ekonomi bab 1-5

99
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis dewasa ini dinegara kita terlihat semakin memacu laju perekonomian Negara. Hal ini pasti akan sangat membantu dalam meningkatkan taraf hidup rakyat. Oleh sebab itu pemerintah perlu melakukan suatu perubahan- perubahan atas strategi yang diterapkan didalam dunia bisnis, misalnya membuka kantor cobang atau kantor kas diwilayah kabupaten sehingga dapat mempermudah para nasahnya untuk melakukan transaksi di perbankan baik transaksi pinjaman, transfer maupun transaksi menabung. Dengan semakin ketatnya persaingan perbankan menuntut bank untuk terus berlomba menarik nasabah sebayak-banyanya untuk melakukan kegiatan perbankan dibank tersebut. Selain membuka kantor kas dan kantor cabang pihak bank hrus meningkatkan pelayanan terhadap nasabah fasilitas yang telah ada yang biasa digunakan nasabah yang melakukan kegiatan perbankan di bank tersebut. Untuk meningkatkn pelayanan terhadap nasabah selain membuka kantor cabang atau kantor kas untuk

description

asd

Transcript of ekonomi bab 1-5

Page 1: ekonomi bab 1-5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia bisnis dewasa ini dinegara kita terlihat semakin

memacu laju perekonomian Negara. Hal ini pasti akan sangat membantu

dalam meningkatkan taraf hidup rakyat. Oleh sebab itu pemerintah perlu

melakukan suatu perubahan-perubahan atas strategi yang diterapkan

didalam dunia bisnis, misalnya membuka kantor cobang atau kantor kas

diwilayah kabupaten sehingga dapat mempermudah para nasahnya untuk

melakukan transaksi di perbankan baik transaksi pinjaman, transfer maupun

transaksi menabung.

Dengan semakin ketatnya persaingan perbankan menuntut bank

untuk terus berlomba menarik nasabah sebayak-banyanya untuk melakukan

kegiatan perbankan dibank tersebut. Selain membuka kantor kas dan kantor

cabang pihak bank hrus meningkatkan pelayanan terhadap nasabah fasilitas

yang telah ada yang biasa digunakan nasabah yang melakukan kegiatan

perbankan di bank tersebut.

Untuk meningkatkn pelayanan terhadap nasabah selain membuka

kantor cabang atau kantor kas untuk mempermudah para nasabahnya pihak

bank harus melakukan trining terhadap para pegawainya agar para pengawai

dalam melayani nasabahnya dapat memuaskan nasabah yang dating karena

peran pegawai juga merupakn asset terbesar terhadap perkembangan

BANK.

Dengan semaikin banknya kantor kas atau kantor cabang yang

dibuka sehingga semakin kompleknya system organisasi. Untuk itu

menuntut pelakun perbankan menyusun suatu system operasional yang

mampu untuk melaksakan pengendalian manejemen yang baik agar tujuan

dari bank tersebut dapat dicapai.

Page 2: ekonomi bab 1-5

Untuk itu penulis menekankan laporan Praktek Kerja Lapangan

(PKL) ini pada System pengendalian intern (SPI), karena PSI berperan besar

terhadp perkembangan bank tersebut. Selain satu unsur Sistem Pengendalian

Intern penilaian kinerja baik bagi setiap individu pegawai maupun bagi para

eksekutif /manejer. Oleh karena itu pengendalian manejemen perlu

dirancang sistematis untuk dapat menghasilkan suatu penilaian yang

obyektif dan adil.

Disamping itu penilaian kerja aka nada kaitannya dengan

kontraprestasi serta untuk menyadarkan dan menyakinkan bagi manejer

maupun pegawai mengenai tidakan korelasi-korelasi perbankan atas

pekerjaan-pekerjaan yang telah dilakukan. Manejer juga akan dapat menilai

kepuasan kerja para pegawai atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

misalnya pengembangan karier,promosi jabatan,penyesuaian gaji / insentif

dan segai salah satu alat motivasi para pegawai untuk bekerja dengan baik

untuk memajukan bank tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul

“Sistem pengendalian intern pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasakan later belakang diatas, maka masalah yang akan

dirumuskan dalam penulisa ini adalah: “ Bagaimnakah Sistem Pengendalian

Intern Pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ? ”.

1.3 Tujuan Masalah

Penulsan ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar peras Sistem

Pengendalian Intern bagi penawai.

Page 3: ekonomi bab 1-5

1.4 Manfaat Latihan Kerja ( PKL )

1. Bagi Perusahaan atau Instansi

a. Membantu kegiatan operasional perusahaan atau lembaga sesuai

dengan ilmu yang diperoleh mahasiswa selama kuliah.

b. Mendapatkan sumbangan pikiran dan tenaga dalam rangka

meningkatkan kinerja perusahaan.

c. Dapat menjalin kerjasama antara perusahaan atau instansi dengan

mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Islam Balitar Blitar baik

sekarang maupun di masa yang akan datang.

2. Bagi Fakultas Ekonomi Akuntansi

a. Memperluas jaringan kerjasama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk. Kantor Cabang Surabaya.

b. Sebagai masukan yang relevan untuk menambah pengetahuan di

bidang Akuntansi dan membandingkan dengan teori yang ada.

c. Dapat menjadi bahan acuan untuk pelaksanaan Praktek Kerja

Lapangan ( PKL ) selanjutnya.

3. Bagi Mahasiswa

a. Sebagai pengenalan dan sarana pengaplikasian dari teori – teori yang

dipelajari selama kuliah dengan dunia kerja.

b. Sebagai wadah untuk meningkatkan pemahaman serta pengalaman di

dunia kerja.

c. Sebagai syarat dalam memenuhi penyelesaian proses pembelajaran

jenjang pendidikan S-1.

d. Meningkatkan keterampilan dan kepekaan mahasiswa dalam

mengahadapi permasalahan di dunia kerja.

1.5 Tujuan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

a. Secara Umum

Secara umum tujuan yang diharapkan dari Praktek Kerja Lapangan

( PKL ) adalah:

Page 4: ekonomi bab 1-5

1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai disiplin ilmu yang

ditekuni melalui penambahan wawasan, pengetahuan, keterampilan,

dan kemampuan bermasyarakat.

2. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama dalam perkuliahan di

Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Balitar Blitar.

3. Untuk membandingkan sekaligus menerapkan teori yang didapatkan

selama studi dengan pelaksanaan praktek di PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Surabaya.

4. Untuk memperoleh pengalaman kerja dalam Praktek Kerja Lapangan (

PKL ) sebelum menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

b. Secara Khusus

Secara khusus, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui apakah

Sistem Pengendalian Intern sudah dilaksanakan dengan semestinya

diperusahan PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa

Surabaya.

Page 5: ekonomi bab 1-5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank Rakyat Indonesia

2.1.1. Pengertian Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Bank Rakyat Indonesia adalah sebuah lembaga atau perusahaan

keuangan milik pemerintah yang didirikan diderah-daerah dengan

kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan

transaksi-transaksi lainnya. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca

berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang

perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998

tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga

kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa

bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan

kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya

kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan

dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito.

Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan

hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana,

berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa

perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama

tersebut. Bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE.

Page 6: ekonomi bab 1-5

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Bank Rakyat Indonesia ( Persero )

Tbk

a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito,

sertifikat deposito, dan tabungan

b) Memberikan kredit

c) Menerbitkan surat pengakuan utang

d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk

kepentingan bank itu sendiri

e) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan atau dengan pihak ketiga

f) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

g) Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

Manfaat perbankan dalam kehidupan:

1. Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan

sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya

merupakan jenis investasi jangka pendek (yield enhancement).

2. Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat

berfungsi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan risiko dengan

jalan lindung nilai (hedging), atau disebut juga sebagai risk

management.

3. Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai

sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang

komoditi tertentu dikemudian hari (price discovery).

Page 7: ekonomi bab 1-5

4. Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan

kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar

dari transaksi derivatif itu sendiri.

5. Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang

berarti, transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada

manajemen produksi sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan

dan kebutuhan pasar pada masa mendatang.

2.2.Bentuk dan Usaha

BRI adalah bank milik pemerintah dan berdasarkan Peraturan

Pemerintah RI No. 1968 ditetapkan sebagai Bank Umum Milik pemerintah.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah N0. 21 tahun 1992 dan

berdasarkan Undang-Undang Perbankan tanggal 1 Agustus 1992 ditetapkan

sebgaia PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dan kepemilikannya

masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003,

Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank,

sehingga menjadi perusahan public dengan nama resmi PT. Bank Rakyat

Indonesia ( Persero ) Tbk, yang masih digunakan sampai dengan saat ini.

Salah satu jenis bank milik pemerintah maka pengaturan dan

pengawasan BRI dilakukan oleh Bank Indonesia diarahkan untuk

mengoptimalkan fungsi bank sebangai lembaga kepercayaan masyarakat

yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Dengan demikian pengaturan dan pengawasan BRI yang dilakukan sesuai

dengan karakteristik oprasional BRI dengan menerapkan prinsip kehati-

harian bank ( prudential banking ) agar terciptakan system perbankan yang

sehat.

Page 8: ekonomi bab 1-5

Pihak-pihak pemegang saham

Pemerintah Republik Indonesia : 70%

Publik : 30%

2.2.1. Kepengurusan BRI

Kepengurusan BRI terdiri dari Direksi dan Komisaris. Anggota

direksi dan dewan komisaris wajib memenuhi persyaratan sesuai dengan

ketentuan mengenai penilaian kepampuan dan kepatutan ( fit and proper

teks ) untuk menilai intergritas, kopentensi dan reputasi keuangan. Anggota

direksi berjumlah 2 orang dan memiliki sertifikasi kelulusan dari serifikasi.

2.2.2. Bidang usaha

Sampai sekarang Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang didirikan

sejak tahun 1895 tetak konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada

masyarakat kecil, diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada

golongan pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada

perkembangan penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994

sebesar Rp. 6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar

pada tahun 1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September

sebesar Rp. 20.466 milyar.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat

maka sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang

berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor

Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145

Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency,

1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor

Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT, 3.705 BRI UNIT dan 357

Pos Pelayanan Desa. Pada 19 Januari 2013, BRI juga meluncurkan sistem

e-Tax, yaitu layanan penerimaan pajak daerah secara online melalui

layanan cash management.

Page 9: ekonomi bab 1-5

2.3. Penetapan Cadangan Wajib Minimum

Kebijakan ini mewajibkan setiap bank mencadangkan sejumlah

aktiva lancar yang besarnya adalah persentasi tertentu dari kewajiban

segeranya. Saat ini, kebijakan ini tertuang dalam ketentuan Giro Wajib

Minimum (GWM) sebesar 5% dari dana pihak ketiga yang diterima bank,

yang wajib dipelihara dalam rekening bank yang bersangkutan di Bank

tersebut.Apabila Bank Indonesia memandang perlu untuk mengetatkan

kebijakan moneter maka cadangan wajib tersebut dapat ditingkatkan, dan

demikian pula sebaliknya.

2.4. Ketentuan kehati-hatian

2.4.1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum ( KPMM )

a. BRI cabang diwajibkan untuk memenuhi rasio KPMM ( CAR )

minimal 8% yang dihitung dari perbandingan antara Modal dengan

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ( ATMR )

b. Komponen modal terdiri atas modal inti dan modal perlengkapan

dimana modal perlengkap maksium sebesar 100% dari modal inti.

c. Modal inti terdiri dari modal setor, agio, dana setoran modal, modal

sumbangan, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan ( setelah

diperhitungkan pajak ), laba tahun-tahun lalu ( setelah diperhitungkan

pajak ) dan laba tahun berjalan ( sebesar 50% setelah taksiran pajak ).

d. Modal perlengkapan terdiri dari cadangan revaluasi aktiva tetap.

e. ATMR terdiri dari aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai dengan

kadar risiko yang melekat pada setiap pos aktiva.

2.4.2. Pembukaan kantor

1. Kantor Cabang BRI

Page 10: ekonomi bab 1-5

Pembukaan kantor cabang hanya dapat dilakukan dalam wilayah

provinsi yang sama dengan kantor pusatnya dengan mempertimbangkan

tingkat kesehatan, kemampuan permodalan, teknoligi informasi dan rencana

pembukaan kantor cabang telah dicantumkan dalam rencana kerja tahunan

BRI.

