JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH...
Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH...
i
MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP
(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun 2017)
SKRIPSI
Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Kegururan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Oleh:
Puji Tri Utami
NIM: 111 13 240
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ii
iii
MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP
(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan SalatigaTahun 2017)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
PUJI TRI UTAMI
111 13 240
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
iv
v
vi
MOTTO
رة خ ل ا ر ا د ل ا له ل ا ك ا ت آ ا م ي ف غ ت ب ن وا م ك ب ي ص س ن ن ت ول
ا ي ن د ل ك ا ي ل له إ ال ن س ح أ ا م ن ك س ح د وأ ا س ف ال غ ب ول ت
لرض ا ن ف ي د س ف م ل ا ب ي ل له ل ا ن إ “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan
kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatlah kebaikan (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S Al-Qoshas: 77).
“Kalau kita memulai langkah dengan rasa takut, maka sebenarnya kita tidak
pernah melangkah” (A.H.Nayyar, Ph.D. Presiden Pakistan Peace Coalition)
“Sesungguhnya kesulitan itu selalu disertai dengan kemudahan. Maka apabila
kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap.” (QS Al
Insyiroh: 6-8)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT penulis persembahkan karya ini
teruntuk:
1. Syurgaku, Bapak Zamroni dan Ibu Jumiyem atas segala nasehat,
dukungan, perhatian, restu dan pengorbanannya dan yang tak pernah putus
selalu mendo‟akan kebaikan dunia akheratku.
2. Kakakku tercinta Rahmad Sholikin, Andi Wibowo dan Endang fitriyah,
yang senantiasa memberikan motivasi dan dukungan di setiap langkahku.
3. Abah Muhlasin dan Umi Choiriyatik (PP. Pancasila)
4. Pae Nasyir Asyari dan Mae Siti Aminah (PP. Masyithoh)
5. Sahabatku tercinta, Rifa Yuliani, Uswatun Khasanah yang selalu
membantuku, selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk sukses
bersama.
6. Muhammad Miftahul Arzaq, terimakasih telah menjadi sahabatku,
terimaksih atas segala bantuan, dukungan dan motivasi yang selalu
diberikan demi kesuksesanku.
7. Teman-teman seperjuangan di PP. Pancasila dan PP. Masyitoh Tingkir Lor
(Mbak Mayla, Mbak Laela, Dek Laeli, Dek Nurul, Dek Nadya, dek
afwah).
8. Keluarga besar Al Khidmah Kampus Kota Salatiga
9. Teman-teman Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan PAI 2013.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
nikmat, rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan lancar. Shalawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda nabi Agung Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan hingga zaman kaya ilmu pengetahuan sekarang ini.
Skripsi yang berjudul “Manajemen Sistem Pendidikan Pesantren Satu
Atap (Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga
Tahun 2017)” ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan (S. Pd) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Sutrisna, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan
waktunya membimbing dan memberikan arahan kepada penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik
yang dengan sabar mendengarkan keluh kesah dan memberikan
bimbingan kepada penulis selama menjadi mahasiswa IAIN Salatiga.
6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis.
ix
7. Ibu Nyai Choiriyatik selaku ketua yayasan pondok pesantren Pancasila
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
penelitian di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga.
8. Segenap pengurus, dewan asatidz, guru, santri pondok pesantren
pancasila yang telah mendukung jalannya penelitian ini.
9. Bapak Zamroni dan Ibu Jumiyem selaku kedua orang tua yang
senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
10. Teman-teman PAI IAIN Salatiga angkatan 2013, teman-teman IAIN
Salatiga angkatan 2013, telah memabantu penyelesaian skripsi ini.
Semoga bantuan dan kerja sama yang telah diberikan menjadi amal
baik dan balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini
jauh dari kata sempurna. Untuk itu saran dari pembaca selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya, penulis berharap
semoga skripsi ini dapat bagi semua yang membutuhkan.
x
ABSTRAK
Utami, Puji Tri. 2017. 1111240. Manajemen Sitem Pendidikan Pesantren Satu
Atap (Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota
Salatiga Tahun 2017. Skripsi. Pendidikan Agama Islam. Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Sutrisna, M.Pd.
Kata kunci: Manajemen Pendidikan Pesantren Satu Atap
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan manajemen
pendidikan pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila. Pertanyaan yang
ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana pelaksanaan manajemen
pendidikan pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila. (2) apa faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam melaksanakan manajemen pendidikan
pesantren satu atap, (3) upaya saja yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas
manajemen system pendidikan pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila.
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif,
teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan
pengkajian dokumentasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah reduksi data, display dan pengan kesimpulan.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa manajemen pesantren satu atap
telah dilaksanakan dengan baik, sesuai dengan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerak (actualling) dan pengawasan
(controlling) dalam bidang manajemen kurikulum, kesiswaan, keuangan, sarana
prasarana, dan personalia (1) Realitasnya terlaksana program pembelajaran yang
sistematis dengan melakukan perencanaan awal dengan adanya visi-misi dan
tujuan yang jelas, kegiatan pengambilan keputusan, merencanakan kebutuhan
mendatang. Pengorganisasian yaitu yayasan memberikan wewenang kepada
kepada kepala sekolah untuk mengadakan pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab. Pengerak dalam manajemen pesantren satu atap terkait SDM dan
segala aspek ketenaga pendidik dilembaga pendidikan Pondok Pesantren
Pancasila, untuk merealisasikan perencanaan dan pengorganisasian, dan usaha
untuk menggerakkan anggota untuk mencapai tujuan. Pengawasan di pesantren
Pancasila yaitu dengan mengadakan evaluasi pada setiap akhir bulan serta
pengamatan dan pengukuran akan terlaksananya proses pembelajaran sesuai
dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan kepada guru pengajar dari ketua
yayasan. (2) Faktor penghambat dalam manajemen pesantren satu atap yaitu
belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai terutama asrama dan
ruang kelas, belum adanya sarana ibadah, dan minimnya tenaga pendidik yang
mukim di Pesantren, adapun faktor pendukung di pondok pesantren Pancasila
yaitu lokasi yang strategis, terjalinnya hubunngan kerjasama yang erat antara
yayasan, dan lembaga sekolah. (3) Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas dalam mengembangkan pesantren satu atap di pondok pesantren
Pancasila yaitu ketua yayasan selalu memberikan fasilitas yang menunjang kepada
tenaga pendidik, melakukan studi banding dan menjalin hubungan yang baik
dengan masyarakat sekitar.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................... i
PERSETUJUAN
PEMBIMBING...................................................................................... ii
PENGESAHAN
KELULUSAN....................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................. vii
ABSTRAK.................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1
B. Fokus penelitian ...................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian...................................................................... 6
E. Penegasan Istilah .......................................................................... 7
F. Metode Penelitian…................................................................................. 9
G. Sumber Data……….………..............…………......................... 10
H. Metode Pengumpulan Data…………………………....................... 11
I. Analisis Data……………………………………….................. ..... 13
J. Sistematika Penulisan .......................................................................... 15
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen Sistem Pendidikan Pesantren Satu Atap........................... 17
1. Pengertian
Manajemen................................................................................ 18
2. Manajemen Sebagai Sistem...................................................... 24
3. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah............................ 25
B. Pengertian Pondok Pesantren......................................................... 33
C. Karakteristik Pendidikan Pesantren................................................ 35
D. Tipologi Pondok Pesantren………....………………………......... 38
E. Elemen-elemen Pesantren…………………………………….... . 40
F. Pesantren Satu Atap………………………………………..…..... 42
BAB III : TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran
Umum............................................................................................ 44
1. Letak Georgafis………………………………………................... 44
2. Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Pancasila…………....…...... 44
3. Visi, Misi, dan Tujuan PP. Pancasila……………………................ 46
4. Keadaan Pendidik/Tenaga Pengajar……….....………………….... 49
5. Keadaan
Siswa……………...……………………………………………… 52
xii
6. Preastasi
Siswa……........………………………………………………….... 55
7. Bagian
Keuangan…………………………………………………………. 64
8. Sarana dan
Prasarana………………….......…………………………………... 69
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Hasil
Penelitian………………………………………………………... 72
B. Analisis Data Penelitian………………………………………… 95
C. Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Pesantren Satu Atap di Pondok
Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga…………………. 101
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pelaksanaan Pendidikan
Pesantren Satu
Atap………………………………………………..………...... 104
E. Upaya Meningkatkan Manajemen Pesantren Satu Atap……... 106
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 107
B. Saran............................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 110
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Gambaran dan Lokasi Pondok Pesantren Pancasila
Tabel 3.2 Data Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Pancasila
Tabel 3.3 Keadaan Santri/Siswa Pondok Pesantren Pancasila
Tabel 3.4 Prestasi Akademik dan Non Akademik
Tabel 3.5 Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Pancasila
Tabel 3.6 Dirosah Santri Pondok Pesantren Pancasila
Tabel 3.7 Susunan Pengurus Pondok Pesantren Pancasila
Tabel 3.8 Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Pancasila
Tabel 4.1 Daftar Identitas Informan atau Responden
Tabel 4.2 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 1
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 2
Tabel 4.4 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 3
Tabel 4.5 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 4
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 5
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 6
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 7
Tabel 4.9 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 8
Tabel 4.10 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 9
Tabel 4.11 Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 10
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Panduan Wawancara
Lampiran 2. Daftar Ustadz
Lampiran 3. Daftar Santri Pondok Pesantren Pancasila
Lampiran 4. Daftar Identitas Responden
Lampiran 5. Profil Sekolah MTs SA Pancasila
Lampiran 6. Profil Sekolah SMK Pancasila
Lampiran 7. Nota Pembimbing
Lampiran 8. Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 9. Surat Putusan
Lampiran 10. Daftar Nilai SKK
Lampiran 11. Riwayat Hidup
Lampiran 12. Dokumentasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi dewasa ini Pondok Pesantren mempunyai peran
penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, karena tuntutan zaman dan juga persaingan
global yang semakin ketat sehingga dibutuhkan pendidikan yang merata bagi
seluruh warga Negara. Pendidikan merupakan bagian yang tidak lepas dari
semua individu di dunia ini, dengan pendidikan maka tingkat kepandaian dan
kemampuan setiap orang akan meningkat.
Pendidikan di Indonesia saat ini sedang mendapat sorotan, baik dari
pemerintah maupun pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan aspek
pendidikan. Pada mulanya pertumbuhan pendidikan berawal dari bentuk
pembelajaran yang terselenggara di masyarakat dalam bentuk formal atau
sistem pembelajaran tradisional. Era modernisasi seperti saat ini dimana
proses interaksi sosial berjalan semakin meningkat cepat, tingkat mobilisasi
masyarakat semakin tinggi. Maka, diharapkan pendidikan mampu menjawab
tantangan hadirnya dunia baru yang semakin akseleratif dengan berbagai
macam konsekuensi di dalamnya.
Dewasa ini yang menghendaki adanya pembinaan siswa/santri yang
dilaksanakan secara seimbang antara nilai dan sikap, pengetahuan,
kecerdasaan, keterampilan kemampuan komunikasi, dan kesadaran teknologi,
dengan kata lain harus seimbang antara IPTEK (ilmu pengetahuan dan
2
teknologi) dan IMTAQ (iman dan taqwa), sehingga memperoleh kebahagiaan
dunia dan akherat yang didasarkan pada perintah Allah dalam Al-Qur‟an
surat Al-Qashas ayat 77 :
رة خ ل ا ر ا د ل ا له ل ا ك ا ت آ ا م ي ف غ ت ب ن وا م ك ب ي ص ن س ن ت ول
ا ي ن د ل ك ا ي ل إ له ل ا ن س ح أ ا م ن ك س ح ف وأ د ا س ف ل ا غ ب ت ول
لرض ن ا ي د س ف م ل ا ب ي ل له ل ا ن إ
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akherat, dan janganlah kamu melupakan
kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuatlah kebaikan (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu. Dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S Al-Qoshas: 77).
Telah beredar pemahaman dikalangan masyarakat adanya dualisme
pendidikan, yaitu lembaga pendidikan yang disebut sebagai lembaga
pendidikan umum (lembaga sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu bumi) dan
lembaga pendidikan agama (lembaga/sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu
agama) termasuk “Pondok Pesantren”, karena pesantren merupakan lembaga
pedidikan agama yang spesifik di Indonesia, semula Pondok Pesantren lebih
dikenal sebagai lembaga pendidikan agama yang hanya mengajarkan
pendidikan agama dan lebih tertutup terhadap pembelajaran ilmu-ilmu umum.
3
Namun seiring dengan kebutuhan siswa dalam menghadapi tantangan
zaman maka pesantren memasukkan pendidikan umum dalam lembaga
Pondok Pesantren, sehingga siswa atau santri lebih siap dalam menghadapi
tantangan zaman yang semakin maju dengan teknologi yang semakin
berkembang. Fenomena pendidikan tersebut mewujud dalam bentuk
penggabungan antara pendidikan formal dan informal yang terbalut dalam
satu bingkai lembaga atau satuan pendidikan. Atau bisa dikatakan dengan
bahasa yang lain yaitu pendidikan yang mengintegrasikan (Integrated
Education) antara pendidikan umum dengan pendidikan agama.
Berbicara mengenai SDM, dapat dilihat dari kedua aspek, yakni
kuantitas dan kualitas. Kuantitas menyangkut jumlah SDM yang umumnya
dapat dianggap kurang penting kontribusinya terhadap pembangunan
masyarakat, dibandingkan aspek kualitas. Bahkan kuantitas SDM tanpa
disertai kualitas yang baik, akan menjadi beban pembangunan itu sendiri.
Sedangkan kualitas menyangkut mutu SDM, yang berkaitan dengan
kemampuan, baik kualitas fisik maupun kualitas non-fisik (kecerdasan dan
mental). Karena itu, untuk kepentingan pembangunan, maka kualitas SDM
merupakan prasarat utama.
Untuk mendapatkan kualitas serta kuantitas sumber daya manusia yang
mumpuni sebagaimana yang telah tertulis di atas. Maka, sangat diperlukan
adanya sistem tata kelola yang baik, manajemen yang terarah, sistematis serta
produktif. Manajemen mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan
oleh individu-individu yang menyumbangkan upaya yang terbaik melalui
4
tindakan yang telah diputuskan sebelumnya. Hal tersebut meliputi segala
pengetahuan yang mana harus di laksanakan. Sejalan dengan itu, manajemen
pengelolaan yang ada relevansinya dengan lembaga, institusi, instansi
maupun satuan pendidikan perlu ditata sedemikian rupa hingga mampu
menciptakan iklim yang terintegrasi satu sama lain. Manajemen sekolah yang
berbasis pesantren perlu betul-betul diarahkan kepada manajemen yang
efektif dan tepat sasaran guna menyasar pada pencapaian pendidikan yang
transformative sesuai pada prinsip pengajaran pesantren.
Karena perkembangan pendidikan nasional, penyelanggaraan Pondok
Pesantren kini tidak lagi terpaku pada metode dan sistem klasik, namun juga
telah menerapkan jalur sekolah, yaitu dengan didirikannya sekolah atau
madrasah dilingkungan Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren Pancasila adalah salah satu lembaga pendidikan non
formal yang berada di kota Salatiga. Pesantren ini sudah berdiri sejak tahun
September 1991, pondok pesantren Pancasila berdiri sebagai salah satu
lembaga pendidikan non formal sekaligus sebagai tempat pembelajaran
pendidikan agama Islam yang meliputi berbagai ilmu keagamaan dan ilmu
umum. Pondok pesantren Pancasila memiliki lembaga pendidikan formal,
yaitu MTs Pancasila dan SMK Pancasila, siswa-siswi yang sekolah di
sekolahan tersebut adalah santri-santri yang ada di pesantren Pancasila, tapi
ada juga siswa yang dari luar pondok pesantren. Untuk mencetak lulusan
yang baik dan yang mandiri dalam hal ilmu agama dan ilmu umum maka
Pondok Pesantren Pancasila dengan sistem pendidikan salaf-modern di
5
dalamnya harus melakukan pengelolaan penataan manajemen pendidikan
dalam mengembangkan pendidikan yang efektif. Dari masalah yang telah
dipaparkan sebagaimana keterangan yang telah di jelaskan. Untuk
membuktikan konsep tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN
PESANTREN SATU ATAP (Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila
Blotongan Kota Salatiga Tahun 2017)”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah ini maka penulis memiliki
beberapa hal yang mengulas tentang manajemen sistem pendidikan pesantren
satu atap studi kasus Pondok Pesantren Pancasila, yang meliputi:
1. Bagaimana manajemen sistem pendidikan pesantren satu atap di Pondok
Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017?
2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat manajemen system
pendidikan pesanten satu atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan
Kota Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017?
3. Upaya apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas manajemen
sistem pendidikan satu atap di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan,
Kota Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017?
6
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan sasaran yang ingin dicapai dalam
penelitian, isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada rumusan masalah.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk dapat mengetahui bagaimana manajemen sistem pendidikan
pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan, Salatiga
Tahun 2016/2017.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat Manajemen
sistem pendidikan Pesantren Satu atap di Pondok Pesantren Pancasila
Blotongan Salatiga. Tahun ajaran 2016/2017
3. Untuk dapat mengetahui upaya yang dilakukan dalam meningkatkan
pendidikan pesantren satu atap Pondok Pesantren Pancasila blotongan
salatiga tahun ajaran 2016/2017
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoritis
a. Sebagai sumbangsih dalam upaya memberikan informasi ilmiah
terkait manajemen sistem pendidikan pondok pesantren satu atap.
b. Mengembangkan wawasan keilmuan dalam pendidikan khususnya
terkait manajemen sistem pendidikan satu atap.
c. Memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan
sumber daya manusia, khususnya yang berkaitan dengan manajemen
Pondok Pesantren Satu Atap.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pembaca
Memberi pengetahuan tentang manajemen sistem pendidikan satu
atap dan menjadikan pembaca mengetahui bagaimana
pengorganisasian pesantren terkait faktor-faktor penunjang dalam
pelaksanaan pendidikan.
b. Bagi lembaga pendidikan pesantren sebagai fokus penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam memberikan
pengetahuan serta sebagai upaya meningatkan mutu pendidikan dan
memberi sumbangsih pemikiran serta ide terhadap penyelenggaraan
pendidikan di pesantren.
c. Bagi peneliti
Mendapatkan ilmu baru yang bermanfaat sebagai pengetahuan dalam
bidang manajemen sistem pendidikan di Pondok Pesantren satu atap
di Pondok Pesantren.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran judul di atas, maka
perlu pembatasan pembahasan yang akan penulis teliti sehingga tidak terjadi
pembiasaan dalam permasalahan. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu
di ketahui maksud dari istilah dalam judul di atas.
1. Manajemen
8
Manajemen merupakan proses merencana, mengorganisasi,
memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya
agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efesien (Fattah, 2004: 1).
2. Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang mempunyai arti
bagian-bagian yang terhimpun atau komponen yang saling berhubungan
secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sedangkan dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia sistem diartikan seperangkat unsur yang secara
teratur saling berkaitan sehingga membentuk satu totalitas. Hal senada pun
terdapat pada kamus umum Bahasa Indonesia yang mengartikan sistem
adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan
sesuatu.
3. Pendidikan
Adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi
dalam dirinya (Usman, 2006: 30).
Melihat dari ciri-ciri tersebut, dapat diketahui bahwa pendidikan
adalah suatu sistem, hal ini terlihat pada pendidikan yang mempunyai
komponen-komponen seperti pada ciri-ciri suatu system, sehingga
pendidikan tidak dapat terlepas dengan suatu sistem.
Sedangkan maksud dari manajemen sistem pendidikan adalah suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan berupa proses pengelolaan usaha
kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi
9
pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumya, agar efektif dan efesien. Manajemen sistem pendidikan juga
dapat didefinisikan sebagi seni dan ilmu mengelola sumber daya
pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi di dalam dirinya
(Usman, 2006: 7).
Jadi, manajemen sistem pendidikan yang dimaksud oleh penulis
dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengelolaan pendidikan yang
dilaksanakan di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga
tahun ajaran 2006-2017.
4. Pondok Pesantren Satu Atap
Pondok Pesantren satu atap, yaitu Pondok Pesantren yang di
dalamnya memiliki lembaga pendidikan formal dan kemudian mendapat
sumbangan bantuan gedung untuk MTs dari pemerintah Australia pada
tahun 2009/2010.
