46
BAB IV Tujuan, Konsep, Skenario, Strategi dan Rencana
4.1 Tujuan Perencanaan Wilayah Kecamatan Pracimantoro memiliki banyak potensi di
bidang pertanian, sumber daya alam dan pariwisata. Pada bidang pertanian, Kecamatan Pracimantoro memiliki komoditas pertanian berupa padi gogo, jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu dan hasil pertanian lainnya. Pada potensi sumber daya alam, Kecamatan Pracimantoro memiliki kawasan karst lebih dari 82,09 km2 dimana dari potensi tersebut bermunculan objek-objek pariwisata seperti Museum Karst di Desa Gerbangharjo, Goa Putri Kencono, Goa Sodong, Goa Song Tembus, Goa Song Gilap, Goa Tingkir, Goa Seban, Sendang Beton, Telaga Kenanga, Telaga Mudal dan Telaga Berhala.
Selain potensi, terdapat pula berbagai masalah di Kecamatan Pracimantoro yang akhirnya merujuk pada satu masalah utama yaitu “Kondisi Internal Kecamatan Pracimantoro Yang Kurang Mendukung Perkembangan Kecamatan Pracimantoro Sebagai Secondary Hub”. Berbagai masalah yang menjadi penyebab timbulnya masalah utama tersebut antara lain terjadinya leakage tenaga kerja, Kerusakan jalan yang menghambat mobilisasi
dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan Pracimantoro, kondisi alam Kecamatan Pracimantoro yang didomonasi oleh kars sehingga memerlukan pendekatan khusus terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase, Kurangnya ketersediaan air bersih di Kecamatan Pracimantoro baik untuk konsumsi ataupun pertanian serta Potensi wisata yang belum berkembang secara optimal. Karena adanya permasalahan-permasalahan tersebut, Kecamatan Pracimantoro belum mampu atau belum siap menjadi Secondary Hub.
Berdasarkan potensi dan permasalahan yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro munculah suatu tujuan perencanaan untuk menyelesaikan permasalah sekaligus memanfaatkan potensi yang bisa mendukung pengembangan Kecamatan Pracimantoro ke arah yang lebih baik. Tujuan ini merupakan tujuan yang akan dicapai untuk mengatasi permasalahan yang dimiliki sekaligus untuk menonjolkan potensi yang dimiliki oleh Kecamatan Pracimantoro.
47
Tujuan perencanaan Kecamatan Pracimantoro adalah “KECAMATAN PRACIMANTORO SEBAGAI SECONDARY HUB TAHUN 2024”. Tujuan ini diambil untuk menyelesaikan permasalahan utama Kecamatan Pracimantoro yang belum bisa menjadi secondary hub yang pada kenyataannya kecamatan ini memiliki potensi untuk menjadi seperti demikian. Kecamatan Pracimantoro menjadi secondary hub, karena menjadi wilayah yang dilalui oleh JJLS yang merupakan Jalan Jalur Lingkar Selatan yang merupakan penghubung DIY, Jawa Timur dan Jawa Tengah, serta menjadi kota transit. Selain itu, dilihat dari potensi pariwisata yang sangat baik untuk dikembangkan menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub yang tidak hanya menjadi kota penghubung, namun juga mampu menjadi salah satu tempat persingahan bagai commuter karena memiliki destinasi wisata. Oleh karena itu, Kecamatan Pracimantoro akan dikembangkan dengan konsep LOCAL AND COMMUNITY DRIVEN DEVELOPMENT (LCDD)” yang akan berfokus pada sektor pariwisata.
Untuk mendukung Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub, maka kawasan perkotaan Pracimantoro diarahakan untuk dapat menjadi pusat perkotaan Kecamatan Pracimantoro yang
mampu melayani kawasan perkotaannya sendiri ataupun wilayah lain dengan lingkup yang lebih luas karena menjadi kota penghubung kedua. Dilihat dari letak geografisnya yang berada di sebelah selatan Kabupaten Wonogiri dengan berbagai potensi yang ia miliki, maka kawasan perkotaan Pracimantoro diharapkan dapat menjadi pusat pelayanan di Bagian Selatan Bagian Selatan Kabupaten Wonogiri. Oleh karena itu, Kecamatan Pracimantoro harus memberikan pelayanan yang optimal sebagai Secondary Hub, sehingga dilakukan pendekatan dengan konsep Kota Terpadu Mandiri untuk membantu tujuan tersebut.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dilakukan pengkajian dari berbagai aspek, baik karakteristik fisik, perekonomian, kependudukan serta sosial Kecamatan Pracimantoro, dimana dikaji dari segi agregat dan intra. Berdasarkan pengkajian tersebut, ditentukan bahwa sektor utama yang diambil dan akan menjadi sektor utama yang akan dikembangkan guna kemajuan Kecamatan Pracimantoro adalah sektor pertanian dan pariwisata. Kedua sektor tersebut mejadi sektor utama karena sektor pertanian merupakan sektor basis Kecamatan Pracimantoro, sedangkan sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki prospek yang bagus kedepannya.
48
Untuk mewujudkan tujuan perencanaan tersebut terdapat beberapa sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024, yaitu :
Terwujudnya masyarakat yang berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor ekonomi khususnya sektor pariwisata dan sektor pertanian. Terciptanya lapangan pekerjaan bagi penduduk Kecamatan Pracimantoro dan sekitarnya dengan mengoptimalkan pengembangan potensi yang dimiliki. Terkelolanya Potensi Pariwisata di Kecamatan Pracimantoro dengan baik diikuti dengan luasnya promosi pariwisata. Terselesaikannya pembangunan Jalur jalan lingkar selatan guna mendukung Pracimantoro menjadi “HUB” 3 Provinsi. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang memenuhi standar bagi kegiatan penduduk Kecamatan Pracimantoro. Terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro oleh Kawasan Perkotaan Pracimantoro secara merata.
Sasaran-sasaran pendukung keberhasilan tujuan perencanaan diatas memiliki beberapa justifikasi. Justifikasi dari sasaran yang akan dicapai pada tahun 2024 sebagai berikut:
1. Terwujudnya masyarakat yang berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor ekonomi. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam pengembangan suatu wilayah. Kualitas serta kuantitas sumber daya manusianya lah yang menentukan hal tersebut. Oleh karena itu, masyarakat Kecamatan Pracimantoro diarahkan untuk menjadi masyarakat yang aktif dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, kreatif dalam ide-ide usaha serta memiliki ide-ide yang inovatif dan dapat diterima masyarakat luas, tidak hanya masyarakat Kecamatan Pracimantoro, sehingga nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang secara tidak langsung juga akan meningkatkan taraf hidup (kondisi perekonomian) penduduk Kecamatan Pracimantoro.
2. Terciptanya lapangan pekerjaan bagi penduduk Kecamatan Pracimantoro dan sekitarnya dengan mengoptimalkan pengembangan potensi yang dimiliki. Masalah leakage tenaga kerja merupakan salah satu hal yang tidak bisa
49
disepelekan. Kebocoran tenaga kerja yang terjadi di kecamatan Pracimantoro terjadi karena 2 hal, banyak pedagang luar Kecamaan Pracimantoro yang berjualan di Pasar Pracimantoro sehingga pedagang asli menjadi kalah saing, serta kurangnya lapangan sehingga sebagian masyarakat pergi ke luar untuk mencari pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan lapangan pekerjaan baru bagi Kecamatan Pracimantoro dengan mengoptimalkan potensi yang ia miliki.
3. Terkelolanya Potensi Pariwisata di Kecamatan Pracimantoro dengan baik diikuti dengan luasnya promosi pariwisata. Potensi pariwisata yang dimiliki Kecamatan Pracimantoro begitu beragam dimana semua potensi pariwisata tersebut merupakan wisata alam yang harus dijaga kelestariannya. Namun sayangnya potensi pariwisata yang begitu besar ini belum diptimalkan pengelolaan serta promosinya, baik oleh pihak pengelola ataupun dari pihak masyarakat. Pengelolaan serta promosi merupakan cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan eksistensi pariwisata dimana diharapkan juga dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung.
