i
ANALISIS PENGARUH INTELECTUAL CAPITAL DAN
INOVASI LAYANAN PERBANKAN TERHADAP
PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
KHAERU NISA AULIA URAKHMA
NIM 213 13 039
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya setelah kesulitan, pasti ada kemudah. Maka sesungguhnya
setelah kesulitan pasti ada kemudahan”
من جد و جد
“Siapa bersungguh-sungguh pasti ia akan dapat”
“Berkatalah jujur, sekalipun itu pahit”
“Salah satu cara untuk menjawab masalah adalah mencoba
menyelesaikannya”
“Hidup itu seperti sepeda, jika kau ingin tetap seimbang maka teruslah
bergerak”. Einstein
vi
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku tercinta,
Untuk pakde dan budeku,
Saudara-saudaraku, guru-guruku
Sahabat-sahabat seperjuanganku,
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas berkah dan nikmat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada baginda nabi agung Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari
jaman jahiliyah menuju jaman yang terang benderang. Amin.
Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana
Ekonomi (S.E) pada Jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Penulis mengajukan skripsi
dengan judul” Analisis Pengaruh Intelectual Capital dan Inovasi Layanan
Perbankan terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”.
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis tidak terlepas dari
bantuan, dukungan serta bimbingan oleh berbagai pihak. Maka dikarenakan
demikian, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga .
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana. M. Si., Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga, yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menulis
dan menyusun skripsi ini.
viii
4. Bapak Mubasirun dan Ibu Ngamilah yang kusayang sebagai pakde dan
bude saya yang tidak pernah lelah memberikan bimbingan, semangat dan
edukasi kepada saya untuk senantiasa menjadi manusia yang berguna dan
sukses serta menjadi kebanggaan keluarga.
5. Ayah dan ibuku tercinta yang jauh disana, terimakasih atas usaha serta
do’a kalian. Kalian malaikatku, semoga Allah SWT senantiasa menjaga
dan melindungi dimanapun berada.
6. Yang tersayang kakakku Eka, Ka’ Ani, Ka’ Ikah dan Ka’ Mut.
Terimakasih telah sabar mendampingiku. Do’aku beserta kalian.
7. Sahabat –sahabatku yang jauh karena jarak, maupun yang dekat karena
rindu, yang jauh karena tirai aktifitas dan yang dekat karena kasih sayang,
Rekan-rekan LPM DinamikA, KSEI dan semua yang telah mewarnai
kehidupanku.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik
kepada semuanya. Demi kebaikan untuk selanjutnya, penulis mengharap
kritik, saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak dengan
senang hati. Hanya kepada Allah SWT semua kesempurnaan dan
kekurangan hanyalah miliki makhluknya. Semoga apa yang terdapat
dalam tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah khazanah ilmu
pengetahuan. Amin.
Salatiga, Juli 2017
Penulis
ix
ABSTRAK
Urakhma, Khaeru Nisa Aulia. 2017. Analisis Pengaruh Intellectual Capital Dan
Inovasi Layanan Perbankan Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Skripsi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan S-1 Perbankan Syariah, IAIN
Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka Yudiana.,M.Si.
Penelitian ini dilator belakangi oleh adanya fenomena kenaikan asset yang
dimiliki oleh bank syariah di Indonesia. Adanya pasar bebas asean (MEA)
menjadikan bank syariah mempersiapkan diri dengan kemungkinan yang mungkin
terjadi untuk tetap mempertahankan kenaikan tingkat profitabilitasnya. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana pengaruh intellectual capital dan
inovasi layanan yang dilakukan oleh bank syariah terhadap profitabilitasnya.
Indikator intellectual capital diwakili oleh Structure capital value added (STVA)
dan capital employed efficiency (CEE), serta variabel inovasi layanan perbankan
yang diwakili oleh electronic banking dan branchless banking. Adapun variabel
profitabilitas bank syariah diukur dengan rasio ROA.
Data merupakan data sekunder yang terdiri dari 58 data namun karena
suatu keadaan menjadi 53 data yang berupa data bulanan dari bulan Desember
2014 hingga bulan April 2017 dari dua sampel bank yakni BRI Syariah dan BTPN
Syariah. Analisis penelitian menggunakan metode fixed effect model dalam proses
regresi data panel.
Hasil uji secara simultan menunjukan bahwa secara simultan variabel
independen berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Akan
tetapi secara parsial variabel STVA dan CEE berpengaruh positif signifikan
dengan tingkat signifikansi masing masing 0,0002 < 0,05 dan 0,0000 < 0,05.
Variabel internet banking tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
bank syariah di Indonesia yang diketahui dari tingkat signifikansi 0,1690 > 0,05
dan branchless banking berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas
bank syariah dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0014 > 0,05. Hasil penelitian
diharapkan pihak terkait dapat menimbang dan memperhatikan dalam
pengambilan kebijakan.
Kata Kunci : Bank Syariah, profitabilitas, intellectual capital, inovasi layanan
perbankan.
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………......................................
Persetujuan Pembimbing…………………………………………………….…..i
Pengesahan Kelulusan………………………………………………………..….ii
Pernyataan Keaslian Tulisan…………………………………………………...iii
Motto dan Persembahan………………………………………………………..iv
Kata Pengantar……………………………………………………………..…...vi
Abstrak……………………………………………………………………...….viii
Daftar Isi……………………………………………………………………..…..ix
Daftar Tabel……………………………………………………………………...xi
Daftar Gambar…………………………………………………………………xiii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………...…1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..10
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………...11
D. Kegunaan Penelitian……………………………………………………...11
E. Sistematika Penulisan…………………………………………………….12
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………..…14
A. Telaah Pustaka…………………………………………………………...14
B. Kerangka Teori………………………………………………………….23
C. Kerangka Penelitian……………………………………………………..41
D. Hipotesis…………………………………………………………………41
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….…45
A. Jenis Penelitian…………………………………………………………..45
B. Data dan Sumber Data…………………………………………………...46
xi
C. Populasi dan Sampel……………………………………………………..46
D. Teknik dan Pengumpulan Data…………………………………………..47
E. Definisi Konsep dan Operasional………………………………………..47
F. Teknik Analisis Data…………………………………………………….49
G. Alat Analisis……………………………………………………………..54
BAB IV ANALISIS DATA……………………………………………………..55
A. Deskripsi Objek Penelitian………………………………………………55
B. Analisis Data…………………………………………………………….61
C. Hasil Uji Hipotesis……………...……………………………………….75
BAB V PENUTUP………………………………………………………………85
A. Kesimpulan………………………………………………………………85
B. Saran……..………………………………………………………………87
Daftar Pustaka………………………………………………………………..…88
Lampiran-Lampiran…………………………………………………………....95
Daftar Riwayat Hidup Penulis………………………………………………..108
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jaringan Kantor Individual Bank Syariah Awal Tahun 2017……...…...2
Tabel 1.2 Total Asset Individu Bank Umum Syariah di Indonesia Triwulan IV
tahun 2014-2015………………………………………..………………4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu…………………………………………………..16
Tabel 3.1 Data Bank Umum Syariah Januari 2017………………………………47
Tabel 3.2 Matriks Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel…………………………………………………………….….49
Tabel 4.1 Data ROA Masing-masing Bank Umum Syariah Variabel
Dependen………………………………………………………………57
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel ROA………………………………….….58
Tabel 4.3 Data Variabel Independen….................................................................60
Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Variabel Independen ……………………………...61
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Unit root pada Level ………………………………...62
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Defference…………………….....63
Tabel 4.7 Model Regresi Common Effect (OLS)……………………………..….65
Tabel 4.8 Model Regresi Fixed Effect (LSDV)………………………………….65
Tabel 4.9 Hasil Uji Chow Test (F-test)…………………………………………..66
Tabel 4.10 ttest ……………………………………………………….…………...68
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas……………………………………….……...…73
xiii
Tabel 4.12 Uji Glejser………………………………………………….………...74
Tabel 4.13 Uji Durbin Watson Test……………………………………………………75
Tabel 4.14 Tabel Durbin Watson………………………………………………...75
Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis …………………………………………………..84
xiv
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.2 Skema Model Branchless Banking…………………...……………….41
Tabel 2.3 Kerangka Model Penelitian……………………………………….......42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Islam atau bank syariah adalah lembaga intermediasi
keuangan yang memiliki usaha menyalurkan pembiayaan dan lalu lintas
pembayaran berdasarkan syariat Islam (Sumitro, 1996: 5). Secara tersirat
bank konvensional memiliki fungsi dan misi yang sama dengan bank
syariah yakni mencapai tujuan usaha dan melakukan penetrasi terhadap
pasar sehingga memenangkan nasabah (Mulyani, 2016:1). Namun, melihat
pada orientasi yang berdasarkan syariah Islam, hal tersebut mengharuskan
kegiatan operasional yang dilakukan bank syariah terbebas dari unsur riba.
Keberadaan bank syariah di Indonesia didukung dengan jumlah
penduduk Indonesia dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Bank
syariah dirasakan menjadi solusi bagi keuangan umat Islam dalam
menjalankan aktifitas ekonominya berdasarkan ajaran agama (Mulyani,
2016:1). Selain menuntun umat dalam menaati aturan tuhannya, bank
syariah juga dapat berkontribusi terhadap perekonomian negara. Beberapa
contoh perkembangan bank syariah yang telah berkontribusi terhadap
pembangunan negaranya seperti Al- Rajhi Bank dengan total asset US$ 82
milyar dan Kuwait Finance House dengan total asset sebesar US$56,846
milyar.
Pertumbuhan perbankan syariah dewasa ini telah mengalami
perkembangan yang progresif. Dihitung sejak pertama didirikannya Bank
2
Muamalat Indonesia sebagai bank syariah pertama di Indonesia pada tahun
1992, saat ini bank syariah telah bertambah. Berdasarkan data statistik
perbankan syariah awal 2017, jumlah bank umum syariah atau biasa
disingkat dengan BUS telah bertambah menjadi 13 bank dengan jumlah
kantor cabang 1.873 kantor. Berikut adalah tabel persebaran individual
kantor cabang Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia awal tahun 2017:
Tabel 1. 1 Jaringan Kantor Individual Bank Syariah Awal tahun 2017
No Nama Bank KPO/
KC
KCP/
UPS
KK
1 Bank Aceh Syariah 26 86 18
2 Bank Muamalat Indonesia 83 191 80
3 Bank Victoria Syariah 9 5 -
4 Bank BRI Syariah 52 205 12
5 Bank Jabar Banten Syariah 9 56 1
6 Bank BNI Syariah 68 171 18
7 Bank Syariah Mandiri 130 437 54
8 Bank Mega Syariah 32 33 1
9 Bank Panin Syariah 16 5 1
10 Bank Syariah Bukopin 12 7 4
11 BCA syariah 11 8 3
12 Maybank Syariah Indonesia 1 - -
13 Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Syariah
25 3 -
474 1.207 192 Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK, Januari 2017
Berdasarkan data di tabel 1.1 menunjukan bahwa eksistensi
perbankan syariah dapat terjaga dan teruji dengan baik. Ekspektasi prospek
kemajuan bank syariah menjadi cerah dan optimis. Bahkan perbankan
syariah tetap mampu bertahan dan berkembang ketika masa krisis ekonomi
telah tiga kali melanda Indonesia, yakni di tahun 1997, 2008, dan tahun
2013.
3
Perkembangan bank syariah yang menggembirakan semakin
diperkuat dengan perkembangan asset yang dimiliki. Laporan statistik
perbankan syariah yang diterbitkan OJK pada tahun 2017 mengungkapkan
bahwa asset perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2015 sejumlah Rp
213,423 triliun meningkat menjadi Rp 225,804 triliun di akhir tahun 2016,
dan kembali meningkat di Januari tahun 2017 sejumlah Rp 248,819
triliun. Data catatan Asbisindo (Asosiasi bank syariah Indonesia) dalam
website resminya mengungkapkan bahwa asset yang dimiliki bank syariah
pada tahun 2016 sebesar Rp 356,50 triliun, naik dari tahun sebelumnya
yakni tahun 2015 sebesar Rp 296,26 triliun. Hal tersebut diperkuat dengan
data dari website beberapa bank umum syariah yang memberikan
keterangan bahwa asset individu bank umum syariah mengalami kenaikan
setiap tahunnya. Bank Muamalat Indonesia yang telah berdiri sejak 1992
memiliki asset mencapai RP 57,802,661 di tahun 2015. BRI Syariah
mengalami kenaikan asset dari Rp 20,341,033 di tahun 2014 menjadi Rp
24,230,247 di tahun 2015. Bank BNI Syariah juga mengalami peningkatan
asset dari Rp 19,492,112 di tahun 2014 menjadi Rp 23,017,667. Asset bank
syariah yang terus berkembang ini menjadi salah satu modal bagi
Indonesia untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Adapun
keterangan total asset masing-masing bank syariah dapat dilihat pada tabel
1.2 berikut:
4
Tabel 1.2 Total Aset Individu Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia Triwulan IV Tahun
2014 dan 2015
Total Asset Perindividu Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
No Nama Bank 2014 2015
1 PT. Bank BNI Syariah 19,492,112 23,017,667
2 PT. Bank Mega Syariah 7,042,486 5,559,820
3 PT. Bank Muamalat Indonesia 62,402,282 57,802,661
4 PT. Bank Syariah Mandiri 66,955,671 70,369,709
5 PT. BCA Syariah 2,994,449 4,349,580
6 PT. Bank BRISyariah 20,341,033 24,230,247
7 PT. Bank Jabar Banten Syariah 6,093,488 6,439,966
8 PT. Bank Panin Syariah 6,206,504 7,134,235
9 PT. Bank Syariah Bukopin 5,160,517 5,827,154
10 PT. Bank Victoria Syariah 1,439,632 1,379,266
11 PT. Maybank Syariah Indonesia 2,449,541 1,743,439
12 Bank Aceh Syariah 16,385,160 18,590,014
13 PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional (BTPN) Syariah
3,780,498 5,196,199
Sumber: Mulyani (2016) dan olahan data publikasi masing-masing bank, 2016
Muhklis (2012) menyatakan bahwa perkembangan dan
pertumbuhan lembaga keuangan tergantung pada laba atau profit yang
dihasilkan dari aktivitas operasional. Terdapat dua cara dalam
mendeskripsikan aktivitas perusahaan atau lembaga keuangan yakni
dengan melihat aktivitas operasional dan aktivitas finansial. Aktivitas
operasional meliputi proses produksi, adapun aktivitas finasial meliputi
aktifitas pendanaan dari modal yang diperoleh yang dipadukan dengan
SDM sehingga menghasilkan pengembalian dan laba.
Profitabilitas memberikan informasi hasil akhir kebijakan
keuangan dan kebijakan operasional yang telah dilakukan (Brigham &
Houston, 2010: 146). Hasil akhir dari kebijakan keuangan dan kebijakan
operasional yang dilakukan oleh suatu perusahaan adalah laba atau profit.
5
Dalam mengukur profit yang dihasilkan oleh manajemen perbankan maka
diperlukan analisis dengan menggunakan rasio-rasio perhitungan laba yang
dihasilkan. Return On Asset (ROA) merupakan salah satu rasio yang dapat
mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba bersih sesuai
dengan aktiva yang ditanamkan (Najmudin, 2011: 96). Dendawijaya dalam
Mulyani (2016:5) mengungkapkan bahwa penilaian ROA lebih
diutamakan bahkan dipilih oleh Bank Indonesia karena ROA menunjukan
kemampuan bank dalam mengelola asset yang berasal dari masyarakat.
Dalam upaya mencapai profit yang diharapkan oleh perbankan, hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh dua faktor. Hendrayanti dan Muharram
(2013: 1) menyatakan bahwa faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal bank. Faktor internal dapat berupa
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh bank.
Adapun faktor eksternal merupakan faktor diluar kemampuan bank yang
dapat mempengaruhi bank dalam menghasilkan laba yang ditargetkan.
Faktor eksternal tersebut dapat berupa perkembangan teknologi. Kedua
faktor tersebut merupakan indikasi dan sinyal bagi perbankan untuk
senantiasa mewaspadai akibat-akibat yang dapat timbul di luar kuasanya.
Pasar bebas yang telah melanda perekonomian daerah negara
anggota ASEAN tahun 2015 akan mempengaruhi sektor riil yakni arus
barang dan jasa termasuk perbankan. Penerapan Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) akan berdampak pada peningkatan kualitas dan daya saing
produk dan sumber daya yang dimiliki oleh setiap negara (Mulyani,
6
2016:6). Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang unggul wajib
dipersiapkan dengan peningkatan standar kualifikasi tenaga kerja dalam
skill dan penggunaan teknologi guna menghadapi persaingan. Tenaga kerja
sebagai asset tidak berwujud yang dimiliki lembaga perusahaan perbankan
perlu memperhitungkan hal tersebut untuk tetap dapat berkompetisi dan
mencapai tujuan usahanya yakni berkembang dan mendapatkan profit yang
ditargetkan.
Menurut Kartika & Hatane (2013), Panjaitan & Sadalia (2013),
Dwipayani (2014) dan Handayani (2016) salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi profitabilitas bank adalah Intelectual capital. Hal tersebut
karena dalam meningkatkan profitabilitas, perusahaan membutuhkan
modal intelektual pegawainya untuk menciptakan inovasi baru dalam
produk sehingga laba yang dihasilkan dapat maksimal. Pemanfaatan
Intelectual capital yang efektif dan efisien tidak hanya dapat
memaksimalkan laba saja, akan tetapi juga dapat meningkatkan kualitas
sehingga bank memiliki keunggulan serta dapat berkompetisi di
lingkungan yang kompetitif (Kartika & Hatane, 2013: 17). Akan tetapi
Yuni Murdiana Putri (2016), Maisaroh (2015), Juanda, Fitriah & Rosdiana
(2016) menyatakan dalam penelitian mereka bahwa Intelectual capital
tidak mempengaruhi profitabilitas.
Dalam Yinimindra, Samsir, dan Wijayanto (2015) Barker, Sinkula
dan kawan-kawannya menyatakan bahwa inovasi memiliki nilai yang
menjadi penentu kesuksesan pada pasar kompetitif suatu perusahaan dalam
7
jangka panjang. Damanpour (1991) dalam Han.et.al (1998) pada
Yinimindra, Samsir, dan Wijayanto (2015) membagi inovasi menjadi dua
yakni technical innovation dan administrative innovation. Technical
innovation merupakan inovasi yang berupa layanan, produk ataupun
teknologi. Sedangkan administrative innovation merupakan inovasi yang
berupa sistem administrasi.
Era globalisasi dan modernisasi menjadikan perbankan syariah
memerlukan inovasi layanan perbankan yang aman, mudah, dan efisien.
Persaingan yang ketat, percepatan jaman yang dinamis dan situasi negara
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) membuat
perbankan syariah harus mampu bersaing secara sportif dalam penguasaan
teknologi dan informasi yang semakin canggih untuk menduduki pasar
keuangan syariah ke ranah global. Oleh karena itu, inovasi baru dalam
pelayanan perbankan bagi masyarakat Indonesia perlu dilakukan seperti
pelayanan nasabah secara digital. Electronic banking merupakan inovasi
layanan perbankan yang menuntut aktifitas transaksi yang cepat dan aman.
Electronic banking merupakan inovasi teknologi guna memudahkan
pelayanan perbankan terhadap nasabahnya.
