BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

23
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori 2.1.1 Knowledge Management (KM) Knowledge Management menurut Tobing (2007: 8), adalah mekanisme dan proses yang terpadu dalam penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian informasi bisnis dan pekerjaan yang berhubungan dengan penciptaan berbagai informasi menjadi aset intelektual organisasi yang permanen. Menurut Jashapara (2011: 342), KM adalah suatu proses pembelajaran yang baik, berhubungan dengan eksplorasi, eksploitasi, dan saling berbagi pengetahuan dengan manusia dan teknologi tepat guna serta lingkungan budaya sebuah organisasi untuk meningkatkan modal intelektual. Menurut Dalkir (2007: 4), KM dari sudut pandang business perspective pengelolaan pengetahuan merupakan aktivitas bisnis yang terdiri dari dua aspek utama, yaitu: Ancaman pengetahuan tentang kegiatan usaha sebagai eksplisit dari suatu perhatian bisnis yang tercermin dalam strategi, kebijakan, dan praktek di semua tingkat organisasi serta membuat hubungan langsung antara intelektual organisasi. KM adalah pendekatan kolaboratif yang terintegrasi untuk proses penciptaan, penangkapan, pengorganisasian akses dan penggunaan aset intelektual sebuah perusahaan.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori

2.1.1 Knowledge Management (KM)

Knowledge Management menurut Tobing (2007: 8), adalah mekanisme dan

proses yang terpadu dalam penyimpanan, pemeliharaan, pengorganisasian informasi

bisnis dan pekerjaan yang berhubungan dengan penciptaan berbagai informasi

menjadi aset intelektual organisasi yang permanen.

Menurut Jashapara (2011: 342), KM adalah suatu proses pembelajaran yang

baik, berhubungan dengan eksplorasi, eksploitasi, dan saling berbagi pengetahuan

dengan manusia dan teknologi tepat guna serta lingkungan budaya sebuah organisasi

untuk meningkatkan modal intelektual.

Menurut Dalkir (2007: 4), KM dari sudut pandang business perspective

pengelolaan pengetahuan merupakan aktivitas bisnis yang terdiri dari dua aspek

utama, yaitu:

• Ancaman pengetahuan tentang kegiatan usaha sebagai eksplisit dari suatu

perhatian bisnis yang tercermin dalam strategi, kebijakan, dan praktek di semua

tingkat organisasi serta membuat hubungan langsung antara intelektual organisasi.

• KM adalah pendekatan kolaboratif yang terintegrasi untuk proses penciptaan,

penangkapan, pengorganisasian akses dan penggunaan aset intelektual sebuah

perusahaan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

8

Dari perspektif proses sumber daya manusia menurut Skyrme dalam Jashapara

(2011: 13), KM adalah manajemen eksplisit dan sistematis pengetahuan penting dan

proses yang terkait untuk menciptakan, mengumpulkan "pengorganisasian" difusi,

penggunaan dan eksploitasi, dalam mengejar tujuan organisasi.

Sedangkan dari perspektif sistem informasi menurut Mertins et al dalam

Jashapara (2011: 13), KM adalah semua metode instrument dan alat-alat yang dalam

pendekatan holistik kontribusi untuk peningkatan proses pengetahuan inti.

Maka simpulan KM yaitu proses penyimpanan dan pemeliharaan informasi

dalam organisasi untuk pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi.

2.1.2 Knowledge Tacit dan Knowledge Explicit

Knowledge Tacit menurut Tobing (2007: 9), adalah knowledge yang terletak di

mind atau melekat di dalam diri seseorang yang diperolehnya melalui pengalaman,

gagasan. ide, persepsi, serta keahlian dalam pekerjaannya.

Knowledge explicit menurut Tobing (2007: 9), adalah knowledge yang sudah

direkam, dan didokumentasikan sehingga lebih mudah didistribusikan dan dikelola.

Menurut Polanyi yang dikutip oleh Dalkir (2011: 9), ada dua jenis knowledge

yaitu:

• Tacit knowledge

Suatu bentuk pengetahuan yang sulit untuk diartikan dalam bentuk kata, teks

maupun gambar.

