1
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Dengan Kasus Malaria
Laporan Pendahuluan
2.1 Definisi
Malaria berasal dari bahasa Italia yang terdiri dari dua suku kata. Mala yang berarti
buruk dan Aria bermakna udara. Zaman dulu orang beranggapan malaria disebabkan oleh
udara yang kotor. Di Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan paladisme atau
paludisme, yang bermakna daerah rawa atau payau, sebab banyak ditemukan di pinggiran
pantai.
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium
falciparum yang ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Dikenal lima macam
spesies yaitu: Plasmodium ovale, Plasmodium malariae dan Plasmodium knowlesi. Parasit
yang terakhir disebutkan ini belum banyak dilaporkan di Indonesia.
2.2 Etiologi
Malaria adalah penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh plasmodium, yang
selain menginfeksi manusia juga menginfeksi binatang seperti burung, reptil, mamalia.
Termasuk genus plasmodium dari famili plasmodidae, ordo Eucoccidiorida, klas
Sporozoasida, dan phyllum Apicomplexa . Plasmodium ini pada manusia menginfeksi
eritrosit (sel darah merah) dan mengalami pembiakan secara aseksual di jaringan hati dan
di eritrosit. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk anopheles betina. Terdapat
empat plasmodium yang menginfeksi manusia, yang sering di jumpai adalah Plasmodium
vivax yang menyebabkan malaria tertiana dan Plasmodium falciparum yang menyebabkan
malaria tropika. Plasmodium malariae juga pernah terjadi di Indonesia namun sangat
jarang. Plasmodium ovale pernah di laporkan terjadi di Irian Jaya, pulau Timor dan pulau
Owi (utara Irian Jaya). Sejak tahun 2004 telah di laporkan malaria baru dikenal sebagai
malaria ke 5 (the fifth malaria) yang disebabkan oleh Plasmodium knowlesi yang
sebelumnya hanya menginfeksi monyet ekor panjang, namun sekarang dapat pula
menginfeksi manusia
2
2.3 Epidemiologi
a. Masalah global
Malaria hampir ditemukan di seluruh dunia, terutama yang beriklim tropis dan subtropics. Menurut WHO (2010) memperkirakan insiden malaria di dunia mencapai 215 juta kasus dan diantara terinfeksi parasit Plasmodium sekitar 655 ribu.
Sebanyak 90% kematian terjadi pada abak-anak dengan rasio 1:4 anak
balita di Afrika meninggal karena malaria. Di Asia Tenggara negara yang termasuk
wilayah endemis malaria adalah : Bangladesh, Bhutan, India, Indonesia, Maldives,
Myanmar, Nepal, Srilanka dan Thailand. Penyebaran malaria terjadi dalam
wilayah-wilayah yang terbentang luas meliputi belahan bumi uatara dan selatan
seperti Kenya atau 2,800 m diatas permukaan laut.
b. Malaria berdasarkan laporan
1). Stratifikasi Malaria : Di Indonesia sejak tahun 2007 menggunakan indicator
Annual Prasite Includiendce (API) dengan syarat bahwa setiap kasus malaria harus
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan sediaan darah dan semua kasus positif harus
di obati dengan pengobatan kombinasi berbasis aetemisinin atau CTV (Artemisinim
based Combination Theapies). Berdasarkan API provinsi tertinggi pada tahun
2008-2009 adalah Papua Barat NTT dan Papua.
2). Plasmodium : plasmodium yang menyebabkan malaria di Indonesia yaitu,
pada tahun 2009 tertinggi Plasmodium vivax 55,8% kemudian Plasmodium
Fulsifarum dan Plasmodium ovael tidak dilaporkan
3). Sebaran KLB (Kejadian Luar Biasa) : tahun 2006-2009 KLB selalu terjadi
di pulau Kalimantan dengan kabupaten dan kota yang berbeda-beda tiap tahun,
pada tahun 2009 KLB dilaporkan terjadi di Jawa ( Jawa Tengah,Timur, dan Banten)
Kalimantan , SUMBAR, NAD dan SUMBAR serta Lampung, dengan jumlah total
penderita 1869 orang dengan jumlah kematian 11 orang.
2.4 Patosifiologi
Penularan malaria Secara umum, setiap orang dapat terinfeksi malaria, tetapi ada
beberapa orang yang memiliki kekebalan terhadap parasit malaria, baik yang bersifat
3
bawaan/alamiah maupun didapat. Orang yang paling berisiko terinfeksi malaria
adalah anak balita, wanita hamil, serta penduduk nonimun yang mengunjungi daerah
endemis malaria, seperti para pengungsi, transmigran, dan wisatawan.
