BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka kematian ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan
kesehatan ibu di suatu negara. Bila AKI tinggi, berarti pelayanan
kesehatan ibu naik. Sebaliknya bila AKI rendah, berarti pelayanan
kesehatan ibu sudah baik, mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan
bersalin adalah masalah besar di negara berkembang kematian saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada
masa puncak produktifitasnya. Tahun 1996, WHO memperkirakan lebih
dari 580.000 pertahunnya meninggal saat hamil atau bersalin di kawasan
ASEAN, Indonesia mempunyai AKI yang paling tinggi 343 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI). Sedangkan target yang harus dicapai pada tahun
2010 adalah 125 per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes. RI. 2010).
Upaya kesehatan reproduksi salah satunya adalah untuk
menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu pada masa
nifas, karena masa nifas merupakan proses penyembuhan fisiologis dan
hal ini tidak pernah terjadi secara cepat pada beberapa perubahan fisik dan
psikologi. Jika hal ini tidak terdeteksi secara dini. (Obstetri Fisiologi.
1983).
Nifas sendiri merupakan masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti semula (sebelum
hamil) lama masa nifas ini berlangsung selama 6-8 minggu, dalam masa
ini rawat terjadi infeksi. Infeksi masa nifas sudah dikenal sejak zaman
hipokrates dan Gellenus. Zaman dulu penyakit ini di desa disebabkan oleh
karena tidak mengeluarkan lochea. Kemudian banyak teori lain
dikemukakan untuk menerangkan sebab infeksi nifas. Dalam tahun 1849
Semeweis untuk pertama kali berdasarkan pengalamannya pada
Geboranstat bahwa penyakit pada masa nifas 1/5 banyak meminta korban
1
sedemikian banyak disebabkan oleh infeksi pada luka-luka jalan lahir yang
sebagian besar datang dari luar.
Perawatan nifas sangat diperlukan untuk mencegah dan mendeteksi
adanya komplikasi yang terjadi adalah perdarahan infeksi dan gangguan
psikologis. Adapun kunjungan nifas yang harus dilakukan oleh ibu selama
nifas adalah sebanyak 4 x. Untuk itulah tenaga kesehatan khususnya bidan
dituntut untuk memberikan pelayanan pada masa nifas sesuai dengan
standart pelayanan kebidanan.
Kebanyakan ibu merasa cemas dan takut untuk buang air kecil
karena adanya luka pada jalan lahir dan mengurangi (tarak) makan
makanan tertentu. Untuk itulah ibu nifas perlu mendapatkan penyuluhan
tentang gizi, perawatan payudara, perawatan luka jahitan, personal
hygiene. Bila hal ini tidak dilakukan masa involusi bisa terganggu dan
kemungkinan terjadi infeksi.
Seorang wanita dapat meninggal karena perdarahan pada
persalinan dalam waktu 1 jam setelah melahirkan. Oleh karena itu
penilaian dan penatalaksanaan yang cermat selama kala III dan kala IV
persalinan sangat penting. Memperkirakan kehilangan darah hanyalah
salah satu cara untuk menilai kondisi ibu setelah melahirkan. Upaya yang
lebih penting adalah dengan memeriksa ibu secara berkala dan lebih sering
selama kala IV dan menilai kehilangan darahnya dengan cara memantau
tanda vital, mengevaluasi kondisi terkini, memperkirakan jumlah
perdarahan lanjutan dan menilai tonus uterus.
Oleh karena itu dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada masa
nifas harus dilakukan secara komprehensif yang meliputi asuhan
kebidanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan
berkesinambungan. Untuk menurunkan angka kematian ibu Depkes
melakukan strategi agar semua asuhan antenatal dan sekitar 60% dari
keseluruhan persalinan dilayani oleh tenaga kesehatan. Terlebih strategi ini
dilaksanakan sedini mungkin menyiapkan sarana pertolongan gawat
2
darurat merupakan langkah intensif terhadap yang mungkin mengancam
perhatian ibu.
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan umum
Agar penulisan mendapatkan pengetahuan oleh pengalaman yang
nyata dari teori yang diperoleh sehingga penulis mampu
melaksanakan dan menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Ny. S”
P30003 Post Partum 1 Jam Pertama Fisiologis di Puskesmas
Mojoagung – Jombang.
1.2.2. Tujuan khusus
Dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny. ”S” P30003 Post
Partum 1 Jam Fisiologis di Puskesmas Mojoagung-Jombang.
Diharapkan mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian data.
2) Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan.
3) Menentukan antisipasi masalah potensial.
4) Menentukan kebutuhan segera.
5) Menyusun dan mengembangkan rencana asuhan kebidanan.
6) Melaksanakan asuhan kebidanan.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan sesuai dengan rencana
yang ditetapkan.
1.3. Manfaat Penulisan
1.3.1. Bagi institusi
Sebagai salah satu bahan kepustakaan pada penanganan pad aklien
post partum 1 jam pertama fisiologis.
1.3.2. Bagi lahan praktek
Dapat memberikan suatu masukan dalam upaya peningkatan mutu
dan pelayanan pada klien post partum 1 jam pertama fisiologis.
3
1.3.3. Bagi penulis
Diharapkan mampu melaksankan dan menerapkan asuhan
kebidanan pada klien post partum 1 jam pertama sesuai dengan
kriteria dan teori yang didapat dan mendokumentasikan dalam
bentuk tulisan.
1.4. Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam
penyusunan kebidanan pada klien post partum 1 jam pertama ini adalah :
1.4.1. Wawancara.
Yaitu mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara
langsung antara petugas dengan klien dan keluarga.
1.4.2. Observasi.
Yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap perubahan yang
terjadi pada klien.
1.4.3. Studi kepustakaan.
Yaitu dengan mempelajari buku-buku dan makalah tentang asuhan
kebidanan pada klien post partum 1 jam pertama.
1.4.4. Pemeriksaan fisik.
Yaitu pemeriksaan pada klien yang meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data obyektif.
1.4.5. Pemeriksaan penunjang.
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa
yaitu dengan melakukan pemeriksaan laboratorium.
1.4.6. Dokumentasi.
Yaitu memperoleh data dengan melihat data langsung yang sudah
ada dalam status klien, catatan medik dan hasil pemeriksaan
laboratorium.
4
1.5. Tempat dan Waktu
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini dilaksanakan di
Puskesmas Mojoagung – Jombang, yang dimulai tanggal 31 April 2010.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Nifas
2.1.1. Definisi
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulihnya kembali
mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti pra hamil, masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Sinopsis
Obstetri. 1998).
Masa nifas (puerperium) adalah setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Kapita Selekta. 2002).
Masa nifas merupakan masa 6 minggu sejak bayi lahir
sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal
sebelum hamil, periode ini kadang-kadang disebut puerperium atau
trimester ke 4 kehamilan (Bobak, Lowdermik Jensen. 2004).
