PENYUSUNAN RENCANA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MEUBEL LINDAH PASURUAN
SKRIPSI
OlehDwi Wijaya Kusumawati
01.610.309
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANGFAKULTAS EKONOMI
MEI 2007
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Perusahaan Meubel di Indonesia saat ini berkembang
cukup pesat, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan meubel yang
melakukan kegiatan usaha pada sektor tersebut di pasaran. Pada sisi lain semakin
banyaknya perusahaan yang bergerak dalam sektor meubel tersebut menjadikan
usaha pada sektor tersebut menjadi salah satu sektor unggulan di Indonesia.
Apalagi pangsa pasar produk meubel ini tidak hanya terbatas untuk kalangan
tertentu seperti produk industri yang lain. Faktor lain yang mendukung untuk
perkembangan perusahaan meubel yaitu ketersediaan bahan baku yang tersebar
luas di wilayah Indonesia.
Data WTO terakhir menunjukkan bahwa pada tahun 2005 China telah
menjadi eksportir mebel terbesar di dunia melampaui Itali dengan nilai ekspornya
mencapai sekitar US$ 14 miliar, atau 18% dari total ekspor mebel. Nilai ekspor
Indonesia pada tahun yang sama hanya 1,79 miliar atau hanya menguasai 2% dari
pasar dunia mebel. Adapun secara lengkap data nilai ekspor mebel Indonesia dan
negara-negara pesaing di Asia tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1: Data Nilai Ekspor Mebel Indonesia dan Negara-Negara Pesaing di Asia Tahun 2005 (Dalam US$ milyar)
No. Negara Nilai Ekspor %
1.
2.
3.
4.
5.
China
Malaysia
Indonesia
Vietnam
Lain-Lain
14,00
1,80
1,79
1,61
60,80
18%
2%
2%
2%
76%
Sumber: WWW. Kadin-Indonesia.Or.Id
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa China sangat agresif dalam
melakukan ekspor, tidak hanya mebel tetapi juga semua produk-produk lain
yang diekspor. Kenyataan tersebut memungkinkan bahwa nilai ekspor meubel
China akan meningkat terus dalam laju yang semakin pesat dalam tahun-tahun
ke depan ini. Jika Indonesia tidak hati-hati, ekspansi China di pasar dunia bisa
membuat kerugian besar bagi Indonesia, dalam arti meubel Indonesia bisa sama
sekali kehilangan pasar eksternalnya.
Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan merupakan salah satu perusahaan
yang menghasilkan produk meubel di wilayah Kabupaten Pasuruan, yang berdiri
tepatnya tanggal 14 Juli 1978. Awalnya perusahaan ini merupakan usaha kecil-
kecilan dan hanya didukung dengan peralatan pertukangan yang masih
sederhana. Pemilik perusahaan selalu berusaha untuk mengembangkan usaha
yang telah dilakukan. Dalam perkembangannya Perusahaan Meubel Lindah
Pasuruan memiliki kinerja keuangan yang baik, hal tersebut dibuktikan dengan
adanya peningkatan hasil penjualan bersih selama lima tahun terakhir. Adapun
secara lengkah data mengenai penjualan bersih perusahaan secara lengkap dapat
dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2: Penjualan Bersih Tahun 2002 Sampai 2006 Pada Perusahaan meubel Lindah Pasuruan (Dalam Rupiah)
No. Tahun Penjualan Bersih Keuntungan
1.
2.
3.
4.
5.
2002
2003
2004
2005
2006
355.590.750
524.540.000
625.500.550
745.500.550
970.580.000
95.670.550
123.540.000
235.770.650
280.850.500
325.540.650
Sumber: Perusahaan meubel Lindah Pasuruan, 2006
Berdasarkan data pada Tabel 1.2 maka dapat diketahui bahwa selama
lima tahun terakhir Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan memiliki peningkatan
penjualan bersih. Hasil tersebut membuktikan bahwa adanya peningkatan atas
kinerja keuangan yang telah dicapai oleh perusahaan, adanya peningkatakan
tersebut juga membuktikan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan atas faktor-
faktor produksi secara maksimal..
Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen, berhasil atau
gagalnya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan bergantung pada perencanaan.
Perencanaan keuangan yang dibuat dengan baik dan selaras dengan strategi yang
telah ditetapkan akan dapat mengarahkan perusahaan dalam pencapaian tujuannya
secara efektif dan efisien. Perencanaan keuangan mencakup kegiatan ramalan
keuangan dan pengendalian keuangan. Ramalan keuangan dibuat untuk
meramalkan kebutuhan dana tambahan yang diperlukan perusahaan. Dengan
mengetahui berapa jumlah dana yang akan diperlukan perusahaan untuk operasi
periode mendatang, manajemen keuangan dapat memikirkan cara yang terbaik
untuk mendanai kebutuhan tersebut dan pada akhirnya menjadi dasar pengendalian
efektif keuangan.
Langkah awal dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan perencanaan
keuangan adalah peramalan penjualan, yaitu merupakan ramalan unit dan nilai
uang penjualan suatu perusahaan. Penyusunan perencanaan keuangan apabila
disajikan dengan benar, maka informasi tersebut akan berguna bagi pihak
manajemen perusahaan dalam rangka pengembangan usaha yang dilakukan.
Apabila perencanaan keuangan dilakukan secara tepat maka pihak manajemen
perusahaan mampu untuk berusaha secara maksimal dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil judul
“Penyusunan Rencana Keuangan pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis mengambil
perumusan masalah sebagai berikut :
1. Berapa besarnya AFN (Additional Fund Needed) atau tambahan dana yang
dibutuhkan pada perusahaan meubel Lindah Pasuruan untuk tahun 2007 ?
2. Bagaimana hasil peramalan keuangan pada perusahaan meubel Lindah
Pasuruan untuk tahun 2007 ?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Penetapan besarnya AFN (Additional Fund Needed) sebatas pada tahun 2007.
2. Periode penelitian mulai tahun 2002-2006
3. Model peramalan yang digunakan regresi linier sederhana.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk menghitung besarnya AFN (Additional Fund Needed) atau tambahan
dana yang dibutuhkan pada perusahaan meubel Lindah Pasuruan untuk
tahun 2007.
b. Untuk mengetahui hasil peramalan keuangan pada perusahaan meubel
Lindah Pasuruan untuk tahun 2007.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Hasil dari penelitian dapat digunakan oleh manajemen sebagai bahan
pertimbangan dalam menyusun ramalan keuangan di masa mendatang.
b. Bagi Kreditur
Sebagai bahan pertimbangan untuk malakukan investasi pada perusahaan
tersebut.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi pada perusahaan
tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Penelitian Terdahulu
Rosul (1993) dalam penelitiannya berjudul “Penerapan Peramalan
Penjualan Sebagai Dasar Perencanaan dan Penyusunan Budget Penjualan pada
Perusahaan Mebel CV Kalingga Perdana Sakti Surabaya”, pada tahun 1993,
diperoleh kesimpulan bahwa penyusunan peramalan penjualan yang tepat
akan sangat membantu perusahaan untuk merealisir rencana penjualan.
Menurut perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode
regresi linier diperoleh ramalan penjualan tahun 1993 adalah 12850 unit. Dari
pengujian ini, ternyata dapat memperkuat bukti pemecahan masalah yang
diajukan oleh Rosul besarnya tingkat deviasi (penyimpangan) antara rencana
penjualan dengan realisasinya periode 1988-1992 mencapai antara 5,13% -
23,8%, sedang bila ada peramalan penjualan deviasi antara rencana penjualan
dengan realisasinya dapat ditekan seminimal mungkin, adapun tingkat
prosentase paling tinggi sebesar 7,93%. Ada kemungkinan terjadi hasil yang
kurang seimbang dengan target yang terealisasi, khususnya realisasi yang
kurang dari target. Selain itu anggaran yang terlalu tinggi targetnya sedikit
banyak cenderung berpengaruh terhadap semangat kerja pihak manajemen
untuk mencapi apa yang diinginkan.
