1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan sumber
daya manusia. Untuk itu pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar 9
tahun sesuai dengan pasal 31 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi ”Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
diatur dengan Undang-Undang”. Untuk menerapkan program pemerintah tersebut,
maka dibutuhkan usaha dan dana yang cukup besar, hal itu diakui oleh semua
orang atau suku bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya
dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan
masa depan bangsa ini, karena di sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai
penerus dibentuk.
Pembangunan dibidang pendidikan yang digariskan oleh pemerintah
mengacu pada peningkatan sumber daya manusia. Berbagai usaha yang dilakukan
oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
khususnya pada mata pelajaran seni budaya, beberapa di antaranya adalah
membangun sarana-sarana pendidikan yang baru serta diiringi dengan sarana
penunjang lainnya berupa pengadaan buku-buku pendidikan, alat-alat musik dan
penunjang seni lainnya, meningkatkan kualitas guru serta pelatihan pada guru.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia menurut UU Sisdiknas No.20
Bab II pasal 3 (2003) dirumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia
1
2
yang berilmu dan berakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cukup kreatif, mandiri, dan menjadi negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.”
Untuk salah satu upaya mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka
diantaranya diselenggarakan suatu jenjang pendidikan mulai dari tingkat TK, SD,
SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Pada setiap tahun pendidikan tersebut
dilaksanakan suatu kurikulum yang saat ini disebut Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 dikenal
dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Pada setiap satuan pendidikan
telah disusun mata pelajaran yang akan diberikan pada anak didik. Salah satunya
seni budaya.
Pada kurikulum SMP saat ini mata pelajaran seni musik termasuk
dalam mata pelajaran seni budaya. Dalam pelajaran seni budaya mencangkup tiga
sub bidang studi yaitu seni musik, seni tari, seni rupa. Waktu yang diberikan
untuk siswa mengikuti pelajaran seni musik 2 X 40 menit setiap minggunya.
Salah satu tujuan dari mata pelajaran seni budaya ini adalah untuk
memberikan pengetahuan keterlampilan serta meningkatkan daya kreativitas
siswa dalam berkreasi karya seni musik. Untuk mencapai tujuan tersebut SMP N
8 Payakumbuh melakukan berbagai usaha antara lain menciptakan strategi dalam
proses berlangsungnya pembelajaran. Strategi itu meliputi , rencana, metode,
media, yang digunakan dengan adanya media dapat membantu siswa memusatkan
perhatian dan kemauan dalam belajar sehingga dapat mendorong proses belajar
dengan baik dan hasil yang baik pula.
3
Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran seni musik di
SMP N 8 Payakumbuh diketahui bahwa nilai mata pelajaran seni musik
mengalami fluktuasi (naik/turun) walaupun rata-rata kelas sudah mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 72 untuk
kelas VIII. Dan hal itu tercapai dengan diadakannya remedial bagi siswa yang
belum tuntas. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.1: Data Nilai Seni Musik Kelas VII SMP N 8 PayakumbuhNo Kelas Rerata UH 1 Rerata UH 2 Kenaikan
1. VIII1 81.71 81,80 1.02. VIII2 81.5 80.5 -1.03. VIII3 79,9 81.7 1.84. VIII4 83 80 -3.05. VIII5 78.5 79.5 1.06. VII6 73.86 76.09 5.37. VIII7 81 83 2.08. VIII8 74.5 73.5 -1
Sumber: Tata Usaha SMP N 8 Payakumbuh Tahun 2012/2012
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Menurut Dalyono (1997:57)
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada pada diri siswa (intrinsik) dan faktor dari luar diri siswa (ekstrinsik). Faktor intrinsik meliputi kesehatan mental, fisik, intelegensi, bakat dan minat, motivasi, partisipasi serta cara belajar. Faktor ekstrinsik meliputi faktor latar belakang sosial ekonomi, pendidikan keluarga, perhatian orang tua, karakteristik kurikulum, karakteristik kelompok siswa, fasilitas fisik dan lingkungan belajar.
Menurut Hasbullah (1996:8)
Hasil belajar bukanlah masalah yang berdiri sendiri, melainkan erat kaitannya dengan banyak faktor dalam proses belajar mengajar. Kalau ditinjau dan diperhatikan lebih jauh, pendidikan itu akan berhasil apabila terdapat satu kesatuan antara unsur-unsur yang terlibat
4
didalamnya. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Hasbullah adalah sebagai berikut: 1) tujuan yang akan dicapai, 2) manusia (orang tua, masyarakat, pemerintah, siswa), 3) alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dan, 4) kerjasama.
Dengan melibatkan keempat unsur diatas maka pendidikan itu
sebenarnya merupakan kegiatan manusia yang mempunyai tujuan tertentu dengan
menggunakan alat untuk mencapai sesuatu atas dasar kerjasama. Pendapat di atas
juga menunjukkan bahwa komponen manusia dalam pendidikan itu adalah guru,
siswa, dan orang tua turut berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.
Seandainya salah satu komponen tersebut tidak menunjang maka akan
mempengaruhi hasil belajar.
Berdasarkan semua komponen belajar di atas, penulis melihat bahwa di
SMP N 8 Payakumbuh dilihat dari beberapa faktor pendukung hasil belajar dari
segi sarana prasarana sudah cukup untuk kelangsungan praktek musik, tetapi tetap
saja tidak telalu mempengaruhi hasil belajar seni musik oleh sebab itu penulis
tertarik untuk meneliti faktor pendukung lainnya yaitu dari segi manusia yang
lebih dekat dengan siswa yaitu orang tua dan juga motivasi dari siswa itu sendiri
bagaimana hubungannya dengan hasil belajar kunci utama keberhasilan siswa
dalam belajar adalah motivasi itu sendiri. Belajar tergantung kepada kebutuhan,
siswa yang termotivasi akan membuat reaksi-reaksi yang mengarahkan dirinya
kepada tujuan untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh perubahan
tenaga yang ada dalam dirinya. Kenyataan menunjukan siswa yang termotivasi
untuk belajar mempunyai hasil belajar yang baik dibandingkan denga siswa yang
belum termotivasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Prayitno (1989:30) yang
5
menyatakan bahwa ”siswa yang termotivasi belajar akan memudahkan ia
mencapai hasil belajar yang baik”.
Jadi motivasi belajar yang datang dari diri siswa itu sendiri merupakan
kunci dalam mencapai hasil belajar yang baik. Apabila siswa tidak memiliki
motivasi untuk belajar, bagaimanapun guru menjelaskan materi pelajaran tidak
akan dipahami siswa. Selain motivasi belajar, perhatian orang tua juga dapat
mempengaruhi hasil belajar. Hal itu sesuai dengan pendapat Dalyono (1997:59)
yang menyatakan bahwa “faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan anak dalam belajar”. Begitu juga dengan perhatian yang diberikan
orang tua dalam mendukung anak dalam menjalani aktivitas di dunia pendidikan.
Pemahaman guru dan orang tua terhadap perilaku siswa dalam
pembelajaran seni musik juga terletak pada bagaimana upaya guru dalam
memotivasi yang sesuai dengan kemampuan memotivasinya. Karena unsur pokok
musik adalah bunyi. Maka dari itu diperlukan usaha guru yang optimal agar siswa
mampu malakukan suatu kesenian musik dan menghasilkan bunyi yang sesuai
dengan kompetensi yang diharapkan dalam kurikulum 2012-2013. Begitu juga
dengan perhatian orang tua yang mampu membantu anak menigkatkan kualitas
belajarnya.
Sebelum memulai pembelajaran teori dan praktek dalam pembelajaran
seni musik guru menegur siswa dan memperhatikan keadaan pada diri siswa dan
mengulangi menerangkan yang diberikan tetapi kebanyakan siswa banyak lupa
dan hanya membaca kembali catatan minggu lalu, itupun kalau ada mencatat. Dan
ketika belajar teori di dalam kelas, siswa terus meminta guru untuk belajar di RSG
6
yang digunakan sebagai tempat praktek siswa. Di ruangan tersebut sudah tersedia
alat-alat musik penunjang pelajaran praktek musik khususnya yang dipelajari
adalah talempong dan lyra.
Ketika pelajaran berlangsung perilaku siswa dan sikap siswa dalam
mengahadapi pelajaran seni musik di kelas VIII1 hanya beberapa yang
memperhatikan dalam proses pembelajaran bahkan banyak pertanyaan yang
diberikan guru. Sedangkan siswa yang tidak memperhatikan hanya asal menjawab
ketika guru bertanya, dan ada yang menjawab sambil bergurau dengan temannya
walaunpun jawabannya itu benar dan kalaupun disuruh mempraktekan
memainkan alat hanya asal bunyi saja dan tidak tahu teorinya. Ada juga sebagian
ketika guru menerangkan hanya bergurau dengan teman yang lain tetapi ketika
disuruh praktek memainkan musik dia mampu dan dapat memainkan dengan baik.
Ada juga yang sibuk berjalan-jalan sekehendak hatinya tanpa meminta ijin kepada
guru. Juga ada yang keluar masuk untuk berbelanja setelah sampai dikelas dia
minum sambil sembunyi-sembunyi dan tak lupa bergurau dengan teman sekelas.
Begitu juga pehatian orang tua juga tidak kalah pentingnya dalam
usaha meningkatkan hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh ini, setelah penulis
bertanya kepada anak yang keluar masuk untuk pergi bebelanja dan minum di
dalam kelas tenyata siswa yang bersangkutan tidak makan pagi. Begitu juga
dengan pakaian siswa ada yang sebagian masih bagus tetapi kusut.
Berdasarkan penjelasan di atas timbul keinginan penulis untuk melihat
hubungan motivasi dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran seni musik di SMP N 8 Payakumbuh. Pada penelitian ini penulis
7
memusatkan pada pembelajaran seni musik. Sejalan hal di atas berarti motivasi
dan perhatian orang tua yang tinggi yang akan mempengaruhi keberhasilan
belajar. Timbul pernyataan, Apakah motivasi belajar yang tinggi dan perhatian
orang tua berhubungan dengan hasil belajar? Dan sejauh mana hubungan motivasi
dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar seni musik SMP N 8
Payakumbuh?”Hubungan Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Seni Musik Siswa SMP N 8 Payakumbuh”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Motivasi belajar terhadap hasil belajar seni musik siswa SMP N 8 Payakumbuh
2. Perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh
3. Motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8
Payakumbuh.
C. Batasan Masalah
Kompleksnya faktor yang mempengaruhi variabel hasil belajar
sebagai variabel kriterium seperti yang tergambar pada identifikasi masalah, maka
dalam penelitian dibatasi pada dua variable prediktor yakni:
1) Variabel motivasi belajar, dan
2) Variabel Perhatian Orang Tua
8
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebelumnya maka dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil
belajar Seni Musik di SMP N 8 Payakumbuh ?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua terhadap
hasil belajar Seni Musik siswa di SMP N 8 Payakumbuh?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan perhatian
orang tua terhadap hasil belajar Seni Musik siswa di SMP N 8 Payakumbuh ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan, mengolah, menganalisis,
dan mendeskripsikan tentang:
1. Hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar seni musik siswa di
SMP N 8 Payakumbuh
2. Hubungan antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar seni musik di
SMP N 8 Payakumbuh
3. Hubungan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil
belajar seni musik siswa di SMP N 8 Payakumbuh.
9
F. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian di atas maka manfaat dari penelitian ini
adalah?
1. Bagi penulis, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi kependidikan
di Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
2. Bagi jurusan Sendratasik UNP sebagai literatur yang dapat memperkaya
perbendaharaan pustaka jurusan
3. Bagi pembaca dapat dipedomani untuk penulisan skripsi tentang Penelitian
Tindakan Kelas.
4. Sebagai bahan pertimbangan bagi orang tua untuk memotivasi dan
memperhatikan anaknya pada pembelajaran dirumah.
