69
ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG
KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN
NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
HACIKA ANDJANI
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Dampak
Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Hacika Andjani
NIM H44120073
iv
v
ABSTRAK
HACIKA ANDJANI. Analisis Dampak Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan
Wisata Gunung Pananjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dibimbing
oleh METI EKAYANI dan BAHROIN IDRIS T.
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai potensi wisata.
Banyak tempat yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan lokal maupun
mancanegara untuk datang berlibur ke Indonesia, salah satunya adalah Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru merupakan salah satu objek wisata di Jawa Timur yang didalamnya
terdapat banyak obyek wisata menarik yang bisa dinikmati, seperti Wisata
Sunrise di Gunung Penanjakan. Banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung
memberikan dampak ekonomi pada masyarakat sekitar, namun hal tersebut juga
dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan akibat adanya potensi over
carrying capacity. Di sisi lain pembatasan jumlah pengunjung sesuai carrying
capacity diduga dapat menurunkan dampak ekonomi kawasan Gunung
Pananjakan. Oleh karena itu perlu dikaji dampak ekonomi dari kegiatan wisata
dan daya dukung kawasan Gunung Pananjakan terhadap kegiatan wisata, serta
pengaruh penerapan jumlah pengunjung sesuai carrying capacity terhadap
dampak ekonomi di kawasan wisata Pananjakan. Metode yang digunakan adalah
metode deskriptif, Keynesian Multiplier Effect dan analisis daya dukung kawasan.
Hasil penelitian menunjukkan Keynesian Multiplier Effect adalah lebih dari 1 atau
wisata Gunung Pananjakan telah memberikan dampak ekonomi pada masyarakat
lokal, kawasan wisata Gunung Pananjakan telah mengalami over carrying
capacity pada saat peak season, dan bila jumlah pengunjung dibatasi sesuai
dengan carrying capacity akan mengakibatkan penurunan dampak ekonomi
kawasan.
Kata kunci: dampak ekonomi, daya dukung kawasan, Gunung Pananjakan,
multiplier effect, TNBTS
vi
ABSTRACT
HACIKA ANDJANI. Analysis of Economic Impact and Tourism Carrying
Capacity at Mount Pananjakan in Bromo Tengger Semeru National Park.
Supervised by METI EKAYANI and BAHROIN IDRIS T.
Indonesia is one of country which has a lot of tourism potential. Many
places are becoming an attraction for local and foreign tourists to come to
Indonesia. Bromo Tengger Semeru National Park (BTSNP) is one of the tourism
object in East Java that has many interesting attractions, such as view point for
Sunrise viewing at Mount Pananjakan. A large number of visitors has economic
impacts on local community, but it can also has negative effect for environment
due to the potential of over carrying capacity. On the other hand limiting the
number of visitors according to carrying capacity can reduce the economic
impact. Therefore, it is necessary to study the economic impact and carrying
capacity of Mount Pananjakan in tourism activities, as well as the effect of
carrying capacity to economic impact of tourism in Mount Pananjakan. The
method used were descriptive method, Keynesian Multiplier Effect and analysis
of carrying capacity. The results showed that the Keynesian Multiplier Effect is
more than 1 or Mount Pananjakan has given the economic impact to local
community, tourism area of Mount Pananjakan has already over carrying capacity
during the peak season, and when the number of visitors is restricted according to
carrying capacity will result in reduced economic impact region.
Keywords: BTSNP, carrying capacity, economic impacts, Mount Pananjakan,
multiplier effect
stakeholder
vii
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG
KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN
NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
HACIKA ANDJANI
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
viii
x
xi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2016 ini ialah
Analisis Dampak Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung
Pananjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Kedua orangtua tercinta yaitu Ayah Yuliadi dan Ibu Nurhayati serta adik
tercinta yaitu Ega Hakis Julian yang selalu memberikan doa, kasih sayang,
semangat, dan dukungan kepada penulis.
2. Ibu Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I atas
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
3. Bapak Bahroin Idris Tampubolon SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing II atas
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen penguji utama atas
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ibu Arini Hardjanto, SE, M.Si selaku dosen penguji wakil departemen atas
bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec selaku dosen pembimbing
akademik atas bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan selama
penulis menjalankan kuliah.
7. Seluruh dosen dan staf Departemen ESL yang telah memberikan ilmu,
bantuan, dan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan masa studi di
ESL.
8. Pihak pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Resort
Pengelolaan Taman Nasional Gunung Pananjakan, Paguyuban Jeep,
Paguyuban Ojeg, Paguyuban PKL, Desa Wonokitri, volunteer, serta
masyarakat sekitar yang telah memberikan saran dan informasi selama
pengumpulan data.
9. Rekan-rekan bimbingan skripsi yaitu Amalia, Ayu, Erlina, Fathiya, Silvia,
Nurul, dan Ade atas semangat, saran, dan bantuan selama menyelesaikan
skripsi ini.
10. Teman-teman di Departemen ESL Cipta, April, Ika, Zara dan teman-teman
ESL 49 lainnya atas kebersamaan, semangat, dan bantuannya.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi
ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan
ilmu pengetahuan.
Bogor, Agustus 2016
Hacika Andjani
xii
xiii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelituan .................................................................................... 6
1.4 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 6
II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7
2.1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ............................................... 7
2.2 Pariwisata ................................................................................................. 8
2.3 Dampak Ekonomi Wisata ........................................................................ 9
2.4 Pendapatan Wisata ................................................................................. 10
2.5 Daya Dukung Wisata ............................................................................. 11
2.6 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 12
III KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................ 17
IV METODE PENELITIAN........................................................................ ........ 19
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................... ........... 19
4.2 Jenis dan Sumber Data........................................................................... 19
4.3 Metode Pengambilan Sampel...................................................... .......... 19
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data........................................ .......... 21
4.4.1 Analisis Pendapatan ..................................................................... 22
4.4.2 Analisis Dampak Ekonomi Gunung Pananjakan ......................... 23
4.4.3 Analisis Daya Dukung Kawasan Gunung Pananjakan ................ 24
4.4.4 Analisis Deskriptif Pengaruh Jumlah Wisatawan Terhadap
Dampak Ekonomi ........................................................................ 25
V GAMBARAN UMUM PENELITIAN ............................................................. 27
5.1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ............................................. 27
5.2 Gunung Pananjakan ............................................................................... 29
5.2.1 Aksesibilitas ................................................................................ 30
5.2.2 Sarana Prasarana Gunung Pananjakan ........................................ 31
5.2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Wonokitri ................ 33
VI HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 35
6.1 Karakterisik Responden ......................................................................... 35
6.1.1 Karakteristik Responden Wisatawan ........................................... 35
6.1.2 Karakteristik Responden Unit Usaha .......................................... 38
6.1.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ....................................... 40
6.2 Analisis Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Gunung Pananjakan ....... 41
6.2.1 Dampak Ekonomi Langsung ....................................................... 43
6.2.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung ............................................ 45
6.2.3 Dampak Ekonomi Lanjutan.......................................... ............... 47
6.2.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect)..................... ............... 48
xiv
6.3 Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Panajakan.................... ......... 50
6.3.1 Luas Area Wisata yang Dibutuhkan Wisatawan dan Mobi Jip . 50
6.3.2 Luas Area Wisata yang Disediakan Pihak Pengelola ................. 51
6.3.3 Daya Dukung Kawasan Gunung Pananjakan ............................. 53
6.4 Pengaruh Jumlah Pengunjung Terhadap Dampak Ekonomi ................. 57
VIII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 61
7.1 Simpulan ............................................................................................... 61
7.2 Saran ...................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN ......................................................................................................... 67
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 99
xv
DAFTAR TABEL
1 Perkembangan Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara dan Total
Pengeluaran Wisatawan Periode 2010-2014 ................................................... 2
2 Penelitian Terdahulu Mengenai Dampak Ekonomi Wisata ........................... 13
3 Penelitian Terdahulu Mengenai Daya Dukung Kawasan Wisata .................. 14
4 Responden Penelitian ..................................................................................... 21
5 Kebutuhan Data dan Metode Analisis ........................................................... 22
6 Tarif Tiket Masuk TNBTS ............................................................................. 28
7 Rute Menuju Gunung Pananjakan ................................................................. 31
8 Sarana dan Prasarana Gunung Pananjakan .................................................... 32
9 Karakteristik Responden Wisatawan Gunung Pananjakan Berdasarkan
Faktor Sosial Ekonomi ................................................................................... 36
10 Karakteristik Responden Wisatawan Gunung Pananjakan Berdasarkan
Karakteristik Kegiatan Wisata ...................................................................... 38
11 Karakteristik Responden Unit Usaha Gunung Pananjakan ............................ 39
12 Karakteristik Responden Tenaga Kerja di Gunung Pananjakan .................... 40
13 Proporsi Pengeluaran Rata-rata Wisatawan Gunung Pananjakan Per Tahun 42
14 Dampak Ekonomi Langsung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan
Per Tahun ....................................................................................................... 44
15 Dampak Ekonomi Tidak Langsung Kawasan Wisata Gunung
Pananjakan Per Tahun .................................................................................... 47
16 Dampak Ekonomi Lanjutan Kawasan Wisata Gunung Pananjakan Per
Tahun ............................................................................................................. 48
17 Hasil Analisis Dampak Ekonomi Gunung Pananjakan Per Tahun ................ 49
18 Nilai Efek Pengganda Gunung Pananjakan Per Tahun .................................. 50
19 Persepsi Responden Pengunjung dalam Hitungan Luas ................................ 51
20 Perhitungan Daya Dukung Kegiatan Wisata Melihat Matahari Terbit di
Gunung Pananjakan ........................................................................................ 54
21 Perbandingan DDK Gunung Pananjakan saat low season dan peak
season Tahun 2014 ........................................................................................ 55
22 Jumlah Wisatawan Gunung Pananjakan Saat Peak Season Tahun 2014........ 56
23 Jumlah Wisatawan Tahun 2014 Saat Kondisi Tanpa DDK dan Sesuai
DDK ............................................................................................................... 59
24 Perhitungan Multiplier Effect Gunung Pananjakan Tahun 2014 ................... 60
25 Perhitungan Multiplier Effect Gunung Pananjakan Tahun 2014 Saat
Peak Season ................................................................................................... 60
xvi
DAFTAR GAMBAR
1 Grafik Jumlah Pengunjung Gunung Pananjakan Melalui Pintu Masuk
Desa Wonokitri, Periode Tahun 2011-2015 .................................................... 4
2 Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................................... 18
3 Peta Kawasan Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ................. 28
4 Sketsa Jalur Lokasi Pengamatan Sunrise di Gunung Pananjakan ................. 29
5 Lokasi View Point Gunung Pananjakan ........................................................ 30
6 Jenis Sarana Prasarana Gunung Pananjakan ................................................. 31
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner Wisatawan .................................................................................... 69
2 Kuesioner Unit Usaha ................................................................................... 71
3 Kuesioner Tenaga Kerja Kunjungan ............................................................. 73
4 Proporsi Pengeluaran Pengunjung di Gunung Pananjakan Per Tahun .......... 75
5 Pengeluaran Unit Usaha di Gunung Pananjakan Per Tahun ......................... 78
6 Rata-rata Pengeluaran Unit Usaha di Kawasan Gunung Pananjakan Per
Tahun ............................................................................................................. 81
7 Pendapatan Tenaga Kerja di Gunung Pananjakan Per Tahun…........... ......... 82
8 Pengeluaran Tenaga Kerja di Luar dan di Dalam Kawasan Gunung
Pananjakan Per Tahun ................................................................................... 83
9 Perhitungan Efek Pengganda ......................................................................... 86
10 Perhitungan Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan ............... 87
11 Perbandingan Dampak Ekonomi Gunung Pananjakan Saat Kondisi
Tanpa Adanya DDK dan Sesuai dengan DDK ............................................. 90
12 Perbandingan Dampak Ekonomi Gunung Pananjakan Saat Kondisi
Peak Season dan Sesuai dengan DDK .......................................................... 94
13 Dokumentasi .................................................................................................. 98
69
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UN-WTO, 2010), pariwisata
merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di dunia. Pariwisata bahkan
menjadi sumber utama bagi pendapatan negara. Selain itu, pariwisata juga
memberikan banyak efek bagi suatu negara, seperti lapangan pekerjaan yang
dapat membantu merevitalisasi ekonomi lokal. Sektor pariwisata suatu negara
wajib dikembangkan agar negara tersebut dapat menarik minat para wisatawan
untuk berkunjung ke negara mereka.
Menurut Moli (2011) sektor pariwisata telah muncul sebagai salah satu
industri terbesar di dunia. Hal sama dikemukakan pula oleh Akinnuwesi dan
Uzoka (2009) bahwa industri pariwisata diidentifikasi sebagai salah satu sektor
yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan bisnis di negara
berkembang. Ini diakibatkan oleh semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang
berkeliling mengunjungi objek wisata yang ada di berbagai negara.
Pariwisata di masa sekarang ini telah menjadi suatu kebutuhan bagi
wisatawan domestik maupun mancanegara. Potensi ini sangat menguntungkan
bagi Indonesia, karena dengan banyaknya wisatawan maka pendapatan devisa pun
bertambah. Indonesia merupakan salah satu negara yang potensi wisatanya
diperhitungkan oleh wisatawan dunia (Internationale Tourismus Borse, 2016).
Menurut data yang diperoleh dari Travel & Tourism Competitiveness Index
(2015), Indonesia mengalami peningkatan yang sangat tinggi di bidang
pariwisata, dari sebelumnya berada pada peringkat 70 dunia, kini Indonesia telah
menjadi urutan 50 dunia. Data Pusat Kementerian Pariwisata menunjukkan pada
Tahun 2014 perjalanan wisatawan nusantara mencapai 251.2 juta perjalanan
dengan total pengeluaran wisatawan hingga Rp213.9 triliun. Kondisi ini
merupakan peningkatan yang sangat signifikan dari Tahun 2013, di mana
pengeluaran turis lokal hanya Rp177.8 triliun. Data lengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 1.
2
Tabel 1 Perkembangan jumlah perjalanan wisatawan Indonesia, dan total
pengeluaran wisatawan periode 2010 - 2014
Tahun Perjalanan (juta) Total pengeluaran (triliun Rp)
2010 234.3 150.4
2011 236.7 160.2
2012 245.2 172.9
2013 250.0 177.8
2014 251.2 213.9
Sumber: Pusdatin Kemenpar dan BPS (2015)
Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah merilis data kunjungan wisatawan
mancanegara (Wisman) ke Indonesia pada Tahun 2015. Di saat pertumbuhan
ekonomi sedang sulit, angka pelancong nasional justru mengalami
peningkatan. Pada bulan Januari sampai Desember 2015, kunjungan wisman ke
Indonesia mencapai 10.3 juta orang dibandingkan dengan periode yang sama pada
tahun sebelumnya, yaitu 9.4 juta orang.
Peningkatan jumlah wisatawan terjadi dikarenakan Indonesia memiliki
berbagai macam destinasi wisata yang dapat dikujungi. Banyak tempat yang
menjadi daya tarik bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang
berlibur ke Indonesia. Berdasarkan ketetapan Kementerian Pariwisata (2015)
terdapat 10 destinasi pariwisata yang menjadi prioritas kunjungan wisatawan,
salah satunya adalah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan salah satu objek wisata di Jawa
Timur yang ramai dikunjungi baik saat liburan ataupun hari kerja karena memiliki
banyak obyek wisata menarik yang bisa dinikmati, diantaranya Wisata Gunung
Bromo , Wisata Sunrise di Gunung Penanjakan, Lautan Pasir Bromo, Savana,
Pasir Berbisik, Wisata Gunung Semeru, Air Terjun Madakaripura, Danau Ranu
Kumbolo, Danau Ranu Regulo, dan Danau Ranu Pane.
Wisata Gunung Bromo merupakan salah satu bagian dari Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Gunung Bromo adalah gunung berapi yang masih aktif
dan merupakan obyek wisata yang terkenal di Jawa Timur, khususnya bagi
wisatawan mancanegara. Gunung Bromo berlokasi dan terletak di empat
kabupaten pemerintahan Provinsi Jawa Timur, yaitu di antara Kabupaten Malang,
Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kapubaten Lumajang. Gunung
Bromo terkenal dengan keindahan pemandangan sunrise atau matahari terbitnya,
3
lautan pasir berbentuk kaldera yang luas yang berada di atas gunung, serta Kawah
Gunung Bromo yang mengeluarkan asap belerang putih.
Udara segar, keindahan yang dapat dinikmati, serta manfaat dan
keuntungan lainnya yang dapat diperoleh dari Gunung Bromo menyebabkan
banyaknya jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya. Data Tahun 2015
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) menyatakan
sebanyak 474,011 wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi obyek
wisata Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Dari 474,011 wisatawan tersebut,
sebanyak 17,016 diantaranya adalah wisatawan mancanegara sisanya sebanyak
456,995 merupakan wisatawan domestik.
Potensi wisata TNBTS dapat memberikan pengaruh atau dampak yang
besar bagi seluruh pihak yang terlibat didalamnya. Peningkatan jumlah kunjungan
di daerah tujuan wisata secara langsung dan tidak langsung dari kegiatan wisata
dapat mendatangkan keuntungan ekonomi, khususnya bagi masyarakat lokal
(Ekayani and Nuva, 2012). Tingginya jumlah wisatawan yang datang membuat
warga sekitar Gunung Bromo memanfaatkan keadaan tersebut. Salah satunya
dengan menawarkan jasa transportasi maupun membuka unit usaha di dalam
kawasan taman nasional. Selain itu keberadaan TNBTS sebagai kawasan wisata,
mendorong terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar TNBTS,
namun di sisi lain peningkatan jumlah pengunjung juga dikhawatirkan berpotensi
terjadinya Over Carrying Capacity (OCC), karena menurut Jurado et al. (2012)
bahwa daerah tujuan wisata yang terkenal atau ramai dikunjungi apalagi bersifat
mass tourism memiliki potensi OCC.
1.2 Rumusan Masalah
Salah satu destinasi yang banyak dikunjungi para wisatawan di Taman
Nasional Gunung Bromo adalah Gunung Pananjakan (Gambar 1). Gunung
Penanjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
memiliki ketinggian sekitar 2,770 mdpl. Puncak Penanjakan 1 merupakan salah
satu lokasi view point Gunung Pananjakan yang merupakan tujuan utama bagi
para wisatawan untuk menikmati wisata matahari terbit. Biasanya wisatawan yang
berkunjung sudah berkumpul di Puncak Gunung Pananjakan 1 semenjak pukul
4
03.00 pagi dikarenakan semakin mendekati waktu matahari terbit jumlah
wisatawan yang datang semakin banyak. Selain Puncak Gunung Pananjakan 1,
terdapat pula lokasi view point lain untuk melihat sunrise di kawasan Gunung
Pananjakan, yaitu Bukit Setia dan Bukit Cinta. Untuk mencapai lokasi wisata
tersebut wisatawan biasanya menyewa mobil berjenis jip atau menggunakan
sepeda motor, karena jalan yang dilalui cukup jauh dan sulit jika ditempuh dengan
berjalan kaki.
Sumber: Resort Gunung Pananjakan (2016)
Gambar 1 Grafik jumlah pengunjung Gunung Pananjakan melalui Pintu
Masuk Desa Wonokitri, periode Tahun 2011-2015
Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa kunjungan wisata kawasan Gunung
Pananjakan mengalami peningkatan dari Tahun 2011 sampai 2013, sedangkan
dari Tahun 2013 sampai 2015 mengalami penurunan. Penurunan Tahun 2013
sampai 2015 terjadi karena pada bulan Mei 2014, TNBTS mengalami perubahan
rayon dari Rayon III menjadi Rayon II yang mengakibatkan peningkatan tarif
masuk kawasan yaitu untuk wisatawan domestik tarif tiket masuk meningkat dari
Rp10,000 menjadi Rp27,500 per orang, sedangkan untuk wisatawan mancanegara
dari Rp57,000 menjadi Rp217,000 per orang.
Sektor pariwisata di TNBTS menjadi sumber penghasilan masyarakat
sekitar, khususnya masyarakat Desa Wonokitri. Desa Wonokitri merupakan desa
yang terletak berdekatan dengan Pintu Masuk Wonokitri Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru. Banyaknya jumlah wisatawan dari tahun ke tahun membuat
masyarakat lokal memanfaatkan keadaan tersebut. Selain demi mendapatkan
keuntungan mereka juga menyediakan sarana yang mempermudah wisatawan
dalam melakukan perjalanan ke lokasi wisata. Toko cinderamata dan warung
makan mudah dijumpai di kawasan wisata Gunung Pananjakan. Selain itu
2011 2012 2013 2014 2015
Pengunjung 36,266 57,433 137,573 123,559 101,322
0
50,000
100,000
150,000
Ju
mla
h P
eng
un
jun
g
5
terdapat pula penyewaan mobil jip sebagai sarana transportasi yang harus
digunakan wisatawan ketika hendak mengunjungi Gunung Pananjakan.
Berdasarkan peraturan BBTNBTS yang dikeluarkan pada tanggal 31 Maret 2010,
No: PG.234/21/BT-1/2010 menyatakan bahwa mulai tanggal 01 Oktober 2010,
hanya mobil Jeep Hardtop 4X4 WD yang boleh memasuki kawasan Gunung
Bromo, sehingga mobil pribadi selain kendaraan yang telah ditetapkan tersebut
tidak diperbolehkan lagi memasuki kawasan.
Banyaknya jumlah wisatawan yang datang tidak hanya memberikan
dampak ekonomi saja tetapi juga dikhawatirkan dapat menyebabkan munculnya
potensi over carrying capacity atau berlebihnya kapasitas daya dukung kawasan
wisata Gunung Pananjakan sebagai area wisata. Hal tersebut dapat memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kelestarian Gunung Pananjakan,
diantaranya seperti terancamnya kelestarian flora yang tumbuh di dalam kawasan,
berkurangnya keindahan dari Gunung Pananjakan, dan meningkatnya polusi udara
akibat kendaraan bermotor yang digunakan para pengunjung, baik dari mobil jip
maupun motor yang memasuki kawasan Gunung Pananjakan. Jika hal tersebut
tidak segera diatasi dapat berpotensi rusaknya alam dan lingkungan pariwisata
yang dikhawatirkan berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan,
penurunan kualitas lingkungan, dan penurunan nilai estetika kawasan wisata
tersebut. Akan tetapi di sisi lain, pembatasan maksimum pengunjung berdasarkan
daya dukung kawasan Gunung Pananjakan dapat pula memberikan pengaruh
terhadap penerimaan unit usaha dan tenaga kerja yang melakukan aktivitas
ekonomi di dalam kawasan wisata, yang dapat berdampak pada perekonomian
mereka. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang
dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak ekonomi yang timbul dari adanya kegiatan wisata di
kawasan Gunung Pananjakaan, TNBTS?
2. Berapa kapasitas daya dukung kawasan yang dimiliki Gunung Pananjakan
terhadap kegiatan wisata?
3. Bagaimana pengaruh pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung
kawasan terhadap dampak ekonomi di kawasan wisata Gunung Pananjakan,
TNBTS?
6
1.3 Tujuan Penelitian
Merujuk dari rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penurunan jumlah wisatawan
akibat daya dukung kawasan terhadap dampak ekonomi kawasan wisata Gunung
Pananjakan. Adapun tujuan khusus dari penelitian berdasarkan rumusan masalah
di atas adalah sebagai berikut:
1. Mengestimasi dampak ekonomi yang timbul dari adanya kegiatan wisata di
Gunung Pananjakan, TNBTS.
2. Menghitung daya dukung kapasitas kawasan Gunung Pananjakan terhadap
kegiatan wisata.
3. Menganalisis pengaruh pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung
kawasan terhadap dampak ekonomi di kawasan wisata Gunung Pananjakan,
TNBTS.
1.4 Ruang Lingkup Penelitian
Batasan masalah diperlukan untuk mempermudah penelitian ini dan agar
lebih terarah serta berjalan dengan baik. Adapun ruang lingkup permasalahan
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan di TNBTS, tepatnya pada kawasan kompleks Gunung
Pananjakan melewati Pintu Masuk Wonokitri.
2. Penelitian hanya dilakukan untuk mengestimasi dampak ekonomi yang
dilakukan pada penyewaan jip, toko cinderamata, ojek, pemandu wisata serta
warung makan sebagai unit usaha di Gunung Pananjakan
3. Analisis pendapatan merupakan analisis pendapatan tunai karena komponen
biaya yang digunakan hanya biaya tidak tetap (variable cost).
4. Responden wisatawan hanya wisatawan domestik yang merupakan mayoritas
pengunjung Gunung Pananjakan.
5. Pengukuran daya dukung yang dilakukan adalah daya dukung fisik dari
kawasan terhadap jumlah wisatawan dan mobil jip yang berada di dalam
kawasan wisata Gunung Pananjakan yaitu Puncak Gunung Pananjakan 1,
Bukit Setia dan Bukit Cinta.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Wulandari dan Sumarti (2011) di dalam penelitiannya menyatakan salah
satu tempat yang dijadikan tujuan ekowisata adalah taman nasional. Hal ini karena
taman nasional memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan berbagai daya
tarik obyek ekowisata yang sangat menarik. Taman Nasional menurut pasal 1 UU
No 5 Tahun 1990 adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem
asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi
alam.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ditetapkan sebagai Unit
Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1049/Kpts-II/1992
tanggal 12 November 1992. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997 ditetapkan juga Organisasi Taman
Nasional, namun selanjutnya mengalami perubahan menjadi Balai Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru, sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002.
