ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL...

116
ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

Transcript of ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL...

Page 1: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

69

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG

KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN

NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

HACIKA ANDJANI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 2: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

ii

Page 3: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

iii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Dampak

Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru adalah benar karya saya dengan arahan dari

komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan

tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2016

Hacika Andjani

NIM H44120073

Page 4: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

iv

Page 5: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

v

ABSTRAK

HACIKA ANDJANI. Analisis Dampak Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan

Wisata Gunung Pananjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Dibimbing

oleh METI EKAYANI dan BAHROIN IDRIS T.

Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai potensi wisata.

Banyak tempat yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan lokal maupun

mancanegara untuk datang berlibur ke Indonesia, salah satunya adalah Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Taman Nasional Bromo Tengger

Semeru merupakan salah satu objek wisata di Jawa Timur yang didalamnya

terdapat banyak obyek wisata menarik yang bisa dinikmati, seperti Wisata

Sunrise di Gunung Penanjakan. Banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung

memberikan dampak ekonomi pada masyarakat sekitar, namun hal tersebut juga

dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan akibat adanya potensi over

carrying capacity. Di sisi lain pembatasan jumlah pengunjung sesuai carrying

capacity diduga dapat menurunkan dampak ekonomi kawasan Gunung

Pananjakan. Oleh karena itu perlu dikaji dampak ekonomi dari kegiatan wisata

dan daya dukung kawasan Gunung Pananjakan terhadap kegiatan wisata, serta

pengaruh penerapan jumlah pengunjung sesuai carrying capacity terhadap

dampak ekonomi di kawasan wisata Pananjakan. Metode yang digunakan adalah

metode deskriptif, Keynesian Multiplier Effect dan analisis daya dukung kawasan.

Hasil penelitian menunjukkan Keynesian Multiplier Effect adalah lebih dari 1 atau

wisata Gunung Pananjakan telah memberikan dampak ekonomi pada masyarakat

lokal, kawasan wisata Gunung Pananjakan telah mengalami over carrying

capacity pada saat peak season, dan bila jumlah pengunjung dibatasi sesuai

dengan carrying capacity akan mengakibatkan penurunan dampak ekonomi

kawasan.

Kata kunci: dampak ekonomi, daya dukung kawasan, Gunung Pananjakan,

multiplier effect, TNBTS

Page 6: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

vi

ABSTRACT

HACIKA ANDJANI. Analysis of Economic Impact and Tourism Carrying

Capacity at Mount Pananjakan in Bromo Tengger Semeru National Park.

Supervised by METI EKAYANI and BAHROIN IDRIS T.

Indonesia is one of country which has a lot of tourism potential. Many

places are becoming an attraction for local and foreign tourists to come to

Indonesia. Bromo Tengger Semeru National Park (BTSNP) is one of the tourism

object in East Java that has many interesting attractions, such as view point for

Sunrise viewing at Mount Pananjakan. A large number of visitors has economic

impacts on local community, but it can also has negative effect for environment

due to the potential of over carrying capacity. On the other hand limiting the

number of visitors according to carrying capacity can reduce the economic

impact. Therefore, it is necessary to study the economic impact and carrying

capacity of Mount Pananjakan in tourism activities, as well as the effect of

carrying capacity to economic impact of tourism in Mount Pananjakan. The

method used were descriptive method, Keynesian Multiplier Effect and analysis

of carrying capacity. The results showed that the Keynesian Multiplier Effect is

more than 1 or Mount Pananjakan has given the economic impact to local

community, tourism area of Mount Pananjakan has already over carrying capacity

during the peak season, and when the number of visitors is restricted according to

carrying capacity will result in reduced economic impact region.

Keywords: BTSNP, carrying capacity, economic impacts, Mount Pananjakan,

multiplier effect

stakeholder

Page 7: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

vii

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG

KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN

NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU

HACIKA ANDJANI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2016

Page 8: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

viii

Page 9: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS
Page 10: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

x

Page 11: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

xi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2016 ini ialah

Analisis Dampak Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung

Pananjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Kedua orangtua tercinta yaitu Ayah Yuliadi dan Ibu Nurhayati serta adik

tercinta yaitu Ega Hakis Julian yang selalu memberikan doa, kasih sayang,

semangat, dan dukungan kepada penulis.

2. Ibu Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I atas

bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

3. Bapak Bahroin Idris Tampubolon SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing II atas

bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

4. Bapak Dr. Ir. Ahyar Ismail, M.Agr selaku dosen penguji utama atas

bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Ibu Arini Hardjanto, SE, M.Si selaku dosen penguji wakil departemen atas

bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec selaku dosen pembimbing

akademik atas bimbingan, arahan, dan waktu yang telah diberikan selama

penulis menjalankan kuliah.

7. Seluruh dosen dan staf Departemen ESL yang telah memberikan ilmu,

bantuan, dan dukungan kepada penulis selama menyelesaikan masa studi di

ESL.

8. Pihak pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Resort

Pengelolaan Taman Nasional Gunung Pananjakan, Paguyuban Jeep,

Paguyuban Ojeg, Paguyuban PKL, Desa Wonokitri, volunteer, serta

masyarakat sekitar yang telah memberikan saran dan informasi selama

pengumpulan data.

9. Rekan-rekan bimbingan skripsi yaitu Amalia, Ayu, Erlina, Fathiya, Silvia,

Nurul, dan Ade atas semangat, saran, dan bantuan selama menyelesaikan

skripsi ini.

10. Teman-teman di Departemen ESL Cipta, April, Ika, Zara dan teman-teman

ESL 49 lainnya atas kebersamaan, semangat, dan bantuannya.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi

ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pengembangan

ilmu pengetahuan.

Bogor, Agustus 2016

Hacika Andjani

Page 12: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

xii

Page 13: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

xiii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelituan .................................................................................... 6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 6

II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 7

2.1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ............................................... 7

2.2 Pariwisata ................................................................................................. 8

2.3 Dampak Ekonomi Wisata ........................................................................ 9

2.4 Pendapatan Wisata ................................................................................. 10

2.5 Daya Dukung Wisata ............................................................................. 11

2.6 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 12

III KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................ 17

IV METODE PENELITIAN........................................................................ ........ 19

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................... ........... 19

4.2 Jenis dan Sumber Data........................................................................... 19

4.3 Metode Pengambilan Sampel...................................................... .......... 19

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data........................................ .......... 21

4.4.1 Analisis Pendapatan ..................................................................... 22

4.4.2 Analisis Dampak Ekonomi Gunung Pananjakan ......................... 23

4.4.3 Analisis Daya Dukung Kawasan Gunung Pananjakan ................ 24

4.4.4 Analisis Deskriptif Pengaruh Jumlah Wisatawan Terhadap

Dampak Ekonomi ........................................................................ 25

V GAMBARAN UMUM PENELITIAN ............................................................. 27

5.1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ............................................. 27

5.2 Gunung Pananjakan ............................................................................... 29

5.2.1 Aksesibilitas ................................................................................ 30

5.2.2 Sarana Prasarana Gunung Pananjakan ........................................ 31

5.2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Wonokitri ................ 33

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 35

6.1 Karakterisik Responden ......................................................................... 35

6.1.1 Karakteristik Responden Wisatawan ........................................... 35

6.1.2 Karakteristik Responden Unit Usaha .......................................... 38

6.1.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja ....................................... 40

6.2 Analisis Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Gunung Pananjakan ....... 41

6.2.1 Dampak Ekonomi Langsung ....................................................... 43

6.2.2 Dampak Ekonomi Tidak Langsung ............................................ 45

6.2.3 Dampak Ekonomi Lanjutan.......................................... ............... 47

6.2.4 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect)..................... ............... 48

Page 14: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

xiv

6.3 Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Panajakan.................... ......... 50

6.3.1 Luas Area Wisata yang Dibutuhkan Wisatawan dan Mobi Jip . 50

6.3.2 Luas Area Wisata yang Disediakan Pihak Pengelola ................. 51

6.3.3 Daya Dukung Kawasan Gunung Pananjakan ............................. 53

6.4 Pengaruh Jumlah Pengunjung Terhadap Dampak Ekonomi ................. 57

VIII SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 61

7.1 Simpulan ............................................................................................... 61

7.2 Saran ...................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63

LAMPIRAN ......................................................................................................... 67

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. 99

Page 15: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

xv

DAFTAR TABEL

1 Perkembangan Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara dan Total

Pengeluaran Wisatawan Periode 2010-2014 ................................................... 2

2 Penelitian Terdahulu Mengenai Dampak Ekonomi Wisata ........................... 13

3 Penelitian Terdahulu Mengenai Daya Dukung Kawasan Wisata .................. 14

4 Responden Penelitian ..................................................................................... 21

5 Kebutuhan Data dan Metode Analisis ........................................................... 22

6 Tarif Tiket Masuk TNBTS ............................................................................. 28

7 Rute Menuju Gunung Pananjakan ................................................................. 31

8 Sarana dan Prasarana Gunung Pananjakan .................................................... 32

9 Karakteristik Responden Wisatawan Gunung Pananjakan Berdasarkan

Faktor Sosial Ekonomi ................................................................................... 36

10 Karakteristik Responden Wisatawan Gunung Pananjakan Berdasarkan

Karakteristik Kegiatan Wisata ...................................................................... 38

11 Karakteristik Responden Unit Usaha Gunung Pananjakan ............................ 39

12 Karakteristik Responden Tenaga Kerja di Gunung Pananjakan .................... 40

13 Proporsi Pengeluaran Rata-rata Wisatawan Gunung Pananjakan Per Tahun 42

14 Dampak Ekonomi Langsung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan

Per Tahun ....................................................................................................... 44

15 Dampak Ekonomi Tidak Langsung Kawasan Wisata Gunung

Pananjakan Per Tahun .................................................................................... 47

16 Dampak Ekonomi Lanjutan Kawasan Wisata Gunung Pananjakan Per

Tahun ............................................................................................................. 48

17 Hasil Analisis Dampak Ekonomi Gunung Pananjakan Per Tahun ................ 49

18 Nilai Efek Pengganda Gunung Pananjakan Per Tahun .................................. 50

19 Persepsi Responden Pengunjung dalam Hitungan Luas ................................ 51

20 Perhitungan Daya Dukung Kegiatan Wisata Melihat Matahari Terbit di

Gunung Pananjakan ........................................................................................ 54

21 Perbandingan DDK Gunung Pananjakan saat low season dan peak

season Tahun 2014 ........................................................................................ 55

22 Jumlah Wisatawan Gunung Pananjakan Saat Peak Season Tahun 2014........ 56

23 Jumlah Wisatawan Tahun 2014 Saat Kondisi Tanpa DDK dan Sesuai

DDK ............................................................................................................... 59

24 Perhitungan Multiplier Effect Gunung Pananjakan Tahun 2014 ................... 60

25 Perhitungan Multiplier Effect Gunung Pananjakan Tahun 2014 Saat

Peak Season ................................................................................................... 60

Page 16: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

xvi

DAFTAR GAMBAR

1 Grafik Jumlah Pengunjung Gunung Pananjakan Melalui Pintu Masuk

Desa Wonokitri, Periode Tahun 2011-2015 .................................................... 4

2 Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................................... 18

3 Peta Kawasan Wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ................. 28

4 Sketsa Jalur Lokasi Pengamatan Sunrise di Gunung Pananjakan ................. 29

5 Lokasi View Point Gunung Pananjakan ........................................................ 30

6 Jenis Sarana Prasarana Gunung Pananjakan ................................................. 31

DAFTAR LAMPIRAN

1 Kuesioner Wisatawan .................................................................................... 69

2 Kuesioner Unit Usaha ................................................................................... 71

3 Kuesioner Tenaga Kerja Kunjungan ............................................................. 73

4 Proporsi Pengeluaran Pengunjung di Gunung Pananjakan Per Tahun .......... 75

5 Pengeluaran Unit Usaha di Gunung Pananjakan Per Tahun ......................... 78

6 Rata-rata Pengeluaran Unit Usaha di Kawasan Gunung Pananjakan Per

Tahun ............................................................................................................. 81

7 Pendapatan Tenaga Kerja di Gunung Pananjakan Per Tahun…........... ......... 82

8 Pengeluaran Tenaga Kerja di Luar dan di Dalam Kawasan Gunung

Pananjakan Per Tahun ................................................................................... 83

9 Perhitungan Efek Pengganda ......................................................................... 86

10 Perhitungan Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan ............... 87

11 Perbandingan Dampak Ekonomi Gunung Pananjakan Saat Kondisi

Tanpa Adanya DDK dan Sesuai dengan DDK ............................................. 90

12 Perbandingan Dampak Ekonomi Gunung Pananjakan Saat Kondisi

Peak Season dan Sesuai dengan DDK .......................................................... 94

13 Dokumentasi .................................................................................................. 98

Page 17: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

69

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Organisasi Pariwisata Dunia (UN-WTO, 2010), pariwisata

merupakan salah satu industri yang berkembang pesat di dunia. Pariwisata bahkan

menjadi sumber utama bagi pendapatan negara. Selain itu, pariwisata juga

memberikan banyak efek bagi suatu negara, seperti lapangan pekerjaan yang

dapat membantu merevitalisasi ekonomi lokal. Sektor pariwisata suatu negara

wajib dikembangkan agar negara tersebut dapat menarik minat para wisatawan

untuk berkunjung ke negara mereka.

Menurut Moli (2011) sektor pariwisata telah muncul sebagai salah satu

industri terbesar di dunia. Hal sama dikemukakan pula oleh Akinnuwesi dan

Uzoka (2009) bahwa industri pariwisata diidentifikasi sebagai salah satu sektor

yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan bisnis di negara

berkembang. Ini diakibatkan oleh semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang

berkeliling mengunjungi objek wisata yang ada di berbagai negara.

Pariwisata di masa sekarang ini telah menjadi suatu kebutuhan bagi

wisatawan domestik maupun mancanegara. Potensi ini sangat menguntungkan

bagi Indonesia, karena dengan banyaknya wisatawan maka pendapatan devisa pun

bertambah. Indonesia merupakan salah satu negara yang potensi wisatanya

diperhitungkan oleh wisatawan dunia (Internationale Tourismus Borse, 2016).

Menurut data yang diperoleh dari Travel & Tourism Competitiveness Index

(2015), Indonesia mengalami peningkatan yang sangat tinggi di bidang

pariwisata, dari sebelumnya berada pada peringkat 70 dunia, kini Indonesia telah

menjadi urutan 50 dunia. Data Pusat Kementerian Pariwisata menunjukkan pada

Tahun 2014 perjalanan wisatawan nusantara mencapai 251.2 juta perjalanan

dengan total pengeluaran wisatawan hingga Rp213.9 triliun. Kondisi ini

merupakan peningkatan yang sangat signifikan dari Tahun 2013, di mana

pengeluaran turis lokal hanya Rp177.8 triliun. Data lengkapnya dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 18: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

2

Tabel 1 Perkembangan jumlah perjalanan wisatawan Indonesia, dan total

pengeluaran wisatawan periode 2010 - 2014

Tahun Perjalanan (juta) Total pengeluaran (triliun Rp)

2010 234.3 150.4

2011 236.7 160.2

2012 245.2 172.9

2013 250.0 177.8

2014 251.2 213.9

Sumber: Pusdatin Kemenpar dan BPS (2015)

Badan Pusat Statistik (BPS) juga telah merilis data kunjungan wisatawan

mancanegara (Wisman) ke Indonesia pada Tahun 2015. Di saat pertumbuhan

ekonomi sedang sulit, angka pelancong nasional justru mengalami

peningkatan. Pada bulan Januari sampai Desember 2015, kunjungan wisman ke

Indonesia mencapai 10.3 juta orang dibandingkan dengan periode yang sama pada

tahun sebelumnya, yaitu 9.4 juta orang.

Peningkatan jumlah wisatawan terjadi dikarenakan Indonesia memiliki

berbagai macam destinasi wisata yang dapat dikujungi. Banyak tempat yang

menjadi daya tarik bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang

berlibur ke Indonesia. Berdasarkan ketetapan Kementerian Pariwisata (2015)

terdapat 10 destinasi pariwisata yang menjadi prioritas kunjungan wisatawan,

salah satunya adalah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan salah satu objek wisata di Jawa

Timur yang ramai dikunjungi baik saat liburan ataupun hari kerja karena memiliki

banyak obyek wisata menarik yang bisa dinikmati, diantaranya Wisata Gunung

Bromo , Wisata Sunrise di Gunung Penanjakan, Lautan Pasir Bromo, Savana,

Pasir Berbisik, Wisata Gunung Semeru, Air Terjun Madakaripura, Danau Ranu

Kumbolo, Danau Ranu Regulo, dan Danau Ranu Pane.

Wisata Gunung Bromo merupakan salah satu bagian dari Taman Nasional

Bromo Tengger Semeru. Gunung Bromo adalah gunung berapi yang masih aktif

dan merupakan obyek wisata yang terkenal di Jawa Timur, khususnya bagi

wisatawan mancanegara. Gunung Bromo berlokasi dan terletak di empat

kabupaten pemerintahan Provinsi Jawa Timur, yaitu di antara Kabupaten Malang,

Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kapubaten Lumajang. Gunung

Bromo terkenal dengan keindahan pemandangan sunrise atau matahari terbitnya,

Page 19: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

3

lautan pasir berbentuk kaldera yang luas yang berada di atas gunung, serta Kawah

Gunung Bromo yang mengeluarkan asap belerang putih.

Udara segar, keindahan yang dapat dinikmati, serta manfaat dan

keuntungan lainnya yang dapat diperoleh dari Gunung Bromo menyebabkan

banyaknya jumlah wisatawan yang datang setiap tahunnya. Data Tahun 2015

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS) menyatakan

sebanyak 474,011 wisatawan domestik dan mancanegara mengunjungi obyek

wisata Gunung Bromo dan Gunung Semeru. Dari 474,011 wisatawan tersebut,

sebanyak 17,016 diantaranya adalah wisatawan mancanegara sisanya sebanyak

456,995 merupakan wisatawan domestik.

Potensi wisata TNBTS dapat memberikan pengaruh atau dampak yang

besar bagi seluruh pihak yang terlibat didalamnya. Peningkatan jumlah kunjungan

di daerah tujuan wisata secara langsung dan tidak langsung dari kegiatan wisata

dapat mendatangkan keuntungan ekonomi, khususnya bagi masyarakat lokal

(Ekayani and Nuva, 2012). Tingginya jumlah wisatawan yang datang membuat

warga sekitar Gunung Bromo memanfaatkan keadaan tersebut. Salah satunya

dengan menawarkan jasa transportasi maupun membuka unit usaha di dalam

kawasan taman nasional. Selain itu keberadaan TNBTS sebagai kawasan wisata,

mendorong terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat di sekitar TNBTS,

namun di sisi lain peningkatan jumlah pengunjung juga dikhawatirkan berpotensi

terjadinya Over Carrying Capacity (OCC), karena menurut Jurado et al. (2012)

bahwa daerah tujuan wisata yang terkenal atau ramai dikunjungi apalagi bersifat

mass tourism memiliki potensi OCC.

1.2 Rumusan Masalah

Salah satu destinasi yang banyak dikunjungi para wisatawan di Taman

Nasional Gunung Bromo adalah Gunung Pananjakan (Gambar 1). Gunung

Penanjakan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)

memiliki ketinggian sekitar 2,770 mdpl. Puncak Penanjakan 1 merupakan salah

satu lokasi view point Gunung Pananjakan yang merupakan tujuan utama bagi

para wisatawan untuk menikmati wisata matahari terbit. Biasanya wisatawan yang

berkunjung sudah berkumpul di Puncak Gunung Pananjakan 1 semenjak pukul

Page 20: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

4

03.00 pagi dikarenakan semakin mendekati waktu matahari terbit jumlah

wisatawan yang datang semakin banyak. Selain Puncak Gunung Pananjakan 1,

terdapat pula lokasi view point lain untuk melihat sunrise di kawasan Gunung

Pananjakan, yaitu Bukit Setia dan Bukit Cinta. Untuk mencapai lokasi wisata

tersebut wisatawan biasanya menyewa mobil berjenis jip atau menggunakan

sepeda motor, karena jalan yang dilalui cukup jauh dan sulit jika ditempuh dengan

berjalan kaki.

Sumber: Resort Gunung Pananjakan (2016)

Gambar 1 Grafik jumlah pengunjung Gunung Pananjakan melalui Pintu

Masuk Desa Wonokitri, periode Tahun 2011-2015

Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa kunjungan wisata kawasan Gunung

Pananjakan mengalami peningkatan dari Tahun 2011 sampai 2013, sedangkan

dari Tahun 2013 sampai 2015 mengalami penurunan. Penurunan Tahun 2013

sampai 2015 terjadi karena pada bulan Mei 2014, TNBTS mengalami perubahan

rayon dari Rayon III menjadi Rayon II yang mengakibatkan peningkatan tarif

masuk kawasan yaitu untuk wisatawan domestik tarif tiket masuk meningkat dari

Rp10,000 menjadi Rp27,500 per orang, sedangkan untuk wisatawan mancanegara

dari Rp57,000 menjadi Rp217,000 per orang.

Sektor pariwisata di TNBTS menjadi sumber penghasilan masyarakat

sekitar, khususnya masyarakat Desa Wonokitri. Desa Wonokitri merupakan desa

yang terletak berdekatan dengan Pintu Masuk Wonokitri Taman Nasional Bromo

Tengger Semeru. Banyaknya jumlah wisatawan dari tahun ke tahun membuat

masyarakat lokal memanfaatkan keadaan tersebut. Selain demi mendapatkan

keuntungan mereka juga menyediakan sarana yang mempermudah wisatawan

dalam melakukan perjalanan ke lokasi wisata. Toko cinderamata dan warung

makan mudah dijumpai di kawasan wisata Gunung Pananjakan. Selain itu

2011 2012 2013 2014 2015

Pengunjung 36,266 57,433 137,573 123,559 101,322

0

50,000

100,000

150,000

Ju

mla

h P

eng

un

jun

g

Page 21: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

5

terdapat pula penyewaan mobil jip sebagai sarana transportasi yang harus

digunakan wisatawan ketika hendak mengunjungi Gunung Pananjakan.

Berdasarkan peraturan BBTNBTS yang dikeluarkan pada tanggal 31 Maret 2010,

No: PG.234/21/BT-1/2010 menyatakan bahwa mulai tanggal 01 Oktober 2010,

hanya mobil Jeep Hardtop 4X4 WD yang boleh memasuki kawasan Gunung

Bromo, sehingga mobil pribadi selain kendaraan yang telah ditetapkan tersebut

tidak diperbolehkan lagi memasuki kawasan.

Banyaknya jumlah wisatawan yang datang tidak hanya memberikan

dampak ekonomi saja tetapi juga dikhawatirkan dapat menyebabkan munculnya

potensi over carrying capacity atau berlebihnya kapasitas daya dukung kawasan

wisata Gunung Pananjakan sebagai area wisata. Hal tersebut dapat memberikan

dampak negatif terhadap lingkungan dan kelestarian Gunung Pananjakan,

diantaranya seperti terancamnya kelestarian flora yang tumbuh di dalam kawasan,

berkurangnya keindahan dari Gunung Pananjakan, dan meningkatnya polusi udara

akibat kendaraan bermotor yang digunakan para pengunjung, baik dari mobil jip

maupun motor yang memasuki kawasan Gunung Pananjakan. Jika hal tersebut

tidak segera diatasi dapat berpotensi rusaknya alam dan lingkungan pariwisata

yang dikhawatirkan berdampak pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan,

penurunan kualitas lingkungan, dan penurunan nilai estetika kawasan wisata

tersebut. Akan tetapi di sisi lain, pembatasan maksimum pengunjung berdasarkan

daya dukung kawasan Gunung Pananjakan dapat pula memberikan pengaruh

terhadap penerimaan unit usaha dan tenaga kerja yang melakukan aktivitas

ekonomi di dalam kawasan wisata, yang dapat berdampak pada perekonomian

mereka. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang

dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak ekonomi yang timbul dari adanya kegiatan wisata di

kawasan Gunung Pananjakaan, TNBTS?

2. Berapa kapasitas daya dukung kawasan yang dimiliki Gunung Pananjakan

terhadap kegiatan wisata?

3. Bagaimana pengaruh pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung

kawasan terhadap dampak ekonomi di kawasan wisata Gunung Pananjakan,

TNBTS?

Page 22: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

6

1.3 Tujuan Penelitian

Merujuk dari rumusan masalah di atas, maka secara umum tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penurunan jumlah wisatawan

akibat daya dukung kawasan terhadap dampak ekonomi kawasan wisata Gunung

Pananjakan. Adapun tujuan khusus dari penelitian berdasarkan rumusan masalah

di atas adalah sebagai berikut:

1. Mengestimasi dampak ekonomi yang timbul dari adanya kegiatan wisata di

Gunung Pananjakan, TNBTS.

2. Menghitung daya dukung kapasitas kawasan Gunung Pananjakan terhadap

kegiatan wisata.

3. Menganalisis pengaruh pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung

kawasan terhadap dampak ekonomi di kawasan wisata Gunung Pananjakan,

TNBTS.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Batasan masalah diperlukan untuk mempermudah penelitian ini dan agar

lebih terarah serta berjalan dengan baik. Adapun ruang lingkup permasalahan

yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan di TNBTS, tepatnya pada kawasan kompleks Gunung

Pananjakan melewati Pintu Masuk Wonokitri.

2. Penelitian hanya dilakukan untuk mengestimasi dampak ekonomi yang

dilakukan pada penyewaan jip, toko cinderamata, ojek, pemandu wisata serta

warung makan sebagai unit usaha di Gunung Pananjakan

3. Analisis pendapatan merupakan analisis pendapatan tunai karena komponen

biaya yang digunakan hanya biaya tidak tetap (variable cost).