10
BAB IIKERANGKA TEORETIS
A. Kajian Teori
1. Belajar dan Hasil Belajar
Menurut Slameto (1995:2) bahwa “belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”
Menurut Dalyono (1997:49) bahwa:
Belajar adalah suatu usaha, perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua postur tubuh lainnya, demikian juga aspek kejiwaan seperti intelegensi yang dimiliki, baik fisik, mental, serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek-aspek kejiwaan seperti intelegensi, bakat, motivasi, minat, dan sebagainya.”
Menurut Abdillah (dalam Aunurrahman, 2010:35) bahwa “belajar
adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah
laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”.
Menurut Winkel (1999:53) bahwa “belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pengalaman,
keterlampilan dan nilai sikap.”
Menurut Hilgard dan Bower (Dalyono,1975: 211) bahwa ”belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi
710
8
11
itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecendrungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan sesaat-sesaat
seseorang, (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)”.
Dari pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat
mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan
mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk. Dan juga belajar merupakan
suatu perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, dalam arti
perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak
dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
seseorang. Menurut Ratna (2011:118) bahwa “dalam mengajar, kita sudah
mengetahui tujuan yang harus kita capai dalam mengajarkan suatu pokok
bahasan”. Untuk itu dimulai dengan merumuskan Tujuan Instruksional Khusus,
yang didasarkan pada Taksonomi Bloom tentang tujuan perilaku yang meliputi
tiga domain: kognitif, afektif dan psikomotorik.
Ada tiga ranah atau domain besar, yang terletak pada tingkatan
ke-2 yang selanjutnya disebut taksonomi yaitu:
a. Ranah kognitif
i. Mengenal (recognitif)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih salah satu dari jawaban.
1. Mengungkap/mengingat kembali (recall)
Berbeda dengan mengenal maka dalam mengingat kembali ini siswa
diminta untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta yang sederhana.
12
1) Pemahaman (comprehension)
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia
memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep.
2) Penerapanan atau aplikasi (application)
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan
untuk menyeleksi atau memilih suatu abstasi tertentu (konsep, hukum,
dalil, aturan, gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu
situasi baru dan menerapkan secara benar.
3) Analisis (analysis)
Dalam tugas ini siswa iminta untuk menganalisis suatu hubungan atau
situasi yang kompleks atas konsep-konsep dasar.
4) Sintesis (Synthetis)
Apabila penyusunan soal tes bermaksud meminta siswa melakukan
sistesis maka pertanyaan-pertanyaan disusun sedemikian rupa sehingga
meminta siswa untuk menggabungkan atau menyusun kembali
(reoganize) hal-hal spesifik agar dapat mengembangkan suatu struktur
baru. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini
siswa diminta untuk melakukan generalisasi.
5) Evaluasi (Evaluation)
Apabila penyusunan soal bermaksud untuk mengetahui sejauh mana siswa
mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki untuk
menilai sesuatu kasus yang diajukan oleh penyusunan soal.
13
Mengadakan evaluasi dalam pengukuran aspek kognitif ini tidak sama
dengan mengevaluasi dalam pengukuran aspek afektif. Mengevaluasi dalam
aspek kognitif ini menyangkut masalah”benar/salah” yang didasarkan atas
dalil, hukum, prinsip, pengetahuan, sedangkan mengavaluasi dalam aspek
afektif menyangkut masalah”baik/buruk” berdasarkan nilai atau norma yang
diakui oleh subjek yang bersangkutan. Sejak tahun 1983 istilah “aspek” ini
lebih populer dengan istilah baru yakni ”ranah”. Untuk ranah kognitif,
Bloom menemukan adanya tingkatan-tingkatan ranah, tersusun dalam
urutan meningkat (hierarki) yang sifatnya linear.
a. Ranah Efektif
Apabila guru mengukur aspek efektif yang berhubungan dengan pandangan
siswa maka pertanyaan yang disusun menghendaki respons yang melibatkan
ekspresi, perasaan atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relatif
sederhana tetapi bukan fakta.
Sikap atau nilai (attitude, value)
Dalam penilaian afektif tentang sikap ini, siswa ditanya mengenai
responsnya yang melibatkan sikap atau nilai telah mendalam di sanubarinya,
dan guru meminta dia untuk mempertahankan pendapatnya.
b. Ranah psikomotor
Perkataan psikomotor berhubungan dengan kata “motor, sensory motor
perceptual” atau “perceptual-motor”. Jadi, ranah psikomotor berhubungan
erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau mulai
dari gerak yang paling sederhana.
14
Agar peserta didik dapat berhasil belajar diperlukan persyaratan tertentu
antara lain seperti dikemukakan berikut ini: (1) kemampuan berfikir yang
tinggi begi pera siswa, hal ini ditandai berpikir kritis, logis, sintesis, dan
objektif; (2) menimbulkan bakat dan minat yang tinggi terhadap mata
pelajaran (interest Inventory); (3) bakat dan minat khusus para siswa dapat
dikembangkan sesuai potensi (Differential Aptitude Test); (4) menguasai
bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran di sekolah yang
menjadi lanjutannya (Achievement Test) ; (5) menguasai salah satu bahasa
asing, terutama Bahasa Ingris; (6) stabilitas psikis (tidak mengalami masalah
penyesuaian diri dan seksual); (7) kesehatan jasmani; (8) lingkungan yang
tenang; (9) kehidupan ekonomi yang memadai; (10) menguasai teknik
belajar di Sekolah dan di luar sekolah. Menurut pendapat Dalyono
(1997:59) bahwa:
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat diklarifikasikan menjadi dua golongan , yaitu faktor yang ada pada diri siswa (intrinsik) dan faktor di luar diri siswa (ekstrinsik). Faktor intrinsik meliputi kesehatan mental, fisik, intelegensi, bakat dan minat, motivasi, serta cara belajar. Faktor ekstrinsik meliputi faktor latar belakang sosial ekonomi, pendidikan keluarga, karakteristik kurikulum, karakteristik kelompok siswa, fasilitas fisik dan lingkungan belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam maupun
diri siswa. Dalam penelitian ini memfokuskan pada kedua faktor tersebut,
faktor dari dalam diri siswa meliputi motivasi belajar dan faktor yang
berasal dari luar diri siswa yang meliputi perhatian orang tua.
15
2. Hasil Belajar Seni Budaya
a. Bidang Pengetahuan dan Keterlampilan Musik
Hasil belajar yang dilihat melalui penilaian hasil belajar sangat erat
kaitannya dengan proses belajar mengajar, karena penilaian hasil belajar
(evaluasi hasil belajar) berfungsi untuk melihat sejauh mana ketercapaian
tujuan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Roestiyah (Ikbal dkk,
2010:36) menjelaskan bahwa:
“hubungan antara evaluasi dengan proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Proses penilaian hasil belajar juga tidak boleh merugikan siswa yang dinilai. Oleh karena itu maka pelaksanaan penilaian hasil belajar di sekolah harus diatur sedemikian rupa agar setiap siswa dapat memperoleh manfaat pelaksanaan evaluasi itu”.
Berdasarkan pendapat diatas maka pembelajaran dilaksanakan harus
dilakukan evaluasi sesuai dengan pembelajaran yang diberikan. Evaluasi ini
bertujuan untuk mengetahui ketuntasan siswa dalam menguasai kompetensi
dasar, materi atau indikator yang belum mencapai ketuntasan.
Sesuai dengan KTSP penilaian terhadap hasil belajar musik dengan
menggunakan tiga aspek yaitu yang meliputi aspek kognitif, keterlampilan
dan psikomotor. Aspek kognitif dapat berupa kuantitatif dengan
menggunakan tes hasil belajar. Penilaian aspek keterlampilan dapat dilihat
dengan angket, inventori, dan pengamatan. Sementara penilaian aspek
psikomotor di ambil dengan cara pengamatan dan pengukuran terhadap
unjuk kerja keterlampilan siswa. Lebih dari itu, siswa dikatakan tuntas
dalam belajar jika hasil belajarnya sudah memenuhi target belajarnya
sesudah memenuhi target belajar tuntas. Hal ini sesuai dengan yang
diungkapkan Mulyana (Ikbal dkk,2010:38) bahwa :
16
Berdasarkan teori ketuntasan belajar tuntas, maka seorang siswa dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Siswa peserta didik yang mempu menyelesaikan atau mencapai 65% sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut.
Berdasarkan kutipan di atas, maka ketuntasan belajar individual akan
tercapai apabila siswa sudah bernilai 65 dan untuk ketuntasan Post Test
apabila 85% siswa sudah bernilai minimal 65 dalam kelas tersebut. Jika
semua siswa sudah menguasai suatu kompetisi dasar, maka pelajaran dapat
dilanjutkan dengan materi berikutnya, dengan catatan guru arus memberikan
perbaikan ( remedial) kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan, dan
pengayaan bagi yang sudah mencapai ketuntasan belajar.
Terkait dengan pemaparan hasil belajar dalam studi musik yang
dilakukan pada penelitian ini hanya akan ditunjukan kepada pengukuran
aspek pengetahuan (knewledge) dan aspek keterlempilan (psikomotorik).
Sedangkan hasil belajar berupa perubahan sikap atau tingkah laku
(keterlampilan) tidak dilaksanakan mengingat keterbatasan peneliti, baik
dari segi kemampuan, kekurangannya sarana dan pengalaman untuk
melakukannya.
Suatu hal yang patut diingat pula bahwa, pengertian hasil belajar
berbeda dengan prestasi belajar. Umumnya kalangan pendidikan
menerjemahkan hasil belajar sebagai sebuah hasil evaluasi, jangka pendek
dari pengetahuan, keterlampilan, dan keterlampilan yang dapat dipahami,
dikuasai, dan diterapkan siswa. Sedangkan presatasi belajar, sesungguhnya
sudah merupakan penguasaan nilai-nilai dari proses pembelajaran yang
sudah diraih dalam jangka waktu panjang dan biasanya bertahan lama pada
siswa.
17
3. Motivasi belajar
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang
ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Rumusan ini mengandung unsur bahwa motivasi dimulai dari adanya
perubahan energi dalam pribadi, motivasi ditandai dengan timbulnya
perasaan (afeksi), dan motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai
tujuan. Motivasi memiliki dua komponen, yakni komponen luar dan
komponen dalam. Komponen dalam terdiri atas kebutuhan-kebutuhan dan
drive. Sedangkan komponen luar adalah tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Sardiman (1987:75) bahwa “motivasi belajar merupakan
faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah
dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk belajar”.
Menurut Prayitno (1989:8) bahwa “motivasi dalam belajar tidak saja
merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga
sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas siswa dan tujuan belajar.”
Menurut Dalyono (1997:235-236) bahwa:
Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibat banyak mengalami kesulitan belajar”
18
Menurut Sardiman (2006:85) bahwa:
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksanaya fungsi-fungsi tersebut dengan cara antara lain dengan memenuhi kebutuhan siswa. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk merealisasikan diri”.
Menurut Oemar (2000:178) bahwa:
Motivasi para remaja ditandai oleh harapan untuk sukses dalam memecahkan masalah tingkah laku, tinjauan masa depan, dorongan untuk materi. Motivasi dapat berupa dorongan-dorongan dasar atau internal dan intensif di luar diri individu. Sebagai suatu masalah didalam kelas, motivasi adalah proses membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat dan bakat”.
Menurut McDonald (Oemar,2004:158) bahwa:
Motivation is a energy change within the person characterized by effective arousal and anticipatory goal reaktion”. Motivasi adalah suatu perubagan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.Perumusan ini mengandung tiga unsur yang saling berkaitan sebagai berikut:
1. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi2. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan (efeective arousal). Mula-
mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi. Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif
3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi yang bermotivasi mengadakan respons-respons yang tertuju kearah suatu tujuan. Respon-respons itu berfungsi mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya.
