67
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dipaparkan mengenai hasil penelitian yaitu
reliabilitas, uji daya diskriminasi aitem, kategorisasi skor, uji asumsi
klasik, uji hipotesis serta pembahasannya.
4.1. Deskripsi Tempat Penelitian
Asrama Fakultas Teologi Universitas Kristen Artha Wacana
(UKAW) Kupang merupakan asrama mahasiswa yang digunakan sebagai
salah satu locus pembinaan dan pembentukan para calon pendeta selain
pembinaan secara akademis melalui aktivitas perkuliahan. Asrama teologi
bertempat di lokasi yang sama dengan area kampus Fakultas Teologi yang
bertempat di jalan Adi Sucipto nomor 147 Oesapa-Kupang, Nusa
Tenggara Timur. Asrama Teologi telah berdiri sejak 1971 ditangani dan
dikelola secara khusus oleh pengurus asrama serta Chaplain/ Pendeta
Mahasiswa).
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari tanggal 1 Oktober hingga
5 Oktober 2016. Dalam pelaksanaannya penulis sendiri membagikan skala
psikologi kepada responden setelah berkoordinasi dengan pihak fakultas
dan pengurus asrama. Penyebaran dan pengisian skala dilakukan bertahap
karena harus disesuaikan dengan waktu di sela-sela perkuliahan dan
jadwal kegiatan di asrama yaitu pada tanggal 3 Oktober 2016 untuk
angkatan II dan pada tanggal 5 Oktober 2016 untuk angkatan I dan III.
68
4.3. Deskripsi Responden Penelitian
Responden yang terlibat dalam penelitian ini merupakan
mahasiswa teologi tingkat I, II, dan III yang berdomisili di asrama dengan
jumlah responden 104 orang. Deskripsi responden dijelaskan jenis
kelamin dalam Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Karakteristik Mahasiswa Teologi UKAW
menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki
Perempuan
26
78
25 %
75 %
Total 104 100%
Berdasarkan deskripsi Tabel 4.1. terlihat bahwa dominasi jumlah
perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki.
Selanjutnya karakteristik responden menurut usia ditunjukkan
dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Karakteristik Mahasiswa Teologi UKAW menurut Usia JK Usia (tahun) %
18 19 20 21
Laki-laki
Perempuan
6
[ 23,1 %]
33
[42,3 %]
13
[ 50 %]
29
[37,2 %]
3
[ 11,5 %]
11
[14,1 %]
4
[15,4 %]
5
[6,4 %]
26
[100 %]
78
[100 %]
Total 39
[37,5 %]
42
[40,4 5]
14
[13,5]
9
[8,6 %]
104
[100 %]
Berdasarkan Tabel 4.2. terlihat bahwa kategori usia 18 dan 19 tahun baik
untuk mahasiswa laki-laki maupun perempuan berjumlah lebih banyak
dari pada kategori usia lainnya.
Selanjutnya karakteristik responden menurut tahun angkatan
ditunjukkan dalam Tabel 4.3.
69
Tabel 4.3.Karakteristik Mahasiswa Teologi UKAW
menurut Tahun Angkatan
Tabel 4.3. menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa teologi yang tinggal di
asrama didominasi oleh mahasiswa angkatan 2016-2017 dibandingkan dua
angkatan lainnya.
4.4. Hasil Daya Diskriminasi Aitem dan Uji Reliabiltas
4.4.1. Daya Diskriminasi Aitem
Seleksi aitem dilakukan mengunakan program SPSS versi 16.0
dengan standar indeks diskriminasi aitem yaitu 0,30. Hasil yang
ditunjukkan pada kolom corrected item-total correlation untuk jumlah
aitem yang lolos ialah 37 aitem skala Identitas Diri dengan rentang nilai
antara 0,329-0,687, 32 aitem skala Kualitas Pertemanan dengan rentang
nilai antara 0,390-0,781 dan 32 aitem skala Iklim Sosial dengan rentang
nilai antara 0,310-0,749. Dengan demikian aitem-aitem pada ketiga skala
psikologi memenuhi syarat dan dapat digunakan dalam penelitian.
4.4.2. Uji Reliabilitas
Demikian halnya menentukan daya diskriminasi aitem, maka
pengujian reliabilitas pun dilakukan menggunakan SPSS versi 16.0.
Tahun Angkatan Jenis Kelamin Jumlah
(%) Laki-laki Perempuan
2014 – 2015
2015 – 2016
2016 – 2017
2
[4%]
11
[10%]
13
[10%]
3
[6%]
26
[20%]
49
[50%]
5
[10%]
37
[30%]
62
[60%]
Jumlah 26
[24%]
78
[76%]
104
[100%]
70
4.4.2.1. Skala Identitas Diri (ID)
Pada uji coba (try out)dengan32 orang subjek, hasil pada statistik
reliabilitas skala Identitas Diri menunjukkan besaran koefisien reliabilitas
yaitu 0,938 dengan 37 aitem. Selanjutnya pada penelitian dengan 104
orang subjek, koefisien reliabilitas untuk skala Identitas Diri adalah
sebesar 0,925 dengan 36 aitem.
4.4.2.2.SkalaKualitas Pertemanan (KP)
Pada Uji coba (try out)dengan32 orang subjek, hasil pada statistik
reliabilitas skala Skala Pertemanan menunjukkan besaran koefisien
reliabilitas yaitu 0,943 dengan 32 aitem. Selanjutnya pada penelitian
dengan 104 orang subjek, skala Kualitas Pertemanan menunjukkan
besaran koefisien reliabilitas sebesar 0,925 dengan 31 aitem.
4.4.2.3.Skala Iklim Sosial
Pada Uji coba (try out)dengan32 orang subjek, besaran koefisien
reliabilitas yang ditunjukkan pada statistik reliabilitas skala Iklim Sosial
yaitu 0,924 dengan 32 aitem. Selanjutnya pada penelitian dengan 104
orang subjek, koefisien reliabilitas skala Iklim Sosial ialah sebesar 0,913
dengan 31 aitem.
4.5. Kategorisasi Skor
Kategorisasi skor peubah penelitan bertujuan agar data penelitian
dapat dilihat dengan lebih baik untuk pengujian statistik selanjutnya.
Deskripsi peubah penelitian yaitu Kualitas Pertemanan (KP), Iklim Sosial
(IS), dan Identitas Diri (ID) dilihat berdasarkan jenis kelamin responden.
4.5.1. Kategoriasi Skor Kualitas Pertemanan (KP)
Adapun deskripsi skor peubah Kualitas Pertemanan (KP) dengan
32 aitem memiliki skor yang berada di antara nilai skor terendah 97
71
hingga tertinggi 160 yang dikategorisasikan dalam kategori Sangat Tinggi
(ST), Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR) dalam
Tabel 4.4. sebagai berikut.
Tabel 4.4.Deskripsi Kategorisasi Skor Peubah Kualitas Pertemanan
Interval Laki-laki Perempuan
f % f %
ST
T
S
R
SR
148 – 160
135 – 147
122 – 134
109– 121
96 – 108
5
10
9
1
1
19 %
38 %
35 %
4 %
4 %
17
25
26
8
2
22 %
32 %
33 %
10 %
3 %
Total 26 100 % 78 100 %
Rataan
SD
Maksimum
Minimum
119,5
12,61
160
97
120,2
15,457
154
110
Tabel 4.4. memperlihatkan skor Kualitas Pertemanan (KP)
mahasiswa Teologi yang tinggal di asrama memiliki kategori yang
berbeda-beda. Secara umum KP laki-laki dan perempuan tergolong sedang
sampai sangat tinggi. Rataan skor KP untuk mahasiswa laki-laki 119,5
sedangkan KP mahasiswa perempuan tergolongkan sedang juga dengan
rataan 120,2.
4.5.2. Kategorisasi Skor Iklim Sosial (IS)
Adapun deskripsi skor peubah Iklim Sosial (IS) dengan 32 aitem
memiliki skor yang berada di antara nilai skor terendah 95 hingga
tertinggi 158 yang dikategorisasikan dalam kategori Sangat Tinggi (ST),
Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR) (Tabel 4.5.).
72
Tabel 4.5.DeskripsiKategorisasi Skor Peubah Iklim Sosial Interval Laki-laki Perempuan
f % f %
ST
T
S
R
SR
146 – 158
133 – 145
120 – 132
107 – 119
94 – 106
11
8
5
2
0
42 %
31 %
19 %
8 %
0 %
29
30
13
5
1
37 %
39 %
17 %
6 %
1 %
Total 26 100 % 78 100 %
Rataan
SD
Maksimum
Minimum
112,012
12,688
157
110
112,844
18,434
158
95
Tabel 4.5. memperlihatkan skor Iklim Sosial (IS) mahasiswa
Teologi yang tinggal di asrama memiliki kategori yang berbeda-beda.
Secara umum IS laki-laki dan perempuan tergolong sedang sampai sangat
tinggi. Rataan skor IS untuk mahasiswa laki-laki 112,012 sedangkan KP
mahasiswa perempuan tergolongkan sedang juga dengan rataan 112,844.