Berdasarkan pasal 1 UU No. 5 Tahun 1990, pengelolaan kawasan TNBTS
dilakukan dengan menggunakan sistem zonasi. Kegiatan wisata terbatas dapat
dilakukan di zona rimba, kegiatan wisata alam dapat dilakukan di zona
pemanfaatan, dan kegiatan wisata religi atau sejarah dapat dilakukan di zona
religi. Sebagai kawasan konservasi, TNBTS menjadikan kegiatan wisata sebagai
sumber penerimaan utama dalam memenuhi target pendapatan. Kegiatan wisata
yang dilakukan berupa kegiatan wisata massal yang tergolong ke dalam kegiatan
wisata alam. Kegiatan wisata alam TNBTS dilaksanakan pada zona pemanfaatan,
salah satu kawasan yang dijadikan objek wisata adalah Gunung Pananjakan yang
berada di Resort Gunung Pananjakan. Kawasan wisata tersebut telah mampu
memberikan dampak ekonomi dan tambahan pendapatan bagi masyarakat sekitar.
8
2.2 Pariwisata
Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
menyebutkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
pemerintah dan pemerintah daerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas dua suku kata, yaitu
pari dan wisata. Pari berarti seluruh, semua dan penuh. Wisata berarti perjalanan.
Dengan demikian pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan penuh, yaitu
berangkat dari suatu tempat, menuju dan singgah, di suatu di beberapa tempat,
dan kembali ke tempat asal semula.
Menurut Soekadijo (1997) pariwisata adalah segala kegiatan dalam
masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan pembangunan
hotel, pemugaran cagar budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pekan
pariwisata, penyediaan angkutan dan sebagainya, semua itu dapat disebut kegiatan
pariwisata sepanjang dengan kegiatan-kegiatan itu semua diharapkan para
wisatawan akan datang.
Pariwisata merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi.
Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,
standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya (Wahab, 1996).
Kegiatan pariwisata mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional,
sebagai contoh dengan adanya peningkatan devisa negara dari kunjungan
wisatawan asing mendorong industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-
jasa wisata untuk ikut berperan, mendorong perluasan pasar barang-barang lokal,
penyerapan tenaga kerja, dan pembangunan daerah terpencil yang memiliki daya
tarik wisata. Hal ini berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi wisata di Gunung
Pananjakan, dari adanya aliran pengeluaran pengunjung akan memberikan
dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar guna melaksanakan
pembangunan berkelanjutan.
9
2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata
Kegiatan wisata memiliki peran penting bagi perekonomian lokal, hal
tersebut terlihat dari kontribusi bagi pendapatan masyarakat (Ekayani, 2014).
Kegiatan wisata secara langsung maupun tidak langsung akan menyentuh dan
melibatkan lingkungan serta masyarakat sekitar sehingga membawa dampak
terhadapnya. Dampak yang diakibatkan terkait dengan aktivitas ekonomi
masyarakat dikenal sebagai dampak ekonomi. Dampak ekonomi wisata terhadap
ekonomi suatu wilayah dapat berupa: (1) penerimaan dari penjualan produk
wisata (tiket masuk, hotel, camping ground, restoran, atraksi, transportasi dan
retail), (2) pendapatan masyarakat, (3) peluang pekerjaan dan (4) penerimaan
pemerintah dari pajak dan retribusi (Milasari, 2010).
Wisatawan yang datang ke suatu daerah tujuan wisata merupakan sumber
pendapatan (income generator) dan alat pemerataan (redistribution of income)
bagi masyarakat lokal dan unit-unit usaha yang dikunjungi (Yoeti 2008).
Peningkatan jumlah kunjungan di daerah tujuan wisata secara langsung dan tidak
langsung dari kegiatan wisata dapat mendatangkan keuntungan ekonomi
khususnya bagi masyarakat lokal (Ekayani and Nuva, 2012). Wisatawan biasanya
mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan yang kemudian meningggalkan
tempat tersebut untuk kembali ke rumah atau negaranya (Pitana dan Diarta 2009).
Pengeluaran wisatawan tersebut memberikan dampak positif terhadap
perekonomian masyarakat lokal yang dinamakan multiplier effect.
Pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan
penjumlahan dari dampak langsung (direct effects), dampak tidak langsung
(indirect effect), (Stynes et al., 2000; Vanhove, 2005). Dampak primer atau
langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan
penerimaan pada usaha penerima awal pembelanjaan pengunjung, misalnya
kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel akan langsung menghasilkan
kenaikan penjualan di sektor perhotelan. Tambahan penjualan yang diterima hotel
dan perubahan pembayaran yang dilakukan hotel untuk upah dan gaji karyawan,
pajak dan kebutuhan barang dan jasa. Terdapat dua jenis pengaruh sekunder, yaitu
dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Dampak tidak langsung adalah
perubahan jumlah penjualan, pendapatan dan pekerjaan. Sedangkan dampak
10
lanjutan adalah sejumlah pengeluaran dari beberapa tenaga kerja yang terlibat
kegiatan wisata.
Selain biaya yang dikeluarkan di dalam kawasan, terdapat juga biaya yang
dikeluarkan di luar kawasan wisata atau disebut dengan kebocoran. Kebocoran
ekonomi dari pengeluaran wisatawan dimulai sebelum wisatawan tersebut
mencapai tempat tujuan wisatanya. Kebocoran ekonomi dari pariwisata
kemungkinan dapat digambarkan sebagai total pendapatan yang gagal didapatkan
di sistem ekonomi daerah tujuan wisata, dari total pengeluaran wisatawan (Yoeti,
2008).
2.4 Pendapatan Wisata
Partisipasi langsung masyarakat dalam menyediakan barang dan jasa
kebutuhan wisata bagi pengunjung memberikan manfaat berupa penerimaan.
Penerimaan merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga
jual (Soekartawi 2006). Penerimaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penerimaan yang diterima masyarakat yang berperan sebagai pemilik usaha
maupun tenaga kerja. Adapun penerimaan yang diterima oleh pemilik usaha
berasal dari pengeluaran belanja pengunjung terhadap konsumsi barang dan jasa
wisata seperti makanan, cinderamata, ataupun jasa angkutan jeep dan ojeg,
sedangkan penerimaan bagi tenaga kerja berupa upah yang diterima secara rutin
sesuai kesepakatan dengan pemilik usaha.
Nugroho (2002) mengemukakan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha
dalam menyediakan kebutuhan barang dan jasa wisata dapat dikategorikan
berdasarkan obyek pengeluaran, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja atau
upah, biaya listrik, biaya transportasi, dan biaya retribusi. Lebih lanjut lagi,
Soekartawi (2006) mengkategorikan biaya menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap (fix
cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang
jumlahnya relatif tetap dan terus dikeluarkan meskipun produksi yang diperoleh
banyak atau sedikit, misalnya biaya sewa lahan dan pajak. Adapun biaya tidak
tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh,
misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
11
Soekartawi (2006) mengemukakan selisih antara penerimaan dan biaya
dinamakan pendapatan. Pendapatan masyarakat sekitar kemudian dikategorikan
berdasarkan kondisi di lokasi penelitian, yaitu pendapatan wisata dan pendapatan
non wisata. Pendapatan wisata merupakan pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan wisata, sedangkan pendapatan non wisata merupakan pendapatan yang
diperoleh diluar kegiatan wisata, misalnya dari kegiatan pertanian. Penelitian yang
dilaksanakan di kawasan wisata Gunung Pananjakan bertujuan untuk
mengestimasi dampak ekonomi dengan menggunakan analisis pendapatan
terhadap pemilik dan tenaga kerja yang tergabung dalam paguyuban usaha.
Paguyuban usaha di Gunung Pananjakan memiliki peran dalam pelaksanaan
kegiatan wisata alam yang mampu memberikan dampak ekonomi.
2.5 Daya Dukung Wisata
Daya dukung kawasan wisata alam merupakan konsep dasar yang
dikembangkan untuk kegiatan pemanfaatan jasa sumberdaya alam dan lingkungan
secara lestari berdasarkan kemampuan sumberdaya alam itu sendiri dengan tujuan
untuk mengurangi atau meminimalisir kerusakan sumberdaya alam dan
lingkungannya sehingga dapat dicapai pengelolaan sumberdaya alam yang
optimal secara kuantitatif maupun kualitatif dan berkelanjutan (Davis dan Tisdell
1995; Hawkins et al., 2005). Daya dukung kawasan wisata juga merupakan
jumlah wisatawan yang secara fisik dapat diterima di dalam kawasan yang
disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan
manusia (Yulianda, 2007).
Menurut Bengen (2002), konsep daya dukung didasarkan pada pemikiran
bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan
suatu organisme. Konsep ini dikembangkan untuk mencegah kerusakan atau
degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Daya dukung dapat dibedakan atas :
1. Daya Dukung Ekologis, dinyatakan sebagai tingkat maksimum penggunaan
suatu kawasan atau ekosistem, baik berupa jumlah maupun kegiatan yang
diakomodasikan di dalamnya, sebelum terjadi suatu penurunan kualitas ekologis
kawasan atau ekosistem.
12
2. Daya Dukung Fisik, merupakan jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan
yang dapat diakomodasikan dalam kawasan tanpa menyebabkan kerusakan atau
penurunan kualitas kawasan tersebut secara fisik.
3. Daya Dukung Ekonomi, merupakan tingkat produksi (skala usaha) yang
memberikan keuntungan maksimum dan ditentukan oleh tujuan usaha secara
ekonomi. Dalam hal ini digunakan parameter kelayakan usaha secara ekonomi.
4. Daya Dukung Sosial, merupakan gambaran dari persepsi seseorang dalam
menggunakan ruang pada waktu yang bersamaan, atau persepsi pemakai kawasan
terhadap kehadiran orang lain secara bersama dalam memanfaatkan suatu area
tertentu. Konsep ini berkenaan dengan tingkat kenyamanan (comfortability) dan
apresiasi pemakai kawasan karena terjadinya atau pengaruh over-crowding pada
suatu kawasan.
Hakim (2004) menyatakan bahwa, daya dukung lingkungan dapat
menurun atau rusak karena dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal.
Kerusakan karena faktor-faktor internal sering timbul dan berasal dari alam
sendiri, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, kebakaran alamiah, tanah
longsor serta gempa laut yang menyebabkan gelombang laut naik (tsunami) dan
badai. Sebaliknya, kerusakan karena faktor eksternal dapat terjadi karena manusia,
seperti polusi air, tanah dan udara, perusakan dan penggundulan hutan, eksploitasi
sumberdaya secara berlebihan, konversi lahan, dan sebagainya.
Pengelolaan wisata yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan
juga dapat menurunkan kualitas lingkungan dan rusaknya ekosistem yang dipakai
untuk pariwisata itu, sehingga akhirnya akan menghambat bahkan menghentikan
perkembangan pariwisata itu (Soemarwoto, 2004). Namun, di sisi lain dengan
dilakukannya pembatasan pengunjung sesuai dengan daya dukung, berpotensi
dapat mempengaruhi penerimaan masyarakat yang melakukan aktivitas ekonomi
di sekitar kawasan wisata Gunung Pananjakan.
2.6 Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis
baca, diantaranya penelitian oleh Milasari (2010), Muttaqien (2011), Seetanah
13
(2011), Siswantoro (2012), Isterah (2014), Meti Ekayani (2014), Norita
Vibriyanto (2015) dan Akrom Muflih (2015). Hasil penelitian tersebut dapat
dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 2 Penelitian terdahulu mengenai dampak ekonomi wisata
No Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
1 Milasari
Analisis Dampak
Ekonomi Kegiatan
Wisata Alam (Studi
Kasus: Taman
Wisata Tirta Sanita,
Kabupaten Bogor).
Taman Wisata Tirta Sanita sebagai tempat
wisata memberikan dampak positif bagi
perekonomian masyarakat. Dampak
langsung yang diterima unit usaha yaitu
sebesar 54%, dampak tidak langsung yaitu
hanya berkisar 2%, dan dampak lanjutan
yang berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu
sebesar 59% Adapun nilai Keynesian Income
Multiplier adalah 1.07, Ratio Income
Multiplier Tipe 1 adalah 1.22, dan Ratio
Income Multiplier Tipe 2 adalah 1.37.
2 Muttaqien Analisis Dampak
Ekonomi Kegiatan
Wisata Di Hutan
Wisata Punti Kayu
Palembang
Hasil penelitian menunjukkan dampak
ekonomi langsung sebesar 21,4%, dampak
ekonomi tidak langsung 4.96%, dampak
ekonomi lanjutan 83.5%, keynesian
multiplier 0.51%, nilai ratio income
multiplier tipe II 1.36.
3 Seetanah Assessing The
Dynamic Economic
Impact Of Tourism
For Island
Economies
Hasil dari analisis menggunakan uji panel
granger kausalitas menunjukkan bahwa
perkembangan pariwisata merupakan faktor
penting dalam menjelaskan pertumbuhan
ekonomi dari perekonomian suatu pulau.
Pariwisata menyebabkan pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan wisata penting
dilakukan
untuk menarik wisatawan sehingga
pariwisata dan pembangunan ekonomi
saling memperkuat satu sama lain.
4 Meti
Ekayani
Wisata Alam
Sebagai Jembatan
Ekonomi dan
Ekologi di Taman
Nasional Gunung
Halimun Salak
Mayarakat sekitar taman nasional
mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan
wisata di taman nasional, tergambar dari
dampak ekonomi baik langsung, tidak
langsung ataupun lanjutan. Dengan
menggunakan analisis keynesian multiplier
effect diperoleh nilai effect engganda dari
dampak ekonomi adalah > 1 atau
berpengaruh cukup tinggi bagi perekonomian
masyarakat.
14
Tabel 3 Penelitian terdahulu mengenai daya dukung kawasan wisata
No Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian
1 Siswantoro Kajian Daya Dukung
Lingkungan Wisata
Alam Taman Wisata
Alam Grojogan
Sewu Kabupaten
Pada penelitian ini, nilai daya dukung wisata
TWA Grojogan Sewu sebesar 1,002 orang
perhari. Nilai ini masih lebih besar daripada
nilai akutal jumlah wisatawan sebesar 926
per hari. Perlu di rencanakan suatu tata
pengelolaan untuk mengoptimalkan
keterbatasan daya dukung wisata alam
2 Isterah Dampak Ekonomi
Dan Strategi
Pengelolaan Kebun
Raya Bogor Sesuai
Daya Dukung
Kawasan Wisata
Dari seluruh kegiatan yang dapat dilakukan
di KRB, daya dukung kawasan per hari
adalah sebanyak 29,655 orang. Hal tersebut
menunjukan bahwa masih terdapat ruang
untuk mengembangkan KRB sesuai dengan
daya dukung kawasan.
3 Norita
Vibriyanto
Manfaat Ekonomi
dan Daya Dukung
Kawasan Pantai
Lombang Kabupaten
Sumenep Provinsi
Jawa Timur
Kontibusi (share) pendapatan dari wisata
terhadap pendapatan total pedagang reguler
sebesar 94,45% atau keberadaan Pantai
Lombang memberikan peranan penting bagi
pedagng reguler. Pantai Lombang memiliki
daya dukung kawasan sebesar 200 orang/hari
dan secara umum kawasan wisata tersebut
belum mengalami over carring capacity.
4 Akrom
Muflih
Kesesuaian dan
Daya Dukung
Wisata Pesisir
Tanjung Pasir dan
Pulau
Untung Jawa
Daya dukung kawasan Pantai Tanjung Pasir
sebanyak 162 orang/hari, Pantai Untung
Jawa 74 orang/hari, wisata mangrove 69
orang/hari, dan wisata snorkeling 20
orang/hari. Jumlah wisatawan di kedua
wilayah tersebut telah melebihi daya
dukungnya sehingga diperlukan
pengendalian jumlah wisatawan agar sesuai
dengan daya dukung lingkungannya.
Penelitian-penelitian terdahulu pada intinya membahas hal yang hampir
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Akan tetapi meskipun
penelitian-penelitian tersebut dijadikan referensi oleh penulis, terdapat sedikit
perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian penulis, yaitu penelitian
penulis mengenai daya dukung kawasan terhadap wisatawan dan jumlah mobil jip
yang melakukan hanya satu kegiatan wisata yaitu melihat matahari terbit namun
di tiga lokasi dalam kompleks Gunung Pananjakan yaitu Puncak Gunung
Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit Cinta. Penelitian yang dilakukan oleh
peneliti juga berfokus pada dampak ekonomi yang diperoleh dari aktivitas wisata
15
Gunung Pananjakan, daya dukung kawasan wisata Gunung Pananjakan, serta
pengaruh penurunan jumlah pengunjung akibat daya dukung kawasan terhadap
dampak ekonomi Gunung Pananjakan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,
Jawa Timur.
16
17
III KERANGKA PEMIKIRAN
Salah satu destinasi wisata di Taman Nasional Gunung Bromo yang
banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah Kompleks Gunung Pananjakan. Tujuan
utama wisatawan berkunjung ke lokasi tersebut adalah untuk menikmati wisata
matahari terbit yang dapat dilihat dengan jelas dari puncaknya. Pada kawasan
Gunung Pananjakan terdapat tiga lokasi view point, yaitu Puncak Gunung
Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit Cinta. Berkat daya tarik wisata Gunung
Pananjakan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Pananjakan
pun mengalami peningkatan. Hal tersebut membuat masyarakat sekitar
memperoleh keuntungan. Kontribusi dari kegiatan pariwisata di Gunung
Pananjakan memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal khususnya yang
memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka usaha atau penyediaan
lapangan pekerjaan. Metode Keynesian Multiplier Effect, digunakan untuk melihat
bagaimana pengaruh kegiatan wisata terhadap pendapatan unit usaha serta
pengeluarannya, pendapatan tenaga kerja serta pengeluarannya dan pendapatan
lanjutan.
Selain mempengaruhi pendapatan masyarakat, jumlah wisatawan yang
terus bertambah diikuti pula dengan peningkatan jumlah mobil jip yang memasuki
kawasan dikhawatirkan juga dapat menyebabkan dampak negatif berupa potensi
over carrying capacity. Perhitungan daya dukung kawasan terhadap jumlah
wisatawan dan mobil jip menggunakan metode analisis daya dukung kawasan
dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah wisatawan dan mobil jip
yang dapat ditampung oleh kawasan wisata Gunung Pananjakan. Akan tetapi di
sisi lain pembatasan jumlah pengunjung akibat adanya daya dukung kawasan
dikhawatirkan dapat mempengaruhi dampak ekonomi dari Gunung Pananjakan.
Setelah data pengunjung sebelum dan sesudah adanya pembatasan akibat
perhitungan daya dukung kawasan diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis
menggunakan rumus Keynesian Multiplier Effect. Hasil yang diperoleh
diharapkan dapat menjelaskan apakah penurunan jumlah pengunjung memberikan
dampak terhadap dampak ekonomi kawasan dan seberapa besar pengaruh yang
diberikan. Gambar 2 menyajikan kerangka pemikiran operasional penelitian.
18
Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian
Ket:
: Metode analisis data
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Kegiatan Pariwisata di Gunung Pananjakan
Dampak Lingkungan
Potensi over carrying capacity akibat
banyaknya wisatawan dan mobil Jeep
yang memasuki kawasan.
Dampak Ekonomi Wisata
Jumlah maksimum wisatawan dan
mobil jip yang dapat ditampung
kawasan
Keynesian
Multipilier
Effect
Kontribusi sektor
pariwisata terhadap
pendapatan masyarakat.
Analisis daya
dukung
wisata
Pengelolaan wisata Gunung Pananjakan yang
memperhatikan daya dukung kawasan namun tetap
memberikan dampak ekonomi pada masyarakat sekitar
Dampak ekonomi
Peningkatan jumlah wisatawan
Keynesian
Multipilier Effect
dan analisis
deskriptif
Pengaruh daya dukung
kawasan terhadap dampak ekonomi
wisata
19
IV METODE PENELITIAN
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di kawasan wisata Gunung Pananjakan, Taman
Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru, Malang, Jawa Timur melalui Pintu
Masuk Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Pintu Masuk
Wonokitri dari empat pintu masuk lainnya dipilih karena pintu masuk tersebut
merupakan pintu masuk utama yang paling dekat dengan kawasan wisata Gunung
Pananjakan dan hampir semua wisatawan yang melalui Pintu Masuk Wonokitri
mengunjungi kawasan wisata Gunung Pananjakan (Kepala Resort Pananjakan,
2016). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan
pertimbangan bahwa telah terjadi aktivitas ekonomi di kawasan wisata Gunung
Pananjakan yang dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal
tetapi juga dikhawatirkan berpotensi terjadinya over carrying capacity akibat
banyaknya wisatawan yang memasuki kawasan. Waktu pengambilan data
penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Maret 2016.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara langsung kepada para pemilik
unit usaha dan tenaga kerja serta wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata
Gunung Pananjakan. Di sisi lain, untuk data sekunder didapat dari sumber-sumber
data sekunder yaitu pihak pengelola TNBTS, BPS, Kemenpar dan lain-lain. Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jumlah kunjungan
tahunan wisatawan, gambaran umum lokasi wisata berupa sejarah, status, keadaan
fisik, luas wilayah, potensi kawasan wisata, serta informasi lain yang menunjang
penelitian.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang membutuhkan
data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data primer diperoleh dengan
melakukan survei atau wawancara dengan bantuan kuesioner. Wawancara
20
dilakukan kepada wisatawan, pemilik unit usaha, dan tenaga kerja di kawasan
wisata Gunung Pananjakan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan metode
pengumpulan data non-probability sampling dengan purposive sampling atau
dipilih secara sengaja sesuai dengan kriteria tertentu, yaitu responden wisatawan
yang dipilih adalah berasal dari dalam negeri dan berusia di atas 17 tahun serta
diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik dan memahami materi kuesioner
yang diberikan. Di sisi lain responden unit usaha, dan tenaga kerja dipilih
berdasarkan keterwakilan dari jenis usaha yang terdapat di sekitar lokasi wisata
Gunung Pananjakan seperti warung makanan dan minuman, toko cinderemata,
penyewaan mobil jip, ojek, pemandu wisata dan asongan.
Penelitian dilakukan pasca erupsi Gunung Bromo sehingga tidak semua
pintu masuk menuju kawasan wisata dibuka. Kondisi ini mengakibatkan tidak
hanya penurunan jumlah pengunjung Gunung Pananjakan tetapi juga
menyebabkan banyaknya unit usaha yang memilih untuk menutup sementara
usaha mereka. Berdasarkan hal tersebut jumlah responden wisatawan yang
diambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 45 orang, responden yang diambil
untuk tenaga kerja adalah sebanyak 28 orang, dan responden unit usaha yang
diambil adalah sebanyak 38 orang.
Pada beberapa unit usaha meskipun populasi dari unit usaha cukup banyak
tetapi jumlah responden yang diambil sedikit seperti penyewaan jip dan ojek,
responden yang diambil tersebut tetap mewakili tiap unit usaha yang ada
dikarenakan karakteristik responden adalah seragam atau homogen. Jumlah
kendaraan wisata yang dimiliki, curahan kerja, lahan untuk beroperasi serta
penerimaan yang diperoleh tiap unit usaha adalah sama dikarenakan unit usaha
penyewaan jip dan ojek sudah memiliki paguyuban tersendiri. Jumlah responden
yang dijadikan sampel dalam penelitian berdasarkan kriteria yang telah
disebutkan dapat dilihat pada Tabel 4.
21
Tabel 4 Responden penelitian
No Responden Jumlah sampel Populasi
1 Wisatawan 45 68, 058*
2 Unit usaha
a) Penyewaan jip
b) Ojek
c) Warung makan dan cinderamata
d) Warung cinderamata
e) Asongan
f) Pemandu wisata
9
10
11
1
4
3
136
95
20
1
50
10
Total 38 312
3 Tenaga kerja
a) Penjaga kios
b) Driver jip
c) Petugas kebersihan
d) Tenaga pembantu
e) Tenaga upah
f) Penjaga musholah
g) Penjaga toilet
h) Penjaga kendaraan
i) Koordinator jip
2
8
5
4
2
3
1
1
2
5
20
5
4
2
3
2
6
4
Total 28 51
*) Populasi rata-rata wisatawan per tahun
4.4 Metode Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan data
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini juga menggunakan metode Keynesian
Multiplier Effect dan analisis Daya Dukung Kawasan (DDK). Data-data yang
telah diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
tabel, gambar atau grafik perhitungan matematik. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.