Menurut Oemar (2000:175) fungsi motivasi ialah:
1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar
2. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.
3. Sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
19
Menurut Maslow (Dalyono,1997:46), “Bila seseorang telah
mendapatkan kebutuhan pertama yaitu fisiologis, barulah dapat
menginginkan kebutuhan yang terletak diatasnya, ialah kebutuhan mendapat
rasa aman dan seterusnya”
Adapun susunan kebutuhan-kebutuhan individu menurut teori Maslow
(Sardiman.1987:46) adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan makan, minum, bernafas, tidur, kegiatan, seks, dan kepuasan sensoris. Bila kebutuhn ini terpuaskan dengan baik, maka kebutuhan-kebutuhan berikutnya akan menjadi pendorong yang kuat.
2. Kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman. Setiap individu selalu berusaha untuk menyelamatkan dirinya. Dorongan untuk menyelamatkan diri ini akan kuat apabila kebutuhan fisiologisnya terpenuhi
3. Kebutuhan untuk diterima dan dicintai. Apabila seseorang sangat kurang mendapat cinta dan kasih sayang, ia akan sangat membutuhkan cinta dan kasih sayang itu
4. Kebutuhan akan harga diri. Harga diri seseorang timbul dalam hubungan dengan orang lain di dalam kelompoknya. Hal ini erat hubungannya dengan statusnya didalam kelompok dan penghargaan orang lain terhadapnya. Jika seseorang merasa dirinya dihargai orang itu akan merasa bahwa dirinya dianggap penting
5. Kebutuhan untuk merealisasikan diri. Realisasi diri berarti akan atau harus menjadi apakah seseorang itu berdasarkan potensi-potensi yang ada dalam dirinya.
Big dan Telfer (Dimyati dan Mudjiono, 2002:32) berpendapat bahwa
Siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Macam-macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: (i) motivasi instrumental, (ii) motivasi sosial, (iii) motivasi berprestasi, dan (iv) motivasi intrinsik.Motivasi instrumental berarti bahwa siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman. Motivasi sosial berarti bahwa siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas; dalam hal ini keterlibatan pada tugas menonjol. Motivasi intrinsik berarti belajar karena keinginan sendiri. Motivasi intrumental dan motivasi sosial merupakan kondisi eksternal, sedangkan motivasi berprestasi dan motivasi intrinsik merupakan kondisi internal.
20
Menurut Sardiman (1987:39) “Untuk dapat membangkitkan dan
mengembangkan motivasi belajar siswa secara terus menerus, siswa dapat
menentukan/mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai, menanggapi
secara positif pujian/dorongan dari orang lain, menentukan targer/sasaran
penyelesaian tugas belajar”.
Menurut Monks (Dimyanti dan Mudjiono, 2002:84) bahwa
Kekuatan mental atau kekuatan motivasi dapat dipelihara. Perjalanan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar dapat diperkuat dan dikembangkan. Menurut Monks pahan interaksionis, paham tugas pengembangan, dan teori emansipasi mengakui pentingnya pemeliharaan kekuatan motivasi belajar. Dorongan dari dalam atau kekuatan mental dan berpengaruh dari luar berpengaruh pada kemajuan individu. Interaksi kekuatan mental dan lingkungan luar tersebut ditentukan pula oleh respons dan prakarsa pribadi pelaku.
Menurut Dimyanti dan Mujiono (2002:84-85)
Perilaku yang penting bagi manusia adalah belajar dan bekerja. Belajar menimbulkan perubahan mental pada diri siswa. Bekerja menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri pelaku dan orang lain. Motivasi belajar dan motivasi bekerja merupakan penggerak kemajuan masyarakat. Kedua motivasi tersebut perlu dimiliki oleh siswa SLTP (sekarang sudah menjadi SMP) dan SLTA (sekarang sudah menjadi SMA). Bagi siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir2. Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan
dengan teman sebaya3. Mengarahkan kegiatan belajar 4. Membesarkan semangat belajar; sebagai ilustrasi jika ia telah menghabiskan
dana belajar dan masih ada adiknya yang dibiayai orang tua, maka ia akan berusaha cepat lulus
5. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja
Kelima hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya motivasi tersebut
disadari oleh pelakunya sendiri. Bila motivasi didasari oleh pelaku, maka suatu
pekerjaan, dalam hal ini tugas belajar akan terselesaikan dengan baik .
21
Ovide Dicroly, yang terkenal dengan pengajaran berdasarkan”pusat
minat” anak makan, pakaian, permainan/bekerja. Kemudian menyusul tokoh
pendidikan lainnya seperti John Dewey, yang terkenal dengan “pengajaran
proyeknya”, yang berdasarkan pada masalah yang menarik minat siswa,
sistem persekolahan lainnya. Sehingga sejak saat itu pula para ahli
berpendapat, bahwa tingkah laku manusia didorong oleh motif-motif
tertentu, dan perbuatan belajar akan berhasil apabila didasarkan pada
motivasi yang ada pada murid. Murid dapat dipaksa untuk mengikuti
sesuatu perbuatan, tetapi ia tidak dapat dipaksa untuk menghayati perbuatan
itu sebagai mestinya.
Setiap perbuatan termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu
atau beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan,
merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang
mendorongnya untuk berbuat mencapai tujuan. Tenaga pendorong atau
motif pada seseorang mungkin cukup besar, sehingga tanpa motivasi dari
luar dia sudah bisa berbuat. Orang atau siswa tersebut memiliki motif
internal, pada orang atau siswa lain, mungkin saja tenaga pendorong internal
ini kecil sekali, sehingga ia membutuhkan motivasi dari luar, yaitu dari
guru, orang tua, teman, buku-buku dan sebagainya. Orang atau siswa seperti
itu membutuhkan motif eksternal atau motifasi dari luar dirinya.
Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat akan melaksanakan
semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau
semangat. Sebaliknya belajar dengan motivasi lemah, akan malas bahkan
tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.
22
Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi
keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan terutama
yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan
yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.
Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat
dicapai dengan belajar.
3. Perhatian orang tua
Perhatian adalah kegiatan yang diikuti seseorang dalam hubungannya
dengan penelitan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Menurut
Suryabrata (2005:14), perhatian dapat dirumuskan sebagai berikut: “(1)
perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek, (2)
perhatian adalah banyak sedikitnya keadaan yang menyertai suatu aktivitas
yang dilakukan”.
Menurut (Hasbullah, 2005:23)
Perhatian orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan anaknya, karena apa-apa yang diajarkan orang tua pada anaknya akan membawa pengaruh terhadap kehidupan anak didik, demikian pula terhadap pendidikan yang dialaminya di sekolah dan di masyarakat sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan maksimal. Bila orang tua acuh tak acuh terhadap aktivitas belajar anaknya, biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat dalam belajar, sehingga sukar diharapkan ia mencapai prestasi yang maksimal.
Menurut Suryabrata (2005:292)
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan orangtua mengenai kegiatan belajar anak yaitu:a. Fasilitas fisik dan uang
Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibedakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan pendidikan. Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang memudahkan suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang.
23
Orang tua harus mengetahui dan melengakapi fasilitas fisik yang diperlukan siswa, misalnya melengkapi perlengkapan belajar. Alat perlengkapan belajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa, sebab perlengkapan belajar yang tersedia dengan lengkap akan menimbulkan motivasi dalam belajar siswa, sehingga anak akan dapat belajar dengan baik. Alat-alat belajar yang perlu disediakan orangtua diantaranya adalah buku paket, buku latihan, alat tulis dan sebagainya. Jika kebutuhan belajar siswa telah terpenuhi maka semangat belajar dan rasa ingin tahu anak untuk belajar akan meningkat sehingga kegiatan belajar akan mencapai hasil yang maksimal.
Fasilitas fisik lainnya yang harus dipenuhi orangtua adalah tempat belajar. Tempat belajar harus disediakan sedemikian rupa baik perlengkapan kursi dan meja, penerangan, dan kebersihannya. Tempat belajar yang nyaan akan membantu konsentrasi anak dalam kegiatan belajar. Selain itu orangtua juga harus memperhatikan biaya-biaya yang diperlukan dalam pendidikan anaknya.
Fasilitas fisik dan uang ini berkaitan dengan kondisi ekonomi orangtua. Jika kondisi ekonomi orang tua tergolong mampu untuk memenuhi kebutuhan fisik dan uang ini tidak menjadi masalah, namun jika keluarga ii kurang mampu fasilitas fisik dan uang sulit untuk dipenuhi, sehingga tidak sedikit anak-anak yang putus sekolah.
b. Fasilitas nonfisikFasilitas nonfisik yaitu segala sesuatu yang tidak berupa benda atau
yang dapat dilihat yang mempunyai peranan besar dalam kelancaran proses penyelenggaraan pendidikan. Fasilitas nonfisik ini berkaitan dengan faktor psikologis anak. Adanya perhatian orang tua yang selalu menyertai kegiatan belajar anak, akan menjadi pemicu begi anak untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Perhatian orang tua dapat berupa pujian dan hadiah yang diberikan
kepada anak yang mendapat nilai terbaik. Hal ini akan mendorong dan
memotivasi anak untuk belajar, sehingga anak merasa bahwa kegiatan
belajar yang dilakukannya berarti bagi dirinya sendiri dan bagi orang tua.
Dengan adanya perhatian akan memudahkan anak berkembang sesuai
dengan harapan orang tua, bila perhatian orang tua acuh tak acuh terhadap
kegiatan belajar, maka anak akan berbuat sesuka hatinya dan apa yang
diharapkan orang tua terhadap anaknya akan sulit tercapai.
24
B. Kerangka Konseptual
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat diklarifikasikan
menjadi dua golongan, yaitu faktor yang ada pada diri siswa (intrinsik) dan faktor
diluar diri siswa (ekstrinsik). Faktor instrinsik meliputi kesehatan mental dan fisik,
integensi, bakat dan minat, motivasi, serta cara belajar. Faktor ekstrinsik meliputi
faktor latar belakang sosial ekonomi, pendidikan keluarga, karakteristik
kurikulum, karakteristik kelompok siswa, fasilitas fisik dan lingkungan belajar.
Siswa akan termotivasi dalam belajar apabila kebutuhan dasarnya telah terpenuhi
sehingga hasil belajar yang diperoleh juga tinggi.
Perhatian orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan anaknya,
karena apa-apa yang diajarkan orang tua pada anaknya akan membawa pengaruh
terhadap kehidupan anak didik, demikian pula terhadap pendidikan yang dialami
di sekolah dan di masyarakat sehingga tujuan pendidikan akan tercapai dengan
maksimal.
Motivasi belajar dan perhatian orang tua akan mempengaruhi hasil
belajar, dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
hasil belajar tersebut. Hal yang ingin diteliti oleh penulis adalah faktor yang
mempengaruhi hasil belajar diantaranya motivasi belajar dan perhatian orang tua.
Penulis juga ingin melihat pengaruh motivasi belajar dan perhatian orang tua
terhadap hasil belajar siswa. Untuk lebih jelasnya penulis akan
menggambarkannya dalam bagan konseptual yang nantinya akan digunakan
sebagai acuan berfikir dalam penelitian ini.
25
Gambar 1 : Kerangka Konseptual
C. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan di
atas, maka penulis mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi
belajar terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa SMP N 8 Payakumbuh
H1 = Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi
belajar terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa SMP N 8 Payakumbuh
2. H0 = Tidak terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara perhatian
orang tua terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa SMP N 8 Payakumbuh
H1 = Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara perhatian
orang tua terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa SMP N 8
Payakumbuh
3. H0 = Tidak terdapat hubungan signifikan dan positif antara motivasi belajar
dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa
SMP N 8 Payakumbuh.
