bismillah usmas

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peristiwa bentrokan antara warga dan aparat satuan polisi pamong praja (satpol PP) dibantu petugas kepolisian di kawasan Koja, Jakarta Utara pdada Rabu, 14 April 2010 dikenal sebagai Perisitiwa Koja. Bentrokan ini terjadi karena kurangnya komunikasi dan sosialisasi rencana penggusuran makam keramat Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhamad al Hadad, penyiar Islam pertama di Betawi, yang sudah dimakamkan di sana sejak tahun 1756. Makam tersebut berada di tanah yang masuk hak milik PT Pelindo dan berdasarkan undang- undang serta peraturan daerah, makam tersebut sah-sah saja untuk sewaktu-waktu digusur demi pembangunan. Peristiwa yang berakhir dengan bentrokan ini juga sarat akan nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh masyarakat Koja. Budaya mengunjungi makam dan mengkramatkan makam tersebut menjadi dasar dari fanatisme yang ditunjukkan masyarakat Koja dalam mempertahankan makam tersebut. 1

Transcript of bismillah usmas

Page 1: bismillah usmas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Peristiwa bentrokan antara warga dan aparat satuan polisi pamong praja

(satpol PP) dibantu petugas kepolisian di kawasan Koja, Jakarta Utara pdada

Rabu, 14 April 2010 dikenal sebagai Perisitiwa Koja. Bentrokan ini terjadi karena

kurangnya komunikasi dan sosialisasi rencana penggusuran makam keramat

Mbah Priok atau Habib Hasan bin Muhamad al Hadad, penyiar Islam pertama di

Betawi, yang sudah dimakamkan di sana sejak tahun 1756. Makam tersebut

berada di tanah yang masuk hak milik PT Pelindo dan berdasarkan undang-

undang serta peraturan daerah, makam tersebut sah-sah saja untuk sewaktu-waktu

digusur demi pembangunan. Peristiwa yang berakhir dengan bentrokan ini juga

sarat akan nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh masyarakat Koja. Budaya

mengunjungi makam dan mengkramatkan makam tersebut menjadi dasar dari

fanatisme yang ditunjukkan masyarakat Koja dalam mempertahankan makam

tersebut.

Peristiwa Koja ini ramai diberitakan sejumlah media massa, baik media

cetak maupun media elektronik. Berdasarkan sifat berita, perisitiwa ini tergolong

berita tak terduga, karena berasal dari peristiwa yang sifatnya tiba-tiba, tidak

direncanakan, tidak diketahui sebelumnya. (AS. Haris Sumadiria, 2005:66).

Sedangkan berdasarkan nilai berita (news value) yang menjadi kriteria peristiwa

layak diangkat menjadi berita, peristiwa ini mengandung nilai berita yakni,

keluarbiasaan (unusualness), akibat (impact), informasi (information), konflik

1

Page 2: bismillah usmas

(conflict), dan kejutan (surprising) (AS. Haris, 2005:80).

Tidak hanya melalui pemberitaan, media massa juga menyajikan peristiwa

ini dari kelompok lain dari karya jurnalistik, yakni opini (views). Beberapa media

massa cetak seperti Kompas dan Koran Tempo, menyajikan peristiwa ini dalam

kolom opini surat kabar mereka. Dapat dilihat dalam kolom opini Harian Umum

Kompas edisi Kamis, 15 April 2010 menyajikan tulisan opini mengenai peristiwa

ini pada kelompok opini tajuk rencana. Pada edisi Jumat, 16 April 2010 Harian

Umum Kompas menyajikan tulisan opini mengenai peristiwa ini pada empat judul

artikel. Keempat judul artikel opini pada edisi tersebut bertema sama dan

memiliki interpretasi yang serupa.

Selain menyajikan interpretasi yang serupa, Kompas dapat memberikan

pengaruh yang lebih besar dalam memengaruhi masyarakat untuk memaknai

suatu peristiwa. Hal ini karena Kompas merupakan surat kabar harian nasional

yang memiliki oplah dan penjulan yang besar di Indonesia. Kompas yang lahir

pada 28 Juni 1965, sejak 1969 merajai penjualan surat kabar secara nasional di

Indonesia (wikipedia.com). Berdasarkan katalog Media Directory (2009)

keluaran Dewan Pers, oplah Kompas pada 2009 adalah 506.000 eksemplar.

Jumlah itu merupakan oplah tertinggi untuk harian nasional. Dapat dibandingkan

dengan koran nasional lainnya, yakni Koran Tempo dengan oplah sebesar

170.000 eksemplar, Media Indonesia dengan oplah 284.745 eksemplar, Republika

dengan oplah sebesar 100.000 eksemplar, Seputar Indonesia dengan oplah

sebesar 385.000 eksemplar, dan Jakarta Post dengan oplah sebsar 35.000

eksemplar.

