan a. Melaporkan semua RAPB bulanan pada

sat rapat bersama yayasan

b. Melaporkan segala bentuk pemasukan

dan pengeluaran keuangan lembaga

c. Melaporkan setiap kendala pada saat

rapat bulanan

4. Personalia a. Melaksanakan musyawarah bersama,

terkait perkembangan SDM di pondok

Pancasila

b. Melakukan evaluasi bersama terkait

pendidikan pesantren satu atap.

Page 115: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

5. Sarana

Prasarana

a. Melaporkan apa saja yang sudah tidak

layak untuk dipakai, atau perlu dig anti

b. Menghimbau kepada warga pesantren

untuk menjaga inventaris pesantren

Tabel diatas menunjukkan bahwa berdasarkan berdasarkan indikator

pencapaian yang meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian

(Organizing), Penggerak (actuanting), dan Pengawasan (controlling)

pelaksanaan manajemen pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila

telah berjalan secara optimal. Dengan terpenuhinya segala aspek pendidikan,

dari kurikulum, kesiswaan, keuangan, k\personalia, dan sarana prasarana dalam

lembaga sekolah berbasis pesantren di Pondok Pesantren Pancasila.

C. Pelaksanaan Manajemen sistem pendidikan pesantren satu atap di

Pondok Pesantren Pancasila Blotongan, Kota Salatiga tahun ajaran

2017/2018

Dalam penelitian ini telah dipaparkan beberapa hasil penelitian terkait

dalam bidang garapan manajemen yang ditinjau dari manajemen kurikulum,

manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana prasarana,

serta manajemen personalia. Menurut peneliti seorang manajemen sekolah

harus bisa melaksanakan kelima bidang garapan manajemen tersebut, hal ini

Page 116: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

dikarenakan akan lebih menunjang keberhasilan dalam pembelajaran sekolah

khususnya.

1. Manajemen Kurikulum

Berdasarkan hasil wawancara dari sejumlah responden, ditemukan

beberapa pendapat yang mendukung dari manajemen sekolah berbasis

pesantren pada aspek kurikulum. Peneliti mengajukan pertanyaan tentang

bagaimana ssistem kurikulum yang diterapkan di maadrasaah ini. Pendapat

tersebut diantaranya disampaikan oleh MH selaku Wakabid Kurikulum:

“Kurikulum yang diterapakan dimadrasah ini adalah kolaborasi antara

kurikulum pemerintah dan kurikulum pesantren, kurikulum pemerintah

sesuai DIKNAS Dalam hal ini kurikulum 2013 untuk sekolah, sedangkan

kurikulum pesantren disesuaikan dengan kurikulum

madrasah.”(wawancara, MH.Senin,15/04/17, jam 09.00 WIB) Lebih lanjut

MH menyampaikan bahwa dalam menyampaikan kurikulum sekolah akan

menjadi efektif apabila digabung dengan kurikulum pesantren.” Terlepas

dari efektif atau tidak kurikulum di Pondok Pesantren Pancasila memang

harus menetapkan dua kurikulum walaupun dengan beberapa kendala,

namun selama kurikulum ini diterapkan alhamdulillah bisa terlaksana

dengan baik.” (wawanc- ara, MH.Senin,15/04/17,jam 09.05 WIB).

2. Manajemen Kesiswaan

Berdasarkan pada wawancara pada pengurus pada bidang kesiswaan

didapati program-program yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru,

yaitu Membuat program kesiswaan dan ekstrakurikuler, mengatur

Page 117: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

penerimaan siswa baru, mengatur pengelompokkan belajar siswa, dan

membagi kamar untuk santri baru.

3. Manajemen Keuangan

Tidak bisa dipungkiri berjalanya sebuah lembaga pendidikan seperti

halnya pesantren sangat dipengaruhi dengan adanya pendanaan dan juga

manajemen keuangan yang baik. Dalam hal ini bendahara sekolah berusaha

mengatur keuangan baik pengeluaran maupun pemasukan, sehingga dengan

mengelola uang dengan baik mampu mencukupi kebutuhan santri baik dari

fasilitas sarana prasarana maupun kebutuhan lain dalam menjalankan

kegiatan di pesantren.

