9
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik
kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep, 2007).Perilaku
kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai
atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya
tingkah laku tersebut (Purba dkk, 2008). Perilaku kekerasan adalah
suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain
disertai dengan amuk dan gaduh gelisah yang tidak terkontrol
(Kusumawati dan Hartono, 2010).
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stresor
yang dihadapi oleh seseorang. Respon ini dapat menimbulkan kerugian
baik diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari
kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan pasien dengan perilaku
kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga – tenaga
yang profesional (Keliat dan Akemat, 2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku kekerasan adalah perilaku
atau tindakan yang dapat membahayakan orang lain, diri sendiri
ataupun lingkungan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
10
B. TandadanGejala
Tanda dan gejala yang ditemui pada pasien melalui obsrvasi atau
wawancara tentang perilaku kekerasan menurut Keliat dan Akemat
(2009 ), diantaranya :
a. Muka merah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Menagtupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar – mandir
f. Bicara kasar
g. Suara tinggi/keras
h. Mengancam secara verbal atau fisik
i. Melempar atau memukul benda/ orang lain
j. Tidak memliki kemampuan mencegah.
C. Rentang Respon Marah
Rentang respon marah individu dimulai dari respon normal ( asertif )
sampai pada respon tidak normal ( maladaptif ). (Stuart ) :
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
11
FAKTOR PREDISPOSISI
Biologi Psikologi Sosial Budaya
FAKTOR PRESIPITASI
Alam Origin Waktu Berapa lama
APPRAISAL OF STRESSOR
Kognitif Afektif Psikologi Behavioral Sosial
COPING RESOURCES
Kemampuan individu Dukungan sosialModal materi Keyakinan
positif
MEKANISME KOPING
Konstruktif Destruktif
CONTINUUM OF COPING RESPONS
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
12
Adaptif Maladaptif
Asertif Frustasi Pasif Agresif Amuk/ PK
Gambar 1.1. Rentang Respon Marah ( Yosep,2007 ).
Menurut ( Yosep, 2007 ) rentang respon marah yaitu :
a. Asertif adalah kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan
atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lain akan memberi
kelegaan pada individu dan tidak menimbulkan masalah.
b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan
karena tidak reakstis atau hambatan dalam proses percakapan
tujuan.
c. Pasif adalah individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya,
klien tampak pemalu, pendiam sulit diajak bicara karena rendah
diri dan merasa kurang mampu.
d. Agresif adalah perilaku yang menyertai marah dan merupakan
dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih
terkontrol. Perilaku yang tampak dapat berupa : muka kusam ,
bicara kasar, menuntut, kasar disertai kekerasan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
13
e. Amuk adalah perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai
kehilangan kontrol diri , individu dapat merusak diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
D. Faktor Predisposisi dan Faktor Perilaku Kekerasan
Adapun beberapa hal yang menyebabkan munculnya gangguan jiwa pada
perilaku kekerasan yang dipengaruhi oleh faktor predisposi dan faktor
presipitasi. (Yosep (2007).
1. Faktor Predisposisi
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku
kekerasan yaitu :
a. Faktor Psikologis
1) Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai suatu tujuan
mengalami hambatan akan timbul dorongan agresif yang
memotivasi perilaku kekerasan.
2) Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu dan masa
kecil yang tidaka menyenangkan.
3) Frustasi.
4) Kekerasan dalam rumah atau keluarga
b. Faktor Sosial Budaya
Seseorang akan berespons terhadap peningkatan emosionalnya
secara agresif sesuai dengan respons yang di pelajarinya. Sesuai
dengan teori menurut Bandura bahwa agresi tidak berbeda dengan
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
14
respons – respons yang lain. Faktor ini dapat dipelajari melalui
observasi atau imitasi dan semakin sering mendapatkan penguatan
maka semakin besar kemungkinan terjadi. Budaya juga dapat
mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu
mendefinisikan ekspresi marah yang dapat diterima dan yang tidak
dapat diterima.
