Download - ASKEP MENINGOKEL

Transcript
Page 1: ASKEP MENINGOKEL

Disampaikan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Sistem Neurobehaviour 1

Dosen Pengampu : Dinarwulan Puspita, S.Kep. Ns

Di Susun Oleh :

SABARIAH (122060768)

SARITA (122060770)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER SEMESTER 4

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2014

Page 2: ASKEP MENINGOKEL

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.

Makalah ini memuat tentang “ASKEP MENINGOKEL”.Banyak rintangan dan hambatan

yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari

teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya.

Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan

dapat menambah pengetahuan. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa.

Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami ini, di

karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Pontianak, 29 November 2013

Kelomppok IV

Page 3: ASKEP MENINGOKEL

DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………………….……………………….

Daftar isi ………………………………………………………………...……………………..

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………….

A. Latar belakang masalah …………………………………………………………….

B. Perumusan masalah…………………………………………………………………

C. Tujuan penulisan ……………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………………...

A. Definisi Meningokel ………………………………………………………………...

B. Etiologi ……………………………………………………………………………...

C. Patofisiologi …………………………………………………………………………

D. Manifestasi klinis ……………………………………………………………………

E. Komplikasi …………………………………………………………………………..

F. Pemeriksa penunjang ………………………………………………………………..

G. Penatalaksanaan Medis ……………………………………………………………...

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGOKEL ……………………………………..

A. Pengkajian …………….……………………………………………………………

B. Diagnosa ……………………………………………………………………………

C. Intervensi …………………………………………………………………………...

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………...

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….

B. Saran ………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………

Page 4: ASKEP MENINGOKEL

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Meningokel merupakan penyakit kongenital dari kelainan embriologis yang disebut

Neural tube defect (NTD). Meningokel disebabkan oleh banyak faktor dan metibatkan

banyak gen (multifaktoral dan poligenik). Banyak sekali penetitian yang mengungkap

bahwa sekitar 70% kasus NTD dapat dicegah dengan suplementasi asam fclai,

sehingga defisiensi asam folat dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam

teratogenesis meningokel. Basis molekut defisiensi asam folat adalah kurang

adekuatnya enzim enzim yang mentransfer gugus, karbon dalam proses metiiasi

protein dalam se1, baik dalam nukleus maupun mitokhondria, sehingga terjadi

gangguan biosintesis DNA dan RNA. serta kenaikan kadar homosistein.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa devinisi Meningokel ?

2. Apa saja klasifikasi Meningokel ?

3. Apa etiologi dari Meningokel ?

4. Apa Patofisiologi dari Meningokel ?

5. Apa Manifestasi klinis dari Meningokel ?

6. Apa komplikasi dari Meningokel ?

7. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Meningokel ?

8. Bagaimana penatalaksanaan dari Meningokel ?

9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Meningokel ?

C. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pemberian Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus

Meningokel

b. Tujuan Khusus

Mengetahui devinisi Meningokel, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,

komplikasi, penatalaksanaan medis dan Asuhan keperawatan dari Meningokel.

Page 5: ASKEP MENINGOKEL

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MENINGOKEL

Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida.

Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan

teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit. Spina bifida (sumbing

tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang (vertebra), yang terjadi

karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk

secara utuh (Wafi Nur, 2010).

Meningokel adalah penonjolan dari pembungkus medulla spinalis melalui spina bifida

dan terlihat sebagai benjolan pada permukaan. Pembengkakan kistis ini ditutupi oleh

kulit yang sangat tipis (Prinsip Keperawatan Pediatric, Rosa M. Sachrin,2008).

Jadi, Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebrata yang tidak utuh dan

teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit.