F. Metode Penelitian
Pendekatan dan jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Metode penelitian ini juga disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami (natural Setting), di sebut
juga metode enoghrapi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di
gunakan untuk antropologi budaya, di sebut sebagai metode kualitatif, karena
data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiono,
2009:1). Penelitian secara kualitatif ini guna memberi keterangan yang jelas
10
mengenai manajemen system pendidikan pesantren satu atap di Pondok
Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
G. Sumber Data
Pada tahap ini, peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai
sumber data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dalam
penelitian ini terdapat dua data yaitu: data utama (Primer) dan Data Skunder
(Skunder).
a. Data Primer
Data primer adalah yang langsung di kumpulkan oleh peneliti dari
sumber pertanyaan (Suryabrata, 2003:39). Adapun yang terlibat
langsung sebagai sumber data primer di sini yaitu:
No NAMA JABATAN
1. K. Mukhlasin/Ketua Yayasan Pengasuh PP.Pancasila
2. Mansur Hidayat Ketua Pondok
3. Sri Mulyani Kepala Sekolah SMK Pancasila
4. Nur Fadhilah Kepala Sekolah Mts Pancasila
5. Andre Ferdianto Bagian sarana prasarana
6. Lilik masfufah Kepala bagian keuangan
7. Sakinatul Birroh Kepala bagian Kesiswaan
8. Maria Ulfa Pengurus
9. Siti Isnaini Pengurus
10. Samsul Arifin Pengurus
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang sudah tersusun dan sudah di
jadikan dalam bentuk dokumen-dokumen (Suryabrata, 2003: 40).
Adapun sumber data skunder di sini adalah buku-buku yang terkait
11
dengan Manajemen Sistem Pendidikan, arsip-arsip, dokumen, catatan
dan laporan Pondok Pesantren Pancasila.
H. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data disini digunakan untuk memperoleh data
melalui beberapa yang nantinya akan dijadikan hasil penemuan di dalam
penelitian ini. Adapun Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya
jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari
pihak yang mewancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai
(Fathoni, 2011: 105).
Dalam metode ini peneliti meneliti dengan memberikan
instrument atau panduan wawancara secara terstruktur kepada responden,
wawancara disini di fokuskan tentang bagaimana manajemen system
pendidikan pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan
Kota Salatiga yang mana fokusnya adalah manajemen sistem pendidikan
pesantren satu atap.
(Arikunto (2010: 270) mengemukakan bahwa secara garis besar
ada dua macam pedoman wawancara:
1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara
yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Hasil
wawancara dengan jenis ini lebih banyak tergantung dari
pewawancara. Pewawancara ini cocok untuk penelitian kasus.
12
2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-List.
Peneliti disini menggunakan pedoman wawancara tidak
terstruktur. Namun responden telah disiapkan pertanyaan-pertanyaan
wawancara yang dicetak dan dibagikan kepada setiap responden
kedalam pokok pembahasan wawancara. Adapun langkah-
langkahnya, peneliti mengawali dengan menentukan siapa saja
responden yang akan diwawancarai yaitu guru/ustadzah sebanyak 10
orang yang terdiri dari ketua yayasan, pengurus pesantren,
guru/ustadzah di pesantren. Setelah itu peneliti melakukan wawancara
secara langsung dengan lembar pedoman tersebut sebagai pendukung
atau acuan responden dalam wawancara yang kemudian hasil
jawabannya dituliskan secara lengkap dan dijabarkan melalui lembar
pedoman tersebut.
b. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Disini peneliti
meneliti tetang bagaimana manajemen system pendidikan pesantren satu
atap di Pondok Pesantren Pancasila blotongan Kota Salatiga.
13
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapan, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2014:274).
Pada penelitian ini, penelititi akan menggali informasi dari dokumen
yang sudah ada untuk dicari beberapa informasi mengenai data tentang
dinamika organisasi keagamaan atau organisasi sekolah termasuk prestasi
yang pernah di peroleh, semua itu dapat digali lewat arsip atau dokumen
yang ada.
I. Analisi Data
Analisis data dari pengumpulan data merupakan tahapan yang peting
dalam menyelesaikan suatu kegiatan ilmiah. Sehingga analisis data di sini
berfungsi untuk member arti, makna dan nilai yang terkandung dalam sata
tersebut. Analisis dalm penelitian kualitatif dimulai sejak peneliti
mengumpulkan data di lapangan, sejak akan masuk ke lapangan, ketika
sedang berada di lapangan da sesudah selesai mengumpulkan data di
lapangan (Kasiran, 2008: 351-352). Peneliti memulai proses analisis data
dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari
observasi yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara maupun
dokumen. Analisi data kualitatif berkaitan dengan:
a) Reduksi data
Reduksi data dimasukkan untuk memperoleh data yang lebih focus
dan tajam, karena data yang menumpuk belum dapat memberi
14
gambaran yang jelas. Reduksi data merupakan penyederhanaan yang
diperoleh dari catatan lapangan sebagai upaya untuk
mengorganisasikan data dan mempermudah penarikan kesimpulan.
b) Penyajian data
Data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung
disajikan sebagai kumpulan informasi terusan yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penulis membuat ini dengan naratif guna memperjelas hasil
penelitian.
c) Kesimpulan dan Verifikasi
Verifikasi merupakan penarikan kesimpulan melalui diskusi dengan
teman atau analisis dari peneliti. Penarikan kesimpulan hanyalah
sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama kegiatan berlangsung (Suprayogo
dan Tobroi, 2003: 95).
d) Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, data yang telah berhasil digali
dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan
kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu, peneliti harus memilih
dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas
data yang diperolehnya. Cara pengumpulan data yang beragam
tekniknya harus sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar
diperlukan bagi penelitian.
15
Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria
tertentu. Dalam penelitian ini, validitas dan reabilitas data yang akan
digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan teknik
Triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Lebih spesifik
triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber.
Triangulasi sumber, yakni membandingkan dan mengecek baik
derajat kepercayaan suatu informan yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dapat dicapai
salah satunya dengan jalan/cara membandingkan hasil wawancara
narasumber atau informan satu dengan narasumebr/informan penelitian
yang lain (Moleong, 2007:330-331).
J. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diperlukan untuk menata dan mengatur sistematika
penulisan sehingga mudah dibaca dan dipahami, adapun sistematika
penulisan dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Memuat tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, kajian penelitian terdahulu dan
sistematika penulisan skripsi.
16
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Memuat kajian pustaka tentang manajemen sistem pendidikan
Pondok Pesantren satu atap studi kasus Pondok Pesantren
Pancasila Blotongan Kota Salatiga tahun ajaran 2016/ 2017, yang
meliputi: teori pesantren satu atap, beberapa kinerja pelaksanaan
manajemen sistem pendidikan pesantren satu atap ditinjau dari
manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen
keuangan, sarana prasarana, manajemen ketenaga kependidikan
atau personalia serta faktor pendukung serta penghambat sekaligus
upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan pesantren satu atap
BAB III: TEMUAN PENELITIAN
Laporan hasil penelitian meliputi gambaran umum lokasi dan
subyek penelitian serta penyajian data hasil penelitian.
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN
Pembahsan hasil penelitian berisi tentang hasil penelitian dan
analisis data penelitian
BAB V: PENUTUP
Mengakhiri penulisan skripsi pada bab ke lima menguraikan
mengenai kesimpulan akhir dari penelitian, kritik saran yang
berhubungan dengan pihak-pihak terkait subyek penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Manajemen Sistem Pendidikan Pesantren Satu Atap
1. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu asal dari kata
“manus” yang berarti tangan dan “agree” yang berarti melakukan, kata-
kata itu digabung menjadi kata kerja menjadi kata “manager” yang artinya
menangani, manager diterjemahkan dalam bahasa inggris dalam bentuk
kerja to manager, dengan kata benda managemen, kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti penggelolaan
(Usman, 2006: 6).
Menurut Holt (dalam Winardi, 2000: 25) “Management is the
process of planning, organizing, leading, and controlling that
encompasses human, material, financial and information resources is an
organizational eniounment”.
Menurut Wahyudi (1996: 15)” Manajemen adalah suatu seni dan
ilmu dari perbuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi
(evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis antar fungsi-fungsi
yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa
mendatang”.
Menurut Guther Hullick (1999: 5) bahwa manajemen manajemen
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis
18
untuk mamahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama
untuk mencapai tujuan dan membuat system kerjasama ini lebih manfaat
bagi kemanusiaan.
Menurut Jauch (1994: 6) bahwa manajemen adalah sejumlah
keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi
atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran
perusahaan, proses manajemen adalah dengan cara jalan mana para
perencana strategi menentukan sasaran dalam mengambil keputusan.
Menurut Sergiovanni dkk, yang terdapat dalam buku Ibrahim
Bafadhal, mengatakan bahwa “Manajemen sebagai process of working
with and through others to accomplish organizational goals efficiently”.
(Manajemen sebagai proses kerja melalui orang lain untuk mencapai
tujuan organisasi secara efisien). Di dalam manajemen meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerak
(Actuanting), dan pengawasan (controlling). Manajemen merupakan suatu
proses sosial yang berhubungan dengan keseluruhan usaha manusia
dengan manusia lain serta sumber sumber lainnya dengan menggunakan
metode yang efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya.
2. Fungsi-Fungsi Manajemen
Dari beberapa fungsi yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas,
menurut penulis, fungsi manajemen menurut G.R. Terry dan Guther
Hullick yang paling pokok dalam sebuah manajemen, yaitu: perencanaan
19
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerak (Actuanting), dan
pengawasan (controlling). Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta
menggunakan asumsi-asumsi tentang masa depan dalam membuat
visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusulkan dan memang
diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Planning mencakup
kegiatan pengambilan keputusan, karena termasuk pemilihan alternatif
keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan visualisasi dan
melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan tindakan
untuk masa mendatang. Perencanaan tidak muncul tiba-tiba, akan tetapi
berangkat dari sumber-sumber yang menjadi dasar dan inspirasi.
Adapun sumber-sumber perencanaan adalah:
1) Visi organisasi
2) Kebijakan organisasi
3) Hasil pengawasan
4) Kebutuhan mendatang
5) Studi yang berkesinambungan
6) Inisiatif dari dalam maupun dari luar organisasi
Perencanaan berarti menentukan sebelumnya apa yang harus dilakukan
dan bagaimana melakukannya. Fungsi perencanaan mencangkup tujuan,
standar, penetapan atau prosedur, dan pembuatan rencana serta ramalan
20
apa yang dikirakan akan terjadi, dalam manajemen pendidikan
perencanaan memiliki manfaat-manfaat antara lain sebagai berikut:
1) Standar pelaksanaan dan pengawasan dalam setiap program
pendidikan yang akan dilaksanakan.
2) Penyususnan skala prioritas baik sasaran maupun kegiatan
pendidikan yang akan diselenggarakan dan akan ditetapkan.
3) Alat dalam memudahkan untuk berkoordinasi dengan pihak
terkait semua komponen penyelenggaraan pendidikan (Usman,
2006:49).
Fungsi diatas memberikan dukungan yang penuh dalam
merencanakan suatu perencanaan yang mengacu pada penentapan
tujuan, standar, aturan prosedur dan pembuatan rencana, juga
memberikan kemudahan dalam koordinasi dengan semua pihak
komponen penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan yang
hendak dicapai.
b. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-
hubungan yang efektif antara orang-orang, hingga mereka dapat
bekerja sama secara efisien dengan demikian mereka memperoleh
kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam
kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran
tertentu.
21
Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen
yang dilaksanakan untuk mengatur seluruh sumber-sumber yang
dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan dengan sukses. Yang mencakup membagi komponen-
komponen kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan ke
dalam kelompok-kelompok; membagi tugas kepada seorang manajer
untuk mengadakan pengelompokkan tersebut; dan menetapkan
wewenang di antara kelompok atau unit-unit organisasi. Esensi dari
pengorganisasian adalah pembagian tugas, wewenang, dan tanggung
jawab. Adapun fungsi pengorganisasian adalah untuk:
1) Membagi tugas serta mengatur kerjasama
2) Mencegah adanya overlapping (tumpang tindih)
3) Memperlancar proses kerja
Membuat kejelasan tanggung jawab Proses pengorganisasian pada
dasarnya meliputi pembatasan dan penjumlahan tugas-tugas,
pengelompokkan dan pengklasifikasian tugas-tugas, serta pendelegasian
wewenang.
b. Penggerak (actuanting)
Penggerak (actuanting) adalah salah satu fungsi manajemen yang
berfungsi untuk merealisasikan hasil perencanaan dan pengorganisasian.
Actuanting adalah upaya untuk menggerakan atau mengarahkan tenaga
kerja (man power) serta mendayagunakan fasilitas yang ada dengan
maksud untuk melaksanakan pekerjaan secara bersama. Actuanting
22
merupakan usaha untuk menggerakan anggota-anggota kelompok
sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan. Dalam pelaksanaannya
mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer untuk mengawali dan
melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan
pengorganisasian agar tujuan tercapai secara efektif dan efisien.
c. Penyusunan Pegawai(Staffing)
Pengisian jabatan (staffing) akan mempengaruhi “kepemimpinan dan
pengendalian”. Pengisian jabatan mengharuskan adanya pendekatan dengan
sistem terbuka (open-system approach). Pengisian jabatan dilaksanakan di
dalam institusi, yang pada gilirannya mempunyai hubungan dengan
lingkungan luarnya. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain
menentukan, memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber daya
manusia dengan menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan
sumber daya manusia. Penyediaan staf merupakan pengarahan dan latihan
sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi
kerja yang menyenangkan.
d. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan
bimbingan terdapat para petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun
fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan
pengarahan staff yang telah diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas
23
di bidangnya masing-masing tidak menyimpang dari garis program yang telah
ditentukan.
e. Koordinasi (Coordinating)
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi
manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan,
menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja
sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi
adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi
kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar
kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para
anggota itu sendiri.
f. Pelaporan (Reporting)
Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan
pemberian informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat
mengikuti perkembangan dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat
vertikal, tetapi dapat juga bersifat horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat
dalam kaitannya dengan konsep sistem informasi manajemen, yang
merupakan hal penting dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
g. Pembuatan Anggaran (Budgeting)
Luther Gullick mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu
fungsi manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan
pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi. Sesuatu
24
anggaran, baik APBN maupun APBD, menunjukkan dua hal: pertama sebagai
satu pernyataan fiskal dan kedua sebagai suatu mekanisme. APBN
merupakan kependekan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
APBN adalah anggaran pendapatan dan belanja negara Republik Indonesia
setiap tahun yang telah disetujui oleh anggota DPR (Dewan perwakilan
Rakyat).
h. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dalam manajemen suatu lembaga merupakan suatu bentuk
evaluasi dalam setiap kegiatan-kegiatan yang akan dilakasanakan dan telah
terlaksana, sehingga hasil dan rencana pelaksana sesuai dengan yang telah di
susun dan ditetapkan. Pengawasan adalah fungsi manajemen yang terakhir,
pengawasan adalah pengamatan dan pengukuran, apakah pelaksanaan dan
hasil kerja sudah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Kalau tidak sesuai
dengan rencana, apa kendalanya dan bagaimana menghilangkan kendala
tersebut agar hasil kerja dapat sesuai dengan apa yang diharapkan (Abbas,
2009:102).
Tujuan pengawasan dalam lembaga pendidikan yaitu untuk membantu
mempertahankan hasil atau out-put yang sesaui dengan sayarat-syarat sistem.
Artinya dengan melakukan kerja pengawasan, diharapkan dapat mencapai
kualitas produk organisasi berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan.
3. Manajemen Sebagai Sistem
Ilmu manajemen yang menjadi prasarat berjalannya program
pendidikan sec ara sistematis dan kontinu harus menjadi sebuah sistem
25
dalam lembaga pendidikan. Jangan samapai manajemen tersebut hanya
pemanis lidah “lips servise”, tetapi kosong dalam praktik. Sistem adalah
suatu kesatuan yang utuh dengan bagian-bagian yang tersusun secara
sistematis, yang mempunyai relasi satu dengan yang lain, dan sesuai
dengan konteknya. Bila sekolah atau lembaga pendidikan dipandang
sebagai sistem, maka termasuk sistem terbuka begitu pula dengan
manajemen, sistem terbuka mempunyai arti sekolah, pendidikan, atau
manajemen tidak mengisolasi diri dari lingkungannya, melainkan selalu
mengadakan kontak hubungan kerja sama.
Dalam pembahasan manajemen kita perlu memakai pendekatan
sistem, karena gerakan sistem adalah sesuatu yang baru cocok diterapkan
dalam bidang pendidikan pada umumnya dan manajemen khususnya,
masih ada gerakan yang mutakhir dalam administrasi, yaitu cintigency
atau pendekatan situasional. Namun, pendekatan ini tidak dipilih
mengingat pendekatan sistem itu sendiri bisa merangkul pendekatan
situasional berkat keterbukanya terhadap lingkungan (Asmani, 2009:84).
4. Konsep Dasar Manajemen Berbasis Sekolah
Wahyudi (1996:15) “Manajemen berbasis Sekolah adalah suatu
seni dan ilmu dari Pembuatan (Formulating), penerapan (implementing)
dan evaluasi (evaluating) tentang keputusan-keputusan strategis antar
fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-
tujuan masa mendatang.
26
Jadi, manajemen pendidikan adalah sebagai suatu proses atau
sistem pengelolaan kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem
pendidikan yang bertujuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar
yang mencangkup tujuan umum dan tujuan khusus yang semuanya
bermaksud mengubah nasib kaum yang berada dalam kebodohan dan
berusaha menjadi yang diharapkan Allah yang mengemban misi sebagai
kholifah dimuka bumi.
a. Tujuan Umum Manajemen Pendidikan
Secara umum manajemen pendidikan bertujuan untuk menyusun
suatu sistem pengelolaan yang meliputi:
1) Organisasi kurikulum
2) Pengelolaan keuangan
3) Pengelolaan sarana dan prasarana
4) Pengelolaan kesiswaan
5) Pengelolaan hubungan dengan masyarakat, yang mendukung
terlaksananya proses pembelajaran yang relevan, efektif dan
efisien yang menunjang tercapainya suatu tujuan pendidikan.
b. Tujuan Khusus Manajemen Pendidikan
Secara khusus manajemen pendidikan bertujuan menciptakan
sistem pengelolaan yang relefan, efektif, efisien yang dapat
dilaksanakan dan mencapai sasaran dengan suatu pola struktur
organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara
27
pemimpin/pengelola program, tenaga tata usaha, dan tenaga
pembinaan/pembimbing.
c. Prinsip Manajemen
Pentingnya prinsip-prinsip dasar dalam praktik manajemen antara
lain: (1) menentukan cara/metode kerja; (2) pemilihan pekerja dan
pengembangan keahliannya; (3) pemilihan prosedur kerja; (4)
menentukan batas-batas tugas; (5) mempersiapka dan membuat
spesifikasi tugas; (6) melakukan pendidikakn dan latihan; (7)
menentukan system dan besarnya imbalan. Semua itu dimaksudkan
untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan produktivitas kerja
(Fattah, 2004: 12).
d. Tujuan Manajemen
Manurut Shrode Dan Voich (1947) tujuan utama manajemen
adalah produktivitas dan kepuasan.Mungkin saja tujuan ini tidak
tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu
pendidikan lulusannya, keuntungan profit yang tinggi, pemenuhan
kesempatan kerja, pembangunan daerah nasional, tanggung jawab
sosial. Tujua-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan
mengkajian terhdap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan
dan kelemahan, peluang, dan ancaman (Fattah, 2004:15).
Merujuk kepada kebijakan Direktorat pendidikan menengah umum
Depdiknas dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, berikut akan
28
diuraikan secara ringkas tentang bidang-bidang kegiatan pendidikan di
sekolah, yang mencangkup:
a. Manajemen kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari kata curir
(pelari) dan curere (tempat berpacu), dan pada awalnya digunakan
dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan sebagai
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start
sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.
Kurikulum didefinisikan oleh Beauchamp, bahwa, “A
Curriculum is a written document which may contain many
ingredients, but basically it is a plan for the education of people
during their enrolment in given school”. Kurikulum adalah
dokumen tertulis yang berisi bahan-bahan, tetapi pada dasarnya
merupakan rencana pendidikan bagi orang-orang yang selama
mereka mengikuti pendidikan yang diberikan di sekolah.
2. Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan (peserta didik) merupakan salah satu
bidang manajemen sekolah, manajemen kesiswaan adalah
penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan
peserta didik mulai masuk sekolah hingga keluarnya peserta didik
dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk
pencatatan data peserta didik dari suatu sekolah melainkan
29
meliputi aspek yang lebih luas secara opersional dapat membantu
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui
proses pendidikan sekolah.
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di
sekolah dapat berjalan lancar, tertib, dan teratur, serta mencapai
tujuan pendidikan sekolah (Mulyasa, 2009: 46).