c. Faktor biologis
Berdasarkan hasil penelitian pada hewan, adanya pemberian
stimulus elektris ringan pada hipotalamus ( pada sistem limbik )
ternyata menimbulkan perilaku agresif, di mana jika terjadi
kerusakan fungsi limbik ( untuk emosi dan perilaku ), lobus frontal
( untuk pemikiran rasional ) dan lobus temporal ( untuk
interprestasi indra penciuman dan memori ) akan menimbulkan
mata terbuka lebar, pupil berdilatasi dan hendak menyerang objek
yang ada disekitarnya.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam,
baik berupa injury secara fisik, psikis, atau ancaman kosep diri.
Beberapa faktor pencetus perilaku kekerasan adalah sebagai berikut :
a. Klien : kelemahan fisik, keputus asaan, ketidak berdayaan,
kehidupan yang penuh dengan agresif, da masa lalu yang tidak
menyenangkan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
15
b. Interaksi : penghinaan, kekerasan, kehilangan orang yang berarti,
konflik, merasa terancam baik internal dari permasalahan diri klien
sendii maupun eksternal dari lingkungan
c. Ligkungan : panas, padat, dan bising
E. Proses Terjadinya Perilaku Kekerasan
a. Penyebab
Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,
manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil
konflik emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku
kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan
perhatian dan ketergantungan pada orang lain. Pada klien
gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya
perubahan sensori persepsi berupa halusinasi, baik dengar, visual
maupun lainnya. Klien merasa diperintah oleh suara-suara atau
bayangan yang dilihatnya untuk melakukan kekerasan atau klien
merasa marah terhadap suara-suara atau bayangan yang
mengejeknya.
Faktor presipitasi bisa bersumber dari klien, lingkungan atau
interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik
(penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang
kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula
dengan kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
16
yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab.
Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu
perilaku kekerasan.
b. Tanda dan gejala
Pada pengkajian awal dapat diketahui alasan utama klien dibawa
ke rumah sakit adalah perilaku kekerasan di rumah. Kemudian
perawat dapat melakukan pengkajian dengan cara observasi : muka
merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat,
memaksakan kehendak, memukul dan mengamuk. Secara klinis,
manifestasi dari perilaku kekerasan adalah :
1). Data Subyektif
a). Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
b).Klien suka membentak dan menyerang orang yang
mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
c). Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2). Data Obyektif
a). Mata merah, wajah agak merah.
b). Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
c). Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
d). Merusak dan melempar barang barang.
c. Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-
tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
17
lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan
perabot, membakar rumah dll. Sehingga klien dengan perilaku
kekerasan beresiko untuk mencederai diri orang lain dan
lingkungan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
18
F. Psikopatologi
( Rawlin, Beck. 2011 )
- Ancaman kebutuhan
- Stress
- Cemas
- Marah
- Merasa terancam
Faktor Predisposisi :
- Faktor Psikologi
- Rasa Frustasi
- KDRT
- Faktor Sosial Budaya
- Faktor Biologis
Faktor Presipitasi :
- Faktor Eksternal :
Interaksi & lingkungan
- - faktor intternal :
putus asa, agresif
Mekanisme Koping
Konstruktif Destruktif
Adaptif Maladaptif
- Mengungkapkan
secara verbal
- Ketegangan
menurun
- Rasa marah
teratasi
- Merasa kuat
- Menentang
- marahberkepanja
ngan
- Marah tidak
terungkap
- Rasa bermusuhan
- Hilang kontrol
- Marah dengan
cara melarikan
diri dari masalah
-
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
19
G. Pohon Masalah
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Risiko Perilaku Kekerasan
Harga diri rendah
( Fitria, 2009)
H. Penatalaksanaan Perilaku Kekerasan
Penatalaksanaan pada klien dengan perilaku kekerasan meliputi
penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan ( Yosep, 2007 ).