2.1.2. Pembagian masa nifas
Menurut Rustam Mochtar (1998 : 115). Masa nifas dibagi
dalam 3 periode yaitu :
1) Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan. Dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan ibu secara menyeluruh alat-alat genetalianya
yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu atau tahunan.
6
2.1.3. Perubahan masa nifas
1) Rasa sakit (after pains)
Disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan lebih terasa bila wanita tersebut menyusui.
2) Suhu badan
Suhu badan inpartu tidak lebih dari 37o C, sesudah partus dapat
naik 0,5o C dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 38o C,
sesudah 12 jam pertama post partum, suhu tubuh normal jika
lebih 38o C indikasi terjadi infeksi.
3) Nadi
Umumnya 70-80 x/menit, setelah partus dapat terjadi
bradikardi bila takhikardi dan badan tidak panas mungkin ada
perdarahan berlebihan. Pada masa nifas denyut nadi lebih
efektif daripada suhu.
4) Pengeluaran lochea
Lochea adalah sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina.
a. Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua, vernik kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2-3
hari pasca persalinan.
b. Lochea sanguinolenta
Berwarna kuning, berisi darah dan lendir hari ke 4-7 pasca
persalinan.
c. Lochea serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke
8-14 pasca persalinan.
d. Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
e. Lochea statis
Lochea tidak lancar keluarnya.
7
f. Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
2.1.4. Perawatan post partum lanjutan
1) Mencegah infeksi
2) Meningkatkan involusi uterus dan kenyamanan
3) Meningkatkan penyembuhan jaringan
4) Meningkatkan istirahat, aktifitas dan keamanan serta mencegah
komplikasi dan mobilisasi
5) Meningkatkan asupan makanan dan cairan yang adekuat
6) Meningkatkan pola eliminasi
2.1.5. Involusi alat-alat kandungan
1) Uterus
Untuk secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Involusi Tinggi fundus uteri BeratBayi lahirUri lahir1 minggu2 minggu6 minggu8 minggu
Setinggi pusat2 jari dibawah pusatPertengahan pusat-symfisisTidak teraba diatas symfisisBertambah kecilSebesar normal
1000 gr750 gr500 gr350 gr50 gr30 gr
2) Bekas implantasi plasenta
Setelah persalinan bekas implantasi merupakan suatu luka
dengan permukaan yang kasar dan menonjol ke dalam kavum
uteri dengan diameter 7,5 cm dan sering disangka dengan
plasenta yang tertinggal setelah 2 minggu diameter 3,5 cm dan
pada 6 minggu mencapai 2,4 cm.
Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Ada permukaan
nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah
besar yang tersumbat oleh thombus.
Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut,
tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut.
8
Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara yang
luar biasa, ialah dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan
endometrium baru di bawah permukaan luka. Endometrium ini
tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa pembuluh
darah rahim.
3) Perubahan pembuluh darah rahim.
Dalam kehamilan uters mempunyai banyak pemuluh darah
yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan
lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus mengecil
lagi ke dalam nifas.
Orang menduga bahwa pembuluh-pembuluh yang besar
tersumbat karena perubahan-perubahan pada dindingnya dan
diganti oleh pembuluh-pembuluh yang lebih kecil.
4) Perubahan pada serviks.
Beberapa hari setelah plasenta dapat dilalui oleh 2 jari pinggir-
pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam
persalinan.
Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja
dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari
canalis dari canalis servikalis. Pada cerviks terbentuk sel-sel
otot baru. Karena hyperplasi ini dan karena retraksi dari
serviks, robekan serviks menjadi sembuh.
Vagina yang sangat regang diregang waktu persalinan lambat
laun mencapai ukuran-ukurannya yang normal.
5) Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding longgar karena terlalu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dan
otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian dari dinding perut
di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan
9
kulit tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau
mengejan.
6) Saluran kencing
Buang air kecil sering, sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasme urine dalam jumlah besar atau
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam waktu nifas setelah plasenta
dilahirkan karena hormon esterogen yang bersifat menahan air
akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkan dieresis uterus yang berdilatasi akan kembali
normal dalam tempo 2 minggu.
7) Payudara
Keadaan mammae 2 hari pertama nifas dengan keadaan
kehamilan belum mengandung susu, tetapi mengandung
colostrum yang tidak dikeluarkan dengan memijat areolla
mammae pada hari ke-3 post partum, mammae menjadi besar
dan keras serta nyeri ini yang merupakan tanda permulaan
sekresi ASI.
2.1.6. Perubahan psikososial pada ibu nifas
1) Periode post partum menyebabkan stres emosional terhadap ibu
nifas.
2) Faktor yang mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa
menjadi orang tua pada partum adalah :
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
b. Hubungan dari pengalaman melahirkan terhadap harapan
dan aspirasi.
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak.
d. Pengaruh budaya.
3) Periode diuraikan oleh Rubbin menjadi 3 tahap, yaitu :
a. Periode taking in
Terjadi pada hari ke 1 dan 2 post partum dengan ciri-ciri :
Dependent (tergantung pada orang tua)
10
Pasif
Fokus pada diri sendiri
Perlu tidur dan makan
b. Periode taking hold
Terjdai pada hari ke-3 sampai 4-5 post partum dengan ciri-
ciri :
Independent.
Waktuyang baik untuk penyuluhan.
Melakukan perawatan sendiri.
Sistem pendukung.
c. Periode letting go
Terjadi pada hari ke 5-8 post partum.
Independent pada peran yang baru.
Sistem keluarga telah menyesuaikan diri.
Family tidak lagi ikut campur.
Pada umumnya depresi post partum terjadi pada periode ini.
Banyak ibu mengalami perasaan let down setelah
melahirkan sehubungan dengan seriusnya pengalaman
waktu melahirkan dan keraguan akan kemampuan untuk
membatasi secara efektif dalam membesarkan anak.
Umumnya depresi ini sedang dan muda, dimulai 2-3 kali
setelah melahirkan dan dapat diatasi antara 1-2 minggu
kemudian.
Jarang depresi sedang menjadi psikologis post partum atau
menjadi patologis.
4) Bounding attachment
a. Tahap-tahap
Pengenalan (acqualitante)
Kasih sayan (attachment)
Keterkaitan (bounding)
b. Element-element
11
Sentuhan.
Kontak mata.
Suara keras.
Tangisan.
Aroma.
Kehangatan.
Waktu pemberian kasih sayang.
Stimulasi hormonal.
2.1.7. Kebutuhan dasar masa nifas
1) Aktivitas early ambulations
Yang dimaksud early ambulation yaitu kebijakan untuk selekas
mungkn berjalan 2 jam post partum, pasien harus
menggerakkan ekstrimitas atas dengan menekuk kaki, miring
ke kiri, duduk dan berjalan bila tidak ada keluhan.
