1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia merupakan salah
satu kota besar yang mempunyai kesibukan yang luar biasa dari masyarakat
yang sangat padat, gedung – gedung perkantoran dan pusat – pusat
perbelanjaan, serta restoran ataupun cafe yang bermunculan di Jakarta menjadi
rumah kedua ataupun ketiga dari beberapa kalangan masyarakat di Jakarta.
Kondisi kota yang terus mengalami perkembangan dari segi ekonomi,
memperlihatkan bahwa kebanyakan para penduduknya adalah pekerja kantor.
Yang bekerja selama seminggu penuh yang bekerja dari pagi hingga petang.
Tentu saja para pekerja tersebut membutuhkan suatu tempat dimana mereka
dapat beristirahat, bersantai dan melepaskan kepenatan pada akhir pekan atau
di hari libur mereka. Tempat – tempat khusus yang disediakan dengan berbagai
fasilitas ini banyak bermunculan di kota – kota tersebut yang dikenal dengan
nama Coffee Shop.
2
Selain datangnya mereka ( customer ) ke suatu coffee shop untuk
bersantai dan beristirahat, mereka juga membutuhkan suatu pelayanan dimana
mereka dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi customer sehingga
customer tersebut dapat merasa nyaman selama berada di dalam coffee shop
tersebut.
Starbucks Coffee merupakan salah satu usaha penyedia makan dan
minum yang termasuk dalam kategori ini. Starbucks Coffee adalah sejenis cafe
yang dikelola secara komersial dan keprofesionalisme-an. Starbucks Coffee
menspesialisasikan diri sebagai penyedia produk minuman dengan bahan dasar
Espresso yang bertujuan agar para pecinta kopi atau peminum kopi
mendapatkan suatu produk dengan cita rasa yang sempurna sehingga mereka
akan selalu datang untuk mencari produk Starbucks Coffee, tamu bisa
menikmati berbagai macam minuman dengan bahan dasar espresso dan juga
makanan – makanan ringan seperti sandwich, cake, danish / croissant dan juga
makanan ringan lainnya.
Di Starbucks, para Barista ( sebutan untuk para pembuat kopi di
belakang Bar) didorong untuk melakukan pekerjaannya sambil bersenang –
senang, dan itu yang membuat perbedaan besar antara Starbucks Coffee dengan
Coffee Shop lainnya. Di Starbuckscoffee pula, orang –orang diperlakukan sama
istimewa, sama halnya dengan kopi. Oleh karena itu seorang Barista, selain
3
harus dapat membuat kopi yang enak, mereka juga harus dapat menciptakan
komunikasi serta atsmofer yang menyenangkan antar customer maupun
dengan sesama Partner ( sebutan untuk rekan kerja)
Apabila seorang customer mendatangi suatu Coffee Shop, maka
customer tersebut pasti mendapatkan kesan terhadap coffee shop yang
didatanginya tersebut.
Kesan pertama adalah suatu kesan yang diperoleh customer baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kesan tersebut meliputi kesan umum
dan kesan khusus. Kesan umum yang diperoleh walaupun belum
menginjakkan kakinya di coffee shop tersebut. Kesan tersebut diperoleh
melalui orang yang pernah datang ketempat tersebut dan menceritakan tentang
Coffee shop tersebut sehingga seseorang tertarik untuk datang, Disamping itu,
juga melalui iklan – iklan yang terpampang di berbagai media baik elektronik
maupun media massa berupa brosur – brosur yang dicetak untuk tujuan
tertentu.
Pemahaman tentang produk yang dijual kemudian cara dalam
memberikan pelayanan yang ditawarkan oleh seorang Barista, harga yang
ditawarkan kepada customer serta lokasi dari suatu coffee shop sangatlah
penting, sehingga seandainya hal tersebut itu tidak dijalankan dengan baik,
4
maka akan memberikan dampak negatif dan akan mendapat citra buruk dari
konsumen sehingga dapat memberikan efek negatif bagi industri tersebut.
Sedangkan kesan khusus akan diperoleh customer pada saat datang ke
coffee shop tersebut. Apabila customer tersebut mendapatkan pelayanan yang
nyaman dan menyenangkan, maka customer sudah pasti mempunyai kesan
tersendiri coffee shop tersebut dari saat datang, proses dan tinggal atau duduk
di coffee shop tersebut.
Kesan akhir yang diperoleh customer ialah pada saat akan
meninggalkan coffee shop tersebut. Apakah customer telah yakin dan benar –
benar merasa puas dengan apa yang telah didapat di coffee shop tersebut
sehingga bisa kembali lagi.
Timbul pertanyaan, apakah kesan tersebut dapat mempengaruhi
customer untuk datang kembali atau tidak, baik kesan yang didapat melalui
produk, harga, tempat, promosi atau yang lainnya. Untuk itu, penelitian ini
dibuat untuk membahas dan mengambil judul : “Analisis Marketing Mix
Starbucks Coffee Djakarta Theatre”
5
B. Identifikasi Masalah dan Perumusan Masalah
(1) Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengidentifikasikan masalah
adalah pada : Belum diketahuinya unsur Marketing Mix 4P yang paling
dominan terhadap kedatangan Customer Starbucks Coffee Djakarta Theatre.
(2) Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini supaya lebih terfokus pada permasalahan yang
ada, maka dilakukan pembatasan masalah terhadap hal – hal sebagai berikut :
1. Objek penelitian adalah para customeryang berkunjung ke Starbucks
CoffeeDjakarta Theatre.
2. Penelitian difokuskan untuk mencari tahu unsur Marketing Mix yang paling
dominan terhadap kedatangan customer Starbucks Coffee Djakarta Theatre
yang dibatasi pada 4P.
(3) Perumusan Masalah
6
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan maka
adapun perumusan masalah yang akan diteliti dirumuskan pada :
Unsur Marketing Mix 4P apa yang paling dominan terhadap kedatangan
Customer Starbucks Coffee Djakarta Theatre?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mencapai
jawaban atas perumusan masalah. Tujuan itu sebagai berikut :
Mengetahui Unsur Marketing Mix yang paling dominanterhadap kedatangan
CustomerStarbucks Coffee Djakarta Theatre.
D. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan proyek akhir ini telah dibuat sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari lima sub bab yang menjelaskan tentang latar
belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian,
metode penelitian serta sistematika penulisan.
7
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada Bab II dalam penelitan ini menjelaskan tentang pengertian
yang dikutip dari beberapa buku dan internet tentang kajian
teoritis yang merupakan dasar atau kerangka penelitian dan
pengujian hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada Bab III berisi tentang metodologi penelitian yang akan
dilakukan, prosedur pengambilan data, metode analisis data serta
batasan – batasan dari penelitian.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada Bab IV berisi tentang hasil – hasil penelitian serta
pembahasan meliputi gambaran umum Starbucks Coffee dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil
pembahasan proyek akhir yang telah dibahas.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Coffee Shop
Menurut Sugiarto dan Sulartiningrum ( 2003 : 92 ) pengertian coffee
shop adalah sebagai berikut :
“coffee shop adalah suatu usaha di bidang makanan yang dikelola
secara komersial yang menawarkan kepada para tamu makanan atau makanan
kecil dengan pelayanan dalam suasana tidak formal tanpa diikuti suatu aturan
service yang baku (sebagaimana sebuah exclusive dining room), jenis – jenis
makanan yang harganya lebih murah, karena biasanya beroperasi 24 jam maka
coffee shop selalu buka, ketika restaurant biasa sudah tutup.
Sedangkan menurut Hornby ( 1994 : 119 ), arti dari coffee shop adalah:
“ tempat dimana para pelanggan bisa membeli atau meminum kopi,
bir, anggur ataupun minuman lain, sandwich, serta kue.”
8
9
2. Bauran Pemasaran
Untuk dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan customer, maka
dibuat suatu strategi. Strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana yang
terpadu dan menyeluruh yang mengkaitkan kekuatan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan usaha agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan
Salah satu strategi pemasaran yang sering digunakan adalah bauran
pemasaran (Marketing Mix). Marketing mix digunakan dalam strategi
pemasaran sebagai suatu cara untuk mempengaruhi konsumen agar mau
bertindak untuk membeli suatu produk atau jasa, termasuk produk marketing
mix adalah unsur – unsur yang harus dikuasai oleh manager pemasaran yang
digunakan dalam strategi pemasaran untuk mempengaruhi permintaan.
Menurut Mursid ( 2006 : 3 ) pengertian marketing mix adalah sebagai
berikut “ Marketing mix adalah kerangka dari pada suatu keputusan pemasaran
yang variable (marketing decision variables) dalam setiap perusahaan didalam
waktu atau sampai batas waktu tertentu atau khusus “
Adapula yang mengatakan bahwa marketing mix adalah faktor – faktor
yang dikuasai, digunakan dan dikendalikan oleh seorang marketing manager
untuk mempengaruhi jumlah permintaan.
Kedua pendapat tersebut diatas pada prinsipnya sama, dimana tujuan
akhirnya (ultimate goal), yakni bagaimana usaha – usaha yang dilakukan oleh
10
seorang marketing manager untuk mempengaruhi jumlah permintaan dan
meningkatkan omzet penjualan agar usahanya bisa sukses.
Kotler dalam Yoeti ( 2004 : 19 ) dalam bukunya menyatakan bahwa
didalam bauran pemasaran ini terdapat elemen – elemen yang sekarang dikenal
sebagai 4 (empat) P yang terdiri dari :
a. Product
b. Price
c. Place
d. Promotion
Berikut ini akan dibahas elemen – elemen tersebut diatas, sebagai
berikut :
a. Product (produk)
Dari keempat bauran pemasaran, produk merupakan elemen yang
paling penting, karena dengan adanya produk perusahaan dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan customer.