H1 = Terdapat hubungan signifikan dan positif antara motivasi belajar
Motivasi Belajar(X1)
Perhatian orang tua(X2)
Hasil belajar siswa
(Y)
26
dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar Seni Budaya siswa
SMP N 8 Payakumbuh
8
27
BAB IIIMETODE PENELITAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional, karena
menggambarkan hubungan motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil
belajar Seni Budaya siswa SMP N 8 Payakumbuh. Menurut Lehmann (1979:60)
penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan
sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.
Penelitian korelasional merupakan suatu penelitian yang melibatkan
tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan antara dua
variabel atau lebih. Besarnya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk
koefisien dan korelasi (Sukardi, 2003:116).
Selanjutnya menurut Irianto (2007: 133) bahwa “penelitian korelasi
merupakan suatu hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya”.
Penelitian ini akan memberikan konstibusi hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya. Besar kecilnya hubungan korelasi dan konstibusi antara satu
variabel terhadap variabel lain dapat dinyatakan dengan koefisien korelasi.
Data yang akan diungkapkan pada penelitian ini adalah hubungan
motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar seni musik siswa
SMP N 8 Payakumbuh .
2627
28
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2005:49) bahwa” populasi atau universe ialah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kulaitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian
ditarik kesimpulannya.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 8
Payakumbuh yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 214
orang.
Adapun rincian lengkap mengenai mengenai populasi dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3:1 : populasi siswa kelas VIII SMP N 8 Payakumbuh Tahun Ajaran 2012/2013
No Kelas Jumlah Siswa
1. VIII1 242. VIII2 293. VIII3 274. VIII4 235. VIII5 266. VIII6 307. VIII7 258. VIII8 30
Jumlah 214
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2005:49) bahwa “sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang akan diteliti”. Sampel ditentukan dalam penelitian disamping
itu mempertimbangkan kemampuan dan waktu yang dimiliki oleh peneliti serta
29
keefektifan pengambilan sampel. Sampel yang terpilih mewakili keseluruhan
karakteristik dari satuan polulasi. Dalam hal ini teknik penarikan sampel
digunakan adalah Purposive sampling..
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dari satu kelas saja
yang dipilih setelah penulis mengambil secara acak maka terpilih kelas VIII1.
Dengan jumlah siswa 24 orang.
C. Varibel dan data
1. Variabel
Pada penelitian ini diambil dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat sebagai berikut:
a. Variabel bebas yaitu variabel yang diperkirakan berpengaruh terhadap
variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:
Motivasi belajar : X1
Perhatian orang tua : X2
b. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas,
dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah: Hasil
belajar(Nilai UH ) mata pelajaran Seni Musik: Y
c. Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang langsung diambil dari responden mengenai
motivasi belajar dan perhatian orang tua dengan penyebaran angket,
sedangkan data sekunder yaitu hasil belajar diperoleh melalui nilai UH.
30
D. Defenisi Operasional Variabel, Indikator, dan Pengukuran
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas adalah motivasi belajar (X1) dan
perhatian orangtua (X2) sedangkan variable terikat adalah hasil belajar siswa(Y).
Untuk menghindari pemahaman yang keliru atau kesalahan pengertian
antara penulis dan pembaca serta untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang
konsep yang penulis gunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil Belajar (Y) adalah hasil yang telah dicapai seorang siswa yang
dinyatakan dengan angka/ nilai UH. Pada penelitian ini hasil belajar yang
diambil adalah nilai UH mata pelajaran Seni Musik siswa kelas VII1 SMP N
8 Payakumbuh .
Indikator: Nilai rata-rata UH 1 siswa kelas VII (semester dua)
2. Motivasi Belajar (X1) adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakkan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang
mencapai hasil atau tujuan tertentu. Indikator untuk melihat motivasi
menurut Maslow (dalam Good and Brophy) adalah pemenuhan kebutuhan
fisik (makan dan minum), rasa sosial, rasa aman, kebutuhan akan harga diri
dan aktualisasi diri.
Indikator: motivasi dalam pemenuhan kebutuhan fisik (makan, minum), rasa
aman, kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri.
3. Perhatian Orang tua (X2) adalah segala bentuk fasilitas yang disediakan
orangtua terhadap anaknya dalam dunia pendidikan berupa (a) perhatian
31
orang tua terhadap fasilitas belajar(perlengakapan belajar, tempat belajar,
biaya), (b) perhatian orang tua terhadap pembelajaran dirumah.
Indikator: perhatian orang tua terhadap fasilitas balajar (perlengkapan
belajar, tempat belajar, biaya) dan pembelajaran di rumah.
E. Teknik dan Instrumen Penelitian
1. Teknik
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket guna
mendapatkan dokumentasi jawaban langsung dari siswa
2. Insrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kousioner atau angket. Angket adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir yang berisi pertanyaan dan pernyataan yang diajukan secara tertulis
pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau
tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti. Angket digunakan
untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar dan perhatian orang tua
siswa. Sedangkan mengenai data hasil belajar diperoleh dari guru mata
pelajaran seni musik SMP N 8 Payakumbuh Tahun Pelajaran 2012/2013.
1) Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Untuk memudahkan penyusunan instrumen penelitian, maka penelitian
berikut ini dirancang kisi instrumen sebagai berikut:
32
Tabel 3.3: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
NO Variabel Indikator Pengukuran Item
1. Motivasi a. Pemenuhan kebutuhan fisik(makan dan minum)
Skala Likert 1-4
b. Pemenuhan kebutuhan rasa sosial
Skala Likert 5-8
c. Pemenuhan kebutuhan rasa aman
Skala Likert 9-13
d. Pemenuhan akan harga diri Skala Likert 14-18
e. Pemenuhan aktualisasi diri Skala Likert 19-24
2. Perhatian orang tua
a. Perhatian orang tua terhadap fasilitas belajar(perlengkapan)
Skala Likert 1-8
b. Perhatian orang tua terhadap pembelajaran di rumah
Skala Likert 9-14
3. Hasil belajar
Nilai UH 1 Skala Rill
1. Penyusunan angket
Setiap responden dapat memperoleh jawaban dengan cara memberi tanda (X)
pada jawaban untuk setiap item, untuk angket menggunakan dua macam angket
yang pertama untuk angket motivasi belajar pernyataan terdiri dari lima alternatif
jawaban yang mengemukakan model skala likert dalam bentuk kontunuitas
dengan masing masing-masing kategori Selalu (S), Sering (SR), KK (Kadang-
Kadang), JR (Jarang), Tidak Pernah (TP). Penetapan skor untuk setiap alternatif
jawaban pola setiap item sebagai berikut:
33
Skor jawaban penelitian variabel
No Pilihan Jawaban Skor pernyataanPositif Negatif
1. Selalu 5 12. Sering 4 23. Kadang-kadang 3 34. Jarang 2 45. Tidak pernah 1 5
Ridwan (Ayu dkk,2011,3)
Dan untuk angket perhatian orang tua menggunakan pilihan objektif dengan
kriteria sebagai berikut:
A= SelaluB= SeringC= Kadang-kadangD= JarangE= Tidak pernah
2. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam tulisan ini teknik pengujian normalitas ini
penulis menggunakan teknik Liliefors dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
3. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
butir. Suatu butir dinyatakan valid jika suatu pernyataan butir pada kuosioner
mampu untuk mengukur apa yang hendak diukur oleh kousioner tersebut (Ghozali
2007:45). Sebelum kousioner dibagikan terlebih dahulu dilakukan analisis try out.
Untuk uji validitas digunakan rumus sebagai berikut:
34
r xy=n Σ xy−( Σ x ) ( Σ y)
√ {n Σ x2−( Σ x )2}{n Σ y2−( Σ y )2}
Suhaimi Arikunto(Sambas, 2009:31)
Keterangan:
r xy=koefisienkorelasi
n = Besar sampel
x = variabel bebas (x1,x2,xn)
y = Variabel terikat
Jika r hitung > r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid dan jika r hitung
< r tabel maka item tesebut tidak valid.
Kriteria:
0,80 -1,00 = sangat tinggi
0,60 - 0,80 = tinggi
0,40 - 0,60 = cukup Arikunto (Ayu dkk, 2011,36)
0,20- 0,40 = rendah
0,00 - 0,20 = cukup rendah
4. Uji Reliabilitas
Kousioner dinyatakan riabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
r=[ kk−1 ][1−∑ σ i
2
σ i2 ] Suhaimi Arikunto(Sambas, 2009:38)
Keterangan:
r = reliabel insrtumen
k = banyak butir pertanyaan
∑ σ i2= jumlahvariabel butir
∑ σ i2=variabel total
35
Kriteria:
a. Jika alpha ≥ rtabel = riabel
b. Jika alpha ≤ rtabel = tidak riabel
Berdasarkan uji validitas instrumen yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
28 butir untuk mengukur variabel motivasi belajar ternyata 24 butir adalah valid
dan 4 butir tidak valid. Analisis reliabilitas untuk variabel motivasi belajar untuk
variabel motivasi belajar ternyata reliabel (handal) untuk digunakan dalam
penelitian.
Selanjutnya uji validitas instrumen variabel perhatian orang tua dari 17 butir
ternyata 14 adalah valid dan 3 tidak valid. Analisis reliabilitas untuk variabel
perhatian orang tua ternyata juga reliabel (handal) untuk digunakan dalam
penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan dua pendekatan, yaitu:
1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif bertujuan untuk menggambarkan apa yang ditemuka pada
hasil penelitian ini dan memberi informasi sesuai dengan yang diperoleh di
lapangan dan dihitung persentase dan rata-ratanya. Adapun prosedur analisis
data dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Untuk menghitung mean (rata-rata) digunakan rumus:
x́= Σ xn
Arikunto (Silverius 1991: 129)
36
Keterangan:
x́=rata−rata
Σ x= jumlah data
n= banyak data
Untuk harga mean (nilai rata-rata) dari data yang diperoleh dengan rentangan
nilai mean seperti yang digunakan oleh Halim dan Harina (2006:43) dibawah ini:
Tabel 3.4 : Rentang Nilai Mean
Nilai rata-rata Keterangan4,6-5,003,6-4,52,6-3,51,6-2,50,0-1,5
Sangat baikBaikSedangKurang baikTidak baik
b. Standar Deviasi, dengan rumus:
S=√ Σ ( X́1− X́2 )n−1
Keterangan:
S= standar deviasi
n= menunjukan data yang dianalisis adalah data sampel
X́=data pengamatandari 1−2 sampai 4
c. Menghitung persentase dengan rumus:
P= fn
x100 %
Keterangan:
37
P= persentase
f= frekuensi
n= jumlah responden
d. Data dengan skor, dengan rumus
x́=( A x5 )+( B x 4 )+(C x 3 )+( D x2 )+( E x1 )
nKeterangan:A= SelaluB= SeringC= Kadang-kadangD= JarangE= Tidak pernah
e. Untuk menentukan jumlah kelompok distribusi frekuesi digunakan rumus:
K=1+3,3 log n (Irianto, 2007;12)
f. Interval kelompok dapat ditentukan dengan rumus
Intervalk= data terbesar –data terkecil (Irianto,2007;12 )
Jumlah kelompok
l. Statistik Inferensial
Statistik inferensial yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi
untuk menguji hipotesis:
a. Hipotesis pertama dan kedua di uji dengan regresi linier sederhana korelasi
b .Hipotesis ketiga di uji dengan regresi linier berganda, korelasi ganda dan
korelasi parsial.
Mengingat banyaknya data yang diperoleh, maka pengujian dilakukan
dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS.
38
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum SMP N 8 Payakumbuh
SMP N 8 Payakumbuh di awali dari Sekolah Teknik Negeri Payakumbuh
pada tahun 1952/1953 dengan nama STP 2 tahun berlokasi atau menumpang di
komplek fakultas pertanian Koto Nan Gadang Payakumbuh dengan jumlah murid
2 lokal, terdiri dari 1 kelas jurusan bangunan gedung dan 1 kelas jurusan mesin
umum. Pada tanggal 31 Juli 1965 Sekolah Teknik Negeri Payakumbuh menjadi
Sekolah Teknik Negeri 11 Payakumbuh dan SK nya resmi menjadi Sekolah
Teknik Negeri Payakumbuh.