4. Terselesaikannya pembangunan Jalur jalan lingkar selatan guna mendukung Pracimantoro menjadi “HUB” 3 Provinsi. JJLS merupakan jalan utama penghubung 3 provinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah dan DIY. Keberadaan JJLS ini memberi pengaruh yang besar terhadap pengembangan Kecamatan Pracimantoro sebagi HUB 3 Provinsi dimana akan sering dilalui oleh orang luar yang secara langsung dapat memunculkan berbagai aktivitas ekonomi di sepanjang JJLS dan nantinya diharap dapat memberikan kontribusi langsung dalam peningkatan perekonomian Kecamatan Pracimantoro. Pembangunan JJLS sebenarnya telah dilaksanakan oleh pemerintah Kab. Wonogiri, namun belum selesai. Oleh karena itu, pembangunan JJLS ini ditargetkan akan selesai pada tahun 2024.
5. Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang memenuhi standar bagi kegiatan penduduk Kecamatan Pracimantoro. Kondisi jalan yang sebagian besar rusak serta kondisi alam yang didominasi bentang alam kars sehingga membutuhkan pendekatan khusus dalam penyediaan TPS, TPA dan drainase dan kurangnya kurangnya ketersediaan air bersih konsumsi dan pertanian menjadi salah beberapa hal yang cukup menghambat
50
pengembangan Kecamatan Pracimantoro menjadi secondary hub ditahun 2024. Selain permasalahan tersebut, kualitas dan kuantitas sarana sesuai standar juga patut diperhitungkan mengingat pertumbuhan penduduk Kecamatan Pracimantoro yang akan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tehunnya. Oleh karena itu, penyediaan sarana prasarana yang sesuai standar dibutuhkan oleh Kecamatan Pracimantoro ini.
6. Terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro oleh Kawasan Perkotaan Pracimantoro secara merata. Sebagai pusat pelayanan di Kecamatan Pracimantoro, Kawasan Perkotaan Pracimantoro belum melayani desa-desa di Kecamatan Pracimantoro secara merata. Pelayanan disini meliputi pelayanan air bersih, distribusi barang dan jasa dan kualitas sarana pendukung kegiatan pracimantoro, sehingga terjadi disparitas di beberapa desa. Dengan terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro diharap dapat mendukung terbentuknya Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub tanpa disparitas di dalam wilayah Kecamatan Pracimantoro
4.2 Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep Perencanaan Berdasarkan tujuan dan sasaran wilayah serta perkotaan
dalam pengembangan Kecamatan Pracimantoro, tercetuslah konsep dalam melakukan pengembangan Kecamatan Pracimantoro sehingga Kecamatan dapat menjadi Secondary Hub City. Konsep ini dibedakan menjadi konsep wilayah dan perkotaan dimana saling mendukung satu sama lain. 4.2.1 Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep Perencanaan
Wilayah a. Konsep
Adapun konsep untuk mencapai tujuan perencanaan perencanaan wilayah “Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub City tahun 2024” yang diterapkan dalam mengatasi permasalahan “Kondisi Internal Kecamatan Pracimantoro Yang Kurang Mendukung Perkembangan Kecamatan Pracimantoro Sebagai Secondary Hub” yang didorong oleh beberapa penyebab yaitu terjadinya terjadinya leakage tenaga kerja, Kerusakan jalan yang menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan Pracimantoro, kondisi alam Kecamatan Pracimantoro yang didomonasi oleh kars sehingga memerlukan pendekatan khusus
51
terkait penyediaan TPA dan jaringan drainase. Kurangnya ketersediaan air bersih di Kecamatan Pracimantoro baik untuk konsumsi ataupun pertanian serta potensi wisata yang belum berkembang secara optimal yaitu dengan dilakukan pendekatan perencanaan berkelanjutan konsep “LOCAL AND COMMUNITY DRIVEN DEVELOPMENT (LCDD)”. Konsep Ini menekankan pada pemberian control atas keputusan dalam pembangunan dan sumberdaya kepada kelompok masyarakat dan perwakilan pemerintah daerah. Masyarakat meneriman dana, memutuskan penggunaannya, merencanakan dan melaksanakan proyek – proyek lokal yang dipilih, dan memantau penyediaan (barang dan jasa yang dihasilkan dari proyek tersebut. Konsep ini dapat meningkatkan pendapatan dan pemberdayaan masyarakat serta mengurangi kemiskinan. Pendekatan berkelanjutan digunakan agar setelah batas tahun perencanaan yaitu tahun 2024, konsep ini masih tetap dapat dilanjutkan untuk mengembangkan Kecamatan Pracimantoro.
LCDD akan mengembangkan sektor basis guna kemajuan Kecamatan Pracimantoro, dimana sektor basis tersebut yaitu sektor pertanian dan pariwisata. Terdapat pendekatan khusus untuk sektor pariwisata dengan communities based eco-tourism. Pendekatan khusus ini untuk mendukung Pracimantoro sebagai secondary hub sehingaa selain menjadi daerah transit juga
dapat mengembangkan wilayah dengan potensi pariwisata yang dimiliki (pendatang dapat transit dan berwisata). Hal ini mengacu pada komunitas atau masyarakat dalam pengembangan pariwisata karena dengan demikian dapat memunculkan sense of belonging dan kesadaran akan kecamatan mereka sendiri yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kondisi lingkungan yang dampaknya positivenya dapat dirasakan oleh masyarakat sendiri. Kecamatan Pracimantoro dengan bentang alam yang luas akan menjadi daya tarik pariwisata yang potensial, sehingga menciptakan masyarakat yang meningkatkan pengembangan dan promosi pariwisata yang berpusat pada pemahaman maupun kualitas masyarakat sendiri sehingga masyarakat dapat mengelola potensi-potensi yang ada dengan mandiri.
Konsep tersebut diharapkan mampu menyelesaikan dan mengatasi masalah-masalah di kecamatan Pracimantoro. Konsep LCDD akan membantu mengatasi masalah-masalah yang ada di Kecamatan Pracimantoro sehingga masalah utama akan terselesaikan secara tidak langsung. Dengan konsep LCDD maka akan tercipta lapangan pekerjaan bagi penduduk Pracimantoro dan sekitarnya yang mana akan mengatasi masalah leakage tenaga kerja, selain itu hasil pendapatan ataupun keuntungan dari adanya lapangan pekerjaan baru
52
maupun sektor pariwisata yang berkembang dapat didistribusikan untuk penambahan air bersih, perbaikan jalan dari swadaya masyarakat sehingga dapat mengatasi masalah kurangnya ketersediaan air bersih, penyediaan TPA dan jaringan drainase maupun terhambatnya mobilisasi (karena akses jalan). Konsep LCDD dengan pendekatan Communities Based Eco-Tourism juga dapat meningkatkan promosi objek-objek pariwisata sehingga potensi pariwisata akan cenderung berkembang. Sehingga dengan pendekatan berkelanjutan ini dapat menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai pusat lapangan pekerjaan dengan sumberdaya manusia yang berkualitas dan sektor pariwisata yang berkembang serta sarana dan prasarana yang memadai bagi Penduduk Kecamatan Pracimantoro.
Menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub berbasis LCDD dengan pendekatan Communities Based Eco-Tourism dimana pariwisata mampu menjadi penyeimbang Kecamatan Pracimantoro sebagai Secondary Hub, yang saat orang-orang melalui JJLS untuk melakukan perjalan hendaknya bisa mampir terlebih dahulu untuk menikmati indahnya alam Pracimantoro sebelum melakukan perjalanan. Selain itu juga menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai salah satu kota wisata di Kabupaten Wonogiri bahkan Jawa Tengah.
b. Indikator Keberhasilan Konsep Indikator-indikator keberhasilan digunakan dalam mencapai
tujuan perencanaan wilayah yang telah ditetapkan di Kecamatan Pracimantoro : 1) Indikator Keberhasilan “Terwujudnya masyarakat yang
berperan aktif, kreatif dan inovatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor ekonomi”. Munculnya aktivitas ekonomi baru (perdagangan dan
jasa) di sepanjang JJLS. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam
mempromosikan potensi yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro (kawasan pariwisata) sebanyak 50%.