2. Kantor Kas

Pembukaan kantor kas hanya dapat dilakukan dalam satu wilayah

Kabupaten atau Kota dengan kantor induknya dengan mempertimbangkan

tingkat kesehatan dan rencanaan pembukaan Kantor Kas tersebut telah

dicantumkan dalam rencana kerja tahunan BRI.

3. Kegiatan Kas di Luar kantor

a. Kegiatan Kas di Luar kantor dengan menggunakan Kas Mobil, Kas

Terapung dan Payment Point hanya dapat digunakan dalam wilayah

Kabupaten atau Kota yang sama dengan kantor induknya.

b. Kegiatan Kas di Luar Kantor dengan menggunakan ATM.

c. Kegiatan Kas di Luar Kantor dengan menggunakan ATM melalui

kerjasa dengan bank-bank lain baik bank swasta maupun bank

pemerintah.

2.5. Penerapan prinsip mengenal nasabah ( know your custamer )

a. BRI wajib menerapkan Prinsip Mengenal Nasabah ( Know Your

Custamer ) dengan cara menetapkan kebijakan dan prosedur

permintaan, mengidentifikasi, memantau rekening dan transaksi serta

manajemen risiko yang berkaitan dengan penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah.

b. Terkait dengan pemantauan rekening dan transaksi nasabah,bank

wajib memiliki system informasi/system pencatatan yang dapat

mengidentifikasi, menganalisis, memantau dan menyediakan laporan

Page 11: ekonomi bab 1-5

secara efektif mengenei karakteristik yang dilakukan oleh nasabah

serta melakukan pemantauan atas transaksi yang telah dilakukan oleh

nasabah, termasuk mengidentifikasi terjadinya transaksi keuangan

mencurigakan.

c. BRI wajib menyampaikan laporan transaksi keuangan mencurigakan

kepada pusat pelaporan dan analisa keuangan ( PPATK ) paling

lambat 3 hari kerja setelah diketahui adanya ungsur transaksi

keuangan mencurigakan.

d. Bank Indonesia melakukan penilaian dan pengenaan saksi atas

perapan prinsip pengenalan nasabah dan kewajiban lain terkait dengan

undang-undang tentang tindak pidana pencucian uang bagi bank

umum.

2.6. Laporan-laporan bank umum

2.6.1. Laporan Bulanan

a. Laporan Bulanan Bank adalah laporan keuangan dan hasil usaha

terdiri dari neraca, laba rugi, rekening-rekening administrative dan

daftar rincian pos-pos neraca dimaksud.

b. Laporan Bulanan Bank wajib disampaikan selambat-lambatnya

tanggal 5 setelah berakhirnya bulan laporan.

2.6.2. Laporan Sistem Informasi Debitur ( SID )

Laporan Debetur meliputi informasi mengenai debetur, pengurus

dan pemilik, fasilitas penyediaan dana, agunan,penjamin dan laporan

keuangan debetur. Laporan Debetur disampaikan paling lambat tanggal 3

setelah bulan Laporan Debetur yang bersangkutan.

2.6.3. Laporan Keuangan Publikasi

Page 12: ekonomi bab 1-5

Bank wajib menyampaikan laporan keuangan publikasi kepada

Bank Indonesia, Laporan Keuangan Publikasi diumumkan pada berita

acara Online yang secara otomatis diprogam oleh isitem atau aplikasi

Bank itu sindri,sehingga Bank Indonesia secara langsung mengetahui

Laporan Keuangan Bank itu.

2.6.4. Laporan Pengaduan Nasabah

a. Bank wajib menyelesaikan setiap pengaduan yang diajukan nasabah

dan atau perwakilan nasabah dengan menetapkan kebijakan dan

memiliki prosedur tertulis yang meliputi penerimaan pengduan,

penanganan dan penyelesaian pengaduan dan pemantauan penanganan

dan penyelesaian pengaduan.

b. Bank wajib menyampaikan laporan penanganan dan penyelesaian

pengaduan secara triwulanan paling lambat satu bulan setelah masa

berakhirnya masa laporan.

2.6.5. Laporan Rencana Kerja Dan Pelaksanaan Rencana Kerja

a. Rencana kerja disusun oleh Direksi atau yang setingkat dan disetujui

oleh Dewan Komesaris yang memuat rencana penghimpunan dana

dan penyaluran dana, proyeksi neraca dan perhitungan rugi laba yang

dirinci dalam 2 semester, rencana pengembangan sumber daya

manusia dan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki/meningkatkan

kinerja bank.

b. Rencana kerja disampaikan kepada Bank Indonesia selambat-

lambatnya akhir januari tahun kerjs yang bersangkutan.

c. Laporan pelaksanaan rencana kerja disampaikan oleh Dewan

Komesaris PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk kepada Bank

Indonesia secara semesteran yang berisi tentang penilaian terhadap

pelaksanaan rencana kerja dan factor-faktor yang mempengaruhi

pencampaian target serta uraian mengenai permasalahan yang dapat

Page 13: ekonomi bab 1-5

menggangu kelancaran oprasionak bank dan upaya yang telah dan

akan dilakukan untuk mengatasinya.

d. Batas waktu penyampaian laporan selambat-lambatnya pada akhir

bulan agustus untuk laporan akhir bulan Juni dan pada akhir bulan

Januari untuk laporan akhir bulan Desember.

2.6.6. Laporan Keuangan Tahunan ( LKT )

1. Bank wajib menyampaikan LKT kepada Bank Indonesia setiap tahun.

2. Laporan Keuangan Tahunan terdiri dari Neraca, Laporan Komitmen

dan Kontinjensi, Perhitungan Laba Rugi dan Laba ditahan, Laporan

Arus Kas, serta catatan atas laporan keuangan.

2.6.7.1 Laporan Lainnya

a. Laporan yang berkaitan dengan kelembagaan BRI

b. Laporan yang berkaitan dengan kepengurusan BRI

c. Laporan yang berkaitan dengan oprasional BRI

d. Laporan khusus yang berkaitan dengan pembinaan dan pengawasan

BRI

e. Laporan transaksi keuangan mencurigakan

2.6.8 SISTEM PENGENDALIAN INTERN BANK ( SPI )

2.7.1. Definisi Sistem Pengendalian Intern

Sistem Pengendalian Intern menurut Bambang Hartadi ( 1990 : 121 )

membedakan system pengendalian intern dalam arti sempet dan luas sebagai

berikut “ Dalam arti sempit, istilah pengendalian intern sama dengan

pengertian internal check yang merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk

memeriksa ketelitian data-data administrasi yang didalamnya sudah

termasuk prosedur-prosedur akuntansi dan oprasional” Sedangkan dalam

Page 14: ekonomi bab 1-5

arti luas Sistem Pengendalian interen adalah “ Pengendalian intern dapat

dipandang sebagai system social yang mempunyai wawasan atau makna

khusus yang berada dalam organisasi perusahaan “. Sistem tersebut terdiri

dari kebijakan, teknik, prosedur, alat-alat fisik, dokumentasi, orang-orng

yang berinteraksi satu sama lain diarahkan untuk :

1. Melindungi harta perusahaan

2. Menjamin terjadinya hutang yang tidak layak

3. Menjamin ketelitian dan dapat dipercayainya data akuntansi.

4. Dapat diperolehnya operasi yang efisien.

5. Menjamin ditaatinya kebijakan perusahaan.

Dengan demikian Pengendalian Interen adalah semua cara yang diambil

untuk memastikan pimpinan dalam penempuh jalanya operasi perusahaan

dimana segala sesuatunya harus berjalan sebagaimana mestinya dan harus

disesuaikan dengan ketentuan serta kebijakan yang telah di tetapkan

pimpinan, oleh karena itu menjadi tanggungjawab pimpinanlah untuk

mengadakan suatu system pengendalian intrn yang baik.

Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) yang efektif merupakan komponen

penting dalam manajemen Bank dan menjadi dasar bagi kegiatan oprasional

Bank yang sehat dan aman. Sisten pengendalian Inten yang efektif dapat

membantu pengurus Bank menjadi asset Bank, menjamin terjadinya

pelaporan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan dan

pelanggaran aspek kehati-hatian.

2.7.2. Pembagian Sistem Pengendalian Intern

Page 15: ekonomi bab 1-5

Apabila kita pemperhatikan secara seksama pengertian dari Sistem

Pengendalian Intern yang dikemukaan diatas maka terlihat bahwa

pengendalian intern dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

1. Suatu pengendalian yang berhubungan langsung dengaan masalah

pengamanan harta perusahaan dan dapat diandalkannya catatan-catatan

keuangan. Yang termasuk dalam pengendalian ini adalah :

a) Sistem pemberian wewenang, yaitu mencangkup transaksi-transaksi

yang sesuai dengan persetujuan atau wewenang yang telah ditetapkan

baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.

b) Sistem pencatatan ( akuntansi ) yang berkenaan dengan apakah

transaksi yang dilakukan telah dicatat sedemikian rupa sehingga :

a. Memungkinkan dibuat ikhtisar-ikhtisar keuangan yang sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dipakai criteria lain yang sesuai

dengan tujuan ikhtisar tersebut.

b. Menakankan tanggungjawab atas perusahaan.

c. Pemisahan fungsi antara tugas-tugas oprasional terutama yang

berhubungan dengan tugas-tugas pencatan, pengawasan fisik atas

harta perusahaan.

d. Sistem mencocokan antara harta jumlah aktiva/harta perusahaan yang

tercatat dalam catatan perusahaan dengan aktiva/harta paruasahan

yang ada secara periodic atau pada waktu tertentu dan tindakan-

tindakan sewajarnya yang dilakukan jika terjadi perbedaan.

2. Suatu pengendalian yang berhubungan langsung dengan masalah pencatatan

tujuan, yaitu masalah efisiensi usaha, efektifitas, kehematan dalam bidang

oprasional dan ketaatan terhadap kebijakan serta prosedur yang telah

ditetapkan, pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan catatan

keuangan, termasuk dalam pengendalian ini seperti :

Page 16: ekonomi bab 1-5

a) Prosedur kerja

b) Analisa statistic

c) Pelatihan, mutasi dan rotasi pegawei

d) Rencana cuti

e) Dan pensiunan pegawei

2.7.3 Tujuan Sistem Pengendalian Intern Bank

1. Keputusan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku

( Tujuan Kepatuhan ) Tujuan Kepatuhan adalah untuk menjamin

bahwa semua kegiatan usaha Bank telah dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik

ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah, otoritas pengawasan

Bank maupun kebijakan, ketentuan, dan prosedur intern yang

ditetapkan oleh Bank.

2. Tersedianya informasi keuangan dan manajemen keuangan yang

benar, lengkap dan tepat waktu ( Tujuan Informasi ) Tujuan Informasi

adalh untuk menyediakan laporan yang benar, lengkap, tepat waktu

dan relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan

yang tepat dan dapat bertanggungjawabkan.

3. Efisiensi dan efektifitas dari kegiatan usaha Bank ( Tujuan

Oprasional ) Tujuan Oprasional dimaksudkan untuk meningkatkan

efektivitas dan efisiensi dalam menggunakan asset dan sumberdaya

lainnya dalam rangka melindungi Bank dari risiko kerugian.

4. Meningkatkan efektivitas budaya risiko ( risk culture ) pada organisasi

menyeluruh ( Tujuan Budanya Risiko ) Tujuan Budaya Risiko

dimaksudkan untuk mengedentifikasi kelemahan dan menilai

penyimpangan secara dini dan menilai kembali kewajaran kebijakan

dan prosedur yang ada di Bank secara berkeseimbangan.

Page 17: ekonomi bab 1-5

2.7.4 Pihak-pihak yang Berkepentingan dengan Sistem Pengendalian Intern

Bank

Terselenggaranya Sistem Pengendalian Intern yang handal dan efektif

menjadi tanggungjawab semua pihak yang terlibat dalam organisasi Bank,

antara lain :

1.Dewan Komesaris

Dewan Komesaris Bank mempunyai tanggungjawab melakukan

pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian intern secara umum,

termasuk kebijakan Direksi yang menetapkan pengendalian intern tersebut.

2.Direksi

Direksi Bank mempunyai tanggungjawab menciptakan dan memelihara

Sistem Pengendalian Intern yang efektif serta memastikan bahwa system

tersebut berjalan dengan aman dan sehat sesuai dengan tujuan pengendalian

intern yang telah ditetapkan oleh bank. Sementara itu Direksi wajib patuh

dan berperan aktif mencegah adanya penyimpangan yang dilakukan oleh

manajemen dalam menetapkan kebijakan dengan prinsip kehati-hatian.