Pada hakikatnya, tujuan dari pembinaan dan pengembangan
peserta didik itu sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional
Indonesia yang tercantum dalam GBHN, peserta didik sebagai
kader penerus perjuangan bangsa dan pembangunan nasional,
harus dipersiapkan sebaik-bainya serta dihindarkan dari segala
kendala yang merusaknya, dengan memberikan bekal secukupnya
dalam kepemimpinan.
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan di sekolah terutama berkenaan
dengan kiat sekolah dalam mengali dana, kiat sekolah dalam
mengelola dana, pengelolaan keuangan dikaitkan dengan program
tahunan sekolah, cara mengadministrasikan dana sekolah, dan cara
melakukan pengawasan, pengendalian serta pemeriksaan. Inti dari
manajemen keuangan adalah pencapaian efisiensi efektivitas
(Kompri, 2014: 17).
30
Jadi, manajemen keuangan adalah segala aktifitas organisasi yang
berhubungan dengan bagaimana pemperoleh dana, menggunaan dana,
mengelola dana, dan mengelola asset sesuai tujuan organisasi secara
menyeluruh. Sedangkan manajemen keuangan pesantren adalah
seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan
dilaksanakan/diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh, serta
pembinaan secara kontinu terhadap biaya operasional sekolahsehingga
kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta membantu
pencapaian tujuan pendidikan.
Sumber keuangan dan pembiyayaan pada suatu sekolah secara
garis besar dapat dikelompokkan atas tiga sumber, yaitu (1)
pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah atau kedua-duanya, yang
bersifat umum atau khsusus dan diperuntukkan bagi kepentinngan
pendidikan; (2) orang tua atau peserta didik; (3) masyarakat baik
mengikuti atau tidak mengikuti. Berkaitan dengan penerimaan
keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegasskan dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Nasional 1989 bahwa karena keterbatasan
kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana
pendidikan merupaka tanggung jawab bersama antara pemerintah,
masyarakat, dan orang tua (Mulyasa, 2001: 41).
Oleh karena itu, disamping mengupayakan ketersediaan dana yang
memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan rutin
operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan
31
transparansi setiap penggunaan keuangan baik yang bersumber dari
pemerintah, masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
4. Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana sekolah merupakan
tindakan yang dilakukan secara periodik dan terencana untuk
merawat fasilitas fisik, seperti gedung, mebeler, dan peralatan
sekolah lainnya, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja,
memperpanjang usia pakai, menurunkan biaya perbaikan dan
menetapkan biaya efektif perawatan sarana dan prasarana sekolah.
Sarana pendidikan merupakan peralatan dan perlengkapan
secara langsung untuk menunjang proses pendidikan, khususnya
proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi,
serta alat-alat media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan
sarana pendidikan adalah falisitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi tidak
dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar menagjar,
tetapi taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah
sekaligus lapangan olah raga, tersebut termasuk sarana pendidikan.
5. Manajemen Personalia
Manajemen personalian adalah tehnik atau prosedur yang
berhubungan dengan pengelolaan SDM didalam suatu organisasi.
Pengelolaan dan pendayagunaan personalia dalam suatu lembaga
32
baik tenaga edukatif maupun tenaga administrative secara efektif
dan efisien banyak tergantungnya pada kemampuan kepala
sekolah/ madrasah/lembaga pendidikan lainnya baik sebagai
manajer maupun kepala lembaga pendidikan tersebut
(suryosubroto, 2004: 86).
Personalia adalah komponen yang bertanggung jawab
dalam upaya mencapai tujuan dalam pendidikan, maka peronalia
memiliki tanggung jawab yang sangat besar.
Terdapat empat Prinsip dasar manajemen peronalia, yaitu:
1) Dalam pengembangan suatu lembaga pendidikan baik
sekolah/madrasah/pesantren, sumberdaya manusia adalah
komponen paling penting dalam menunjang berlangsungnya
kegiatan, baik pendidikan maupun keorganisasian lembaga.
2) Sumberdaya manusia akan berperan secara optimal, jika dikelola
dengan baik, sebagaimana penunjang tercapainya tujuan dari
lembaga.
3) Kultur dan suasana organisasi lembaga pendidikan serta perilaku
manajerialnya sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan
pengembangan sekolah/madrasah/pesantren.
4) Manajemen personalia sekolah/madrasah/pesantren pada
prinsipnya mengupayakan agar setiap warga (guru/ustadz, staf
administrasi, peserta didik, orang tua dan stakeholder) dapat
33
bekerja sama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan (Kompri, 2014: 17).
Di samping faktor ketersediaan sumber daya manusia, hal
yang penting dalam manajemen personalia adalah berkenaan
penugasan kompetensi manajemen dari para personil di sekolah.
Oleh karena itu, upaya pengembangan kompetensi dari setiap
personil sekolah menjadi mutlak diperlukan.
B. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren berasal dari kata funduk yang berarti hotel atau
asrama. Pondok berfungsi sebagai asrama bagi santri, pondok merupakan ciri
khas tradisi pesantren yang membedakan dengan sitem pendidikan tradisional
di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan wilayah Negara-Negara
lain (Muliawan, 2005:156-157).
Pesantren berasal dari kata santri yaitu seseorang yang belajar agama
Islam, sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti, tempat orang
berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren
adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat “tradisional”
untuk mendalami ilmu tentang agama Islam dan mengamalkannya sebagai
pedoman hidup keseharian (Haidar Putra Daulany, 2004:26-27).
Dhofier (1994: 84) mendefinisikan bahwa Pondok Pesantren adalah
lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami,
34
menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya
moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Nasir (2005: 80) mendefinisikan bahwa Pondok Pesantren adalah
lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta
mengembangkan dan menyebarkan ilmu agama Islam.
Tim Penulis Departemen Agama (2003: 3) dalam buku Pola
Pembelajaran Pesantren mendefinisikan bahwa Pondok Pesantren adalah
pendidikan dan pengajaran Islam di mana di dalamnya terjadi interaksi antara
kiai dan ustadz sebagai guru dan para santri sebagai murid dengan mengambil
tempat di masjid atau di halaman-halaman asrama (pondok) untuk mengkaji
dan membahas buku-buku teks keagamaan karya ulama masa lalu. Dengan
demikian, unsur terpenting bagi pesantren adalah adanya kyai, para santri,
masjid, tempat tinggal (pondok) serta buku-buku (kitab kuning).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesantren diartikan sebagai
asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan
secara istilah pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, dimana para santri
biasanya tinggal dipondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab
klasik (kitab kuning) dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu
agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup
keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan
bermasyarakat (Fenomena, 2005: 72).
Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat dipahami bahwa
pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang mempelajari
35
ilmu agama (tafaqquh fi al-din) dengan menekankan pada pembentukan moral
santri agar bias mengamalkanya dengan bimbingan kiai dan menjadikan kitab
kuning sebagai sumber primer serta masjid sebagai pusat kegiatan.
C. Karakteristik Pendidikan Pesantren
Potret pesantren dapat dilihat sebagai segi sistem pendidikan pesantren
secara menyeluruh, yang meliputi: materi pelajaran dan metode pengajaran,
prinsip-prinsip pendidikan, sarana dan tujuan pendidikan pesantren,
kehidupan kyai dan santri serta hubungan keduanya. Masing-masing dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Metode pengajaran dalam pendidikan pesantren
Sebagai lembaga pendidikan, Pondok Pesantren walaupun
dikategorikan sebagai lembaga pendidikan tradisional mempunyai
sistem pengajaran tersendiri, dan itu menjadi ciri khas sistem pengajaran
yang dilakukan di lembaga pendidikan formal. Ada beberapa metode
pengajaran yang diberlakukan di pesantren-pesantren, diantaranya:
1) Metode Sorogan
Sorogan, berasal dari kata sorog (bahasa jawa), yang berarti
menyodorkan, sebab setiap santri menyodorkan kitabnya di
hadapan kyai atau ustad. Sistem sorogan ini termasuk belajar
secara individual, dimana seorang santri berhadapan dengan
seorang guru, dan terjadi interaksi saling mengenal diantara
keduanya. sistem sorogan ini terbukti sangat efektif, sistem ini
memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai dan
36
membimbing secara maksimal kemampuan seorang murid/santri
dalam menguasai kitab.
2) Metode Wetonan/Bandongan
Istilah wetonan ini berasal dari kata wektu (bhs jawa) yang
berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu-
waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melakukan shalat
fardhu. Metode weton ini merupakan metode kuliah, dimana para
santri mengikuti pelajaran dengan duduk di sekeliling kyai yang
menerangkan pelajaran secara kuliah. Santri menyimak kitab
masing-masing dan membuat mencatatan hal penting.
3) Metode Musyawarah/Bathsul Masa‟il
Metode musyawarah atau dalam bahasa lain sering disebut
dengan istilah bahtsul masa’il, metode pembelajran yang lebih
mirip dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa santri dengan
jumlah tertentu membentuk halaqoh yang dipimpin langsung oleh
kyai atau ustadz, atau santri senior, untuk membahas atau
mengkaji suatu persoalan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam pelaksanaanya, para santri dengan bebas mengajukan
pertanyaan-pertanyaan atau pendapatnya. Dengan demikian
metode musyawarah lebih menitikberatkan pada kemampuan
perorangan di dalam menganalisis dan memecahkan suatu
persoalan dengan argument logika yang mengacu pada kitab-kitab
tertentu.
37
4) Metode Pasan (Pasanan/Kilatan)
Metode pembelajaran pasan dalam bahasa jawa pasanan
atau sering juga disebut dengan metode kilatan, yaitu metode
pembelajaran kitab kuning yang biasanaya dilaksanakan pada tiap
bulan ramadhan, dalam metode pasanan (kilatan) murid-murid
berkumpul membentuk halaqoh dalam masjid atau tempat lain
dengan membawa kitab dan mendengarkan seorang kyai atau
ustadz yang membacakan kitab tertentu, yang pada umumnya
adalah kitab fiqih, kemudian para santri menuliskan arti pada kitab
gundhul (kitab kunig yang belum memiliki arti) atau sering disebut
dalam bahasa jawa dengan istilah maknani, metode pasanan hampir
sama denganmetode bandongan hanya saja dalam pelaksanaanya
dalam tenggang khatamnya ditentukan dalam waktu tertentu.
b. Sarana dan Tujuan Pesantren
Dengan menyandarkan diri kepada Allah SWT, para kyai pesantren
mulai pendidikan pesantren dengan modal niat ikhlas dakwah untuk
menegakkan kalimat-Nya, didukung dengan sarana prasarana sederhana
dan tebatas.Inilah ciri pesantren, tidak tergantung pada sponsor dalam
melaksanakan visi misinya. Memang sering kita jumpai dalam jumlah
kecil pesantren tradisional dengan sarana prasarana yang megah, namun
para kyai dan santrinya tetap mencerminkan perilaku–perilaku
sederhana, keterbatasan sarana prasarana ini tidak menyurutkan para
kyai dan santri untuk melaksanakan program-program pesantren yang
38
telah dicanangkan. Mereka seakan sepakat bahwa pesantren adalah
tempat untuk melatih diri (Riyadhoh) dengan penuh keprihatinan, yang
penting semua itu tidak menghalangi mereka menuntut ilmu.
D. Tipologi Pondok Pesantren
Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berbeda dalam
pengelolaan sistem pembelajarannya, selain itu juga berbeda dalam
pandangan hidup tata nilai yang dijadikan landasan. Pondok Pesantren
masing-masing memiliki keistimewaan yang berbeda-beda, meskipun
demikian Pondok Pesantren juga memiliki persamaan. Hal ini menjadikan
sebuah lembaga Pondok Pesantren memiliki karakteristik tersendiri yang
menjadikan ciri khas. Dari tingkat konsistensi, secara garis besar Pondok
Pesantren dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk:
1. Pondok Pesantren Salafiyah
Salaf artinya “lama”, “terdahulu”, atau “tradisional”. Pondok
Pesantren salafiyah adalah Pondok Pesantren yang menyelenggarakan
pembelajaran dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang
berlangsung sejak awal pertumbuhannya, pembelajaran ilmu-ilmu agama
Islam di lakukan secara individual atau kelompok dengan konsentrasi
pada kitab-kitab klasik. Penjenjangan tidak didasarkan pada satuan waktu,
tetapi berdasarkan tamatnya kitab yang telah dipelajari. Kurikulum pada
pesantren salafiyah disebut manhaj, yang dapat diartikan sebagai arah
pembelajaran tertentu. Manhaj pada Pondok Pesantren ini tidak dalam
39
bentuk jabaran silabus, tetapi berupa funun kitab-kitab yang diajarkan
pada santri (Departemen Pendidikan Agama RI, 2003: 31).
a. Pondok Pesantren Khalafiyah („Ashriyah)
Khalaf artinya “kemudian” atau “belakang”, sedangkan ashri
artinya “sekarang”atau”modern”. Pondok Pesantren khalafiyah adalah
Pondok Pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan
dengan pendekatan modern, melalui satuan pendidikan formal baik
madrasah atau sekolah umum.Pembelajaran Pondok Pesantren
khalafiyah dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan,
dengan suatu program didasarkan pada satuan waktu (Departemen
Pendidikan Agama RI, 2003: 30).
Pondok Pesantren khalafiyah adalah Pondok Pesantren yang
mengadopsi sistem madrasah atau sekolah, dengan kurikulum yang
disesuaikan dengan kurikulum pemerintah, baik dari Departemen
Agama maupun Departemen Pendidikan Nasional. Pondok Pesantren
khalafiyah biasanya menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan
jalur sekolah, baik itu dengan jalur sekolah umum (SD, SMP, SMA),
maupun sekolah berciri khas agama Islam (MI, MTs, MA). Biasanya
kegiatan pembelajaran pesantren memiliki kurikulum yang berjenjang,
metode yang digunakan sudah pasti adaptif atau sudah mengadaptasi
metode-metoed baru, seperti tanya jawab, diskusi, karya wisata.
40
b. Pondok Pesantren Campuran/Kombinasi
Pondok Pesantren campuran ini adalah kombinasi antara
Pondok Pesantren salafiyah dan Pondok Pesantren khalafiyah. Pondok
Pesantren ini menggunakan pendekatan pembelajran dengan cara
mengkombinasikan metode kedua tersebut.
Ciri khas pesantren modern berupaya memadukan
tradisionalitas dan modernitas pendidikan. Sistem pengajaran wetonan
dan sorogan diganti dengan sistem klasikal (pengajaran di dalam
kelas) yang berjenjang dan kurikulum terpadu diadopsi dengan
penyesuaian tertentu. Dikotomi ilmu agama dan umum juga
dieleminasi. Kedua bidang ilmu ini sama-sama diajarkan, namun
dengan proporsi pendidikan agama lebih mendominasi.
Pembagian Pondok Pesantren tidak hanya didasarkan pada
penyelenggara pendidikan agama. Ada pembagian lain dibuat
berdasarkan penyelenggara fungsinya sebagai lembaga pengembangan
masyarakat melaui program pengembangan usaha (Departemen
Pedidikan Agama RI, 2003:30).
E. Elemen-Elemen Pesantren
1. Masjid/Surau
Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan
pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik
para santri, terutama dalam praktek sholat lima waktu yang dilaksanakan
secara berjamaah, belajar khutbah dan sembahyang jumat, dan pengajian
41
kitab kuning yang biasanya pengajian dengan metode bandongan
(Zamarkhasyri Dhofier, 1983: 49). Jadi, masjid merupakan sarana yang
paling utama yang dijadikan para santri dan masyarakat sebagai pusat
kegiatan keagamaan.
2. Santri
Kedudukan santri di Pondok Pesantren jelas merupakan suatu hal
yang sangat penting. Sebab salah satu kata yang ada didalam kata Pondok
Pesantren adalalah pesantren. Kata pesantren juga mengandung makna
tempat para santri atau tempat nyantri (belajar). Sehingga tanpa adanya
santri jelas tidak ada pesantren dan tentu juga tidak ada pondoknya (Abdul
Mukti Bisri, 2001: 55).
Begitu pula kedudukan santri yang merupakan kelompok sasaran yang
di manage atau dididik sebagai para calon ulama dan penyebar agama,
menurut tradisi Pondok Pesantren terdapat 2 kelompok santri, yaitu:
a. Santri Mukim
Santri mukim yaitu santri yang berasal dari daerah yang
jauh dan menetap di pondok peanstren, santri mukim yang paling
lama tinggal di Pondok Pesantren tersebut biasanya merupakan
satu kelompok tersendiri yang memegang tanggung jawab
mengurusi kepentingan Pondok Pesantren sehari-hari, mereka juga
diberi tanggung jawab untuk mengajar santri-santri muda tentang
kitab-kitab dasar.
42
b. Santri kalong
Santri kalong yaitu para santri yang berasal dari daerah sekitar
Pondok Pesantren yang tidak menetap di Pondok Pesantren untuk
mengikuti pelajaran di pesantren mereka bolak-balik dari tempat
tinggalnya sendiri.
c. Kyai
Kyai dalam pesantren adalah figure sentral, otoritatif, dan
pusat seluruh kebijakan dan perubahan. Oleh sebab itu, perubahan
atau inovasi apapun yang dilakukan di pesantren semestinya
berangkat dari “kemauan” pihak pesantren sendiri, dalam hal ini
kyai memegang peranan penting. Banyak contoh pesantren yang
maju disebabkan karena sentuhan inovasi yang dilakukan kyai
sendiri.
F. Pesantren Satu Atap
Pondok Pesantren Satu Atap (PSA), yaitu Pondok Pesantren yang
didalamnya memiliki lembaga pendidikan formal MI dan kemudian mendapat
sumbangan bantuan gedung MTs dari pemerintah Australia pada tahun
2009/2010. Bangunan tersebut cukup baik dan memenuhi Standar Nasional
Pendidikan, tinggal bagaimana mengembangkan dan memelihara
(matnursomad.wordpress.com diakses pada 27 April 2017).
Dalam tahun ajaran 2007/2008 program tersebut merealisasikan
bantuan lokal pada 146 pesantren. Targetnya, program wajib belajar 9 tahun
pada tahun 2015 untuk itu Australia memfokuskan bantuannya pada
43
pembangungan sekolah-sekolah lanjutan. Berdasarkan data yang ada 96%
anak-anak Indonesia saat ini bersekolah di SD, namun hanya 75% saja yang
melanjutkan ke jenjang pendidikan lanjutan. Pembangunan sekolah-sekolah
Islam ini menurutya penting karena sekolah Islam banyak menyasar
kelompok masyarakat miskin terutama anak-anak perempuan. Selain
membangun sekolah-sekolah Islam, program ini juga menyasar peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah Islam lewat bantuan peningkatan akreditasi
sekolah dan pelatihan bagi manajemen dan kepala sekolah di sekolah-sekolah
Islam. Cendekiawan muslim, Jamhari Ma‟ruf, yang juga pembantu Rektor 1
Universitas Islam Negeri (UNS) Syarif Hidayatullah Jakarta, mengatakan
“program bantuan pembangunan sekolah-sekolah Islam yang dilakukan
Australia sangat bermanfaat karena menjawab 5 permasalahan mendasar yang
dialami mayoritas sekolah Islam di Indonesia: infrastruktur, wawasan yang
sempit dan keterbatasan financial”. (http://www.radioaustralia.net.au/ diakses
pada 27 April 2017).
44
BAB III
TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Greografis
Pondok Pesantren Pancasila terletak di Jl. Fatmawati No. 11 desa
Klumpit RT 01/08, kelurahan Blotongan, kecamatan Sidorejo, Kota
Salatiga. Tepatnya diperbatasan Kota Salatiga-Tuntang, depan JLS
Salatiga, dan merupakan jalan raya utama Solo-Semarang.
2. Sejarah Berdirinya
Pondok Pesantren Pancasila didirikan oleh K. Muhlasin pada
tanggal 31 September 1992. Beliau adalah putra pertama dari Al
maghfurullah KH. Abdurrahman (alm), dan cucu dari K.R. Affandi
(alm) pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah, gedung pesantren ini
terletak di desa Klumpit RT 01/08 kelurahan Blotongan, kecamatan
Sidorejo, kota Salatiga. Jarak dari jalan raya Salatiga Ambarawa yaitu
200m, Pondok Pesantren Pancasila dibangun untuk menghidupkan
ilmu agama dan menyebarkan ajaran agama Islam, pondok ini berada
di tengah-tengah masyarakat yang luas tanahnya kurang lebih 664m.