Pengertian produk dewasa ini sudah begitu luasnya, tidak hanya
sekedar bentuk fisik seperti dapat diraba dan nyata, merek dan sebagainya,
dimana semua unsur tersebut menentukan nilai suatu produk dan dipandang
sebagai pemenuh kebutuhan konsumsi.
11
Ada beberapa definisi tentang produk, salah satunya definisi yang
dikemukakan oleh Kotler ( 1997 : 274 )
“suatu produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar untuk diperhatikan, dibeli, atau dikonsumsi. Produk mencakup benda
fisik, orang, tempat, organisasi dan ide – ide.”
Menurut Kotler, Bowen dan Markens ( 1997 : 274 ), pengertian produk
adalah
“Sesuatu yang ditawarkan kedalam pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan“
Mursid ( 2006 : 71 ) mengatakan bahwa “produk merupakan hasil
akhir yang mengandung elemen – elemen fisik, jasa, dan hal – hal yang
simbolis yang dibuat dan dijual oleh perusahaan untuk memberikan kepuasan
dan keuntungan bagi pembelinya”
Sedangkan Swastha ( 2000 : 194 ) mengatakan “produk adalah sesuatu
sifat yang kompleks, baik yang dapat diraba termasuk bungkus, warna, harga
prestis perusahaan dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhannya”
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
produk adalah segala sesuatu, baik berwujud barang atau jasa yang digunakan
12
untuk memuaskan konsumen, dimana tiap kombinasi barang atau jasa itu
mempunyai manfaat yang berbeda.
Adapun yang termasuk kedalam produk ini sendiri adalah :
- Quality (kualitas)
Kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia layanan jasa
merupakan sangat penting dan merupakan sesuatu yang dikerjakan dengan
baik. Aplikasi kualitas sebagai bagian dari sebuah restoran dalam rangka
meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik sebagai restoran terdepan
maupun sebagai strategi untuk terus berkembang. Keunggulan dari produk jasa
berupa pelayanan tergantung dari kualitas yang diperlihatkan oleh jasa
tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan yang disini adalah
pelanggan.
“konsistensi penyampaian produk dan jasa yang memenuhi kebutuhan
dan ekspektasi pelanggan.” ( Vavra : 1995 )
“produk layanan jasa membutuhkan sebuah sitem yang total, yang
mengidentifikasikan permintaan pelanggan, yang dapat mendesain produk atau
layanan jasa sesuai dengan permintaan tersebut, dan yang dapat membuat atau
menghasilkan sebuah produk atau sistem pengantar layanan jasa untuk
menghasilkan kecocokan terhadap spesifikasinya.”( Stonebraker and Leong :
1994 )
13
“Kualitas adalah tingkat dimana produk sesuai dengan kebutuhan
orang yang menggunakan produk tersebut.”( Montgomery : 1985 ).
“Pelayanan dan produk dikatakan berkualitas apabila memenuhi
harapan pelanggan secara tepat berdasar standar yang telah ditentukan masing
– masing perusahaan.” ( Zeithaml: 1990 )
“kualitas adalah terus menciptakan tujuan untuk meningkatkan
perbaikan produk dan jasa.”( Deming : 1982 )
“Kualitas adalah suatu inisiatif yang memberikan kebebasan tanpa
memberikan rasa takut pada organisasi dan karyawan yang ada di dalam
organisasi tersebut untuk dapat terus melakukan peningkatan, sehingga
keduanya akan saling menguntungkan.” ( Dean : 1996 ).
- Packaging (kemasan)
Menurut Kotler ( 1997 : 293 ) arti dari mengemas itu sendiri adalah
aktifitas merancang dan membuat wadah atau pembungkus suatu produk.
- Services (pelayanan)
Pengertian pelayanan adalah suatu aktivitas, manfaat atau kepuasan
yang ditawarkan untuk dijual. Pembedaan antara barang dan jasa / pelayanan
sangat sukar dilakukan, karena kerap kali disertai dengan jasa. Jasa adalah
setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
14
pihak lain yang pada dasarnya bersifat intagible (tidak terlihat berwujud fisik)
dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. ( Kotler : 1997 ).
Suatu pelayanan / jasa mempunyai empat karakteristik utama yaitu :
1. Intangibility
Pelayanan / jasa bersifat intangible, maksudnya adalah tidak dapat
dilihat, dirasa, didengar, atau diraba sebelum dibeli atau dikonsumsi.
2. Inseparability
Pelayanan / jasa bersifat inseparability, maksudnya adalah jasa /
pelayanan umumya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan.
3. Variability
Pelayanan / jasa bersifat variability, maksudnya adalah jasa /
pelayanan bersifat sangat variabel karena merupakan non – standarized output
artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan,
dan dimana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli dengan
variabilitas yang tinggi ini.
4. Perishablity
Pelayanan / jasa bersifat perishability, maksudnya tidak tahan lama
dan tidak dapat disimpan untuk dipergunakan untuk waktu yang lain. Hal ini
15
tidak menjadi masalah bila permintaanya tetap karena mudah untuk
menyiapkan pelayanan untuk permintaan tersebut.
“Pelayanan adalah suatu pendukung yang memberikan garansi,
sebagai suatu masukan yang baik dan suatu perilaku dari penyedia pelayanan.”
( Dean : 1996 )
“Suatu aktivitas dari sesuatu yang tidak kelihatan yang terjadi secara
alami merupakan suatu proses interaksi antara pelanggan dan karyawan yang
sebagai suatu pemecah permasalahan.” ( Gronroos ; 1990 )
“Pelayanan adalah suatu yang benar – benar tidak kelihatan dan sangat
tidak tahan lama yang mana merupakan suatu proses dari interaksi untuk
menciptakan kepuasan pelanggan.” ( Kasper : 1999)
“Pelayanan adalah suatu pekerjaan yang tidak terlihat wujudnya yang
dapat memuaskan pelanggan dan para pelaku bisnis.” ( Boone dan Kurtz :
2005 )
“Pelayanan meliputi semua kegiatan ekonomi di mana hasil akhirnya
bukan berupa produk tapi secara keseluruhan dikonsumsi pada saat itu juga
dari proses produksi dan memberikan nilai tambah seperti kenyamanan,
penginapan, ketepatan, dan kesehatan yang semuanya itu merupakan adalah
hal yang tidak kelihatan.” ( Zeithaml and Bitner : 2009 )
16
“Pelayanan adalah suatu perbuatan, proses, dan penampilan.” (
Zeithaml dan Bitner : 2009 )
“Pelayanan adalah sesuatu yang tidak berwujud, mempunyai jenis
yang bermacam – macam, diproduksi dan dijual pada saat yang bersamaan,
dan tidak tahan lama.( Zeithaml dan Bitner : 2009)
- Brand Name ( merek )
Menurut Kotler ( 1990 : 283 ) Merek adalah sebuah nama, istilah,
tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semua yang dimaksudkan untuk
mengenali produk atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual untuk
membedakan dari produk pesaing.
b. Price (harga)
Harga merupakan bauran elemen yang juga dipandang penting setelah
produk itu sendiri, dimana harga juga menghasilkan pendapatan dari penjualan.
Menurut Kotler, Bowen dan Markens ( 1990 : 403 ) harga adalah
“Sejumlah nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk mendapatkan
keuntungan yaitu dengan cara memiliki atau menggunakan barang atau jasa
tersebut”
Sedangkan menurut Simamora ( 2000 : 574 ) harga adalah: “Jumlah
uang yang dibebankan atau dikenakan atas sebuah produk atau jasa”.
17
Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor – faktor yang
mempengaruhinya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Faktor
– faktor yang mempengaruhi secara langsung adalah harga bahan baku, biaya
produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan pemerintah dan faktor lainnya.
Faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung namun erat
hubungannya dalam penetapan harga adalah produk sejenis yang dijual oleh
para pesaing, pengaruh harga adalah produk sejenis yang dijual oleh para
pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan produk komplimenter, serta
potongan untuk para penyalur dan konsumen.
Faktor –faktor tersebut berpengaruh didalam penentuan kebijakan
harga yang akan ditempuh sehingga nantinya dapat mememenuhi harapan
produsen itu untuk dapat bersaing dan kemampuan perusahaan mempengaruhi
konsumen.
Adapun yang termasuk kedalam suatu harga ini sendiri adalah :
- List Price (daftar harga)
Yang dimaksud dengan daftar harga ini sendiri adalah suatu susunan
harga – harga dari suatu produk yang dibuat oleh pihak manajemen tersebut
untuk dijual, dimana daftar harga disini sangat berpengaruh di dalam
mempengaruhi datangnya customer.
- Discount ( Potongan harga)
18
Yang dimaksud dengan discount adalah potongan harga yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam waktu – waktu tertentu.
c. Place (tempat)
Alat yang ketiga dalam bauran pemasaran adalah lokasi atau tempat
dimana dan bagaimana suatu usaha untuk menjual produk – produk merupakan
tujuan dari strategi lokasi atau distribusi. Saluran distribusi merupakan saluran
perdagangan yang mengadakan proses pemindahan atau penyampaian barang
dan jasa dari produsen ke konsumen. Dengan kata lain, kapan, dimana dan
siapa saja yang menjual produk atau jasa yang ditawarkan itu.
Pengertian saluran distribusi menurut Swasta ( 2000 : 285 ) adalah
“saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang dari
produsen ke perantara dan akhirnya sampai kepada pemakai”.
Adapun yang termasuk kedalam penjabaran tempat adalah :
- Channel (penghubung)
Yang dimaksud dengan channel (penghubung) adalah bagaimanakah
seorang customer dapat datang atau berkunjung ke suatu cafe tersebut.
- Location (lokasi)
Pengertian lokasi disini adalah suatu tempat dimana pihak manajemen
dapat membuat pelanggannya merasa nyaman dan betah pada saat datang atau
berkunjung.