22
Tabel 5 Kebutuhan data dan metode analisis
No Tujuan Data yang dibutuhkan Metode analisis data
1
Mengestimasi
dampak ekonomi dari
kegiatan wisata di
Gunung Pananjakan,
TNBTS.
a) Data Primer:
1. Pengeluaran pengunjung
2. Penerimaan dan
pengeluaran pemilik usaha dan
tenaga kerja di dalam kawasan
b) Data Sekunder:
1. Jumlah unit usaha di dalam
kawasan Gunung Pananjakan
2. Jumlah pengunjung wisata per
tahun
Keynesian Income
Multiplier
2 Menghitung daya
dukung kapasitas
kawasan Gunung
Pananjakan terhadap
kegiatan wisata.
a) Data Primer:
1. Rata-rata luas dominan yang
dibutuhkan wisatawan.
2. Rata-rata luas dominan yang
dibutuhkan mobil jip
b) Data Sekunder:
1. Jumlah wisatawan yang
memasuki kawasan dalam
setahun.
2. Luas kawasan yang disediakan
pihak pengelola
3. Panjang jalan yang
memungkinkan wisatawan
berjalan kaki menuju lokasi view
point
Analisis Daya
Dukung Kawasan.
3
Menganalisis
pengaruh jumlah
wisatawan terhadap
nilai dampak ekonomi
di kawasan wisata
Gunung Pananjakan.
a) Data Sekunder:
1. Jumlah wisatawan tanpa dan
sesuai DDK.
2. Data pendapatan akibat dampak
langsung wisata
3. Data pendapatan akibat
dampak tidak langsung wisata.
4. Data pendapatan akibat dampak
induced.
5. Nilai Keynesian Multiplier Effect
Keynesian Multiplier
Effect dan Analisis
deskriptif
4.4.1 Analisis Pendapatan
Dampak ekonomi dari kegiatan wisata dapat dirasakan oleh masyarakat
sekitar dalam bentuk penerimaan wisata. Estimasi nilai dampak ekonomi
dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan. Analisis pendapatan
dilakukan untuk mengetahui besar pendapatan wisata yang diperoleh pelaku usaha
dari pengeluaran wisatawan dicdalam kawasan wisata Gunung Pananjakan.
23
Soekartawi (2006) mengemukakan pendapatan merupakan selisih antara
penerimaan dan biaya sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan berikut.
………………………………………………………………........(1)
dimana:
π = Pendapatan (Rp/bulan)
TR = Total penerimaan (Rp/bulan)
TC = Total biaya (Rp/bulan)
Pendapatan pelaku usaha di kawasan wisata Gunung Pananjakan
merupakan selisih antara penerimaan wisata dan biaya usaha wisata yang
dikeluarkan oleh pelaku usaha. Biaya usaha wisata merupakan biaya operasional
yang dikeluarkan selama usaha berlangsung, antara lain biaya bahan baku, tenaga
kerja, bensin, listrik, dan gas.
4.4.2 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Pananjakan
Dampak pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian lokal diukur
dengan ukuran yang dinamakan multiplier effect. Wisatawan membelanjakan
uangnya di dalam maupun di luar kawasan wisata. Pengeluaran wisatawan di
dalam kawasan wisata akan menjadi pendapatan unit usaha lokal, unit usaha lokal
akan menyerap tenaga kerja lokal, dan akhirnya meningkatkan pendapatan
masyarakat lokal. Sedangkan pengeluaran wisata di luar kawasan wisata tidak
berdampak pada perekonomian lokal, sehingga dinamakan kebocoran (leakage).
Menurut META (2001) dalam mengukur dampak ekonomi pariwisata
terhadap perekonomian masyarakat lokal terdapat dua tipe pengganda, yaitu:
1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan berapa besar
pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat
lokal.
2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan seberapa besar dampak
langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap
perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung (indirect)
dan dampak induced.
Secara matematis pengukuran dampak ekonomi dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Keynesian Income Multiplier =
……………………………………........(2)
24
Ratio Income Multiplier, Tipe I =
.……………………………………........(3)
Ratio Income Multipler, Tipe II =
.....………………………………........(4)
di mana:
D : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah)
N : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (rupiah)
U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah)
E : Tambahan pengeluaran pengunjung (rupiah)
Nilai Keynesian Local Income Multiplier, Ratio Income Multiplier Tipe 1,
Ratio Income Multiplier Tipe 2, memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:
1. Apabila nilai-nilai tersebut kurang dari atau sama dengan nol (≤ 0), maka
lokasi wisata tersebut belum mampu memberikan dampak ekonomi
terhadap kegiatan wisatanya.
2. Apabila nilai-nilai tersebut diantara angka nol dan 1 (0 < x < 1), maka
lokasi wisata tersebut masih memiliki nilai dampak ekonomi yang rendah.
3. Apabila nilai-nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 1 (≥ 1), maka
lokasi tempat wisata tersebut telah mampu memberikan dampak ekonomi
terhadap kegiatan wisatanya.
4.4.3 Analisis Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan
Analisis daya dukung kawasan wisata di Gunung Pananjakan didasarkan
pada predikisi adanya over carrying capacity akibat banyaknya jumlah wisatawan
dan mobil jip yang memasuki kawasan wisata. Konsep daya dukung kawasan
wisata tersebut adalah sesuai dengan konsep daya dukung fisik yaitu jumlah
maksimum wisatawan dan mobil jip yang dapat ditampung kawasan tanpa
menimbulkan gangguan pada alam dan wisatawan lainnya. Dalam analisis ini
digunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara
pengunjung dan pihak pengelola. Perhitungan Daya Dukung Kawasan (DDK)
dihitung menggunakan formulasi sebagai berikut (modifikasi dari Boullon, 1985
dalam Libosada, 1998) :
DDKw =
………………………………………………………………........(5)
di mana:
25
DDKw : Daya Dukung Kawasan untuk wisatawan
AP : Area yang disediakan pengelola
AI : Rata-rata kebutuhan area view point per individu
Selain DDK wisatawan untuk melihat apakah jumlah mobil jip yang
memasuki kawasan tidak melebihi daya dukung lahan parkir, digunakan formulasi
berikut, (modifikasi dari Boullon, 1985 dalam Libosada, 1998) :
DDKj =
………………………………………………………………........(6)
di mana:
DDKj : Daya Dukung Kawasan untuk mobil jip
AP : Panjang jalan yang mampu ditempuh wisatawan dengan berjalan kaki
AI : Panjang jalan yang digunakan mobil jip untuk parkir
Koefisien rotasi tidak dimasukan dalam pehitungan di atas dikarenakan
wisata melihat matahari terbit hanya terjadi dalam satu waktu saja.
4.4.4 Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada
di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke
permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang
kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu (Bungin 2011). Analisis deskriptif
kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh
perubahan jumlah pengunjung baik peningkatan maupun penurunan akibat adanya
daya dukung kawasan wisata Gunung Pananjakan yang terlebih dahulu diolah
dengan menggunakan metode Keynesian Multiplier Effect.
26
27
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional Kawasan Bromo Tengger Semeru merupakan kawasan
cagar alam, taman wisata, hutan lindung, dan hutan produksi terbatas. Kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru secara geografis terletak antara 7º54’-
8º13’ Lintang Selatan dan 112º51’- 113º - 04’ Bujur Timur. Luas Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru (TNBTS) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
No.278/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 adalah 50,276.3 ha, terdiri dari
daratan seluas 50,266.05 ha dan perairan (danau) seluas 10,25 ha. Menurut Surat
Keputusan Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Nomor
68/Kpts/DJ-VI/98 tanggal 4 Mei 1998, kawasan TNBTS dibagi menjadi 5 zonasi
yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan intensif, zona pemanfaatan
tradisional, dan zona rehabilitas.
Pengelolaan Balai Besar TNBTS dibagi ke dalam 2 bidang pengelolaan,
yaitu Bidang Pengelolaan TN Wilayah I yang berada di Wonorejo-Pasuruan dan
Bidang Pengelolaan TN Wilayah II yang berada di Purworejo-Lumajang. Setiap
Bidang Pengelolaan Taman Nasional membawahi 2 Seksi Pengelolaan Taman
Nasional (SPTN), dan setiap SPTN membawahi Resort dengan tipe pengelolaan
RBM (Resort Base Management).
Berdasarkan administrasi pemerintahannya kawasan TNBTS termasuk ke
dalam 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan
Lumajang, Jawa Timur. Di dalam kawasan maupun di sekitar kawasan TNBTS,
masyarakat Tengger sangat dikenal keberadaannya. Adapun desa-desa yang
dianggap sebagai tempat tinggal masyarakat Tengger adalah desa dalam wilayah 4
kabupaten, meliputi 17 desa yang mayoritas penduduknya beragama Hindu dan
masih memegang teguh adat-istiadat Tengger. Desa tersebut antara lain Ngadas,
Jetak, Wonotoro, Ngadirejo, dan Ngadisari (Kecamatan Sukapura, Kabupaten
Probolinggo), Ledokombo, Pandansari, dan Wonokerso (Kecamatan Sumber,
Kabupaten Probolinggo), Tosari, Wonokitri, Sedaeng, Ngadiwono, Podokoyo
(Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan), Keduwung (Kecamatan Puspo,
Kabupaten Pasuruan), Ngadas (Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang),
28
dan Argosari serta Ranu Pani (Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang)
(Sutarto,2006).
Selain sebagai kawasan cagar alam, hutan lindung, dan hutan produksi
terbatas, TNBTS juga memiliki banyak potensi obyek wisata didalamnya, yang
kemudian dikelompokkan menjadi 2 jenis wisata yaitu wisata alam seperti
Gunung Pananjakan, Gunung Bromo, Bukit Teletabis serta Coban Trisula dan
wisata budaya seperti Gunung Batok dan Pura Poten (Gambar 3).
Sumber: BBTNBTS (2014)
Gambar 3 Peta kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Salah satu tempat wisata alam yang cukup diminati oleh wisatawan baik
mancanegara maupun nusantara adalah Gunung Pananjakan. Kawasan wisata
Gunung Panajakan dapat ditempuh melalui empat pintu masuk utama, antara lain
dari Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. Sebagian jalan masuk menuju
kawasan taman nasional sudah bagus dan mudah dilewati, sebagian yang lain
masih berupa jalan yang belum diaspal atau masih berupa tanah yang cukup
menantang. Besarnya tarif untuk memasuki kawasan adalah sebagai berikut.
Tabel 6 Tarif tiket masuk kawasan TNBTS
No Jenis tiket masuk Hari kerja (senin-jumat) Hari libur (sabtu-minggu)
1 Wisatawan nusantara Rp27,500.00/orang/hari Rp32,500.00/orang/hari
2 Wisatawan mancanegara Rp217,500.00/orang/hari Rp317,500.00/orang/hari
3 Kendaraan roda dua Rp5,000.00/unit Rp5,000.00/unit
4 Kendaraan roda empat Rp10,000.00/unit Rp10,000.00/unit
5 Sepeda Rp2,000.00/unit Rp2,000.00/unit
Sumber: BBTNBTS (2016)
29
5.2 Gunung Pananjakan
Penelitian ini dilakukan di salah satu lokasi wisata Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru yang banyak dikunjungi oleh wisatawan yaitu Kompleks
Gunung Penanjakan. Gunung Panajakan berada di bawah pengelolaan Resort
Penanjakan merupakan lokasi tertinggi jika dibandingkan dengan tempat-tempat
lainnya di Komplek Pegunungan Tengger. Gunung Penanjakan juga merupakan
gugusan gunung yang berada di sisi utara Gunung Bromo yang menjadi tempat
pos pantau aktifitas Gunung Bromo. Selain menjadi pos pantau, Gunung
Pananjakan juga menjadi tujuan wisata untuk menyaksikan ‘The Famous Sunrise’
dan ‘The Sea of Sand’. Kompleks Gunung Pananjakan memiliki tiga lokasi view
point yang diperuntukan bagi wisatawan untuk melihat pemandangan matahari
terbit. Ketiga lokasi tersebut adalah Puncak Gunung Pananjakan 1, Bukit Setia
dan Bukit Cinta (Gambar 4 dan Gambar 5).
a) Sketsa lokasi view point b) jalur menuju lokasi view point
Sumber: Data Primer (2016)
Gambar 4 Sketsa jalur lokasi pengamatan sunrise di Gunung Pananjakan
Lokasi Bukit Setia lebih rendah dari Puncak Pananjakan 1 yaitu di
ketinggian 2,600 meter dari permukaan laut, tetapi lokasi tersebut masih bisa
digunakan untuk melihat matahari terbit. Letaknya sekitar 800 meter dari
Penanjakan 1. Bukit Setia banyak dikunjungi wisatawan terutama ketika
Penanjakan 1 sudah penuh sesak oleh pengunjung. Sarana dan prasarana di Bukit
Setia sudah dibangun, seperti jalan yang telah dipaving dan dipagari. Sedangkan
lokasi Bukit Cinta berada tepat di bawah Bukit Setia atau sekitar 5 km arah
30
selatan dari Pananjakan 1. Bukit Cinta adalah lokasi yang biasanya dikunjungi
wisatawan yang baru saja kembali dari menikmati matahari terbit di Pananjakan 1,
atau jika lokasi Puncak Pananjakan 1 dan Bukit Setia sudah penuh sesak dan tidak
dapat menampung wisatawan lagi. Pada Bukit Cinta wisatawan dapat melihat
pemandangan Laut Pasir, Kawah Bromo yang berada di balik Gunung Batok,
Puncak Gunung Semeru dan Penanggungan Gunung Arjuno. Pengunjung hanya
perlu berjalan kaki sekitar 200 meter dari tepi jalan, tempat mobil menurunkan
penumpang untuk menuju lokasi view point Bukit Cinta.
a) Puncak Pananjakan 1 b) Bukit Setia c) Bukit Cinta
Sumber: Resort Pananjakan (2015)
Gambar 5 Lokasi view point Gunung Pananjakan
5.2.1 Aksesibilitas
Perjalanan menuju Gunung Pananjakan dapat dilewati dengan beberapa
rute, yaitu melalui Kabupaten Probolinggo, Malang, Lumajang, dan Pasuruan.
Sebagian jalan masuk menuju kawasan wisata sudah bagus dan mudah dilewati,
sebagian yang lain masih berupa tanah dan bebatuan. Salah satu pintu masuk
seperti Pintu Masuk Probolinggo, angkutan umum sudah banyak tersedia sehingga
pengunjung dapat datang setiap saat tanpa kesulitan. Akan tetapi masih ada pintu
masuk lain yang sarana prasarana transportasinya belum memadai seperti di Pintu
Masuk Malang, sehingga pengunjung harus menyewa kendaraan khusus untuk
memasuki kawasan. Aksesibilitas tercepat dapat ditempuh melalui pintu masuk
utama dengan menggunakan mobil jip dari arah Pasuruan– Warungdowo – Tosari
– Wonokitri – Dingklik - Pananjakan yang berjarak 53 km, dengan lama
perjalanan 1.45 jam.
Perjalanan menuju Gunung Pananjakan dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan pribadi sampai pos 1 (berada di Desa Wonokitri) dan
selanjutnya diganti dengan kendaraan jip menuju Gunung Pananjakan. Jalur dan
31
rute untuk mencapai kawasan wisata Gunung Pananjakan dapat dilihat pada Tabel
7.
Tabel 7 Rute Menuju Gunung Pananjakan
Jalur ke Gunung Pananjakan Rute
Dari Kabupaten Probolinggo Tongas-Lumbang-Sukapura-Ngadisari-
Cemorolawang- Gunung Bromo-Laut Pasir-
Gunung Pananjakan.
Dari Kabupaten Malang Tumpang-Gubuk Klakah- Ngadas-Jemplang-
Gunung Bromo-Pananjakan.
Dari Kabupaten Lumajang Senduro - Burno - Ranu Pane - Gunung Bromo
- Laut Pasir- Gunung Pananjakan.
Dari Kabupaten Pasuruan Wonorejo – Warungdowo – Tosari – Wonokitri
– Gunung Pananjakan.
Sumber: Resort Pananjakan (2016)
5.2.2 Sarana Prasarana
Menciptakan pengelolaan yang baik harus didukung pula dengan sarana
prasarana yang baik dan memadai, terlebih dalam pengelolaan objek prioritas.
Sarana prasarana Gunung Pananjakan dibagi menjadi 5 blok, yaitu Blok
Wonokitri, Blok Dingklik, Blok Pananjakan (bawah), Blok Pananjakan (warung),
dan Blok Pananjakan (view point) (Gambar 6).
a) Pintu Masuk Wonokitri b) Penunjuk arah di S. Dingklik c) Musholah BSM
d) Warung di Pananjakan e) Gazebo view point Pananjakan
Sumber: Data Primer (2016)
Gambar 6 Jenis Sarana Prasarana Gunung Pananjakan
Sebagian besar sarana prasarana di Gunung Pananjakan dalam kondisi
baik namun terdapat pula beberapa yang rusak seperti pada sarana prasarana di
32
Blok Pananjakan view point dan Pananjakan warung yaitu rusaknya sebagian
lahan parkir motor, musholah, dan tribun. Terdapat beberapa lubang di bagian
sudut lahan parkir, dan bangku-bangku semen yang ada pada tribun retak dan
ambruk. Berdasarkan blok kawasan tersebut, RPTN Gunung Pananjakan memiliki
sarana dan prasarana sebagai berikut:
Tabel 8 Sarana dan Prasarana Gunung Pananjakan
No Lokasi (blok) Jenis sarana prasarana
1 Blok Wonokitri (di luar kawasan) a) Pondok kerja
b) Pos informasi
c) Gapura/Gate selamat datang
2 Blok Dinglik (di dalam kawasan) a) Pos Jaga
b) Gapura
c) Shelter
d) Papan rute wisata
e) Penunjuk arah/Signase
f) Grafiti/Papan vandalise
3 Blok Pananjakan bawah/BSM a) Parkiran
b) Gazebo
c) Mushola
d) Toilet
e) Pos portal
f) Gapura BSM
4 Blok Pananjakan (warung) a) Tempat parkir
b) Mushola
c) Pos Jaga
d) Tempat sampah
e) Toilet
5 Blok Pananjakan view point a) Tribun
b) Gazebo
c) Shelter
d) Pos saar
e) Toilet
f) Tower repiter
Sumber: Resort Pananjakan (2015)
33
5.2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Wonokitri Gunung
Pananjakan
Salah satu desa penyangga Gunung Pananjakan yang berbatasan langsung
dengan Pintu Masuk Wonokitri adalah Desa Wonokitri. Luas wilayah Desa
Wonokitri adalah 1,120.29 Ha yang dibagi menjadi 2 dusun yaitu Dusun
Wonokitri yang terdiri dari 3 RW ( Rukun Warga ) dan 16 RT ( Rukun Tangga ),
dan Dusun Sanggar yang terdiri dari 2 RW dan 10 RT. Batas wilayah Desa
Wonokitri berbatasan dengan Desa Sedaeng di sebelah utara, Desa Keduwung di
sebelah timur, Desa Podokoyo di sebelah selatan, dan Desa Tosari di sebelah
barat. Jumlah penduduk keseluruhan Desa Wonokitri adalah 680 kepala keluarga
atau 2,967 jiwa. Mayoritas warga Desa Wonokitri beragama Hindu yaitu
sebanyak 2,924 orang, meski ada pula yang beragama Islam dan Kristen.
Mata pencaharian penduduk antara lain menjadi petani (50%), pelaku
wisata (30%), buruh tani (5%), dan pedagang (15%). Sebagai desa penyangga
kawasan TNBTS, banyak penduduk yang terlibat langsung dalam kegiatan wisata.
Penduduk yang terlibat sebagai pelaku usaha berperan sebagai pemilik dan tenaga
kerja di warung/kios barang kebutuhan wisata, pengemudi angkutan jip, ojek,
pemandu wisata, dan volunteer.
34
35
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu
kelompok wisatawan, kelompok unit usaha, dan kelompok tenaga kerja.
Karakteristik wisatawan kawasan wisata Gunung Pananjakan dibedakan lagi
menjadi dua kriteria yaitu berdasarkam karakteristik sosial ekonomi wisatawan
yang meliputi, usia, pendidikan, pekerjaan, penerimaan, domisili, dan
karakteristik kegiatan wisata dari wisatawan yang meliputi frekuensi kunjungan,
informasi lokasi, lama di lokasi dan sifat kunjungan wisatawan. Karakteristik unit
usaha dan tenaga kerja diklasifikasikan berdasarkan jenis usaha, usia, status
kependudukan, dan curahan waktu bekerja. Karakteristik tenaga kerja
diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaan, usia, pendidikan dan curahan waktu
bekerja.
6.1.1 Karakteristik Responden Wisatawan
Karakteristik responden wisatawan Gunung Pananjakan berdasarkan
faktor sosial ekonomi dibedakan menjadi usia, pendidikan, pekerjaan,
penerimaan, dan domisili (Tabel 9). Persentase usia responden wisatawan
tertinggi adalah berkisar antara 21-30 tahun atau sebanyak 46.67%. Hal tersebut
dikarenakan untuk mencapai lokasi view point Gunung Pananjakan dibutuhkan
fisik yang sehat dan bugar sebab tak hanya jalannya yang menanjak dan udaranya
yang dingin, jumlah wisatawan yang hendak berkunjung ke lokasi tersebut pun
lumayan banyak sehingga berpotensi saling berdesak-desakan. Oleh karena itu
kelompok usia 21-30 tahun cenderung lebih banyak dibandingkan kelompok usia
lainnya, sebab kelompok usia tersebut termasuk ke dalam golongan usia produktif
di mana golongan tersebut masih memiliki kondisi fisik yang baik. Wisatawan
yang berkunjung banyak yang bertempat tinggal di Kota Malang yaitu sebanyak
62.22%. Mereka memilih lokasi wisata Gunung Pananjakan sebagai destinasi
tujuan wisata dikarenakan lokasinya yang dekat dan aksesnya yang mudah.
36
Tabel 9 Karakteristik responden wisatawan Gunung Pananjakan berdasarkan
faktor sosial ekonomi.
No Karakteristik Persentase (%)
1 Usia
a) <21 20.00
b) 21-30 46.67
c) 31-40 15.56
d) 41-50 15.56
e) >50 2.22
Total 100.00
2 Pendidikan terakhir
a) SMA/ sederajat 26.67
b) Diploma 4.44
c) Sarjana 51.11
d) Pasca sarjana 17.78
Total 100.00
3 Jenis pekerjaan
a) PNS 13.33
b) Pegawai swasta 51.11
c) Mahasiswa 24.44
d) Lainnya 11.11
Total 100.00
4 Pendapatan
a) <1,000,000 26.67
b) 1,000,000-5,000,000 55.56
c) 5,000,001-10,000,000 11.11
d) 10,000,001-15,000,000 6.67
Total 100.00
5 Domisili
a) Domisili Jawa Timur 62.22
b) Luar Jawa Timur 37.78
Total 100.00
Sumber: Data Primer (2016)
Pada Tabel 9 juga diketahui bahwa tingkat pendidikan wisatawan Gunung
Pananjakan sebagian besar adalah lulusan sarjana yaitu sebanyak 51.11%.
Kegiatan wisata di Gunung Pananjakan adalah melihat pemandangan matahari
terbit serta, pemandangan alam berupa Kawah Gunung Bromo dan Laut pasir
sehingga kebanyakan wisatawan yang datang merupakan mereka yang telah
berpendidikan sarjana yang mana dapat menangkap keindahan alam tersebut dan
mengerti untuk tidak merusak sarana prasarana yang terdapat di lokasi view point
demi kenyaman saat melihat pemandangan. Sebanyak 51.11% wisatawan bekerja
37
sebagai pegawai swasta. Biasanya mereka berkunjung ke Gunung Pananjakan
bersama keluarga, menjadi anggota dari suatu komunitas yang tengah melakukan
touring, atau juga menjadi peserta kegiatan rutin kantor atau perusahaan mereka
masing-masing yang mana memang biasa diadakan di tempat-tempat wisata.
Tingkat pendapatan wisatawan adalah berkisar antara Rp1,000,000-
Rp5,000,000 (55.56%). Kawasan wisata Gunung Pananjakan merupakan tempat
wisata yang tidak terlalu memberikan harga tiket masuk yang tinggi, namun untuk
mencapai lokasi wisata tersebut wisatawan tidak dapat mengendarai kendaraan
pribadinya ke atas. Mencapai kawasan wisata Gunung Pananjakan wisatawan
diharuskan menyewa mobil jip atau ojek yang menyebabkan mereka harus
mengeluarkan uang lebih banyak. Kawasan wisata Gunung Pananjakan di
dalamnya terdapat pula warung atau pedagang asongan yang menjual berbagai
jenis makanan serta cinderamata khas Pananjakan, sehingga banyak wisatawan
yang membelanjakan uang mereka di dalam kawasan wisata tersebut.
Selanjutnya sebaran karakteristik responden wisatawan Gunung
Pananjakan berdasarkan karakteristik kegiatan wisata mereka meliputi frekuensi
kunjungan, informasi lokasi, lama di lokasi dan sifat kunjungan wisatawan (Tabel
10). Sebanyak 57.78% wisatawan baru pertama kali mengunjungi kawasan wisata
Gunung Pananjakan, dikarenakan keterbatasan waktu yang disebabkan oleh
aktivitas pekerjaan mereka dan juga faktor penghambat lainnya, seperti jaraknya
yang jauh khususnya bagi yang berdomisili di luar Jawa Timur. Kesempatan
wisatawan berkunjung ke Gunung Pananjakan biasanya disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti diadakannya sebuah perkumpulan komunitas, jalan-jalan
perusahaan, dan liburan panjang.