Pada saat Sekolah Teknik Negeri 1 Payakumbuh terdiri dari 4 jurusan.
Yaitu jurusan bangunan air, bangunan gedung, mesin umum, dan jurusan mobil
atau auto diesel, dengan murid lebih kurang 580 siswa dengan memakai gedung
di Labuah Basilang. Sejak berdirinya STP 2 tahun sudah mengalami beberapa
kali mutasi kepala sekolah.
Tahun ajaran 2009/2010 sampai sekarang SMP N 8 Payakumbuh
memiliki akreditasi B, memiliki 23 ruang belajar, 1 kantor majelis guru, 1 ruang
kepala sekolah, 1 ruang tata usaha, 1 ruang perpustakaan, 1 labor komputer,
ruang OSIS, Koperasi sekolah, UKS, Mushala, Lapangan upacara, lapangan
volly, dan lapangan basket, dan ruang serba guna. Kegiatan belajar mengajar
siswa di SMP N 8 Payakumbuh di dukung oleh fasilitas yang cukup dengan
38
39
tenaga pengajar guru PNS, pegawai tata usaha, 2 penjaga sekolah, 1 orang
security.
2. Deskripsi Data
Untuk mengetahui hasil penelitian mengenai hubungan motivasi belajar dan
perhatian orang tua terhadap hasil belajar seni musik siswa di SMP N 8
Payakumbuh, maka dari hasil pengolahan data yang dilakukan untuk masing-
masing variabel penelitian ini dilakukan deskripsi dengan tujuan menggambarkan
proporsi jawaban responden terhadap variabel penelitian.
Penelitian ini membahas 3 variabel yang terdiri dari dua variabel bebas yaitu
motivasi belajar siswa (X1), perhatian orang tua (X2), dan satu variabel terikat
yaitu hasil belajar seni musik (Y).
a. Motivasi Belajar Siswa (X1)
Data tentang variabel motivasi belajar diperoleh dengan penyebaran
instrumen penelitian berupa angket yang terdiri dari 24 item pertanyaan
yang diberikan kepada responden yakni siswa kelas VIII1 SMP N 8
Payakumbuh.
1) Indikator Pemenuhan Kebutuhan Fisik
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada Indikator Pemenuhan Fisik
Indikator no
item
SL SR KK JR TPN %
Skor
Total
ΧKatego
ri
Pemenuhan
Kebutuhan
Fisik
Fi %
Fi %
Fi %
Fi %
Fi %
1 520,8 3
12,5
14
58,3 1
4,16 1
4,16
24
100 82
3,42 Sedang
2 312,5 3
12,5
10
41,7 3
12,5 5
20,8
24
100 62
2,58
Kurang Baik
3 520,8 7
29,2 4
16,7 3
12,5 5
20,8
24
100 76
3,17 Sedang
4 833,3 7
29,2 5
20,8 3
12,5 1
4,16
24
100 90
3,75 Baik
Total Rerata
Indikator 5
21,9 4
20,8
10
34,4 3
9,37 2
8,33
24
100 77 3,2 Sedang
40
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar
siswa pada indikator pemenuhan kebutuhan fisik dengan total rerata indikator 3,2
ini berarti motivasi belajar siswa tergolong sedang, dimana rata-rata 5 orang
(21,9%) siswa meenyatakan selalu, 4 orang (20,8%) menyatakan sering, 8 orang
(34,4%) menyatakan kadang-kadang, 3 orang (9,37%) menyatakan jarang, 2
orang (8,33%) menyatakan tidak pernah. Rata-rata terendah yang dimiliki
indikator pemenuhan kebutuhan fisik adalah 2,58% yaitu tentang memakan
makanan 4 sehat 5 sempurna dimana 10 orang (41,7%) menyatakan kadang-
kadang, dan 3 orang (12,5%) menyatakan sering dan 3 orang (12,5%)
menyatakan selalu memakan makanan 4 sehat 5 sempurna. Rata-rata tertinggi
terdapat pada indikator pemenuhan kebutuhan fisik adalah 3,75 yaitu pada item
nomor 4 tentang siswa melakukan olah raga untuk meningkatkan semangat
belajar. Secara keseluruhan motivasi belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada
indikator pemenuhan kebutuhan fisik berada pada kategori sedang.
1) Indikator Pemenuhan Kebutuhan Rasa Sosial
Tabel 4:3: Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator Pemenuhan Kebutuhan Rasa Sosial
Indikatorno
item
SL SR KK JR TPn %
Skor Total
Χ KategoriFi %
Fi % Fi % Fi % Fi %
Pemenuhan KebutuhanSosial
5 4 16,7 3 12,5 10 41,7 6 25 14,16 24 100 75 3,125 Sedang
6 0 0 1 4,16 4 16,7 312,5 16
66,7 24 100 106 4,416667
Sangat Baik
7 0 0 0 0 0 0 312,5 21
87,5 24 100 117 4,875
sangat baik
816 66,7 5 20,8 1 4,16 0 0 2
8,33 24 100 105 4,375
Sangat Baik
Total Rerata 5 20,9 2 9,37 4 15,6 3
12,5 10
41,7 24 100 100,75 4,197
Sangat Baik
Keterangan: = kategori negatif = kategori positif Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar
siswa pada indokator pemenuhan kebutuhan rasa sosial dengan total rerata
indikator 4,197% berarti motivasi belajar siswa tergolong sangat baik, dimana
41
secara rata-rata 5 orang (20,9%) menyatakan selalu, 2 orang (9,37%) menyatakan
sering, 3 orang (12,5%) menyatakan kadang-kadang, dan 10 orang (41,7%)
menyatakan tidak pernah. Dalam indikator ini terdapat pernyataan yang bersifat
negatif jadi semakin banyak tidak pernah berarti itu akan semakin baik. Rata-rata
terendah yang dimiliki indikator pemenuhan indikator pemenuhan kebutuhan
sosial adalah 3,125% yaitu pada item nomor 5 menyatakan senang untuk latihan
seni musik dengan teman sebangku dimana 4 orang (16,7%) meyatakan selalu, 3
orang (12,5%) menyatakan sering, 10 orang (41,7%) menyatakan kadang-kadang,
6 orang (25% ) menyatakan jarang dan 1 orang (4,16%) menyatakan tidak
pernah. Rata-rata tertinggi terdapat pada indikator siswa tidak senang apabila
guru seni musik tidak masuk,dimana 21 orang (87,5%) menyatakan tidak pernah
dan 3 orang (12,5%) menyatakan jarang. Secara keseluruhan motivasi belajar
siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada indikator pemenuhan rasa sosial berada
pada kategori sangat baik.
2) Indikator Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
Tabel 4.4: Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator Pemenuhan kebutuhan rasa aman
Indikatorno item
SL SR KK JR TPN %
Skor Total
Χ KategoriFi % Fi % Fi % Fi % Fi %
Pemenuhan Kebutuhanrasa aman
9
2083,3 1 4,17 2
8,33 1 4,17 0
0 24100 112
4,666
sangat baik
10
312,5 4 16,7 4
16,7 2 8,33 11
45,8 24100 86
3,583 baik
11
1145,8 3 12,5 4
16,7 0 0 6
25 24100 85
3,541 baik
12
0 0 0 0 929,2 15 45,8 6
25 24100 95
3,958 baik
13
933,3 6 20,8 7
29,2 2 8,33 3
12,5 24100 86
3,583 baik
Total Rerata
8 35 3 10,8 5 20 3 10,8 5 20 24 100
78 3,25 baik
42
Keterangan: = kategori negatif = kategori positif
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat tergambar bahwa motivasi belajar
siswa pada indikator pemenuhan kebutuhan rasa aman dengan total rerata
indikator 3,25 ini berarti motivasi belajar siswa tergolong baik, dimana secara
rata-rata 8 orang (35%) menyatakan selalu, 3 orang (10,8%) menyatakan sering,
5 orang (20%) menyatakan kadang-kadang, 3 orang (10,8%)meyatakan jarang,
dan 5 orang (20%) menyatakan tidak pernah. Pada indikator ini juga terdapat 2
kategori negatif yaitu item 10 dan 12. Rata-rata terendah dimiliki indikator
pemenuhan rasa aman adalah adalah 3,583 yaitu pada item 10 kategori negatif
tentang lebih suka bercengkrama dengan teman dibandingkan mendengarkan
penjelasan guru seni musik. Dimana 3 orang (12,5%) menyatakan selalu, 4 orang
(16,7%) menyatakan sering. 2 orang (8,33%) menyatakan jarang dan 11 orang
(45,8%) menyatakan tidak pernah. Dan juga pada item 13 tentang senang apabila
guru memberi peringatan kepada teman yang mengganggu pembelajaran di kelas
dimana 8 orang (33,3%) menyatakan selalu, 5 orang (20,8%) meyatakan sering, 7
orang (29,2%) menyatakan kadang-kadang, 1 orang (4,17%) menyatakan jarang
dan 3 orang (12,5%) menyatakan tidak pernah. Secara keseluruhan motivasi
belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada indikator pemenuhan kebutuhan
rasa aman berada pada kategori baik.
3) Indikator Pemenuhan Harga Diri
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator Pemenuhan kebutuhan akan harga diri
Indikator no SL SR KK JR TP n % Skor Χ Kategori
43
item TotalFi % Fi % Fi % Fi % Fi %
Pemenuhan Kebutuhanharga diri
14 13 54,2 1 4,17 7 29,2 1 4,17 2 8,33 24100 94
3,916 baik
15 9 37,5 8 33,3 5 20,8 1 4,17 1 4,17 24100 95
3,958 baik
16 11 45,8 5 20,8 5 20,8 0 0 3 12,5 24100 93
3,875 Baik
17 2 8,33 1 4,17 4 16,7 5 20,812 50 24
100 96 4 Baik
18 7 29,2 6 25 7 29,2 2 8,33 2 8,33 24100 86
3,583 Baik
Total Rerata 8 35 4 17,5 6 23,3 2 7,5 4 16,7 24
100 83,2
3,866 baik
Keterangan: = kategori negatif = kategori positif Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijelasakan bahwa motivasi belajar
siswa pada indikator pemenuhan akan harga diri dengan total rerata indikator
3,866 ini berarti motivasi belajar siswa tergolong baik. Dimana 8 orang (35%)
menyatakan selalu, 4 orang (17,5%) meyatakan sering, 6 orang (23,3%)
menyatakan kadang-kadang, 2 orang (7,5%) menyatakan jarang dan 4 orang
(16,7%) manyatakan tidak pernah. Pada indikator ini juga terdapat item negatif
yaitu item 17. Rata-rata terendah yang dimiliki indikator pemenuhan kebutuhan
akan harga diri yaitu 3,583 adalah pada item 18 yaitu siswa senang dipuji apabila
mendapat nilai terbaik, dimana 7 orang (29,2%) menyatakan selalu, 6 orang
(25%) menyatakan sering, 7 orang (29,2%) menyatakan kadang-kadang, 2 orang
(7,5%) menyatakan jarang, dan 4 orang (16,7%) menyatakan tidak pernah. Rata-
rata tertinggi terdapat pada indikator pemenuhan akan harga diri terdapat pada
item 17 dimana item ini termasuk kategori negatif yaitu semangat siswa hilang
apabila pendapatnya dikritik, dimana 12 orang (50%) meyatakan tidak pernah, 5
orang (20,8%) menyatakan jarang, 4 orang (16,7%) menyatakan kadang-kadang,
1 orang (4,17%) menyatakan sering dan 2 orang (8,33%) menyatakan selalu.