Penyakit malaria ditularkan melalui dua cara, yaitu alamiah dan non alamiah.
Penularan secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk Anopheles sp yang
mengandung parasit malaria dan nonalamiah jka bukan melalui gigitan nyamuk
Anopheles sp. Berikut beberapa penularan malaria secara nonalamiah.
a. Malaria bawaan (kongenital) Malaria kongenital adalah malaria pada bayi yang
baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Penularannya terjadi karena
adanya kelainan pada sawar plasenta (selaput yang melindungi plasenta) sehingga
tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada janinnya. Selain melalui plasenta,
penularan dari ibu kepada bayinya yang dapat melalui tali pusat. Gejala pada bayi
yang baru lahir berupa demam, iritabilitas (mudah terangsang sehingga sering
menangis / rewel), pembesaran hati dan limpa, anemia, tidak mau makan/minum,
serta kuning pada kulit dan selaput lendir. Keadaan ini harus dibedakan denga
infeksi kongenital lainnya, seperti taxoplasma, rubella, sifilis kongenital dan
anemia hemolitik. Pembuktian pasti dilakukan dengan deteksi parasit malaria pada
darah bayi.
b. Penularan mekanik Transfusi malaria adalah infeksi malaria yang ditularkan
melalui transfusi darah dari donor yang terinfeksi malaria, pemakaian jarum suntik
secara bersama-sama pada pecandu narkoba, atau melalui transplantasi organ.
Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para pecandu obat bius yang
menggunakan jarum suntik yang tidak steril. Parasit malaria dapat hidup selama
tujuh hari dalam darah donor. Biasanya, masa inkubasi transfusion malaria lebih
singkat dibandingkan infeksi malaria secara alamiah.
2.5 Manifestasi klinis
Keluhan dan tanda klinis, merupakan petunjuk yang penting dalam diagnosa
malaria. Gejala klinis ini dipengaruhi oleh jenis/strain Plasmodium sp, imunitas tubuh dan
jumlah parasit yang menginfeksi. Waktu mulai terjadinya infeksi sampai timbulnya gejala
klinis dikenal sebagai waktu inkubasi, sedangkan waktu antara terjadinya infeksi sampai
4
ditemukannya parasit dalam darah disebut periode prepaten. Menurut Gejala klasik malaria
yang umum terdiri dari tiga stadium (trias malaria), (Harijanto, 2010) yaitu:
a. Stadium dingin. Mulai dari menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering
membungkus diri dengan selimut dan pada saat 18 menggigil sering seluruh badan
bergetar dan gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan.
Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya
temperatur.
b. Stadium panas. Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan
panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400C atau lebih, respirasi meningkat,
nyeri kepala, terkadang muntah-muntah, dan syok. Periode ini lebih lama dari fase
dingin, dapat sampai dua jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.
c. Stadium berkeringat. Mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai basah,
temperatur turun, lelah, dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa
sehat dan dapat melaksanakan pekerjaan seperti biasa
Didaerah dengan tingkat endemisitas malaria tinggi, sering kali orang dewasa tidak
menunjukkan gejala klinis meskipun darahnya mengandung parasit malaria. Hal ini
merupakan imunitas yang terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang. Limpa penderita
biasanya membesar pada serangan pertama yang berat/setelah beberapa kali serangan
dalam waktu yang lama. Bila dilakukan pengobatan secara baik maka limpa akan
berangsur-berangsur mengecil.
Keluhan pertama malaria adalah demam, menggigil, dan dapat disertai sakit kepala,
mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal. Untuk penderita tersangka malaria
berat, dapat disertai satu atau lebih gejala berikut: gangguan kesadaran dalam berbagai
derajat, kejang-kejang, panas sangat tinggi, mata atau tubuh kuning, perdarahan dihidung,
gusi 19 atau saluran pencernaan, nafas cepat, muntah terus-menerus, tidak dapat makan
minum, warna air seni seperti teh tua sampai kehitaman serta jumlah air seni kurang sampai
tidak ada.
2.6 Pemeriksaan penunjang
5
A. Pemeriksaan penunjang :
1. Pemeriksaan laboratorium7,9,10
a. Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/Iapangan/rumah sakit untuk
menentukan Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif),Spesies dan stadium
plasmodium, Kepadatan parasie. Untuk penderita tersangka malaria berat perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1). Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam
sampai 3 hari berturut-turut.
2). Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan
parasit maka diagnosis malaria disingkirkan.
b. Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan
metoda imunokromatografi, dalam bentuk dipstik Tes ini sangat bermanfaat pada unit gawat
darurat, pada saat terjadi kejadian luar biasa dan di daerah terpencil yang tidak tersedia
fasilitas lab serta untuk survey tertentu. Hal yang penting lainnya adalah penyimpanan RDT
ini sebaiknya dalam lemari es tetapi tidak dalam freezer pendingin.
c. Pemeriksaan penunjang untuk malaria berat:
Pemeriksaan peninjang meliputi; darah rutin, kimia darah lain (gula darah, serum bilirubin,
SGOT & SGPT, alkali fosfatase, albumin/globulin, ureum, kreatinin, natrium dan kalium,
anaIisis gas darah, EKG, Foto toraks,Analisis cairan serebrospinalis, Biakan darah dan uji
serologi, dan Urinalisis.
2.7 Penatalaksanaan
2.7.1 Medis
Obat yang ideal yaitu obat yang memnuhi syarat:
1. Membunuh semua parasite dan stadium
2. Mudah cara pemberiannya
3. Harga murah dan terjangkau
4. Efek samping sedikit
6
Jenis obat umum
1. Golongan astermisinim
a. Artesunant
b. Arte meter
c. Artemisinim
d. Artheeter
e. Dehidraastemisinim
2. Golongan ACT (Artemisin base combination therapy)
a. CO-Artem
b. Artekin
3. Pengobatan malaria dengan obat-obatan non CTV
a. Klorokuin disfufat
b. Sulfa doksia
c. Kina sulfat
d. Primakuin
2.7.2 Non medis
1. Pertahanan fungsi vital (sirkulasi, kebutuhan cairan dan infuse)
2. Hindari trauma ( bagaimana tindakan yang dilakukan supaya klien tidak mengalami trauma)
3. Hati-hati komplikasi (perhatikan keadaan klien agar tidak terjadi akibat lanjut)
4. Posisi tidur sesuai dengan kebutuhan (mengatur posisi klien agar lebih nyaman)
5. Monitoring (temperature, nadi, TD, dan respirasi)
6. Perhatikan diet (diet yang digunakan pada pasien)
Selain itu dilaksanakannya pencegahan malaria dengan cara:
7
1. Menggunakan kelambu
2. Menggunakan pembasmian nyamuk
3. Tempat tinggal jauhkan dari kandang ternak
4. Membersihkan sarang nyamuk dan tempat hinggap nyamuk
5. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventelasi
6. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprot (bubuk obat)
7. Hindari rumah yang gelap, kotor, lembab dari genangan air
2.8 Pencegahan
Pencegahan malaria secara garis besarnya mencakup tiga aspek sebagai berikut:
1. Mengurangi pengandung gametosit yang merupakan sumber infiksi (reservoar).
2. Memberantas nyamuk sebagai vektor malaria.
3. Melindungi orang yang rentan dan beresiko terinfeksi malaria.
Mengurangi Pembawaan Gametosit
Agar dapt menjadi sumber infeksi sebagai pembawa gametosit, seorang penderita
harus mengandung gametosit dalam jumlah yang besar dalam darahnya. Dengan demikian,
nyamuk dapat menghisapnya dan menularkan kepada orang lain. Hal tersebut dapat
dicegah dengan jalan mengobati penderita malaria akut dengan obat yang efektif terhadap
fase awal dari siklus eritrosit aseksual (hal ini terkait dengan cepatnya diagnosis malaria)
sehingga gametosit tidak sempat terbentuk di dalam darah penderita. Selain itu, jika
gametosit telah terbentuk, dapat dipakai jenis obat yang secara spesifik
Konsep Asuhan Keperawatan
8
3.1 Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasikan,
mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik,
mental, sosial dan lingkungan.
1. Pengkajian
a) Nama: identitas bayi
b) Umur: terjadi pada bayi baru lahir, anak-anak atau pada usia tua
c) Jenis kelamin: bisa terjadi pada pria atau wanita
d) Pekerjaan: biasanya terjadi pada orang yang bekerja pada daerah dengan polusi
tinggi
2. Status kesehatan saat ini
a. Keluhan uatama
Biasanya klien dengan penyekit malaria dating kerumah sakit denan keluhan demam,
tidak mau makan, kepala terasa pusing, perut bagian kanan tersa sakit, terasa mual dan
ingin muntah (Wijaya, 2013)
b. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya klien menderita penyekit malaria pada saat dikalukan pengkajian keluhan
yang dirasakan oleh pasien masih terasa demam, lemas, mual, tidak mau makan.
