8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – Teori Dasar / Umum
2.1.1 Pengertian Sistem
Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457)
adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi
dengan tujuan untuk mencapai suatu tujuan. O’Brien (2005, p29)
berpendapat bahwa sistem adalah sekelompok komponen yang saling
berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi
yang teratur. Sistem mempunyai 3 komponen dasar yang saling
berinteraksi atau fungsi dasar (2005, p32), yaitu :
- Input (masukan) melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai
elemen yang memasuki sistem untuk diproses. Contoh : bahan
baku mentah, energi, data dan sumber daya manusia.
- Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah input
menjadi output. Contoh : proses manufaktur, sistem pernafasan
manusia, dan perhitungan matematika.
- Output (keluaran) melibatkan perpindahan elemen yang telah
diproduksi oleh proses transformasi ke tujuan akhir. Contoh :
barang jadi, informasi.
9
Dari definisi – definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa suatu sistem merupakan komponen-komponen yang memiliki
fungsi-fungsi berbeda yang saling terkait dan memiliki aturan-aturan
dalam menjalankan proses – proses tertentu dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.1.2 Pengertian Data
Menurut O’Brien (2005, p38), data adalah fakta atau observasi
mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik dan transaksi bisnis.
Sementara Laudon (2005, p8) mengatakan bahwa data adalah
sekumpulan fakta – fakta mentah yang menggambarkan kejadian –
kejadian yang terjadi dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum
diolah atau diatur menjadi bentuk yang bisa dimengerti dan digunakan
oleh manusia. McLeod (2007, p10) berpendapat bahwa data terdiri atas
fakta dan angka yang biasanya tidak bermanfaat karena volumenya yang
besar dan sifatnya yang belum diolah.
Dari definisi – definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa data adalah fakta, hasil observasi, ataupun angka – angka yang
diperoleh dari berbagai fenomena maupun transaksi bisnis yang belum
diolah sehingga hanya memiliki sedikit arti atau manfaat bagi manusia.
2.1.3 Pengertian Informasi
Pengertian informasi menurut Laudon (2005, p8) adalah data yang
telah dibentuk menjadi suatu bentuk yang berarti dan berguna bagi
10
manusia. Menurut O’Brien (2005,p38), informasi adalah data yang telah
diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir
tertentu.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian informasi adalah data-data yang kurang berarti yang telah
diolah kedalam bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya
dalam pengambilan keputusan. Contohnya data-data pelamar pekerjaan
seperti nama, alamat, dan lainnya. Data ini akan menjadi berguna bagi
perusahaan jika diolah dan digabungkan menjadi sebuah informasi yang
berisi seluruh data-data pelamar pekerjaan.
2.1.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon (2005, p8), sistem informasi dapat didefinisikan
sebagai komponen – komponen yang saling berhubungan yang bekerja
sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan,
koordinasi, pengendalian, analisis dan visualisasi dalam suatu organisasi.
O’Brien (2005,p5) mengemukakan bahwa sistem informasi adalah
kombinasi teratur apa pun dari orang–orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan
menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
sistem informasi merupakan sekumpulan komponen-komponen yang
11
terdiri dari hardware, software, manusia, jaringan, data, prosedur yang
berinteraksi satu sama lain yang digunakan untuk mendukung dalam
pengambilan keputusan dan kegiatan bisnis dalam suatu organisasi.