3. Satuan Kerja Audit Intern ( SKAI )

SKAI harus mampu mengevaluasi dan berperan aktif dalam meningkatkan

efektifitas Sistem Pengendalian Intern secara berkesinambungan berkaitan

dengan pelaksanaan oprasional Bank yang berpotensi menimbulkan

kerugian dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan oleh manajemen

Bank. Diamping itu, Bank telah memberikan perhatian kepada pelaksanaan

audit intern yang independent melalui jalur pelaporan yang memadai, dan

keahlian auditor intern khususnya praktek dan penerapan nilai risiko.

4.Pejabat dan Pegawei Bank

Setiap pejabat dan pegawei Bank wajib memahami dan melaksanakan

Sistem Pengendalian Intern yang telah ditetapkan oleh mamajemen Bank.

Page 18: ekonomi bab 1-5

Pengendalian Intern yang efektif akan meningkatkan tanggungjawab pejabat

dan pegawei Bank, mendorong budaya risiko ( risk culture ) yang memadai,

dan mempercepat proses indentifikasi praktek perbankan yang tidak sehat

dan terhadap organisasi melalui system diteksi dini yang efisien.

5.Pihak-pihak Ekstern

Pihak-pihak Ekstern Bank antara lain otoritas pengawasan Bank, auditor

ekstern, dan nasabah Bank yang berkepentingan terhadap pelaksanaannya

Sistem Pengendalian Intern yang handal dan efektif.

2.7.5 Faktor Pertimbangan dalam Penyusunan Sistem Pengendalian intern

Bank

Bank harus mempunyai Sistem Pengendalian Intern yang dapat diterapkan

secara efektif, dengan mempertimbangkan factor-faktor sebagai berikut :

a. Total Aset

b. Jenis produk yang ditawarkan, termasuk jenis produk dan jasa baru

c. Kompleksitas oprasional, termasuk jenis kantor

d. Propil resiko dari setiap kegiatan usaha

e. Metode yang digunakan untuk pengolahan data dan teknologi

informasi serta metodologi yang digunakan untuk pengukuran,

pemantauan dan pembatasan ( limit ) resiko

f. Dan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Page 19: ekonomi bab 1-5

2.7.6 Lingkungan pengendalian ( Control Environtment )

Lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan kotmitmen, prilaku,

kepedulian dan langkah-langkah dewan komisaris dan direksi Bank dalam

melaksanakan kegiatan pengendalian oprasional Bank.

Unsur-unsur lingkungan pengendalian meliputi :

a. Struktur organisasi yang memadai

b. Gaya kepemimpinan dan filosofi manajemen Bank

c. Integritas dan nilai-nilai etika secara kompetensi seluruh pegawai

d. Kebijakan dan prosedur Sumber Daya Manusia Bank

e. Faktor-faktor ekternal yang mempengaruhi oprasional Bank dan

peneran manajemen resiko

2.7.7 Elemen Utama Sistem Pengendalian Intern Bank

Pengendalian Intern Bank terdiri dari lima elemen utama yang satu sama

lain saling berkaitan, yaitu Pengawasan oleh Menejeman dan Kultur

Pengendalian ( Menejement Oversinght and Control Culture ), Identifikasi

dan Penilaian Resiko ( Risk Recognition and Assessment ), Kegiatan

Pengendalian dan Pemisahan Fungsi ( Control Activities and Segregration

of Dutien ), Sistem Akuntansi, Informasi dan Komunikasi ( Accountancy,

Information, and Commucation ), serta kegiatan pemantauan dan tindakan

koreksi penyimpangan/kelemahan ( Monitoring Aktivities and Correcting

Deficiencies ).

Pengendalian Intern mencankup lima elemen utama yaitu :

2.7.7 Pengawasan oleh Manajemen dan Kultur Pengendalian

a. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris mempunyai tanggungjawab sebagai berrikut

Page 20: ekonomi bab 1-5

1. Mengesahkan dan mengaji ulang secara berkala terhadap kebijakan

dan strategis usaha Bank secara keseluruhan.

2. Memahami resiko utama yang dihadapi Bank, menetapkan tingkat

resiko yang dapat ditolerir ( Risk Tolerance ), dan memastikan bahwa

Direksi telah melakukan langkah-langkah yang telah diperlukan untuk

mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan resiko

tersebut.

3. Mengesahkan struktur organisasi.

4. Memastikan bahwa Direksi telah memantau evektivitasSistem

Pengendalian Intern.

Untuk memenuhi tanggungjawab tersebut maka Dewan Komesaris :

1) Harus dapat bersikap obyektif serta memiliki pengetahuan dan

kemampuan serta keingintauan mengenei kegiatan usaha dan resiko

Bank.

2) Harus berperan secara aktif untuk memastikan adanya perbaikan

terhadap permasalahan Bank yang dapat mengurangi efektivitas

Sistem Pengendalian Intern, seperti ada hambatan dalam arus

informasi dari bawahan kepimpinan dan kelemahan dalam

pelaksanaan fungsi keuangan, hokum dan audit intern

3) Secara berkala mengadakan pertemuan dengan Direksi dan pejabat

eksekutif Bank untuk membahas efektivitas Sistem pengendalian

Intern.

4) Mengadakan kajian ulang terhadap hasil evaluasi pelaksanaan

pengendalian intern yang dibuat oleh Direksi, SKAI dan Auditor

Ekstern.

5) Secara berkala melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa

Direksi telah menindak lanjuti dengan tepat atas temuan dan

Page 21: ekonomi bab 1-5

rekomendasi yang disampaikan oleh otoritas pengawasan Bank,

auditor intern dan auditor ekstern

6) Secara berkala melakukan kaji ulang terhadap validitas stategis Bank

yang telah ditetapkan

b. Direksi

Direksi mempunyai tanggungjawab sebagai berikut :

1) Melaksanakan kebijakan dan stategi yang telah disetujui oleh Dewan

Komisaris

2) Mengembangkan prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur,

memantau, dan mengidentivikasi resiko yang dihadapi Bank

3) Memelihara struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan,

tanggungjawab dan hubungan pelaporan yaqng jelas

4) Memasikan bahwa pendelegasian wewenang berjalan secara efektif

yang didukung oleh penerapan akuntabilitas yang konsisten

5) Menetapkan kebijakan dan stategi serta prosedur pengendalian Intern

6) Memantau kecukupan dan efektivitas dari system pengendalian intern.

Dalam rangka melaksanakan tanggungjawab tersebut, Direksi harus

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menugaskan para manajer/pejabat dan staf yang bertanggungjawab

dalam kegiatan atau fungsi tertentu untuk menyusun kebijakan dan

prosedur pengendalian intern terhadap kegiatan oprasional serta

kecukupan organisasi

b. Melakukan pengendalian yang efektif untuk memastikan bahwa para

manajer dan pegawai telah mengembangkan dan melaksanakan

kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

Page 22: ekonomi bab 1-5

c. Mendokumentasikan dan mensosialisasikan struktur organisasi yang

secara jelas menggambarkan jalur kewenangan dan tanggungjawab

pelaporan serta menyelenggarakan suatu system komunikasi yang

efektif kepada seluruh jenjangan organisasi Bank

d. Mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan bahwa

kegiatan fungsi pengendalian intern telah dilaksanakan oleh manajer

dan pegawei yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang

memadai

e. Melaksakan secara efektif langkah perbaikan atau rekomendasi dari

auditor intern dan atau auditor ekstern, antara lain dengan cara

menugaskan pegawai yang bertanggungjawab untuk melaksanakannya

c. Budaya Pengendalian

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggungjawab dalam

meningkatkan etika dan integritas yang tinggi serta menciptakan suatu

kultur organisasiyang menekankan kepada seluruh pegawai Bank mengenai

pentingnya pengendaliaqn intern yang berlaku di Bank. Dalam rangka

meningkatkan budaya pengendalian tersebut, langkah-langkah yang harus

diperhatikan dan dilakukan oleh Bank, adalah :

1. Dewan Komisaris dan Direksi harus menjadi role model bagi seluruh

pegawai atau memiliki kotmitmen pripadi yang tinggi terhadap

pengembangan Bank yang sehat

2. Dewan Komisaria dan Direksi harus mampu mengelola sumber daya

manusia, termasuk dalam proses penapatan pegawai yang

sesuaidengan ketrampilan, pengetahuan dan perilakunya

3. Meningkatkan kesadaran seluruh pegawai Bank mengenai pentingnya

efektivitas pelaksanaantugas dan tanggungjawab masing-masing dan

selanjutnya pegawai mengkomunikasikan pada pihak manajemen

yang terkait mengenai setiap permasalahan yang terkaitmengenai

Page 23: ekonomi bab 1-5

setiap permaslahan yang terjadi setiap kegiatan operasional Bank.

Untuk mendukung budaya pengendalian tersebut maka seluruh

kebijakan, standard an prosedur oprasional harus didokumentasikan

secara tertulis dan tersedia bagi pegawai yang berkait

2.7.7.1. Ientifikasi dan Penilaian Risiko

a. Penilaian risiko merupakan suatu serangkaian tindakan yang dilaksanakan oleh

Direksi dalam rangka identifikasi, analisis dan nilai risiko yang dihadapi untuk

mencapai sasaran usaha yang telah ditetapkan

b. Risiko dapat timbul atau berubah sesuai dengan kondisi Bank,antara lain :

1. Perubahan kegiatan oprasional Bank

2. Perubahan susunan personalia

3. Perubahan system informasi

4. Pertumbuhan yang cepat pada kegiatan usaha tertentu

5. Perkembangan teknologui

6. Pengembangan jasa, produk atau kegiatan baru

7. Terjadinya penggabungan usaha ( merger ), konsolidasi, akuisisi dan

restrukturisasi Bank

8. Perubahan dalam system akuntansi

9. Ekspansi usaha

10. Perubahan hokum dan peraturan

11. Perubahan prilaku serta ekspektasi nasabah

c. Suatu Sistem Pengendalian Intern yang efektif mengharuskan Bank secara

terus menerus mengidentifikasi dan menilai risiko yang dapat mempengaruhi

Page 24: ekonomi bab 1-5

pencapaian sasaran. Penilaian risiko harus dilakukan oleh auditor intern sehingga

audit yang dilakukan lebih luas dan menyeluruh

d. Penilaian ini harus dapat mengidentifikasi Janis resiko yang dihadapi Bank,

penetapan limit risiko, dan teknik pengendalian risiko tersebut. Metodologi

penilaian risiko harus menjadi tolak ukur untuk membuat profil risiko dalam

bentuk dokumentasi data, yang bias dikinerjakan secara periodic. Penilaian risiko

jaga meliputi penilaian terhadap risiko yang dapat diukur ( kuantitatif ) dan tidak

dapat diukur ( kualitatif ) maupun terhadap resiko yang dapat dikendalikan dan

tidak dapat dikendalikan, dengan memperhatikan biaya dan manfaatnya.

Selanjutnya Bank harus memutuskan untuk mengambil risiko tersebut atau tidak

dengan cara mengurangi kegiatan usaha tertentu

e. Penilaian tersebut harus mencakup semua risiko yang dihadapi, baik risiko

secara individual maupun secara keseluruhan ( aggregate ), yang meliputi risiko

kridit,risiko pasar, risiko likuiditas, risiko oprasional, risiko hokum, risiko

riputasi, risiko stategis, dan risiko kepatuhan

f. Pengendalian Intern perlu dikaji ulang sec ra tepat dalam hal risiko yang belum

dikendalikan, baik risiko yang sebelumnya maupun risiko yang baru muncul.

Pelaksanaan kaji ulang tersebut antara lain dengan melakukan evaluasi secara

terus menerus mengenei pengendalian intern dalam kegiatan operasi dan

organisasi Bank

2.7.7.2. Kegiatan Pengendalian dan Pemisahan fungsi

Kegiatan pengendalian harus melibatkan seluruh pegawai Bank,

termasuk Direksi. Olek karena itu kegiatan pengendalian akan berjalan

efektif apabila direncanakan dan diterapkan guna untuk mengendalikan

risiko yang telah diidentifikasi. Kegiatan pengendalian mencangkup

penetapan kebijakan dan prosedur pengendalian serta proses verifikasi lebih

dini untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara

konsisten dipatuhi, serta merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari

setiap fungsi atau kegitan Bank sehari-hari.