Media cetak, khususnya surat kabar memiliki andil yang cukup besar

2

Page 3: bismillah usmas

dalam memaknai peristiwa koja ini. Terlebih lagi jika dilihat dari karakteristik

surat kabar yakni, (1) Publisitas, penyebaran pada publik atau khalayak. (2)

Periodesitas, menunjuk pada keteraturan terbitnya, harian, mingguan, atau dwi

mingguan. (3) Universalitas, menunjuk pada kesemestaan isinya, yang beraneka

ragam dan dari seluruh dunia. Aktualitas, menurut kata asalnya, berarti “kini” dan

“keadaan sebenarnya”. (4) Terdokumentasi, dari berbagai fakta yang disajikan

surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa

diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan

atau dibuat kliping. (Elvinaro, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, 2007:112).

Berdasarkan karakteristik inilah surat kabar menjadi media yang memiliki

kekuatan dalam memberikan pemaknaan terhadap suatu peristiwa.

Seperti yang telah dicantumkan di atas, bahwa peristiwa ini disajikan

dalam karya jurnalistik tidak berupa berita saja, melainkan juga berupa pendapat

atau opini. Hal ini dikarenakan dalam bentuk opini, sebuah media dapat

memberikan pemahaman yang lebih mendalam pada sebuat peristiwa. Terlebih

lagi ditunjang dengan opini atau pendapat dari para ahli atau pakar yang

memberikan pemahaman bersdasarkan keahlian penulis opini masing-masing.

Artikel adalah tulisan berisi opini seseorang yang mengupas tuntas suatu

masalah tertentu yang sifatnya aktual dan kontroversial dengan tujuan untuk

memberitahu (informasi), memengaruhi dan meyakinkan (persuasif

argumentatif), atau menghibur khalayak pembaca (rekreatif). (AS. Haris

Sumadiria, 2004:1-2).

Kegunaan artikel bagi penerbit surat kabar atau majalah adalah untuk

membedakan pamuatan antara berita (fakta) dan opini (pendapat). Hampir semua

3

Page 4: bismillah usmas

surat kabar menyediakan satu halaman khusus untuk artikel yang disebut opinion

page. Halaman ini memberi kesempatan kepada khalayak pembaca untuk

menyampaikan pendapatnya (opini). Bagi penerbit media massa pengiriman

artikel oleh pembacannya, merupakan bukti umpan balik bagi penerbitannya.

Bagi pembaca surat kabar atau majalah, halaman artikel atau opinion page,

dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pandangan, gagasan, serta argumentasi

dari berita-berita atau situasi, yang terjadi dan terkema dalam benaknya. Artikel

tidak sekedar sebagai penyampaian tanggapan atas suatu peristiwa yang termuat

dalam suatu penerbitan surat kabar atau majalah, tetapi juga untuk kepentingan

penulisnya sendiri (Totok Djuarto, Bambang Supriadi, 2002: 7-8).

Rubrik opini mendapat tempat terhormat dalam pers Indonesia. Rubrik ini

dapat dipandang sebagai forum “seminar terbuka” yang menjadi ajang dalam

pertukaran gagasan yang berasal dari masyarakat. Bahkan pada beberapa surat

kabar, rubrik opini ikut membentuk aliran utama (mainstream) pemikiran yang

berkembang dalam dunia intelektual (Ashadi Siregar, I Made Suarjana, 1995)

Pada artikel opini yang disajikan Kompas edisi Jumat 16 April 2010

mengenai Peristiwa Koja ini, terjadi pertukaran gagasan dari penulis sebagai

perwakilan dari masyarakat melalui media massa. Namun, pertukaran gagasan ini

tidak akan terjadi tanpa campur tangan dari pihak media, dalam hal ini ialah

redaktur opini yang bertugas sebagai panelis atau orang yang menentukan layak

atau tidaknya suatu artikel dimuat. Redaktur opini yang menjadi perwakilan media

pastinya memiliki pertimbangan tersendiri sesuai kebijakan media dalam memilih

dan memuat artikel opini yang fungsinya menjadi perpanjangan tangan dari media

yang memuatnya. Dalam segi penulisanya artikel opini memiliki beberapa ragam.

4

Page 5: bismillah usmas

Ragam artikel opini juga dapat dibedakan berdasarkan bobot argumen yang

dikandungnya. Bobot argumen ini ditentukan oleh kemampuannya menjelaskan

dan menerangkan sifat tersusun (constructed) dari apa yang disebut sebagai

realitas.