2.1.5 Pengertian ERP
Menurut Dhewanto, ERP merupakan singkatan dari tiga elemen
kata (2007,p2), yaitu Enterprise (perusahaan/organisasi), Resource
(sumber daya) dan Planning (perencanaan). Tiga kata ini mencerminkan
sebuah konsep yang berujung kepada kata kerja, yaitu ‘Planning’, yang
berarti bahwa ERP menekankan kepada aspek perencanaan. maka ERP
merupakan sebuah aspek perencanaan yang terintegrasi di suatu
organisasi atau perusahaan yang bersifat lintas fungsional yang terdiri
atas berbagai fitur dengan tujuan agar dapat merencanakan dan mengelola
sumber daya organisasi dengan lebih efisien dan dapat merespon
kebutuhan pelanggan dengan lebih baik. Konsep ERP dapat dijalankan
dengan baik , jika didukung oleh seperangkat aplikasi dan infrastruktur
computer baik software dan hardware sehingga pengelolaan data dan
informasi dapat dilakukan dengan mudah dan terintegrasi. Integrasi
dalam konsep sistem ERP berhubungan dengan inteprestasi sebagai
berikut :
• Menghubungkan antara berbagai aliran proses bisnis
• Metode dan teknik berkomunikasi
• Keselarasan dan sinkronisasi operasi bisnis
12
• Koordinasi operasi bisnis
Kata ‘Enterprise’ (2007,p4-5) sendiri digunakan untuk
menggambarkan situasi bisnis secara umum dalam satu entitas korporat,
dalam berbagai ukuran, mulai dari bisnis ukuran kecil, hingga bisnis
ukuran besar. Secara konseptual, enterprise dapat digambarkan sebagai
sebuah kelompok orang dengan tujuan tertentu, yang memiliki sumber
daya untuk mencapai tujuan tertentu.
Kata ‘Resource’ (2007,p5) secara singkat dapat di terjemahkan
menjadi sumber daya. Dalam kaitannya dengan enterprise, resource
dapat berupa asset perusahaan yang meliputi aset keuangan, sumber daya
manusia, konsumen, supplier, order, teknologi, dan juga strategi. Istilah
sumber daya ini melebar meliputi semua hal yang menjadi tanggung
jawab dan tantangan manajemen untuk dikelola agar dapat menghasilkan
keuangan. Jadi, ERP dapat dideskripsikan sebagai sebuah konsep untuk
merencanakan dan mengelola sumber daya organisasi agar dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menghasilkan nilai tambah bagi
seluruh pihak yang berkepentingan (stake holder) atas organisasi.
Pendapat Santo dan Suparto (2009, p27), ERP merupakan konsep
untuk merencanakan dan mengelola sumber daya perusahaan, yaitu
berupa paket aplikasi program terintegrasi dan multi modul yang
dirancang untuk melayani dan mendukung berbagai fungsi dalam
perusahaan, sehingga pekerjaan menjadi lebih efesien dan dapat
memberikan pelayanan lebih bagi konsumen, yang akhirnya dapat
13
menghasilkan nilai tambah dan memberikan keuntungan maksimal bagi
semua pihak yang berkepentingan. Menurut McLeod (2007, p10), ERP
merupakan sistem berbasis komputer yang memungkinkan manajemen
seluruh sumber daya perusahaan dalam basis keseluruhan organisasi.
Martin (2005,p739) mendeskripsikan bahwa ERP merupakan
bagian modul atau aplikasi bisnis yang terintegrasi untuk menghasilkan
fungsi bisnis yang paling umum, termasuk pengendalian persediaan,
akuntansi buku besar, hutang, piutang, material requirements planning,
Order management, dan sumber daya manusia. Modul ERP ini
terintegrasi secara utama melalui bagian definisi yang umum dan
database yang umum serta modul ini dirancang untuk menggambarkan
jalur bisnis yang dilakukan secara khusus.
Dari definisi – definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa ERP merupakan suatu konsep untuk merencanakan dan mengelola
sumber daya perusahaan dengan menggunakan aplikasi bisnis yang
terintegrasi pada subdivisi fungsional untuk mendukung fungsi bisnis
yang umum yang ada ada di perusahaan.
2.1.6 Pengertian Proses Bisnis
Laudon (2005,p8) mendeskripsikan proses bisnis merupakan
suatu cara unik dalam mengkoordinasi aktivitas kerja, informasi dan
pengetahuan untuk menghasilkan suatu produk dan jasa.