Page 25: ekonomi bab 1-5

a. Kegiatan Pengendalian

Kegitan pengendalian meliputi kebijakan, prosedur dan praktek yang

memberikan keyakinan pejabat dan pegawai Bank bahwa arahan Dewan

Komisaris dan Direksi telah dilaksanakan secara efektif. Kegiatan

pengendalian tersebut akan dapat membantu Direksi termasuk Komisaris

Bank dalm mengelola Bank dan mengendalikan risiko yang dapt

mempengaruhi kinerja atau mengakibatkan kinerja atau mengakibatkan

kerugian Bank. Kegiatan Pengendalian diterapkan pada semua tingkatan

fungsional sesuai struktur organisasi Bank, yang yang sekurang-kurangnya

meliputi :

1.Kajian Ulang Manajemen ( Top Level Reviews )

Direksi Bank secara berkala meminta penjelasan ( informasi ) dan

laporan kinerja operasional dari pejabat dan staf, sehingga memungkinkan

untuk mengkaji ulang hasil kemajuan ( realisasi ) dibandingkan dengan

target yang akan dicapai, seperti laporan keuangan dibandingkan dengan

rencana anggaran yang ditetapkan. Berdasarkan kajian ulang tersebut.

Direksi segera mendeteksi permasalahan seperti kelemahan pengandalian,

kesalahan laporan keuangan atau penyimpangan lainnya ( fraud ).

2.Kajian Ulang Kinerja Oprasional ( Functional Review )

Kajian ulang ini dilakukan oleh SKAI dengan frekuensi yang lebih

tinggi, baik kaji ulang secara harian, mingguan, maupun bulanan.

a. Melakukan kaji ulang terhadap penilaian risiko ( laporan profil risiko )

yang dihadapi oleh suatu kinerja manajemen risiko

b. Menganalisis data oprasional, baik data yang terkait dengan risiko

maupun data keuangan, yaitu melakukan verifikasi rincian dan

kegiatan transaksi dibandingkan dengan output ( laporan) yang

dihasilkan oleh satuan kerja manajemen resiko

Page 26: ekonomi bab 1-5

c. Melakukan kaji ulang terhadap realisasi pelaksanaan rencana kerja

dan anggaran, guna untuk :

1) Mengidentifikasi penyebab penyimpangan yang signifikan

2) Menetapkan persyaratan untuk tindakan perbaikan(corrective actions )

3.Pengendalian Sistem Informasi meliputi :

a. Bank melaksanakan verifikasi terhadap akurasi dan kelengkapan dari

transaksi dan melakukan prosedur otorisasi, sesuai dengan ketentuan

intern.

b. Kegitan pengendalian system informasi dapat digolongkan dalam dua

criteria, yaitu Pengendalian Umum dan Pengendalian Aplikasi :

1. Pengendalian Umum meliputi pengendalian terhadap oprasional pusat

data, system pengadaan dan pemeliharaan software, pengamanan

akses, serta pengembangan dan pemeliharaan system aplikasi yang

ada. Pengendalian umum ini diterapkan terhadap mainframe, server,

dan users workstation, serta jaringan internal – eksternal.

2. Pengendalian aplikasi diterapkan terhadap progam yang digunakan

Bank dalam pengelolaan transaksi dan untuk memastikan bahwa

semua transaksi benar. Selain itu, pengendalian aplikasi harus dapat

memastikan tersedianya proses audit yang efektif dan untuk mengecek

kebenaran audit yang dimaksud.

3. Pengendalian Aset fisik ( Physical Controls )

a. Pengendalian asset fisik dilaksanakan untuk menjamin

terselenggaranya pengamanan fisik terhadap asset Bank.

b. Kegiatan ini meliputi Pengamanan asset, catatan dan akses terbatas

terhadap program computer dan file data, serta membandingkan nilai

Page 27: ekonomi bab 1-5

aktiva dan pasiva Bank dangan nilai tercantum pada catatan

pengendalian khususnya pengecekan nilai aktiva secara berkala.

4. Dokumentasi

a. Bank sekurang-kurangnya memformalkan dan mendokumentasikan

kebijakan,prosedur, system dan standar akuntansi serta proses audit

secara memadai.

b. Dokumen tersebut harus diperbaharui secara berkala guna untuk

menggambarkan kegiatan oprasional Bank secara actual, dan harus

diinformasikan kepada pejabat dan pegawai.

c. Atas suatu permintaan, dokumen harus senantiasa tersedia untuk

kepentingan auditor intern, akuntan publik dan otoritas pengawasan

Bank Indonesia.

d. Akurasi dan ketersediaan dokumen harus dinilai oleh auditor intern

ketikan melakukan audit rutin maupun non rutin.

b.Pemisahan Fungsi

1) Pemisahan fungsi yang dimaksudkan agar setiap orang dalam

jabatannya tidak memiliki peluang untuk melakukan dan

menyembunyikan kesalahan atau penyimoangan dalam pelaksanaan

tugasnya pada seluruh jenjang organisasi dan seluruh langkah kegiatan

organisasi. Bank harus mematuhi prinsip pemisahan fungsi ini, yang

dikenal sebagai “ Four-Eyes Principle “.

2) Apabila diperlukan, karena karakteristik kegitan usaha dan transaksi

serta organisasi Bank, Direksi Bank wajib menetapkan prosedur

( kewenangan ), termasuk penetapan daftar petugas yang dapat

mengangses suatu transaksi atau kegitan usaha yang beresiko tinggi.

3) Sistem pengendalian intern yang efektif mensyaratkan adanya

pemisahan fungsi dan menghindari pemberian wewenang dan

Page 28: ekonomi bab 1-5

tanggung jawab yang dapat menimbulkan berbagai benturan

kepintingan ( Conflict of interest ). Seluruh aspek yang dapat

menimbulkan pertentangan kepentingan tersebut harus diidentifikasi,

diminimalisir, dan dipantau secara hati-hati oleh pihak lain yang

independen, seperti Akuntan Publik.

4) Dalam pelaksanaan pemisahan fungsi tersebut, Bank harus melakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

a) Menetapkan fungsi atau tugas tertentu pada Bank yang harus

dipisahkan atau dialokasikan kepada beberapa orang dalam rangka

mengurangi risiko terjadinya manipulasi data keuangan atau penyalah

gunaan asset Bank.

b) Pemisahan fungsi tersebut tidak terbatas pada kegiatan front dan back

office, tetapi juga dalam rangka pengendalian terhadap :

1) Persetujuan atas pengeluaran dana dan realisasi pengeluaran

2) Rekening nasabah dan rekening pemilik nasabah

3) Transaksi dalam pembukuan Bank

4) Pemberian informasi pada nasabah Bank

5) Penilaian terhadap kecukupan dokumentasi perkriditan dan

pemantauan debitur setelah pencairan kredit

6) Kegiatan usaha lainnya yang dapat menimbulkan benturan

kepentingan yang signifikan

7) Independensi fungsi manajemen risiko pada Bank

2.7.7.4 Sistem Akuntansi. Informasi dan komunikasi

Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi yang memadai dimaksudkan

agar dapat mengidentifikasi masalah yang mungkin akan timbul dan

Page 29: ekonomi bab 1-5

digunakan sebagai sarana tukar menukar informasi dalam rangka

pelaksanaan tugas sesuai dengan tanggungjawab masing-masing.

a. Sistem Akuntansi

1. Sistem akuntansi meliputi metode dan catatan dalam rangka

mengidentifikasi, mengelompokkan, menganalisis,

mengklasifikasikan, mencatat/membukukan dan melaporkan transaksi

Bank .

2. Untuk menjaga data acauting yang akurat dan konsisten dengan data

yang tersedia yang berdasarkan hasil olahan system maka proses

rekonsiliasi antara data acauting dan system informasi manajemen

wajib dilaksanakan secara berkala atau sekurang-kurangnya setiap

bulan. Setiap penyimpangan yang terjadi wajib segera diinvestigasi

dan diatasi permasalahannya. Proses rekonsiliasi juga wajib

didokumentasikan sebagai bagian dari persyaratan proses jejak audit

secara keseluruhan.

b. Sistem Informasi

1. Sistem informasi harus menghasilkan laporan mengenei kegitan

usaha, kondisi keuangan, penerapan manajemen risiko dan memenuhi

ketentuan yang mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dan

Diriksi.

2. Sistem pengendalian intern yang efektif sekurang-kurangnya

menyediakan data/informasi internal yang cukup dan menyeluruh

mengenai keuangan, kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan

peraturan yang berlaku, informasi pasar ( kondisi ekternal ) dan setiap

kejadian serta kondisi yang diperlukan dalam rangka pengambilan

keputusan yang tepat dan dapat ditanggungjawabkan.

3. Sistem pengendalian intern seekurang-kurangnya menyediakan

system informasi yang dapat dipercaya mengenai seluruh aktivitas

Page 30: ekonomi bab 1-5

fungsional Bank, terutama aktivitas fungsional yang signifikan dan

memiliki potensi risiko tinggi. Sistem infornasi tersebut, termasuk

system informasi penympanan dan penggunaan data elektronik. Harus

dijamin keamannya, dipantau oleh pihak yang independen ( auditor

intern ) dan didukung oleh program kontinjensi yang memadai.

4. Bank sekurang-kurangnya mengorganisasikan suatu rencana

pemulihan darurat ( Contingency recovery plan ) dan system back up

untuk mencegah kegagalan usaha yang berisiko tinggi. Prosedur,

proses, dan system back up harus didokumentasikan dan dinilai

kembali efektivitasnya secra berkala. Untuk memastikan bahwa

rencana dan proses pemulihan darurat ( contingency recovery plan )

dan system back up telah bekerja secara efektif maka pelaksanaan

proses dan system tersebut harus didokumentasikan pelaksanaan

pengujian berkala tersebut dan Direksi Bank memberikan perhatian

yang penuh terhadap temuan kelemahan pada system yang didasarkan

atas pengujian tersebut serta selanjutnya mengambil langkah

perbaikan yang diperlukan.

5. Bank sekurang-kurangnya memiliki dan memelihara system informasi

manajemen yang diselenggarakan, baik dalam bentuk elektronik

maupun bukan elektronik. Mengingat bahwa system informasi

elektronik dan .penggunaan teknologi informasi tersebut mempunyai

dampak risiko maka Bank harus mengendalikannya secara efektif

guna menghindari adanya gangguan usaha dan kemungkinan

timbulnya kerugian Bank yang signifikan.

6. Khususnya yang berkaitan dengan pengandalian intern terhadap

penyelenggaraan system dan teknologi informasi, bank harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Ketersediaan bukti dan dokumen yang memadai dalm rangka

mendukung proses jejak audit ( audit trail ). Proses jejak audit tersebut

Page 31: ekonomi bab 1-5

harus dilaksakan secara efektif dan didokumentasikan untuk

memastikan bahwa proses otomasi telah berjalan secara efektif dan

akurat. SAKI wajib melakukan penilaian twrhadap evektifitas dan

akurasi proses jejak audit tersebut ketika melakukan evaluasi

pelaksanaan pengendalian intern Bank.

b) Pelaksanaan pengendalian terhadap system computer dan

pengamanannya ( general controls ) maupun pengendalian terhadap

aplikasi softwere dan prosedur manual lainnya ( application controls ).

c) Antisipasi terjadinya resiko gangguan atau kerugian yang disebabkan

oleh factor-faktor yang ada diluar jangkauan pengendalian rutin Bank

sehingga Bank harus menyelenggarakan system pemulihan

( recovery ) dan rencana kontinjensi serta berkala atas kemungkinan

terjadinya hal-hal yang sulit diprediksi sebelumnya (disaster and

recovery plan ).

d) Sistem informasi harus menyediakan data dan informasi yang relevan,

akurat, tepat waktu, dapat diaksis oleh pihak yang berkepentingan dan

disajikan dalam format yang konsisten.

e) Sebagai bagian dari proses pencatatan atau pembukuan, system

informasi harus didukung oleh system akuntansi yang baik termasuk

penetapan prosedur dan jadwal retansi pencatatan transaksi.

c. Sistem Komunikasi

1. Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi kepada

seluruh pihak, baik intern maupun ekstern, seperti otoritas

pengawasan Bank, auditor ekstern, pemegang saham dan nasabah

Bank.