19
d. Promotion (promosi)
Salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan volume penjualan
adalah promosi. Promosi adalah merupakan alat untuk memberikan informasi
sekaligus memperngaruhi konsumen untuk mengadakan pertukaran atau
pembelian.
Hal ini selaras dengan batasan yang dikemukakan oleh Louis dan
Boone ( 1991 : 484 ), yaitu “Promosi adalah fungsi untuk menginformasikan,
membujuk dan melibatkan keputusan pembelian konsumen”
Promosi merupakan salah satu variabel dari bauran pemasaran yang
digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya.
Promosi juga sering dilakukan sebagai “proses bertanya” karena dapat
menimbulkan rangkaian selanjutnya dari perusahaan.
Pengertian promosi menurut Anoraga ( 1995 : 222 ) adalah “Bagian
dari pemasaran yang besar dan peranannya dan merupakan suatu ungkapan
dalam arti luas tentang kegiatan-kegiatan yang secara aktif dilaksanakan
perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan,
selain itu promosi adalah insentif jangka pendek untuk meningkatkan
pembelian suatu produk”.
20
Tjiptono ( 2008 : 217 ) mengartikan “Promosi sebagai bentuk persuasi
langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera”
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas, maka dalam penelitian ini
diambil kesimpulan bahwa promosi merupakan salah satu dari bagian
pemasaran yang berwujud kegiatan – kegiatan yang bersifat persuasif yang
secara aktif dilakukan dengan memberikan insentif kepada konsumen yang
bertujuan meningkatkan penjualan produk atau jasa.
Jenis – jenis Promosi adalah sebagai berikut :
- Periklanan ( advertising )
Menurut Swastha ( 2000 : 223 ) definisi periklanan adalah “suatu
komunikasi non individu, dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang
dilakukan oleh perusahaan, lembaga non laba, serta individu – individu”.
Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa tujuan periklanan yang
utama adalah menjual atau meningkatkan penjualan barang, jasa atau ide.
Selain itu, tujuan periklanan yang utama adalah mengadakan komunikasi yang
efektif, menarik langganan baru, memperkenalkan produk baru, membantu
program penjualan pribadi (personal selling ) dan kegiatan promosi yang lain,
serta dapat juga memperbaiki reputasi perusahaan.
- Penjualan pribadi (personal selling)
21
Swasta ( 2000 : 236 ) mendefinisikan “personal selling adalah
interaksi antar individu selain bertemu muka yang bertujuan untuk
menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain”
Perkerjaan yang berkaitan dengan personal selling ini biasanya sangat
dipengaruhi oleh kemampuan dan kemauan pelakunya. Itulah sebabnya
perusahaan dituntut memberikan training untuk lebih mematangkan
kemampuan para tenaga jualnya.
-Promosi Penjualan ( sales promotion )
Swasta ( 2000 : 44 ) mengatakan bahwa “ sales promotion adalah
kegiatan –kegiatan pemasaran selain penjualan pribadi, periklanan dan
publisitas yang mendorong alat – alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi
dan sebagainya”.
Salah satu perbedaan antara promosi penjualan dan periklanan adalah
promosi penjualan dan periklanan adalah promosi periklanan dilakukan dengan
cara melalui suatu media yang dimiliki atau diawasi oleh suatu badan lainnya,
sedangkan promosi penjualan dapat dilaksanakan melalui suatu cara atau
teknik bersumber dari perusahaan itu sendiri.
-Publisitas (publicity)
Kotler (1990 : 237 ) mengatakan bahwa :
22
“Publisitas adalah suatu stimulant non personal terhadap permintaan
suatu produk, jasa atau unit dagang dengan menyebarkan berita - berita
komersial yang penting mengenai kebutuhan akan produk tertentu disuatu
media yang disebarluaskan atau mengenal produk itu di radio, televisi atau
panggung yang tidak dibayar oleh pihak sponsor.”
B. Kerangka Pemikiran
Datangnya Customer ke suatu tempat dipengaruhi oleh bauran
pemasaran yang biasa disebut sebagai Marketing Mix. Dimana produk, harga,
tempat dan promosi yang menjadi elemen – elemennya.
Secara skematis, kerangka pikir penelitian ini digambarkan seperti
gambar tabel 2.1 berikut ini :
23
Gambar 2.1.
Kerangka Berpikir
Sumber : Mc Carthy dalam
Kotler dan Keller ( 1997 : 101)
Yoeti (2006 : 19)
Starbucks Coffee
Djakarta Theatre
Unsur Marketing Mix
1. Produk
2. Place
3. Price
4. Promotion
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Unit Analisis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, Kuncoro ( 2003 : 8 )
mengatakan hal ini digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai status
terakhir dari subjek penelitian. Tipe yang paling umum dari penelitian
deskriptif ini meliputi penilaian sikap atau pendapat terhadap individu,
organisasi, keadaan ataupun prosedur. Metode penelitian deskriptif adalah
penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan / melukiskan suatu
fenomena yang diteliti dengan sitematis, faktual, dan akurat. Pemilihan metode
didasarkan atas tujuan dan masalah penelitian yang telah ditetapkan pada Bab
I.
Penelitian deskriptif yang dilakukan untuk menganalisa data yang
dikumpulkan, disusun, dan diklasifikasikan untuk mengintepretesikan secara
deskriptif guna memperoleh gambaran tentang unsur marketing mix Starbucks
Coffee Djakarta Theatre. Dengan menggunakan data kuantitatif. Data
25
kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan ( scoring ), Sugiyono ( 2003 : 15 )
Unit analisis yang diamati dan dibahas dalam penelitian ini terdiri atas
para pelanggan yang berkunjung di Starbucks CoffeeDjakarta Theatre.
B. Variabel dan Cara pengukurannnya.
Definisi variabel ini sangat penting untuk memberikan penjelasan
terhadap variabel yang terdapat dalam judul yang diambil dalam penelitian
untuk pembuatan Proyek Akhir ini. Menurut Kuncoro ( 2003 : 41 ) variabel
adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat
berbeda untuk objek atau orang yang berbeda. Dalam penelitian ini hanya
mempunyai 1 ( satu ) variabel dimana tidak ada variabel lain yang
mempengaruhi.
Adapun variabel tersebut adalah faktor – faktor yang berpengaruh
terhadap keputusanpembelian : (1) Produk, (2) Harga, (3) Tempat, dan (4)
Promosi. Di samping variabel di atas perlu diketahui pula pengelompokkan
jenis kelamin, latar belakang pendidikan, umur, pendapatan sebagai data
pendukung.
26
Dalam Pengukuran Variabel digunakan skala ordinal dengan skala
likert untuk mengukur pendapat pelanggan tentang kualitas pelayanan yang
diterimanya. Ada banyak data yang terkumpul dalam bentuk kategori kualitatif
dan kategori itu merupakan tingkatan. Skala pengukuran data seperti itu
dinamakan data ordinal. Pada skala ordinal, pengelompokkan kategori disusun
berdasarkan tingkatan (ranking). Tingkatan ini dapat disusun dari yang
tertinggi sampai terendah, atau sebaliknya, Misalnya dari sangat setuju hingga
sangat tidak setuju maupun sebaliknya ( Kusmayadi dan Sugiarto : 2000).
Untuk lebih jelas variabel dan pengukurannya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.1
Variabel, Sub variabel, Indikator dan Pengukurannya
Variabel Sub - Variabel Indikator Skala
Pengukuran
1. Demografis 1.Jenis Kelamin
2.Latar
Belakang
Pendidikan
3. Umur
1.Laki – Laki
2.Perempuan
1. SD
2.SMP
3.SMA
4.Diploma
5. Strata 1
6. Strata 2
7. Strata 3
1. < 15 tahun
2. 15 – 20 tahun
3. 20 – 25 tahun
Skala Nominal
Skala Nominal
Skala Interval
27
4. Pendapatan
4. 25 – 30 tahun
5. 30 – 35 tahun
6. 35 – 40 tahun
7. > 40 tahun
1. < Rp 1 juta
2. Rp 1 juta – 2 juta
3. Rp 2 juta – 3 juta
4. Rp 3 juta – 4 juta
5. < Rp 4 juta
Skala Interval
2. Marketing Mix
Starbucks
Coffee
Djakarta
Theatre
1. Produk
2. Harga
3. Tempat
4. Promosi
1.Kualitas
2. Kemasan
3. Pelayanan
4. Merk
1. Daftar Harga
2. Diskon
1. Penghubung
2. Lokasi
1. Periklanan
2. Penjualan Pribadi
3. Promosi Penjualan
4. Publisitas
Skala Ordinal
Skala Ordinal
Skala Ordinal
Skala Ordinal
C. Prosedur Penarikan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Starbucks
CoffeeDjakarta Theatre, baik laki – laki maupun perempuan sebanyak 100
responden. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan
formula yang dikembangkan oleh Slovin ( 1990 ), sebagai berikut : n = N / 1 +
28
N ( e )² dimana n adalah ukuran sampel yang dibutuhkan, N adalah ukuran
populasinya dan e menyatakan margin error yang diperkenankan berkisar
antara 5 – 10 % ( Kusmayadi dan Endar Sugiarto : 2000 ). Jumlah rata – rata
harian pengunjung Starbucks CoffeeDjakarta Theatre dalam 1 minggu adalah
500 orang. Dengan menggunakan formula ini berarti jumlah kuesioner yang
harus dibagikan kepada responden adalah sebagai berikut :
n = (500 x 7) / (1 + 3500 (0,1)²) , jadi jumlah n = 97 orang, karena
metode ini memiliki realitas yang kurang kuat maka jumlah kuesioner yang
kami bagikan kepada responden adalah sebanyak 100 orang.