Wisatawan yang tertarik berkunjung ke Gunung Pananjakan, biasanya
memperoleh informasi yang dibutuhkan melalui bantuan internet (37.78%). Selain
itu teman (38.78%) juga merupakan sumber informasi yang dapat dipercaya.
Biasanya teman yang sudah pernah mengunjungi kawasan wisata Gunung
Pananjakan akan memberikan infornasi seputar tempat wisata tersebut kepada
temannya yang lain. Wisatawan biasanya menghabiskan waktu sekitar 4 jam di
dalam lokasi untuk menikmati pemandangan dari atas puncak view point Gunung
Pananjakan. Sebanyak 64.44% wisatawan berwisata bersama teman atau
38
kelompoknya. Banyak berbagai kelompok wisatawan yang berkunjung ke
Gunung Pananjakan seperti kelompok komunitas pecinta alam, kelompok kerja
suatu perusahaan, kelompok kampus, dan lain sebagainya.
Tabel 10 Karakteristik responden wisatawan Gunung Pananjakan berdasarkan
karakteristik kegiatan wisata
No Karakteristik Persentase (100%)
1 Frekuensi kunjungan Tahun 2015-2016
a) Satu kali 57.78
b) Dua kali 42.22
Total 100.00
2 Informasi lokasi
a) Teman 37.78
b) Keluarga 13.33
c) Internet 37.78
d) Brosur/pamflet 4.44
e) Media elektronik 6.67
Total 100.00
3 Lama di lokasi (dimulai dari jam 4 pagi)
a) 4 jam 46.67
b) 5 jam 42.22
c) 6 jam 8.89
d) 7 jam 2.22
Total 100.00
4 Sifat Kunjungan
a) Sendiri 2.22
b) Keluarga 33.33
c) Kelompok/ teman 64.44
Total 100.00
Sumber: Data Primer (2016) 6.1.2 Karakteristik Responden Unit Usaha
Suatu kawasan wisata memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat
sekitar, salah satu contoh adalah terciptanya suatu unit usaha yang dikelola dan
dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di dekat kawasan wisata Gunung
Pananjakan. Unit usaha yang ada tidak hanya menguntungkan pihak masyarakat
saja tetapi wisatawan juga merasakan keuntungannya karena unit usaha yang
dibangun di sekitar kawasan dapat memenuhi kebutuhan dan keperluan wisatawan
yang tengah berkunjung ke sana. Karakteristik unit usaha lebih jelas dapat dilihat
pada Tabel 11.
39
Tabel 11 Karakteristik responden unit usaha di Gunung Pananjakan
No Karakteristik Persentase (%)
1 Jenis unit usaha
a) Penyewaan jip 43.59
b) Ojek 30.45
c) Warung makanan dan cinderamata 6.41
d) Toko cinderamata 0.32
e) Asongan 16.03
f) Pemandu wisata 3.21
Total 100.00
2 Status kependudukan
a) Penduduk asli 97.14
b) Bukan penduduk asli 2.86
Total 100.00
3 Curahan waktu (hari per minggu)
a) 1 hari 11.43
b) 2 hari 25.71
c) 3 hari 5.71
d) 4 hari 8.57
e) 5 hari 2.86
f) 6 hari 00.00
g) 7 hari 45.71
Total 100.00
Sumber: Data Primer (2016)
Berdasarkan Tabel 10 sebagian besar unit usaha yang berada di kawasan
wisata Gunung Pananjakan adalah milik masyarakat lokal, yaitu sebanyak 97.14%
masyarakat berasal dari Desa Wonokitri. Saat ini terdapat 17 toko semi-permanen
di dalam kawasan Gunung Pananjakan yang menjual makanan, cinderamata,
kerajinan, dan lain sebagainya. Jumlah toko tersebut berdasarkan peraturan pihak
TNBTS yang melakukan pembatasan terhadap jumlah unit usaha yang berjualan
di dalam kawasan wisata. Pembatasan dilakukan untuk mengendalikan
pertumbuhan jumlah unit usaha demi menjaga keindahan dan kualitas lingkungan
di sekitar kawasan. Selain toko semi-permanen di sekitar kawasan juga dapat
dijumpai pedagang asongan yang menjual aneka makananan hangat dan berbagai
jenis cinderamata serta penyewaan jip, tukang ojek dan pemandu wisata.
Lama kerja setiap unit usaha berbeda-beda. Rata-rata lama kerja unit usaha
perhari yaitu 7 jam dimulai dari pukul 02.00-09.00 pagi. Lama kerja suatu unit
usaha tergantung pada jumlah wisatawan yang datang. Terdapat 45.71% unit
usaha di dalam kawasan Gunung Pananjakan yang berjualan setiap hari. Serta
terdapat 25.71% unit usaha berjualan pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur
40
saja. Unit usaha di Gunung Pananjakan cenderung dibuka setiap hari dikarenakan
hampir setiap hari pula ada wisatawan yang datang ke lokasi wisata tersebut
meski tidak seramai seperti di hari libur.
6.1.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja
Keberadaan kawasan wisata dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi
masyarakat lokal. Kawasan wisata Gunung Pananjakan memberikan dampak tidak
langsung berupa kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Karakteristik responden
tenaga kerja di Gunung Pananjakan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Karakteristik responden tenaga kerja di Gunung Pananjakan
No Karaketristik Persentase (%)
1 Jenis Pekerjaan
a) Penjaga kios 9.80
b) Supir jip 39.22
c) Volunteer 27.45
d) Penjaga toilet 3.92
e) Penjaga kendaraan 11.76
f) Koordinator jip 7.84
Total 100.00
2 Usia
a) <21 9.68
b) 21-30 38.71
c) 31-40 35.48
d) 41-50 16.13
Total 100.00
3 Pendidikan Terakhir
a) Tidak tamat SD/ sederajat 9.68
b) SD/ sederajat 32.26
c) SMP/ sederajat 29.03
d) SMA/ sederajat 25.81
e) Sarjana 3.23
Total 100.00
4 Curahan waktu (hari per minggu)
a) 1 hari 3.23
b) 2 hari 22.58
c) 3 hari 12.90
d) 4 hari 16.13
e) 5 hari 3.23
f) 6 hari 16.13
g) 7 hari 25.81
Total 100.00
Sumber: Data Primer (2016)
Tabel 12 menunjukan jenis pekerjaan tenaga kerja di Gunung Pananjakan
berbeda-beda. Tenaga kerja tersebut bekerja pada beberapa unit usaha,
41
diantaranya sebagai penjaga di toko cinderamata, supir jip, koordinator
paguyuban jip, dan volunteer Resort Pananjakan. Karakteristik usia dari tenaga
kerja adalah kisaran 21-30 tahun atau sebanyak 38.71% dengan pendidikan
terakhir tertinggi yaitu lulusan SD/sederajatnya (32.26%). Sebagian besar
masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata Gunung Pananjakan memiliki
tingkat pendidikan yang rendah (Laporan Tahunan Desa Wonokitri, 2016).
Lama kerja setiap tenaga kerja pun berbeda-beda. Rata-rata lama bekerja
untuk tenaga kerja sebagai penjaga toko cinderamata per harinya adalah 5 jam,
tenaga kerja sebagai pemandu wisata adalah 9 jam, tenaga kerja sebagai
koordinator paguyuban jip adalah 14 jam, tenaga kerja sebagai supir jip adalah 8
jam dan rata-rata lama bekerja sebagai volunteer Resort Pananjakan adalah 11
jam. Tenaga kerja penjaga toko cinderamata memiliki waktu kerja setiap hari,
pemandu wisata bekerja empat hari dalam seminggu, koordinator paguyuban jip
bekerja dua hari dalam seminggu, supir jip bekerja 2 - 4 hari dalam seminggu, dan
volunteer Resort Pananjakan bekerja 5 - 6 hari dalam seminggu.
6.2 Analisis Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Gunung Pananjakan
Dampak ekonomi yang dihasilkan oleh sektor pariwisata umumnya diukur
dari keseluruhan pengeluaran pengunjung untuk keperluan akomodasi, konsumsi,
perjalanan, dokumentasi dan keperluan lainnya. Perputaran uang di lokasi wisata
memberikan dampak terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, serta pengeluaran
bagi masyarakat lokal. Menurut Stynes et al. (2000) dalam Milasari (2010),
pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan penjumlahan dari
dampak langsung (direct effects), dampak tidak langsung (indirect effects) dan
dampak lanjutan (induced effects). Dampak langsung selanjutnya lebih dikenal
sebagai dampak primer, sedangkan dampak tidak langsung dan ikutan biasanya
disebut dengan dampak sekunder.
Dampak ekonomi langsung merupakan manfaat yang langsung dirasakan
oleh masyarakat berupa pendapatan yang diterima oleh penerima awal
pengeluaran wisatawan. Dampak tidak langsung adalah aktivitas ekonomi lokal
dari pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung dan dampak lanjutan
(induced impact). Dampak lanjutan merupakan aktivitas ekonomi lanjutan dari
42
tambahan pendapatan masyarakat lokal. Perputaran uang di lokasi wisata timbul
karena adanya pengeluaran wisatawan selama berwisata antara lain yaitu
pengeluaran untuk transportasi, akomodasi, konsumsi, dokumentasi, pembelian
souvenir, dan lain-lain. Terdapat dua jenis pengeluaran wisatawan, yaitu
pengeluaran wisatawan di dalam kawasan wisata dan di luar kawasan wisata. Ada
pula transaksi yang terjadi di luar lokasi wisata yang disebut sebagai kebocoran
ekonomi (economic leakage) (Yoeti, 2008).
Penelitian dampak ekonomi ini dilakukan di kompleks wisata Gunung
Pananjakan yaitu di Puncak Gunung Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit Cinta.
Proporsi rata-rata pengeluaran wisatawan di dalam dan di luar kawasan Gunung
Pananjakan dapat dilihat pada Tabel 13 dan keterangan lebih lanjut dapat dilihat
pada Lampiran 4.
Tabel 13 Proporsi pengeluaran rata-rata wisatawan Gunung Pananjakan Tahun
2016
Biaya Rata-rata pengeluaran (Rp) Persentase (%)
Pengeluaran di luar kawasan wisata
Transportasi 207,178 44.89
Konsumsi 56,333 12.20
Total kebocoran pengunjung (a) 263,511 57.09
Pengeluaran di dalam kawasan wisata
Parkir mobil 1,111 0.24
Sewa jip 57,778 12.52
Penginapan 51,111 11.07
Konsumsi 34,022 7.37
Cinderamata 34,667 7.51
Parkir motor 1,778 0.39
Sewa baju hangat 4,444 0.96
Dokumentasi 3,111 0.69
Ojek 6,111 1.32
Lainnya 3,844 0.83
Total pengeluaran di kawasan (b) 197,978 42.91
Total pengeluaran wisatawan (c=a+b) 461,489 100.00
Rata-rata total wisatawan per tahun
(2011-2015) (d)
71,696
Total pengeluaran pengunjung di dalam
kawasan per tahun (e = b*d)
14,194,309,879
Total kebocoran per tahun (f = a*d) 18,892,790,060
Sumber: Data Primer (2016)
Pada Tabel 13, proporsi terbesar dari pengeluaran wisatawan adalah biaya
transportasi yaitu sebesar 44.89% dari pengeluaran total wisatawan. Biaya
43
transportasi sendiri merupakan biaya yang dikeluarkan wisatawan saat menuju ke
lokasi wisata Gunung Pananjakan, seperti biaya bahan bakar kendaraan, biaya
tiket kereta api, ongkos bis, ataupun biaya tiket pesawat terbang. Berdasarkan
hasil wawancara dengan 45 responden wisatawan diketahui bahwa tidak hanya
wisatawan yang berdomisili di Jawa Timur saja yang datang berwisata ke Gunung
Pananjakan, tetapi juga wisatawan yang berdomisili di luar Jawa Timur seperti
dari Jakarta, Bogor, Bojong Gede, Bekasi dan lain sebagainya. Hal tersebut yang
mengakibatkan wisatawan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk
membayar transportasi menuju lokasi wisata Gunung Pananjakan.
Berdasarkan data Kantor Resort Pananjakan, rata-rata jumlah wisatawan
yang melewati pintu masuk Wonokitri dari Tahun 2011-2015 adalah sebesar
71,696 orang pertahunnya. Total rata-rata pengeluaran wisatawan per kunjungan
di dalam kawasan wisata adalah Rp197,978 atau sebesar 42.91% dari pengeluaran
total. Pengeluaran wisatawan tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya konsumsi
di dalam kawasan, biaya pembelian cinderamata, biaya parkir di dalam kawasan,
biaya sewa baju hangat, biaya dokumentasi, biaya sewa ojek, dan biaya lainnya.
Total kebocoran ekonomi yang dihasilkan adalah sebesar 57.09%, atau
nilai tersebut lebih besar dari total pengeluaran pengunjung di dalam kawasan
wisata yang hanya sebesar 42.91%. Hal tersebut menunjukkan bahwa transaksi
ekonomi di luar lokasi wisata masih relatif besar dikarenakan biaya transportasi
yang dikeluarkan wisatawan relatif tinggi. Total kebocoran dari pengeluaran
wisatawan per tahun yang diperoleh adalah sebesar Rp18,892,790,060. Hasil ini
diperoleh dari mengalikan total rata-rata pengeluaran pengunjung di luar kawasan
dengan total kunjungan per tahun.
6.2.2 Dampak Ekonomi Langsung
Dampak ekonomi langsung merupakan sejumlah uang yang diterima oleh
pemilik unit usaha yang berada di dalam kawasan wisata Gunung Pananjakan dari
transaksi ekonomi (jual-beli) wisatawan dengan unit usaha. Rata-rata unit usaha
yang berada di dalam kawasan Gunung Pananjakan ramai pengunjung pada akhir
pekan dan hari-hari libur nasional, namun demikian pada hari kerja pun mereka
tetap membuka usahanya meski tak seramai pada hari libur. Selain memperoleh
44
penerimaan dari wisatawan, unit usaha yang ada juga melakukan berbagai
pengeluaran di dalam kawasan, seperti pengeluaran untuk biaya listrik, biaya
transportasi, pembelian barang dagangan, biaya konsumsi di dalam kawasan, dan
biaya lainnya. Unit usaha di kawasan Gunung Pananjakan tidak dikenakan biaya
sewa tempat ataupun biaya kebersihan dan keamanan. Hampir semua unit usaha
di kawasan wisata Gunung Pananjakan tidak mempekerjakan tenaga kerja atau
dikelola sendiri serta dibantu oleh anggota keluarga lain. Uraian data hasil
perhitungan dampak ekonomi tiap jenis unit usaha di Gunung Pananjakan dapat
dilihat pada Tabel 14 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran
5.
Tabel 14 Dampak ekonomi langsung kawasan wisata Gunung Pananjakan Tahun
2016
Unit usaha
Responden
unit usaha
Jumlah
populasi
Rata-rata pendapatan
responden per tahun Dampak
ekonomi
langsung
(Rp)
Pendapatan
(Rp)
Proporsi
(%)
(a) (b) (c) (e=(c/d)*100) (f=b*c)
Penyewaan jip 9 136 28,624,000 10.72 3,892,864,000
Ojek 10 95 16,360,800 6.13 1,554,276,000
Warung
makanan dan
cinderamata
11 20 77,151,273 28.88 1,543,025,455
Toko
cinderamata 1 1 31,980,000 11.97 31,980,000
Asongan 4 50 22,878,000 8.56 1,143,900,000
Pemandu wisata 3 10 90,120,000 33.74 901,200,000
Total (d) 267,114,073 100.00 9,067,245,455
Sumber: Data Primer (2016)
Berdasarkan Tabel 14, jenis usaha yang terdapat di dalam kawasan
Gunung Pananjakan adalah unit usaha penyewaan jip, ojek, pedagang kaki lima
seperti warung makan dan toko cinderemata, dan juga pemandu wisata serta
pedagang asongan. Pendapatan yang diperoleh setiap unit usaha berbeda-beda.
Pendapatan per tahun terbesar adalah pendapatan unit usaha pemandu wisata,
dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp90,120,000. Hal tersebut dikarenakan
hampir setiap harinya jasa pemandu wisata digunakan oleh para wisatawan yang
45
berkunjung ke kawasan TNBTS terutama bagi wisatawan yang berasal dari luar
Jawa Timur.
Dampak ekonomi langsung dari kawasan wisata Gunung Pananjakan
diperoleh dengan mengalikan jumlah populasi unit usaha dengan rata-rata
pendapatan unit usaha per tahun. Nilai dampak ekonomi langsung terbesar
dirasakan oleh unit usaha penyewaan jip, yaitu Rp3,892,864,000 per tahun. Hal
tersebut dikarenakan untuk mencapai kawasan Gunung Pananjakan wisatawan
tidak diperbolehkan mengendari kendaraan pribadinya, sehingga wisatawan pun
harus menyewa jasa jip sebagai alternatif lain agar dapat sampai ke dalam
kawasan wisata dan populasi dari unit usaha penyewaan jip lebih banyak
dibandingkan unit usaha lainnya. Total dampak ekonomi dari kawasan wisata
Gunung Pananjakan adalah sebesar Rp9,067,245,455 per tahun.
6.2.3 Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Keberadaan wisata Gunung Pananjakan memberikan peluang bagi
masyarakat untuk mendirikan unit usaha. Keberadaan unit usaha di lokasi wisata
membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat lokal. Terdapat berbagai
macam jenis unit usaha yang ada di dalam kawasan wisata Gunung Pananjakan
seperti pedagang kaki lima, pedagang asongan, penyewaan jip, pemandu wisata
dan ojek. Sebagian besar unit usaha di Gunung Pananjakan dijalankan langsung
oleh pemilik unit usaha dan tidak memiliki tenaga kerja. Terdapat 28 orang
responden tenaga kerja dari berbagai jenis unit usaha yang telah diwawancarai.
Tenaga kerja sebagai penjaga kios berjumlah 2 orang, supir jip sejumlah 8 orang,
volunteer sejumlah 14 orang, dan tenaga kerja pada unit usaha lainnya sejumlah 4
orang.
Dampak ekonomi tidak langsung didapatkan dari hasil pengeluaran unit
usaha berupa biaya operasional unit usaha yang berada di dalam kawasan wisata
Gunung Pananjakan. Keberadaan kawasan wisata tersebut juga banyak menyerap
tenaga kerja dari masyarakat lokal yang ada di sana sehingga menimbulkan
dampak ekonomi secara tidak langsung berupa upah yang diterima oleh tenaga
kerja yang bekerja di sektor wisata tersebut. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
46
unit usaha di dalam dan di luar kawasan Gunung Pananjakan dan data
perhitungannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.
Pengeluaran yang dilakukan oleh unit usaha di dalam lokasi wisata
diantaranya adalah biaya transportasi, pembelian barang dagangan, konsumsi di
dalam kawasan dan biaya lainnya, sedangkan pengeluaran yang dilakukan di luar
lokasi wisata adalah pembayaran listrik. Biaya transportasi dibedakan menjadi
dua, yaitu biaya pembelian bensin bagi unit usaha penyewaan jip dan ojek, dan
biaya pengantaran barang dagangan bagi unit usaha warung makan dan toko
cinderamata. Berdasarkan tabel pada Lampiran 6, unit usaha warung makan
sekaligus cinderamata merupakan unit usaha dengan pengeluaran di kawasan
wisata terbesar yaitu Rp38,108,727 per tahun. Hal tersebut dikarenakan unit usaha
warung makan dan cinderamata mengeluarkan biaya pembelian barang dagangan
paling besar dibandingkan biaya pengeluaran pembelian barang dagangan unit
usaha lainnya.
Perolehan total dampak ekonomi tidak langsung dari kawasan wisata
Gunung Pananjakan didapat dengan menjumlahkan total pengeluaran unit usaha
di kawasan wisata dengan total pendapatan tenaga kerja. Total dampak ekonomi
tidak langsung terbesar diperoleh unit usaha penyewaan jip yaitu
Rp1,913,669,333 per tahun dikarenakan unit usaha penyewaan jip merupakan unit
usaha dengan populasi terbesar, dan hampir setiap harinya wisatawan
menggunakan jasa dari unit usaha tersebut. Total dampak ekonomi tidak langsung
dari kawasan wisata Gunung Pananjakan adalah sebesar Rp4,558,753,879 per
tahun. Nilai tersebut menunjukan bahwa kawasan wisata Gunung Pananjakan
telah memberikan manfaat bagi masyarakat lokal sebagai tenaga kerja. Uraian
data perhitungan dampak ekonomi tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 15 dan
data perhitungan secara jelas dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.
47
Tabel 15 Dampak ekonomi tidak langsung kawasan wisata Gunung Pananjakan
Tahun 2016
Jenis
tenaga kerja
Jumlah
tenaga
kerja
(orang)
Pendapatan
tenaga kerja
(Rp)
Total
pendapatan
tenaga kerja
(Rp)
Pengeluaran
unit usaha di
kawasan wisata
(Rp)
Dampak
ekonomi tidak
langsung
(Rp)
(a) (b) (c)=(a*b) (d) (e)=(c+d)
Penjaga warung
makanan dan
cinderamata
5 43,800,000 219,000,000 762,174,545 981,174,545
Penjaga toko
cinderamata 0 0 0 9,060,000 9,060,000
Supir jip 20 14,700,000 294,000,000 1,619,669,333 1,913,669,333
Ojek 0 0 0 737,124,000 737,124,000
Petugas kebersihan 5 15,360,000 76,800,000 0 76,800,000
Tenaga pembantu 4 6,900,000 27,600,000 0 27,600,000
Tenaga upah 2 19,200,000 38,400,000 0 38,400,000
Penjaga musholah 3 12,960,000 38,880,000 0 38,880,000
Penjaga toilet 2 11,448,000 22,896,000 0 22,896,000
Penjaga kendaraan 6 27,600,000 165,600,000 0 165,600,000
Petugas koordinator
jip 4 9,600,000 38,400,000 0 38,400,000
Petugas pemandu
wisata 0 0 0 90,800,000 90,800,000
Penjaga asongan 0 0 0 418,350,000 418,350,000
Total 4,558,753,879
Sumber: Data Primer (2016)
6.2.4. Dampak Lanjutan
Kawasan wisata tidak hanya menghasilkan dampak langsung dan dampak
tidak langsung tetapi juga menghasilkan dampak lanjutan. Dampak lanjutan dari
kegiatan wisata di kawasan wisata Gunung Pananjakan yaitu berupa pengeluaran
yang dilakukan tenaga kerja. Pengeluaran tenaga kerja terdiri dari pengeluaran
konsumsi di lokasi wisata, listrik, transportasi ke kawasan wisata, dan sekolah
anak. Pengeluaran tenaga kerja lokal di kawasan wisata akan memberikan dampak
positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Data mengenai perhitungan
rata-rata pengeluaran tenaga kerja dan nilai dampak ekonomi lanjutan dapat
dilihat pada Tabel 16 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran
8.
48
Tabel 16 Dampak ekonomi lanjutan kawasan wisata Gunung Pananjakan Tahun
2016
Tenaga kerja
Jumlah
tenaga kerja
(orang)
Total
Rata-rata
pengeluaran
(Rp)
Proporsi
pengeluaran di
dalam kawasan
(Rp)
Dampak ekonomi
lanjutan
(Rp)
(a) (b) (c) (d=a*b*c)
Penjaga toko 5 13,020,000 98.39 64,051,890
Supir jip 20 13,093,500 95.65 250,478,655
Tenaga pembantu 4 18,549,000 98.42 73,023,703
Petugas kebersihan 5 10,573,200 96.48 51,005,117
Tenaga upah 2 17,914,500 98.45 35,273,651
Penjaga musholah 3 12,892,000 97.52 37,716,835
Penjaga toilet 2 12,960,000 95.37 24,719,904
Penjaga kendaraan 6 32,400,000 99 192,456,000
Koordinator jip 4 15,552,000 96.91 60,285,773
Total 789,011,528
Sumber: Data Primer (2016)
Dampak ekonomi lanjutan didapat dengan cara mengalikan rata-rata total
keseluruhan pengeluaran tenaga kerja, dengan proporsi pengeluaran di kawasan
wisata dan jumlah populasi dari tenaga kerja. Dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh nilai dampak ekonomi lanjutan di kawasan wisata Gunung Pananjakan
adalah sebesar Rp789,011,528 per tahun.
6.2.5 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect)
Nilai efek pengganda (Multiplier Effect) digunakan untuk mengukur
dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata. Berdasarkan
META (2001), dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal dibedakan menjadi
(1) Keynesian Local Income Multiplier Effect, yaitu nilai yang menunjukkan
berapa besar pengeluaran pengunjung berpengaruh terhadap peningkatan
pendapatan masayarakat lokal, (2) dan Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang
menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran
pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Data mengenai hasil
analisis nilai dampak ekonomi dan perhitungan multiplier effect di Gunung
Pananjakan dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18 serta perhitungan dapat dilihat
lebih jelas pada Lampiran 9.