• Explicit Knowledge

Yaitu konten representasi yang telah ditangkap dalam beberapa sumber.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

9

Tacit Knowledge Explicit Knowledge

o Mampu untuk beradaptasi,

mampu mengahadapi situasi

baru dan luar biasa

o Mampu untuk menyebarkan,

menggandakan, untuk mengakses dan

menerapkan keseluruh organisasi

o Sistem pakar, know-how, know-

why, dan care-why

o Kemampuan untuk mengajar dan

melatih

o Mampu untuk

mengkolaborasikan, berbagi visi,

dan mentransmisikan budaya

o Mampu untuk mengatur,

mensistematisasi, menerjamahkan visi

kedalam pernyataan misi, untuk

menjadi pedoman operasional.

o Proses pelatihan untuk

mentransfer pengetahuan dari

suatu pengalaman

o Mentransfer pengetahuan lewat

produk, pelayanan, dan proses

pendokumentasian.

Tabel 2.1 Perbedaan antara Tacit Knowledge dan Explicit Knowledge

Sumber : Dalkir (2011: 10)

Menurut Nonaka dan Ichijo (2007: 283), explicit knowledge dapat

diekspresikan dalam kata dan angka, serta mudah dikomunikasikan dan disebarkan

dalam bentuk dokumen, formulasi ilmiah, atau prosedur pengkodean. Tacit

knowledge merupakan personal knowledge, sulit diungkapkan dengan bahasa formal

untuk dikomunikasikan.

2.1.3 Manfaat KM Bagi perusahaan

Menurut Andriarto, et al (2008: 3) KM memiliki manfaat serta fungsi penting

yang terbagi dalam empat hal yaitu: mengidentifikasi aset kunci dari knowledge ada

di dalam perusahaan, merefleksikan apa yang organisasi diketahui, saling berbagi

segala knowledge kepada siapapun yang membutuhkannya, menerapkan penggunaan

knowledge untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

10

Keuntungan dan manfaat KM menurut Tobing (2007: 38) sangat beragam dan

cukup banyak, antara lain:

• Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

• Meningkatkan kualitas penanganan pelanggan.

• Mempercepat respon terhadap isu–isu bisnis yang penting.

• Meningkatkan keterampilan karyawan.

• Meningkatkan produktivitas.

• Meningkatkan profit.

• Berbagi praktek–praktek terbaik.

• Mengurangi biaya.

• Meningkatkan kolaborasi dalam perusahaan.

• Cara kerja yang lebih baik.

• Meningkatkan pangsa pasar.

• Menciptakan peluang–peluang bisnis baru

2.1.4 Kriteria Keberhasilan KM

Menurut Tobing (2007: 137), kunci sukses dari KM adalah knowledge sharing,

karena melalui knowledge sharing terjadi peningkatan value dari knowledge yang

dimiliki perusahaan. Seseorang yang melakukan knowledge sharing tidak akan

kehilangan knowledge dimilikinya, tetapi justru melipat gandakan nilai dari

knowledge tersebut apabila sudah dimanfaatkan oleh banyak orang. Budaya berbagi

pengetahuan merupakan pondasi bagi proses learning, di mana proses learning

memperluas inovasi dan dengan inovasi perusahaan dapat tumbuh dan bertahan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

11

Menurut Tobing (2007: 137), elemen-elemen penting budaya sharing terdiri

dari beberapa hal, yaitu:

• Keterlibatan pemimpin memberi keteladanan serta monitoring.

• Membangun kepercayaan dan keterbukaan.

• Mempromosikan knowledge sharing dan kolaborasi.

• Apresiasi terhadap knowledge, pembelajaran,dan inovasi.

• Memiliki struktur organisasi yang mendukung dan adaptif.

Menurut Nonaka dan Ichijo (2007: 289), sharing knowledge dalam suatu

organisasi merupakan sebuah pemicu serta sebuah langkah awal dari suksesnya

penciptaan knowledge.