B. Tinjauan Teori
1. Arti Penting Perencanaan Keuangan
Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan
asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan
datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan adalah proses
penyusunan tujuan-tujuan perusahaan dan pemilihan tindakan-tindakan yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Supriyanto,
1994:4).
Perencanaan keuangan merupakan aspek penting dari operasi dan
sumber penghasilan perusahaan karena memberikan petunjuk yang
mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengontrol kegiatan perusahaan untuk
mencapai tujuan. Dua aspek penting dalam proses perencanaan keuangan : (1)
Perencanaan uang tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget kas
perusahaan. (2) Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan yang dibuat
dalam bentuk laporan keuangan proforma. Kedua hal tersebut tidak hanya
berguna bagi perencanaan keuangan intern tetapi juga dibutuhkan bagi
pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan datang.(Sundjaja dan
Barlian, 2003:162)
Perencanaan laba berpusat pada pembuatan laporan proforma.
Laporan proforma, merupakan proyeksi laporan keuangan yang terdiri dari
neraca dan laporan rugi laba suatu perusahaan. Dua input yang diperlukan
untuk menyusun laporan proforma dengan menggunakan pendekatan yang
sederhana yaitu : a) laporan keuangan untuk tahun sebelumnya dan b) ramalan
penjualan tahun yang akan datang.
Perencanaan keuangan berhubungan dengan masa depan yang penuh
dengan ketidakpastian. Kepala bagian finansial harus selalu mengadakan
forecasting (peramalan dan pengiraan) terhadap masa yang akan datang
tersebut dengan tepat, meliputi perencanaan finansial jangka panjang (long
range financial planning) dan perencanaan-perencanaan jangka pendek (short
range financial planning). Salah satu keuntungan yang diperoleh dari adanya
perencanaan finansial adalah dihindarkannya pemborosan-pemborosan yang
diakibatkan oleh adanya aktivitas yang sangat kompleks. (Gitosudarmo dan
Basri, 1999:265)
2. Prosedur Perencanaan Keuangan
Langkah-lanhkah dalam penyusunan rencana meliputi: (Gitosudarmo dan
Basri, 1999:268-269).
a. Langkah pertama dalam merencanakan keuangan adalah merumuskan
(formulasi) terhadap tujuan jangka panjang, dapat berupa tujuan untuk
dapat tumbuh menjadi perusahaan yang bertingkat nasional atau
internasional.
b. Langkah kedua adalah berupa formulasi dari politik keuangan perusahan.
Formulasi ini akan menjadi pedoman bagi segala kegiatan bisnisnya, dan
dalam hal perencanaan keuangan ini sangat diperlukan. Oleh karena dalam
hal ini sangat diperlukan adanya forecasting guna memperkirakan
perubahan-perubahan terhadap factor-faktor yang terdapat dalam
formulasi rencana keuangan dari bisnis itu.
c. Langkah ketiga adalah pembentukan prosedur
Dimaksud untuk menciptakan koordinasi yang baik dari setiap aktivitas
yang saling berhubungan, sehingga tidak terjadi bertabrakan, saling
lempar tanggung jawab.
d. Langkah yanmg terakhir adalah mengusahakan adanya fleksibilitas.
Keadaan ekonomi saat ini berada dalam keadaan dinamis dan selalu
meningkat. Oleh karena itu manajemne harus selalu mempersiapkan
adanya flesibilitas (keluwesan) di dalam rencana-rencana, terutama recana
jangka pendeknya. Vareabel budged adalah salah satu bentuk yang tepat
untuk diterapkan.
Menurut Brigham dan Huston, (1999:117) proses perencanaan
keuangan dimulai dengan:
1. Ramalan Penjualan
Ramalan penjualan (sales forecast) umumnya dimulai
demgam tinjauan atas penjualan lima atau sepuluh tahun yang lalu,
yang biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik pertumbuhan penjualan
untuk 5 tahun terakhir (Brigham dan Houston, 1999:117). Ramalan
penjualan dibuat dengan mencoba mengukur volume penjualan di masa
yang akan dating. Pengukuran tersebut dapat dilakukan secara
kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran secara kualitatif biasanya
menggunakan metode statistic dan matematik, sedangkan pengukuran
secara kualitatif biasanya menggunkan judgement/pendapatan.
2. Peramalan laporan Keuangan, langkah-langkahnya:
a) Meramalkan laporan rugi laba
Laporan rugi laba untuk tahun mendatang diramalkan untuk
mendapatkan suatu estimasi atas laba yang dilaporkan dan jumlah
laba yang ditahan yang akan dihasilkan perusahaan selama tahun
trsebut. Hal ini memerlukan asumsi-asumsi tentang risiko biaya
operasi, tarip pajak, beban bunga dan rasio pembayaran dividen.
Dalam kasus yang paling sederhana, dibuat asumsi bahwa biaya
akan naik dengan laju yang sma sejalan dengan kenaikan
penjualan dalam situasi yang lebih rumut, biaya-biaya tertentu
akan diramalkan secara terpisah. Namun, tujuan utana dari
peramalan ini adalah untuk menentukan beberapa banyak laba
yang akan diperoleh perusahaan dan tahun untuk diinvestasikan
kembali dlam tahun yang diramalkan.
b) Meramalkan neraca
Jika penjualan dinaikkan, maka aktivitasnya harus tumbuh. Karena
perusahan beroperasi pada kapasitas yang penuh, maka setiap pos
aktivitas harus ditambah jika ingin penjualan yang lebih tinggi
untuk dicapai. Lebih banyak kas yang dibutuhkan untuk transaksi,
penjualan yang lebih tinggi akan menyebabkan piutang yang lebih
besar, persediaan tambahan harus disimpan, dan pabrik serta
peralatan baru harus bitambah.
c) Mendapatkan dan tambahan yang diperlukan
Dana tambahan nyang diperlukan (AFN= Additional Fund
Needed) adalah dana yang harus diperoleh perusahaan secara
ekternal melalui pinjaman atau dengan menjual saham biasa atau
preferen baru.
3. Bentuk Perencanaan Keuangan
Bentuk-bentuk rencana keuangan dapat secara lengkap dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Fress dan
Warren (1992:25), neraca adalah: “Suatu daftar aktiva, kewajiban dan modal
pemilik perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada tanggal terahir
suatu bulan atau tahun”. Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu
buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau
tahun kelender, sehingga neraca sering disebut balance sheet.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang
pendapatan/ hasil usaha, beban, laba perusahaan atau rugi yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Keiso dan Waygandt
(1995:177), perhitungan laba rugi adalah: “Laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.”
Pentingnya perhitungan laba rugi karena beberapa alasan, alasan utamanya
adalah bahwa laporan yang membantu mereka dalam meramalkan jumlah,
waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa depan.
3. Peramalan Penjualan,
Peramalan penjualan sangat penting dalam perencanaan dan
pengambilan keputusan khususnya di bidang produksi. Selain itu perusahaan
dapat mengetahui aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dikemudian hari
seperti perencanaan dan penjadwalan produksi dengan mempertimbangkan
kapasitas pabrik atau perencanaan tenaga kerja. Peramalan penjualan adalah
suatu usaha untuk meramalkan keadaan di masa yang akan datang melalui
pengujian keadaan di masa lalu.
Peramalan (forecasting) penjualan merupakan alat bantu yang penting
dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi.
Peramalan mempunyai peranan langsung pada peristiwa eksternal yang pada
umumnya berada diluar kendali manajemen” (Yamit, 2000:36).