(Wijaya, 2013)
3. Riwayat penyakit terdahulu
a. Riwayat penyakit sebelumnya
Biasanya pasien yang mngelami penyakit malaria menpunyai riwayat pernah
mengalami malaria sebelumnya dan pernah dirawat dirumah sakit atau beribat
dengan gejala atau penyakit yang sama (Wijaya, 2013)
b. Riwayat penyakit keluarga
9
Biasanya pasien yang menderita penyakit malaria ini di dalam keluarganya juga
ada yang menderita penyakit malaria (Wijaya, 2013)
c. Riwayat pengobatan
tanyakan riwayat minum obat malaria sebelumnya dan apakah pernah
mendapatkan tranfusi darah sebelumnya. (Wijayah. 2013)
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
5. Pemeriksaan kesadaran
gelisah, ketakutan, kacau, mental, disorientasi, deliriu atau koma. (Kunoli, 2012)
6. Tanda-tanda vital
Tekanan darah normal atau menurun
3.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa adalah upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa
yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai
gejala-gejalanya.
3.3 Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien
dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil
yang diharapkan.
3.4 Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan dalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status yang dihadapi status kesehatan kestatus
kesehatan yang baik yang mengambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
3.5 Evaluasi keperawatan
10
Evalusi keperawatan adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk
mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang suatu
program.
APLIKASI KASUS
4.1 Kasus semu
Nn. S (20th) dirawat di RS Jemursari dengan keluhan demam sudah 3 hari dengan suhu
39.8 dan disertai mual, muntah sebanyak 3 kali sehari
4.2 Asuhan keperawatan
FORMAT PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama : Nn. S No. RM : 34xxxx
Umur : 20 tahun Tgl. MRS : 24 Februari 2020
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa : Malaria
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : jl. Singo Menggolo IV
Tanggungan : Askes/Jamsostek/Jamkesda/Sendiri
I. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1.1 Riwayat Sebelum Sakit:
Penyakit berat yang penah diderita : tidak ada
Obat-obat yang biasa dikonsumsi : tidak ada
Kebiasaan berobat : tidak ada
Alergi : tidak ada
Kebiasaan merokok/alkohol : tidak ada
11
1.2 Riwayat Penyakit Sekarang :
Keluhan utama : Pasien mengatakan pasien masih terasa demam, mual - muntah
Riwayat keluhan utama : Pasien mengatakan pasien masih terasa demam 3 hari, lemas, dan mual - muntah sebanyak 3x sehari
Upaya yang telah dilakukan : Pasien mengatakan pergi ke apotek untuk membeli obat parasetamol
Terapi/operasi yang dilakukan : Pasien meminum obat secara teratur
1.3 Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa ayahnya pernah memiliki riwayat penyakit malaria sesuai dengan keluhan dan tanda - tanda yang diderita pasien saat ini.
Genogram:
1.4 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien mengatakan lingkungan tempat tinggalnya kotor, lembab.
1.5 Riwayat Kesehatan Lainnya:
Pasien mengatakan sebelumnya hanya merasakan demam saja .
Alat bantu yang dipakai:
-Gigi palsu : tidak
-Kaca mata : tidak
-Pendengaran : tidak
-Lainnya (sebutkan) :
…………………………………………………………………………………………
II. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
2.1 Keadaan umum :
Pasien tampak gelisah.
2.2 Tanda-tanda vital, TB dan BB:
S : 39,80C N : 102 x/mnt TD : 130/70 mmHg RR: 22x/mnt HR:….x/mnt
√ axilla � teratur � lengan kiri √ normal � teratur
12
� rectal � tidak teratur √ lengan kanan � cyanosis �tidak teratur
� oral √ kuat � berbaring � cheynestoke
� lemah � duduk � kusmaul
Lainnya(sebutkan)…………………………………………………………………….
TB : 170cm BB : 67kg.
2.3 Body Systems:
2.3.1 Pernapasan (B1: Breathing)
Hidung : Normal. Hidung symetri tidak lesi, tidak ada benjolan pada hidung.
Trachea : palpasi : Normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
� nyeri � dyspnea � orthopnea � cyanosis � batuk darah
� napas dangkal � retraksi dada � sputum � tracheostomy � respirator
Suara nafas tambahan :
� wheezing : lokasi : normal, tidak ada gangguan
� ronchi : lokasi normal, tidak ada gangguan
� rales : lokasi normal, tidak ada gangguan
� crackles : lokasi normal, tidak ada gangguan
Bentuk dada :
√ simetris � tidak simetris
� lainnya (sebutkan) ……………………………….