Tanah diatas bangunan Pondok Pesantren Pancasila ini adalah waqaf
dari H. Jumadi yang sekarang bertempat tinggal bersebelahan dengan
pesantren. Berkat kerja keras pengasuh Pondok Pesantren Pancasila
yaitu K. Muhlasin dan dukungan dari masyarakat sekitar berdirilah
45
Pondok Pesantren Putra-Putri Pancasila, bangunan pondok Pancasila
ada 2 lantai, dan terpisah untuk putra-putri, sistem pendidikan di
Pondok Pesantren Pancasila menggunakan sistem Salafiyah yang
dikolaborasikan dengan sistem modern, yaitu disamping mengaji
dengan sorogan dan bandongan, pesantren juga memakai sistem
pembelajaran klasikal dengan mengedepankan pembelajaran yang
sistematis.
Pada tahun 2004-2005 telah dibuka SMK Pancasila, dengan
program keahlian Audio Video bagi siswa putra dan Tata Busana bagi
siswi dengan dilengkapi berbagai pendidikan dan keterampilan seperti
menjahit, percetakan, pencak silat, drumblek, berternak ikan dan lain-
lain.
Pada tahun 2009 melaui program AIBEP (Autralia Indonesia Basic
Education Program) yaitu kemitraan Australia dengan Indonesia,
Kementrian Agama berkesempatan mendapatkan bantuan berupa paket
pendirian Madrasah Tsanawiyah atau setingkat dengan SLTP, program
ini diperuntukkan bagi lembaga pendidikan pesantren yang
menyelenggarakan wajar diknas dan Madrasah Ibtidaiyyah Negeri
(MIN). Dalam pembangunan ini lembaga mendapatkan paket dengan
tipe M2 yaitu tiga ruang kelas, satu laboratotium, MCK, dan
perpustakaan. Di sinilah peserta didik yang merupakan santriwan
santriwati yang mencari ilmu agama dari berbagai daerah misalnya:
Magelang, Demak, Suruh, Ungaran, Kudus, Ambarawa, bahkan dari
46
luar jawa sendiri seperti Jambi, Riau, Sumatra, dan lain-lain.
Disamping mengkaji kitab-kitab kuning salaf di pesantren, juga
mengkaji ilmu umum di sekolah yang terdapat di pesantren tersebut.
Sampai sekarang Pondok Pesantren Pancasila ini masih menjadi
pesantren yang eksis, setiap tahun ajaran baru santri/peserta didik
datang dari berbagai penjuru untuk mendaftakan putra-putri mereka di
Pondok Pesantren Pancasila beserta memasukkan putra-putri mereka di
SMK maupun Mts Pancasila. Keuntungan yang didapatkan di
pesantren ini adalah santri tidak hanya dibekali ilmu agama tapi juga
ilmu umum sebagai bekal anak didik dalam menghadapi tantangan
dunia kedepan.
3. Visi, Misi, dan Tujuan Pondok Pesantren Pancasila
a. Visi
“Menanamkan aqidah AHLUS SUNNAH WAL JAMA‟AH dan
menjadikan santri yang ahli fikir, dzikir, dan ikhtiyar”
b. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut maka Pondok Pesantren Pancasila
mempunyai misi sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan
perkembangan zaman.
2) Menggali dan menggembangkan potensi anak khususnya dalam
bidang wirausaha.
47
3) Mencetak sarjana ahli kitab, sarjana ahli Al-Qur‟an, dan
mencetak kader NU.
4) Melatih siswa/santri untuk bisa menjadi dirinya sendiri.
5) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada nilai-
nilai Ahlussunnah Wal Jama‟ah.
c. Tujuan Pesantren
Pada tahun 2016-2017 Pondok Pesantren Pancasila berusaha
mencapai:
1) Menghasilkan ghiroh atau semangat mencari ilmu atas dasar
kebutuhan bukan kewajiban.
2) Menghasilkan kader-kader NU yang berkualitas dalam
menguasai dasar-dasar Islamiyah sebagai bekal amar ma’ruf
nahu mungkar.
3) Memenuhi standar pelayanan sarana dan prasarana pendidikan
teknologi tepat guna (life skill) yang memadai.
4) Ikut serta dalam kegiatan perlombaan dalam bidang akademik
ataupun dalam kesenian dan olah raga sampai ketingkat
nasional.
5) Menghasilkan karya-karya yang dapat menunjang kemandirian
santri dalam berwirausaha.
48
Tabel 3.1
Gambaran dan Lokasi Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga
Tahun 2016/2017
1. Nama Pondok PONDOK PESANTREN SALAFIYAH-
MODERN “PANCASILA”
Berdiri Tahun. 1992
Pengelola Yayasan Darul Muhlasin
Alamat Jl. Fatmawati No. 11 Klumpit Rt. 01/08
Blotongan, Salatiga
No. Telp (0298) 315477, 34044
2. Pengasuh
Pondok Kyai Mukhlasin/Ketua Yayasan
Pendidikan PGA
3. Ketua Pondok Ketua Pondok
Pendidikan S2
4. Kondisi
Pondok
a) Jumlah
guru/ustadz 27 orang terdiri dari: Ustadz dan ustadzah
b) Jumlah
Santri
329 orang santri yang terdiri:
179 putra 150 putri
c) Sarana dan
Prasarana
1 aula, 6 kelas, 1 lokal kantor pertemuan, 1
lokal ruang ustad, 1 lokal kantor administrasi, 1
lokal perpustakaan mini, 9 kamar tidur, 1
kamar tamu, 1 gudang, 1 kantin, 9 kamar
mandi,/toilet, 1 kamar UKS..
d) Media
Pendidikan
3 unit computer, 2 unit TV, 2 unit lapangan
voli, dan 2 set alat rebana.
e) Fasilitas
lain
Lapangan sepak bola, lapangan Volly
5. Kondisi
Lingkungan
a) Gedung
Pon-pes
Penambahan ruang kamar untuk santri, dan
penambahan ruang belajar
b) Lokasi pon-
pes
Di tengah pemukiman penduduk, dekat dengan
jalan raya solo-semarang, strategis, luas tanah
542 M2
49
c) Ekonomi
wali santri
Rata-rata penghasilan per bulan 400.000,-
1.000.00,-
d) Potensi
santri
Mengikuti perlombaan dalam berbagai
kompetensi tingkat kota, maupun sampai
tingkat provinsi.
Sumber: Dokumen Pon-Pes Pancasila, Kota Salatiga
4. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pondok Pesantren
Pancasila
Pendidik adalah sosok yang menjadi teladan bagi para siswanya,
melalui pendidik pulalah siswa dapat belajar banyak tentang berbagai
macam ilmu pengetahuan. Karena pendidik mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam proses belajar mengajar di lembaga pendidikan,
maka dari itu seorang pendidik harus mampu membawa siswa-
siswanya kepada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Latar belakang guru/pengajar di pondok pesanren Pancasila
berbeda-beda, tidak semua guru mempunyai pendidikan S-1, namun
ada juga yang berpendidikan SLTA., disamping itu ada guru yang
sedang menyelesaikan pendidikan S1 nya, dan ada juga guru yang
sudah menyelesaikan S2.
Di Pondok Pesantren Pancasila semua diberi tugas mengajar sesuai
dengan bidangnya, karena diharapkan dapat menyampaikan pelajaran
dengan lebih efektif. Sedangkan dalam pengadaan staff pengajar
sebagai dewan guru (ustadz) di Pondok Pesantren Pancasila dusun
50
Klumpit kelurahan Blotongan Kota Salatiga tahun ajaran 2017/2018
menentukan dengan beberapa kecakapan atau kreteria antara lain:
1) Telah menempuh pendidikan madrasah diniyah sampai tingkat
Alfiyah tsani.
2) Memiliki kemampuan yang mahir dalam mata pelajaran yang akan
diajarkan.
3) Sepenuhnya mendapat dawuh restu (utusan) dari pengasuh
pesantren.
51
Tabel 3.2
Daftar Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota
Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017
NO NAMA L/P TAHUN MULAI MENGAJAR
1. M. Toha Saputro, S. Pd. I L 1 Juni 1996
2. Mahfud Fawzi L 1 Juni 1996
3. Khafidzin S.E L 1 Juni 1996
4. Muhammad Nuh L 1 Juni 1998
5. Fathul Ghufron, S. Pd. I L 1 Juni 2011
6. Amir Sholeh L 1 Juni 2012
7. Nur Rokhim L 1 Juni 2012
8. Surawan L 1 Juni 2012
9. Suwardi L 11 Juni 2012
10. Mansur Hidayat, M. Pd L 11 Juni 2012
11. M. Nasirudin, S. Pd. I L 11 Juni 2012
12. Andre Ferdiyanto L 11 Juni 2013
13. Samsul Choeri, S. Pd. I L 11 Juni 2013
14. Khanifudin L 11 Juni 2015
15. Samsul Arifin L 11 Juni 2015
16. M. Rifki Lazim L 11 Juni 2015
17. M. Irfan Ulil Anam L 111 Juni 2015
18. M. Nur Faizin L 11 Juni 2014
19. Sri Mulyani, S. Pd. I P 1 Juni 1996
20. Nur Fadhilah P 1 Juni 1996
21. Maria Ulfa P 11 Juni 2015
22. Lilik Masfufah P 11 Juni 2015
23. Sakinatul Birroh P 11 Juni 2015
34. Ernawati P 11 Juni 2015
25. Maesaroh P 11 Juni 2015
26. Nur Kholisoh P 11 Juni 2015
Sumber: Dokumen Pon-Pes Pancasila, Kota Salatiga
52
Dari data dewan pengajar diatas perlu diketahui bahwa semua guru tidak
mukim dipesantren melainkan ada beberapa ustadz berasal dari masyarakat sekitar
pesantren dan juga alumni pesantren.
5. Keadaan Siswa/Santri
Dari penjelasan makna manajemen peserta didik pada bab dua dapat
dipahami bahwa manajemen peserta didik adalah upaya penataan peserta didik,
mulai dari masuk pada lembaga penyelenggara pendidikan
sekolah/madrasah/pesantren sampai dengan mereka lulus, dengan cara
memberikan layanan sebaik mungkin kepada peserta didik. Yang memiliki tujuan
mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar menunjang proses pembelajaran,
sehingga dapat belajar lancar, tertib, dan teratur, serta dapat memberikan
kontribusi bagi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam penerimaan peserta didik baru pesantren Pancasila tidak
menentukan dan mengharuskan pada tiap-tiap tahun ajaran baru menentukan
jumlah peserta didik yang diterima dipesantren, melainkan jika ada santri yang
mendaftar baik pada awal maupun pertengahan tahun ajaran, pesantren
menerimanya, namun dalam penentuan kelas dan jenis kitab yang diikuti santri
baru harus mengikuti tes seleksi yang diampu oleh dewan ustadz.
Peserta didik (santri) Pondok Pesantren Pancasila sebagian besar
merupkan santri yang menempuh pendidikan pesantren dan juga mengikuti
jenjang pendidikan formal di lembaga umum yang terdapat di Pondok Pesantren,
madrasah tsanawiyah (Mts SA), dan SMK Pancasila, dan perguruan tinggi di luar.
53
Tabel 3.3
Keadaan Santri/Siswa Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2016/2017
No Nama Lembaga Kepala Madrasah
Jenis
Kelamin Jumlah
Lk. Pr.
1. Pondok Pesantren
Pancasila
Ketua Pondok, M.
Pd 49 55 104
2. Mts Pancasila Nur Fadhilah S.
Pd.I 61 74 134
3. SMK Pancasila Sri Mulyani, S.
Pd.I 35 55 90
Total Jumlah 145 184 329
Sumber: Dok. Pondok Pesantren Pancasila
Meskipun santri terkait dengan penidikan pada pesantren namun para
santri yang mengikuti kegiatan pendidikan formal di sekolah tetap menjalankan
setiap kewajiban di Pondok Pesantren sesuai jadwal, peraturan, dan tata tertib
yang berlaku di pesantren.
54
Adapun tata-tertib santri sebagai berikut:
TATA TERTIB SANTRI PUTRA-PUTRI PONDOK PESANTREN
PANCASILA KOTA SALATIGA
a. Bagi setiap santri wajib menjunjung tinggi iman dan taqwa kepada Allah
SWT.
b. Bagi setiap santri wajib menjunjung tinggi nama baik Pondok Pesantren
Pancasila, Romo Kyai dan keluarga, serta ustadz dan ustadzah dengan
penuh keikhlasan.
c. Setiap santri yang pulang ataupun keluar pondok, harus dan wajib izin
kepada pengurus, Romo Kyai, dan harus membawa surat izin, apabila
santri tidak izin, dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka pihak
Pondok Pesantren Pancasila, Romo Kyai dan pengurus tidak bertanggung
jawab.
d. Santriwan dan santriwati ketika keluar pondok harus menggunakan
pakaian yang sopan dan rapi (ala santri: sarung, baju muslim/muslimah,
dan peci).
e. Dilarang jajan di luar pondok.
f. Tidak boleh berhubungan antara santri putra dengan santri putrid yang
dapat menimbulkan fitnah.
g. Santriwan dan santri putri harus berpakaian rapidan sopan ketika mengaji,
wajib menggunakan baju muslim (ahad dan senin: seragam warna hijau,
selasa dan rabu: seragam warna putih, rabu dan kamis: seragam coklat,
jum‟at dan sabtu: pakaian warna bebas)
55
h. Setiap tamu atau orang tua santri, DILARANG MASUK KE KAMAR
SANTRI (AREA ASRAMA), jika mengunjungi harap di ruang tamu dan
harus sowan ke ndalem room Kyai dahulu.
i. Orang tua santri tidak boleh membawa santri keluar tanpa sepengetahuan
Pondok Pesantren, Romo Kyai dan pengurus.
j. Wajib SHOLAT BERJAMA’AH DI MUSHOLA
k. Bagi santri putra dilarang berpotongan yang model-model (HARUS
BERPOTONGAN RAPI), dan bagi santri putri harus berpakaian yang
longgar dan sopan yang tidak menimbulkan fitnah dan madhorot.
l. Jika tidak ada kepentingan untuk wiridan atau sholat tahajud, santri di
larang begadang sampai larut malam.
m. DILARANG MEROKOK BAGI SEMUA SANTRI
n. “MARILAH KITA SADAR BAHWA KITA ITU SANTRI, INGAT
TUJUAN KITA DARI RUMAH, INGAT ORANG TUA,
PERATURAN BUKANLAH UNTUK MEMBEBANI TAPI UNTUK
MENJADIKAN KITA LEBIH MAJU DAN DISIPLIN”
6. Prestasi Pesantren (Akademik dan Non Akademik)
Banyak prestasi yang telah diraih Pondok Pesantren Pancasila dari
berbagai ajang perlombaan dan kategori, diantaranya adalah sebagai berikut:
56
Tabel 3.4
PRESTASI AKADEMIK DAN NON AKADEMIK
Prestasi Akdemik Prestasi Non Akademik
Tahun Kejuaraan Prestasi Tahun Kejuaraan Prestasi
2010 Olimpiade
IPA
Harapan II 2016 MTQ Kota I
2015 Juara Cerdas
Cermat Islam
Juara III 2016 Drumblek Kota II
2016 Olimpiade
IPA
Haeapan I 2017 Pidato Bahasa
Arab Kota
II
2017 Tartil Putri II
57
Tabel 3.5
Jadwal Pelajaran Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2016/2017
a. Kelas Persiapan
HARI JAM
KE MAPEL PENGAMPU
Senin 1 Fasholatan Ust. Andre
Selasa 1 Juz amma Ust. Sakinatul Birroh
Rabu 1 Do‟a-Do‟a Ustdz. Maria Ulfa
Kamis 1 Matlab Ust. Samsul Arifin
Jum‟at LIBUR
Sabtu 1 Aqidatul Awam Ustdz. Maria Ulfa
Minggu 1 Sifa‟ul Jinan Ust. Andre
Minggu 2 Tarikh Nabi Ust. Samsul
b. Kelas SP II
HARI JAM
KE MAPEL PENGAMPU
Senin
1 Tuhfathul Atfal Ibu Nyai
2 Badi‟ul Amal Ust. Mansur
Selasa 1 Aswaja 1 Ustdz. Sakinah
2 Akhlaqul Banin Ustdz. Maria Ulfa
Rabu
1 Fasholatan Ustdz. Sakinah
2 Juz amma Ust. Andre
Kamis 1
2
Targhib
Wasoya
Ust. Mansur
Ust. Samsul Arifin
Sabtu 1 Arbain Nawawi Ust. Samsul Arifin
2 Alala Ustdz. Isnaini
Minggu
1 Awamil Ust. Khafidzin
2 Khulashoh Ust. Ansori
58
c. Kelas Jurumiyah
HARI JAM
KE MAPEL PENGAMPU
Senin
1 Riyadhul Badi‟ah Ust. Surawan
2 Tasrif Ustz. Siti Isnaeni
Selasa 1 Sulam Taufiq Ust. Andre
2 Aswaja Juz II Ibu Nyai
Rabu
1 Matan Ta‟lim Ust. Amir Sholih
2 Jurumiyah Ust. Nasirudin
Kamis 1 Tajwid Ust. Nur Rokhim
2 I‟lal Ust. Fathul Ghufron
Sabtu 1 Qowa‟idul I‟lal Ust. Toha Saputra
2 Khulashoh Juz II Ustdz. Maria Ulfa
Minggu
1 Jurumiyah Ust. Nasirudin
2 Washoya Ustdz. Sakinatul Birroh
d. Kelas Imrithi
HARI JAM
KE MAPEL PENGAMPU
Senin
1 Maqsud Ust. M. Nasirudin
2 Tahliyah Ust. Khanifudin
Selasa 1 Mustholahat
Tajwid
Ibu Nyai
2 I‟lal Ust. Amir
Rabu
1 Matan Ta‟lim Ust. Mansur H
2 Imrithi Ust. Nuh
Kamis 1 Qowaidus
Shorfiyah
Ust. Toha saputro
2 Fathul Qorib Ust. Khanifudin
sabtu 1 Imrithi Ust. Nuh
2 Aswaja Juz III Ustdz. Maria Ulfa
Minggu
1 Khulasoh Juz III Utdz. Maria Ulfa
2 Tasrif Ust. MAhfud Fawzi
59
e. Kelas Alfiyah
HARI JAM KE MAPEL PENGAMPU
Senin
1
2
Jazariyah
Bahar
Ust. Nuh
Utdz. Mulyani
Selasa 1
2
Alfiyah
Fatkhul Mu‟in
Ust. Mahfud Fawzi
Ust. Mansur
Rabu
1
2
Riyadhus Sholihin
I‟rob
Ust. Nuh
Ust. Amir
Kamis 1
2
Mabadi‟ul Awaliyah
Abi Jamroh
Ustdz. Nur Fadhilah
Ustdz. Mulyani
Sabtu 1
Alfiyah Ust. Toha Saputro
Minggu 1 Alfiyah Ust. Toha Saputro
Sumber: Dok. Pon-pes Pancasila Kota salatiga
60
Tabel 3.6
Dirosah Santri Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun
Ajaran 2016/2017
a. Program Harian
No Waktu Kegiatan Pengampu Keterangan
1 04.30 Sholat Shubuh
Berjama‟ah Dewan Asatidz Semua santri
2 05.00-05.30 Sorogan Kitab
Kuning Desan Asatidz Semua santri
3 05.35-06.00 Bandongan pagi Ust. Toha saputra Semua santri
4 06.00-07.00 MCK&persiapan
Sekolah Formal Pengurus Semua santri
5 07.00-14.00 Sekolah formal Murid
SMK&MTs
6 12.00-13.00 Dhuhur
Berjama‟ah Dewan asatidz Semua santri
7 13.00-14.00 Sekolah formal Semua santri
8 14.00-15.30 Makan siang
&istirahat Semua santri
9 15.30-16.00 Asyar Berjama‟ah Dewan Asatid Semua santri
10 16.00-16.45 Madrasah Diniyah Dewan Asatidz Semua Santri
11 16.45-17.15 Bandongan sore Ust. Mansur Semua santri
12 17.15-17.45 MCK Semua santri
13 17.45-18.15 Maghrib
Berjama‟ah Dewan asatidz Semua santri
14 18.15-18.45 Sorogan Al-
Qur‟an Dewan Asatidz Semua santri
15 18.45-19.15 Isya‟ Berjama‟ah Dewan Asatidz Semua santri
16 19.15-19.45 Bandongan tafsir Ust. Nuh Semua santri
61
b. Program Mingguan
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 Ba‟da
maghrib
Mujahadah rutin malam
jum‟at Semua santri
2 18.45-19.30 Al Barjanji malam jum‟at Semua santri
3 18.45-19.45 Khitobah malam minggu Semua santri
4 16.00-17.00 Tilawah Al-qur‟an setiap
minggu Semua santri
c. Program Bulanan
No Tanggal Kegiatan Keterangan
1.