Kemudahan akses informasi dan transaksi tanpa melalui kontak
fisik melalui penggunaan electronic banking akan menekan biaya yang
dikeluarkan bank dalam aktifitas operasionalnya. Semakin banyak nasabah
yang menggunakan electronic banking maka semakin kecil biaya yang
dikeluarkan untuk aktifitas operasi, maka semakin bagus kualitas
8
profitabilitas yang dimiliki oleh bank. Abaenewe, dkk (2013) dengan
penelitiannya terhadap performa bank di Nigeria, penelitian Karimzadesh,
dkk (2014) dengan judul penelitian The Effect of Electronic Banking
Expansion on Profitability of a Commercial Bank (Sepah Bank Of Iran
serta penelitian Onay, Dkk (2008) yang meneliti pengaruh internet banking
di Turki menghasilkan kesimpulan penelitian bahwa electronic banking
signifikan mempengaruhi profitabilitas bank.
Penelitian mengenai electronic banking yang telah dilakukan oleh
Abaenewe, dkk (2013), Karimzadesh, dkk (2014), Onay, Dkk (2008)
ternyata bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wilson U
Ani, Cosmas O Odo, & Ezeudu Ikenna (2014) yang melakukan penelitian
di Nigeria, Manminder Singh Saluja & Tripti Wadhe (2015) yang meneliti
pengaruh electronic banking di India, serta Meihami, Bahram, Zeinab
Varmaghani, & Hussein Meihami (2013) yang menyatakan bahwa
electronic banking tidak berpengaruh terhadap profitabilitas bank.
Branchless banking atau laku pandai merupakan Inclusive
financial programme oleh OJK dimana masyarakat dapat melakukan
kegiatan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya yang dilakukan
tidak melalui jaringan kantor, namun melalui kerjasama dengan pihak lain
dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi. Branchless
banking atau laku pandai dicanangkan oleh pemerintah Indonesia melalui
Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) pada Juni 2012 yang
dilaksanakan pada tahun 2015 melalui Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
9
Branchless banking dilakukan guna menjawab pertanyaan bagaimana
Indonesia menyelesaikan permasalahan inklusifitas keuangannnya.
Berdasarkan survei literasi dan inklusi keuangan pada tahun 2013 yang
dilakukan oleh OJK menunjukan bahwa hanya setengah masyarakat
Indonesia yang telah mengetahui dan menggunakan layanan keuangan
secara inklusif yakni sejumlah 59.74%. Inklusifitas layanan keuangan
syariah hanya mencapai 9,61% di sektor perbankan, adapun perasuransian,
pegadaian dan lembaga pembiayaan berada di bawah 1%.
Branchless banking memudahkan bank untuk menjangkau pasar ke
daerah yang belum terjamah lembaga keuangan tanpa harus mengeluarkan
biaya pembuatan kantor cabang yang besar. Branchless banking dapat
digunakan untuk menambah pasar nasabah yang besar dan
mengembangkan usaha bank yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas
bank. Hal ini dibuktikan pada studi pada bank komersil di Kenya yang
menunjukan bahwa penggunaan branchless banking membantu bank
terkait dalam meningkatkan market share-nya yang mengindikasikan
adanya peningkatan skala pemasaran, memperluas skala pasar dan
menaikan pendapatan (Mwando:2013). Bahkan menurut Sarah (2016) dan
Lyman (2006) penggunaan branchless banking dapat menurunkan biaya
yang dapat meningkatkan profit dan mempengaruhi profitabilitas bank.
Namun, penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Manminder Singh
Saluja & Tripti Wadhe (2015), yang menyatakan bahwa branchless
banking tidak signifikan berpengaruh terhadap profitabilitas.
10
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
adanya kombinasi penggunaan variabel independen intellectual capital dan
inovasi layanan perbankan yang belum dilakukan oleh peneliti
sebelumnya. Selain itu pembaharuan periode waktu yang diteliti juga
menjadi perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis perlu melakukan
penelitian pada bank syariah di Indonesia dengan Judul: “Analisis
Pengaruh Intelectual capital dan Inovasi Layanan Perbankan
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka terbentuklah rumusan masalah yakni
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Structural Capital Value Added (STVA)
terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh Capital Employed Eficiency (CEE) terhadap
profitabilitas bank syariah di Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh electronic banking terhadap profitabilitas bank
syariah di Indonesia?
4. Bagaimana pengaruh branchless banking terhadap profitabilitas bank
syariah di Indonesia?
11
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh Structural Capital Value Added (STVA)
terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.
2. Mengetahui pengaruh Capital Employed Eficiency (CEE) terhadap
profitabilitas bank syariah di Indonesia.
3. Mengetahui pengaruh electronic banking terhadap profitabilitas
bank syariah di Indonesia.
4. Mengetahui pengaruh branchless banking terhadap profitabilitas
bank syariah di Indonesia.
D. Kegunaan Penelitian
Harapan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian yang
dilakukan adalah dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Adapun kegunaan atau manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pemahaman yang lebih tentang penulisan karya
ilmiah, pendalaman ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan
membantu dalam penyelesaian skripsi guna memperoleh gelar sarjana
ekonomi.
12
2. Bagi Akademik
Adanya penelitian ini sebagai bahan referensi bagi penelitian
berikutnya sehingga diharapkan dapat bermanfaat dan memperkaya
literatur ilmiah dan khazanah ilmu baru.
3. Bagi perbankan
Dapat dijadikan referensi dalam evaluasi kebijakan internal
perbankan dalam meningkatkan kualitas SDM-nya sehingga kinerja
dan profitabilitas meningkat serta berdaya saing tinggi.
E. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan uraian latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi telaah pustaka yang merupakan penjabaran penelitian
terdahulu , deskripsi konsep variabel, hubungan antar variabel,
kerangka penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Merupakan uraian mengenai jenis dan pendekatan penelitian,
populasi dan sampel, definisi konsep dan operasional, kerangka
penelitian dan alat analisis data.
13
BAB IV ANALISIS DATA
Berisi pembahasan deskripsi objek penelitian, analisis data yang
berupa analisis, rekapitulasi dan pengujian hipotesis.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan bab yang berisi penjelasan ringkas dari hasil analisis
berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Saran
merupakan rekomendasi atau himbauan kepada pihak terkait
agar pembahasan yang dipaparkan dapat memberikan ilmu
pengetahuan dan manfaat serta ditindak lanjuti serta
dikembangkan guna penelitian selanjutnya.
14
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Studi mengenai “Analisis pengaruh intelectual capital dan Inovasi
Layanan Perbankan Terhadap Profitabilitas Bank” sudah beberapa kali
dilakukan oleh peneliti lain, diantaranya Yuni Murdiana Putri (2016),
Maisaroh (2015), M Faidin Faza, dan Erna Hidayah (2014), Maricha Ulfa
Marfuah (2014), Reza Galih Widiatmoko (2015), Martha Kartika &
Saarce Elsye Hatane (2013), Kurniasih dan Heliantono (2016), Maisaroh
(2013), Saeid Daei Karimzadesh, Mostafa Emadzadeh, & Javad Shateri,
(2014), Manminder Singh Saluja & Tripti Wadhe (2015), Sana Haider
Sumra, dkk.(2011), Bahram Meihami, Zeinab Varmaghani, & Hussein
Meihami (2013), Wilson U Ani, Cosmas O Odo, dan Ezeudu Ikenna
(2014), Claudia McKay & Mark Pickens (2010), Ceylan Onay, Emre
Ozsoz, & Ash Deniz Helvacioglu (2008), Hidayati Sarah (2015) dan
Petern Mwangi King’ang’ai, Thomas Kigabo, Ephantus Kihonge, &
Jacklinne Kibachia (2016), dan Simon Oyewole, Mohammed Abba, El-
maude, Hibreel Gambo, Arikpo, I. Abam (2013) .
Penelitian yang membahas intellectual capital telah dibahas oleh
peneliti sebelumnya diantaranya M Faidin, Faza, dan Erna Hidayah
(2014), Marfuah, Maricha Ulfa (2014) yang menyatakan bahwa
intellectual capital memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Sedangkan Yuni Murdiana Putri (2016) dan Maisaroh
15
(2015) menyatakan bahwa intellectual capital tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas.
Adapun penelitian analisis pengaruh inovasi layanan perbankan
yakni electronic banking terhadap profitabilitas bank telah dilakukan oleh
peneliti Ceylan Onay, Emre Ozsoz, & Ash Deniz Helvacioglu (2008),
Saeid Daei Karimzadesh, Mostafa Emadzadeh, & Javad Shateri, (2014)
dan Sana Haider Sumra, dkk (2011) menyimpulkan bahwa electronic
banking berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank. Akan tetapi
beberapa peneliti seperti Wilson U Ani, Cosmas O Odo, & Ezeudu Ikenna
(2014), Manminder Singh Saluja & Tripti Wadhe (2015), dan Bahram
Meihami, Zaenab Varmaghani dan Hussein Meihami (2013) bahwa E-
Banking memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas
bank.
Branchless banking sebagai indikator kedua inovasi layanan
perbankan menurut Hidayati Sarah (2015) dan Peter Mwangi King’ang’ai,
Thomas Kigabo, Ephantus Kihonge, & Jacklinne Kibachia (2016)
branchless banking memberikan pengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas bank, namun Manminder Singh Saluja & Tripti Wadhe
(2015) menyatakan bahwa branchless banking tidak mempengaruhi
profitabilitas bank.
Dari uraian penelitian peneliti terdahulu maka untuk
mempermudah pemahaman akan penulis uraikan dalam tabel berikut:
16
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Pengaruh Intelectual Capital terhadap profitabilitas (ROA)
No Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Yuni
Murdiana
Putri (2016)
Jurnal Ilmu
dan Riset
Akutansi
Vol.5, No.3
Maret
Pengaruh
Intelectual
Capital terhadap
profitabilitas
dan
produktifitas
perusahaan
dalam index
LQ45.
Intelectual
capital (IC),
ROA
IC tidak signifikan
berpengaruh
terhadap ROA.
2 Maisaroh
(2015) Jurnal
Fakultas
Ekonomi
UIN Malang
Pengaruh IC dan
Islamicity
performance
index terhadap
perbankan
syariah
Indonesia
IC, Islamicity
performance
index, Profit
Sharing Ratio
(PSR),
Equitable
distribution
ratio (EDR),
Islamic profit
sharing (IPR),
ROA
IC berpengaruh
tidak signifikan
terhadap ROA
3 M Faidin,
Faza, dan
Erna Hidayah
(2014) Ekbisi
Vol. VIII,
No.2, Juni
Pengaruh
terhadap
profitabilitas,
produktivitas,
dan nilai
perusahaan pada
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
IC, ROA IC berpengaruh
positif signifikan
terhadap ROA.
4
Marfuah,
Maricha Ulfa
(2014) Jurnal
Eksbisi Vol
IX No.1
Desember
2014
Pengaruh IC
terhadap
profitabilitas,
produktifitas,
dan
pertumbuhan
perusahaan
perbankan
IC, ROA IC berpengaruh
positif terhadap
ROA
17
Pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap profitabilitas
(ROA)
No Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Reza Galih
Widiatmoko
(2015)
Skripsi UNY
Pengaruh IC
terhadap
profitabilitas
perusahaan
manufaktur
yang terdapat di
BEI
Value Added
Capital
Employed (VACA), Value
Added Human
Capital
(VAHU),
Structural
Capital Value
Added (STVA),
ROA
STVA berpengaruh
positif signifikan
terhadap ROA
2 Martha
Kartika,
Saarce Elsye
Hatane
(2013)
Busines
Accounting
review vol.1
no.2
Pengaruh IC
pada
profitabilitas
perusahaan
perbankan yang
ada di BEI tahun
2007-2011
VACA,
STVA,ROA
VACA, STVA
berpengaruh positif
signifikan terhadap
ROA
3 Ria
Andriyani
(2014) skripsi
UMP.
Pengaruh IC
terhadap kinerja
keuangan
perusahaan
farmasi yang
terdaftar di BEI
tahun 2009-
2013
IC, VACA,
VAHU,
STVA,ROA
STVA tidak
signifikan
berpengaruh
terhadap ROA.
4 Icut Zulfiani
(2016)
Skripsi UIN
Suka
Pengaruh
Intellectual
Capital
Terhadap
Profitabilitas
Dan Nilai Pasar
Pada Perusahaan
Yang Tercatat
Di
Jakarta Islamic
Index
Tahun 2012-
2014
VAHU, VACA,
STVA, ROA,
PER
STVA tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA
18
Pengaruh capital employed efficiency (CEE) Terhadap Profitabilitas Bank
ROA
No Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Tri
Ciptaningsih
(2013) Jurnal
STIE YKPN
Yogyakarta
Vol.12, No 3
tahun 2013
Uji pengaruh
modal
intelektual
terhadap kinerja
keuangan
BUMN yang go
public di
Indonesia
SCE, CEE,
VAIC, HCE,
ROA
CEE berpengaruh
positif signifikan
terhadap ROA
2 Rousilitas
Suhendah
(2008) Jurnal
Universitas
Tarumanegar
a.
Pengaruh IC
tehadap
profitabilitas,
produktiftas,
dan penilaian
pasar pada
perusahaan yang
go public di
Indonesia tahun
2005-2007
SCE, CEE,
ROA
CEE berpengaruh
positif signifikan
terhadap CEE
3 Siti Maisaroh
(2013) Jurnal
FE UMJ
Pengaruh
intelectual
capital terhadap
kinerja
keuangan
perusahaan
HCE, SCE,
CEE, ROA
CEE tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA
4 Kurniasih
dan
Heliantono
(2016) Jurnal
Ilmiah dan
Manajemen
Vol VI, No.2
Juni 2016
Intelectual
Capital bank
BUMN terbuka
dan
pengaruhnya
terhadap kinerja
keuangan
CEE, ROA CEE tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA.
19
Pengaruh Electronic Banking Terhadap Profitabilitas Bank ROA
No Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
1 Wilson U
Ani, Cosmas
O Odo, &
Ezeudu
Ikenna
(2014)
African
Journal Of
Science,
Technology
Innovation
and
Development.
Vol.06, Issue
1
The Impact of
Information
Technology on
Bank
Profitability in
Nigeria
internet banking
dan Mobile
Banking
Penggunaan
teknologi infomasi
seperti internet
banking dan
Mobile Banking
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas bank.
2 Ceylan
Onay,, Emre
Ozsoz, &
Ash Deniz
Helvacioglu
(2008)
Oxford
Bussiness &
Economics
Conference
Program:U.K
The Impact of
Internet Banking
on Bank
Profitability the
Case of Turkey
Mobile banking,
internet
banking, dan
online payment.
Internet Banking
berpengaruh
negatif signifikan
terhadap
profitabilitas bank.
3
Saeid Daei
Karimzadesh,
Mostafa
Emadzadesh,
& Javad
Shateri.
(2014) Indian
Journal
Science and
Resource
Ed.4 Vol:06.
The Effect of
Electronic
Banking
Expansion on
Profitability of a
Commercial
Bank (Sepah
Bank Of Iran)
Mobile banking,
internet
banking,
terminal
branches,
ATMs, POSs,
bank size and
market
concentration
Electronic banking
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas bank.
20
No Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
4 Manminder
Singh Saluja
& Tripti
Wadhe
(2015)
International
Journal In
Management
and Social
Science.
Vol.03, Issue
02
Impact Of E-
Banking On
Profitability of
Commercial
Banks In India
Internet
banking, phone
banking, ATM
and mobile
banking.
Penggunaan
electronic banking
terjadi pengaruh
positif tidak
signifikan terhadap
profitabilitas bank.
5 Sana Haider
Sumra,
dkk.(2011)
Journal of
Public
Admistration
and
Governance
Vol.1 No.1.
Macrothink
Institute
The Impact of E-
Banking on the
Profitability of
Banks: A Study
of Pakistani
Banks
Internet
banking, phone
banking, ATM
and mobile
banking.
electronic banking
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas bank.
6 Meihami,
Bahram,
Zeinab
Varmaghani,
& Hussein
Meihami
(2013)
Interdicpilina
ry Journal of
Contemporar
y Research of
Bussiness.
Vol.4 No.12.
Ed.April.
The Effect of
Using
Electronic
Banking on
Profitability of
Bank
Internet
banking, phone
banking, ATM,
mobile banking
dan ROA.
electronic banking
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
profitabilitas bank.
21
No Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
7 Simon
Oyewole,
Mohammed
Abba, El-
maude,Hibre
el Gambo,
Arikpo, I.
Abam (2013)
International
Journal of
Scientific and
Technology.
E-banking and
Bank
Performance
Evidence from
Nigeria
ROA, ROE,
dan NIM
likuiditas, risiko
kredit, rasio
leverage,biaya
operasional,size,
market power,
Bcon (variabel
dummy), inflasi,
tingkat
pertumbuhan
GDP
Tahun pertama
NIM berdampak
negatif karena
biaya pengadaan
electronic banking
yang tinggi dan
tidak ada pengaruh
signifikan terhadap
ROA dan ROE tapi
ditahun kedua
pengadaan
electronic banking
terdapat pengaruh
positif yang
signifikan terhadap
ROA dan NIM
Pengaruh Branchless Banking Terhadap Profitabilitas Bank (ROA)
1 Hidayati
Sarah (2015)
Jurnal
Muzara’ah
IPB
Dampak
Branchless
Banking
terhadap kinerja
keuangan PT
Bank Muamalat
Indonesia
CAR,
ROA,BOPO,
Branchless
Banking
CAR, ROA, BOPO
sesudah branchless
banking lebih baik
dibandingkan
sebelum branchless
banking.
2 Manminder
Singh Saluja
& Tripti
Wadhe
(2015)
International
Journal In
Management
and Social
Science.
Vol.03, Issue
02.
Impact Of E-
Banking On
Profitability of
Commercial
Banks In India
Mobile banking,
agent bank.
Agent of banking
atau branchless
banking signifikan
tidak berpengaruh
terhadap
profitabilitas bank.
3 Petern
Mwangi
King’ang’ai,
Thomas
Kigabo,
Ephantus
Kihonge, &
Jacklinne-
Effect Of Agency
Banking On
Financial
Performance Of
Commercial
Banks In
Rwanda. A
Study Of Four
Financial
performance,
Agency banking,
Commercial
banks in
Rwanda
Agent of banking
atau branchless
banking positif
signifikan
berpengaruh
terhadap
profitabilitas
(ROA).
22
No Penulis Judul Variabel Hasil Penelitian
-Kibachia
(2016)
European
Journal of
Business and
Social
Sciences,
Vol. 5, No.
01, April
2016
-Commercial
Banks In
Rwanda
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya, terdapat gap mengenai perbedaan hasil penelitian. Oleh
karena itu perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
menggunakan dua variabel yakni intelectual capital dan inovasi layanan
perbankan sebagai variabel independen (X) dengan harapan mendapatkan
hasil penelitian yang lebih baik. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah profitabilitas yakni ROA (Y). Penelitian ini memposisikan diri
sebagai penelitian dengan menggunakan rasio STVA dan CEE dari model
VAIC (value added intellectual capital) yang dihitung dari laporan
keuangan bulanan. Penelitian yang dilakukan di Indonesia pada review
penelitian terdahulu pada tabel 2.1 belum pernah dilakukan penelitian
yang menyatakan persamaan profitabilitas dari fungsi variabel STVA
(structural capital value added), CEE (capital employed efficiency),
electronic banking dan branchless banking. Hal tersebut ditambah dengan
pembaharuan periode waktu dari penelitian yang telah dilakukan.