14 2.1.7 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2007, p129) ada empat teknik pengumpulan
data, dua di antaranya adalah wawancara (interview) dan pengamatan
atau observasi.
2.1.7.1 Wawancara (Interview)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila
peneliti ingin menngetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Wawancara
terdiri dari dua macam yaitu :
- Wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan
sebagai tenik pengumpulan data bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam
melakukan wawancara pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan – pertanyaan
tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.
- Wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
15
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis –
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
2.1.7.2 Pengamatan atau Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan
teknik lain, yaitu wawancara dan kuesioner. Menurut
instrumen yang digunakan, observasi terbagi menjadi dua
yaitu :
- Observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah
observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
apa yang akan diamati, di mana tempatnya. Observasi
terstruktur dilakukan ketika peneliti telah tahu dengan
pasti tentang variabel apa yang akan diamati.
- Observasi tidak terstruktur. observasi tidak terstruktur
adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan
karena peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan
diamati.
Menurut proses pelaksanaan pengunpulan data,
observasi dapat dibedakan menjadi :
16 - Observasi berperan serta (participant observation). Dalam
observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian.
- Observasi nonpartisipan. Dalam observasi nonpartisipan
peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. Pengumpulan data dengan observasi
nonpartisipan tidak akan mendapatkan data yang
mendalam.
2.1.8 Pemasaran dan Penjualan (Marketing and Sales)
Menurut Brady, Et Al (2001, p6), fungsi – fungsi dalam
pemasaran dan penjualan meliputi mengembangkan produk, menentukan
harga, promosi produk ke pelanggan, dan menerima pesanan pelanggan.
Pemasaran dan penjualan juga membantu membuat ramalan penjualan.
Proses umum yang terjadi dalam penjualan menurut Brady ,Et Al (2001,
p46) dibagi ke dalam 6 tahap yakni :
1. Aktivitas Pra-Jual (Pre-Sales Activities)
Pada tahap ini, pelanggan bisa mendapat informasi harga produk
– produk perusahaan. Informasi ini dapat disediakan dengan dua
cara yaitu surat permintaan penawaran harga (inquiry) atau surat
penawaran harga (quotation). Keduanya menyediakan informasi
17
harga untuk pelanggan yang potensial. Perbedaan antara inquiry
dan quotation adalah quotation merupakan dokumen dari penjual
yang menjamin bahwa pembeli dapat membeli produk pada harga
yang ditawarkan dalam jangka waktu yang telah diberikan.
Aktivitas pra-jual melibatkan aktivitas pemasaran seperti
penelusuran kontak pelanggan (penjualan lewat telepon,
knjuangan, ataupun email). Data tentang pelanggan dapat dijaga
sehingga daftar alamat dapat diatur berdasarkan karakteristik
pelanggan yang bisa meningkatkan target pasar.
2. Pemrosesan Pesanan Penjualan (Sales Order Processing)
Pemrosesan pesanan penjualan adalah serangkaian aktivitas yang
harus dilakukan untuk mencatat pesanan. Tahap – tahap penting
dalam pemrosesan pesanan penjualan adalah mencatat barang –
barang yang dipesan, menentukan harga jual, dan mencatat
jumlah barang yang dipesan. Selain itu, sistem juga mengecek
ketersediaan kredit pelanggan dengan mengecek piutang
pelanggan.
3. Pengecekan Persediaan (Inventory Sourcing)
Ketika mencatat pesanan, sistem akan mengecek catatan
persediaan dan catatan perencanaan produksi untuk menentukan
apakah barang yang dipesan dapat dikirim pada tanggal yang
diminta pelanggan. Perkiraan ini sudah termasuk pengiriman yang
diharapkan dengan memperhitungkan akhir pekan dan hari libur.
4. Pengiriman (Delivering)
18
Pengiriman adalah mengeluarkan dokumen yang digunakan
gudang untuk memilih (pick), mengepak (pack), dan mengirimkan
(ship) pesanan. Proses pengiriman membuat dokumen pengirman
supaya aktivitas gudang dan pengiriman dapat dijaankan secara
efisien.