Opini hadir sebagai peta kognitif untuk menerangkan dan menjelaskan

realitas. Berdasarkan peta kognitif ini, artikel opini dapat dibedakan menjadi

empat macam, yaitu berbobot impresi (menggunakan subjective impressions atau

sensory impressions), berbobot evaluasi (menggunakan judgements), berbobot

interpretasi (menggunakan proposisi), dan berbobot menjelaskan (menggunakan

teori) (LP3Y, 1995:33-34).

Pada empat artikel yang dimuat Kompas pada edisi Jumat, 16 April 2010

mengenai Peristiwa Koja ini memiliki bobot interpretasi, yakni berisi pernyataan

tentang sifat dari realitas yang dapat dites kebenarannya dengan menggunakan

alat analisis proposisi. Proposisi ini biasanya adalah pernyataan tentang hubungan

antara dua konsep atau lebih (LP3Y, 1995:34).

Kesamaan interpretasi yang diberikan penulis artikel dalam memberikan

pandangan terhadap perisitwa Koja dapat dilihat dari isi artikel. Kesamaan

interpretasi ini dapat memberikan pengaruh kepada pembaca dalam memaknai

Perisitiwa Koja. Artinya, tulisan dari artikel tersebut dapat membentuk gambaran

atau isu penting dalam pikiran pembaca sehingga pembaca memiliki kesamaan

pandangan dengan pandangan penulis artikel dan juga media yang memuatnya.

Sebagaimana yang sering terjadi bahwa pemberitaan sering memengaruhi

khalayak pembaca, hal ini juga terjadi pada artikel opini. Artikel opini dimuat

berdasarkan kebijakan redaktur opini, yang artinya artikel tersebut telah melebur

5

Page 6: bismillah usmas

dengan kebijakan media tersebut dan menjadi bagian dari media tersebut.

Menurut hipotesis Elihu Katz, sebagaimana dikutip Djafar (1991),

pengaruh media massa terhadap masyarakat sesungguhnya muncul secara

bertingkat. Mula-mula ia “menyerang” mereka yang terkategori pemimpin opini

(opinion leader), yang bisa berupa tokoh masyarakat, individu tertentu atau

pimpinan komunitas. Setelah pemimpin opini terpengaruh, barulah media massa

memengaruhi masyarakat secara luas (Wahyu Wibowo, 2006: 25-26).

Dengan adanya penyajian artikel opini tentang Peristiwa Koja pada Harian

Umum Kompas edisi Jumat, 16 April 2010 dapat menggiring pembaca dalam

merepresentasi peristiwa itu. Kesamaan pemahaman penulis artikel dalam

Peristiwa Koja, yakni adanya pandangan negatif terhadap pemerintah daerah

dinilai dapat mempengaruhi khalayak pembaca. Maka dari itu, artikel opini ini

merepresentasi penggambaran yang tampil pada artikel, baik penggambaran yang

buruk (negatif) maupun penggambaran yang baik (positif).

1.2 Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang dapat

dirumuskan adalah Bagaimana Kompas Merepresentasi Peristiwa Koja,

Tanjung Priok dalam Artikel Opini di Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16

April 2010?

1.3 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana dimensi teks artikel opini mengenai Peristiwa Koja, Tanjung

Priok dalam rubrik Opini Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16 April

6

Page 7: bismillah usmas

2010?

2. Bagaimana dimensi praktik wacana (discourse pratice) dalam produksi

dan konsumsi teks penulis yang berkaitan dengan peristiwa Koja, Tanjung

Priuk dalam rubrik Opini Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16 April

2010?

3. Bagaimana dimensi praktik sosial budaya (socio-cultural practice)

berkaitan dengan artikel Peristiwa Koja, Tanjung Priok dalam rubrik Opini

Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16 April 2010?

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dimensi teks artikel opini mengenai Peristiwa Koja,

Tanjung Priok dalam rubrik Opini Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16

April 2010.

2. Untuk mengetahui dimensi praktik wacana (discourse pratice) dalam

produksi dan konsumsi teks penulis yang berkaitan dengan Peristiwa Koja,

Tanjung Priok dalam rubrik Opini Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16

April 2010.

3. Untuk mengetahui dimensi praktik sosial budaya (socio-cultural practice)

berkaitan dengan artikel opini mengenai Peristiwa Koja, Tanjung Priok

dalam rubrik Opini Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16 April 2010.

1.5 Kegunaan penelitian

1. Kegunaan teoretik yang diharapkan sebagai sumbangan kepada jurusan

jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran terutama

7

Page 8: bismillah usmas

untuk memperkaya penelitian dibidang komunikasi massa dengan

menggunakan analisis wacana kritis.