4. Manajemen Personalia

Dalam proses pendidikan dan pengajaran, guru atau pendidik menjadi

elemen penting yang tidak boleh dilupakan. Apalagi jika guru atau pendidik

memiliki peran yang amat vital, maka kualitas guru yang mumpuni juga

sangat dibutuhkan. Ada beberapa syarat untuk dapat menjadi pendidik di

pesantren ini diantaranya yaitu, untuk mata pelajaran pokok, pendidikan

bagi guru minimal S1 dan sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.

5. Manajemen Sarana Prasarana

Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana pesantren maupun

sekolah menjadi komponen yang memiliki kedudukan penting sebagai

penopang dan pendukung terhadap optimalisasi pendidikan dan

pembelajaran. Adapun dalam konteks Pondok Pesantren Pancasila ini, MU

selaku ketua bagian sarana prasarana ketika diwawancarai mengenai apa

Page 118: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

saja kegiatan manajemen sarana prasarana, beliau mengungkapkan hal

sebagai berikut: a) Menyusun rencana pembangunan dan kebutuhan sarana

dan prasarana pesantren, b) mengkoordinasikan pendayagunaan sarana

prasarana, c) mengelola keuangan sarana prasarana madrasah dan

melaporkan kepada ketua pesantren d) melakukan pemeliharaan sarana

prasarana yang dimiliki madrasah, e) melakukan inventarisasi sarana

prasarana miliki madrasah, f) mengadakan penambahan, merehabilitasi,

pengamanan sarana prasarana fisik madrasah seperti gedung, ruang kelas

dan lainlain serta penghapusannya, g) melaksanakan tugas-tugas lain yang

diberikan oleh kepala madrasah.

D. Faktor Pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan

pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila

Adapun untuk mewujudkan sebuah lembaga pendidikan pondok

pesantren yang berkualitas, tentu akan memerlukan factor pendukung dan

mempertimbangkan factor penghambatnya dalam mengelola lembaga

pendidikan satu atap di Pondok Pesantren Pancasila, baik itu datang dari guru,

santri, sarana prasarana dan lingkungan.

1. Faktor penghambat

a. Belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai terutama

asrama dan ruang kelas karena setiap tahunnya mengalami overload

(kelebihan peserta didik).

Page 119: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

b. Belum tersedianya ruang/ tempat ibadah yang memadai sehingga

kegiatan yang dilakukan secara bersama untuk seluruh santri masih

menggunakan aula tempat mengaji santri.

c. Minimnya tenaga pendidik yang mukim dipesantren karena sebagian

pendidik atau asatidz berada diluar pesantren.

d. Peserta didik atau santri yang memiliki latar belakang kurang baik

sehingga seringkali melakukan pelanggaran-pelanggaran mulai dari

indisipliner sampai dengan pelanggaran lainnya sesuai dengan

kebiasaan atau literature santri.

2. Faktor pendukung

a. Adanya satu visi dan misi serta tujuan yang sama antara madrasah dan

pesantren.

b. Komitmen yang kuat warga madrasah terhadap pendidikan madrasah

berbasis pesantren, rasa bangga terhadap pendidikan madrasah

pesantren.

c. Lokasi yang strategis dan sangat kondusif syarat terciptanya suasana

belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan.

d. Terjalin kerjasama yang baik antar pesantren, madrasah, komite

madrasah serta stakeholder yang turut membantu dalam

pengembangan madrasah baik secara moril maupun materiil.

e. Minimnya lembaga pendidikan berbasis pesantren di wilayah Kota

salatiga pada khususnya dan kabupaten Semarang pada umumnya.