D. Prosedur Pengumpulan Data
J. Supranto ( 2000 : 23 ) menjelaskan, “Apabila metode pengumpulan
data sudah ditemukan, kemudian ditentukan alat untuk memperoleh data dari
objek yang diteliti”. Alat untuk memperoleh keterangan dari objek atau elemen
antara lain :
1. Daftar pertanyaan / suara angket (kuesioner).
2. Wawancara.
3. Observasi atau Pengamatan Langsung.
29
Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
melalui dua cara, yaitu :
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh dengan melakukan observasi secara
langsung ke lokasi penelitian maupun interview langsung dengan pelanggan,
selain itu dapat dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada populasi.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang dari luar perusahaan yang berhubungan dengan objek
penelitian dan bersifat menunjang teori. Data tersebut diperoleh dari literatur
dan buku – buku teori pendukung sebagai pelengkap data primer.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data dilakukan dengan mengumpulkan semua data
yang ada dari hasil observasi, kuesioner, wawancara kemudian semua data
tersebut diperiksa apakah sudah cukup lengkap untuk membantu terlaksananya
penelitian ini.
30
Data – data yang sudah terkumpul merupakan data yang belum diolah
dan masih perlu dideskripsikan sehingga lebih mudah untuk dipahami.
Pendeskripsian data dapat dilakukan melalui penyajian data dalam bentuk tabel
dengan menggunakan metode skor ideal / Sketarium dengan manual serta
menggunakan alat bantu penghitungan SPSS ( Statistical Package for Social
Science)
Sebelum penelitian dilakukan, perlu adanya pengujian terhadap dua konsep
besar dalam bidang meassurment yaitu validitas dan reliabilitas terhadap daftar
pertanyaan yang digunakan. Pengujian validitas dan reliabilitas daftar
pertanyaan ini dimaksudkan agar daftar pertanyaan yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas
yang memenuhi syarat. Tahapan-tahapan yang digunakan untuk menganilisis
data yaitu :
1. Uji Validitas
Pengujian validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Valid berarti instrumen yang digunakan dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian
ini menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan
diukur (Augusty, 2006).
31
Sedangkan menurut Sarjono, Haryadi dan Winda Julianita (2011 : 35),
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur
memang benar – benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti. Model
pengujian menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected
item-total correlation) untuk menguji validitas internal setiap item pernyataan
kuesioner yang disusun dalam bentuk skala.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,2012).
SPSS memberikan fasilitas mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Croncbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, 1960). Suatu variabel
dikatakan reliabel, apabila:
Hasil α > 0,60 = Reliabel
Hasil α < 0,60 = Tidak Reliabel
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran (2000: 312) yang membagi
tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut :
32
Jika alpha atau r hitung:
1. 0.8 - 1.0 = Reliabilitas baik
2. 0.6 – 0.799 = Reliabilitas diterima
3. kurang dari 0.6 = Reliabilitas kurang baik
1. Skor Ideal/Sketarium
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif unsur marketing mix4P
mana yang paling dominan diStarbucks Coffee Djakarta Theatre, maka
pertama –tama ditentukan terlebih dahulu skor ideal / sketarium. Skor ideal
adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa setiap responden pada
pernyataan memberi jawaban dengan skor tertinggi. Sugiyono ( 2009 : 204 ).
Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah tersebut, dapat dilakukan
dengan cara membagi jumlah skor hasil penelitian dengan skor ideal.
Keterangan :
Jumlah responden = n = 100
Skor tertinggi = 4
Skor ideal = Skor tertinggi x jumlah instrument x n
Nilai variabel = Total skor ( tabel 4.25 ) : Skor ideal
33
Dari data yang sudah disusun dalam tabel – tabel tersebut, dalam
penelitian ini dapat mengetahui unsur marketing mix 4P yang paling dominan
diStarbucks CoffeeDjakarta Theatre.
34
F. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Starbucks CoffeeDjakarta Theater,yang
beralamat di Gedung Djakarta Theatre, Lt.1, Jl. MH Thamrin No. 9, Thamrin,
Jakarta.
Penelitian dilakukan selama 1 ( satu )minggu pada awal Bulan Agustus
2015, untuk mengumpulkan semua data dan informasi yang dibutuhkan
melalui kuisioner.
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Sejarah singkat Starbucks Coffee
Pada tahun 1977, Jerry Boldwin, Gordon Bowker dan Zev siegl bekerja
sama membuka gerai Starbucks Coffee pertama kali di Pike PlaceMarket,
Seattle. Starbucks sendiri diambil dari kata “STARBO” yang merupakan
kampung pertambangan pada zaman pergantian abad di gunung rainer. Dengan
logo Starbucks nya yang diberi nama SIREN (putri duyung), yang berarti
abadi, berasal dari imajinasi.
Dan pada saat itu Starbucks Coffee hanya menjual biji – biji kopi saja.
Pada tahun 1987, Mr.Howard Schultz bergabung dengan Starbucks sebagai
Director of Retail Operation and Marketing pertama di Seattle’s Pike
PlaceMarket. Dan pada saat itu Starbucks Coffee mulai berkembang luas
dengan menjual berbagai minuman yang memakai bahan dasar biji kopi
espresso yang merupakan minuman khas Italia.
34
35
Dengan semakin berkembangnya Starbucks Coffee, maka ditawarkan
juga berbagai macam variasi minumannya mulai ditawarkan, salah satunya
adalah Frappucino® yang merupakan minuman campuran es, yang akhirnya
berkembang diseluruh dunia. Sampai pada tahun 2000 total outlet Starbucks
Coffee di dunia ada 2.292 store dan sampai sekarang masih terus berkembang.
Di Indonesia, Starbucks Coffee pertama kali dibuka di Plaza Indonesia yang
beralamat di Jln. M.H. Thamrin, Jakarta Pusat pada tahun 2002 tepatnya pada
tanggal 17 Mei, dibawah operasional manajemen PT. Sari Coffee Indonesia,
yang merupakan anak perusahaan dari PT. Mitra Adi Perkasa, yang berkantor
pusat di Sahid Center Jakarta, Lantai 27, Jl. Jendral Sudirman Kavling 86,
Jakarta Pusat.
2. Visi dan Misi Starbucks Coffee
Adapun visi dan misi yang dimiliki Starbucks Coffee itu sendiri adalah
sebagai berikut:
1. Memberikan lingkungan kerja yang baik dengan memperlakukan semua
orang atau rekan kerja dengan penuh rasa hormat dan tanpa membedakan
suku, agama dan ras.
2. Membuat pelanggan kita merasa puas dan sangat menikmakti dengan
minuman dan suasana yang tenang.
36
3. Menerapkan standar yang tinggi terhadap pembelian dan pembuatan kopi
serta selalu menyajikan minuman dalam keadaan fresh.
4. Membuat para pelanggan kita selau merasa nyaman berada didalam store
kita seperti kita dirumah sendiri.
3. Struktur Organisasi Starbucks Coffee
Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan atau hubungan antar
bagian komponen dari posisi dalam suatu perusahaan atau organisasi. Suatu
organisasi yang baik harus mempunyai struktur organisasi yang jelas sebagai
wadah usaha kerja sama antara sesama individu yang terlibat didalamnya, yaitu
antar pimpinan dengan karyawan, karyawan dengan karyawan, dan pimpinan
dengan pimpinan lainnya. Dengan demikian semua aktifitas perusahaan dan
fungsi pengoperasiannya dapat berjalan dengan lancar dan terkooridinir
dengan baik sesuai dengan tujuan organisasi.Struktur organisasi Starbucks
CoffeeDjakarta Theatre, dapat dilihat pada tabel gambar berikut ini :
37
Gambar 4.1
Sumber : Starbucks Coffee Djakarta Theatre, Jakarta, Juli2015
4. Job Description Starbucks Coffee
4.1 Store Manager
Sebagai panutan dan contoh dalam memberikan services yang baik dan
memantau partner untuk memastikan mereka memberikan hal yang
sama.
Cepat dan tanggap atas segala kebutuhan store dengan menggunakan
sumber eksternal seperti perlindungan asset, sumber daya, food and
beverage.
Supervisor
Barista
Supervisor
Assistant Manager
Store Manager
38
Mengajukan rancangan kerja dan rancangan anggaran pendapatan dan
belanja store kepada manajemen.
Bertanggung jawab atas pencapaian pendapatan penjualan makanan
dan minuman serta pendapatan lainnya.
Bertanggung jawab atas kelancaran operasional store secara
keseluruhan.
4.2 Assistant Manager
Secara berkala memeriksa kembali lingkungan store dan
mengindentifikasi adanya masalah, pemikiran dan kesempatan untuk
berkembang agar dapat memberikan pelatihan dan pengarahan kepada
tim yang bertugas.
Mengkonsumsikan gagasan ke Store Manager.
Memberi dorongan kepada Store Manager dalam
mengimplementasikan program – program perusahaan dengan bekerja
turun langsung bersama tim yang bertugas untuk mencapai objektivitas
organisasi dan operasional.
Memberikan pengarahan kepada partner selama masa tugas mereka
dalam menggunakan alat – alat operasional yang sempurna.
39
Cepat dan tanggap atas segala kebutuhan store dengan menggunakan
sumber eksternal seperti penggunaan asset, sumber daya, food and
beverage.
Bertanggung jawab dalam mengawasi supervisor yang bertugas dalam
menangani uang dan perhitungan inventori selama masa kerjanya.
Bersama Store Manager memikirkan performa store baik pendapatan
maupun biaya.
Bertanggung jawab dalam menangani inventori awal bulan dan akhir
bulan apabila Store Manager berhalangan hadir.
Memiliki wewenang untuk memeriksa kembali laporan harian seperti :
transaksi Void dan Return, Transfer In, Transfer Out, Food Mark Out,
dan penerimaan barang.
Bertanggung jawab untuk menerima, mengedarkan dan
mengumpulkan kembali semua voucher dan kupon.