2. Kegunaan praktis yang diharapkan dapat memberikan gambaran atau

pandangan mengenai hubungan artikel opini mengenai Peristiwa Koja,

Tanjung Priok dalam rubrik Opini Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16

April 2010 dengan interpretasi masyarakat dalam peristiwa tersebut.

1.6 Kerangka Pemikiran

Menurut Fairclough dan Wodak, analisis wacana kritis melihat wacana-

pemakaian bahasa dalam tuturan dan tulisan-sebagai bentuk dari praktik sosial.

Menggambarkan wacana sebagai praktik sosial menyebabakan sebuah hubungan

dialektis di antara peristiwa diskursif tertentu dengan situasi, institusi,dan struktur

sosial yang membentuknya. Praktik wacana bisa jadi menampilkan efek ideologi:

ia dapat memproduksi dan mereproduski hubungan kekuasaan yang tidak imbang

antara kelas sosial, laki-laki dan perempuan, kelompok mayoritas dan minoritas

melalui mana perbedaan itu direpresentasikan dalam posisi sosial yang

ditampilkan. Fairclough dan Wodak berpandangan bahwa analisis wacana kritis

menyelidiki bagaimana melalui bahasa, kelompok sosial yang ada saling

bertarung dan mengajukan versinya masing-masing (Eriyanto, 2001:7-8).

Pendekatan yang digunakan dalam melihat hubungan antara artikel opini

mengenai Peristwa Koja, Tanjung Priok pada rubrik Opini Harian Umum Kompas

edisi Jumat, 16 April 2010 terhadap persepsi masyarakat pada peristiwa itu ialah

Pendekatan Perubahan Sosial (Sociocultural Change Approach). Dalam

pendekatan ini analisis wacana memusatkan perhatian pada bagaimana wacana

8

Page 9: bismillah usmas

dan perubahan sosial. Wacana dipandang sebagai praktik sosial yang memiliki

hubungan dialektis antara praktik diskursif (berkaitan dengan nalar) tersebut

dengan identitas dan relasi sosial. Maka dari itu, model analisis yang digunakan

ialah model Norman Fairclough (Eriyanto, 2002:17).

Untuk melihat pengaruh artikel opini tentang Peristiwa Koja, Tanjung

Priok pada rubrik Opini Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16 April terhadap

perubahan sosial masyarakat, maka alat yang digunakan dalam menganalisis

wacana adalah representasi.

Dalam khasanah studi analisis tekstual, analisis wacana masuk dalam

paradigma penelitian kritis, suatu paradigma berpikir yang melihat pesan sebagai

pertarungan kekuasaan, sehingga teks berita dipandang sebagai bentuk dominasi

dan hegemoni suatu kelompok terhadap kelompok yang lain. Wacana dengan

demikian adalah suatu alat representasi di mana suatu kelompok yang dominan

memarjinalkan posisi kelompok yang tidak dominan (Eriyanto, 2001:18).

Istilah representasi menunjuk pada bagaimana seseorang, satu kelompok,

gagasan, atau pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Representasi ini

penting dalam dua hal. Pertama, apakah seseorang, kelompok, atau gagasan

tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya. Kedua, bagaimana representasi

tersebut ditampilkan (Eriyanto, 2001:113).

Dalam artikel opini tentang Peristiwa Koja, terjadi penggambaran

mengenai peristiwa di mana masyarakat Koja sebagai kaum yang terpinggirkan

selalu dimarjinalkan oleh pemerintah. Dari keempat artikel tersebut terdapat

penonjolan interpretasi, yakni terdapat kesenjangan antara masyarakat Koja

dengan pemerintah.

9

Page 10: bismillah usmas

Pemilihan dan penonjolan yang ada pada artikel ini, memberikan taste

case tentang isu yang lebih penting yang disajikan oleh media. Lebih dalam dari

penonjolan Kompas pada Peristiwa Koja terdapat konteks sosial yang membuat

artikel opini ini muncul. Konteks sosial yang memengaruhi penulis memiliki

pandangan pada peristiwa tersebut. Pada penelitian ini, peneliti menekankan pada

analisis sociocultural practice yang mengasusmsikan bahwa konteks sosial yang

ada di luar media memengaruhi bagaimana wacana yang muncul dalam media.

(Eriyanto, 2001:320).