2.1.5 Proses Transformasi Informasi Menjadi Knowledge

Menurut Davenport dan Prusak (2007: 18), proses transformasi informasi

menjadi knowledge melalui 4 tahapan yaitu:

• Comparasion : membandingkan informasi pada situasi tertentu dengan situasi–

situasi lain yang telah diketahui.

• Consequences : menemukan implikasi–implikasi dari informasi yang bermanfaat

untuk pengambilan keputusan dan tindakan.

• Connections : menemukan hubungan bagian–bagian kecil dari informasi dengan

hal–hal lainnya.

• Conservations : membicarakan pandangan, pendapat serta tindakan orang lain

terkait informasi tersebut.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

12

2.1.6 Tahapan dan Level dari Implementasi Knowledge Management

Gambar 2.1 Implementasi KM

Sumber: Minonne dan Turner (2009)

Menurut Minonne dan Turner (2009) dalam jurnal yang berjudul “Evaluating

Knowledge Management Performance”, ada 5 (lima) tahapan dari pengembangan

dan implementasi KM, yaitu:

• Stage 1

Pada stage 1 ini, dasar dari KM sudah mulai dimengerti. Perbedaan antara

KM dengan information management sudah mulai dimengerti dengan jelas oleh

beberapa divisi di perusahaan.

Selain itu, keuntungan potensial yang bisa didapatkan dari KM mulai

dibahas dan menjadi perhatian perusahaan. Pada stage 1 ini, belum ada standar

pengukuran dan metric yang digunakan.

Stage 4 Policy & Methods fully standardized

KM control fully established

Stage 1 Existing awareness for KM No KM control established

Stage 2 KM Topic addressed

KM control topic addressed

Stage 3 Individual practice implemented

KM control party established

Stage 4 Policy & Methods standardized

Control largely established

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

13

• Stage 2

Pada stage 2 ini, program KM sudah mulai dijalankan secara

resmi.Dukungan-dukungan dari divisi-divisi dan unit kerja di dalam perusahaan

sudah mulai terlihat, dan model dari KM sudah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan

untuk eksplorasi knowledge telah mendapatkan dukungan dari perusahaan, dan

mulai aktif dipromosikan kepada para staff di perusahaan. Pada stage 2 ini,

struktur dari knowledge yang ada di dalam perusahaan sudah mulai terbentuk,

dengan harapan akan adanya knowledge - knowledge baru yang masuk ke dalam

repository knowledge perusahaan. Pada stage 2 ini, beberapa metric pengukuran

kualitatif mulai digunakan untuk mengawal implementasi KM lebih lanjut di

dalam perusahaan.

• Stage 3

Pada stage 3 ini, personil-personil dari tim KM sudah ditetapkan, dan dana

sudah dialokasikan untuk menjalankan proyek KM. Pada stage 3 ini, aktivitas dari

pengumpulan knowledge sudah memasuki tahapan knowledge innovation. Dengan

knowledge innovation, perusahaan mengakomodasi ide-ide dan knowledge baru,

asimilasi dari knowledge-knowledge yang ada di perusahaan, dan penciptaaan

inovasi-inovasi baru, yang membantu perusahaan untuk pembuatan produk dan

jasa yang baru dan inovatif. Pada stage 3 ini, metric pengukuran yang hampir

semuanya adalah kualitatif, ditambah beberapa metrik pengukuran kuantitatif

digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi dari implementasi KM.

• Stage 4

Pada stage 4 ini, KM sudah menjadi bagian dari proses bisnis perusahaan.

Knowledge dissemination mulai dilaksanakan, dan dipromosikan secara aktif di

perusahaan.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

14

Fokus dari knowledge dissemination ini adalah membangun strategi untuk

menyebarkan knowledge yang tersimpan di dalam perusahaan, dan bagaimana

cara mengubah explicit knowledge yang tersimpan di dalam perusahaan menjadi

tacit knowledge para staff di perusahaan. Hasil utama yang diharapkan dari stage

4 ini adalah kinerja KM ditinjau dari sisi ekonomisnya, telah mencapai, bahkan

melebihi ekspektasi perusahaan. Gabungan antara metric pengukuran kualitatif

dan kuantitatif digunakan dalam stage 4 ini untuk mengukur efektivitas dan

efisiensi dari implementasi KM, yang menjadi bahan pertimbangan untuk arah

perusahaan ke depannya.

