ASMA BRONKIAL
Kepaniterann Fakultas Kedokteran dan KesehatanUniversitas Muhammadiyah Jakarta
Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSIJ Cempaka Putih2014
CASE REPORT
Oleh:Rizki Ovianti 2010730093
Pembimbing:dr.Prastowo Sidi Pramono,SpA
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. R• Jenis Kelamin : Laki-laki• Usia : 3 tahun 9 bulan• TGL MRS : 16 Desember 2014• Jam Masuk : 02:00• Nama OT : Tn. MA
ALLOANAMNESIS16 DESEMBER 2014
Keluhan Utama :sesak sejak 3 jam sebelum masuk RS
Keluhan Tambahan :Batuk berdahak(+), pilek (+)
Riw. Penyakit Sekarang
• Batuk (+) ada suara grok-grok, dahak (+) sulit dikeluarkan, saat batuk ada muntah 1x berisi cairan lendir bening
• Pilek, cairan keluar dari hidung berwarna bening. Hidung mampet.
• Sesak dibawa ke IGD. Sembuh setelah diberi terapi inhalasi
• 3 jam SMRS Sesak (+) anak lebih nyaman duduk membungkuk. Sesak mereda setelah diuap 2x (combivent 1 amp)
• Batuk (+) pilek (+).• Nafsu makan baik.
2 bln SMRS
1 hari SMRS
RS
Sebelumnya pernah mengalami sesak dan batuk seperti ini tetapi biasanya sesak hilang setelah diberi terapi inhalasi di rumah. (Asma Sejak usia 2 tahun). Tahun ini asma kambuh cukup sering, sudah 5x di tahun ini, asma kambuh setip anak kelelahan setelah bermain.Riwayat Kejang demam disangkal
Riw. Peny. Keluarga:Ibu memeliki penyakit asma dan alergi terhadap cuaca dingin.
Riw. Pengobatan : os mendapatkan obat untuk asmanya tetpai OT OS lupa nama obatnya
RiwayatPenyakit Dahulu
RiwayatPenyakit Keluarga
RiwayatPengobatan
Ibu ANC rutin ke bidan, selama hamil tidak pernah sakitRiwayat Kehamilan
Anak lahir normal, BBL 3000gr, PBL 49 cm, lahir dengan keadaan sehatRiwayat
Persalinan
April 21, 2023 FK UMJ - RSIJ CEMPAKA PUTIH 7
Kesan : Imunisasi dasar lengkap
Konsumsi ASI hingga 1 thn 2blnDiberi makan sejak usia 3 bulan (buah pisang)Konsumsi susu formula (-)Makan 2-3x sehari, tertur (sering telur, tempe, ikan), konsumsi sayur dan buah.
Pola Makan
Saat ini anak sudah sekolah di TPA, anak tidak mengalami kendala dalam mengikuti kegiatan belajar, anak sudah bisa membaca iqro dan mengenal bentuk.
Riwayat Tumbuh
Kembang
• Alergi susu sapi• Bila cuaca dingin anak sering batuk-batuk
Riw. Alergi
• Pasien tinggal dengan ibu, ayah dan satu kakak kandung. Ayah pasien tidak merokok
Riw. Psikososial
Pemeriksaan Fisik
• GCS : E4V5M6 (15)• Kesadaran : CM, TSS• Tanda-tanda Vital
– Suhu : 35,6 C axila– Nadi :108x/menit teratur– Nafas : 32 x/menit teratur
• STATUS ANTROPOMETRI• Berat Badan : 14 kg • Panjang Badan : 102 cm• Lingkar kepala : cm • BB/U = X 100% = 93,3% Gizi Baik• TB/U = X 100% = 100% Tinggi
Cukup• BB/PB = X 100% = 93,3% Gizi Baik• Kesan : Gizi Baik
Status GeneralisKepalaUbun-ubun Kecil
NormocephalMenutup Sempurna
MataKonjungtiva anemisSclera icterusEdema palpebraMata cekung
-
---
-
---
HidungPernapasan cuping hidungDeviasi septumSekretPerdarahan
--
(-/-)(+/+)(-/-)
TelingaNormotiaSekret
+-
+-
MulutMukosa bibirPerdarahan gusiStomatitis TonsilFaring Hiperemis
lembab
--
T1/T1-
LeherPembesaran KGB - -
Pembesaran Kelenjar Thyroid
- -
Thorax
Inspeksi Gerak dada simetris, tidak terdapat retraksi dada
Perkusi Sonor/Sonor
Palpasi Vokal fremitus simetris, nyeri tekan (-/-)
Auskultasi Bunyi paru vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (+/+)Bunyi jantung I dan II murni, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi kembung (-), Scar (-)
Auskultasi BU (+)
Perkusi Tymphani pada seluruh kuadran abdomen
Palpasi Supel, nyeri tekan(-), deffans muscular (-)
Turgor Kulit Baik, Kembali dalam waktu < 2 detik
Pemeriksaan Penunjang Tgl
16 Desember 2014Nilai Normal Satuan
Hemoglobin 12,8 10,7 – 14,7 g/dL
Hematokrit 36% 31 – 43 %
Leukosit 14,28 H 5,5 – 15,5 103/µL
Trombosit 469 217 – 491 103/µL
Eritrosit 4,89 3,70- 5,70 106 / uL
MCV/VER 74 77-113 Fl
MCH/HER 26 23-31 Pg
MCHC/KHER 35 32-36 gr/dL
RESUME :OS dyspneu 3 jam SMRS, batuk (+) dahak (+) kuning kehijauan. Pilek (+) lendir berwarna bening. Riwayat asma (+) sejak usia 2 tahun, ibu riwayat asma (+), alergi susu sapi (+) Tanda Vital didapatkan : S: 36,8C, N: 108x/mnt, RR: 32x/menitPada Pemeriksaan Fisik didapatkan wheezing pada auskultasi .