4.5.3. Kategorisasi Skor Identitas Diri (Y)
Adapun deskripsi skor peubah Identitas Diri (ID) dengan 37 aitem
memiliki skor yang berada di antara nilai skor terendah 96 hingga
tertinggi 185 yang dikategorisasikan dalam kategori Sangat Tinggi (ST),
Tinggi (T), Sedang (S), Rendah (R) dan Sangat Rendah (SR) dalam Tabel
4.6. sebagai berikut.
73
Tabel 4.6. Deskripsi Kategorisasi Skor Peubah Identitas Diri
Interval Laki-laki Perempuan
f % f %
ST
T
S
R
SR
168 – 185
150 – 167
132 – 149
114 – 131
96 – 113
7
14
4
1
0
27 %
54 %
15 %
4 %
0 %
29
30
17
1
1
37 %
39 %
22 %
1 %
1 %
Total 26 100 % 78 100 %
Rataan
SD
Maksimum
Minimum
121,816
13,68
185
130
120,898
12,61
184
96
Tabel 4.6. memperlihatkan skor Identitas Diri (ID) mahasiswa
Teologi yang tinggal di asrama memiliki kategori yang berbeda-beda.
Secara umum ID laki-laki dan perempuan tergolong dari sedang sampai
sangat tinggi. Rataan skor ID untuk mahasiswa laki-laki 121,816
sedangkan KP mahasiswa perempuan tergolongkan sedang juga dengan
rataan 120,898.
4.6. Uji Asumsi Klasik
4.6.1. Uji Normalitas
Menguji Normalitas skor bertujuan untuk melihat apakah suatu
populasi berdistribusi atau tersebar normal atau tidak. Normalitas populasi
terlihat dari nilai p pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
bernilai > 0,05. Normalitas pun dapat terlihat dari grafik Normal P-plot
apabila penyebaran titik-titik searah dengan garis diagonal. Untuk seluruh
rmahasiswa yang menjadi responden penelitian, hasil uji normalitas
peubah gayut Identitas Diri (ID) dapat ditunjukkan dengan tabel KS di
bawah ini.
74
Tabel 4.7. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh
Tunggal seluruh Mahasiswa Residual
IdentitasDiri
N 104
Parameter Normala Rerata
Simpangan Baku
160,38
14,553
Perbedaan Paling Ekstrim Absolut
Positif
Negatif
0,094
0,050
-0,094
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-ekor)
a. Uji Sebaran adalah Normal.
0,959
0,316
Berdasarkan Tabel 4.7 terlihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
untuk peubah gayut mahasiswa sebesar 0,959 dengan signifikansi sebesar
0,316 yang tentunya memiliki nilai lebih besar dari 0,05. Dengan
demikian disimpulkan bahwa data tersebar dengan normal.
Sedangkan hasil uji normalitas peubah gayut ID khusus untuk
mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan dapat dijelaskan dalam
Tabel 4.8.dan grafik P-Plot sebagai berikut.
Tabel 4.8. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh
TunggalMahasiswa Laki-laki& Mahasiswa Perempuan
Residual
IdentitasDiri
Laki-laki
Residual
Identitasdiri
Perempuan
N 26 78
Parameter Normala Rerata
Simpangan
Baku
160,42
13,456
160,36
14,984
Perbedaan Paling
Ekstrim
Absolut
Positif
Negatif
0,102
0,070
-0,102
0,108
0,062
-0,108
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-ekor)
a. Uji Sebaran adalah Normal.
0,520
0,950
0,951
0,326
75
Tabel 4.8. memperlihatkan nilai Kolmogorov-Smirnov untuk
peubah gayut mahasiswa laki-laki sebesar 0,520 dengan signifikasi
sebesar 0,950 (p>0,05). Nilai Kolmogorov-Smirnov untuk peubah gayut
mahasiswa perempuandiperlihatkan sebesar 0,951 dengan signifikansi
sebesar 0,326 (p>0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulkan
bahwa data tersebar dengan normal, hal ini ditunjukkan sama dengan
Gambar 4.1 (mahasiswa laki-laki). dan Gambar 4.2. (mahasiswa
perempuan) yang memperlihatkan sebaran titik menyebar merata dan
sesuai garis diagonal sebagai berikut.
Gambar4.1. Gambaran P-Plot peubah gayut Identitas Diri (ID) Laki-
laki
76
Gambar 4.2. Gambaran P-Plot peubah gayut Identitas Diri (ID)
perempuan
4.6.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar peubah tak gayut. Pengujian
multikolinearitas ditunjukkan oelha nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF). Disimpulkan bahwa Multikolinieritas terjadi jika nilai
tolerance ≥ 0,10 dan VIF ≤ 10. Oleh karena itu, pada pengujian
multikolinearitas ini akan diuji berdasarkan dan dibedakan menurut jenis
kelamin. Berikut dapat dijelaskan masing-masing dalam Tabel 4.9., Tabel
4.10. dan Tabel 4.11.
77
Tabel 4.9. Uji Multikolinearitas seluruh Mahasiswa Koefisien
a
Model KoefisienTak Terbakukan
Koefisien Terbakukan
t
Sig.
Statistik Kolineritas
B Kesalahan
Baku Beta Toleransi VIF
1 (Konstanta) 9,747 6,187 1,575 0,118
KP -0,224 0,092 -0,204 -2,425 0,017 0,199 5,013
IS 1,294 0,099 1,104 13,137 0,000 0,199 5,013 a. Peubah Gayut:
IdentitasDiri
Dari Tabel 4.9. hasil uji multikolinieritas untuk mahasiswa ditunjukkan
oleh nilai toleransi dan nilai VIF kedua peubah tak gayut KP dan IS adalah
0,199>0,10 dan 5,013<10 sehingga hal ini berarti tidak terjadi
multikolinieritas.
Sedangkan uji multikolinieritas peubah gayut yaitu Identitas Diri
(ID) mahasiswa laki-laki ditunjukan dalam Tabel 4.10. sebagai berikut.
Tabel 4.10.Uji Multikolinearitas Mahasiswa Laki-laki
Koefisiena
Model KoefisienTak
Terbakukan
Koefisien
Terbakukan
t
Sig.
Statistik
Kolineritas
B Kesalahan
Baku Beta Toleransi VIF
1 (Konstanta) 20,252 15,120 1,339 0,194
KP -0,116 0,225 -0,128 -0,516 0,610 0,139 7,170
IS 1,113 0,273 1,013 4,079 0,000 0,139 7,170 a. Peubah Gayut:
IdentitasDiri
Dari Tabel 4.10.diperoleh nilai toleransi dan nilai VIF kedua peubah tak
gayut KP dan IS adalah 0,139>0,10 dan 7,170<10 sehingga berdasarkan
hasil ini berarti tidak terjadi multikolinieritas.
78
Sedangkan hasil uji multikolinieritas untuk mahasiswa perempuan
ditunjukkan pada Tabel 4.12. sebagai berikut.
Tabel 4.11.Uji Multikolinearitas Mahasiswa Perempuan Koefisien
a
Model KoefisienTak
Terbakukan
Koefisien
Terbakukan
t
Sig.
Statistik
Kolineritas
B Kesalahan Baku
Beta Toleransi VIF
1 (Konstanta) 7,334 6,598 1,054 0,295
KP -0,236 0,104 -0,201 -2,275 0,026 0,214 4,664
IS 1,324 0,106 1,109 12,520 0,000 0,214 4,664 a. Peubah Gayut:
IdentitasDiri
Dari Tabel 4.11. hasil uji multikolinieritas untuk mahasiswa
perempuanditunjukkan oleh nilai tolerance dan nilai VIF kedua peubah tak
gayut KP dan IS adalah 0,214>0,10 dan 4,664<10 sehingga hal ini berarti
tidak terjadi multikolinearitas.
4.6.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamanaan varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk melihat
heteroskedastisitas ialah melihat diagram pencar (scatter plot), yaitu
apabila titik-titik menyebar secara acak diatas dan di bawah sumbu Y
maka disimpulkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Berikut gambaran hasil uji heteroskedastisitas peubah gayut pada
seluruh responden mahasiswa dalam Gambar 4.3. di bawah ini.
79
Peubah Gayut: Identitas Diri
Gambar 4.3.Diagram Pencar(Scatter Plot)Peubah Gayut Mahasiswa
Keterangan: (Gambar 4.3.) 1. Garis lajur vertikal: Regresi residual
terstudentisasi; 2. Garis lajur horisontal: Regrasi nilai prediksi terbakukan.
Keterengan yang sama juga untuk Gambar 4.4. dan Gambar 4.5.
Gambar 4.3. memperlihatkan titik-titik yang menyebar dan tidak
membentuk suatu pola tertentu. Hal ini berarti tidak terjadi
heterokedastisitas. Hal yang sama yang ditunjukkan untuk hasil uji
heteroskedastisitas peubah gayut untuk mahasiswa laki-laki ditunjukkan
dalam Gambar 4.4. kemudian untuk mahasiswa perempuan pada Gambar
4.5. berikut.
