8/18/2019 BAB I CC KGD
1/4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu tenaga
kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan kesehatan. Walaupun pengetahuan semakin berkembang tapi
bisa saja dalam menangani suatu penyakit tidak begitu efisien, apalagi dengan pasien
post operasi harus memerlukan penanganan yang berkompetent.
Perforasi gastrointestinal adalah penyebab umum dari akut abdomen.
Penyebabnya antara lain yaitu ulkus peptik, inflamasi divertikulum kolon sigmoid,
trauma, perubahan pada kasus penyakit Crohn, kolitis ulserasi, dan tumor ganas.
Perforasi dapat terjadi di rongga abdomen (perforatio libera) atau adesi kantung
buatan (perforatio tecta) ( lack dan !a"ks, #$%&).
Perforasi terjadi apabila isi dari kantung masuk ke dalam kavum abdomen,
sehingga menyebabkan terjadinya peritonitis. Contohnya seperti pada kasus perforasi
gaster atau perforasi duodenum. 'elain itu, %$ % * pasien yang didiagnosa
divertikulitis akut akan berkembang menjadi perforasi. Pasien biasanya akan datang
ke tempat pera"atan dengan gejala peritonitis umum. +adar mortalitas secara
relatifnya tinggi yaitu hampir #$ &$ *. +ebanyakkan disebabkan oleh komplikasi
seperti syok septik kegagalan multi organ ('melt er dan are, #$$#).'alah satu cara penanganan pada pasien dengan perforasi gaster adalah dengan
pembedahan laparotomy, penyatatan pada dinding abdomen. -aparotomi adalah suatu pembedahan yang dilakukan pada bagian abdomen untuk mengetahui suatu gejala
dari penyakit yang diderita oleh pasien, suatu lokasi yang mungkin untuk dilakukan
tindakan laparotomy ('melt er dan are, #$$#). Pada pasien post operasi laparatomi
seorang pasien memerlukan pera"atan yang maksimal demi mempercepat proses
kesembuhan luka pasca bedah bahkan penyembuhan fisik pasien itu sendiri.
Pengembalian fungsi fisik pasien post op laparatomi dilakukan segera setelah operasi
dengan latihan napas dan batuk efektf, latihan mobilisasi dini ( lack dan !a"ks,#$%&).
8/18/2019 BAB I CC KGD
2/4
'etiap prosedur pembedahan harus menjalani anestesi dan melalui tahap pasca
bedah, maka setiap pasien yang selesai menjalani operasi dengan anestesi umum
maupun anestesi regional terlebih dahulu dira"at di ruang pemulihan sebelum pindah
ke ruang pera"atan atau langsung dira"at di ruang intensif. /ase pasca operatif bisa
terjadi kega"atan, sehingga perlu pengamatan serius dan harus mendapat bantuan
fisik dan psikologis sampai kondisi umum stabil. 0alam manajemen postoperatif,
mempertahankan denyut jantung dan tekanan darah dalam batas normal akan
memberikan hasil yang optimal pada pasien selama masa pemulihan ( lack dan
!a"ks, #$%&).1indakan operasi atau pembedahan selain dapat menimbulkan nyeri, trauma,
juga dapat menimbulkan gejala kardiovaskuler berupa peningkatan tekanan darah,
peningkatan laju jantung dan disritmia. !al ini dikaitkan dengan respon stress dan
refle2 simpatis yang berlebihan. 3espon fisiologis terhadap nyeri meliputi stimulus
simpatik4 dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate, peningkatan heart
rate, vasokonstriksi perifer, peningkatan nilai gula darah, diaphoresis, peningkatan
kekuatan otot, dilatasi pupil, dan penurunan motilitas gastro intestinal. 5nestesi
mengubah atau memodifikasi respon stress, yang dapat diubah lebih lanjut dengan
menggunakan teknik seperti anestesi lokal ataupun penggunaan opium dosis tinggi.
'elama anestesi, denyut jantung dan tekanan darah dipertahankan dalam batas normal.'ebagian besar pasien akan mentolerir denyut jantung pasca operasi antara $ hingga
%$$ denyut jantung per menit. 6ntervensi pembedahan seperti laparotomi
meningkatkan perubahan yang signifikan pada laju jantung dan parameter variabilitas
laju jantung menunjukkan aktivasi simpatik dan nyeri yang berlangsung selama #&
jam ( lack dan !a"ks, #$%&). Pada pasien post operasi laparotomy dapat
menyebabkan depresi pernafasan kemudian saturasi menurun atau tidak sadar karena
pengaruh anestesi perlu manajemen pernafasan dengan cara pemasangan Endotracheal Tube (ET). Menurut !arsono (#$$ ) pemasangan Endotracheal Tube
(ET) yang bertujuan untuk memberikan bantuan hidup dasar yaitu airway (jalan
nafas) sehingga oksigenasi masuk kedalam tubuh cukup. 5ngka kejadian di 6ndonesia menunjukkan kasus laparotomy meningkat dari
%7# kasus pada tahun #$$ menjadi 89: kasus pada #$$7 dan %#9% kasus pada tahun
#$$; (0epkes 36, #$$;). 5ngka kejadian di 3umah 'akit !. 5dam Malik Medan
menunjukkan semakin tingginya angka terapi pembedahan abdomen tiap tahunnya,
8/18/2019 BAB I CC KGD
3/4
pada tahun #$$9 terdapat %;# kasus laparotomy, lalu pada tahun #$$8 terdapat %9#
kasus pembedahan laparotomy.erdasarkan latar belakang diatas kelompok tertarik untuk melakukan
penyusunan makalah dengan kasus
8/18/2019 BAB I CC KGD
4/4
5nggota kelompok melakukan pengkajian menyeluruh, meliputi4 identitas klien,
keluhan utama, ri"ayat penyakit dahulu, ri"ayat penyakit keluarga, ri"ayat
psikologis, ri"ayat alergi, pemeriksaan fisik sistem, dan pemeriksaan penunjang
beserta hasilnya.&. 5nalisa kasus
5nggota kelompok mendiskusikan adanya keterkaitan atau kesenjangan antara
teori dan praktik di lapangan terkait proses kepera"atan pada klien post
laparotomy e.c. perforasi gaster.. Proses pelaksanaan tindakan kepera"atan
5nggota kelompok melakukan intervensi pada klien post laparotomy e.c. perforasi
gaster.7. Penyimpulan
5nggota kelompok menyimpulkan pembahasan masalah yang telah dibuat.
0aftar Pustaka
lack, @oyce M. D @ane !okanson !a"ks. (#$%&). Keperawatan Medikal Bedah Mana emen Klinis !ntuk "asil yang #iharapkan Edisi $ Bahasa %ndonesia. 'ingapura4 Blsevier inc.
'melt er D are. (#$$#). Buku & ar Keperawatan Medical Bedah, Edisi $ 'olume . @akarta4B>C.
0epkes 36. (#$$;). Keperawatan #asar uangan. @akarta.
!arsono. (#$$ ). Buku & ar Tentang %ntubasi. @akarta4 B>C.
Mubarak. (#$$9). &suhan Keperawatan #asar Manusia Teori dan &plikasi dalam *raktek. @akarta4 B>C.