4. Responden wisatawan hanya wisatawan domestik yang merupakan mayoritas

pengunjung Gunung Pananjakan.

5. Pengukuran daya dukung yang dilakukan adalah daya dukung fisik dari

kawasan terhadap jumlah wisatawan dan mobil jip yang berada di dalam

kawasan wisata Gunung Pananjakan yaitu Puncak Gunung Pananjakan 1,

Bukit Setia dan Bukit Cinta.

Page 23: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

7

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Wulandari dan Sumarti (2011) di dalam penelitiannya menyatakan salah

satu tempat yang dijadikan tujuan ekowisata adalah taman nasional. Hal ini karena

taman nasional memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan berbagai daya

tarik obyek ekowisata yang sangat menarik. Taman Nasional menurut pasal 1 UU

No 5 Tahun 1990 adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian,

ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi

alam.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ditetapkan sebagai Unit

Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 1049/Kpts-II/1992

tanggal 12 November 1992. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

185/Kpts-II/1997 tanggal 31 Maret 1997 ditetapkan juga Organisasi Taman

Nasional, namun selanjutnya mengalami perubahan menjadi Balai Taman

Nasional Bromo Tengger Semeru, sesuai Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

6186/Kpts-II/2002 tanggal 10 Juni 2002.

Berdasarkan pasal 1 UU No. 5 Tahun 1990, pengelolaan kawasan TNBTS

dilakukan dengan menggunakan sistem zonasi. Kegiatan wisata terbatas dapat

dilakukan di zona rimba, kegiatan wisata alam dapat dilakukan di zona

pemanfaatan, dan kegiatan wisata religi atau sejarah dapat dilakukan di zona

religi. Sebagai kawasan konservasi, TNBTS menjadikan kegiatan wisata sebagai

sumber penerimaan utama dalam memenuhi target pendapatan. Kegiatan wisata

yang dilakukan berupa kegiatan wisata massal yang tergolong ke dalam kegiatan

wisata alam. Kegiatan wisata alam TNBTS dilaksanakan pada zona pemanfaatan,

salah satu kawasan yang dijadikan objek wisata adalah Gunung Pananjakan yang

berada di Resort Gunung Pananjakan. Kawasan wisata tersebut telah mampu

memberikan dampak ekonomi dan tambahan pendapatan bagi masyarakat sekitar.

Page 24: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

8

2.2 Pariwisata

Undang-Undang RI No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan

menyebutkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah dan pemerintah daerah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri atas dua suku kata, yaitu

pari dan wisata. Pari berarti seluruh, semua dan penuh. Wisata berarti perjalanan.

Dengan demikian pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan penuh, yaitu

berangkat dari suatu tempat, menuju dan singgah, di suatu di beberapa tempat,

dan kembali ke tempat asal semula.

Menurut Soekadijo (1997) pariwisata adalah segala kegiatan dalam

masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan. Semua kegiatan pembangunan

hotel, pemugaran cagar budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pekan

pariwisata, penyediaan angkutan dan sebagainya, semua itu dapat disebut kegiatan

pariwisata sepanjang dengan kegiatan-kegiatan itu semua diharapkan para

wisatawan akan datang.

Pariwisata merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi.

Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat

pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan,

standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya (Wahab, 1996).

Kegiatan pariwisata mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional,

sebagai contoh dengan adanya peningkatan devisa negara dari kunjungan

wisatawan asing mendorong industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-

jasa wisata untuk ikut berperan, mendorong perluasan pasar barang-barang lokal,

penyerapan tenaga kerja, dan pembangunan daerah terpencil yang memiliki daya

tarik wisata. Hal ini berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi wisata di Gunung

Pananjakan, dari adanya aliran pengeluaran pengunjung akan memberikan

dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar guna melaksanakan

pembangunan berkelanjutan.

Page 25: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

9

2.3 Dampak Ekonomi Pariwisata

Kegiatan wisata memiliki peran penting bagi perekonomian lokal, hal

tersebut terlihat dari kontribusi bagi pendapatan masyarakat (Ekayani, 2014).

Kegiatan wisata secara langsung maupun tidak langsung akan menyentuh dan

melibatkan lingkungan serta masyarakat sekitar sehingga membawa dampak

terhadapnya. Dampak yang diakibatkan terkait dengan aktivitas ekonomi

masyarakat dikenal sebagai dampak ekonomi. Dampak ekonomi wisata terhadap

ekonomi suatu wilayah dapat berupa: (1) penerimaan dari penjualan produk

wisata (tiket masuk, hotel, camping ground, restoran, atraksi, transportasi dan

retail), (2) pendapatan masyarakat, (3) peluang pekerjaan dan (4) penerimaan

pemerintah dari pajak dan retribusi (Milasari, 2010).

Wisatawan yang datang ke suatu daerah tujuan wisata merupakan sumber

pendapatan (income generator) dan alat pemerataan (redistribution of income)

bagi masyarakat lokal dan unit-unit usaha yang dikunjungi (Yoeti 2008).

Peningkatan jumlah kunjungan di daerah tujuan wisata secara langsung dan tidak

langsung dari kegiatan wisata dapat mendatangkan keuntungan ekonomi

khususnya bagi masyarakat lokal (Ekayani and Nuva, 2012). Wisatawan biasanya

mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan yang kemudian meningggalkan

tempat tersebut untuk kembali ke rumah atau negaranya (Pitana dan Diarta 2009).

Pengeluaran wisatawan tersebut memberikan dampak positif terhadap

perekonomian masyarakat lokal yang dinamakan multiplier effect.

Pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan

penjumlahan dari dampak langsung (direct effects), dampak tidak langsung

(indirect effect), (Stynes et al., 2000; Vanhove, 2005). Dampak primer atau

langsung adalah perubahan jumlah penjualan, pendapatan, pekerjaan dan

penerimaan pada usaha penerima awal pembelanjaan pengunjung, misalnya

kenaikan jumlah wisatawan yang menginap di hotel akan langsung menghasilkan

kenaikan penjualan di sektor perhotelan. Tambahan penjualan yang diterima hotel

dan perubahan pembayaran yang dilakukan hotel untuk upah dan gaji karyawan,

pajak dan kebutuhan barang dan jasa. Terdapat dua jenis pengaruh sekunder, yaitu

dampak tidak langsung dan dampak lanjutan. Dampak tidak langsung adalah

perubahan jumlah penjualan, pendapatan dan pekerjaan. Sedangkan dampak

Page 26: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

10

lanjutan adalah sejumlah pengeluaran dari beberapa tenaga kerja yang terlibat

kegiatan wisata.

Selain biaya yang dikeluarkan di dalam kawasan, terdapat juga biaya yang

dikeluarkan di luar kawasan wisata atau disebut dengan kebocoran. Kebocoran

ekonomi dari pengeluaran wisatawan dimulai sebelum wisatawan tersebut

mencapai tempat tujuan wisatanya. Kebocoran ekonomi dari pariwisata

kemungkinan dapat digambarkan sebagai total pendapatan yang gagal didapatkan

di sistem ekonomi daerah tujuan wisata, dari total pengeluaran wisatawan (Yoeti,

2008).

2.4 Pendapatan Wisata

Partisipasi langsung masyarakat dalam menyediakan barang dan jasa

kebutuhan wisata bagi pengunjung memberikan manfaat berupa penerimaan.

Penerimaan merupakan perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga

jual (Soekartawi 2006). Penerimaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

penerimaan yang diterima masyarakat yang berperan sebagai pemilik usaha

maupun tenaga kerja. Adapun penerimaan yang diterima oleh pemilik usaha

berasal dari pengeluaran belanja pengunjung terhadap konsumsi barang dan jasa

wisata seperti makanan, cinderamata, ataupun jasa angkutan jeep dan ojeg,

sedangkan penerimaan bagi tenaga kerja berupa upah yang diterima secara rutin

sesuai kesepakatan dengan pemilik usaha.

Nugroho (2002) mengemukakan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik usaha

dalam menyediakan kebutuhan barang dan jasa wisata dapat dikategorikan

berdasarkan obyek pengeluaran, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja atau

upah, biaya listrik, biaya transportasi, dan biaya retribusi. Lebih lanjut lagi,

Soekartawi (2006) mengkategorikan biaya menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap (fix

cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap adalah biaya yang

jumlahnya relatif tetap dan terus dikeluarkan meskipun produksi yang diperoleh

banyak atau sedikit, misalnya biaya sewa lahan dan pajak. Adapun biaya tidak

tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh,

misalnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Page 27: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

11

Soekartawi (2006) mengemukakan selisih antara penerimaan dan biaya

dinamakan pendapatan. Pendapatan masyarakat sekitar kemudian dikategorikan

berdasarkan kondisi di lokasi penelitian, yaitu pendapatan wisata dan pendapatan

non wisata. Pendapatan wisata merupakan pendapatan yang diperoleh dari

kegiatan wisata, sedangkan pendapatan non wisata merupakan pendapatan yang

diperoleh diluar kegiatan wisata, misalnya dari kegiatan pertanian. Penelitian yang

dilaksanakan di kawasan wisata Gunung Pananjakan bertujuan untuk

mengestimasi dampak ekonomi dengan menggunakan analisis pendapatan

terhadap pemilik dan tenaga kerja yang tergabung dalam paguyuban usaha.

Paguyuban usaha di Gunung Pananjakan memiliki peran dalam pelaksanaan

kegiatan wisata alam yang mampu memberikan dampak ekonomi.

2.5 Daya Dukung Wisata

Daya dukung kawasan wisata alam merupakan konsep dasar yang

dikembangkan untuk kegiatan pemanfaatan jasa sumberdaya alam dan lingkungan

secara lestari berdasarkan kemampuan sumberdaya alam itu sendiri dengan tujuan

untuk mengurangi atau meminimalisir kerusakan sumberdaya alam dan

lingkungannya sehingga dapat dicapai pengelolaan sumberdaya alam yang

optimal secara kuantitatif maupun kualitatif dan berkelanjutan (Davis dan Tisdell

1995; Hawkins et al., 2005). Daya dukung kawasan wisata juga merupakan

jumlah wisatawan yang secara fisik dapat diterima di dalam kawasan yang

disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan

manusia (Yulianda, 2007).

Menurut Bengen (2002), konsep daya dukung didasarkan pada pemikiran

bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan

suatu organisme. Konsep ini dikembangkan untuk mencegah kerusakan atau

degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Daya dukung dapat dibedakan atas :

1. Daya Dukung Ekologis, dinyatakan sebagai tingkat maksimum penggunaan

suatu kawasan atau ekosistem, baik berupa jumlah maupun kegiatan yang

diakomodasikan di dalamnya, sebelum terjadi suatu penurunan kualitas ekologis

kawasan atau ekosistem.

Page 28: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

12

2. Daya Dukung Fisik, merupakan jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan

yang dapat diakomodasikan dalam kawasan tanpa menyebabkan kerusakan atau

penurunan kualitas kawasan tersebut secara fisik.

3. Daya Dukung Ekonomi, merupakan tingkat produksi (skala usaha) yang

memberikan keuntungan maksimum dan ditentukan oleh tujuan usaha secara

ekonomi. Dalam hal ini digunakan parameter kelayakan usaha secara ekonomi.

4. Daya Dukung Sosial, merupakan gambaran dari persepsi seseorang dalam

menggunakan ruang pada waktu yang bersamaan, atau persepsi pemakai kawasan

terhadap kehadiran orang lain secara bersama dalam memanfaatkan suatu area

tertentu. Konsep ini berkenaan dengan tingkat kenyamanan (comfortability) dan

apresiasi pemakai kawasan karena terjadinya atau pengaruh over-crowding pada

suatu kawasan.

Hakim (2004) menyatakan bahwa, daya dukung lingkungan dapat

menurun atau rusak karena dua faktor, yakni faktor internal dan eksternal.

Kerusakan karena faktor-faktor internal sering timbul dan berasal dari alam

sendiri, seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, kebakaran alamiah, tanah

longsor serta gempa laut yang menyebabkan gelombang laut naik (tsunami) dan

badai. Sebaliknya, kerusakan karena faktor eksternal dapat terjadi karena manusia,

seperti polusi air, tanah dan udara, perusakan dan penggundulan hutan, eksploitasi

sumberdaya secara berlebihan, konversi lahan, dan sebagainya.

Pengelolaan wisata yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan

juga dapat menurunkan kualitas lingkungan dan rusaknya ekosistem yang dipakai

untuk pariwisata itu, sehingga akhirnya akan menghambat bahkan menghentikan

perkembangan pariwisata itu (Soemarwoto, 2004). Namun, di sisi lain dengan

dilakukannya pembatasan pengunjung sesuai dengan daya dukung, berpotensi

dapat mempengaruhi penerimaan masyarakat yang melakukan aktivitas ekonomi

di sekitar kawasan wisata Gunung Pananjakan.

2.6 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis

baca, diantaranya penelitian oleh Milasari (2010), Muttaqien (2011), Seetanah

Page 29: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

13

(2011), Siswantoro (2012), Isterah (2014), Meti Ekayani (2014), Norita

Vibriyanto (2015) dan Akrom Muflih (2015). Hasil penelitian tersebut dapat

dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel 2 Penelitian terdahulu mengenai dampak ekonomi wisata

No Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

1 Milasari

Analisis Dampak

Ekonomi Kegiatan

Wisata Alam (Studi

Kasus: Taman

Wisata Tirta Sanita,

Kabupaten Bogor).

Taman Wisata Tirta Sanita sebagai tempat

wisata memberikan dampak positif bagi

perekonomian masyarakat. Dampak

langsung yang diterima unit usaha yaitu

sebesar 54%, dampak tidak langsung yaitu

hanya berkisar 2%, dan dampak lanjutan

yang berupa pengeluaran tenaga kerja yaitu

sebesar 59% Adapun nilai Keynesian Income

Multiplier adalah 1.07, Ratio Income

Multiplier Tipe 1 adalah 1.22, dan Ratio

Income Multiplier Tipe 2 adalah 1.37.

2 Muttaqien Analisis Dampak

Ekonomi Kegiatan

Wisata Di Hutan

Wisata Punti Kayu

Palembang

Hasil penelitian menunjukkan dampak

ekonomi langsung sebesar 21,4%, dampak

ekonomi tidak langsung 4.96%, dampak

ekonomi lanjutan 83.5%, keynesian

multiplier 0.51%, nilai ratio income

multiplier tipe II 1.36.

3 Seetanah Assessing The

Dynamic Economic

Impact Of Tourism

For Island

Economies

Hasil dari analisis menggunakan uji panel

granger kausalitas menunjukkan bahwa

perkembangan pariwisata merupakan faktor

penting dalam menjelaskan pertumbuhan

ekonomi dari perekonomian suatu pulau.

Pariwisata menyebabkan pertumbuhan

ekonomi dan perkembangan wisata penting

dilakukan

untuk menarik wisatawan sehingga

pariwisata dan pembangunan ekonomi

saling memperkuat satu sama lain.

4 Meti

Ekayani

Wisata Alam

Sebagai Jembatan

Ekonomi dan

Ekologi di Taman

Nasional Gunung

Halimun Salak

Mayarakat sekitar taman nasional

mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan

wisata di taman nasional, tergambar dari

dampak ekonomi baik langsung, tidak

langsung ataupun lanjutan. Dengan

menggunakan analisis keynesian multiplier

effect diperoleh nilai effect engganda dari

dampak ekonomi adalah > 1 atau

berpengaruh cukup tinggi bagi perekonomian

masyarakat.

Page 30: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

14

Tabel 3 Penelitian terdahulu mengenai daya dukung kawasan wisata

No Peneliti Judul penelitian Hasil penelitian

1 Siswantoro Kajian Daya Dukung

Lingkungan Wisata

Alam Taman Wisata

Alam Grojogan

Sewu Kabupaten

Pada penelitian ini, nilai daya dukung wisata

TWA Grojogan Sewu sebesar 1,002 orang

perhari. Nilai ini masih lebih besar daripada

nilai akutal jumlah wisatawan sebesar 926

per hari. Perlu di rencanakan suatu tata

pengelolaan untuk mengoptimalkan

keterbatasan daya dukung wisata alam

2 Isterah Dampak Ekonomi

Dan Strategi

Pengelolaan Kebun

Raya Bogor Sesuai

Daya Dukung

Kawasan Wisata

Dari seluruh kegiatan yang dapat dilakukan

di KRB, daya dukung kawasan per hari

adalah sebanyak 29,655 orang. Hal tersebut

menunjukan bahwa masih terdapat ruang

untuk mengembangkan KRB sesuai dengan

daya dukung kawasan.

3 Norita

Vibriyanto

Manfaat Ekonomi

dan Daya Dukung

Kawasan Pantai

Lombang Kabupaten

Sumenep Provinsi

Jawa Timur

Kontibusi (share) pendapatan dari wisata

terhadap pendapatan total pedagang reguler

sebesar 94,45% atau keberadaan Pantai

Lombang memberikan peranan penting bagi

pedagng reguler. Pantai Lombang memiliki

daya dukung kawasan sebesar 200 orang/hari

dan secara umum kawasan wisata tersebut

belum mengalami over carring capacity.

4 Akrom

Muflih

Kesesuaian dan

Daya Dukung

Wisata Pesisir

Tanjung Pasir dan

Pulau

Untung Jawa

Daya dukung kawasan Pantai Tanjung Pasir

sebanyak 162 orang/hari, Pantai Untung

Jawa 74 orang/hari, wisata mangrove 69

orang/hari, dan wisata snorkeling 20

orang/hari. Jumlah wisatawan di kedua

wilayah tersebut telah melebihi daya

dukungnya sehingga diperlukan

pengendalian jumlah wisatawan agar sesuai

dengan daya dukung lingkungannya.

Penelitian-penelitian terdahulu pada intinya membahas hal yang hampir

sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Akan tetapi meskipun

penelitian-penelitian tersebut dijadikan referensi oleh penulis, terdapat sedikit

perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian penulis, yaitu penelitian

penulis mengenai daya dukung kawasan terhadap wisatawan dan jumlah mobil jip

yang melakukan hanya satu kegiatan wisata yaitu melihat matahari terbit namun

di tiga lokasi dalam kompleks Gunung Pananjakan yaitu Puncak Gunung

Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit Cinta. Penelitian yang dilakukan oleh

peneliti juga berfokus pada dampak ekonomi yang diperoleh dari aktivitas wisata

Page 31: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

15

Gunung Pananjakan, daya dukung kawasan wisata Gunung Pananjakan, serta

pengaruh penurunan jumlah pengunjung akibat daya dukung kawasan terhadap

dampak ekonomi Gunung Pananjakan, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru,

Jawa Timur.

Page 32: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

16

Page 33: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

17

III KERANGKA PEMIKIRAN

Salah satu destinasi wisata di Taman Nasional Gunung Bromo yang

banyak dikunjungi oleh wisatawan adalah Kompleks Gunung Pananjakan. Tujuan

utama wisatawan berkunjung ke lokasi tersebut adalah untuk menikmati wisata

matahari terbit yang dapat dilihat dengan jelas dari puncaknya. Pada kawasan

Gunung Pananjakan terdapat tiga lokasi view point, yaitu Puncak Gunung

Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit Cinta. Berkat daya tarik wisata Gunung

Pananjakan, jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan Gunung Pananjakan

pun mengalami peningkatan. Hal tersebut membuat masyarakat sekitar

memperoleh keuntungan. Kontribusi dari kegiatan pariwisata di Gunung

Pananjakan memberikan keuntungan bagi masyarakat lokal khususnya yang

memanfaatkan peluang tersebut dengan membuka usaha atau penyediaan

lapangan pekerjaan. Metode Keynesian Multiplier Effect, digunakan untuk melihat

bagaimana pengaruh kegiatan wisata terhadap pendapatan unit usaha serta

pengeluarannya, pendapatan tenaga kerja serta pengeluarannya dan pendapatan

lanjutan.

Selain mempengaruhi pendapatan masyarakat, jumlah wisatawan yang

terus bertambah diikuti pula dengan peningkatan jumlah mobil jip yang memasuki

kawasan dikhawatirkan juga dapat menyebabkan dampak negatif berupa potensi

over carrying capacity. Perhitungan daya dukung kawasan terhadap jumlah

wisatawan dan mobil jip menggunakan metode analisis daya dukung kawasan

dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah wisatawan dan mobil jip

yang dapat ditampung oleh kawasan wisata Gunung Pananjakan. Akan tetapi di

sisi lain pembatasan jumlah pengunjung akibat adanya daya dukung kawasan

dikhawatirkan dapat mempengaruhi dampak ekonomi dari Gunung Pananjakan.

Setelah data pengunjung sebelum dan sesudah adanya pembatasan akibat

perhitungan daya dukung kawasan diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis

menggunakan rumus Keynesian Multiplier Effect. Hasil yang diperoleh

diharapkan dapat menjelaskan apakah penurunan jumlah pengunjung memberikan

dampak terhadap dampak ekonomi kawasan dan seberapa besar pengaruh yang

diberikan. Gambar 2 menyajikan kerangka pemikiran operasional penelitian.

Page 34: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

18

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

Ket:

: Metode analisis data

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Kegiatan Pariwisata di Gunung Pananjakan

Dampak Lingkungan

Potensi over carrying capacity akibat

banyaknya wisatawan dan mobil Jeep

yang memasuki kawasan.

Dampak Ekonomi Wisata

Jumlah maksimum wisatawan dan

mobil jip yang dapat ditampung

kawasan

Keynesian

Multipilier

Effect

Kontribusi sektor

pariwisata terhadap

pendapatan masyarakat.

Analisis daya

dukung

wisata

Pengelolaan wisata Gunung Pananjakan yang

memperhatikan daya dukung kawasan namun tetap

memberikan dampak ekonomi pada masyarakat sekitar

Dampak ekonomi

Peningkatan jumlah wisatawan

Keynesian

Multipilier Effect

dan analisis

deskriptif

Pengaruh daya dukung

kawasan terhadap dampak ekonomi

wisata

Page 35: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

19

IV METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan wisata Gunung Pananjakan, Taman

Nasional Gunung Bromo Tengger Semeru, Malang, Jawa Timur melalui Pintu

Masuk Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan. Pintu Masuk

Wonokitri dari empat pintu masuk lainnya dipilih karena pintu masuk tersebut

merupakan pintu masuk utama yang paling dekat dengan kawasan wisata Gunung

Pananjakan dan hampir semua wisatawan yang melalui Pintu Masuk Wonokitri

mengunjungi kawasan wisata Gunung Pananjakan (Kepala Resort Pananjakan,

2016). Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive) dengan

pertimbangan bahwa telah terjadi aktivitas ekonomi di kawasan wisata Gunung

Pananjakan yang dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat lokal

tetapi juga dikhawatirkan berpotensi terjadinya over carrying capacity akibat

banyaknya wisatawan yang memasuki kawasan. Waktu pengambilan data

penelitian dimulai dari bulan Februari sampai Maret 2016.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer didapat dari hasil wawancara langsung kepada para pemilik

unit usaha dan tenaga kerja serta wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata

Gunung Pananjakan. Di sisi lain, untuk data sekunder didapat dari sumber-sumber

data sekunder yaitu pihak pengelola TNBTS, BPS, Kemenpar dan lain-lain. Data

sekunder yang digunakan dalam penelitian ini antara lain jumlah kunjungan

tahunan wisatawan, gambaran umum lokasi wisata berupa sejarah, status, keadaan

fisik, luas wilayah, potensi kawasan wisata, serta informasi lain yang menunjang

penelitian.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang membutuhkan

data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data primer diperoleh dengan

melakukan survei atau wawancara dengan bantuan kuesioner. Wawancara

Page 36: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

20

dilakukan kepada wisatawan, pemilik unit usaha, dan tenaga kerja di kawasan

wisata Gunung Pananjakan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan metode

pengumpulan data non-probability sampling dengan purposive sampling atau

dipilih secara sengaja sesuai dengan kriteria tertentu, yaitu responden wisatawan

yang dipilih adalah berasal dari dalam negeri dan berusia di atas 17 tahun serta

diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik dan memahami materi kuesioner

yang diberikan. Di sisi lain responden unit usaha, dan tenaga kerja dipilih

berdasarkan keterwakilan dari jenis usaha yang terdapat di sekitar lokasi wisata

Gunung Pananjakan seperti warung makanan dan minuman, toko cinderemata,

penyewaan mobil jip, ojek, pemandu wisata dan asongan.

Penelitian dilakukan pasca erupsi Gunung Bromo sehingga tidak semua

pintu masuk menuju kawasan wisata dibuka. Kondisi ini mengakibatkan tidak

hanya penurunan jumlah pengunjung Gunung Pananjakan tetapi juga

menyebabkan banyaknya unit usaha yang memilih untuk menutup sementara

usaha mereka. Berdasarkan hal tersebut jumlah responden wisatawan yang

diambil untuk penelitian ini adalah sebanyak 45 orang, responden yang diambil

untuk tenaga kerja adalah sebanyak 28 orang, dan responden unit usaha yang

diambil adalah sebanyak 38 orang.