80
Peubah Gayut: Identitas Diri
Gambar 4.4.Scatter Plot Peubah Gayut Mahasiswa Laki-laki
Peubah Gayut: Identitas Diri
Gambar 4.5.Scatter Plot Peubah Gayut Mahasiswa Perempuan
4.6.4. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan
linear secara signifikan antara setiap peubah tak gayut pada peubah gayut.
Setiap peubah penelitian dikatakan memiliki hubungan linear jika
koefisien linearitasnya bernilai kurang dari 0,05. Berikut akan ditunjukkan
81
hasil uji linearitas masing-masing peubah tak gayut terhadap peubah gayut
dan dibedakan berdasarkan jenis kelamin.
4.6.4.1.Uji Linearitas peubah Identitas Diri (ID) dan Kualitas
Pertemanan (KP)
Pertama dilakukan pengujian terhadap ID dan KP, demikian hasil
yang dapat disajikan pada Tabel 4.12. berikut.
Tabel. 4.12. Daftar Sidik Ragam Lineritas ID dan KP
Mahasiswa Laki-laki
db JK KT F Sig.
ID *
KP
AntaraKelo
mpok
(Gabungan)
Linearitas
Simpangan
Linieritas
(21)
1
20
4
3.967,179
2.982,123
9.85,056
559,167
188,913
2.982,123
49,253
139,792
1,351
21,333
0,352
0,425
0,010
0,948
Dalam Kelompok
Total 25 4.526,346
Keterangan: ID: Identitas Diri; KP: Kualitas Pertemanan; db: derajat bebas; JK: Jumlah
Kuadrat; KT: Kuadrat Tengah. Keterangan juga berlaku untuk Tabel 4.12.
Tabel 4.12. terlihat koefisien linearitas ID dan KP laki-laki 0,010
lebih kecil dari 0,05 dan simpangan linieritas menunjukkan nilai
0,948>0,05. Berpatokan dari hal ini, maka dapat dinyatakan kesimpulan
terdapat linieritas antara ID dan KP pada mahasiswa laki-laki.
Selanjutnya Tabel 4.13. memperlihatkan hasil uji ID dan KP pada
mahasiswa perempuan yaitu sebagai berikut.
82
Tabel. 4.13. Daftar Sidik Ragam Lineritas ID dan KP
Mahasiswa Perempuan
db JK KT F Sig.
ID *
KP
AntaraKelo
mpok
(Gabungan)
Linearitas
Simpangan
Linearitas
(41)
1
40
36
14.205,982
10.551,327
3.654,655
3.081,967
346,487
10.551,327
91,366
85,610
4,047
123,249
1,067
0,000
0,000
0,423
Dalam Kelompok
Total 77 17.287,949
Tabel 4.13. koefisien linearitas ID dan KP perempuan yang terlihat
pada tabel adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan simpangan linieritas
menunjukkan nilai 0,423>0,05. Berdasarkan hasil, ini dapat ditarik
kesimpulan terdapat linearitas antara ID dan KP pada mahasiswa
perempuan.
4.6.4.2.Uji Linearitas peubah Identitas Diri (ID) dan Iklim Sosial (IS)
Berikut dilakukan pengujian terhadap Y dan X2, demikian hasil
yang dapat disajikan pada Tabel 4.14. berikut.
Tabel. 4.14. Daftar Sidik Ragam Lineritas ID dan IS
Mahasiswa Laki-laki
db JK KT F Sig.
ID *
IS
AntaraKelo
mpok
(Gabungan)
Linearitas
Simpangan
Linearitas
(21)
1
20
4
4.311,179
3.619,932
691,247
215,167
205,294
3.619,932
34,562
53,792
3,816
67,295
0,643
0,101
0,001
0,776
Dalam Kelompok
Total 25 4.526,346
Keterangan: ID: Identitas Diri; IS: Iklim Sosial; db: derajat bebas; JK: Jumlah Kuadrat;
KT: Kuadrat Tengah. Keterangan juga berlaku untuk Tabel 4.14.
Tabel 4.14. koefisien linearitas ID dan IS laki-laki yang terlihat
pada tabel adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05 dan simpangan linearitas
83
menunjukkan nilai 0,776>0,05. Berdasarkan hal ini maka dapat diketahui
kesimpulan bahwa terdapat linieritas antara ID dan IS pada mahasiswa
laki-laki.
Berikut hasil uji linearitas peubah IS terhadap ID untuk mahasiswa
perempuan dapat dilihat dalam Tabel 4.15. sebagai berikut.
Tabel. 4.15. Daftar Sidik Ragam Lineritas ID dan IS
Mahasiswa Perempuan
db JK KT F Sig.
ID *
IS
AntaraKelo
mpok
(Gabungan)
Linearitas
Simpangan
Linearitas
35
1
34
42
16.565,815
14.957,472
1.608,343
215,167
473,309
14.957,472
47,304
17,194
27,528
869,942
2,751
0,000
0,000
0,001
Dalam Kelompok
Total 77 17.287,949
Tabel 4.15. koefisien linearitas ID dan IS perempuan yang terlihat
pada tabel adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan simpangan linearitas
menunjukkan nilai 0,001 di mana adalah lebih lebih kecil dari 0,05. Hal
ini dapat menyatakan kesimpulan terdapat linearitas antara ID dan IS pada
mahasiswa perempuan.
4.7. Uji Hipotesis
Untuk hipotesis pertama,Kualitas Pertemanan dan Iklim Sosial
sebagai prediktor Identitas Diri remaja akhir mahasiswa teologi yang
tinggal di asrama teologi UKAW Kupang. Dengan demikian dapat
dilakukan dalam tiga cara sebagai berikut.
4.7.1. Uji Signifikansi Nilai F
Uji signifikasi nilai F atau pengujian untuk mengetahui pengaruh
simultan peubah tak gayut terhadap peubah gayut, dalam hal ini X1 dan X2
terhadap Y. Dalam hal ini untuk mengetahui besaran pengaruh KP dan IS
secara simultan sebagai prediktor terhadap ID mahasiswa teologi yang
84
tinggal di asrama teologi UKAW Kupang. Berikut hasil uji yang
ditunjukan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.16. Daftar Sidik Ragam Uji Signifikansi Nilai F
seluruh Mahasiswa
Model db JK KT F Sig.
1 Regresi
Residu
2
101
18.710,671
3.103,704
9.355,355
30,730
304,439 0,000a
Total 103 21.814,375
a. Prediktor: (Konstanta), IklimSosial, KualitasPertemanan
b. Peubah Gayut: IdentitasDiri
Tabel 4.16. diperoleh nilai Fhitung sebesar 304,439 dengan nilai
probabilitas (sig)=0,000 yang adalah lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian hal berarti secara bersama-sama (simultan) KP dan IS
berpengaruh terhadap ID mahasiswa yang tinggal di asrama Fakultas
Teologi UKAW. Hasil uji nilai signifikasi F menunjukkan bahwa hipotesis
pertama diterima.
Jika KP dan IS secara simultan memberi pengaruh terhadap ID
seluruh mahasiswa yang menjadi responden penelitian, maka berikut hasil
peubah KP dan IS terhadap ID mahasiswa laki-laki yang ditunjukkan
dalam tabel 4.17. sebagai berikut.
Tabel 4.17. Daftar Sidik Ragam Uji Signifikansi Nilai F
Mahasiswa Laki-laki
Model db JK KT F Sig.
1 Regresi
Residu
2
23
3.630,324
896,022
1.815,162
38,957
46,593 0,000a
Total 25 4.526,346
a. Prediktor: (Konstanta), IklimSosial, KualitasPertemanan
b. Peubah Gayut: IdentitasDiri
85
Keterangan Tabel 4.17. : db: derajat bebas; JK: Jumlah Kuadrat; KT: Kuadrat Tengah.
Keterangan ini juga berlaku untuk Tabel 4.16.
Tabel 4.17. diperoleh nilai Fhitung sebesar 46,593 dengan nilai
probabilitas (sig)=0,000 yang adalah lebih kecil dari 0,05. Dengan
demikian hal berarti secara bersama-sama (simultan) KP dan IS
berpengaruh terhadap ID Laki-laki.
Selanjutnya, akan dilihat hasil peubah KP dan IS terhadap ID
mahasiswa perempuan yang ditunjukkan dalam Tabel 4.18. sebagai
berikut.
Tabel 4.18. Daftar Sidik Ragam Uji Signifikansi Nilai F
Mahasiswa Perempuan
Model db JK KT F Sig.
1 Regresi
Residu
2
75
15.107,882
2.180,067
7.553,941
29,068
259,975 0,000a
Total 77 17.287,949
a. Prediktor: (Konstanta), IklimSosial, KualitasPertemanan
b. Peubah Gayut: IdentitasDiri
Tabel 4.18. diperoleh nilai Fhitung sebesar 259,875 dengan nilai
probabilitas (sig)=0,000 yang lebih kecil dari pada 0,05. Hal ini berarti
secara bersama-sama (simultan) KP dan IS berpengaruh terhadap ID
perempuan.