23
B. Kerangka Teori
1. Bank Syari’ah
Definisi Bank Syari’ah berdasarkan UU RI No.21 tahun 2008 pada
Bab 1 dijelaskan bahwa bank syariah merupakan bank yang
melaksanakan proses operasionalnya berdasarkan prinsip syariah.
Bank syariah dibagi dalam dua jenis yakni Bank Umum Syariah (BUS)
dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Sumitro (1996: 5) bank Islam atau bank syariah merupakan bank
yang tata cara operasinya dilaksanakan berdasarkan ajaran Islam.
Menurut eksiklopedi Islam dalam Sumitro (1996: 5) mengartikan
bahwa bank Islam atau bank syariah merupakan lembaga keuangan
memiliki usaha pokok memberikan kredit dan jasa lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syariat Islam yakni berdasarkan Al-Quran dan
Hadis. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa bank syariah
merupakan lembaga intermediasi keuangan yang memiliki usaha
menyalurkan pembiayaan dan lalu lintas pembayaran berdasarkan
syari’at Islam.
Bank syariah dibentuk berdasarkan tujuan tertentu. Tujuan Bank
Syariah Menurut Sumitro (1996: 17) tujuan adanya bank Islam atau
bank syariah adalah sebagai berikut:
24
a. Mengarahkan ekonomi umat dalam bermuamalah secara Islam
sehingga terhindar dari praktik riba yang berdampak buruk bagi
kehidupan ekonomi umat.
b. Mencapai keadilan ekonomi antara orang miskin dan orang
kaya sehingga kesenjangan ekonomi dapat berkurang.
c. Meningkatkan kualitas hidup umat dengan adanya produk
pembiayaan sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuan
perekonomiannya secara produktif dan optimal.
d. Membantu menanggulangi kemiskinan yang terjadi dalam
kehidupan perekonomian umat melalui kegiatan pembinaan
dagang, pembinaan usaha dan pengembangan modal melalui
pembiayaan usaha.
e. Menjaga kestabilan moneter pemerintah. Aktifitas-aktifitas
yang dilaksanakan oleh bank syariah diharapkan mampu
menghindarkan inflasi yang dialami.
f. Menyelamatkan umat Islam dari ketergantungan terhadap bank
konvensional.
Menurut Arifin dalam Mulyani (2016: 24) pelaksanaan aktivitas
perbankan dan keuangan dapat dijadikan sebagai lahan bagi
masyarakat modern minimal pelaksanaan kepada dua ajaran Al-Quran
sebagai berikut:
a. Prinsip ta’awun, merupakan prinsip dimana manusia saling
bekerja sama dan membantu sesamanya dalam kebaikan. Hal
25
tersebut berdasarkan QS Al-Maidah ayat 2 dengan arti yang
berbunyi sebagai berikut:
“….Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan
ketaqwaan, dan janganlah saling membantu dalam perbuatan
dosa dan permusuhan…”.
b. Prinsip menghindari al-Iktinaz, merupakan tindakan
menyimpan atau menahan uang dan transaksi yang dapat
bermanfaat bagi umat yang telah diterangkan dalam QS An-
Nisa ayat 29 dengan arti yang berbunyi sebagai berikut:
“…Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
di antara kamu..”
2. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan informasi hasil akhir kebijakan keuangan
dan kebijakan operasional yang telah dilakukan, hasil akhir yang
diharapkan adalah laba (Brigham & Houston, 2010: 146). Harahap
(2007:300) mengartikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dari aktifitas operasi yang merupakan tujuan
dari perusahaan. Profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental
perusahaan ditinjau berdasarkan tingkat efisiensi dan efektifitas
operasi perusahaan dalam perolehan laba (Harmono, 2009:109).
26
Dalam teori keuangan, profitabilitas seringkali digunakan sebagai
indikator atau alat ukur kinerja fundamental perusahaan yang mewakili
kinerja manajemen.
Tingkat keuntungan atau profit yang diperoleh oleh bank dapat
dipengaruhi oleh faktor yang dapat dikendalikan dan tidak
dikendalikan. Faktor yang dapat dikendalikan antara lain seperti faktor
segmentasi bisnis (seperti orientasi retail) dan pengendalian
pendapatan. Faktor yang tidak dapat dikendalikan di antaranya faktor
yang datang dari luar yakni faktor eksternal seperti kondisi ekonomi
dan situasi persaingan (Mulyani, 2016:26). Dalam menghadapi faktor
eksternal bank tidak dapat mengendalikannya, namun bank dapat
membuat rencana fleksibel dan strategis dalam menghadapinya.
Menurut Arifin (2009) dalam Mulyani (2016:26) terdapat dua rasio
yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja bank yakni Return on
Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).
Menurut Lukman dalam Defri (2012:4) profitabilitas diukur
dengan Return on Asset (ROA) sebagai alat ukur bank dalam
mendapatkan keuntungan bersih. Rudy mengungkapkan dalam Defri
bahwa ROA menjadi ukuran dalam menilai besarnya tingkat
pengembalian dari asset perusahaan. Menurut Dendawijaya (2005)
dalam Mulyani (2016:27) dalam menentukan tingkat kesehatan bank,
Bank Indonesia lebih mengutamakan perhitungan ROA daripada ROE.
Hal tersebut karena nilai profitabilitas bank yang diukur berdasarkan
27
asset dana yang sebagian besar berasal dari masyarakat lebih
diutamakan.
Return on Asset (ROA) atau Return on Investment (ROI) adalah
rasio yang menunjukan hasil atau pengembalian atas jumlah aktiva
yang digunakan perusahaan. ROA menunjukan nilai efektifitas
manajemen dalam mengelola investasinya. Selain itu, hasil
pengembalian investasi menunjukan bahwa produktivitas dari seluruh
dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Semakin rendah rasio ROA, maka semakin tidak efektif perusahaan
tersebut dalam mengelola investasinya (Kasmir, 2008:202).
Menurut SK DI BI No.30/ 12/ KEP/ DIR dan SEBI No.30/ 3/
UPPB pada tanggal 30 April 1997 penilaian dalam menentukan bank
sehat atau tidak apabila memiliki ROA diatas 1, 215%.
Perhitungan ROA berdasarkan ketetapan Bank Indonesia dapat
dilakukan dengan menghitungnya berdasarkan formula berikut:
ROA = laba sebelum pajak x 100%
Rata-rata total aktiva
3. Intelectual Capital (IC)
Intelectual Capital dalam tulisan ini disingkat dengan IC
merupakan asset tidak berwujud yang berupa pengetahuan dan
keahlian yang dimiliki oleh suatu organisasi, praktisi ataupun
komunitas (Marfuah, 2014: 3). Menurut Sentosa dan Setiawan dalam
28
Kartika dan Hatane (2013) Intelectual Capital (IC) merupakan aset
tidak berwujud, merupakan asset utama setelah asset fisik dan finansial
yang apabila potensinya dimanfaatkan dengan baik akan dapat
memberikan nilai tambah dan pembeda dengan perusahaan lain.
Stewart (1997: 89) mendefinisikan intellectual capital (IC) adalah
segala hal yang diketahui dan dikontribusikan oleh orang yang berada
dalam perusahaan yang memberikan keunggulan bersaing. Hal yang
diketahui merupakan materi intelektual yang dapat digunakan guna
menciptakan kekayaan. Pengukuran penilaian Intelectual capital
menurut Thaib (2013) dapat diukur dengan Value Added (VA).
Structural Capital Value Added (STVA) merupakan salah satu dari
tiga unsur yakni human capital, relational capital, dan structural
capital yang dapat digunakan untuk mengukur intellectual capital
(IC).
a. Structural Capital Value Added (STVA)
Structural Capital Value Added (STVA) merupakan alat yang
dapat mengukur seberapa sukses structure capital (SC) dapat
melakukan proses penciptaan nilai perusahaan. Rasio ini mengukur
jumlah structure capital yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1
rupiah dari value added dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan structure capital dalam penciptaan nilai (Ulum, 2009:
88).
STVA = SC/ VA
29
SC (structural capital) = VA – HC
VA (Value Added)= Out put – In put atau VA = OP+EC+D+A
Out put = merupakan total penjualan dan pendapatan lain atau total
pendapatan
In put = adalah beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban
karyawan)
OP = Operating profit (Laba Operasi)
EC = Employed costs (beban karyawan)
D = Depreciation (depresiasi)
A = Amortisation (amortisasi).
HC (human capital)= total pengeluaran untuk karyawan.
Total pengeluaran diperoleh dari beban tenaga kerja atau beban
karyawan dan beban promosi yang diperoleh dari pos laba rugi
dalam laporan keuangan bank terkait (Ulum, 2009:89).
b. Capital Employed Eficiency (CEE)
Menurut Pulic dalam Cahyati (2012:8) menyatakan bahwa
penilaian yang ideal untuk mengukur Intelectual Capital adalah
dengan Value Added Intelectual Capital (VAIC) model. Capital
Employed Eficiency (CEE) merupakan salah satu jenis efisiensi
dari Value Added Intelectual Capital (VAIC) model yang dapat
digunakan untuk mengukur Intelectual Capital. Capital Employed
Eficiency (CEE) merupakan komponen intellectual capital yang
penting dalam mengukur human capital. Ulum (2009:89)
30
menyebut Capital Employed Eficiency (CEE) sebagai Value Added
Human Capital (VAHU) yang memberikan petunjuk mengenai
banyaknya value added yang dapat dihasilkan dengan dana yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio perhitungan ini memberikan
deskripsi kontribusi yang dibuat dari setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam human capital terhadap value added.
Capital Employed Eficiency (CEE) adalah pengukuran yang
mengukur sejauh mana modal manusia atau karyawan dengan
kemampuan intelektualnya dapat bekerja dan mampu
menghasilkan asset tetap dan asset lancar suatu perusahaan.
CEE = VA/ CE
VA (Value Added)= Out put – In put atau VA = OP+EC+D+A
Capital Employed (CE) = Nilai buku aktiva bersih (laba bersih atau
dana yang tersedia)
4. Inovasi Layanan Perbankan
Inovasi menurut Ferryanto (2009) adalah sesuatu hal baru atau
penemuan baru secara sistematis yang ditemukan oleh seseorang
karena kemampuannya dalam melihat dunia melalui mata orang lain
dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara optimal. Inovasi
merupakan cara sebuah organisasi, institusi atau perusahaan untuk
bertahan dan melanjutkan kegiatan bisnisnya sehingga dapat bersaing
dengan lembaga bisnis yang lain.
31
Dalam Yinimindra, Samsir, dan Wijayanto (2015) Barker, Sinkula
dan kawan-kawannya menyatakan bahwa inovasi memiliki nilai yang
menjadi penentu kesuksesan pada pasar kompetitif suatu perusahaan
dalam jangka panjang. Bahkan Brown dan Eisen Hard (1997) dalam
Jimenez,et.al yang dikutip Yinimindra, Samsir, dan Wijayanto (2015)
menyatakan bahwa perusahaan dengan kemampuan dan kapasitas
inovasi yang tinggi akan mampu merespon tantangan dan tuntutan
lingkungan dengan lebih baik dan cepat.
Menurut Damanpour (1991) dalam Han.et.al (1998) dikutip dalam
Yinimindra, Samsir, dan Wijayanto (2015) inovasi terbagi menjadi dua
yakni technical innovation dan administrative innovation. Technical
innovation berupa produk, pelayanan dan teknologi. Adapun
administrative innovation berupa sistem dan proses administrasi.
Electronic banking dan branchless banking merupakan technical
innovation dalam pelayanan nasabah bank dengan berdasarkan
teknologi dan sistem baru didalamnya. Berikut merupakan uraian
singkat keduanya:
a. Electronic banking
Dalam Wikipedia electronic banking atau biasa disebut
internet banking merupakan transaksi, pembayaran, dan transaksi
lain melalui daring atau internet dengan website bank bersangkutan
yang telah dilengkapi dengan sistem pengaman. electronic banking
adalah inovasi layanan perbankan berdasarkan perkembangan
32
teknologi. Cronin dengan bukunya Banking and Finance the
Internet dalam bulletin bank Indonesia oleh Direktorat Penelitian
dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (2002: 2)
mendefinisikan bahwa
The financial services application that enables financial
institutions to offer traditional banking products and services such
as checking, savings and money market accounts and certificates
of deposit over the internet.
Perkembangan teknologi dan informasi membuat lembaga
perbankan diharuskan fleksibel mengikutinya. Hal ini mau tidak
mau harus dilakukan untuk dapat bertahan dan terus bersaing antar
bank satu dengan lainnya. Bahkan pelayanan electronic banking
telah memiliki regulasi khusus yang diatur dalam PBI 9/ 15/ PBI/
2007 dan SE BI No.6/ 18/ DPNP mengenai Penerapan Manajemen
Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum
sebagai antisipasi resiko oleh pihak yang tidak bertanggungjawab
seperti hacker/ cracker yang dapat menembus firewall internet
bank.
Penyelenggaraan internet banking merupakan penerapan
atau aplikasi teknologi informasi. Perkembangan teknologi ini
dimanfaatkan dalam rangka menjawab kemauan nasabah
perbankan yang menginginkan servis aman, cepat, nyaman, murah
dan mudah diakses dari mana saja baik itu dari HP, Komputer,
33
laptop/ note book, PDA, dsb dan siap kapan saja (selama 7 hari x
24 jam).
Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank
Indonesia (2002:1) menyatakan inovasi layanan perbankan non
cash meliputi: Authomatic Teller Machine (ATM), Smart card
(Credit card, debit card, ATM card, termasuk e-money), Mobile
banking atau phone banking, Internet banking.
Hal tersebut di atas merupakan beberapa inovasi layanan
perbankan non cash yang dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun tanpa batasan ruang dan waktu. Terdapat 3 tingkatan
internet banking:
1) Entry/ informasional
Merupakan brosur eletronik atau tahapan dimana bank
menyediakan data informasi statistik serta jasa atau produk
yang ditawarkan dengan resiko rendah mengingat hal tersebut
tidak berkaitan dengan data base.
2) Intermediate/ communicative
Tingkatan yang memiliki resiko lebih besar dari
sebelumnya, memberikan pelayanan yang lebih banyak dari
sekedar informasi karena aktifitas interaksi terbatas seperti on
line account application, account inquiry, electronic mail, dan
hal lain.
34
3) Advance transaction
Tingkatan terlengkap karena seluruh transaksi yang
dibutuhkan dapat ditampilkan nasabah seperti transfer,
pembayaran dan hal lain selain penarikan.
Fasilitas yang ditawarkan dalam electronic banking
meliputi ATM, sistem aplikasi perbankan, sistem penyelesaian
bruto waktu nyata (Real Time Gross Settlement (RTGS)), internet
banking, mobile banking dan kliring elektronik.
Jean Michael Sahut dalam Hapsari (2015:22) menyatakan
bahwa electronic banking merupakan model bisnis baru yang
digunakan akibat pengaruh teknologi. 4 (empat) bentuk dalam
model bisnis ini yaitu:
1) Vertical portal, menawarkan jasa informasi keuangan.
2) Agrregator, sebagai pihak ketiga pada transaksi online guna
mencegah kejahatan.
3) Speciality manufacture, penyedia jasa keuangan yang
mendistribusikan jasanya dengan jaringan yang dimiliki
sendiri atau pihak yang bekerjasama dengannya seperti
layanan perbankan.
4) Company sites, penyedia jasa keuangan secara online
seperti asuransi, investasi atau layanan perbankan.
Dalam penelitian ini, penulis menekankan kepada salah
satu fasilitas dari electronic banking yaitu mobile banking. Hal
35
tersebut karena a) penggunaan mobile banking yang mudah
digunakan dimana saja. b) selanjutnya berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh sharing vision jumlah pengguna smartphone
sebagai salah satu instrument penggunaan internet banking telah
mencapai 50,45 juta orang.
Electronic banking sebagai inovasi pelayanan perbankan
memiliki pengaruh terhadap profitabilitas berdasarkan
pemanfaatannya yang dapat dijadikan alternatif dalam menekan
cost dalam menjangkau nasabah. Dalam Hapsari (2015: 23) survey
yang pernah dilakukan di Amerika tahun 2000, menyimpulkan
bahwa penggunaan electronic banking atau internet banking
memiliki fungsi sebagai subtitusi pengadaan kantor cabang yang
dapat memberikan beban biaya lebih murah dibandingkan
pemanfaatan kantor cabang, telepon, ATM, dan PC Banking.
Hal tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan
oleh Maihami, dkk (2013) dan Sumra, dkk (2011) serta Hapsari
(2015) yang menyatakan bahwa Electronic banking memberikan
pengaruh positif terhadap profitabilitas bank.
b. Branchless banking
Certified government Audit Professional (GCAP) dalam
branchless banking diagnostic template mendefinisikan branchless
banking yakni
as the delivery of financial services outside conventional
bank branches, often using agents and relying on information and
36
communications technologies to transmit transaction details –
typically card-reading point-of-sale (POS) terminals or mobile
phones
Branchless banking di Indonesia disebut dengan Laku
Pandai. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.19/
POJK.03/ 2014 tentang layanan keuangan tanpa kantor dalam
rangka keuangan inklusif mendefinisikan laku pandai atau
branchless banking merupakan kegiatan penyediaan layanan
perbankan atau layanan keuangan lainnya yang dilakukan tidak
melalui jaringan kantor, namun melalui kerjasama dengan pihak
lain dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.
Kerjasama pihak lain tersebut adalah dengan agen yang menjadi
tangan panjang bank untuk menyediakan layanan perbankan secara
inklusif sehingga masyarakat yang unbankable menjadi bankable.
Sebelumnya dalam preliminary study Bank Indonesia (2011)
disebutkan bahwa branchless banking secara umum merupakan
strategi pelayanan keuangan masyarakat akan jasa keuangan tanpa
memerlukan kantor cabang bank secara fisik atau dilakukannya
outsourcing proses transaksi layanan jasa perbankan kepada pihak
ketiga.
Survey nasional literasi keuangan mengungkapkan bahwa
masyarakat Indonesia yang menikmati layanan perbankan baru
57,28%. Ini bertolak belakang dengan adanya lembaga perbankan
yang telah ratusan tahun. Laku pandai merupakan program Otoritas
37
Jasa Keuangan (OJK) yang dibuat untuk menjawab layanan
keuangan di pelosok daerah yang belum terjangkau layanan
perbankan karena tantangan kondisi geografis Indonesia tanpa
terkena resiko tingginya biaya pembuatan kantor cabang. Program
ini juga menjadi solusi bagi masyarakat daerah yang belum
terjangkau layanan perbankan untuk dapat meningkatkan
pendapatannya melalui fasilitas pembiayaan dan menampung
masyarakat daerah tersebut untuk menabung tanpa ke kantor bank.
Pentingnya pemanfaatan teknologi bagi pemanfaatan
branchless banking untuk memperluas jangkauan keuangan
membutuhkan kerjasama diantara dengan lembaga keuangan
mikro, operator telepon, perusahaan teknologi, perusahaan
telekomunikasi, dan agen ritel. Elemen branchless Banking
menurut CGAP adalah:
1) Penggunaan outlet pihak ketiga. Penggunaan outlet meliputi
ekslusif dan non eksklusif seperti pom bensin, pedagang,
counter pulsa, toko, mini market, ataupun kantor pos. Tindakan
dalam transaksi yang membutuhkan aktifitas secara fisik seperti
transaksi penyetoran, penarikan dan pembukaan rekening akan
di handle oleh mereka.
2) Penggunaan teknologi. Transaksi jarak jauh dapat dilakukan
melalui teknologi seperti kartu pembayaran atau telepon selular
untuk mempermudah transaksi dan identifikasi elekronis.