2) Istirahat
Setelah melahirkan klien membutuhkan istirahat, bukan hanya
sementara masih ada di kamar bersalin, namun juga sesudah
dipindahkan ke ruang nifas keadaan fisik maupun mental
selama hamil umumnya menurun walaupun sehat, waktu
persalinan berlangsung keadaanini lebih menurun lagi karena
kelelahan dan kesakitan pengeluaran darah dan adanya luka
pada jalan lahir.
3) Kebersihan dan perawatan vulva
Perawatan alat kemaluan dengan sabun, hal ini dilakukan tiap
kali dirasakan kotor, habis buang air kecil atau besar lalu
memakai pembalut yang bersih.
4) Perawatan payudara
Dilakukan dimulai sejak wanita hamil trimester III supaya
puting susu lemas, tidak keras, dan sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya, dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan
bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
12
5) Diet
Makanan yang baik memeprcepat penyembuhan ibu dan
mempengaruhi susunan air susu, diet harus bermutu tinggi,
bergizi dari cukup kalori. Makanan harus mengandung protein,
banyak cairan,sayur-sayuran dan buah-buahan.
2.1.8. Kunjungan pada masa nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam
setelah
persalinan
1) Mencegah perdarahan karena atonia uteri.
2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan.
3) Memberikan konseling pada ibu, bagaimana
cara mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4) Pemberian ASI awal.
5) Melakukan hubungan antara ibu dan BBL.
6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia
7) Jika petugas kesehatan mengulang persalinan
ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kehamilan atau
sampai ibu dan bayi.
2 6 hari
setelah
persalinan
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal :
uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau perdarahan abnormal.
3) Memastikan ibu mendapat makanan cairan dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit.
13
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, yaitu tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu
setelah
persalinan
Sama dengan diatas (6 hari setelah persalinan)
4 6 minggu
setelah
persalinan
1) Menanyakan pada ibu tentang penyakit-
penyakit yang ibu alami.
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
2.1.9. Tanda-tanda bahaya masa nifas
1) Perdarahanpervaginam yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah
banyak atau lebih dari perdarahan haid biasa atau dalam
setengah jam diganti pembalut 2 x.
2) Pengeluaran pervaginam yang berbau busuk.
3) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.
4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati atau masalah
penglihatan.
5) Pembengkakan di tangan dari wajah serta kaki.
6) Payudara yang berubah menjadi merah panas dan terasa sakit.
7) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
8) Merasa sangat letih atau sedih atau tidak mampu mengasuh
bayinya sendiri atau dirinya sendiri.
14
2.1.10. Proses laktasi
Hisapan bayi↓
Hipotalamus
Hipofise anterior Hipofise posterior↓ ↓
Prolaktin Oksitosin↓ ↓
Produksi ASI Pengeluaran ASI↓ ↓
Menekan ovulasi Involusi uterus
2.2. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Ada langkah-langkah manajemen kebidanan dalam penerapannya
penulis menggunakan 7 langkah Hellen Varney :
2.2.1. Pengkajian
Pada langkah awal dilakukan pengkajian atau pengumpulan
data secara obyektif dari anamnesa fisik dan penunjang.
A. Data subyektif
Data yang diperoleh dari hasil anamnesa kepada klien, keluarga
dan anggota tim kesehatan lain data lain mencakup semua
keluhan dari klien terhadap masalah kesehatan yang dialaminya
meliputi :
1) Biodata
Nama : untuk mengetahui identitas klien.
Umur : untuk mengetahui keadaan klien dilihat dari
usia.
Suku/bangsa : untuk mengetahui kebiasaan dan adat
istiadat klien sehingga memudahkan dalam
melakukan komunikasi.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pendidikan klien
sebagai dasar dalam memberikan asuhan
kebidanan.
15
Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup
dan sosial ekonomi serta aktifitas klien.
Kawin ke : untuk mengetahui status kawin klien.
Lama kawin : untuk mengetahui kesejahteraan dan
kehidupan keluarga klien.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dapat
meneliti apakah lingkungan cukup aman
bagi klien serta mengetahui identitas klien.
2) Keluhan utama
Hal yang ditanyakan apa yang dirasakan sekarang setelah
melahirkan, misalnya after pains, luka nyeri, episiotomi,
konstipasi, retensio urine.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Dalam pengkajian klien mengatakan atau menceritakan
tentang keadaan kesehatannya waktu pengkajian meliputi
mules pada perut karena involusi uterus atau tidak, nyeri
karena adanya luka, nyeri luka episiotomi, retensio urine,
pusing dan nyeri ulu hati.
4) Riwayat kesehatan yang lalu
Yang perlu ditanyakan apakah klien pernah menderita sakit
berat seperti DM, hipertensi, jantung, asma, hepatitis, dan
apakah ibu pernah MRS, kapan, dimana dan diagnosanya
apa, pernah operasi atau tidak.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Yang perlu ditanyakan apakah didalam keluarga pasien
pernah ada yang menderita sakit menular seperti hepatitis,
PMS, TBC dan penyakit menahun seperti DM, hipertensi,
jantung, asma, apakah ibu ada riwayat hamil kembar atau
tidak.
16
6) Riwayat obstetri
a) Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan umur berapa menarche, siklus haid
teratur atau tidak, lamanya berapa hari, banyaknya,
warna, bau, keluhan dan fluor albus atau tidak, warna
dan baunya.
b) Riwayat kehamilan sekarang
Yang ditanyakan hamil keberapa, amenorhoe berapa
bulan, HPHT, HPL, umur kehamilan, kapan gerakan
janin mulai dirasakan, obat-obat yang pernah didapat
selama hamil, imunisasi TTI dan TTII pada umur
kehamilan berapa bulan, keluhan apa yang pernah
didapatkan.
c) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Yaitu ditanyakan hamil berapa, kawin keberapa, usia
kehamilan berapa bulan, jenis persalinan, penologn,
jenis kelamin, PBL, BBL, umur sekarang, nifas normal
atau tidak, tempat persalinan.
d) Riwayat KB
Yang ditanyakan jenis kontrasepsi yang pernah
digunakan, lama penggunaan, rencana KB yang akan
datang.
7) Riwayat ginekologi
Yang ditanyakan adalah ibu pernah menderita kanker,
tumor, kista dan lain-lain.
8) Riwayat psikososial
Ditanyakan apakah ibu bedalam kehamilan ini
direncanakan, diharapkan atau tidak, bagaimana hubungan
dengan suami, ibu dan tetangga.
17
9) Latar belakang sosial, budaya dan spiritual
Ditanyakan apakah selama hamil ibu pernah minum jamu,
pijat ke dukun, ada pantangan terhadap makanan tertentu
yang dapat merugikan janin dari ibunya atau tidak.