4.7.2. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi atau analisis nilai R2bertujuan untuk
melihat seberapa besar kontribusi simultan kedua peubah tak gayut
terhadap peubah gayut. Dalam hal ini untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan KP dan IS secara bersama terhadap ID mahasiswa teologi
yang tinggal di asrama teologi UKAW Kupang yang akan ditunjukkan
86
dalam tabel sebagai berikut. Besaran sumbangan koefisien determinasi
seluruh responden mahasiswa terlihat dalam Tabel 4.19. berikut.
Tabel 4.19. Uji Koefisien Determinasi
seluruh Mahasiswa
Model R R
Kuadrat
R Kuadrat
Terkorelasi
Kesalahan Tafsiran
1 0,926a 0,858 0,855 5,543
a. Prediktor: (Konstanta), IklimSosial, KualitasPertemanan
b. Peubah Gayut: IdentitasDiri
Tabel 4.19. menujukkan bahwa nilai R atau nilai koefisien korelasi
adalah sebesar 0,926. Hal ini menunjukkan bahwa KP dan IS memiliki
korelasi simultan terhadap ID mahasiswa yang tinggal di asrama Fakultas
Teologi UKAW. Selanjutnya nilai R2yang menunjuk koefisien determinasi
memperlihatkan angka sebesar 0,858, hal ini berarti sumbangan pengaruh
KP dan IS secara simultan terhadap ID mahasiswa sebesar 85,8% yang
sisanya 14,2% dipengaruhi oleh faktor atau peubah lain di luar penelitian
ini. Jika Tabel 4.19. menunjukkan besaran sumbangan pengaruh KP dan
IS terhadap ID total reponden, maka pada mahasiswa laki-laki dapat
ditunjukkan dalam tabel 4.20. di bawah ini.
Tabel 4.20. Uji Koefisien Determinasi
Mahasiswa Laki-laki
Model R R
Kuadrat
R Kuadrat
Terkorelasi
Kesalahan Tafsiran
1 0,896a 0,802 0,785 6,242
a. Prediktor: (Konstanta), IklimSosial, KualitasPertemanan
b. Peubah Gayut: IdentitasDiri
Nilai R atau nilai koefisien korelasi yang ditunjukkan dari Tabel
4.20. adalah sebesar 0,896 hal ini menyatakan bahwa KP dan IS memiliki
87
korelasi simultan terhadap ID mahasiswa laki-laki. Selanjutnya nilai
R2yang menunjuk koefisien determinasi memperlihatkan angka sebesar
0,802, hal ini berarti sumbangan pengaruh KP dan IS secara simultan
terhadap ID mahasiswa laki-laki sebesar 80,2% yang sisanya 19,8%
dipengaruhi oleh faktor atau peubah lain di luar penelitian ini.
Selanjutnya besaran sumbangan koefisien determinasi mahasiswa
perempuan akan ditunjukkan dalam Tabel 4.21. sebagai berikut.
Tabel 4.21. Uji Koefisien Determinasi
Mahasiswa Perempuan
Model R R
Kuadrat
R Kuadrat
Terkorelasi
Kesalahan Tafsiran
1 0,935a 0,874 0,871 5,391
a. Prediktor: (Konstanta), IklimSosial, KualitasPertemanan
b. Peubah Gayut: IdentitasDiri
Tabel 4.21. menujukkan bahwa nilai R atau nilai koefisien korelasi
adalah sebesar 0,935. Hal ini menunjukkan bahwa KP dan IS memiliki
korelasi simultan terhadap ID mahasiswa perempuan. Selanjutnya nilai
R2yang menunjuk koefisien determinasi memperlihatkan angka sebesar
0,874, hal ini berarti sumbangan pengaruh KP dan IS secara simultan
terhadap ID mahasiswa perempuan sebesar 87,4% yang sisanya 12,6%
dipengaruhi oleh faktor atau peubah lain di luar penelitian ini.
4.7.3. Sumbangan Efektif Prediktor
Sumbangan efektif prediktor bertujuan untuk melihat dan
mengetahui seberapa besar sumbangan efektif dari masing-masing peubah
tak gayut terhadap peubah gayut. Dengan demikian sumbangan efektif
masing-masing peubah tak gayut terhadap peubah gayut dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
SE = nilai β x Koefisien korelasi x 100%
88
Keterangan: SE; Sumbangan Efektif; nilai β: nilai yang terbakukan
(standarisasi); Koefisien korelasi: nilai masing-masing peubah
tak gayut dan peubah gayut.
Sumbangan efektif total masing-masing peubah tak gayut seluruh
responden dapat ditunjukkan sebagai berikut dalam Tabel 4.22.
Tabel 4.22. Sumbangan Efektif Prediktor terhadap ID Mahasiswa
Teologi yang Tinggal di Asrama
Peubah Tak Gayut %
Kualitas Pertemanan (KP)
Iklim Sosial (IS)
-15,8%
101,6%
Total 85,8%
Berdasarkan Tabel 4.22. terlihat bahwa sumbangan efektif peubah
Iklim sosial memberi sumbangan efektif lebih besar terhadap Identitas
Diri sebesar 101,6% (β: 1,294) dibandingkan peubah Kualitas Pertemanan
yang memiliki besaran sumbangan efektif adalah sebesar -15,2% (β: -
0,224).Dengan demikian, total sumbangan efektif masing-masing peubah
gayut adalah sebesar 85,8% dengan sisa 14,2% dipengaruhi oleh faktor
atau peubah lain di luar penelitian.
4.7.3.1.Sumbangan Efektif Prediktor Mahasiswa Laki-laki
Gambaran besaran sumbangan efektif masing-masing peubah tak
gayut mahasiswa laki-lakiyang ditunjukkan dalam Tabel 4.23. sebagai
berikut.
89
Tabel 4.23.Sumbangan Efektif Prediktor terhadap ID
Mahasiswa Laki-laki
Peubah Tak Gayut %
Kualitas Pertemanan (KP)
Iklim Sosial (IS)
-10,4%
90,6%
Total 80,2%
Tabel 4.23. menunjukkan sumbangan efektif peubah Iklim sosial
memberi sumbangan efektif lebih besar terhadap Identitas Diri mahasiswa
laki-laki sebesar 90,6% (β: 1,113) dibandingkan peubah Kualitas
Pertemanan yang memiliki besaran sumbangan efektif adalah sebesar -
10,4% (β: -0, 116) , dengan demikian, total sumbangan efektif masing-
masing peubah gayut adalah sebesar 80,2% dengan sisa 19,8%
dipengaruhi oleh faktor atau peubah lain di luar penelitian.
Berikut diuraikan besaran dimensi IS terhadap ID mahasiswa laki-
laki dapat djelaskan dalam Tabel 4.24. sebagai berikut:
Tabel 4.24. Dimensi Iklim Sosial (IS)
Dimensi IS %
Hubungan Antar Pribadi (HAP)
Perkembangan Pribadi (PP)
Perkembangan Intelektual (PI)
Perubahan & Pemeliharaan sistem (PPs)
3,1 %
22,3 %
12,7%
19,6%
Total 57,7 %
Tabel 4.24. memperlihatkan sumbangan efektif tiap dimensi Iklim
Sosial terhadap Identitas Diri mahasiswa laki-laki, dimensi perkembangan
pribadi memberi sumbangan terbesar yaitu sebesar 22,3% (β: 0,447) dan
dimensi perubahan & pemeliharaan sistem yaitu sebesar 19,6 % (β: 0,284)
diikuti dimensi perkembangan intelektual sebesar 12,7% (β: 0,221).
90
4.7.3.2.Sumbangan Efektif Prediktor Mahasiswa Perempuan
Gambaran besar sumbangan efektif peubah tak gayut mahasiswa
perempuan dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.25. berikut.
Tabel 4.25.Sumbangan Efektif Prediktor terhadap ID
Mahasiswa Perempuan
Peubah Tak Gayut %
Kualitas Pertemanan (KP)
Iklim Sosial (IS)
-15,7%
103,1%
Total 87,4%
Tabel 4.25. memperlihatkan bahwa sumbangan efektif peubah
Iklim sosial memberi sumbangan efektif lebih besar terhadap Identitas
Diri mahasiswa perempuan sebesar 103,1% (β: 1,324) dibandingkan
peubah Kualitas Pertemanan yang memiliki besaran sumbangan efektif
adalah sebesar -15,7% (β: -0,236, oleh karena itu total sumbangan efektif
masing-masing peubah gayut adalah sebesar 87,4% dengan sisa 12,6%
dipengaruhi oleh faktor atau peubah lain di luar penelitian.