2. Sistem pengendalian intern Bank harus memastikan adanya saluran

komunikasi yang efektif agar seluruh pejabat/pegawai Bank

Page 32: ekonomi bab 1-5

sepenuhnya memahami dan mematuhi kebijakan dan prosedur yang

berlaku dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

3. Direksi Bank harus menyelenggarakan seluruh/jalur komunikasi yang

efektif agar informasi yang diperlukan terjangkau oleh pihak yang

berkepintingan, persyaratan ini berlaku untuk setiap informasi, baik

mengenai kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, risiko dan

transaksi actual maupun mengenai kinerja oprasional Bank.

4. Struktur organisasi Bank harus memungkinkan adanya arus informasi

yang memadai,yaitu informasi ke atas,kebawah, dan lintas satuan

kerja atau unit.

a. Informasi keatas untuk memastikan bahwa Dewan Komesaris, Direksi

dan pejabat eksekutif Bank mengetahui risiko dan kinerja oprasional

Bank. Saluran informasi ini harus dapat merespon untuk pelaksanaan

langkah-langkah perbaikan dan dapat diketahui oleh jajaran

manajemen.

b. Informasi kebawah untuk memastikan bahwa tujuan, strategi dan

ekspentasi Bank serta kebijakan dan prosedur yang berlaku telah

dikomunikasikan kepada para manajemen di tingkat bawah dan para

pelaksana.

c. Informasi lintas satuan kerja/unit untuk memastikan bahwa informasi

yang diketahui oleh satuan kerja tertehtu dapat disampaikan kepada

satuan kerja lain yang terkait, khususnya untuk mencegah benturan

kepentingan dalam pengambilan keputusan dan untuk menciptakan

koordinasi yang memadai.

2.7.7.5.Kegiatan Pemantauan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan

a. Kegiatan Pemantauan

Page 33: ekonomi bab 1-5

1) Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap

efektifitas keseluruhan pelaksanaan pengendaliaan intern. Pemantauan

terhadap risiko utama Bank harus diprioritaskan dan fungsi sebagai

bagian dari kegiatan Bank sehari-hari termasuk evaluasi secara

berkala, baik oleh satuan kerja oprasional maupun oleh satuan kerja

audit intern ( SKAI ).

2) Bank harus mengevaluasi dan mengevaluasi kecukupan system

pengendalian intern secara terus menerus berkaitan dengan adanya

perusahaan kondisi intern dan ekstern serta harus meningkatkan

kapasitas system pengendalian intern tersebut agar efektifitasnya

dapat ditingkatkan.

3) Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Bank dalam rangka

terselenggaranya kegiatan pemantauan yang efektif, antaranya adalah :

a) Memastikan bahwa fungsi pemantauan telah ditetapkan secara jelas

dan terstruktur dengan baik dalam organisasi Bank, menetapkan

satuan kerja/pegawai yang ditugaskan untuk memantau evektivitas

pengendalian intern.

b) Menetapkan frekuensi yang tepat untuk kegiatan pemantauan yang

didasarkan pada risiko yang melekat pada Bank dan sifat/frekuensi

perubahan yang terjadi dalam kegiatan operasional.

c) Mengidentifikasikan Sistem Pengendalian Intern ke dalam kegiatan

operasional dan menyediakan laporan rutin seperti persetujuan atas

eksepsi/penyimpangan dari kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

( justifikasi atas irregularities ) yang selanjutnya dilakukan kaji ulang.

d) Melakukan kaji ulang terhadap dokumentasi dan hasil evaluasi dari

satuan kerja/pegawai yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan.

e) Memetapkan informasi/feed back dalam suatu format dan frekuensi

yang tepat.

Page 34: ekonomi bab 1-5

b. Fungsi SKAI

1. Bank harus menyelenggarakan audit intern yang efektif dan

menyeluruh terhadap system pengendalian intern. Pelaksanaan audit

intern tersebut yang dilaksanakan oleh SKAI harus didukung oleh

tenaga auditor yang independen, kompeten, dan memiliki jumlah yang

memadai.

2. Sebagai bagian dari system pengendalian intern, SKAI harus

melaporkan hasil temuannya secara langsung kepada Dewan

Komesaris atau Komite Audit ( apabila ada ), Direktur utama,dan

Direktur Kepatuhan.

3. SKAI harus melakukan penailaian yang independent mengenai

kecukupan dan kepatuhan Bank terhadap kebijakan dan prosedur yang

telah ditetapkan.

4. Dalam penetapan kedudukan, wewenang, tanggungjawab,

profesionalisme, organisasi dan ruang lingkup tugas SKAI maka Bank

wajib berpedoman kepada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku

tentang Direktur Kepatuhan ( Compliance Director ) dan standar

pelaksanaan fungsi audit intern ( SPFAI )

c. Perbaikan Kelemahan dan Tindakan Koreksi Penyimpangan

1. Kelemahan dalam pengendalian intern, baik yang diidentivikasi oleh

satuan kinerja operasional ( risk taking unit ), SKAI maupun pihak

laainnya, harus segera dilaporkan dan menjadikan perhatian pejabat

atau Direksi yang berwenang. Kelemahan pengandalian intern yang

material harus juga dilaporkan kepada Dewan Komesaris.

2. Langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan Bank dalam rangka

memperbaiki kelemahan pengandalian intern,antara lain :

Page 35: ekonomi bab 1-5

a) Setiap laporan mengenai kelemahan dalam pendalian intern atau tidak

efektifnya pengendalian risiko Bank harus segera ditindak lanjuti oleh

Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat eksekutif terkait

b) SKAI harus melakukan kaji ulang atau langkah pemantauan lainnya

yang memadai terhadap kelemahan yang terjadi dan segera

melaporkan kepada Dewan Komisaris, Komite Audit ( bila ada ), dan

Direksi Utama dalam hal masih terdapat keelemahan yang belum

diperbaiki atau tindakan korektif sebelum ditindak lanjuti.

c) Untuk memastikan bahwa seluruh kelemahan segera ditindak lanjuti

maka Direksi harus menciptakan suatu system yang dapat menelusuri

kelemahan dapa pengendalian intern dan mengambil langkah

perbaikan

d) Dewan Komisaris dan Direksi harus menerima laporan secara berkala

berupa ikhtisar mengenai hasil identifikasi seluruh permasalahan

dalam pengendalian intern.

2.8 Pengendalian Pegawai

2.8.1 Devinisi Pegawai

Menurut Soedaryono dalam bukunya “ Tata Laksana Kantor “ bahwa : “

Pegawai atau karyawan adalah golongan masyarakat,yang melakukan

pengdidupannyan dengan bekerja dalam kesatuan organisasi,baik kesatuan

kerja pemerintah, maupun satuan kerja swasta.”

Dalam bisnis sumber daya manausia adalah sebagai factor unik yang

dicirikan oleh sifatnya, seperti kepribadian aktif, memiliki intuisi, emosi dan

sebagainya. Termasuk dalam batasan perekrutan pegawai antara lain tingkat

pengetahuan, pendidikan,pengalaman, ketrampilan, kesehatan, dan etos

kerja.

Page 36: ekonomi bab 1-5

Meningkatkan kemampuan pegawai merupakan salah satu tugas yang

tidak boleh diabaikan oleh para pemimpin. Sebagai contoh seorang pegawai

kantor tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut mereka harus

mempelajari terlebih dahulu seluk beluk pekerjaannya yang berkaitan.

Meskipun pekerjaan itu tampaknya mudah, misalnya mengetik surat,

pegawai yang belum berpengalaman akan sukar melaksanakannya.

Demikian seorang pimpinan yang akan mengambil pegawai baru atau akan

mempromosikan pegawai lama untuk menduduki jabatan baru, maka perlu

sekali pegawai tersebut mendapatkan pendidikan dan pelatihan terlebih

dahulu agar ia dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Jadi yang

dimaksud dengan pengembangan Pegawai adalah peningkatan pegawai

kantor dengan jalan pendidikan dan latihan agar setiap mereka dapat bekerja

lebih efisien. Adapun yang berkewajiban meningkatkan kemampuan

pegawai tersebut adalah pihak pimpinan yang bersangkutan

1.Pentingnya Pendidikan dan Latihan.

Latihan membantu stabilitas pegawai dan mendaorong mereka untuk

memberikan jasanya dalam waktu yang lebih lama. Pegawai dapat

menunjukkan mutu kerja yang lebih baik. Kemungkinan membuat

kesalahan dapat diperkecil, seharusnya pegawai memiliki pengetahuan

tentang pekerjan mereka laksanakan, sehingga mengurangi tanggungjawab

pengawasan dan menumbuhkan rasa percaya diri pegawai terhadap

pekerjaannya. Tingkat pelaksanaan pekerjaan menjadi lebih teratur.

2.Tujuan Latihan

Yang dapat dicapaikan dari latihan adalah agar masing-masing peserta

pendidikan dan latihan dapat bekerja lebih efisien. Agar waktu yang

digunakan oleh pimpinan guna pengawasan menjadu berkurang, sehingga

peserta latihan dapat mengembangkan keahliannya, pekerjaannya bias

dikerjakan lebih cepat dan efektif.

Page 37: ekonomi bab 1-5

BAB 111

METODE PELAKSANAN PKL

3.1. Tempat dan Waktu

3.1.1. Tempat Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) berada di PT. Bank Rakyat Indonesia

( Persero ) Tbk Cabang Surabaya Kusuma Bangsa yang beralamat di Jalan

Kusuma Bangsa No. 122 Surabaya.

3.1.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini dilaksanakan selama 1 bulan yaitu

mulai tanggal 01 Mei – 31 Mei 2013.

3.2. Metode

3.2.1 Jenis dan Sumber data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang berkaitan dengan

pembahasan penulisan secara lengkap. Untuk itu penulis menggunakan :

1.Jenis Data

Data Kualitatif

Data Kualitatif adalah jenis data yang berupa uraian kalimat atau

penjelasan tenteng sesuatu masalah dari obyek penelitian dan tidak

berhubungan dengan angka, antara lain mengenai sejarah kantor dan

struktur organisasi.

2.Sumber Data

a. Data Primer

Page 38: ekonomi bab 1-5

Data Primer adalah data yang diperoleh penulis secara langsung, yaitu

dengan melakukan pengamatan langsung di tempat Praktek Kerja Lapangan

( PKL ). Contohnya pengecekan slip transaksi nasabah

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang penulis memperoleh secara tidak

langsung dengan membaca buku penunjang yang relevan atau buku yang

berkaitan dengan laporan penulis. Contohnya data sekunder adalah struktur

organisasi PT. Bank Rakyat INdonesi ( Persero ) Tbk cabang Kusumaa

Bangsa Surabaya.

3.2.2.Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk keakuratan laporan ini penulis

menggunakan tehnik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah suatu pengamatan data primer dengan teknik

pengamatan langsung pada tempat Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) dan

langsung mengadakan penelitian terhadap aktivitas tiap-tiap bagian dilokasi

dengan bantuan pembimbing Praktek Kerja Lapang ( PKL ). Dalam hal ini

penulis lebih menekankan pada bagian Sisten Pengendalian Intern ( SPI ).

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis

dengan cara melihat, mencatat, membaca, menyalin dokumen-dokumen atau

catatan-catatan yang ada di PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk

cabang Kusuma Bangsa Surabaya.

c. Interview/Wawancara

Page 39: ekonomi bab 1-5

Interview/Wawancara adalah metode pengumpulan data yang diperlukan

dengan cara mengadakan wawancara langsung dengan pegawai yang

berhubungan dengan penulisan laporan Sistem Pengndalian Intern ( SPI ).

d. Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah penusunan laporan yang digunkan penulisan melalui

buku yang dikumpulkan dari kepustakaan yang berhubungan dengan

penulisan laporan.

3.3.Analisis Data

Menurut kamus bahasa indinesia ( 1998:32 ) “ Analisis adalah penguraian

suatu pokok atas berbagai dan penelaahnya itu sendri serta hubungan antara

bagian untuk memperoleh pebertian yang tepat dan pemahaman arti

keseluruhan “. Sedangkan analisis data adalah penelaahan dan penguraian

atas data sehingga menghasilkan simpulan-simpulan.

Untuk menganalisis data diperlukan suatu alat untuk mengumpulkan data

atau mengolah data. Dalam bahasa matematis pengolahan disebut Statistik.