• Stage 5

Pada stage 5 ini, KM sudah menjadi bagian dari strategi pengembangan

perusahaan. Perusahaan mulai mengimplementasikan knowledge automation,

yang menggunakan sistem dan teknologi informasi secara maksimal untuk

mengotomatisasi proses pengembangan knowledge. Fokus utama dari stage 5 ini

adalah efisiensi dan skala keekonomisan dari pemanfaatan sistem KM, dan

peningkatan keefektivitasan dan efisiensi dari manajemen asset knowledge

perusahaan. Pengukuran atau KPI (Key Performance Indicator) kualitatif dan

kuantitatif digunakan untuk mengukur kinerja dari sistem KM, dan mengukur

efektivitas dan efisiensi dari strategi KM yang diimplementasikan oleh

perusahaan.

2.1.7 Proses Penciptaan Knowledge

Menurut Nonaka, dan Ichijo (2007: 297), suatu organisasi tidak dapat

menciptakan knowledge sendiri, karena harus mengerahkan tacit knowledge dan

mengakumulasikan mulai dari level individu.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

15

Pengerahan tacit knowledge ini diperkuat dengan namanya knowledge spiral, di mana

hal ini merupakan interaksi antara tacit knowledge dengan explicit knowledge.

Menurut Bambang et al (2009: 35), Faktor budaya memegang peran yang

sangat penting dalam mendukung proses penciptaan knowledge organisasi dan

keberhasilan knowledge manajemen diorganisasi.

Berbagi knowledge berarti setiap anggota organisasi menyadari pentingnya

knowledge bagi organisasi, bersama-sama ingin membangun knowledge organisasi,

serta rela membangun budaya knowledge sharing di dalam diri SDM organisasi.

• Sosialisasi

Proses sosialisasi antar SDM di organisasi salah satunya dilakukan melalui

pertemuan tatap muka (rapat, diskusi, dan pertemuan bulanan). Melalui pertemuan

tatap muka ini, SDM dapat saling berbagi knowledge dan pengalaman yang

dimilikinya sehingga tercipta knowledge baru. Rapat dan diskusi yang dilakukan

secara berkala harus memiliki notulen rapat. Notulen rapat ini kemudian menjadi

bentuk explicit (dokumentasi) dari knowledge.

Di dalam sistem KM yang akan dikembangkan, fitur-fitur Collaboration,

seperti e-mail, diskusi elektronik, komunitas praktis (communities of practice)

memungkinkan pertukaran tacit knowledge (informasi, pengalaman, dan keahlian)

dimiliki seseorang sehingga organisasi semakin mampu belajar serta melahirkan

ide-ide baru yang kreatif dan inovatif. Organisasi telah mendorong penggunaan

intranet dan e-mail kepada seluruh karyawannya. Hal ini baik untuk dilakukan

karena bermanfaat untuk meningkatkan koordinasi, mempercepat proses aktivitas,

dan menumbuhkan budaya belajar.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

16

• Eksternalisasi

Sistem KM akan sangat membantu proses eksternalisasi ini, yaitu proses

untuk mengartikulasikan tacit knowledge akan menjadi suatu konsep yang jelas.

Dukungan terhadap proses eksternalisasi ini, dapat diberikan dengan

mendokumentasikan notulen rapat (bentuk eksplisit dari knowledge yang tercipta

saat diadakannya pertemuan) kedalam bentuk elektronik untuk kemudian dapat

dipublikasikan kepada yang berkepentingan.

• Kombinasi

Proses konversi knowledge melalui kombinasi adalah mengkombinasikan

berbagai explicit knowledge yang berbeda untuk disusun ke dalam sistem KM.