4) Indikator Pemenuhan kebutuhan aktualisasi Diri
44
Tabel 4.6: Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator
Indikator no item
SL SR KK JR TPn %
Skor Total
Χ KategoriPemenuhan Fi %
Fi % Fi % Fi % Fi %
Kebutuhanaktualisasi
19 15 62,5 3 12,5 3 12,5 28,33 1
4,17 24 100 101 4,208
sangat baik
20 18 75 1 4,17 3 12,5 28,33 1
4,17 24 100 108 4,5
sangat baik
21 12 50 2 8,33 7 29,2 28,33 1
4,17 24 100 94 3,916 baik
22 10 41,7 4 16,7 8 33,3 28,33 0 0 24 100 94 3,916 baik
23 8 33,3 0 0 3 12,5 833,3 5
20,8 24 100 70 2,916 sedang
24 8 33,3 8 33,3 4 16,7 14,17 3
12,5 24 100 89 3,708 baik
Total Rerata 11 49,3 3 12,5 5 19,4 3
11,8 2
7,64 24 100 92,6 3,861 baik
Indikator
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi belajar
siswa pada indikator pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri dengan total rerata
indikator 3,861 ini berarti motivasi belajar siswa tergolong baik, dimana secara
rata-rata 11 orang (49,3%) menyatakan selalu, 3 orang (12,5%) menyatakan
sering, 5 orang (19,4%) menyatakan kadang-kadang, 3 orang (11,8%)
menyatakan jarang dan 2 orang (7,64%) menyatakan tidak pernah. Rata-rata
terendah yang dimiliki indikator pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri adalah
pada item 23 yaitu siswa senang apabila diikutsertakan dalam perlombaan atau
penampilan musik, dimana 8 orang (33,3%) menyatakan selalu, 0% menyatakan
sering, 3 orang (12,5%)menyatakan kadang-kadang, 8 orang (33,3%) menyatakan
jarang dan 3 orang (12,5%) menyatakan tidak pernah. Rata-rata tertinggi dimiliki
indikator aktualisasi diri adalah pada item 20 yaitu tentang merasa senang belajar
di labor musik karena lebih mudah dan leluasa memainkan alat musik. Dimana
18 orang (75%) menyatakan selalu, 1 orang (4,17%) menyatatakan sering, 3
45
orang (12,5%) menyatakan kadang-kadang, 2 orang (8,37%) menyatakan jarang
dan 1 orang (4,17%) menyatakan tidak pernah. Secara keseluruhan motivasi
belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada indikator pemenuhan kebutuhan
aktualisasi diri berada pada kategori baik.
Hasil pengukuran variabel motivasi belajar siswa disajikan dalam tabel
distribusi skor sebagai berikut.
Tabel 4.7: Distribusi Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
No IndikatorSkor Total
Rerata Kategori
1 Pemenuhan kebutuhan fisik 77 3,2 Sedang2 pemenuhan kebutuhan rasa sosial 100,75 4,19 sangat baik3 pemenuhan kebutuhan rasa aman 78 3,25 Baik4 pemenuhan akan harga diri 83,2 3,87 Baik5 pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri 92,6 3,86 Baik total rerata variabel 86,31 3,67 Baik
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Distribusi frekuensi variabel motivasi belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh
terlihat total rerata skor 3,67 yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa
dikategorikan baik. Indikator dalam variabel motivasi belajar siswa mendapat
nilai terendah pada indikator pemenuhan kebutuhan fisik dengan total rerata 3,2
yang dikategorikan sedang. Sebaliknya nilai tertinggi adalah pemenuhan
kebutuhan rasa sosial dengan rerata 4,19 yang dikategorikan sangat baik.
Berdasarkan data yang diperoleh tentang motivasi belajar siswa di dapat
skor terendah 73 sampai tertinggi 113 dan nilai rata-rata sebesar 93,58 dan
standar deviasi sebesar 11,54. Hasil pengukuran skor variabel motivasi belajar
siswa dapat juga dijelaskan dengan tabel di bawah ini.
Tabel 4.8: Distribusi Frekuensi Total Skor Variabel Motivasi Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
46
NoKelas
IntervalFrekuensi
Absolut Relatif(%)1 73-76 3 12,52 77-80 0 03 81-84 3 12,54 85-88 2 8,335 89-92 3 12,56 93-96 2 8,337 97-100 4 16,668 101-104 3 12,59 105-108 1 4,16
10 109-112 2 8,3311 113-116 1 4,16
Jumlah 24 100 Mean 93,58 Median 94,5 Modus 91
Standar Deviasi 11,74
Maksimum 113 Minimum 73
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
73-76
77-80
81-84
85-88
89-92
93-96
97-100
101-104
105-108
109-112
113-116
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Series1
Berdasarkan tabel 4.8 digambarkan bahwa skor yang dimiliki siswa pada
variabel motivasi belajar terletak rentang 73-113 dengan nilai rata-rata 93,58.
2) Perhatian orang tua (X2)
47
Data tentang variabel perhatian orang tua diperoleh dari penyebaran
instrumen penelitian berupa angket yang terdiri dari 14 item pertanyaan yang
diberikan kepada responden yakni siswa kelas VII1 SMP N 8 Payakumbuh.
1) Indikator fasilitas belajar (perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya)
Tabel 4.9: Distribusi Frekuensi Variabel Perhatian Orang Tua Siswa SMP N 8 Payakumbuh pada Indikator Fasilitas Belajar (perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya)
Indikator no item A B C D E
n %Skor Tota
lχ Kategori
Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %
fasilitasBelajar
14
16,7 3
12,5 11
45,8 6 25 0
0 24 100 77 3,2 Sedang
27
29,2 1
4,17 2
8,33 0 0 14 58,
3 24 100 59 2,4 Sedang
35
20,8 4 25 5
29,2 5
33,3 5 37,
5 24 100 95 3,9 Baik
(Perlengkapanbelajar, Tempat Belajar,
Biaya)
41
4,17 4
16,7 10
41,7 7
29,2 2 8,3
3 24 100 67 2,8 Sedang
51
4,17 1
4,17 9
37,5 9
37,5 4 16,
7 24 100 58 2,4kurang
baik
65
20,8 1
4,17 14
58,3 0 0 4 16,
7 24 100 75 3,1 Sedang
71
4,17 6 25 8
33,3 4
16,7 5 20,
8 24 100 66 2,7 Sedang
82
8,33 8
33,3 5
20,8 7
29,2 2 8,3
3 24 100 73 3,0 Sedang
Total Rerata 3
13,5 4
15,6 8
34,4 6
21,4 3 20,
8 24 100 71,25 2,9 Sedang
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat digambarkans bahwa perhatian
orang tua siswa pada indikator fasilitas belajar (perlengkapan belajar, tempat
belajar, biaya) dengan total rerata 2,9 ini berarti perhatian orang tua siswa
tergolong sedang. Rata-rata terendah yang dimiliki indikator fasilitas belajar
(perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya) adalah 2,4 yaitu tentang fasilitas
yang berkaitan dengan seni musik dimana 7 orang (29,7%) menjawab A, 1 orang
48
(4,17%) menjawab B, 2 orang (8,33%) menjawab C, 0% menjawab D dan 14
orang (58,3%) menjawab E, dan item ke 5 yaitu tentang berapa kali dalam setahun
orang tua membelikan seragam sekolah, dimana 1 orang (4,17%) menjawab 4
kali, 1 orang (4,17%) menjawab 3 kali, 9 orang (37,5%) menjawab 2 kali, 9 orang
(37,5%) menjawab 1 kali, dan 4 orang (16,7%) menjawab tidak pernah. Rata-rata
tertinggi terdapat pada item no 3 tentang orang tua yang marah saat siswa sering
meminjam peralatan milik temannya, dimana 5 orang (20,8%) menyatakan selalu,
6 orang (25%) menyatakan sering, 7 orang (29,2%) menyatakan kadang-kadang, 8
orang (33,3%) menyatakan jarang, dan 9 orang (37,5%) menyatakan tidak pernah.
Secara keseluruhan perhatian orang tua siswa di SMP N 8 Payakumbuh pada
indikator fasilitas belajar (perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya) berada
pada kategori sedang.
2) Indikator pembelajaran di rumah
Tabel 4.10: Distribusi Frekuensi Variabel Perhatian Orang tua siswa SMP N 8 Payakumbuh pada indikator pembelajaran dirumah
Indikator no item
A B C D E N %
Skor Total
χ Kategori Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %
Pembelajaran 9 6 25 10 41,7 3 12,5 520,8 0 0 24
100 89 3,7 Baik
di rumah 10 28,33 2 8,33 6 25 9
37,5 5 20,8 24
100 59 2,45
kurang baik
11 312,5 0 0 8 33,3 9
37,5 4 16,7 24
100 61 2,54 Sedang
12 14,17 2 8,33 7 29,2 9
37,5 6 25 24
100 58 2,41
kurang baik
13 28,33 1 4,17 2 8,33 11
45,8 8 33,3 24
100 50 2,08
kurang baik
14 14,17 2 8,33 13 54,2 5
20,8 3 12,5 24
100 65 2,70 Sedang
Total Rerata 3
7,81 4 8,85 8 20,3 6 25 3 13,5 18 75 47,75 1,98
kurang baik
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat digambarkan bahwa perhatian orang
tua siswa pada indikator pembelajaran di rumah dengan total rerata indikator 1,98,
49
ini berarti perhatian orang tua siswa tergolong sedang. Rata-rata terendah yang
dimiliki indikator pembelajaran di rumah adalah pada item 13 yaitu tentang orang
tua siswa mengarahkan siswa untuk menyaksikan pertunjukan musik dalam
tayangan televisi dimana 2 orang (8,33%) menyatakan selalu, 1 orang (4,17%)
menyatakan sering, 2 orang (8,33%) menyatakan kadang-kadang, 11 orang
(45,8%) menyatakan jarang dan 8 orang (33,3%) menyatakan tidak pernah. Rata-
rata tertinggi terdapat pada indikator pembelajaran di rumah adalah tentang berapa
kali dalam sehari orang tua untuk mengingatkan untuk belajar dimana 6 orang
(25%) menyatakan 4 kali, 10 orang (41,7%) menjawab 3 kali, 3 orang (12,5%)
menjawab 2 kali, 5 orang (20,8%) menjawab 1 kali dan 0% menyatakan tidak
pernah. Secara keseluruhan perhatian orang tua di SMP N 8 Payakumbuh pada
indikator pembelajaran di rumah berada pada kategori kurang baik.
Hasil pengukuran variabel perhatian orang tua disajikan dalam tabel
distribusi skor sebagai berikut.
Tabel 4.11: Distribusi Skor Variabel Perhatian Orang tua Siswa SMP N 8 Payakumbuh
No IndikatorSkor Total Rerata Kategori
1Fasilitas belajar (Perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya) 71,25 2,97 Sedang
2 Pembelajaran di rumah 47,75 1,98Kurang
baikTotal Rerata Variabel 59,5 2,48 Sedang
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Distribusi frekuensi variabel perhatian orang tua siswa SMP N 8
Payakumbuh terlihat total rerata skor 2,48 yang menyatakan bahwa perhatian
orang tua siswa tergolong sedang. Indikator dalam variabel perhatian orang tua
siswa mendapat nilai rendah baik pada indikator pembelajaran di rumah maupun
50
indikator fasilitas belajar (perlengkapan belajar, tempat belajar, biaya) yang
dikategorikan sedang.
Berdasarkan data yang diperoleh tentang perhatian orang tua didapat nilai
terendah 24 sampai tertinggi 64 dan nilai rata-rata sebesar 39,16 dan standar
deviasi 8,48. Hasil pengukuran skor variabel perhatian orang tua siswa dapat juga
dijelaskan dengan tabel dibawah ini.