Pada dasarnya peramalan penjualan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
peramalan subyektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan orang
yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan orang yang menyusunnya sangat
menentukan baik tidaknya hasil ramalan tersebut. Kedua yaitu peramalan yang
obyektif , yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa
lalu dengan menggunakan metode-metode dalam penganalisaan tersebut.
Menurut Yamit (2000:37): “Metode peramalan permintaan atau
penjualan dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu metode kuantitatif dan
metode kualitatif”. Metode kuantitatif dibagi ke dalam deret berkala atau runtun
waktu (time series) dan metode kausal, sedangkan metode kualitatif dibagi
menjadi metode eksploratoris dan normatif.
Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat,
ketepatan dan biaya tertentu yang harus dipertimbangkan dalam memilih
metode tersebut. Metode kuantitatif formal didasarkan atas prinsip-prinsip
statistik yang memiliki tingkat ketepatan yang tinggi atau dapat meminimumkan
kesalahan (error), lebih sistematis, dan lebih populer dalam penggunaannya.
Untuk menggunakan metode kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus
dipenuhi yaitu meliputi:
1. Tersedia informasi tentang masa lalu.
2. Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data numerik.
3. Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut.
4. Metode Peramalan Keuangan
Model yang dapat digunakan dalam peramalan keuangan yaitu
meliputi :
a. Metode rasio konstan (constant ratio method)
Metode rasio konstan (constant ratio method) merupakan suatu metode
untuk meramalkan laporan keuangan dan kebutuhan keuangan di masa
mendatang, dengan asumsi asumsi rasio-rasio keuangan tertentu akan tetap
konstan (Brigham dan Houston, 1999:120).
b. Metode regresi linier Metode ini mencari hubungan regresi dari variabel dependen (semua
pos aktiva dan pasiva yang terkait dengan penjualan) dengan variabel
independen (tingkat penjualan) dan menyatakan hubungan tersebut dalam
persamaan regresi (Husnan, 1992).
Regresi adalah suatu model matematis yang dapat digunakan untuk
mengetahui pola hubungan antara dua variabel atau lebih. Tujuan utama
analisis regresi adalah untuk membuat ramalan nilai suatu variabel (variabel
dependen) jika nilai variabel lainna (variabel independen) sudah ditentukan
(Algifari, 1997 :112).
Untuk meramalkan nilai suatu variabel dependen bila variabel
independen diketahui digunakan persamaan garis regresi dengan persamaan
sebagai berikut :
Y = a + bX
Keterangan :
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independen
Berdasarkan persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai
Y, jika nilai a, b, dan X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang dipotong
oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y (a adalah nilai Y, bila X = 0). Nilai
b adalah kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya
perubahan nilai Y sebagai akibat perubahan setiap unit nilai X. Besarnya
nilai a dan b konstan sepanjang kurva linear.
Persamaan regresi digunakan untuk meramal nilai pos-pos tersebut
untuk masa yang akan datang. Dari sini dapat disusun neraca proforma untuk
tahun yang akan datang. Dengan mengurangkan total kewajiban dari total
aktiva pada neraca proforma ini, kebutuhan tambahan dana untuk tahun yang
akan datang dapat ditentukan.
c. Metode prosentase penjualan
Metode prosentase penjualan adalah metode untuk mengembangkan
laporan laba rugi proforma yang menyatakan harga pokok penjualan, biaya
operasi dan biaya bungan sebagai prosentase dari penjualan yang sudah
diproyeksikan (Sundjaja dan Barlian, 2003:173).
Metode ini meramal aktiva dan pasiva untuk periode mendatang
sebagai prosentase dari ramalan penjualan. Prosentase yang dipergunakan
bisa diambil dari laporan keuangan yang terbaru dari penjualan berjalan
(current sales), atau dari perhitungan rata-rata beberapa tahun, atau dari
penilaian analis, atau dari kombinasi sumber-sumber tersebut. Setelah
ramalan untuk pos-pos yang terkait dengan penjualan didapat, hasil tersebut
diterapkan pada formula ,matematis yang telah ditetapkan untuk menentukan
kebutuhan dana. Rumus untuk meramal kebutuhan dana menggunakan
metode prosentase penjualan sebagai berikut: (Weston dan Copeland,
1992:320).
Dana ekstern yang dibutuhkan =
Keterangan :
= Harta yang bertambah secara spontan sesuai dengan pendapatan atau
penjualan total yang dinyatakan dalam prosentase dari pendapatan
(penjualan) total.
= Kewajiban yang betambah secara spontan sesuai dengan pendapatan
total yang dinyatakan dalam presen dari pendapatan atau penjualan
total.
= Perubahan dalam pendapatan atau penjualan total.
= Marjin laba terhadap penjualan.
= Proyeksi pendapatan untuk tahun itu.
= Rasio retensi laba.
Metode-metode lain yang dapat digunakan dalam peramalan, antara lain :
(Husnan, 1982:113).
1. Metode diagram pencar atau regresi sederhana.
2. Metode regresi berganda.
3. Metode regresi “curviliniear”.
Perbandingan antar metode peramalan:
a. Metode prosentase penjualan
Metode ini menganggap bahwa rekening-rekening neraca tertentu
bervariasi secara langsung dengan penjualan, yaitu bahwa perbandingan
rekening-rekening tertentu dengan penjualan adalah konstan.
b. Metode regresi
Metode ini adalah lebih baik karena rasio aktiva dan kewajiban dengan
penjualan tidak dianggap konstan seperti pada metode prosentase
penjualan.
5. Hubungan antara Pertumbuhan Penjualan dan Kebutuhan Keuangan
Makin pesat pertumbuhan penjualan, makin besar pula kebutuhannya
akan pembiayaan tambahan. Adapun hubungan tersebut yaitu meliputi:
a. Kelayakan keuangan
Pada tingkat pertumbuhan yang rendah, perusahaan tidak membutuhkan
pembiayaan eksternal, bahkan kas surplus. Akan tetapi perusahaan
tersebut tumbuh lebih pesat maka modal dari sumber eksternal harus
diusahakan. Selanjutnya makin cepat tingkat pertumbuhan, makin besar
kebutuhan modal.
b. Pengaruh kebijakan dividen terhadap kebutuhan pembiayaan.
Kebijakan pembayaran deviden seperti tercermin pada rasio pembayaran
deviden juga mempengaruhi kebutuhan modal eksternal.Makin tinggi
rasio pembayaran deviden makin kecil penambahan laba yang ditahan,
sehingga makin besar pula modal eksternal yang diperlukan.
c. Kepadatan modal
Jumlah aktiva yang diperlukan untuk setiap dolar penjualan yaitu sering
disebut rasio kepadatan modal (capital intensity ratio). Rasio ini
berpengaruh besar terhadap kebutuhan modal. Jika rasio kepadatan modal
rendah, penjualan bisa tumbuh pesat tanpa terlalu banyak modal dari luar.
Akan tetapi jika perusahaan bersangkutan padat modal, pertumbuhan yang
kecil sekalipun akan memerlukan sejumlah besar modal dari luar.
d. Marjin laba
Margin laba merupakan determinan penting dalam persamaan kebutuhan
modal, makin tinggi margin makin rendah kebutuhan akan dana. Dalam
bentuk grafik suatu kenaikan dalam margin menyebabkan garis persamaan
kebutuhan modal akan menurun.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian diambil oleh peneliti yaitu pada Perusahaan meubel
Lindah Pasuruan, dengan alamat di Jl. Gentong No. 4 Pasuruan.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat
studi kasus, yaitu jenis penelitian yang berisikan paparan atau data yang
relevan dari hasil penelitian pada obyek penelitian yang mencoba mengetahui
dan memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Pertumbuhan penjualan yaitu merupakan peningkatan jumlah atau volume
penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan tahun 2002 sampai 2006.