Page 120: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

E. Upaya yang di lakukan untuk meningkatkan manajemen pesantren satu

atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga

Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan manajemen sekolah

berbasis pesantren yakni, ketua yayasan selalu memberikan fasilitas yang

menunjang kepada tenaga pendidiknya, seperti halnya memberikaan

pembinaan kepada bidang-bidang pelaksanaan manajemen. Penambahan

asrama dan ruang kelas, serta melaksanakan studi banding ke sekolah yang

berbasis pesantren yang lebih maju untuk melihat pengelolaan

manajemennya, dan menjalin hubungan yang baik antara pesantren dan

masyarakat sekitar guna mendukung pelaksanaan pendidikan di pesantren dan

sekolah.

Page 121: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan beberapa temuan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan manajemen pendidikan pesantren satu atap di Pondok

Pesantren Pancasila berdasarkan indikator pencapaian yang meliputi

Perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerak

(actuanting), dan Pengawasan (controlling) menunjukkan bahwa,

kurikulum di Pondok Pesantren Pancasila yaitu perpaduan dua kurikulum,

yaitu mengkolaborasikan system kurikulum salaf dan modern, dengan

menjalankan kurikulum pemerintah (Kementrian Agama) dengan

kurikulum pondok pesantren, yang memakai system klasikal, adapun

metode yang digunkaan di pesantren yaitu metode sorogan, bandongan,

syawer, takror, khitobah, dan bathsul masa‟il. Perencanaan dalam pondok

pesantren Pancasila yaitu perencaan kurikulum, kesiswaan, keuangan,

sarana prasarana, dan personalia. Dalam pengorganisaisan pengasuh

membagi tugas kepada kepala sekolah untuk mengadakan pengelompokan

dan menetapkan wewenang pada setiap unit organisasi sekolah. Penggerak

Pesantren Pancasila semua subyek yang ada di pesantren adalah

penggerak, semua bergerak sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh

yayasan selaku pinpinan dalam pesantren. Pengawasan yang ada di

Pondok Pesantren Pancasila yaitu pengamatan dan pengukuran, apakah

Page 122: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

hasil kerja sesuai dengan visi misi dan rencana pesantren atau tidak, dan

melaporkan segala pencapaian rencana dan penggerak manajemen

pendidikan pesantren satu atap, dengan mengadakan rapat evaluasi yang

diadakan 1 kali pada setiap akhir bulan.

2. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang terdapat di Pondok

Pesantren Pancasila yaitu kurangnya sarana prasarana yang kurang

memadai, terutama asrama dan ruang kelas, minimnya tenaga pendidik

yang mukim di pesantren, dan kurangnya kesadaran orang tua dalam

pendidikan pesantren. Adapun faktor pendukung dalam pengembangan

Pondok Pesantren Pancasila yaitu lokasi pesantren yang strategis, pendidik

yang berkualitas, dan program kegiatan yang mendukung tercapainya visi,

misi, dan tujuan dari pesantren.

3. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pelaksaan manajemen

pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila yaitu penambahan

sarana prasarana dengan adanya pembangunan gedung asrama dan ruang

kelas, kepala sekolah selalu memberikan fasilitas yang menunjang tenaga

pendidiknya seperti halnya memberikaan pembinaan kepada bidang-

bidang pelaksanaan manajemen. Bidang manajemen kurikulum berupaya

selalu meyusun progam pembelajaran yang sistematis.

Page 123: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pendidikan pesantren satu

atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga, maka dapat

penulis sarankan sebagai berikut:

1. Pondok Pesantren Pancasila sebagai lembaga pendidikan yang memiliki

nilai plus terutama dalam mencetak generasi yang mumpuni baik IPTEK

dan IMTAQ hendaknya mempunyai manajemen yang benar-benar mampu

mengelola lembaga pendidikan yang berbasis pesantren tersebut dengan

baik.

2. Kepada pengelola pondok Pesantren Pancasila yang menerapkan

pendidikan formal dan non formal dalam pesantren, untuk dikelola atau di

menej menjadi manajemen satu atap.