Munculnya usaha kecil menengah yang dibangun oleh masyarakat Pracimantoro dengan mengoptimalkan sektor basis pertanian dan promosi pariwisata
Meningkatnya jumlah hasil pertanian Kecamatan Pracimantoro dan tetap menjadi penyumbang PDRB terbesar pada sektor pertanian Kabupaten Wonogiri
2) Indikator Keberhasilan “Terciptanya lapangan pekerjaan bagi penduduk Kecamatan Pracimantoro dan sekitarnya dengan mengoptimalkan pengembangan potensi yang dimiliki”. Tersedianya lapangan pekerjaan bagi penduduk di
Kecamatan Pracimantoro
53
Berkurangnya angka migrasi keluar untuk bekerja sebanyak 50%
Bertambahnya jumlah penduduk yang bekerja di bidang pariwisata Kecamatan Pracimantoro sebagai bentuk sense of belonging terhadap pariwisata Kecamatan Pracimantoro
3) Indikator Keberhasilan “Terkelolanya Potensi Pariwisata di Kecamatan Pracimantoro dengan baik diikuti dengan luasnya promosi pariwisata”. Masyarakat umum yang mengetahui keberadaan
Kawasan pariwisata di Kecamatan Pracimantoromeningkat 75%.
Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan pariwisata Pracimantoro sebesar 50%.
Meningkatkan daya tarik kawasan pariwisata Pracimantoro dengan pengelolaan dan perawatan fisik.
4) Indikator Keberhasilan “Terselesaikannya pembangunan Jalur jalan lingkar selatan guna mendukung Pracimantoro menjadi “HUB” 3 Provinsi” Pengerjaan JJLS yang selesai pada tahun 2016 dan
dapat beroperasi dengan optimal pada tahun 2024.
Pengguna jalan yang melewati JJLS meningkat sebanyak 50% pada tahun 2024
5) Indikator Keberhasilan “Tersedianya sarana dan prasarana pendukung yang memenuhi standar bagi kegiatan penduduk Kecamatan Pracimantoro “ Jumlah serta kualitas sarana pendukung kegiatan
penduduk di Kecamatan Pracimantoro yang memenuhi standar SNI.
Kondisi jaringan jalan yang tidak rusak di Kecamatan Pracimantoro meningkat 50%.
Jumlah dan kualitas prasarana pendukung di Kecamatan Pracimantoro meningkat 30%.
Kecamatan Pracimantoro memiliki TPS dan TPA sendiri Jaringan drainase permanen di Kecamatan Pracimantoro
yang meningkat 90% pada tahun 2024 Terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi seluruh
Kecamatan Pracimantoro dengan mengoptimalkan PDAM ataupun sumber mata air alami
Tersalurkannya air bersih dari sumber mata air ataupun PDAM keseluruh wilayah Kecamatan Pracimantoro
54
4.2.2 Konsep dan Indikator Keberhasilan Konsep Perencanaan Kota
a. Konsep Adapun konsep untuk mencapai tujuan perencanaan kota
“Kawasan Perkotaan Pracimantoro sebagai pusat pelayanan di bagian selatan Wonogiri tahun 2024” adalah dengan melakukan pendekatan perencanaan berkelanjutan menggunakan konsep Kota Terpadu Mandiri. Konsep Kota terpadu mandiri digunakan sebagai dasar untuk Kawasan Perkotaan Pracimantoro untuk bisa menjadi pusat pelayanan di bagian selatan Wonogiri yag mandiri dengan kualitas dan kuantitas sarana-prasarana yang memadai juga pelayanan yang baik dan dapat dirasakan oleh seluruh Kecamatan Pracimantoro.
Kota Terpadu mandiri sendiri diambil dari best practice Kawasan Kota Terpadu Mandiri Maloy yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Timur, mencakup Kecamatan Kaubun, Karangan dan Sangkuriang. Tepatnya di Teluk Sangkuriang yang termasuk dalam wilayah Agropolitan SANGSAKA (Sangkuriang - Sandaran – Kaliorang). KTM atau Kota Terpadu Mandiri adalah kawasan Transmigrasi yang pertumbuhannya dirancang menjadi Pusat Pertumbuhan melalui pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan yang mempunyai fungsi sebagai:
Pusat kegiatan pertanian berupa pengolahan barang pertanian jadi dan setengah jadi serta kegiatan agribisnis;
Pusat pelayanan agroindustri khusus dan pemuliaan tanaman unggul;
Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan di Sektor Pertanian, Industri, dan Jasa;
Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan komoditas sejenis. Kawasan Maloy mempunyai potensi untuk pengembangan
lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, lahan kering dan lahan tambak. Lahan sawah adalah pengembangan dari bendungan sungai Kambun atau sistem pompanisasi. Kesesuaian lahan untuk sawah sangat sesuai. Selain itu untuk tanaman palawija dan buah-buahan terutama nenas dan kacang-kacangan sangatlah sesuai. Di kawasan ini juga tersedia 3.500 Ha lahan untuk tambak yaitu untuk tambak udang galah dan bandeng yang berukualitas eksport, termasuk kegiatan pembuatan bibit udang galah dan bandeng. Kawasan Maloy akan segera dibangun pelabuhan yang berstandar internasional, artinya kawasan ini akan menjadi bongkar muat dan lintas barang skala besar antar pulau di nusantara ini.
55
Oleh karena kawasan ini ditarget cepat berkembang, maka salah satu indikatornya adalah jaringan transportasi, oleh sebab itu dikawasan ini berpotensi membangun usaha jasa konstruksi bidang sipil dan manejemen.
Dengan melihat bagaimana pengembangan Kota Terpadu di Maloy maka bisa diambil best practice untuk menjadikan Kecamatan Pracimantoro sebagai Kota Terpadu. Dimana karakteristtik dari Maloy dan Kecamatan Pracimantoro memiliki kemiripan dalam hal tata guna lahan dalam hal pertanian. Sehingga diharapkan dengan best practice kawasan Maloy diharap Kecamatan Pracimantoro bisa menjadi Kota Terpadu mandiri dengan Pusat kegiatan pariwisata berupa pengelolaan potensi wisata maupun hasil alam Kecamatan Pracimantoro untuk souvenir dan lainnya. Pusat kegiatan pendidikan dan pelatihan di sektor pariwisata (khususnya kars). Pusat perdagangan wilayah yang ditandai dengan adanya pasar-pasar grosir dan pergudangan penunjang pariwisata. b. Indikator Keberhasilan
Indikator-indikator keberhasilan digunakan dalam mencapai tujuan perencanaan kota yang telah ditetapkan di Kecamatan Pracimantoro:
1) Indikator Keberhasilan ”Tersedianya sarana prasarana perkotaan Pracimantoro diiringi dengan peningkatan kualitas infrastruktur dan sarana di Kawasan Perkotaan Pracimantoro”. Meningkatnya jumlah sarana perkotaan Kecamatan
Pracimantoro sebesar 30% pada tahun 2024 (meningkat sesuai dengan kebutuhan masyarakat) ditunjukkan dengan sudah terlayaninya kebutuhan sarana masyarakat Kecamatan Pracimantoro
Meningkatnya Jumlah prasarana pendukung di kawasan perkotaan Pracimantoro sejumlah 15% pada tahun 2024
Kondisi jaringan jalan di Kawasan perkotaan Pracimantoro mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik sejumlah 70% pada tahun 2024 ditunjukkan dengan kondisi jalan yang tidak lagi berlubang.
Meningkatnya pelayanan air bersih oleh kawasan perkotaan Pracimantoro bagi kawasan perkotaan Pracimantoro sendiri dan kawasan pedesaan sejumlah 50% pada tahun 2024
Drainase kawasan perkotaan Pracimantoro sudah permanen tahun 2024
56
2) Indikator keberhasilan “Terlayaninya desa-desa di Kecamatan Pracimantoro oleh Kawasan Perkotaan Pracimantoro secara merata”. Kawasan Perkotaan Pracimantoro sudah mampu
melayani kebutuhan air bersih wilayah pedesaan ditunjukkan dengan sudah tersalurkannya air bersih ke seluruh kawasan pedesaan pada tahun 2024
Pelayanan air bersih dan distribusi barang dan jasa ke desa – desa di pracimantoro berjalan lancar.