2. Rekening-rekening neraca yaitu merupakan laporan yang sistematis
tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat
tertentu, yang meliputi:
a. Aktiva merupakan sumber ekonomi yang digunakan
oleh perusahaan dalam rangka untuk menjalankan aktivitasnya.
b. Pasiva adalah pengorbanan ekonomis yang timbul
dimasa mendatang dari kewajiban perusahaan yang terjadi.
c. Modal saham adalah sisa aset yang dimiliki oleh
perusahaan dikurangi dengan hutang yang dimiliki perusahaan.
3. AFN adalah besarnya dana tambahan yang digunakan untuk membiayai
kegiatan operasional perusahaan berdasarkan peningkatan volume
penjualan.
4. Rekening-rekening laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis
tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu, yaitu meliputi:
a. Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan
yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan tahun 2006
b. Rugi yaitu merupakan penurunan modal saham yang diakibatkan dari
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu
yaitu tahun 2006.
c. Penjualan adalah merupakan serangkaian langkah yang dilalui oleh
tenaga penjual dalam sebuah organisasi tertentu untuk menawarkan
suatu produk atau jasa tertentu kepada konsumen pada tahun 2006.
D. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, adalah
data yang diperoleh tidak secara langsung melainkan sudah dikumpulkan oleh
pihak lain yang sudah diolah. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari
arsip perusahaan. Data sekunder tersebut yaitu meliputi data:
a. Gambaran umum perusahaan
b. Jenis produk dan jumlah produksi.
c. Data laporan keuangan, yaitu mengenai neraca dan laporan laba rugi tahun
2002 sampai 2006.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dilakukan melalui
dokumentasi, yakni mempelajari serta menyalin catatan atau dokumen yang
berhubungan dengan data yang diperlukan berupa laporan keuangan
perusahaan yang meliputi gambaran umum perusahaan, jenis produk dan
jumlah produksi, neraca dan laporan rugi laba, yang bersumber dari
Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan, selanjutnya sumber data tersebut
dipelajari, diklasifikasikan kemudian dianalisis.
F. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisis data yang akan dilakukan terdiri dari beberapa
langkah yaitu meliputi:
1. Peramalan Penjualan
Untuk menyusun peramalan keuangan dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode regresi linier dan model-model yang
terkomputerisasi. Analisis regresi merupakan metode yang lebih umum
digunakan untuk meramalkan kebutuhan-kebutuhan keuangan dan tidak
terlalu mudah terkena perangkap potensial dam metode prosentase
penjualan.
Pada analisis regresi ini, persamaan yang digunakan untuk menganalisa
data adalah :
Y = a + bX (Brigham dan Houston, 1999:120).
Keterangan :
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independen
Persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai Y, jika
nilai a, b, dan X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang dipotong oleh
kurva linier pada sumbu vertikal Y (a adalah nilai Y, bila X=0). Nilai b
adalah kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya
perubahan nilai Y sebagai akibat perubahan setiap unit nilai X. besarnya
nilai a dan b konstan sepanjang kurva linier.
2. Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan penjualan yaitu:
Gt =
Gt = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
SRt= Penjualan pada tahun t
SRt-1= Penjualan pada tahun t-1
3. Penentuan besarnya AFN (Additional Fund Needed)
4. Peramalan Neraca tahun 2007
5. Peramalan Laporan Laba Rugi Tahun 2007
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan Meubel Lindah didirikan pada tanggal 14 Juli tahun 1978
yang berlokasi di Jl. KH. Sepuh No. 45 Gentong, Pasuruan. Pendiri
perusahaan ini adalah Bapak H. Abdullah yang merupakan pemilik dan
sekaligus sebagai direktur perusahaan dari awal berdirinya sampai saat ini.
Sebagai pendorong bagi Bapak Abdullah dalam membangun usaha adalah
ingin mengembangkan keahliannya sebagai pengrajin meubel.
Pada tahun 1980 pemerintah memberikan perhatian melalui BNI’ 46
Cabang Pasuruan untuk mengadakan penelitian di Desa Gentong Pasuruan
yang bertujuan membantu memperingan nasib para pengrajin meubel dengan
memberikan pinjaman dan pembinaan peningkatan produksi yang lebih baik.
Perusahaan meubel Lindah adalah salah satu industri kecil yang mendapat
bantuan dari program tersebut. Dengan adanya bantuan tersebut produksi
perusahaan meubel Lindah semakin meningkat dan wilayah pemasaran
semakin luas.
Adapun jangkauan wilayah pemasarannya adalah meliputi Jawa
Timur (Surabaya, Gresik, Malang, Jember, Sidoarjo, Situbondo, Bondowoso,
Probolinggo, Lamongan dan Pasuruan), Madura, Bali, Medan, Yogyakarta,
Bandung, Kalimantan dan Sulawesi. Dari usaha permeubelan yang bersifat
industri kecil sampai keberadaannya sekarang ini, Perusahaan Meubel Lindah
sesuai dengan ijin legalitas adalah bentuk CV, dengan berdasarkan pada:
a. Surat No. 524/ E.6/ VII/ 81 yang dikeluarkan oleh Dinas Perindustrian
Jawa Timur.
b. Surat Ijin Usaha No. B. 79/ V2/ HO/ KDH/AA oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Pasuruan, pada tanggal 1 April 1982.
c. Surat ijin usaha berdasarkan Undang-Undang Gangguan (HO) No. 530.08/
445.14/ 1985 dari Kepala Daerah Tingkat I Pasuruan.
Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan bertujuan untuk membantu
kebutuhan rumah tangga. Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat dari
tercapainya tidaknya tujuan perusahaan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan
mempunyai dua tujuan yang meliputi tujuan jangka pendek dan tujuan jangka
panjang. Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Jangka Pendek
1. Membantu mencukupi kebutuhan masyarakat tentang peralatan rumah
tangga.
2. Mencapai terget yang telah ditentukan.
b. Tujuan Jangka Panjang
1. Mendapatkan keuntungan maksimal.
2. Meningkatkan kualitas, kuantitas serta harga yang lebih baik dan
sesuai terutama untuk memperkuat posisi perusahaan dalam
persaingan perusahaan sejenis.
3. Mencari kemungkinan untuk mengadakan ekspansi atau perluasan
usaha.
2. Lokasi Perusahaan
Pemilihan lokasi untuk mendirikan perusahaan merupakan suatu hal
yang sangat penting. Keputusan dalam penempatan lokasi mempunyai
pengaruh yang sangat besar terhadap berhasil atau tidaknya operasi
perusahaan. Oleh karena itu penempatan perusahaan harus didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan yang cermat terhadap semua faktor yang
mempengaruhi aktivitas perusahaan tersebut.
Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan berada di Jl. KH. Sepuh No. 45,
Desa Gentong, Kelurahan Gading Rejo, Kotamadya Pasuruan, No. Tlp.
(0343) 420257 Fax 0343-441229. Adapun batas-batas lokasi Perusahaan
meubel Lindah Pasuruan adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Pabrik-pabrik rotan
b. Sebelah Selatan : Kawasan Industri Meubel (Bukir dan Sebani)
c. Sebelah Timur : Perkampungan penduduk
d. Sebelah Barat : Pertokoan.
3. Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan
a. Struktur Organisasi
Untuk memperlancar kegiatan operasinya, maka perlu adanya
suatu struktur organisasi yang tepat, yang berfungsi untuk menempatkan
orang-orang yang tepat dan disesuaikan dengan kemampuan yang
dimilikinya. Wewenang mengalir dari puncak pimpinan kepada
bawahannya dan sampai kepada para pekerja atau buruh dari masing-
masing bidang didalam perusahaan. Adapun struktur organisasi
perusahaan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
Sumber: Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan, 2007
b. Diskripsi Jabatan
Direktur
Wakil Direktur
Manajer Keuangan
Manajer Pemasaran
Manajer Konstruksi
Staf Pemasaran
Staf Kasir
Staf Pajak Staf Produksi
Staf Perencanaan
Staf TPS Staf Penagihan
Deskripsi jabatan dari masing-masing fungsi dalam struktur ogganisasi
Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan adalah sebagai berikut:
1. Direktur
a. Bertugas menentukan seluruh garis besar kebijakan perusahaan
serta memimpin seluruh kegiatan perusahaan baik intern maupun
ekstern.
b. Memimpin, mengkoordinasikan serta mengadakan pengawasan
secara umum terhadap segala pelaksanaan dari rencana yang telah
ditetapkan.
c. Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada para
manajer dan Staf.
d. Mengesahkan setiap penerimaan dan pengeluaran uang perusahaan
dalam jumlah besar.
e. Mengadakan rapat secara periodik dengan para manajer guna
membahas kegiatan dan perkembangan usaha baik yang telah
dicapai maupun yang sedang akan dicapai.
2. Wakil Direktur
a. Mewakili direktur utama apabila tidak dapat menjalankan
tugasnya.
b. Meneruskan kesetiap Manajer Staf tentang kebijaksanaan
yangtelah ditetapkan.
c. Menentukan kebijakan penerimaan dan pengangkatan karyawan.
d. Membantu mengkoordinasikan serta mengadakan pengawasan dan
evaluasi terhadap seluruh aktivitas para Manajer.
e. Melaporkan kepada Direktur seluruh hasil kegiatan usaha dalam
satu periode yang ditentukan.
3. Manajer Pemasaran
a. Meneruskan setiap kebijaksanaan mengenai pemasaran yang telah
ditetapkan oleh perusahaan kepada staf pemasaran
b. Membuat rencana penjualan dengan memperhatikan kondisi
konsumen sebagai pasar yang akan dituju serta disesuaikan dengan
kemampuan perusahaan.
c. Mencari peluang-peluang untuk dapat menarik konsumen baru dan
daerah pemasaran yang baru dalam memasarkan meubelnya.
d. Menyerahkan laporan seluruh kegiatan pemasaran yang telah
dan belum berhasil dilaksanakan kepada Direktur.
4. Manajer Keuangan
a. Mengesahkan penerimaan dan pengeluaran yag berhubungan
dengan aktivitas perusahaan.
b. Mengawasi dan mengevaluasi aktivitas administrasi keuangan
perusahaan.
c. Bersama-sama dengan Direktur dan wakil Direktur mengatur dan
menganalisa pembelanjaan keuangan perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan perusahaan
untuk selanjutnya diserahkan kepada Direktur.
5. Manajer Konstruksi
a. Bertugas sebagai pimpinan dalam pelaksanaan proyek perusahaan.
b. Meneruskan setiap kebijaksanaan mengenai proyek yang telah
ditetapkan oleh staf.
c. Berwenang dan bertanggung jawab atas pemberian kerja kepada
para pelaksana proyek permeubelan.
d. Berwenang untuk memberikan saran-saran dan pendapat dalam
rapat pada periode tertentu sebagai ide-ide baru mengenai
kualifikasi meubel, sehingga dapat membentu perusahaan dalam
memenuhi selera konsumen.
e. Bertanggung jawab atas ketepatan pelaksanaan proyek yang
sedang dilaksanakan.
f. Mengevaluasi dan melaporkan hasil kerja di lapangan tentang
proyek yang sedang atau telah dilaksanakan kepada Direktur.
6. Staf Pemasaran
a. Melaksanakan segala kebijakan perusahaan yang berhubungan
dengan pemasaran.
b. Berupaya mengembangkan keterampilan dalam memasarkan unit
meubel yang ada sebagai upaya untuk menarik pelanggan baru.
c. Bertugas sebagai tenaga penjualan serta pencatatan atas transaksi
penjualan yang akan dilakukan untuk selanjutnya diserahkan
kepada Manajer Pemasaran dan Staf kasir.
7. Staf Transaction Processing System (TPS).
a. Melakukan komputerisasi untuk mencatat segala transaksi yang
berhubungan dengan aktivitas perusahaan.
b. Melaporkan hasil kerja Manajer Keuangan dari keseluruhan
transaksi yang dilakukan perusahaan dalam kegiatan usahanya.
8. Staf Pajak
a. Menghitung dan melakukan pengisian laporan pajak penghasilan
perusahaan.
b. Menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan laporan
pajak penghasilan di kantor perpajakan.
c. Melaporkan penyelesaian pelaporan pajak penghasilan kepada
Manajer Keuangan.
9. Staf Kasir
a. Menerima, mencatat dan membuat bukti penerimaan kas terhadap
setiap penerimaan perusahaan.
b. Melakukan pembayaran dengan mencatat dan membuat bukti
setiap pengeluaran perusahaan dalam menjalankan aktivitas
usahanya.
c. Membuat dan menyerahkan laporan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas perusahaan kepada Manajer Keuangan untuk
selanjutnya diproses oleh Staf Transaction Processing System
(TPS).
10. Staf Penagihan
a. Melakukan pencatatan dan penagihan atas piutang perusahaan.
b. Menyerahkan laporan dan hasil penaihan atas piutang perusahaan
kepada Staf Kasir.
11. Staf Perencanaan
a. Merencanakan kekuatan sesuatu meubel berikut harga dan biaya
yang dibutuhkan.
b. Menyerahkan laporan biaya tersebut kepada Manajer Keuangan
untuk didapatkan persetujuan.
12. Staf Produksi
a. Melaksanakan proyek sesuai dengan rencana, yang dilakukan
melalui kerjasama dengan pelaksana proyek yang telah ditunjuk.
b. Bertanggung jawab atas terselesainya proyek.
c. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan proyek yang sedang
dilaksanakan oleh pelaksana proyek agar sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan.
d. Membuat laporan hasil pelaksanaan proyek yang berasal dari
pelaksana proyek dan kenyataan yang sesungguhnya di lapangan
untuk selanjutnya diserahkan kepada pimpinan proyek.
4. Kondisi Teknis Bahan
Jenis produksi meubel ini adalah sofa sudut dan sofa 321 dengan jenis barang
produksi sebagi berikut:
Sudut mini
1. Busa 6 cm & 3cm
2. Kain 12 m
3. Lem 1 kg
4. Paku Les 0,5 kg
5. Tali Ukur 1 bj
6. Benang 2 bj
7. Karet benang 1 ball
8. Kain tutup putih tipis 5 m
9. Triplek/ karton 20 bj
10. Dulangan:
a. Ukuan 6x2 = 4 batang
b. Ukuan 8x2 = 6 batang
321 Itali
1. Paku les ¾ kg
2. Paku karet ¼ kg
3. Lem 1kg
4. Karet 2 ball
5. Spon dudukan 8 cm 1¼ lbr
6. Spon sadaran 8 cm 3 lbr
7. Tangganan 2 cm 2 lbr
8. Elastis ½ m
9. Kain 6½ dan 8 ½
10. Triplek 25 lbr.
11. Dulangan/ kerangka 1 Setel
Sedangkan untuk alat penolong:
1. Paku
2. Catut
3. Gergaji kayu
4. Gunting
5. Meteran
6. Mesin jahit
7. Mesin compressor
8. Bahan penetrapan.
5. Produksi dan Pengolahan Hasil
Langkah-langkah pelaksanaan produk meubel sofa tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Kayu balok dipotong (digergaji) sesuai dengan ukuran yang diperlukan.