38
3) Memerlukan institusi yang dapat menjalankan fungsi sebagai
pengumpul dana layaknya bank yang diakui pemerintah.
4) Penyediaan minimal jasa penyetoran dan penarikan selain
transaksi serta jasa keuangan yang lain.
Sarah (2016:141) menyebutkan terdapat tiga tipe branchless
Banking, diantaranya:
1) Bank Led Model
Penggunaan jasa agen atau telekomunikasi atau bahkan
keduanya dalam melayani masyarakat ada pada model ini.
Bank berperan penuh dalam mulai dari proses perizinan,
pelaksaaan, pengelolaan financial dan sistem. Lynan dalam
Sarah (2016:141) menjelaskan, pendistribusian produk dan
layanan dilakukan oleh agent retail sebagai pengelola nasabah,
adapun bank menciptakan jasa dan produk keuangan.
Perusahaan telco adalah sebagai penyedia saluran infrastruktur
guna transaksi layanan perbankan, sehingga bank
membutuhkan jasa perusahaan telekomunikasi sebagai agen.
Model ini menjadi pertimbangan karena rendahnya biaya, cepat
dan dekat. Negara yang menggunakan model ini yaitu India
dan Brazil.
Dua jenis agen Agen yang ditunjuk oleh bank (Sarah, 2016)
yakni: a. super agent: merupakan badan hukum yang
bekerjasama dalam distribusi layanan keuangan, memiliki
39
kegiatan bisnis yang berjalan lama dan memiliki jaringan yang
luas, contohnya adalah PT Pos Indonesia. b. Sub agent: adalah
jaringan super agent yang menyebar di seluruh wilayah.
Pelayanan langsung terhadap nasabah akan dilayani oleh sub
agent ini secara face to face.
2) Telco Led Model
Model ini merupakan model di mana proses perizinan dan
operasional branchless banking dipegang oleh perusahaan
telekomunikasi yang menjadi penanggung jawab penuh atas
transaksi yang biasa dilakukan perbankan seperti proses
transfer.
Dalam model ini bank tidak terlibat langsung, bahkan
hanya memberikan dukungan kepada perusahaan. Hubungan
kontraktual antara nasabah dengan perusahaan tidak terjadi.
Menurut Bank Indonesia produk yang ditawarkan dalam model
ini biasanya berupa e-money yang merupakan uang yang
dimasukan dalam kartu elektronik yang dapat digunakan untuk
aktivitas pembayaran selain penerbit.
3) Hybrid Led Model
Dalam Hybrid Led Model bank menggandeng institusi non-
bank untuk bekerjasama dalam bentuk joint venture ataupun
partnership guna menyediakan layanan perbankan kepada
masyarakat melalui handphone. Masing-masing memiliki
40
keunggulan untuk menguasai pasar yang ditargetkan. Jasa
telekomunikasi yang diberikan seperti sms, pengisian saldo,
dan lainnya menjadi tanggung jawab perusahaan yang
bekerjasama dengan bank, adapun jasa mobile banking yang
berkaitan dengan transaksi menjadi tanggung jawab bank
(Bank Indonesia, 2011).
Sumber: sharing vision.com
Gambar 2. 2 Skema model branchless banking
41
C. Kerangka Penelitian
Adapun kerangka pemikiran teoritik akan digambarkan dalam
gambar model kerangka analisis variabel intelectual capital (IC) (STVA
dan CEE) dan variabel novasi layanan perbankan (electronic banking dan
branchless banking) terhadap profitabilitas (ROA) adalah sebagai berikut:
X1
X2
X3
X4
Gambar 2.2 Kerangka Model Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan teoritis atau sementara pada
penelitian. Hipotesis merupakan hasil akhir dari proses logika penelitian
berdasarkan penelitian yang telah teruji kebenarannya guna membimbing
peneliti dalam penelitian dilapangan yang dapat dijadikan sebagai objek
pengujian maupun dalam pengkoleksian atau pengumpulan data
(Muhammad, 2013: 76). Berdasarkan dari telaah pustaka dan kerangka
teori di atas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Semakin tinggi perusahaan menciptakan nilainya maka semakin bagus
perusahaan tersebut dalam mengelola struktur kapitalnya. Pengelolaan
struktur kapital yang professional dipengaruhi oleh faktor intelektual
STVA
ROA (Y)
CEE
Electronic banking
Branchless banking
42
yang dimiliki perusahaan. Peningkatan nilai tambah perusahaan dari
pengelolaan struktur capital menunjukan proses penciptaan nilai
perusahaan yang efektif dan optimal dari perusahaan tersebut. hal
tersebut diperkuat dengan penelitian Widiatmoko (2015) dan Kartika
& Hatane (2013) yang menyatakan bahwa Structure Capital Value
Added (STVA) berpengaruh positif terhadap profitabilitas maka
hipotesis penelitian ini
H1 = Structure Capital Value Added (STVA) berpengaruh positif
terhadap profitabilitas perbankan syariah
2) Dalam penciptaan nilai tambah atau value added berawal dari modal
fisik yang apabila pengelolaanya dilakukan oleh sumber daya manusia
yang potensial dimiliki oleh perusahaan yang akan meningkatkan
kinerja perusahaan. Menurut Ulum Value added merupakan ukuran
yang akurat yang diciptakan stakeholder (2008). Value added yang
dimiliki perusahaan salah satunya berasal dari efisiensi human capital
dalam hal ini efisiensi tenaga kerja atau capital employed efficiency
(CEE). Kemampuan perusahaan dalam mengelola keahlian dan
pengetahuan tenaga kerja yang dimiliki perusahaan (Kartika & Hatane,
2013:18).
Penelitian Ciptaningsih (2013) dan Suhendah (2008) yang
menyimpulkan bahwa Capital employed Eficiency (CEE) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap profitabilitas maka hipotesa penelitian
untuk Capital employed Eficiency (CEE) yaitu:
43
H2 = Capital employed Eficiency (CEE) berpengaruh positif
terhadap profitabilitas perbankan syariah
3) Electronic banking sebagai inovasi pelayanan perbankan memiliki
pengaruh terhadap profitabilitas berdasarkan pemanfaatannya yang
dapat dijadikan alternatif dalam menekan cost dalam menjangkau
nasabah. Dalam Hapsari (2015: 23) survei yang pernah dilakukan di
Amerika tahun 2000, menyimpulkan bahwa penggunaan electronic
banking atau internet banking memiliki beban biaya lebih murah
dibandingkan pemanfaatan kantor cabang, telepon, ATM, dan PC
banking.
Penelitian Karimzadesh, Emadzadesh, & Shateri (2014) dan Sumra
(2011) yang memberikan kesimpulan bahwa electronic banking
berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas maka hipotesa
penelitian untuk electronic banking adalah:
H3 = Electronic banking berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perbankan syariah
4) Laku pandai atau branchless banking merupakan kegiatan penyediaan
layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya yang dilakukan
tidak melalui jaringan kantor. Sebelumnya dalam Preliminary Study
Bank Indonesia (2011) disebutkan bahwa Branchless Banking secara
umum merupakan strategi pelayanan keuangan masyarakat akan jasa
keuangan tanpa memerlukan kantor cabang bank secara fisik.
Branchless banking diyakini memiliki potensi untuk mengurangi
44
pembiayaan dan bahkan meningkatkan pelayanan perbankan tanpa
cabang dapat memperluas jangkauan pasar yang baru, yaitu segmen
masyarakat yang sebelumnya tidak atau belum terlayani oleh bank
sehingga meningkatkan profit yang berpengaruh terhadap profitabilitas
bank (Sarah, 2015: 140).
Berdasarkan penelitian Sarah (2015) yang menyatakan bahwa
branchless banking memberikan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap profitabilitas maka hipotesa penelitian untuk branchless
banking adalah:
H4 = Branchless banking berpengaruh positif terhadap
profitabilitas perbankan syariah
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
E. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan
penelitian dengan data angka dan analisis statistik (Sugiyono, 2016: 7).
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang berupa pooling data
atau data panel dengan menggabungkan data runtut waktu (time series)
dan data kerat lintang (cross section) dalam periode waktu Desember
2014-April 2017 yang dibagi dalam waktu bulanan. Penelitian ini
dilakukan guna menganalisis pengaruh baik secara individual maupun
bersama-sama semua variabel terhadap profitabilitas bank syariah di
Indonesia.
F. Data dan sumber data
Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari
website resmi lembaga perbankan syariah dan otoritas lain yang terkait.
Data yang digunakan adalah data profitabilitas bank yang berupa rasio
Return On Asset (ROA) yang diperoleh dari laporan keuangan di website
resmi masing-masing bank. Adapun data variabel Capital Intelectual (IC)
guna mencari Structure Capital Value Added (STVA), dan Capital
Employed Eficiency (CEE) yang diperoleh dari Annual Report yang
tersedia di website bank syariah terkait.
46
Data variable inovasi layanan perbankan yakni electronic banking
dan branchless banking dapat diperoleh dari website bank syariah yang
bersangkutan. Selain itu data-data yang terdapat dalam penelitian ini
berasal dari sumber relevan dari sumber seperti: website OJK, website
BPS, buku, jurnal, serta dari sumber website resmi lain, dll.
G. Populasi dan sampel
Populasi pada penelitian ini adalah 13 bank umum syariah yakni
sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Data Bank Umum Syariah Januari 2017
No Nama Bank
1 Bank Aceh Syari’ah
2 Bank Muamalat Indonesia
3 Bank Victoria Syari’ah
4 BRI Syari’ah
5 Bank Jabar Banten Syari’ah
6 BNI Syari’ah
7 Bank Mandiri Syari’ah
8 Bank Mega Syari’ah
9 Bank Panin Syari’ah
10 Bank Syari’ah Bukopin
11 BCA Syari’ah
12 Maybank Syari’ah
13 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syari’ah Sumber : Statistik Perbankan Syariah Januari 2017, OJK
Sampel penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive
sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan menentukan
karakteristik tertentu untuk menyaring sampel dari populasinya.
Adapun kriteria sampel yang akan dipilih adalah sebagai berikut:
47
a. Merupakan bank umum syariah yang terdaftar dan tertera pada
pada website Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
b. Merupakan bank umum syariah berskala nasional, bukan bank
daerah berbasis syariah (BPD Syariah).
c. Memiliki Annual Report atau laporan keuangan bulanan yang
tersedia di websitenya mulai dari bulan Desember 2014-April
2017.
d. Bank syariah yang dimaksud memiliki layanan electronic banking
meliputi internet banking dan mobile banking.
e. Penyedia layanan branchless banking (Laku Pandai) dan telah
terdaftar di OJK.
Dari populasi bank sejumlah 13, berdasarkan kriteria sampel diatas
maka tersisa dua bank yang lolos menjadi sampel dalam penelitian
ini. Bank tersebut adalah BRI Syariah dan BTPN Syariah.
H. Teknik pengumpulan data
Data yang diperoleh merupakan data arsip berupa data sekunder
dengan teknik pengumpulan data yakni pengambilan data panel atau
pooling data yang merupakan gabungan data time series dan cross section.
I. Definisi Konsep dan Operasional
Definisi konsep dan operasional yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
48
Tabel 3. 2 Matriks Ringkasan Definisi Operasional dan Pengukuran
Variabel
Variabel Definisi Konsep Variabel dan indikator Skala Instrumen
Intelectu-
al Capital
(IC)
Intelectual Capital (IC) adalah segala
sesuatu yang diketahui (materi intelektual
yang dapat digunakan guna menciptakan
kekayaan) dan dikontribusikan untuk
organisasi atau perusahaan yang dapat
memberikan keunggulan bersaing dengan
organisasi atau perusahaan lain (Stewart
dalam Suharno dan Yulia (2012)).
1) X1= Structure capital value added
(STVA)
STVA = SC atau VA-HC
VA
SC = VA-HC
VA (Value Added)= Output - Input
Output = merupakan total penjualan dan
pendapatan lain
Input = adalah beban penjualan dan
biaya-biaya lain (selain beban karyawan)
Value Added juga dapat dihitung atau
diketahui dengan formula yakni:
VA = OP+EC+D+A
OP = Operating profit ( Laba Operasi)
EC = Employee costs (beban karyawan)
D = Depreciation (depresiasi)
A = Amortisation ( amortisasi).
HC (human capital)= total pengeluaran
untuk karyawan.
Total pengeluaran diperoleh dari beban
tenaga kerja atau beban karyawan dan
beban promosi yang diperoleh dari pos
laba rugi dalam laporan keuangan bank
terkait (Ulum, 2009:89).
2) X2 = Capital Employed Eficiency (CEE)
CEE = (VA)/ (CE)
CE = Nilai buku aktiva bersih/ laba bersih
Rasio Laporan
Keuangan
bulanan
Desember
2014-April
2017
49
Variabel Definisi Konsep Variabel dan indikator Skala Instrumen
Inovasi
Layanan
Perbank-
an
- Electronic banking dalam penelitian ini
ditentukan dengan ada tidaknya layanan
electronic banking di bank bersangkutan.
Pengukuran menggunakan variabel
dummy. Kategori 1 yang memiliki
layanan electronic banking dan kategori
0 yang tidak memiliki layanan tersebut.
- Branchless banking dalam penelitian ini
ditentukan dengan ada tidaknya layanan
di bank bersangkutan. Pengukuran
menggunakan variabel dummy. Kategori
1 yang memiliki layanan branchless
banking dan kategori 0 yang tidak
memiliki layanan tersebut
(Hapsari,2015:41).
3) X3= Electronic Banking
4) X4 = Branchless Banking
Nomi-
nal
Produk
layanan
digital yang
tersedia di
website dan
informasi
berita yang
valid.
Profitabil
-itas
Profitabilitas informasi hasil akhir
kebijakan keuangan dan kebijakan
operasional dilakukan dengan laba sebagai
hasil akhir (Brigham & Houston, 2010:
146). ROA merupakan ukuran dalam
menilai besarnya tingkat pengembalian
dari asset perusahaan (Rudy
mengungkapkan dalam Defri (2012)).
ROA= laba sebelum pajak x 100%
Rata-rata total aktiva
Rasio Laporan
Keuangan
bulanan
Desember
2014-April
2017
J. Teknik Analisis data
1. Uji Stationeritas Data
Merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data time
series yang digunakan sudah stasioner atau valid. Uji dilakukan
dengan melakukan unit root test dengan melihat tingkat signifikansi
atau probability <0,05 atau kurang dari 5%.
50
2. Uji regresi linear berganda
Fungsi probabilitas bank syariah dalam penelitian ini dapat ditulis
sebagai berikut:
ROA=f(STVA, CEE, E-banking, Branchless banking)
Penulisan dalam ekonometrika yaitu sebagai berikut
ROA=α+β1.(STVA)it+β2.(CEE)it+β3.(E-banking)it+β4. (Branchless
banking)it + ε
Data dalam penelitian ini menggunakan data panel atau gabungan
data time series dan cross section. Regresi data panel memerlukan
model terbaik yang sesuai dengan penelitian. Penentuan model dapat
dibantu dengan aplikasi eviews dengan langkah uji yakni sebagai
berikut:
a. Pengujian regresi variabel dengan dua model regresi yaitu
model regresi common effect (OLS) dan model regresi fixed
effect (LSDV). Apabila model regresi common effect (OLS)
lebih baik dari model regresi fixed effect (LSDV) maka akan
dipilih regresi common effect (OLS). Tetapi apabila model
regresi fixed effect (LSDV) lebih baik dari common effect
(OLS), maka akan dilakukan uji lagi, yakni model regresi
random untuk memilih model regresi yang baik diantara kedua
model.
51
b. Pemilihan model dilakukan dengan chow test (F test) setelah
pengujian dan memilih model terbaik dengan melihat prob
cross-section dengan nilai signifikansi < 0,05.
3. Uji Statistik
a. Uji Determinasi adjusted R square
Merupakan pengujian bagaimana variabel independen
memberikan kontribusi terhadap variabel dependen. inti pengujian
ini adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi-variasi dependen (Ghozali, 2013: 97). Model
regresi dianggap berhasil apabila nilai adjusted R2 mendekati
angka 1 yang memiliki arti model regresi tersebut tepat digunakan
sebagai variabel penduga terhadap variabel dependen.
b. Uji Individu (t-test)
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen secara parsial/
individu. Pada dasarnya pengujian ini adalah untuk memberikan
penjelas seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas/ independen
secara individual memberikan keterangan variabel terikat/
dependen (Ghozali, 2013:98).
Variabel memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel
dependen apabila tingkat signifikansi atau tingkat kepercayaan 5%
52
dan apabila degree of freedom (df) 20 atau lebih, maka H0 ditolak
jika nilai t > 2 (dalam nilai absolut) (Ghozali, 2013:99).
c. Uji serempak (Ftest)
Uji ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara bersama-sama. Pengujian hipotesis menggunakan
statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) quick look : bila nilai F > daripada 4 maka H0 ditolak pada
derajat kepercayaan 5%, artinya seluruh variabel independen yang
digunakan dalam penelitian secara bersama-sama dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen. 2) membandingkan nilai F hasil
perhitungan menurut tabel. Bila F hitung > daripada F tabel maka
H0 ditolak dan menerima Ha (Ghazali, 2013:98).
4. Uji Asumsi klasik
a. Multikolinearitas
Merupakan keadaan dimana terdapat hubungan linear
antarvariabel independen (Winarno, 2015: 5.1). Menurut Bawono
(2006) multikolinearitas merupakan situasi adanya korelasi antar
variabel bebas diantara satu dengan lainnya atau menjadi variabel
yang tidak orthogonal. Variabel yang orthogonal adalah variabel
bebas yang memiliki nilai korelasi antar variabel sama dengan nol.
Indikasi multikolinearitas dari nilai Fhitung > Ftabel pada α dan
53
derajat kebebasan tertentu. Cara lain juga dapat dilakukan dengan
menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Apabila
koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen >
dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas dalam model
regresi yang digunakan.
b. Heteroskedastisitas
Heteroskedatisitas terjadi apabila terdapat ketidaksamaan
varian variabel pengganggu dalam observasi. Akibat yang dapat
ditimbulkan dari keadaan tersebut adalah penaksir tidak bias tetapi
tidak efisien lagi baik dalam sampel kecil atau sampel besar dan
kemudian uji t-test dan f-test akan menimbulkan kesimpulan yang
salah (Bawono, 2006: 133). Pengujian heteroskedastisitas dalam
penelitian ini menggunakan uji Glejser. Pengambilan keputusan
dapat dilihat dengan cara melihat tingkat signifikansi atau p-value.
Apabila p-value > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas
dalam penelitian ini.
c. Autokorelasi
Merupakan hubungan antar residual observasi dalam data
runtut waktu (time series). Autokorelasi dapat terjadi jika suatu
keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu
berkorelasi dengan variabel pengganggu pada periode lain.
penelitian runtun waktu membutuhkan pengujian autokorelasi
(Bawono, 2006: 160). Uji autokorelasi akan dilakukan dengan uji
54
Durbin-Watson (d). apabila nilai d berada diantara titik 0 sampai
1,435 maka terjadi korelasi positif. Apabila nilai d berada diantara
1,7258 dan 2, 565 maka tidak ada autokorelasi.
K. Alat Analisis
Penelitian kuantatif dapat menggunakan data primer dan sekunder.
Dalam penelitian ini penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder
yang berupa data panel atau pooling data. Data panel merupakan
gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan data kerat lintang
(cross section) periode waktu Desember 2014-April 2017. Dalam statistik,
salah satu alat yang dapat dimanfaatkan untuk olah data adalah aplikasi
program eviews 9. Eviews adalah program statistik yang dapat membantu
proses olah data dengan tepat dan cepat, serta dapat mengeluarkan output
sesuai dengan keinginan pengambil keputusan.