5. Penagihan (Billing)
Pada tahap ini sistem akan menggunakan data pesanan penjualan
untuk membuat tagihan dengan meng-copy data ke dokumen
tagihan. Dokumen ini dapat dicetak dan dikirim, fax, email
kepada pelanggan.
6. Pembayaran (Payment)
Ketika pelanggan membayar secara fisik atau elektronk, sistem
akan memproses transaksi tersebut. Kas didebit dan akun
pelanggan dikredit.
2.2 Teori – Teori Khusus
2.2.1 Testing
Menurut Bill Hetzel (2007, p8), testing adalah segala kegiatan
yang bertujuan untuk mengevaluasi kualitas program atau sistem dan
menentukan bahwa program atau sistem memenuhi kebutuhan yang
diharapkan. Sementara itu Glenford Myers (2004, p6) mengatakan bahwa
19
testing adalah proses menjalankan suatu program untuk menemukan
kesalahan.
Menurut McGregor dan Sykes (2001, p13), software testing (atau
hanya disebut “testing”) adalah proses menemukan bukti dari kesalahan –
kesalahan yang terdapat di dalam software. McGregor dan Sykes
mengatakan bahwa beberapa orang yang mengetes software juga
bertanggungjawab untuk melakukan debug terhadap software tersebut.
Hal ini khususnya benar selama dilakukannya unit testing dan integration
testing. Namun, mereka membedakan antara dua aktivitas ini. Testing
merupakan proses menemukan kegagalan – kegagalan. Debugging adalah
proses menelusuri atau melacak sumber dari terjadinya kegagalan –
kegagalan atau bug tersebut dan melakukan perbaikan.
Tian (2005, p5) mengatakan bahwa software testing memegan g
peran inti di antara aktivitas – aktivitas software Quality Assurance (QA).
Dengan menjalankan sistem software atau menjalankan fungsi – fungsi di
dalamnya, tester dapat menentukan apakah sistem yang diuji memenuhi
spesifikasi atau kebutuhan – kebutuhan. Jika terjadi ketidaksesuaian,
maka tindakan selanjutnya dapat diambil untuk menghilangkan masalah –
masalah tersebut dalam kode software yang bisa juga melibatkan
modifikasi desain software. Karena itulah, penemuan dan penghapusan
cacat melalui testing membantu mengurangi jumlah cacat dalam produk
software sekaligus membantu untuk mencapai tujuan kualitas.
20
Menurut Black (2007, p21), ada 4 fase pengujian yang umum
beserta tujuan dari masing – masing fase. Dua di antara fase – fase
tersebut yakni :
- Fase pertama, seringkali disebut unit, component atau subsystem
test. Pada fase ini, tester menguji bagian – bagian dari sistem,
mencari bug pada setiap bagian tersendiri dari sisem yang diuji
sebelum bagian – bagian tersebut diintegrasi.
- Fase ke dua, seringkali disebut integration test. Pada fase ini,
tester menguji sekumpulan unit atau subsistem atau komponen
yang saling berhubungan, mencari bug dalam hubungan –
hubungan dan interface –interface antara sekumpulan bagian –
bagian sistem ketika bagian – bagian tersebut disatukan.
2.2.1.1 Behavioral atau Black-Box Tests
Menurut Black (2007, 45), behavioral atau black box
tests merupakan pengujian mengenai apa yang dilakukan oleh
sistem, terutama perilakunya (behavior) dan masalah – masalah
bisnis. Black box test dilakukan untuk mengidentifikasi bug
yang terdapat pada hasil – hasil, pemrosesan dan perilaku dari
sistem. Black box test biasanya dilakukan oleh tester.