2. Membuat dulangan (kerangka) sesuai dengan model saja yang diinginkan
3. Jika jenis sofa 321 dari kayu atau kerangka tersebut dilakukan
penghalusan dan diberi pewarna misalnya penyepetan atau melakukan
plituran sedangkan untuk kerangka sudut sofa yang bukan 321 tidak perlu
dilakukan suatu pemasangan dengan menggunakan suatu lem.
4. Kemudian memotong kain sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan.
5. Melakukan suatu pemasangan karet diatas kerangka kayu tersebut.
6. Mengukur busa yang sesuai dengan kerangka atau model sofa dan
dilakukan suatu pemasangan dengan menggunakan suatu lem.
7. Melakukan penjahitan kain setelah kain tersebut dipotong sesuai dengan
model.
8. Dilakukan pemasangan kain dahulu pada tempat dudukan setelah itu
dilakukan pada tempat sandaran.
9. Dilakukan perapatan atau perapian dalam melakukan penutupan untuk
sandaran dalam pemasangan kain dengan memasang triplek jangan sampai
rapat harus diberikan kelonggaran, setelah kain dipasang baru dirapatkan
sampai rapi dan sesuai dengan model sofa tersebut.
10. Setelah jadi dilakukan penutupan terakhir pada bawah tempat dudukan.
Adapun pertimbangan teknis yang diperhatikan oleh perusahaan dalam
pelaksanaan proyek meubel sofa ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi kualitas sofa, yakni:
a. Pemakaian (membuat) kerangka yang kuat
b. Pemakaian busa yang lebih baik
c. Pemakaian kain yang cukup
d. Menggunakan karet yang kuat
2. Perhatian terhadap barang produksi
3. Memberikan model serta kualitas barang yang baik.
6. Promosi
Di dalam mempromosikan produknya perusahaan menggunakan suatu
sarana-sarana yang sederhana serta bagus antara lain membagikan brosur-
brosur kepada orag-orang pelanggan serta pada tempat parkiran atau pusat
kota yang ramai disamping itu melakukan suatu pameran-pameran kecil
sampai pameran yang besar seperti ekspo di pusat-pusat kota.
7. Tenaga Kerja
a. Jumlah Karyawan
Karyawan Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan berasal dari sekitar
Pasuruan, jumlah karyawan yang bekerja pada Perusahaan Meubel Lindah
Pasuruan sampai sekarang mencapai 57 orang karyawan yang terdiri dari
karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.
Tenaga kerja merupakan factor yang sangat penting di dalam
menjalankan aktivitas perusahaan sehari-hari, adapun tenaga kerja yang
ada pada perusahaan meliputi:
1. Pegawai tetap 41 orang
2. Pegawai tidak tetap 16 orang
Pendidikan Karyawan
1. Untuk karyawan lulusan SMU 36 orang
2. Untuk karyawan lulusan Sarjana 21 orang
Tabel 4.1 Jumlah Karyawan Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
No. Jabatan Jumlah
1.
2.
Direktur
Wakil Direktur
1 orang
1 orang
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Manajer Pemasaran
Staf Pemasaran
Manajer Keuangan
Staf Transaction Processing System
Staf Pajak
Staf Kasir
Staf Penagihan
Manajer Konstruksi
Staf Perencanaan
Staf Produksi
Kepala Keamanan
Bagian Keamanan
Cleaning Service
1 orang
2 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
1 orang
2 orang
23 orang
1 orang
17 orang
3 orang
Jumlah 57 orang
Sumber data: Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan, 2006
Sedangkan waktu kerja dalam seminggu adalah 6 hari yaitu dimulai hari
Senin sampai dengan hari Sabtu dengan jam kerja sebagai berikut:
a. Hari Senin s/d Kamis
1) Mulai jam 08.00 – 12.00 Wib
2) Jam istirahat 12.00 – 13.00 Wib
3) Mulai 13.00 – 16.30 Wib
b. Hari Jum’at
1) Mulai jam 08.00 – 11.00 Wib
2) Jam istirahat 11.00 – 13.00 Wib
3) Mulai jam 13.00 – 16.30 Wib
c. Hari Sabtu
1) Mulai jam 08.00 – 12.00 Wib
2) Jam istirahat 12.00 – 12.30 Wib
3) Mulai jam 13.00 – 16.300 Wib
B. Analisis Data
1. Hasil Peramalan Penjualan
Sebelum peramalan atas rekening-rekening laporan laba rugi dan
neraca, maka terlebih dahulu harus dilakukan peramalan terhadap penjualan.
Dalam penyusunan atas peramalan penjualan maka digunakan metode
regresi linier, adapun data yang digunakan dalam penyusunan peramalan
penjualan tersebut yaitu penjualan tahun 2002 sampai 2006. Berdasarkan
hasil laporan keuangan pada perusahaan meubel Lindah Pasuruan, maka
dapat diketahui besarnya penjualan yang secara lengkap dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Berdasarkan penjualan bersih tersebut maka dapat diramalkan
besarnya jumlah penjualan bersih pada tahun 2007. Untuk mengetahui hasil
penjualan bersih tahun 2007 maka sebelumnya disajikan data penjualan
bersih tahun 2002 sampai 2006 yang dapat diketahui pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Penjualan Bersih perusahaan meubel Lindah Pasuruan Tahun 2002 Sampai 2006
No. Tahun Penjualan Bersih
1 2002 6.954.005.600
2 2003 7.119.978.499
3 2004 7.657.970.661
4 2005 8.101.852.275
5 2006 8.691.867.133
Sumber: Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
Berdasarkan data penjualan tahun 2002 sampai 2006 tersebut maka
dapat diketahui besarnya atau jumlah penjualan bersih tahun 2007, dalam
penelitian ini metode peramalan penjualan yang digunakan yaitu
menggunakan bahwa metode trend linier. Pada analisis trend linier ini,
persamaan yang digunakan untuk menganalisa data adalah :
Y = a + bX
Keterangan:
Y = adalah variabel dependen
a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)
b = adalah kemiringan (slope) kurva linier
X = adalah variabel independent
Adapun hasil perhitungan peramalan penjualan dengan menggunakan
metode trend linier dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Perhitungan Peramalan Penjualan Pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan Tahun 2007
Tahun X Y X2 X.Y
2002 -2 6.954.005.600 4 -13.908.011.200
2003 -1 7.119.978.499 1 -7.119.978.499
2004 0 7.657.970.661 0 0
2005 1 8.101.852.275 4 8.101.852.275
2006 2 8.691.867.133 1 17.383.734.266 0 38.525.674.168 10 4.457.596.842
Sumber: Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diketahui hasil ramalan
penjualan untuk tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Nilai koefisien a dan b diperoleh dari persamaan:
dan
dan
a = 7.705.134.834 b = 445.759.684
Dari hasil koefisien a dan b maka kalau dimasukkan ke dalam persamaan yaitu
sebagai berikut:
Y = 7.705.134.834 + 445.759.684 (x)
= 7.705.134.834 + 445.759.684 (3)
= Rp 9.042.413.886
Berdasarkan persamaaan di atas maka dapat diperoleh peramalan tingkat
penjualan dengan menggunakan metode trend linier pada Perusahaan Meubel
Lindah Pasuruan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 9.042.413.886,00
2. Hasil Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Berdasarkan hasil estimasi nilai penjualan pada tahun 2007 tersebut,
maka besarnya tingkat pertumbuhan penjualan (g) pada tahun tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus: (nilai penjualan estimasi tahun 2007-
nilai penjualan realisasi tahun 2006/ (nilai realisasi tahun 2006). Adapun secara
sistematis persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
penjualan yaitu:
Gst = x 100%
Gst = Tingkat Pertumbuhan Penjualan
St = Penjualan pada tahun t
St-1 = Penjualan pada tahun t-1
Berdasarkan rumus tingkat penjualan di atas maka dapat diketahui
tingkat pertumbuhan penjualan tahun 2002 sampai 2007. Hasil analisis
pertumbuhan tingkat penjualan pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan
maka secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Pertumbuhan Penjualan Pada PerusahaaMeubel Lindah Pasuruan Tahun 2002 Sampai 2007 (Persen)
No Tahun Pertumbuhan Penjualan
1 2002 1,73%
2 2003 2,39%
3 2004 7,56%
4 2005 5,80%
5 2006 7,28%
6 2007 4,03%Sumber: Data Diolah, 2006
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat adanya peningkatan pertumbuhan
penjualan yaitu untuk tahun 2002 sebesar 1,73%, tahun 2003 naik sebesar
0,653% menjadi 2,39% pada tahun 2003, tahun 2004 sebesar 7,56% dan
mengalami peningkatan sebesar 5,169% menjadi sebesar 7,56% pada tahun
2004. Pertumbuhan penjualan mengalami penurunan sebesar 1,79% pada tahun
2005 apabila dibandingkan dengan tahun 2006 sebesar 7,28% sedangkan pada
tahun 2007 terjadi penurunan sebesar 3,25% menjadi sebesar 4,03% pada tahun
2007. Berdasarkan hasil tersebut membuktikan bahwa dalam kurun waktu tahun
2002 sampai 2007 jumlah permintaan konsumen terhadap produk mengalami
berfluktuasi dan pada akhirnya menurunkan volume penjualan pada tahun 2007,
sedangkan pada sisi yang lain terjadinya persaingan dari perusahaan lain yang
memproduksi produk sejenis.