ASSESMENT• Dispneu• Batuk• Pilek
Diagnsis klinis :• Asma Bronkiale Diagnosis Gizi : gizi baikDiagnosis imunisasi : lengkap Diagnosis Tum-bang : sesuai usia
Terapi • IVFD RL 12 tpm Makro• Inj. Dexamethason 3x2,5 mg• Cefixime Syr 2x1cdo• Puyer panas batuk 3x1 bks
• Bisolvon 1/3 tab• Salbutamol 0,8 mg• CTM 1/3 tab• Sanmol 200mg
FOLLOW UPHari/Tanggal/Jam S 0 A P
Rabu17 Desember 201405:45
Batuk (+) dahak (+) Pilek (+)Demam (-) Sesak (-)
Suhu : 36,4˚CNadi: 100x/menitRR: 24x/menitWheezing -/-
DispnueBatukPilek
• IVFD RL 12 tpm Makro
• Inj. Dexamethason 3x2,5 mg
• Cefixime Syr 2x1cdo
• Puyer panas batuk 3x1 bks
Bisolvon 1/3tabSalbutamol 0,8 mgCTM 1/3 tabSanmol 200mg
Tinjauan Pustaka
Definisi
GINA mendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi kronis saluran nafas dengan
banyak sel yang berperan, antara lain sel mast, eosinophil, dan limfosit T. Pada
orang yang rentan, inflamasi ini menyebabkan eposide mengi yang berulang, sesak
napas, rasa dada tertekan, dan batuk, khususnya pada waktu makam atau dini hari.
Epidemiologi• WHO : 15 juta penderita mengalami penurunan kualitas hidupnya• 220.000 penderita asma meninggal.• 500.000 pasien dirawat dengan usia ≤ 17, dengan perkiraan biaya 6,2 miliar. • Setiap tahunnya, 1,81 juta anak <18 tahun membutuhkan perawatan Unit Gawat
Darurat. • usia 5- 17 tahun, tidak ikut sekolah selama10 juta hari.• Angka kesakitan dan kematian akibat asma pada anak dalam 2 dekade ini
meningkat.
Faktor genetik
Faktor lingkungan
faktor risiko asma Hiperreaktivitas Atopi/Alergi bronkusFaktor yang memodifikasi penyakit genetik Jenis KelaminRas/Etnik
Alergen Makanan Obat-obatan tertentuBahan yang mengiritasiEkspresi emosi berlebihAsap rokok dari perokok aktif dan pasif Polusi udara di luar dan di dalam ruanganExercise induced asthma,Perubahan cuaca
Proses imunologis spesifik dan non-spesifik
Patofisiologi Asma
1. Obstruksi saluran respiratori2. Hiperaktivitas saluran
respiratori3. Otot polos saluran
respiratori4. Hipersekresi mukus5. Keterbatasan aliran udara
ireversibel6. Eksaserbasi7. Asma nokturnal8. Abnormalitas gas darah
Gejala Klinis• Pedoman Nasional Asma Anak (Indonesia) mendefinisikan asma sebagai
kumpulan tanda dan gejala wheezing/mengi dan/atau batuk dengan karakteristik sebagai berikut:1. Timbul secara episodik dan/atau kronik,2. Cenderung pada malam/dini hari (nokturnal),3. Musiman, 4. Faktor pencetus di antaranya aktivitas fisik,5. Reversibel (bisa sembuh seperti sedia kala) baik secara spontan maupun
dengan pengobatan,6. Adanya riwayat asma atau atopi (kecenderungan mengidap alergi) lain
pada pasien/keluarganya,7. Sedangkan sebab-sebab lain sudah disingkirkan.