49
Tabel 17 Hasil analisis dampak ekonomi kawasan wisata Gunung Pananjakan
Tahun 2016
Kriteria Nilai
Pengeluaran wisatawan di kawasan wisata (E) 14,194,309,879
Dampak langsung (D) 9,067,245,455
Dampak tidak langsung (N) 4,558,753,879
Dampak lanjutan (U) 789,011,528 Sumber: Data Primer (2016)
Tabel 18 Nilai efek pengganda kawasan wisata Gunung Pananjakan Tahun 2016
Kriteria Multiplier Nilai
Keynesian Income Multiplier 1.02
Ratio Income Multiplier Type I 1.50
Ratio Income Multiplier Tipe II 1.59 Sumber: Data Primer (2016)
Berdasarkan data pada Tabel 18, diperoleh nilai Keynesian Income
Multiplier sebesar 1.02 yang artinya bahwa setiap peningkatan satu rupiah
pengeluaran wisatawan akan meningkatkan ekonomi lokal sebesar 1.02 rupiah.
Nilai Ratio Income Multiplier tipe I adalah sebesar 1.50 yang artinya bahwa setiap
peningkatan satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan
peningkatan sebesar 1.50 rupiah terhadap pendapatan pemilik usaha dan tenaga
kerja. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe II adalah sebesar 1.59 yang artinya
bahwa setiap kenaikan satu rupiah penerimaan unit usaha maka akan
mengakibatkan peningkatan sebesar 1.59 rupiah pada pendapatan pemilik usaha,
pendapatan tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja dalam putaran
perekonomian lokal di kalangan masyarakat sekitar.
Nilai Keynesian Multiplier yang diperoleh adalah lebih dari satu, yang
artinya lokasi wisata Gunung Pananjakan telah mampu memberikan dampak
ekonomi terhadap kegiatan wisatanya, atau dapat disimpulkan bahwa adanya
keberadaaan objek wisata Gunung Pananjakan dapat memberikan dampak
ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat sekitar. Dampak ekonomi yang cukup
besar ini dapat mempengaruhi masyarakat lokal untuk tetap mempertahankan dan
menjaga kelestarian serta keindahan kawasan Gunung Pananjakan.
50
6.3 Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan
Daya dukung kawasan wisata Gunung Pananjakan merupakan jumlah
maksimum wisatawan yang dapat ditampung oleh kawasan wisata berdasarkan
kegiatan wisata yang dilakukan. Perhitungan daya dukung kawasan wisata
Gunung Pananjakan dilakukan berdasarkan preferensi pengunjung dan data dari
pihak pengelola. Wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan wisata Gunung
Pananjakan adalah bertujuan melihat panorama pemandangan matahari terbit dari
tiga lokasi view point, yaitu Puncak Gunung Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit
Cinta.
Selain menghitung daya dukung kawasan terhadap jumlah wisatawan,
dilakukan pula perhitungan pada daya dukung mobil jip yang dapat ditampung
oleh lahan parkir yang disediakan pihak pengelola. Mobil jip adalah salah satu
kendaraan yang harus digunakan oleh wisatawan untuk mencapai kawasan wisata
Gunung Pananjakan dikarenakan mobil pribadi tidak diperbolehkan memasuki
kawasan. Banyaknya jumlah wisatawan yang datang khusunya pada hari libur
kerja ataupun libur panjang menyebabkan jumlah jip memenuhi jalur menuju
kawasan Gunung Pananjakan. Jalur yang sempit membuat mobil jip mau tak mau
mengantri sehingga terjadi kemacetan yang cukup parah. Daya dukung kawasan
lahan parkir untuk mobil jip sangat diperlukan agar kemacetan yang terjadi pada
jalur kawasan wisata Gunung Pananjakan dapat diminimalisir.
6.3.1 Luas Area Wisata yang Dibutuhkan Wisatawan dan Mobil Jip
Menentukan daya dukung kawasan berdasarkan kegiatan wisata yang
dilakukan memerlukan data luasan area berdasarkan tingkat kenyamanan
pengunjung per kegiatan wisata. Selanjutnya dipilih luas yang paling dominan
yang dapat mewakili kenyamanan pengunjung. Waktu dominan bagi wisatawan
tidak dimasukan dalam perhitungan dikarenakan setiap wisatawan membutuhkan
waktu yang berbeda saat melihat matahari terbit sedangkan waktu untuk melihat
matahari terbit hanya dalam satu waktu saja, tetap dan singkat. Data luasan
dominan untuk kawasan Puncak Gunung Pananjakan 1 diambil dari 45 responden
wisatawan, sedangkan data luasan dominan untuk Bukit Setia dan Bukit Cinta
diambil dari 10 responden wisatawan yang merupakan bagian dari 45 responden
51
yang sama dengan kriteria bahwa wisatawan tersebut sudah pernah mengunjungi
Bukit Setia dan Bukit Cinta. Hal tersebut dilakukan karena pasca erupsi Gunung
Bromo kedua lokasi view point tersebut jarang dikunjungi wisatawan. Preferensi
kenyamanan pengunjung terhadap luas kegiatan wisata melihat matahari terbit di
kawasan wisata Gunung Pananjakan, Gunung Bromo dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19 Preferensi responden pengunjung dalam hitungan luas
Jenis
kegiatan
Lokasi
Kegiatan
Luasan dominan yang
dibutuhkan
(m2)
Frekuensi
pemilih
(Orang)
Melihat matahari
terbit
Puncak Gunung
Pananjakan 1
1 17
2 22
3 6
Bukit Setia
1 1
2 6
3 3
Bukit Cinta
1 4
2 5
3 1
Sumber: Data Primer (2016)
Berdasarkan Tabel 19, diketahui hasil dari wawancara dengan responden
wisatawan menunjukan bahwa luasan dominan yang dibutuhkan oleh setiap
wisatawan demi kenyamanan mereka saat melihat matahari terbit di lokasi Puncak
Pananjakan 1, Bukit Setia dan Bukit Cinta adalah sama yaitu 2 m2. Luasan
tersebut dipilih agar jarak satu wisatawan dengan wisatawan lainnya tidak terlalu
dekat, sehingga ketika pemandangan matahari mulai terlihat, mereka tidak saling
berdesak-desakan, pandangan mata mereka tidak terhalang oleh wisatawan lain
didepannya, serta luasan tersebut juga berdasarkan pertimbangan keselamatan
wisatawan. Biasanya wisatawan menghabiskan waktu di lokasi dengan menikmati
pemandangan dari atas puncak atau bukit, berfoto dan mengobrol santai dengan
teman bepergiannya. Selain luas area untuk wisatawan, luasan lahan untuk parkir
mobil jip yang mengangkut wisatawan juga dibutuhkan dalam perhitungan daya
dukung kawasan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan untuk satu buah mobil
jip membutuhkan 4.5 m panjang jalan untuk parkir.
6.3.2 Luas Area Wisata yang Disediakan Pihak Pengelola
Selain perferensi pengunjung, untuk menentukan daya dukung kawasan
diperlukan pula data dari pihak pengelola mengenai luas area yang disediakan.
52
Menurut pihak pengelola Resort Pananjakan, terdapat tiga lokasi view point di
dalam kawasan Pananjakan yang diperuntukan untuk melihat pemandangan
matahari terbit yaitu Puncak Gunung Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit Cinta.
Lokasi Puncak Gunung Pananjakan 1 terletak paling tinggi dibandingkan dengan
dua lokasi lainnya, dan menjadi tempat yang paling favorit bagi wisatawan untuk
melihat matahari terbit. Namun meski demikian Bukit Setia dan Bukit Cinta juga
tetap ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang sudah tidak mampu melanjutkan
perjalanan ke Pananjakan 1, terjebak macet atau dikarenakan jumlah wisatawasan
yang berada di Pananjakan 1 sudah terlalu banyak.
Luas area view point Puncak Gunung Pananjakan 1 dibagi menjadi tiga
bagian yaitu pelataran utama, pelataran pendukung I, dan pelataran pendukung II.
Pelataran utama view point Puncak Gunung Pananjakan 1 berbentuk lingkaran
dengan luas area sebesar 1,256 m2, pelataran I view point Puncak Gunung
Pananjakan 1 berbentuk persegi panjang dengan luas sebesar 36.96 m2, dan
Pelataran II view point Puncak Gunung Pananjakan 1 berbentuk persegi dengan
luas sebesar 64 m2. Sedangkan untuk panjang jalan yang digunakan sebagai lahan
parkir Puncak Pananjakan 1 dimulai dari view point Puncak Pananjakan 1 hingga
mushola Bank Mandiri Syariah yaitu sepanjang ±600 m.
View point sunrise Bukit Setia merupakan alterlatif lokasi lain ketika
jumlah wisatawan di Puncak Gunung Pananjakan 1 telah melebihi kapasitas. View
point sunrise Bukit Setia terdiri dari dua bagian, yaitu pelataran utama dan
pelataran pendukung. Pelataran utama view point Bukit setia berbentuk segitiga
siku-siku dengan luas area sebesar 480 m2 dan luasan pelataran pendukung view
point Bukit Setia adalah sebesar 221.2 m2. Panjang jalan yang digunakan untuk
lahan parkir Bukit Setia dimulai dari Mushola Bank Mandiri Syariah hingga
pertengahan antara Bukit Setia dan Bukit Cinta yaitu sepanjang ±200 meter.
Selanjutnya terdapat view point Bukit Cinta merupakan alternatif lokasi
kedua jika Puncak Gunung Pananjakan 1 dan Bukit Setia sudah tidak dapat
menampung wisatawan yang datang. View point Bukit Cinta belum memiliki
pelataran yang memadai, masih berbentuk bukit dengan puncak mendatar. Luas
area view point sunrise Bukit Cinta adalah 500 m2 dan panjang jalan untuk lahan
53
parkir Bukit Cinta dimulai dari Pertengahan Bukit Setia dan Bukit Cinta hingga
pertengahan Bukit Cinta dengan Simpang Dingklik yaitu sepanjang ±2000 m.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden wisatawan diketahui
bahwa panjang jalan yang memungkinkan wisatawan untuk berjalan kaki dari
lahan parkir mobil jip menuju lokasi view point adalah 1000 m. Lebar ruas lahan
parkir tidak dapat menampung dua mobil jip sekaligus dikarenakan lebar jalan
yang tersedia adalah 3.5 meter dan lebar dari sebuah jip adalah 2 m (Laporan
Tahunan Resort Pananjakan, 2015).
6.3.3 Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan
Berdasarkan preferensi pengunjung (Tabel 19) dan data luasan masing-
masing lokasi view point serta panjang lahan parkir yang diperoleh dari pihak
pengelola kawasan wisata, maka selanjunya dapat dihitung daya dukung kawasan
wisata dari Gunung Pananjakan. Daya dukung kawasan wisata Gunung
Pananjakan per hari untuk kawasan view point dan lahan parkir kawasan adalah
sebanyak 1,279 orang dan 221 unit jip atau 1,326 orang, yang diperoleh dari
mengalikan jumlah mobil jip yang sesuai dengan lahan parkir dengan jumlah
maksimum penumpang satu mobil jip (Tabel 20).
Nilai dari daya dukung tersebut menunjukan bahwa jumlah wisatawan
yang diperoleh dari daya dukung kawasan di ketiga lokasi view point lebih kecil
dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang diperoleh dari daya dukung lahan
parkir yang disediakan oleh pengelola, atau jumlah mobil jip yang dapat
memasuki kawasan tidak dapat dimaksimumkan sesuai dengan kapasitas daya
dukung lahan parkir kawasan Gunung Pananjakan karena dapat menyebabkan
over carrying capacity pada lokasi view point Gunung Pananjakan, sehingga nilai
yang dijadikan sebagai acuan daya dukung kawasan Gunung Pananjakan adalah
nilai dari daya dukung berdasarkan lokasi view point. Untuk perhitungan lebih
jelas dapat dilihat pada Lampiran 10.
54
Tabel 20 Perhitungan daya dukung kegiatan wisata melihat matahari terbit di
Gunung Pananjakan
Kawasan
Lokasi
Area
Luas
kebutuhan
pengunjung
(m2)
(a)
Luas yang
disediakan
pengelola
(m2)
(b)
Daya
dukung
kawasan
(orang/hari)
(c=(b/a))
Puncak
Gunung
Pananjakan 1
-Pelataran
Utama
2 1,256 628
-Pelataran
pendukung I
2 36.96 18
-Pelataran
pendukung II
2 64 32
View point Total 678
Bukit Setia
-Pelataran
Utama
2 480 240
-Pelataran
pendukung
2 221.2 111
Total 351
Bukit Cinta View point 2 500 250
Total DDK wisatawan 1,279
Rata-rata wisatawan / hari 174
Kawasan
Lokasi
Batas
lahan
parkir
Luas
berdasarkan
kemampuan
wisatawan
berjalan
kaki (m)
(a)
Luas
kebutuhan satu
jip
(m)
(b)
Daya
dukung
kawasan
(jip/hari)
(c=(a/b))
Lahan parkir
Puncak
Gunung
Pananjakan 1
View Point
Pananjakan 1 –
Musholah
600
4.5
133
Lahan
parkir
Lahan parkir
Bukit Setia
Musholah –
pertengahan B.
Setia - B. Cinta
200 4.5
44
Lahan Parkir
Bukit Cinta
Pertengahan B.
Setia - B. Cinta –
Pertengahan B.
Cinta - simpang
dingklik
200 4.5
44
Total DDK jip (a) 221
Rata-rata jip/hari 30
Kapasitas maksimum mobil jip (b) 6
Jumlah wisatawan berdasarkan DDK lahan parkir (c=a*b) 1,326
Sumber: Data Primer (2016)
Berdasarkan perhitungan DDK pada Tabel 20, untuk mengetahui apakah
terjadi over carrying capacity pada saat peak season dan low season, dilakukan
perbandingan antara daya dukung kawasan dengan jumlah pengunjung saat
kondisi low season dan peak season (Tabel 21). Perbandingan dilakukan dengan
menggunakan jumlah pengunjung Tahun 2014, karena pada Tahun 2015 terjadi
55
penurunan jumlah pengunjung akibat kenaikan harga tiket masuk, dan terdapat
pula penutupan kawasan saat bulan peak season akibat bencana erupsi Gunung
Bromo. Secara umum pada Tahun 2014 objek wisata Gunung Pananjakan
memiliki lima bulan peak season dan tujuh bulan low season, yaitu bulan Januari,
Juni, Agustus, September, dan Oktober sebagai bulan peak season serta bulan
Februari, Maret, April, Mei, Juli, November sebagai bulan low season (Laporan
Tahunan Resort Pananjakan, 2015).
Tabel 21 Perbandingan DDK Gunung Pananjakan saat low season dan peak
season Tahun 2014
Bulan Peak/Low
Season
Rata-rata jumlah
wisatawan (a) *)
DDK
per bulan (b)
Rasio (%)
(a/b)
Ket
**)
Januari Peak season 18,049 38,370 47.04 UCC
Februari Low season 6,006 38,370 15.65 UCC
Maret Low season 3,591 38,370 9.36 UCC
April Low season 8,675 38,370 22.61 UCC
Mei Low season 9,027 38,370 23.53 UCC
Juni Peak season 13,085 38,370 34.10 UCC
Juli Low season 3,132 38,370 8.16 UCC
Agustus Peak season 15,631 38,370 40.74 UCC
September Low season 9,634 38,370 25.11 UCC
Oktober Peak season 8,930 38,370 23.27 UCC
November Low season 7,433 38,370 19.37 UCC
Desember Peak season 11,339 38,370 29.55 UCC
Dalam setahun 114,532 460,440 24.87 UCC
Sumber : *) Resort Pananjakan (2015)
Ket : *) Pengunjung melalui pintu masuk Wonokitri
**) Under Carrying Capacity (UCC)
Tabel 21 menunjukkan rata-rata jumlah pengunjung Gunung Pananjakan
dalam kurun waktu 2014 adalah sebesar 24.87% dari DDK, atau selama Tahun
2014 dari bulan Januari hingga Desember jumlah wisatawan yang berwisata ke
kawasan Gunung Pananjakan melalui Pintu Masuk Wonokitri belum mengalami
over carrying capacity. Rata-rata per tahun terukur jumlah pengunjung dan mobil
jip yang memasuki kawasan Gunung Pananjakan masih jauh di bawah daya
dukung kawasan, nanun perbandingan daya dukung kawasan pada Tabel 21
tersebut hanya melibatkan Pintu Masuk Wonokitri saja, belum
mempertimbangkan jumlah pengunjung dan mobil jip yang memasuki kawasan
Gunung Pananjakan melalui tiga pintu masuk lain.
56
Kondisi under carrying capacity pada Pintu Masuk Wonokitri
kemungkinan terjadi karena tidak semua hari padat pengunjung, bahkan ada hari-
hari yang sepi pengunjung, namun pada hari-hari tertentu terutama saat peak
season jumlah pengunjung yang memasuki kawasan wisata Gunung Pananjakan
melalui pintu masuk tersebut telah mengalami over carrying capacity misalnya
pada hari libur tahun baru dan lebaran. Sebaran jumlah wisatawan pada saat peak
season adalah sebagai berikut:
Tabel 22 Jumlah pengunjung Gunung Pananjakan saat peak season Tahun 2014
Event
Jumlah
(hari)
Jumlah
pengunjung
selama event
jumlah
pengunjung/
hari
DDK/
Hari
Persentase Ket
*)
(a) (b) (c=b/a) (d) (e=c/d)%
Libur lebaran 3 4,020 1340 1,279 104.77 OCC
Libur tahun
baru
2 3,480 1740 1,279 136.04 OCC
Libur nasional 1 758 758 1,279 59.27 UCC
Ket: *) Under Carrying Capacity (UCC) ; Over Carrying Capacity (OCC)
Berdasarkan Tabel 22, hari lebaran menunjukkan angka persentase lebih
dari 100% yaitu 104.77% atau jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan
Gunung Pananjakan pada hari lebaran telah melebihi ambang batas daya dukung
kawasan Gunung Pananjakan. Hal tersebut terjadi karena pada hari libur lebaran
wisatawan yang berkunjung tidak hanya berasal dari Jawa Timur saja tetapi juga
dari luar Jawa Timur. Sama halnya dengan liburan tahun baru. Pada liburan tahun
baru jumlah wisatawan yang datang lebih banyak dibandingkan saat libur lebaran,
sebab kawasan Gunung Pananjakan merupakan kawasan favorit bagi wisatawan
baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, untuk menghabiskan
malam tahun baru bersama teman, keluarga, atau kelompok komunitas mereka.
Liburan tahun baru menunjukan persentase yang tinggi yaitu sebesar 136.04%.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah
pengunjung adalah dengan menaikan tarif sewa kendaraan mobil jip dan ojek
pada saat peak season, akan tetapi sebelumnya diperlukan kerja sama terlebih
dahulu antara pihak pengelola kawasan wisata dengan pihak paguyuban jip dan
ojek agar kenaikan tarif dapat dijalankan. Selain itu, perlu juga ditingkatkannya
pengawasan dari pihak pengelola, agar mampu mengendalikan situasi jika terjadi
over carrying capacity, dan tetap menjadikan Gunung Pananjakan sebagai salah
57
satu tempat wisata yang menarik minat pengunjung namun kelestarian dan
keasriannya tetap terjaga. Upaya-upaya tersebut akan dijadikan saran untuk
strategi pengelolaan kawasan wisata Gunung Pananjakan selanjutnya.
6.4 Pengaruh Jumlah Pengunjung Terhadap Nilai Dampak Ekonomi
Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa daya dukung kawasan Gunung
Pananjakan adalah sebanyak 1,279 orang per hari. Pada saat peak season jumlah
pengunjung yang memasuki kawasan Gunung Pananjakan telah mengalami over
carrying capacity, sehingga dibutuhkan pembatasan jumlah pengunjung
berdasarkan daya dukung kawasan tersebut. Namun jika hal itu diterapkan
dikhawatirkan akan terjadi penurunan jumlah pengunjung yang dapat
mempengaruhi nilai dari dampak ekonomi beserta variabel-variabel penyusunnya
yaitu pengeluaran wisatawan, pendapatan unit usaha, pendapatan tenaga kerja dan
pengeluaran tenaga kerja di dalam kawasan.
Analisis pengaruh jumlah pengunjung terhadap nilai dampak ekonomi
kawasan Gunung Pananjakan dilakukan dengan menggunakan metode yang sama
seperti saat mencari nilai dampak ekonomi pada perhitungan sebelumnya, yaitu
dengan menggunakan metode Keynesian Multiplier Effect. Jumlah pengunjung
yang digunakan dalam perhitungan ini dibedakan menjadi dua kriteria yaitu
jumlah pengunjung per tahun tanpa adanya daya dukung kawasan dan jumlah
pengunjung per tahun sesuai daya dukung kawasan (Tabel 23). Jumlah
pengunjung yang digunakan dalam analisis adalah jumlah pengunjung Tahun
2014, yang melewati Pintu Masuk Wonokitri. Analisis dilakukan dengan
membangun sebuah hipotesis yaitu diduga bahwa perubahan jumlah pengunjung
dapat mempengaruhi dampak ekonomi atau nilai multiplier effect dari kawasan
Gunung Pananjakan.
Analisis selanjutnya dilakukan dengan membandingkan nilai dampak
ekonomi Gunung Pananjakan tanpa adanya daya dukung kawasan dengan nilai
dampak ekonomi Gunung Pananjakan sesuai dengan daya dukung kawasan.
Untuk nilai dampak ekonomi yang sesuai dengan daya dukung kawasan diperoleh
dari mengkalikan nilai dampak ekonomi langsung, tidak langsung dan lanjutan
per unit usaha dan tenaga kerja pada kondisi tanpa daya dukung dengan persen
58
penurunan pengunjung akibat adanya pembatasan dari daya dukung kawasan.
Namun ada sedikit pengecualian untuk jenis pekerjaan yang memiliki penerimaan
tetap atau tidak berpengaruh terhadap perubahan jumlah pengunjung yang datang,
yaitu besar pendapatan dan pengeluarannya tidak mengalami perubahan sehingga
tidak perlu dikalikan dengan persen penurunan tersebut, dikarenakan pendapatan
mereka diperoleh langsung dari Resort Pananjakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan oleh BBTNBTS. Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah tenaga
pembantu, tenaga upah, petugas kebersihan dan penjaga musholah. Uraian
perhitungan perubahan nilai dampak ekonomi dapak dilihat pada Lampiran 11.
Tabel 23 Jumlah wisatawan Tahun 2014 kondisi tanpa DDK dan sesuai DDK
Bulan Tanpa DDK Seusai DDK
Januari 18,049 16,710
Februari 6,006 6,006
Maret 3,591 3,418
April 8,675 8,675
Mei 9,027 9,027
Juni 13,085 13,056
Juli 3,132 2,577
Agustus 15,631 14,798
September 9,630 9,409
Oktober 8,930 8,930
November 7,433 7,433
Desember 11,339 10,839
Total 114,528 110,878
Persen penurunan 3%
Sumber: BBTNBTS (2015)
Hasil perhitungan pada Tabel 23 menunjukan bahwa nilai dari dampak
ekonomi langsung, tidak langsung, dan lanjutan mengalami penurunan sebesar
3% yang disebabkan oleh penurunan jumlah pengunjung akibat daya dukung
kawasan. Berdasarkan data dampak ekonomi dan pengeluaran pengunjung tanpa
daya dukung kawasan serta data dampak ekonomi dan pengeluaran pengunjung
sesuai daya dukung kawasan yang telah diperoleh, selanjutnya dapat dihitung nilai
efek pengganda dari masing-masing kondisi. Uraian perhitungan nilai efek
pengganda dapat dilihat pada Tabel 24 dan data perhitungan dapat dilihat dengan
jelas pada Lampiran 11.
59
Tabel 24 Perhitungan nilai multiplier effect Gunung Pananjakan Tahun 2014
Skema
*)
Jumlah
Pengunjung
(orang)
Pengeluaran
pengunjung
(Rp)
Dampak
langsung
(Rp)
Dampak tidak
langsung
(Rp)
Dampak
lanjutan
(Rp)
KME
**)
A 114,528 19,502,749,762 9,067,245,455 4,558,753,878 789,011,528 0.74
B 110,878 19,210,235,238 8,795,228,091 4,428,128,542 771,251,761 0.73
Sumber: Data Primer (2016)
*) A = Jumlah pengunjung tanpa adanya DDK
B = Jumlah Pengunjung sesuai DDK
**) Keynesian Multiplier Effect Berdasarkan Tabel 24 diketahui bahwa nilai multiplier effect dari kondisi
tanpa adanya daya dukung kawasan ke kondisi sesuai dengan daya dukung
kawasan mengalami penurunan sebesar 1%, artinya penurunan jumlah
pengunjung akibat adanya daya dukung kawasan memberikan pengaruh secara
langsung terhadap dampak ekonomi Gunung Pananjakan terutama bagi pemilik
unit usaha dan tenaga kerja di dalam kawasan wisata tersebut yaitu berupa
penurunan pendapatan dan pengeluaran dari tiap-tiap unit usaha dan tenaga kerja.