2.3.2 Cardiovaskuler (B2: Bleeding)
� nyeri dada � pusing � sakit kepala � kram kaki � palpitasi � clubbing finger
Suara jantung:
√ normal
� ada kelainan (sebutkan) ………………………………………………………
Edema:
13
� palpebra � anasarka � extremitas atas � ekstremitas bawah � ascites √ tdk ada
�lainnya (sebutkan) ………………………………………………………………………
2.3.3 Persyarafan (B3: Brain)
√ composmentis � apatis � somnolent � sopor � koma � gelisah
Glasgow Coma Scale (GCS):
E : 4 V : 5 M : 6 Nilai total : 15
Kepala dan wajah :
Mata:
Sklera : √ putih � icterus � merah � perdarahan
Conjungctiva : � pucat √ merah muda
Pupil : √ isokor � anisokor � miosis � midriasis
Leher (sebutkan) inspeksi: tidak ada bendungan vena jugularis
Refleks (spesifik) : perkusi : dengan menggunakan alat medis refleks hummers jika diketuk lututnya ada respon berarti saraf baik
- Lainnya (sebutkan) : tidak ada masalah dalam persyarafan
Persepsi sensori:
Pendengaran :
- kiri : normal, bisa mendengar dengan baik, tidak ada selumen
- kanan : normal, bisa mendengar dengan baik, tidak ada selumen
Penciuman : normal, dapat mencium bau dengan baik
Pengecapan : √ manis: ………… √ asin: ……………… √ pahit: …………...
Penglihatan :
- kiri : normal, dapat melihat dengan jelas
- kanan : normal, dapat melihat dengan jelas
14
Perabaan : √ panas: ………… √ dingin: …………… √ tekan: ………….
2.3.4 Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Produksi urine :1500 ml Frekuensi :1 x/hari
Warna : Kuning Bau : Khas
� oliguri � poliuri � dysuri � hematuri � nocturi � nyeri � dipasang kateter
� menetes � panas � sering � inkotinen � retensi � cystotomi
√ tidak ada masalah
� Alat Bantu (sebutkan) …………………………………………………………………
� lainnya (sebutkan) ……………………………………………………………………..
2.3.5 Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Mulut dan tenggorok : Inspeksi : Mulut simetris, tidak terdapat sariawan
Abdomen : Inspeksi : Bentuk normal, tidak ada lesi, (-) Asites,
Auskultasi : Normal, adanya pristaltik pada usus
Rectum : Normal, tidak ada konstipasi, (-) hemoroid
BAB : 2x/hari Konsistensi, lunak bau khas
� diare � konstipasi � feses berdarah √ tidak terasa � kesulitan
� melena � colostomi � wasir � pencahar � lavament
� tidak ada masalah
� Alat Bantu (sebutkan) tidak ada
�lainnya (sebutkan) ………………………………………………………………………
Diet khusus : tidak ada
Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)
Kemampuan pergerakan sendi √ bebas � terbatas
15
- Parese : � ya √ tidak
- Paralise : � ya √ tidak
- Parese : � ya √ tidak
- Lainnya (sebutkan) ………………………………………………………………
Extremitas:
- Atas : √ tidak ada kelainan � peradangan � patah tulang � perlukaan
Lokasi ………………………………………………………………
- Bawah : √ tidak ada kelainan � peradangan � patah tulang � perlukaan
Lokasi ……………………………………………………………..
Tulang belakang : ………………………………………………………………..
Kulit :
-Warna kulit : � ikterik � cyanotik � pucat √ kemerahan � pigmentasi
-Akral : √ hangat � panas � dingin kering � dingin basah
-Turgor : √ baik � cukup � jelek/menurun
2.3.6 Sistem Endokrin
Terapi hormon : ………………………………….
Karakteristik sex sekunder: ………………………
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik:
� Perubahan ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa
� Kekeringan kulit atau rambut
� Exopthalmus
� Goiter
� Hipoglikemia
� Tidak toleran terhadap panas
� Tidak toleran terhadap dingin
� Polidipsi
16
� Poliphagi
� Poliuria
� Postural hipotensi
√ Kelemahan
2.3.7 Sistem Reproduksi
Laki-laki :
- Kelamin : Bentuk �Normal � tidak normal (jelaskan) ........................…
Kebersihan � bersih � kotor (jelaskan) …………………………
Perempuan :
- Payudara : Bentuk √ simetris � asimetris (jelaskan) ….…………………
Benjolan √ tidak ada � ada (jelaskan) ………..…………………
- Kelamin : Bentuk √ normal � tidak normal (jelaskan) ………………...