Proses distribusi barang dan jasa yang lancar (TIdak ada lagi kejadian terhambatnya proses ditribusi barang dan jasa akibat kerusakan jalan)
4.3 Skenario Perencanaan Skenario perencanaan terbagi menjadi dua yaitu status quo
dan optimis. Dalam skenario ini terdapat 2 situasi, yaitu “IF” dan “WHAT”. IF merupakan kondisi dimana intervensi terjadi, baik untuk
memperbaiki ataupun membiarkan. Sedangkan WHAT adalah situasi yang terjadi apabila IF terlaksana. 2 kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PESTO).
Tabel IV.1 Tabel Skenario “IF”
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Internal Politik
Memiliki Potensi pariwisata alam seperti goa putri kencana dan kawasan museum kars
Pemerintah tidak melakukan pengembangan lebih lanjut terhadap
potensi wisata yang ada, baik dari segi perawatan ataupun promosi
Pemerintah memberlakukan kebijakan untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor utama yang harus
dikembangkan
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan berbatasan langsung dengan DIY
Pemerintah tidak melakukan pengembangan apapun terhadap potensi
lokasi strategis yang terdapat di Kecamatan Pracimantoro
Pemerintah dan stakeholder terkait bekerjasama dalam peningkatan dan
perawatan kualitas jalan
57
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Internal Politik
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka panjang yang belum dimanfaatkan secara optimal
Pemerintah tidak mengadakan program kegiatan dalam upaya memanfaatkan
sumber mata air yang ada
Pemerintah mengadakan program kegiatan dalam upaya memanfaatkan
sumber mata air yang ada secara optimal sehingga dapat mengatasi
masalah kekurangan air
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
Tidak terdapat program utuk mengatasi kerusakan jalan oleh pemerintah
Kondisi jaringan jalan Kecamatan Pracimantoro mengalami perbaikan oleh
pemerintah maupun dinas terkait
Kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan TPA
Tidak adanya upaya pemerintah dalam pengadaan TPA maupun TPS
Pemerintah melakukan tindak lanjut terkait system pengeloaan sampah dan
pengadaan TPA
Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec. Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
Pemerintah tidak mengadakan program kegiatan dalam upaya pengadaan air
bersih.
Pemerintah mengadakan program kegiatan dalam upaya pengadaan air bersih untuk seluruh desa di Kecamatan
Pracimantoro
Potensi pariwisata belum berkembang secara optimal
Tidak adanya program dan kebijakan terkait pengembangan potensi pariwisata
yang diadakan dan diberlakukan Pemerintah
Adanya program dan kebijakan terkait pengembangan potensi pariwisata yang diadakan dan diberlakukan Pemerintah
Limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase yang masih alami
Tidak adanya program dan kebijakan dari Pemerintah terkait penanganan limbah
rumah tangga
Pemerintah melakukan penyediaan sistem drainase sampai tingkatan tersier
permanen
58
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Internal Ekonomi
Memiliki Potensi pariwisata alam seperti goa putri kencana dan kawasan museum kars
tidak adanya investasi yang berkembang dari stakeholder terkait, potensi pariwisata akan tetap mengalami stagnansi bahkan
tidak berkembang
adanya investasi masuk yang terus berkembang dari setiap stakeholder terkait seperti pemberian modal dan pengembangan lapangan pekerjaan pada sektor pariwisata, maka potensi
wisata Pracimantoro semakin
berkembang dan banyak dikunjungi wisatawan luar Kecamatan Pracimantoro
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan berbatasan langsung dengan DIY
tidak adanya investasi dari stakeholder terkait serta alokasi dana APBD
pemerintah untuk mempercepat proses pengembangan dan perbaikan JJLS, maka
tidak terdapat perubahan terhadap kondisi lokasi yang strategis sehingga
hanya menjadi lokasi strategis namun tidak berkembang
adanya investasi masuk yang terus berkembang dari stakeholder terkait
baik investasi dana swasta dan alokasi dana dari pemerintah, terhadap
peningkatan dan perawatan kualitas jalan akan mendukung percepatan pembangunan Jalur Jalan Lingkar Selatan yang melewati Kecamatan
Pracimantoro
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka panjang yang belum dimanfaatkan secara optimal
Tidak adannya investasi yang berkembang baik dari pemerintah maupun swasta untuk
pengembangan sumber mata air di Kecamatan Pracimantoro, maka
permasalahan kurangnya ketersediaan air bersih akan terus terjadi
adanya pengembangan investasi masuk baik dari pemerintah maupun swasta
untuk pengembangan sumber mata air, ketersediaan air bersih akan tercukupi dengan pemanfaatan mata air yang
optimal
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kec.
Pracimantoro
tidak adanya investasi dari stakeholder terkait serta alokasi dana dari pemerintah untuk pengembangan dan perbaikan jalan
khususnya jalan lingkungan, kerusakan
jalan akan terus menghambat mobilisasi dan distribusi barang dan jasa Kecamatan
Pracimantoro.
adanya investasi masuk dari stakeholder terkait baik investasi swasta maupun
alokasi dana dari pemerintah serta peran serta masyarakat untuk pengembangan serta perbaikan kondisi jaringan jalan khususnya jalan lingkungan, sehingga
mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kecamatan Pracimantoro tdak terhambat
59
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Internal Ekonomi
Kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan TPA
tidak ada investasi dan alokasi dana terhadap pengembangan pengelolaan
sistem persampahan, sampah yang dihasilkan oleh penduduk pada akhirnya
akan terus mengalami penimbunan di beberapa titik, terutama di pasar karena
merupakan pusat aktiitas warga.
adanya investasi dari stakeholder terkait baik investasi swasta maupun alokasi
dana dari pemerintah untuk pengembangan sistem pengelolaan sampah yang optimal, akan adanya
tindak lanjut terkait system pengeloaan
sampah dan pengadaan TPA
Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec. Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
tidak adanya investasi baik dari investor swasta maupun alokasi dana dari
pemerintah terkait pengembangan sumber air bersih untuk konsumsi dan pengairan pertanian, maka perkembangan sektor pertanian lambat laun akan semakin
sedikit dan lama-lama habis atau tidak menghasilkan sama sekali.
adanya investasi dari stakeholder terkait baik investasi swasta maupun alokasi
dana dari pemerintah terkait pengembangan sistem sumber air bersih,
kebutuhan air bersih di Kecamatan Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian tercukupi serta tidak ada desa yang kekeringan.
Potensi pariwisata belum berkembang secara optimal
tidak adanya investasi dari stakeholder terkait seperti pemberian modal dari investor swasta maupun dana APBD
pemerintah untuk pengembangan potensi pariwisata dan pengembangan lapangan
pekerjaan di sektor pariwisata, maka potensi yang bisa mendatangkan
lapangan pekerjaan lenyap dan status masyarakat Kecamatan Pracimantoro tidak
mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik
Para stakeholder terkait pengembangan sektor pariwisata memberikan investasi yang berkelanjutan guna pemberian
modal untuk pengembangan pariwisata dan lapangan pekerjaan di Kecamatan
Pracimantoro, maka potensi wisata berkembang secara optimal serta membuat peningkatan terhadap
pemasukan PAD Kec. Pracimantoro.