3. Untuk seluruh civitas akademika pondok pesantren Pancasila Blotongan

Kota Salatiga untuk terus menerus melakukan pembenahan demi

mewujudkan pendidikan integrative tanpa mengesampingkan salah satu

dari disiplin keilmuan.

4. Kepada para orang tua yang menginginkan anaknya menjadi generasi yang

mumpuni baik IPTEK maupun IMTAQ, lembaga pendidikan pesantren

satu atap adalah solusi dari kekhawatiran orang tua dalam membekali anak

menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang.

Page 124: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Ali. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Achyar, Aprilia Afifatul. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI

Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Anwar, dkk. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

----------------------. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT Asdi Mahasaty

Azmiyawati, Choiril, dkk. 2009. IPA Salingtemas 4 untuk SD/MI Kelas IV.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departeman Pendidikan Nasional.

Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.

Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-

Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

----------------------. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur

dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riski, Vivi Maslakhatul. 2015. Big Book Ilmu Pengetahuan Alam SD 4, 5

& 6. Jakarta: Cmedia.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Sadirman. 2009. Interaksi dan Motivsdi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Page 125: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

----------------------. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar

Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

----------------------. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas

IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi

PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenada Media Group.

Supartono. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan

Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Usman, Muh. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Wahyono, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:

Bumi Aksara

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gauang

Persada Pers.

Zukmadini, Alif Yanuar. 2015. Superbook IPA SD Kelas 4,5,6. Jakarta:

Wahyumedia.

Page 126: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 127: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

PANDUAN WAWANCARA

MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP

(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga

TahunAjaran 2017/2018)

Nama :

Usia :

Jabatan :

Hari/Tanggal :

A. MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP

1. Sebagai pengurus pusat, kurikulum pendidikan apa yang digunakan di

Pondok Pesantren Pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………

2. Bagaimana metode pendidikan Pesantren Satu Atap di Pondok Pesantren

Pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………....

3. Bagaimana perencanaan dalam melaksanakan manajemen pendidikan

pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………....

4. Bagaimana pengorganisasian dalam manajemen Pesantren Satu Atap di

Pondok Pesantren Pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Page 128: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

………………………………………………………………………………

………………………………………………

5. Bagaimana penggerak dalam pelaksanakan manajemen Pesantren Satu

Atap di Pondok pesantren pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

…………………………………………….

6. Bagaimana pengawasan dalam pelaksanaa manajemen Pesantren Satu

Atap di Pondok Pesantren Pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………

7. Bagaimana SDM yang berkembang di pondok Pesantren Pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………

8. Apa factor penghambat dan factor pendukung dalam pelaksanaan

manajemen pendidikan Pesantren Patu Atap di Pondok Pesantren

pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

……………………………………………

9. Sejauh ini apakah Pesantren Satu Atap dapat berjalan dengan baik?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Page 129: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

………………………………………………………………………………

……………………………………………

10. Upaya apa saja untuk meningkatkan kualitas pendidikan Pesantren Satu

Atap di Pondok Pesantren Pancasila?

Jawab:………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

Page 130: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Daftar Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota

Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017

NO NAMA L/P TAHUN MULAI MENGAJAR

1. M. Toha Saputro, S. Pd. I L 1 Juni 1996

2. Mahfud Fawzi L 1 Juni 1996

3. Khafidzin S.E L 1 Juni 1996

4. Muhammad Nuh L 1 Juni 1998

5. Fathul Ghufron, S. Pd. I L 1 Juni 2011

6. Amir Sholeh L 1 Juni 2012

7. Nur Rokhim L 1 Juni 2012

8. Surawan L 1 Juni 2012

9. Suwardi L 11 Juni 2012

10. Mansur Hidayat, M. Pd L 11 Juni 2012

11. M. Nasirudin, S. Pd. I L 11 Juni 2012

12. Andre Ferdiyanto L 11 Juni 2013

13. Samsul Choeri, S. Pd. I L 11 Juni 2013

14. Khanifudin L 11 Juni 2015

15. Samsul Arifin L 11 Juni 2015

16. M. Rifki Lazim L 11 Juni 2015

17. M. Irfan Ulil Anam L 111 Juni 2015

18. M. Nur Faizin L 11 Juni 2014

19. Sri Mulyani, S. Pd. I P 1 Juni 1996

20. Nur Fadhilah P 1 Juni 1996

21. Maria Ulfa P 11 Juni 2015

22. Lilik Masfufah P 11 Juni 2015

23. Sakinatul Birroh P 11 Juni 2015

34. Ernawati P 11 Juni 2015

25. Maesaroh P 11 Juni 2015

26. Nur Kholisoh P 11 Juni 2015

Page 131: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

DAFTAR SANTRI PONDOK PESANTREN PANCASILA

NO Nama Jenis

Kelamin Alamat Nama Ayah

1 ADELA BINTARAWAN IXSANA L Macanan OBON HERMAWAN

2 AJI ROYCHAN L

CALOMBO LOPAIT TUNTANG KAB.SEMARANG

MOHAMMAD MUHZIDIN

3 ALFAN HIDAYATULLAH L KAUMAN NUR KHOLIQ

4 ALVIA TUSSOVIA P Manggung Nadzhiri

5 ANGGESTIO PRASENDI L Magersari M. Syaifudin

6 ATHIK FATKHIYATUR ROZAQIYAH L JL. Cempaka SAIKHAN

7 BILAL AZZIZS NUGROHO L Sekuro Harjosari Sarju

8 BUDI SUCI L Clego Triyanto

9 DIMAS RISKY PRAMADAN L JL. Mangun SUTIMAN

10 DINDIAWAN AYANG IVANDA L MACANAN BERINGIN OBON HERMAWAN

11 Eriana Amarilis P Sekuro Kadi

12 ERLINA KURNIAWATI P KRAJAN LEMBU SUTADI

13 FADLILA IKA SAFITRI P NGETOK TURYADI

14 FERI ANDRIYANTO L Pager Sari Sunardi

15 JUVE AHMED ALMOUSA L

RT 01 RW 02 JIMBARAN BAWEN SEMARANG PURWANTO

16 MAILAL KHUSNA P KAUMAN KASPONO

17 MIFTAKHUN NURIDH DHOLAM L Anggrek NNUR ROKHIM

18 MUHAMMAD AFINA B L

JL. BUGENVIL 11 KUPANG AMBARAWA SEMARANG

SHOFIYULLAH MUSTOFA

19 MUHAMMAD ANWAR SADAD L

RT 02 RW 04DESA TUGU KEC SAYUNG DEMAK

MOUHAMMAD MUSADDAD

20 MUHAMMAD LUTFI WIBOWO L PANCURAN ROWIYANTO

21 MUHAMMAD ULIL FUAD L - GUFRON

22 MURTI SUNIA'AH P Truko UNTUNG LESMONO

23 RISA AGUSTINA DAMAYANTI P POLOBOGO SUPARMAN

24 SILVIA ELVIANA P PAKIS SISWANTO

25 SRI WIJAYANTO L RIMBO BUJANG KHOLIL

26 TITIK NURCAHYANI P NGABLAK BUDI YONO

27 TSIDAMULFAMI MIFTAKHUL KHOIR L Bringin

MUHAMMAD NAHROWI

28 UMDATUL ULIN NI'MAH P BANJARAN JULI

29 UMDZATUL ATIKAH P GOGODALEM RT 01 RW 01 BRINGIN KAB SEMARANG AHMAD MAESURI