Bertanggung jawab menangani dengan cepat apabila ada barang –
barang yang kadaluwarsa dengan mengikuti buku panduan yang
disediakan perusahaan.
40
4.3. Supervisor
Selama jam tugasnya, ia diharuskan mengarahkan partner untuk
melakukan berbagai macam tugas dan memastikan kecepatan dan
ketepatan pelayanan dan standard pelayanan.
Memberi kontribusi positif dengan mengetahui adanya tanda – tanda
perubahan moral pada partner dan memastikannya pada Store
Manager.
Memberikan informasi terbaru kepada Store Manager mengenai
adanya perbedaan yang berhubungan dengan pendapatan dan
inventori.
Memastikan semua transaksi di posting kedalam POS dan semua
barang – barang transfer in, transfer out diposting ke dalam BOH.
Memberi dukungan bagi operasional store dan mengenali tujuan
individual dan tim melalui alat – alat organisasi dan
merekomendasikan kepada StoreManager dengan cara kreatif.
4.4. Barista
a. Opening Task
Menyusun Pastries.
Membuat Frappucino® Beverage Mix.
Membuat Coffee of The Day.
41
Membuat Iced Tazo ® Tea.
Menyiapkan mesin pembuat kopi.
Menyiapkan Caramel Sauce.
Mempersiapkan Iced cube.
Membersihkan dan merapikan Merchandise Bay.
Memeriksa kelengkapan Condiment Bar.
b. Middle Task
Memeriksa Iced Cube.
Memeriksa Chiller dan Frappucino® Beverage Mix.
Membuat Frappucino® Beverage Mix.
Memeriksa dan menambah stock cup jika habis di Bar.
Memeriksa dan menambah stock susu di Bar.
Memeriksa dan menambah Iced Tazo ® Tea jika sudah habis di Bar.
c. Closing Task
Membersihkan Turbo Chef (Oven Penghangat Makanan).
Membersihkan dan mensanitasi semua peralatan dan area Bar.
Membersihkan condiment Bar.
Membersihkan lantai.
Mematikan semua peralatan.
42
Memeriksa sisa Pastries, bila ada yang kadaluarsa dipisahkan.
Peralatan dan perlengkapan yang berada di area luar dimasukkan ke
dalam Store.
Mengecek kembali semua apakah sudah rapi dan siap untuk partner
di pagi hari untuk membuka kembali Store.
5. Fasilitas yang ada di Starbucks Coffee Djakarta Theatre
Starbucks CoffeeDjakarta Theatre, Jakarta mempunyai standard fasilitas
yang hampir sama dengan store Starbucks lainnya di seluruh Indonesia
maupun seluruh Dunia. Starbucks Coffee memiliki bagian yang dinamakan
retail wall, yaitu tempat dimana disediakan merchandise buatan Starbucks
Coffee yang terdiri dari Mug, Glass, Tumbler, Coffee Machine, Coffee Press,
dsb. Yang menarik dan unik serta dapat menarik minat para konsumen untuk
mengoleksinya.
Selain itu Coffee Station di Starbucks CoffeeDjakarta Theatre, dibagi
menjadi dua bagian yaitu Non Smoking area dan Smoking area. Non Smoking
area terletak di bagian dalam store, sedangkan smoking area terletak di luar
store, karena asap rokok dapat mempengaruhi kualitas dari aroma kopi. Selain
itu para konsumen Starbucks Coffee yang tidak merokok dapat menikmati
minumannya tanpa terganggu asap rokok.
43
Dan ada lagi satu fasilitas bagi mereka yang ingin mendapat akses internet
dengan kecepatan tinggi ( High Speed Internet Access ) dengan gratis.
6. Produk yang ditawarkan oleh Starbucks Coffee
a) MINUMAN
Yang menjadi keunikan dari Starbucks Coffee adalah kopi
yangdigunakan berasal dari kopi – kopi terbaik dari negara – negara
penghasil
kopi terbaik di dunia dan jenis kopi yang digunakan adalah kopi jenis
Arabica yang berasal dari daerah dataran tinggi.
Hot Beverages
Coffee Latte, Cappuccino, Coffee Mocha, Caramel Macchiato
Other Optional
Hot Chocolate, Steamed Milk, Hot tea
Cold Beverages
Iced Latte, Iced Mocha, Ice Caramel Macchiato, Coffee / Caramel /
Vanilla Iced Shaken, Iced Chocolate, Iced Milk, Iced Coffee, Iced Tea.
Frappucino® Blended Coffee
Coffee Frappucino®, Caramel Frappucino®, Mocha Frappucino®,
Espresso Frappucino®
44
Frappucino® Blended Cream
Caramel Cream Frappucino®, Vanilla Cream Frappucino®,
Chocolate
Cream Frappucino®, Green Tea Cream Frappucino®.
Ice Blended Juice and Tea
Mango Passion Blended Juice Tea, Raspberry Black Currant Blended
Juice Tea, Zen, Chai Tea, Spearmint Green, English Breakfast, Earl
Grey, Passion.
6.2 Makanan
Sebagai pendamping dalam menikmati kopi, Starbucks Coffee
menyediakan berbagai macam makanan seperti :
Signature Items
Scone Raisin Oatmeal Scones, Chocolate Chunk Scones.
Sandwiches
Beef Filone, Mozarella Tomatoes on Spinach Panini, Croque
Mounsier, Half Double Decker.
Grab and Go
Chocolate Chip Cookies, Raisin Oatmeal Cookies, Almond Biscotti,
Chocolate Biscotti.
45
Savories
Tuna Puff, Chicken Ugly Puff, Cheese Quiche, Smoked Beef Quiche.
Muffins
Blueberry Muffins, Black Forest Muffin
Cakes and Dessert
New York Cheese Cake, Tokyo Cheese Danish, Espresso Brownies.
7. Starbucks Coffee Djakarta Theatre, Jakarta Section
Section – section yang terdapat di dalam Starbucks Coffee Djakarta
Theatre terdiri dari :
Espresso Bar
Bagian ini yang bertanggung jawab dalam penanganan Hot Coffee, yang
termasuk didalamnya terutama dalam pembuatan Espresso Shot yang benar
dan sempurna.
Register Section (POS)
Bagian ini bertanggung jawab dalam pembayaran, pemesanan dan
sebagainya yang berhubungan dengan kasir dan transaksi.
46
Cafe Station
Bagian ini yang bertanggung jawab terhadap semua area station, baik
kebersihan, pengecekan pada condiment bar dan kerapihan meja pada area
station yang dilakukan
Retail Station
Bagian ini yang bertanggung jawab dalam pengurusan merchandise,
kebersihannya, penyetokan dan member keterangan kepada customer
mengenai mechandise tersebut.
Pastry Station
Bagian ini yang bertanggung jawab terhadap Pastry yang ada di Starbucks
Coffee. Mengecek masa kadaluarsa dari Pastry tersebut, perhitungan
Opening dan Closing.
Drip Coffee ( Coffee of The Day)
Bagian ini bertanggung jawab didalam pembuatan kopi dalam arti
penyiapan kopi untuk coffee of the day, melakukan pembuatan kopi apabila
ada customer request dalam membeli whole coffee bean.
47
48
B. Hasil Penelitian
Uji Validitas
Dalam penelitian ini akan diuji validitas dari 1 variabel, yaitu variabel x
yang berisi faktor Marketing Mix 4P.Tabel berikut merupakan hasil dari uji
aliditas menggunakan IBM SPSS Statistics 20 :
Tabel 4.2 validitas variabel
Sumber : Hasil Olahan SPSS 20
Pernyataan R hitung R tabel
Kualitas minuman yang ada di Starbucks Coffee, Djakarta
Theatre sesuai harapan saya.
0.459
0.17
Kemasan produk minuman Starbucks Coffee menarik dan
praktis.
0.398
0.17
Nama Starbucks Coffee, Djakarta Theatre telah dikenal
masyarakat sekitar
0.456
0.17
Sikap para Barista Starbucks Coffee, Djakarta Theatre
ramah dan sopan.
0.578
0.17
Pemberian pelayanan para Barista Starbucks Coffee,
Djakarta Theatre sesuai dengan harapan saya.
0.525
0.17
Harga yang ditawarkan di Starbucks Coffee, Djakarta
Theatre sesuai dengan produk yang disajikan.
0.53
0.17
Harga makanan dan minuman di Stabucks Coffee, Djakarta
Theatre terjangkau semua kalangan.
0.54
0.17
Letak Starbucks Coffee, Djakarta Theatre sangat strategis. 0.478 0.17
Starbucks Coffee, Djakarta Theatre sangat nyaman dan
menyenangkan.
0.51
0.17
Mengetahui Starbucks Coffee, Djakarta Theatre melalui
iklan di media sosial.
0.509
0.17
Promosi minuman yang ditawarkan Starbucks Coffee,
Djakarta Theatre beragam dan menarik.
0.593
0.17
Pengetahuan para Barista mampu memberikan penjelasan
yang tepat atas pertanyaan anda.
0.647
0.17
Saya akan merekomendasikan Starbucks Coffee, Djakarta
Theatre kepada orang lain.
0.591
0.17
49
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa seluruh butir penyataan pada variabel (x)
adalah valid, karena r hitung (Corrected Item – Total Correlation) dari seluruh
pernyataan yang ada menunjukkan angka >0.17.
1. Uji Reliabilitas
Tabel 4.3 reliabilitas variabel x
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.858 13
Sumber hasil olahan SPSS 20
Dari table 4.3 diatas telah diketahui bahwa semua butir pertanyaan
berupa reliable dikarenakan dengan penggunaan rumus Alpha Cronbach total
nilai lebih besar dari 0.60. Maka dinyatakan bahwa kuesioner yang digunakan
adalah data yang reliable
Semua Kuesioner yang telah disebarkan dan dikembalikan masih
merupakan data mentah yang harus diolah agar mudah untuk dipahami.