Pada beberapa unit usaha meskipun populasi dari unit usaha cukup banyak

tetapi jumlah responden yang diambil sedikit seperti penyewaan jip dan ojek,

responden yang diambil tersebut tetap mewakili tiap unit usaha yang ada

dikarenakan karakteristik responden adalah seragam atau homogen. Jumlah

kendaraan wisata yang dimiliki, curahan kerja, lahan untuk beroperasi serta

penerimaan yang diperoleh tiap unit usaha adalah sama dikarenakan unit usaha

penyewaan jip dan ojek sudah memiliki paguyuban tersendiri. Jumlah responden

yang dijadikan sampel dalam penelitian berdasarkan kriteria yang telah

disebutkan dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 37: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

21

Tabel 4 Responden penelitian

No Responden Jumlah sampel Populasi

1 Wisatawan 45 68, 058*

2 Unit usaha

a) Penyewaan jip

b) Ojek

c) Warung makan dan cinderamata

d) Warung cinderamata

e) Asongan

f) Pemandu wisata

9

10

11

1

4

3

136

95

20

1

50

10

Total 38 312

3 Tenaga kerja

a) Penjaga kios

b) Driver jip

c) Petugas kebersihan

d) Tenaga pembantu

e) Tenaga upah

f) Penjaga musholah

g) Penjaga toilet

h) Penjaga kendaraan

i) Koordinator jip

2

8

5

4

2

3

1

1

2

5

20

5

4

2

3

2

6

4

Total 28 51

*) Populasi rata-rata wisatawan per tahun

4.4 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini digunakan metode analisis deskriptif yaitu dengan data

kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini juga menggunakan metode Keynesian

Multiplier Effect dan analisis Daya Dukung Kawasan (DDK). Data-data yang

telah diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk

tabel, gambar atau grafik perhitungan matematik. Metode analisis data yang

digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 38: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

22

Tabel 5 Kebutuhan data dan metode analisis

No Tujuan Data yang dibutuhkan Metode analisis data

1

Mengestimasi

dampak ekonomi dari

kegiatan wisata di

Gunung Pananjakan,

TNBTS.

a) Data Primer:

1. Pengeluaran pengunjung

2. Penerimaan dan

pengeluaran pemilik usaha dan

tenaga kerja di dalam kawasan

b) Data Sekunder:

1. Jumlah unit usaha di dalam

kawasan Gunung Pananjakan

2. Jumlah pengunjung wisata per

tahun

Keynesian Income

Multiplier

2 Menghitung daya

dukung kapasitas

kawasan Gunung

Pananjakan terhadap

kegiatan wisata.

a) Data Primer:

1. Rata-rata luas dominan yang

dibutuhkan wisatawan.

2. Rata-rata luas dominan yang

dibutuhkan mobil jip

b) Data Sekunder:

1. Jumlah wisatawan yang

memasuki kawasan dalam

setahun.

2. Luas kawasan yang disediakan

pihak pengelola

3. Panjang jalan yang

memungkinkan wisatawan

berjalan kaki menuju lokasi view

point

Analisis Daya

Dukung Kawasan.

3

Menganalisis

pengaruh jumlah

wisatawan terhadap

nilai dampak ekonomi

di kawasan wisata

Gunung Pananjakan.

a) Data Sekunder:

1. Jumlah wisatawan tanpa dan

sesuai DDK.

2. Data pendapatan akibat dampak

langsung wisata

3. Data pendapatan akibat

dampak tidak langsung wisata.

4. Data pendapatan akibat dampak

induced.

5. Nilai Keynesian Multiplier Effect

Keynesian Multiplier

Effect dan Analisis

deskriptif

4.4.1 Analisis Pendapatan

Dampak ekonomi dari kegiatan wisata dapat dirasakan oleh masyarakat

sekitar dalam bentuk penerimaan wisata. Estimasi nilai dampak ekonomi

dilakukan dengan menggunakan analisis pendapatan. Analisis pendapatan

dilakukan untuk mengetahui besar pendapatan wisata yang diperoleh pelaku usaha

dari pengeluaran wisatawan dicdalam kawasan wisata Gunung Pananjakan.

Page 39: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

23

Soekartawi (2006) mengemukakan pendapatan merupakan selisih antara

penerimaan dan biaya sebagaimana ditunjukkan oleh persamaan berikut.

………………………………………………………………........(1)

dimana:

π = Pendapatan (Rp/bulan)

TR = Total penerimaan (Rp/bulan)

TC = Total biaya (Rp/bulan)

Pendapatan pelaku usaha di kawasan wisata Gunung Pananjakan

merupakan selisih antara penerimaan wisata dan biaya usaha wisata yang

dikeluarkan oleh pelaku usaha. Biaya usaha wisata merupakan biaya operasional

yang dikeluarkan selama usaha berlangsung, antara lain biaya bahan baku, tenaga

kerja, bensin, listrik, dan gas.

4.4.2 Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Pananjakan

Dampak pengeluaran wisatawan terhadap perekonomian lokal diukur

dengan ukuran yang dinamakan multiplier effect. Wisatawan membelanjakan

uangnya di dalam maupun di luar kawasan wisata. Pengeluaran wisatawan di

dalam kawasan wisata akan menjadi pendapatan unit usaha lokal, unit usaha lokal

akan menyerap tenaga kerja lokal, dan akhirnya meningkatkan pendapatan

masyarakat lokal. Sedangkan pengeluaran wisata di luar kawasan wisata tidak

berdampak pada perekonomian lokal, sehingga dinamakan kebocoran (leakage).

Menurut META (2001) dalam mengukur dampak ekonomi pariwisata

terhadap perekonomian masyarakat lokal terdapat dua tipe pengganda, yaitu:

1. Keynesian Local Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan berapa besar

pengeluaran pengunjung berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat

lokal.

2. Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang menunjukan seberapa besar dampak

langsung yang dirasakan dari pengeluaran pengunjung berdampak terhadap

perekonomian lokal. Pengganda ini mengukur dampak tidak langsung (indirect)

dan dampak induced.

Secara matematis pengukuran dampak ekonomi dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Keynesian Income Multiplier =

……………………………………........(2)

Page 40: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

24

Ratio Income Multiplier, Tipe I =

.……………………………………........(3)

Ratio Income Multipler, Tipe II =

.....………………………………........(4)

di mana:

D : Pendapatan lokal yang diperoleh secara langsung dari E (rupiah)

N : Pendapatan lokal yang diperoleh secara tidak langsung dari E (rupiah)

U : Pendapatan lokal yang diperoleh secara induced dari E (rupiah)

E : Tambahan pengeluaran pengunjung (rupiah)

Nilai Keynesian Local Income Multiplier, Ratio Income Multiplier Tipe 1,

Ratio Income Multiplier Tipe 2, memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut:

1. Apabila nilai-nilai tersebut kurang dari atau sama dengan nol (≤ 0), maka

lokasi wisata tersebut belum mampu memberikan dampak ekonomi

terhadap kegiatan wisatanya.

2. Apabila nilai-nilai tersebut diantara angka nol dan 1 (0 < x < 1), maka

lokasi wisata tersebut masih memiliki nilai dampak ekonomi yang rendah.

3. Apabila nilai-nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 1 (≥ 1), maka

lokasi tempat wisata tersebut telah mampu memberikan dampak ekonomi

terhadap kegiatan wisatanya.

4.4.3 Analisis Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan

Analisis daya dukung kawasan wisata di Gunung Pananjakan didasarkan

pada predikisi adanya over carrying capacity akibat banyaknya jumlah wisatawan

dan mobil jip yang memasuki kawasan wisata. Konsep daya dukung kawasan

wisata tersebut adalah sesuai dengan konsep daya dukung fisik yaitu jumlah

maksimum wisatawan dan mobil jip yang dapat ditampung kawasan tanpa

menimbulkan gangguan pada alam dan wisatawan lainnya. Dalam analisis ini

digunakan data primer dan sekunder yang diperoleh dari hasil wawancara

pengunjung dan pihak pengelola. Perhitungan Daya Dukung Kawasan (DDK)

dihitung menggunakan formulasi sebagai berikut (modifikasi dari Boullon, 1985

dalam Libosada, 1998) :

DDKw =

………………………………………………………………........(5)

di mana:

Page 41: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

25

DDKw : Daya Dukung Kawasan untuk wisatawan

AP : Area yang disediakan pengelola

AI : Rata-rata kebutuhan area view point per individu

Selain DDK wisatawan untuk melihat apakah jumlah mobil jip yang

memasuki kawasan tidak melebihi daya dukung lahan parkir, digunakan formulasi

berikut, (modifikasi dari Boullon, 1985 dalam Libosada, 1998) :

DDKj =

………………………………………………………………........(6)

di mana:

DDKj : Daya Dukung Kawasan untuk mobil jip

AP : Panjang jalan yang mampu ditempuh wisatawan dengan berjalan kaki

AI : Panjang jalan yang digunakan mobil jip untuk parkir

Koefisien rotasi tidak dimasukan dalam pehitungan di atas dikarenakan

wisata melihat matahari terbit hanya terjadi dalam satu waktu saja.

4.4.4 Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkas

berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada

di masyarakat yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke

permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, atau gambaran tentang

kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu (Bungin 2011). Analisis deskriptif

kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi pengaruh

perubahan jumlah pengunjung baik peningkatan maupun penurunan akibat adanya

daya dukung kawasan wisata Gunung Pananjakan yang terlebih dahulu diolah

dengan menggunakan metode Keynesian Multiplier Effect.

Page 42: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

26

Page 43: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

27

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Taman Nasional Kawasan Bromo Tengger Semeru merupakan kawasan

cagar alam, taman wisata, hutan lindung, dan hutan produksi terbatas. Kawasan

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru secara geografis terletak antara 7º54’-

8º13’ Lintang Selatan dan 112º51’- 113º - 04’ Bujur Timur. Luas Taman Nasional

Bromo Tengger Semeru (TNBTS) berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan

No.278/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 adalah 50,276.3 ha, terdiri dari

daratan seluas 50,266.05 ha dan perairan (danau) seluas 10,25 ha. Menurut Surat

Keputusan Direktur Jendral Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam Nomor

68/Kpts/DJ-VI/98 tanggal 4 Mei 1998, kawasan TNBTS dibagi menjadi 5 zonasi

yaitu zona inti, zona rimba, zona pemanfaatan intensif, zona pemanfaatan

tradisional, dan zona rehabilitas.

Pengelolaan Balai Besar TNBTS dibagi ke dalam 2 bidang pengelolaan,

yaitu Bidang Pengelolaan TN Wilayah I yang berada di Wonorejo-Pasuruan dan

Bidang Pengelolaan TN Wilayah II yang berada di Purworejo-Lumajang. Setiap

Bidang Pengelolaan Taman Nasional membawahi 2 Seksi Pengelolaan Taman

Nasional (SPTN), dan setiap SPTN membawahi Resort dengan tipe pengelolaan

RBM (Resort Base Management).

Berdasarkan administrasi pemerintahannya kawasan TNBTS termasuk ke

dalam 4 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan

Lumajang, Jawa Timur. Di dalam kawasan maupun di sekitar kawasan TNBTS,

masyarakat Tengger sangat dikenal keberadaannya. Adapun desa-desa yang

dianggap sebagai tempat tinggal masyarakat Tengger adalah desa dalam wilayah 4

kabupaten, meliputi 17 desa yang mayoritas penduduknya beragama Hindu dan

masih memegang teguh adat-istiadat Tengger. Desa tersebut antara lain Ngadas,

Jetak, Wonotoro, Ngadirejo, dan Ngadisari (Kecamatan Sukapura, Kabupaten

Probolinggo), Ledokombo, Pandansari, dan Wonokerso (Kecamatan Sumber,

Kabupaten Probolinggo), Tosari, Wonokitri, Sedaeng, Ngadiwono, Podokoyo

(Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan), Keduwung (Kecamatan Puspo,

Kabupaten Pasuruan), Ngadas (Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang),

Page 44: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

28

dan Argosari serta Ranu Pani (Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang)

(Sutarto,2006).

Selain sebagai kawasan cagar alam, hutan lindung, dan hutan produksi

terbatas, TNBTS juga memiliki banyak potensi obyek wisata didalamnya, yang

kemudian dikelompokkan menjadi 2 jenis wisata yaitu wisata alam seperti

Gunung Pananjakan, Gunung Bromo, Bukit Teletabis serta Coban Trisula dan

wisata budaya seperti Gunung Batok dan Pura Poten (Gambar 3).

Sumber: BBTNBTS (2014)

Gambar 3 Peta kawasan wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Salah satu tempat wisata alam yang cukup diminati oleh wisatawan baik

mancanegara maupun nusantara adalah Gunung Pananjakan. Kawasan wisata

Gunung Panajakan dapat ditempuh melalui empat pintu masuk utama, antara lain

dari Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. Sebagian jalan masuk menuju

kawasan taman nasional sudah bagus dan mudah dilewati, sebagian yang lain

masih berupa jalan yang belum diaspal atau masih berupa tanah yang cukup

menantang. Besarnya tarif untuk memasuki kawasan adalah sebagai berikut.

Tabel 6 Tarif tiket masuk kawasan TNBTS

No Jenis tiket masuk Hari kerja (senin-jumat) Hari libur (sabtu-minggu)

1 Wisatawan nusantara Rp27,500.00/orang/hari Rp32,500.00/orang/hari

2 Wisatawan mancanegara Rp217,500.00/orang/hari Rp317,500.00/orang/hari

3 Kendaraan roda dua Rp5,000.00/unit Rp5,000.00/unit

4 Kendaraan roda empat Rp10,000.00/unit Rp10,000.00/unit

5 Sepeda Rp2,000.00/unit Rp2,000.00/unit

Sumber: BBTNBTS (2016)

Page 45: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

29

5.2 Gunung Pananjakan

Penelitian ini dilakukan di salah satu lokasi wisata Taman Nasional

Bromo Tengger Semeru yang banyak dikunjungi oleh wisatawan yaitu Kompleks

Gunung Penanjakan. Gunung Panajakan berada di bawah pengelolaan Resort

Penanjakan merupakan lokasi tertinggi jika dibandingkan dengan tempat-tempat

lainnya di Komplek Pegunungan Tengger. Gunung Penanjakan juga merupakan

gugusan gunung yang berada di sisi utara Gunung Bromo yang menjadi tempat

pos pantau aktifitas Gunung Bromo. Selain menjadi pos pantau, Gunung

Pananjakan juga menjadi tujuan wisata untuk menyaksikan ‘The Famous Sunrise’

dan ‘The Sea of Sand’. Kompleks Gunung Pananjakan memiliki tiga lokasi view

point yang diperuntukan bagi wisatawan untuk melihat pemandangan matahari

terbit. Ketiga lokasi tersebut adalah Puncak Gunung Pananjakan 1, Bukit Setia

dan Bukit Cinta (Gambar 4 dan Gambar 5).

a) Sketsa lokasi view point b) jalur menuju lokasi view point

Sumber: Data Primer (2016)

Gambar 4 Sketsa jalur lokasi pengamatan sunrise di Gunung Pananjakan

Lokasi Bukit Setia lebih rendah dari Puncak Pananjakan 1 yaitu di

ketinggian 2,600 meter dari permukaan laut, tetapi lokasi tersebut masih bisa

digunakan untuk melihat matahari terbit. Letaknya sekitar 800 meter dari

Penanjakan 1. Bukit Setia banyak dikunjungi wisatawan terutama ketika

Penanjakan 1 sudah penuh sesak oleh pengunjung. Sarana dan prasarana di Bukit

Setia sudah dibangun, seperti jalan yang telah dipaving dan dipagari. Sedangkan

lokasi Bukit Cinta berada tepat di bawah Bukit Setia atau sekitar 5 km arah

Page 46: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

30

selatan dari Pananjakan 1. Bukit Cinta adalah lokasi yang biasanya dikunjungi

wisatawan yang baru saja kembali dari menikmati matahari terbit di Pananjakan 1,

atau jika lokasi Puncak Pananjakan 1 dan Bukit Setia sudah penuh sesak dan tidak

dapat menampung wisatawan lagi. Pada Bukit Cinta wisatawan dapat melihat

pemandangan Laut Pasir, Kawah Bromo yang berada di balik Gunung Batok,

Puncak Gunung Semeru dan Penanggungan Gunung Arjuno. Pengunjung hanya

perlu berjalan kaki sekitar 200 meter dari tepi jalan, tempat mobil menurunkan

penumpang untuk menuju lokasi view point Bukit Cinta.

a) Puncak Pananjakan 1 b) Bukit Setia c) Bukit Cinta

Sumber: Resort Pananjakan (2015)

Gambar 5 Lokasi view point Gunung Pananjakan

5.2.1 Aksesibilitas

Perjalanan menuju Gunung Pananjakan dapat dilewati dengan beberapa

rute, yaitu melalui Kabupaten Probolinggo, Malang, Lumajang, dan Pasuruan.

Sebagian jalan masuk menuju kawasan wisata sudah bagus dan mudah dilewati,

sebagian yang lain masih berupa tanah dan bebatuan. Salah satu pintu masuk

seperti Pintu Masuk Probolinggo, angkutan umum sudah banyak tersedia sehingga

pengunjung dapat datang setiap saat tanpa kesulitan. Akan tetapi masih ada pintu

masuk lain yang sarana prasarana transportasinya belum memadai seperti di Pintu

Masuk Malang, sehingga pengunjung harus menyewa kendaraan khusus untuk

memasuki kawasan. Aksesibilitas tercepat dapat ditempuh melalui pintu masuk

utama dengan menggunakan mobil jip dari arah Pasuruan– Warungdowo – Tosari

– Wonokitri – Dingklik - Pananjakan yang berjarak 53 km, dengan lama

perjalanan 1.45 jam.

Perjalanan menuju Gunung Pananjakan dapat ditempuh dengan

menggunakan kendaraan pribadi sampai pos 1 (berada di Desa Wonokitri) dan

selanjutnya diganti dengan kendaraan jip menuju Gunung Pananjakan. Jalur dan

Page 47: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

31

rute untuk mencapai kawasan wisata Gunung Pananjakan dapat dilihat pada Tabel

7.

Tabel 7 Rute Menuju Gunung Pananjakan

Jalur ke Gunung Pananjakan Rute

Dari Kabupaten Probolinggo Tongas-Lumbang-Sukapura-Ngadisari-

Cemorolawang- Gunung Bromo-Laut Pasir-

Gunung Pananjakan.

Dari Kabupaten Malang Tumpang-Gubuk Klakah- Ngadas-Jemplang-

Gunung Bromo-Pananjakan.

Dari Kabupaten Lumajang Senduro - Burno - Ranu Pane - Gunung Bromo

- Laut Pasir- Gunung Pananjakan.

Dari Kabupaten Pasuruan Wonorejo – Warungdowo – Tosari – Wonokitri

– Gunung Pananjakan.

Sumber: Resort Pananjakan (2016)

5.2.2 Sarana Prasarana

Menciptakan pengelolaan yang baik harus didukung pula dengan sarana

prasarana yang baik dan memadai, terlebih dalam pengelolaan objek prioritas.

Sarana prasarana Gunung Pananjakan dibagi menjadi 5 blok, yaitu Blok

Wonokitri, Blok Dingklik, Blok Pananjakan (bawah), Blok Pananjakan (warung),

dan Blok Pananjakan (view point) (Gambar 6).

a) Pintu Masuk Wonokitri b) Penunjuk arah di S. Dingklik c) Musholah BSM

d) Warung di Pananjakan e) Gazebo view point Pananjakan

Sumber: Data Primer (2016)

Gambar 6 Jenis Sarana Prasarana Gunung Pananjakan

Sebagian besar sarana prasarana di Gunung Pananjakan dalam kondisi

baik namun terdapat pula beberapa yang rusak seperti pada sarana prasarana di

Page 48: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

32

Blok Pananjakan view point dan Pananjakan warung yaitu rusaknya sebagian

lahan parkir motor, musholah, dan tribun. Terdapat beberapa lubang di bagian

sudut lahan parkir, dan bangku-bangku semen yang ada pada tribun retak dan

ambruk. Berdasarkan blok kawasan tersebut, RPTN Gunung Pananjakan memiliki

sarana dan prasarana sebagai berikut:

Tabel 8 Sarana dan Prasarana Gunung Pananjakan

No Lokasi (blok) Jenis sarana prasarana

1 Blok Wonokitri (di luar kawasan) a) Pondok kerja

b) Pos informasi

c) Gapura/Gate selamat datang

2 Blok Dinglik (di dalam kawasan) a) Pos Jaga

b) Gapura

c) Shelter

d) Papan rute wisata

e) Penunjuk arah/Signase

f) Grafiti/Papan vandalise

3 Blok Pananjakan bawah/BSM a) Parkiran

b) Gazebo

c) Mushola

d) Toilet

e) Pos portal

f) Gapura BSM

4 Blok Pananjakan (warung) a) Tempat parkir

b) Mushola

c) Pos Jaga

d) Tempat sampah

e) Toilet

5 Blok Pananjakan view point a) Tribun

b) Gazebo

c) Shelter

d) Pos saar

e) Toilet

f) Tower repiter

Sumber: Resort Pananjakan (2015)

Page 49: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

33

5.2.3 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Wonokitri Gunung

Pananjakan

Salah satu desa penyangga Gunung Pananjakan yang berbatasan langsung

dengan Pintu Masuk Wonokitri adalah Desa Wonokitri. Luas wilayah Desa

Wonokitri adalah 1,120.29 Ha yang dibagi menjadi 2 dusun yaitu Dusun

Wonokitri yang terdiri dari 3 RW ( Rukun Warga ) dan 16 RT ( Rukun Tangga ),

dan Dusun Sanggar yang terdiri dari 2 RW dan 10 RT. Batas wilayah Desa

Wonokitri berbatasan dengan Desa Sedaeng di sebelah utara, Desa Keduwung di

sebelah timur, Desa Podokoyo di sebelah selatan, dan Desa Tosari di sebelah

barat. Jumlah penduduk keseluruhan Desa Wonokitri adalah 680 kepala keluarga

atau 2,967 jiwa. Mayoritas warga Desa Wonokitri beragama Hindu yaitu

sebanyak 2,924 orang, meski ada pula yang beragama Islam dan Kristen.

Mata pencaharian penduduk antara lain menjadi petani (50%), pelaku

wisata (30%), buruh tani (5%), dan pedagang (15%). Sebagai desa penyangga

kawasan TNBTS, banyak penduduk yang terlibat langsung dalam kegiatan wisata.

Penduduk yang terlibat sebagai pelaku usaha berperan sebagai pemilik dan tenaga

kerja di warung/kios barang kebutuhan wisata, pengemudi angkutan jip, ojek,

pemandu wisata, dan volunteer.

Page 50: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

34

Page 51: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

35

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu

kelompok wisatawan, kelompok unit usaha, dan kelompok tenaga kerja.

Karakteristik wisatawan kawasan wisata Gunung Pananjakan dibedakan lagi

menjadi dua kriteria yaitu berdasarkam karakteristik sosial ekonomi wisatawan

yang meliputi, usia, pendidikan, pekerjaan, penerimaan, domisili, dan

karakteristik kegiatan wisata dari wisatawan yang meliputi frekuensi kunjungan,

informasi lokasi, lama di lokasi dan sifat kunjungan wisatawan. Karakteristik unit

usaha dan tenaga kerja diklasifikasikan berdasarkan jenis usaha, usia, status

kependudukan, dan curahan waktu bekerja. Karakteristik tenaga kerja

diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaan, usia, pendidikan dan curahan waktu

bekerja.

6.1.1 Karakteristik Responden Wisatawan

Karakteristik responden wisatawan Gunung Pananjakan berdasarkan

faktor sosial ekonomi dibedakan menjadi usia, pendidikan, pekerjaan,

penerimaan, dan domisili (Tabel 9). Persentase usia responden wisatawan

tertinggi adalah berkisar antara 21-30 tahun atau sebanyak 46.67%. Hal tersebut

dikarenakan untuk mencapai lokasi view point Gunung Pananjakan dibutuhkan

fisik yang sehat dan bugar sebab tak hanya jalannya yang menanjak dan udaranya

yang dingin, jumlah wisatawan yang hendak berkunjung ke lokasi tersebut pun

lumayan banyak sehingga berpotensi saling berdesak-desakan. Oleh karena itu

kelompok usia 21-30 tahun cenderung lebih banyak dibandingkan kelompok usia

lainnya, sebab kelompok usia tersebut termasuk ke dalam golongan usia produktif

di mana golongan tersebut masih memiliki kondisi fisik yang baik. Wisatawan

yang berkunjung banyak yang bertempat tinggal di Kota Malang yaitu sebanyak

62.22%. Mereka memilih lokasi wisata Gunung Pananjakan sebagai destinasi

tujuan wisata dikarenakan lokasinya yang dekat dan aksesnya yang mudah.

Page 52: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

36

Tabel 9 Karakteristik responden wisatawan Gunung Pananjakan berdasarkan

faktor sosial ekonomi.

No Karakteristik Persentase (%)

1 Usia

a) <21 20.00

b) 21-30 46.67

c) 31-40 15.56

d) 41-50 15.56

e) >50 2.22

Total 100.00

2 Pendidikan terakhir

a) SMA/ sederajat 26.67

b) Diploma 4.44

c) Sarjana 51.11

d) Pasca sarjana 17.78

Total 100.00

3 Jenis pekerjaan

a) PNS 13.33

b) Pegawai swasta 51.11

c) Mahasiswa 24.44

d) Lainnya 11.11

Total 100.00

4 Pendapatan

a) <1,000,000 26.67

b) 1,000,000-5,000,000 55.56

c) 5,000,001-10,000,000 11.11

d) 10,000,001-15,000,000 6.67

Total 100.00

5 Domisili

a) Domisili Jawa Timur 62.22

b) Luar Jawa Timur 37.78

Total 100.00

Sumber: Data Primer (2016)

Pada Tabel 9 juga diketahui bahwa tingkat pendidikan wisatawan Gunung

Pananjakan sebagian besar adalah lulusan sarjana yaitu sebanyak 51.11%.