55
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Deskripsi Data
Penelitian ini memiliki dua sampel yang ditentukan
berdasarkan metode purposive sampling yang ditentukan oleh penulis.
Setelah melalui seleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
hanya dua bank syariah yang lolos menjadi sampel dalam penelitian ini
yakni PT BRI Syariah Tbk dan PT BTPN Syariah Tbk. Kedua bank
tersebut merupakan bank syariah yang berada di bawah pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data penelitian terdiri atas
profitabilitas berdasarkan rasio ROA, rasio STVA, rasio CEE, data
atau informasi mengenai electronic banking dan branchless banking.
Data profitabilitas diperoleh dari laporan keuangan bulanan yang
diterbitkan masing-masing bank, adapun data variabel intellectual
capital diperoleh dari perhitungan berdasarkan rumus dengan data
yang diambil pada kolom neraca dan kolom laba rugi dalam laporan
keuangan. Sedangkan data electronic banking dan branchless banking
berasal dari website masing-masing yang didukung dengan data dari
website otoritas terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank
Indonesia. Data bulanan dari dua bank yang digunakan dimulai pada
bulan Desember 2014 hingga April 2017, maka data penelitian yang
diperoleh secara keseluruhan sebanyak 58 data observasi.
56
2. Deskripsi Statistik
Statistik deskriptif merupakan gambaran atau deskripsi data
yang dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dam skewness
(kemenangan distribusi) (Ghozali, 2013: 19). Upaya penggalian
deskripsi data yang berhasil dihimpun, diperoleh dari gambaran
mengenai karakteristik objek data tersebut. Statistik deskripsi atas data
penelitian akan dijelaskan berdasarkan kelompok variabel.
Tabel 4.1 Data ROA Masing- Masing BUS
BULAN TAHUN
ROA
BTPNS
ROA
BRIS
Desember 2014 0.0008 0.0356
Januari 2015 NA NA
Februari 2015 NA NA
Maret 2015 0.0013 0.0079
April 2015 0.0017 0.0104
Mei 2015 0.0024 0.0149
Juni 2015 0.0038 0.0178
Juli 2015 0.0046 0.0250
Agustus 2015 0.0052 NA
September 2015 0.0056 0.0337
Oktober 2015 0.0062 0.0372
November 2015 0.0066 0.0404
Desember 2015 0.0070 0.0447
Januari 2016 0.0007 0.0063
Februari 2016 0.0010 0.0111
Maret 2016 0.0024 0.0169
April 2016 0.0034 0.0225
Mei 2016 0.0043 0.0280
Juni 2016 0.0055 0.0328
Juli 2016 0.0058 0.0442
Agustus 2016 0.0064 0.0517
September 2016 0.0068 0.0596
Oktober 2016 0.0074 0.0659
November 2016 0.0075 0.0705
57
BULAN TAHUN
ROA
BTPNS
ROA
BRIS
Desember 2016 0.0086 0.0757
Januari 2017 0.0005 0.0092
Februari 2017 0.0011 0.0160
Maret 2017 0.0016 0.0240
April 2017 0.0020 0.0333 Sumber: Data sekunder diolah , 2017
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Dependen (ROA)
Descriptive Statistics for ROA ROA Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
All 0.017840 0.075700 0.000500 0.019886 53
Sumber: Hasil olah data eviews, 2017
Berdasarkan output hasil olah data dengan data observasi
berjumlah (n) diperoleh 58 data. Dari 58 data tersebut terdapat bulan
yang tidak dilaporkan keuangannya sejumlah 5 bulan sehingga data
akhir diperoleh 53 data. Data ROA terbesar adalah sebesar 7,57%
merupakan ROA yang dimiliki oleh PT. BRI Syariah (BRIS) pada
bulan Desember 2016. Adapun ROA terkecil diperoleh oleh bank
syariah yaitu sebesar 0,05% merupakan ROA yang dimiliki oleh PT.
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah pada bulan Januari tahun
2017. Adapun rata-rata ROA bank umum syariah adalah 1,78% dengan
standar deviasi 1,99%.
58
Tabel 4.3 Data Variabel Independen
BANK TAHUN BULAN STVA CEE EBANK BBANK
BTPNS Desember 2014 0.43 134.11 0 0
BTPNS Januari 2015 NA NA 0 0
BTPNS Februari 2015 NA NA 0 0
BTPNS Maret 2015 0.85 32.13 0 0
BTPNS April 2015 0.59 13.01 0 0
BTPNS Mei 2015 0.53 10.84 0 0
_BTPNS Juni 2015 0.52 10.64 0 0
_BTPNS Juli 2015 0.45 8.89 0 0
_BTPNS Agustus 2015 0.48 8.41 0 0
_BTPNS September 2015 0.46 8.9 0 0
_BTPNS Oktober 2015 0.45 8.3 0 0
_BTPNS November 2015 0.42 8.42 0 0
_BTPNS Desember 2015 0.41 8.74 0 0
_BTPNS Januari 2016 0.85 19.48 0 0
_BTPNS Februari 2016 0.74 16.5 0 0
_BTPNS Maret 2016 0.67 11.69 0 0
_BTPNS April 2016 0.64 8.56 0 0
_BTPNS Mei 2016 0.6 7.38 0 0
_BTPNS Juni 2016 0.57 7.89 0 0
_BTPNS Juli 2016 0.55 7.65 0 0
_BTPNS Agustus 2016 0.53 7.14 0 0
_BTPNS September 2016 0.51 7.55 0 1
_BTPNS Oktober 2016 0.5 7.26 0 1
_BTPNS November 2016 0.48 6.98 1 1
_BTPNS Desember 2016 0.5 6.58 1 1
_BTPNS Januari 2017 0.89 28.46 1 1
_BTPNS Februari 2017 0.79 15.36 1 1
_BTPNS Maret 2017 0.72 16.01 1 1
_BTPNS April 2017 0.66 13.33 1 1
_BRIS Desember 2014 0.23 6.33 1 0
_BRIS Januari 2015 NA NA 1 0
_BRIS Februari 2015 NA NA 1 0
_BRIS Maret 2015 0.37 9.66 1 0
_BRIS April 2015 0.34 9.1 1 0
_BRIS Mei 2015 0.35 7.67 1 0
_BRIS Juni 2015 0.34 7.18 1 0
_BRIS Juli 2015 0.35 6.48 1 0
_BRIS Agustus 2015 NA NA 1 0
59
BANK TAHUN BULAN STVA CEE EBANK BBANK
_BRIS September 2015 0.35 6.09 1 0
_BRIS Oktober 2015 0.35 5.97 1 0
_BRIS November 2015 0.35 5.84 1 0
_BRIS Desember 2015 0.36 5.59 1 0
_BRIS Januari 2016 0.71 8.35 1 0
_BRIS Februari 2016 0.58 6.79 1 0
_BRIS Maret 2016 0.54 5.43 1 0
_BRIS April 2016 0.52 5.34 1 0
_BRIS Mei 2016 0.5 4.88 1 0
_BRIS Juni 2016 0.5 4.55 1 0
_BRIS Juli 2016 0.05 39.17 1 1
_BRIS Agustus 2016 0.49 4.11 1 1
_BRIS September 2016 0.49 3.98 1 1
_BRIS Oktober 2016 0.49 3.86 1 1
_BRIS November 2016 0.49 3.75 1 1
_BRIS Desember 2016 0.49 3.62 1 1
_BRIS Januari 2017 0.8 6.54 1 1
_BRIS Februari 2017 0.7 5.23 1 1
_BRIS Maret 2017 0.66 4.28 1 1
_BRIS April 2017 0.64 3.88 1 1 Sumber: Data sekunder diolah, 2017.
Data variabel independen diperoleh dari data rumus
sehingga memperoleh hasil seperti diatas. Data variabel electronic
banking diperoleh dari informasi bahwa BRI Syariah mulai memiliki
electronic banking dalam hal ini mobile banking pada bulan Desember
2014. Adapun BTPN Syariah resmi memiliki layanan electronic
banking pada bulan November 2016. Adapun branchless banking BRI
Syariah mulai terdaftar di OJK dimulai pada bulan Juli 2016 dan
BTPN Syariah pada bulan September 2016.
60
Tabel 4.4 Deskripsi Statistik Variabel Independen
STVA Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
All 0.525094 0.890000 0.050000 0.163279 53
CEE Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
All 11.77132 134.1100 3.620000 18.46313 53
EBANK Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
All 0.603448 1.000000 0.000000 0.493454 58
BBANK Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
All 0.310345 1.000000 0.000000 0.466675 58
Sumber: hasil Olah data dengan Eviews, 2017
Rata- rata pertumbuhan Structure Capital Value Added (STVA)
dari bulan Desember 2014 hingga bulan April 2017 bank syariah di
Indonesia adalah sebesar 53%, pertumbuhan STVA terbesar atau
tertinggi (maksimum) sebesar 89% pada bulan Januari tahun 2017
pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah, Tbk dan
pertumbuhan STVA terendah (minimum) yakni 5% yang berada di
bulan Juli tahun 2016 oleh PT Bank Rakyat Indonesia Syariah. Rata –
rata pertumbuhan Capital Employed Eficiency (CEE) bank syariah di
Indonesia dari bulan Desember tahun 2014 hingga April 2017 adalah
sebesar 11,7%, CEE tertinggi (maksimum) berada pada bulan
Desember tahun 2017 sebesar 134% oleh PT Bank Tabungan
Pensiunan Nasional Syariah (BTPNS) dan CEE terendah (minimum)
yakni sebesar 36,2% pada bulan Desember tahun 2016 oleh PT BRI
61
Syariah. Adapun variabel independen electronic banking dan
branchless banking sebagai variabel dummy memiliki rata-rata 60%
dan 31%. Sedangkan standar deviasi electronic banking adalah 50%
dan 46% untuk standar deviasi branchless banking.
B. Analisis Data
1. Uji Stasioneritas Data
Sebelum melakukan analisis yang lebih dalam, pengujian
stasioneritas data runtut waktu yang dimiliki harus diuji terlebih
dahulu dengan uji stasioneritas data. Uji stasioneritas data dilakukan
untuk memastikan data time series sudah stasioner atau valid
(Winarno, 2015:7.5). Hasil pengujian ada tidaknya unit root dengan
metode AD Fisher Chi Square pada pengujian uji akar unit yang
dikembangkan oleh Dickey-Fuller menghasilkan hasil uji sebagai
berikut:
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Unit Root pada Level
Variabel Probability Keterangan
ROA 0.1226 Tidak stasioner
STVA 0.1549 Tidak stasioner
CEE 0.0088 Stasioner Sumber: hasil olah data dengan eviews, 2017
Berdasarkan hasil uji unit root di tabel 4.5, yang telah dilakukan di
tingkat level membuktikan bahwa hanya data CEE yang telah stasioner
dan terdapat dua variabel yang belum stasioner. Untuk itu dilakukan
62
pengujian unit root pada first difference yang dapat dilihat di tabel 4.6
sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Pengujian Unit Root pada 1st Difference
Variabel Probability Keterangan
ROA 0.0049 Stasioner
STVA 0.0002 Stasioner Sumber: hasil olah data dengan eviews, 2017
Hasil pengujian pada tingkat first difference menunjukan bahwa
data ROA dan STVA telah stasioner. Maka Dengan demikian seluruh
variabel telah diestimasi dengan tingkat stasioneritas masing-masing
yang dimiliki oleh setiap variabel.
2. Uji Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini fungsi probabilitas bank syariah dapat ditulis
sebagai berikut:
ROA=f(STVA, CEE, E-banking, Branchless banking)
Penulisan dalam ekonometrika dapat ditulis
ROA=α+β1.(STVA)it+β2.(CEE)it+β3.(E-banking)it+β4.(Branchless
banking)it + ε
Setelah melalui uji stasioneritas data variabel diestimasi berdasarkan
tingkat stasioneritas masing-masing variabel sebagai berikut sehingga
diperoleh estimasi variabel sebagai berikut:
d(ROA)=α+β1.d(STVA)it+β2.(CEE)it+β3.(E-banking)it+β4.(Branchless
banking)it + ε
63
Data dalam penelitian ini menggunakan data panel atau gabungan
data time series dan cross section. Regresi data panel memerlukan
model terbaik yang sesuai dengan penelitian. Penentuan model dapat
dibantu dengan aplikasi eviews dengan langkah uji yakni sebagai
berikut:
c. Pengujian regresi variabel dengan dua model regresi yaitu
model regresi common effect (OLS) dan model regresi fixed
effect (LSDV). Apabila model regresi common effect (OLS)
lebih baik dari model regresi fixed effect (LSDV) maka akan
dipilih regresi common effect (OLS). Tetapi apabila model
regresi fixed effect (LSDV) lebih baik dari common effect
(OLS), maka akan dilakukan uji lagi, yakni model regresi
random untuk memilih model regresi yang baik diantara kedua
model.
d. Pemilihan model dilakukan dengan chow test (F test) setelah
pengujian dan memilih model terbaik dengan melihat prob
cross-section dengan nilai signifikansi < 0,05.
Tabel 4.7 Model Regresi Common Effect (OLS)
Dependen Variabel : ROA
Dependent Variable: ROA
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.034161 0.008408 4.063102 0.0002
STVA -0.051140 0.013524 -3.781418 0.0004
CEE -0.000142 0.000114 -1.244857 0.2192
EBANK 0.013834 0.004915 2.814404 0.0071
BBANK 0.011348 0.005006 2.266978 0.0279 R-squared 0.488891 Mean dependent var 0.017840
Adjusted R-squared 0.446299 S.D. dependent var 0.019886
64
S.E. of regression 0.014798 Akaike info criterion -5.499126
Sum squared resid 0.010510 Schwarz criterion -5.313249
Log likelihood 150.7268 Hannan-Quinn criter. -5.427646
F-statistic 11.47837 Durbin-Watson stat 0.578103
Prob(F-statistic) 0.000001 Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017.
Tabel 4.8 Model Regresi fixed effect (LSDV)
Dependent Variable: D(ROA) Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.002309 0.003812 -0.605720 0.5523
D(STVA) 0.080228 0.018577 4.318723 0.0004
CEE 0.002276 0.000415 5.477314 0.0000
EBANK -0.009067 0.005493 -1.650668 0.1161
BBANK -0.033691 0.010559 -3.190725 0.0051 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
Period fixed (dummy variables) R-squared 0.871928 Mean dependent var 0.000362
Adjusted R-squared 0.665591 S.D. dependent var 0.012038
S.E. of regression 0.006961 Akaike info criterion -6.827734
Sum squared resid 0.000872 Schwarz criterion -5.658233
Log likelihood 193.8656 Hannan-Quinn criter. -6.385778
F-statistic 4.225737 Durbin-Watson stat 1.569888
Prob(F-statistic) 0.001153
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017.
e. Setelah dua regresi selesai diuji pada tabel 4.7 dan tabel 4.8
maka langkah selanjutnya adalah pemilihan model regresi data
panel dengan chow test (F test) untuk memilih model yang
terbaik.
Tabel 4.9 Hasil Uji Chow Test (F test)
Redundant Fixed Effects Tests
Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 9.894907 (1,18) 0.0056
Cross-section Chi-square 21.027473 1 0.0000
Period F 3.481750 (24,18) 0.0044
Period Chi-square 83.054285 24 0.0000
Cross-Section/Period F 3.344548 (25,18) 0.0053
Cross-Section/Period Chi-square 83.078720 25 0.0000
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017.
65
Dari hasil uji pada tabel 4.9 maka dapat dilihat nilai prob
Cross-section F dan Chi-square nilainya > 0,05 maka model
common effect (CE) yang dipilih, dan sebaliknya, apabila prob
Cross-section period F dan chi-square < 0,05 maka model Fixed
effect (FE) yang dipilih. Hasil uji menunjukan nilai prob Cross-
section period F dan chi-square 0,0053 < 0,05 artinya pada
penelitian ini model penelitian yang akan digunakan adalah model
penelitian fixed effect.
Model penelitian yang baik dari uji diatas
menunjukan bahwa model regresi fixed effect lebih baik untuk
digunakan, maka langkah selanjutnya adalah menguji dengan
model regresi random effect. Ketika langkah pengujian model
regresi random effect dengan menggunakan aplikasi eviews, proses
pengujian memberikan peringatan dengan tulisan “random effects
estimation requires number of cross section > number of coefs for
between estimator for estimate of RE innovation variance”.
Tulisan peringatan dalam proses pengujian diatas menyatakan
bahwa jumlah variabel independen yang digunakan sebagai
estimator lebih besar dari jumlah perusahaan yang diuji sehingga
data tidak dapat diuji dengan random effect. Dari proses pengujian
tersebut maka, model regresi terbaik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model fixed effect.
66
3. Uji Statistik
a. Uji koefisien Determinasi (adjusted R square/R2)
Merupakan pengujian bagaimana variabel independen
memberikan kontribusi terhadap variabel dependen. inti pengujian
ini adalah mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi-variasi dependen (Ghozali, 2013: 97). Model
regresi dianggap berhasil apabila nilai adjusted R2 mendekati
angka 1 yang memiliki arti model regresi tersebut tepat digunakan
sebagai variabel penduga terhadap variabel dependen (Y). Dari
hasil regresi diperoleh nilai Adjusted R2 0,665591 atau 66,6%
menggambarkan bahwa variabel independen yang digunakan
dalam model penelitian ini memiliki kemampuan menjelaskan
variabel dependen sebesar 66,6%, adapun sisanya yakni 33,4%
dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini.
b. Uji ttest (Uji Individu)
Uji ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi
pengaruh variabel bebas terhadap variabel dependen secara parsial/
individu. Pada dasarnya pengujian ini adalah untuk memberikan
penjelas seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas/ independen
secara individual memberikan keterangan variabel terikat/
dependen (Ghozali, 2013:98). Variabel memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen apabila tingkat signifikansi
atau tingkat kepercayaan 5% dan apabila degree of freedom
67
(df) 20 atau lebih, maka H0 ditolak jika nilai t > 2 (dalam nilai
absolut) (Ghozali, 2013:99).
Tabel 4.10 ttest
Dependent Variable: D(ROA)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -0.002309 0.003812 -0.605720 0.5523
D(STVA) 0.080228 0.018577 4.318723 0.0004
CEE 0.002276 0.000415 5.477314 0.0000
EBANK -0.009067 0.005493 -1.650668 0.1161
BBANK -0.033691 0.010559 -3.190725 0.0051
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Hipotesis yang berfungsi sebagai dugaan sementara dalam
penelitian ini telah dirumuskan sebelumnya, hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternative (Ha) yang diuji dalam penelitian ini adalah:
1) Hubungan structure value added (STVA) dengan profitabilitas
(ROA) bank syariah
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara structure value
added (STVA) dengan profitabilitas (ROA) bank
syariah.
H1 : Ada pengaruh signifikan antara structure value added
(STVA) dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.
Nilai t statistik variabel STVA tabel 4.9 menunjukan
angka 4,318 > 2 dengan tingkat probabilitas atau p-value
sebesar 0,0004 < 0,05. Maka Ha
diterima dan menyatakan
bahwa variabel structure value added (STVA) berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.
68
2) Hubungan capital employed efficiency (CEE) dengan
profitabilitas (ROA) bank syariah
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara capital employed
efficiency (CEE) dengan profitabilitas (ROA) bank
syariah.