Kuesioner terbagi menjadi 2 bagian yaitu demografis dan faktor Marketing
Mix 4P.
50
1. Karateristik Responden
Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari Demography Characteristic ( Data diri Responden ), yang meliputi usia,
jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan,
penghasilan, jumlah kunjungan, dan informasi yang didapat.
Karakteristik Responden yang pertama berdasarkan Usia yang
dimaksudkan untuk mengetahui kelompok Usia yang menjadi sampel dalam
penelitian ini, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Umur Jumlah Responden Presentase
< 15 tahun 0 0
15 – 20 tahun 3 3,0
20 – 25 tahun 20 20,0
25 – 30 tahun 38 38,0
30 – 35 tahun 20 20,0
35 – 40 tahun 15 15,0
> 40 tahun 4 4,0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
51
Berdasarkan tabel 4.4dapat dilihat bahwa usia responden yang paling
banyak datang ke Starbucks CoffeeDjakarta Theatre yaitu berusia 25 -30 tahun
sebanyak 38 responden atau sebesar 38,0 %. Sedangkan responden yang
berusia 15 -20 tahun berjumlah 3 responden atau 3,0 %. Berdasarkan data
tersebut menunjukkan bahwa responden masih tergolong relatif muda,
sehingga dapat diduga bahwa tujuan responden berkunjung ke
StarbucksCoffeeDjakarta Theatre hanya sekedar menghabiskan waktu atau
melakukan kegiatan bisnis.
Karakteristik responden berikutnya yaitu berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentanse
Pria 48 48,0
Wanita 52 52,0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
52
Berdasarkan tabel 4. 5 dapat dilihat bahwa responden yang datang ke
Starbucks CoffeeDjakarta Theatre adalah Pria dan wanita dengan jumlah
responden 52 untuk wanita dan 48 untuk pria. Sehingga mereka yang datang
Starbucks CoffeeDjakarta Theatreberkaitan dengan pertemuan dengan
rekannya ( teman, kerabat atau rekan bisnis ) dengan didasari kenyataan bahwa
sebagian besar dari mereka adalah tenaga professional (pengusaha / wanita
karier ) dan juga pelajar / mahasiswa / i.
Karateristik responden berikutnya yaitu berdasarkan Status
perkawinan. Dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.6
Karakteristik Responden berdasarkan Status Keluarga
Status Keluarga Jumlah Responden Presentase
Menikah 34 34,0
Belum Menikah 66 66,0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa responden yang paling
banyak datang ke Starbucks Coffee Djakarta Theatre adalah yang belum
menikah, sebanyak 66 responden. Hal ini disebabkan karena dilihat dari segi
usia yang masih relative muda dan masih berstatus sebagai pelajar / mahasiswa
/ i.
53
Karakteristik responden berikutnya adalah berdasarkan Pendidikan
terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah Responden Presentase
SD 4 4,0
SMP 17 17,0
SMA 7 7,0
Diploma 18 18,0
Sarjana 49 49,0
Master 5 5,0
Doktor 0 0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa kebanyakan
pengunjung Starbucks CoffeeDjakarta Theatre memiliki latar belakang
pendidikan Sarjana / S1 ssebanyak 55 responden, dan yang paling sedikit
adalah SD sebanyak 1 orang. Hal ini disebabkan yang berkunjung ke Starbucks
CoffeeDjakarta Theatre cenderung konsumen yang memiliki pendidikan tinggi
dan melaksanakan meetinguntuk mendukung pekerjaanya atau sekedar
berkumpul bersama teman.
54
Kemudian Karakteristik menurut Jenis Pekerjaan dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.8
Karakterisik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah Responden Presentase
Pegawai Pemerintah 10 10,0
Karyawan Swasta 46 46,0
Pelajar / Mahasiswa/ i 29 29,0
Dan Lain – lain 15 15,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa yang paling banyak adalah
responden yang mempunyai pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 46
responden. Hal ini disebabkan karena konsumen yang berstatus karyawan
swasta, memilih Starbucks CoffeeDjakarta Theatre sebagai tempat untuk rapat
atau sekedar menghabiskan waktu istirahat siang. Sedangkan yang paling
sedikit berkunjung yaitu pegawai pemerintah sebanyak 10 responden, dapat
diduga para pegawai pemerintah berkunjung untuk meeting dengan klien.
55
Karakteristik responden berdasarkan Penghasilan, dapat dilihat sebagai
berikut :
Tabel 4.9
Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Penghasilan
Jumlah Penghasilan Jumlah Responden Presentase
< Rp. 1.000.000 14 14,0
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 7 7,0
Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 15 15,0
Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 43 43,0
> Rp. 4.000.000 21 21,0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Data Primer ( Diolah )
Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa responden yang paling
besar penghasillannya selama 1 bulan yaitu berkisar Rp. 3.000.000 – Rp
4.000.000 sebanyak 43 responden. Hal ini dapat diartikan bahwa karena lokasi
dari Starbucks CoffeeDjakarta Theatre ini bersebelahan dengan gedung
perkantoran sehingga customer yang datang mayoritas adalah karyawan –
karyawan dengan gaji yang relative besar dan mempunyai jabatan di middle
management.
56
Kemudian tabel berikutnya mengenai Jumlah Kunjungan, yang dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.10
Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan
Jumlah Kunjungan Jumlah Responden Presentase
1 – 5 kali 31 31,0
>5 kali 40 40,0
Tak Menentu 29 29,0
Jumlah 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat dilihat bahwa responden yang
paling sering berkunjung per minggu>5 kali sebanyak 40 orang, dan yang
paling rendah berjumlah 29 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa mereka
senang berkunjung ke Starbucks CoffeeDjakarta Theatre karena letaknya yang
strategis, mudah dijangkau atau merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Selain itu dapat diduga pula, para barista – barista di Starbucks
CoffeeDjakarta Theatre dapat berbaur dengan para customer sehingga tidak ada
kesenjangan antara customer dengan para barista.
57
Dibawah ini merupakan Karakteristik responden yang terakhir, yaitu
berdasarkan informasi yang diperoleh, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.11
Karakteristik Responden berdasarkan Informasi
Jumlah Kunjungan Jumlah Responden Presentase
Rekomendasi dari Teman / Saudara 29 29,0
Dari Media Sosial 12 12,0
Image dari Starbucks itu sendiri 59 59,0
JUMLAH 100 100
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, maka dapat dilihat bahwa responden
mengetahui Starbucks CoffeeDjakarta Theatre yaitu berasal dari Reputasi /
ImageStarbucks Coffee itu sendiri sebanyak 59 orang dan yang paling rendah
adalah dari Media Sosial yaitu berjumlah 12 orang. Hal ini dapat diartikan
bahwa mereka senang untuk berkunjung ke Starbucks CoffeeDjakarta Theatre
karena mereka mendapat kesan / pengalaman yang sangat baik ketika mereka
berkunjung ke Starbucks CoffeeDjakarta Theatre, danimage yang baik pun
telah tercipta sendiri sehingga para pelanggan Starbucks CoffeeDjakarta
Theatre selalu setia untuk membeli, mengunjungi atau sekedar menghabiskan
waktu bersama teman, keluarga maupun rekan bisnis dan banyak juga para
58
pelanggan datang ke Starbucks CoffeeDjakarta Theatre untuk mengadakan
meeting pada saat jam kerja.
Berdasarkan kuesioner mengenaiseberapa besar pengaruh
MarketingMix terhadap kedatangan customer yang telah diiisi oleh para
responden, maka disusun jawaban menurut kategori nilai yang telah ditentukan
sebelumnya yaitu :
1. Sangat tidak setuju Nilainya 1
2. Tidak setuju Nilainya 2
3. Setuju Nilainya 3
4. Sangat Setuju Nilainya 4
Setelah hasil kuesioner tersebut diberi nilai, hasil tersebut dimasukkan
ke dalam tabel – tabel sebagai berikut :
A.Produk
Produk merupakan segala sesuatu baik yang berwujud barang ataupun
jasa yang digunakan dengan tujuan memuaskan konsumen, dimana setiap
kombinasi barang atau jasa itu mempunyai manfaat yang berbeda.
Yang menjadi bagian dari produk melalui kuesioner yang telah diteliti
di Starbucks CoffeeDjakarta Theatre adalah kualitas makanan dan minuman,
59
kemasan produk minuman, nama Starbucks yang telah dikenal sangat luas,
sikap para barista yang santun dan pelayanan yang sesuai harapan.
Berikut ini 5 ( lima ) pernyataan yang berisi tanggapan responden
mengenai produk.
Tabel 4.12
Tanggapan responden terhadap kualitas minuman yang ada di Starbucks
Coffee, Djakarta Theatre sesuai dengan harapan anda.
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 0 0,0
Tidak setuju 0 0,0
Setuju 67 67,0
Sangat Setuju 33 33,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan table 4.12 diatas, maka dapat dilihat bahwa yang
menyatakan Setuju berjumlah 67 orang, kemudian disusul dengan responden
yang menyatakan Sangat Setuju berjumlah 33 orang. Hal ini dapat diartikan
bahwa Starbucks CoffeeDjakarta Theatre memiliki kualitas minuman yang
sangat baik dan memenuhi sebagian harapan Customer yang ada.
60
Tabel 4.13
Tanggapan responden terhadap kemasan produk minuman Starbucks
Coffee menarik dan praktis untuk dikonsumsi
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 0 0,0
Tidak setuju 2 2,0
Setuju 64 64,0
Sangat Setuju 34 34,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.13diatas, dapat dilihat bahwa yang menyatakan
Setuju berjumlah 64 orang, kemudian di peringkat ke dua responden yang
menyatakan Sangat Setuju berjumlah 34 orang, sedangkan yang menyatakan
Tidak Setuju berjumlah 2 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa hampir semua
orang menyukai kemasan produk minuman di Starbuckstetapi masih ada
sedikit yang tidak menyukai kemasan produk minuman di Starbucksdiduga
dikarenakan kemasan produk Starbucks Coffee menggunakan kertas dan
plastik yang mendukung pemanasan global.