Kegiatan wisata di Gunung Pananjakan adalah melihat pemandangan matahari

terbit serta, pemandangan alam berupa Kawah Gunung Bromo dan Laut pasir

sehingga kebanyakan wisatawan yang datang merupakan mereka yang telah

berpendidikan sarjana yang mana dapat menangkap keindahan alam tersebut dan

mengerti untuk tidak merusak sarana prasarana yang terdapat di lokasi view point

demi kenyaman saat melihat pemandangan. Sebanyak 51.11% wisatawan bekerja

Page 53: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

37

sebagai pegawai swasta. Biasanya mereka berkunjung ke Gunung Pananjakan

bersama keluarga, menjadi anggota dari suatu komunitas yang tengah melakukan

touring, atau juga menjadi peserta kegiatan rutin kantor atau perusahaan mereka

masing-masing yang mana memang biasa diadakan di tempat-tempat wisata.

Tingkat pendapatan wisatawan adalah berkisar antara Rp1,000,000-

Rp5,000,000 (55.56%). Kawasan wisata Gunung Pananjakan merupakan tempat

wisata yang tidak terlalu memberikan harga tiket masuk yang tinggi, namun untuk

mencapai lokasi wisata tersebut wisatawan tidak dapat mengendarai kendaraan

pribadinya ke atas. Mencapai kawasan wisata Gunung Pananjakan wisatawan

diharuskan menyewa mobil jip atau ojek yang menyebabkan mereka harus

mengeluarkan uang lebih banyak. Kawasan wisata Gunung Pananjakan di

dalamnya terdapat pula warung atau pedagang asongan yang menjual berbagai

jenis makanan serta cinderamata khas Pananjakan, sehingga banyak wisatawan

yang membelanjakan uang mereka di dalam kawasan wisata tersebut.

Selanjutnya sebaran karakteristik responden wisatawan Gunung

Pananjakan berdasarkan karakteristik kegiatan wisata mereka meliputi frekuensi

kunjungan, informasi lokasi, lama di lokasi dan sifat kunjungan wisatawan (Tabel

10). Sebanyak 57.78% wisatawan baru pertama kali mengunjungi kawasan wisata

Gunung Pananjakan, dikarenakan keterbatasan waktu yang disebabkan oleh

aktivitas pekerjaan mereka dan juga faktor penghambat lainnya, seperti jaraknya

yang jauh khususnya bagi yang berdomisili di luar Jawa Timur. Kesempatan

wisatawan berkunjung ke Gunung Pananjakan biasanya disebabkan oleh beberapa

faktor, seperti diadakannya sebuah perkumpulan komunitas, jalan-jalan

perusahaan, dan liburan panjang.

Wisatawan yang tertarik berkunjung ke Gunung Pananjakan, biasanya

memperoleh informasi yang dibutuhkan melalui bantuan internet (37.78%). Selain

itu teman (38.78%) juga merupakan sumber informasi yang dapat dipercaya.

Biasanya teman yang sudah pernah mengunjungi kawasan wisata Gunung

Pananjakan akan memberikan infornasi seputar tempat wisata tersebut kepada

temannya yang lain. Wisatawan biasanya menghabiskan waktu sekitar 4 jam di

dalam lokasi untuk menikmati pemandangan dari atas puncak view point Gunung

Pananjakan. Sebanyak 64.44% wisatawan berwisata bersama teman atau

Page 54: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

38

kelompoknya. Banyak berbagai kelompok wisatawan yang berkunjung ke

Gunung Pananjakan seperti kelompok komunitas pecinta alam, kelompok kerja

suatu perusahaan, kelompok kampus, dan lain sebagainya.

Tabel 10 Karakteristik responden wisatawan Gunung Pananjakan berdasarkan

karakteristik kegiatan wisata

No Karakteristik Persentase (100%)

1 Frekuensi kunjungan Tahun 2015-2016

a) Satu kali 57.78

b) Dua kali 42.22

Total 100.00

2 Informasi lokasi

a) Teman 37.78

b) Keluarga 13.33

c) Internet 37.78

d) Brosur/pamflet 4.44

e) Media elektronik 6.67

Total 100.00

3 Lama di lokasi (dimulai dari jam 4 pagi)

a) 4 jam 46.67

b) 5 jam 42.22

c) 6 jam 8.89

d) 7 jam 2.22

Total 100.00

4 Sifat Kunjungan

a) Sendiri 2.22

b) Keluarga 33.33

c) Kelompok/ teman 64.44

Total 100.00

Sumber: Data Primer (2016) 6.1.2 Karakteristik Responden Unit Usaha

Suatu kawasan wisata memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat

sekitar, salah satu contoh adalah terciptanya suatu unit usaha yang dikelola dan

dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di dekat kawasan wisata Gunung

Pananjakan. Unit usaha yang ada tidak hanya menguntungkan pihak masyarakat

saja tetapi wisatawan juga merasakan keuntungannya karena unit usaha yang

dibangun di sekitar kawasan dapat memenuhi kebutuhan dan keperluan wisatawan

yang tengah berkunjung ke sana. Karakteristik unit usaha lebih jelas dapat dilihat

pada Tabel 11.

Page 55: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

39

Tabel 11 Karakteristik responden unit usaha di Gunung Pananjakan

No Karakteristik Persentase (%)

1 Jenis unit usaha

a) Penyewaan jip 43.59

b) Ojek 30.45

c) Warung makanan dan cinderamata 6.41

d) Toko cinderamata 0.32

e) Asongan 16.03

f) Pemandu wisata 3.21

Total 100.00

2 Status kependudukan

a) Penduduk asli 97.14

b) Bukan penduduk asli 2.86

Total 100.00

3 Curahan waktu (hari per minggu)

a) 1 hari 11.43

b) 2 hari 25.71

c) 3 hari 5.71

d) 4 hari 8.57

e) 5 hari 2.86

f) 6 hari 00.00

g) 7 hari 45.71

Total 100.00

Sumber: Data Primer (2016)

Berdasarkan Tabel 10 sebagian besar unit usaha yang berada di kawasan

wisata Gunung Pananjakan adalah milik masyarakat lokal, yaitu sebanyak 97.14%

masyarakat berasal dari Desa Wonokitri. Saat ini terdapat 17 toko semi-permanen

di dalam kawasan Gunung Pananjakan yang menjual makanan, cinderamata,

kerajinan, dan lain sebagainya. Jumlah toko tersebut berdasarkan peraturan pihak

TNBTS yang melakukan pembatasan terhadap jumlah unit usaha yang berjualan

di dalam kawasan wisata. Pembatasan dilakukan untuk mengendalikan

pertumbuhan jumlah unit usaha demi menjaga keindahan dan kualitas lingkungan

di sekitar kawasan. Selain toko semi-permanen di sekitar kawasan juga dapat

dijumpai pedagang asongan yang menjual aneka makananan hangat dan berbagai

jenis cinderamata serta penyewaan jip, tukang ojek dan pemandu wisata.

Lama kerja setiap unit usaha berbeda-beda. Rata-rata lama kerja unit usaha

perhari yaitu 7 jam dimulai dari pukul 02.00-09.00 pagi. Lama kerja suatu unit

usaha tergantung pada jumlah wisatawan yang datang. Terdapat 45.71% unit

usaha di dalam kawasan Gunung Pananjakan yang berjualan setiap hari. Serta

terdapat 25.71% unit usaha berjualan pada hari Sabtu dan Minggu atau hari libur

Page 56: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

40

saja. Unit usaha di Gunung Pananjakan cenderung dibuka setiap hari dikarenakan

hampir setiap hari pula ada wisatawan yang datang ke lokasi wisata tersebut

meski tidak seramai seperti di hari libur.

6.1.3 Karakteristik Responden Tenaga Kerja

Keberadaan kawasan wisata dapat menjadi lapangan pekerjaan bagi

masyarakat lokal. Kawasan wisata Gunung Pananjakan memberikan dampak tidak

langsung berupa kesempatan kerja bagi masyarakat lokal. Karakteristik responden

tenaga kerja di Gunung Pananjakan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12 Karakteristik responden tenaga kerja di Gunung Pananjakan

No Karaketristik Persentase (%)

1 Jenis Pekerjaan

a) Penjaga kios 9.80

b) Supir jip 39.22

c) Volunteer 27.45

d) Penjaga toilet 3.92

e) Penjaga kendaraan 11.76

f) Koordinator jip 7.84

Total 100.00

2 Usia

a) <21 9.68

b) 21-30 38.71

c) 31-40 35.48

d) 41-50 16.13

Total 100.00

3 Pendidikan Terakhir

a) Tidak tamat SD/ sederajat 9.68

b) SD/ sederajat 32.26

c) SMP/ sederajat 29.03

d) SMA/ sederajat 25.81

e) Sarjana 3.23

Total 100.00

4 Curahan waktu (hari per minggu)

a) 1 hari 3.23

b) 2 hari 22.58

c) 3 hari 12.90

d) 4 hari 16.13

e) 5 hari 3.23

f) 6 hari 16.13

g) 7 hari 25.81

Total 100.00

Sumber: Data Primer (2016)

Tabel 12 menunjukan jenis pekerjaan tenaga kerja di Gunung Pananjakan

berbeda-beda. Tenaga kerja tersebut bekerja pada beberapa unit usaha,

Page 57: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

41

diantaranya sebagai penjaga di toko cinderamata, supir jip, koordinator

paguyuban jip, dan volunteer Resort Pananjakan. Karakteristik usia dari tenaga

kerja adalah kisaran 21-30 tahun atau sebanyak 38.71% dengan pendidikan

terakhir tertinggi yaitu lulusan SD/sederajatnya (32.26%). Sebagian besar

masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wisata Gunung Pananjakan memiliki

tingkat pendidikan yang rendah (Laporan Tahunan Desa Wonokitri, 2016).

Lama kerja setiap tenaga kerja pun berbeda-beda. Rata-rata lama bekerja

untuk tenaga kerja sebagai penjaga toko cinderamata per harinya adalah 5 jam,

tenaga kerja sebagai pemandu wisata adalah 9 jam, tenaga kerja sebagai

koordinator paguyuban jip adalah 14 jam, tenaga kerja sebagai supir jip adalah 8

jam dan rata-rata lama bekerja sebagai volunteer Resort Pananjakan adalah 11

jam. Tenaga kerja penjaga toko cinderamata memiliki waktu kerja setiap hari,

pemandu wisata bekerja empat hari dalam seminggu, koordinator paguyuban jip

bekerja dua hari dalam seminggu, supir jip bekerja 2 - 4 hari dalam seminggu, dan

volunteer Resort Pananjakan bekerja 5 - 6 hari dalam seminggu.

6.2 Analisis Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Gunung Pananjakan

Dampak ekonomi yang dihasilkan oleh sektor pariwisata umumnya diukur

dari keseluruhan pengeluaran pengunjung untuk keperluan akomodasi, konsumsi,

perjalanan, dokumentasi dan keperluan lainnya. Perputaran uang di lokasi wisata

memberikan dampak terhadap jumlah penerimaan, pendapatan, serta pengeluaran

bagi masyarakat lokal. Menurut Stynes et al. (2000) dalam Milasari (2010),

pengaruh total pariwisata terhadap ekonomi wilayah merupakan penjumlahan dari

dampak langsung (direct effects), dampak tidak langsung (indirect effects) dan

dampak lanjutan (induced effects). Dampak langsung selanjutnya lebih dikenal

sebagai dampak primer, sedangkan dampak tidak langsung dan ikutan biasanya

disebut dengan dampak sekunder.

Dampak ekonomi langsung merupakan manfaat yang langsung dirasakan

oleh masyarakat berupa pendapatan yang diterima oleh penerima awal

pengeluaran wisatawan. Dampak tidak langsung adalah aktivitas ekonomi lokal

dari pembelanjaan unit usaha penerima dampak langsung dan dampak lanjutan

(induced impact). Dampak lanjutan merupakan aktivitas ekonomi lanjutan dari

Page 58: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

42

tambahan pendapatan masyarakat lokal. Perputaran uang di lokasi wisata timbul

karena adanya pengeluaran wisatawan selama berwisata antara lain yaitu

pengeluaran untuk transportasi, akomodasi, konsumsi, dokumentasi, pembelian

souvenir, dan lain-lain. Terdapat dua jenis pengeluaran wisatawan, yaitu

pengeluaran wisatawan di dalam kawasan wisata dan di luar kawasan wisata. Ada

pula transaksi yang terjadi di luar lokasi wisata yang disebut sebagai kebocoran

ekonomi (economic leakage) (Yoeti, 2008).

Penelitian dampak ekonomi ini dilakukan di kompleks wisata Gunung

Pananjakan yaitu di Puncak Gunung Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit Cinta.

Proporsi rata-rata pengeluaran wisatawan di dalam dan di luar kawasan Gunung

Pananjakan dapat dilihat pada Tabel 13 dan keterangan lebih lanjut dapat dilihat

pada Lampiran 4.

Tabel 13 Proporsi pengeluaran rata-rata wisatawan Gunung Pananjakan Tahun

2016

Biaya Rata-rata pengeluaran (Rp) Persentase (%)

Pengeluaran di luar kawasan wisata

Transportasi 207,178 44.89

Konsumsi 56,333 12.20

Total kebocoran pengunjung (a) 263,511 57.09

Pengeluaran di dalam kawasan wisata

Parkir mobil 1,111 0.24

Sewa jip 57,778 12.52

Penginapan 51,111 11.07

Konsumsi 34,022 7.37

Cinderamata 34,667 7.51

Parkir motor 1,778 0.39

Sewa baju hangat 4,444 0.96

Dokumentasi 3,111 0.69

Ojek 6,111 1.32

Lainnya 3,844 0.83

Total pengeluaran di kawasan (b) 197,978 42.91

Total pengeluaran wisatawan (c=a+b) 461,489 100.00

Rata-rata total wisatawan per tahun

(2011-2015) (d)

71,696

Total pengeluaran pengunjung di dalam

kawasan per tahun (e = b*d)

14,194,309,879

Total kebocoran per tahun (f = a*d) 18,892,790,060

Sumber: Data Primer (2016)

Pada Tabel 13, proporsi terbesar dari pengeluaran wisatawan adalah biaya

transportasi yaitu sebesar 44.89% dari pengeluaran total wisatawan. Biaya

Page 59: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

43

transportasi sendiri merupakan biaya yang dikeluarkan wisatawan saat menuju ke

lokasi wisata Gunung Pananjakan, seperti biaya bahan bakar kendaraan, biaya

tiket kereta api, ongkos bis, ataupun biaya tiket pesawat terbang. Berdasarkan

hasil wawancara dengan 45 responden wisatawan diketahui bahwa tidak hanya

wisatawan yang berdomisili di Jawa Timur saja yang datang berwisata ke Gunung

Pananjakan, tetapi juga wisatawan yang berdomisili di luar Jawa Timur seperti

dari Jakarta, Bogor, Bojong Gede, Bekasi dan lain sebagainya. Hal tersebut yang

mengakibatkan wisatawan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk

membayar transportasi menuju lokasi wisata Gunung Pananjakan.

Berdasarkan data Kantor Resort Pananjakan, rata-rata jumlah wisatawan

yang melewati pintu masuk Wonokitri dari Tahun 2011-2015 adalah sebesar

71,696 orang pertahunnya. Total rata-rata pengeluaran wisatawan per kunjungan

di dalam kawasan wisata adalah Rp197,978 atau sebesar 42.91% dari pengeluaran

total. Pengeluaran wisatawan tersebut meliputi pengeluaran untuk biaya konsumsi

di dalam kawasan, biaya pembelian cinderamata, biaya parkir di dalam kawasan,

biaya sewa baju hangat, biaya dokumentasi, biaya sewa ojek, dan biaya lainnya.

Total kebocoran ekonomi yang dihasilkan adalah sebesar 57.09%, atau

nilai tersebut lebih besar dari total pengeluaran pengunjung di dalam kawasan

wisata yang hanya sebesar 42.91%. Hal tersebut menunjukkan bahwa transaksi

ekonomi di luar lokasi wisata masih relatif besar dikarenakan biaya transportasi

yang dikeluarkan wisatawan relatif tinggi. Total kebocoran dari pengeluaran

wisatawan per tahun yang diperoleh adalah sebesar Rp18,892,790,060. Hasil ini

diperoleh dari mengalikan total rata-rata pengeluaran pengunjung di luar kawasan

dengan total kunjungan per tahun.

6.2.2 Dampak Ekonomi Langsung

Dampak ekonomi langsung merupakan sejumlah uang yang diterima oleh

pemilik unit usaha yang berada di dalam kawasan wisata Gunung Pananjakan dari

transaksi ekonomi (jual-beli) wisatawan dengan unit usaha. Rata-rata unit usaha

yang berada di dalam kawasan Gunung Pananjakan ramai pengunjung pada akhir

pekan dan hari-hari libur nasional, namun demikian pada hari kerja pun mereka

tetap membuka usahanya meski tak seramai pada hari libur. Selain memperoleh

Page 60: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

44

penerimaan dari wisatawan, unit usaha yang ada juga melakukan berbagai

pengeluaran di dalam kawasan, seperti pengeluaran untuk biaya listrik, biaya

transportasi, pembelian barang dagangan, biaya konsumsi di dalam kawasan, dan

biaya lainnya. Unit usaha di kawasan Gunung Pananjakan tidak dikenakan biaya

sewa tempat ataupun biaya kebersihan dan keamanan. Hampir semua unit usaha

di kawasan wisata Gunung Pananjakan tidak mempekerjakan tenaga kerja atau

dikelola sendiri serta dibantu oleh anggota keluarga lain. Uraian data hasil

perhitungan dampak ekonomi tiap jenis unit usaha di Gunung Pananjakan dapat

dilihat pada Tabel 14 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran

5.

Tabel 14 Dampak ekonomi langsung kawasan wisata Gunung Pananjakan Tahun

2016

Unit usaha

Responden

unit usaha

Jumlah

populasi

Rata-rata pendapatan

responden per tahun Dampak

ekonomi

langsung

(Rp)

Pendapatan

(Rp)

Proporsi

(%)

(a) (b) (c) (e=(c/d)*100) (f=b*c)

Penyewaan jip 9 136 28,624,000 10.72 3,892,864,000

Ojek 10 95 16,360,800 6.13 1,554,276,000

Warung

makanan dan

cinderamata

11 20 77,151,273 28.88 1,543,025,455

Toko

cinderamata 1 1 31,980,000 11.97 31,980,000

Asongan 4 50 22,878,000 8.56 1,143,900,000

Pemandu wisata 3 10 90,120,000 33.74 901,200,000

Total (d) 267,114,073 100.00 9,067,245,455

Sumber: Data Primer (2016)

Berdasarkan Tabel 14, jenis usaha yang terdapat di dalam kawasan

Gunung Pananjakan adalah unit usaha penyewaan jip, ojek, pedagang kaki lima

seperti warung makan dan toko cinderemata, dan juga pemandu wisata serta

pedagang asongan. Pendapatan yang diperoleh setiap unit usaha berbeda-beda.

Pendapatan per tahun terbesar adalah pendapatan unit usaha pemandu wisata,

dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp90,120,000. Hal tersebut dikarenakan

hampir setiap harinya jasa pemandu wisata digunakan oleh para wisatawan yang

Page 61: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

45

berkunjung ke kawasan TNBTS terutama bagi wisatawan yang berasal dari luar

Jawa Timur.

Dampak ekonomi langsung dari kawasan wisata Gunung Pananjakan

diperoleh dengan mengalikan jumlah populasi unit usaha dengan rata-rata

pendapatan unit usaha per tahun. Nilai dampak ekonomi langsung terbesar

dirasakan oleh unit usaha penyewaan jip, yaitu Rp3,892,864,000 per tahun. Hal

tersebut dikarenakan untuk mencapai kawasan Gunung Pananjakan wisatawan

tidak diperbolehkan mengendari kendaraan pribadinya, sehingga wisatawan pun

harus menyewa jasa jip sebagai alternatif lain agar dapat sampai ke dalam

kawasan wisata dan populasi dari unit usaha penyewaan jip lebih banyak

dibandingkan unit usaha lainnya. Total dampak ekonomi dari kawasan wisata

Gunung Pananjakan adalah sebesar Rp9,067,245,455 per tahun.

6.2.3 Dampak Ekonomi Tidak Langsung

Keberadaan wisata Gunung Pananjakan memberikan peluang bagi

masyarakat untuk mendirikan unit usaha. Keberadaan unit usaha di lokasi wisata

membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat lokal. Terdapat berbagai

macam jenis unit usaha yang ada di dalam kawasan wisata Gunung Pananjakan

seperti pedagang kaki lima, pedagang asongan, penyewaan jip, pemandu wisata

dan ojek. Sebagian besar unit usaha di Gunung Pananjakan dijalankan langsung

oleh pemilik unit usaha dan tidak memiliki tenaga kerja. Terdapat 28 orang

responden tenaga kerja dari berbagai jenis unit usaha yang telah diwawancarai.

Tenaga kerja sebagai penjaga kios berjumlah 2 orang, supir jip sejumlah 8 orang,

volunteer sejumlah 14 orang, dan tenaga kerja pada unit usaha lainnya sejumlah 4

orang.

Dampak ekonomi tidak langsung didapatkan dari hasil pengeluaran unit

usaha berupa biaya operasional unit usaha yang berada di dalam kawasan wisata

Gunung Pananjakan. Keberadaan kawasan wisata tersebut juga banyak menyerap

tenaga kerja dari masyarakat lokal yang ada di sana sehingga menimbulkan

dampak ekonomi secara tidak langsung berupa upah yang diterima oleh tenaga

kerja yang bekerja di sektor wisata tersebut. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

Page 62: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

46

unit usaha di dalam dan di luar kawasan Gunung Pananjakan dan data

perhitungannya dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran 5 dan Lampiran 6.

Pengeluaran yang dilakukan oleh unit usaha di dalam lokasi wisata

diantaranya adalah biaya transportasi, pembelian barang dagangan, konsumsi di

dalam kawasan dan biaya lainnya, sedangkan pengeluaran yang dilakukan di luar

lokasi wisata adalah pembayaran listrik. Biaya transportasi dibedakan menjadi

dua, yaitu biaya pembelian bensin bagi unit usaha penyewaan jip dan ojek, dan

biaya pengantaran barang dagangan bagi unit usaha warung makan dan toko

cinderamata. Berdasarkan tabel pada Lampiran 6, unit usaha warung makan

sekaligus cinderamata merupakan unit usaha dengan pengeluaran di kawasan

wisata terbesar yaitu Rp38,108,727 per tahun. Hal tersebut dikarenakan unit usaha

warung makan dan cinderamata mengeluarkan biaya pembelian barang dagangan

paling besar dibandingkan biaya pengeluaran pembelian barang dagangan unit

usaha lainnya.

Perolehan total dampak ekonomi tidak langsung dari kawasan wisata

Gunung Pananjakan didapat dengan menjumlahkan total pengeluaran unit usaha

di kawasan wisata dengan total pendapatan tenaga kerja. Total dampak ekonomi

tidak langsung terbesar diperoleh unit usaha penyewaan jip yaitu

Rp1,913,669,333 per tahun dikarenakan unit usaha penyewaan jip merupakan unit

usaha dengan populasi terbesar, dan hampir setiap harinya wisatawan

menggunakan jasa dari unit usaha tersebut. Total dampak ekonomi tidak langsung

dari kawasan wisata Gunung Pananjakan adalah sebesar Rp4,558,753,879 per

tahun. Nilai tersebut menunjukan bahwa kawasan wisata Gunung Pananjakan

telah memberikan manfaat bagi masyarakat lokal sebagai tenaga kerja. Uraian

data perhitungan dampak ekonomi tidak langsung dapat dilihat pada Tabel 15 dan

data perhitungan secara jelas dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

Page 63: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

47

Tabel 15 Dampak ekonomi tidak langsung kawasan wisata Gunung Pananjakan

Tahun 2016

Jenis

tenaga kerja

Jumlah

tenaga

kerja

(orang)

Pendapatan

tenaga kerja

(Rp)

Total

pendapatan

tenaga kerja

(Rp)

Pengeluaran

unit usaha di

kawasan wisata

(Rp)

Dampak

ekonomi tidak

langsung

(Rp)

(a) (b) (c)=(a*b) (d) (e)=(c+d)

Penjaga warung

makanan dan

cinderamata

5 43,800,000 219,000,000 762,174,545 981,174,545

Penjaga toko

cinderamata 0 0 0 9,060,000 9,060,000

Supir jip 20 14,700,000 294,000,000 1,619,669,333 1,913,669,333

Ojek 0 0 0 737,124,000 737,124,000

Petugas kebersihan 5 15,360,000 76,800,000 0 76,800,000

Tenaga pembantu 4 6,900,000 27,600,000 0 27,600,000

Tenaga upah 2 19,200,000 38,400,000 0 38,400,000

Penjaga musholah 3 12,960,000 38,880,000 0 38,880,000

Penjaga toilet 2 11,448,000 22,896,000 0 22,896,000

Penjaga kendaraan 6 27,600,000 165,600,000 0 165,600,000

Petugas koordinator

jip 4 9,600,000 38,400,000 0 38,400,000

Petugas pemandu

wisata 0 0 0 90,800,000 90,800,000

Penjaga asongan 0 0 0 418,350,000 418,350,000

Total 4,558,753,879

Sumber: Data Primer (2016)

6.2.4. Dampak Lanjutan

Kawasan wisata tidak hanya menghasilkan dampak langsung dan dampak

tidak langsung tetapi juga menghasilkan dampak lanjutan. Dampak lanjutan dari

kegiatan wisata di kawasan wisata Gunung Pananjakan yaitu berupa pengeluaran

yang dilakukan tenaga kerja. Pengeluaran tenaga kerja terdiri dari pengeluaran

konsumsi di lokasi wisata, listrik, transportasi ke kawasan wisata, dan sekolah

anak. Pengeluaran tenaga kerja lokal di kawasan wisata akan memberikan dampak

positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Data mengenai perhitungan

rata-rata pengeluaran tenaga kerja dan nilai dampak ekonomi lanjutan dapat

dilihat pada Tabel 16 dan data perhitungan dapat dilihat lebih jelas pada Lampiran

8.