Keputihan √ tidak ada � ada (jelaskan) …………………………..
- Siklus haid: …… hari √ teratur � tidak teratur (jelaskan) …………………
III. POLA AKTIVITAS ( Di RUMAH dan RS)
3.1 Makan:
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 3 x/hari 3x/hari
Jenis menu Nasi, ikan, sayur, buah Nasi
Porsi 1 porsi 1 porsi
Yang disukai Telur Tidak ada
Yang tidak disukai Ayam Tidak ada
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Alergi Tidak ada Tidak ada
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
3.2 Minum:
17
Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 1500 Ml 700 Ml
Jenis minuman Air putih Teh hangat
Jumlah (Lt/gelas) 1 Aquah besar 1 gelas
Yang disukai Teh Pucuk Tidak ada
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Pantangan Tidak ada Tidak ada
Alergi Tidak ada Tidak ada
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
3.3 Kebersihan diri:
Rumah Rumah Sakit
Mandi 3 kali sehari 2 kali sehari
Keramas 2 kali seminggu Tidak pernah
Sikat gigi 3 kali sehari 3 kali sehari
Memotong kuku 1 minggu sekali Tidak pernah
Ganti pakaian 2 kali sehari 3 kali sehari
Lain-lain Tidak ada Tidak ada
3.4 Istirahat dan aktivitas:
3.4.1 Istirahat Tidur
Rumah Rumah Sakit
Tidur Siang lama …3..... jam
jam 12.00. s/d jam 15.00
lama …2..... jam
jam 13.00. s/d jam 14.00.
Tidur Malam lama ….8.... jam
jam 09.00. s/d jam 05.00.
lama …..6... jam
jam 10.00. s/d jam 04.00.
Gangguan Tidur Tidak ada Tidak ada
18
3.4.2 Aktivitas
Rumah Rumah Sakit
Aktivitas sehari-hari Lama 8. jam
Jam 07.00. s/d jam 15.00.
lama 1. jam
jam 07.30. s/d jam 08.30.
Jenis Aktifitas
Berkerja
Berolaraga kecil di ruangan
Tingkat ketergantungan
Tidak ada
Tidak ada
IV. PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
4.1 Sosial/Interaksi:
Hubungan dengan klien :
� kenal √ tidak kenal � lainnya (sebutkan) ………………
Dukungan keluarga :
√ aktif � kurang � tidak ada
Dukungan kelompok/teman/masyarakat :
√ aktif � kurang � tidak ada
Reaksi saat interaksi :
� tidak kooperatif � bermusuhan � mudah tersingung � defensif
� curiga � kontak mata √ kooperatif
Konflik yang terjadi terhadap :
� Peran � Nilai � lainnya (sebutkan) ………………
4.2 Spiritual :
Konsep tentang penguasa kehidupan :
� Tuhan √ Allah � Dewa � Lainnya (sebutkan)
Sumber kekuatan/harapan saat sakit :
19
� Tuhan √ Allah � Dewa � Lainnya (sebutkan) ……………………….
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini :
√ Sholat � Baca kitab suci � Lainnya (sebutkan) ……………………….
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini :
√ Lewat ibadah � Rohaniawan � Lainnya (sebutkan) ……………………….
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama :
� Makanan � Tindakan � Obat-obatan � Lainnya (sebutkan) …………………
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini :
√ Ya � Tidak
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan :
√ Ya � Tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit :
� Hukuman √ Cobaan/peringatan � Lainnya (sebutkan) …………………………
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
5.1 Laboratorium : pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium
5.2 X Ray : pasien tidak dilakukan pemeriksaan xray
5.3 USG : pasien tidak dilakukan pemeriksaan USG
5.4 EKG : pasien tidak dilakukan pemeriksaan EKG
Lain-lain (sebutkan):
……………………………………………………………………………………………...…...……………………………………………………………………………….…………......................................................................................................................
20
VI. TERAPI
1. Golongan astermisinim
a. Artesunant
b. Arte meter
c. Artemisinim
d. Artheeter
e. Dehidraastemisinim
21
ANALISA DATA
Nama Pasien : Nn. S No. RM : 34XXX
Umur : 20 Th/Bln
NO DATA (DS/DO) ETIOLOGI MASALAH 1
2.