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis dapat dibagi menjadi dua metode, yaitu
metode psikofarmakologi dan metode psikososial.
a). Metode Biologik
Berikut adalah beberapa metode biologik untuk penatalaksanaan
medis klien dengan perilaku kekerasan yaitu:
1) Psikofarmakologi
a).Anti Cemas dan Sedatif Hipnotik
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
20
Obat-obatan ini dapat mengendalikan agitasi yang akut.
Benzodiazepin seperti Lorazepam dan Clonazepam,
sering digunakan didalam kedaruratan psikiatri untuk
menenangkan perlawanan klien. Tapi obat ini
direkomendasikan untuk dalam waktu lama karena
dapat menyebabkan kebingungan dan ketergantungan,
juga bisa memperburuk gejala depresi. Selanjutnya
pada beberapa klien yang mengalami effect dari
Benzodiazepin dapat mengakibatkan peningkatan
perilaku agresif. Buspirone obat anti cemas, efektif
dalam mengendalikan perilaku kekerasan yang
berkaitan dengan kecemasan dan depresi. Ini
ditunjukkan dengan menurunnya perilaku agresif dan
agitasi klien dengan cedera kepala, demensia dan
’developmental disability’.
b). Anti depresi
Penggunaan obat ini mampu mengontrol impulsif dan
perilaku agresif klien yang berkaitan dengan perubahan
mood. Amitriptyline dan Trazodone, efektif untuk
menghilangkan agresivitas yang berhubungan dengan
cedera kepala dan gangguan mental organik.( Keliat,
Dkk. 2005).
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
21
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Perawat dapat mengimplementasikan bebagai intervensi untuk
mencegah perilaku agresif. Intervensi dapat melalui rentang
intervensi perawat.
Strategi preventif Strategi antisipatif Strategi pengurungan
Kesadaran diri komunikasi managemen krisis
Pendidikan klien perubahan
lingkungan seclusion
pendidikan klien tindakan perilaku restrains
latihan asertif psikofarmakologi
Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa :
a.Strategi preventif
1) Kesadaran diri
Perawat harus terus menerus meningkatkan kesadaran dirinya dan
melakukan supervisi dengan memisahkan antara masalah pribadi.
2) Pendidikan klien
Pendidikan yang diberikan mengenai cara berkomunikasi dan
cara mengekspresikan marah dengan tepat.
3) Latihan asertif
Kemampuan dasar interpersonal yang harus dimiliki meliputi :
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
22
(a). Berkomunikasi secara langsung dengan setiap orang
(b). Mengatakan tidak untuk sesuatu yang tidak beralasan
(c). Sanggup melakukan komplain
(d). Mengekspresikan penghargaan dengan tepat
b. Strategi antisipatif
1) Komunikasi
Strategi berkomunikasi dengan klien perilaku agresif :
Bersikap tenang, bicara tidak dengan cara konkrit, tunjukan
rasa menghakimi, hindari intensitas kontak mata langsung,
demonstrasikan cara mengontrol situasi, fasilitas pembicaraan
klien dengan dengarkan klien, jangan terburu – buru
menginterprestasikan dan jangna buat janji yan tidak tepat.
2) Perubahan lingkungan
Unit perawatan sebaiknya menyediakan berbagai aktivitas
seperti : membaca, group program yang dapat mengurangi
perilaku klien yang tidak sesuai dan meningkatkan adaptasi
sosialnya.
3) Tindakan perilaku
Pada dasarnya membuat kontrak dengan klien mengenai
perilaku yang dapat diterima dan tidak dapat diterima serta
konsekuensi yang didapat bila kontrak dilanggar.
c) Strategi pengurungan
1) Managemen kritis
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
23
2)Seclusion merupakan tindakan keperawatan yang terakhir
dengan memenpatkan klien dalam suatu ruangan dimana klien
dapat keluar atas kemauannya sendiri dan dipisahkan dengan
pasien lain.
3) Restrains adalah pengekangan fisik dengan menggunakan alat
manual untuk membatasi gerakan fisisk pasien menggunakan
manset, sprei pengekangan.
I. Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan pada pasien dengan risiko perilaku kekerasan (Keliat,
Panjaitan dan Helena , 2005 ) :
a. Pengkajian
Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan
untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis.