Untuk itu peneliti menggunakan teori Hegemoni yang dicetuskan Gramsci,

yaitu sebuah pandangan hidup dan cara berpikir yang dominan, yang di

dalamnya sebuah konsep tentang kenyataan disebarluaskan dalam masyarakat

baik secara institusional maupun perorangan; (ideologi) mendiktekan seluruh

cita rasa, kebiasaan moral, prinsip-prinsip religius dan politik, serta seluruh

hubungan-hubungan sosial, khususnya dalam makna intelektual dan moral.1

Gramsci menjelaskan bahwa hegemoni merupakan sebuah proses

penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif

mendukung ide-ide kelas dominan. Pemerintah daerah menjadi kelas dominan

yang memarjinalkan masrayakat Koja sebagai kelas bawah dalam peristiwa ini.

Selain itu, peneliti juga mengaitkan dengan teori yang berkaitan dengan

konflik atau kekerasan yang dituangkan dalam wacana yang ada pada artikel yang

akan diteliti. Untuk itu, teori yang digunakan adalah teori kekerasan kolektif.

Kekerasan kolektif adalah kekerasan yang dilakukan oleh sekumpulan

orang yang dilakukan secara bersama-sama. Menurut Le Bon, kekerasan kolektif

ini berkaitan dengan irasionalitas, emosionalitas, dan peniruan individu yang

1 http://utchanovsky.com/2008/08/teori-hegemoni/

10

Page 11: bismillah usmas

lepas dari pembatasan sosial suatu organisasi sosial. Individu-individu yang

berada dalam suatu kelompok/crowd dianggap saling meniru, sehingga saling

memperkuat dan memperbesar emosionalitas dan irasionalitas sesamanya. Teori

baru tentang kekerasan kolektif ini menunjukkan bahwa pada dasarnya kekerasan

kolektif muncul dari situasi kongkrit yang sebelumnya didahului oleh sharring

gagasan, nilai, tujuan dan masalah besar dalam kurun waktu yang lebih lama.

Masalah bersama merupakan faktor yang paling penting dan bisa melibatkan

perasaan akan bahaya. Ted Robert Gurr dikatakan bahwa individu yang

memberontak sebelumnya harus memiliki latar belakang situasi, seperti rasa

ketidakadilan, kemarahan moral, dan kemudian memberikan respon terhadap

sumber penyebab kemarahan tersebut.2

Berikut adalah definisi dari penjelasan kerangka berpikir penulis yang

mencakup latar belakang hingga metode penelitian yang akan digunakan.

Representasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, representasi berarti perbuatan

yang mewakili, keadaan diwakili, apa yang mewakili; perwakilan.

Dikutip dari buku Analisis Wacana karangan Eriyanto, istilah representasi

itu sendiri menunujuk pada bagaimana seseorang, suatu kelompok, gagasan atau

pendapat tertentu ditampilkan dalam pemberitaan. Selain itu, Norman Fairclough

dalam Eriyanto, 2001:289, melihat unsur representasi sebagai penggambaran

peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau apa pun dalam sebuah teks.

2 http://nilaieka.blogspot.com/20009/05/teori-kekerasan.html

11

Page 12: bismillah usmas

Peristiwa Koja

Peristiwa bentrokan antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dengan

masyarakat yang berada di daerah Koja, Tanjung Priok akibat perebutan sengketa

tanah antara masyarakat Koja dengan PT Pelindo II. Pada tanah sengketa tersebut

terdapat makam Mbah Priok, pemuka agama Islam. Hal inilah yang menjadi

penyebab utama terjadi peristiwa koja tersebut.

Tanjung Priok

Tanjung Priok adalah nama kecamatan yang terletak di Jakarta Utara. Di

daerah ini terdapat Pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan perlabuhan terpadat

di Indonesia.

Asal Nama

Kata Tanjung Priok terdiri dari dua suku kata yakni “tanjung”, yang

artinya daratan yang menjorok laut sehingga daerah ini cocok sebagai kawasan

pelabuhan, dan “priok” yang berasal dari kata “periuk” yaitu semacam panci tanah

liat yang menjadi komoditas perdagangan pada zaman prasejarah (sekitar abad ke-

1 Masehi). Sejak dahulu kawasan ini adalah pelabuhan prasejarahn (atau zaman

penyebaran agama Hindu), dan oleh pemerintah kolonial Belanda Tanjung Priok

benar-benar dijadikan kawasan pelabuhan pada akhir abada ke-18.3

Media Massa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:892), media massa

merupakan sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebarkan

berita dan pesan kepada masyarakat luas. Sementara itu, menurut Dennis McQuail

3 http://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok_Jakarta_Utara

12

Page 13: bismillah usmas

(1987), media massa merupakan sumber kekuatan –alat kontrol, manajemen, dan

inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan

atau sumber daya lainnya. Media juga telah menjadi sumber dominan bukan saja

bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga

bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif (Nurudin, 2007:34-35).