Penurunan nilai dampak ekonomi per tahun tidak terlalu besar, namun hal tersebut
belum memperhatikan penurunan jumlah pengunjung akibat daya dukung saat
hari-hari tertentu atau peak season.
Melihat pengaruh penurunan jumlah pengunjung saat peak season maka
dilakukan kembali perhitungan dengan menggunakan rumus yang sama serta
menggunakan data jumlah pengunjung saat peak season pada Tabel 22. Peak
season atau hari libur yang digunakan dalam perhitungan adalah hari libur tahun
baru, dikarenakan hari libur tahun baru memiliki nilai persentase over carrying
capacity yang lebih besar dibandingkan peak season lainnya. Uraian perhitungan
dapat dilihat pada Tabel 25, dan data perhitungan dapat dilihat dengan jelas pada
Lampiran 12.
Tabel 25 Perhitungan nilai multiplier effect Gunung Pananjakan Tahun 2014 saat
peak season
Skema
*)
Jumlah
Pengunjung
(orang)
Pengeluaran
pengunjung
(Rp)
Dampak
langsung
(Rp)
Dampak tidak
langsung
(Rp)
Dampak
lanjutan
(Rp)
KME
**)
A 1,740 73,499,303 46,950,942 16,745,906 2,619,813 0.99
B 1,279 71,943,762 34,743,697 22,629,603 3,540,287 0.76
Sumber: Data Primer (2016)
*) A = Pengunjung saat peak season DDK
B = Pengunjung sesuai DDK per hari
**) Keynesian Multiplier Effect
60
Peningkatan jumlah pengunjung saat peak season dibandingkan dengan
kondisi pada umumnya adalah sebesar 89% sehingga saat dilakukan pembatasan
jumlah pengunjung sesuai dengan daya dukung kawasan, jumlah pengunjung
tersebut mengalami penurunan sebesar 26%, yang menyebabkan penurunan pula
pada nilai dampak ekonomi langsung, tidak langsung dan lanjutan sebesar 26%.
Pada Tabel 25 hasil dari perhitungan menggunakan metode Keynesian Multiplier
Effect diperoleh bahwa adanya pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya
dukung kawasan pada saat peak season akan menyebabkan penurunan nilai
multiplier effect kawasan Gunung Pananjakan sebesar 23%.
Penurunan daya dukung kawasan saat peak season tidak terlalu besar atau
kurang dari 50%, namun penurunan yang terjadi baru melibatkan jumlah
pengunjung yang melalui Pintu Masuk Wonokitri saja, belum dijumlahkan dengan
jumlah pengunjung melalui tiga pintu masuk lain yang mungkin akan
menyebabkan penurunan nilai dampak ekonomi yang lebih besar apabila
dilakukan pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung kawasan pada saat
peak season serta dapat berpotensi menyebabkan kerugian yang besar bagi unit
usaha dan tenaga kerja yang terlibat di dalam kawasan Gunung Pananjakan,
karena secara langsung pembatasan jumlah pengunjung tersebut mempengaruhi
pendapatan mereka.
Pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung kawasan terutama
saat low season dapat dilakukan karena tidak mempengaruhi secara signifikan
terhadap penurunan dampak ekonomi, namun saat peak season perlu dilakukan
penyesuaian agar tidak menimbulkan kerugian materil bagi pihak-pihak yang
terlibat didalamnya, seperti dengan pengadaan kenaikan harga sewa jip dan ojek
serta barang-barang dagangan yang dijual oleh toko dan warung di kawasan
Gunung Pananjakan pada saat peak season, sehingga meski terjadi penurunan
jumlah pengunjung, unit usaha yang ada tetap memperoleh keuntungan.
61
VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa hal :
1. Nilai keynesian multiplier effect dari kawasan Gunung Pananjakan adalah
lebih dari 1 atau wisata Gunung Pananjakan telah mampu memberikan
dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya atau bagi masyarakat sekitar.
2. Daya dukung kawasan Gunung Pananjakan berdasarkan daya dukung lokasi
view point yaitu 1,279 orang. Rata-rata per hari jumlah pengunjung dan mobil
jip yang memasuki kawasan Gunung Pananjakan belum mengalami over
carrying capacity, akan tetapi pada saat peak season (libur tahun baru dan
lebaran) kawasan wisata Gunung Pananjakan sudah mengalami over carrying
capacity.
3. Pembatasan jumlah pengunjung sesuai dengan daya dukung kawasan wisata
Gunung Pananjakan dapat menghindari over carrying capacity saat peak
season dan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap penurunan
dampak ekonomi kawasan wisata.
7.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan
objek wisata oleh pengelola guna meningkatkan jumlah pengunjung dan
perekonomian masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang telah membuka
usaha di dalam kawasan wisata. Adapun saran yang dapat diajukan dalam
penelitian ini adalah:
1. Menerapkan pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung kawasan
saat peak season, dengan meningkatkan tarif penyewaan jip dan ojek.
Peningkatan tarif dapat dilakukan dengan koordinasi dan sosialisasi terlebih
dahulu antara pihak pengelola kawasan wisata dengan paguyuban jip dan ojek
dalam menjalankan kebijakan tersebut.
62
2. Perlu dilakukan penataan terhadap mobil jip yang memasuki kawasan
Gunung Pananjakan sesuai dengan daya dukung lahan parkir terhadap mobil
jip, agar tidak terjadi penumpukan pada jalur menuju lokasi view point.
3. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai carrying capacity kawasan Gunung
Pananjakan melalui tiga pintu masuk lainnya yaitu Pintu Masuk Malang,
Probolinggo, dan Lumajang serta perhitungan emisi karbon dari kegiatan
wisata di Gunung Pananjakan.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi ke
Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.
Agustina, V. 2009. Analisis Persepsi dan Preferensi Pengunjung Serta Dampak
Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah [Skripsi]. Bogor (ID).
Institut Pertanian Bogor.
Akinnuwesi, B.A., Uzoka, F.M.E., 2009, A Framework of Web Based Fuzzy
Expert System for Managing Tourism Information. Georgian Electronic
Scientific Journal : Computer Science and Telecommunications.
Azwar S. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.
[BBTNBTS] Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 2013. Buku
Zonasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Malang (ID): Balai
Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
[BBTNBTS] Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 2014.
Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru. Malang (ID): Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru.
[BBTNBTS] Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 2015.
Statistik TNBTS 2015. Malang (ID): Balai Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru.
Bengen, D.G. 2002. Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut serta
prinsip pengelolaannya. Sinopsis. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan
Lautan. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara
ke Indonesia Menurut Negara Tempat Tinggal 2002-2013. Jakarta (ID):
BPS.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan
Mancanegara ke Indonesia 2014-2015. Jakarta (ID): BPS.
Bungin B. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,
dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta (ID): Kencana.
Davis D, Tisdell C. 1995. Recreational Scuba Diving and Carrying Capacity in
Marine Protected Areas. Ocean and Coastal Management Journals 26, 19-
40.
64
Ekayani, M., Nuva. 2012. Could Ex-Situ Conservation Play Effective Role to
Bridge Ecotourism and Biodiversity? Case of Multipurpose Management
of Bogor Botanic Garden, Indonesia. Proceeding of Ecotourism Research
Symposium: Ecotourism for Global Peace (book chapter). Marubooks
Publishing Co., Seoul, Republic of Korea. ISBN: 978-89-97259-01-4
95300.
Ekayani, M., Nuva. 2013. Economic of Ecoutorism. Book Chapter in
Opportunities and Challenges of Ecoutourism in ASEAN Countries.
Jungmin Publishing Co, Seoul, Republic of Korea. ISBN: 9788994763064
03520.
Ekayani, M. 2014. Wisata Alam Sebagai Jembatan Ekonomi dan Ekologi di
Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Risalah Kebijakan Pertaian dan
Lingkungan, 1(1) :40-45.
Hakim, Luchman. 2004. Dasar-Dasar Ekowisata. Malang (ID): Bayumedia.
Hawkins JP, Roberts CM, Buchan K, Susan. 2005. White Sustainability of Scuba
Diving Tourism on Coral Reefs of Saba. Coastal Management. Volume
33, Number 4/October-December 2005.
Isterah. 2014. Dampak Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Kebun Raya Bogor
Sesuai Daya Dukung Kawasan Wisata [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Joyosuharto, S. 2000. Aspek Ketersediaan dan Tututan Kebutuhan Dalam
Pariwisata dalam “Dasar-Dasar Manajemen
Kepariwisataan Alam. Editor : Ch.Fandeli Liberty. Yogyakarta (ID).
Jurado EN, Tejada MT, García FA, González JC, Macías RC, Peña JD, Gutiérrez
FF, Fernández GG, Gallego ML, García GM, Gutiérrez OM, Concha FN,
de la Rúa FL, Sinoga JR, Becerra FS. 2012. Carrying Capacity
Assessment for Tourist Destinations. Methodology for The Creation of
Synthetic Indicators Applied in A Coastal Area. Tourism Management.
.
[Kemenpar] Kementerian Pariwisata. 2014. Perkembangan Jumlah Perjalanan
Wisatawan Nusantara, dan Total Pengeluaran Wisatawan Periode 2010 –
2014 : Kemenpar.
Libosada C. 1998. Ecotourism In The Philippines. Makaty City (PH): Bookmark.
Marine Ecotourism for Atlantic Area (META-Project). 2001. Planning for Marine
Ecotourism in The EU Atlantic Area. University of The West of England,
Bristol.
65
Milasari. 2010. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam [Skripsi]
Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Moli, G. Poyya, 2011, Community Based Eco Cultural Heritage Tourism for
Sustainable Development in The Asian Region : A Conceptual
Framework, International Journal of Social Ecology and Sustainable
Development, Vol. 2, No. 2, pp. 66-80.
Muttaqien, FA. 2011. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan
Wisata Punti Kayu Palembang [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian
Bogor.
Nugroho B. 2002. Analisis Biaya Proyek Kehutanan. Bogor (ID): Yayasan
Penerbit Fakultas Kehutanan.
Pitana IG, Diarta IKS. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta (ID):
Penerbit Andi.
Resort Pananjakan. Laporan Tahunan Resort Pananjakan TNBTS. 2015. Malang
(ID): Resort Pananjakan TNBTS.
Siswantoro, H. 2012. Kajian Daya Dukung Lingkungan Wisata Alam Taman
Wisata Alam Grojogan Sewu Kabupaten [Tesis]. Semarang (ID):
Universitas Diponogoro.
Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama.
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta (ID): UI Pr.
Soemarwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta (ID):
Djambatan.
Soewantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.
Sutarto, A. 2006. Sekilas Tentang Masyarakat Tengger. Makalah dalam
Pembekalan Jelajah Budaya 2006. Balai Kajian Sejarah dan Nilai
Tradisional. Yogyakarta (ID): 1-15
Stynes, Daniel J. et al, 2000. Estimating National Park Visitor Spending and
Economic Impacts, Department of Park Recreation and Tourism
Resources, Michigan State University.
Travel Tourism Indonesia. 2015. Travel & Tourism Competitiveness Index 2015
[internet]. [diacu 2015 Mei 02]. Tersedia pada:
www.traveltourismindonesia.com
66
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata. Undang-Undang
Republik Indonesia
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan. Undang-Undang
Republik Indonesia.
Vanhove N. 2005. The Economics of Tourism Destinations. Oxford (UK):
Elsevier Butterworth Heinemann.
Vibriyanto, N., Ismail A., Ekayani M. 2015. Manfaat Ekonomi dan Daya Dukung
Kawasan Pantai Lombang Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.
Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 2(2) 2015: pp 152-159
Wilujeng, L. 2010. Dampak Keberadaan Objek Wisata Terhadap Eksternalitas
Ekonomi Dalam Pembangunan Daerah (Study Kasus Pada Objek Wisata
Bahasri Lamongan [Skripsi].Malang (ID): Universitas Negeri Malang.
Wahab, Salah. 1996. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta (ID): PT. Pradnya
Paramita
Wulandari dan Sumarti. 2011. Implementasi Manajemen Kolbaoratif dalam
Pengelolaan Ekowisata Berbasis Masyarakat. Sociality:Jurnal
Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia Vol. 5, No. 1
World Tourism Organization (WTO). 2010. Yearbook of Tourism Statistic. WTO,
Madrid.
Yulianda, F. 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumber daya
pesisir berbasis konservasi. Seminar Sains Departemen Manajemen
Sumber daya Perairan FPIK-IPB, 21 Februari. Bogor (ID).
Yoeti OA. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi.
Jakarta (ID): Penerbit Buku Kompas.
67
LAMPIRAN
68
Lampiran 1. Kuesioner wisatawan
Nomor responden :
Nama :
No. HP :
Tanggal :
Hari :
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi dan
Daya Dukung Kawasan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, oleh Hacika
Andjani, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti
dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi,
dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini.
A. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
2. Usia : ................................tahun
3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah
4. Pendidikan Terakhir : a. SD
b. SLTP/Sederajat
c. SLTA/Sederajat
d. Diploma
e. Perguruan Tinggi
f. Pascasarjana
5. Pekerjaan : a. PNS bidang.............................
b. Mahasiswa jurusan............................
c. Wiraswasta bidang.............................
d. Pegawai Swasta bidang.............................
e. Ibu Rumah Tangga
f. Lainnya
6. Pendapatan Anda per bulan: Rp......................................................................
7. Jumlah anggota keluarga: a. ≤2 orang b. 3 orang c. 4 orang
d. 5 orang e. > 5 orang
8. Domisili/asal tempat tinggal:...........................................................................
B. Pengeluaran Wisatawan di Pananjakan 1, Gunung Bromo
1. Sudah berapa kali Anda berkunjung ke Pananjakan 1, Gunung Pananjakan?
a. ……….. kali dalam seminggu
b. ……….. kali dalam sebulan
c. ……….. kali dalam setahun
2. Darimana Anda memperoleh informasi mengenai objek wisata Puncak Pananjakan 1, Gunung
Pananjakan?
a. Teman b. Keluarga c. Internet
d. Media cetak e. Brosur/Pamflet f. Media elektronik
ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG PENGEMBANGAN
EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG BROMO TENGGER
SEMERU (Studi Kasus: Kawasan Wisata Pananjakan 1, Gunung Bromo) Oleh
Hacika Andjani (H44120073) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
69
3. Berapa waktu perjalanan yang Anda habiskan untuk mencapai Pananjakan 1,
Gunung Pananjakan? …………..jam
4. Anda datang ke Pananjakan 1, Gunung Pananjakan:
a. Sendiri
b. Keluarga Jumlah = ……....orang
c. Kelompok Jumlah = ……....orang
5. Berapa lama Anda menghabiskan waktu di Gunung Pananjakan?
a. Satu hari (pulang pergi)............jam
b. Menginap, selama……….........hari
6. Pengeluaran wisatawan:
Di luar kawasan Pananjakan 1:
a. Biaya transportasi Anda menuju lokasi: (satu kali jalan)
- Mobil pribadi Biaya : Rp…………….
- Motor pribadi Biaya : Rp…………….
- Kendaraan umum Biaya : Rp…………….
- Kendaraan sewa, jenis…… Biaya : Rp…………….
- Lainnya ………………… Biaya : Rp…………….
b. Biaya tol dan parkir Tepatnya : Rp.................
c. Biaya konsumsi di perjalanan Tepatnya : Rp.................
d. Biaya penginapan Tepatnya : Rp.................
Di dalam kawasan Pananjakan 1:
a. Biaya tiket masuk Tepatnya: Rp…………..
b. Biaya konsumsi di kawasan Tepatnya: Rp…………..
c. Pembelian souvenir Tepatnya: Rp…………..
d. Sewa mobil jeep Tepatnya: Rp...................
e. Biaya parkir di dalam kawasan Tepatnya: Rp……….......
f. Biaya dokumentasi Tepatnya: Rp……….......
g. Ojek Tepatnya: Rp...................
h. Sewa baju hangat Tepatnya: Rp...................
i. Lainnya……………………
C. Daya Dukung Kawasan
1. Apakah Anda setuju dengan pengurangan jumlah kuota wisatawan yang
memasuki kawasan wisata Gunung Pananjakan, terkait dengan daya dukung
kawasan wisata?
1. Ya
2. Tidak
2. Berapa jarak yang nyaman antara Anda dengan wisatawan lainnya saat melihat
matahari terbit di View Point Sunrise?
1. 0.5 m
2. 1 m
3. 1.5 m
4. 2 m
3. Berapa lama Anda menghabiskan waktu untuk melihat matahari terbit?
1. 180 menit
2. 210 menit
3. 240 menit
4. 270 menit
5. 300 menit
6. 360 menit
70
Lampiran 2. Kuesioner unit usaha
Nomor Responden :
Nama :
No. HP :
Tanggal :
Hari :
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi dan
Daya Dukung Kawasan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, oleh Hacika
Andjani, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti
dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi,
dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini.
A. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
2. Usia :......................Tahun
3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah
4. Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD/Sederajat
b. SD
c. SLTP/Sederajat
d. SLTA/Sederajat
e. Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan :
Jenis pekerjaan utama : a. PNS
b. Wiraswasta
c. Pegawai swasta
d. Petani
e. Volunteer
f. Lainnya
Jenis Pekerjaan Sampingan : a. Ojek
b. Wiraswasta
c. Driver jip
d. Petani
e. Volunteer
f. Lainnya
6. Besarnya pendapatan dari pekerjaan utama per bulan: Rp............................
7. Besarnya pendapatan dari pekerjaan sampingan per bulan : Rp....................
8. Jumlah tanggungan Anda : ...........................................................................
9. Apakah Anda penduduk asli di wilayah ini? ( Ya / Tidak)
B. Pertanyaan Terkait Unit Usaha
1. Unit usaha yang Anda miliki / kelola di Pananjakan 1, Gunung Pananjakan adalah :
……………………
2. Sudah berapa lama Anda mendirikan unit usaha ini?
a.………tahun
ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG PENGEMBANGAN
EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG BROMO TENGGER
SEMERU (Studi Kasus: Kawasan Wisata Pananjakan 1, Gunung Bromo) Oleh
Hacika Andjani (H44120073) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
71
b……….bulan
3. Pada hari apa saja Anda membuka usaha Anda:
a. Setiap hari b. Hari…………….
4. Berapa banyak pengunjung/ pembeli yang mendatangi toko anda setiap harinya?
a. Weekday ........................orang
b. Wekkend ........................orang
5. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari? ………………………............jam
6. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja dengan Anda: …………………orang
7. Berapa penerimaan dari unit usaha yang Anda miliki di Pananjakan 1, Gunung Bromo?
a. Liburan Rp…………………../hari
b. Hari kerja Rp…………………../hari
8. Berapa modal belanja yang Anda keluarkan saat membangun usaha Anda?
9. Pengeluaran Anda per bulan:
Di luar Kawasan:
a. Biaya sekolah anak Tepatnya: Rp………………..
b. Biaya listrik Tepatnya: Rp………………..
c. Biaya transportasi ke kawasan Tepatnya: Rp………………..
d. Biaya kebutuhan sehari-hari Tepatnya: Rp………………..
e. Biaya tak terduga Tepatnya: Rp........................
f. Lainnya………………………… Tepatnya: Rp………………..
Di dalam kawasan:
a. Biaya sewa Tepatnya: Rp……………………
b. Biaya perizinan Tepatnya: Rp……………………
c. Biaya pembelian barang dagangan Tepatnya: Rp……………………
d. Biaya gaji tenaga kerja Tepatnya: Rp……………………
e. Biaya transportasi Tepatnya: Rp……………………
f. Biaya pemeliharaan Tepatnya: Rp……………………
g. Biaya keamanan Tepatnya: Rp..............................
h. Biaya konsumsi di dalam kawasan Tepatnya: Rp..............................
h. Biaya tak terduga Tepatnya: Rp..............................
i. Lainnya………………………..
C. Harapan & Saran
1. Apa Anda memilik kendala atau hambatan selama bekerja di kawasan
Pananjakan 1, Gunung Pananjakan?
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………
2. Bagaimana harapan Anda mengenai penyelesaian masalah yang harus
dilakukan oleh pihak pengelola terkait kendala dan hambatan yang adan
rasakan selama bekerja di Pananjakan 1?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di
kawasan Pananjakan 1? (jawaban boleh lebih dari satu)
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
72
Lampiran 3. Kuesioner Tenaga Kerja
Nomor Responden :
Nama :
No. HP :
Tanggal :
Hari :
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi dan
Daya Dukung Kawasan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, oleh Hacika
Andjani, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti
dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi,
dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini.
A. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan
2. Usia :......................Tahun
3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah
4. Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD/sederajat
b. SD
c. SLTP/Sederajat
d. SLTA/Sederajat
e. Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan :
Jenis pekerjaan utama : a. Penjaga kios
b. Wiraswasta
c. Driver jip
d. Petani
e. Volunteer
f. Lainnya
Jenis Pekerjaan Sampingan : a. Penjaga kios
b. Wiraswasta
c. Driver jip
d. Petani
e. Volunteer
f. Lainnya
6. Besarnya pendapatan dari pekerjaan utama per bulan: Rp............................
7. Besarnya pendapatan dari pekerjaan sampingan per bulan : Rp....................
8. Jumlah anggota keluarga: a. ≤ 2 orang b. 3 orang
c. 4 orang d. 5 orang
e.>5 orang ...............
9. Apakah Anda penduduk asli di wilayah ini? ( Ya / Tidak)
ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG PENGEMBANGAN
EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG BROMO TENGGER
SEMERU (Studi Kasus: Kawasan Wisata Pananjakan 1, Gunung Bromo) Oleh
Hacika Andjani (H44120073) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan
Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
73
B. Pengeluaran Tenaga Kerja
1. Anda bekerja di Pananjakan 1, Gunung Bromo sebagai : …………….. .....
2. Apa unit usaha tempat Anda bekerja? ………………………………………
3. Sudah berapa lama Anda bekerja di Pananjakan 1, Gunung Bromo ?
a. …………..tahun
b. …………..bulan
4. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari ? …………………jam
5. Berapa lama Anda bekerja dalam satu minggu ? ……………..hari
6. Penerimaan per bulan Anda bekerja di Pananjakan 1, Gunung Bromo :
Rp…………………
7. Pengeluaran Anda per bulan:
Di luar Kawasan:
a. Biaya sekolah anak Tepatnya: Rp………………..
b. Biaya listrik Tepatnya: Rp………………..
c. Biaya transportasi ke kawasan Tepatnya: Rp………………..
d. Biaya kebutuhan sehari-hari Tepatnya: Rp………………..
e. Biaya tak terduga Tepatnya: Rp........................
f. Lainnya………………………… Tepatnya: Rp………………..
Di dalam Kawasan:
a. Konsumsi di dalam kawsan Tepatnya: Rp………………..
b. Biaya parkir kendaraan di lokasi Tepatnya: Rp………………..
c. Biaya tak terduga Tepatnya: Rp.........................
d. Lainnya………………………… Tepatnya: Rp………………..
C. Karakteristik kendaraan (jika bekerja sebagai driver jip)
Merek kendaraan Tahun kendaraan Bahan bakar Kapasitas mesin (CC)
D. Harapan & Saran
1. Apa Anda memilik kendala atau hambatan selama bekerja di kawasan
Pananjakan 1, Gunung Pananjakan?
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………....