Berdasarkan definisi ini maka perilaku kekerasan dapat dilakukan
secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk
yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan atau riwayat
perilaku kekerasan. Faktor predisposisi dan presipitasi, serta
kondisi klien sekarang. Kaji riwayat keluarga dan masalah yang
dihadapi klien.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
24
b. Tanda dan Gejala
Jelaskan tanda dan gejala klien pda tahap marah, kritis atau
perilaku kekerasan, dan kemungkinan bunuh diri, muka marah,
tegang, pandangan tajam, dan agresif.
c. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Harga Diri Rendah
3. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan.
d. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Diagnosa 1 : Risiko Perilaku Kekerasan
TUM : Perilaku kekerasan tidak terjadi
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling
percaya
Kriteria Hasil : Klien menunjukan wajah cerah,
tersenyum, mau berkenalan, kontak mata
ada, mau menceritakan perasaan yang
dirasakan, mau menceritakan masalahnya.
Intervensi : Bina hubungan saling percaya dengan :
a. Beri salam setiap interaksi
b. Perkenalkan nama, nama panggilan
perawat, dan tujuan perawat
berkenalan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
25
c. Tanyakan dan panggilan kesukaan
klien.
d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan klien dan masalah
yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan degan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien.
TUK 2 : Klien mampu mengidentifikasi penyebab
risiko perilaku kekerasan yang dilakukan.
Kriteria Hasil : Klien dapat menceritakan penyebab
perasaan baik diri sendiri maupun
lingkungan.
Intervensi : Bantu klien mengungkapkan perasaan
marahnya :
a.Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya.
b.Bantu klien untuk mengungkapkan
penyebab perasaan jengkel/kesal.
TUK 3 : Klien dapat mengidentifikasi tanda
dan gejala perilaku kekerasan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
26
Kriteria Hasil : Klien dapat menceritakan tanda –
tanda saat terjadi perilaku kekerasan
yaitu tanda fisik : mata merah, tangan
mengepal, ekspresi tegang. Tanda
emosional : perasaan marah, bicara
kasara. Tanda sosial : bermusuhan
yang dialami saat perilaku kekerasan.
Intervensi : Bantu klien mengungkapkan tanda –
tanda perilaku kekerasan yang lainnya
:
a. Motivasi klien menceritakan kondisi
fisik ( tanda – tanda fisik ).
b. Motivasi klien menceritakan kondisi
emosinya ( tanda – tanda emosional )
saat terjadi perilaku kekerasan.
c. Motivasi klien menceritakan kondisi
hubungan dengan orang lain ( tanda –
tanda sosial ) saat terjadi perilaku
kekerasan.
TUK 4 : Klien dapat mengidentifikasi jenis
perilaku kekerasan yang pernah
dilakukannya.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
27
Kriteria Hasil : Klien mampu menjelaskan :
a. Jenis – jenis ekspresi kemarahan yang
selama ini dilakukan.
b. Perasaannya saat melakukan
kekerasan.
c. Efektivitasbcara yang dipakai dalam
menyelesaika masalah.
Intervensi : Diskusikan dengan klien perilaku
kekerasan yang selama ini dilakukannya
:
a. Motivasi klien menceritakan jenis –
jenis tindakan kekerasan yang selama
ini dilakukannya.
b. Motivasi klien menceritakan perasaan
klien setelah tindakan kekerasan
tersbut terjadi.
c. Diskusikan apakah dengan tindakan
kekerasan yang dilakukannya
masalah yang dialami teratasi.
TUK 5 : Klien dapat mengidentifikasi akibat
perilaku kekerasan :
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
28
Kriteria Hasil : Klien dapat menjelaskan akibat
tindakan perilaku kekerasan yang
dilakukannya :
a. Diri sendiri : luka , dijauhi teman
dll.
b. Orang lain/ keluarga : luka,
tersinggung, ketauktan dll.
c. Lingkungan : barang atau benda
rusak dll.