61
Tabel 4.14
Tanggapan responden terhadap nama Starbucks Coffee, Djakarta
Theatre yang telah dikenal
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 0 0,0
Tidak setuju 4 4,0
Setuju 51 51,0
Sangat Setuju 45 45,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, dapat diketahui bahwa yang
menyatakan Setuju berjumlah 51 orang, kemudian disusul dengan responden
yang menyatakan Sangat Setuju berjumlah 45 orang, sedangkan yang
menyatakan Tidak Setuju sebanyak 4 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa
responden yang menyatakan Setuju dikarenakan mereka sudah mengetahui
Starbucks CoffeeDjakarta Theatre sebelumnya baik itu melalui informasi dari
kerabat / teman maupun lokasi dari tempat tinggal / kantor yang dekat dengan
StarbucksCoffeeDjakarta Theatre itu sendiri. Adapun yang tidak setuju diduga
dikarenakan mereka orang dari karyawan dari daerah atau gedung perkantoran
lain yang baru pertama kali datang ke Djakarta Theatre.
62
Tabel 4.15
Tanggapan responden terhadap sikap para barista yang ramah dan sopan
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 0 0,0
Tidak setuju 2 2,0
Setuju 71 71,0
Sangat Setuju 27 27,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.15, maka dapat dilihat bahwa yang menyatakan
Setuju berjumlah 71 orang, kemudian disusul dengan responden yang
menyatakan Sangat Setuju berjumlah 27 orang, sedangkan yang menyatakan
Tidak Setuju sebanyak 2 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa sikap yang
ditunjukkan para barista terhadap pelanggannya ramah dan sopan, sehingga
para pelanggan pun merasa betah dan sangat diperhatikan. Adapun yang
menyatakan tidak setuju diduga dikarenakan mereka sedang dilayani oleh para
Barista in Training yang baru belajar dalam melayani customer dan masih
beradaptasi dengan lingkungan kerja Barista tersebut.
63
Tabel 4.16
Tanggapan responden terhadap pemberian pelayanan para barista sesuai
dengan harapan anda
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 0 0,0
Tidak setuju 4 4,0
Setuju 71 71,0
Sangat Setuju 25 25,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.16 maka dapat dilihat bahwa yang menyatakan
Setuju berjumlah 71orang, kemudian disusul dengan responden yang
menyatakan Sangat Setuju berjumlah 25 orang, sedangkan yang menyatakan
Tidak Setuju sebanyak 4 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa pada
kenyataannya pelayanan yang diberikan para Barista di Starbucks
CoffeeDjakarta Theatre sangat baik. Mereka yang menyatakan Setuju karena
mereka mempunyai pengalaman yang sangat berarti. Sebagai contoh,
terkadang pelanggan menjatuhkan minuman sudah dibelinya, padahal tamu
tersebut belum sempat menikmatinya, secara refleks para Barista yang ada
langsung membantu dan membuat minuman baru untuk customer tersebut
tanpa perlu membayar lagi. Pelanggan terkadang terkejut dan tetap memaksa
untuk membayar tetapi akan merasa sangat dihargai setelahnya. Adapun yang
64
menyatakan tidak setuju diduga dikarenakan mereka sedang dilayani oleh para
Barista in Training yang baru belajar dalam melayani customer dan masih
beradaptasi dengan lingkungan kerja Barista tersebut.
B. Harga
Harga dipandang penting, dimana harga juga dapat mempengaruhi
kedatangan customer. Disini dilihat dari segi Harga Produk itu sendiri dan
terjangkaunya harga produk – produk yang ditawarkan Starbucks Coffee,
Djakarta Theatre.
Berikut ini 2 ( dua ) pernyataan yang berisi tanggapan responden
mengenai harga.
Tabel 4.17
Tanggapan responden terhadap harga yang ditawarkan sesuai dengan
produk yang disajikan.
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 0 0,0
Tidak setuju 14 14,0
Setuju 64 64,0
Sangat Setuju 22 22,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
65
Berdasarkan tabel 4.17 diatas, dapat dilihat bahwa yang menyatakan
Setuju berjumlah 64 orang, kemudian disusul dengan responden yang
menyatakan Sangat Setuju berjumlah 22 orang, sedangkan yang menyatakan
Tidak Setuju sebanyak 14 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa produk yang
dijual di Starbucks Coffee rasanya sesuai harapan konsumen dan berkualitas
tinggi sehingga mereka tidak keberatan untuk membayar dengan harga dari
masing – masing produk tersebut. Adapun yang tidak setuju diduga mereka
adalah customer yang sudah mempunyai kopi kesukaan mereka sendiri yang
memiliki harga lebih murah dibandingkan Starbucks Coffee.
Tabel 4.18
Tanggapan responden terhadap harga makanan dan minuman di
Starbucks Coffee terjangkau untuk semua kalangan
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 2 2,0
Tidak setuju 34 34,0
Setuju 40 40,0
Sangat Setuju 24 24,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
66
Berdasarkan tabel 4.18 diatas, dapat diketahui bahwa yang
menyatakan Setuju berjumlah 40 orang, kemudian disusul dengan responden
yang menyatakan Tidak Setuju berjumlah 34 orang, sedangkan yang
menyatakan Sangat Setuju berjumlah 12 orang dan disusul dengan responden
yang menyatakan Sangat Tidak Setuju berjumlah 2 orang. Hal ini dapat
diartikan bahwa harga ,makanan dan minuman di Starbucks Coffeememiliki
harga yang dapatdijangkau hampir semua kalangan menengah keatas.
C. Tempat
Tempat merupakan proses saluran perdagangan yang mengadakan
proses pemindahan atau penyampaian barang dan jasa dari produsen ke
konsumen. Tempat juga merupakan unsur dari marketing mix yang
berpengaruh terhadap kedatangan customer. Dalam penelitian ini dilihat
tentang letak Starbucks CoffeeDjakarta Theatre dan kenyamanan yang
diberikan dari Starbucks CoffeeDjakarta Theatre.
67
Berikut ini ada 2 ( dua ) pernyataan yang berisi tanggapan responden
mengenai tempat.
Tabel 4.19
Tanggapan responden terhadap Letak Starbucks Coffee, Djakarta
Theatre sangat strategis
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 2 2,0
Tidak setuju 3 3,0
Setuju 63 63,0
Sangat Setuju 32 32,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.19 diatas, dapat dilihat bahwa yang menyatakan
Setuju berjumlah 63 orang, kemudian disusul dengan responden yang
menyatakan SangatSetuju berjumlah 32 orang, sedangkan yang menyatakan
Tidak Setuju sebanyak 3 orang, lalu yang menyatakanSangat Tidak Setuju
berjumlah 2 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa letak dari Starbucks
coffeeDjakarta Theatre yang terletak bersebelahan dengan gedung
perkantoranSkyline Building ( Menara Cakrawala ),yang sangat terlihat jelas
ketika para pekerja kantor keluar dari gedung dan juga dekat dengan hotel di
sekitar Skyline Building (Menara Cakrawala ). Adapun yang tidak setuju
68
diduga dikarenakan mereka adalah pendatang yang mengadakan meeting
disana dan berjauhan dengan kantor mereka ataupun tempat tinggal mereka.
Tabel 4.20
Tanggapan responden terhadap Kenyamanan saat berada di dalam
Starbucks Coffee, Djakarta Theatre
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 1 1,0
Tidak setuju 3 3,0
Setuju 70 70,0
Sangat Setuju 26 26,0
JUMLAH 100 100.0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.20, dapat dilihat bahwa yang menyatakan Setuju
berjumlah 70 orang, kemudian disusul dengan responden yang menyatakan
Sangat Setuju berjumlah 26 orang, sedangkan yang menyatakan Tidak Setuju
sebanyak 3 orang, lalu yang menyatakan Sangat Tidak Setuju berjumlah 1
orang. Hal ini dapat diartikan bahwa suasana di Starbucks CoffeeDjakarta
Theatre sangat nyaman baik dari interior dan design ruang bangunan tersebut
maupun suasana yang hangat yang diciptakan oleh para Barista yang bekerja
di Starbucks itu sendiri serta ditemani alunan musik yang khas dari Starbucks
Coffee. Adapun yang menyatakan tidak setuju diduga mereka tidak cocok
69
dengan interior atau eksterior yang ada di Starbucks CoffeeDjakarta Theatre
ataupun tidak menyukai alunan musik yang ada di sana.
D. Promosi
Salah satu alat yang digunakan untuk mendatangkan customer adalah
promosi. Dimana promosi merupakan alat untuk memberikan informasi
sekaligus mempengaruhi konsumen untuk mengadakan pembelian.
Berikut ini ada 4 ( empat ) pernyataan yang berisi tanggapan
responden mengenai promosi :
Tabel 4.21
Tanggapan responden terhadap “ Pengetahuan pelanggan terhadap
Starbucks Coffee, Djakarta Theatre melalui Media Sosial ”
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 3 3,0
Tidak setuju 17 17,0
Setuju 56 56,0
Sangat Setuju 24 24,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.21 diatas, dapat dilihat bahwa yang menyatakan
Setuju berjumlah 56 orang, kemudian disusul dengan responden yang
menyatakan Sangat Setuju berjumlah 24, sedangkan yang menyatakan Tidak
Setuju berjumlah 17 orang, lalu yang menyatakan Sangat Tidak Setuju
70
berjumlah 3 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa para konsumen yang datang
tahu tentang Starbucks CoffeeDjakarta Theatre dari media sosial. Dan
Starbucks Coffeesering melakukan promosi melalui media sosial.