Parameter klinis,
kebutuhan obat dan faal
paru
Asma episodik
jarang
(Asma ringan)
Asma episodik sering
(Asma sedang)
Asma persisten
(Asma berat)
1. Frekwensi
serangan
< 1 x / bulan > 1 x / bulan Sering
2. Lama serangan < 1 minggu
≥ 1 minggu
Hampir sepanjang tahun
(tidak ada remisi)
3. Intensitas serangan biasanya ringan biasanya sedang biasanya berat
4. Di antara serangan tanpa gejala sering ada gejala gejala siang & malam
5. Tidur dan aktivitas tidak terganggu sering terganggu sangat terganggu
6. Pemeriksaan fisis
di luar serangan
normal (tidak
ditemukan kelainan)
mungkin terganggu
(ditemukan kelainan)
tidak pernah normal
7. Obat pengendali
(anti inflamasi)
tidak perlu
perlu, non steroid
perlu, steroid
8. Uji faal paru (di
luar serangan)
PEF / FEV1 >80%
PEF/ FEV1 60-80%
PEF / FEV1 < 60%
9. Variabilitas faal
paru (bila ada
serangan)
variabilitas < 20%
variabilitas 20-30% variabilitas > 30%
Penilaian derajat Penyakit asma
Parameter klinis,Fungsi paru, Laboraturium
Ringan Sedang Berat Ancaman henti napas
Sesak (breathless) BerjalanBayi :Menangis keras
BerbicaraBayi :Tangis pendek& lemahKesulitan menetek dan makan
IstirahatBayi :Tidak mau minum / makan
Posisi Bisa berbaring Lebih sukaDuduk
Duduk bertopang lengan
Bicara Kalimat Penggal kalimat Kata-kata
Kesadaran Mungkin Irritable
BiasanyaIrritable
BiasanyaIrritable
kebingungan
Sianosis Tidak ada Tidak ada Ada Nyata
Wheezing Sedang, sering hanya pada akhir ekspirasi
Nyaring,Sepanjang ekspirasi± inspirasi
Sangat nyaring, Terdengar tanpa stateskop
Sulit /Tidak terdengar
Penggunaan ototBantu respiratorik
Biasanya tidak Biasanya ya Ya Gerakan paradoxTorako- Abdominal
Retraksi Dangkal,Retraksi Interkosta
Sedang, ditambahRetraksi suprasternal
Dalam, ditambahNapas cuping hidung
Dangkal/Hilang
Frekuensi napas Takipnu Takipnu Takipnu Bradipnu
Pedoman nilai baku frekuensi napas pada anak sadar:Usia frekuensi napas normal<2 bulan < 60 / menit2-12 bulan < 50 /menit1-5 tahun < 40 / menit6-8 tahun < 30 / menit
Frekuensi nadi Normal Takikardi Takikardi Bradikardi
Pedoman nilai baku frekuesi nadi pada anak :Usia Frekuensi nadi normal2-12 bulan < 160 / menit1-2 tahun < 120 / menit3-8 tahun < 110 / menit
Pulsus paradoksus Tidak ada<10 mmHg
Ada10-20 mmHg
Ada>20 mmHg
Tidak ada,Tanda kelelahanOtot respiratorik
PEFR atau FEV1- Prabronkodilator- Pascabronkodilator
(% Nilai dugaan/>60%>80%
Nilai terbaik)40-60%60-80%
<40%<60%Respon < 2 jam
SaO2 % >95% 91-95% ≤90%
PaO2 Normal >60 mmHg < 60 mmHg
PaCO2 <45 mmHg <45 mmHg >45 mmHg
Pemeriksaan Penunjang• Pemeriksaan fungsi paru, :
– Pengukuran sederhana ; peak expiratory flow rate (PEFR) atau arus puncak ekspirasi(APE), pulse oxymetry, spirometri.
– Pengukuran kompleks ; muscle strength testing, volume paru absolut, kapasitas difusi.Uji fungsi paru yang biasa dilakukan adalah volume paru, fungsi jalannafas, pertukaran gas.