Pada dasarnya, media massa dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni

media massa cetak dan media massa elektronik. Media cetak yang dapat

memenuhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah,

sedangkan media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio

siaran, televisi, film, media on-line atau internet (Ardianto, 2004:103).

Artikel Opini

Berdasarkan buku AS Haris Sumadiria, Menulis Artikel dan Tajuk

Rencana, Artikel opini mengupas suaut masalah secara serius dan tuntas dengan

merujuk pada pendekatan analitis akademis. Sifatnya relatif berat. Karena itulah,

artikel opini kerap ditulis oleh mereka yang memiliki latar belakang pendidikan,

pengetahuan, keahlian, atau pengalaman memadai di bidangnya masing-masing.

Kompas

Kompas adalah surat kabar Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta.

Didirikan oleh PK Ojong (1920-1980) dan Jakoeb Oetama, Kompas terbit pertama

kali pada 28 Juni 1965 dengan Jakoeb Oetama sebagai editor in-chief pertamanya.

Sejak tahun 1969, Kompas merajai penjualan surat kabar secara nasional. Pada

tahun 2004, tiras hariannya mencapai 530.000 eksemplar, khusus untuk edisi

13

Page 14: bismillah usmas

Minggunya malah mencapai 610.000 eksemplar. Pembaca koran ini mencapai

2,25 juta orang di seluruh Indonesia.

Seperti kebanyakan surat kabar yang lain, harian Kompas dibagi menjadi

tiga halaman bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan

internasional, bagian berita bisnis dan keuangan, serta bagian berita olahraga.

Kompas juga menyajikan halaman opini yang berisi, tajuk rencana, artikel opini,

pojok, dan surat pembaca.

Dengan semakin meningkatnya pembaca, selain rubrik tetap pada edisi

Nasional, saat ini Kompas juga menambahkan edisi daerah antara lain: Sumatra

Bagian Selatan, Sumatra Bagian Utara, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur,

Jawa Barat.4

Kompas memliki logo berwarna biru dilengkapi tulisan Amanat Hati

Nurani Rakyat di bawah logo tersebut. Visi Kompas ialah menjadi institusi yang

memberikan pencerahan bagi perkembangan masyarakat Indonesia yang

demokratis dan bermartabat, serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan.

Sementara misi Kompas ialah mengantisipasi dan merespons dinamika

masyarakat secara profesional, sekaligus memberi arah perubahan (trendsetter)

dengan menyediakan dan menyebarluaskan informasi yang terpercaya. (Ed.

Sularto, 2007:66).

Rubrik Opini

Rubrik opini merupakan salah satu kolom khusus surat kabar yang

disediakan pihak redaksi – sengaja diperuntukan umum (para penulis dari luar

4 http://id.wikipedia.org/wiki/Kompas_%28surat_kabar%29

14

Page 15: bismillah usmas

SOCIOCULTURE PRACTICE

redaksi koran). Dalam hal ini – penulis rubrik opini (kolumnis) diberikan

kebebasan dalam menganalisis problema teraktual yang sedang dihadapi

masyarakat.5

Analisis wacana kritis model Norman Fairclough

Analisis Norman Fairclough didasarkan pada pertanyaan besar, bagaimana

menghubungkan teks yang mikro dengan konteks masyarakat yang makro.

Fairclough berusaha membangun suatu model analisis wacana yang mempunyai

kontribusi dalam analisis sosial dan budaya, sehingga ia mengkombinasikan

tradisi analisis tekstual–yang selalu melihat bahasa dalam ruang tertutup–dengan

konteks masyarakat yang lebih luas. Titik perhatian besar dari Fairclough adalah

melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan. (Eriyanto, 2001:285).

Fairclough membagi analisis wacana dalam tiga dimensi, yakni teks

(melihat bagaimana sesuatu ditampilkan dalam teks yang bisa jadi membawa

muatan ideologis tertentu), discourse practice (berhubungan dengan proses

produksi dan konsumsi teks), dan socioculture practice (berhubungan dengan

konteks di luar teks).

Ketiga dimensi tersebut digambarkan sebagai berikut:

5 http://www.pewarta-indonesia.com/Belajar-Mewarta/Menulis-Opini/rubrik-opini-a-lumbung-dolar.html

15

Produksi Teks

Konsumsi Teks

DISCOURSE PRACTICE

TEKS

Page 16: bismillah usmas

Gambar I. Dimensi Analisis Wacana Kritis Model Norman Fairclough

(Sumber: Eriyanto, 2001:288)

1.7 Metodologi Penelitian

1.7.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan teknik analisis

wacana model Norman Fairclough. Metode analisis kritis model Norman

Fairclough menekankan analisis pada tiga dimensi yang berbeda-beda, antara lain

dimensi teks, discourse practice, socio cultural practice.