10) Pola kebiasaan sehari-hari.
a) Pola nutrisi
Data yang perlu pola makan, ibu nifas membutuhkan
tambahan 500 kalori tiap hari dengan jumlah porsi 2
kali banyak dari porsi makan biasanya jumlah minum
sedikitnya 3 liter setiap hari, jenis minuman, ditanyakan
selama inpartu dan saat post partum.
b) Pola eliminasi
Ditanyakan frekuensi BAK/BAB berapa kali, warna,
bau ditanyakan selama hamil maupun saat post partum.
c) Pola istirahat
Ditanyakan tidur siangnya berapa jam, tidur malamnya
berapa jam, ada gangguan tidur atau tidak, nyenyak atau
tidak, ditanyakan baik selama hamil maupun saat post
partum.
d) Pola aktifitas
Ditanyakan aktifitas sehari-hari, jenis kegiatan yang
dilakukan, ditanyakan selama hamil dan saat post
partum.
e) Pola personal hygiene
Data yang diperlukan adalah berapa kali mandi gosok
gigi, ganti baju dalam satu hari, keramas berapa kali
satu minggu, ditanyakan selama hamil dan saat post
partum.
18
B. Data Obyektif
Adalah data yang dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik baik
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi serta pengukuran TTV
yang dilakukan oleh petugas.
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik, lemak, sangat lemah
Kesadaran : composmentis, samnolen, apatis, koma,
sopor.
Postur tubuh : lordosis, kifosis, skoliosis.
Cara berjalan : tegak.
TB : > 145 cm.
BB : ... kg.
LILA : 23,5 cm.
2) Tanda-tanda vital
Tensi : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit.
Suhu : 36,5 – 37,5o C.
RR : 16 – 24 x/menit.
3) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Kepala : simetris, rambut bersih atau tidak,
ada ketombe atau tidak, rambut
rontok atau tidak.
Muka : bersih atau tidak, pucat atau tidak,
oedem atau tidak, gelisah atau
tidak.
Mata : simetris atau tidak, konjungtiva
merah muda atau tidak, sklera
warna putih atau tidak, palpebra
oedem atau tidak.
19
Hidung : bersih atau tidak, ada pernafasan
cuping hidung atau tidak, ada
polip atau tidak.
Mulut dan gigi : mukosa bibir lembab atau tidak,
lidah pucat atau tidak, ada gigi
palsu atau tidak, bersih atau tidak.
Leher : ada pembengkakan vena jugularis
atau tidak, pembesaran kelenjar
tyroid atau tidak.
Dada : hyperpigmentasi areolla mammae
atau tidak, papilla menonjol atau
tidak, colostrum / atau (-)/(-).
Axilla : bersih atau tidak, pembesaran
kelenjar limfe atau tidak.
Abdomen : ada linea nigra atau tidak, ada
strie gravidarum atau tidak, ada
luka bekas SC atau tidak.
Genetalia : bersih atau tidak, ada condiloma
atau tidak, ada pengeluaran
pervaginam atau tidak, ada jahitan
atau tidak, oedem atau tidak, ada
varices atau tidak.
Anus : bersih atau tidak, hemoroid atau
tidak.
Ekstremitas atas : simetris atau tidak, gangguan
pergerakan atau tidak, kelainan
jumlah jari atau tidak.
Ekstremitas bawah : simetris atau tidak, oedem atau
tidak, gangguan pergerakan atau
tidak, kelainan jumlah jari atau
tidak.
20
b) Palpasi
Kepala : ada benjolan atau tidak, ada nyeri
tekan atau tidak.
Leher : ada nyeri tekan atau tidak,
pembesaran vena jugularis atau
tidak, ada pembesaran kelenjar
tyroid atau tidak.
Mammae : ada nyeri tekan atau tidak, ada
benjolan atau tidak, ada
pengeluaran colostrum atau tidak.
Abdomen : TFU, UC.
c) Auskultasi
Dada : ada wheezing dan ronchi atau
tidak.
Abdomen : bising usus normal 4-25 x/menit.
d) Perkusi
Abdomen : meteorismus atau tidak.
Ekstremitas bawah : reflek patella /(-).
2.1.1. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Melakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan data yang telah dikumpulkan, beberapa masalah tidak
dapat di identifikasi sebagai diagnosa akan tetapi membutuhkan
suatu rencana yang komprehensif untuk klien dan diagnosa yang
telah ditetapkan dengan berfokus pada apa yang ditemukan klien.
Diagnosa : Ny. “...” P... post partum fisiologis hari ke ...
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke 3
ibu mengatakan merasakan lega dan tenang.
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
21
TTV : Tensi : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5o C
RR : 16 – 24 x/menit.
2.1.2. Antisipasi Masalah Potensial
Masalah yang mungkin terjadi berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang selama ini merupakan antisipasi dan
pencegahan serta waspada bila benar-benar terjadi.
2.1.3. Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan langkah-langkah kebutuhan yang harus segera
dilakukan bila masalah benar-benar terjadi pada identifikasi
kebutuhan segera post partum pada masalah nyeri luka jahitan
laserasi tidak ada.
2.1.4. Intervensi
Adalah pengembangan rencana asuhan kebidanan yang
menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
intervensinya harus disetujui bersama antara klien dan bidan.
Diagnosa : Ny. “...” P... post partum fisiologis hari ke ...
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 90
menit diharapkan klien dapat mengerti penjelasan
yang diberikan oleh petugas.
Kriteria hasil : Keadaan umum : baik, lemah, sangat lemah
Kesadaran : composmentis, samnolen, apatis,
koma, sopor.
TTV dalam batas normal
Tensi : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5o C
22
RR : 16 – 24 x/menit.
TFU 2 jari dibawah pusat.
UC baik
Lochea rubra
Ibu mengerti cara menjaga dan merawat luka
jahitan.
Tidak ada perdarahan.
Masa nifas berjalan normal.
Colostrum / ASI bisa keluar lancar.
Intervensi
1) Lakukan observasi TTV, TFU, UC, perdarahan dan kandung
kemih.
Rasional : dengan melakukan observasi TTV dapat
mengetahui keadaan umum pasien dan dengan
melakukan observasi TFU, UC, perdarahan dan
kandung kemih dapat mengetahui apabila masa
nifas berjalan abnormal.
2) Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara.
Rasional : untuk memperlancar proses laktasi dan menjaga
payudara agar tidak lecet.
3) Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene.
Rasional : tubuh yang bersih dapat meningkatkan
kenyamanan dan mencegah infeksi.
4) Anjurkan ibu cara menyusui yang benar.
Rasional : dengan menyusui bisa merangsang kontraksi yang
dapat mempercepat terjadinya involusi uterus dan
meningkatkan kekebalan tubuh anak.
5) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang.
Rasional : dapat menambah tenaga dan mempercepat proses
penyembuhan luka jahitan.
23
6) Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini.
Rasional : dengan mobilisasi dapat memperlancar O2 ke
jaringan-jaringan mempercepat penyembuhan.
7) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
Rasional : istirahat cukup dapat membantu relaksasi otot-otot
serta dapat mempengaruhi produksi ASI.
8) Jelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat.
Rasional : dengan melakukan perawatan tali pusat dapat
mencegah terjadinya infeksi tali pusat dan bayi.
9) Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas.
Rasional : ibu dapat mengetahui bahaya-bahaya masa nifas
dan segera datang ke tempat pelayanan kesehatan
terdekat.
Masalah : Nyeri pada luka jahitan laserasi derajat II.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 10
menit dapat mengetahui keadaannya ibu merasa
tenang.
Kriteria hasil : - Ibu mengerti apa yang telah disampaikan oleh
bdan.
- Ibu terlihat tenang dan nyaman.
- Wajah tampak rileks.
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri, anjurkan ibu
melakukan tehnik relaksasi dan anjurkan pada ibu untuk
perawatan luka jahitan.
Rasional : nyeri berasal dari jaringan pembuluh darah yang
terputus akibat robekan jalan lahir saat melahirkan
kepala bayi dan tehnik relaksasi dapat mengurangi
dan menghilangkan perhatian ibu terhadap rasa
nyeri, sedangkan perawatan luka jahitan dapat
24
mencegah infeksi serta mempercepat luka jahitan
agar kering.
2) Ganti softex bila basah.
Rasional : ganti softex dapat mengetahui banyaknya
perdarahan dan memberikan rasa nyaman pada ibu,
serta mencegah infeksi.
2.1.5. Implementasi
Pada langkah ini berisi langkah di intervensi yang telah
disebutkan pada langkah sebelumnya.
Secara efisien dan aman jika bidan melaksanakannya
sendiri, maka harus tanggung jawab terhadap langkah-langkah
tersebut, sehingga dapat terlaksana dengan baik. Bla kolaborasi
dengan tim medis maka bidan tetap bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan rencana asuhan bersama yang menyeluruh.
2.1.6. Evaluasi
Adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan
untuk menilai pelaksanaan asuhan kebidanan serta didasarkan
tujuan dan kriteria.
Guna evaluasi ini adalah untuk menilai kemampuan dalam
memberikan asuhan kebidanan dan pengambilan rencana
berikutnya. Dalam evaluasi menggunakan format SOAP yaitu :
S : data yang diperoleh dari wawancara langsung.
O : data yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : pernyataan yang terdiri atas data subyektif dan obyektif.
P : rencana yang ditentukan sesuai dengan keadaan pasien.
25
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian Data
Tanggal : 31 Maret 2010 Jam : 12.00 WIB
Tempat : di Ruang Keperawatan Puskesmas Mojoagung – Jombang.
3.1.1. Data Subyektif
1) Biodata
Nama : Ny. ”S” Nama suami : Tn. ”R”
Umur : 35 tahun Umur : 40 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : Rp. 750.000/ bln
Kawin ke : 1 Kawin ke : 1
Lama kawin : 12 tahun Lama kawin : 12 tahun
Alamat : Tejo, Mojoagung Alamat : Tejo, Mojoagung
Jombang Jombang
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan merasakan nyeri pada luka jahitan laserasi.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit menular
seperti (TBC, hepatitis, HIV/AIDS) menurun seperti (jantung,
hipertensi, DM) serta menahun (asma, jantung). Ibu
mengatakan telah melahirkan anak ketiganya pada tanggal 31-
03-2010 jam 11.35 WIB, dengan jenis kelamin perempuan
secara spontan di tolong oleh bidan, BBL : 3500 ram, PBL : 50
cm.
26
4) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS, menurun seperti jantung,
hipertensi, DM serta menahun seperti asma, jantung dan ibu
tidak pernah MRS.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mempunyai
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS, menurun
seperti jantung, hipertensi, DM, serta menahun dan tidak ada
riwayat keturunan kembar dan cacat bawaan.
6) Riwayat obstetri
a) Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 1 bulan 1 x teratur.
Lama haid : 5 hari
Banyaknya : hari ke 1-3 ganti pembalut 4 x/hari
hari ke 4-5 ganti pembalut 3 x/hari
Keluhan : tidak ada
Bau : anyir (khas)
Warna : merah
Konsistensi : encer
Fluor albus : kadang-kadang terjadi pada 3 hari sebelum
dan sesudah menstruasi, tidak bau, tidak
gatal, warna putih seperti susu, konsistensi
encer sedikit kental.
b) Riwayat kehamilan sekarang
Hamil ke : 3
HPHT : 20-06-2009
HPL : 27-03-2010
UK : 38 minggu
27
ANC : TM I : 2 x di Puskesmas, keluhan mual-
muntah, terapi : vitamin B6, antasid
3 x 1, Fe 1 x 1.
TM II : 1 x di Puskesmas, tidak ada
keluhan, terapi : Fe 1x1, Vit.C 3x1.
TM III : 1 x di Puskesmas, tidak ada
keluhan, terapi : Fe 1x1, Vit.C 3x1.
Penyuluhan yang didapat selama hamil
Gizi ibu hamil.
Tanda-tanda bahaya kehamilan.
Tanda-tanda persalinan.
Perawatan payudara.
Cara meneteki yang benar.
Personal hygiene.
Imunisasi TT
TT1 : CPW di bidan.
TT2 : 4 minggu setelah TT1.
TT3 : kehamilan pertama UK 12 minggu
TT4 : diberikan pada kehamilan yang ke-2 UK 16
minggu
TT5 : diberikan pada UK 24 minggu
TB : 153 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB saat hamil : 59 kg
Kenaikan BB : 9 kg
LILA : 25 cm
c) Riwayat persalinan sekarang
Kala I
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak
tanggal 31 Maret 2010 jam 07.00 WIB. Kemudian 31
maret 2010 jam 11.10 ibu dibawa ke Puskesmas
28
Mojoagung. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh bidan
ternyata ketuban sudah pecah dan sudah pembukaan 10
cm (lengkap)
Kala II
Pada jam 11.35 WIB tanggal 31 Maret 2010 lahir bayi
perempuan spontan BBL : 3500 gram, PB : 50 cm, LK
(FOB : 32 cm, SOB : 35 cm, MOB : 34 cm), LD : 35
cm, menangis kuat, kulit kemerahan, anus ada, tidak
ada cacat kongenital.
Kala III
1 menit setelah bayi lahir disuntikkan oksitosin dan
plasenta lahir secara duncan. Dilihat kelengkapannya,
apa ada sisa-sisa plasenta.