Tabel 4.22
Tanggapan responden terhadap “ Promosi minuman yang ditawarkan
Starbucks Coffee beragam dan menarik “
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 0 0,0
Tidak setuju 12 12,0
Setuju 64 64,0
Sangat Setuju 24 24,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.22, dapat dilihat bahwa yang menyatakan Setuju
berjumlah 64 orang, kemudian disusul dengan responden yang menyatakan
Sangat Setuju berjumlah 24 orang, sedangkan yang menyatakan Tidak Setuju
berjumlah 12 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa Promosi yang ditawarkan
sangat beragam dan menarik, Karena Starbucks Coffee selalu membuat
program buy 1 get 1dan penawaran harga spesialuntuk minuman terbaru yang
ditentukan di setiap season/ musimnya seperti New Year Eve,Valentine Day,
Independence Day, Autumn, Ramadhan, Christmas Day dan General Election.
Adapun yang tidak setuju dikarenakan mereka sangat suka dengan image
71
Starbucks yang elegant dan terlihat prestige, tetapi ketika melihat Starbucks
melakukan promosi mereka kurang setuju karena terlihat bahwa Starbucks itu
murah dan tidak elegant lagi.
Tabel 4.23
Tanggapan responden terhadap “ Pengetahuan para barista mampu
memberikan penjelasan yang tepat atas pertanyaan anda”
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 0 0,0
Tidak setuju 11 11,0
Setuju 55 55,0
Sangat Setuju 34 34,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.23 diatas dapat dilihat bahwa yang menyatakan
Setuju berjumlah 55 orang, kemudian disusul dengan responden yang
menyatakan Sangat Setuju berjumlah 34 orang, sedangkan yang menyatakan
Tidak Setuju sebanyak 11 orang. Hal ini dapat diartikan bahwa sudah
seharusnya barista mengetahui dan dapat menjawab pertanyaan apapun
tentang produk atau berkenaan dengan hal lainnya. Adapun yang tidak setuju
diduga mereka sedang dilayani Barista in Training yang baru belajar dan
masih banyak bertanya kepada seniornya.
72
Tabel 4.24
Tanggapan responden terhadap “ Anda akan merekomendasikan
Starbucks Coffee, Djakarta Theatre kepada orang lain “
Jawaban Jumlah Responden Presentase
Sangat tidak setuju 1 1,0
Tidak setuju 3 3,0
Setuju 61 61,0
Sangat Setuju 35 35,0
JUMLAH 100 100,0
Sumber : Data Primer ( diolah )
Berdasarkan tabel 4.24, dapat dilihat bahwa yang menyatakan Setuju
berjumlah 61 orang, kemudian disusul dengan responden yang menyatakan
Sangat Setuju berjumlah 35 orang, sedangkan yang menyatakan Tidak Setuju
sebanyak 3 orang, lalu yang menyatakan Sangat Tidak Setuju berjumlah 1
orang. Hal ini dapat diartikan bahwa para konsumen yang pernah datang
sebagian besar akan merekomendasikan Starbucks CoffeeDjakarta Theatre
kepada teman / keluarga dan rekan kerja. Hal ini mungkin dikarenakan mereka
yang datang mendapatkan kesan yang baik dan puas dengan bentuk pelayanan
yang diberikan oleh para barista serta nyaman dengan suasana dari bangunan
Starbucks CoffeeDjakarta Theatre itu sendiri. Adapun yang tidak setuju
mungkin dikarenakan mereka sudah mempunyai Starbucks Coffee pilihan
73
mereka sendiri dan mereka merekomendasikan Starbucks Coffee tersebut
kepada kerabat mereka.
Untuk menjawab rumusan masalah deskriptif unsur – unsur marketing mix
mana yang dominan terhadap kedatangan customer ke Starbucks
CoffeeDjakarta Theatre, maka pertama –tama ditentukan terlebih dahulu skor
ideal / sketarium. Skor ideal adalah skor yang ditetapkan dengan asumsi bahwa
setiap responden pada pernyataan memberi jawaban dengan skor tertinggi.
Sugiyono ( 2003 : 204 ). Selanjutnya untuk menjawab rumusan masalah
tersebut, dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah skor hasil penelitian
dengan skorideal.
Keterangan :
Jumlah responden = n = 100
Skor tertinggi = 4
Skor ideal = Skor tertinggi x jumlah instrument x n
Nilai variabel = Total skor ( tabel 4.25 ) : Skor ideal
74
1. Skor ideal / Kriterium untuk produk
Skor tertinggi = 4 poin, jumlah instrumen = 5 poin, jumlah responden
= 100 orang
Jadi skor ideal dari produk adalah 4 x 5 x 100 = 2000
2. Skor ideal / Kriterium untuk Harga
Skor tertinggi = 4 poin, jumlah instrument = 2 poin, jumlah responden
= 100orang
Jadi skor ideal dari produk adalah 4 x 2 x 100 = 800
3. Skor ideal / Kriterium untuk Tempat
Skor tertinggi = 4 poin, jumlah instrument = 2 poin, jumlah responden
= 100 orang
Jadi skor ideal dari produk adalah 4 x2 x 100 = 800
4. Skor ideal / Kriterium untuk Promosi
Skor tertinggi = 4 poin, jumlah instrument = 4 poin, jumlah responden
100 orang
Jadi skor ideal dari promosi adalah 4 x 4 x 100 = 1600
75
Tabel 4.25
Nilai variabel Marketing Mix yang paling dominan terhadap kedatangan
customer
No
Variabel
Jumlah
Instrumen
Total
skor
Skor
ideal
Nilai
variabel
Persentase
(%)
1 Produk 5 poin 1641 2000 0.82 82 %
2 Harga 2 poin 596 800 0.74 74 %
3 Tempat 2 poin 647 800 0.80 80 %
4 Promosi 4 poin 1252 1600 0.78 78 %
Berdasarkan data yang terkumpul setelah dihitung, bahwa jumlah skor
variabel produk yang diperoleh melalui pengumpulan data adalah 1641 ( tabel
4.25 ). Dengan demikian nilai produk dalam mempengaruhi datangnya
customer = 1641 : 2000 ( skor ideal ) = 0.82 = 82 % dari yang diharapkan.
Jadi nilai produk dalam mempengaruhi datangnya customer = 82 % dari hasil
yang diharapkan 100 %.
Jumlah skor variabel tempat yang diperoleh melalui pengumpulan data
adalah 647 (tabel 4.25 ). Dengan demikian nilai tempat dalam mempengaruhi
datangnya customer = 647 : 800 ( skor ideal ) = 0.80 = 80 % dari yang
diharapkan. Jadi nilai tempat dalam mempengaruhi datangnya customer =
80% dari hasil yang diharapkan 100 %.
76
Jumlah skor variabel harga yang diperoleh melalui pengumpulan data
adalah 596 ( tabel 4.25 ). Dengan demikian nilai harga dalam mempengaruhi
datangnya customer = 596 : 800 ( skor ideal ) = 0.74 = 74 % dari yang
diharapkan. Jadi nilai harga dalam mempengaruhi datangnya customer = 74 %
dari hasil yang diharapkan 100 %.
Jumlah skor variabel promosi yang diperoleh melalui pengumpulan
data adalah 1252 ( tabel 4.25 ). Dengan demikian nilai promosi dalam
mempengaruhi datangnya customer = 1252 : 1600 ( skor ideal ) = 0,78 = 78 %
dari yang diharapkan. Jadi nilai promosi dalam mempengaruhi datangnya
customer = 78% dari hasil yang diharapkan 100 %.
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari keseluruhan semua data yang telah dikumpulkan dalam penelitian
ini, dianalisis dan perhitungan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengunjung Starbucks Coffee, Djakarta Theatre didominasi oleh kalangan
pekerja / karyawan muda yang berusia 25 – 30 tahun dimana dikalangan
mereka datang karena lokasi kantor mereka yang dekat dengan Starbucks
Coffee,sehingga biasanya mereka mengadakan meeting baik antar divisi
internal ataupun dengan klien dengan penghasilan mereka yang relatif besar
yang mencukupi mereka untuk mengunjungi / datang ke Starbucks Coffee
Djakarta Theatre hingga diatas >5 kali dalam seminggu.
2. Dari data deskriptif yang diteliti, terdapat nilai rata –rata tertinggi yang
paling mempengaruhi datangnya customer ke Starbucks CoffeeDjakarta
Theatre yaitu 82 %. Dalam hal ini adalah Produk. Hal ini dikarenakan image
Starbucks Coffee yang sudah ada dikenal oleh masyarakat..
77
3. Faktor Tempat yang memang hanya mempunyai perbedaan sedikit dengan
faktor tempat yaitu sebesar 80 % yang merupakan faktor tertinggi kedua
yang berpengaruh terhadap kedatangan customer. Selain itu masih ada
faktor marketing mix lainnya seperti promosi. Dalam penelitian ini promosi
mempunyai presentase sebesar 78 % Faktor harga yang merupakan yang
paling rendah yang mempunyai nilai presentase sebesar 74 %
Dengan demikian faktor Produk merupakan faktor yang paling
mempengaruhi customer Starbucks Coffee Djakarta Theatre untuk datang
berkunjung ke Starbucks Coffee Djakarta Theatre.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka dalam penelitian ini dapat diberikan saran
– saran khususnya bagi pihak manajemen Starbucks Coffee adalah sebagai
berikut:
1. Mempertahankan kualitas produk yang ada serta berinovasi untuk
menciptakan jenis produk baru.
2. Mempertahankan dan meningkatkan kenyamanan tempat, sehingga
lebihbanyak lagi customer yangdatang.
78
3. Menambah promosi yang lebih menarik untuk minuman dan makanan
sehingga customer yang datang dapat meningkat.
Top Related