Ha : Ada pengaruh signifikan antara capital employed
efficiency (CEE) dengan profitabilitas (ROA) bank
syariah.
Nilai t statistik variabel STVA tabel 4.9 menunjukan
angka 5,477 > 2 dengan tingkat probabilitas atau p-value
sebesar 0,0000 < 0,05. Maka Ha
diterima dan menyatakan
bahwa variabel capital employed efficiency (CEE) berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.
3) Hubungan electronic banking dengan profitabilitas (ROA)
bank syariah
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara electronic banking
dengan profitabilitas (ROA) bank syariah
Ha : Ada pengaruh signifikan antara electronic banking dengan
profitabilitas (ROA) bank syariah
Nilai t statistik variabel STVA tabel 4.9 menunjukan
angka 3,190 > 2 dengan tingkat probabilitas atau p-value
sebesar 0,1161 > 0,05. Maka Ha ditolak, H
0 diterima dan
69
menyatakan bahwa variabel electronic banking tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.
4) Hubungan branchless banking dengan profitabilitas (ROA)
bank syariah
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan antara branchless banking
dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.
Ha : Ada pengaruh signifikan antara branchless banking
dengan profitabilitas (ROA) bank syariah.
Nilai t statistik variabel STVA tabel 4.9 menunjukan
angka 1,651 < 2 dengan tingkat probabilitas atau p-value
sebesar 0,0051 > 0,05. Maka Ha
diterima dan menyatakan
bahwa variabel branchless banking berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank syariah.
c. Uji Ftest (Uji serempak)
Uji ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh variabel independen mempengaruhi variabel
dependen secara bersama-sama. Pengujian hipotesis menggunakan
statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) quick look : bila nilai F > daripada 4 maka H0 ditolak pada
derajat kepercayaan 5%, artinya seluruh variabel independen yang
digunakan dalam penelitian secara bersama-sama dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen. 2) membandingkan nilai F hasil
perhitungan menurut tabel. Bila F hitung > daripada F tabel maka
70
H0 ditolak dan menerima Ha (Ghazali, 2013:98). Hipotesis nol H0
dan hipotesis alternative (Ha) yang akan diuji adalah sebagai
berikut:
H0 : Structure value added (STVA), Capital employed efficiency
(CEE), electronic banking, dan branchless banking secara
bersama-sama tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA)
bank syariah.
Ha : Structure value added (STVA), Capital employed efficiency
(CEE), electronic banking, dan branchless banking secara
bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank
syariah.
Berdasarkan hasil uji regresi dengan fixed effect model pada
tabel 4.7 diperoleh F hitung sebesar 4,225737 dengan nilai
signifikansi 0,001153 < 0,005. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Dengan
demikian H0 ditolak dan menerima Ha maksudnya structure value
added (STVA), capital employed efficiency (CEE), electronic
banking, dan branchless banking secara bersama-sama
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA) bank syariah.
Dari hasil uji Ftest diatas artinya, bahwa keempat variabel
yaitu STVA, CEE, electronic banking dan branchless banking
merupakan salah empat dari berbagai faktor yang mempengaruhi
71
profitabilitas bank. keempat variabel ini berhasil mempengaruhi
secara bersama-sama profitabilitas bank. Kemungkinan pengaruh
variabel lain kemungkinan dapat terjadi yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
4. Uji Asumsi Klasik
Setelah dilakukan pengujian regresi, maka langkah
selanjutnya adalah pengujian dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi
klasik dalam penelitian ini meliputi uji multikolinearitas,
heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
a. Multikolinearitas
Merupakan keadaan dimana terdapat hubungan linear antarvariabel
independen (Winarno, 2015: 5.1). Menurut Bawono (2006)
multikolinearitas merupakan situasi adanya korelasi antar variabel
bebas diantara satu dengan lainnya atau menjadi variabel yang
tidak orthogonal. Variabel yang orthogonal adalah variabel bebas
yang memiliki nilai korelasi antar variabel sama dengan nol.
Indikasi multikolinearitas dari nilai Fhitung > Ftabel pada α dan
derajat kebebasan tertentu. Cara lain juga dapat dilakukan dengan
menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Apabila
koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen > dari
0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas dalam model regresi
yang digunakan.
72
Tabel 4.11 Uji Multikolinearitas
D(STVA) CEE EBANK BBANK
D(STVA) 1.000000 -0.143826 0.106804 0.067841
CEE -0.143826 1.000000 -0.099723 0.112775
EBANK 0.106804 -0.099723 1.000000 0.450985
BBANK 0.067841 0.112775 0.450985 1.000000
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Berdasarkan output hasil uji koefisien korelasi yang
ada pada tabel 4.11 maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa tidak
terdapat permasalahan multikolinearitas karena koefisien korelasi
< 0,8.
b. Uji Heteroskedastisitas.
Heteroskedatisitas terjadi apabila terdapat ketidaksamaan varian
variabel pengganggu dalam observasi. Akibat yang dapat
ditimbulkan dari keadaan tersebut adalah penaksir tidak bias tetapi
tidak efisien lagi baik dalam sampel kecil atau sampel besar dan
kemudian uji ttest dan ftest akan menimbulkan kesimpulan yang
salah (Bawono, 2006: 133). Pengambilan keputusan dapat dilihat
dari Pengujian heteroskedastisitas dalam penelitian ini
menggunakan uji Glejser dengan cara melihat tingkat signifikansi
atau p-value. Apabila p-value > 0,05 maka tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
73
Tabel 4.12 Hasil Uji Glejser
Dependent Variable: ABS(RESID01)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 0.000734 0.000911 0.805775 0.4248
D(STVA) 0.002315 0.002725 0.849512 0.4003
CEE 0.000125 6.64E-05 1.876697 0.0674
EBANK 0.001129 0.000951 1.186962 0.2418
BBANK 0.001296 0.000961 1.348621 0.1845
R-squared 0.198595 Mean dependent var 0.003037
Adjusted R-squared 0.124046 S.D. dependent var 0.003023
S.E. of regression 0.002829 Akaike info criterion -8.799455
Sum squared resid 0.000344 Schwarz criterion -8.604539
Log likelihood 216.1869 Hannan-Quinn criter. -8.725796
F-statistic 2.663946 Durbin-Watson stat 1.225129
Prob(F-statistic) 0.045145
Sumber: Hasil olah data dengan eviews, 2017
Berdasarkan ouput hasil uji Glejser pada tabel 4.12 diatas dapat
diperhatikan bahwa nilai signifikansi atau p-value yang dimiliki
oleh semua variabel > 0,05 sehingga dalam penelitian ini tidak
terjadi penyakit heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi
Merupakan hubungan antar residual observasi dalam data
runtut waktu (time series). Autokorelasi dapat terjadi jika suatu
keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu
berkorelasi dengan variabel pengganggu pada periode lain.
penelitian runtun waktu membutuhkan pengujian autokorelasi
(Bawono, 2006: 160). Uji autokorelasi akan dilakukan dengan uji
Durbin-Watson (d). apabila nilai d berada diantara titik 0 sampai
1,435 maka terjadi korelasi positif. Apabila nilai d berada diantara
1,7258 dan 2, 565 maka tidak ada autokorelasi.
74
Tabel 4.13 Durbin Watson Test
R-squared 0.920436 Mean dependent var 6.19E-05
Adjusted R-squared 0.749068 S.D. dependent var 0.012847
S.E. of regression 0.006436 Akaike info criterion -7.045685
Sum squared resid 0.000538 Schwarz criterion -5.845865
Log likelihood 176.9594 Hannan-Quinn criter. -6.605903
F-statistic 5.371093 Durbin-Watson stat 2.252129
Prob(F-statistic) 0.001322
Nilai dw sebesar 2,252, bandingkan dengan nilai tabel
tingkat signifikan 0,05, jumlah sampel 58 (n) dan jumlah variabel
independen 4 (k=4), lihat nilai pada tabel Durbin Watson pada tabel
4.14 sebagai berikut:
Tabel 4.14 Tabel Durbin Watson
Tolak H0
berarti ada
autokorelasi
positif
Tidak
dapat
diputuskan
Tidak
menolak H0,
berarti tidak
ada
autokorelasi
Tidak dapat
diputuskan
Tolak H0
berarti ada
autokorelas
i negatif
sumber : winarno (2015:5.31) dan ghozali (2013:451)
0 dl du 2 4-du 4-dl 4 0 1,435 1,728 2,564 2,272 4
2,252 H0 : tidak ada autokorelasi jika, du < dw < 4-du. Perbandingan nilai
durbin Watson dengan nilai tabel diperoleh dw 2,252, maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima maksudnya tidak ada korelasi positif
maupun negatif di dalam penelitian ini.
75
C. Hasil Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik, diperoleh
fungsi profitabilitas bank umum syariah yang dapat ditulis dengan model
ekonometrika sebagai berikut:
d(ROA) = α + β1d(STVA) + β2(CEE) + β3(Ebank) + β4(Bbank)
d(ROA) = 0,002447 + 0,099897(STVA) + 0,002650(CEE) -
0,007552(EBank) – 0,042519(Bbank)
Dengan model penelitian tersebut dapat dijelaskan hasil uji hipotesis setiap
variabel dalam model penelitian dan variabel yang telah dikeluarkan dari
model penelitian sebagai berikut:
1. Variabel dalam model penelitian
a. Pengaruh Structure Capital Value Added (STVA) terhadap
profitabilitas bank syariah
Setelah dilakukan olah dan analisis data diperoleh nilai
koefisien β sebesar 0,099897, t-hitung 5,230040 > 2, tingkat
signifikansi sebesar 0,0002 < 0,05. Hal tersebut menyatakan bahwa
structure capital value added (STVA) berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas bank syariah. Artinya, kenaikan
nilai rasio STVA bank syariah sebesar 1 persen akan meningkatkan
profitabilitas bank syariah sebesar 0,099897 dan sebaliknya
penurunan nilai rasio STVA bank syariah sebesar 1 persen akan
menurunkan profitabilitas bank syariah sebesar 0,099897.
Pernyataan penelitian dengan hasil positif juga telah dikemukaan
76
oleh Reza Galih Widiatmoko (2015) mengungkapkan bahwa
structure capital value added (STVA) memberikan pengaruh
positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan
manufaktur yang terdapat di BEI, Martha Kartika & Saarce Elsye
Hatane (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa structure
value added (STVA) memberikan pengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan perbankan yang ada di
BEI tahun 2007-2011. Namun, berbanding terbalik dengan
penelitian yang dilakukan oleh Icut Zulfiani (2016) yang
memberikan kesimpulan pada penelitiannya bahwa STVA
memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap terhadap
profitabilitas (ROA) dan Ria Andriyani (2014) yang menyatakan
bahwa STVA memberikan pengaruh tidak signifikan berpengaruh
terhadap terhadap kinerja keuangan (dengan salah satu variabelnya
yakni ROA sebagai variabel profitabilitas).
Hubungan structure capital value added (STVA) memiliki
hubungan positif terhadap profitabilitas bank. Kenaikan jumlah
structure capital berhasil menciptakan nilai tambah / value added
bagi perusahaan sehingga menghasilkan laba atau profit yang
tinggi bagi perusahaan. Kenaikan structure capital merupakan
kenaikan pendanaan dari utang dan modal sendiri yang diputuskan
oleh sumber daya manusia ahli perusahaan atau karyawan dengan
pengkajian terlebih dahulu dan dipercaya memberikan nilai tambah
77
atau value added bagi perusahaan. Nilai tambah yang tinggi akan
meningkatkan asset atau aktiva yang dimiliki bank karena kenaikan
laba yang berhasil dilakukan dari keberhasilan aktifitas modal yang
dianggarkan.
Bank syariah dapat mengimplimentasikan penelitian
ini dengan cara meninjau kembali structure capital yang
dimilikinya sehingga pendanaan yang terdiri dari utang dan modal
sendiri dapat digunakan dengan efektif dan efisien dengan
memperhatikan kemungkinan yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
b. Pengaruh Capital Employed Eficiency (CEE) terhadap
profitabilitas bank syariah
Setelah dilakukan olah dan analisis data diperoleh nilai
koefisien β sebesar 0,002650, t-hitung 6,469687 > 2, tingkat
signifikansi sebesar 0,0000 < 0,05. Hal tersebut menyatakan bahwa
Capital Employed Eficiency (CEE) berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas bank syariah. Artinya, kenaikan nilai rasio
CEE bank syariah sebesar 1 persen akan meningkatkan
profitabilitas bank syariah sebesar 0,002650 dan sebaliknya
penurunan nilai rasio CEE bank syariah sebesar 1 persen akan
menurunkan profitabilitas bank syariah sebesar 0,002650. Hal
tersebut diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh
Ciptaningsih (2013) bahwa CEE berpengaruh signifkan terhadap
ROA sebagai variabel kinerja keuangan dan Suhendah (2008) yang
78
menyimpulkan bahwa Capital employed Eficiency (CEE)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Namun
penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Maisaroh (2013) yang menyatkan bahwa CEE tidak berpengarih
signifikan terhadap kinerja keuangan (yang diwakili ROA) bank
BUMN terbuka.
Dalam penciptaan nilai tambah atau value added berawal
dari modal fisik yang apabila pengelolaanya dilakukan oleh sumber
daya manusia yang potensial dimiliki oleh perusahaan yang akan
meningkatkan kinerja perusahaan. Menurut Ulum Value added
merupakan ukuran yang akurat yang diciptakan stakeholder (2008).
Value added yang dimiliki perusahaan salah satunya berasal dari
efisiensi human capital dalam hal ini efisiensi tenaga kerja atau
capital employed efficiency (CEE) sehingga kemampuan
perusahaan dalam mengelola keahlian dan pengetahuan tenaga
kerja yang dimiliki perusahaan semakin baik (Kartika & Hatane,
2013:18). Maka, semakin tinggi biaya yang dikorbankan untuk
meningkatkan kemampuan dan keahlian tenaga kerja, semakin
tinggi pengembalian asset yang dihasilkan karena kinerja yang
dilakukan semakin efektif dan efisien. Skill dan ilmu pengetahuan
yang dimiliki perusahaan merupakan intangible assets atau asset
tidak berwujud. Pemanfaatan asset skill dan ilmu pengetahuan
dapat digunakan untuk meningkatkan inovasi produk baru yang
79
berharga bagi kelangsungan perusahaan serta mempengaruhi laba
yang dihasilkan. Oleh karena itu, capital employed efficiency
(CEE) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank
syariah di Indonesia.
Implikasi yang dapat dilakukan oleh bank syariah sebagai
tindak lanjut dari penelitian ini adalah memperhatikan kualitas
sumber daya manusianya. SDM yang berkualitas akan mampu
meningkatkan tingkat profitabilitas bank. selain itu, SDM yang
berkualitas memiliki daya saing yang tinggi guna menghadapi
pasar bebas ASEAN yang tidak luput akan dihadapi oleh bank
syariah.
c. Pengaruh electronic banking terhadap profitabilitas bank syariah.
Setelah dilakukan olah dan analisis data diperoleh nilai
koefisien β sebesar -0,007552, t-hitung -1,456539 < 2, tingkat
signifikansi sebesar 0,1690 > 0,05. Hal tersebut menyatakan bahwa
electronic banking berpengaruh tidak signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah. Hal tersebut didukung dengan
penelitian yang dilakukan oleh Wilson U Ani, Cosmas O Odo, &
Ezeudu Ikenna (2014) yang menyatakan bahwa pengaruh teknologi
informasi tidak memberikan pengaruh terhadap profitabilitas bank
di Nigeria, dalam penelitian Manminder Singh Saluja & Tripti
Wadhe (2015) juga mengungkapkan bahwa internet banking atau
electronic banking tidak memberikan pengaruh terhadap
80
profitabilitas bank di India. Penelitian Meihami, Bahram, Zeinab
Varmaghani, & Hussein Meihami (2013) telah melakukan
penelitian sebelumnya tentang electronic banking yang
menghasilkan kesimpulan bahwa electronic banking tidak
memberikan pengaruh terhadap profitabilitas bank serta penelitian
Simon Oyewole, Mohammed Abba, El-maude,Hibreel Gambo,
Arikpo, I. Abam (2013) bahwa electronic banking menurunkan
laba akibat biaya yang tinggi guna pengadaan layanan di bank-
bank yang ada di Nigeria. Tetapi penelitian tersebut ditolak oleh
Hapsari (2015: 23) menyatakan bahwa internet atau electronic
banking memberikan pengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas. Penelitian Karimzadesh, Emadzadesh, & Shateri
(2014) dan Sumra (2011) yang memberikan kesimpulan bahwa
electronic banking berpengaruh positif signifikan terhadap
profitabilitas.
Kondisi geografis di Indonesia membuat pengguna internet
dan teknologi menjadi terbatas. Sinyal yang sulit dan jarak yang
jauh menjadi beberapa alasan sedikitnya pengguna internet di
pedesaan menjadi terbatas. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2015 mengungkapkan bahwa pengguna internet di daerah pedesaan
baru mencapai 11,7%. Akses internet yang dilakukan dominan
digunakan untuk akses media sosial. Pengguna layanan internet
banking yang tidak sebanding dengan jumlah rekening nasabah
81
yang dimiliki serta latar belakang masyarakat di Indonesia yang
belum sepenuhnya sadar dalam kemajuan teknologi juga menjadi
alasan mengapa pengguna electronic banking sedikit sampai saat
ini hal ini membuat internet banking tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas bank syariah di Indonesia.
Program layanan electronic banking dapat ditingkatkan
kembali untuk memberikan kemudahan dan efisiensi biaya
operasional bank syariah. Peningkatan pengguna electronic
banking diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap
profitabilitas bank syariah.
d. Pengaruh branchless banking terhadap profitabilitas bank syariah
Setelah dilakukan olah dan analisis data diperoleh nilai
koefisien β sebesar 0,042519, t-hitung -4,053700 < 2, tingkat
signifikansi sebesar 0,0014 > 0,05. Artinya, penggunaan
branchless banking bank syariah akan menurunkan profitabilitas
bank syariah sebesar 0,042519 dan sebaliknya bank syariah yang
tidak menggunakan branchless banking programe akan
meningkatkan profitabilitas bank syariah sebesar 0,042519. Hal
tersebut dikuatkan oleh penelitian bahwa branchless banking
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank syariah
yang dilakukan oleh Manminder Singh Saluja & Tripti Wadhe
(2015). Hal ini bertolak belakang dengan hasil dalam Preliminary
Study Bank Indonesia (2011) yang disebutkan bahwa Branchless
82
Banking secara umum merupakan strategi pelayanan keuangan
masyarakat akan jasa keuangan tanpa memerlukan kantor cabang
bank secara fisik. Branchless Banking diyakini memiliki potensi
untuk mengurangi pembiayaan dan bahkan meningkatkan
pelayanan perbankan tanpa cabang, dapat memperluas jangkauan
pasar yang baru, yaitu segmen masyarakat yang sebelumnya tidak
atau belum terlayani oleh bank sehingga meningkatkan profit yang
berpengaruh terhadap profitabilitas bank (Sarah, 2015: 140). Sarah
(2015) menyatakan bahwa branchless banking memberikan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas hal
tersebut didiukung oleh penelitian yang dilakuka oleh Petern
Mwangi King’ang’ai,Thomas Kigabo, Ephantus Kihonge, &
Jacklinne Kibachia (2016) yang mengungkapkan bahwa branchless
banking berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank.
Bank syariah peserta branchless banking masih sedikit.