30 UMMU SALAMAH P SUKA RINI TURMAKUN

31 AHMAD FATHI L KANDANGAN

MUHAMMAD SAMSUL BAHRI

32 AHMAD MAULANA SAIFUDIN L Candirejo NUR ROHMAN

Page 132: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

33 ANIS MUSTOFA L BAKULAN NUR KHOLIS

34 DANASTRI RIZKI AFIFA P JIMBARAN NGASIMAN

35 DEDY MUSTHOFA L Kesongo IRSAL TOFANI

36 DENI CANDRA L ACHMAD AQUAN NASIR TANJUNG

37 DIMAS YUDHA ADITYA L Bakulan GIYARTO

38 EKA SEPTIANA P BONGAN SUGIYANTO

39 ELINA WAHIDATI P POPONGAN BUNAWI

40 FAIZAH P PENGGIK ALIMIN

41 FATHUN NI'AM L Kenteng MUSTAIN

42 FUAD NUR YASIN L BEJATEN

MUHAMMAD HASAN SODERI

43 IDA INDAH WIDYA ASTUTI P GEBLOK EKO SUWARNO

44 IKLIMATAZ AL ALAM P TEMPEL SAIFUL ROHMAN

45 IRKHAM AFIFUDDIN L PERAMPELAN SUPRAYITNO

46 M FIVEAN HAFANNY L SEKOURO RONY

47 M KHUSNUL MUNAJAT L SUMBERSARI WALUYO

48 MUHAMMAD BAGUS DARMAWAN L GETAS REJO KHIRUDIN

49 MUHAMMAD HAQQI NAZIL L PERAMPELAN EKO SETYANTORO

50 MUHAMMAD IMAM FAUZI L RIMBO BUJANG SUNARTO

51 MUHAMMAD SODIK L MLILIR HERMAWAN

52 NALA KHOERUL AINI P PAKOPEN SUGIONO

53 NANDITIA NUR ROHMAT L HARJOSARI SARJU

54 NIKEN RAHMA ARDILA P NGAWINAN SUYARTO

55 NILA MILKHATUNA P NDUREN SAMUDI

56 NOVIA RISTIANA IRAWATI P LOPAIT SURIPTO

57 NUR ZAENI L SUMOWONO BADERI

58 NURIYA ALVI FAIRUZA L Geneng SUGIYANTO

59 RAFFI ARDHIAN PRAYOGO L TAKAN LOR AHMAD

60 SITI ALAFIYAH P DUREN SODERI

61 SITI MUNIROH P WIROGOMO ZAENURI

62 WAHUD NURUL AZHARI L DUREN SAHRONI

63 EGA STYA WARDANA L RT 01 RW 06 DUREN BANDUNGAN KAB.SEMARANG SUNARDI

64 RIZQI IMANNUDIN L RT 02 RW 04 NGAJARAN TUNTANG KAB.SEMARANG SUMANTO

65 ALVIAN BENI PRATAMA L RT 07 RW 02 CANDEN KEC.TANON SRAGEN BENI IRMAWAN

66 DWI NOOR SAKDIYAH P RT 01 RW 04 MANGGUNG JIMBARAN KAB.SEMARANG RIYANTO

67 FAUZAN NUR IKHSAN L PERUM MANUNGGAL 2 SALAMUN

68 FEBY RAHMATDANY L SIDOARJO NUR HABIB

69 GALIH MUHAMMAD YUSUF L RT 04 RW 04BANDING BRINGIN KAB.SEMARANG IKHSANUDIN

Page 133: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

70 MA'RUF HIDAYAT L RT 03 RW 05 TLOGO TUNTANG KAB.SEMARANG TRIYANTO

71 MAULIDATUN NISFA P RT 04 RW 02 KENTENG BANDUNGAN KAB.SEMARANG SULIMAN

72 MUSTAIN L RT 04 RW 09 BAPANG BAWEN KAB.SEMARANG SAMBUDI

73 PUTRA ADHI PRATAMA L JL. JAMBU RT 03 RW 11 JATI MAKMUR PONDOK GEDE BEKASI SAFRUDIN

74 RESA NOVA DIARI L NYATNYONO MAS'UD

75 RIMA AMINATUN MUFIDAH P GOMPYONG SUPARMAN

76 SITI SAKDIYAH P ABUNG JAYA KEC ABUNG SELATAN LAMPUNG UTARA ROBIKUN

77 ULINUHA L RT 02 RW 01GENENG KEC MIJEN KAB.DEMAK KUNTONO

Page 134: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

DAFTAR IDENTITAS INFORMAN ATAU RESPONDEN

No Nama Jabatan