Model analisis Fairclough ialah:

1. Teks

Teks bukan hanya menunjukkan bagaimana suatu objek digambarkan

tetapi juga bagaimana hubungan antarobjek didefinisikan. Di sini dilakukan

analisis linguistik pada struktur teks untuk menjelaskan teks tersebut, yang

meliputi kosa kata, kalimat, proposisi, makna kalimat, dan lainnya. Untuk

mempermudah analisis bisa digunakan metode analisis pembingkaian.

2. Praktik Wacana

Praktik wacana merupakan dimensi yang berkaitan dengan proses

produksi dan konsumsi teks. Sebuah teks ada dasarnya dihasilkan lewat proses

produksi, seperti pola kerja, bagan kerja, rutinitas dalam menghasilkan teks.

Konsumsi teks dapat dihasilkan secara personal atau kolektif.

3. Praktik Sosial Budaya

Praktik sosial budaya melihat bangunan wacana yang berkembang dalam

masyarakat, di mana dimensi ini melihat konteks di luar teks, antara lain sosial,

16

Page 17: bismillah usmas

budaya, atau situasi saat wacana dibuat. (Rachmat Kriyantono, 2006:263).

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti melakukan metode analisis

dengan membagi pada tiga dimensi. Pada dimensi teks, peneliti menggunakan

analisis critical linguistic untuk melihat representasi peristiwa koja dalam artikel

opini pada Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16 April 2010. Representasi

melihat bagaimana peristiwa, orang, kelompok, situasi, keadaan, atau apa pun

ditampilkan dan digambarkan dalam teks.

Pada dimensi praktik wacana, peneliti menggunakan analisis discource

practice pada produski dan konsumsi teks. Tiga aspek penting dalam analisis

discource practice ini antara lain, dari sisi individu penulis artikel itu sendiri,

bagaimana hubungan antara penulis artikel dengan struktur organisasi media,

dalam hal ini hubungan penulis artikel dengan redaktur opini yang bertugas

menentukan dan menyunting artikel yang dikirim penulis, dan praktik kerja

rutinitas kerja dari produksi penulisan artikel, yang menurut AS Haris Sumadiria

dalam Menulis Artikel dan Tajuk Rencana, yakni tahap persiapan, tahap

pelaksanaan penulisan, dan tahap perbaikan materi tulisan (penyuntingan).

Pada dimensi praktik sosial budaya, peneliti menggunakan analisis

sociocultural yang berdasarkan pada asumsi bahwa konteks sosial yang ada di

luar media memengaruhi wacana yang muncul di dalam media. Wacana dalam

artikel opini menggambarkan persepsi sosial masyarakat Koja terhadap kekuatan

hegemoni pemerintah daerah.

1.7.2 Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah penulis artikel opini tentang Peristiwa Koja pada

17

Page 18: bismillah usmas

dalam Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16 April 2010, redaktur opini Harian

Umum Kompas, dan pengamat ilmu pemerintahan. Sementara objek penelitian

adalah artikel-artikel dalam Harian Umum Kompas edisi Jumat, 16 April 2010.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti mencakup tiga

dimensi, yakni:

1. Dimensi teks, peneliti mengumpulkan data dengan cara memerhatikan anak

kalimat, kombinasi anak kalimat, dan rangkaian antarkalimat dalam teks

berita tersebut.

2. Dimensi praktik wacana, peneliti mengumpulkan data dengan cara

wawancara mendalam dan memerhatikan unsur intelektualitas dalam teks

berita tersebut. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan redaktur

opini Kompas dan penulis artikel itu sendiri, yakni Asmadji AS Muchtar,

Aloys Budi Purnomo, Sarlito W Sarwono, Sulyana Dadan.

3. Dimensi praktik sosio-kultural, peneliti mengumpulkan data dengan cara

menelusuri sejarah melalui bahan pustaka yang berhubungan dengan

pemberitaan peristiwa Koja, Tanjung Priok. Selain itu, peneliti juga

melakukan proses triangulasi dengan melakukan wawancara dengan pakar di

bidang Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Sosial.

1.7.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif ialah

dengan menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat

18

Page 19: bismillah usmas

dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal umum (tataran konsep).

(Rachmat Kriyantono, 2006:194).