Sementara itu, Tian (2005, p74) menyebutkan bahwa
Black – Box Testing atau disebut juga Functional Testing
berfokus pada perilaku eksternal dari suatu software atau
21
berbagai komponennya sambil memandang obyek yang diuji
sebagai sebuah kotak hitam (black box) sehingga mencegah
tester untuk melihat isi – isi di dalamnya. Black – box testing
memverifikasi penanganan yang benar dari fungsi – fungsi
eksternal yang disediakan oleh software atau apakah perilaku
yang diamati tersebut memenuhi harapan – harapan user atau
spesifikasi produk (2005, p35). Tian (2005, p75) berpendapat
bahwa bentuk yang paling sederhana dari Black - Box Test
(BBT) adalah dengan mulai menjalankan software dan
melakukan pengamatan dengan harapan mudah untuk
membedakan mana hasil yang diharapkan dan mana yang tidak.
Bentuk ini disebut juga “ad hoc testing”. Setelah dilakukan
pengujian berulang kali dan ditentukan bahwa masalah -
masalah terjadi karena software dan bukan karena hardware,
maka informasi tersebut disampaikan kepada pihak yang
bertanggungjawab untuk memperbaiki masalah – masalah
tersebut. Bentuk lain dari BBT adalah penggunaan checklist
yang spesifik yang berisikan daftar fungsi – fungsi eksternal
apa yang seharusnya ada serta beberapa informasi mengenai
kinerja yang diharapkan atau pasangan input – output.
2.2.1.2 Component atau Subsystem Test
Selama component atau subsystem test, tester berfokus
pada bug – bug dalam komponen – komponen sistem. Jika
22
komponen tersebut bisa berdiri sendiri, maka dapat digunakan
teknik black box. Tian (2005, p206) mengatakan bahwa suatu
komponen pada umumnya terdiri dari sekumpulan unit – unit
yang lebih kecil yang bersama – sama melengkapi atau
membentu sebuah obyek.
2.2.1.3 Integration atau Product Test
Integration atau product test melibatkan tester untuk
mencari bug – bug dalam hubungan – hubungan dan interface
– interface antara sekumpulan komponen dalam sistem yang
diuji. Menurut Tian (2005, p206) integration testing berkaitan
dengan integrasi berbagai komponen yang berbeda dari suatu
produk untuk bekerja sama, dengan fokus pada interface dan
masalah – masalah interaksi di antara komponen – komponen
ini. Teknik black – box testing bisa diterapkan untuk
integration testing dimana keseluruhan kumpulan komponen
yang diintegrasikan diuji sebagai suatu black box.
2.2.1.4 Report Testing
Menurt Protiviti, report testing adalah proses menelaah
keakuratan dan kelengkapan laporan – laporan utama. Akurasi
itu sendiri merupakan ketepatan atau kebenaran dari dokumen
– dokumen sumber yang ada pada laporan misalnya item – item
yang muncul dalam laporan dapat ditelusuri ke dokumen –
23
dokumen sumbernya dan dikonfirmasikan. Kelengkapan berarti
dapat dimengertinya dan tersedianya data – data yang
diinginkan dalam laporan. Report testing dapat dibagi ke dalam
tiga fase berbeda yaitu :
• Fase 1 : recalculation. Jika sistem bisa menghasilkan
laporan versi elektronik misalnya ouput data dari query
yang menghasilkan laporan, automated tools seperti
Ms.Access, Excel atau ACL dapat digunakan untuk
menghitung ulang keseluruhan laporan.
• Fase 2 : accuracy testing. Pengujian ini berfokus pada
pengujian apakah query telah menarik data yang sesuai
dari database. Accuracy testing melibatkan penelusuran
ke belakang (back tracing) dari transaksi – transaksi
contoh melalui pengujian kinerja ulang dari laporan ke
data sumber.
• Fase 3 : completeness testing. Completeness testing
melibatkan penelusuran ke depan (forward tracing) dari
transaksi – transaksi contoh melalui pengujian kinerja
ulang dari data sumber ke laporan.