Berikut diuraikan besaran dimensi KP terhadap ID mahasiswa
perempuan dapat dijelaskan dalam Tabel 4.26. sebagai berikut:
Tabel 4.26. Dimensi Kualitas Pertemanan (KP)
Dimensi KP %
Pertukaran Keakraban (PK)
Resolusi Konflik(RK)
Persahabatan & Rekreasi (PR)
Memberi petunjuk & Membimbing (MM)
Keterbukaan & Kepedulian (KK)
Konflik& Kemarahan (KKm)
15,7 %
24,7 %
10 %
-3,2 %
-4,8 %
21 %
Total 63,4 %
91
Tabel 4.26. terlihat sumbangan efektif tiap dimensi Kualitas
Pertemanan terhadap Identitas Diri mahasiswa perempuan, dimensi
resolusi konflik memberi sumbangan terbesar yaitu sebesar 24,7 % (β:
0,444) dan dimensi konflik & kemarahan yaitu sebesar 21 % (β: 0,270),
diikuti dimensi pertukaran keakraban sebesar 15,7% ((β: 0,223).
Selanjutnya besaran dimensi IS terhadap ID mahasiswa perempuan
dapat dijelaskan dalam Tabel 4.27. sebagai berikut.
Tabel 4.27. Dimensi Iklim Sosial (IS)
Dimensi IS %
Hubungan Antar Pribadi (HAP)
Perkembangan Pribadi (PP)
Perkembangan Intelektual (PI)
Perubahan & Pemeliharaan sistem (PPs)
13 %
32,8 %
4,6 %
23,6 %
Total 74 %
Tabel 4.27. terlihat sumbangan efektif tiap dimensi Iklim Sosial
terhadap Identitas Diri mahasiswa perempuan, dimensi perkembangan
pribadi memberi sumbangan terbesar yaitu sebesar 32,8 % (β: 0,476) dan
dimensi perubahan & pemeliharaan sistem yaitu sebesar 23,6 % (β:
0,354), diikuti dimensi hubungan antar pribad sebesar 13% (β: 0,168).
4.7.4. Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh peubah tak gayut
masing-masing (parsial) terhadap peubah gayut. Hal ini dilakukan dengan
melihat besaran nilai t pada tabel koefisien.Dalam hal ini untuk
mengetahui besaran pengaruh Kualitas Pertemanan (KP) dan Iklim Sosial
(IS) secara parsial terhadap Identitas Diri (ID) mahasiswa teologi yang
tinggal di asrama teologi UKAW Kupang. Berikut dapat dijelaskan dalam
Tabel 4.28. di bawah ini.
92
Tabel 4.28. menunjukkan secara parsial, KP terhadap ID memiliki
nilai thitung sebesar -2,425 dengan signifikansi 0,017 di mana nilai
singnifikasinya adalah lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut
makasecara parsialKP berpengaruh terhadap ID mahasiswa. Sedangkan
untuk IS terhadap ID, nilai thitungyang ditunjukkan tabel sebesar 13,137
dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyatakan bahwa
IS secara parsial berpengaruh terhadap ID mahasiswa.
Berdasarkan hasil Tabel 4.28. diperoleh persamaan regresi linear
sebagai berikut: Y= 9,747-0,224 + 1,294.
Interpretasi persamaan regresi linear adalah sebagai berikut:
1. Konstanta adalah derajat nilai konstan peubah tak gayut terhadap
peubah gayut, dalam hal ini IS terhadap ID. Jika dianggap konstan,
maka nilai ID mahasiswa sebesar 9,747.
2. Koefisien regresi KP per satuannya memberi penambahan secara
negatif terhadap ID mahasiswa atau per satu satuan KP
mengakibatkan ID mahasiswa berkurang sebesar 0,224 satuan.
3. Koefisien regresi IS per satuannya memberi penambahan satu
satuan atau satu tingkatan IS terhadap ID mahasiswa sebesar 1,294
satuan juga.
Tabel 4.28.Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai t
Model Koefisien Tak
Terbakukan
Koefisien
Terbakukan
t
Sig. B Kesalahan
Baku Beta
1 (Konstanta) 9,747 6,187 1,575 0,118
KP
IS
-0,224
1,294
0,092
0,099
-0,204
1,104
-2,425
13,137
0,017
0,000
a. Peubah Gayut: IdentitasDiri
93
Jika hasil uji t untuk seluruh responden mahasiswa adalah seperti
diatas maka berikut hasil uji t peubah KP dan IS terhadap Y ditunjukkan
dalam tabel 4.29. di bawah ini untuk mahasiswa laki-laki.
Tabel 4.29. Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai t
Mahasiswa Laki-Laki Model Koefisien Tak
Terbakukan
Koefisien
Terbakukan
t
Sig. B Kesalahan
Baku Beta
1 (Konstanta) 20,252 15,120 1,339 0,194
KP
IS
-0,116
1,113
0,225
0,273
-0,128
1,013
-0,516
4,079
0,610
0,000
a. Peubah Gayut: IdentitasDiri
Tabel 4.29. menunjukkan secara parsial, KP terhadap ID memiliki
nilai thitung sebesar -0,516 dengan signifikansi 0,610 di mana nilai
singnifikasinya adalah lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut
makasecara parsialKP tidak berpengaruh terhadap ID laki-laki. Sedangkan
untuk IS terhadap ID, nilai thitungyang ditunjukkan tabel sebesar 4,079
dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyatakan bahwa
IS secara parsial berpengaruh terhadap ID laki-laki.
Berdasarkan hasil Tabel 4.29. diperoleh persamaan regresi linear
sebagai berikut: Y= 20,252 + 1,113
Interpretasi persamaan regresi linear adalah sebagai berikut:
1. Konstanta adalah derajat nilai konstan peubah tak gayut terhadap
peubah gayut, dalam hal ini IS terhadap ID. Jika dianggap konstan,
maka nilai ID mahasiswa laki-laki sebesar 20,252.
2. Koefisien regresi IS per satuannya memberi penambahan satu
satuan atau satu tingkatan IS terhadap ID laki-laki sebesar 1,113
satuan juga.
94
Selanjutnya hasil uji regresi nilai t untuk mahasiswa perempuan
dapat terlihat dalam Tabel 4.30. sebagai berikut.
Tabel 4.30.Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi
Nilai tMahasiswa Perempuan Model Koefisien Tak
Terbakukan
Koefisien
Terbakukan
t
Sig. B Kesalahan
Baku Beta
1 (Konstanta) 7,334 6,958 1,054 0,295
KP
IS
-0,236
1,324
0,104
0,106
-0,201
1,109
-2,275
12,520
0,026
0,000
a. Peubah Gayut: IdentitasDiri
Tabel 4.30. menunjukkan secara parsial, KP terhadap ID memiliki
nilai thitung sebesar -2,275 dengan signifikansi 0,026 di mana nilai
singnifikasinya adalah lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut
makasecara parsialKPberpengaruh terhadap ID perempuan. Sedangkan
untuk IS terhadap ID, nilai thitungyang ditunjukkan tabel sebesar 12,520
dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menyatakan bahwa
IS secara parsial berpengaruh terhadap ID perempuan.
Persamaan regresi linear uji t berdasarkan hasil tabel 4.30. dapat diperoleh
sebagai berikut: Y= 7,334-0,236 + 1,324
Interpretasi persamaan regresi linear adalah sebagai berikut:
1. Konstanta adalah derajat nilai konstan peubah tak gayut terhadap
peubah gayut, dalam hal ini IS terhadap ID. Jika dianggap konstan,
maka nilai ID mahasiswa perempuan sebesar 7,334.
2. Koefisien regresi KP per satuannya memberi penambahan secara
negatif terhadap ID mahasiswa perempuan atau per satu satuan KP
mengakibatkan ID mahasiswa berkurang sebesar 0,236.
95
3. Koefisien regresi IS per satuannya memberi penambahan satu
satuan atau satu tingkatan IS terhadap ID perempuan sebesar 1,324
satuan juga.
4.7.5. Uji Beda t-Tes untuk peubah demografis Jenis Kelamin
Untuk hipotesis kedua, ada perbedaan signifikan Identitas Diri
mahasiswa teologi yang tinggal di asrama ditinjau dari Jenis Kelamin.
Dengan demikian akan ditunjukan gambaran statistik deskriptif peubah
gayut yakni Identitas Diri berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam
Tabel 4.31., selanjutnya hasil uji beda t-tes dalam Tabel 4.32. sebagai
berikut.
Tabel 4.31. Deskripsi Statistik Peubah Identitas Diri
Jenis
Kelamin
Jumlah Rataan Simpangan
Baku
Kesalahan
Tafsir
ID 1=Laki-laki
2=Perempuan
26
78
160,42
136,31
13,456
12,770
2,639
1,446
Selanjutnya hasil uji beda t-tes adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.32. di
bawah ini.
96
Tabel 4.32. Hasil Uji Beda t-Tes Contoh Peubah Bebas
Uji Levene untuk
Kesetaraan Varian
t-Tes untuk Kesetaraan
Rataan
F Sig. t db Sig. (2-
tailed)
ID varians yang sama
diasumsikan
varians yang sama tidak
diasumsikan
0,051 0,823 8,229
8,014
102
41,063
0000
0,000
Berdasarkan Tabel 4.32. terlihat bahwa hasil uji sampel peubah bebas
diperoleh nilai thitung= 8,229 >ttabel1,659 dengan signifikansi sebesar
0,000<0,05. Artinya ada perbedaan signifikan Identitas Diri ditinjau dari
Jenis Kelamin. Dengan demikian hipotesis kedua diterima.