3. Tabulasi Laporan Laba Rugi
Langkah pertama penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah
meramalkan laporan laba rugi. Dengan tingkat pertumbuhan penjualan sebesar
4,03% maka menurut metode rasio konstan, rekening beban pokok penjualan dan
beban usaha akan meningkat sebesar tingkat pertumbuhan penjualan tersebut.
Pajak tahun berjalan besarnya rupiahnya akan mengalami perubahan, tetapi
besarnya perubahan tidak sama dengan dengan besarnya tingkat pertumbuhan
penjualan. Beban pajak dihitung dengan mengalikan antara laba sebelum manfaat
(beban) pajak dengan tingkat atau tarif pajak. Tarif pajak yang diberlakukan
dengan ketentuan perpajakan yaitu:
Laba kena pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 25.000.000,00 10%
Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 15%
Di atas Rp 25.000.000,00 30%
Rekening-rekening lain yang diasumsikan mengalami perubahan sebesar
tingkat pertumbuhan penjualan rekening rugi (laba). Perubahan rekening yang
terakhir adalah pembayaran deviden. Untuk mengetahui pengalokasian atas
tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 4,03% maka menurut metode rasio
konstan pada laporan laba rugi perusahaan maka secara lengkap dapat dilihat
pada tabel 4.5. Pada tabel 4.5 dapat diketahui atas alokasi besarnya tingkat
pertumbuhan penjualan pada setiap rekening laba rugi yaitu meliputi penjualan
bersih, beban pokok penjualan dan biaya operasional. Hal itu dikarenakan pada
keempat rekening tersebut secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan
penjualan, sedangkan untuk rekening yang lain bersifat konstan seperti pada
tahun sebelumnya.
Tabel 4.5. Laporan Laba Rugi Aktual Tahun 2006 dan Proyeksi Tahun 2007 Pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan.
Rekening(1)
Aktual 2006(2)
Dasar Ramalan1
(3)
Ramalan 20072
(4)
Penjualan TunaiPenjualan KreditTotal Penjualan
3.952.500.7604.739.366.3738.691.867.133 x 1,040 9.039.541.818
HPP 7.065.023.670 x 1,040 7.347.624.617Laba/Rugi Kotor 1.626.843.463 1.691.917.202Biaya OperasionalGaji 314451413 x 1,040 327.029.470Telepon dan Listrik 50.715.000 x 1,040 52.743.600Biaya alat tulis kantor 10.210.400 x 1,040 10.618.816Biaya Promosi 21.560.600 x 1,040 22.423.024Biaya Pengembangan SDM 25.712.500 x 1,040 26.741.000Biaya Penyusutan Bangunan 182.554.650 - 182.554.650Biaya Penyusutan mesin 73.331.575 - 73.331.575Biaya penyusutan peralatan kantor 12.671.930 - 12.671.930Biaya penyusutan kendaraan 198.713.390 - 198.713.390Jumlah Biaya operasional 889.921.458 906.827.455Biaya Bunga 31.835.420 31.835.420Total 921.756.879 938.662.875Laba Operasi 705.086.584 753.254.327Pajak 194.025.975 208.476.298Laba Bersih 511.060.609 544.778.029
Sumber : Data Diolah, 2006
4. Tabulasi Neraca
Langkah kedua penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah
meramal neraca. Dalam peramalan neraca ini, rekening-rekening yang
diasumsikan mengalami peningkatan sebesar tingkat pertumbuhan penjualan
meliputi:
1. Seluruh rekening aktiva yang terdapat pada aktiva lancar.
2. Seluruh rekening yang ada dalam aktiva tidak lancar.
3. Seluruh rekening yang terdapat pada kewajiban lancar.
4. Kewajiban pajak tangguhan-bersih dan estimasi kewajiban imbalan kerja.
Rekening-rekening yang diasumsikan mengalami peningkatan yang tidak
sama dengan besarnya tingkat pertumbuhan penjualan yaitu meliputi:
1. Hutang bank
2. Modal sendiri
Besarnya tambahan dana dari pinjaman jangka panjang didasarkan pada
besarnya kekurangan pasiva total dari aktiva totalnya. Dana yang diperlukan ini
disebut dengan dana tambahan yang diperlukan (AFN). Untuk besarnya laba
ditahan, perhitungannya dilakukan dengan cara mengurangkan besarnya deviden
total dari laba bersih perusahaan. Hasil ini dapat langsung diperoleh dari hasil
perhitungan pada analisis peramalan laporan laba rugi tahun 2007.
5. AFN (Additional Fund Needed)
Langkah terakhir penerapan metode peramalan laporan keuangan adalah
mendapatkan dana tambahan yang diperlukan. Setelah ramalan neraca dibuat dan
alokasi besarnya dana yang dibutuhkan ditentukan, maka perusahaan tinggal
mencari sumber pembelanjaan dan waktu yang tepat. Dengan ketepatan ini
diharapkan akan menghasilkan biaya modal yang relatif rendah.
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat diketahui besarnya dana
tambahan yang diperlukan (AFN) yang diperlukan oleh Perusahaan Meubel
Lindah Pasuruan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 360.222.468,00. Untuk
melakukan proporsi atas tambahan dana yang diperlukan diasumsikan
proporsinya seperti pada periode-periodenya, maka secara lengkap dapat dihitung
sebagai berikut:
a. Hutang bank Rp 1591771049
b. Modal Sendiri Rp 3907428031
Jumlah Rp 5.499.199.080
Berdasarkan jumlah aktual pada masing-masing rekening tersebut maka
dapat dilakukan proporsi atas besarnya dana tambahan yang diperlukan (AFN)
yang diperlukan untuk masing-masing rekening, yaitu dengan membagi jumlah
masing-masing rekening dengan total rekening yang ada dan dikalikan dengan
dana tambahan yang diperlukan (AFN). Dari hasil perhitungan menunjukkan
bahwa besarnya dana tambahan yang diperlukan (AFN) pada masing-masing
rekening yaitu dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Hutang bank Rp 11.502.865
b. Modal sendiri Rp 28.244.424
c. Jumlah Rp 39.747.289
Adapun secara lengkap prosedur peramalan neraca pada Perusahaan
Meubel Lindah Pasuruan Tahun 2007 dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.6. Neraca Aktual Tahun 2006 dan Proyeksi Tahun 2007 Pada Perusahaan
Meubel Lindah Pasuruan.
