ATRESIA TRIKUSPIDALIS
Kelompok 6 :Riana Vera Andantika122310101006Desi Rahmawati122310101021Retno Puji A.122310101027Dwi Nida D.122310101045Armita Iriyana H.122310101051Cholil Albarizi122310101068
DEFINISI
Penyakit atresia trikuspidalis adalah penyakit cacat jantung pada saat bayi lahir katup trikuspidalis tidak terbentuk sempurna serta ventrikel kanan kurang berkembang sehingga biasanya pada penderita atresia trikuspidalis, darah bukan mengalir dari atrium kanan ke ventrikal kanan melainkan dari atrium kanan ke atrium kiri melalui lubang (defek) di dinding antara atrium (septum)
Atresia trikuspid juga dapat dikaitkan dengan transposisi arteri besar, di mana aorta, arteri besar yang membawa darah ke tubuh, muncul dari ventrikel kanan, dan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) muncul dari ventrikel kiri.
ETIOLOGIAtresia trikuspidalis terjadi selama
pertumbuhan janin ketika jantung bayi berkembang. Ada bermacam-macam penyebab terjadinya penyakit atresia tricuspidalis diantaranya yaitu karena adanya gen turunan dari silsilah keluarga namun penyebab pasti penyakit jantung bawaan tidak diketahui dalam banyak kasus.
TANDA DAN GEJALA
1. Sianosis atau warna biru atau ungu pada bibir, kulit, dan kuku 2. Suara jantung murmur 3. Sesak napas 4. Kesulitan makan 5. Berat badan berkurang 6. Kelelahan 7. Bentuk abnormal dari ujung jari tangan ("clubbing") pada anak-anak lebih tua
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• X – ray Dada • Tes Darah• Elektrokardiogram
( EKG ) • Echocardiogram
( "echo " atau USG ) • Kateterisasi jantung
PENATALAKSANAAN
Saat ini tidak ada cara untuk mengganti katup trikuspidalis yang rusak (tidak terbentuk sempurna)
Pengobatan untuk atresia trikuspidalis menggunakan operasi untuk memperlancar aliran darah yang cukup melalui jantung dan ke paru-paru, sehingga tubuh bayi dapat menerima darah dalam jumlah yang tepat dan kaya oksigen
Adapun pembedahan yang dapat dilakukan misanya dengan pembedahan switch dimana aorta dan arteri plumonalis dipotong dan digeser pada posisi yang benar. Pembedahan tersebut dilakukan pada kondisi atresia trikuspidalis jika terdapat aorta yang merupakan arteri besar yang membawa darah ke tubuh muncul dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis ( arteri paru-paru ) muncul dari ventrikel kiri.
Selain itu terdapat pula pembedahan Frontan dimana pada pembedahan ini suatu saluran ditempatkan secara langsung antara atrium kanan dengan arteri plumonalis. Atrium kanan kemudian digunakan sebagai ruang pemompa.
Setelah prosedur operasi dilakukan maka anak tersebut membutuhkan pemantauan kesehatan jantungnya, anak membutuhkan perawatan tindak lanjut dengan perawat atau orangtua yang mengetahui kondisi anak tersebut. Anak juga Anak post operasi disarankan untuk tidak melakukan aktifitas berat yang dapat mengganggu fungsi jantungnya.
Asuhan Keperawatan pada Klien Penderita Atresia
Trikuspidalis
• Pengkajian• Anamnesa• Menetapkan Diagnosa
Keperawatan• Intervensi Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan
Kriteria
Intervensi Rasional
1. Intoleran aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimbangan
antara suplai oksigen
dan kebutuhan tubuh
Tujuan:
Pasien akan
mampu
mengalami
peningkatan
aktivitas
Kriteria Hasil:
Pasien mampu
mengalami
peningkatan
aktivitas, tidak
merasa lelah
1. Kaji
toleransi pasien terhadap
aktivitas menggunakan
parameter berikut:
frekuensi nadi 20 per
menit diatas frekuensi
istirahat,TD, nyeri dada,
dan kelelahan berat
1. Kaji kesiapan untuk
meningkatkan aktivitas
contoh penurunan
kelemahan/kelelahan,T
D stabil/frekuensi nadi,
peningkatkan perhatian
pada aktivitas dan
perawatan diri.
1. Parameter
menunjukkan
respons fisiologis
pasien terhadap
stress aktivitas dan
indikator derajat
pengaruh kelebihan
kerja/jantung
2. Stabilitas fisiologis
pada istirahat
penting untuk
memajukkan
tingkat aktivitas
individual
2.
Ansietas
berhubungan dengan
efek fisiologis
Tujuan:
Paien tidak
menunjukkan
tanda ansietas
dan cenderung
tenang
1. Koordinasikan
waktu istirahat dan
aktivitas saat tepat
untuk kondisi
1. Dorong ventilasi
perasaan tentang
penyakit-efeknya
terhadap pola hidup
dan status kesehatan
akan datang.
1. Memberikan rasa
kontrol pasien untuk
menangani beberapa
aspek pengobatan
(contoh aktivitas
perawatan, waktu
pribadi). Menurunkan
kelemahan dan
meningkatkan energi
2. Mekanisme adaptif
perlu untuk
mengkoping dengan
penyakit katup
jantung dan secara
tepat menganggu pola
hidup seseorang.
Penurunan curah
jantung
berhubungan
dengan
malformasi
jantung
Tujuan: pasien
akan mampu
bernafas dengan
lancar.
Kriteria hasil:
pasien mampu
bernafas dengan
lancar
1. Kaji tanda-tanda vital
seperti frekuensi nadi,
tekanan darah serta
frekuensi pernapasan.
2.Posisikan pasien
dengan posisi fowler’s
1. Parameter untuk
mengetahui kondisi
pasien saat ini
2. Posisi fowler’s
membuat kerja
jantung tidak berat
sehingga pasien bisa
bernapas lebih baik
(tidak merasa sesak)