4.8. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji hipotesis yakni analisis regresi berganda
menggunakan SPSS version 16.0. dan interpretasi terhadap hasil uji
hipotesis tersebut berkaitan dengan uji signifikansi nilai F, uji t, uji
koefiseien determinasi (R2) serta sumbangan efektif prediktor yaitu
masing-masing peubah tak gayut, dan sumbangan efektif dimensi masing-
masing peubah tak gayut, dan nilai uji beda t-tes maka demikian dapat
dilihat ringkasan hasil uji hipotesis dalam Tabel 4.33. berikut.
97
Tabel 4.33. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Mahasiswa Mahasiswi
Y =
R =
R2=
20,252 + 1,113X2
0,896
0,802 (80,2%)
7,334 -0,236X1 +
1,324X2
0, 935
0,874 (87,4%)
Sumbangan Efektif:
X1 :Kualitas Pertemanan
(KP)
X2 :IklimSosial (IS)
-10,4 %
90,6 %
-15,7 %
103,1 %
Dimensi KP:
1. Pertukaran Keakraban
(PK
2. Resolusi Konflik (RK)
3. Persahabatan & Rekreasi
(PR)
4. Memberi petunjuk
& Membimbing (MM)
5. Keterbukaan &
Kepedulian (KK)
6. Konflik & Kemarahan
(KKm)
--
15,7 %
24,7 %
10 %
-3,2 %
-4,8 %
21 %
Dimensi IS:
1. Hubungan AntarPribadi
(HAP)
2. Perkembangan Pribadi
(PP)
3. Perkembangan
Intelektual (PI)
4. Perubahan &
Pemeliharaan sistem
(PPs)
3,1 %
22,3 %
12,7 %
19,6 %
13 %
32,8 %
4,6 %
23,6 %
Uji Beda T-test
t=8,229 > 1,659 dengan signifikansi sebesar
0,000<0,05.
98
4.9. Pembahasan Hasil
4.9.1. Kualitas Pertemanan dan Iklim Sosial secara simultan
merupakan prediktor terhadap Identitas Diri (ID) mahasiswa
Teologi yang tinggal di asrama Fakultas Teologi UKAW
Kupang
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan, maka hasil
penelitian dijelaskan sebagai berikut. Secara Simultan, hasil yang
ditunjukan dalam tabel daftar sidik ragam untuk signifikansi nilai F yang
ditunjukkan oleh nilai Fhitung(Tabel 4.17.) yaitu 304,439 dengan
signifikansi 0,000 (p<0,05), selanjutnya besar pengaruh kedua peubah tak
gayut tersebut ditunjukkan oleh besaran nilai R2 (Tabel 4.20.) sebesar
0,858 atau sebesar 85,8%. Hal ini menyatakan bahwa Kualitas
Pertemanan dan Iklim Sosial dalam hal ini asrama bagi mahasiswa
memberi pengaruh yang signifikan terhadap Identitas Diri mahasiswa,
dengan demikian KP dan IS secara simultan merupakan prediktor terhadap
Identitas Diri (ID) mahasiswa teologi yang tinggal di asrama Fakultas
Teologi UKAW Kupang. Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian
Pittman & Richmond (2008) bahwa pengaruh kualitas persahabatan dan
perubahan rasa memiliki terhadap lingkungan sekolah (universitas) yang
dapat juga disejajarkan dengan lingkungan asrama dengan R2= 0,49
(p<0,001) dengan jenis kelamin dan status minoritas mahasiswa sebagai
variabel kontrol.
Secara parsial, dalam uji signifikansi nilai t untuk seluruh
mahasiswa Teologi yang tinggal di asrama pun menunjukkan bahwa
Kualitas Pertemanan (t= -2,425, p=0,017<0,05) dan Iklim Sosial (t=
13,137, p=0,000<0,05) (Tabel 4.26.) secara parsial berpengaruh terhadap
ID mahasiswa. Namun jika dihitung secara terpisah menurut jenis
99
kelamin, maka hanya Iklim Sosial saja yang berpengaruh parsial terhadap
Identitas Diri mahasiswa laki-laki (t= 4,079, p=0,000<0,05) (Tabel 4.27.) ,
sedangkan Kualitas Pertemanan (t= -2,275, p=0,026<0,05) dan Iklim
Sosial (t= 12,520, p=0,000<0,05) secara parsial berpengaruh terhadap
Identitas Diri mahasiswa perempuan (Tabel 4.28.).
Berkenaan dengan Kualitas Pertemanan yang ditemukan memberi
pengaruh signifikan terhadap Identitas Diri remaja akhir dalam hal ini
Mahasiswa Teologi sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Rassart et.al. (2102) (R2=0,18; p=0,001<0,05) di mana Kualitas
Pertemanan berhubungan positif dengan membuat komitmen positif dan
negatif untuk eksplorasi identitas remaja. Meskipun ada catatan yang
ditunjukkan oleh Rassart et.al. bahwa kulitas hubungan pertemanan
perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki (F (1,427) = 13,49,
p <0,001, = 0,03; F (1,427) = 8,31, p <0,01, = 0,02), namun kuatnya
hubungan pertemanan mengidentifikasi kuatnya komitmen remaja untuk
bereksplorasi. Rekan atau teman menyediakan kesempatan untuk remaja
menemukan banyak hal di luar dirinya, menimba banyak pengalaman dan
sambil menyeleksi dan menyusun komitmen identitas dirinya. Dengan
demikian, pembentukan identitas remaja dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan kualitas hubungan dengan teman sebaya mereka.
Kualitas Pertemanan mampu menjadi prediktor yang signifikan
terhadap Identitas Diri mahasiswa Teologi yang tinggal di asrama. Hal ini
tentu menegaskan hal yang berbeda pada pembuktian yang sama dengan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jones et.al (2014). Di mana
Jones et.al. dalam penelitiannya menemukan bahwa baik tidaknya
karakteristik suatu hubungan pertemanan tidak dapat dikatakan mampu
memprediksi perkembangan identitas.
100
Pengaruh dukungan yang pertemanan remaja positif dan serta ada
penerimaan dikaitkan dengan hasil perkembangan positif bagi remaja itu
sendiri (Brown & Klute, 2003; Laible, et.al., 2004). Teman yang lebih
akrab lebih mendukung daripada teman-teman sebaya (Furman &
Buhrmester, 1992), diperkirakan meningkatkan keterampilan sosial (social
identity) remaja dan kompetensi sosial serta harga diri (Collins &
Steinberg, 2006). Meskipun banyak penelitian telah difokuskan pada siswa
sekolah menengah pertama dan siswa mengengah atas, beberapa peneliti
telah meneliti persahabatan selama masa remaja akhir yaitu pada
mahasiswa. Hasil yang ditemukan ialah mahasiswa dalam setahun
menyatakan bahwa lebih banyak dukungan sebaya dalam tingkat yang
lebih tinggi yaitu kualitas persahabatan mengakibatkan prestasi akademik
yang lebih tinggi (Ashwin, 2003; Dennis, et.al., 2005; Lapsley, et.al.,
1990).
Telaah selanjutnya mengenai Iklim Sosial memberi pengaruh
terhadap Identitas Diri mahasiswa, hal ini sejalan dengan hasil temuan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh King (1990). Dalam
temuannya ditemukan bahwa keuntungan dari asrama tahun bagi
mahasiswa adalah bahwa asrama menawarkan sebuah kesamaan isu-isu
pengembangan dan pengalaman, yang membuatnya lebih mudah bagi
pengurus asrama untuk fokus pada dan menilai kebutuhan mahasiswa.
Pengaturan ini memungkinkan universitas untuk secara bertahap
memperkenalkan siswa untuk belajar keterampilan dan kemandirian. Hal
ini didukung oleh penelitian yang dikemukakan oleh Moos (1988) yang
menyimpulkan bahwa penelitian tentang pengaturan asrama menyiratkan
bahwa lingkungan sosial yang lebih positif diciptakan dalam ranah gender,
101
namun ditemukan juga bahwa tidak ada perbedaan persepsi iklim sosial
laki-laki dan perempuan di ruang pengembangan identitas.
Asrama juga merupakan tempat berlangsungnya pertumbuhan dan
perkembangan pribadi (personal development), yakni saat mahasiswa
menguasai pola-pola perilakunya yang khas dan mengembangakan
pemahaman diri (self-understanding), yang telah muncul semenjak masa
bayi dan masa kanak-kanak. Elemen sosial di asrama juga menjadikan
asrama sebagai tempat ideal bagi berlangsungnya perkembangan identitas
(identity development), yakni saat mahasiswa-mahasiswa mulai
memperoleh pemahaman yangsemakin baik mengenai sesama manusia,
menjalin hubungan yang produktif dengan orang dewasa lainnya dan
teman sebaya, dan secara berangsur-angsur menginternalisasikan
pedoman-pedoman berperilaku sebagaimana ditetapkan dalam
masyarakat.