Media untuk proses ini dapat melalui intranet (forum diskusi), database organisasi

dan internet untuk memperoleh sumber eksternal. Fitur-fitur enterprise portal

seperti knowledge organization system yang memiliki fungsi untuk

pengkategorian informasi (taksonomi), pencarian, dan sebagainya sangat

membantu dalam proses ini.

Data yang telah tersimpan dalam sistem (datawarehouse) dianalisis

terutama untuk analisis data kondisi daerah, keuangan, operasional, serta yang

bersifat strategis, seperti pembuatan indikator-indikator kinerja. Demikian pula

content management memiliki fungsi untuk mengolah informasi organisasi baik

terstruktur (database) maupun tidak terstruktur (dokumen, laporan, notulen) dapat

mendukung proses kombinasi ini.

• Internalisasi

Semua dokumen data, informasi dan knowledge yang sudah

didokumentasikan dapat di-sharing. Inilah terjadi peningkatan knowledge sumber

daya manusia.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

17

Sumber-sumber explicit knowledge dapat diperoleh melalui media intranet

(database organisasi), surat edaran atau surat keputusan, papan pengumuman dan

internet serta media massa sebagai sumber external untuk dapat mendukung

proses ini sistem perlu memiliki alat bantu pencarian dan pengambilan dokumen.

Content management, selain mendukung proses kombinasi, juga dapat

memfasilitasi proses internalisasi pemicu untuk proses ini adalah penerapan

“ learning by doing”. Fitur-fitur terdapat pada fungsi learning akan sangat

membantu terlaksananya proses ini. Selain itu pendidikan dan pelatihan (training)

dapat mengubah berbagai pelajaran tertulis (explicit knowledge) menjadi tacit

knowledge pada karyawan.

Menurut Nonaka dan Takeuchi yang dikutip oleh Dalkir (2011: 64),

menyatakan bahwa proses penciptaan knowledge perusahaan terjadi karena adanya

konversi antara tacit knowledge dan explicit knowledge, melalui proses sosialisasi,

eksternalisasi, kombinasi, dan internalisasi.

Gambar 2.2 Pemetaan Infrastruktur TI ke dalam Proses SECI

Sumber : Dalkir (2011: 66)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

18

2.1.8 Knowledge Management Cycle (KMC)

Menurut Bukowitz dan Williams yang dikutip oleh Dalkir (2011: 38), KMC

adalah suatu kerangka kerja yang terdiri dari tempat penyimpanan pengetahuan,

hubungan, TI, infrastuktur komunikasi, keahlian fungsional, lingkungan, kecerdasan

organisasi dan sumber daya eksternal.

Fungsi siklus KM menurut Turban clan Volonino (2010: 394) meliputi:

• Create Knowledge : knowledge tercipta sebagai suatu cara baru dalam melakukan

sesuatu atau menggambarkan know-how, terkadang external knowledge termasuk

di dalamnya.

• Capture Knowledge : knowledge baru harus diidentifikasi sebagai sesuatu yang

bernilai dan dapat direpresentasikan dengan beralasan.

• Refine Knowledge : knowledge baru harus ditempatkan dalam suatu makna

sehingga dapat ditindak lanjuti.

• Store Knowledge : knowledge yang berguna harus disimpan dalam knowledge

repository dengan format sistematis, sehingga semua bagian dalam organisasi

dapat mengaksesnya.

• Manage Knowledge : knowledge harus tetap update dan dapat di review untuk

memastikan knowledge tersebut relevan dan akurat.

• Disseminate Knowledge : knowledge harus tersedia dalam format yang berguna

bagi organisasi kapan dan di mana saat dibutuhkannya.

2.1.9 Inukshuk KM Model

Menurut Girard yang dikutip oleh Dalkir (2011: 91) Inukshuk KM model

dikembangkan untuk membantu departemen pemerintahan Canada dalam membantu

mengelola pengetahuan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

19

Inukshuk telah digunakan selama berabad-abad, keterampilan membangun

sebuah Inukshuk secara tradisional melewati turun dari satu generasi ke generasi

berikutnya dengan masing-masing struktur memiliki tujuan tertentu. Awalnya

digunakan untuk menunjukan jalan ke tempat memancing atau ke desa terdekat di

mana traveler mungkin menemukan suatu arah, tetapi kemudian berkembang

memiliki kegunaan spiritual, menandai tempat penghakiman, dan pengambilan

keputusan.