Statistic ( statistic ) berasal dari kata state statistic hanya digunakan untuk

kepentingan Negara saja. “ kepentingan Negara itu hanya meliputi berbagai

bidang kehidupan sehingga lahir istilah statistic yang pemakaiannya

disesuaikan lingkup data “ ( Husain Usman 1995:5 )

Statistic deskriptip merupakan statistic dalam arti sempit yaitu statistic

yang digunakan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan data atau

variable penelitian melalui pengukuran.

Page 40: ekonomi bab 1-5

BAB IV

HASIL LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah perkembangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Kantor Cabang Surabaya

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa

Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp

en Spaarbank der Inlandsche Hoofdeen atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik

Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Bank ini berdiri pada

tanggal 16 Desember 1895 yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada perkembangan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1897 De

Poerwokertosche Hulp Spaarbank der Inlandsche Hoofdeen diubah menjadi

Poerwokertosche Hulp Spaar en Landbow Credit Bank atau Bank Bantuan

Pinjaman dan Kredit Usaha Tani Purwokerto dan diproyeksikan menjadi sentral

dari bank – bank koperasi di pedesaan seperti bank – bank petani di Jerman.

Dalam perkembangannya yaitu pada tahun 1898 Poerwokertosche Hulp Spaar en

Landbow Credit Bank lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Volksbank atau Bank

Rakyat. Karena anggota dan jangkauan operasinya yang terbatas pada priyayi,

tatapi juga meliputi rakyat biasa pada umumnya. Pada masa penjajahan Jepang,

Volksbank (Algemeene Volkscredit Bank) diubah menjadi Syamin Ginko

berdasarkan Osami Seirei No.8 Tahun Syowa 2602 (1942). Pada saat itu

pemerintah Jepang menerapkan suatu kebijakan yang sangat memberatkan para

petani.

Setelah perang kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu tepatnya pada awal

Oktober 1945, Syomin Ginko berganti nama menjadi Bank Rakyat Indonesia

(BRI) dengan kantor pertama di gedung Escompto. Namun secara resmi

pengakuan Syamin Ginko menjadi BRI terjadi pada tanggal 22 Februari 1946.

Dengan dikeluarkannya Peraturan pemerintah ini baik secara de facto maupun de

Page 41: ekonomi bab 1-5

jure, BRI telah menjadi bank pemerintah pertama sebagai pelengkap Negara

Republik Indonesia.

Pada tanggal 15 agustus 1950, Undang – undang Dasar Sementara RI

ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan Menteri Keuangan RIS Mr. Soepomo,

maka Republik Indonesia Serikat dihapus dan Indonesia menjadi Negara RI.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah RI mengeluarkan Peraturan

Pemerintah (PP) No. 25 tanggal 20 April 1951. Melalui Peraturan Pemerintah ini

Bank Rakyat Indonesia ditetapkan sebagai bank menengah dengan usaha pokok

bank meliputi:

Menjalankan usaha pada umumnya

Menerima simpanan

Memberikan kredit golongan menengah

Mengelola, menyimpan dan mengadministrasikan dokumen – dokumen,

surat berharga daerah otonom dan bahan – bahan pemerintah lainnya.

Sebagai lembaga perkreditan yang tumbuh berkembang lebih sehat dan pesat,

Bank Rakyat Indonesia terus meningkatkan pelayanannya dalam menumbuhkan

perekonomian bangsa. Salah satu upaya untuk itu adalah peningkatan pelayanan.

Berdasarkan surat Dewan Moneter No. SEKR/BRI/328 tanggal 25 September

1956 maka BRI ditetapkan sebagai Bank Devisa.

Perjalanan BRI dalam masa pembangunan tentunya tidak terlepas dari situasi

dan kondisi perekonomian Indonesia pada saat itu. Memasuki babak baru orde

baru pada tahun 1966 yang lazim disebut awal orde baru telah ada suatu fenomena

dalam bentuk perubahan – perubahan ekonomi. Perubahan – perubahan tersebut

tentunya akan mempunyai pengaruh terhadap tugas Bank Rakyat Indonesia

sebagai bank pemerintah. Berdasarkan kebijakan – kebijakan pembangunan yang

ada maka program – program kebijaksanaan Bank Rakyat Indonesia periode 1966

– 1983 tentunya tidak terlepas dari kebijakan perekonomian secara makro pada

waktu itu. Sejak dimulainya program rehabilitasi, stabilisasi, dan program

pembangunan, Bank Rakyat Indonesia selalu dilibatkan secara aktif.

Perubahan secara mendasar dalam periode ini adalah diberlakukannya Undang

– Undang No.21 tahun 1968 tentang Bank Rakyat Indonesia. Sejak

Page 42: ekonomi bab 1-5

diberlakukannya Undang – Undang tersebut, maka tugas dan usaha Bank Rakyat

Indonesia adalah diarahkan kepada perbaikan dan pembangunan ekonomi rakyat.

Di tengah semakin ketatnya persaingan dan peningkatan profesionalisme di

antara perbankan serta penerapan prinsip kehatihatian (prudential banking),

lahirlah Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tertanggal 25 Maret 1992 tentang

perbankan, yang menegaskan dan meletakkan dasar bagi bisnis perbankan di

Indonesia. Undang – Undang No.7 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI

No.21 Tahun 1992, Status Bank Rakyat Indonesia berubah menjadi PT Bank

Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dan kepemilikannya masih 100% milik

pemerintah. Perubahan Bank Rakyat Indonesia menjadi PT Bank Rakyat

Indonesia (persero) Tbk. tersebut dituangkan dalam akta pendirian No.113 tanggal

3 Juli 1992, yang dibuat di hadapan Muhani Salim SH, nitaris di Jakarta dan telah

mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat

keputusan No. C2-6584.HT.01.01. TH.92 tanggal 12 Agustus 1992 dan telah

didaftarkan dalam buku register pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

dibawah No.2155/1992 pada tanggal 15 Agustus 1992 serta telah diumumkan

dalam berita Republik Indonesia No.73 tambahan No.3A tanggal 11 September

1992.

Meskipun Bank Rakyat Indonesia telah berubah menjadi PT. (persero) Tbk.

Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tidak secara spesifik menyebutkan suatu

fungsi khusus untuk Bank Rakyat Indonesia. Oleh karena itu, walaupun berstatus

sebagai bank umum, seperti bank – bank umum lainnya, Bank Rakyat Indonesia

tidak meninggalkan tugasnya dan tetap menjalankan fungsinya sebagai Agent of

Development. Bank Rakyat Indonesiamasih tetap melakukan secara konsisten

pengembangan sektor perekonomian tertentu seperti koperasi, golongan ekonomi

lemah, pengusaha kecil, pinjaman kepada pensiunan dan mereka yang

berpenghasilan tetap yang kesemuannya bertujuan untuk meningkatkan taraf

hidup orang banyak.

BRI kantor Cabang Surabaya merupaka salah satu Kantor Cabang dari BRI

Kantor Wilayah Surabaya. Secara garis besar perbankan di BRI Kanca Surabaya

terbagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan yang bersifat pasif meliputi semua

Page 43: ekonomi bab 1-5

usaha simpanan di BRI Kanca Surabaya yang terdiri dari Deposito, Giro,

Tabungan BRITAMA, Tabungan SIMPEDES, Tabungan Haji dan BRITAMA

Junio. Sedangkan usaha yang bersifat aktif meliputi usaha jasa bank, usaha jasa

bank lainya dan usaha pinjaman. Usaha jasa bank dibagi menjadi dua yaitu jasa

dalam negeri dan jasa luar negeri. Usaha jasa bank lainnya meliputi penerimaan

setoran dan penyaluran dana. Usaha pinjaman meliputi kredit komersial, kredit

BRI guna dan kredit program dari pemerintah.

4.1.2.Lokasi Perusahaan.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Surabaya

berlokasi di JL. Kusuma Bangsa No.122 telp. (0315) 350318.

4.1.3Stuktur Organisasi dan Pembagian Tugas

a) Stuktur Organisasi

Stuktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau dalam perusahaan menjalankan

kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan. Stuktur organosasi menggambarkan

dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan

bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.

Untuk mengetahui secara jelas mengenai struktur organisasi pada PT.

Bank rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Surabaya, telah dilampirkan

gambar struktur organisasi beserta deskripsi masing-masing jabatan yang ada.

Adapun bagan struktur organisasi dari PT. Bank Rakyat Indonesia

( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya ( terlampir ).

b. Deskripsi Jabatan

1.Pemimpin Cabang

Tanggung Jawab utamanya adalah sebagai berikut:

a.Bertanggung jawab penuh terhadap maju mundurnya perusahaan

b. Menentukan strategi perusaahn

c. Menentukan atau memberi putusan pinjaman

d. Membawahi semua atasan pekerja

e. Memeriksa semua kelengkapan dokumen dan pengisian formulir

Page 44: ekonomi bab 1-5

2.Manajer Pemasaran

Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan dan memonitor kegiatan identifikasi

potensi di wilayah kerja Kanca dalam mendukung Pasar

Sasaran (PS), Kriteria resiko yng Diterima (KRD) Kanca

dalam rangka mencapai target bisnis yang ditetapkan

b. Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan bisnis dan

pemasaran kredit dan simpanan dalam rangka memperluas

keuntungan

c. Mengkoordinasikan kegiatan pembinaan dan pengawasan AO,

FO dan sales person yang menangani bidang bisnis ritel dan

bisnis program dibawahnya, serta pembinaan dan hubungan

dengan nasabah kredit dan simpanan sesuai dengan

kewenangan bidangnya

d. Mengkoordinasikan pelaksanaan pemberian kredit sesuai

dengan Kebijakan UmumPerkreditan (KUP), Pedoman

Pelaksanaan Kredit (PPK) dan ketentuan lainnya

e. Melakukan kegiatan cross selling produk BRI lainnya

f. Mengkoordinasikan kegiatan pemantauan keragaan prtofolio

kredit dan simpanan dan menetapkan tindak lanjutnya

g. Mengkoordinasikan kegiatan penanganan kredit bermasalah

termasuk yang berkaitan dengan pihak ketiga

h. Mongkoordinasikan pelaksanaan pengawasan melekat

(waskat) terhdap seluruh kegiatan dibawah koordinasinya

untuk memastikan waskat telah dijalankan sesuia ketentuan

i. Mengkoordinasikan kegiatan program-program Kantor

Wilayah/ Kantor Pusat terkait akuisisi produk

pinjaman,simpanan dan jasa lainnya.

j. Mengkoordinasikan kegiatan implementasi Manajemen

Risiko di Kantor Cabang sesuai bidang dan tugas dan

kewenangan

Page 45: ekonomi bab 1-5

k. Merencanakan,mengembangkan, membina dan mengevaluasi

SDM di bawah supervisinya (AO,FO, dan sales pearson)

l. Melakukan kerjasama serta membina hubungan baik dengan

Unit Kerja lain, lembaga atau instansi atau pihak ketiga untuk

memperlancar pencapaian target yang ditetapkan

m. Mengkoordinasikan dan memonitor pembuatan laporan-

laporan permintaan intern ataupun ekstern BRI

n. Mengkoordinasikan dan memantau kegiatan penyediaan

dokumen data/informasi terkait pelaksanaan audit

o. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari atasan

(Pimpinan Cabang) sesuai dengan peran dan kompetensinya

3.SPI ( Satuan Pengawasan Intern )

Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :

Memastikan proses oprasional di perusahaan sudah sesuai dengan yang

berlaku di Bank Indonesia

4.AO (Account Officer) yang terdiri atas AO Komersial, AO Briguna, AO

Program, AO Konsumer.

Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menyediakan data/informasi tentang potensial bisnis di

wilayah kerja Kanca dalam mendukung PS, KRD untuk

mencapai target bisnis yang ditetapkan

b. Menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan pemasaran

serta prakarsa kredit komersial

c. Melakukan pembinaan kredit komersial baik langsung (on site)

maupun tidak langsung (off site)

d. Melakukan monitoring kualitas/kinerja kredit komersial dan

menyiapkan paket permohonan perubahan perubahan

kolektibilitas kredit komersial

e. Melakukan kegiatan cross selling produk BRI lainnya

f. Melakukan kegiatan usulan penyelesaian kredit komersial

bermasalah termasuk penyelesaian pihak ketiga

Page 46: ekonomi bab 1-5

g. Melakukan pengecekan nasabah/calon nasabah atas account

binaannya untuk memastikan nasabah/calon nasabah tidak

masuk daftar hitam BI dan BRI serta hal-hal terkait pihak

eksternal antara lain (Informasi Debitur Individual)

h. Mengkoordinasikan dan memantau pelaksanaan tindak lanjut

audit di kantor cabang sesuai kewenangan bidang tugasnya

i. Melaksanakan tugas-tugas lainnya dari atasan (Pimpinan

Cabang).