Page 64: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

48

Tabel 16 Dampak ekonomi lanjutan kawasan wisata Gunung Pananjakan Tahun

2016

Tenaga kerja

Jumlah

tenaga kerja

(orang)

Total

Rata-rata

pengeluaran

(Rp)

Proporsi

pengeluaran di

dalam kawasan

(Rp)

Dampak ekonomi

lanjutan

(Rp)

(a) (b) (c) (d=a*b*c)

Penjaga toko 5 13,020,000 98.39 64,051,890

Supir jip 20 13,093,500 95.65 250,478,655

Tenaga pembantu 4 18,549,000 98.42 73,023,703

Petugas kebersihan 5 10,573,200 96.48 51,005,117

Tenaga upah 2 17,914,500 98.45 35,273,651

Penjaga musholah 3 12,892,000 97.52 37,716,835

Penjaga toilet 2 12,960,000 95.37 24,719,904

Penjaga kendaraan 6 32,400,000 99 192,456,000

Koordinator jip 4 15,552,000 96.91 60,285,773

Total 789,011,528

Sumber: Data Primer (2016)

Dampak ekonomi lanjutan didapat dengan cara mengalikan rata-rata total

keseluruhan pengeluaran tenaga kerja, dengan proporsi pengeluaran di kawasan

wisata dan jumlah populasi dari tenaga kerja. Dari hasil perhitungan tersebut

diperoleh nilai dampak ekonomi lanjutan di kawasan wisata Gunung Pananjakan

adalah sebesar Rp789,011,528 per tahun.

6.2.5 Nilai Efek Pengganda (Multiplier Effect)

Nilai efek pengganda (Multiplier Effect) digunakan untuk mengukur

dampak ekonomi terhadap masyarakat sekitar kawasan wisata. Berdasarkan

META (2001), dampak ekonomi terhadap masyarakat lokal dibedakan menjadi

(1) Keynesian Local Income Multiplier Effect, yaitu nilai yang menunjukkan

berapa besar pengeluaran pengunjung berpengaruh terhadap peningkatan

pendapatan masayarakat lokal, (2) dan Ratio Income Multiplier, yaitu nilai yang

menunjukkan seberapa besar dampak langsung yang dirasakan dari pengeluaran

pengunjung berdampak terhadap perekonomian lokal. Data mengenai hasil

analisis nilai dampak ekonomi dan perhitungan multiplier effect di Gunung

Pananjakan dapat dilihat pada Tabel 17 dan 18 serta perhitungan dapat dilihat

lebih jelas pada Lampiran 9.

Page 65: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

49

Tabel 17 Hasil analisis dampak ekonomi kawasan wisata Gunung Pananjakan

Tahun 2016

Kriteria Nilai

Pengeluaran wisatawan di kawasan wisata (E) 14,194,309,879

Dampak langsung (D) 9,067,245,455

Dampak tidak langsung (N) 4,558,753,879

Dampak lanjutan (U) 789,011,528 Sumber: Data Primer (2016)

Tabel 18 Nilai efek pengganda kawasan wisata Gunung Pananjakan Tahun 2016

Kriteria Multiplier Nilai

Keynesian Income Multiplier 1.02

Ratio Income Multiplier Type I 1.50

Ratio Income Multiplier Tipe II 1.59 Sumber: Data Primer (2016)

Berdasarkan data pada Tabel 18, diperoleh nilai Keynesian Income

Multiplier sebesar 1.02 yang artinya bahwa setiap peningkatan satu rupiah

pengeluaran wisatawan akan meningkatkan ekonomi lokal sebesar 1.02 rupiah.

Nilai Ratio Income Multiplier tipe I adalah sebesar 1.50 yang artinya bahwa setiap

peningkatan satu rupiah pada penerimaan unit usaha akan mengakibatkan

peningkatan sebesar 1.50 rupiah terhadap pendapatan pemilik usaha dan tenaga

kerja. Nilai Ratio Income Multiplier Tipe II adalah sebesar 1.59 yang artinya

bahwa setiap kenaikan satu rupiah penerimaan unit usaha maka akan

mengakibatkan peningkatan sebesar 1.59 rupiah pada pendapatan pemilik usaha,

pendapatan tenaga kerja dan pengeluaran konsumsi tenaga kerja dalam putaran

perekonomian lokal di kalangan masyarakat sekitar.

Nilai Keynesian Multiplier yang diperoleh adalah lebih dari satu, yang

artinya lokasi wisata Gunung Pananjakan telah mampu memberikan dampak

ekonomi terhadap kegiatan wisatanya, atau dapat disimpulkan bahwa adanya

keberadaaan objek wisata Gunung Pananjakan dapat memberikan dampak

ekonomi yang cukup besar bagi masyarakat sekitar. Dampak ekonomi yang cukup

besar ini dapat mempengaruhi masyarakat lokal untuk tetap mempertahankan dan

menjaga kelestarian serta keindahan kawasan Gunung Pananjakan.

Page 66: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

50

6.3 Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan

Daya dukung kawasan wisata Gunung Pananjakan merupakan jumlah

maksimum wisatawan yang dapat ditampung oleh kawasan wisata berdasarkan

kegiatan wisata yang dilakukan. Perhitungan daya dukung kawasan wisata

Gunung Pananjakan dilakukan berdasarkan preferensi pengunjung dan data dari

pihak pengelola. Wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan wisata Gunung

Pananjakan adalah bertujuan melihat panorama pemandangan matahari terbit dari

tiga lokasi view point, yaitu Puncak Gunung Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit

Cinta.

Selain menghitung daya dukung kawasan terhadap jumlah wisatawan,

dilakukan pula perhitungan pada daya dukung mobil jip yang dapat ditampung

oleh lahan parkir yang disediakan pihak pengelola. Mobil jip adalah salah satu

kendaraan yang harus digunakan oleh wisatawan untuk mencapai kawasan wisata

Gunung Pananjakan dikarenakan mobil pribadi tidak diperbolehkan memasuki

kawasan. Banyaknya jumlah wisatawan yang datang khusunya pada hari libur

kerja ataupun libur panjang menyebabkan jumlah jip memenuhi jalur menuju

kawasan Gunung Pananjakan. Jalur yang sempit membuat mobil jip mau tak mau

mengantri sehingga terjadi kemacetan yang cukup parah. Daya dukung kawasan

lahan parkir untuk mobil jip sangat diperlukan agar kemacetan yang terjadi pada

jalur kawasan wisata Gunung Pananjakan dapat diminimalisir.

6.3.1 Luas Area Wisata yang Dibutuhkan Wisatawan dan Mobil Jip

Menentukan daya dukung kawasan berdasarkan kegiatan wisata yang

dilakukan memerlukan data luasan area berdasarkan tingkat kenyamanan

pengunjung per kegiatan wisata. Selanjutnya dipilih luas yang paling dominan

yang dapat mewakili kenyamanan pengunjung. Waktu dominan bagi wisatawan

tidak dimasukan dalam perhitungan dikarenakan setiap wisatawan membutuhkan

waktu yang berbeda saat melihat matahari terbit sedangkan waktu untuk melihat

matahari terbit hanya dalam satu waktu saja, tetap dan singkat. Data luasan

dominan untuk kawasan Puncak Gunung Pananjakan 1 diambil dari 45 responden

wisatawan, sedangkan data luasan dominan untuk Bukit Setia dan Bukit Cinta

diambil dari 10 responden wisatawan yang merupakan bagian dari 45 responden

Page 67: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

51

yang sama dengan kriteria bahwa wisatawan tersebut sudah pernah mengunjungi

Bukit Setia dan Bukit Cinta. Hal tersebut dilakukan karena pasca erupsi Gunung

Bromo kedua lokasi view point tersebut jarang dikunjungi wisatawan. Preferensi

kenyamanan pengunjung terhadap luas kegiatan wisata melihat matahari terbit di

kawasan wisata Gunung Pananjakan, Gunung Bromo dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19 Preferensi responden pengunjung dalam hitungan luas

Jenis

kegiatan

Lokasi

Kegiatan

Luasan dominan yang

dibutuhkan

(m2)

Frekuensi

pemilih

(Orang)

Melihat matahari

terbit

Puncak Gunung

Pananjakan 1

1 17

2 22

3 6

Bukit Setia

1 1

2 6

3 3

Bukit Cinta

1 4

2 5

3 1

Sumber: Data Primer (2016)

Berdasarkan Tabel 19, diketahui hasil dari wawancara dengan responden

wisatawan menunjukan bahwa luasan dominan yang dibutuhkan oleh setiap

wisatawan demi kenyamanan mereka saat melihat matahari terbit di lokasi Puncak

Pananjakan 1, Bukit Setia dan Bukit Cinta adalah sama yaitu 2 m2. Luasan

tersebut dipilih agar jarak satu wisatawan dengan wisatawan lainnya tidak terlalu

dekat, sehingga ketika pemandangan matahari mulai terlihat, mereka tidak saling

berdesak-desakan, pandangan mata mereka tidak terhalang oleh wisatawan lain

didepannya, serta luasan tersebut juga berdasarkan pertimbangan keselamatan

wisatawan. Biasanya wisatawan menghabiskan waktu di lokasi dengan menikmati

pemandangan dari atas puncak atau bukit, berfoto dan mengobrol santai dengan

teman bepergiannya. Selain luas area untuk wisatawan, luasan lahan untuk parkir

mobil jip yang mengangkut wisatawan juga dibutuhkan dalam perhitungan daya

dukung kawasan. Berdasarkan hasil observasi di lapangan untuk satu buah mobil

jip membutuhkan 4.5 m panjang jalan untuk parkir.

6.3.2 Luas Area Wisata yang Disediakan Pihak Pengelola

Selain perferensi pengunjung, untuk menentukan daya dukung kawasan

diperlukan pula data dari pihak pengelola mengenai luas area yang disediakan.

Page 68: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

52

Menurut pihak pengelola Resort Pananjakan, terdapat tiga lokasi view point di

dalam kawasan Pananjakan yang diperuntukan untuk melihat pemandangan

matahari terbit yaitu Puncak Gunung Pananjakan 1, Bukit Setia, dan Bukit Cinta.

Lokasi Puncak Gunung Pananjakan 1 terletak paling tinggi dibandingkan dengan

dua lokasi lainnya, dan menjadi tempat yang paling favorit bagi wisatawan untuk

melihat matahari terbit. Namun meski demikian Bukit Setia dan Bukit Cinta juga

tetap ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang sudah tidak mampu melanjutkan

perjalanan ke Pananjakan 1, terjebak macet atau dikarenakan jumlah wisatawasan

yang berada di Pananjakan 1 sudah terlalu banyak.

Luas area view point Puncak Gunung Pananjakan 1 dibagi menjadi tiga

bagian yaitu pelataran utama, pelataran pendukung I, dan pelataran pendukung II.

Pelataran utama view point Puncak Gunung Pananjakan 1 berbentuk lingkaran

dengan luas area sebesar 1,256 m2, pelataran I view point Puncak Gunung

Pananjakan 1 berbentuk persegi panjang dengan luas sebesar 36.96 m2, dan

Pelataran II view point Puncak Gunung Pananjakan 1 berbentuk persegi dengan

luas sebesar 64 m2. Sedangkan untuk panjang jalan yang digunakan sebagai lahan

parkir Puncak Pananjakan 1 dimulai dari view point Puncak Pananjakan 1 hingga

mushola Bank Mandiri Syariah yaitu sepanjang ±600 m.

View point sunrise Bukit Setia merupakan alterlatif lokasi lain ketika

jumlah wisatawan di Puncak Gunung Pananjakan 1 telah melebihi kapasitas. View

point sunrise Bukit Setia terdiri dari dua bagian, yaitu pelataran utama dan

pelataran pendukung. Pelataran utama view point Bukit setia berbentuk segitiga

siku-siku dengan luas area sebesar 480 m2 dan luasan pelataran pendukung view

point Bukit Setia adalah sebesar 221.2 m2. Panjang jalan yang digunakan untuk

lahan parkir Bukit Setia dimulai dari Mushola Bank Mandiri Syariah hingga

pertengahan antara Bukit Setia dan Bukit Cinta yaitu sepanjang ±200 meter.

Selanjutnya terdapat view point Bukit Cinta merupakan alternatif lokasi

kedua jika Puncak Gunung Pananjakan 1 dan Bukit Setia sudah tidak dapat

menampung wisatawan yang datang. View point Bukit Cinta belum memiliki

pelataran yang memadai, masih berbentuk bukit dengan puncak mendatar. Luas

area view point sunrise Bukit Cinta adalah 500 m2 dan panjang jalan untuk lahan

Page 69: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

53

parkir Bukit Cinta dimulai dari Pertengahan Bukit Setia dan Bukit Cinta hingga

pertengahan Bukit Cinta dengan Simpang Dingklik yaitu sepanjang ±2000 m.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden wisatawan diketahui

bahwa panjang jalan yang memungkinkan wisatawan untuk berjalan kaki dari

lahan parkir mobil jip menuju lokasi view point adalah 1000 m. Lebar ruas lahan

parkir tidak dapat menampung dua mobil jip sekaligus dikarenakan lebar jalan

yang tersedia adalah 3.5 meter dan lebar dari sebuah jip adalah 2 m (Laporan

Tahunan Resort Pananjakan, 2015).

6.3.3 Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan

Berdasarkan preferensi pengunjung (Tabel 19) dan data luasan masing-

masing lokasi view point serta panjang lahan parkir yang diperoleh dari pihak

pengelola kawasan wisata, maka selanjunya dapat dihitung daya dukung kawasan

wisata dari Gunung Pananjakan. Daya dukung kawasan wisata Gunung

Pananjakan per hari untuk kawasan view point dan lahan parkir kawasan adalah

sebanyak 1,279 orang dan 221 unit jip atau 1,326 orang, yang diperoleh dari

mengalikan jumlah mobil jip yang sesuai dengan lahan parkir dengan jumlah

maksimum penumpang satu mobil jip (Tabel 20).

Nilai dari daya dukung tersebut menunjukan bahwa jumlah wisatawan

yang diperoleh dari daya dukung kawasan di ketiga lokasi view point lebih kecil

dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang diperoleh dari daya dukung lahan

parkir yang disediakan oleh pengelola, atau jumlah mobil jip yang dapat

memasuki kawasan tidak dapat dimaksimumkan sesuai dengan kapasitas daya

dukung lahan parkir kawasan Gunung Pananjakan karena dapat menyebabkan

over carrying capacity pada lokasi view point Gunung Pananjakan, sehingga nilai

yang dijadikan sebagai acuan daya dukung kawasan Gunung Pananjakan adalah

nilai dari daya dukung berdasarkan lokasi view point. Untuk perhitungan lebih

jelas dapat dilihat pada Lampiran 10.

Page 70: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

54

Tabel 20 Perhitungan daya dukung kegiatan wisata melihat matahari terbit di

Gunung Pananjakan

Kawasan

Lokasi

Area

Luas

kebutuhan

pengunjung

(m2)

(a)

Luas yang

disediakan

pengelola

(m2)

(b)

Daya

dukung

kawasan

(orang/hari)

(c=(b/a))

Puncak

Gunung

Pananjakan 1

-Pelataran

Utama

2 1,256 628

-Pelataran

pendukung I

2 36.96 18

-Pelataran

pendukung II

2 64 32

View point Total 678

Bukit Setia

-Pelataran

Utama

2 480 240

-Pelataran

pendukung

2 221.2 111

Total 351

Bukit Cinta View point 2 500 250

Total DDK wisatawan 1,279

Rata-rata wisatawan / hari 174

Kawasan

Lokasi

Batas

lahan

parkir

Luas

berdasarkan

kemampuan

wisatawan

berjalan

kaki (m)

(a)

Luas

kebutuhan satu

jip

(m)

(b)

Daya

dukung

kawasan

(jip/hari)

(c=(a/b))

Lahan parkir

Puncak

Gunung

Pananjakan 1

View Point

Pananjakan 1 –

Musholah

600

4.5

133

Lahan

parkir

Lahan parkir

Bukit Setia

Musholah –

pertengahan B.

Setia - B. Cinta

200 4.5

44

Lahan Parkir

Bukit Cinta

Pertengahan B.

Setia - B. Cinta –

Pertengahan B.

Cinta - simpang

dingklik

200 4.5

44

Total DDK jip (a) 221

Rata-rata jip/hari 30

Kapasitas maksimum mobil jip (b) 6

Jumlah wisatawan berdasarkan DDK lahan parkir (c=a*b) 1,326

Sumber: Data Primer (2016)

Berdasarkan perhitungan DDK pada Tabel 20, untuk mengetahui apakah

terjadi over carrying capacity pada saat peak season dan low season, dilakukan

perbandingan antara daya dukung kawasan dengan jumlah pengunjung saat

kondisi low season dan peak season (Tabel 21). Perbandingan dilakukan dengan

menggunakan jumlah pengunjung Tahun 2014, karena pada Tahun 2015 terjadi

Page 71: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

55

penurunan jumlah pengunjung akibat kenaikan harga tiket masuk, dan terdapat

pula penutupan kawasan saat bulan peak season akibat bencana erupsi Gunung

Bromo. Secara umum pada Tahun 2014 objek wisata Gunung Pananjakan

memiliki lima bulan peak season dan tujuh bulan low season, yaitu bulan Januari,

Juni, Agustus, September, dan Oktober sebagai bulan peak season serta bulan

Februari, Maret, April, Mei, Juli, November sebagai bulan low season (Laporan

Tahunan Resort Pananjakan, 2015).

Tabel 21 Perbandingan DDK Gunung Pananjakan saat low season dan peak

season Tahun 2014

Bulan Peak/Low

Season

Rata-rata jumlah

wisatawan (a) *)

DDK

per bulan (b)

Rasio (%)

(a/b)

Ket

**)

Januari Peak season 18,049 38,370 47.04 UCC

Februari Low season 6,006 38,370 15.65 UCC

Maret Low season 3,591 38,370 9.36 UCC

April Low season 8,675 38,370 22.61 UCC

Mei Low season 9,027 38,370 23.53 UCC

Juni Peak season 13,085 38,370 34.10 UCC

Juli Low season 3,132 38,370 8.16 UCC

Agustus Peak season 15,631 38,370 40.74 UCC

September Low season 9,634 38,370 25.11 UCC

Oktober Peak season 8,930 38,370 23.27 UCC

November Low season 7,433 38,370 19.37 UCC

Desember Peak season 11,339 38,370 29.55 UCC

Dalam setahun 114,532 460,440 24.87 UCC

Sumber : *) Resort Pananjakan (2015)

Ket : *) Pengunjung melalui pintu masuk Wonokitri

**) Under Carrying Capacity (UCC)

Tabel 21 menunjukkan rata-rata jumlah pengunjung Gunung Pananjakan

dalam kurun waktu 2014 adalah sebesar 24.87% dari DDK, atau selama Tahun

2014 dari bulan Januari hingga Desember jumlah wisatawan yang berwisata ke

kawasan Gunung Pananjakan melalui Pintu Masuk Wonokitri belum mengalami

over carrying capacity. Rata-rata per tahun terukur jumlah pengunjung dan mobil

jip yang memasuki kawasan Gunung Pananjakan masih jauh di bawah daya

dukung kawasan, nanun perbandingan daya dukung kawasan pada Tabel 21

tersebut hanya melibatkan Pintu Masuk Wonokitri saja, belum

mempertimbangkan jumlah pengunjung dan mobil jip yang memasuki kawasan

Gunung Pananjakan melalui tiga pintu masuk lain.

Page 72: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

56

Kondisi under carrying capacity pada Pintu Masuk Wonokitri

kemungkinan terjadi karena tidak semua hari padat pengunjung, bahkan ada hari-

hari yang sepi pengunjung, namun pada hari-hari tertentu terutama saat peak

season jumlah pengunjung yang memasuki kawasan wisata Gunung Pananjakan

melalui pintu masuk tersebut telah mengalami over carrying capacity misalnya

pada hari libur tahun baru dan lebaran. Sebaran jumlah wisatawan pada saat peak

season adalah sebagai berikut:

Tabel 22 Jumlah pengunjung Gunung Pananjakan saat peak season Tahun 2014

Event

Jumlah

(hari)

Jumlah

pengunjung

selama event

jumlah

pengunjung/

hari

DDK/

Hari

Persentase Ket

*)

(a) (b) (c=b/a) (d) (e=c/d)%

Libur lebaran 3 4,020 1340 1,279 104.77 OCC

Libur tahun

baru

2 3,480 1740 1,279 136.04 OCC

Libur nasional 1 758 758 1,279 59.27 UCC

Ket: *) Under Carrying Capacity (UCC) ; Over Carrying Capacity (OCC)

Berdasarkan Tabel 22, hari lebaran menunjukkan angka persentase lebih

dari 100% yaitu 104.77% atau jumlah wisatawan yang berkunjung ke kawasan

Gunung Pananjakan pada hari lebaran telah melebihi ambang batas daya dukung

kawasan Gunung Pananjakan. Hal tersebut terjadi karena pada hari libur lebaran

wisatawan yang berkunjung tidak hanya berasal dari Jawa Timur saja tetapi juga

dari luar Jawa Timur. Sama halnya dengan liburan tahun baru. Pada liburan tahun

baru jumlah wisatawan yang datang lebih banyak dibandingkan saat libur lebaran,

sebab kawasan Gunung Pananjakan merupakan kawasan favorit bagi wisatawan

baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara, untuk menghabiskan

malam tahun baru bersama teman, keluarga, atau kelompok komunitas mereka.

Liburan tahun baru menunjukan persentase yang tinggi yaitu sebesar 136.04%.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah

pengunjung adalah dengan menaikan tarif sewa kendaraan mobil jip dan ojek

pada saat peak season, akan tetapi sebelumnya diperlukan kerja sama terlebih

dahulu antara pihak pengelola kawasan wisata dengan pihak paguyuban jip dan

ojek agar kenaikan tarif dapat dijalankan. Selain itu, perlu juga ditingkatkannya

pengawasan dari pihak pengelola, agar mampu mengendalikan situasi jika terjadi

over carrying capacity, dan tetap menjadikan Gunung Pananjakan sebagai salah

Page 73: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

57

satu tempat wisata yang menarik minat pengunjung namun kelestarian dan

keasriannya tetap terjaga. Upaya-upaya tersebut akan dijadikan saran untuk

strategi pengelolaan kawasan wisata Gunung Pananjakan selanjutnya.

6.4 Pengaruh Jumlah Pengunjung Terhadap Nilai Dampak Ekonomi

Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa daya dukung kawasan Gunung

Pananjakan adalah sebanyak 1,279 orang per hari. Pada saat peak season jumlah

pengunjung yang memasuki kawasan Gunung Pananjakan telah mengalami over

carrying capacity, sehingga dibutuhkan pembatasan jumlah pengunjung

berdasarkan daya dukung kawasan tersebut. Namun jika hal itu diterapkan

dikhawatirkan akan terjadi penurunan jumlah pengunjung yang dapat

mempengaruhi nilai dari dampak ekonomi beserta variabel-variabel penyusunnya

yaitu pengeluaran wisatawan, pendapatan unit usaha, pendapatan tenaga kerja dan

pengeluaran tenaga kerja di dalam kawasan.

Analisis pengaruh jumlah pengunjung terhadap nilai dampak ekonomi

kawasan Gunung Pananjakan dilakukan dengan menggunakan metode yang sama

seperti saat mencari nilai dampak ekonomi pada perhitungan sebelumnya, yaitu

dengan menggunakan metode Keynesian Multiplier Effect. Jumlah pengunjung

yang digunakan dalam perhitungan ini dibedakan menjadi dua kriteria yaitu

jumlah pengunjung per tahun tanpa adanya daya dukung kawasan dan jumlah

pengunjung per tahun sesuai daya dukung kawasan (Tabel 23). Jumlah

pengunjung yang digunakan dalam analisis adalah jumlah pengunjung Tahun

2014, yang melewati Pintu Masuk Wonokitri. Analisis dilakukan dengan

membangun sebuah hipotesis yaitu diduga bahwa perubahan jumlah pengunjung

dapat mempengaruhi dampak ekonomi atau nilai multiplier effect dari kawasan

Gunung Pananjakan.

Analisis selanjutnya dilakukan dengan membandingkan nilai dampak

ekonomi Gunung Pananjakan tanpa adanya daya dukung kawasan dengan nilai

dampak ekonomi Gunung Pananjakan sesuai dengan daya dukung kawasan.

Untuk nilai dampak ekonomi yang sesuai dengan daya dukung kawasan diperoleh

dari mengkalikan nilai dampak ekonomi langsung, tidak langsung dan lanjutan

per unit usaha dan tenaga kerja pada kondisi tanpa daya dukung dengan persen

Page 74: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

58

penurunan pengunjung akibat adanya pembatasan dari daya dukung kawasan.