DS: px mengatakan sudah 3 hari
demam dan mual muntah sebanyak
3x sehari
DO: px tampak pucat dan
berkeringat banyak
TD : 130/80 mmHg
N : 102x/menit
S : 39,8°C
RR : 22x/menit
DS : px mengatakan masih mual
muntah 2x sehari, merasa lemas
dan merasakan pegal seluruh badan
DO : px terlihat lemah , dan
berkeringat banyak
TD: 120/80 mmHg
N : 90x/menit
S : 39,5°C
RR : 20x/menit
Proses penyakit
Disebabkan oleh
adanya proses infeksi
Demam , Mengiggil
Hipertermia
Gejala penyakit
Mengeluh tidak
kenyamanan
Mengeluh lemas,
mual muntah , dan
mengeluh pegal seluruh
badan
Gangguan Rasa
Nyaman
Gangguan pada
Hipertermia
Gangguan rasa
nyaman
22
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Nn. S No. RM : 34XXX
Umur : 20 Th/Bln
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.
2.
Gangguan pada hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan
demam dan menggigil
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai dengan
mengeluh ketidaknyamanan, mengeluh mual muntah, mengeluh lemas dan
merasakan pegal seluruh badan
23
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Nn. S No. RM : 34XXX
Umur : 20 Th/Bln Ruang : Mina
.
No. Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Paraf
1.
Gangguan pada hipertermia
berhubungan dengan proses
penyakit ditandai dengan demam
dan menggigil
Kode : D.0130
1. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan dengan
Kriteria Hasil :
Termogulasi Kode (L.14134)
1. Terlihat pucat dari skala 2 (Meningkat) hingga
menjadi skla 4 (Cukup menurun)
2. Takikardi dari skla 2 (Cukup meningkat)
hingga menjdi skala 3 (Sedang)
3. Suhu tubuh dari skala 2 (cukup memburuk)
menjadi skala 4 (cukup membaik)
Regulasi Temperatur Kode (I.14578)
1. Observasi :
- Memonitor suhu tubuh anak tiap dua jam
- Monitor warna dan suhu kulit
- Monitor tekanan darah, frekuensi pernafasan dan nadi.
2. Terapeutik :
- Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika perlu
- Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi adekuat
- Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
3. Edukasi :
- Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion dan heat stroke
4. Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antipiretik, jika perlu
24
No. Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Paraf
2.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit ditandai dengan mengeluh ketidaknyamanan, mengeluh mual muntah, mengeluh lemas dan merasakan pegal seluruh badan.
Kode : D.0074
2. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan dengan
Kriteria Hasil :
Status Kenyamanan Kode (L.08064)
1. Keluhan tidak nyaman dari skala 2 (Cukup
meningkat) menjadi skala 4 (Cukup menurun).
2. Keluhan mual dari skala 2 (Cukup meningkat)
menjadi skala 4 (Cukup menurun).
3. Keluhan lelah dari skala 1 (Meningkat) menjadi
skala 3 (Sedang).
4. Keluhan kedinginan dari skala 2 (Cukup
meningkat) menjadi skala 4 (Cukup menurun).
Terapi Relaksasi Kode (I.09326)
1. Observasi :
- Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
- Identifikasi teknik relaksasi yang efektif digunakan
- Monitor respon terhadap terapi relaksasi
2. Terapeutik :
- Ciptakan lingkungan tenang tanpa gangguan dengan pengcahayaan dan suhu ruang nyaman. Jika perlu
- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan akaian yang longgar
3. Edukasi :
- Jelaskan tujuan, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedi (mis. Musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot progesif)
25
- Anjurkan dengan posisi nyaman
- Jelaskan secara rinci relaksasi yang telah dipilih
26
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Nn. S No. RM : 34XXX
Umur : 20 Th/Bln Ruang : Mina
Tanggal/Jam Tindakan Keperawatan Paraf
24 Februari 2020
Pukul : 07.00
Pukul : 13.00
Pukul : 19.00
1. Mengkaji Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 130/90 mmHg
Suhu : 39,8°C
Nadi : 102 x/menit
Pernafsan : 22 x/menit
2. Memonitor suhu tubuh pasien setiap dua jam sekali
3. Memonitor warna dan suhu kulit
1. Mengkaji Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Suhu : 39,5°C
Nadi : 90 x/menit
Pernafsan : 20 x/menit
2. Meningkatkan asupan cairan yang adekuat
3. Melakukan tindakan kopres hangat pada pasien
1. Mengkaji Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 38,5°C
27
25 Februari 2020
Pukul : 07.00
Pukul : 13.00
Nadi : 95 x/menit
Pernafsan : 20 x/menit
2. Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan
1. Mengkaji Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Suhu : 38,8°C
Nadi : 90 x/menit
Pernafsan : 20 x/menit
2. Menganjurkan kepada pasien untuk memakai pakaian
yang tipis
3. Menidentifikasi penurunan tingkat energi,
ketidakmampuan berkonsentrasi atau gejala lain yang
mengganggu kemampuan kognitif
1. Mengkaji Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 38,2°C
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
2. Menganjurkan kepada pasien untuk melakukan
relaksasi ditempat tidur
3. Menciptakan lingkungan tenang tanpa gangguan
dengan pengcahayaan dan suhu ruang nyaman.