………………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………………
2. Bagaimana harapan Anda mengenai penyelesaian masalah yang harus
dilakukan oleh pihak pengelola terkait kendala dan hambatan yang adan
rasakan selama bekerja di Pananjakan 1?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di
kawasan Pananjakan 1? (jawaban boleh lebih dari satu)
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
74
69
Lam
pir
an 4
. P
ropors
i P
engel
uar
an P
engunju
ng d
i G
unung P
anan
jakan
Per
Kunju
ngan
No
Bia
ya
di
dal
am
kaw
asa
n
To
tal
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B1
0
B1
1
B1
2
1
40
,000
50
,000
0
0
0
50
,000
0
5,0
00
0
0
0
0
14
5,0
00
2
69
5,0
00
10
0,0
00
0
10
000
0
10
0,0
00
35
,000
0
0
0
0
0
5,0
00
1,0
35,0
00
3
20
0,0
00
16
0,0
00
5,0
00
0
10
0,0
00
50
,000
20
,000
0
0
0
0
3,0
00
53
8,0
00
4
20
0,0
00
10
0,0
00
5,0
00
0
10
0,0
00
65
,000
0
0
0
0
0
5,0
00
47
5,0
00
5
50
0,0
00
17
5,0
00
0
10
000
0
10
0,0
00
10
0,0
00
50
,000
0
10
,000
0
0
5,0
00
1,0
40,0
00
6
10
0,0
00
80
,000
5,0
00
0
0
75
,000
0
0
0
0
25
,000
5,0
00
29
0,0
00
7
50
,000
20
,000
0
0
0
50
,000
0
5,0
00
0
0
0
5,0
00
13
0,0
00
8
15
0,0
00
10
0,0
00
5,0
00
0
15
0,0
00
80
,000
25
,000
0
0
0
0
0
51
0,0
00
9
10
0,0
00
50
,000
5,0
00
0
10
0,0
00
50
,000
45
,000
0
10
,000
20
,000
0
5,0
00
38
5,0
00
10
15
0,0
00
20
,000
5,0
00
0
10
0,0
00
27
,000
0
0
15
,000
0
0
10
,000
32
7,0
00
11
45
0,0
00
30
,000
0
15
000
0
10
0,0
00
40
,000
10
,000
0
10
,000
0
0
3,0
00
79
3,0
00
12
12
4,0
00
30
,000
0
15
000
0
10
0,0
00
5,0
00
0
0
0
0
0
5,0
00
41
4,0
00
13
50
,000
20
,000
0
0
0
10
,000
0
5,0
00
10
,000
0
0
3,0
00
98
,000
14
20
0,0
00
10
0,0
00
5,0
00
0
0
34
,000
60
,000
0
0
0
50
,000
0
44
9,0
00
15
25
0,0
00
0
0
10
000
0
10
0,0
00
25
,000
40
,000
0
10
,000
0
0
0
52
5,0
00
16
17
0,,0
00
10
0,0
00
0
15
000
0
10
0,0
00
15
,000
0
0
20
,000
0
0
5,0
00
56
0,0
00
17
15
0,0
00
10
0,0
00
0
10
000
0
15
0,0
00
0
80
,000
0
0
30
,000
0
0
61
0,0
00
18
50
,000
50
,000
0
0
0
20
,000
0
5,0
00
0
0
0
5,0
00
13
0,0
00
19
50
,000
50
,000
0
0
0
20
,000
30
,000
5,0
00
0
0
0
0
15
5,0
00
20
10
0,0
00
10
0,0
00
0
15
000
0
0
20
,000
35
,000
5,0
00
0
0
0
5,0
00
41
5,0
00
21
50
,000
20
,000
0
0
0
0
0
5,0
00
0
0
0
5,0
00
80
,000
22
50
,000
20
,000
0
0
0
15
,000
0
5,0
00
20
,000
0
0
3,0
00
11
3,0
00
23
50
0,0
00
10
0,0
00
0
15
0,0
00
15
0,0
00
50
,000
15
0,0
00
0
0
50
,000
0
5,0
00
1,1
55,0
00
24
75
0,0
00
15
0,0
00
0
10
0,0
00
0
25
,000
10
0,0
00
0
10
,000
0
50
,000
5,0
00
1,1
90,0
00
75
76
Lam
pir
an 4
. P
ropors
i P
engel
uar
an P
engunju
ng d
i G
unung P
anan
jakan
Per
Kunju
ngan
(L
anju
tan)
No
Bia
ya
di
dal
am
kaw
asa
n
To
tal
B1
B2
B3
B4
B5
B6
B7
B8
B9
B1
0
B1
1
B1
2
25
35
0,0
00
10
0,0
00
0
15
0,0
00
10
0,0
00
75
,000
1
65
,00
0
0
0
0
0
3,0
00
94
3,0
00
26
25
0,0
00
25
,000
0
15
0,0
00
15
0,0
00
10
0,0
00
1
75
,00
0
0
5,0
00
0
0
5,0
00
86
0,0
00
27
10
0,0
00
15
,000
0
0
0
40
,000
1
5,0
00
5,0
00
0
0
0
3,0
00
17
8,0
00
28
50
,000
20
,000
0
0
0
20
,000
0
5
,00
0
0
0
0
5,0
00
10
0,0
00
29
15
0,0
00
15
,000
5,0
00
0
1
00
,00
0
26
,000
0
0
0
0
0
5
,00
0
30
1,0
00
30
15
0,0
00
35
,000
0
0
0
20
,000
0
5
,00
0
10
,000
0
0
0
22
0,0
00
31
40
0,0
00
50
,000
0
10
0,0
00
0
24
,000
7
5,0
00
0
10
,000
0
50
,000
3,0
00
71
2,0
00
32
50
,000
20
,000
0
0
0
15
,000
0
5
,00
0
0
0
0
5,0
00
95
,000
33
35
0,0
00
50
,000
0
20
0,0
00
10
0,0
00
43
,000
1
50
,00
0
0
15
,000
0
0
5,0
00
91
3,0
00
34
15
0,0
00
25
,000
0
0
15
0,0
00
20
,000
0
0
0
3
0,0
00
0
3
,00
0
37
8,0
00
35
70
,000
30
,000
0
0
0
40
,000
0
5
,00
0
0
0
0
3,0
00
14
8,0
00
36
45
0,0
00
10
0,0
00
0
0
15
0,0
00
20
,000
2
0,0
00
0
10
,000
0
0
5,0
00
75
5,0
00
37
15
0,0
00
10
,000
0
0
10
0,0
00
25
,000
5
0,0
00
0
0
0
0
5,0
00
34
0,0
00
38
15
0,0
00
50
,000
5,0
00
0
0
3
0,0
00
1
5,0
00
0
0
0
50
,000
5,0
00
30
5,0
00
39
10
0,0
00
0
0
0
0
27
,000
0
5
,00
0
0
0
0
5,0
00
13
7,0
00
40
12
4,0
00
10
,000
0
15
0,0
00
10
0,0
00
15
,000
0
0
0
0
0
5
,00
0
40
4,0
00
41
35
0,0
00
50
,000
0
0
0
15
,000
1
00
,00
0
0
0
0
50
,000
3,0
00
56
8,0
00
42
50
0,0
00
10
0,0
00
0
15
0,0
00
10
0,0
00
75
,000
1
50
,00
0
0
20
,000
10
,000
0
5
,00
0
1,1
10,0
00
43
20
0,0
00
25
,000
5,0
00
0
1
00
,00
0
20
,000
0
0
1
5,0
00
0
0
5,0
00
37
0,0
00
44
50
,000
50
,000
0
0
0
20
,000
0
5
,00
0
0
0
0
5,0
00
13
0,0
00
45
50
,000
30
,000
0
15
0,0
00
0
0
0
5,0
00
0
0
0
3,0
00
23
8,0
00
Rat
a-
rata
20
7,1
78
56
,333
1,1
11
5
1,1
11
57
,778
34
,022
34
,667
1,7
78
4,4
44
3,1
11
6
,11
1
3,8
44
46
1,4
89
76
77
K
eter
angan
:
B
1 =
Tra
nsp
ort
asi
B
2 =
Konsu
msi
dip
erja
lanan
B3
= P
arkir
di
luar
kaw
asan
B4=
Sew
a ji
p
B5=
Pen
gin
apan
B
6=
Konsu
msi
di
kaw
asan
B7=
Souven
ir
B
8=
Par
kir
dal
am k
awas
an
B
9=
Sew
a baj
u h
angat
B10=
Dokum
enta
si
B
11=
Oje
k
B
12=
Lai
nn
ya
77
78
Lam
pir
an 5
. P
engel
uar
an U
nit
Usa
ha
di
Gunun
g P
anan
jakan
Per
Tah
un
No
Je
nis
unit
usa
ha
I B
1
B2
B3
B4
B5
To
tal
pen
gel
uar
an
(g)(
g=
b+
c+d
+e+
f)
Pen
dap
atan
(h)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(h=
a-g)
1
Pen
yew
aan j
ip
57
,600
,00
0
8,1
60,0
00
0
0
1
,92
0,0
00
0
1
0,0
80
,00
0
47
,520
,00
0
2
Pen
yew
aan j
ip
67
,200
,00
0
15
,360
,00
0
0
0
7,6
80,0
00
0
2
3,0
40
,00
0
44
,160
,00
0
3
Pen
yew
aan j
ip
43
,200
,00
0
9,2
16,0
00
0
0
5
,76
0,0
00
0
1
4,9
76
,00
0
28
,224
,00
0
4
Pen
yew
aan j
ip
28
,800
,00
0
6,5
28,0
00
0
0
1
,92
0,0
00
0
8
,44
8,0
00
2
0,3
52
,00
0
5
Pen
yew
aan j
ip
33
,600
,00
0
7,6
80,0
00
0
0
2
,40
0,0
00
0
1
0,0
80
,00
0
23
,520
,00
0
6
Pen
yew
aan j
ip
33
,600
,00
0
8,1
60,0
00
0
0
9
60
,00
0
0
9,1
20,0
00
2
4,4
80
,00
0
7
Pen
yew
aan j
ip
28
,800
,00
0
4,0
80,0
00
0
0
9
60
,00
0
0
5,0
40,0
00
2
3,7
60
,00
0
8
Pen
yew
aan j
ip
43
,200
,00
0
14
,400
,00
0
0
0
1,4
40,0
00
0
1
5,8
40
,00
0
27
,360
,00
0
9
Pen
yew
aan j
ip
28
,800
,00
0
8,1
60,0
00
0
0
2
,40
0,0
00
0
1
0,5
60
,00
0
18
,240
,00
0
T
ota
l 3
64
,80
0,0
00
8
1,7
44
,00
0
0
0
25
,440
,00
0
0
10
7,1
84
,00
0
25
7,6
16
,00
0
R
ata-
rata
4
0,5
33
,33
3
9,0
82,6
67
0
0
2
,82
6,6
67
0
1
1,9
09
,33
3
28
,624
,00
0
10
Oje
k
9,6
00,0
00
3
,26
4,0
00
0
0
4
,80
0,0
00
0
8
,06
4,0
00
1
,53
6,0
00
11
Oje
k
4,8
00,0
00
9
60
,00
0
0
0
1,4
40,0
00
0
2
,40
0,0
00
2
,40
0,0
00
12
Oje
k
4,8
00,0
00
1
,53
6,0
00
0
0
1
,44
0,0
00
0
2
,97
6,0
00
1
,82
4,0
00
13
Oje
k
50
,400
,00
0
8,6
40,0
00
0
0
1
0,8
00
,00
0
0
19
,440
,00
0
30
,960
,00
0
14
Oje
k
4,8
00,0
00
2
,44
8,0
00
0
0
9
60
,00
0
0
3,4
08,0
00
1
,39
2,0
00
15
Oje
k
51
,600
,00
0
6,1
20,0
00
0
0
1
8,0
00
,00
0
0
24
,120
,00
0
27
,480
,00
0
16
Oje
k
4,8
00,0
00
9
60
,00
0
0
0
96
0,0
00
0
1
,92
0,0
00
2
,88
0,0
00
17
Oje
k
4,8
00,0
00
8
16
,00
0
0
0
48
0,0
00
0
1
,29
6,0
00
3
,50
4,0
00
18
Oje
k
96
,000
,00
0
5,7
60,0
00
0
0
4
,80
0,0
00
0
1
0,5
60
,00
0
85
,440
,00
0
19
Oje
k
9,6
00,0
00
2
,44
8,0
00
0
0
9
60
,00
0
0
3,4
08,0
00
6
,19
2,0
00
T
ota
l
24
1,2
00
,00
0
32
,952
,00
0
0
0
44
,640
,00
0
0
77
,592
,00
0
16
3,6
08
,00
0
R
ata-
rata
2
4,1
20
,00
0
3,2
95,2
00
0
0
4
,46
4,0
00
0
7
,75
9,2
00
1
6,3
60
,80
0
78
79
Lam
pir
an 5
. P
engel
uar
an U
nit
Usa
ha
di
Gunun
g P
anan
jakan
Per
Tah
un (
Lanju
tan)
No
Je
nis
unit
usa
ha
I B
1
B2
B3
B4
B5
To
tal
pen
gel
uar
an
(g=
b+
c+d
+e+
f)
Pen
dap
atan
(h)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(h=
a-g)
20
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
37
6,8
00
,00
0
5,7
60,0
00
6
00
,00
0
72,0
00
,000
1
,80
0,0
00
3
,00
0,0
00
8
3,1
60
,00
0
29
3,6
40
,00
0
21
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
9
1,2
00
,00
0
6,1
20,0
00
6
00
,00
0
15,6
00
,000
1
,80
0,0
00
3
,00
0,0
00
2
7,1
20
,00
0
64
,080
,00
0
22
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
17
5,2
00
,00
0
3,0
60,0
00
6
00
,00
0
48,0
00
,000
0
2
,10
0,0
00
5
3,7
60
,00
0
12
1,4
40
,00
0
23
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
22
8,0
00
,00
0
3,0
60,0
00
1
80
,00
0
10,8
00
,000
1
80
,00
0
60
0,0
00
1
4,8
20
,00
0
21
3,1
80
,00
0
24
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
6
1,2
00
,00
0
3,0
60,0
00
3
00
,00
0
9
,600
,000
3
,60
0,0
00
6
00
,00
0
17
,160
,00
0
44
,040
,00
0
25
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
1
2,9
60
,00
0
3,0
60,0
00
7
20
,00
0
4
,800
,000
1
,80
0,0
00
1
,80
0,0
00
1
2,1
80
,00
0
78
0,0
00
26
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
1
9,2
00
,00
0
81
6,0
00
1
,20
0,0
00
9,6
00
,000
3
,60
0,0
00
3
,00
0,0
00
1
8,2
16
,00
0
98
4,0
00
27
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
9
3,6
00
,00
0
2,8
80,0
00
6
00
,00
0
0
1,8
00,0
00
1
,20
0,0
00
6
,48
0,0
00
8
7,1
20
,00
0
28
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
1
4,8
80
,00
0
3,0
60,0
00
0
9,6
00
,000
1
,80
0,0
00
0
1
4,4
60
,00
0
42
0,0
00
29
War
ung m
akan
&
cind
eram
at
1
0,0
80
,00
0
2,8
80,0
00
0
2,4
00
,000
3
,60
0,0
00
0
8
,88
0,0
00
1
,20
0,0
00
30
War
ung m
akan
&
cind
eram
ata
20
8,8
00
,00
0
3,0
60,0
00
3
60
,00
0
1
80,0
00
,000
0
3
,60
0,0
00
1
87
,02
0,0
00
2
1,7
80
,00
0
T
ota
l
1
,29
1,9
20
,00
0
36
,816
,00
0
5,1
60,0
00
36
2,4
00
,000
1
9,9
80
,00
0
18
,900
,00
0
44
3,2
56
,00
0
84
8,6
64
,00
0
Rat
a-ra
ta
11
7,4
47
,27
3
3,3
46,9
09
4
69
,09
1
32,9
45
,455
1
,81
6,3
64
1
,71
8,1
82
4
0,2
96
,00
0
77
,151
,27
3
31
To
ko
cin
der
am
ata
4
2,0
00
,00
0
3,0
60,0
00
9
60
,00
0
6
,000
,000
0
0
1
0,0
20
,00
0
31
,980
,00
0
32
Aso
ngan
8
,76
0,0
00
3
,06
0,0
00
0
3,6
00
,000
1
,80
0,0
00
0
8
,46
0,0
00
3
00
,00
0
33
Aso
ngan
5
4,7
20
,00
0
5,7
60,0
00
0
9,6
00
,000
3
,60
0,0
00
0
1
8,9
60
,00
0
35
,760
,00
0
34
Aso
ngan
1
6,2
00
,00
0
2,8
80,0
00
0
0
0
2
,70
0,0
00
5
,58
0,0
00
1
0,6
20
,00
0
35
Aso
ngan
4
8,0
00
,00
0
76
8,0
00
0
0
2
,40
0,0
00
0
3
,16
8,0
00
4
4,8
32
,00
0
79
80
Lam
pir
an 5
. P
engel
uar
an U
nit
Usa
ha
di
Gunun
g P
anan
jakan
Per
Tah
un
(L
anju
tan)
No
Je
nis
unit
usa
ha
I B
1
B2
B3
B4
B5
To
tal
pen
gel
uar
an
(g)(
g=
b+
c+d
+e+
f)
Pen
dap
atan
(h)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(h=
a-g)
T
ota
l
12
7,6
80
,00
0
12
,468
,00
0
0
13
,200
,00
0
7,8
00,0
00
2
,70
0,0
00
3
6,1
68
,00
0
91
,512
,00
0
Rat
a-ra
ta
3
1,9
20
,00
0
3,1
17,0
00
0
3
,30
0,0
00
1
,95
0,0
00
6
75
,00
0
9,0
42,0
00
2
2,8
78
,00
0
36
Pem
and
u w
isat
a
4
8,0
00
,00
0
8,6
40,0
00
0
0
4
80
,00
0
0
9,1
20,0
00
3
8,8
80
,00
0
37
Pem
and
u w
isat
a
12
4,8
00
,00
0
1,2
00,0
00
0
0
2
,88
0,0
00
0
4
,08
0,0
00
1
20
,72
0,0
00
38
Pem
and
u w
isat
a
12
4,8
00
,00
0
10
,440
,00
0
0
0
3,6
00,0
00
0
1
4,0
40
,00
0
11
0,7
60
,00
0
T
ota
l
29
7,6
00
,00
0
20
,280
,00
0
0
0
6,9
60,0
00
0
2
7,2
40
,00
0
27
0,3
60
,00
0
Rat
a-ra
ta
9
9,2
00
,00
0
6,7
60,0
00
0
0
2
,32
0,0
00
0
9
,08
0,0
00
9
0,1
20
,00
0
K
eter
angan
: I
= P
ener
imaa
n
B
1=
Tra
nsp
ort
asi
ke
kaw
asan
B
2=
Lis
trik
di
kaw
asan
B
3=
Bar
ang d
agan
gan
B4=
Konsu
msi
di
kaw
asan
B
5=
Gas
LP
J
80
81
Lam
pir
an 6
. R
ata-
Ra t
a P
engel
uar
an U
nit
Usa
ha
di
Kaw
asan
Gunun
g P
anan
jakan
Per
Tah
un
Ket
eran
gan
P
enyew
aan j
ip
Oje
k
Mak
anan
-
cind
eram
ata
Cin
der
am
ata
Aso
ngan
P
emand
u
wis
ata
(Rp
) (R
p)
(Rp
) (R
p)
(Rp
) (R
p)
(1)
Pen
gel
uar
an d
i d
alam
kaw
asan
Tra
nsp
ort
asi
9,0
82,6
67
3
,29
5,2
00
3
,34
6,9
09
3
,06
0,0
00
3
,11
7,0
00
6
,76
0,0
00
Bar
ang d
agan
gan
0
0
3
2,9
45
,45
5
6,0
00,0
00
3
,30
0,0
00
0
Ko
nsu
msi
2
,82
6,6
67
4
,46
4,0
00
1
,81
6,3
64
0
1
,95
0,0
00
2
,32
0,0
00
Gas
LP
G
0
0
1,7
18,1
82
0
6
75
,00
0
0
To
tal
(a)
11
,909
,33
3
7,7
59,2
00
3
8,1
08
,72
7
9,0
60,0
00
8
,36
7,0
00
9
,08
0,0
00
Jum
lah U
nit
usa
ha(
b)
13
6
95
20
1
50
10
To
tal
Pen
gel
uar
an d
i k
aw
asan (
c=a*
b)
1,6
19,6
69
,333
7
37
,12
4,0
00
7
62
,17
4,5
45
9
,06
0,0
00
4
18
,35
0,0
00
9
0,8
00
,00
0
(2)
Pen
gel
uar
an d
i lu
ar k
aw
asan
Lis
trik
0
0
4
69
,09
1
96
0,0
00
0
0
To
tal
pen
gel
uar
an d
i lu
ar k
aw
asan
(e=
d*b
) 0
0
9
,38
1,8
18
9
60
,00
0
0
0
81
69
Lampiran 7. Pendapatan Tenaga Kerja di Gunung Pananjakan Per Tahun
No Pekerjaan Pendapatan per tahun
1 Tenaga pembantu tiket masuk 7,200,000
2 Tenaga pembantu tiket masuk 6,000,000
3 Tenaga pembantu tiket masuk 7,200,000
4 Tenaga pembantu tiket masuk 7,200,000
Rata-rata 6,900,000
5 Tenaga upah 18,000,000
6 Tenaga upah 20,400,000
Rata-rata 19,200,000
7 Petugas kebersihan 6,000,000
8 Petugas kebersihan 7,200,000
9 Petugas kebersihan 25,200,000
10 Petugas kebersihan 14,400,000
11 Petugas kebersihan 24,000,000
Rata-rata 15,360,000
12 Penjaga musholah BSM 18,000,000
13 Penjaga musholah BSM 2,880,000
14 Penjaga musholah BSM 18,000,000
Rata-rata 12,960,000
15 Supir jip 14,400,000
16 Supir jip 46,800,000
17 Supir jip 28,800,000
18 Supir jip 2,400,000
19 Supir jip 4,800,000
20 Supir jip 6,000,000
21 Supir jip 4,800,000
22 Supir jip 9,600,000
Rata-rata 14,700,000
23 Penjaga toilet 11,448,000
24 Penjaga kios 55,200,000
25 Penjaga kios 32,400,000
Rata-rata 43,800,000
26 Penjaga kendaraan 27,600,000
27 Koordinator jip 9,600,000
28 Koordinator jip 9,600,000
Rata-rata 9,600,000
82
69
Lam
pir
an 8
Pen
gel
uar
an T
enag
a K
erja
Lok
al d
i K
awas
an d
an d
i L
uar
Kaw
asan
Gunun
g P
anan
jakan
Per
Tah
un
No
T
enag
a ker
ja
Pen
gel
uar
an d
i lu
ar k
aw
asan
P
engel
uar
an d
i d
alam
kaw
asan (
Rp
) T
ota
l kes
eluru
han
(R
p)
B1
B2
B3
B4
1
Ten
aga
pem
ban
tu T
iket
mas
uk
2
16
,00
0
42
0,0
00
3
,36
0,0
00
1
9,4
40
,00
0
23
,436
,00
0
2
Ten
aga
pem
ban
tu T
iket
mas
uk
4
80
,00
0
1,8
00,0
00
3
,60
0,0
00
1
9,6
80
,00
0
25
,560
,00
0
3
Ten
aga
pem
ban
tu T
iket
mas
uk
1
20
,00
0
0
1,4
40,0
00
6
,36
0,0
00
7
,92
0,0
00
4
Ten
aga
pem
ban
tu T
iket
mas
uk
3
60
,00
0
0
2,0
40,0
00
1
4,8
80
,00
0
17
,280
,00
0
R
ata-
rata
to
tal
kes
eluru
han
2
94
,00
0
55
5,0
00
2
,61
0,0
00
1
5,0
90
,00
0
18
,549
,00
0
Pro
po
rsi
1.5
8
2.9
9
14
.07
81
.35
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 1
.58
9
8.4
2
5
Ten
aga
up
ah
48
0,0
00
0
2
,24
4,0
00
1
3,4
40
,00
0
16
,164
,00
0
6
Ten
aga
up
ah
75
,000
7
,20
0,0
00
1
,53
0,0
00
1
0,8
60
,00
0
19
,665
,00
0
R
ata-
rata
to
tal
kes
eluru
han
2
77
,50
0
3,6
00,0
00
1
,88
7,0
00
1
2,1
50
,00
0
17
,914
,50
0
Pro
po
rsi
1.5
5
20
.10
10
.53
67
.82
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 1
.55
9
8.4
5
7
Pet
ugas
keb
ersi
han
4
20
,00
0
0
1,0
20,0
00
8
,28
0,0
00
9
,72
0,0
00
8
Pet
ugas
keb
ersi
han
4
80
,00
0
0
1,2
24,0
00
9
,36
0,0
00
1
1,0
64
,00
0
9
Pet
ugas
keb
ersi
han
3
60
,00
0
0
40
8,0
00
1
0,2
00
,00
0
10
,968
,00
0
10
Pet
ugas
keb
ersi
han
2
40
,00
0
0
71
4,0
00
6
,42
0,0
00
7
,37
4,0
00
11
Pet
ugas
keb
ersi
han
3
60
,00
0
0
1,0
20,0
00
1
2,3
60
,00
0
13
,740
,00
0
R
ata-
rata
to
tal
kes
eluru
han
3
72
,00
0
0
87
7,2
00
9
,32
4,0
00
1
0,5
73
,20
0
Pro
po
rsi
3.5
2
0.0
0
8.3
0
88
.19
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 3
.52
9
6.4
8
12
Pen
jaga
mu
sho
lah B
SM
3
60
,00
0
4,3
20,0
00
2
40
,00
0
3,1
20,0
00
8
,04
0,0
00
13
Pen
jaga
mu
sho
lah B
SM
3
60
,00
0
0
81
6,0
00
8
,16
0,0
00
9
,33
6,0
00
83
84
Lam
pir
an 8
Pen
gel
uar
an T
enag
a K
erja
Lok
al P
erb
ula
n d
i K
awas
an d
an d
i L
uar
Kaw
asan
Gunun
g P
anan
jakan
Per
Tah
un (
Lan
juta
n)
No
T
enag
a ker
ja
Pen
gel
uar
an d
i lu
ar k