Tercatat pada laporan OJK pada Maret tahun 2017 baru dua bank
syariah yang resmi mengikuti program laku pandai OJK, sehingga
pelayanannya belum maksimal. Selain itu, berdasarkan harian
tempo pada tanggal 10 November 2016 menyatakan bahwa
program laku pandai masih memiliki kelemahan akibat sistem
tanpa kantornya. Pertama, agen laku pandai tidak sungguh-
sungguh bekerja mengajak nasabah dari masyarakat disekitarnya
untuk menabung dan mengajukan pembiayaan kepada bank..
83
Kedua, pengetahuan dan skill yang kurang mumpuni menjadi
problema program laku pandai yang berjalan saat ini. Ketiga,
perluasan layanan laku pandai yang belum genap mencapai 1 (satu)
tahun mengakibatkan meningkatnya biaya bank yang dikeluarkan
untuk sosialisasi, perekrutan agen, dan gaji tim pengawas sehingga
beban biaya operasional semakin tinggi dan menurunkan laba yang
diperoleh. Hal inilah yang mengakibatkan bahwa branchless
banking berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas bank
syariah. Artinya, branchless banking maka menurunkan
profitabilitas bank yang dimiliki bank syariah.
Catatan penting dari ROA dalam penelitian ini adalah
adanya hasil bahwa Return on Assets (ROA) dua bulan terakhir
yang dimiliki oleh bank syariah dalam penelitian ini mengalami
kenaikan setelah dua bulan sebelumnya mengalami penurunan.
Dari hasil uji hipotesis tersebut diperoleh kesimpulan seperti tertera
dalam tabel berikut:
84
Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis
Variabel Hipotesis Hasil Penelitian
STVA Structure Capital Value
Added (STVA)
berpengaruh positif
terhadap profitabilitas
perbankan syariah
structure capital value
added (STVA)
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas bank
syariah dengan t-hitung
5,230040 > 2, tingkat
signifikansi sebesar
0,0002 < 0,05 dan
koefisien β sebesar
0,099897.
CEE Capital employed Eficiency
(CEE) berpengaruh positif
terhadap profitabilitas
perbankan syariah
Capital Employed
Eficiency (CEE)
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas bank
syariah dengan t-hitung
6,469687 > 2, tingkat
signifikansi sebesar
0,0000 < 0,05 dan
koefisien β sebesar
0,002650 .
Electronic banking Electronic banking
berpengaruh positif
terhadap profitabilitas
perbankan syariah
electronic banking
berpengaruh tidak
signifikan terhadap
profitabilitas bank
syariah dengan t-hitung -
1,456539 < 2, tingkat
signifikansi sebesar
0,1690 > 0,05 dan
koefisien β sebesar -
0,007552.
Branchless banking Branchless banking
berpengaruh positif
terhadap profitabilitas
perbankan syariah
branchless banking
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
profitabilitas bank
syariah t-hitung -
4,053700 < 2, tingkat
signifikansi sebesar
0,0014 > 0,05 dan
koefisien β sebesar -
0,042519 .
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dibahas sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Structure Capital Value Added (STVA) berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Hasil uji diperoleh t-
hitung 5,230040 > 2, tingkat signifikansi sebesar 0,0002 < 0,05 dan
koefisien β sebesar 0,099897. Penurunan Return on Asset (ROA) dua
bulan sebelumnya mengakibatkan kenaikan ROA dua bulan setelahnya
pada dua bulan terakhir.
2. Capital Employed Eficiency (CEE) berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil uji
diperoleh t-hitung 6,469687 > 2, tingkat signifikansi sebesar 0,0000 <
0,05 dan koefisien β sebesar 0,002650 .
3. Electronic banking tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
bank syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil uji diperoleh dengan t-
hitung -1,456539 < 2, tingkat signifikansi sebesar 0,1690 > 0,05 dan
koefisien β sebesar -0,007552.
4. Branchless banking berpengaruh negatif signifikan terhadap
profitabilitas bank syariah di Indonesia. Berdasarkan hasil uji
diperoleh dengan t-hitung t-hitung -4,053700 < 2, tingkat signifikansi
sebesar 0,0014 > 0,05 dan koefisien β sebesar -0,042519 .
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan
dari penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel, sehingga model regresi
yang dihasilkan semakin kecil. Oleh karena itu untuk penelitian
selanjutnya sebaiknya variabel-variabel lain perlu ditambahkan agar
menghasilkan gambaran yang lebih baik dan luas tentang masalah
yang diteliti karena regresi angka yang lebih besar.
2. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti menambah jumlah
sampel yang digunakan sehingga data yang diperoleh lebih banyak dan
analisa yang dilakukan dapat lebih akurat.
3. Sebelum melakukan penelitian, bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
menguji terlebih dahulu data yang dia peroleh sehingga dapat
memprediksi bahwa data yang digunakan dipastikan berkualitas baik
sehingga tidak mempersulit peneliti ketika analisa data dilakukan
dalam melakukan pembahasan analisis.
4. Keberadaan perbankan syariah sangat diperlukan dalam
mensejahterakan masyarakat. Untuk itu, diharapkan bagi pemerintah
dan masyarakat dapat lebih concern terhadap lembaga keuangan yang
berbasis Islam karena perannya dalam pengamalan agama dan upaya
menyejahterakan umat.
5. Kepada pemerintah dan perbankan syariah sebaiknya lebih
memperhatikan program keuangan laku pandai sehingga diharapkan
87
dengan program laku pandai inklusifitas keuangan di Indonesia dapat
optimal.
6. Dalam meningkatkan performa bank syariah dalam layanan Laku
Pandai atau branchless banking, pihak bank sebaiknya meningkatkan
fungsi dan peran tim pengawas untuk memaksimalkan pengawasan
terhadap agen sebagai antisipasi dan pemaksimalan peran serta
manfaat branchless banking dalam membantu ekspansi bisnis
keuangan .
88
DAFTAR PUSTAKA
Abaenewe, Zeph Chibueze, Ogbulu Onyemachi Maxwell, & Michael Osondu
Ndugbu. 2013. Electronic Banking And Bank Performance In Nigeria.
West African Journal of Industrial & Academic Research Vol.6 No.1
March: 136 146.
Al-Rehman, Hafeez Ar Rehman, dan Muhammad Usman Nabila Asghar. 2012. A
Link Of Intelectual Capital Performance With Corporate Performance;
Comparative Studi from Banking Sector In Pakistan. International journal
of business and social science Vol.3 No.12 Juni 2012.
Ani, Wilson U, Cosmas O Odo, dan Ezeudu Ikenna. 2014. The Impact of
Information Technology on Bank Profitability in Nigeria. African Journal
Of Science, Technology Innovation and Development.Vol.06, Issue 1: 238
248.
Apa itu e-banking? Diakses dalam https://id.wikipedia.org/wiki/E-banking pada
tanggal 08 April 2017
Asset Bank BRIS. 2014. Diunduh dalam website www.brisyariah.co.id pada
tanggal 10 April 2017.
Asset bank Muamalat. 2014. Diunduh dalam website www.muamalat.co.id pada
tanggal 10 April 2017.
Baker, Wiliam E dan James M Sinkula. 1992. Learning Orientation, Market
Orientation and Innovation: Integrating and Extending Models of
Organizational Performance. Journal of market-focused management
Vol.4 Issue 4 hlm. 295-308.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis SPSS. STAIN Salatiga Press:
Salatiga.
Brigham & Houston. 2010. Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat:
Jakarta.
Cahyati, Ari Dewi. 2016. Intellectual Capital: Pengukuran, Pengelolaan Dan
Pelaporan. E-Journal Unisma Vol.3 No 01 2012.
Defri. 2012. Pengaruh CAR, likuiditas dan efisiensi operasional terhadap
profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Jurnal
Manajemen, Vol.1 No.02 September 2012: 245 258.
Dehghan, Mansour, dkk. 2015. The Effect Of Implementing Core Banking
Services On Profitability. Case Study: All Branches Of A Private
89
Bank In Mashhad. Studies Ecocomic Researches. Economics
Edition, No.21: 337 389.
Dermish , Ahmed,Christoph Kneiding,& Paul Leishman, and Ignacio Mas (2012).
Branchless & Mobile Banking: Solutions for the poor: a Survey of the
Literature. Journal Innovations. Vol.6 Number 4: 367 389.
Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia. 2002. Internet
Banking di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Juni
2002.
Dwipayani, Anak Agung dan I.G.A Made Asri Dwija Putri. 2016. Faktor-faktor
yang Berpengaruh pada Pengungkapan Intelectual Capital. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.05 No.11.
Faza, Muhammad Fardin & Erna Hidayah. 2014. Pengaruh Intellectual Capital
Terhadap Profitabilitas, Produktivitas, Dan Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Jurnal Ekbisi, Vol. VIII, No. 2, Juni 2014, hal. 186 – 199.
Ferryanto, Liem. 2009. Inovasi Dan Strategi Pencapaiannya. Jurnal Teknik
Industri, Vol. 11, No. 2, Desember 2009, pp. 95-100
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Undip: Semarang.
Handayani, Dewi. 2016. Pengaruh Intelectual Capital, NPF, dan CAR terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Mandiri Periode 2008-2015. Skripsi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.
Hapsari, Nabiela. 2015. Pengaruh internet banking, NPF, DPK, dan BOPO
terhadap laba (studi pada PT Bank Syariah Mandiri). Skripsi. UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Tidak Diterbitkan: Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Raja
Grafindo Persada: Jakarta.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan Berbasis Balanceed Scorecard
Pendekatan Teori, Kasus dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendrayanti, Silvia. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal
Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Pada Bank Umum Di Indonesia
Periode Januari 2003-Februari 2012). Diponegoro Journal of
Manajemen, Vol.2 No.3. Tidak Diterbitkan: Semarang.
http://www.dikti.go.id/smartphone-rakyat-indonesia-2/ : Smartphone Rakyat
Indonesia diakses 11 Juni 2017 pada pukul 13.47
90
https://m.tempo.co/read/news/2017/06/09/087883021/pesan-agus-marto-untuk-
ketua-ojk-baru-wimboh-santoso : Pesan Agus Marto untuk Ketua OJK
Baru Wimboh Santoso. Jum'at, 09 Juni 2017 diakses 9 Juni 2017 Pukul
10:00
Icut, Zulfiani. 2016. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas Dan
Nilai Pasar Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Jakarta Islamic Index
Tahun 2012-2014. Skripsi. UIN Suka.
Juanda, Rista Elva, Epi Fitriah dan Yuni Rosdiana. 2016. Pengaruh Intelectual
Capital terhadap Profitabilitas (ROA) (Studi pada perusahaan sektor
manufaktur subsector logam dan sejenisnya). Prosiding Akutansi Vol.2
(1). 219-224.
Karimzadesh, Saeid Daei, Mostafa Emadzadeh, & Javad Shateri. 2014. The Effect
of Electronic Banking Expansion on Prpfitability of a Commercial Bank
Sepah Bank Of Iran. Indian Journal Science and Resource Ed.4 Vol:06.
Kasmir. 2008a. Analisis Laporan Keuangan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
2010b. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Ke 3. Jakarta: Rajawali Pers
Kodifikasi Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. 2008. Diakses di www.bi.go.id
pada tanggal 08 April 2017.
Kuncoro M. dan Suhardjono. 2011. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.
Edisi 2.Cetakan 1. Yogyakarta: BPFE.
Kurniasih dan Heliantono. 2016. Intelectual Capital bank BUMN terbuka dan
pengaruhnya terhadap kinerja keuangan, Jurnal Ilmiah dan Manajemen
Vol VI, No.2 Juni 2016.
Kurniawan, Reza. 2013. Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Sebelum Dan
Setelah Penerapan Internet Banking. Makalah Seminar Nasional
Universitas Widyatama. Tidak Diterbitkan: Bandung.
Laporan Keuangan Bulanan. Diunduh dalam website www.brisyariah.co.id pada
tanggal 28 Mei 2016 pada pukul 14:00.
Laporan Keuangan Bulanan. Diunduh dalam website www.btpnsyariah.co.id pada
tanggal 28 Mei 2016 pada pukul 14:20.
Laporan Statistik Perbankan Syariah Januari 2017. OJK: Jakarta.
Laporan Statistik Perbankan Syariah Januari 2017: 2017. Jakarta : OJK.
Lyman TR, Ivatury G, & Staschen S. 2006. Use of Agents in Branchless Banking
for The Poor:Rewards, Risks, and Regulations. Focus Note No.38. CGAP.
Washington DC.
91
Marfuah & Maricha Ulfa. 2014. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Profitabilitas, Produktivitas Dan Pertumbuhan Perusahaan Perbankan.
Jurnal Ekbisi, Vol. Ix, No. 1, Desember 2014, Hal. 1-14.
Martha Kartika, Saarce Elsye Hatane. 2013. Pengaruh IC pada profitabilitas
perusahaan perbankan yang ada di BEI tahun 2007-2011. Business
Accounting review vol.1 no.2.
McKay, Claudia & Mark Pickens. 2010. Branchless Banking: Who’s Served?at
What Price?what’s Next?. OCGAP Journal. No.66 September 2010.
Meihami, Bahram, Zeinab Varmaghani, & Hussein Meihami. 2013. The Effect of
Using Electronic Banking on Profitability of Bank. Interdicpilinary
Journal of Contemporary Research of Bussiness. Vol.4 No.12.
Ed.April.
Model branchless banking diakses dalam
https://sharingvision.com/2013/11/branchless- banking-business-
model/ pada tanggal 08 April 2017.
Muhammad. 2013. Metodologi Peneliti Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif.
Rajawali Press: Jakarta.
Mukhlis, Imam. 2012. Kinerja Keuangan Bank dan Stabilitas Makroekonomi
terhadap Profitabilitas Bank Syarri’ah di Indonesia. Jurnal Keuangan dan
Perbankan, Vol. 16, No.02 Mei 2012: Malang.
Mulyani, Ragil Teki. 2016. Analisis Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap
Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah di Indonesia. Skripsi. IAIN
Salatiga Tidak Diterbitkan: Salatiga.
Mwando, Sammy. 2013. Contribution of Agency Banking On Financial
Performance Of Commercial Banks In Kenya. Journal of Economics and
Sustainable Development. Vol.04, No.20, 2013.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern.
Andi: Yogyakarta.
Onay, Ceylan, Emre Ozsoz, & Ash Deniz Helvacioglu. 2008. The Impact of
Internet Banking on Bank Profitability the Case of Turkey. Oxford
Bussiness & Economics Conference Program: U.K.
Oyewole, Simon, dkk. 2013. E-Banking and Bank Performance Evidence from
Nigeria. International Journal of Scientific and Technology.
Panjaitan, Isma Dewi Br dan Isfenti Sadalia. 2013. Pengaruh Intelectual Capital
terhadap Kinerja Keuangan pada Bank Pembangunan Daerah di
Indonesia. Jurnal Media Informasi Manajemen Vol.1, Issue 4.
92
Putra, Dwitya. 2017. OJK : Empat Tahun Pengguna E-Banking Meningkat
270%. http://infobanknews.com/tag/e-banking/ diakses pada tanggal 11
Juni pukul 22:36.
Putri, Yuni Murdiana. 2016. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Profitabilitas
dan Produktivitas Perusahaan Dalam Index LQ45. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi : Vol.5, No.3, Maret 2016.
Ria Andriyani. 2014. Pengaruh IC terhadap kinerja keuangan perusahaan farmasi
yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Skripsi. UMP: Padang.
Riwayati, Hedwigis Esti (2013). Pengaruh Faktor Internal (Kinerja Keuangan)
Dan Eksternal Bank (Makroekonomi) Terhadap Profitabilitas Bank
Persero. Karya Ilmiah FEB Perbanas. Tidak Diterbitkan: Jakarta.
Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam, Teori Dan Aplikasinya Pada Aktifitas Ekonomi.
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Saluja, Manminder Singh & Tripti Wadhe. 2015. Impact Of E-Banking On
Profitability of Commercial Banks In India. International Journal In
Management and Social Science. Vol.03, Issue 02: India.
Sarah, Hidayati. 2015. Dampak Branchless Banking terhadap Kinerja Keuangan
PT Bank Muamalat Indonesia. Jurnal Muzara’ah: Bandung.
Sholicha, Miftachul Ulum (2014). Kinerja Keuangan Dan Stabilitas
Makroekonomi Terhadap Profitabilitas Bank Umum Di Indonesia.
Skripsi. UPN “Veteran”. Tidak Diterbitkan: Jawa Timur.
Siti Maisaroh. 2013. Pengaruh Intelectual Capital terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan. Jurnal FE UMJ: Jakarta.
Slavin, Stephen L. 2008. Macroeconomics. McGraw-Hill Irwin: New York.
Stewart, Thomas.A . 1997. Intelectual Capital. Alih bahasa Reza Gunawan. PT
Elex Media Komputindo: Jakarta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta:
Bandung.
Suharno dan Yulia. 2012. Intellectual Capital : Pendefinisian, Pengakuan,
Pengukuran, Pelaporan Dan Pengungkapan. Jurnal Akuntansi Universitas
Jember.
Suhendah, Rousilita. 2008. Pengaruh IC Tehadap Profitabilitas, Produktiftas, dan
Penilaian Pasar Pada Perusahaan Yang Go Public Di Indonesia Tahun
2005-2007. Jurnal Universitas Tarumanegara.
Sumitro, Warkum. 1996. Asas-Asas Bank Islam Dan Lembaga Terkait (MUI Dan
Tafakul) Di Indonesia. Rajawali Press: Jakarta.
93
Sumra, Sana Haider dkk.(2011). The Impact of E-Banking on the Profitability of
Banks: A Study of Pakistani Banks. Journal of Public Admistration and
Governance Vol.1 No.1. Macrothink Institute.
Syarifudin, Raynanda & Viverita. 2014. Pengaruh Mobile Banking Terhadap
Kinerja Perbankan Indonesia. Journal FEB UI. Tidak Diterbitkan:
Jakarta.
Thaib, Faisal. 2013. Value Added Intellectual Capital (Vahu, Vaca, Stva)
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Periode
2007 -2011. Jurnal EMBA 151 Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 151.
Tri, Ciptaningsih. 2013. Uji Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja
Keuangan BUMN yang Go Public Di Indonesia. Jurnal STIE YKPN
Yogyakarta Vol.12, No 3 Tahun 2013.
Ulum, Ihyaul. 2009. Intelectual Capital Konsep dan Kajian Empiris. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Widiatmoko, Reza Galih. 2015. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga, Tidak Diterbitkan: Yogyakarta.
Widokartiko, Bayu, Noer Azzam Achsani dan Irfan Syauqi Beik. 2016. Dampak
Kinerja Internal dan Kondisi Makroekonomi Terhadap Profitabilitas
Pada Perbankan. Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol.02 No.2,
Mei 2016:Bogor.
Winarno, Wing Wahyu. 2015. Analisis Ekonometrika dan statistika dengan
Eviews. UPP STIM YKPN: Yogyakarta.
www.asbisisndo.ac.id diakses pada tanggal 11 Mei 2017 pada pukul 13:50
www.bi.go.id ditelusuri pada tanggal 11 Mei 2017 pada pukul 17:47
www.bps.go.id ditelusuri pada tanggal 11 Mei 2017 pada pukul 12:47
www.ojk.go.id diakses pada tanggal 11 Mei 2017 pada pukul 14:00
Yanimindra, Samsir dan Wijayanto. 2015. Inovasi Pemanfaatan Teknologi dan
Informasi. Jurnal Universitas Airlangga, September 2015 Vol 4 Hal 111-125.