Dasar untuk memahami perkembangan Iklim Sosial asrama
mahasiswa adalah pengakuan bahwa mahasiswa tinggal asrama adalah
individu yang sangat beragam pada tingkat yang berbeda dalam
pengembangan personal mereka. Semua mahasiswa memiliki dan
membawa pengalaman yang unik. Mahasiswa yang tinggal di asrama
dapat terdiri dari mahasiswa yang melibatkan diri dalam peluang
kepemimpinan dan kehidupan berasrama, mahasiswa yang mengambil
keuntungan dari sumber daya yang tersedia untuk mereka di asrama dan di
kampus, ada pulamahasiswa yang berdedikasi untuk studi mereka, ada
juga siswa yang memilih untuk mengeksplorasi kebebasan baru ditemukan
dengan cara negatif yang dapat menyebabkan mereka untuk mendapatkan
perhatian dari pengurus asrama dan penghuni asrama lainnya (misalnya,
melanggar kebijakan universitas, fakultas maupun asramadan lain-lain).
102
4.9.1.1.Iklim Sosial memiliki pengaruh Identitas Diri mahasiswa laki-
laki yang tinggal di asrama Fakultas Teologi UKAW Kupang.
Signifikansi nilai F untuk KP dan IS terhadap ID mahasiswa laki-
laki sebesar 46,593 (Tabel 4.16.) dengan signifikansi 0,000
(p<0,05).Koefisien determinasi (R2) yang ditunjukkan adalah 0,802 (Tabel
4.21.) atau KP dan IS berpengaruh terhadap ID mahasiswa lak-laki
sebesar 80,2%. Hal ini menunjukkan bahwa KP dan IS secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap ID mahasiswa laki-laki. Meskipun
demikian, hasil uji yang tunjukkan dalam uji t, menunjukkan hanya Iklim
Sosial saja yang mempengaruhi Idenitas Diri mahasiswa laki-laki. Hal
tersebut dapat dijelaskan dengan alasan kemungkinan sebagai berikut.
Mahasiswa laki-laki lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan
yang baru. Hal ini didukung dari data mahasiswa di asrama teologi yang
yang dikumpulkan oleh chaplain serta wawancara (Meller, wawancara,
April 2016) bahwa sebagian besar mahasiswa laki-laki tidak begitu
mengalami kendala dengan kehidupan berasrama. Mahasiswa laki-laki
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan asrama, lebih mudah
berinteaksi dengan penghuni asrama lainnya baik teman angkatan maupun
dengan senior yang tinggal di asrama. Hal ini selaras dengan temuan
penelitian Purwanti (2013) menunjukkan bahwa aspek adaptif pada siswa
laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada siswa perempuan siswa kelas XI
SMA Negeri 2 Pemalang. Hal ini berkaitan dengan penyesuaian diri siswa
terhadap lingkungan sekitarnya, dimana siswa laki-laki lebih dapat
menyesuaian diri dibandingkan siswa perempuan.
Penjelasan lebih rinci mengenai sumbangan efektif prediktor Iklim
sosial memberi pengaruh sebesar 90,5% terhadap Identitas Diri mahasiswa
laki-laki. Dimensi Iklim Sosial yang memberi pengaruh besar bagi
103
Identitas Diri mahasiswa laki-laki yaitu tiga dimensi antara lain
perkembangan pribadi (22,3%), perubahan & pemeliharaan sistem
(19,6%) dan perkembangan intelektual (12,7%). Ada kemungkinan yang
menyebabkan dimensi perkembangan pribadi memberi sumbangan sebesar
22,3% bagi Identitas Diri mahasiswa laki-laki yaitu dalam hal ini
mahasiswa laki-laki lebih menyukai kekebasan (independence) juga
kemandirian. Tinggal di asrama yang tentunya memiliki aturan dan
larangan tertentu, namun pada saat yang sama memberi ruang yang seluas-
luasnya bagi mahasiswa untuk bebas dan mandiri. Hal ini tentu berbeda
dengan jika tinggal bersama orang tua di rumah, karena aturan dan
larangan di asrama secara langsung menuntut mahasiswa untuk mengelola
dan memutuskan apapun sendiri, ataupun memilih dan mengerjakan
banyak hal sendiri dan sebagainya.
Dimensi selanjutnya ialah perubahan dan pemeliharaan sistem
yang memberi pengaruh sebesar 19,6%, memiliki kemungkinan alasan
yaitu mahasiswa laki-laki lebih memiliki kecenderungan berinovasi lebih
tinggai dari pada mahasiswa perempuan. Inovasi dan ide-ide baru yang
dimiliki oleh mahasiswa laki-laki dikatakan sebagai salah bentuk
perubahan dan pemeliharaan sistem dalam asrama. Elaborasi ide yang
inovatif tentu membawa dampat tersendiri kehidupan berasrama. Dalam
pengamatan penulis yang diperoleh dalam penelitian, mahasiswa laki-laki
di asrama Fakultas Teologi cenderung memiliki kemampuan untuk
menerapkan ide-ide inovatif di dalam unit di asrama yang ditempati, hal-
hal itu seperti penataan taman-taman dalam unit tempat tinggal,
pemanfaatan barang-barang bekas yang dibentuk kembali menjadi barang-
barang yang unik dan komersial, pendayaan ruang yang tidak begitu
104
strategis menjadi lahan-lahan yang produktif bagi tanaman-tamanan
tertentu dan sebagainya.
Alasan selanjutnya mengenai dimensi perkembangan intelektual
memberi pengaruh besar bagi identitas diri mahasiswa laki-laki di asrama
mungkin disebabkan oleh asrama yang mana memiliki potensi untuk
secara alami dan sengaja menjadi kelas di luar kelas (perkuliahan). Hal ini
didukung oleh hasil wawancara penulis bersama wakil dekan III yang
secara khusus bertanggung jawab mengarahkan dan mengkoordinasi
kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan mahasiswa bahwa Fakultas
Teologi melalui asrama, bersinergi mengembangkan pola pembinaan yang
juga meluas dan berimbas dari ruang kelas hingga kehidupan berasrama
(Ly, wawancara, 2015). Diskusi-diskusi di kelas akademik terbawa
menjadi kebiasaan yang rutin juga di asrama. Dalam pengamatan penulis
yang diperoleh selama penelitian, mahasiswa laki-laki di asrama Fakultas
Teologi sering menghabiskan waktu bersama di beranda-beranda unit
asrama untuk berdiskusi mengenai bahan-bahan perkuliahan yang mereka
dapatkan di dalam perkuliahan sembari menghabiskan waktu santai
bersama anggota asrama lainnya.
4.9.1.2.Kualitas Pertemanan dan Iklim Sosial memiliki pengaruh
Identitas Diri mahasiswa perempuan yang tinggal di asrama
Fakultas Teologi UKAW Kupang
Signifikansi nilai F untuk KP dan IS terhadap ID mahasiswa
perempuan sebesar 259,875 (Tabel 4.18.) dengan signifikansi 0,000
(p<0,05). Koefisien determinasi (R2) yang ditunjukkan adalah 0,874
(Tabel 4.21.) atau KP dan IS berpengaruh terhadap ID mahasiswa
perempuan sebesar 87,4%. Hal ini menunjukkan bahwa KP dan IS secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap ID mahasiswa perempuan. Sama
105
seperti penjelasan sebelumnya, maka Kualitas Pertemanan dan Iklim
Sosial berpengaruh terhadap Identitas Diri mahasiswa perempuan yang
tinggal di asrama, dengan beberapa kemungkinan sebagai berikut.
Kemungkinan pertama, karena perempuan memiliki tingkat
kelekatan (attachment) yang lebih tinggi dari laki-laki. Pada saat remaja,
seseorang cenderung mengalami kerentangan kelekatan terhadap orang tua
namun pada saat yang sama membutuhkan figur kelekatan pada saat
transisi dalam hal eksplorasi (identitas) dan kemandirian, baik secara fisik
maupun psikologis (Barrocas, 2009). Pertemanan merupakan suatu hal
penting yang menyambung ‘kerentangan’ tersebut demikian halnya pada
mahasiswa perempuan. Hazan & Shaver (1987 dalam Helmi, 2004)
menyatakan bahwa individu dengan gaya kelekatan yang aman
memperlihatkan ciri individu yang bersahabat dan percaya diri. Interaksi
teman sekamar dalam waktu kurang lebih 2 tahun di asrama, tentu mampu
membangun tingkat kelekatan yang tinggi antar mahasiswa perempuan.
Kemungkinan kedua, mahasiswa perempuan lebih sering terlibat
dalam relasi yang emosional (melibatkan perasaan, rasa memiliki dan
sebagainya), oleh karena itu relasi-relasi yang dibangun pun selalu
berkaitan pertemanan dan persabahatan. Petrides dan Furnham (dalam
Gulabovska & Leeson, 2014) menyatakan hal yang sama dan juga
menemukan perempuan lebih tanggap (respect) dan empati dibanding
laki-laki. Remaja perempuan cenderung memiliki ruang interaksi yang
lebih sempit namun mengutamakan intimasi, dibandingkan dengan
pertemanan remaja laki-laki yang cenderung meluas namun tidak terlihat
mendalam. Hal ini didukung oleh temuan penelitian Angraini & Cucuani
(2014) yang menemukan ada perbedaan antara kualitas persahabatan
106
ditinjau dari jenis kelamin, dimana kualitas persahabatan perempuan lebih
tinggi dari pada persahabatan pada remaja laki-laki.