Namun ada sedikit pengecualian untuk jenis pekerjaan yang memiliki penerimaan

tetap atau tidak berpengaruh terhadap perubahan jumlah pengunjung yang datang,

yaitu besar pendapatan dan pengeluarannya tidak mengalami perubahan sehingga

tidak perlu dikalikan dengan persen penurunan tersebut, dikarenakan pendapatan

mereka diperoleh langsung dari Resort Pananjakan sesuai dengan yang telah

ditetapkan oleh BBTNBTS. Jenis pekerjaan yang dimaksud adalah tenaga

pembantu, tenaga upah, petugas kebersihan dan penjaga musholah. Uraian

perhitungan perubahan nilai dampak ekonomi dapak dilihat pada Lampiran 11.

Tabel 23 Jumlah wisatawan Tahun 2014 kondisi tanpa DDK dan sesuai DDK

Bulan Tanpa DDK Seusai DDK

Januari 18,049 16,710

Februari 6,006 6,006

Maret 3,591 3,418

April 8,675 8,675

Mei 9,027 9,027

Juni 13,085 13,056

Juli 3,132 2,577

Agustus 15,631 14,798

September 9,630 9,409

Oktober 8,930 8,930

November 7,433 7,433

Desember 11,339 10,839

Total 114,528 110,878

Persen penurunan 3%

Sumber: BBTNBTS (2015)

Hasil perhitungan pada Tabel 23 menunjukan bahwa nilai dari dampak

ekonomi langsung, tidak langsung, dan lanjutan mengalami penurunan sebesar

3% yang disebabkan oleh penurunan jumlah pengunjung akibat daya dukung

kawasan. Berdasarkan data dampak ekonomi dan pengeluaran pengunjung tanpa

daya dukung kawasan serta data dampak ekonomi dan pengeluaran pengunjung

sesuai daya dukung kawasan yang telah diperoleh, selanjutnya dapat dihitung nilai

efek pengganda dari masing-masing kondisi. Uraian perhitungan nilai efek

pengganda dapat dilihat pada Tabel 24 dan data perhitungan dapat dilihat dengan

jelas pada Lampiran 11.

Page 75: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

59

Tabel 24 Perhitungan nilai multiplier effect Gunung Pananjakan Tahun 2014

Skema

*)

Jumlah

Pengunjung

(orang)

Pengeluaran

pengunjung

(Rp)

Dampak

langsung

(Rp)

Dampak tidak

langsung

(Rp)

Dampak

lanjutan

(Rp)

KME

**)

A 114,528 19,502,749,762 9,067,245,455 4,558,753,878 789,011,528 0.74

B 110,878 19,210,235,238 8,795,228,091 4,428,128,542 771,251,761 0.73

Sumber: Data Primer (2016)

*) A = Jumlah pengunjung tanpa adanya DDK

B = Jumlah Pengunjung sesuai DDK

**) Keynesian Multiplier Effect Berdasarkan Tabel 24 diketahui bahwa nilai multiplier effect dari kondisi

tanpa adanya daya dukung kawasan ke kondisi sesuai dengan daya dukung

kawasan mengalami penurunan sebesar 1%, artinya penurunan jumlah

pengunjung akibat adanya daya dukung kawasan memberikan pengaruh secara

langsung terhadap dampak ekonomi Gunung Pananjakan terutama bagi pemilik

unit usaha dan tenaga kerja di dalam kawasan wisata tersebut yaitu berupa

penurunan pendapatan dan pengeluaran dari tiap-tiap unit usaha dan tenaga kerja.

Penurunan nilai dampak ekonomi per tahun tidak terlalu besar, namun hal tersebut

belum memperhatikan penurunan jumlah pengunjung akibat daya dukung saat

hari-hari tertentu atau peak season.

Melihat pengaruh penurunan jumlah pengunjung saat peak season maka

dilakukan kembali perhitungan dengan menggunakan rumus yang sama serta

menggunakan data jumlah pengunjung saat peak season pada Tabel 22. Peak

season atau hari libur yang digunakan dalam perhitungan adalah hari libur tahun

baru, dikarenakan hari libur tahun baru memiliki nilai persentase over carrying

capacity yang lebih besar dibandingkan peak season lainnya. Uraian perhitungan

dapat dilihat pada Tabel 25, dan data perhitungan dapat dilihat dengan jelas pada

Lampiran 12.

Tabel 25 Perhitungan nilai multiplier effect Gunung Pananjakan Tahun 2014 saat

peak season

Skema

*)

Jumlah

Pengunjung

(orang)

Pengeluaran

pengunjung

(Rp)

Dampak

langsung

(Rp)

Dampak tidak

langsung

(Rp)

Dampak

lanjutan

(Rp)

KME

**)

A 1,740 73,499,303 46,950,942 16,745,906 2,619,813 0.99

B 1,279 71,943,762 34,743,697 22,629,603 3,540,287 0.76

Sumber: Data Primer (2016)

*) A = Pengunjung saat peak season DDK

B = Pengunjung sesuai DDK per hari

**) Keynesian Multiplier Effect

Page 76: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

60

Peningkatan jumlah pengunjung saat peak season dibandingkan dengan

kondisi pada umumnya adalah sebesar 89% sehingga saat dilakukan pembatasan

jumlah pengunjung sesuai dengan daya dukung kawasan, jumlah pengunjung

tersebut mengalami penurunan sebesar 26%, yang menyebabkan penurunan pula

pada nilai dampak ekonomi langsung, tidak langsung dan lanjutan sebesar 26%.

Pada Tabel 25 hasil dari perhitungan menggunakan metode Keynesian Multiplier

Effect diperoleh bahwa adanya pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya

dukung kawasan pada saat peak season akan menyebabkan penurunan nilai

multiplier effect kawasan Gunung Pananjakan sebesar 23%.

Penurunan daya dukung kawasan saat peak season tidak terlalu besar atau

kurang dari 50%, namun penurunan yang terjadi baru melibatkan jumlah

pengunjung yang melalui Pintu Masuk Wonokitri saja, belum dijumlahkan dengan

jumlah pengunjung melalui tiga pintu masuk lain yang mungkin akan

menyebabkan penurunan nilai dampak ekonomi yang lebih besar apabila

dilakukan pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung kawasan pada saat

peak season serta dapat berpotensi menyebabkan kerugian yang besar bagi unit

usaha dan tenaga kerja yang terlibat di dalam kawasan Gunung Pananjakan,

karena secara langsung pembatasan jumlah pengunjung tersebut mempengaruhi

pendapatan mereka.

Pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung kawasan terutama

saat low season dapat dilakukan karena tidak mempengaruhi secara signifikan

terhadap penurunan dampak ekonomi, namun saat peak season perlu dilakukan

penyesuaian agar tidak menimbulkan kerugian materil bagi pihak-pihak yang

terlibat didalamnya, seperti dengan pengadaan kenaikan harga sewa jip dan ojek

serta barang-barang dagangan yang dijual oleh toko dan warung di kawasan

Gunung Pananjakan pada saat peak season, sehingga meski terjadi penurunan

jumlah pengunjung, unit usaha yang ada tetap memperoleh keuntungan.

Page 77: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

61

VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan beberapa hal :

1. Nilai keynesian multiplier effect dari kawasan Gunung Pananjakan adalah

lebih dari 1 atau wisata Gunung Pananjakan telah mampu memberikan

dampak ekonomi terhadap kegiatan wisatanya atau bagi masyarakat sekitar.

2. Daya dukung kawasan Gunung Pananjakan berdasarkan daya dukung lokasi

view point yaitu 1,279 orang. Rata-rata per hari jumlah pengunjung dan mobil

jip yang memasuki kawasan Gunung Pananjakan belum mengalami over

carrying capacity, akan tetapi pada saat peak season (libur tahun baru dan

lebaran) kawasan wisata Gunung Pananjakan sudah mengalami over carrying

capacity.

3. Pembatasan jumlah pengunjung sesuai dengan daya dukung kawasan wisata

Gunung Pananjakan dapat menghindari over carrying capacity saat peak

season dan tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap penurunan

dampak ekonomi kawasan wisata.

7.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan

objek wisata oleh pengelola guna meningkatkan jumlah pengunjung dan

perekonomian masyarakat sekitar, terutama masyarakat yang telah membuka

usaha di dalam kawasan wisata. Adapun saran yang dapat diajukan dalam

penelitian ini adalah:

1. Menerapkan pembatasan jumlah pengunjung sesuai daya dukung kawasan

saat peak season, dengan meningkatkan tarif penyewaan jip dan ojek.

Peningkatan tarif dapat dilakukan dengan koordinasi dan sosialisasi terlebih

dahulu antara pihak pengelola kawasan wisata dengan paguyuban jip dan ojek

dalam menjalankan kebijakan tersebut.

Page 78: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

62

2. Perlu dilakukan penataan terhadap mobil jip yang memasuki kawasan

Gunung Pananjakan sesuai dengan daya dukung lahan parkir terhadap mobil

jip, agar tidak terjadi penumpukan pada jalur menuju lokasi view point.

3. Diperlukan penelitian lanjutan mengenai carrying capacity kawasan Gunung

Pananjakan melalui tiga pintu masuk lainnya yaitu Pintu Masuk Malang,

Probolinggo, dan Lumajang serta perhitungan emisi karbon dari kegiatan

wisata di Gunung Pananjakan.

Page 79: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 1997. Analisis Kebijaksanaan : Dari Formulasi ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

Agustina, V. 2009. Analisis Persepsi dan Preferensi Pengunjung Serta Dampak

Ekonomi Kegiatan Wisata Gunung Salak Endah [Skripsi]. Bogor (ID).

Institut Pertanian Bogor.

Akinnuwesi, B.A., Uzoka, F.M.E., 2009, A Framework of Web Based Fuzzy

Expert System for Managing Tourism Information. Georgian Electronic

Scientific Journal : Computer Science and Telecommunications.

Azwar S. 2007. Metode Penelitian. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.

[BBTNBTS] Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 2013. Buku

Zonasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Malang (ID): Balai

Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

[BBTNBTS] Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 2014.

Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Nasional Bromo Tengger

Semeru. Malang (ID): Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger

Semeru.

[BBTNBTS] Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. 2015.

Statistik TNBTS 2015. Malang (ID): Balai Taman Nasional Bromo

Tengger Semeru.

Bengen, D.G. 2002. Ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan laut serta

prinsip pengelolaannya. Sinopsis. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan

Lautan. Bogor (ID). Institut Pertanian Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah Kedatangan Wisatawan Mancanegara

ke Indonesia Menurut Negara Tempat Tinggal 2002-2013. Jakarta (ID):

BPS.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Pertumbuhan Jumlah Wisatawan

Mancanegara ke Indonesia 2014-2015. Jakarta (ID): BPS.

Bungin B. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta (ID): Kencana.

Davis D, Tisdell C. 1995. Recreational Scuba Diving and Carrying Capacity in

Marine Protected Areas. Ocean and Coastal Management Journals 26, 19-

40.

Page 80: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

64

Ekayani, M., Nuva. 2012. Could Ex-Situ Conservation Play Effective Role to

Bridge Ecotourism and Biodiversity? Case of Multipurpose Management

of Bogor Botanic Garden, Indonesia. Proceeding of Ecotourism Research

Symposium: Ecotourism for Global Peace (book chapter). Marubooks

Publishing Co., Seoul, Republic of Korea. ISBN: 978-89-97259-01-4

95300.

Ekayani, M., Nuva. 2013. Economic of Ecoutorism. Book Chapter in

Opportunities and Challenges of Ecoutourism in ASEAN Countries.

Jungmin Publishing Co, Seoul, Republic of Korea. ISBN: 9788994763064

03520.

Ekayani, M. 2014. Wisata Alam Sebagai Jembatan Ekonomi dan Ekologi di

Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Risalah Kebijakan Pertaian dan

Lingkungan, 1(1) :40-45.

Hakim, Luchman. 2004. Dasar-Dasar Ekowisata. Malang (ID): Bayumedia.

Hawkins JP, Roberts CM, Buchan K, Susan. 2005. White Sustainability of Scuba

Diving Tourism on Coral Reefs of Saba. Coastal Management. Volume

33, Number 4/October-December 2005.

Isterah. 2014. Dampak Ekonomi dan Strategi Pengelolaan Kebun Raya Bogor

Sesuai Daya Dukung Kawasan Wisata [Skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Joyosuharto, S. 2000. Aspek Ketersediaan dan Tututan Kebutuhan Dalam

Pariwisata dalam “Dasar-Dasar Manajemen

Kepariwisataan Alam. Editor : Ch.Fandeli Liberty. Yogyakarta (ID).

Jurado EN, Tejada MT, García FA, González JC, Macías RC, Peña JD, Gutiérrez

FF, Fernández GG, Gallego ML, García GM, Gutiérrez OM, Concha FN,

de la Rúa FL, Sinoga JR, Becerra FS. 2012. Carrying Capacity

Assessment for Tourist Destinations. Methodology for The Creation of

Synthetic Indicators Applied in A Coastal Area. Tourism Management.

.

[Kemenpar] Kementerian Pariwisata. 2014. Perkembangan Jumlah Perjalanan

Wisatawan Nusantara, dan Total Pengeluaran Wisatawan Periode 2010 –

2014 : Kemenpar.

Libosada C. 1998. Ecotourism In The Philippines. Makaty City (PH): Bookmark.

Marine Ecotourism for Atlantic Area (META-Project). 2001. Planning for Marine

Ecotourism in The EU Atlantic Area. University of The West of England,

Bristol.

Page 81: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

65

Milasari. 2010. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Alam [Skripsi]

Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

Moli, G. Poyya, 2011, Community Based Eco Cultural Heritage Tourism for

Sustainable Development in The Asian Region : A Conceptual

Framework, International Journal of Social Ecology and Sustainable

Development, Vol. 2, No. 2, pp. 66-80.

Muttaqien, FA. 2011. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan

Wisata Punti Kayu Palembang [Skripsi]. Bogor (ID). Institut Pertanian

Bogor.

Nugroho B. 2002. Analisis Biaya Proyek Kehutanan. Bogor (ID): Yayasan

Penerbit Fakultas Kehutanan.

Pitana IG, Diarta IKS. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta (ID):

Penerbit Andi.

Resort Pananjakan. Laporan Tahunan Resort Pananjakan TNBTS. 2015. Malang

(ID): Resort Pananjakan TNBTS.

Siswantoro, H. 2012. Kajian Daya Dukung Lingkungan Wisata Alam Taman

Wisata Alam Grojogan Sewu Kabupaten [Tesis]. Semarang (ID):

Universitas Diponogoro.

Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka

Utama.

Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. Jakarta (ID): UI Pr.

Soemarwoto, O. 2004. Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta (ID):

Djambatan.

Soewantoro, G. 1997. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta (ID): Penerbit ANDI.

Sutarto, A. 2006. Sekilas Tentang Masyarakat Tengger. Makalah dalam

Pembekalan Jelajah Budaya 2006. Balai Kajian Sejarah dan Nilai

Tradisional. Yogyakarta (ID): 1-15

Stynes, Daniel J. et al, 2000. Estimating National Park Visitor Spending and

Economic Impacts, Department of Park Recreation and Tourism

Resources, Michigan State University.

Travel Tourism Indonesia. 2015. Travel & Tourism Competitiveness Index 2015

[internet]. [diacu 2015 Mei 02]. Tersedia pada:

www.traveltourismindonesia.com

Page 82: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

66

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Pariwisata. Undang-Undang

Republik Indonesia

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan. Undang-Undang

Republik Indonesia.

Vanhove N. 2005. The Economics of Tourism Destinations. Oxford (UK):

Elsevier Butterworth Heinemann.

Vibriyanto, N., Ismail A., Ekayani M. 2015. Manfaat Ekonomi dan Daya Dukung

Kawasan Pantai Lombang Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.

Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 2(2) 2015: pp 152-159

Wilujeng, L. 2010. Dampak Keberadaan Objek Wisata Terhadap Eksternalitas

Ekonomi Dalam Pembangunan Daerah (Study Kasus Pada Objek Wisata

Bahasri Lamongan [Skripsi].Malang (ID): Universitas Negeri Malang.

Wahab, Salah. 1996. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta (ID): PT. Pradnya

Paramita

Wulandari dan Sumarti. 2011. Implementasi Manajemen Kolbaoratif dalam

Pengelolaan Ekowisata Berbasis Masyarakat. Sociality:Jurnal

Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi dan Ekologi Manusia Vol. 5, No. 1

World Tourism Organization (WTO). 2010. Yearbook of Tourism Statistic. WTO,

Madrid.

Yulianda, F. 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumber daya

pesisir berbasis konservasi. Seminar Sains Departemen Manajemen

Sumber daya Perairan FPIK-IPB, 21 Februari. Bogor (ID).

Yoeti OA. 2008. Ekonomi Pariwisata: Introduksi, Informasi, dan Implementasi.

Jakarta (ID): Penerbit Buku Kompas.

Page 83: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

67

LAMPIRAN

Page 84: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

68

Page 85: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Lampiran 1. Kuesioner wisatawan

Nomor responden :

Nama :

No. HP :

Tanggal :

Hari :

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi dan

Daya Dukung Kawasan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, oleh Hacika

Andjani, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti

dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi,

dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini.

A. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

2. Usia : ................................tahun

3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah

4. Pendidikan Terakhir : a. SD

b. SLTP/Sederajat

c. SLTA/Sederajat

d. Diploma

e. Perguruan Tinggi

f. Pascasarjana

5. Pekerjaan : a. PNS bidang.............................

b. Mahasiswa jurusan............................

c. Wiraswasta bidang.............................

d. Pegawai Swasta bidang.............................

e. Ibu Rumah Tangga

f. Lainnya

6. Pendapatan Anda per bulan: Rp......................................................................

7. Jumlah anggota keluarga: a. ≤2 orang b. 3 orang c. 4 orang

d. 5 orang e. > 5 orang

8. Domisili/asal tempat tinggal:...........................................................................

B. Pengeluaran Wisatawan di Pananjakan 1, Gunung Bromo

1. Sudah berapa kali Anda berkunjung ke Pananjakan 1, Gunung Pananjakan?

a. ……….. kali dalam seminggu

b. ……….. kali dalam sebulan

c. ……….. kali dalam setahun

2. Darimana Anda memperoleh informasi mengenai objek wisata Puncak Pananjakan 1, Gunung

Pananjakan?

a. Teman b. Keluarga c. Internet

d. Media cetak e. Brosur/Pamflet f. Media elektronik

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG PENGEMBANGAN

EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG BROMO TENGGER

SEMERU (Studi Kasus: Kawasan Wisata Pananjakan 1, Gunung Bromo) Oleh

Hacika Andjani (H44120073) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

69

Page 86: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

3. Berapa waktu perjalanan yang Anda habiskan untuk mencapai Pananjakan 1,

Gunung Pananjakan? …………..jam

4. Anda datang ke Pananjakan 1, Gunung Pananjakan:

a. Sendiri

b. Keluarga Jumlah = ……....orang

c. Kelompok Jumlah = ……....orang

5. Berapa lama Anda menghabiskan waktu di Gunung Pananjakan?

a. Satu hari (pulang pergi)............jam

b. Menginap, selama……….........hari

6. Pengeluaran wisatawan:

Di luar kawasan Pananjakan 1:

a. Biaya transportasi Anda menuju lokasi: (satu kali jalan)

- Mobil pribadi Biaya : Rp…………….

- Motor pribadi Biaya : Rp…………….

- Kendaraan umum Biaya : Rp…………….

- Kendaraan sewa, jenis…… Biaya : Rp…………….

- Lainnya ………………… Biaya : Rp…………….

b. Biaya tol dan parkir Tepatnya : Rp.................

c. Biaya konsumsi di perjalanan Tepatnya : Rp.................

d. Biaya penginapan Tepatnya : Rp.................

Di dalam kawasan Pananjakan 1:

a. Biaya tiket masuk Tepatnya: Rp…………..

b. Biaya konsumsi di kawasan Tepatnya: Rp…………..

c. Pembelian souvenir Tepatnya: Rp…………..

d. Sewa mobil jeep Tepatnya: Rp...................

e. Biaya parkir di dalam kawasan Tepatnya: Rp……….......

f. Biaya dokumentasi Tepatnya: Rp……….......

g. Ojek Tepatnya: Rp...................

h. Sewa baju hangat Tepatnya: Rp...................

i. Lainnya……………………

C. Daya Dukung Kawasan

1. Apakah Anda setuju dengan pengurangan jumlah kuota wisatawan yang

memasuki kawasan wisata Gunung Pananjakan, terkait dengan daya dukung

kawasan wisata?

1. Ya

2. Tidak

2. Berapa jarak yang nyaman antara Anda dengan wisatawan lainnya saat melihat

matahari terbit di View Point Sunrise?

1. 0.5 m

2. 1 m

3. 1.5 m

4. 2 m

3. Berapa lama Anda menghabiskan waktu untuk melihat matahari terbit?

1. 180 menit

2. 210 menit

3. 240 menit

4. 270 menit

5. 300 menit

6. 360 menit

70

Page 87: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Lampiran 2. Kuesioner unit usaha

Nomor Responden :

Nama :

No. HP :

Tanggal :

Hari :

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi dan

Daya Dukung Kawasan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, oleh Hacika

Andjani, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti

dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi,

dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini.

A. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

2. Usia :......................Tahun

3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah

4. Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD/Sederajat

b. SD

c. SLTP/Sederajat

d. SLTA/Sederajat

e. Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan :

Jenis pekerjaan utama : a. PNS

b. Wiraswasta

c. Pegawai swasta

d. Petani

e. Volunteer

f. Lainnya

Jenis Pekerjaan Sampingan : a. Ojek

b. Wiraswasta

c. Driver jip

d. Petani

e. Volunteer

f. Lainnya

6. Besarnya pendapatan dari pekerjaan utama per bulan: Rp............................

7. Besarnya pendapatan dari pekerjaan sampingan per bulan : Rp....................

8. Jumlah tanggungan Anda : ...........................................................................

9. Apakah Anda penduduk asli di wilayah ini? ( Ya / Tidak)

B. Pertanyaan Terkait Unit Usaha

1. Unit usaha yang Anda miliki / kelola di Pananjakan 1, Gunung Pananjakan adalah :

……………………

2. Sudah berapa lama Anda mendirikan unit usaha ini?

a.………tahun

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG PENGEMBANGAN

EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG BROMO TENGGER

SEMERU (Studi Kasus: Kawasan Wisata Pananjakan 1, Gunung Bromo) Oleh

Hacika Andjani (H44120073) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

71

Page 88: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

b……….bulan

3. Pada hari apa saja Anda membuka usaha Anda:

a. Setiap hari b. Hari…………….

4. Berapa banyak pengunjung/ pembeli yang mendatangi toko anda setiap harinya?

a. Weekday ........................orang

b. Wekkend ........................orang

5. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari? ………………………............jam

6. Berapa jumlah tenaga kerja yang bekerja dengan Anda: …………………orang

7. Berapa penerimaan dari unit usaha yang Anda miliki di Pananjakan 1, Gunung Bromo?

a. Liburan Rp…………………../hari

b. Hari kerja Rp…………………../hari

8. Berapa modal belanja yang Anda keluarkan saat membangun usaha Anda?

9. Pengeluaran Anda per bulan:

Di luar Kawasan:

a. Biaya sekolah anak Tepatnya: Rp………………..

b. Biaya listrik Tepatnya: Rp………………..

c. Biaya transportasi ke kawasan Tepatnya: Rp………………..

d. Biaya kebutuhan sehari-hari Tepatnya: Rp………………..

e. Biaya tak terduga Tepatnya: Rp........................

f. Lainnya………………………… Tepatnya: Rp………………..

Di dalam kawasan:

a. Biaya sewa Tepatnya: Rp……………………

b. Biaya perizinan Tepatnya: Rp……………………

c. Biaya pembelian barang dagangan Tepatnya: Rp……………………

d. Biaya gaji tenaga kerja Tepatnya: Rp……………………

e. Biaya transportasi Tepatnya: Rp……………………

f. Biaya pemeliharaan Tepatnya: Rp……………………

g. Biaya keamanan Tepatnya: Rp..............................

h. Biaya konsumsi di dalam kawasan Tepatnya: Rp..............................

h. Biaya tak terduga Tepatnya: Rp..............................

i. Lainnya………………………..

C. Harapan & Saran

1. Apa Anda memilik kendala atau hambatan selama bekerja di kawasan

Pananjakan 1, Gunung Pananjakan?

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………....

………………………………………………………………………………....

…………………………………………………………………………………

2. Bagaimana harapan Anda mengenai penyelesaian masalah yang harus

dilakukan oleh pihak pengelola terkait kendala dan hambatan yang adan

rasakan selama bekerja di Pananjakan 1?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di

kawasan Pananjakan 1? (jawaban boleh lebih dari satu)

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

72

Page 89: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Lampiran 3. Kuesioner Tenaga Kerja

Nomor Responden :

Nama :

No. HP :

Tanggal :

Hari :

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Analisis Dampak Ekonomi dan

Daya Dukung Kawasan Ekowisata di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, oleh Hacika

Andjani, mahasiswi Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, IPB. Mohon partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti

dan lengkap demi keobjektifan data. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak untuk dipublikasi,

dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasamanya Saya ucapkan terima kasih.

Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda (X) di bawah ini.

A. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : a. Laki-Laki b. Perempuan

2. Usia :......................Tahun

3. Status : a. Menikah b. Belum Menikah

4. Pendidikan Terakhir : a. Tidak tamat SD/sederajat

b. SD

c. SLTP/Sederajat

d. SLTA/Sederajat

e. Perguruan Tinggi

5. Pekerjaan :

Jenis pekerjaan utama : a. Penjaga kios

b. Wiraswasta

c. Driver jip

d. Petani

e. Volunteer

f. Lainnya

Jenis Pekerjaan Sampingan : a. Penjaga kios

b. Wiraswasta

c. Driver jip

d. Petani

e. Volunteer

f. Lainnya

6. Besarnya pendapatan dari pekerjaan utama per bulan: Rp............................

7. Besarnya pendapatan dari pekerjaan sampingan per bulan : Rp....................

8. Jumlah anggota keluarga: a. ≤ 2 orang b. 3 orang

c. 4 orang d. 5 orang

e.>5 orang ...............

9. Apakah Anda penduduk asli di wilayah ini? ( Ya / Tidak)

ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG PENGEMBANGAN

EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL GUNUNG BROMO TENGGER

SEMERU (Studi Kasus: Kawasan Wisata Pananjakan 1, Gunung Bromo) Oleh

Hacika Andjani (H44120073) Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

73

Page 90: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

B. Pengeluaran Tenaga Kerja

1. Anda bekerja di Pananjakan 1, Gunung Bromo sebagai : …………….. .....

2. Apa unit usaha tempat Anda bekerja? ………………………………………

3. Sudah berapa lama Anda bekerja di Pananjakan 1, Gunung Bromo ?

a. …………..tahun

b. …………..bulan

4. Berapa lama Anda bekerja dalam satu hari ? …………………jam

5. Berapa lama Anda bekerja dalam satu minggu ? ……………..hari

6. Penerimaan per bulan Anda bekerja di Pananjakan 1, Gunung Bromo :

Rp…………………

7. Pengeluaran Anda per bulan:

Di luar Kawasan:

a. Biaya sekolah anak Tepatnya: Rp………………..

b. Biaya listrik Tepatnya: Rp………………..

c. Biaya transportasi ke kawasan Tepatnya: Rp………………..

d. Biaya kebutuhan sehari-hari Tepatnya: Rp………………..

e. Biaya tak terduga Tepatnya: Rp........................

f. Lainnya………………………… Tepatnya: Rp………………..

Di dalam Kawasan:

a. Konsumsi di dalam kawsan Tepatnya: Rp………………..

b. Biaya parkir kendaraan di lokasi Tepatnya: Rp………………..

c. Biaya tak terduga Tepatnya: Rp.........................

d. Lainnya………………………… Tepatnya: Rp………………..

C. Karakteristik kendaraan (jika bekerja sebagai driver jip)

Merek kendaraan Tahun kendaraan Bahan bakar Kapasitas mesin (CC)

D. Harapan & Saran

1. Apa Anda memilik kendala atau hambatan selama bekerja di kawasan

Pananjakan 1, Gunung Pananjakan?

…………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………....

………………………………………………………………………………....

…………………………………………………………………………………

2. Bagaimana harapan Anda mengenai penyelesaian masalah yang harus

dilakukan oleh pihak pengelola terkait kendala dan hambatan yang adan

rasakan selama bekerja di Pananjakan 1?

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

3. Apa sarana yang menurut Anda sebaiknya dibangun atau dikembangkan di

kawasan Pananjakan 1? (jawaban boleh lebih dari satu)

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………

74

Page 91: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

69

Lam

pir

an 4

. P

ropors

i P

engel

uar

an P

engunju

ng d

i G

unung P

anan

jakan

Per

Kunju

ngan

No

Bia

ya

di

dal

am

kaw

asa

n

To

tal

B1

B2

B3

B4

B5

B6

B7

B8

B9

B1

0

B1

1

B1

2

1

40

,000

50

,000

0

0

0

50

,000

0

5,0

00

0

0

0

0

14

5,0

00

2

69

5,0

00

10

0,0

00

0

10

000

0

10

0,0

00

35

,000

0

0

0

0

0

5,0

00

1,0

35,0

00

3

20

0,0

00

16

0,0

00

5,0

00

0

10

0,0

00

50

,000

20

,000

0

0

0

0

3,0

00

53

8,0

00

4

20

0,0

00

10

0,0

00

5,0

00

0

10

0,0

00

65

,000

0

0

0

0

0

5,0

00

47

5,0

00

5

50

0,0

00

17

5,0

00

0

10

000

0

10

0,0

00

10

0,0

00

50

,000

0

10

,000

0

0

5,0

00

1,0

40,0

00

6

10

0,0

00

80

,000

5,0

00

0

0

75

,000

0

0

0

0

25

,000

5,0

00

29

0,0

00

7

50

,000

20

,000

0

0

0

50

,000

0

5,0

00

0

0

0

5,0

00

13

0,0

00

8

15

0,0

00

10

0,0

00

5,0

00

0

15

0,0

00

80

,000

25

,000

0

0

0

0

0

51

0,0

00

9

10

0,0

00

50

,000

5,0

00

0

10

0,0

00

50

,000

45

,000

0

10

,000

20

,000

0

5,0

00

38

5,0

00

10

15

0,0

00

20

,000

5,0

00

0

10

0,0

00

27

,000

0

0

15

,000

0

0

10

,000

32

7,0

00

11

45

0,0

00

30

,000

0

15

000

0

10

0,0

00

40

,000

10

,000

0

10

,000

0

0

3,0

00

79

3,0

00

12

12

4,0

00

30

,000

0

15

000

0

10

0,0

00

5,0

00

0

0

0

0

0

5,0

00

41

4,0

00

13

50

,000

20

,000

0

0

0

10

,000

0

5,0

00

10

,000

0

0

3,0

00

98

,000

14

20

0,0

00

10

0,0

00

5,0

00

0

0

34

,000

60

,000

0

0

0

50

,000

0

44

9,0

00

15

25

0,0

00

0

0

10

000

0

10

0,0

00

25

,000

40

,000

0

10

,000

0

0

0

52

5,0

00

16

17

0,,0

00

10

0,0

00

0

15

000

0

10

0,0

00

15

,000

0

0

20

,000

0

0

5,0

00

56

0,0

00

17

15

0,0

00

10

0,0

00

0

10

000

0

15

0,0

00

0

80

,000

0

0

30

,000

0

0

61

0,0

00

18

50

,000

50

,000

0

0

0

20

,000

0

5,0

00

0

0

0

5,0

00

13

0,0

00

19

50

,000

50

,000

0

0

0

20

,000

30

,000

5,0

00

0

0

0

0

15

5,0

00

20

10

0,0

00

10

0,0

00

0

15

000

0

0

20

,000

35

,000

5,0

00

0

0

0

5,0

00

41

5,0

00

21

50

,000

20

,000

0

0

0

0

0

5,0

00

0

0

0

5,0

00

80

,000

22

50

,000

20

,000

0

0

0

15

,000

0

5,0

00

20

,000

0

0

3,0

00

11

3,0

00

23

50

0,0

00

10

0,0

00

0

15

0,0

00

15

0,0

00

50

,000

15

0,0

00

0

0

50

,000

0

5,0

00

1,1

55,0

00

24

75

0,0

00

15

0,0

00

0

10

0,0

00

0

25

,000

10

0,0

00

0

10

,000

0

50

,000

5,0

00

1,1

90,0

00

75

Page 92: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

76

Lam

pir

an 4

. P

ropors

i P

engel

uar

an P

engunju

ng d

i G

unung P

anan

jakan

Per

Kunju

ngan

(L

anju

tan)

No

Bia

ya

di

dal

am

kaw

asa

n

To

tal

B1

B2

B3

B4

B5

B6

B7

B8

B9

B1

0

B1

1

B1

2

25

35

0,0

00

10

0,0

00

0

15

0,0

00

10

0,0

00

75

,000

1

65

,00

0

0

0

0

0

3,0

00

94

3,0

00

26

25

0,0

00

25

,000

0

15

0,0

00

15

0,0

00

10

0,0

00

1

75

,00

0

0

5,0

00

0

0

5,0

00

86

0,0

00

27

10

0,0

00

15

,000

0

0

0

40

,000

1

5,0

00

5,0

00

0

0

0

3,0

00

17

8,0

00

28

50

,000

20

,000

0

0

0

20

,000

0

5

,00

0

0

0

0

5,0

00

10

0,0

00

29

15

0,0

00

15

,000

5,0

00

0

1

00

,00

0

26

,000

0

0

0

0

0

5

,00

0

30

1,0

00

30

15

0,0

00

35

,000

0

0

0

20

,000

0

5

,00

0

10

,000

0

0

0

22

0,0

00

31

40

0,0

00

50

,000

0

10

0,0

00

0

24

,000

7

5,0

00

0

10

,000

0

50

,000

3,0

00

71

2,0

00

32

50

,000

20

,000

0

0

0

15

,000

0

5

,00

0

0

0

0

5,0

00

95

,000

33

35

0,0

00

50

,000

0

20

0,0

00

10

0,0

00

43

,000

1

50

,00

0

0

15

,000

0

0

5,0

00

91

3,0

00

34

15

0,0

00

25

,000

0

0

15

0,0

00

20

,000

0

0

0

3

0,0

00

0

3

,00

0

37

8,0

00

35

70

,000

30

,000

0

0

0

40

,000

0

5

,00

0

0

0

0

3,0

00

14

8,0

00

36

45

0,0

00

10

0,0

00

0

0

15

0,0

00

20

,000

2

0,0

00

0

10

,000

0

0

5,0

00

75

5,0

00

37

15

0,0

00

10

,000

0

0

10

0,0

00

25

,000

5

0,0

00

0

0

0

0

5,0

00

34

0,0

00

38

15

0,0

00

50

,000

5,0

00

0

0

3

0,0

00

1

5,0

00

0

0

0

50

,000

5,0

00

30

5,0

00

39

10

0,0

00

0

0

0

0

27

,000

0

5

,00

0

0

0

0

5,0

00

13

7,0

00

40

12

4,0

00

10

,000

0

15

0,0

00

10

0,0

00

15

,000

0

0

0

0

0

5

,00

0

40

4,0

00

41

35

0,0

00

50

,000

0

0

0

15

,000

1

00

,00

0

0

0

0

50

,000

3,0

00

56

8,0

00

42

50

0,0

00

10

0,0

00

0

15

0,0

00

10

0,0

00

75

,000

1

50

,00

0

0

20

,000

10

,000

0

5

,00

0

1,1

10,0

00

43

20

0,0

00

25

,000

5,0

00

0

1

00

,00

0

20

,000

0

0

1

5,0

00

0

0

5,0

00

37

0,0

00

44

50

,000

50

,000

0

0

0

20

,000

0

5

,00

0

0

0

0

5,0

00

13

0,0

00

45

50

,000

30

,000

0

15

0,0

00

0

0

0

5,0

00

0

0

0

3,0

00

23

8,0

00

Rat

a-

rata

20

7,1

78

56

,333

1,1

11

5

1,1

11

57

,778

34

,022

34

,667

1,7

78

4,4

44

3,1

11

6

,11

1

3,8

44

46

1,4

89

76

Page 93: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

77

K

eter

angan

:

B

1 =

Tra

nsp

ort

asi

B

2 =

Konsu

msi

dip

erja

lanan

B3

= P

arkir

di

luar

kaw

asan

B4=

Sew

a ji

p

B5=

Pen

gin

apan

B

6=

Konsu

msi

di

kaw

asan

B7=

Souven

ir

B

8=

Par

kir

dal

am k

awas

an

B

9=

Sew

a baj

u h

angat

B10=

Dokum

enta

si

B

11=

Oje

k

B

12=

Lai

nn

ya

77

Page 94: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

78

Lam

pir

an 5

. P

engel

uar

an U

nit

Usa

ha

di

Gunun

g P

anan

jakan

Per

Tah

un

No

Je

nis

unit

usa

ha

I B

1

B2

B3

B4

B5

To

tal

pen

gel

uar

an

(g)(

g=

b+

c+d

+e+

f)

Pen

dap

atan

(h)

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(h=

a-g)

1

Pen

yew

aan j

ip

57

,600

,00

0

8,1

60,0

00

0

0

1

,92

0,0

00

0

1

0,0

80

,00

0

47

,520

,00

0

2

Pen

yew

aan j

ip

67

,200

,00

0

15

,360

,00

0

0

0

7,6

80,0

00

0

2

3,0

40

,00

0

44

,160

,00

0

3

Pen

yew

aan j

ip

43

,200

,00

0

9,2

16,0

00

0

0

5

,76

0,0

00

0

1

4,9

76

,00

0

28

,224

,00

0

4

Pen

yew

aan j

ip

28

,800

,00

0

6,5

28,0

00

0

0

1

,92

0,0

00

0

8

,44

8,0

00

2

0,3

52

,00

0

5

Pen

yew

aan j

ip

33

,600

,00

0

7,6

80,0

00

0

0

2

,40

0,0

00

0

1

0,0

80

,00

0

23

,520

,00

0

6

Pen

yew

aan j

ip

33

,600

,00

0

8,1

60,0

00

0

0

9

60

,00

0

0

9,1

20,0

00

2

4,4

80

,00

0

7

Pen

yew

aan j

ip

28

,800

,00

0

4,0

80,0

00

0

0

9

60

,00

0

0

5,0

40,0

00

2

3,7

60

,00

0

8

Pen

yew

aan j

ip

43

,200

,00

0

14

,400

,00

0

0

0

1,4

40,0

00

0

1

5,8

40

,00

0

27

,360

,00

0

9

Pen

yew

aan j

ip

28

,800

,00

0

8,1

60,0

00

0

0

2

,40

0,0

00

0

1

0,5

60

,00

0

18

,240

,00

0

T

ota

l 3

64

,80

0,0

00

8

1,7

44

,00

0

0

0

25

,440

,00

0

0

10

7,1

84

,00

0

25

7,6

16

,00

0

R

ata-

rata

4

0,5

33

,33

3

9,0

82,6

67

0

0

2

,82

6,6

67

0

1

1,9

09

,33

3

28

,624

,00

0

10

Oje

k

9,6

00,0

00

3

,26

4,0

00

0

0

4

,80

0,0

00

0

8

,06

4,0

00

1

,53

6,0

00

11

Oje

k

4,8

00,0

00

9

60

,00

0

0

0

1,4

40,0

00

0

2

,40

0,0

00

2

,40

0,0

00

12

Oje

k

4,8

00,0

00

1

,53

6,0

00

0

0

1

,44

0,0

00

0

2

,97

6,0

00

1

,82

4,0

00

13

Oje

k

50

,400

,00

0

8,6

40,0

00

0

0

1

0,8

00

,00

0

0

19

,440

,00

0

30

,960

,00

0

14

Oje

k

4,8

00,0

00

2

,44

8,0

00

0

0

9

60

,00

0

0

3,4

08,0

00

1

,39

2,0

00

15

Oje

k

51

,600

,00

0

6,1

20,0

00

0

0

1

8,0

00

,00

0

0

24

,120

,00

0

27

,480

,00

0

16

Oje

k

4,8

00,0

00

9

60

,00

0

0

0

96

0,0

00

0

1

,92

0,0

00

2

,88

0,0

00

17

Oje

k

4,8

00,0

00

8

16

,00

0

0

0

48

0,0

00

0

1

,29

6,0

00

3

,50

4,0

00

18

Oje

k

96

,000

,00

0

5,7

60,0

00

0

0

4

,80

0,0

00

0

1

0,5

60

,00

0

85

,440

,00

0

19

Oje

k

9,6

00,0

00

2

,44

8,0

00

0

0

9

60

,00

0

0

3,4

08,0

00

6

,19

2,0

00

T

ota

l

24

1,2

00

,00

0

32

,952

,00

0

0

0

44

,640

,00

0

0

77

,592

,00

0

16

3,6

08

,00

0

R

ata-

rata

2

4,1

20

,00

0

3,2

95,2

00

0

0

4

,46

4,0

00

0

7

,75

9,2

00

1

6,3

60

,80

0

78

Page 95: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

79

Lam

pir

an 5

. P

engel

uar

an U

nit

Usa

ha

di

Gunun

g P

anan

jakan

Per

Tah

un (

Lanju

tan)

No

Je

nis

unit

usa

ha

I B

1

B2

B3

B4

B5

To

tal

pen

gel

uar

an

(g=

b+

c+d

+e+

f)

Pen

dap

atan

(h)

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(h=

a-g)

20

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

37

6,8

00

,00

0

5,7

60,0

00

6

00

,00

0

72,0

00

,000

1

,80

0,0

00

3

,00

0,0

00

8

3,1

60

,00

0

29

3,6

40

,00

0

21

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

9

1,2

00

,00

0

6,1

20,0

00

6

00

,00

0

15,6

00

,000

1

,80

0,0

00

3

,00

0,0

00

2

7,1

20

,00

0

64

,080

,00

0

22

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

17

5,2

00

,00

0

3,0

60,0

00

6

00

,00

0

48,0

00

,000

0

2

,10

0,0

00

5

3,7

60

,00

0

12

1,4

40

,00

0

23

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

22

8,0

00

,00

0

3,0

60,0

00

1

80

,00

0

10,8

00

,000

1

80

,00

0

60

0,0

00

1

4,8

20

,00

0

21

3,1

80

,00

0

24

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

6

1,2

00

,00

0

3,0

60,0

00

3

00

,00

0

9

,600

,000

3

,60

0,0

00

6

00

,00

0

17

,160

,00

0

44

,040

,00

0

25

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

1

2,9

60

,00

0

3,0

60,0

00

7

20

,00

0

4

,800

,000

1

,80

0,0

00

1

,80

0,0

00

1

2,1

80

,00

0

78

0,0

00

26

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

1

9,2

00

,00

0

81

6,0

00

1

,20

0,0

00

9,6

00

,000

3

,60

0,0

00

3

,00

0,0

00

1

8,2

16

,00

0

98

4,0

00

27

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

9

3,6

00

,00

0

2,8

80,0

00

6

00

,00

0

0

1,8

00,0

00

1

,20

0,0

00

6

,48

0,0

00

8

7,1

20

,00

0

28

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

1

4,8

80

,00

0

3,0

60,0

00

0

9,6

00

,000

1

,80

0,0

00

0

1

4,4

60

,00

0

42

0,0

00

29

War

ung m

akan

&

cind

eram

at

1

0,0

80

,00

0

2,8

80,0

00

0

2,4

00

,000

3

,60

0,0

00

0

8

,88

0,0

00

1

,20

0,0

00

30

War

ung m

akan

&

cind

eram

ata

20

8,8

00

,00

0

3,0

60,0

00

3

60

,00

0

1

80,0

00

,000

0

3

,60

0,0

00

1

87

,02

0,0

00

2

1,7

80

,00

0

T

ota

l

1

,29

1,9

20

,00

0

36

,816

,00

0

5,1

60,0

00

36

2,4

00

,000

1

9,9

80

,00

0

18

,900

,00

0

44

3,2

56

,00

0

84

8,6

64

,00

0

Rat

a-ra

ta

11

7,4

47

,27

3

3,3

46,9

09

4

69

,09

1

32,9

45

,455

1

,81

6,3

64

1

,71

8,1

82

4

0,2

96

,00

0

77

,151

,27

3

31

To

ko

cin

der

am

ata

4

2,0

00

,00

0

3,0

60,0

00

9

60

,00

0

6

,000

,000

0

0

1

0,0

20

,00

0

31

,980

,00

0

32

Aso

ngan

8

,76

0,0

00

3

,06

0,0

00

0

3,6

00

,000

1

,80

0,0

00

0

8

,46

0,0

00

3

00

,00

0

33

Aso

ngan

5

4,7

20

,00

0

5,7

60,0

00

0

9,6

00

,000

3

,60

0,0

00

0

1

8,9

60

,00

0

35

,760

,00

0

34

Aso

ngan

1

6,2

00

,00

0

2,8

80,0

00

0

0

0

2

,70

0,0

00

5

,58

0,0

00

1

0,6

20

,00

0

35

Aso

ngan

4

8,0

00

,00

0

76

8,0

00

0

0

2

,40

0,0

00

0

3

,16

8,0

00

4

4,8

32

,00

0

79

Page 96: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

80

Lam

pir

an 5

. P

engel

uar

an U

nit

Usa

ha

di

Gunun

g P

anan

jakan

Per

Tah

un

(L

anju

tan)

No

Je

nis

unit

usa

ha

I B

1

B2

B3

B4

B5

To

tal

pen

gel

uar

an

(g)(

g=

b+

c+d

+e+

f)

Pen

dap

atan

(h)

(a)

(b)

(c)

(d)

(e)

(f)

(h=

a-g)

T

ota

l

12

7,6

80

,00

0

12

,468

,00

0

0

13

,200

,00

0

7,8

00,0

00

2

,70

0,0

00

3

6,1

68

,00

0

91

,512

,00

0

Rat

a-ra

ta

3

1,9

20

,00

0

3,1

17,0

00

0

3

,30

0,0

00

1

,95

0,0

00

6

75

,00

0

9,0

42,0

00

2

2,8

78

,00

0

36

Pem

and

u w

isat

a

4

8,0

00

,00

0

8,6

40,0

00

0

0

4

80

,00

0

0

9,1

20,0

00

3

8,8

80

,00

0

37

Pem

and

u w

isat

a

12

4,8

00

,00

0

1,2

00,0

00

0

0

2

,88

0,0

00

0

4

,08

0,0

00

1

20

,72

0,0

00

38

Pem

and

u w

isat

a

12

4,8

00

,00

0

10

,440

,00

0

0

0

3,6

00,0

00

0

1

4,0

40

,00

0

11

0,7

60

,00

0

T

ota

l

29

7,6

00

,00

0

20

,280

,00

0

0

0

6,9

60,0

00

0

2

7,2

40

,00

0

27

0,3

60

,00

0

Rat

a-ra

ta

9

9,2

00

,00

0

6,7

60,0

00

0

0

2

,32

0,0

00

0

9

,08

0,0

00

9

0,1

20

,00

0

K

eter

angan

: I

= P

ener

imaa

n

B

1=

Tra

nsp

ort

asi

ke

kaw

asan

B

2=

Lis

trik

di

kaw

asan

B

3=

Bar

ang d

agan

gan

B4=

Konsu

msi

di

kaw

asan

B

5=

Gas

LP

J

80

Page 97: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

81

Lam

pir

an 6

. R

ata-

Ra t

a P

engel

uar

an U

nit

Usa

ha

di

Kaw

asan

Gunun

g P

anan

jakan

Per

Tah

un

Ket

eran

gan

P

enyew

aan j

ip

Oje

k

Mak

anan

-

cind

eram

ata

Cin

der

am

ata

Aso

ngan

P

emand

u

wis

ata

(Rp

) (R

p)

(Rp

) (R

p)

(Rp

) (R

p)

(1)

Pen

gel

uar

an d

i d

alam

kaw

asan

Tra

nsp

ort

asi

9,0

82,6

67

3

,29

5,2

00

3

,34

6,9

09

3

,06

0,0

00

3

,11

7,0

00

6

,76

0,0

00

Bar

ang d

agan

gan

0

0

3

2,9

45

,45

5

6,0

00,0

00

3

,30

0,0

00

0

Ko

nsu

msi

2

,82

6,6

67

4

,46

4,0

00

1

,81

6,3

64

0

1

,95

0,0

00

2

,32

0,0

00

Gas

LP

G

0

0

1,7

18,1

82

0

6

75

,00

0

0

To

tal

(a)

11

,909

,33

3

7,7

59,2

00

3

8,1

08

,72

7

9,0

60,0

00

8

,36

7,0

00

9

,08

0,0

00

Jum

lah U

nit

usa

ha(

b)

13

6

95

20

1

50

10

To

tal

Pen

gel

uar

an d

i k

aw

asan (

c=a*

b)

1,6

19,6

69

,333

7

37

,12

4,0

00

7

62

,17

4,5

45

9

,06

0,0

00

4

18

,35

0,0

00

9

0,8

00

,00

0

(2)

Pen

gel

uar

an d

i lu

ar k

aw

asan

Lis

trik

0

0

4

69

,09

1

96

0,0

00

0

0

To

tal

pen

gel

uar

an d

i lu

ar k

aw

asan

(e=

d*b

) 0

0

9

,38

1,8

18

9

60

,00

0

0

0

81

Page 98: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

69

Lampiran 7. Pendapatan Tenaga Kerja di Gunung Pananjakan Per Tahun

No Pekerjaan Pendapatan per tahun

1 Tenaga pembantu tiket masuk 7,200,000

2 Tenaga pembantu tiket masuk 6,000,000

3 Tenaga pembantu tiket masuk 7,200,000

4 Tenaga pembantu tiket masuk 7,200,000

Rata-rata 6,900,000

5 Tenaga upah 18,000,000

6 Tenaga upah 20,400,000

Rata-rata 19,200,000

7 Petugas kebersihan 6,000,000

8 Petugas kebersihan 7,200,000

9 Petugas kebersihan 25,200,000

10 Petugas kebersihan 14,400,000

11 Petugas kebersihan 24,000,000

Rata-rata 15,360,000

12 Penjaga musholah BSM 18,000,000

13 Penjaga musholah BSM 2,880,000

14 Penjaga musholah BSM 18,000,000

Rata-rata 12,960,000

15 Supir jip 14,400,000

16 Supir jip 46,800,000

17 Supir jip 28,800,000

18 Supir jip 2,400,000

19 Supir jip 4,800,000

20 Supir jip 6,000,000

21 Supir jip 4,800,000

22 Supir jip 9,600,000

Rata-rata 14,700,000

23 Penjaga toilet 11,448,000

24 Penjaga kios 55,200,000

25 Penjaga kios 32,400,000

Rata-rata 43,800,000

26 Penjaga kendaraan 27,600,000

27 Koordinator jip 9,600,000

28 Koordinator jip 9,600,000

Rata-rata 9,600,000

82

Page 99: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

69

Lam

pir

an 8

Pen

gel

uar

an T

enag

a K

erja

Lok

al d

i K

awas

an d

an d

i L

uar

Kaw

asan

Gunun

g P

anan

jakan

Per

Tah

un

No

T

enag

a ker

ja

Pen

gel

uar

an d

i lu

ar k

aw

asan

P

engel

uar

an d

i d

alam

kaw

asan (

Rp

) T

ota

l kes

eluru

han

(R

p)