Setiap tanggal
11 Nasional
Mujahadah kubro Santri, wali santri, dan
masyarakat umum
Pertemuan wali
murid Pengurus dengan walisantri
Setiap tanggal
15 Musyawarah Kubro
Semua santri dan pengurus
yayasan
d. Program Tahunan
No Waktu Kegiatan Keterangan
1. Bulan Maulud Bahstul Masail Santri
2. 1 muharram Mujadahan kubro Umum
3. Bulan sya‟ban Pengajian Akhirussanah Umum
4. Bulan Ramadhan Pengajian kilatan Umum
Sumber: Dokumen Pon-Pes Pancasila Kota salatiga
jalalain
17 19.45-22.00 Madrasah Diniyah
Malam Dewan Asatidz Semua santri
18 22.00-22.30 Istirahat Santri
62
e. Kegiatan Ekstrakurikuler
No Hari Waktu Ekstrakulikuler Keterangan
1 Kamis 16.00-
17.00
Dramband Siswa MTs Pancasila
Drumblek Siswa SMK Pancasila
Rebana Santri Pancasila
2 Jum‟at 14.00-
15.00
Pramuka Siswa MTs Pancasila
Volly Siswa SMK Pancasila
Tata busana Siswi SMK Pancasila
3 Minggu 14.00-
15.00 Karate Semua Santri Pancasila
f. Kopotren Pancasila
1. BMT
Merupakan koperasi simpan pinjam yang memakai system syari‟ah
dan juga digunakan untuk pembelajaran santri di bidang perbankan.
2. Mini Market Santri
Menyediakan semua kebutuhan santri dan masyarakat sekitar juga
sebagai pembelajaran di bidang perdagangan.
g. Struktur organisasi Pondok Pesantren Pancasila blotongan salatiga
tahun ajaran 2017/2018
63
Tabel 3.7
SUSUNAN PENGURUS PUTRA
PONDOK PESANTREN PUTRA-PUTRI PANCASILA
BLOTONGAN SALATIGA TAHUN AJARAN 2016/2017
Pengasuh
1. K. Muhlasin
2. Nyai Choiriyatik
Ketua Pondok
Ketua Pondok M. Pd
Sekretaris
Andre Ferdianto
Bendahara
Lilik Masfufah
Sie. Keamanan
1. M. Nur Faizin
2. M. Irfa ulil
Anam
Seksi Kegiatan
1. Samsul Arifin
2. Putra Adi
Pratama
Sie. Kesehatan
Fauzan Nur Ihsan
Sie. Kebersihan
Galih M Yusuf
Humas
Edi Suryanto
Ketua Kamar
Santri
64
Dalam pengadaan staf organisasi (dewan pengurus) Pondok Pesantren
Pancasila dusun klumpit kecamatan blotongan Kota Salatiga tahun ajaran
2017/2018 menentukan dan memilih santri yang masuk dalam dewan
pengurus melalui beberapa factor kecakapan antara lain:
1) Dalam bidang keilmuan santri telah mahir
2) Santri memiliki kepribadian yang baik
3) Santri mukim
4) Memiliki wibawa dalam mengasuh dan membimbing para santri yang lain.
7. Bagian keuangan
Tidak bisa dipungkiri berjalannya sebuah lembaga pendidikan seperti
halnya sekolah/pesantren sangat dipengaruhi dengan adanya pendanaan dan juga
manajemen keuangan yang baik. Dalam hal ini bendahara sekolah berusaha
mengatur keuangan baik pengeluaran mapun pemasukan, sehingga dengan
mengelola uang dengan baik mampu mencukupi kebutuhan santri baik dari
fasilitas sarana parasarana maupun kebutuhna lain dalam menjalankan kegiatan
pesantren/sekolah. Sebagaimana yang di sampaikan oleh LM dalam
mengerjakan tugas seorang bendahara:
“Saya sebagai bendahara pusat dalam menjalankan tugas sebagai
bendahara, setiap bulan harus merekap setiap administrasi dari pembayaran
santri baik Pondok, MTs, ataupun SMK, sehingga segala bentuk pembayaran
saya yang mengatur. Dan setiap bulan kepala bagian keuangan Mts dan SMK
harus menyetorkan laporan rekapan keuangan sekolah kepada saya sebaga
bentuk pertanggung jawaban dalam tugas bendahara sekolah.”
65
Dalam mengatur keuangan pesantren tentunya ada beberapa hambatan yang
ditemui. Dalam hal ini LM mengatakan:
“Dalam menjalankan tugas sebagai bendahara, tentu ada beberapa kendala,
seperti halnya sering ada walisantri yang sering telat dalam pembayaran
sehingga menghambat kegiatan SDM, akan tetapi hal tersebut alkhamdulillah
bisa diatasi dengan manajemen yang baik dalam mengelola keuangan.”
Adapun rincian pembayaran pendaftaran dan pembayaran bulanan di
Pesantren, MTs, dan SMK Pancasila sebagai berikut:
1. Pendaftaran Pondok Pancasila
a. Pendaftaran : Rp. 50.000,-
b. Materai : Rp. 8.000,-
c. Almari : Rp. 150.000,-
d. B. Izin+Kartu+Tepak : Rp. 25.000,-
e. Kain Seragam : Rp. 350.000,-
f. Kos Makan : Rp. 250.000,-
g. Air Minum : Rp. 10.000,-
h. Syahriah : Rp. 50.000,-
i. Akhirussanah : Rp. 20.000,-
j. Extra : Rp. 40.000,-
k. Kesehatan : Rp. 10.000,-
l. Qurban : Rp. 10.000,-
Jumlah: Rp. 772.000,-
66
2. Pendaftaran MTs SA PANCASILA
a. Pendaftaran : Rp. 50.000,-
b. Kain Seragam : Rp. 750.000,-
c. Infaq : Rp. 40.000,-
d. Angsuran UN : Rp. 10.000,-
e. Study Tour : Rp. 20.000,-
f. MOS : Rp. 30.000,-
Jumlah : Rp. 900.000,-
3. Pendaftaran SMK PANCASILA
a. Pendaftaran : Rp. 50.000,-
b. Kain Seragam : Rp. 850.000,-
c. Infaq : Rp. 90.000,-
d. Study Tour : Rp. 20.000,-
e. MOS : Rp. 30.000,-
f. Praktik 1 Tahun : Rp. 360.000,-
Jumlah : Rp. 1.420.000,-
4. Bulanan Pondok
a. Kos Makan : Rp. 250.000,-
b. Air minum : Rp. 10.000,-
c. Syariah : Rp. 50.000,-
d. Akhirussnaha : Rp. 20.000,-
e. Extra : Rp. 40.000,-
f. Kesehatan : Rp. 10.000,-
67
g. Qurban : Rp. 10.000,-
Jumlah : Rp. 390.000,-
5. Bulanan Pondok+MTs
a. Kos Makan : Rp. 250.000,-
b. Air minum : Rp. 10.000,-
c. Syahriah : Rp. 50.000,-
d. Akhirussanah : Rp. 20.000,-
e. Qurban : Rp. 10.000,-
f. Kesehatan : Rp. 10.000,-
g. Extra : Rp. 40.000,-
h. Infaq : Rp. 40.000,-
i. Angsuran UAN : Rp. 10.000,-
j. Studi Tour : Rp. 20.000,-
Jumlah : Rp. 460.000,-
6. Bulanan Pondok+SMK
a. Kos makan : Rp. 250.000,-
b. Air minum : Rp. 10.000,-
c. Syahriah : Rp. 50.000,-
d. Akhirussanah : Rp. 20.000,-
e. Extra : Rp. 40.000,-
f. Kesehatan : Rp. 10.000,-
g. Qurban : Rp. 10.000,-
h. Infaq : Rp. 90.000,-
68
i. Angsuran UN : Rp. 20.000,-
j. Studi Tour : Rp. 20.000,-
Jumlah : Rp. 520.000,-
Dalam setiap bulan walisantri wajib membayar biaya administrasi Pondok
Pesantren Pancasila sesuai tingkatan sekolahnya. Adapun setiap santri
mempunyai kartu pembayaran bulanan, seperti contoh berikut:
KARTU PEMBAYARAN
Nama : Kelas :
Alamat : Tahun Ajaran :
BULAN
TGL
(RP)
PONDOK
(RP)
SEKOLAH
(RP)
LAIN-
LAIN
JUMLAH
(RP)
TTD
PENGURUS
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
DESEMBER
JANUARI
FEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
69
8. Sarana dan Prasarana
Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana pesantren maupun sekolah
menjadi komponen yang memiliki kedudukan penting sebagai penopang dan
pendukung terhadap optimalisasi pendidikan dan pembelajaran. Sarana dan
Prasarana yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Pancasila sampai pada tahun
ajaran 2017/2018 ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Sarana Prasarana Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga
Tahun Ajaran 2016/2017
1. Gedung
Luas Tanah:
No Jenis ruangan Jumlah
Ruangan
1. Asrama 15
2. Ruang Laboratorium 1
3. Ruang kelas 7
4. Ruang Guru 2
5. Ruang Perpustakaan 1
6. Ruang UKS 1
7. Masjid 1
8. Kamar Kecil Santri 1
9. Kamar kecil guru 1
10. Toko Koperasi 2
11. Ruang TU 1
12. Ruag Tamu 1
13. Kamar Tamu 3
14. Dapur 1
15. Gudang 1
16. Ruang Kegiatan Santri 2
70
2. Keadaan Barang
No Nama
Barang Jml
Keadaan
Penyusutan Baik Sedang
Rusak
Ringan
Rusak
Berat
1. Komputer 15
2. Mesin jahit 3
3. Kursi Siswa 150
4. Meja Guru 10
5. Kursi Guru 15
6. Almari
Laborat 1
7. Meja, Kursi
Ketik 2
8. Meja kantor 2
9. Almari 2
10. Telepon 1
11. LCD 3
12. Pengeras
Suara 1
13. Televisi 1
Alat kesenian
Drum Band
1
Set
14. Alat kesenian
Dram Blek
1
set
15.
Alat
Kesenian
Rebana
1
set
16. Peralatan
Silat
1
set
17. Peralatan
elektro
1
set
18. Peralatan
Pramuka
1
set
71
3. Sarana Olah Raga
No Jenis Lapangan Olah Raga Jumlah Keterangan
1. Bola Volly 3 Baik
2. Sepak Bola 1 Baik
3. Tenes Meja 1 Rusak
4. Badminton 2 Rusak
4. Laboratorium
No Laboratorium Ada/Tidak Baik/Rusak Ringan/Berat
1. Bahasa Tidak
2. IPA Ada Baik
3. Komputer Ada Rusak ringan
4. Elektro Ada Baik
5. Tata Busana Ada Baik
5. Buku Perpustakaan
No Jenis Buku Jumlah
1. Karya Umum 30
2. Agama 45
3. Sosial 53
4. Bahasa 23
5. Ilmu Murni 30
6. Ilmu Terapan 21
7. Kesastraan 44
8. Geografi dan Sejarah 33
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode,
yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode studi dokumentasi.
Peneliti mendapatkan data tentang manajemen sistem pendidikan pesantren
satu atap di Pondok Pesantren Pancasila, dengan cara wawancara kepada
ketua yayasan, kepala sekolah Mts dan SMK Pancasila, Ketua Pondok dan
beberapa dewan pengurus yang telah ditunjuk oleh peneliti. Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan responden sebanyak 10 orang, adapun identitas
responden sebagai berikut:
Tabel 4.1
Daftar Identitas Informan atau Responden
No Nama Jabatan
1 Ibu Nyai Choiriyatik Ketua Yayasan
2 Mansur Hidayat Ketua Pondok
3 Nur Fadhilah Kepala Sekolah MTs
4 Sri Mulyani Kepala Sekolah SMK
5 Lilik Masfufah Bagian Keuangan
6 Sakinatul Birroh Pengurus/Guru
7 Maria Ulfa Pengurus/Guru
8 Fatkhul Ghufron Pengurus/Guru
9 Siti Isnaini Pengurus/ Guru
10 Samsul Arifin Pengurus/Guru
72
Dari wawancara diatas peneliti hendak mengumpulkan data mengenai
bagaimana manajemen sistem pendidikan pesantren satu atap di Pondok
PesantrenPancasila Blotongan Kota Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018.
1. Wawancara
a. Sebagai pengurus pusat, kurikulum pendidikan apa yang digunakan
di Pondok Pesantren Pancasila ini?
Tabel 4.2
Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap poin 1
No Nama Jawaban
1. Ketua
Yayasan
Pondok Pesantren ini menggunakan sistem pendidikan
salafiyah modern. Jadi, disamping santri mengkaji kitab
kuning santri juga mempelajari pelajaran umum yang
ada di sekolah. Kurikulum dipesantren menggunakan
kurikulum salaf, Mts menggunakan kurikulum K13
yang mengikuti dari kemenag, adapun SMK dari
Diknas Kota salatiga.
2. Ketua
Pondok
Kurikulum yang digunakan di Pondok Pesantren ini
menggunakan kurikulum salaf seperti biasanya, yaitu
menggunakan metode klasik dengan adanya
bandongan, sorogan, hafalan, lalaran,
syawer/musyawarah seperti pesantren-pesantren
salafiyah yang lain. Dikolaborasikan dengan system
modern dengan adanya pesantren satu atap yaitu Mts
dan SMK. Kalo Mts mengadopsi dari kemenag, kalau
SMK dari Dinas Pendidikan Kota Salatiga.
3. Kepala
Sekolah
Kurikulum yang diterapakan di Pondok Pesantren
Pancasila ini adalah kolaborasi antara kurikulum
72
MTs pemerintah dan kurikulum pesantren, kurikulum
pesantren disesuaikan dengan kurikulum kemenag, Mts
juga mengikuti kurikulum dari kemenag, sedangkan
SMK mengikuti kurikulum K13 dari Diknas.
4. Kepala
Sekolah
SMK
Kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren ini
menggunakan kurikulum campuran, pesantren
menggunakan kurikulum dari kemenag, sedangkan
sekolah menggunakan kurikulum K13 dari Diknas Kota
Salatiga.
5. Bendahara
Pusat
Kurikulum yang diterapkan menetapkan dua
kurikulum, yaitu kurikulum lokal untuk pesantren dan
kurikulum K13 untuk MTs dan SMK.
6. Pengurus Untuk sekarang ini kurikulum yang berlaku adalah
K13. Kalau pesantren menggunakan kurikulum lokal
yaitu disesuaikan dengan perkembangan pesantren,
kalau Mts atau menggunakan kurikulum K13 dari
kemenag dan SMK kurikulum k13 mengikuti Diknas.
7. Pengurus Kurikulum yang berlaku di Pondok Pesantren ini yaitu
mengkolaborasikan antara kurikulum pesantren dan
sekolah mbak, kedua kurikulum itu harus bisa
diterapkan bersama, karena memang seperti itu
keadaanya.
8. Pengurus Kurikulum yang diterapkan di Pondok Pesantren ini
bersifat kolaboratif antara kurikulum pemerintahan
dengan kurikulum local, untuk pesantren dan Mts
mengikuti dari Kemenag, sedangkan SMK dari Diknas.
9. Pengurus Kurikulum di Pondok Pesantren ini yaitu
mengkolaborasikan antara kurikulum pesantren dengan
kurikulum sekolah, kalau kurikulum sekolah kita tetap
ikut pada Diknas, kalau pesantren kita menjalankan apa
72
yang sudah berjalan sejak tahun berdirinya Pondok
Pesantren dengan mengadopsi dari kemenag.
10. Pengurus Kurikulum yang berlaku di Pesantren Pancasila ini
adalah kurikulum K13, kalau pesantren menggunakan
kurikulum lokal yaitu disesuaikan dengan
perkembangan pesantren yang mengikuti dari kemenag,
kalau SMK mengikuti dari Diknas.
b. Bagaimana Sistem Pendidikan Pesantren Satu Atap di Pondok
Pesantren Pancasila?
Tabel 4.3
Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 2
No Nama Jawaban
1. Ketua
Yayasan
Pembelajaran yang ada di Pesantren Pancasila ini
menggunakan system klasikal dengan metode salafiyah
seperti pesantren-pesantren salaf lainnya. Yaitu dengan
metode sorogan, bandongan, kilatan, syawer
(musyawarah), takror (berlatih menjadi guru dengan
pelajaran yang telah diajarkan), dalam kesehariaanya
santri mengikuti pengkajian system klasikan dan
ceramah dari ustadz.
2. Ketua
Pondok
Metode di Pondok Pesantren Pancasila ini masih
klasikal mbak, ustad menjadi sumber utama. Contohnya
ustad membacakan, santri menyimak dan mencatat hal-
hal yang penting, kemudian juga ada system Kurikulum
K13, yaitu dengan adanya “syawer”, mereka harus
musyawarah/berdiskusi dalam menyelesaikan suatu
masalah secara bersama-sama. Kemudian ada juga
72
metode mengajar, yaitu dengan “takror” yaitu salah
satu dari santri maju untuk menerangkan atau mengulas
pelajaran yang telah dipelajari kemarin secara
bergantian, kemuadian juga ada khitobah untuk latihan
ceramah menyampaikan orasi atau yang lainnya, untuk
melatih percaya diri di depan umum.
3. Kepala
Sekolah
MTs
Di pondok pesantren Pancasila ini mempunyai system
pembelajaran salafiyah modern, dengan metode
klasikal, yaitu membagi kelas sesuai tingkatannya. Dan
metode sorogan kitab kuning, bandongan, syawer,
khitobah dan takror.
4. Kepala
Sekolah
SMK
Metode yang digunakan di pesantren Pancasila ini
menggunakan metode ulama-ulama‟ zaman dahulu,
yaitu dengan sorogan, bandongan, syawer, kilatan,
takror, khitobah, dan kilatan.
5. Bendahara
Pusat
Metode yang digunakan dipesantren Pancasila ini
menggunakan metode Sorogan kitab kuning, takror,
syawer (musyawarah), bandongan, dan khitobah.
6. Pengurus Metode di pesantren Pancasila ini menggunakan
metode ulama seperti zaman dahulu. Yaitu dengan
pendekatan sorogan atau santri membaca kitab
dihadapan ustad dan ustadz hanya membenarkan
bacaan santri yang salah, bandongan, syawer, takror.
7. Pengurus Di Pesantren Pancasila ini menggunakan system
pembelajaran yang menarik, yaitu perpaduan antara
kurikulum salaf dengan modern. Metode di Pondok
Pesantren Pancasila ini masih menggunakan metode
klasikal, ustadz menjadi sumber utama. Dengan
menggabungkan metode-metode lainnya yaitu
bandongan, syawer, bahtsul masa‟il, khitobah, dan lain-
72
lain.
8. Pengurus Di Pesantren Pancasila pengasuh sangat ketat dalam
mencetak kader-kader NU, sesuai dengan visi
Pesantren Pancasila yaitu menanamkan aqidah Ahlus
Sunnah Wal Jama‟ah. Sedangkan metode yang
digunakan yaitu metode sorogan, bandongan, kilatan,
syawer (musyawarah), takror (berlatih menjadi guru
dengan pelajaran yang telah diajarkan).
9. Pengurus Yaitu dengan metode sorogan, bandongan, syawer,
takror, khitobah, metode ini sangat membantu para
santri untuk mempermudah dalam membaca,
mempelajari kitab-kitab kuning dalam materi didalam
kitab tersebut.
10. Pengurus System pembelajaran yang menarik, yaitu
mengkolaborasikan system pembelajaran salafiyah
dengan modern, dengan system klasikal dan metode
yang digunakan di Pondok Pesantren Pancasila ini
menggunakan metode klasikal, dengan pembelajaran
sorogan, bandongan, syawer, takror dan kilatan.
c. Bagaimana Perencanaan (planning) dalam pelaksanaan manajemen
Pendidikan Pesantren Satu Atap di Pondok PesantrenPancasila?
Tabel 4.4
Hasil Wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 3
No Nama Jawaban
1. Ketua
Yayasan
Sejak awal berdirinya Pondok Pesantren Pancasila ini
memiliki tujuan membekali santri-santrinya agar mereka
tidak hanya memiliki ilmu agama saja melainkan juga
72
memiliki pengetahuan ilmu umum. Agar nantinya
setelah lulus siswa dapat ikut berperan membangun
masyarakat, bangsa, dan Negara. Sesuai dengan visi
misi. Pancasila mencetak sarjana ahli kitab, ahli fikir,
ahli dzikir, dan Ahli iktiyar dan mencetak kader-kader
NU.
2. Ketua
Pondok
Di pondok pesantren Pancasila merencanakan kebutuhan
mendatang, Serta membuat keorganisasia melalui
musyawarah bersama antara ketua yayasan dengan
pengurus pusat.
3. Kepala
Sekolah
MTs
Dalam perencanaan pondok pesantren Pancasila ini tak
jauh dari visi-misi, dan menyiapkan segala kebutuhan
mendatang, serta melakukan pengambilan keputusan
dengan melakukan musyawarah bersama.