60
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Internal
Ekonomi
Limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air
bawah tanah karena kondisi drainase yang masih alami
tidak adanya investasi dari stakeholder terkait serta alokasi dana APBD
pemerintah untuk pengembangan dan perbaikan sistem drainase, air bawah
tanah pun akan tercemar dan tidak bisa dipakai warga sebagai sumber air jangka panjang yang pada akhirnya Kecamatan Pracimantoro akan semakin kekurangan
dalam hal pemenuhan air bersih
adanya investasi masuk dari stakeholder terkait baik investasi swasta maupun
alokasi dana dari pemerintah serta peran serta masyarakat terhadap
pengembangan dan perbaikan sistem drainase yaitu dengan penyediaan sistem drainase sampai tingkatan tersier sudah dipermanenkan, sehingga lingkungan
akan lebih berkelanjutan karena limbah rumah tangga tidak mencemari sumber
mata air yang ada
Sosial
Memiliki Potensi pariwisata alam seperti goa putri kencana dan kawasan museum kars
masyarakat kurang memiliki sense of belonging terhadap potensi wisata yang
ada
Msyarakat berkontribusi untuk mengembangkan potensi pariwisata
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan berbatasan langsung dengan DIY
Masyarakat tidak mengembangkan potensi adanya JJLS
Masyarakat berkontribusi dalam peningkatan kualitas jalan
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka panjang yang belum dimanfaatkan secara optimal
Masyarakat tidak berupaya untuk mencari air bersih
Masyarakat memanfaatkan mata air yang ada dengan optimal
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
Masyarakat membiarkan jalan yang rusak Masyarakat berperan serta dalam
memperbaiki jalan yang rusak
Kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan TPA
Masyarakat menimbun sampah di beberapa titik terutama di pasar
Terdapat TPA dan masyarakat membuang sampah di TPA tersebut
Kurangnya ketersediaan air bersih di
Kec. Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
Masyarakat tidak berupaya mencari air
bersih untuk pertanian
Masyarakat berupaya mencari sumber
air bersih baik untuk konsumsi dan pertanian
61
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Internal
Sosial
Potensi pariwisata belum berkembang secara optimal
Masyarakat tidak memanfaatkan potensi pariwisata secara optimal
Masyarakat memanfaatkan potensi pariwisata dengan optimal
Limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase
yang masih alami
masyarakat tetap menggunakan drainase alami
Masyarakat berperan serta dalam pembangunan drainase permanen
Teknologi
Memiliki Potensi pariwisata alam seperti goa putri kencana dan kawasan museum kars
tidak adanya pengembangan lebih lanjut terkait teknologi yang digunakan dalam
mendukung sektor pariwisata
terdapat pengembangan teknologi lebih lanjut yang dapat mendukung potensi pariwisata di Kecamatan Pracimantoro
sehingga dapat menarik banyak wisatawan
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan berbatasan langsung dengan DIY
belum ada pengembangan teknologi yang mendorong masyarakat untuk melalui jalan
tersebut
terdapat pengembangan teknologi terkait IT
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka panjang yang belum dimanfaatkan secara optimal
belum terdapat penerapan teknologi lebih lanjut dalam hal mendapatkan sumber air
dari mata air jangka panjang
pengembangan teknologi untuk mendapatkan sumber air dari mata air
jangka panjang dapat diimplementasikan sehingga masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan air bersih secara optimal
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
tidak terdapat penggunaan teknologi secara optimal dalam hal perbaikan jalan
adanya pengembangan dan penggunaan teknologi yang tepat dalam pembuatan dan perbaikan jalan dapat memperlancar mobilisasi penduduk dan
distribusi hasil pertanian
Kondisi alam yang mayoritas berupa
kawasan konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan TPA
tidak terdapat pengembangan teknologi terkait pembangunan TPA di kawasan kars
terdapat pengembangan teknologi terkait dengan pengedaan TPA dan
masyarakat tidak lagi mengelola sampah dengan cara di bakar sehingga dapat menghindari pencemaran air tanah dan
udara
62
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Internal
Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec. Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
belum terdapat teknologi yang dikembangkan untuk mendapatkan air
bersih dari sumber mata air dalam
terdapat pengembangan teknologi dalam pemenuhan kebutuhan air bersih
untuk konsumsi dan pertanian
Teknologi Potensi pariwisata belum berkembang secara optimal
tidak terdapat teknologi yang dapat mendukung perkembangan pariwisata di
Kec. Pracimantoro dan pariwisata tersebut cendrung stagnan
terdapat pengembangan teknologi terkait pariwisata sehingga dapat
mengembangkan potensi pariwisata di Kec.Pacimantoro
Limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase yang masih alami
tidak terdapat teknologi yang menghambat pencemaran air tanah oleh
limbah rumah tangga
Adanya pengembangan teknologi terkait pengadaan drainase buatan sehingga tidak terjadi pencemaran oleh limbah
rumah tangga
Eksternal Politik
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar Pracimantoro yang berdagang di pasar
Belum adanya kebijakan pemerintah dalam mengatur banyaknya jumlah
pedagang dari luar Kecamatan Pracimantoro
Adanya kebijakan pemerintah terkait pengaturan para pedagang dari luar
Kecamatan Pracimantoro yang berjualan di Pasar Pracimantoro
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri
Kurangnya konsistensi dan perhatian Pemerintah Kabupaten Wonogiri terhadap peningkatan teknologi pertanian dan SDM
Pemerintah Kabupaten Wonogiri mengembangkan teknologi pertanian dan
peningkatan SDM
Terjadinya Leakage tenaga kerja
Belum adanya kebijakan pemerintah dalam mengatur banyaknya jumlah
pedagang dari luar Kecamatan Pracimantoro
Adanya kebijakan pemerintah terkait pengaturan para pedagang dari luar
Kecamatan Pracimantoro yang berjualan di Pasar Pracimantoro
63
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Eksternal
Ekonomi
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar Pracimantoro yang berdagang di pasar
kurangnya pihak investor yang melakukan pengembangan atas penyediaan
lapangan kerja yang ada di kecamatan pracimantoro
pihak investor yang melakukan pengembangan lapangan kerja di kecamatan pracimantoro ini akan membuat penduduk asli bekerja di
kecamatan pracimantoro dan mengurangi penduduk asli yang bekerja di luar
kecamatan pracimantoro
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri
tidak adanya pengembangan di bidang pengelolahan perekonomian pertanian dan
teknologi dalam pertanian yang masih menggunakan sistem lama
tersedianya lapangan kerja bagi penduduk kecamatan pracimantoro dalam sektor pertanian yang akan
menjadikan sektor pertanian ini sebagai penyumbang PDRB tertinggi dari
kecamatan pracimantoro
Terjadinya Leakage tenaga kerja
kurangnya pihak investor yang melakukan pengembangan atas penyediaan
lapangan kerja yang ada di kecamatan pracimantoro
pihak investor yang melakukan pengembangan lapangan kerja di kecamatan pracimantoro ini akan membuat penduduk asli bekerja di
kecamatan pracimantoro dan mengurangi penduduk asli yang bekerja di luar
kecamatan pracimantoro
Sosial
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar Pracimantoro yang berdagang di pasar
Pedagang dari luar Kecamatan Pracimantoro masih banyak jumlahnya
yang menyebabkan aktivitas perekonomian yang besar
Pedagang dari luar Kecamatan Pracimantoro yang banyak dan
diimbangi banyaknya pedagang dari dalam Kecamatan Pracimantoro yang
berdampak pada aktivitas perekonomian
yang semakin besar
64
Faktor Kondisi Skenario Setting
Status Quo Optimis
Eksternal
Sosial
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri
Masyarakat yang bekerja pada bidang pertanian masih tetap sama jumlahnya dan masih menggunakan teknologi yang ada
Masyarakat yang bekerja di bidang pertanian semakin banyak dan mulai
menggunakan teknologi moderen untuk pengembangan pertanian
Terjadinya Leakage tenaga kerja
Masyarakat tetap ke luar Kecamatan Pracimantoro untuk bekerja dan pedagang
asli Pracimantoro tidak berusaha untuk mengatasi masalah lokasi berdagang yang lebih menguntungkan pedagang dari luar
Kecamatan Pracimantoro
Masyarakat mulai bekerja di dalam Kecamatan Pracimantoro dan pedagang asli mulai berusaha mengatasi masalah
lokasi berdagang yang lebih menguntungkan pedagang dari luar
Kecamatan Pracimantoro melalui kerjasama dengan pemerintah
Teknologi
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar Pracimantoro yang berdagang di pasar
sistem pendataan yang kurang akurat terkait pedagang yang berjualan di Pasar
Pracimantoro
Sistem pendataan asal pedagang yang akurat
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri
Pengelolaan pertanian menggunakan cara tradisional
Pengelolaan pertanian menggunakan teknologi yang lebih canggih
Terjadinya Leakage tenaga kerja Pendataan yang kurang teliti terkait
pedagang dari luar Kecamatan Pracimantoro
Sistem pendataan yang canggih sehingga dapat diketahui pedagang yang bukan
dari Kecamatan Pracimantoro
Sumber : hasil Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan 2013
65
Dari perkiraan yang diasumsikan melalui faktor Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi (PESTO) berdasarkan sisi status quo dan optimis maka didapat perkembangan Pracimantoro sebagai berikut :
Tabel IV.2 Tabel Skenario “WHAT”
Faktor Kondisi Skenario Setting
Staus Quo Optimis
Internal
Politik
Memiliki Potensi pariwisata alam seperti goa putri kencana dan kawasan museum kars
Potensi pariwisata tetap tidak berkembang
Potensi wisata Pracimantoro semakin berkembang dan banyak dikunjungi
wisatawan luar Kecamatan Pracimantoro
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan berbatasan langsung dengan DIY
Tidak terdapat perubahan terhadap kondisi lokasi yang strategis sehingga
hanya menjadi lokasi strategis namun tidak berkembang
Peningkatan dan perawatan kualitas jalan yang mendukung percepatan pembangunan Jalur Jalan Lingkar Selatan yang melewati Kecamatan
Pracimantoro
Politik
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka panjang yang belum dimanfaatkan secara optimal
Kurangnya ketersediaan air bersih akan terus terjadi
Ketersediaan air bersih akan tercukupi dengan pemanfaatan mata
air yang optimal
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
Kerusakan jalan akan terus menghambat mobilisasi dan distribusi barang dan jasa
Kecamatan Pracimantoro.