94
LAMPIRAN
Tabel Data Variabel Independen dan Dependen
BANK BULAN TAHUN STVA CEE EBANK BBANK ROA
_BTPNS Desember 2014 0.43 134.11 0 0 0.0008
_BTPNS Januari 2015 NA NA 0 0 NA
_BTPNS Februari 2015 NA NA 0 0 NA
_BTPNS Maret 2015 0.85 32.13 0 0 0.0013
_BTPNS April 2015 0.59 13.01 0 0 0.0017
_BTPNS Mei 2015 0.53 10.84 0 0 0.0024
_BTPNS Juni 2015 0.52 10.64 0 0 0.0038
_BTPNS Juli 2015 0.45 8.89 0 0 0.0046
_BTPNS Agustus 2015 0.48 8.41 0 0 0.0052
_BTPNS September 2015 0.46 8.9 0 0 0.0056
_BTPNS Oktober 2015 0.45 8.3 0 0 0.0062
_BTPNS November 2015 0.42 8.42 0 0 0.0066
_BTPNS Desember 2015 0.41 8.74 0 0 0.0070
_BTPNS Januari 2016 0.85 19.48 0 0 0.0007
_BTPNS Februari 2016 0.74 16.5 0 0 0.0010
BANK BULAN TAHUN STVA CEE EBANK BBANK ROA
_BTPNS Maret 2016 0.67 11.69 0 0 0.0024
_BTPNS April 2016 0.64 8.56 0 0 0.0034
_BTPNS Mei 2016 0.6 7.38 0 0 0.0043
_BTPNS Juni 2016 0.57 7.89 0 0 0.0055
_BTPNS Juli 2016 0.55 7.65 0 0 0.0058
_BTPNS Agustus 2016 0.53 7.14 0 0 0.0064
_BTPNS September 2016 0.51 7.55 0 1 0.0068
_BTPNS Oktober 2016 0.5 7.26 0 1 0.0074
_BTPNS November 2016 0.48 6.98 1 1 0.0075
_BTPNS Desember 2016 0.5 6.58 1 1 0.0086
_BTPNS Januari 2017 0.89 28.46 1 1 0.0005
_BTPNS Februari 2017 0.79 15.36 1 1 0.0011
_BTPNS Maret 2017 0.72 16.01 1 1 0.0016
_BTPNS April 2017 0.66 13.33 1 1 0.0020
_BRIS Desember 2014 0.23 6.33 1 0 0.0356
_BRIS Januari 2015 NA NA 1 0 NA
BANK BULAN TAHUN STVA CEE EBANK BBANK ROA
_BRIS Februari 2015 NA NA 1 0 NA
_BRIS Maret 2015 0.37 9.66 1 0 0.0079
95
_BRIS April 2015 0.34 9.1 1 0 0.0104
_BRIS Mei 2015 0.35 7.67 1 0 0.0149
_BRIS Juni 2015 0.34 7.18 1 0 0.0178
_BRIS Juli 2015 0.35 6.48 1 0 0.0250
_BRIS Agustus 2015 NA NA 1 0 NA
_BRIS September 2015 0.35 6.09 1 0 0.0337
_BRIS Oktober 2015 0.35 5.97 1 0 0.0372
_BRIS November 2015 0.35 5.84 1 0 0.0404
_BRIS Desember 2015 0.36 5.59 1 0 0.0447
_BRIS Januari 2016 0.71 8.35 1 0 0.0063
_BRIS Februari 2016 0.58 6.79 1 0 0.0111
_BRIS Maret 2016 0.54 5.43 1 0 0.0169
_BRIS April 2016 0.52 5.34 1 0 0.0225
_BRIS Mei 2016 0.5 4.88 1 0 0.0280
BANK BULAN TAHUN STVA CEE EBANK BBANK ROA
_BRIS Juni 2016 0.5 4.55 1 0 0.0328
_BRIS Juli 2016 0.05 39.17 1 1 0.0442
_BRIS Agustus 2016 0.49 4.11 1 1 0.0517
_BRIS September 2016 0.49 3.98 1 1 0.0596
_BRIS Oktober 2016 0.49 3.86 1 1 0.0659
_BRIS November 2016 0.49 3.75 1 1 0.0705
_BRIS Desember 2016 0.49 3.62 1 1 0.0757
_BRIS Januari 2017 0.8 6.54 1 1 0.0092
_BRIS Februari 2017 0.7 5.23 1 1 0.0160
_BRIS Maret 2017 0.66 4.28 1 1 0.0240
_BRIS April 2017 0.64 3.88 1 1 0.0333
Tabel Hasil Uji Deslripsi statistik
Descriptive Statistics for BBANK
Categorized by values of BBANK
Date: 06/06/17 Time: 00:14
Sample: 2014M12 2017M04
Included observations: 58 BBANK Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
0 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 40
1 1.000000 1.000000 1.000000 0.000000 18
All 0.310345 1.000000 0.000000 0.466675 58
96
Tabel Hasil Uji Deslripsi statistik
Descriptive Statistics for CEE
Categorized by values of CEE
Date: 06/06/17 Time: 00:12
Sample: 2014M12 2017M04
Included observations: 53 CEE Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
[0, 50) 9.418654 39.17000 3.620000 6.961471 52
[100, 150) 134.1100 134.1100 134.1100 NA 1
All 11.77132 134.1100 3.620000 18.46313 53
Descriptive Statistics for EBANK
Categorized by values of EBANK
Date: 06/06/17 Time: 00:13
Sample: 2014M12 2017M04
Included observations: 58 EBANK Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
0 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 23
1 1.000000 1.000000 1.000000 0.000000 35
All 0.603448 1.000000 0.000000 0.493454 58
Descriptive Statistics for ROA
Categorized by values of ROA
Date: 06/06/17 Time: 00:09
Sample: 2014M12 2017M04
Included observations: 53 ROA Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
[0, 0.02) 0.006131 0.017800 0.000500 0.004669 36
[0.02, 0.04) 0.030233 0.037200 0.022500 0.005436 9
[0.04, 0.06) 0.048120 0.059600 0.040400 0.007604 5
[0.06, 0.08) 0.070700 0.075700 0.065900 0.004903 3
All 0.017840 0.075700 0.000500 0.019886 53
Descriptive Statistics for STVA
Categorized by values of STVA
Date: 06/06/17 Time: 00:11
Sample: 2014M12 2017M04
Included observations: 53 STVA Mean Max Min. Std. Dev. Obs.
[0, 0.2) 0.050000 0.050000 0.050000 NA 1
[0.2, 0.4) 0.339000 0.370000 0.230000 0.039285 10
[0.4, 0.6) 0.502500 0.600000 0.410000 0.048429 28
[0.6, 0.8) 0.693000 0.790000 0.640000 0.048316 10
[0.8, 1) 0.847500 0.890000 0.800000 0.036856 4
All 0.525094 0.890000 0.050000 0.163279 53
97
Uji Stasioner
Panel unit root test: Summary
Series: ROA
Date: 06/05/17 Time: 23:43
Sample: 2014M12 2017M04
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 1
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -0.46935 0.3194 2 45
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -1.26391 0.1031 2 45
ADF - Fisher Chi-square 7.26301 0.1226 2 45
PP - Fisher Chi-square 7.30026 0.1208 2 48 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Panel unit root test: Summary
Series: STVA
Date: 06/05/17 Time: 23:45
Sample: 2014M12 2017M04
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 1
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -0.97959 0.1636 2 45
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -1.09672 0.1364 2 45
ADF - Fisher Chi-square 6.66152 0.1549 2 45
PP - Fisher Chi-square 12.2656 0.0155 2 48 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Panel unit root test: Summary
Series: CEE
Date: 06/05/17 Time: 23:46
Sample: 2014M12 2017M04
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 1
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel
98
Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -1.47073 0.0707 2 45
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -2.52541 0.0058 2 45
ADF - Fisher Chi-square 13.5785 0.0088 2 45
PP - Fisher Chi-square 30.2150 0.0000 2 48 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Uji Stasioner Pada 1st Difference
Panel unit root test: Summary
Series: D(STVA)
Date: 06/05/17 Time: 23:56
Sample: 2014M12 2017M04
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 1
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -4.49185 0.0000 2 42
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -4.01117 0.0000 2 42
ADF - Fisher Chi-square 22.1021 0.0002 2 42
PP - Fisher Chi-square 62.5261 0.0000 2 45 ** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Panel unit root test: Summary
Series: D(ROA)
Date: 06/05/17 Time: 23:51
Sample: 2014M12 2017M04
Exogenous variables: Individual effects
User-specified lags: 1
Newey-West automatic bandwidth selection and Bartlett kernel Cross-
Method Statistic Prob.** sections Obs
Null: Unit root (assumes common unit root process)
Levin, Lin & Chu t* -3.87825 0.0001 2 42
Null: Unit root (assumes individual unit root process)
Im, Pesaran and Shin W-stat -2.75176 0.0030 2 42
ADF - Fisher Chi-square 14.9004 0.0049 2 42
PP - Fisher Chi-square 28.5809 0.0000 2 45
99
** Probabilities for Fisher tests are computed using an asymptotic Chi
-square distribution. All other tests assume asymptotic normality.
Uji Regresi
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Panel Least Squares
Date: 06/06/17 Time: 17:16
Sample (adjusted): 2015M06 2017M04
Periods included: 23
Cross-sections included: 2
Total panel (unbalanced) observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.002447 0.003845 -0.636372 0.5356
D(STVA) 0.099897 0.019101 5.230040 0.0002
CEE 0.002650 0.000410 6.469687 0.0000
EBANK -0.007552 0.005185 -1.456539 0.1690
BBANK -0.042519 0.010489 -4.053700 0.0014
DROA(-2) -0.222890 0.133430 -1.670455 0.1187 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
Period fixed (dummy variables) R-squared 0.920436 Mean dependent var 6.19E-05
Adjusted R-squared 0.749068 S.D. dependent var 0.012847
S.E. of regression 0.006436 Akaike info criterion -7.045685
Sum squared resid 0.000538 Schwarz criterion -5.845865
Log likelihood 176.9594 Hannan-Quinn criter. -6.605903
F-statistic 5.371093 Durbin-Watson stat 2.252129
Prob(F-statistic) 0.001322
Regresi Common
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 06/06/17 Time: 00:01
Sample: 2014M12 2017M04
Periods included: 27
Cross-sections included: 2
Total panel (unbalanced) observations: 53 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.034161 0.008408 4.063102 0.0002
STVA -0.051140 0.013524 -3.781418 0.0004
CEE -0.000142 0.000114 -1.244857 0.2192
EBANK 0.013834 0.004915 2.814404 0.0071
BBANK 0.011348 0.005006 2.266978 0.0279
100
R-squared 0.488891 Mean dependent var 0.017840
Adjusted R-squared 0.446299 S.D. dependent var 0.019886
S.E. of regression 0.014798 Akaike info criterion -5.499126
Sum squared resid 0.010510 Schwarz criterion -5.313249
Log likelihood 150.7268 Hannan-Quinn criter. -5.427646
F-statistic 11.47837 Durbin-Watson stat 0.578103
Prob(F-statistic) 0.000001
Regresi Fixed Effect
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Panel Least Squares
Date: 06/06/17 Time: 15:57
Sample (adjusted): 2015M04 2017M04
Periods included: 25
Cross-sections included: 2
Total panel (unbalanced) observations: 48 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.002309 0.003812 -0.605720 0.5523
D(STVA) 0.080228 0.018577 4.318723 0.0004
CEE 0.002276 0.000415 5.477314 0.0000
EBANK -0.009067 0.005493 -1.650668 0.1161
BBANK -0.033691 0.010559 -3.190725 0.0051 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
Period fixed (dummy variables) R-squared 0.871928 Mean dependent var 0.000362
Adjusted R-squared 0.665591 S.D. dependent var 0.012038
S.E. of regression 0.006961 Akaike info criterion -6.827734
Sum squared resid 0.000872 Schwarz criterion -5.658233
Log likelihood 193.8656 Hannan-Quinn criter. -6.385778
F-statistic 4.225737 Durbin-Watson stat 1.569888
Prob(F-statistic) 0.001153
101
Uji Chow Test
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: REGRESI_PER
Test cross-section and period fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 9.894907 (1,18) 0.0056
Cross-section Chi-square 21.027473 1 0.0000
Period F 3.481750 (24,18) 0.0044
Period Chi-square 83.054285 24 0.0000
Cross-Section/Period F 3.344548 (25,18) 0.0053
Cross-Section/Period Chi-square 83.078720 25 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Panel Least Squares
Date: 06/06/17 Time: 16:18
Sample (adjusted): 2015M04 2017M04
Periods included: 25
Cross-sections included: 2
Total panel (unbalanced) observations: 48 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.009141 0.003796 -2.407769 0.0264
D(STVA) 0.053496 0.020016 2.672715 0.0150
CEE 0.001339 0.000351 3.814620 0.0012
EBANK 0.005866 0.003348 1.751917 0.0959
BBANK -0.016737 0.011002 -1.521256 0.1447 Effects Specification Period fixed (dummy variables) R-squared 0.801525 Mean dependent var 0.000362
Adjusted R-squared 0.509036 S.D. dependent var 0.012038
S.E. of regression 0.008435 Akaike info criterion -6.431328
Sum squared resid 0.001352 Schwarz criterion -5.300811
Log likelihood 183.3519 Hannan-Quinn criter. -6.004104
F-statistic 2.740359 Durbin-Watson stat 1.837224
Prob(F-statistic) 0.012823
Period fixed effects test equation:
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Panel Least Squares
Date: 06/06/17 Time: 16:18
Sample (adjusted): 2015M04 2017M04
Periods included: 25
Cross-sections included: 2
Total panel (unbalanced) observations: 48
102
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.001209 0.003891 0.310612 0.7576
D(STVA) -0.041773 0.010459 -3.993981 0.0003
CEE -0.000203 0.000270 -0.750707 0.4570
EBANK 0.002137 0.006320 0.338202 0.7369
BBANK -0.000606 0.003970 -0.152673 0.8794 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.277377 Mean dependent var 0.000362
Adjusted R-squared 0.191351 S.D. dependent var 0.012038
S.E. of regression 0.010825 Akaike info criterion -6.097436
Sum squared resid 0.004922 Schwarz criterion -5.863536
Log likelihood 152.3385 Hannan-Quinn criter. -6.009045
F-statistic 3.224324 Durbin-Watson stat 2.093693
Prob(F-statistic) 0.014913
Cross-section and period fixed effects test equation:
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Panel Least Squares
Date: 06/06/17 Time: 16:18
Sample (adjusted): 2015M04 2017M04
Periods included: 25
Cross-sections included: 2
Total panel (unbalanced) observations: 48 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.001462 0.003446 0.424175 0.6736
D(STVA) -0.041657 0.010309 -4.040631 0.0002
CEE -0.000189 0.000251 -0.753849 0.4550
EBANK 0.001382 0.003598 0.384079 0.7028
BBANK -0.000388 0.003636 -0.106609 0.9156 R-squared 0.277009 Mean dependent var 0.000362
Adjusted R-squared 0.209754 S.D. dependent var 0.012038
S.E. of regression 0.010701 Akaike info criterion -6.138594
Sum squared resid 0.004924 Schwarz criterion -5.943677
Log likelihood 152.3262 Hannan-Quinn criter. -6.064934
F-statistic 4.118796 Durbin-Watson stat 2.096968
Prob(F-statistic) 0.006512
103
Uji Asumsi Klasik
a. Multikolinearitas
D(STVA) CEE EBANK BBANK D(STVA) 1.000000 -0.143826 0.106804 0.067841
CEE -0.143826 1.000000 -0.099723 0.112775
EBANK 0.106804 -0.099723 1.000000 0.450985
BBANK 0.067841 0.112775 0.450985 1.000000
b. Heteroskedastisitas
Dependent Variable: ABS(RESID01)
Method: Panel Least Squares
Date: 06/06/17 Time: 17:04
Sample (adjusted): 2015M04 2017M04
Periods included: 25
Cross-sections included: 2
Total panel (unbalanced) observations: 48 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.000734 0.000911 0.805775 0.4248
D(STVA) 0.002315 0.002725 0.849512 0.4003
CEE 0.000125 6.64E-05 1.876697 0.0674
EBANK 0.001129 0.000951 1.186962 0.2418
BBANK 0.001296 0.000961 1.348621 0.1845 R-squared 0.198595 Mean dependent var 0.003037
Adjusted R-squared 0.124046 S.D. dependent var 0.003023
S.E. of regression 0.002829 Akaike info criterion -8.799455
Sum squared resid 0.000344 Schwarz criterion -8.604539
Log likelihood 216.1869 Hannan-Quinn criter. -8.725796
F-statistic 2.663946 Durbin-Watson stat 1.225129
Prob(F-statistic) 0.045145
104
c. Uji Autokorelasi
Dependent Variable: D(ROA)
Method: Panel Least Squares
Date: 06/06/17 Time: 17:16
Sample (adjusted): 2015M06 2017M04
Periods included: 23
Cross-sections included: 2
Total panel (unbalanced) observations: 42 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.002447 0.003845 -0.636372 0.5356
D(STVA) 0.099897 0.019101 5.230040 0.0002
CEE 0.002650 0.000410 6.469687 0.0000
EBANK -0.007552 0.005185 -1.456539 0.1690
BBANK -0.042519 0.010489 -4.053700 0.0014
DROA(-2) -0.222890 0.133430 -1.670455 0.1187 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)
Period fixed (dummy variables) R-squared 0.920436 Mean dependent var 6.19E-05
Adjusted R-squared 0.749068 S.D. dependent var 0.012847
S.E. of regression 0.006436 Akaike info criterion -7.045685
Sum squared resid 0.000538 Schwarz criterion -5.845865
Log likelihood 176.9594 Hannan-Quinn criter. -6.605903
F-statistic 5.371093 Durbin-Watson stat 2.252129
Prob(F-statistic) 0.001322
105
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Khaeru Nisa Aulia Urakhma atau biasa
dipanggil dengan panggilan Nisa ini lahir di Kebumen, 21 Januari 1995.
Perempuan ini berdomisili di Jl. Duku No.1 Kelurahan Tegalrejo, Kecamatan
Argomulyo, Kota Salatiga.
Penulis dengan motto hidup “Try, optimis, and believe are the answer”
menyelesaikan pendidikan formalnya di SDN 1 Kewangunan tahun 2007, MTs
Wathoniyah Islamiyah tahun 2010, MAN Salatiga tahun 2013, dan saat ini dalam
proses penyelesaian studi Perbankan Syari’ah S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
Pengalaman Organisasi perempuan ini diantaranya; Sekretaris 1 OSIS
MAN Salatiga tahun 2011-2012, pengurus Pramuka MAN Salatiga tahun 2011-
2012, pengurus Mading MAN Salatiga tahun 2011-2012, pengurus HMI Cabang
Komisariat Karnoto Zarkasyi tahun 2014-2015, aktif dalam Karang Taruna,
pengurus KSEI IAIN Salatiga tahun 2014-2015, pengurus dalam divisi Litbang
senat mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga tahun 2014-
2015, dan pengurus serta pimpinan redaksi di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM)
Dinamika tahun 2015-2016. Berbagai kepanitiaan, seminar dan training telah
diikuti penulis selama menempuh studi di IAIN Salatiga.
Prestasi yang pernah diraih diantaranya juara 1 membaca puisi di Ponpen
Edi Mancoro dan Juara Harapan 1 Lomba Debat Ekonomi Nasional di UKSW
pada tahun 2015.
106
107
108
Top Related