4. Kepala
Sekolah
SMK
Membuat struktur organisasi, menyiapkan segala
perlengkapan yang menunjang kegiatan belajar
mengajar, serta menunjuk ketua dari setiap organisasi
sekolah maupun pesantren.
5. Bendahara
Pusat
Melakukan musyawarah bersama untuk membuat
organisasi kepengurusan, yang terdiri dari pengurus
pusat, pengurus pesantren, MTs, dan SMK.
6. Pengurus Menyatukan visi-misi yang sama antara pesantren, MTs
dan SMK, dengan penetapan prosedur pembuatan
rencana, pengelolaan, pengorganisasian, penggerak, serta
pengawasan.
7. Pengurus Mengelola dan mengatur penyusunan kalender
akademik, jadwal pelajaran, tugas dan kewajiban guru,
serta program kegiatan sekolah.
8. Pengurus Melakukan studi banding dengan pesantren-pesantren
yang lebih maju yang terdapat sekolah di dalamnya,
72
sehingga dapat diambil kelebihan yang ada, dan
mencoba menerapkan di pesantren sendiri.
9. Pengurus
10. Pengurus Membekali santri-santrinya agar mereka tidak hanya
memiliki ilmu agama saja melainkan juga memiliki
pengetahuan ilmu umum. Agar nantinya setelah lulus
siswa dapat ikut berperan membangun masyarakat,
bangsa, dan Negara. Sesuai dengan visi misi pondok
pesantren Pancasila mencetak sarjana ahli kitab, ahli
fikir, ahli dzikir, dan ahli iktiyar dan mencetak kader-
kader NU.
d. Bagaimana pengorganisasian (organizing) dalam manajemen
kurikulum Pesantren Satu Atap di Pondok Pesantren Pancasila?
Tabel 4.5
Hasil wawancara ManajemenPesantren Satu Atap Poin 4
No Nama Jawaban
1. Ketua
Yayasan
Dalam pengorganisasian diPondok Pesantren Pancasila
ini, ada organisasi pusat, yaitu sutu organisasi
kepengurusan yang mengurusi bagian-bagian tanggung
jawab dari tugas yang telah diberikan oleh yayasan.
Contoh bendahara pusat, waka kurikulum, begian
personalia, bagian kesiswaan, bagian sarana dan
prasarana. Semuanya berjalan sesuai tugasnya yang
diberikan. Dan ada juga kepengurusan pesantren, MTs,
dan SMK sendiri.
2. Ketua Pembagian tugas untuk, ustad/pengurus, membuat tata
tertib Pondok Pesantren yang wajib dilaksanakan oleh
72
Pondok semua pihak pesantren.
3. Kepala
Sekolah
MTs
Masing-masing guru telah dibagi tugas, semua telah
ditugaskan, seperti halnya tugas seorang bendahara,
tugas waka kurikulum, personalia, sarana dan prasarana,
semua berjalan sesuai tugas yang telah ditentukan.
4. Kepala
Sekolah
SMK
Dalam pengorganisasian kita telah menjalankan tugas
sesuai amanah dari bapak kyai, saya diamanahi menjadi
kepala sekolah SMK, dan tugas saya mengorganisasikan
pegawai/guru di SMK Pancasila.
5. Bendahara
Pusat
Pengorganisasian di Pondok Pesantren ini dibagi
menjadi beberapa kepengurusan, ada kepengurusan pusat
yang membawahi Pondok Pesantren, MTs dan SMK.
Ada juga kepengurusan Pondok, MTs dan SMK sendiri.
Dengan membagi tugas sertanmengatur kerja sama.
6. Pengurus Dalam pengorganisasian di Pondok Pesantren ini kami
telah diberi tugas sesuai bidang masing-masing. Semua
bekerja sama dalam menjalankan tugas dari yayasan
untuk mengembangkan pesantren, Mts, dan SMK
Pancasila ini.
7. Pengurus Di pondok pesantren Pancasila kami menjalankan tugas
sesuai titah kyai, apabila kami mempunyai program,
terlaksana/tidaknya keputusan mutlak yaitu dari yayasan.
8. Pengurus Dalam pengorganisasian diPondok Pesantren Pancasila
ini, ada organisasi pusat, yaitu sutu organisasi
kepengurusan yang mengurusi bagian-bagian tanggung
jawab dari tugas yang telah diberikan oleh yayasan.
9. Pengurus Di dalam pengorganisasian di Pondok Pesantren
Pancasila ini membagi tugas sesuai bidangnya. Di sini
ada waka kurikulum, bendahara, waka kesiswaan, waka
personalia, waka sarana prasarana. Semua telah
72
ditugaskan sesuai sekolahnya masing-masing.
10. Pengurus Dalam pengorganisasian diPondok Pesantren Pancasila
ini, ada organisasi pusat, yaitu sutu organisasi
kepengurusan yang mengurusi bagian-bagian tanggung
jawab dari tugas yang telah diberikan oleh yayasan.
e. Bagaimana penggerak (actuanting) dalam pelaksanakan
manajemen kurikulum Pesantren Satu Atap di Pondok Pesantren
Pancasila?
Tabel 4.6
Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 5
No Nama Jawaban
1. Ketua
Yayasan
Penggerak dalam pesantren ini adalah semua guru/ustadz
dan karyawan yang terlibat. Semua berjalan sesuai
keputusan dari yayasan. Karena keputusan paling
tertinggi adalah yayasan.
2. Ketua
Pondok
Di pesantren ini semua menjalankan tugas sesuai apa
yang telah di putuskan oleh ketua yayasan, jadi ketika
sekolah akan mengadakan kegiatan harus di bicarakan
terlebih dahulu kepada ketua yayasan.
3. Kepala
Sekolah
MTs
Kita semua bergerak dibidang yang sama, yaitu
mengembangkan pesantren, MTs, dan SMK ini agar
dapat berkembang sesuai tujuan utama di pesantren ini,
yaitu dengan bekerja keras dan membangun kerja sama
yang tinggi dalam menyatukan visi, misi, dan tujuan
pesantren.
4. Kepala Kita menjalankan tugas sesuai amanah yang telah
diberikan oleh ketua yayasan, yaitu dengan menjalankan
72
Sekolah
SMK
setiap tanggung jawab yang telah diberikan oleh ketua
yayasan.
5. Bendahara
Pusat
Semua system di pesantren sini semua nya adalah
penggerak. Ada santri, kyai, bu nyai, ustadz, guru, dan
bagian masak di pesantren. Semua nya bergerak sesuai
apa yang diemban sebagai amanah. Tugas seorang kyai,
guru, ustadz yaitu mendidik, membimbing, dan tugas
santri sendiri adalah sebagai pelajar, untuk menuntut
ilmu agar menjadi orang-orang yang dimuliakan Allah.
6. Pengurus Semua unsur SDM yang terkait dengan lembaga
pendidikan pesantren ini, semua terlibat sebagai
penggerak pendidikan, karena maju-mundurkan
pesantren berdasarkan dari SDM yang ada di Pesantren
ini.
7. Pengurus Penggerak dalam pesantren ini adalah semua guru/ustadz
dan karyawan yang terlibat.Semua berjalan sesuai
keputusan dari yayasan.
8. Pengurus Ada santri, kyai, bu nyai, ustadz, guru, dan bagian masak
di pesantren. Semua nya bergerak sesuai apa yang
diemban sebagai amanah. Tugas seorang kyai, guru,
ustadz yaitu mendidik, membimbing, dan tugas santri
sendiri adalah sebagai pelajar.
9. Pengurus Kami sebagai ustadz/santri hanya menjalankan tugas
sesuai amanah yang telah diberikan oleh ketua yayasan,
yaitu dengan menjalankan setiap tanggung jawab yang
telah diberikan oleh ketua yayasan.
10. Pengurus Semua guru/ustadz dan karyawan yang terlibat dalam
kegiatan KBM, Semua adalah penggerak dalam
pesantren ini, untuk mengembangkan pesantren agar
lebih maju.
72
f. Bagaimana pengawasan/evaluasi (controlling) dalam
pelaksanaa manajemen kurikulum Pesantren Satu Atap di
Pondok Pesantren Pancasila?
Tabel 4.7
Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 6
No Nama Jawaban
1. Ketua
Yayasan
Kalau evaluasi kita setiap bulan ada rutinan rapat
yayasan, yang dipimpin langsung oleh atasan, kita
rembukan, biasanya kita adakan ngaji bareng, setelah itu
lain-lain dan kita evaluasi dari pihak yayasan, Mts dan
SMK kita rapatkan bersama.
2. Ketua
Pondok
Biasanya ada apapun kita musyawarahkan, dari SMK
atau Mts kita musyawarahkan bersama, dan yang
menentukan kebijakan dari yayasan.
3. Kepala
Sekolah
MTs
Untuk pengawasan atau evaluasi yang dilakukan guru
terhadap siswa adalah dengan mengidentifikasi
permasalahan-permasalahan pada cara bekerja kita
dalam mengelola yayasan ini, dan membahas kegiatan
yang akan datang. Evaluasi dilakukan setelah kegiatan
ngaji bareng yang diikuti oleh semua guru MTs, SMK
dan pengurus dari yayasan.
4. Kepala
Sekolah
SMK
Dalam pengawasan/evaluasi kita setiap bulan ada rutinan
rapat yayasan, kita rembukan, biasanya kita adakan ngaji
bareng, setelah itu lain-lain dan kita evaluasi dari pihak
yayasan, Mts dan SMK kita rapatkan bersama.
5. Bendahara Pengawasan/evaluasi kita melaksakan musyawarah
bersama pada setiap akhir bulan, sebelum rapat kita
72
Pusat mengadakan ngaji bersama dan dilanjutkan lain-lain dan
evaluasi.
6. Pengurus Dalam setiap akhir bulan kami mengadakan rapat
bersama, sebelum mengevaluasi kita melaksanakan ngaji
bersama guru-guru yang dipimpin langsung oleh ketua
yayasan.
7. Pengurus Menata dan membina guru dan organisasi pembelajaran
siswa, melakukan supervisi dan menilai kegiatan guru
serta melakukan penilaian secara keseluruhan.
8. Pengurus Melaksanakan musyawarah bersama, biasanya
dilaksanakan setiap bulan sekali, setelah melaksanakan
kegiatan ngaji bareng, lalu kita sekalian mengadakan
evaluasi kegiatan belajar mengajar selama satu bulan
yang lalu, dan membahas perencanaan kegiatan yang
akan datang.
9. Pengurus Di setiap akhir bulan kami mengadakan rapat bersama,
sebelum mengevaluasi kita melaksanakan ngaji bersama
guru-guru yang dipimpin langsung oleh ketua yayasan.
10. Pengurus Dalam evaluasi dilakukan perbaikan baik dalam proses
belajar mengajar maupun supervisi terhadap guru,
dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab,
kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan,
kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan.
72
g. Bagaimana SDM yang dikembangkan di Pondok Pesantren
Pancasila Blotongan Kota Salatiga?
Tabel 4.8
Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 7
No Nama Jawaban
1. Ketua Yayasan Di Pondok Pesantren ini memiliki ustadz dan
guru yang sangat berkompeten dalam
pendidikan. Untuk guru Mts kita memilih guru-
guru yang profesional dalam bidang pendidikan,
kalau SMK kita memilih guru sesuai dengan
jurusan yang ada di SMK Pancasila, yaitu
Elektro (Audio Vidio) dan Tata Busana. Kita
mengambil guru dari luar pesantren, karena
untuk guru yang tinggal dipesantren rata-rata
lulusan dari STAIN atau IAIN Salatiga yang
tidak ada jurusan Elektro dan Tata Busana.
2. Ketua Pondok Di pesantren ini kami memiliki guru/ustadz yang
unggul sesuai bidang keilmuannya. Untuk
mengajar di pesantren kita memilih santri senior
yang sudah bisa membaca kitab, dan bisa
menjelaskan dihadapan para santri lain, sehingga
dia mempunyai kemampuan untuk mendidik
santri kelas bawah. Dan untuk MTs dan SMK
disini memilih guru dari luar pesantren, karena
kebanyakan jurusan yang ada di SMK tidak
sesuai dengan keahlian tenaga pengajar di
Pesantren, jadi kita mengambil dari luar sesuai
dengan keahlian yang dibutuhkan di pesantren.
72
3. Kepala Sekolah
MTs
Di Mts sendiri yang paling di tekankan disini
adalah guru agama Islam yang kebanyakan dari
IAIN Salatiga, karena disini adalah lingkungan
pesantren, jadi kami sangat memilih guru yang
bisa menyesuaikan diri dimana dia mengajar.
Kita juga mengambil guru dari luar pesantren,
untuk pelajaran yang akan di UN kan.
4. Kepala Sekolah
SMK
Karena disini SMK, bukan SMA maka, kami
memilih guru-guru dari luar pesantren, dan
kebanyakan guru dari SMK N 2 dan SMK
Saraswati untuk bidang jurusan Elektro dan Tata
Busana. Di SMK sini dikhususkan kalau santri
putra mengambil jurusan Elektro, sedangkan
santri putri mengambil jurusan tata busana,
walaupun ada salah satu santri putra yang
mengambil jurusan tata busana, akan tetapi tidak
menghalangi jika memang yang dipilih sesuai
dengan minatnya.
5. Bendahara Pusat Dalam pesantren ini, pengurus putra dan
pengurus putri senantiasa menjalankan dawuh
(Perintah) dari yayasan, atau pengasuh pesantren,
dengan selalu bersikap tawadhu‟ terhadap titah
kyai, karena bagi kami, berkah dari kyai itu lebih
diharapkan.
6. Pengurus Keunggulan yang dimiliki di Pondok Pesantren
ini adalah adanya SDM yang ada di dalam
pesantren, di SMK mempunyai program keahlian
elektro dan tata busana, sehingga sangat banyak
masyarakat yang minat untuk memondokkan
sekaligus mensekolahkan anaknya di Pondok
72
Pesantren Pancasila. Dan juga kyai yang sangat
terkenal di kalangan masyarakat luas sebagai
kyai yang dapat mendidik santri-santrinya
menjadi santri yang sarjana ahli kitab.
7. Pengurus Di Pancasila ini mempunyai keunggulan
dibidang kitabnya, sesuai dengan tujuan dari
bapak kyai yang ingin mencetak sarjana yang
ahli kitab, sarjana ahli Al-Qur‟an dan berkader
NU.
8. Pengurus Keunggulan di Pondok Pesantren Pancasila ini,
terkait dengan SDM di dalamnya, karena
diPancasila mempunyai guru-guru yang
mengajar sesuai dengan bidang keilmuannya.
Contoh untuk jurusan elektro dan tata busana
kami mencari guru dari luar sekolah, karena dari
dalam pesantren sendiri memang belum ada yang
mempunyai jurusan sesuai jurusan di SMK
Pancasila.
9. Pengurus SDM dipondok Pancasila mempunyai kelebihan
yang sangat diinginkan oleh setiap orang tua,
sesuai dengan tujuan bapak kyai, yaitu mencetak
santri yang sarjana ahli kitab, sarjana ahli Al-
Qur‟an dan kader NU.
10. Pengurus Terkait dengan SDM, diPancasila ini mempunyai
guru-guru yang mengajarkan sesuai dengan
bidang keilmuannya.Jadi, diPancasila tidak
diperkenankan mengajarkan sesuatu yang tidak
sesuai dengan bidang keahliannya, karena ini
akan berdampak pada santri.
72
h. Apa faktor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan
manajemen pendidikan Pesantren Patu Atap di Pondok Pesantren
Pancasila?
Tabel 4.9
Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 8
No Nama Jawaban
1. Ketua Yayasan Peminatnya kurang, apalagi di lokasi salatiga,
karena di luar sana lebih menjanjikan untuk
urusan duniawinya. Pendukung manajemen
pendidikan satu atap yaitu adanya pendukung
yaitu satu visi, misi, dan tujuan yang sama antara
pesantren, Mts, ataupun SMK, serta komitmen
yang kuat warga pesantren terhadap pendidikan
madrasah berbasis pesantren.
2. Ketua Pondok Kalo kendalanya mungkin di pengelolaan, seperti
Kurangnya pendampingan santri kwalahan atau
kurang terkontrol dengan baik, seperti yang focus
dengan salafiyah saja, tidak dengan modernnya,
karena dengan adanya sekolah mengawasan harus
lebih exstra.
Sedangkan Faktor pendukung yaitu tenaga
kependidikan yang cukup, sehingga KBM bisa
berjalan lancar, sarana dan prasarana yang
memadai, sehingga santri juga betah, lingkungan
yang mendukung, pemerintah juga mendukung,
sehingga pesantren bisa berjalan dengan baik
sampai sekarang
3. Kepala Sekolah Minimnya tenaga pendidik yang mukim di
72
MTs pesantren, karena untuk guru, kami mengambil
dari luar pesantren, dan tenaga pengajar untuk
pesantren, kami ada yang dari alumni, dari yang
dulunya menjadi dan menikah, dan tinggal di
sekitar pesantren, kami minta untuk menjadi
tenaga pengajar di pesantren.
Pendukung Adanya satu visi dan misi serta tujuan
yang sama antara madrasah dan pesantren,
sehingga menjadi suatu hubungan yang erat untuk
melaksankan kerja yang nyata.
4. Kepala Sekolah
SMK
Terjalin kerjasama yang baik antar pesantren,
madrasah, komite madrasah serta stakeholder
yang turut membantu dalam pengembangan
madrasah baik secara moril maupun materiil,
minimnya lembaga pendidikan berbasis pesantren
di wilayah bandungan pada khususnya dan kota
Salatiga pada umumnya.
5. Bendahara Pusat Kurangnya kesadaran orangtua santri terhadap
pendidikan pesantren sehingga masih ada yang
beranggapan bahwa segala perubahan yang terjadi
pada santri adalah tanggungjawab madrasah atau
pesantren.
Pendukung, adanya satu visi, misi, dan tujuan
yang sama antara pesantren sebagai pusat dari
lembaga pendidikan.
6. Pengurus Kurangnya asrama dan ruang kelas, karena saking
banyaknya santri yang mendaftar pada setiap
ajaran baru.Adanya kerja sama yang nyata antara
lembaga pesantren, Mts, maupun SMK, sehingga
tercipta suasana kekeluargaan yang erat antar guru
72
yang dari luar pesantren, dan guru yang di dalam
pesantren.
7. Pengurus Peserta didik atau santri yang memiliki latar
belakang kurang baik sehingga seringkali
melakukan pelanggaran-pelanggaran mulai dari
indisipliner sampai dengan pelanggaran lainnya
sesuai dengan kebiasaan atau literature
santri.Letak pesantren yang strategis, dan biaya
yang murah untuk kalangan masyarakat
menengah ke bawah.
8. Pengurus Minimnya tenaga pendidik yang mukim
dipesantren karena sebagian pendidik atau asatidz
berada diluar pesantren. Kalau pendukungnya
yaitu, terjalin kerjasama yang baik antar
pesantren, madrasah, komite madrasah serta
stakeholder yang turut mmbantu dalam
pengembangan madrasah baik secara moril
maupun materiil.
9. Pengurus Kurangnya asrama dan ruang kelas, karena saking
banyaknya santri yang mendaftar pada setiap
ajaran baru.Terjalin kerja sama yang baik antara
pesantren, Mts, dan SMK, sehingga sangat
mendukung berjalannya KBM di Pesantren.
10. Pengurus Minimnya tenaga pendidik yang mukim
dipesantren karena sebagian pendidik atau asatidz
berada diluar pesantren. Minimnya lembaga
pendidikan berbasis pesantren di wilayah salatiga
pada khususnya dan kabupaten semarang pada
umumnya.
72
i. Sejauh ini apakah Pesantren Satu Atap dapat berjalan dengan baik?
Table 4.10
Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 9
No Nama Jawaban
1. Ketua Yayasan Terlepas dari efektif atau tidak kurikulum di
Pondok Pesantren ini memang harus
menetapkan dua kurikulum, walaupun dengan
beberapa kendala, namun selama kurikulum ini
diterapkan alhamdulillah bisa terlaksana dengan
baik.
2. Ketua Pondok Sebagian besar santri bisa menyesuaikan dengan
menjalankan kedua kurikulum yang diterapkan
di Pondok Pesantren ini, dalam artian santri tidak
hanya dibekali ilmu agama, akan tetapi juga
diajari teknologi, computer, jahit, dan lain-lain,
jadi bisa berjalan secara beriringan.
3. Kepala Sekolah
MTs
Alkhamdulillah, selama ini tidak ada kendala
yang begitu signifikan sehingga mengharuskan
dihapus beberapa kegiatan yang ada, selama ini
kegiatan sekolah berbasis pesantren dapat
berjalan dengan baik. Sesuai dengan kurikulum
yang ada.