aw
asan
P
engel
uar
an d
i d
alam
kaw
asan (
Rp
) T
ota
l kes
eluru
han
(R
p)
B1
B2
B3
B4
14
Pen
jaga
mu
sho
lah B
SM
2
40
,00
0
0
3,0
60,0
00
1
8,0
00
,00
0
21
,300
,00
0
R
ata-
rata
to
tal
kes
eluru
han
3
20
,00
0
1,4
40,0
00
1
,37
2,0
00
9
,76
0,0
00
1
2,8
92
,00
0
Pro
po
rsi
2.4
8
11
.17
10
.64
75
.71
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 2
.48
9
7.5
2
15
Sup
ir j
ip
24
0,0
00
0
0
1
9,9
20
,00
0
20
,160
,00
0
16
Sup
ir j
ip
60
0,0
00
0
0
1
5,4
80
,00
0
16
,080
,00
0
17
Sup
ir j
ip
1,2
00,0
00
6
00
,00
0
0
12
,288
,00
0
14
,088
,00
0
18
Sup
ir j
ip
36
0,0
00
0
0
3
,00
0,0
00
3
,36
0,0
00
19
Sup
ir j
ip
36
0,0
00
0
0
9
,60
0,0
00
9
,96
0,0
00
20
Sup
ir j
ip
1,0
80,0
00
4
80
,00
0
0
23
,400
,00
0
24
,960
,00
0
21
Sup
ir j
ip
24
0,0
00
0
0
5
,34
0,0
00
5
,58
0,0
00
22
Sup
ir j
ip
48
0,0
00
0
0
1
0,0
80
,00
0
10
,560
,00
0
R
ata-
rata
to
tal
kes
eluru
han
5
70
,00
0
13
5,0
00
0
1
2,3
88
,50
0
13
,093
,50
0
Pro
po
rsi
4.3
5
1.0
3
0.0
0
94
.62
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 4
.35
9
5.6
5
23
Pen
jaga
toil
et
60
0,0
00
0
2
,88
0,0
00
9
,48
0,0
00
1
2,9
60
,00
0
P
rop
ors
i 4
.63
0.0
0
22
.22
73
.15
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 4
.63
9
5.3
7
24
Pen
jaga
kio
s
18
0,0
00
0
3
,06
0,0
00
3
,60
0,0
00
6
,84
0,0
00
25
Pen
jaga
kio
s
24
0,0
00
4
,80
0,0
00
2
,88
0,0
00
1
1,2
80
,00
0
19
,200
,00
0
R
ata-
rata
to
tal
kes
eluru
han
2
10
,00
0
2,4
00,0
00
2
,97
0,0
00
7
,44
0,0
00
1
3,0
20
,00
0
Pro
po
rsi
1.6
1
18
.43
22
.81
57
.14
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 2
.63
9
9
26
Pen
jaga
ken
dar
aan
3
60
,00
0
18
0,0
00
3
,06
0,0
00
2
8,8
00
,00
0
32
,400
,00
0
84
85
Lam
pir
an 8
Pen
gel
uar
an T
enag
a K
erja
Lok
al P
erb
ula
n d
i K
awas
an d
an d
i L
uar
Kaw
asan
Gunun
g P
anan
jakan
Per
Tah
un (
Lan
juta
n)
No
T
enag
a ker
ja
Pen
gel
uar
an d
i lu
ar k
aw
asan
P
engel
uar
an d
i d
alam
kaw
asan (
Rp
) T
ota
l kes
eluru
han
(R
p)
B1
B2
B3
B4
P
rop
ors
i 1
.11
0.5
6
9.4
4
88
.89
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 1
.11
98
.89
27
Ko
ord
inat
or
jip
6
00
,00
0
0
28
8,0
00
1
8,0
00
,00
0
18
,888
,00
0
28
Ko
ord
inat
or
jip
3
60
,00
0
0
81
6,0
00
1
1,0
40
,00
0
12
,216
,00
0
R
ata-
rata
to
tal
kes
eluru
han
4
80
,00
0
0
55
2,0
00
1
4,5
20
,00
0
15
,552
,00
0
Pro
po
rsi
3.0
9
0.0
0
3.5
5
93
.36
10
0.0
0
To
tal
Pro
po
rsi
(10
0%
) 3
.09
96
.91
Ket
eran
gan
: B
1=
Lis
trik
B2=
Sek
ola
h a
nak
B
3=
Tra
sport
asi
ke
kaw
asan
B4=
Konsu
msi
di
dal
am k
awas
an
85
76
Lampiran 9. Perhitungan Efek Pengganda
Kriteria:
Kriteria Nilai
Pengeluaran wisatawan di kawasan wisata (E) 14,194,309,879
Dampak langsung (D) 9,067,245,455
Dampak tidak langsung (N) 4,558,753,879
Dampak lanjutan (U) 789,011,528
Perhitungan:
a. Keynesian Income Multiplier =
=
= 1.02
b. Ratio Income Multiplier Tipe I =
=
= 1.50
c. Ratio Income Multiplier Tipe II =
=
= 1.59
86
Lampiran 10. Perhitungan Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan
I. Daya Dukung View Point
a. Puncak Gunung Pananjakan
1. Pelataran Utama
Daya dukung kawasan/hari =
=
= 628 orang
2. Pelataran Pendukung I
Daya dukung kawasan/hari =
=
= 18 orang
3. Pelataran Pendukung II
Daya dukung kawasan/hari =
=
= 32 orang
4. Daya Dukung Kawasan Gunung Pananjakan = 628 + 18 + 32
= 678 orang
b. Bukit Setia
1. Pelataran Utama
Daya dukung kawasan/hari =
87
=
= 240 orang
2. Pelataran Pendukung
Daya dukung kawasan/hari =
=
= 111 orang
3. Daya Dukung Bukit Setia = 240 + 111
= 351 orang
c. Bukit Cinta
Daya dukung kawasan/hari =
=
= 250 orang
d. Daya Dukung view point Gunung Pananjakan = 678 + 351 + 250
= 1,279 orang
II. Daya Dukung Lahan Parkir
a. Parkiran Pananjakan 1
DDK jip =
=
88
= 133 jip
b. Parkiran Bukit Setia
DDK jip =
=
= 44 jip
c. Parkiran Bukit Cinta
DDK jip =
=
= 44 jip
d. Daya Dukung Lahan Parkir = 133 + 44 + 44 = 221 jip
89
Lam
pir
an 1
1. P
erban
din
gan
Dam
pak
Ekonom
i G
unung P
anan
jakan
S
aat
Kondis
i T
anpa
Adan
ya
DD
K d
an S
esuai
Den
gan
DD
K
P
erban
din
gan
nil
ai d
amp
ak e
konom
i la
ngsu
ng,
tidak
lan
gsu
ng d
an l
anju
tan d
alam
dua
kondis
i kri
teri
a, y
aitu
saa
t ra
ta-r
ata
jum
lah
pen
gunju
ng
per
ta
hun
tanpa
adan
ya
daya
duku
ng
kaw
asan
dan
sa
at
sesu
ai
daya
dukun
g
kaw
asan
. B
erik
ut
adal
ah
tabel
dat
a has
il
per
hit
ungan
:
Per
senta
se p
enuru
nan
=
=
=
3%
Tab
el D
ampak
ekonom
i la
ngsu
ng G
unun
g P
anan
jakan
Tah
un 2
014
Unit
Usa
ha
Res
po
nd
en
Jum
lah
Po
pula
si
Rat
a-R
ata
Pen
dap
atan
Per
Bula
n
Dam
pak
Eko
no
mi
Lang
sun
g T
anp
a
DD
K
(Rp
)
Dam
pak
eko
no
mi
lang
sun
g s
esu
ai D
DK
(Rp
)
Pen
dap
atan
(Rp
)
Pro
po
rsi
(%)
(a)
(b)
(c)
(e=
(c/d
)*1
00
) (f
=b
*c)
g=
f-(f
*3
%)
Pen
yew
aan j
ip
9
13
6
28
,624
,00
0
10
.72
3,8
92,8
64
,000
3
,77
6,0
78
,080
Oje
k
10
95
16
,360
,80
0
6.1
3
1,5
54,2
76
,000
1
,50
7,6
47
,720
War
ung m
akan
an d
an
cind
eram
ata
11
20
77
,151
,27
3
28
.88
1,5
43,0
25
,455
1
,49
6,7
34
,691
War
ung c
ind
eram
ata
1
1
31
,980
,00
0
11
.97
31
,980
,00
0
31
,020
,60
0
Aso
ngan
4
5
0
22
,878
,00
0
8.5
6
1,1
43,9
00
,000
1
,10
9,5
83
,000
Pem
and
u w
isat
a
3
10
90
,120
,00
0
33
.74
90
1,2
00
,00
0
87
4,1
64
,00
0
To
tal
Kes
eluru
han (
d)
26
7,1
14
,07
3
10
0.0
0
9,0
67,2
45
,455
8
,79
5,2
28
,091
Su
mb
er:
Dat
a P
rim
er (
20
16
)
90
85
Tab
el D
ampak
ekonom
i ti
dak
lan
gsu
ng G
unun
g P
anan
jakan
Tah
un 2
014
Jen
is
ten
aga
ker
ja
Jum
lah
ten
aga
ker
ja
(ora
ng)
Pen
dap
atan
ten
aga
ker
ja
(Rp
)
To
tal
pen
dap
atan
ten
agak
erja
(Rp
)
Pen
gel
uar
an u
nit
usa
ha
dik
awas
an
wis
ata
(Rp
)
Dam
pak
eko
no
mi
tid
ak
lan
gsu
ng t
anp
a D
DK
(Rp
)
Dam
pak
eko
no
mi
tid
ak
lan
gsu
ng s
eusa
i D
DK
(Rp
)
(a)
(b)
(c)=
(a*b
) (d
) (e
)=(c
+d
) f=
e-(e
*3
%)
Pen
jaga
Kio
s m
akan
an d
an
cin
der
amat
a
5
43
,800
,00
0
21
9,0
00
,000
7
62,1
74
,545
98
1,1
74
,545
95
1,7
39
,30
9
War
un
g c
ind
eram
ata
0
0
0
9,0
60
,000
9,0
60
,000
8,7
88,2
00
Su
pir
jip
2
0
14
,700
,00
0
29
4,0
00
,000
1,6
19
,669
,333
1,9
13
,669
,333
1
,85
6,2
59
,253
Oje
k
0
0
0
73
7,1
24
,000
73
7,1
24
,000
71
5,0
10
,28
0
Pet
ugas
keb
ersi
han
5
1
5,3
60
,00
0
76
,800
,00
0
0
76
,800
,00
0
76
,800
,00
0
Ten
aga
pem
ban
tu
4
6,9
00
,000
27
,600
,00
0
0
27
,600
,00
0
27
,600
,00
0
Ten
aga
up
ah
2
19
,200
,00
0
38
,400
,00
0
0
38
,400
,00
0
38
,400
,00
0
Pen
jaga
mu
sho
lah
3
12
,960
,00
0
38
,880
,00
0
0
38
,880
,00
0
38
,880
,00
0
Pen
jaga
toil
et
2
11
,448
,00
0
22
,896
,00
0
0
22
,896
,00
0
22
,896
,00
0
Pen
jaga
ken
dar
aan
6
2
7,6
00
,00
0
16
5,6
00
,000
0
1
65,6
00
,000
16
0,6
32
,00
0
Pet
ugas
ko
ord
inat
or
jip
4
9,6
00
,000
38
,400
,00
0
0
38
,400
,00
0
37
,248
,00
0
Pet
ugas
pem
and
u w
isat
a 0
0
0
9
0,8
00
,00
0
90
,800
,00
0
88
,076
,00
0
Pen
jaga
aso
ngan
0
0
0
4
18,3
50
,000
41
8,3
50
,000
40
5,7
99
,50
0
To
tal
4,5
58
,753
,878
4
,42
8,1
28
,542
Su
mb
er:
Dat
a P
rim
er (
20
16
)
91
86
Tab
el D
ampak
ekonom
i la
nju
tan G
unun
g P
anan
jakan
Tah
un 2
014
Ten
aga
ker
ja
Jum
lah t
enaga
ker
ja
To
tal
pen
gel
uar
an
rata
-rat
a
Pro
po
rsi
pen
gel
uar
an
di
dal
am k
aw
asan
Dam
pak
eko
no
mi
lanju
tan t
anp
a D
DK
Dam
pak
eko
no
mi
lanju
tan
sesu
ai D
DK
(a)
(b)
(c)
(d=
a*b
*c)
e=
d-(
d*3
%)
Pen
jaga
toko
5
1
3,0
20
,00
0
98
.39
64
,051
,89
0
62
,130
,33
3
Sup
ir j
ip
20
13
,093
,50
0
95
.65
25
0,4
78
,65
5
24
2,9
64
,29
5
Ten
aga
pem
ban
tu
4
18
,549
,00
0
98
.42
73
,023
,70
3
73
,023
,70
3
Pet
ugas
keb
ersi
han
5
1
0,5
73
,20
0
96
.48
51
,005
,11
7
51
,005
,11
7
Ten
aga
up
ah
2
17
,914
,50
0
98
.45
35
,273
,65
1
35
,273
,65
1
Pen
jaga
mu
sho
lah
3
1
2,8
92
,00
0
97
.52
37
,716
,83
5
37
,716
,83
5
Pen
jaga
toil
et
2
12
,960
,00
0
95
.37
24
,719
,90
4
23
,978
,30
7
Pen
jaga
ken
dar
aan
6
3
2,4
00
,00
0
99
19
2,4
56
,00
0
18
6,6
82
,32
0
Ko
ord
inat
or
jip
4
1
5,5
52
,00
0
96
.91
60
,285
,77
3
58
,477
,20
0
To
tal
7
89
,01
1,5
28
7
71
,25
1,7
61
Su
mb
er:
Dat
a P
rim
er (
20
16
)
Tab
el p
engel
uar
an P
engu
nju
ng T
ahun 2
014
K
rite
ria
Nil
ai
To
tal
Pen
gel
uar
an d
i k
aw
asan (
a)
1
3,4
74
,06
5,9
15
To
tal
Pen
gel
uar
an P
eng
unju
ng t
anp
a D
DK
(b
=p
erse
nte
se p
enin
gkat
an j
um
lah w
isat
aw
an (
37
%)*
a)
19
,502
,74
9,7
62
To
tal
Pen
gel
uar
an P
eng
unju
ng s
esuai
DD
K (
c=p
erse
nta
se p
enin
gkat
an j
um
lah w
isat
aw
an (
35
%)*
a)
1
9,2
10
,235
,23
8
92
Tabel Hasil analisis dampak ekonomi Gunung Pananjakan Tahun 2014 kondisi
tanpa DDK dan sesuai DDK Kriteria Nilai
Tanpa DDK Sesuai DDK
Pengeluaran wisatawan di kawasan
wisata (E)
19,502,749,762 19,210,235,238
Dampak langsung (D) 9,067,245,455 8,795,228,091
Dampak tidak langsung (N) 4,558,753,878 4,428,128,542
Dampak lanjutan (U) 789,011,528 771,251,761
Sumber: Data Primer (2016)
Perhitungan nilai pengganda Tahun 2014 tanpa DDK dan sesuai DDK:
1. Tanpa DDK
Keynesian Income Multiplier
=
=
= 0.74
2. Sesuai DDK
Keynesian Income Multiplier
=
=
= 0.73
Persentase penurunan =
=
=0.01 atau 1%
93
Lam
pir
an 1
3. P
erban
din
gan
Dam
pak
Ekonom
i G
unung P
anan
jakan
Saa
t K
ondis
i P
eak
Sea
son
Dan
Kond
isi
Ses
uai
Den
gan
DD
K
D
aya
dukun
g k
awas
an y
ang d
igun
akan
dal
am p
erhit
ungan
ini
adaa
h d
aya
dukung k
awas
an p
er h
ari,
beg
itu p
ula
den
gan
har
i pea
k
seas
onn
ya.
Per
senta
se p
enin
gk
atan
=
=
=
89%
Per
senta
se p
enuru
nan
=
=
=
26
%
Tab
el D
ampak
ekono
mi
langsu
ng G
unun
g P
anan
jakan
Tah
un 2
014
saa
t kondis
i pe a
k se
aso
n d
an se
suai
DD
K
Unit
Usa
ha
Res
po
nd
en
Jum
lah
Po
pula
si
(ora
ng)
Rat
a-R
ata
Pen
dap
atan
Per
har
i D
am
pak
Eko
no
mi
Lang
sun
g T
anp
a
DD
K (
Rp
)
Dam
pak
eko
no
mi
lang
sun
g s
aat
pea
k
sea
son
DD
K
(R
p)
Dam
pak
eko
no
mi
lang
sun
g s
esu
ai D
DK
(Rp
)
Pen
dap
atan
(Rp
)
Pro
po
rsi
(%)
(a)
(b)
(c)
(e=
(c/d
)*1
00
) (f
=b
*c)
(g
=f+
(f*8
9%
))
(h=
g-(
g*2
6%
))
Pen
yew
aan j
ip
9
13
6
78
,422
10
.72
1
0,6
65
,38
1
20
,157
,57
0
14
,916
,60
2
Oje
k
10
95
44
,824
6.1
3
4,2
58,2
90
8
,04
8,1
69
5
,95
5,6
45
War
ung m
akan
an d
an
cind
eram
ata
11
20
21
1,3
73
28
.88
4
,22
7,4
67
7
,98
9,9
13
5
,91
2,5
35
War
ung c
ind
eram
ata
1
1
87
,616
11
.97
8
7,6
16
16
5,5
95
1
22
,54
0
Aso
ngan
4
5
0
62
,679
8.5
6
3,1
33,9
73
5
,92
3,2
08
4
,38
3,1
74
Pem
and
u w
isat
a
3
10
24
6,9
04
33
.74
2
,46
9,0
41
4
,66
6,4
88
3
,45
3,2
01
To
tal
kes
eluru
han
(d
)
7
31
,81
9
10
0.0
0
24
,841
,76
8
46
,950
,94
2
34
,743
,69
7
Su
mb
er:
Dat
a P
rim
er (
20
16
)
8
94
85
Tab
el D
ampak
ekonom
i ti
dak
lan
gsu
ng G
unun
g P
anan
jakan
Tah
un 2
014
saa
t kondis
i pe a
k se
aso
n d
an se
suai
DD
K
Jenis
ten
aga
ker
ja
Jum
lah
tenag
a
ker
ja
(ora
ng)
Pen
dap
atan
tenag
a
ker
ja
(Rp
)
To
tal
pen
dap
atan
tenag
aker
ja
(Rp
)
Pen
gel
uar
an
Unit
Usa
ha
Dik
aw
asa
n
Wis
ata
(Rp
)
Dam
pak
eko
no
mi
Tid
ak l
angsu
ng t
anp
a
DD
K
(Rp
)
Dam
pak
eko
no
mi
tid
ak l
angsu
ng s
aat
pea
k se
aso
n D
DK
(R
p)
Dam
pak
eko
no
mi
tid
ak
lang
sun
g s
esu
ai D
DK
(Rp
)
(a)
(b)
(c)=
(a*b
) (d
) (e
)=(c
+d
) (f
=e+
(e*8
5%
))
(g=
f-(f
*2
6%
))
Pen
jaga
Kio
s m
akanan d
an
cind
eram
ata
5
12
0,0
00
60
0,0
00
2,0
88,1
49
2
,68
8,1
49
5
,08
0,6
02
3
,75
9,6
46
War
ung c
ind
eram
ata
0
0
0
24
,822
2
4,8
22
46
,913
3
4,7
16
Sup
ir j
ip
20
40
,274
80
5,4
79
4,4
37,4
50
5
,24
2,9
30
9
,90
9,1
37
7
,33
2,7
61
Oje
k
0
0
0
2,0
19,5
18
2
,01
9,5
18
3,8
16,8
89
2
,82
4,4
98
Pet
ugas
keb
ersi
han
5
4
2,0
82
21
0,4
11
0
21
0,4
11
21
0,4
11
2
10
,44
1
Ten
aga
pem
ban
tu
4
18
,904
75
,616
0
75
,616
75
,616
7
5,6
16
Ten
aga
up
ah
2
52
,603
10
5,2
05
0
10
5,2
05
10
5,2
05
1
05
,20
5
Pen
jaga
mu
sho
lah
3
3
5,5
07
10
6,5
21
0
10
6,5
21
10
6,5
21
1
06
,52
1
Pen
jaga
toil
et
2
31
,364
62
,729
0
62
,729
62
,729
4
6,4
19
Pen
jaga
ken
dar
aan
6
7
5,6
16
45
3,6
99
0
45
3,6
99
85
7,4
90
6
34
,54
3
Pet
ugas
ko
ord
inat
or
jip
4
2
6,3
01
10
5,2
05
0
10
5,2
05
19
8,8
38
1
47
,14
0
Pet
ugas
pem
and
u w
isat
a
0
0
0
24
8,7
67
2
48
,76
7
47
0,1
70
3
47
,92
6
Pen
jaga
aso
ngan
0
0
0
1
,14
6,1
64
1
,14
6,1
64
2
,16
6,2
51
1
,60
3,0
26
To
tal
12
,489
,73
7
23
,106
,77
3
17
,228
,42
8
Su
mb
er:
Dat
a P
rim
er (
20
16
)
95
86
Tab
el D
ampak
ekonom
i la
nju
tan
Gunun
g P
anan
jakan
Tah
un 2
014
saa
t kondis
i pe a
k se
aso
n d
an se
suai
DD
K
Ten
aga
Ker
ja
Jum
lah
tenag
a
ker
ja
To
tal
pen
gel
uar
an
rata
-rat
a
Pro
po
rsi
pen
gel
uar
an d
i
dal
am
kaw
asa
n
Dam
pak
eko
no
mi
lanju
tan t
anp
a
DD
K
Dam
pak
eko
no
mi
lan
gsu
ng
saat
pea
k se
aso
n D
DK
Dam
pak
eko
no
mi
lanju
tan
sesu
ai D
Dk
(a)
(b)
(c)
(d=
a*b
*c)
(e
=d
+(d
*8
5%
))
(f=
e-(e
*2
6%
))
Pen
jaga
toko
5
3
5,6
71
98
.39
17
5,4
85
33
1,6
66
2
45
,43
3
Sup
ir j
ip
20
35
,873
95
.65
68
6,2
43
1,2
96,9
99
9
59
,77
9
Ten
aga
pem
ban
tu
4
50
,819
98
.42
20
0,0
65
20
0,0
65
2
00
,06
5
Pet
ugas
keb
ersi
han
5
2
8,9
68
96
.48
13
9,7
40
13
9,7
40
1
39
,74
0
Ten
aga
up
ah
2
49
,081
98
.45
96
,640
96
,640
9
6,6
40
Pen
jaga
mu
sho
lah
3
3
5,3
21
97
.52
10
3,3
34
10
3,3
34
1
03
,33
4
Pen
jaga
toil
et
2
35
,507
95
.37
67
,726
12
8,0
02
9
4,7
21
Pen
jaga
ken
dar
aan
6
8
8,7
67
99
52
7,2
77
99
6,5
53
7
37
,44
9
Ko
ord
inat
or
jip
4
4
2,6
08
96
.91
16
5,1
67
31
2,1
65
2
31
,00
2
To
tal
2
,16
1,6
75
3
,60
5,1
63
2
,80
8,1
63
Su
mb
er:
Dat
a P
rim
er (
20
16
)
Tab
el P
engel
uar
an p
engu
nju
ng T
ahun 2
014
saa
t k
ondis
i pea
k se
aso
n d
an se
suai
DD
K
K
rite
ria
Nil
ai
To
tal
Pen
gel
uar
an d
i k
aw
asan (
a)
3
6,8
23
,90
8
To
tal
Pen
gel
uar
an P
eng
unju
ng t
anp
a D
DK
(b
=p
erse
nte
se p
enin
gk
atan j
um
lah w
isat
aw
an (
89
%)*
a)
73
,499
,30
3
To
tal
Pen
gel
uar
an P
eng
unju
ng s
esuai
DD
K (
c=p
erse
nta
se p
enin
gkat
an j
um
lah w
isat
aw
an (
85
%)*
a)
7
1,9
43
,762
96
Tabel Hasil analisis dampak ekonomi Gunung Pananjakan Tahun 2014 saat
kondisi peak season dan sesuai DDK Kriteria Nilai
Peak season tanpa
DDK
Sesuai DDK
Pengeluaran wisatawan di kawasan
wisata (E)
73,499,303 71,943,762
Dampak langsung (D) 46,950,942 34,743,697
Dampak tidak langsung (N) 23,106,773 17,228,428
Dampak lanjutan (U) 3,605,163 2,808,163
Sumber: Data Primer (2016)
Perhitungan nilai pengganda Tahun 2014 saat kondisi peak season dan sesuai
DDK:
1. Tanpa DDK
Keynesian Income Multiplier
=
=
= 0.99
2. Seusai DDK
Keynesian Income Multiplier
=
=
= 0.76
Persentase penurunan
=
=
= 23%
97
Lampiran 13. Dokumentasi
Dokumentasi 1 Pedagang Asongan di
Puncak Gunung Pananjakan 1
Dokumentasi 2 Warung makan di
Puncak Gunung Pananjakan 1
Dokumentasi 3 Volunteer di Resort
Pananjakan
Dokumentasi 4 Wisatawan Gunung
Pananjakan
Dokumentasi 5 Pemandangan
matahari terbit di lokasi view point
98
76
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 09 Mei 1995 dari pasangan
Bapak Yuliadi dan Ibu Nurhayati. Penulis adalah anak pertama dari dua
bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2
Bogor pada Tahun 2012. Pada tahun yang sama yaitu Tahun 2012, penulis
diterima sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjalani pendidikan di IPB,
penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus, terlibat dalam berbagai
kepanitiaan, serta aktif mengikuti kegiatan sosial dan kepenulisan baik di dalam
maupun di luar kampus IPB.
99
Top Related