Tabel 4.12: Distribusi Frekuensi Total Skor Variabel Perhatian Orang Tua Siswa SMP N 8 Payakumbuh
No Kelas IntervalFrekuensi
Absolut Relatif(%)1 24-28 1 8,332 29-33 2 12,53 34-38 6 20,84 39-43 6 29,25 44-48 5 16,76 49-53 2 4,167 54-58 0 08 59-63 1 4,179 64-68 1 4,17
jumlah 24 100 Mean 41,79 median 40,00 modus 39 Standar Deviasi 75,303 Maksimum 67 Minimum 27
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
51
24-28 29-33 34-38 39-43 44-48 49-53 54-58 59-63 64-681 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1
2
3
4
5
6
Series1
Berdasarkan tabel 4.12 digambarkan bahwa total skor yang dimiliki siswa
pada variabel perhatian orang tua terletak pada rentang 27-67 nilai rata-rata 41,79.
3) Hasil Belajar (Y)
Data mengenai hasil belajar diperoleh melalui nilai UH 1 mata pelajaran
Seni musik semester genap TP. 2012/2013 yang diperoleh dari guru mata
pelajaran seni budaya di SMP N 8 Payakumbuh. Berdasarkan data yang diperoleh
tentang hasil belajar siswa di dapat nilai terendah 72 dan tertinggi 100 dan nilai
rata-rata 81,08 dan standar deviasi 10,69. Adapun gambaran distribusi frekuensi
hasil belajar seni musik siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Variabel Hasil belajar Seni Musik Siswa SMP N 8 Payakumbuh
NO Kelas IntervalFrekuensi
Absolut Relatif (%)1 62-65 1 4,172 69 – 72 3 12,53 73 – 76 1 4,17
52
4 77 – 80 10 41,75 81 – 84 2 8,336 85 – 88 0 07 89 – 92 3 12,58 93 – 96 1 4,179 97 – 100 3 12,5Jumlah 24 100Mean 81,71 Median 80Modus 72Standar deviasi 9,62Maksimum 100Minimum 64
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Dengan gambaran histogram sebagai berikut:
53
62-65 69 – 72
73 – 76
77 – 80
81 – 84
85 – 88
89 – 92
93 – 96
97 – 100
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Series1
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dijelasakan bahwa nilai maksimum adalah
100 dan nilai minimun 64 dengan nilai rata-rata 81,71. Responden yang
memperoleh nilai di bawah rata-rata 62,5% dan responden di atas rata-rata
sebanyak 37,5%.
3. Pengujian Hipotesis
a. Hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa SMPN 8 Payakumbuh
Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan yang signifikan
antara motivasi belajar terhadap hasil belajar. Dari hasil regresi linier
sederhana terhadap data penelitian, hasil analisis hubungan antara
motivasi terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh diperoleh
seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.13: Hasil Regresi Sederhana Antara Motivasi Belajar Terhadap Hasil belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
Variabel Koefisien Regresi
Standar Eror
T HipotesisHitung Tabel H0 H1
α= 0.05 α=0.01X1 0.444 0.147 3.018 2.07 2.82 - √Contanta = 40.200Standar error of Est = 13.859r squared = 0.293r = 0.541
54
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan analisis regresi sederhana dari data penelitian diperoleh
koefisien regresi 0.444 dan konstanta 40.200. Dengan demikian bentuk hubungan
antara kedua variabel tersebut dapat disajikan dalam persamaan regresi Y =
40.900 +0.444X1 . Hasil pengujian melalui thittung 3.081 sedangkan ttabel pada taraf
kepercayaan α = 0,05 sebesar 2.82 . Kekuatan hubungan sebesar 0.541 antara
motivasi belajar memberikan kontribusi sebesar 2.9%. Dengan demikian terbukti
bahwa koefisien korelasi tersebut berarti atau hipotesis yang menyatakan tidak
ada hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar yang
diajukan ditolak. Selanjutnya F adapun hasilnya dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.14: Analisis Varians Variabel Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
Model Sum of Square
df Mean square
F Ftabel
α = 0.05 α = 0.01Regresion 623.221 1 623.221 9.106 4.30 7.94Residual 1505.738 22 68.443Total 2128.958 23
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel di atas tergambar bahwa bentuk persamaan regresi,
diperoleh Fhitung 9.106 harga ini lebih besar jika dibandingkan dengan Ftabel
pembilang 1 dan penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30 dan
α = 0,01 sebesar 7.94. Dengan demikian koefisien regresi tergolong signifikan
karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel.
Tabel 4.15: Analisis keberartian Koefisien Korelasi rxy Variabel Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
rxy rtabel
α = 0.05 α = 0.010 .541 0.3444 0.404
55
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Hasil data perhitungan koefisien korelasi antara variabel motivasi
belajar terhadap hasil belajar siswa rxy sebesar 0.541. Hasil pengujian menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang hubungan yang signifikan antara motivasi belajar
dan hasil belajar.
b. Hubungan antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh
Hipotesis yang diajukan adalah tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara perhatian orang tua dan hasil belajar. Dari hasil regresi linear
sederhana terhadap data penelitian, hasil analisis hubungan antara perhatian orang
tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh diperoleh seperti tabel
berikut ini:
Tabel 4.16: Hasil Analisis Regresi Sederhana Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
Variabel Koefisien Regresi
Standar Eror
T HipotesisHitung Tabel H0 H1
α= 0.05X2 0.475 0.215 2.213 2.07 - √
Contanta = 65.727Standar error of Est = 9.157r squared = 0 .182r = 0.427
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan analisis regresi sederhana dari data penelitian diperoleh
koefisien regresi 0.475 dan konstanta 65.727 dengan demikian bentuk hubungan
antara variabel tersebut dapat disajikan dalam persamaan regresi Y = 65.727
+0.475 X2 . Hasil pengujian melalui uji t diperoleh thittung 2.213 sedangkan ttabel
pada taraf kepercayaan α = 0,05 sebesar 2.07. Kekuatan hubungan tersebut
menunjukan bahwa perhatian orang tua memberikan kontribusi sebesar 1.8%.
56
Dengan demikian terbukti bahwa koefisien korelasi tersebut berarti atau hipotesis
yang diajukan ditolak. Selanjutnya diuji F adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel: Analisis Varians Variabel Perhatian Orangtua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
Model Sum of Square
df Mean square
F Ftabel
α = 0.05Regresion 623.223 1 311.612 4.346 4.30Residual 1505.735 22 71.702Total 2128.958 23
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel di atas tergambar bahwa persamaan regresi, diperolah
Fhitung 1.000 harga ini lebih kecil jika dibandingkan dengan Ftabel pembilang 1 dan
penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30. Dengan demikian
koefisien regresi tergolong signifikan karena Fhitung lebih besar dari Ftabel.
Tabel 4.17: Analisis Keberartian Koefisien Korelasi rxy Variabel Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
rxy rtabel
α = 0.05 α = 0.010.427 0.3444 0.404
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Hasil data perhitungan koefisien korelasi antara variabel motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa rxy sebesar 0.427. Hasil pengujian menunjukan
terdapat terhadap hubungan antara perhatian orang tua dan hasil belajar karena
rxy hitung lebih besar dari r tabel.
c. Hubungan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh
57
Hipotesis ketiga penelitian ini adalah terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua terhadap hasil belajar.
Untuk menguji hipotesis ketiga ini akan dilakukan regresi ganda (multiple
regresion).
Melalui analisis regresi ganda terhadap data penelitian data penelitian,
diperoleh hasil seperti terhadap pada tabel berikut:
Tabel 4.19: Hasil Analisis Regresi Berganda Antara Motivasi Belajar dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
Variabel Koefisien Regresi
Standar Eror
T HipotesisHitung Tabel H0 H1
α= 0.05 α=0.01X1 0.346 0.225 3.309 2.07 2.82 - √
X2 0.443 0.166 3.665Contanta = 40.183Standar error of Est = 14.453r squared = 0.293r = 0.541
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013Berdasarkan analisis di atas bentuk hubungan ketiga variabel tersebut
dapat disajikan suatu persamaan Ŷ = 40.183 +0.346X1 + 0.443X2. Persamaan regresi
berganda di atas diperoleh harga determinasi ganda atau R squared sebesar 0.293.
Kontribusi yang diberikan variabel motivasi belajar dan perhatian orang tua
terhadap hasil belajar sebesar2.3%. Variabel hasil belajar (Y) ditentukan oleh
variabel motivasi belajar (X1) dan perhatian orang tua (X2) secara bersama-sama.
Untuk mengenai derajat keberartian regresi ganda tersebut selanjutnya
dilakukan uji F dan hasilnya terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.20: Analisis Varians Variabel Motivasi Belajar dan Variabel Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP N 8 Payakumbuh
Model Sum of Square
Df Mean square
F Ftabel
α = 0.05 α = 0.01
58
Regresion 623.223 2 311.612 4.346 4.30 7.94Residual 1505.735 21 71.702Total 2128.958 23
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Berdasarkan tabel diatas dapat tergambar bahwa persamaan regresi,
diperolah Fhitung 0.493 harga ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan F tabel
pembilang 1 dan penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30 dan
α = 0,01 sebesar 7.94. Dengan demikian koefisien regresi tergolong signifikan
karena Fhitung lebih besar dari Ftabel.
Tabel 4.21: Analisis Keberartian Koefisien Korelasi rx1.x2y
rxy rtabel
α = 0.05 α = 0.010.541 0.3444 0.404
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013Hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa koefisien korelasi ganda
(R) adalah 0.541, dan sekaligus menolak hipotesis yang menyatakan tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan perhatian orang tua
secara bersama-sama terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh.
Selanjutnya uji linieritas menunjukan hubungan yang linier antara motivasi
belajar dan hasil belajar karena Fhitung (10.280) lebih besar dari Ftabel (α = 0.05
adalah 4.451). Sedangkan uji linieritas antara perhatian orang tua dan hasil belajar
juga menunjukan hubungan yang linear karena Fhitung (6.205)lebih besar dari Ftabel.
( α =4.600).
i
Tabel: 4.22: Analisis Korelasi Parsial r y x1.x2
r y x1.x2 rtabel
59
α = 0.05 α = 0.010.503 0.3444 0.404
Sumber: Pengolahan Data Primer 2013
Melalui pengujian korelasi persial antara x1 dan y (x2 sebagai pengontrol)
diperoleh r parsial sebesar 0.503 . Hasil pengujian menunjukan terdapat hubungan
yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar karena thitung lebih besar
dari ttabel.
B. PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini telah dibuktikan melalui deskripsi data dan pengujian
hipotesis. Berdasarkan temuan dan deskripsi data tergambar bahwa:
Pertama, hasil belajar siswa kelas VII 1 SMP N 8 Payakumbuh cenderung
bervariasi, namun telah mencukupi standar ketuntasan belajar mengajar. Motivasi
belajar siswa tergolong baik dibuktikan terlihat total rerata skor 3,67 yang
menyatakan bahwa motivasi belajar siswa dikategorikan baik , tetapi disamping
itu masih banyak terdapat kekurangan khususnya pada pemenuhan kebutuhan
fisik dengan skor 2,58 yang masuk kedalam kategori kurang baik. Tetapi
perhatian orang tua cenderung sedang dibuktikan dengan rata-rata skor dengan
kategori sedang. Karena berdasarkan skor dari data yang diperoleh masih terdapat
kekurangan pada perhatian orang tua dalam pembelajaran dirumah.
Kedua, melihat hubungan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar,
terlihat adanya hubungan antara kedua variabel tersebut. Dibuktikan dengan hasil
pengujian melalui thittung 3.081 sedangkan ttabel pada taraf kepercayaan α = 0,05
sebesar 2.82. Ditolaknya hipotesis kerja yang menyatakan tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan hasil belajar siswa. maka
60
dapat dikatakan bahwa motivasi memberikan kontribusi yang cukup besar
terhadap hasil belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh.