B. ETIOLOGI

Penyebab spesifik dari meningokel belum diketahui. Banyak faktor seperti

keturunan dan lingkungan diduga terlibat dalam terjadinya defek ini.Tuba

neural umumnya lengkap empat minggu setelah konsepsi. Hal-hal berikut

ini telah ditetapkan sebagai faktor penyebab; kadar vitamin maternal

rendah, termasuk a s a m f o l a t , m e n g o n s u m s i k l o m i f e n d a n a s a m

v a l f r o a t , d a n h i p e r t e r m i a s e l a m a kehamilan. Diperkirakan hampir

50% defek tuba neural dapat dicegah jika wanita  bersangkutan meminum

vitamin-vitamin prakonsepsi termasuk asam folat. Kelainan kongenital SSP yang

paling sering dan penting ialah defek tabung neural yang terjadi pada 3-4

per 100.000 lahir hidup. Bermacam-macam penyebabyang berat menentukan

morbiditas dan mortalitas, tetapi banyak dari abnormalitas ini mempunyai makna

Page 6: ASKEP MENINGOKEL

klinis yang kecil dan hanyadapat dideteksi pada kehidupan lanjutyang ditemukan

secara kebetulan.

C. PATOFISIOLOGI

Meningokel adalah penonjolan yang terdiri dari meninges dan sebuah kantong berisi

cairan serebro spinal (CSS): penonjolan ini tertutup kulit biasa. Tidak ada

kelainan neurologi, dan medulla spinalis tidak terkena. Hidrosefalus terdapat pada

20% kasus spina bifida sistika. Meningokel umumnya terdapat pada

lumbo sacral atau sacral. Hidrosefalus terdapat pada hampir semua anak

yang menderita spina bifida (85% sampai 90%), kira-kira60% sampai

70% tersebut memiliki IQ normal.Banyak ahli percaya bahwa defek

primer pada NTD (neural tubedefect)merupakan kegagalan penutupan

tuba neural selama perkembangan awal embrio.Akan tetapi, ada bukti

bahwa defek ini merupakan akibat dari  pemisahan tubaneural yang sudah

menutup karena peningkatan abnormal tekanan cairan serebrospinal selama trimester

pertama.

Page 7: ASKEP MENINGOKEL

P A T H W A Y

Genetic, lingkungan, congenital

Gagal menyatukan lumina vertebrata & Kolumna spinalis

Penonjolan medula spinalis dan Pembungkusnya

Penurunan/gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi

ketidakmampuan Kelumpuhan/kelemahan Orang tua Peningkatan mengontrol pola pada ekstremitas bawah cemas abnormal sel berkemih

Imobilisasi Kurang informasi tentang Penyakit TIK

Inkotinensia Resiko Kerusakan Kurang Gangguan Urine Integritas Kulit Pengetahuan Perfusi Jaringan

D. MANIFESTASI KLINIS

Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda spinalis dan

akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa gejala,

sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang dipersarafi oleh

korda spinalis atau akar saraf yang terkena.

Gejala pada umumnya berupa:

1. penonjolan seperti kantung dipunggung tengah sampai bawah pada bayi baru lahir

2. Kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki

3. Penurunan sensasi, inkontinesia urin maupun inkontinensia tinja.

4. Korda spinalis yang tekena rentan terhadap infeksi (meningitis).

Page 8: ASKEP MENINGOKEL

E. KOMPLIKASI1. Hedeosefalus

2. Meningitis

3. Hidrosiringomielia

4. Intraspinal tumor

5. Kiposkoliosis

6. Kelemahan permanen / paralisis pada ekstermitas bawah

7. Serebral palsy disfungsi batang otak

8. Gangguan pertumbuhan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan.

2. USG tulang belakang bias menunjukkan adanya kelainan pada kordaspinalis

maupun vertebra.

3. CT scan atau MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukan lokasi

dan luasnya kelainan.

G. PENATALAKSANAANTujuan dari pengobatan awal meningokel adalah mengurangi kerusakan saraf,

meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi), serta membantu keluarga dalam

menghadapi kelainan ini.

Pembedahan dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah rupture. Perbaikan

dengan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS pada bayi hidrosefalus dilakukan

pada saat kelahiran. Pencangkokan kulit diperlakukan bila lesinya besar. Antibiotic

profilaktik diberikan untuk mencegah meningitis. Intervensi keperawatan yang

dilakukan tergantung ada tidaknya disfungsi dan berat ringannya disfungsi tersebut

pada berbagai system tubuh.

Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untuk memperkuat

fungsi otot. Untuk mengobati dn mencegah meningitis, infeksi saluran kemih dan

lainnyadiberikan antibiotic. Untuk membantu memperlancar aliran kemih bias

dilakukan penekanan lembut diatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang

harus dilakukan pemasangan kateter. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air

besar bisa membantu memperbaiki fungsi saluran pencernaan.

Page 9: ASKEP MENINGOKEL

Untuk mengatasi gejala muskulo skeletal (otot dan kerangka tubuh) perlu campur

tangan dari ortopedi (bedah tulang) maupun terapi fisik. Keleinan saraf lainnya

diobati sesuai dengan jenis dan luasnya gangguan fungsi yang terjadi. Kadang-kadang

pembedahan shunting untuk memperbaiki hidrosefalus.

Seksio sesarae terencana, sebelum melahirkan, dapat mengurangi kerusakan

neurologis yang terjadi pada bayi dengan defek korda spinalis.

Penatalaksanaan:

1.      Sebelum dioperasi, bayi dimasukkan kedalam incubator dengan kondisi tanpa

baju.

2.      Bayi dalam posisi telungkup atau tidur jika kantungnya besar untuk mencegah

infeksi.

3.      Berkolaborasi dengan dokter anak, ahli bedah dan ahli ortopedi, dan ahli urologi,

terutama untuk tidakan pembedahan, dengan sebelumnya melakukan informed

consent.

Lakukan pengamatan dengan cermat terhadap adanya tanda-tanda hidrosefalus

(dengan mengukur lingkar kepala setiap hari) setelah dilakukan pembedahan atau juga

kemungkinan terjadinya meningitis (lemah, tidak mau minum, mudah terangsang,

kejang dan ubun-ubun akan besar menonjol). Selain itu, perhatikan pula banyak

tidaknya gerakan tungkai dan kaki, retensi urin dan kerusakan kulit akibat iritasi urin

dan feses.

Page 10: ASKEP MENINGOKEL

ASKEP PADA KLIEN DENGAN KELAINAN MENINGOKELA. PENGKAJIAN

1.1 Anamnesa

1. Biodata

a. Identitas Bayi

b. Identitas Ibu

2. Riwayat keperawatan

a. Riwayat kehamilan Ibu

Kadar alfa-fetoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion ditemukan

meningkat pada usia 16-18 minggu.

b. Riwayat Kelahiran

Normal

c. Riwayat keluarga

Anak sebelumnya menderita spina bifida . Riwayat atau adanya factor resiko

jenis kelamin laki-laki.

1.2 Pemeriksaan Fisik

Observasi adanya manifestasi mielomeningokel

1. Kantong yang dapat dilihat

2. Gangguan sensori biasanya disfungsi motorik parallel

Dibawah vertebra lumbal kedua

a) Flaksid, paralis parsial arefleksik pada ekstremitas bawah  

b) Berbagai derajat defisit sensoric.

c) Inkontenensia aliran berlebihan dengan penetesan urin

konstand.

d) Kurang kontrol defikasie.

e) Prolapsus rektal (kadang-kadang)

Di bawah vertebra sakrum ketiga .

a. Tidak ada kerusakan motorik

b. Dapat berupa anestesia sadel dengan paralis sfingter kandungkemih dan

sfingter anus

Deformitas sendi (terkadang terjadi di uterus)