Intervensi : Diskusikan dengan klien akibat
negatif ( kerugian ) cara yang
dilakukan pada :
a. Diri sendiri
b. Orang lain/ keluarga
c. Lingkungan
TUK 6 : Klien dapat mengidentifikasi cara fisik
untuk mencegah perilaku kekerasan
Kriteria Hasil : Klien dapat melakukan cara – cara
sehat mengungkapkan marah.
Intervensi : Diskusikan dengan klien :
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
29
a. Apakah klien mampu mempelajari
cara baru mengungkapkan marah
yang sehat.
b. Jelaskan berbagai alternative pilihan
untuk mengungkapkan marah selain
perilaku kekerasan yang diketahui
klien.
c. Jelaskan cara – cara sehat untuk
mengungkapkan marah :
1.Cara fisik : nafas dalam, pukul
bantal atau kasur, atau olahraga
2.Verbal : mengungkapkan bahwa
dirinya sedang kesal kepada
orang lain.
3.Sosial : latihan asertif dengan
orang lain.
4.Spiritual : sembahyang/ doa, zikir,
meditasi dsb.
TUK 7 : Klien daat mendokumentasikan cara
sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
30
Kriteria Hasil : Klien memperagakan cara
mengontrol perilaku kekerasan :
- Fisik : tarik nafas dalam, memukul
bantal/ kasur.
- Verbal : mengungkapkan rasa kesal
atau jengkel kepada orang lain tanpa
menyakiti.
- Spiritual : zikir/doa, meditasi sesuai
agamanya.
Intervensi : Latih klien memperagakan cara yang
dipilih :
a. Peragakan cara melaksanakan cara
yang dipilih.
b. Jelaskan manfaat cara tersebut.
c. Anjurkan klien menirukan peragaan
yang sudah dilakukan.
d. Beri penguatan pada klien, perbaiki
cara yang masih belum sempurna.
e. Anjurkan klien menggunakan cara
yang sudah dilatih saat marah/
jengkel.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
31
TUK 8 : Klien mendemonstrasikan kepatuhan
minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
Kriteria Hasil : Klien mampu menjelaskan :
a. Manfaat minum obat.
b. Kerugian tidak minum obat.
c. Nama obat.
d. Bentuk dan warna obat.
e. Dosis yang dibrikan kepadanya.
f. Waktu pemakaian
g. Cara pemakaian
h. Efek yang dirasakan
i. Klien mampu mnggunakan obat
sesuai program
2. Diagnosa 2 : Harga Diri Rendah
TUM : Klien memiliki konsep fisik yang positif.
TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Hasil :Ekspresi wajah beersahabat, menunjukkan rasa
senang, ada kontak, mau berjabat tangan, mau
menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
32
duduk berdampingan dengan perawat, mau
mengungkapkan masalah yang dihadapi.
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya
2. Bersikap terbuka dan empati.
3. Terima klien apa adanya.
4. Tepati janji.
5. Pertahankan kontak mata.
TUK 2` : Klien dapat mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki.
Kriteria Hasil : Klien mengidentifikasi aspek positif
keluarga dan di lingkungan.
Intervensi :
1. Diskusikan dengan klien kelebihan
yang dimiliki.
2. Tanyakan pada klien penyebab tidak
mau bergaul dengan orang lain.
TUK 3 : Klien dapat menetapkan kegiatan
sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
33
Kriteria Hasil : Klien membuat rencana kegiatan sehari
– hari
Intervensi :
1. Rencanakan dengan klien kegiatan
yang dapat dilakukan selama di
rumah sakit.
2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan
kondisi klien.
3. Beri contoh cara pelaksanaan
kegiatan yang boleh klien lakukan.
TUK 4 : Klien dapat melakukan kegiatan sesuai
sakit
Kriteria Hasil : Klien melakukan kegiatan sesuai
kondisi klien
Intervensi :
1. Beri kesempatan klien untuk mencoba
kegiatan yang telah direncanakan.
2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan
di rumah.
Asuhan Keperawatan Pada..., DIAH PRABOWO HARDIYANTI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Top Related