Kala IV
Jam ke
Waktu Tensi(mmHg)
Nadi(x/mnt)
Suhu(oC)
TFU UC KandungKemih
Perdarahan
111.50 120/80 86 36 2 jari dibawah pusat Baik Kosong 50 cc12.05 120/80 86 36 2 jari dibawah pusat Baik Kosong -
d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kawin ke
Kehamilan Persalinan NifasKe UK Pylt Pnlg Tmpt JP Pylt BBL PBL L/P Usia ASI Pylt
1 1 39 - Bidan PKM Normal - 3500 49 P 11 thn 6 bln -2 38 - Bidan PKM Normal - 3500 50 L 8 thn 6 bln -3 N i f a s i n i
7) Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita kanker paudara, tidak
pernah operasi dan tidak pernah melakukan kuretase.
8) Riwayat KB
Ibu mengatakan selama ini ibu menggunakan KB suntik. Dan
setelah melahirkan ibu berencana akanmenggunakan KB suntik
kembali.
9) Keadaan psikososial
a) Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik.
29
b) Kelahiran dan keselamatan bayi sangat diharapkan ibu dan
suami.
c) Ibu berharap keadaannya segera membaik.
10) Latar belakang sosial budaya
a) Ibu dan suami berasal dari suku Jawa.
b) Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun.
c) Ibu mengatakan saat hamil tidak pernah minum jamu-
jamuan.
d) ASI eksklusif selama 6 bulan.
e) Melakukan sholat 5 waktu.
11) Pola kebiasaan sehari-hari.
a) Pola nutrisi
Saat hamil : makan : 3 x/hari, porsi (1 piring nasi, 2
potong tempe, 1 potong ayam,
1 mangkok sayur, kadang
buah)
minum : 6-7 gelas/hari (air putih, susu)
Saat post partum : makan : 1 x porsi sedang ( ½ piring
nasi, 1 potong daging, ½
mangkok sayur)
minum : 1 gelas/hari (air putih, air teh)
b) Pola aktifitas
Saat hamil : ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan
sehari-hari seperti memasak, menyapu,
mengepel, mencuci dengan dibantu oleh
kelaurga dan suami.
Saat post partum : ibu sudah mulai belajar bergerak untuk
melakukan aktivitas meski masih
terbatas seperti belajar meneteki
bayinya.
30
c) Pola istirahat
Saat hamil : siang : 2 jam (13.00 – 15.00 WIB)
malam : 9 jam (20.00 – 05.00 WIB)
Saat post partum : ibu belum tidur setelah persalinan.
d) Pola eliminasi
Saat hamil : BAB : 1 x/hari, lembek, berwarna
kuning, bau khas.
BAK : 6-7 x/hari, warna kuning
jernih, tidak ada keluhan.
Saat post partum : BAB : ibu mengatakan belum BAB
sama sekali.
BAK : 1 x, warna kuning jernih, tidak
ada keluhan, tetapi sedikit-
sedikit.
e) Pola personal hygiene
Saat hamil : mandi 2 x/hari, gosok gigi 3 x/hari,
keramas 2 x/minggu, ganti celana dalam
3 x/hari, ganti baju 2 x/hari, potong
kuku 1 x/minggu.
Saat post partum : belum diseka dengan air hangat, belum
gosok gigi ganti pembalut bila perlu,
ganti baju 1 x.
f) Pola seksualitas
Saat hamil : 2 x/minggu, tidak ada keluhan.
Saat post partum : tidak melakukan hubungan suami istri
karena masih dalam masa nifas.
3.1.2. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
31
2) Tanda-tanda vital
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36o C
RR : 20 x/menit
3) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
Kepala : rambut bersih, kulit kepala bersih,
tidak ada ketombe, warna rambut
hitam, ikal dan panjang.
Muka : bentuk oval, tidak pucat, tidak oedem.
Mata : simetris, tidak ada sekret, konjungtiva
merah muda, sklera putih, tidak
oedem palpebra, tidak strabismus.
Hidung : bersih, tidak ada serumen, tidak ada
polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut dan gigi : bersih, tidak ada caries gigi, tidak ada
gigi palsu, tidak ada gusi berdarah,
tidak ada labioschizis dan
palatoschizis, bibir lembab, lidah
tidak kotor.
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen,
tidak OMP.
Leher : bersih, tidak ada lesi, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis.
Axilla : bersih, tidak ada lesi, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
32
Mammae : bersih, simetris, puting menonjol,
hiperpigmentasi areolla dan papilla
mammae.
Abdomen : bersih, terdapat linea nigra, tidak ada
luka bekas SC.
Genetalia : terdapat luka jahitan perineum
vertikal, lochea rubra, tidak varices,
tidak oedem.
Anus : besih, tidak hemoroid.
Ekstremitas atas : simetris, tidak ada oedem, tidak ada
kelainan gerak, tidak ada polidaktil,
sindaktil dan brakhidaktil.
Ekstremitas bawah : simetris, tidak ada oedem, tidak ada
polidaktil, sindaktil dan brakhidaktil,
tidak ada varices, tidak ada kelainan
gerak.
b) Palpasi
Kepala : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis.
Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
tidak ada nyeri tekan.
Mammae : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, ASI -/-.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada hepatomegali.
33
c) Auskultasi
Dada : bunyi nafas bersih, tidak ada ronchi
dan wheezing.
Abdomen : bising usus 5 x/menit.
d) Perkusi
Abdomen : tidak meteorismus.
Ekstremitas bawah : reflek patella /.
4) Obat-obat yang didapat setelah melahirkan
Metil ergometrin 3 x 1
Vit. A 200.000 IU 1 x 1
Amoxicillin 3 x 1
Fe 1 x 1
Asam mefenamat 3 x 1
3.2. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa : Ny. “S” P30003 post partum fisiologis 1 jam pertama dengan
laserasi derajat II.
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan bayi ketiga tanggal 31
Maret 2010 jam 11.35 WIB dan merasakan nyeri pada luka
jahitan perineum.
Do : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : Tensi : 120/80 mmHg
Suhu : 36o C
Nadi : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
Inspeksi
Mammae : puting menonjol, terdapat hiperpigmentasi
areolla dan papilla mammae.
Genetalia : terdapat luka jahitan perineum vertikal,
lochea rubra, tidak varices, tidak oedem.
34
Palpasi
Mammae :ASI -/- konsistensi lembek.
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat.
Masalah : Nyeri pada luka jahitan.
Ds : Ibu mengatakan bahwa merasakan nyeri pada luka jahitan
yang terdapat pada perineum.
Do : Istirahat cukup.
Nutrisi.
Mobilisasi.
Relaksasi.
Vulva hygiene.