Gambar 2.3 Overview of the Inukshuk KM Model

Sumber : Dalkir (2011: 91)

Menurut Girard yang dikutip oleh Dalkir (2011: 91), Proses elemen Inukshuk

secara langsung berasal dari Model SECI. Technology dan culture merupakan

elemen struktur penting yang membantu menjaga integritas sebuah penelitian.

Measure dan leadership ditempatkan di bagian paling atas untuk mewakili

pentingnya fungsi secara menyeluruh dalam mengukur dampak KM dan

menyediakan kepemimpinan serta dukungan untuk implementasi tersebut.

MEASUREMENT

Tacit Knowledge Explicit Knowledge

Socialization

Internalization Combination

Externalization

LEADERSHIP

TECHNOLOGY CULTURE

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

20

2.1.10 Knowledge Taxonomy

Menurut Dalkir (2011: 124), taxonomy merupakan sistem aplikasi dasar yang

berguna untuk memaparkan konsep-konsep dalam bentuk Hierarchical Model.

Semakin tinggi suatu konsep diletakan, maka semakin umum dan dapat dirincikan.

Begitu juga sebaliknya, semakin rendah suatu konsep, maka semakin spesifik nama

dari satu subclass.

Gambar 2.4 Example of Knowledge Taxonomy

Sumber : Dalkir (2011: 125)

Menurut Dalkir (2011: 124), konsep penting yang menggaris bawahi

taksonomi adalah gagasan tentang turunan. Setiap node merupakan suatu sub

kelompok dari kelas atasnya, itu mengartikan bahwa simpul yang lebih tinggi akan di

pindahkan dari kelas induk ke kelas anak/cabang.

Plants

House plants Native / wild plants Landscaping plants

Trees

Cacti

Deciduous Evergreen

Foliage Flowering Ground

Cover

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

21

2.2 Pengertian Object-oriented analysis and design (OOAD)

Menurut satzinger et al (2010: 60), Object-Oriented Analysis (OOA)

mendefinisikan semua jenis benda yang melakukan pekerjaan dalam sistem dan

menunjukkan apa yang pengguna interaksi, disebut kasus penggunaan, diperlukan

untuk menyelesaikan tugas.

Menurut satzinger et al (2010: 60), Object-Oriented Design (OOD)

mendefinisikan semua jenis tambahan benda yang diperlukan untuk berkomunikasi

dengan orang-orang dan perangkat dalam sistem, menunjukkan bagaimana objek

berinteraksi untuk menyelesaikan tugas-tugas, dan menyempurnakan definisi dari

masing-masing jenis objek sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa tertentu

atau lingkungan.

2.3 Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

2.3.1 Analisis Sistem

Menurut Satzinger (2010: 4), analisis adalah proses pemahaman dan

menentukan secara rinci informasi apa yang harus dilakukan pada perusahaan.

Dalam membuat perancangan sistem informasi ini harus memakai metode yang tepat

sehingga dapat mendekati atau tercapai tujuan dari pembuatan sistem.

Menurut Laudon (2010: 208) analisis sistem adalah suatu masalah yang coba

diselesaikan perusahaan dengan SI. Tahap ini terdiri atas pendefinisian masalah,

identifikasi penyebab, pencarian solusi, dan identifikasi kebutuhan informasi yang

harus dipenuhi oleh suatu solusi sistem.

Analisis sistem menurut McLeod dan Schell (2007: 154), adalah suatu

penelitian terhadap sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem

baru dan kemudian diimplementasikan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

22

Maka simpulan dari analisis sistem adalah suatu penelitian dari sistem yang

telah ada untuk mendapatkan kebutuhan informasi untuk merancang sistem baru dan

kemudian diimplementasikan dalam suatu organisasi.

2.3.2 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut Laudon (2008: 210) perancangan sistem adalah keseluruhan rencana

atau model untuk sistem. Perancangan sistem menggambarkan apa yang harus

dilaksanakan oleh sistem dalam memenuhi kebutuhan informasi.