Berdasarkan teori – teori di atas mengenai fase – fase
pengujian secara umum, pengertian black – box testing,
pengertian component atau subsystem test, pengertian
24
integration test, dan pengertian report testing maka dapat
disimpulkan bahwa pengujian M1 Enterprise System ini
dilakukan dengan menggunakan metode black – box testing di
mana selama pengujian, tahap – tahap yang dijalankan
mencakup :
• Functionality testing yang dalam hal ini bisa juga disebut
component atau subsystem test karena pada praktek di
lapangan, yang diuji pada tahap ini adalah komponen –
komponen atau submodul – submodul dalam sistem
secara terpisah – pisah.
• Integration testing di mana pada praktek di lapangan,
yang diuji pada tahap ini adalah hubungan antara
submodul – submodul yang telah diintegrasikan
membentuk suatu kesatuan yang utuh.
Report testing di mana pada praktek di lapangan, yang
diuji pada tahap ini adalah laporan – laporan yang
dihasilkan dari data – data yang dimasukkan pada tahap
integration testing. Oleh sebab itu, report testing bisa
dikatakan sebagai bagian dari integration testing.
2.2.1.5 Component Test Plan
McGregor dan Sykes (2001, p111) mengatakan bahwa
tujuan dari component test plan adalah untuk menentukan
keseluruhan strategi dan test case – test case spesifik yang akan
25
digunakan untuk menguji suatu komponen tertentu. Dua tipe
informasi pemandu dimasukkan ke dalam kerangka component
test plan : kriteria proyek dan prosedur proyek. Kriteria proyek
merupakan standar – standar yang telah disetujui sebelumnya
tentang bagaimana setiap komponen akan diuji secara
menyeluruh. Prosedur proyek mengidentifikasikan teknik –
teknik yang telah disetujui sebelumnya sebagai cara terbaik
untuk menangani tugas tertentu.
2.2.1.6 Test Case
Menurut McGregor dan Sykes (2001, p85) test case
adalah sepasang input dan ecpected result di mana input adalah
suatu deskripsi mengenai masukan untuk software yang akan
diuji dan ecpected result adalah deskripsi dari keluaran yang
harus dihasilkan oleh software sesuai dengan input yang
diberikan. Input seringkali berisi informasi status sistem serta
perintah – perintah dari user dan nilai – nilai data yang harus
diproses. Expected result tidak hanya berupa hal – hal yang
harus dicapai seperti cetakan laporan, suara – suara atau
perubahan dalam tampilan layar, tetapi juga perubahan dalam
software itu sendiri seperti update pada database atau
perubahan status sistem yang mempengaruhi pemrosesan
serangkaian input. Jika hasil aktual berbeda dengan has il yang
diharapkan berarti telah terjadi kegagalan dan dapat dikatakan
26
bahwa software yang diuji “fail”. Jika hasil aktual sama dengan
hasil yang diharapkan maka dikatakan bahwa software yang
diuji “pass”.
Perry (2006, p503) mengartikan test case sebagai
sekelompok input tes, kondisi eksekusi dan hasil yang
diharapkan yang dikembangkan untuk tujuan tes tertentu. Perry
juga mengatakan bahwa test case bisa dibuat dengan user dan
systen designer ketika use case dibuat (2006, 500). Use case itu
sendiri merupakan gambaran bagaimana user (atau sistem lain)
menggunakan sistem yang telah dirancang untuk melakukan
tugas tertentu.
Tian (2005, p87) mengatakan bahwa test case adalah
sekumpulan entitas dan informasi – informasi terkait yang
memungkinkan suatu pengujian untuk dilakukan atau suatu test
run untuk dijalankan. Test run sendiri didefiniskan sebagai
suatu unit dinamis dari aktivitas – aktivitas pengujian yang
spesifik dalam keseluruhan rangkaian pengujian pada suatu
obyek yang diuji. Hal yang mendasar di antara informasi test
case adalah input yang spesifik ke dalam obyek software dalam
suatu operasi, yang termasuk di dalamnya input awal pada saat
permulaan test run dan input yang memungkinkan software
tersebut terus berlanjut sampai selesai. Sebagai tambahan, test
case seringkali termasuk output yang diharapkan dari suatu test
27
run yang, bersama dengan spesifik input dan informasi waktu,
mendefinisikan perilaku program dalam test run.