1 Ibu Nyai Choiriyatik Ketua Yayasan

2 Mansur Hidayat Ketua Pondok

3 Nur Fadhilah Kepala Sekolah MTs

4 Sri Mulyani Kepala Sekolah SMK

5 Lilik Masfufah Bagian Keuangan

6 Sakinatul Birroh Pengurus/Guru

7 Maria Ulfa Pengurus/Guru

8 Fatkhul Ghufron Pengurus/Guru

9 Siti Isnaini Pengurus/ Guru

10 Samsul Arifin Pengurus/Guru

Page 135: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

PROFIL SEKOLAH MTs SA PANCASILA

A. Info Sekolah

NPSN 20364820

NSS 121233730003

Nama MTs SA Pancasila

Akreditasi Akreditasi B

Alamat Klumpit Rt.01 Rw.8 Blotongan, Sidorejo,

KotaSalatiga

Kodepos -

Nomer Telpon (0298) 304344

Nomer Faks -

Email [email protected]

Jenjang SMP

Status Swasta

Situs MTsPancasilaSalatiga

Lintang -7.2930462683952415

Bujur 110.47479271888733

Ketinggian 552

Waktu Belajar Sekolah Pagi

B. Lokasi Sekolah

Kota Kota Salatiga

Propinsi Jawa Tengah

Kecamatan Sidorejo

Kelurahan Blotongan

Page 136: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

PROFIL SEKOLAH SMK PANCASILA

A. Identitas Sekolah

NPSN 20330955

Status Kejuruan Swasta

Bentuk pendidikan SMK

Status Kepemilikan Yayasan

Alamat Jl. Fatmawati No. 11

Kode Pos 50715

Waktu Pembelajaran Pagi

SK Pendirian Sekolah 422.5/40771

Tanggal SK Pendirian 2004-08-30

SK Izin Operasional 422.5/40771

Tanggal SK Izin Operasional 2004-08-30

B. Data Lengkap

Kebutuhan Khusus Dilayani Tidak Ada

Nama Bank BRI

Cabang KCP/Unit Salatiga

Rekening Atas Nama SMK PANCASILA SALATIGA

Luas Tanah Milik 4266

Luas Tanah Bukan Milik 0

C. Lokasi Sekolah

Kota Kota Salatiga

Propinsi Jawa Tengah

Kecamatan Sidorejo

Page 137: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Page 138: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Page 139: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN

Nama : Puji Tri Utami

NIM : 111-13-240

Jurusan : PAI

No Nama Kegiatan

Waktu

Kegiatan Keterangan Nilai

1. Sertifikat “Orientasi Peserta Akadenik

dan kemahasiswaan (OPAK) STAIN

Salatiga 2013 dengan tema ”

Rekontruksi Paradigma Mahasiswa

yang Cerdas, Peka, dan peduli”

(DEMA)

26-27

Agustus 2013

Peserta 3

2. OPAK TARBIYAH “Menjunjung

tinggi Nilai-Nilai Kearifan Lokal

Sebagai Identitas Pendidika

Indonesia” (HMJ)

29 Agustus

2013

Peserta 3

3. Library User Education (UPT

Perpustakaan)

16 September

2013

Peserta 2

4. Training Pembuatan Makalah (LDK) 18 September

2013

Peserta 2

5. Pendidikan dan Pelatihan Calon

Pramuka Pandega ke-23 (RACANA)

23 September

2013

Peserta 2

4. GEMA ITTAQO “mengukuhkan

Peran Bahasa Arab dalam Ranah

Pendidikan Islam di Era Modern”