Menurut McLeod dan Schell (2011: 192), perancangan sistem adalah proses

penentuan data yang diperlukan oleh sistem baru dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan pemakai dan memberikan gambaran serta perancangan bangun secara

lengkap dari pihak terlibat di dalamnya.

Simpulan dari perancangan sistem adalah suatu spesifikasi dengan cara

melakukan fungsi-fungsi yang telah diidentifikasi pada saat analisis sistem dengan

tujuan untuk menangani dan mengatasi masalah yang terjadi di dalam suatu

organisasi.

2.4 Pemodelan Analisa dan Perancangan Sistem Informasi

Menurut Satzinger (2010: 4) dalam memakai metode perancangan ada

beberapa tahapan yang dipakai dalam merancang sistem yaitu information system

analysis dan information design dari sistem yang berjalan.

2.4.1 Activity Diagram

Menurut Satzinger (2010: 141) activity diagram adalah jenis alur kerja

diagram yang menggambarkan pengguna kegiatan dan mereka berurutan aliran.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

23

Simbol-simbol dasar yang digunakan dalam activity diagram yaitu:

• Oval mewakili kegiatan individu dalam sebuah alur kerja.

• Panah menghubungkan mewakili urutan antara kegiatan.

• Lingkaran hitam yang digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari alur

kerja.

• Berlian adalah titik keputusan di mana aliran proses tersebut akan mengikuti satu

jalur atau jalan lain.

• Garis padat adalah sinkronisasi bar, baik yang membagi jalan ke jalan bersamaan

atau recombines jalan bersamaan.

• Swimlane tersebut merupakan agen yang melakukan kegiatan.

Gambar 2.5 Activity Diagram Symbol

Sumber : Satzinger (2010: 142)

Swimlane

Starting activity

(Pleseduo)

Transation arow

Activity

Ending Activity

(Pleseduo)

Decision activity Another way to

show decision

Scynchronization

bar (Join)

Scynchronization

bar (Split)

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

24

2.4.2 Class Diagram

Menurut Satzinger (2010: 60) Domain Model Class Diagram adalah model

grafis yang digunakan dalam berorientasi objek pendekatan untuk menunjukkan

kelas benda dalam system.

Notasi untuk class diagram yaitu :

• Class yang berisi atribut dan method

• Struktur relasi pada class diagram, yaitu:

o Asosiasi adalah hubungan umum antar class.

o Agregasi adalah relasi yang menggambarkan class bagian dari class lain.

o Generalisasi adalah pengelompokkan beberapa class secara umum.

o Multiplicity atau hubungan antara objek dengan objek

yang lain pada class diagram.

Gambar 2.6 Class Diagram

Sumber : Satzinger (2010: 142)

2.4.3 Use Case Diagram

Menurut Satzinger (2010: 242), usecase diagram adalah diagram untuk

menunjukkan berbagai pengguna peran dan bagaimana peran menggunakan system.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

25

Langkah-langkah mendokumentasikan kasus dalam sebuah usecase diagram yaitu:

• Sebuah tongkat digunakan untuk mewakili seorang aktor. Tongkat diberi nama

yang mencirikan peran.

• Proses kegiatan sendiri dilambangkan oleh oval dengan nama kegiatan di

dalamnya.

• Garis penghubung antara aktor, menunjukkan aktor yang melakukan kegiatan.

Gambar 2.7 Use Case Diagram

Sumber : Satzinger (2010: 243)

2.4.4 Use Case Description

Menurut Satzinger (2010: 171) use case description adalah deskripsi yang

berisi daftar rincian proses untuk use case.

Biasanya, uraian kasus ditulis pada tiga tingkat yang terpisah:

• Brief Description

Sebuah deskripsi singkat dapat digunakan untuk pengunaan kasus yang sangat

sederhana, terutama ketika sistem yang akan dikembangkan juga kecil.

• Intermediate Description

Sebuah deskripsi tingkat menengah menggunakan uraian kasus untuk

mengembangkan penjelasan singkat dengan menyertakan aliran kegiatan internal.