2.2.2 Pengertian Requirement
Menurut Schulmeyer (2008, p3), requirement adalah suatu cara
mengkarakteristikkan kebutuhan user dalam suatu cara yang
memungkinkan tim pengembangan untuk mengimplementasikan
kebutuhan – kebutuhan tersebut ke dalam produk secara konkrit. Dengan
kata lain, hasil dari requirement adalah suatu standar yang digunakan
untuk mengukur kualitas dari suatu produk atau jasa.
2.2.3 Pengertian Kualitas
J.M. Juran (2007, p10) mengatakan bahwa kualitas berarti
kesesuaian untuk digunakan, fitur – fitur yang berkaitan dengan kinerja
produk dan kepuasan terhadap suatu produk. Kualitas juga bisa berarti
bebas dari kesalahan – kesalahan yang bisa mengakibatkan keluhan,
klaim, pengembalian, pengerjaan ulang dan kerusakan lainnya.
Menurut Schulmeyer (2008, p6), kualitas adalah derajat di mana
suatu objek (entitas seperti proses, produk, atau jasa) memenuhi atribut –
atribut atau requirement tertentu. Sementara atribut itu sendiri adalah
suatu properti atau karakteristik dari suatu entitas yang bisa dibedakan
secara kuantitatif maupun kualitatif oleh manusia ataupun mesin
28
otomatis. Kata “atribut” mencakup semua requirement tertentu yang
berhubungan dengan fungsional, kinerja, dan karakteristik lainnya seperti
kemampuan adaptasi, kemampuan pemeliharaan, dan keakuratan.
2.2.4 Pengertian Bug
Fine (2002, p222) mengatakan bahwa bug adalah segala sesuatu
yang mungkin membawa dampak negatif pada pengalaman customer
sewaktu menggunakan sistem.
Black (2007, p10) berpendapat bahwa para penguji dapat
menganggap suatu kelakuan dari sistem adalah bug jika kelakuan sistem
tersebut dapat membuat pelanggan, sponsor, atau pengguna menjadi tidak
puas terhadap sistem tersebut.
2.2.5 Pengertian Product Specification
Menurut sumber businessdictionary.com, product specification
merupakan suatu pernyataan tertulis berisi karakteristik –karakteristik
yang dibutuhkan dari suatu item yang didokumentasikan sedemikian rupa
sehingga bisa memfasilitasi pembelian, pembuatan dan penerimaan item
tersebut.
2.2.6 Pengertian Technical Specification
Menurut sumber qmsystem.hu, technical specification merupakan
suatu dokumentasi teknis yang disetujui dan dipublikasikan oleh
29
organisasi terotorisasi. Dokumentasi ini harus berisi kebutuhan -
kebutuhan teknis, tujuan dari suatu produk, kondisi – kondisi terkait
penggunaannya dan kekonsistenan dari hasil yang dihasilkan oleh produk
tersebut.
2.2.7 Pengertian Quality Control (QC)
Menurut sumber www.fao.org, quality control bisa didefinisikan
secara sederhana sebagai suatu pemeliharaan kualitas pada tingkat yang
memuaskan pelanggan dan yang ekonomis bagi produsen atau penjual.
Namun demikian, QC biasanya memiliki arti yang lebih formal,
berdasarkan pada prosedur – prosedur atau spesifikasi – spesifikasi
tertulis yang telah disetujui yang dirancang untuk mengurangi kesalahan.