5.Funding Officer

Tanggung jawab utamanya adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan penyusunan Rencana Pemasaran

Tahunan, tiga bulanan, bulanan sebagai pedoman kerja

b. Melaksanakan kegiatan penyusunan pemetaan potensi pasar

sesuai dengan ketentuan berlaku

c. Melaksanakan kegiatan pemasaran (akuisisi, retensi, dan

loyalty) produk simpanan ritel, e banking, dan jasa konsumer

d. Menyusun dan melaksanakan program-program pemasaran

produk simpanan ritel, produk e banking dan jasa konsumer

yang ditetapkan sebagai event organizer sesuai batas

kewenangannya.

e. Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi atas kegiatan

pemasaran produk simpanan ritel, produk e banking dan jasa

konsumer yang telah dilaksanakan

f. Melaksanakan kegiatan pengelolaan dana nasabah potensila

beserta program-program retensi dan loyalti untuk

meningkatkan dana kelolaan cabang.

g. Melakukan kegiatan cross selling produk BRI lainnya

h. Melaksanakan kerjasama dan pembinaan hubungan kerja

dengan unit kerja lain/pihak ketiga termasuk dalam

pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (PKS)

Page 47: ekonomi bab 1-5

6.Sales Person Konsumer

Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan data/informasi/dokumen terkait pemetaan potensi

pasar untuk menyusun rencana pemasaran produk pinjaman,

simpanan dan jasa BRI serta produk BRI lainnya.

b. Melaksanakan kegiatan akuisisi produk pinjaman, simpanan

dan jasa BRI, serta produk BRI lainnya

c. Melaksanakan kegiatan program-program pemasaran produk

pinjaman, simpanan dan jasa BRI serta produk BRI lainnya

d. Membina hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait

internal maupun eksternal dengan supervisi atasannya untuk

penyelesaian tigas

e. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai

dengan peran dan kompetensinya

7.Manajer Operaional dan Layanan (MOL) dan Asisten Manajer Operasional

dan Layanan (AMOL)

Tanggung Jawab utamanya adalah sebagai berikut:

a. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pembinaan

dan pengawasan operasional serta pelayanan administrasi di

kanca dan unit kerja di bawahnya

b. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan seluruh nota

pembukuan serta transaksi yang disetujui/disahkan untuk

setiap pelayanan nasabah

c. Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan pengelolaan

kas dan surat berharga untuk menjamin kecukupan kas dan

optimalisasi penggunaannya sesuai ketentuan

d. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pengelolaan daftar user

serta penyataan merahasiakan password sesuai dengan struktur

organisasi

Page 48: ekonomi bab 1-5

e. Mengkoordinasikan dan memonitor pelaksanaan prosedur

penerimaan, identifikasi dan verifikasi (consumer due

diligence) telah dilaksanakan sesuai ketentuan

f. Membuat surat/dokumen/laporan dengan suoervisi dari atasan

nya untuk kepentingan penyelesaian tugas

g. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya dari atasan sesuai

dengan

peran dan kompetensinya

8.Supervisor Penunjang Bisnis

Tanggung jawab utamanya adalah:

a. Melakukan pengawasan dan memastikan bahwa telah

dilakukan penilaian terhadap agunan

b. Memastikan kebenaran atas entry data statis ke sistem

c. Melakukan pengawasan proses perjanjian/akta pengikatan

jaminan sesuai ketentuan untuk meminimalkan resiko

d. Mengkoordinasikan dan memonitor proses pelaksanaan

asuransi sesuai dengan yang dipersyaratkan guna

mengamankan kepentingan bank

9.Administrasi Kredit Komersial (ADK Komersial), Administrasi BRI Guna

(ADK BRI Guna), Administrasi Kredit Program (ADK Program).

Tanggung jawab utamanya adalah:

a. Menyiapkan,meneliti dan memastikan permohonan paket

kredit yang diprogramkan oleh pemerintah sesuai dengan

ketentuan

b. Menatakerjakan dokumen kredit yang diprogramkan

pemerintah sesuai dengan ketentuan untuk mengamankan

kepentingan bank

c. Monitoring portofolio kredit yang diprogramkan pemerintah

sesuai dengan dan menatakerjakan laporan-laporan bidang

perkreditan.

Page 49: ekonomi bab 1-5

d. Melakukan tugas-tugas kedinasan lainnya untuk menunjang

bisnis kanca

10.Sekretariat/Sumber Daya Manusia

Tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:

a. Mengatur dan mendistribusikan lalu lintas komunikasi

(telepon,faksimile,internet) dalam rangka menjaga efektivitas

komunikasi Kanca

b. Mengadministrasikan dan menatakerjakan berkas pekerja,

daftar hadir, data SIM SDM termasuk dokumen dalam rangka

penegakan disiplin pekerja

c. Memproses, mengadministrasikan, dan menatakerjakan

pembinaan dan pengembangan karir pekerja sesuai ketentuan

(promosi, rotasi dan demosi)

d. Memproses pembayaran biaya jasa outsourching sesuai

ketentuan untuk mendukung kelancaran operasional di Kanca

e. Melaksanakan kerjasama dan pembinaan hubungan kerja

dengan unit kerja lain/pihak ketiga termasuk dalam

pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (PKS).

11.Logistik

Tanggung jawab utamanya adalah:

a. Melakukan analisa kebutuhan logistik serta pemenuhannya

sesuai dengan kebutuhan yang berlaku

b. Melaksanakan dan menatakerjakan pengelolaan aktiva

tetap/logistik untuk menunjang kelancaran operasional di

kanca

12. Pelaksana IT dan e- Channel:

Tanggung jawab utamanya adalah sebgai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan back-up sistem induk kanca dan data

perangkat perbankan elektronis sesuai ketentuan

b. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan perangkat IT untuk

menjamin kelancaran operasional kanca

Page 50: ekonomi bab 1-5

13.Supervisor Layanan Operasional

Tanggung jawab utamanya adalah sebagai berikut:

a. Mensupervisi layanan pembukuan rekening dan fasilitas

layanan lainnya yang terkait dengan produk pinjaman,

simpanan, investasi dan jasa bank lainnya.

b. Mensupervisi pemeliharaan kerjaan data nasabah termasuk

Customer Information File (CIF) untuk menjamin data

nasabah yang akurat

c. Mensupervisi register, dokumen dan nota pembukuan yang

terkait dengan transaksi trade finance serta membuat laporan-

laporan yang diperlukan.

14.Supervisor pelayanan kas

Tugas dan tanggung jawab supervisor pelayanan kas diataranya:

a. Menyiapkan kuitansi tambahan kas Supervisor dan ATM

b. Menyetujui tambahan kas awal teller, membuku dan

mendistribusikan uangnnya kepada teller.

c. Memeliharakerjakan Register Kas Induk.

d. Mengisi kas ATM bersama tugas yang ditunjuk.

e. Menerima kuitansi tambahan kas atau setoran kas beserta

uangnya dari Kanca Pembantu dan BRI Unit yang diterima di

Kanca.

15. Teller

Tugas dan tanggung jawab teller diantaranya:

a. Melakukan tambahan kas agar kelancaran pelayanan kepada

nasabah dapat berjalan dengan baik dan memuaskan.

b. Menerima uang setoran dari nasabah dan mencocokkan dengan

tanda setorannya guna memastikan kebenaran transaksi dan

keaslian uang yang diterima.

c. Memastikan membayar uang kepada nasabah yang berhak untuk

menghindari kesalahan yang merugikan Kanca.

Page 51: ekonomi bab 1-5

d. Meneliti keabsahan bukti kas yang diterima guna memastikan

kebenaran dan keamanan transaksi.

e. Melakukan pergeseran kas antar teller yang memerlukan demi

kelancaran pelayanan.

16. Customer Service

Tugas dan tanggung jawab Customer service diantaranya:

a. Memberikan informasi kepada nasabah/calon nasabah

mengenai produk BRI guna menunjang pemasaran produk

BRI.

b. Memberikan informasi saldo simpanan, transfer maupun

pinjaman bagi nasabah yang memerlukan guna memberikan

pelayanan yang memuaskan kepada nasabah.

c. Melayani permintaan salinan Rekening Koran bagi nasabah

yang memerlukan (diluar pengiriman secara rutin setiap awal

bulan) guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada

nasabah.

d. Memberikan pelayanan khusus kepada nasabah inti yang

memerlukan (seperti mengantarkan atau menjemput uang ke

tempat tinggal/usaha nasabah) guna memberikan pelayanan

yang memuaskan kepada nasabah.

e. Membantu nasabah yang memerlukan pengisian aplikasi dana

maupun jasa BRI guna memberikan pelayanan yang

memuaskan kepada nasabah.

17. Petugas Kliring

Tugas dan tangung jawab petugas kliring diantaranya :

a. Mengkode warkat kliring keluar.

b. Menyiapkan dokumen kliring penyerahan.

c. Membawa warkat ke/dari Lembaga kliring.

d. Menyiapkan surat penolakan kliring, nota pembukuan penolakan

kliring dan nota D/K untuk pembeban biaya tolakan kliring kepada

nasabah.

Page 52: ekonomi bab 1-5

e. Menyimpan blanko warkat kliring (CN), buku petunjuk encode dan

mesin encode di tempat yang aman.

18. Office boy ( pramubakti )

Tugas dan tanggung jawab Office boy diantaranya :

a. Merawat dan menjaga kebersihan kantor dan sekitarnya.

b. Menyiapkan makan dan minum bagi karyawan.

19. Petugas Keamanan

Tugas dan tanggung jawab Petugas keamanan diantaranya :

a. Menjaga keamanan didalam dan diluar kantor.

b. Menerima tamu dan surat-surat masuk kemudian

mengantarkannya kepada yang bersangkutan.

4.1.4.Produk-produk yang Dihasilkan

a. Simpanan

1) Deposito

Simpanan berjangka yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam

jangka waktu tertentu ( 1,2,3,4,5,6,12,18, atau 24 bulan ).

2) DEPOBRI Rupiah

Simpanan (deposito) atas nama perorangan/ non perorangan/ perusahaan

yang penarikannya sesuai jangka waktu yang dipilih.

a.Deposito On Call (DOC)

Simpanan (deposito) atas nama pihak ketiga ( perorangan,

perusahaan,yayasan/ dana pensiun, dan lain-lain) atau bank yang penarikannya

dapat dilaksanakan dengan syarat pemberitahuan sebelumnya.

b.SERTIBRI

Sertfikat deposito BRI dengan jangka waktu tetap (fixed time), atas

pembawa (atas unjuk) yang dapat diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada

pihak ketiga.

3) Tabungan

1.SIMPEDES

Page 53: ekonomi bab 1-5

Simpanan BRI yang penyetorannyadapat dilakukan setiap saat, dan

frekuensi pengambilan tidak dibatasi sepanjang saldo mencukupi.

2.BRITAMA

Tabungan BRI yang mampu memberikan kemudahan dalam transaksi

perbankan nasabah, dimana penyetorannya dapat dilakukan setiap saat dan

frekuensi pengambilannya tidak dibatasi sepanjang saldo menyukupi.

a. Britama junio

Tabungan BRI yang secara khusus dilengkapi

fasilitas dan fitur yang menarik untuk kebutuhan

anak.

b. Britama Rencana

Simpanan pihak ketiga ( masyarakat ) dalam mata

uang rupiah dengan setoran tetap bulan dengan

jangka waktu yang telah disepakati pada saat

pembukuan rekening dan mendapat manfaat asuransi

jiwa.

c. Britama Bisnis

Tabungan BRI yang diutamakan untuk digunakan

dalam bisnis dengan memberikan keleluasaan lebih

dalam bertransaksi, kejelasan lebih dalam pencatatan

transaksi dan keuangan yang lebih untuk menunjang

transaksi dan kebutuhan bisnis nasabah.

3. Tabungan Haji

Tabungan yang diperuntutkan bagi nasabah perorangan guna mempersiapkan

biaya penyelenggaraan ibadah haji. Tabungan haji BRI memberikan kemudahan

dan membentu perencanaan anda dalam menunaikan ibadah haji.