Penelitian ini mencari tahu kaitan antara dimensi teks, dimensi praktik

wacana, dan dimensi praktik sosio-kultural. Analisis yang dilakukan dalam model

Fairclough menerapkan analisis yang berbeda-beda antara satu dimensi dengan

dimensi yang lain. Tiga jenis analisis yang dilakukan adalah:

1. Deskripsi (menguraikan isi dan analisis secara deskriptif atas teks)

2. Interpretasi (teks dianalisis dengan dihubungkan dengan praktik wacana yang

dilakukan yaitu proses produksinya)

3. Eksplanasi (mencari penjelasan atas hasil penafsiran kita pada tahap kedua

dengan praktik sosio kultural di mana suatu media berada)

1.7.5 Teknik Keabsahan Data

Penilaian kesahihan (validitas) riset pada penelitian kualitatif terletak pada

proses sewaktu periset turun ke lapangan mengumpulkan data dan sewaktu proses

analisis-interpretatif data. Jenis-jenisnya adalah:

1. Kompetensi Subjek Riset

Subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawaban-jawaban pertanyaan

berkait dengan pengalaman subjek. Dalam penelitian ini, subjek riset yang

kredibel adalah penulis artikel opini itu sendiri.

2. Trustworthiness

Menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa

yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. Trustwothiness ini mencakup dua hal:

- Authenticity, yaitu memperluas konstruksi personal yang dia ungkapkan.

19

Page 20: bismillah usmas

Peneliti memberi kesempatan pdan memfasilitasi pengungkapkan konstruksi

personal yang lebih detail, sehingga memengaruhi mudahnya pemahaman

yang lebih mendalam.

Analisis Triangulasi, yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti

kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia.

Macam triangulasi yang bisa digunakan yaitu, triangulasi sumber, triangulasi

waktu, triangulasi teori, triangulasi periset, dan triangulasi metode.

- Intersubjectivity Agreement

Semua pandangan, pendapat atau data dari suatu subjek didialogkan

dengan pendapat, pandangan, atau data dari subjek lainnya. Tujuannya untuk

menghasilkan titik temu antar data.

3. Conscientization

Kegiatan berteori, ukurannya: dapat melakukan “blocking interpretation”,

mempunyai basis teoritis yang mendalam dan kritik harus tajam. Kegiatan

berteori ini memaparkan dua hal, yaitu:

- Historical situatedness (ideographic): sesuaikan analisis dengan konteks sosial

dan budaya serta konteks waktu dan historis yang spesifik sesuai kondisi di mana

riset terjadi.

– Unity theory & praxis: memadukan teori dengan contoh praktis (Rachmat

Kriyantono, 2006: 70-72).

1.7.6 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jakarta. Peneliti akan melakukan wawancara

mendalam dengan subjek penelitian.

20

Page 21: bismillah usmas

Waktu yang akan digunakan untuk melakukan penelitian dimulai dari

Oktober 2010 – Desember 2010.

Daftar Pustaka

Ardianto, Elvinaro. Komala, Lukiati. Karlinah, Siti. 2004. Komunikasi Massa

Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bagaimana Mempertimbangkan Artikel Opini Untuk Media Massa. 1995.

Yogyakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerbitan Yogya

(LP3Y). Kanisius.

21

Page 22: bismillah usmas

Ed. Sularto. 2007. Kompas Menulis Dari Dalam. Jakarta: PT Kompas Media

Nusantara.

Eriyanto. 2001. Analisis Wacana. Yogyakarta: LkiS.

Djuarto, Totok. Suprijadi, Bambang. 2002. Menulis Artikel & Karya Ilmiah.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Jakarta: Teknik Praktis Riset Komunikasi.

Media Directory. 2009. Jakarta: Dewan Pers.

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sumadiria, Haris A.S. 2005. Jurnalistik Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama

Media.

Sumadiria, Haris A.S. 2004 Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Simbiosa

Bandung: Rekatama Media.

Wibowo, Wahyu. 2006. Berani Menulis Artikel. Jakarta PT Gramedia Pustaka

Utama.

Internet

Diakses pada 25 April 2010

http://utchanovsky.com/2008/08/teori-hegemoni/

Diakses pada 28 September 2010

http://id.wikipedia.org/wiki/Kompas_%28surat_kabar%29

22

Page 23: bismillah usmas

http://www.pewarta-indonesia.com/Belajar-Mewarta/Menulis-Opini/rubrik-opini-a-

lumbung-dolar.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Tanjung_Priok_Jakarta_Utara

Diakses pada 26 Oktober 2010

http://nilaieka.blogspot.com/20009/05/teori-kekerasan.html

23