2.2.8 M1 Enterprise System
M1 Enterprise System adalah suatu sistem ERP yang terintegras i
mulai dari pembelian, produksi, penjualan, akunting, dan kepegawaian
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan usaha manufacturing dari
perusahaan di Indonesia. Desainnya dibuat oleh pakar ERP System
dengan mengambil kelebihan-kelebihan dari berbagai produk ERP dan
Software Akunting lokal maupun internasional, seperti SAP, Microsoft
Great Plains, MYOB, Accurate, dan Zahir Accounting. Selanjutnya
30
desain ini disesuaikan lagi dengan keadaan di Indonesia dan dapat
digunakan dalam bahasa Inggris maupun Indonesia.
2.2.9 Modul Sales M1 Enterprise System
Gambar 2.1 Modul Sales M1 Enterprise System
Modul Penjualan pada M1 Enterprise System terdiri dari :
a. Sales Quotation
Sales Quotation adalah transaksi untuk membuat form
“Penawaran Penjualan” yang dibuat oleh bagian penjualan
perusahaan sebagai data penawaran penjualan atas sejumlah
barang yang disertai dengan perincian harga dan quantity, yang
ditujukan kepada pelanggan tertentu.
31
b. Sales Order
Sales Order adalah transaksi “Order Penjualan” yang
dibuat berdasarkan data order per customer. Sales order baru akan
dibuat setelah terjadi kesepakatan harga dan jumlah unit
penawaran dari perusahaan terhadap customer tertentu. Pada
dasarnya, tujuan pembuatan sales order ini adalah sebagai surat
bukti adanya kesepakatan transaksi order penjualan atas sejumlah
barang dengan harga tertentu yang sudah disepakati antara kedua
belah pihak yaitu perusahaan dengan customernya.
c. Direct Invoice
Direct Invoice merupakan penggabungan transaksi Sales
Order, Delivery Order dan Sales Invoice yang digabungkan
menjadi satu. Dengan menggunakan transaksi penjualan langsung
ini, user bisa melewati transaksi Sales Order dan Delivery Order
dan langsung membuat Sales Invoice.
d. Delivery Order
Delivery Order adalah transaksi “Pengiriman Order” atau
dikenal dengan istilah “Surat Jalan” yang dibuat oleh perusahaan
pada saat hendak melakukan pengiriman/pendistribusian barang
pesanan penjualan ke lokasi pelanggan. Transaksi Delivery Order
ini dibuat berdasarkan data-data pesanan pelanggan yang sudah
32
tercatat dalam sebuah Sales Order. Satu Sales Order bisa memiliki
beberapa transaksi Delivery Order.
e. Delivery Planning
Delivery Planning digunakan untuk mencatatkan
pengiriman barang yang berasal dari beberapa Surat Jalan atau
Penjualan Langsung dalam sekali jalan.
f. Sales Return
Sales Return digunakan untuk mencatat barang yang
dikembalikan oleh pelanggan, dan saat transaksi ini diposting akan
otomatis menghasilkan Nota Kredit yang berisikan catatan hutang
untuk pelanggan tersebut.
g. Sales Invoice
Sales Invoice pada M1 Enterprise System terdapat dua
jenis yaitu DP Invoice dan Regular Invoice. DP invoice dibuat
untuk menagih Down Payment yang jumlahnya berdasarkan Sales
Order. Regular Invoice merupakan tagihan yang dilakukan setelah
barang sampai ke pelanggan. Regular Invoice dibuat berdasarkan
pada Delivery Order yang lalu.
33
h. Tax Invoice
Tax Invoice merupakan tagihan pajak ke pelanggan dalam
bentuk faktur pajak atau kwitansi yang dibuat oleh pihak
perusahaan penerima tagihan sebagai tagihan pajak.
i. Cash/Bank Invoice
Tahap ini merupakan tahap untuk menerima pembayaran
dari pelanggan. Ketika menerima pembayaran dari pelanggan,
user membuat cash/bank invoice yang menyimpan pembayaran
yang dilakukan secara kas atau bank.
Top Related