Stick figure called an actor and representing a role (for now, think “has hands” to remember the direct contact with the automated system)

Connecting line to show which actors participate in which use cases

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

26

• Fully Developed Description

Sebuah deskripsi pengembangan sepenuhnya adalah metode yang paling formal

untuk mendokumentasikan kasus.

2.4.5 System Sequence Diagram

Menurut Satzinger (2010: 242) system sequence diagram adalah diagram yang

menunjukkan urutan pesan antara eksternal aktor dan sistem selama kasus

penggunaan atau scenario.

Gambar 2.8 System Sequence Diagram

Sumber : Satzinger (2010: 253)

2.4.6 First Cut Class Diagram

Menurut Satzinger (2010: 415) Aturan dalam mendesain first cut class

diagram yaitu :

• Hubungan satu banyak (one to many) yang menunjukkan hubungan

superior/subordinate, biasanya panah navigasi dari superior ke subordinate.

• Hubungan wajib, dimana class yang satu tidak bisa tanpa objek dari class lain,

biasanya panah navigasi dari yang independent ke yang dependent.

The object lifeline; shows the “sequence” of

messages, top the bottom

Optional note to explain something in a diagram

An object (Underlined) representing the

automated system

The actor Intercating

with the system

An input message

A returned value

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

27

• Ketika sebuah objek memerlukan informasi dari objek lain maka panah navigasi

akan dibutuhkan.

• Panah navigasi juga bisa bidirectional.

Gambar 2.9 First Cut Class Diagram

Sumber : Satzinger (2010: 414)

2.4.7 User Interface

Menurut Satzinger (2010: 531) User interface (UI) adalah bagian-bagian dari

suatu sistem informasi membutuhkan pengguna interaksi untuk menciptakan input

dan output.

Menurut Satzinger (2010: 541) Delapan aturan ini disebut dengan Eight

Golden Rules of Interface Design, yaitu:

• Berusaha konsisten.

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan

pada prompt, menu, serta layar bantuan.

• Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut.

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan

interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi,

dan fasilitas makro.

Customer

-accountNo: string (key) -name: string -billingAddress: string -shippingAddress: string -dayPhone: string -nightPhone: string -myOrder: order

-orderID: int (key) -orderDate: date -priorityCode: string -shipping&Handling: float -tax: float -grandTotal: float

Order

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

28

• Memberikan umpan balik informative.

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik.

Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol pada waktu

memasukan data atau muncul pesan kesalahannya.

• Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan.

Umpan balik informatif akan memberikan indikasi penutupan bahwa cara yang

dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan langkah berikutnya.

• Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan

kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan

cepat dan memberikan mekanisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk

penanganan kesalahan.

• Mudah kembali ke tindakan sebelumnya.

Hal ini dapat mengurangi ke khawatiran pengguna, karena pengguna mengetahui

kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk

mengeksplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

• Mendukung tempat pengendali internal.

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan

yang dilakukan pengguna dari pada pengguna merasa bahwa sistem mengkontrol

pengguna.

• Mengurangi beban ingatan jangka pendek.

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan sederhana atau banyak

tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu

pelatihan untuk kode, dan urutan tindakan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00680-SI Bab2001.pdfuntuk meningkatkan modal intelektual. ... penciptaan knowledge

29

2.5 Kerangka Pikir

Tabel 2.2 Kerangka Pikir

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi,

dibutuhkannya sebuah teknologi yang dapat membantu

perusahaan dalam memperoleh informasi sehingga dapat

dijadikan knowledge bagi perusahaan.

Masalah

Belum adanya sarana yang memfasilitasi penyimpanan dan

pendokumentasian ide atau knowledge karyawan mengenai

perusahaan

Implementation

PT Pos Indonesia

Software Design

Unified Modeling Language (UML)

• Class Diagram

• Use Case Diagram

• Sequence Diagram

• User Interface

Software Construction

Adobe Dreamweaver

Company Analysis

Penentuan

Fitur

Inukshuk Analysis