4. Tabunganku

Tabungan untuk perorangan Warga Negara Perorangan dengan

persyaratan mudah dan ringan yang diselenggarakan secara bersama oleh bank-

Page 54: ekonomi bab 1-5

bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

3)GIRO

1. Giro BRI Rupiah

Simpanan dalam rupiah pihak keuiga pada bank BRI yang setiap saat

dapat diambil alih ileh pemegang rekening yang bersangkutan.

2.GiroBRI Valas

Simpanan dalam valuta asing pihak ketiga pada bank BRI yang setiap saat

dapat diambil alih oleh pemegang rekening yang bersangkutan.

B. Kredit

1) Kredit mikro

1. Kredit kupedes

Fasilitas kredit yang disediakan oleh BRI unit, untuk mengembangkan

atau meningkatkan usaha kecil yang layak.

2.Kredit komersil

Kredit dengan total exposure (individual maupun group) sampai dengan

Rp. 5 milyar baik direct maupun contingent untuk kegiatan usaha yang produktif

dan atau konsumtif. Kredit ini terdiri dari:

a. Kredit modal kerja (KMK)

Kerdit yang dipergunakan untuk membiayai operasional perusahaan

yang berhubungan dengan pengadaan maupun proses produksi sampai dengan

barang tersebut dijual atau sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar

yang dipergunakan untuk menjalankan aktivitas perusahaan.

b. KMK Konstruksi

Kredit Modal Kerja yang dipergunakan untuk membiayai kebutuhan

modal kerja konstruksi yang mempeoleh kontrak pengadaan atau penyelesaian

suatu proyek.

c. KMK Export (KMKE)

Page 55: ekonomi bab 1-5

Kredit Modal Kerja yang dipergunakan untuk membiayai seluruh atau

sebagian kegiatan dalam rangka ekspor

d. Kredit impor

Fasilitas kredit untuk membiayai seluruh/ sebagian kegiatan dalam

rangka impor barang, khususnya yang berhubungan dengan L/ C impor yang

dibuka pada opening bank.

e. Kredit dengan Agunan Kas

Kredit ( direct atau contingent ) yang seluruh jaminannya berupa

agunan kas ( fully cash collateralized ), dimana apabila debitur wanprestasi

maka seluruh agunan kas tersebut, akan dicairkan untuk melunasi seluruh

kewajiban debitur.

f. Kredit investasi

Fasilitas kredit yang diberikan untuk membantu pembiayaan pemohon

dalam memperoleh barang modal/ aktiva tetap perusahaan.

g. Kredit mitra

Fasilitas kredit yang diberikan kepada pengusaha kecil menengah

(UKM), berdasarkan kerja sama antara pengusaha besar mitra BRI dengan

UKM.

h. Bank Garansi

Fasilitas perbankan yang diberikan kepada nasabah sebagai Jaminan

pembayarannya pada supplier yang memasok produk untuk nasabah yang

bersangkutan (Bank Garansi Keagenan SuatuProduk).

i. Kredit express

Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk tujuan produktif dengan

sistem pembayaran angsuran tetap berdasarkan kemampuan mengangsur

(repayment capacity)

j. Kredit konsumtif

Kredit yang diberikan untuk keperluan konsumtif nasabah tersebut.

Terdiri dari:

1.KRETAP (Kredit kepada golongan berpenghasilan tetap)

Page 56: ekonomi bab 1-5

Kredit yang diberikan kepada pekerja berpenghasilan tetap,

nstansi/ BUMN/ BUMD/ Swasta/ Perusahaan Asing/ Yayasan/ TNI/

POLRI, baik untuk keperluan produktif maupun konsumtif.

2.KRESUN (Kredit pensiun)

Kredit yang diberikan kepada pensiunan atau jandanya yang

menerima uang pensiun secara tetap setiap bulannya.

3.KKB (Kredit Kendaraan Bermotor)

Kredit yang diberikan Bank BRI untuk pembelian kendaraan

bermotor baik baru maupun bekas.

4.KPR (Kredit Pemilikan Rumah)

Fasilitas kredit yang diberikan Bank BRI untuk pmbelian rumah,

pembangunan rumah maupun renovasi rumah

c.Wester Union

BRI juga melayani peniriman uang seluruh dunia dengan

menggunakan jasa Wester Union. Syarat yang harus dipenuhi dengan foto kopy

KTP atas nama yang menerima uang sebanyak 1 lembar dan dicantumkan namer

Pin pengirimnya.

d.Pembayaran Rekening Listrik, Telepon, dan PDAM

BRI menyediakan pembayaran Listrik, Telpon, dan PDAM secara on

line. Pembayaran ini menggunakan system internet, cara pembayarannya bias

langsung melalui teller maupun melalui ATM.

4.2 Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) PT. Bank Rakyat Indonesia

( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya

4.2.1 Tugas Pengendalian In tern ( SPI ) PT. Bank Rakyat Indonesia

( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya

Page 57: ekonomi bab 1-5

Pengendalian intern merupakan suatu mekanisme pengawasan

yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going

basis ), guna :

1. Menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank

2. Menjamin tersedianya laporan yang lebih akurat

3. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku

4. Mengurangi dampak keuangan/kerugian, penyimpangan termasuk

kecurangan / flaud, dan pelanggaran aspek kehati-hatian

5. Meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya

6. Mengembangkan system pengawasan internal kegiatan

7. Melaksanakan pengawasan internal kegiatan

8. Mendampingi dewan audit, akuntansi public yang sudah di tunjuk dalam

melakukan audit

9. Melaporkan hasil pengawasan kepada direktur

10. Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pegawei yang diserahi tugas

dan wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan

11. Mendidik para pegawei untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

prosedur yang telah ditetapkan

4.2.2 Tanggung Jawab Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) PT. Bank

Rakyat Indonesia (Persero )Tbk Kusuma Bangsa Surabaya

1. Membuat stategis, kebijakan, serta kegiatan pengawasan

2. Memonitor pencampaian tujuan dan stategi pengawasan

3. Memastikan system pengendalian internal perusahaan berfungsi efektif

Page 58: ekonomi bab 1-5

4. Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha

5. Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan

6. Melakukan audit khusus ( investigasi ) untuk mengungkap kasus

7. Memberikan saran-saran perbaikan

8. Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen

9. Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada

pemimpin cabang

4.2.3Tujuan secara umum Sistem Pengendalian Interen ( SPI ) PT. Bank

Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya

Mengawasi smua kegiatan yang ada di kantor apakah sudah sesuai

dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku apa belum

4.2.4 Elemen Pokok Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) PT. Bank

Rakyat Indonesia (bPersero ) Tbk Kusuma Bangsa Surabaya

1. Stuktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang melindungi harta

perusahaan

3. Praktek yang sehat, dalam menjalankan tugas dan fungsi tiap

bagian organisasi

4. Mutu karyawan yang sesuai dengan tanggung jawab

5. Satuan pengawasan intern

4.3 Pengelolaan pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero )Tbk

Kusuma Bangsa Surabaya

Page 59: ekonomi bab 1-5

Pegawei PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persiro ) Tbk Kusuma

Bangsa Surabaya berjumlah 60 orang , dan 8 orang merupakan pegawai asosing.

4.3.1 Tata tertip pegawai PT. Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk

Kusuma Bangasa Surabaya

1.pegawai diwajibkan masuk kantor jam 07.30 Wib dan harus ceck clock sebelem

mengawali aktivitas

2. Sebelum memulai kerja pegawai diwajibkan untuk berdoa bersama

3. pada waktu jam kerja para pegawai di wajibkan memakai sepatu resmi

4. Semua pegawai harus memakai seragam yang sudah ditentukan

5. Apabila pegawai sakit harus ada surat keterangan dokter

6. Izin tdk masuk kerja karena ada kepentingan, sebelumnya harus surat izin yang

di berikan pada bagian SDM

7. Sebelum pulang semua pegawai diharuskan ceck clockterlebih dahulu

4.3.2.Jam Kerja Karyawan

Jam Kerja Bulan Biasa

Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat

Senin –

Kamis07.30 - 16.30 12.00 - 13.00

Jum’at 07.30 - 16.30 11.30 - 13.00

Jam Kerja Selama Bulan Ramadhan

Hari Kerja Jam Kerja Jam Istirahat

Senin –

Kamis07.30 - 16.30 12.00 - 13.00

Jum’at 07.30 - 16.30 12.00 - 13.00

Page 60: ekonomi bab 1-5
Page 61: ekonomi bab 1-5

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari uraian yang dikemukakan diatas penulis menyimpulkan bahwa :

1. BRI Kusuma Bangsa Surabaya mempunya peran besar bagi

masyarakat khususnya masyarakat Surabaya dibidang pengolahan

dana , penyimpanan, penyaluran dana atau pinjaman, dan traksaksi-

transaksi keuangan.

2. BRI Kusuma Bangsa Surabaya mempermudah masyarakat dalam

masah penyelesaian masalah keuangan yang dihadapinya. Dengan

permasalahan yang ada di masyarakat masalah mengenai keuangan

maka BRI memberikan beberapa jenis pinjaman yang bias dipakai

masyarakat yang membutuhkan dana atau modal.

3. Dengan banyaknya penghargaan BRI Kusuma Bangsa Surabaya

dan kantor BRI tersebar disetip daerah, menambah kepercayaan

masyarkat untuk menabung dan transaksi di Bank tersebut.

4. Peneliti menilai peran Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) bagi

perusahaan sangat besar karna dengan adanya Sistem Pengendalian

Intern pihak perusahan bias meminimalisir kecurangan serta bias

mengendalikan semua elemen yang ada diperusahaan tersebut.

5. Menurut penulis selama magang 1bulan di BRI Kusuma Bangsa

Surabaya menilai bahwa Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) sudah

berjalan dengan ketentuan yang telah ditentukan dan sesuai dengan

visi dan misi perusahaan.

Page 62: ekonomi bab 1-5

6. Dengan memiliki 68 pegawai yang berpotensi dibidangnya serta

mempunyai kedisiplinan yang tinggi dalam bekerja membuat BRI

Kusuma Bangsa Surabaya bias bersaing dengan perbankan lainnya.

5.1 Saran

Setelah mengemukakan kesimpulan, maka akan diberikan saran-saran

yang dianggap perlu untuk meningkatkan keberhasilan PT. Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Kusuma Bangsa Surabaya.

a. Saran untuk PT. BANK RAKYAT INDINESI ( Persero ) Tbk Kusuma

Bangsa Surabaya.

1. Dengan semakin ketatnya persaingan dalam perbankan maka

menuntut BRI Kusuma Bangsa Surabaya untuk meningkatkan

kualitas pelayanan terhadap nasabah serta meningkatkan

kapasitas kerja dan meningkatkan teknologi atau pun peralatan-

peralatan yang lebih baik lagi.

2. Sistem Pengendalian Intern ( SPI ) harus melihat semua kinerja

pegawainya secara periodic untuk menghasilkan penilaian yang

obyektif dan adil karena penilaian kinerja tersebut akan

bermanfaat bagi organisasi atau lembaga yang berkaitan

dengankelangsungan dihidup perbankan secara menyeluruh

dalam bentuk perencanaan anggaran.

3. Selain menilai kinerja pegawai , juga mengadakan pengecekan

terhadap semua elemen yang ada diperusahaan, jika terdapat

kecurangan segera dapat ditangani.

Page 63: ekonomi bab 1-5

4. System Pengendalian Intern perusahaan harus meningkatkan

kualitasnya agar perusahaan tetap bias bersaing dengan

perbankan lainnya.

b.Saran Untuk Peneliti selanjutnya

1. Berdasarkan hasil PKL mengenai Sistem Pengendalian Intern

hendaknya peneliti selanjutnya dapat memberikan bagaimana

secara spesifik perusahaan perbankan.

2. Meneliti secara detail semua yang berkaitan dengan kinerja

Sistem Pengendalian Intern.

3. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mendapatkan prosedur-

prosedur yang digunakan oleh perusahaan perbankan tersebut.

c. Saran untuk Progam Study Akuntansi Tentang Pelaksanaan PKL

1. Kedepanya lebih meyesuaikan dimana mahasiswa melakukan

kegiatan prekteknya dengan tema laporan yang akan diambil.

2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas bimbingan sebelum atau

pada saat pelaksanaan PKL, agar dapat memaksimalkan hasil

laporan mahasiswa.

3. Hasil laporan PKL,diharapkan bisa digunakan sebagai referensi

bagi mahasiswa yang menggunakan SPI sebagai bahan

penelitian untuk penyusunan tugas akhir lanjuran.