Rekening(1)
Aktual 2006(2)
(1+g)(3)
Angka Pertama(4)
AFN(5)
Angka Kedua(6)
AktivaAktiva LancarKas 1.760.550.600 x 1,040 1.830.972.624 1.830.972.624Piutang 1.225.600.500 x 1,040 1.274.624.520 1.274.624.520Persediaan bahan baku 712.430.500 x 1,040 740.927.720 740.927.720Persediaan barang jadi 612.340.560 x 1,040 636.834.182 636.834.182Persediaan barang dalam proses 487.430.500 x 1,040 506.927.720 506.927.720Asuransi di bayar dimuka 169.500.700 x 1,040 176.280.728 176.280.728Total Aktiva Lancar 4.967.853.360 5.166.567.494 5.166.567.494Aktiva tetap Tanah 1572482000 x 1,040 1.635.381.280 1.635.381.280Bangunan 1.825.546.500 x 1,040 1.898.568.360 1.898.568.360Akumulasi Penyusutan bangunan (1.095.327.900) (1.277.882.550) (1.277.882.550)Mesin 733.315.745 x 1,040 762.648.375 762.648.375Akumulasi penyusutan mesin (439.989.450) (513.321.025) (513.321.025)Peralatan kantor 126.719.301 x 1,040 131.788.073 131.788.073Akumulasi penyusutan kantor (76.031.580) (88.703.510) (88.703.510)Kendaraan 2.980.700.850 x 1,040 3.099.928.884 3.099.928.884Akumulasi penyusutan kendaraan (1.589.707.120) (1.788.420.510) (1.788.420.510)Jumlah aktiva tetap 4.037.708.346 x 1,040 4.037.394.397 4.037.394.397 Total Aktiva 9.005.561.706 9.203.961.891 9.203.961.891Pasiva Pasiva Lancar Hutang dagang 1.956.961.793 x 1,040 2.035.240.265 2.035.240.265
Hutang Bank 1.591.771.049 1.591.771.049 + 11.502.865 1.603.273.914Jumlah Pasiva Lancar 3.548.732.842 3.627.011.314 3.638.514.179Pasiva Jangka Panjang 1.498.300.000 x 1,040 1.558.232.000 1.558.232.000Total 5047032842 5.185.243.314 5.196.746.179Modal
Modal sendiri 3447468255 3447468.255 + 28.244.424 3.475.712.679Laba ditahan 511060609 x 1,040 531503.033 531.503.033Jumlah 3958528864 3978971.288 4.007.215.712Total Pasiva 9.005.561.706 9164214.602 +39.747.289 9.203.961.891
Sumber: Data Diolah, 2006
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam melakukan perencanaan keuangan pada Perusahaan Meubel Lindah
Pasuruan maka langkah pertama yang dilakukan yaitu dengan melakukan
penyusunan atas peramalan penjualan. Untuk melakukan peramalan maka
digunakan metode peramalan yaitu metode trend linier. Hasil estimasi dari
pertumbuhan penjualan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 9.042.413.886,00 yang
memiliki tingkat pertumbuhan sebesar 4,03% apabila dibandingkan dengan tahun
2006. Hasil tersebut menunjukkan adanya gambaran yang jelas kepada
perusahaan untuk menetapkan kebijakan yang akan diambil dalam usaha
meningkatkan penjualan bersih.
Dalam penerapan metode peramalan laporan keuangan maka langkah
pertama yang dilakukan yaitu dengan meramalkan laporan laba rugi, berdasarkan
tingkat pertumbuhan penjualan sebesar 4,03%. Menurut metode rasio konstan,
rekening beban pokok penjualan dan beban usaha akan meningkat sebesar tingkat
pertumbuhan penjualan tersebut. Untuk beban bunga diasumsikan tetap konstan
atau sama dengan tahun 2006.
Berdasarkan hasil peramalan laporan laba rugi perusahaan menunjukkan
adanya peningkatan laba bersih perusahaan yang semula pada tahun 2006 sebesar
Rp 511.060.609,00 menjadi sebesar Rp 544.778.029,00. Adanya peningkatan
tersebut dikarenakan adanya peningkatan volume penjualan pada tahun 2007.
Kesimpulan dari hasil proyeksi yang dilakukan pada neraca menunjukkan
bahwa Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan membutuhkan dana tambahan yang
diperlukan (AFN) dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Hasil perhitungan
AFN dilakukan dengan menggunakan sistem proporsi besarnya dana tambahan
yaitu sebesar Rp 39.747.289,00. Hasil penelitian ini mendukung atas hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Rosul (1993), dimana hasil analisis tersebut
menunjukkan bahwa Perusahaan Mebel CV Kalingga Perdana Sakti Surabaya
membutuhkan dana tambahan dalam melakukan kegiatan operasionalnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Hasil analisis data mengenai penyusunan rencana keuangan
pada Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan pada tahun 2007 dapat
disimpulkan bahwa nilai penjualan estimasi sebesar Rp 9.042.413.886,00 atau
mengalami pertumbuhan sebesar 4,03%. Berdasarkan hasil perhitungan mengenai
pertumbuhan penjualan tersebut maka besarnya laba yang diestimasikan
tahun 2007 yaitu sebesar Rp544.778.029,00. Adapun dalam rangka untuk
merealisasikan atas peningkatan penjualan tahun 2007, maka Perusahaan Meubel
Lindah Pasuruan membutuhkan nilai aset sebesar Rp9.203.961.891. Dengan
demikian besarnya dana tambahan yang diperlukan (AFN) yaitu sebesar
Rp 39.747.289,00.
B. Implikasi
a. Bagi perusahaan
Perusahaan Meubel Lindah Pasuruan diharapkan dalam melakukan
penyusunan atas rencana keuangan untuk menggunakan peramalan keuangan
sebagai alat pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
Langkah tersebut dilakukan dalam rangka untuk memberikan arah yang jelas
dalam melakukan koordinasi dan untuk evaluasi atas kegiatan perusahaan
dalam rangka untuk pencapaian tujuan di masa yang akan datang.
b. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini
diharapkan untuk menyempurnakannya yaitu dengan menambah waktu atau
periode pengamatan atas penjualan bersih yang telah dicapai oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham & Houston, 1999, Manajemen Keuangan, Buku Kedua, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Gitosudarmo dan Basri, 1992, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE Yogyakarta.
Hanafi, Mamduh, M & Halim, Abdul, 2000, Analisa Laporan Keuangan. UPP AMD YKPN, Yogjakarta.
Indriantoro dan Supomo, 2002, Metodologi Penelitian Bisinis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Kieso & Weygandt, 1995, Akuntansi Intermediate, Edisi Ketutuh, Jilid Pertama, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Munawir, S. 1992, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.
Riyanto, Bambang. 1995. Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Universitas Gajah Mada Jogjakarta.
Smith dan Skousen, 1993, Akuntansi Intermediate, Edisi Kedelapan, Jilid I, Alih Bahasa Nugroho Widjajanto, Penerbit Erlangga: Jakarta.
Tampubolon, Manahan, 2005, Manajemen Keuangan (Finance Management), Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia: Bogor.
Munawir, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas Penerbit Liberty: Yogyakarta.
Weston J. Fred & Copeland E Thomas, 1999, Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga Jakarta.
Ridwan dan Barlian, 2004, Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, Cetakan Kedua, Penerbit Atas Kerjasama Penulis dengan Yayasan Honda Motor.
Weston & Brigham, 1991, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh, Jilid Pertama, Penerbit Erlangga Jakarta.
Top Related