3.3. Antisipasi Masalah Potensial
Tidak ada
3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada
3.5. Intervensi
Diagnosa : Ny. “S” P30003 post partum fisiologis 1 jam pertama dengan
laserasi derajat II.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 90 menit
diharapkan masa nifas berjalan dengan normal.
Kriteria hasil : - Keadaan umum baik
- Kesadaran composmentis
- TTV dalam batas normal
Tensi : 110/70 – 120/80 mmHg
Nadi : 76 – 92 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5o C
RR : 16 – 24 x/menit
35
- TFU 2 jari dibawah pusat.
- Tidak ada perdarahan.
- Tidak terjadi retensi urine.
- Masa nifas berjalan normal.
- Colostrum / ASI bisa keluar lancar.
Intervensi
1) Lakukan observasi TTV, TFU, UC, perdarahan dan kandung kemih.
Rasional : dengan melakukan observasi TTV dapat mengetahui
keadaan umum pasien dan dengan melakukan observasi
TFU, UC, perdarahan dan kandung kemih dapat
mengetahui apabila masa nifas berjalan abnormal.
2) Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene.
Rasional : tubuh yang bersih dapat meningkatkan kenyamanan dan
mencegah infeksi.
3) Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara.
Rasional : untuk memperlancar proses laktasi dan menjaga payudara
agar tidak lecet.
4) Anjurkan ibu cara menyusui yang benar.
Rasional : dengan menyusui bisa merangsang kontraksi yang dapat
mempercepat terjadinya involusi uterus dan meningkatkan
kekebalan tubuh anak.
5) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang.
Rasional : dapat menambah tenaga dan mempercepat proses
penyembuhan luka jahitan.
6) Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini.
Rasional : dengan mobilisasi dapat memperlancar O2 ke jaringan-
jaringan mempercepat penyembuhan.
7) Anjurkan ibu untuk istirahat cukup.
Rasional : istirahat cukup dapat membantu relaksasi otot-otot serta
dapat mempengaruhi produksi ASI.
36
8) Jelaskan pada ibu tentang perawatan tali pusat.
Rasional : dengan melakukan perawatan tali pusat dapat mencegah
terjadinya infeksi tali pusat dan bayi.
9) Jelaskan pada ibu tentang tanda bahaya masa nifas.
Rasional : ibu dapat mengetahui bahaya-bahaya masa nifas dan
segera datang ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Masalah : Nyeri pada luka jahitan laserasi derajat II.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 10 menit
ibu dapat mengetahui keadannya sehingga ibu merasa
tenang.
Kriteria hasil : - Ibu mengerti apa yang disampaikan oleh bidan.
- Ibu terlihat tenang dan nyaman.
- Wajah tampak rileks.
Intervensi :
1) Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri, anjurkan ibu melakukan
tehnik relaksasi dan anjurkan pada ibu untuk perawatan luka jahitan.
Rasional : nyeri berasal dari jaringan pembuluh darah yang terputus
akibat robekan jalan lahir saat melahirkan kepala bayi dan
tehnik relaksasi dapat mengurangi dan menghilangkan
perhatian ibu terhadap rasa nyeri, sedangkan perawatan
luka jahitan dapat mencegah infeksi serta mempercepat
luka jahitan agar kering.
2) Ganti softex bila basah.
Rasional : ganti softex dapat mengetahui banyaknya perdarahan dan
memberikan rasa nyaman pada ibu, serta mencegah
infeksi.
37
3.6. Implementasi
Tanggal : 31 Maret 2010 Jam : 12.20 WIB
Diagnosa : Ny. “S” P30003 post partum fisiologis 1 jam pertama dengan
luka laserasi derajat II.
1) Jam 12.20 WIB
Melakukan observasi TTV, TFU, UC, perdarahan, kandung kemih.
Jam ke
Waktu Tensi(mmHg)
Nadi(x/mnt)
Suhu(oC)
TFU UC KandungKemih
Perdarahan
112.20 120/80 86 36 2 jari dibawah pusat Baik Kosong -12.35 120/80 86 36 2 jari dibawah pusat Baik Kosong -
2 13.05 120/80 86 36 2 jari dibawah pusat Baik Kosong 30 cc13.35 120/80 86 36 2 jari dibawah pusat Baik Kosong -
2) Jam 13.40 WIB
Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene.
Seka dengan air hangat 2 x/hari, dan apabila ibu sudah merasa pulih
dengan keadaannya mandi 2 x/hari, keramas 2 x/minggu, gosok gigi 2
x/hari, ganti softex bila basah atau selama ibu merasa tidak nyaman,
ganti pakaian dalam 2 x/hari, ganti baju 2 x/hari.
3) Jam 13.45 WIB
Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dan menganjurkan untuk
menyusui yang benar :
a) Lengan ibu menopak kepala, leher dan seluruh badan bayi.
b) Ibu menyentuhkan puting susunya ke bibir bayi.
c) Dagu menyentuh payudara ibu.
d) Mulut terbuka lebar dan mencakup sebanyak mungkin areolla
mammae.
e) Bibir bawah melengkung.
f) Bayi menghisap kulit dan dalam secara perlahan-lahan dan kadang-
kadang disertai dengan berhenti sesaat.
4) Jam 13.50 WIB
Menganjurkan ibu mengkonsumsi gizi seimbang agar kebutuhan
nutrisi bayi terpenuhi dengan baik, seperti mengkonsumsi nasi, daging,
sayur, buah dan susu kadang-kadang.
38
5) Jam 13.55 WIB
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi yaitu : dengan bergerak-gerak,
miring kanan-kiri, duduk, berjalan-jalan, atau aktifitas lainnya untuk
memulihkan otot-otot dasar panggul, melancarkan sirkulasi darah.
6) Jam 14.00 WIB
Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup agar tidak lelah.
7) Jam 14.05 WIB
Menjelaskan tentang bahaya masa nifas.
Keluarnya cairan berbau busuk.
Bengkak pada muka, kaki, disertai sakit kepala yang hebat, mata
berkunang-kunang.
Payudara bengkak kemerahan disertai sakit.
8) Jam 14.10 WIB
Menganjurkan ibu untuk kontrol apabila ada keluhan.
Tanggal : 31 Maret 2010 Jam : 14.15 WIB
Masalah : Nyeri pada luka jahitan laserasi derajat II.
Kebutuhan : - Istirahat cukup.
- Nutrisi.
- Mobilisasi.
- Relaksasi.
- Vulva hygiene.
1) Jam 14.20 WIB
Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri yang berasal dari
jaringan pembuluh darah yang terputus akibat robekan jalan lahir saat
melahirkan kepala bayi, kemudian menganjurkan ibu untukmelakukan
tehnik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri dengan cara duduk
berendam dalam wadah yang berisi air hangat selama 5-15 menit,
dan menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan luka jahitan dengan
39
cara menempelkan kasa steril yang sudah diberi betadine pada luka
jahitan.