Kondisi jaringan jalan Kecamatan Pracimantoro sudah mengalami
perbaikan sehingga mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di
Kecamatan Pracimantoro tdak terhambat
Kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan
TPA
Sampah yang dihasilkan oleh penduduk tersebut pada akhirnya akan mengalami
penimbunan di beberapa titik, terutama di pasar karena merupakan pusat aktiitas
warga.
Adanya tindak lanjut terkait system pengeloaan sampah dan pengadaan
TPA
66
Faktor Kondisi Skenario Setting
Staus Quo Optimis
Internal
Politik
Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec. Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
pertanian yang lambat laun akan semakin sedikit dan lama-lama habis atau tidak
menghasilkan sama sekali.
Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian tercukupi serta tidak ada desa yang kekeringan.
Potensi pariwisata belum berkembang secara optimal
potensi yang bisa mendatangkan
lapangan pekerjaan lenyap dan status masyarakat Kecamatan Pracimantoro tidak
mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik
Potensi wisata berkembang secara optimal membuat peningkatan terhadap pemasukan PAD Kec.
Pracimantoro.
Limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase yang masih alami
Air bawah tanah pun akan tercemar dan tidak bisa dipakai warga sebagai sumber air jangka panjang yang pada akhirnya Kecamatan Pracimantoro akan semakin kekurangan dalam hal pemenuhan air
bersih.
penyediaan sistem drainase sampai tingkatan tersier sudah dapat
dipermanenkan, sehingga lingkungan lebih berkelanjutan
karena limbah rumah tangga tidak mencemari sumber mata air yang
ada
Ekonomi
Memiliki Potensi pariwisata alam seperti goa putri kencana dan kawasan museum kars
Potensi pariwisata tetap tidak berkembang
Potensi wisata Pracimantoro semakin berkembang dan banyak dikunjungi
wisatawan luar Kecamatan Pracimantoro
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan berbatasan langsung dengan DIY
Tidak terdapat perubahan terhadap kondisi lokasi yang strategis sehingga
hanya menjadi lokasi strategis namun tidak berkembang
Peningkatan dan perawatan kualitas jalan yang mendukung percepatan pembangunan Jalur Jalan Lingkar Selatan yang melewati Kecamatan
Pracimantoro
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka panjang yang belum dimanfaatkan secara optimal
Kurangnya ketersediaan air bersih akan terus terjadi
Ketersediaan air bersih akan tercukupi dengan pemanfaatan mata
air yang optimal
67
Faktor Kondisi Skenario Setting
Staus Quo Optimis
Internal
Ekonomi
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
Kerusakan jalan akan terus menghambat mobilisasi dan distribusi barang dan jasa
Kecamatan Pracimantoro.
Kondisi jaringan jalan Kecamatan Pracimantoro sudah mengalami
perbaikan sehingga mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di
Kecamatan Pracimantoro tdak terhambat
Kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan TPA
Sampah yang dihasilkan oleh penduduk tersebut pada akhirnya akan mengalami
penimbunan di beberapa titik, terutama di pasar karena merupakan pusat aktiitas
warga.
Adanya tindak lanjut terkait system pengeloaan sampah dan pengadaan
TPA
Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec. Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
pertanian yang lambat laun akan semakin sedikit dan lama-lama habis atau tidak
menghasilkan sama sekali.
Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian tercukupi serta tidak ada desa yang kekeringan.
Potensi pariwisata belum berkembang secara optimal
potensi yang bisa mendatangkan lapangan pekerjaan lenyap dan status
masyarakat Kecamatan Pracimantoro tidak mengalami peningkatan ke arah yang
lebih baik
Potensi wisata berkembang secara optimal membuat peningkatan terhadap pemasukan PAD Kec.
Pracimantoro.
Limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase yang masih alami
Air bawah tanah pun akan tercemar dan tidak bisa dipakai warga sebagai sumber air jangka panjang yang pada akhirnya Kecamatan Pracimantoro akan semakin kekurangan dalam hal pemenuhan air
bersih.
penyediaan sistem drainase sampai tingkatan tersier sudah dapat
dipermanenkan, sehingga lingkungan lebih berkelanjutan
karena limbah rumah tangga tidak mencemari sumber mata air yang
ada
Sosial Memiliki Potensi pariwisata alam seperti goa putri kencana dan kawasan museum kars
Potensi pariwisata tetap tidak berkembang
Potensi wisata Pracimantoro semakin berkembang dan banyak dikunjungi
wisatawan luar Kecamatan Pracimantoro
68
Faktor Kondisi Skenario Setting
Staus Quo Optimis
Internal
Sosial
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan berbatasan langsung dengan DIY
Tidak terdapat perubahan terhadap kondisi lokasi yang strategis sehingga
hanya menjadi lokasi strategis namun tidak berkembang
Peningkatan dan perawatan kualitas jalan yang mendukung percepatan pembangunan Jalur Jalan Lingkar Selatan yang melewati Kecamatan
Pracimantoro
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka panjang yang belum dimanfaatkan secara optimal
Kurangnya ketersediaan air bersih akan terus terjadi
Ketersediaan air bersih akan tercukupi dengan pemanfaatan mata
air yang optimal
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
Kerusakan jalan akan terus menghambat mobilisasi dan distribusi barang dan jasa
Kecamatan Pracimantoro.
Kondisi jaringan jalan Kecamatan Pracimantoro sudah mengalami
perbaikan sehingga mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di
Kecamatan Pracimantoro tdak terhambat
Sosial
Kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan TPA
Sampah yang dihasilkan oleh penduduk tersebut pada akhirnya akan mengalami
penimbunan di beberapa titik, terutama di pasar karena merupakan pusat aktiitas
warga.
Adanya tindak lanjut terkait system pengeloaan sampah dan pengadaan
TPA
Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec. Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
pertanian yang lambat laun akan semakin sedikit dan lama-lama habis atau tidak
menghasilkan sama sekali.
Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian tercukupi serta tidak ada desa yang kekeringan.
Potensi pariwisata belum berkembang secara optimal
potensi yang bisa mendatangkan lapangan pekerjaan lenyap dan status
masyarakat Kecamatan Pracimantoro tidak mengalami peningkatan ke arah yang
lebih baik
Potensi wisata berkembang secara optimal membuat peningkatan terhadap pemasukan PAD Kec.
Pracimantoro.