4. Menjelaskan tujuan, batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedi (mis. Musik, meditasi, napas dalam, relaksasi otot
progesif)
28
Pukul : 19.00
1. Mengkaji Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/90 mmHg
Suhu : 37,6°C
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
2. Menganjurkan kepada pasien untuk istirahat dengan nyaman
29
E V A L U A S I
Nama Pasien : Nn. S No. RM : 34XXX
Umur : 20 Th/Bln Ruang : Mina
Tanggal/Jam E v a l u a s i Paraf
24 Februari 2020
Pukul : 07.00
Pukul : 13.00
Pukul : 19.00
S : Pasien mengatakan sudah 3 hari demam dan mual muntah sebanyak
3x sehari
O : Pasien tampak pucat dan berkeringat banyak
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 102x/menit
Suhu : 39,8°C
RR : 22x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik untuk
menurunkan demam
S : Pasien mengatakan masih mual muntah 2x sehari, merasa lemas dan
merasakan pegal seluruh badan
O : Pasien terlihat lemah , dan berkeringat banyak
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 39,5°C
RR : 20x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Pemberian obat untuk mengatasi mual muntah
S : Pasien mengatakan masih demam dan mual muntah 3x sehari,
merasa lemas
30
25 Februari 2020
Pukul 07.00
Pukul : 13.00
O : Pasien terlihat lemah
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 38,5°C
Nadi : 95 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Maslah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan dan tetap memberikan arahan kepada pasien
sesuai anvis dokter
S : Pasien mengatakan masih demam dan mual muntah sudah berkurang
O : Pasien terlihat tidak nyaman , Akral hangat
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Suhu : 38,8°C
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan menganjukan pasien untuk memakai pakaian yang tipis
S : Pasien mengatakan masih demam dan merasa cemas
O : Pasien lemas , Akral hangat
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 38,2°C
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Masalah belum teratasi
31
Pukul : 19.00
P : Intervensi dilanjutkan menganjurkan pasien untuk melakukan kegiatan relaksasi
S : Pasien mengatakan badan terasa pegal
O : Pasien lemas , Akral hangat
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 37,6°C
Nadi : 90 x/menit
RR : 20 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan menganjurkan pasien untuk melakukan kegiatan relaksasi ditempat tidur
32
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Malaria berasal dari bahasa Italia yang terdiri dari dua suku kata Mala yang berarti buruk
dan Aria bermakna udara. Zaman dulu orang beranggapan malaria disebabkan oleh udara yang
kotor. Di Perancis dan Spanyol, malaria dikenal dengan paladisme atau paludisme, yang bermakna
daerah rawa atau payau, sebab banyak ditemukan di pinggiran pantai. Malaria adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk anopheles betina. Dikenal lima macam spesies yaitu: Plasmodium ovale, Plasmodium
malariae dan Plasmodium knowlesi. Parasit yang terakhir disebutkan ini belum banyak dilaporkan
di Indonesia.
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas maka kelompok kami dapat mengambil kesimpulan bahwa
Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk
untuk berkembangbiak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan
parasite malaria. Oleh karena itu marilah kita memodifikasi lingkungan dengan baik agar terindar
dari penyakit malaria.
33
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Erlan, Ningsi, Malonda Maksud, Puryadi.(2012).perilaku kesehatan masyarakat kaitannya dengan kejadian malaria puskesmas kasimbar. Sulawesi tengah: DEPKES RI
Kunoli, F . J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: CV. TRANS INFO MEDIA
Marnia. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.
Natadisatra, D. (2010). Parasitologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
PPNI, t. p. (2017). Status Diagnosa Keperawatan Indonesia . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat.
Setiati, S. (2014). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternalPublishing.
Tuti Gusra, Nuzulia Irawati, Delmi Sulastri.(2013). Gambaran penyakit malaria di puskesmas tarusan dan puskesmas balai selasa. Kabupaten pesisir selatan : Fk Universitas Andalas
Wijaya, S. (2014). KMB2 Keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu Medical Book.
Wilkinsom, J. M. (2013). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Zainuddin, A. A. (2014). Panduan Praktik Klinis. Jakarta: IDI.
Top Related