4. Kepala Sekolah
SMK
Selama ini santri yang juga merupakan siswa
disekolah SMK dapat mengikuti kegiatan yang
ada dengan lancar, dengan mengikuti jadwal
kegiatan yang ada di pesantren dan sekolah,
mereka harus pintar-pintar bagi waktu.
72
5. Bendahara Pusat Alhamdulillah, selama ini berjalan dengan baik-
baik saja. Kendala pasti ada, akan tetapi semua
dapat diatasi.
6. Pengurus Selama santri masih bisa mengikuti serangkaian
kegiatan di pesantren, dari awal bangun tidur
sampai tidur lagi, kegiatan KBM dapat berjalan
dengan lancar”.
7. Pengurus Kalau lancar atau tidaknya pasti ada kendala
mbak, akan tetapi sampai saat ini kendala itu
dapat kita atasi dengan baik.
8. Pengurus Selama santri masih bisa mengikuti serangkaian
kegiatan di pesantren, dari awal bangun tidur
sampai tidur lagi, kegiatan KBM dapat berjalan
dengan lancar.
9. Pengurus Selama kurikulum ini dijalankan dipesantren,
dapat berjalan dengan baik, dilihat dari kegiatan
yang berlangsung dipesantren.
10. Pengurus Selama kurikulum ini dijalankan dipesantren,
dapat berjalan dengan baik, dilihat dari kegiatan
yang berlangsung dipesantren, adapun
kendalanya yaitu kurangnya waktu istirahat
untuk santri, yang kadang mengganggu KBM
sanri disekolah ataupun saat ngaji.
72
j. Upaya apa saja untuk meningkatkan kualitas pendidikan Pesantren
Satu Atap di Pondok Pesantren Pancasila?
Tabel 4.11
Hasil wawancara Manajemen Pesantren Satu Atap Poin 10
No Nama Jawaban
1. Ketua Yayasan Dalam upaya meningkatkan kualitas pesantren
satu atap yaitu dengan membangun kerja sama
yang baik antara pesantren, MTs, dan SMK,
menyatukan visi, misi dan tujuan yang sama dan
melakukan studi banding ke pesantren-pesantren
yang lebih maju.
2. Ketua Pondok kepala sekolah selalu memberikan fasilitas yang
menunjang tenaga pendidiknya seprti halnya
memberikaan pembinaan
kepada bidang-bidang pelaksanaan manajemen
3. Kepala Sekolah
MTs
Upaya mengatasi kekurangan sumber daya untuk
kualitas pendidik kepala sekolah melakukan
pembinaaan secara rutin adapun kekurangan
sumber dana diupayakan melalui permohonan
dinas terkait.
4. Kepala Sekolah
SMK
Meningkatkan kinerja guru dengan memberikan
fasilitas yang menunjang tenaga pendidiknya.
5. Bendahara Pusat Mengembangkan bakat minat santri untuk selalu
berprestasi dalam hal akademik atau non
akademik.
6. Pengurus Melakukan Studi banding ke pesantren-pesantren
satu atap yang lebih maju, untuk melihat
pengelolaan manajemen pesantren satu atap.
72
7. Pengurus Melakukan studi banding ke pesantren-pesantren
yang lebih maju.
8. Pengurus Memperbaiki hubungan dengan masyarakat
untuk ikut serta berpartisipasi dalam kegiatan
pesantren. Sehingga terjalin hubungan yang baik
sebagi upaya menjalin kerja sama.
9. Pengurus Melatih santri untuk selalu mengembangkan
bakat dan minatnya, untuk meraih prestasi
akadenik atau non akademik, dalam upaya
peningkatan kualitas pesantren.
10. Pengurus Meningkatkan kinerja guru dengan memberikan
fasilitas yang menunjang tenaga pendidiknya.
2. Observasi
Dalam melakukan observasi, peneliti sangat diuntungkan. Hal
tersebut dikarenakan meskiput peneliti melakukan dalam jangka waktu
tertentu, namun peneliti merupakan salah satu alumni dari Pondok
Pesantren Pancasila dan SMK Pancasila Blotongan Kota Salatiga. Dan
kedekatan dengan pengasuh dan para pengurus sangat memudahkan
peneliti untuk memperoleh informasi terkait judul apa yang akan di
teliti.
Dari hasil pengamatan dan pengalaman yang peneliti dapatkan,
tidak jauh berbeda dengan fakta yang diperoleh melalui data-data.
Manajemen pesantren satu yang diterapkan di Pondok Pesantren
Pancasila mengalami beberapa perkembangan yang sangat luar biasa,
berdasarkan Perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing),
72
Penggerak (actuanting), dan Pengawasan (controlling) yang ada di
pondok pesantren Pancasila sangat menguntuntungkan, karena
tersedianya sarana prasarana yang memadai, sehingga pembelajaran
yang ada di pondok pesantren Pancasila dapat berjalan dengan optimal.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi disini peneliti dalam mencari data ataupun
informasi tentang profil Pondok Pesantren Pancasila, kemudian
peneliti juga mencari informasi terbaru dari pesantren. Mulai dari
susunan kepengurusan, program kerja dan bagaimana
menggembangkan pelaksanaan manajemen pesantren satu atap sendiri.
Dari dokumentasi tersebut, peneliti mengetahui bagaimana
sejarah pondok pesantren Pancasila dan siapa saja tenaga kerja yang
berperan dalam pelaksanaan pesantren satu atap, serta program-
program kerja pondok pesantren Pancasila, dimana program kerja
tersebut juga dijadikan sebagai acuan dalam penelitian.
B. Analisis Data Penelitian
Dari data yang diperoleh melalui metode wawancara, observasi dan
studi dokumentasi semuanya saling berkaitan. Dimana data tersebut
mengaplikasikan manajemen pesantren satu atap.
Pelaksanaan manajemen pesantren satu atap di Pondok Pesantren
Pancasila berdasarkan indikator pencapaian yang meliputi Perencanaan
72
(planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerak (actuanting), dan
Pengawasan (controlling) menunjukkan:
Tabel 4.12
Hasil Temuan Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Pesantren Satu Atap
Indikator Bagian Pelaksanaan Manajemen Pesantren Satu
Atap
Perencanaan
(Planning)
1. Kurikulum a. Menganalisa kurikulum yang akan
digunakan
b. Menyusun jadwal pelajaran
c. Membuat tata tertib pesantren
d. Meningatkan program pengayaan di
bidang keterampilan (life skill), dan
wirausaha
2. Kesiswaan a. Mendata setiap santri yang mendaftar ke
pesantren
b. Membagi penempatan kamar unuk santri
c. Menyusun target peraihan juara dalam
setiap perlombaan, baik akademik atau
non akademik
d. Memberikan bimbingan yang maksimal
terhadap santri yang memiliki bakat dan
minat dibidang akademik atau non
akademik
3. Keuangan
a. Mencatat apa saja yang dibutuhkan
pesantren
b. Merekap setiap administrasi dari
pembayaran, baik pondok, MTs, ataupun
MTs.
c. Melaksanakan RAPB
72
d. Mencatat setiap pengeluaran dan
pemasukan
4. Personalia a. Memilih guru-guru yang profesional,
tidak hanya mengajar dalam ilmu agama,
tetapi juga menjadi guru dalam sekolah
b. Menyusun struktur organisasi yang dibagi
tiga tahap. Yaitu, struktur organisasi
pusat, organisasi pesantren, organisasi
MTs, dan organisasi SMK. Yang mana di
kepalai oleh kepala sekolah yang telah
diberikan wewenang oleh pengasuh.
c. Memilih santri yang sudah kelas alfiyah
tsani untuk diangkat sebagai pengurus
5. Sarana
Parasarana
a
a. Perencanaan dan pengadaan inventaris
kebutuhan
b. Rencana penambahan gedung asrama dan
ruang kelas
c. Penambahan media belajar
d. Menyediakan alat-alat atau fasilitas
belajar
72
Pengorganis
asian
(Organizing)
1. Kurikulum a. Meneglompokkan kurikulum, pesantren
menggunakan kurikulum lokal, MTs
menggunakan K13 mengadopsi dari
Kemenag, SMK menggunakan kurikulum
K13 yang mengadopsi dari Diknas
pemerintah Kota Salatiga
b. Membagi tugas kepada waka kurikulum
untuk menyusun setiap kegiatan yang
akan dilaksanakan, dari mulai bangun
tidur sampai akan tidur
c. Memberikan tanggung jawab kepada guru
pelaksana kurikulum
2. Kesiswaan a. Menyusun jadwal ekstrakulikuler untuk
santri
b. Memberikan pendampingan belajar pada
santri
c. Mengelompokkan santri berdasarkan
kemampuan dalam kelas, sehingga dapat
dipilih untuk mewakili perlombaan
akademik atapun non akademik
d. Menegelompokkan santri dengan system
kelas berdasarkan kemampuan santri
e. Melatih santri dalam bidang wirausaha
3. Keuangan a. Membuat buku administrasi keuangan
b. Mendata keuangan yang masuk dan
keluar
c. Membuat buku laporan keuangan
pesantren, MTs dan SMK
4. Personalia a. Pengelompokan tugas mengajar untuk
pesantren dan sekolah
72
5. Sarpras b. Penggandaan sarana prasarana fisik dan
non fisik
Penggerak
(Actuanting)
1. Kurikulum a. Semua guru adalah penggerak kurikulum
b. Absensi guru
c. Alokasi waktu pelajaran
2. Kesiswaan a. Membuat absensi untuk santri
b. Melaksanakan ekstrakulikuler
(Dramblek, Drumband, silat, dan
pramuka)
c. Melatih santri dalam bidang wirausaha
(berdagang)
d. Menyedikan koperasi untuk santri
3. Keuangan a. Dana dari wali santri
b. Dana dari pemerintah
c. Dana dari para donator
d. Dana dari hasil usaha para santri
(berdagang)
4. Personalia a. Mengupayakan agar setiap warga
pesantren dapat bekerja sama dan saling
mendukung untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan
5.Sarana
Prasarana
a. Menjaga inventaris pesantren
b. mengecek alat-alat yang sudah rusak
c. memperpanjang usia pakai
d. menurunkan biaya perbaikan
72
Pengawasan
(Evaluanting
)
1. Kurikulum a. Melakukan evaluasi kurikulum
b. Melaksanakn tes tengah semester dan
akhir semester, yang dilaksanakn pada
bulan maulud dan sebelum puasa.
c. Melaksanakan tes hafalan nadhoman pada
bulan syawal, untuk kenaikan kelas pada
jejang pesantren
d. Adapun sekolah formal, evaluasi
pembelajaran mengikuti pemerintah.
2. Kesiswaan a. Membuat laporan pencapaian bidang
kesiswaan, yang meliputi Juara apa saja
yang di raih pada tingkat
pesantren/sekolah
b. Melaporkan siapa saja santri yang perlu
diberikan perhatian khusus
c. Menganalisa permasalahan yang ada
pada santri, dan membantu
menyelesaikan permasalahannya
3. Keuangan a. Melaporkan semua RAPB bulanan pada
sat rapat bersama yayasan
b. Melaporkan segala bentuk pemasukan
dan pengeluaran keuangan lembaga
c. Melaporkan setiap kendala pada saat
rapat bulanan
4. Personalia a. Melaksanakan musyawarah bersama,
terkait perkembangan SDM di pondok
Pancasila
b. Melakukan evaluasi bersama terkait
pendidikan pesantren satu atap.
72
5. Sarana
Prasarana
a. Melaporkan apa saja yang sudah tidak
layak untuk dipakai, atau perlu dig anti
b. Menghimbau kepada warga pesantren
untuk menjaga inventaris pesantren
Tabel diatas menunjukkan bahwa berdasarkan berdasarkan indikator
pencapaian yang meliputi Perencanaan (planning), Pengorganisasian
(Organizing), Penggerak (actuanting), dan Pengawasan (controlling)
pelaksanaan manajemen pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila
telah berjalan secara optimal. Dengan terpenuhinya segala aspek pendidikan,
dari kurikulum, kesiswaan, keuangan, k\personalia, dan sarana prasarana dalam
lembaga sekolah berbasis pesantren di Pondok Pesantren Pancasila.
C. Pelaksanaan Manajemen sistem pendidikan pesantren satu atap di
Pondok Pesantren Pancasila Blotongan, Kota Salatiga tahun ajaran
2017/2018
Dalam penelitian ini telah dipaparkan beberapa hasil penelitian terkait
dalam bidang garapan manajemen yang ditinjau dari manajemen kurikulum,
manajemen kesiswaan, manajemen keuangan, manajemen sarana prasarana,
serta manajemen personalia. Menurut peneliti seorang manajemen sekolah
harus bisa melaksanakan kelima bidang garapan manajemen tersebut, hal ini
72
dikarenakan akan lebih menunjang keberhasilan dalam pembelajaran sekolah
khususnya.
1. Manajemen Kurikulum
Berdasarkan hasil wawancara dari sejumlah responden, ditemukan
beberapa pendapat yang mendukung dari manajemen sekolah berbasis
pesantren pada aspek kurikulum. Peneliti mengajukan pertanyaan tentang
bagaimana ssistem kurikulum yang diterapkan di maadrasaah ini. Pendapat
tersebut diantaranya disampaikan oleh MH selaku Wakabid Kurikulum:
“Kurikulum yang diterapakan dimadrasah ini adalah kolaborasi antara
kurikulum pemerintah dan kurikulum pesantren, kurikulum pemerintah
sesuai DIKNAS Dalam hal ini kurikulum 2013 untuk sekolah, sedangkan
kurikulum pesantren disesuaikan dengan kurikulum
madrasah.”(wawancara, MH.Senin,15/04/17, jam 09.00 WIB) Lebih lanjut
MH menyampaikan bahwa dalam menyampaikan kurikulum sekolah akan
menjadi efektif apabila digabung dengan kurikulum pesantren.” Terlepas
dari efektif atau tidak kurikulum di Pondok Pesantren Pancasila memang
harus menetapkan dua kurikulum walaupun dengan beberapa kendala,
namun selama kurikulum ini diterapkan alhamdulillah bisa terlaksana
dengan baik.” (wawanc- ara, MH.Senin,15/04/17,jam 09.05 WIB).
2. Manajemen Kesiswaan
Berdasarkan pada wawancara pada pengurus pada bidang kesiswaan
didapati program-program yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru,
yaitu Membuat program kesiswaan dan ekstrakurikuler, mengatur
72
penerimaan siswa baru, mengatur pengelompokkan belajar siswa, dan
membagi kamar untuk santri baru.
3. Manajemen Keuangan
Tidak bisa dipungkiri berjalanya sebuah lembaga pendidikan seperti
halnya pesantren sangat dipengaruhi dengan adanya pendanaan dan juga
manajemen keuangan yang baik. Dalam hal ini bendahara sekolah berusaha
mengatur keuangan baik pengeluaran maupun pemasukan, sehingga dengan
mengelola uang dengan baik mampu mencukupi kebutuhan santri baik dari
fasilitas sarana prasarana maupun kebutuhan lain dalam menjalankan
kegiatan di pesantren.
4. Manajemen Personalia
Dalam proses pendidikan dan pengajaran, guru atau pendidik menjadi
elemen penting yang tidak boleh dilupakan. Apalagi jika guru atau pendidik
memiliki peran yang amat vital, maka kualitas guru yang mumpuni juga
sangat dibutuhkan. Ada beberapa syarat untuk dapat menjadi pendidik di
pesantren ini diantaranya yaitu, untuk mata pelajaran pokok, pendidikan
bagi guru minimal S1 dan sesuai dengan kualifikasi pendidikannya.
5. Manajemen Sarana Prasarana
Pengelolaan sumber daya sarana dan prasarana pesantren maupun
sekolah menjadi komponen yang memiliki kedudukan penting sebagai
penopang dan pendukung terhadap optimalisasi pendidikan dan
pembelajaran. Adapun dalam konteks Pondok Pesantren Pancasila ini, MU
selaku ketua bagian sarana prasarana ketika diwawancarai mengenai apa
72
saja kegiatan manajemen sarana prasarana, beliau mengungkapkan hal
sebagai berikut: a) Menyusun rencana pembangunan dan kebutuhan sarana
dan prasarana pesantren, b) mengkoordinasikan pendayagunaan sarana
prasarana, c) mengelola keuangan sarana prasarana madrasah dan
melaporkan kepada ketua pesantren d) melakukan pemeliharaan sarana
prasarana yang dimiliki madrasah, e) melakukan inventarisasi sarana
prasarana miliki madrasah, f) mengadakan penambahan, merehabilitasi,
pengamanan sarana prasarana fisik madrasah seperti gedung, ruang kelas
dan lainlain serta penghapusannya, g) melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh kepala madrasah.
D. Faktor Pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan
pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila
Adapun untuk mewujudkan sebuah lembaga pendidikan pondok
pesantren yang berkualitas, tentu akan memerlukan factor pendukung dan
mempertimbangkan factor penghambatnya dalam mengelola lembaga
pendidikan satu atap di Pondok Pesantren Pancasila, baik itu datang dari guru,
santri, sarana prasarana dan lingkungan.
1. Faktor penghambat
a. Belum terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai terutama
asrama dan ruang kelas karena setiap tahunnya mengalami overload
(kelebihan peserta didik).
72
b. Belum tersedianya ruang/ tempat ibadah yang memadai sehingga
kegiatan yang dilakukan secara bersama untuk seluruh santri masih
menggunakan aula tempat mengaji santri.
c. Minimnya tenaga pendidik yang mukim dipesantren karena sebagian
pendidik atau asatidz berada diluar pesantren.
d. Peserta didik atau santri yang memiliki latar belakang kurang baik
sehingga seringkali melakukan pelanggaran-pelanggaran mulai dari
indisipliner sampai dengan pelanggaran lainnya sesuai dengan
kebiasaan atau literature santri.
2. Faktor pendukung
a. Adanya satu visi dan misi serta tujuan yang sama antara madrasah dan
pesantren.
b. Komitmen yang kuat warga madrasah terhadap pendidikan madrasah
berbasis pesantren, rasa bangga terhadap pendidikan madrasah
pesantren.
c. Lokasi yang strategis dan sangat kondusif syarat terciptanya suasana
belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan.
d. Terjalin kerjasama yang baik antar pesantren, madrasah, komite
madrasah serta stakeholder yang turut membantu dalam
pengembangan madrasah baik secara moril maupun materiil.
e. Minimnya lembaga pendidikan berbasis pesantren di wilayah Kota
salatiga pada khususnya dan kabupaten Semarang pada umumnya.
72
E. Upaya yang di lakukan untuk meningkatkan manajemen pesantren satu
atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan manajemen sekolah
berbasis pesantren yakni, ketua yayasan selalu memberikan fasilitas yang
menunjang kepada tenaga pendidiknya, seperti halnya memberikaan
pembinaan kepada bidang-bidang pelaksanaan manajemen. Penambahan
asrama dan ruang kelas, serta melaksanakan studi banding ke sekolah yang
berbasis pesantren yang lebih maju untuk melihat pengelolaan
manajemennya, dan menjalin hubungan yang baik antara pesantren dan
masyarakat sekitar guna mendukung pelaksanaan pendidikan di pesantren dan
sekolah.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan beberapa temuan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan manajemen pendidikan pesantren satu atap di Pondok
Pesantren Pancasila berdasarkan indikator pencapaian yang meliputi
Perencanaan (planning), Pengorganisasian (Organizing), Penggerak
(actuanting), dan Pengawasan (controlling) menunjukkan bahwa,
kurikulum di Pondok Pesantren Pancasila yaitu perpaduan dua kurikulum,
yaitu mengkolaborasikan system kurikulum salaf dan modern, dengan
menjalankan kurikulum pemerintah (Kementrian Agama) dengan
kurikulum pondok pesantren, yang memakai system klasikal, adapun
metode yang digunkaan di pesantren yaitu metode sorogan, bandongan,
syawer, takror, khitobah, dan bathsul masa‟il. Perencanaan dalam pondok
pesantren Pancasila yaitu perencaan kurikulum, kesiswaan, keuangan,
sarana prasarana, dan personalia. Dalam pengorganisaisan pengasuh
membagi tugas kepada kepala sekolah untuk mengadakan pengelompokan
dan menetapkan wewenang pada setiap unit organisasi sekolah. Penggerak
Pesantren Pancasila semua subyek yang ada di pesantren adalah
penggerak, semua bergerak sesuai dengan tugas yang telah diberikan oleh
yayasan selaku pinpinan dalam pesantren. Pengawasan yang ada di
Pondok Pesantren Pancasila yaitu pengamatan dan pengukuran, apakah
72
hasil kerja sesuai dengan visi misi dan rencana pesantren atau tidak, dan
melaporkan segala pencapaian rencana dan penggerak manajemen
pendidikan pesantren satu atap, dengan mengadakan rapat evaluasi yang
diadakan 1 kali pada setiap akhir bulan.
2. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang terdapat di Pondok
Pesantren Pancasila yaitu kurangnya sarana prasarana yang kurang
memadai, terutama asrama dan ruang kelas, minimnya tenaga pendidik
yang mukim di pesantren, dan kurangnya kesadaran orang tua dalam
pendidikan pesantren. Adapun faktor pendukung dalam pengembangan
Pondok Pesantren Pancasila yaitu lokasi pesantren yang strategis, pendidik
yang berkualitas, dan program kegiatan yang mendukung tercapainya visi,
misi, dan tujuan dari pesantren.
3. Upaya yang dilakukan dalam mengembangkan pelaksaan manajemen
pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila yaitu penambahan
sarana prasarana dengan adanya pembangunan gedung asrama dan ruang
kelas, kepala sekolah selalu memberikan fasilitas yang menunjang tenaga
pendidiknya seperti halnya memberikaan pembinaan kepada bidang-
bidang pelaksanaan manajemen. Bidang manajemen kurikulum berupaya
selalu meyusun progam pembelajaran yang sistematis.
72
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen pendidikan pesantren satu
atap di Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga, maka dapat
penulis sarankan sebagai berikut:
1. Pondok Pesantren Pancasila sebagai lembaga pendidikan yang memiliki
nilai plus terutama dalam mencetak generasi yang mumpuni baik IPTEK
dan IMTAQ hendaknya mempunyai manajemen yang benar-benar mampu
mengelola lembaga pendidikan yang berbasis pesantren tersebut dengan
baik.
2. Kepada pengelola pondok Pesantren Pancasila yang menerapkan
pendidikan formal dan non formal dalam pesantren, untuk dikelola atau di
menej menjadi manajemen satu atap.
3. Untuk seluruh civitas akademika pondok pesantren Pancasila Blotongan
Kota Salatiga untuk terus menerus melakukan pembenahan demi
mewujudkan pendidikan integrative tanpa mengesampingkan salah satu
dari disiplin keilmuan.
4. Kepada para orang tua yang menginginkan anaknya menjadi generasi yang
mumpuni baik IPTEK maupun IMTAQ, lembaga pendidikan pesantren
satu atap adalah solusi dari kekhawatiran orang tua dalam membekali anak
menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang.
72
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Ali. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Achyar, Aprilia Afifatul. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI
Kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
Anwar, dkk. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
----------------------. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Asdi Mahasaty
Azmiyawati, Choiril, dkk. 2009. IPA Salingtemas 4 untuk SD/MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departeman Pendidikan Nasional.
Baharuddin, Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-
Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
----------------------. 2011. Cooperative Learning: Metode, Teknik, Struktur
dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Riski, Vivi Maslakhatul. 2015. Big Book Ilmu Pengetahuan Alam SD 4, 5
& 6. Jakarta: Cmedia.
Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sadirman. 2009. Interaksi dan Motivsdi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
72
----------------------. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
----------------------. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sulistyanto, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk SD dan MI Kelas
IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenada Media Group.
Supartono. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan
Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Usman, Muh. Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Wahyono, dkk. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Wisudawati, Asih Widi. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:
Bumi Aksara
Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gauang
Persada Pers.
Zukmadini, Alif Yanuar. 2015. Superbook IPA SD Kelas 4,5,6. Jakarta:
Wahyumedia.
72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
72
PANDUAN WAWANCARA
MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP
(Studi Kasus Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota Salatiga
TahunAjaran 2017/2018)
Nama :
Usia :
Jabatan :
Hari/Tanggal :
A. MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN SATU ATAP
1. Sebagai pengurus pusat, kurikulum pendidikan apa yang digunakan di
Pondok Pesantren Pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………
2. Bagaimana metode pendidikan Pesantren Satu Atap di Pondok Pesantren
Pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………....
3. Bagaimana perencanaan dalam melaksanakan manajemen pendidikan
pesantren satu atap di Pondok Pesantren Pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………....
4. Bagaimana pengorganisasian dalam manajemen Pesantren Satu Atap di
Pondok Pesantren Pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
72
………………………………………………………………………………
………………………………………………
5. Bagaimana penggerak dalam pelaksanakan manajemen Pesantren Satu
Atap di Pondok pesantren pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………….
6. Bagaimana pengawasan dalam pelaksanaa manajemen Pesantren Satu
Atap di Pondok Pesantren Pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………
7. Bagaimana SDM yang berkembang di pondok Pesantren Pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………
8. Apa factor penghambat dan factor pendukung dalam pelaksanaan
manajemen pendidikan Pesantren Patu Atap di Pondok Pesantren
pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………
9. Sejauh ini apakah Pesantren Satu Atap dapat berjalan dengan baik?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
72
………………………………………………………………………………
……………………………………………
10. Upaya apa saja untuk meningkatkan kualitas pendidikan Pesantren Satu
Atap di Pondok Pesantren Pancasila?
Jawab:………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
72
Daftar Ustadz/Ustadzah Pondok Pesantren Pancasila Blotongan Kota
Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017
NO NAMA L/P TAHUN MULAI MENGAJAR
1. M. Toha Saputro, S. Pd. I L 1 Juni 1996
2. Mahfud Fawzi L 1 Juni 1996
3. Khafidzin S.E L 1 Juni 1996
4. Muhammad Nuh L 1 Juni 1998
5. Fathul Ghufron, S. Pd. I L 1 Juni 2011
6. Amir Sholeh L 1 Juni 2012
7. Nur Rokhim L 1 Juni 2012
8. Surawan L 1 Juni 2012
9. Suwardi L 11 Juni 2012
10. Mansur Hidayat, M. Pd L 11 Juni 2012
11. M. Nasirudin, S. Pd. I L 11 Juni 2012
12. Andre Ferdiyanto L 11 Juni 2013
13. Samsul Choeri, S. Pd. I L 11 Juni 2013
14. Khanifudin L 11 Juni 2015
15. Samsul Arifin L 11 Juni 2015
16. M. Rifki Lazim L 11 Juni 2015
17. M. Irfan Ulil Anam L 111 Juni 2015
18. M. Nur Faizin L 11 Juni 2014
19. Sri Mulyani, S. Pd. I P 1 Juni 1996
20. Nur Fadhilah P 1 Juni 1996
21. Maria Ulfa P 11 Juni 2015
22. Lilik Masfufah P 11 Juni 2015
23. Sakinatul Birroh P 11 Juni 2015
34. Ernawati P 11 Juni 2015
25. Maesaroh P 11 Juni 2015
26. Nur Kholisoh P 11 Juni 2015
72
DAFTAR SANTRI PONDOK PESANTREN PANCASILA
NO Nama Jenis
Kelamin Alamat Nama Ayah
1 ADELA BINTARAWAN IXSANA L Macanan OBON HERMAWAN
2 AJI ROYCHAN L
CALOMBO LOPAIT TUNTANG KAB.SEMARANG
MOHAMMAD MUHZIDIN
3 ALFAN HIDAYATULLAH L KAUMAN NUR KHOLIQ
4 ALVIA TUSSOVIA P Manggung Nadzhiri
5 ANGGESTIO PRASENDI L Magersari M. Syaifudin
6 ATHIK FATKHIYATUR ROZAQIYAH L JL. Cempaka SAIKHAN
7 BILAL AZZIZS NUGROHO L Sekuro Harjosari Sarju
8 BUDI SUCI L Clego Triyanto
9 DIMAS RISKY PRAMADAN L JL. Mangun SUTIMAN
10 DINDIAWAN AYANG IVANDA L MACANAN BERINGIN OBON HERMAWAN
11 Eriana Amarilis P Sekuro Kadi
12 ERLINA KURNIAWATI P KRAJAN LEMBU SUTADI
13 FADLILA IKA SAFITRI P NGETOK TURYADI
14 FERI ANDRIYANTO L Pager Sari Sunardi
15 JUVE AHMED ALMOUSA L
RT 01 RW 02 JIMBARAN BAWEN SEMARANG PURWANTO
16 MAILAL KHUSNA P KAUMAN KASPONO
17 MIFTAKHUN NURIDH DHOLAM L Anggrek NNUR ROKHIM
18 MUHAMMAD AFINA B L
JL. BUGENVIL 11 KUPANG AMBARAWA SEMARANG
SHOFIYULLAH MUSTOFA
19 MUHAMMAD ANWAR SADAD L
RT 02 RW 04DESA TUGU KEC SAYUNG DEMAK
MOUHAMMAD MUSADDAD
20 MUHAMMAD LUTFI WIBOWO L PANCURAN ROWIYANTO
21 MUHAMMAD ULIL FUAD L - GUFRON
22 MURTI SUNIA'AH P Truko UNTUNG LESMONO
23 RISA AGUSTINA DAMAYANTI P POLOBOGO SUPARMAN
24 SILVIA ELVIANA P PAKIS SISWANTO
25 SRI WIJAYANTO L RIMBO BUJANG KHOLIL
26 TITIK NURCAHYANI P NGABLAK BUDI YONO
27 TSIDAMULFAMI MIFTAKHUL KHOIR L Bringin
MUHAMMAD NAHROWI
28 UMDATUL ULIN NI'MAH P BANJARAN JULI
29 UMDZATUL ATIKAH P GOGODALEM RT 01 RW 01 BRINGIN KAB SEMARANG AHMAD MAESURI
30 UMMU SALAMAH P SUKA RINI TURMAKUN
31 AHMAD FATHI L KANDANGAN
MUHAMMAD SAMSUL BAHRI
32 AHMAD MAULANA SAIFUDIN L Candirejo NUR ROHMAN
72
33 ANIS MUSTOFA L BAKULAN NUR KHOLIS
34 DANASTRI RIZKI AFIFA P JIMBARAN NGASIMAN
35 DEDY MUSTHOFA L Kesongo IRSAL TOFANI
36 DENI CANDRA L ACHMAD AQUAN NASIR TANJUNG
37 DIMAS YUDHA ADITYA L Bakulan GIYARTO
38 EKA SEPTIANA P BONGAN SUGIYANTO
39 ELINA WAHIDATI P POPONGAN BUNAWI
40 FAIZAH P PENGGIK ALIMIN
41 FATHUN NI'AM L Kenteng MUSTAIN
42 FUAD NUR YASIN L BEJATEN
MUHAMMAD HASAN SODERI
43 IDA INDAH WIDYA ASTUTI P GEBLOK EKO SUWARNO
44 IKLIMATAZ AL ALAM P TEMPEL SAIFUL ROHMAN
45 IRKHAM AFIFUDDIN L PERAMPELAN SUPRAYITNO
46 M FIVEAN HAFANNY L SEKOURO RONY
47 M KHUSNUL MUNAJAT L SUMBERSARI WALUYO
48 MUHAMMAD BAGUS DARMAWAN L GETAS REJO KHIRUDIN
49 MUHAMMAD HAQQI NAZIL L PERAMPELAN EKO SETYANTORO
50 MUHAMMAD IMAM FAUZI L RIMBO BUJANG SUNARTO
51 MUHAMMAD SODIK L MLILIR HERMAWAN
52 NALA KHOERUL AINI P PAKOPEN SUGIONO
53 NANDITIA NUR ROHMAT L HARJOSARI SARJU
54 NIKEN RAHMA ARDILA P NGAWINAN SUYARTO
55 NILA MILKHATUNA P NDUREN SAMUDI
56 NOVIA RISTIANA IRAWATI P LOPAIT SURIPTO
57 NUR ZAENI L SUMOWONO BADERI
58 NURIYA ALVI FAIRUZA L Geneng SUGIYANTO
59 RAFFI ARDHIAN PRAYOGO L TAKAN LOR AHMAD
60 SITI ALAFIYAH P DUREN SODERI
61 SITI MUNIROH P WIROGOMO ZAENURI
62 WAHUD NURUL AZHARI L DUREN SAHRONI
63 EGA STYA WARDANA L RT 01 RW 06 DUREN BANDUNGAN KAB.SEMARANG SUNARDI
64 RIZQI IMANNUDIN L RT 02 RW 04 NGAJARAN TUNTANG KAB.SEMARANG SUMANTO
65 ALVIAN BENI PRATAMA L RT 07 RW 02 CANDEN KEC.TANON SRAGEN BENI IRMAWAN
66 DWI NOOR SAKDIYAH P RT 01 RW 04 MANGGUNG JIMBARAN KAB.SEMARANG RIYANTO
67 FAUZAN NUR IKHSAN L PERUM MANUNGGAL 2 SALAMUN
68 FEBY RAHMATDANY L SIDOARJO NUR HABIB
69 GALIH MUHAMMAD YUSUF L RT 04 RW 04BANDING BRINGIN KAB.SEMARANG IKHSANUDIN
72
70 MA'RUF HIDAYAT L RT 03 RW 05 TLOGO TUNTANG KAB.SEMARANG TRIYANTO
71 MAULIDATUN NISFA P RT 04 RW 02 KENTENG BANDUNGAN KAB.SEMARANG SULIMAN
72 MUSTAIN L RT 04 RW 09 BAPANG BAWEN KAB.SEMARANG SAMBUDI
73 PUTRA ADHI PRATAMA L JL. JAMBU RT 03 RW 11 JATI MAKMUR PONDOK GEDE BEKASI SAFRUDIN
74 RESA NOVA DIARI L NYATNYONO MAS'UD
75 RIMA AMINATUN MUFIDAH P GOMPYONG SUPARMAN
76 SITI SAKDIYAH P ABUNG JAYA KEC ABUNG SELATAN LAMPUNG UTARA ROBIKUN
77 ULINUHA L RT 02 RW 01GENENG KEC MIJEN KAB.DEMAK KUNTONO
72
DAFTAR IDENTITAS INFORMAN ATAU RESPONDEN
No Nama Jabatan
1 Ibu Nyai Choiriyatik Ketua Yayasan
2 Mansur Hidayat Ketua Pondok
3 Nur Fadhilah Kepala Sekolah MTs
4 Sri Mulyani Kepala Sekolah SMK
5 Lilik Masfufah Bagian Keuangan
6 Sakinatul Birroh Pengurus/Guru
7 Maria Ulfa Pengurus/Guru
8 Fatkhul Ghufron Pengurus/Guru
9 Siti Isnaini Pengurus/ Guru
10 Samsul Arifin Pengurus/Guru
72
PROFIL SEKOLAH MTs SA PANCASILA
A. Info Sekolah
NPSN 20364820
NSS 121233730003
Nama MTs SA Pancasila
Akreditasi Akreditasi B
Alamat Klumpit Rt.01 Rw.8 Blotongan, Sidorejo,
KotaSalatiga
Kodepos -
Nomer Telpon (0298) 304344
Nomer Faks -
Email [email protected]
Jenjang SMP
Status Swasta
Situs MTsPancasilaSalatiga
Lintang -7.2930462683952415
Bujur 110.47479271888733
Ketinggian 552
Waktu Belajar Sekolah Pagi
B. Lokasi Sekolah
Kota Kota Salatiga
Propinsi Jawa Tengah
Kecamatan Sidorejo
Kelurahan Blotongan
72
PROFIL SEKOLAH SMK PANCASILA
A. Identitas Sekolah
NPSN 20330955
Status Kejuruan Swasta
Bentuk pendidikan SMK
Status Kepemilikan Yayasan
Alamat Jl. Fatmawati No. 11
Kode Pos 50715
Waktu Pembelajaran Pagi
SK Pendirian Sekolah 422.5/40771
Tanggal SK Pendirian 2004-08-30
SK Izin Operasional 422.5/40771
Tanggal SK Izin Operasional 2004-08-30
B. Data Lengkap
Kebutuhan Khusus Dilayani Tidak Ada
Nama Bank BRI
Cabang KCP/Unit Salatiga
Rekening Atas Nama SMK PANCASILA SALATIGA
Luas Tanah Milik 4266
Luas Tanah Bukan Milik 0
C. Lokasi Sekolah
Kota Kota Salatiga
Propinsi Jawa Tengah
Kecamatan Sidorejo
72
72
72
DAFTAR NILAI SURAT KETERANGAN KEGIATAN
Nama : Puji Tri Utami
NIM : 111-13-240
Jurusan : PAI
No Nama Kegiatan
Waktu
Kegiatan Keterangan Nilai
1. Sertifikat “Orientasi Peserta Akadenik
dan kemahasiswaan (OPAK) STAIN
Salatiga 2013 dengan tema ”
Rekontruksi Paradigma Mahasiswa
yang Cerdas, Peka, dan peduli”
(DEMA)
26-27
Agustus 2013
Peserta 3
2. OPAK TARBIYAH “Menjunjung
tinggi Nilai-Nilai Kearifan Lokal
Sebagai Identitas Pendidika
Indonesia” (HMJ)
29 Agustus
2013
Peserta 3
3. Library User Education (UPT
Perpustakaan)
16 September
2013
Peserta 2
4. Training Pembuatan Makalah (LDK) 18 September
2013
Peserta 2
5. Pendidikan dan Pelatihan Calon
Pramuka Pandega ke-23 (RACANA)
23 September
2013
Peserta 2
4. GEMA ITTAQO “mengukuhkan
Peran Bahasa Arab dalam Ranah
Pendidikan Islam di Era Modern”
(ITTAQO)
16-17
November
2013
Peserta 2
5. Pendidikan Anggota Dasar (PAD) Al
KHIDMAH Kampus Kota salatiga
28-29
Desember
2013
Peserta 2
6. Workshop Entrepeneurship
”menanamkan Nilai-Nilai
Kewirausahaan Mahasiswa yang
Kreatif dan Inovatif” (KSEI)
22 Agustus
2014
Peserta 2
7. Talkshow Pra Nikah “Menjemput
Jodoh Impian” (LDK)
09 November
2014
Peserta 2
8. Pendidikan Anggota Dasar (PAD) AL-
Khidmah Kampus Kota salatiga
07
Desember201
4
Panitia 3
9. Workshop terapi Hati (TAZKIA) 05 Juni 2015 Peserta 2
10. Seminar Nasional “Kesehatan Islami”
Gerakan masyarakat Salatiga
(GEMAS)
10 Agustus
2015
Peserta 8
11. Seminar Nasional “Wacana Islam
Nusantara Dalam Menjaga
31 Oktober
2015
Peserta 8
72
Kebhinekaan dan Keutuhan NKRI”
(AL KHIDMAH)
12. Seminar Nasioanal “Jenderal
Sudirman Inspirasi Anak Bangsa”
(HMJ SKI)
11 November
2015
Peserta 8
13. Jambore Nasional Kampus
“Mahasiswa Perekat Akhlak Bangsa”
(AL KHIDMAH)
13 Maret
2016
Peserta 8
14. Seminar Nasional Literasi Islam
bertajuk “Membangun Budaya Literasi
Islam di era Informasi Digital”
26 Juni 2016 Peserta 8
15. SK Pengangkatan Tenaga Pengajar
BTAQ di SD Plus Tahfizhul Qur‟an
(SD PTQ) AN Nida Kota Salatiga
10 Juli 2016 Tenaga
Pengajar
8
16. Praktik Pengembangan Profesi (PPL)
di MA AL MANAR Tengaran
08 September
2016
Peserta 2
18. Seminar Nasional “Revitalisasi
Budaya Filsafat dalam Pemikiran
Islam Kontemporer” (FILSAFAT
AGAMA)
03 November
2016
Peserta 8
19. Seminar Nasional Edupreneurship
“Strategi Marketing Kunci Sukses
Wirausaha” (IAIN SALATIGA)
13 November
2016
Peserta 8
20. Seminar Nasional “Ya Allah, I‟m
Falling In Love” (LDK)
26 November
2016
Peserta 8
21. Grand Launching Inspiasi
Tazkia&Kursus Karakter ”Kisah Sang
13 Desember
2026
Peserta 2
72
72
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Puji Tri Utami
2. Tempat dan tanggal lahir : Kab. Semarang, 29 Mei 1995
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Warga Negara : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Alamat : Dusun. Semagu, Desa. Koripan, Rt.03
Rw.04, Kec. Susukan, Kab. Semarang
7. No. Hp : 085740089696
8. RiwayatPendidikan :
a. TK raudhotul Atfal 2001-2002
b. MI Ma‟arif Blotongan Salatiga 2002-2007
c. MTs Nu Salatiga 2007-2010
d. SMK PANCASILA Salatiga 2010-2013
9. Pengalaman Organisasi :
a. Al-Khidmah Kampus Kota Salatiga Tahun 2013-Sekarang
b. JQH IAIN Salatiga Tahun 2014
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
72
DOKUMENTASI
Upacara bendera siswa MTs SA dan SMK Pancasila
Asrama putra dalam masa perbaikan
Pondok Pesantren Pancasila
72
Gedung SMK Pancasila
Kegiatan bandongan santri putri