69
Faktor Kondisi Skenario Setting
Staus Quo Optimis
Internal Teknologi
Limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase yang masih alami
Air bawah tanah pun akan tercemar dan tidak bisa dipakai warga sebagai sumber air jangka panjang yang pada akhirnya Kecamatan Pracimantoro akan semakin kekurangan dalam hal pemenuhan air
bersih.
penyediaan sistem drainase sampai tingkatan tersier sudah dapat
dipermanenkan, sehingga lingkungan lebih berkelanjutan
karena limbah rumah tangga tidak mencemari sumber mata air yang
ada
Memiliki Potensi pariwisata alam seperti goa putri kencana dan kawasan museum kars
Potensi pariwisata tetap tidak berkembang
Potensi wisata Pracimantoro semakin berkembang dan banyak dikunjungi
wisatawan luar Kecamatan Pracimantoro
Lokasi Strategis karena dilalui JJLS dan berbatasan langsung dengan DIY
Tidak terdapat perubahan terhadap kondisi lokasi yang strategis sehingga
hanya menjadi lokasi strategis namun tidak berkembang
Peningkatan dan perawatan kualitas jalan yang mendukung percepatan pembangunan Jalur Jalan Lingkar Selatan yang melewati Kecamatan
Pracimantoro
Memiliki banyak Sumber Mata air jangka panjang yang belum dimanfaatkan secara optimal
Kurangnya ketersediaan air bersih akan terus terjadi
Ketersediaan air bersih akan tercukupi dengan pemanfaatan mata
air yang optimal
Kerusakan jalan menghambat mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di Kec. Pracimantoro
Kerusakan jalan akan terus menghambat mobilisasi dan distribusi barang dan jasa
Kecamatan Pracimantoro.
Kondisi jaringan jalan Kecamatan Pracimantoro sudah mengalami
perbaikan sehingga mobilisasi dan distribusi hasil pertanian di
Kecamatan Pracimantoro tdak terhambat
Kondisi alam yang mayoritas berupa kawasan konservasi sehingga tidak memungkinkan untuk pembangunan
TPA
Sampah yang dihasilkan oleh penduduk tersebut pada akhirnya akan mengalami
penimbunan di beberapa titik, terutama di pasar karena merupakan pusat aktiitas
warga.
Adanya tindak lanjut terkait system pengeloaan sampah dan pengadaan
TPA
70
Faktor Kondisi Skenario Setting
Staus Quo Optimis
Internal Teknologi
Kurangnya ketersediaan air bersih di Kec. Pracimantoro untuk konsumsi dan pertanian
pertanian yang lambat laun akan semakin sedikit dan lama-lama habis atau tidak
menghasilkan sama sekali.
Kebutuhan air bersih di Kecamatan Pracimantoro untuk konsumsi dan
pertanian tercukupi serta tidak ada desa yang kekeringan.
Potensi pariwisata belum berkembang secara optimal
potensi yang bisa mendatangkan
lapangan pekerjaan lenyap dan status masyarakat Kecamatan Pracimantoro tidak
mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik
Potensi wisata berkembang secara optimal membuat peningkatan terhadap pemasukan PAD Kec.
Pracimantoro.
Limbah rumah tangga yang memungkinkan untuk mencemari air bawah tanah karena kondisi drainase yang masih alami
Air bawah tanah pun akan tercemar dan tidak bisa dipakai warga sebagai sumber air jangka panjang yang pada akhirnya Kecamatan Pracimantoro akan semakin kekurangan dalam hal pemenuhan air
bersih.
penyediaan sistem drainase sampai tingkatan tersier sudah dapat
dipermanenkan, sehingga lingkungan lebih berkelanjutan
karena limbah rumah tangga tidak mencemari sumber mata air yang
ada
Eksternal Politik
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar Pracimantoro yang berdagang di pasar
Leakage pedagang dari luar kecamatan Pracimantoro yang terjadi semakin
meningkat
Tidak ada leakage, sehingga para pedagang asal Kecamatan
Pracimantoro dapat berjualan dan berkembang tanpa adanya
persaingan dari pedagang luar Pracimantoro
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro yang saat ini menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri bisa kalah saing dari kecamatan lain dan
teknologi pertanian tidak berkembang
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro yang menjadi penyumbang PDRB terbesar
terhadap Kabupaten Wonogiri akan semakin maju diiringi meningkatnya SDM dan teknologi pertaniannya
71
Faktor Kondisi Skenario Setting
Staus Quo Optimis
Eksternal
Politik Terjadinya Leakage tenaga kerja Leakage pedagang dari luar kecamatan
Pracimantoro yang terjadi semakin meningkat
Tidak ada leakage, sehingga para pedagang asal Kecamatan
Pracimantoro dapat berjualan dan berkembang tanpa adanya
persaingan dari pedagang luar Pracimantoro
Ekonomi
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar Pracimantoro yang berdagang di pasar
Aktivitas perekonomian tetap besar dengan mayoritas pedagang dari luar
Pracimantoro yang berdagang
Aktivitas perekonomian yang semakin besar dengan mayoritas
pedagang dari Kecamatan Pracimantoro sendiri serta
pedangang tambahan dari luar Pracimantoro
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri
Sektor pertanian tetap menjadi penyembang PDRB terbesar untuk
Kabupaten Wonogiri
Sektor pertanian akan terus berkembang
Terjadinya Leakage tenaga kerja Tetap terjadi leakage tenaga kerja Leakage tenaga kerja sudah tidak
terjadi
Sosial
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar Pracimantoro yang berdagang di pasar
Aktivitas perekonomian tetap besar dengan mayoritas pedagang dari luar
Pracimantoro yang berdagang
Aktivitas perekonomian yang semakin besar dengan mayoritas
pedagang dari Kecamatan Pracimantoro sendiri serta
pedangang tambahan dari luar Pracimantoro
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri
Sektor pertanian tetap menjadi penyembang PDRB terbesar untuk
Kabupaten Wonogiri
Sektor pertanian akan terus berkembang
Terjadinya Leakage tenaga kerja Tetap terjadi leakage tenaga kerja Leakage tenaga kerja sudah tidak
terjadi
72
Faktor Kondisi Skenario Setting
Staus Quo Optimis
Eksternal Teknologi
Aktivitas perekonomian yang tergolong besar di Kecamatan Pracimantoro ditunjukkan dengan banyaknya jumlah pedagang dari luar Pracimantoro yang berdagang di pasar
Aktivitas perekonomian tetap besar dengan mayoritas pedagang dari luar
Pracimantoro yang berdagang
Aktivitas perekonomian yang semakin besar dengan mayoritas
pedagang dari Kecamatan Pracimantoro sendiri serta
pedangang tambahan dari luar Pracimantoro
Sektor pertanian Kecamatan Pracimantoro menjadi penyumbang PDRB terbesar terhadap Kabupaten Wonogiri
Sektor pertanian tetap menjadi penyembang PDRB terbesar untuk
Kabupaten Wonogiri
Sektor pertanian akan terus berkembang
Terjadinya Leakage tenaga kerja Tetap terjadi leakage tenaga kerja Leakage tenaga kerja sudah tidak
terjadi
Sumber : Hasil Analisis Kelompok 1A Kecamatan Pracimantoro
4.4 Strategi Pengembangan Strategi pengembangan merupakan trik atau cara khusus
yang akan dilakukan guna pengembangan Kecamatan Pracimantoro ke arah yang lebih baik. Strategi pengembangan ini terbagi menjadi 2, yaitu strategi pengembangan wilayah dan startegi pengembangan kota. Pembagian strategi pengembangan menjadi 2 tersebut dilakukan karena dalam mengatasi permasalahan kota-wilayah serta untuk mencapai tujuan wilayah-kota tentunya memiliki beberapa trik
khusus sehingga permasalahan wilayah-kota bisa diselesaikan dan tujuan kota-wilayah dapat terlaksana. 4.4.1 Strategi Pengembangan Wilayah
Strategi pengembangan wilayah terbagi lagi menjadi 3 berdasarkan aspek, yaitu strategi spasial, sosial-ekonomi dan kelembagaan. Untuk setiap strategi tersebut, terdapat startegi utama atau Grand Strategy yang menjadi tolak ukur utama pengembangan wilayah.