Temuan di atas sehubungan dengan pendapat Menurut Dalyono
(1997:235-236) bahwa:
Motivasi sebagai faktor inner (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih tidak mau menyerah, giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya untuk memecahkan masalahnya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran akibat banyak mengalami kesulitan belajar”
Dan menurut Sardiman (2006:85) bahwa:
Motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak perilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksanaya fungsi-fungsi tersebut dengan cara antara lain dengan memenuhi kebutuhan siswa. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman, kebutuhan untuk diterima dan dicintai, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan untuk merealisasikan diri”.
Ketiga, mengenai hubungan antara perhatian orang tua terhadap hasil belajar
siswa terlihat adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
Hasil pengujian melalui uji t diperoleh thittung 2.213 sedangkan ttabel pada taraf
kepercayaan α = 0,05 sebesar 2.07. Ditolaknya hipotesis kerja yang menyatakan
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua dan hasil
belajar siswa. Maka dapat dikatakan bahwa perhatian orang tua memberikan
kontribusi yang besar terhadap hasil belajar siswa di SMP N 8 Payakumbuh.
61
Keempat, adanya hubungan motivasi belajar dan perhatian orang tua secara
bersama-sama terhadap hasil belajar siswa, dengan perolehan hasil hitung Fhitung
4.936 harga ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Ftabel pembilang 1 dan
penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30 dan α = 0,01 sebesar
7.94. Maka hipotesis kerja yang berbunyi tidak terdapat hubungan antara motivasi
belajar dan perhatian orang tua secara bersama-sama terhadap hasil belajar ditolak
atau tidak dapat diterima. Maka dengan tanpa mengabaikan faktor-faktor yang
lain terbukti bahwa motivasi belajar dan perhatian orang tua memiliki pengaruh
yang besar terhadap hasil belajar siswa SMP N 8 Payakumbuh.
Hal ini didukung pendapat menurut (Hasbullah, 2005:23)
Perhatian orang tua sangat berpengaruh dalam pendidikan anaknya, karena apa-apa yang diajarkan orang tua pada anaknya akan membawa pengaruh terhadap kehidupan anak didik, demikian pula terhadap pendidikan yang dialaminya di sekolah dan di masyarakat sehingga tujuan penelitian akan tercapai dengan maksimal. Bila orang tua acuh tak acuh terhadap aktivitas belajar anaknya, biasanya anak kurang atau tidak memiliki semangat dalam belajar, sehingga sukar diharapkan ia mencapai prestasi yang maksimal.
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan orang tua mengenai kegiatan belajar
anak yaitu:
a. Fasilitas fisik dan uang
Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang
dapat dibedakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau
melancarkan pendidikan. Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang
memudahkan suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang. Orang
tua harus mengetahui dan melengkapi fasilitas fisik yang diperlukan siswa,
misalnya melengkapi perlengkapan belajar Alat-alat belajar yang perlu
62
disediakan orangtua diantaranya adalah buku paket, buku latihan, alat tulis
dan sebagainya. Jika kebutuhan belajar siswa telah terpenuhi maka
semangat belajar dan rasa ingin tahu anak untuk belajar akan meningkat
sehingga kegiatan belajar akan mencapai hasil yang maksimal. Fasilitas
fisik lainnya yang harus dipenuhi orangtua adalah tempat belajar. Selain
itu orangtua juga harus memperhatikan biaya-biaya yang diperlukan dalam
pendidikan anaknya. Fasilitas fisik dan uang ini berkaitan dengan kondisi
ekonomi orang tua.
b. Fasilitas nonfisik
Fasilitas nonfisik yaitu segala sesuatu yang tidak berupa benda atau
yang dapat dilihat yang mempunyai peranan besar dalam kelancaran proses
penyelenggaraan pendidikan. Fasilitas nonfisik ini berkaitan dengan faktor
psikologis anak. Adanya perhatian orang tua yang selalu menyertai kegiatan
belajar anak, akan menjadi pemicu begi anak untuk mencapai hasil belajar
yang maksimal.
BAB VPENUTUP
A. Kesimpulan
63
Berdasarkan data hasil penelitian Hubungan Motivasi Hubungan Motivasi
Dan Perhatian Orang Tua Terhadap Hasil Belajar Seni Musik Dalam
Pembelajaran Seni Budaya Di Smp Negeri 8 Payakumbuh dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terdapatnya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil
belajar seni musik siswa SMP N 8 Payakumbuh dibuktikan dengan hasil
pengujian melalui thittung 3.081 sedangkan ttabel pada taraf kepercayaan α =
0,05 sebesar 2.82
2. Terdapatnya hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua dengan
hasil belajar seni musik siswa SMP N 8 Payakumbuh dibuktikan dengan hasil
pengujian melalui uji t diperoleh thittung 2.213 sedangkan ttabel pada taraf
kepercayaan α = 0,05 sebesar 2.07.
3. Terdapatnya hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dan perhatian
orang tua terhadap hasil belajar seni musik siswa SMP N 8 Payakumbuh
hasil hitung Fhitung 4.936 harga ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan F tabel
pembilang 1 dan penyebut 22 pada taraf kepercayaan α = 0.05 sebesar 4.30
dan α = 0,01 sebesar 7.94.
B. Saran
60
64
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan ini, maka peneliti
menyarankan :
1. Harapannya kepada guru sebagai tenaga pendidik dapat mencoba
mengembangkan dan menemukan inovasi dan memperhatikan dulu bagaimana
kesiapan siswa untuk melaksanakan proses pembelajaran baik dalam teori
maupun praktek untuk pembelajaran musik sehingga memotivasi siswa untuk
lebih meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Harapan bagi orang tua siswa untuk len\bih memperhatikan kesiapan, dan
kebutuhan siswa supya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
65
Abdurrahman, Maman. 2007: Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Aunurrahman.2010: Belajar dan Pembelejaran. Bandung: Alfabeta
Dalyono. 1997: Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Dimyanti, dan Muddjiono. 2002: Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
ejournal.unp.ac.id/index.php/bahasaseni/article/download/69/50
Hamalik, Oemar. 2000: Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Hamalik, Oemar. 2004: Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Hasbullah. 1996: Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGarafindo Persada
Hasbullah.2005: Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT RajaGarafindo Persada
Ihsan, Fuad. 1995: Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta
Irianto, Agus. 2010: Statistik Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Kamars, Dachnel. 2004: Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Padang. Universitas Putra Indonesia Press
Prayitno. Elida. 1989: Motivasi dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Purwanto, Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .
Sardiman: 2001: Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGarafindo Persada
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Slameto. 1995: Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
66
Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik. Jakarta: PT Grasindo
Sugiyono.2005: Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Winkel.1999: Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grasindo
Wilis, Ratna.2011: Teori-Teori Balajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
67
Lampiran 1UJICOBA ANGKET MOTIVASI
Kelas/ Semester : VIII 1Nama Siswa :
Hari/Tanggal : ________________________
A. Petunjuk Pengisian Angket
I. Petunjuk Umum
Angket ini menyangkut tentang Hubungan Motivasi Belajar dan Perhatian
Orangtua terhadap Hasil Belajar Seni Musik pada Pembelajaran Seni Budaya di
SMP N 8 Payakumbuh”.
II. Petunjuk Khusus
1. Setiap angket berisi kolom pernyataan dan pilihan/tanggapan
(pendapat). Setiap pernyataan anda diminta untuk melelngkapi dengan
jalan memilih salah satu kemungkinan tanggapan yang disediakan
yaitu Selalu (SL), Sering (SR), kadang-kadang (KK), Jarang (JR), dan
Tidak Pernah (TP).
2. Pilihlah salah satu alternative jawaban dengan menandai ceklis (√ )
pada kolom Selalau (SL), Sering (SR), kadang-kadang (KK), jarang
(JR) dan Tidak Pernah (TP).
Diharapkan siswa membaca setiap pernyataan ini dengan teliti
sebelum menjawabnya. Kepada siswa diminta untuk memilih salah satu
dari lima kemungkinan jawaban dengan membandingkan antara
pernyataan yang disajikan dan kecendrungan siswa untuk menyetujui atau
tidak terhadap motivasi belajar dimaksud. Caranya dengan memberikan
tanda silang (√) pada salah satu kolom sesuai dengan kecendrungan
pilihan anda.
Contoh :
NO
PERNYATAAN
ALTERNATIF JAWABAN
SL SR KK JR TP
1 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru
√
68
Insrtumen Variabel Motivasi Belajar
Berilah tanda chek (√) pada kolom yang telah disediakan
No Item
Pernyataan SL SR KK JR TP
1. Sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah dapat mendorong semangat belajar di sekolah
2. Saya makan makanan 4 sehat 5 sempurna untuk mendorong semangat belajar
3. Saya melakukan olah raga untuk meningkatkan semangat belajar
4. Saya tidur lebih cepat agar lebih semangat di pagi hari untuk menerima pelajaran
5. Materi pelajaran yang belum saya ketahui saya tanyakan kepada guru
6. Saya mencoba mempraktekan memainkan alat musik dengan tuntas meskipun saya salah
7. Saya membaca panduan memainkan alat musik, untuk mencoba latihan sendiri ketika memainkan alat musik
8. Saya berdiskusi bahan pelajaran seni budaya 9. Saya mencari bahan pelajaran seni budaya yang
akan dipelajarai sebelum pelajaran dimulai10. Saya membaca semua sumber belajar yang
berkaitan dengan materi pelajaran seni budaya11. Saya belajar untuk bisa menguasai materi
pelajaran seni budaya yang sulit dipahami
12. Saya senang belajar apabila guru menegur siswa yang meribut di kelas
13. Saya merasa senang belajar apabila guru memberikan peringatan kepada siswa yang mengganggu pembelajaran di kelas
14. Saya dapat belajar kalau diperhatikan guru15. Saya merasa risau bila mendapat nilai jelek16. Setiap soal yang bisa saya jawab, guru
memberikan penghargaan
17. Saya yakin dengan belajar sungguh-sungguh akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik
18. Saya senang dipuji teman sekelas apabila saya memperoleh nilai terbaik
19. Saya merasa senang belajar pada saat pelajaran pianika
69
20. Saya belajar di labor musik karena lebih mudah dan lebih leluasa memainkan musik
21. Saya bersemangat dalam belajar apabila diberi kesempatan untuk bertanya
22. Saya ingin terampil dari teman sekelas
23. Saya menjaga ketenagan dalam belajar
24. Saya dapat belajar dalam kondisi apapun
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak pernah
Insrtumen Variabel Motivasi Belajar
70
Berilah tanda chek ((√) pada kolom yang telah disediakan!No Item
Pernyataan SL SR KK JR TP
1. Orang tua saya memberi perlengkapan belajar2. Orang tua saya meberikan fasilitas belajar yang
berkaitan dengan seni budaya3. Saya dimarahi orang tua jika meminjam
peralatan belajar teman 4. Saya memiliki buku-buku yang berkaitan
dengan buku seni musik5. Orang tua saya membelikan buku pelajaran
yang berkaitan dengan seni musik dalam sekali setahun
6. Saya mendapatkan uang saku tambahan untuk mengikuti latihan musik
7. Saya diajak orang tua untuk melihat pentas seni budaya
8. Orang tua saya memberikan uang jajan kepada saja
9. Orang tua saya mengingatkan anda untuk belajar
10. Saya berkumpul dengan orang tua guna membahas tentang pelajaran di sekolah khususnya seni musik
11. Orang tua saya memberikan hadiah apabila saya memperolah nilai tertinggi di kelas
12. Orang tua saya berkonsultasi kepada guru tentang pelajaran seni musik di sekolah
13. Orang tua mengarahkan saya untuk menyaksikan pertunjukan seni musik dalam tayangan televisi
14. Orang tua saya memeriksa nilai ujian seni musik
Keterangan:
SL : Selalu
SR : Sering
KK : Kadang-kadang
JR : Jarang
TP : Tidak pernah
71