2) Jam 14.25 WIB
Mengganti softex bila basah untuk mengetahui banyaknya perdarahan
dan memberikan rasa nyaman pada ibu, serta mencegah infeksi.
3.7. Evaluasi
Tanggal : 31 Maret 2010 Jam : 14.30 WIB
Diagnosa : Ny. “S” P30003 post partum fisiologis 1 jam pertama dengan
luka jahitan laserasi derajat II.
S : Ibu mampu menjawab dan menjelaskan kembali yang
telah disampaikan oleh bidan.
O : Keadaan umum baik
Kesadaran composmentis
TTV : Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Suhu : 36o C
RR : 20 x/menit
TFU 3 jari bawah pusat, lochea rubra, konsistensi
mammae lembek.
A : P30003 post partum fisiologis 1 jam pertama dengan laserasi
derajat II, masalah teratasi sebagian.
P : HE tentang :
- Makanan bergizi dan tidak ada pantangan makanan
apapun.
- Personal hygiene.
- Menyusui bayinya 2-3 jam sekali.
- Rutin minum obat sesuai advice dokter.
- Kontrol rutin apabila ada tanda bahaya post partum.
40
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah penulis menyelesaikan asuhan kebidanan pada Ny. ”S”
P30003 post partum fisiologis 1 jam pertama di ruang keperawatan
Puskesmas Mojoagung Jombang. Maka penulis menarik kesimpulan
antara lain : dalam pengkajian ibu mengatakan telah melahirkan anak yang
ketiga dengan berat badan lahir 3500 gram, panjang badan lahir 50 cm,
jenis kelamin perempuan dengan persalinan spontan. Setelah dilakukan
pemeriksaan dapat ditarik diagnosa Ny. ”S” P30003 post partum fisiologis
hari ke-1 dengan laserasi derajat II.
Dalam kasus ini tidak terdapat masalah potensial dan tidak
membutuhkan identifikasi kebutuhan segera. Rencana yang ditentukan
pada kasus ini antara lain : observasi TFU dan lochea, menganjurkan ibu
untuk melakukan perawatan payudara, menganjurkan ibu untuk menjaga
personal hygiene, mengajarkan ibu cara menyusui yang benar,
menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi seimbang, mobilisasi dini,
istirahat yang cukup, perawatan tali pusat dan tanda bahaya masa nifas.
Implementasi dilakukan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan asuhan sesuai dengan
tujuan dan kriteria hasil saat dilakukan anamnesa : pada pemeriksaan
ditemukan keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TFU 2 jari
dibawah pusat, pada planning dianjurkan ibu untuk kontrol ke bidan atau
keterangan kesehatan 1 x lagi selama masa nifas atau setiap ada tanda-
tanda bahaya nifas.
41
4.2. Saran
4.2.1. Bagi ibu dan keluarga.
Diharapkan ibu dapat kooperatif sehingga dalam pemberian obat
dapat dilaksanakan dengan baik.
4.2.2. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa berusaha lebih giat belajar agar dapat
menguasai dan memilikipengetahuan yang lebih dan dapat
menerapkan manajemen kebidanan varney dalam praktek
kebidanan.
4.2.3. Bagi petugas
Diharapkan petugas kesehatan mampu memberikan pelayanan
yang berkualitas untuk kepuasan klien.
4.2.4. Bagi institusi
Hendaknya menyediakan buku-buku yang lebih baik, berhubungan
dengan asuhan kebidanan pada masa nifas digunakan sebagai
masukan dan bahan pustaka penyusunan asuhan kebidanan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wijayanegara, Hidayat, 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung ; Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
43
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “S” P 30003 POST PARTUMFISIOLOGIS 1 JAM PERTAMA DI RUANG KEPERAWATAN
PUSKESMAS MOJOAGUNGJOMBANG
Disusun Oleh :
SURYA WIRA PRATIWINIM : 2008.01.0846
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANGPROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
2010
44
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat Allah
SWT hanya dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. “S” GIP00000 dengan Usia Kehamilan
38 Minggu Fisiologis di Puskesmas Mojoagung.
Laporan ini di susun sebagai salah satu persyarakat akademik dalam
rangka menyelesaikan program praktik kebidanan Husada Jombang. Dengan
terselesainya penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1) Dra. Hj. Soelijah Hadi, M.Kes. M.M. selaku ketua STIKES Husada Jombang.
2) Dr. Sriwulani Sumargo, Sp.R. M.Kes selaku Kepala Puskesmas Mojoagung.
3) Afida, S.S.T., selaku pembimbing praktek di Puskesmas Mojoagung.
4) Siti Mudrikatin, S.Si.T. S.Pd. selaku pembimbing akademik di STIKES
Husada Jombang.
5) Semua pihak yang mendukung dalam proses penyusunan asuhan kebidanan
ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan pada ibu
hamil ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak pula kekurangan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa saya
harapkan demi kesempurnaan asuhan kebidanan ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga asuhan kebidanan ini dapat bermanfaat bagi saya selaku
penyusun maupun pihak lain yang memanfaatkannya.
Jombang, Maret 2010
Penyusun
45iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ................................................................... 3
1.2.1 Tujuan Umum ............................................................ 3
1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................... 3
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................. 3
1.4 Tehnik Pengumpulan Data .................................................... 4
1.5 Tempat dan Waktu ................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6
2.1 Konsep Dasar Nifas ............................................................... 6
2.1.1 Definisi ....................................................................... 6
2.1.2 Pembagian masa nifas ................................................ 6
2.1.3 Perubahan masa nifas ................................................. 7
2.1.4 Perawatan post partum lanjutan ................................. 8
2.1.5 Involusi alat-alat kandungan ...................................... 8
2.1.6 Perubahan psikososial pada ibu nifas ........................ 10
2.1.7 Kebutuhan dasar masa nifas ....................................... 12
2.1.8 Kunjungan pada masa nifas ....................................... 13
2.1.9 Tanda-tanda bahaya masa nifas ................................. 14
2.1.10 Proses laktasi .............................................................. 15
46iv
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan ......................................... 15
2.2.1 Pengkajian .................................................................. 15
2.2.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan ........ 21
2.2.3 Antisipasi Masalah Potensial ..................................... 22
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ................................... 22
2.2.5 Intervensi .................................................................... 22
2.2.6 Implementasi .............................................................. 25
2.2.7 Evaluasi ...................................................................... 25
BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 26
3.1 Pengkajian .............................................................................. 26
3.2 Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan ..................... 34
3.3 Antisipasi Masalah Potensial ................................................. 35
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera ............................................... 35
3.5 Intervensi ............................................................................... 35
3.6 Implementasi .......................................................................... 38
3.7 Evaluasi .................................................................................. 40
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 41
4.1 Kesimpulan ............................................................................ 41
4.2 Saran ...................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
47v