Telaah lebih rinci mengenai sumbangan efektif prediktor Kualitas
Pertemanan memberi pengaruh sebesar 15,2% dengan hubungan negatif
terhadap Identitas Diri mahasiswa perempuan. Dimensi Kualitas
Pertemanan yang memberi pengaruh besar bagi Identitas Diri mahasiswa
perempuan yaitu tiga dimensi antara lain resolusi konflik (24,7%), dimensi
konflik & kemarahan (21%) serta dimensi pertukaran keakraban (15,7%).
Ketiga dimensi ini dapat dijelaskan sekaligus dengan beberapa
kemungkinan sebagai berikut.
Kemungkinan pertama, sekali lagi ada perbedaan antara tingkat
Kualitas Pertemanan perempuan dengan laki-laki. Sebuah persahabatan
berkualitas tinggi ditandai oleh tingginya tingkat perilaku prososial,
keintiman, dan ciri positif lainnya, dan rendahnya tingkat konflik,
persaingan, dan ciri negatif lainnya (Berndt, 2002). Dimensi pertukaran
keakraban adalah salah satu ciri penting yang menandai berkualitas atau
tidaknya suatu hubungan pertemanan. Angelina (2010) menyatakan bahwa
mahasiswa perempuan memiliki privasi dan kualitas persahabatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki. Interaksi antar
mahasiswa perempuan di unit-unit asrama memperlihatkan pertukaran
keakraban yang besar. Mulai dari berbagi kamar (teman sekamar) di mana
di setiap kamar unit asrama ditempati oleh 5-6 orang, berbagi ruang
belajar yang masih ada di ruang yang sama dengan kamar tidur, berbagi
kamar mandi, berbagi ruang makan dan seterusnya. Maka tidak jarang,
seperti dalam pengamatan sebelum dan selama melakukan penelitian,
penulis menemukan bahwa mahasiswa perempuan lebih terlihat akrab dan
selalu berempati terhadap teman se-unitnya. Perempuan memiliki
107
kecenderungan lebih besar dari pada laki-laki untuk terlibat dalam
percakapan yang proaktif dalam relasi pertemanan yang akrab (Santrock,
2007).
Masing-masing individu yang menjalin persahabatan memiliki sifat
dan karakteristik berbeda (Angraini & Cucuani, 2014). Dalam relasi yang
intens tersebut, peluang untuk berkonflik menjadi sangat besar. Salah
paham, beda pendapat, iri dan kecemburuan, perasaan ingin menang
sendiri pun tentu ada. Pada titik ini dimensi konflik & kemarahan menjadi
wajar diakui. Berbicara tentang emosi, perempuan lebih emosional dan
penuh perasaan sedangkan laki-laki lebih rasional dan menggunakan
logika (Shields dalam Santrock, 2003).
Salah satu dimensi yang memberi sumbangan terbesar bagi
Identitas Diri mahasiswa perempuan yang tinggal di asrama yaitu resolusi
konflik. Berndt dan Mathur (2006) menyatakan bahwa kualitas
persahabatan mengacu pada dua ciri-ciri persahabatan yaitu positif dan
negatif. Beberapa ciri-ciri positif persahabatan termasuk sejauh mana
teman itu menjadi akrab, menolong satu sama lain, dan saling
meningkatkan harga diri (Parker & Asher, 1993). Sedangkan ciri-ciri
negatif persahabatan termasuk ketimpangan, persaingan, dan konflik
(Berndt dalam Berndt, 2006). Seperti halnya dalam sebuah kualitas
pertemanan yang juga ditandai dengan adanya konflik dan kemarahan,
maka hal tersebut dapat menjadi hal yang positif bagi seorang individu
remaja akhir untuk mencari dan menemukan resolusi konflik dalam
hubungan pertemanannya. Hal ini akan memadai sebagai proses belajar
berkesplorasi dan menyusun kembali identitas diri dari pengalaman bagi
remaja atau mahasiwa itu sendiri.
108
Penjelasan dilanjutkan pada Iklim Sosial yang berpengaruh
terhadap Identitas Diri serta dimensi-dimensi Iklim Sosial yang memberi
pengaruh besar bagi mahasiswa perempuan yang tinggal di asrama.
Dimensi-dimensi tersebut antara lain dimensi perkembangan pribadi
(32,8%), dimensi perubahan & pemeliharaan sistem (23,6%), serta
dimensi hubungan antar pribadi (13%). Ada beberapa kemungkinan yang
dapat dikemukakan sebagai berikut.
Kemungkinan pertama, perempuan memiliki orientasi sosial
tradisional (traditional social orietation) yang kuat. Hal hal mengenai
norma, sopan santun serta aturan-aturan yang diwajibkan selalu menjadi
perhatian penting seorang perempuan. Perempuan mampun berlaku sesuai
tatanan-tatanan norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Lau (1988)
dalam penelitiannya terhadap orientasi nilai yang dimiliki oleh
mahasiswa-mahasiswi di Hongkong, menemukan bahwa mahasiswa
perempuan memang memiliki rangking yang tinggi mengenai moral dan
nilai-nilai keluarga dan masyarakat dibandingkan laki-laki. Hal ini
menmungkinkan mahasiswa perempuan lebih mampu berada dalam
lingkungan yang memiliki banyak peraturan dan sebagainya seperti di
asrama. Selain itu, menurut pengamatan selama penelitian, penulis
menemukan bahwa mahasiswa perempuan cenderung lebih taat pada
peraturan mengenai waktu yang diatur di asrama seperti waktu makan,
waktu belajar, dan sebaginya.
Kemungkinan kedua, mahasiswa perempuan memiliki kemampuan
mengatur banyak hal dengan baik (order and organization). Bakat dan
kemampuan nature yang dimiliki oleh perempuan ialah mengelola dan
mengatur. Kemungkinanan ini juga membuat pengaruh perempuan dalam
pelaksanaan kehidupan berasrama sangat kuat (studentinfluence). Hal-hal
109
mengenai pengaturan keuangan keuangan, kerapian dan sebagainya
menjadi tempat untuk mengembangkan kemampuan itu. Berdasarkan
wawancara dengan Chaplain, kepengurusan dan pengelolaan kehidupan
berasrama di asrama Fakultas Teologi UKAW yang melibatkan
mahasiswa lebih banyak didominasi oleh mahasiswa perempuan (Meller,
wawancara, 2016).
4.9.2. Ada Perbedaan Signifikan Identitas Diri Mahasiswa Laki-laki
dan Mahasiswa Perempuan yang tinggal di asrama Fakultas
Teologi UKAW Kupang
Hasil Uji Beda t-Tes yang ditunjukan nilai thitung= 8,229 > ttabel
1,659 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05 menunjukan bahwa ada
perbedaan signifikan Identitas Diri Mahasiswa ditinjau dari Jenis Kelamin.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Martinez & Dukes
(1997) yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara identitas diri
(identitas etnis) remaja asia berkulit hitam, remaja perempuan menunjukan
nilai identitas lebih tinggi dari pada laki-laki. Penelititan lain yang sejalan
dengan ini ialah Purwanti (2013) yang menemukan dalam penelitiannya
bahwa ada perbedaan signifikan antara Identitas Diri ditinjai dari jenis
kelamin, di mana identitas diri pada siswa laki-laki lebih tinggi
dibandingkan pada siswa perempuan. Santrock (2007) bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi identitas diri adalah jenis kelamin. Dimana
laki-laki lebih berorientasi pada karier dan komitmen ideologi, sementara
perempuan terutama berorientasi pada perkawinan dan pengasuhan anak,
demikian jelas sekali bahwa ada perbedaan pada Identitas Diri antar jenis
kelamin. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dapat dijelaskan dengan
beberapa kemungkinan sebagai berikut.
110
Kemungkinan Pertama, kesadaran menempatkan diri, memberi arti
pada dirinya sebagai seorang pribadi, dan memiliki keyakinan yang relatif
stabil, serta cukup memiliki peran penting dalam konteks kehidupan
bermasyarakat antara laki-laki dan perempuan tentu berbeda.
Kemungkinan Kedua, kemampuan beradaptasi di lingkungan baik kampus
maupun asrama tentu berbeda. Mahasiswa laki-laki cenderung lebih cepat
beradaptasi dibanding perempuan. Kemungkinan ketiga, hal yang juga
berpengaruh ialah komitmen dan ekplorasi identitas anata mahasiswa laki-
laki dengan mahasiswa perempuan berbeda. Komitmen dan ekplorasi
identitas dibentuk dari pengalaman dan pengungkapan realitas yang
dialami oleh setiap individu berbeda-beda satu dengan yang lainnya
(Santrock, 2007; Hurlock, 1980).
Top Related