73
Spatial Grand Strategy Mengembangkan kegiatan perdagangan di sepanjang JJLS yang akan mendukung penambahan jumlah lapangan pekerjaan dan
menyediakan TPS, TPA dan drainase permanen skala wilayah. Memperluas jangkauan pelayanan infrastruktur Kecamatan Pracimantoro.
Social-Economic Grand Strategy
Menjadikan masyarakat Pracimantoro yang aktif, kreatif dan inovatif khususnya di sektor ekonomi dengan mengoptimalkan produktivitas pertanian dan pariwisata wilayah didukung dengan meningkatnya infrastruktur wilayah guna mendukung kegiatan ekonomi.
Organizing Grand Strategy Memperluas kerjasama antara pelaku wisata dan antar daerah dengan melibatkan masyarakat dalam pengembangan pertanian, pariwisata
dan UKM local. a. Strategi Spasial
Pemindahan lokasi terminal dan peningkatan kinerja terminal Kecamatan Pracimantoro
Memfasilitasi penyediaan air bersih serta menjadi penyuplai air bersih baik dari pihak swasta ataupun pemerintah pusat dengan memanfaatkan sumber air alami
Penyediaan TPS dan TPA di Kecamatan Pracimantoro berdasarkan standar persampahan serta pertimbangan produksi sampah dari jumlah penduduk
Pengembangan jenis drainase permanen berdasarkan kondisi fisik di Kecamatan Pracimantoro
Peningkatan kualitas jaringan sanitasi Perluasan jangkauan pelayanan telekomunikasi dan
jaringan listrik
74
Peningkatan kinerja jaringan jalan Kecamatan Pracimantoro khususnya JJLS
Peningkatan pelayanan transporrtasi umum khususnya colt carry, bus antar kota dan bus antar provinsi
Pengembangan kegiatan perdagangan di sepanjang JJLS Kecamatan Pracimantoro
Pengoptimalan produktivitas pertanian dan meningkatkan sektor pariwisata di wilayah-wilayah yang memiliki potensi
b. Strategi Sosial-Ekonomi Penambah jumlah lapangan pekerjaan di Kecamatan
Pracimantoro Menjadikan masyarakat Kecamatan Pracimantoro yang
aktif, kreatif, dan inovatif di sektor ekonomi Mengelola infrastruktur untuk menarik investor swasta
untuk ikut serta mengembangkan sektor pertanian dan promosi pariwisata
c. Strategi Kelembagaan Pelibatan peran BPP (Badan Penyuluhan Pertanian)
untuk mengembangkan potensi pertanian pedesaan melalui peningkatan SDM
Meningkatkan dan mengeksplorasi potensi-potensi yang ada di Kecamatan Pracimantoro seperti potensi pariwisata melalui media promosi dari pihak pengelola dan melibatkan masyarakat sebagai stakeholder
Perluasan kerjasama antara pelaku wisata dan kerjasama antar daerah
Pengoptimalan pelayanan perdagangan dan jasa untuk menjangkau kebutuhan pedesaan
Pelibatan masyarakat dalam pengembangan UMKM Menarik pihak swasta sebagai investor untuk
bekerjasama dalam penyelesaian JJLS 4.4.2 Strategi Pengembangan Kota
Strategi pengembangan kota terbagi lagi menjadi 3 berdasarkan aspek, yaitu strategi spasial, sosial-ekonomi dan kelembagaan. Untuk setiap strategi tersebut, terdapat startegi utama atau Grand Strategy yang menjadi tolak ukur utama pengembangan kota. Berikut Grand Strategy dari masing-masing aspek
75
Spatial Grand Strategy
Memperluas jangkauan pelayanan sarana prasarana perkotaan dengan melakukan penambahan serta peningkatan kualitas sarana prasarana perkotaan.
Mengembangkan pusat dan sub pusat pelayanan kota Social-Economic Grand Strategy
Meningkatkan kualitas SDM mandiri dalam mengembangan perekonomian perkotaan serta pemerataan pelayanan oleh kawasan perkotaan Kecamatan Pracimantoro
Meningkatkan modal usaha dan mengembangkan UMKM kawasan perkotaan
Organizing Grand Strategy Mengoptimalkan pelayanan pusat permukiman kawasan perkotaan hingga hierarki dibawahnya dengan meningkatkan sinergisitas system
organisasi kelembagaan intra Kecamatan Pracimantoro Mengelola dan mengoptimalkan sektor-sektor basis dengan pemerataan pada aspek perekonomian dan spasial agar terciptanya sinergisitas
diantara setiap sektor a. Strategi Spasial
Penambahan dan peningkatan mutu sarana dan prasarana pendukung di kawasan perkotaan guna meningkatkna pelayanan penduduk
Peningkatan dan memperluas jangkauan pelayanan infrastruktur perkotaan ke daerah sekitar perkotaan (baik dalam lingkup Kec. Pracimantoro, Kab. WOnogiri, Kab. Gunungkidul dan Kab. Pacitan)
Menjadikan kawasan perkotaan Pracimantoro sebagai pusat distribusi air bersih Kecamatan Pracimantoro
Pengoptimalan pelayanan distribusi air bersih perkotaan dan ke seluruh desa-desa di Kecamatan Pracimantoro
Peningkatan pelayanan infrastruktur jalan di kawasan perkotaan sehingga memperlancar distribusi barang
Pengembangan pusat dan sub pusat pelayanan kota
76
b. Strategi Sosial-Ekonomi Peningkatan kualitas SDM yang mandiri dalam
mengembangkan perekonomian di perkotaan Pemerataan pelayanan oleh kawasan perkotaan
Pracimantoro terhadap desa-desa di Kecamatan Pracimantoro
Peningkatan modal usaha dan mengembangkan UMKM di Kawasan perkotaan Pracimantoro
c. Strategi Kelembagaan Pengoptimalan pelayanan di pusat permukiman perkotaan
hingga hierarki dibawahnya Peningkatan sinergisitas system organisasi kelembagaan
intra Kec. Pracimantoro Pengelolaan dan pengoptimalan sektor-sektor basis di
kawasan perkotaan Pracimantoro dengan pemerataan pada aspek perekonomian dan spasial agar terciptanya sinergisitas di antara setiap sektor.
4.5 Rencana Sistem Pusat Permukiman Wilayah Sistem pusat permukiman pada suatu wilayah dapat
terbentuk menjadi beberapa hirarki berdasarkan fungsi dan karakteristik masing-masing wilayah. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi hirarki pusat permukiman antara lain persebaran fasilitas yang ditandai dengan jumlah dan kelengkapannya, prasarana penunjang aktivitas, fungsi kawasan (produksi atau
distribusi), serta keterkaitan pusat-sub pusat yang dapat dilihat berdasarkan flow of comodity.
Peta sistem permukiman di Kecamatan Pracimantoro Dapat dilihat pada Gambar 4.1. Berdasarkan peta tersebut dapat diketahui bahwa Kecamatan Pracimantoro terbagi menjadi 3 hirarki pusat permukiman. Berdasarkan hasil analisis, Desa Pracimantoro dan Sedayu dikategorikan sebagai hirarki 1 pusat permukiman. Hal tersebut disebakan karena kawasan ini berperan sebagai pusat distribusi bagi desa-desa lain yang berada di sekitarnya. Di samping hal itu, ketersedian sarana dan prasarana perkotaan paling banyak dan paling lengkap terdapat pada Desa Pracimantoro. Fenomena ini dapat dilihat dengan kecenderungan perkembangan aktivitas permukiman dan perdagangan yang berkembang pesat pada desa ini. Selain itu di Desa Pracimantoro juga terdapat sebuah terminal yang digunakan sebagai sarana penunjang aktivitas transportasi antara Kecamatan Pracimantoro dengan wilayah di sekitarnya.
Sumber: Analisis Kelompok 1A Studio Perencanaan, 2013
Peta Pusat Permukiman Kecamatan
GAMBAR 4.1