(ITTAQO)

16-17

November

2013

Peserta 2

5. Pendidikan Anggota Dasar (PAD) Al

KHIDMAH Kampus Kota salatiga

28-29

Desember

2013

Peserta 2

6. Workshop Entrepeneurship

”menanamkan Nilai-Nilai

Kewirausahaan Mahasiswa yang

Kreatif dan Inovatif” (KSEI)

22 Agustus

2014

Peserta 2

7. Talkshow Pra Nikah “Menjemput

Jodoh Impian” (LDK)

09 November

2014

Peserta 2

8. Pendidikan Anggota Dasar (PAD) AL-

Khidmah Kampus Kota salatiga

07

Desember201

4

Panitia 3

9. Workshop terapi Hati (TAZKIA) 05 Juni 2015 Peserta 2

10. Seminar Nasional “Kesehatan Islami”

Gerakan masyarakat Salatiga

(GEMAS)

10 Agustus

2015

Peserta 8

11. Seminar Nasional “Wacana Islam

Nusantara Dalam Menjaga

31 Oktober

2015

Peserta 8

Page 140: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI”

(AL KHIDMAH)

12. Seminar Nasioanal “Jenderal

Sudirman Inspirasi Anak Bangsa”

(HMJ SKI)

11 November

2015

Peserta 8

13. Jambore Nasional Kampus

“Mahasiswa Perekat Akhlak Bangsa”

(AL KHIDMAH)

13 Maret

2016

Peserta 8

14. Seminar Nasional Literasi Islam

bertajuk “Membangun Budaya Literasi

Islam di era Informasi Digital”

26 Juni 2016 Peserta 8

15. SK Pengangkatan Tenaga Pengajar

BTAQ di SD Plus Tahfizhul Qur‟an

(SD PTQ) AN Nida Kota Salatiga

10 Juli 2016 Tenaga

Pengajar

8

16. Praktik Pengembangan Profesi (PPL)

di MA AL MANAR Tengaran

08 September

2016

Peserta 2

18. Seminar Nasional “Revitalisasi

Budaya Filsafat dalam Pemikiran

Islam Kontemporer” (FILSAFAT

AGAMA)

03 November

2016

Peserta 8

19. Seminar Nasional Edupreneurship

“Strategi Marketing Kunci Sukses

Wirausaha” (IAIN SALATIGA)

13 November

2016

Peserta 8

20. Seminar Nasional “Ya Allah, I‟m

Falling In Love” (LDK)

26 November

2016

Peserta 8

21. Grand Launching Inspiasi

Tazkia&Kursus Karakter ”Kisah Sang

13 Desember

2026

Peserta 2

Page 141: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Page 142: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Puji Tri Utami

2. Tempat dan tanggal lahir : Kab. Semarang, 29 Mei 1995

3. Jenis kelamin : Perempuan

4. Warga Negara : Indonesia

5. Agama : Islam

6. Alamat : Dusun. Semagu, Desa. Koripan, Rt.03

Rw.04, Kec. Susukan, Kab. Semarang

7. No. Hp : 085740089696

8. RiwayatPendidikan :

a. TK raudhotul Atfal 2001-2002

b. MI Ma‟arif Blotongan Salatiga 2002-2007

c. MTs Nu Salatiga 2007-2010

d. SMK PANCASILA Salatiga 2010-2013

9. Pengalaman Organisasi :

a. Al-Khidmah Kampus Kota Salatiga Tahun 2013-Sekarang

b. JQH IAIN Salatiga Tahun 2014

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Page 143: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

DOKUMENTASI

Upacara bendera siswa MTs SA dan SMK Pancasila

Asrama putra dalam masa perbaikan

Pondok Pesantren Pancasila

Page 144: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2152/1/Puji Tri Utami 111-13-240.pdf(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun

72

Gedung SMK Pancasila

Kegiatan bandongan santri putri