a. Talipes valgus atau kontraktur varus

b. Kifosis

Page 11: ASKEP MENINGOKEL

c. Skoliosis lumbosakral

d. Dislokasi pinggul

3. lakukan atau bantu dengan pemeriksaan neurologis untuk menentukan tingkat

kerusakan motorik dan sensorik

4. Inspeksi mielomeningokel untuk adanya perubahan pada penampilan, sebagai

conth abrasi, robekan, tanda-tanda infeksi

5. Observasi adanya tanda-tanda hidrosefalus

6. Observasi adanya tanda-tanda alergi lateks

7. Bantu dengan prosedur diagnostic dan pengujian

- Radiologi

- Tomografi

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intracranial

2. Inkontinensia urine b.d ketidakmampuan mengontrol keinginan berkemih

3. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit dan penangan penyakit

anaknya b.d kurang terpajan informasi

4. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit b.d immobilisasi

C. RENCANA KEPERAWATAN

1. Gangguan perfusi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intracranial

Intervensi

1. pasien bedrest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantal

2. monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS

3. bantu pasien untuk membatasi gerak atau berbalik ditempat tidur

4. monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen

Rasional

1. Perubahan pada tekanan intracranial akan dapat menyebabkan resiko untuk

terjadinya herniasi otak

2. Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut

3. Aktivitas ini dapat meningkatkan tekanaan intracranial dan intra abdomen

4. Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada

tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

Page 12: ASKEP MENINGOKEL

2. Inkontinensia urine b.d ketidakmampuan mengontrol keinginan berkemih

Intervensi

1. Kaji pola berkemih dan tingkat inkontinensia klien.

2. Berikan perawatan pada kulit klien yang basah karena urin

3. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat

Rasional

1. Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya

2. Perawatan yang baik dapat mencegah iritasi pada kulit klien

3. Obat antikolergenik diperlukan untuk menghilangkan kontraksi kandung

kemih tak terhambat.

3. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit dan penangan penyakit

anaknya b.d kurang terpajan informasi

Intervensi

1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit dan

penanganan penyakit anaknya,

2. Berikan kesempatan kepada orang tua klien untuk bertanya

3. Jelaskan dengan baik kepada orang tua klien tentang proses penyakit dan

prosedur penanganannya

4. Berikan dukungan positif kepada orang tua klien

Rasional

1. Sebagai data dasar dalam menentukan intervensi selanjutnya

2. Memberikan jalan untuk mengekspresikan perasaannya dan mengetahui

pemahaman orang tua klien tentang penyakit anaknya

3. Meningkatkan pemahaman orang tua klien tentang penyakit anaknya

4. Dukungan yang positif dapat memberikan semangat kepada orang tua

untuk menerima penyakit anaknya dan membantu proses perawatan

4. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit b.d immobilisasi

Intervensi

1. Kaji tingkat keterbatasan gerak (immobilisasi) klien, sebagai data dasar

untuk intervensi selanjutnya

2. Jaga pakaian dan linen agar tetap kering

3. Ajarkan pada orang tua klien untuk memassage daerah yang tertekan

Page 13: ASKEP MENINGOKEL

Rasional

1. Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya

2. Pakaian dan linen yang basah dapat mengiritasi kulit

3. Memperlancar peredaran darah, meningkatkan relaksasi dan mencegah

iritasi.

D. EVALUASI

1. Kesadaran meningkat

2. Inkontinensia urin dapat berkurang / teratasi

3. Informasi kesehatan terpenuhi

4. Tidak ada gangguan integritas kulit

BAB III

Page 14: ASKEP MENINGOKEL

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelainan congenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan

struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur.

Kelainan congenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus

lahir mati atau kematian segera setelah lahir.

Kematian bayi dalam bulan-bulan pertama kehidupannya sering

diakibatkan oleh kelainan congenital yang cukup berat. Meningokel

merupakan kelainan congenital SSP yang paling sering terjadi.Biasanya terletak digaris tengah. Meningokel biasanya terdapat didaerah

servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak,

sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf).

Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik. Bayi akan menjadi normal sesudah

operasi.

B. Saran

Deteksi dini dan pencegahan pada awal kehamilan dianjurkan untuk semua ibu yang

telah melahirkan anak dengan gangguan ini dan pemeriksaan ditawarkan bagi semua

wanita hamil.

Page 15: ASKEP MENINGOKEL

Daftar Pustaka

Muttaqin, Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Persyarafan.

Salemba Medika: Jakarta.

http://www.scribd.com/doc/142554861/Meningokel

http://caresasinaga.blogspot.com/2009/11/askep-meningocel-pada-anak.html

http://muhammadkhoirulmanan.blogspot.com/2012/10/askep-meningocele.html

http://kebidananan.blogspot.com/2012/05/makalah-meningokel.html