– Pemeriksaan analisis gas darah– Pengukuran variabilitas dan reversibilitas fungsi paru dalam 24 jam.– Pada pedoman nasional asma anak (PNAA) 2004, untuk mendukung diagnosis asma anak dipakai batasan :
• Variabilitas PEF atau FEV1 15%• Kenaikan PEF atau FEV1 15% setelah pemberian inhalasi bronkodilator • Penurunan PEF atau FEV1 20% setelah provokasi bronkus
• Pemeriksaan hiperreaktivitas saluran nafas• Pengukuran petanda inflamasi saluran nafas non-invasif • Penilaian status alergi
Obat asma dibagi 2 kelompok
• yang digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma yang timbul.
Obat pereda (reliever)
• yang digunakan untuk mengatasi masalah dasar asma, yaitu inflamasi kronik saluran napas. Pemakaian obat ini terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama, bergantung pada derajat penyakit asma dan responsnya terhadap pengobatan.
Obat pengendali (controller)
Asma Episodik Jarang
• Hanya butuh obat reliever (pereda) saja (β2-agonis,
teofilin, dll), yang diberikan saat dalam serangan saja
• Tidak perlu diberi obat pengendali
• Jika pemakaian β2-agonis hirupan lebih dari 3x per
minggu (tanpa menghitung penggunaan pra-aktivitas
fisik) atau serangan sedang/berat muncul >1 x/bulan,
maka tata laksana diperlakukan sebagai asma episodik
sering
Asma Episodik Sering
• Steroid hirupan dimulai dengan dosis rendah
– Usia < 12 tahun : Budesonide 100-200 µg (50-100 µg Flutikason)
– Usia >12 tahun: Budesonide 200-400 µg (100-200 µg Flutikason)
• Evaluasi setelah 6-8 minggu (klinis & uji fungsi paru)
maksimal 8-12 minggu.
– Jika respon buruk, naikkan bertahap dosis steroid hirupan dengan
dosisi menengah sampai 400 µg (step up)
– Jika respon baik, turunkan dosisi steroid hirupan, dan jika perlu
hentikan (step down)
Asma Persisten
Terdapat 2 alternatif :
• Steroid Hirupan tetap dlm dosis rendah & dikombinasi dgn salah satu
obat, yaitu:
– LABA
– Teofilin lepas lambat (TSR)
– ALTR
• Meningkatkan dosis streoid hirupan menjadi dosis medium yaitu :
– Usia < 12 tahun : Budesonide 200-400 µg (100-200 µg Flutikason)
– Usia >12 tahun: Budesonide 400-600 µg (200-300 µg Flutikason)
Evaluasi kembali setelah 6-8 minggu (maks 8-12 minggu)
Lanjutan ….
Jika masih terdapat gejala/serangan asma, maka memakai salah satu dari
2 alternatif selanjutnya , yaitu :
• Steroid hirupan tetap dlm dosis medium ditambah salah satu
obat : LABA, TSR atau ALTR
• Meningkatkan dosis steroid hirupan menjadi dosis tinggi:
– Usia < 12 tahun : Budesonide >400 µg (>200 µg Flutikason)
– Usia >12 tahun: Budesonide >600 µg (>300 µg Flutikason)
Evaluasi kembali setelah 6- 8 minggu (maks 8-12 minggu)
Jika dosis steroid hirupan telah mencapai >800 µg/ hr , namun respon
tetap buruk, maka dipakai cara pengobatan terakhir yaitu : steroid Oral.
Alur Diagnostik
• Bronkodilator- Adrenalin : 0,01ml/KgBB/kali (lar.1/1000)- Efedrin : 1 mg/tahun/kali.- Agonis β2 : salbutamol, terbutalin,fenoterol.- Metilsantin : teofilin, aminofilin.- Antikolinergik : ipratropium bromida.
• Anti inflamasi- Kortikosteroid, Na kromoglikat, ketotifen.
• Mukolitik
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Tata laksana serangan asma pada anak
REFERENSI• Kartasasmita CB. Epidemiologi Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI ; 2008. h.71-83.• Nataprawira HMD. Diagnosis Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI ; 2008. h.105-18.• Supriyatno B, Wahyudin B. Patogenesis dan Patofisiologi Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi
pertama. Jakarta : Badan Penerbit IDAI ; 2008. h.85-96.• S Makmuri M. Patofisologi Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan Penerbit
IDAI ; 2008. h.98-104.• Supriyatno B, S Makmuri M. Serangan Asma Akut. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI ; 2008. h.120-32.• Rahajoe N. Tatalaksana Jangka Panjang Asma Anak. dalam: Rahajoe NN, Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. edisi pertama. Jakarta : Badan
Penerbit IDAI ; 2008. h.134-46.
Terima Kasih