B1

B2

B3

B4

1

Ten

aga

pem

ban

tu T

iket

mas

uk

2

16

,00

0

42

0,0

00

3

,36

0,0

00

1

9,4

40

,00

0

23

,436

,00

0

2

Ten

aga

pem

ban

tu T

iket

mas

uk

4

80

,00

0

1,8

00,0

00

3

,60

0,0

00

1

9,6

80

,00

0

25

,560

,00

0

3

Ten

aga

pem

ban

tu T

iket

mas

uk

1

20

,00

0

0

1,4

40,0

00

6

,36

0,0

00

7

,92

0,0

00

4

Ten

aga

pem

ban

tu T

iket

mas

uk

3

60

,00

0

0

2,0

40,0

00

1

4,8

80

,00

0

17

,280

,00

0

R

ata-

rata

to

tal

kes

eluru

han

2

94

,00

0

55

5,0

00

2

,61

0,0

00

1

5,0

90

,00

0

18

,549

,00

0

Pro

po

rsi

1.5

8

2.9

9

14

.07

81

.35

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 1

.58

9

8.4

2

5

Ten

aga

up

ah

48

0,0

00

0

2

,24

4,0

00

1

3,4

40

,00

0

16

,164

,00

0

6

Ten

aga

up

ah

75

,000

7

,20

0,0

00

1

,53

0,0

00

1

0,8

60

,00

0

19

,665

,00

0

R

ata-

rata

to

tal

kes

eluru

han

2

77

,50

0

3,6

00,0

00

1

,88

7,0

00

1

2,1

50

,00

0

17

,914

,50

0

Pro

po

rsi

1.5

5

20

.10

10

.53

67

.82

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 1

.55

9

8.4

5

7

Pet

ugas

keb

ersi

han

4

20

,00

0

0

1,0

20,0

00

8

,28

0,0

00

9

,72

0,0

00

8

Pet

ugas

keb

ersi

han

4

80

,00

0

0

1,2

24,0

00

9

,36

0,0

00

1

1,0

64

,00

0

9

Pet

ugas

keb

ersi

han

3

60

,00

0

0

40

8,0

00

1

0,2

00

,00

0

10

,968

,00

0

10

Pet

ugas

keb

ersi

han

2

40

,00

0

0

71

4,0

00

6

,42

0,0

00

7

,37

4,0

00

11

Pet

ugas

keb

ersi

han

3

60

,00

0

0

1,0

20,0

00

1

2,3

60

,00

0

13

,740

,00

0

R

ata-

rata

to

tal

kes

eluru

han

3

72

,00

0

0

87

7,2

00

9

,32

4,0

00

1

0,5

73

,20

0

Pro

po

rsi

3.5

2

0.0

0

8.3

0

88

.19

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 3

.52

9

6.4

8

12

Pen

jaga

mu

sho

lah B

SM

3

60

,00

0

4,3

20,0

00

2

40

,00

0

3,1

20,0

00

8

,04

0,0

00

13

Pen

jaga

mu

sho

lah B

SM

3

60

,00

0

0

81

6,0

00

8

,16

0,0

00

9

,33

6,0

00

83

Page 100: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

84

Lam

pir

an 8

Pen

gel

uar

an T

enag

a K

erja

Lok

al P

erb

ula

n d

i K

awas

an d

an d

i L

uar

Kaw

asan

Gunun

g P

anan

jakan

Per

Tah

un (

Lan

juta

n)

No

T

enag

a ker

ja

Pen

gel

uar

an d

i lu

ar k

aw

asan

P

engel

uar

an d

i d

alam

kaw

asan (

Rp

) T

ota

l kes

eluru

han

(R

p)

B1

B2

B3

B4

14

Pen

jaga

mu

sho

lah B

SM

2

40

,00

0

0

3,0

60,0

00

1

8,0

00

,00

0

21

,300

,00

0

R

ata-

rata

to

tal

kes

eluru

han

3

20

,00

0

1,4

40,0

00

1

,37

2,0

00

9

,76

0,0

00

1

2,8

92

,00

0

Pro

po

rsi

2.4

8

11

.17

10

.64

75

.71

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 2

.48

9

7.5

2

15

Sup

ir j

ip

24

0,0

00

0

0

1

9,9

20

,00

0

20

,160

,00

0

16

Sup

ir j

ip

60

0,0

00

0

0

1

5,4

80

,00

0

16

,080

,00

0

17

Sup

ir j

ip

1,2

00,0

00

6

00

,00

0

0

12

,288

,00

0

14

,088

,00

0

18

Sup

ir j

ip

36

0,0

00

0

0

3

,00

0,0

00

3

,36

0,0

00

19

Sup

ir j

ip

36

0,0

00

0

0

9

,60

0,0

00

9

,96

0,0

00

20

Sup

ir j

ip

1,0

80,0

00

4

80

,00

0

0

23

,400

,00

0

24

,960

,00

0

21

Sup

ir j

ip

24

0,0

00

0

0

5

,34

0,0

00

5

,58

0,0

00

22

Sup

ir j

ip

48

0,0

00

0

0

1

0,0

80

,00

0

10

,560

,00

0

R

ata-

rata

to

tal

kes

eluru

han

5

70

,00

0

13

5,0

00

0

1

2,3

88

,50

0

13

,093

,50

0

Pro

po

rsi

4.3

5

1.0

3

0.0

0

94

.62

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 4

.35

9

5.6

5

23

Pen

jaga

toil

et

60

0,0

00

0

2

,88

0,0

00

9

,48

0,0

00

1

2,9

60

,00

0

P

rop

ors

i 4

.63

0.0

0

22

.22

73

.15

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 4

.63

9

5.3

7

24

Pen

jaga

kio

s

18

0,0

00

0

3

,06

0,0

00

3

,60

0,0

00

6

,84

0,0

00

25

Pen

jaga

kio

s

24

0,0

00

4

,80

0,0

00

2

,88

0,0

00

1

1,2

80

,00

0

19

,200

,00

0

R

ata-

rata

to

tal

kes

eluru

han

2

10

,00

0

2,4

00,0

00

2

,97

0,0

00

7

,44

0,0

00

1

3,0

20

,00

0

Pro

po

rsi

1.6

1

18

.43

22

.81

57

.14

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 2

.63

9

9

26

Pen

jaga

ken

dar

aan

3

60

,00

0

18

0,0

00

3

,06

0,0

00

2

8,8

00

,00

0

32

,400

,00

0

84

Page 101: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

85

Lam

pir

an 8

Pen

gel

uar

an T

enag

a K

erja

Lok

al P

erb

ula

n d

i K

awas

an d

an d

i L

uar

Kaw

asan

Gunun

g P

anan

jakan

Per

Tah

un (

Lan

juta

n)

No

T

enag

a ker

ja

Pen

gel

uar

an d

i lu

ar k

aw

asan

P

engel

uar

an d

i d

alam

kaw

asan (

Rp

) T

ota

l kes

eluru

han

(R

p)

B1

B2

B3

B4

P

rop

ors

i 1

.11

0.5

6

9.4

4

88

.89

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 1

.11

98

.89

27

Ko

ord

inat

or

jip

6

00

,00

0

0

28

8,0

00

1

8,0

00

,00

0

18

,888

,00

0

28

Ko

ord

inat

or

jip

3

60

,00

0

0

81

6,0

00

1

1,0

40

,00

0

12

,216

,00

0

R

ata-

rata

to

tal

kes

eluru

han

4

80

,00

0

0

55

2,0

00

1

4,5

20

,00

0

15

,552

,00

0

Pro

po

rsi

3.0

9

0.0

0

3.5

5

93

.36

10

0.0

0

To

tal

Pro

po

rsi

(10

0%

) 3

.09

96

.91

Ket

eran

gan

: B

1=

Lis

trik

B2=

Sek

ola

h a

nak

B

3=

Tra

sport

asi

ke

kaw

asan

B4=

Konsu

msi

di

dal

am k

awas

an

85

Page 102: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

76

Lampiran 9. Perhitungan Efek Pengganda

Kriteria:

Kriteria Nilai

Pengeluaran wisatawan di kawasan wisata (E) 14,194,309,879

Dampak langsung (D) 9,067,245,455

Dampak tidak langsung (N) 4,558,753,879

Dampak lanjutan (U) 789,011,528

Perhitungan:

a. Keynesian Income Multiplier =

=

= 1.02

b. Ratio Income Multiplier Tipe I =

=

= 1.50

c. Ratio Income Multiplier Tipe II =

=

= 1.59

86

Page 103: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Lampiran 10. Perhitungan Daya Dukung Kawasan Wisata Gunung Pananjakan

I. Daya Dukung View Point

a. Puncak Gunung Pananjakan

1. Pelataran Utama

Daya dukung kawasan/hari =

=

= 628 orang

2. Pelataran Pendukung I

Daya dukung kawasan/hari =

=

= 18 orang

3. Pelataran Pendukung II

Daya dukung kawasan/hari =

=

= 32 orang

4. Daya Dukung Kawasan Gunung Pananjakan = 628 + 18 + 32

= 678 orang

b. Bukit Setia

1. Pelataran Utama

Daya dukung kawasan/hari =

87

Page 104: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

=

= 240 orang

2. Pelataran Pendukung

Daya dukung kawasan/hari =

=

= 111 orang

3. Daya Dukung Bukit Setia = 240 + 111

= 351 orang

c. Bukit Cinta

Daya dukung kawasan/hari =

=

= 250 orang

d. Daya Dukung view point Gunung Pananjakan = 678 + 351 + 250

= 1,279 orang

II. Daya Dukung Lahan Parkir

a. Parkiran Pananjakan 1

DDK jip =

=

88

Page 105: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

= 133 jip

b. Parkiran Bukit Setia

DDK jip =

=

= 44 jip

c. Parkiran Bukit Cinta

DDK jip =

=

= 44 jip

d. Daya Dukung Lahan Parkir = 133 + 44 + 44 = 221 jip

89

Page 106: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Lam

pir

an 1

1. P

erban

din

gan

Dam

pak

Ekonom

i G

unung P

anan

jakan

S

aat

Kondis

i T

anpa

Adan

ya

DD

K d

an S

esuai

Den

gan

DD

K

P

erban

din

gan

nil

ai d

amp

ak e

konom

i la

ngsu

ng,

tidak

lan

gsu

ng d

an l

anju

tan d

alam

dua

kondis

i kri

teri

a, y

aitu

saa

t ra

ta-r

ata

jum

lah

pen

gunju

ng

per

ta

hun

tanpa

adan

ya

daya

duku

ng

kaw

asan

dan

sa

at

sesu

ai

daya

dukun

g

kaw

asan

. B

erik

ut

adal

ah

tabel

dat

a has

il

per

hit

ungan

:

Per

senta

se p

enuru

nan

=

=

=

3%

Tab

el D

ampak

ekonom

i la

ngsu

ng G

unun

g P

anan

jakan

Tah

un 2

014

Unit

Usa

ha

Res

po

nd

en

Jum

lah

Po

pula

si

Rat

a-R

ata

Pen

dap

atan

Per

Bula

n

Dam

pak

Eko

no

mi

Lang

sun

g T

anp

a

DD

K

(Rp

)

Dam

pak

eko

no

mi

lang

sun

g s

esu

ai D

DK

(Rp

)

Pen

dap

atan

(Rp

)

Pro

po

rsi

(%)

(a)

(b)

(c)

(e=

(c/d

)*1

00

) (f

=b

*c)

g=

f-(f

*3

%)

Pen

yew

aan j

ip

9

13

6

28

,624

,00

0

10

.72

3,8

92,8

64

,000

3

,77

6,0

78

,080

Oje

k

10

95

16

,360

,80

0

6.1

3

1,5

54,2

76

,000

1

,50

7,6

47

,720

War

ung m

akan

an d

an

cind

eram

ata

11

20

77

,151

,27

3

28

.88

1,5

43,0

25

,455

1

,49

6,7

34

,691

War

ung c

ind

eram

ata

1

1

31

,980

,00

0

11

.97

31

,980

,00

0

31

,020

,60

0

Aso

ngan

4

5

0

22

,878

,00

0

8.5

6

1,1

43,9

00

,000

1

,10

9,5

83

,000

Pem

and

u w

isat

a

3

10

90

,120

,00

0

33

.74

90

1,2

00

,00

0

87

4,1

64

,00

0

To

tal

Kes

eluru

han (

d)

26

7,1

14

,07

3

10

0.0

0

9,0

67,2

45

,455

8

,79

5,2

28

,091

Su

mb

er:

Dat

a P

rim

er (

20

16

)

90

Page 107: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

85

Tab

el D

ampak

ekonom

i ti

dak

lan

gsu

ng G

unun

g P

anan

jakan

Tah

un 2

014

Jen

is

ten

aga

ker

ja

Jum

lah

ten

aga

ker

ja

(ora

ng)

Pen

dap

atan

ten

aga

ker

ja

(Rp

)

To

tal

pen

dap

atan

ten

agak

erja

(Rp

)

Pen

gel

uar

an u

nit

usa

ha

dik

awas

an

wis

ata

(Rp

)

Dam

pak

eko

no

mi

tid

ak

lan

gsu

ng t

anp

a D

DK

(Rp

)

Dam

pak

eko

no

mi

tid

ak

lan

gsu

ng s

eusa

i D

DK

(Rp

)

(a)

(b)

(c)=

(a*b

) (d

) (e

)=(c

+d

) f=

e-(e

*3

%)

Pen

jaga

Kio

s m

akan

an d

an

cin

der

amat

a

5

43

,800

,00

0

21

9,0

00

,000

7

62,1

74

,545

98

1,1

74

,545

95

1,7

39

,30

9

War

un

g c

ind

eram

ata

0

0

0

9,0

60

,000

9,0

60

,000

8,7

88,2

00

Su

pir

jip

2

0

14

,700

,00

0

29

4,0

00

,000

1,6

19

,669

,333

1,9

13

,669

,333

1

,85

6,2

59

,253

Oje

k

0

0

0

73

7,1

24

,000

73

7,1

24

,000

71

5,0

10

,28

0

Pet

ugas

keb

ersi

han

5

1

5,3

60

,00

0

76

,800

,00

0

0

76

,800

,00

0

76

,800

,00

0

Ten

aga

pem

ban

tu

4

6,9

00

,000

27

,600

,00

0

0

27

,600

,00

0

27

,600

,00

0

Ten

aga

up

ah

2

19

,200

,00

0

38

,400

,00

0

0

38

,400

,00

0

38

,400

,00

0

Pen

jaga

mu

sho

lah

3

12

,960

,00

0

38

,880

,00

0

0

38

,880

,00

0

38

,880

,00

0

Pen

jaga

toil

et

2

11

,448

,00

0

22

,896

,00

0

0

22

,896

,00

0

22

,896

,00

0

Pen

jaga

ken

dar

aan

6

2

7,6

00

,00

0

16

5,6

00

,000

0

1

65,6

00

,000

16

0,6

32

,00

0

Pet

ugas

ko

ord

inat

or

jip

4

9,6

00

,000

38

,400

,00

0

0

38

,400

,00

0

37

,248

,00

0

Pet

ugas

pem

and

u w

isat

a 0

0

0

9

0,8

00

,00

0

90

,800

,00

0

88

,076

,00

0

Pen

jaga

aso

ngan

0

0

0

4

18,3

50

,000

41

8,3

50

,000

40

5,7

99

,50

0

To

tal

4,5

58

,753

,878

4

,42

8,1

28

,542

Su

mb

er:

Dat

a P

rim

er (

20

16

)

91

Page 108: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

86

Tab

el D

ampak

ekonom

i la

nju

tan G

unun

g P

anan

jakan

Tah

un 2

014

Ten

aga

ker

ja

Jum

lah t

enaga

ker

ja

To

tal

pen

gel

uar

an

rata

-rat

a

Pro

po

rsi

pen

gel

uar

an

di

dal

am k

aw

asan

Dam

pak

eko

no

mi

lanju

tan t

anp

a D

DK

Dam

pak

eko

no

mi

lanju

tan

sesu

ai D

DK

(a)

(b)

(c)

(d=

a*b

*c)

e=

d-(

d*3

%)

Pen

jaga

toko

5

1

3,0

20

,00

0

98

.39

64

,051

,89

0

62

,130

,33

3

Sup

ir j

ip

20

13

,093

,50

0

95

.65

25

0,4

78

,65

5

24

2,9

64

,29

5

Ten

aga

pem

ban

tu

4

18

,549

,00

0

98

.42

73

,023

,70

3

73

,023

,70

3

Pet

ugas

keb

ersi

han

5

1

0,5

73

,20

0

96

.48

51

,005

,11

7

51

,005

,11

7

Ten

aga

up

ah

2

17

,914

,50

0

98

.45

35

,273

,65

1

35

,273

,65

1

Pen

jaga

mu

sho

lah

3

1

2,8

92

,00

0

97

.52

37

,716

,83

5

37

,716

,83

5

Pen

jaga

toil

et

2

12

,960

,00

0

95

.37

24

,719

,90

4

23

,978

,30

7

Pen

jaga

ken

dar

aan

6

3

2,4

00

,00

0

99

19

2,4

56

,00

0

18

6,6

82

,32

0

Ko

ord

inat

or

jip

4

1

5,5

52

,00

0

96

.91

60

,285

,77

3

58

,477

,20

0

To

tal

7

89

,01

1,5

28

7

71

,25

1,7

61

Su

mb

er:

Dat

a P

rim

er (

20

16

)

Tab

el p

engel

uar

an P

engu

nju

ng T

ahun 2

014

K

rite

ria

Nil

ai

To

tal

Pen

gel

uar

an d

i k

aw

asan (

a)

1

3,4

74

,06

5,9

15

To

tal

Pen

gel

uar

an P

eng

unju

ng t

anp

a D

DK

(b

=p

erse

nte

se p

enin

gkat

an j

um

lah w

isat

aw

an (

37

%)*

a)

19

,502

,74

9,7

62

To

tal

Pen

gel

uar

an P

eng

unju

ng s

esuai

DD

K (

c=p

erse

nta

se p

enin

gkat

an j

um

lah w

isat

aw

an (

35

%)*

a)

1

9,2

10

,235

,23

8

92

Page 109: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Tabel Hasil analisis dampak ekonomi Gunung Pananjakan Tahun 2014 kondisi

tanpa DDK dan sesuai DDK Kriteria Nilai

Tanpa DDK Sesuai DDK

Pengeluaran wisatawan di kawasan

wisata (E)

19,502,749,762 19,210,235,238

Dampak langsung (D) 9,067,245,455 8,795,228,091

Dampak tidak langsung (N) 4,558,753,878 4,428,128,542

Dampak lanjutan (U) 789,011,528 771,251,761

Sumber: Data Primer (2016)

Perhitungan nilai pengganda Tahun 2014 tanpa DDK dan sesuai DDK:

1. Tanpa DDK

Keynesian Income Multiplier

=

=

= 0.74

2. Sesuai DDK

Keynesian Income Multiplier

=

=

= 0.73

Persentase penurunan =

=

=0.01 atau 1%

93

Page 110: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Lam

pir

an 1

3. P

erban

din

gan

Dam

pak

Ekonom

i G

unung P

anan

jakan

Saa

t K

ondis

i P

eak

Sea

son

Dan

Kond

isi

Ses

uai

Den

gan

DD

K

D

aya

dukun

g k

awas

an y

ang d

igun

akan

dal

am p

erhit

ungan

ini

adaa

h d

aya

dukung k

awas

an p

er h

ari,

beg

itu p

ula

den

gan

har

i pea

k

seas

onn

ya.

Per

senta

se p

enin

gk

atan

=

=

=

89%

Per

senta

se p

enuru

nan

=

=

=

26

%

Tab

el D

ampak

ekono

mi

langsu

ng G

unun

g P

anan

jakan

Tah

un 2

014

saa

t kondis

i pe a

k se

aso

n d

an se

suai

DD

K

Unit

Usa

ha

Res

po

nd

en

Jum

lah

Po

pula

si

(ora

ng)

Rat

a-R

ata

Pen

dap

atan

Per

har

i D

am

pak

Eko

no

mi

Lang

sun

g T

anp

a

DD

K (

Rp

)

Dam

pak

eko

no

mi

lang

sun

g s

aat

pea

k

sea

son

DD

K

(R

p)

Dam

pak

eko

no

mi

lang

sun

g s

esu

ai D

DK

(Rp

)

Pen

dap

atan

(Rp

)

Pro

po

rsi

(%)

(a)

(b)

(c)

(e=

(c/d

)*1

00

) (f

=b

*c)

(g

=f+

(f*8

9%

))

(h=

g-(

g*2

6%

))

Pen

yew

aan j

ip

9

13

6

78

,422

10

.72

1

0,6

65

,38

1

20

,157

,57

0

14

,916

,60

2

Oje

k

10

95

44

,824

6.1

3

4,2

58,2

90

8

,04

8,1

69

5

,95

5,6

45

War

ung m

akan

an d

an

cind

eram

ata

11

20

21

1,3

73

28

.88

4

,22

7,4

67

7

,98

9,9

13

5

,91

2,5

35

War

ung c

ind

eram

ata

1

1

87

,616

11

.97

8

7,6

16

16

5,5

95

1

22

,54

0

Aso

ngan

4

5

0

62

,679

8.5

6

3,1

33,9

73

5

,92

3,2

08

4

,38

3,1

74

Pem

and

u w

isat

a

3

10

24

6,9

04

33

.74

2

,46

9,0

41

4

,66

6,4

88

3

,45

3,2

01

To

tal

kes

eluru

han

(d

)

7

31

,81

9

10

0.0

0

24

,841

,76

8

46

,950

,94

2

34

,743

,69

7

Su

mb

er:

Dat

a P

rim

er (

20

16

)

8

94

Page 111: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

85

Tab

el D

ampak

ekonom

i ti

dak

lan

gsu

ng G

unun

g P

anan

jakan

Tah

un 2

014

saa

t kondis

i pe a

k se

aso

n d

an se

suai

DD

K

Jenis

ten

aga

ker

ja

Jum

lah

tenag

a

ker

ja

(ora

ng)

Pen

dap

atan

tenag

a

ker

ja

(Rp

)

To

tal

pen

dap

atan

tenag

aker

ja

(Rp

)

Pen

gel

uar

an

Unit

Usa

ha

Dik

aw

asa

n

Wis

ata

(Rp

)

Dam

pak

eko

no

mi

Tid

ak l

angsu

ng t

anp

a

DD

K

(Rp

)

Dam

pak

eko

no

mi

tid

ak l

angsu

ng s

aat

pea

k se

aso

n D

DK

(R

p)

Dam

pak

eko

no

mi

tid

ak

lang

sun

g s

esu

ai D

DK

(Rp

)

(a)

(b)

(c)=

(a*b

) (d

) (e

)=(c

+d

) (f

=e+

(e*8

5%

))

(g=

f-(f

*2

6%

))

Pen

jaga

Kio

s m

akanan d

an

cind

eram

ata

5

12

0,0

00

60

0,0

00

2,0

88,1

49

2

,68

8,1

49

5

,08

0,6

02

3

,75

9,6

46

War

ung c

ind

eram

ata

0

0

0

24

,822

2

4,8

22

46

,913

3

4,7

16

Sup

ir j

ip

20

40

,274

80

5,4

79

4,4

37,4

50

5

,24

2,9

30

9

,90

9,1

37

7

,33

2,7

61

Oje

k

0

0

0

2,0

19,5

18

2

,01

9,5

18

3,8

16,8

89

2

,82

4,4

98

Pet

ugas

keb

ersi

han

5

4

2,0

82

21

0,4

11

0

21

0,4

11

21

0,4

11

2

10

,44

1

Ten

aga

pem

ban

tu

4

18

,904

75

,616

0

75

,616

75

,616

7

5,6

16

Ten

aga

up

ah

2

52

,603

10

5,2

05

0

10

5,2

05

10

5,2

05

1

05

,20

5

Pen

jaga

mu

sho

lah

3

3

5,5

07

10

6,5

21

0

10

6,5

21

10

6,5

21

1

06

,52

1

Pen

jaga

toil

et

2

31

,364

62

,729

0

62

,729

62

,729

4

6,4

19

Pen

jaga

ken

dar

aan

6

7

5,6

16

45

3,6

99

0

45

3,6

99

85

7,4

90

6

34

,54

3

Pet

ugas

ko

ord

inat

or

jip

4

2

6,3

01

10

5,2

05

0

10

5,2

05

19

8,8

38

1

47

,14

0

Pet

ugas

pem

and

u w

isat

a

0

0

0

24

8,7

67

2

48

,76

7

47

0,1

70

3

47

,92

6

Pen

jaga

aso

ngan

0

0

0

1

,14

6,1

64

1

,14

6,1

64

2

,16

6,2

51

1

,60

3,0

26

To

tal

12

,489

,73

7

23

,106

,77

3

17

,228

,42

8

Su

mb

er:

Dat

a P

rim

er (

20

16

)

95

Page 112: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

86

Tab

el D

ampak

ekonom

i la

nju

tan

Gunun

g P

anan

jakan

Tah

un 2

014

saa

t kondis

i pe a

k se

aso

n d

an se

suai

DD

K

Ten

aga

Ker

ja

Jum

lah

tenag

a

ker

ja

To

tal

pen

gel

uar

an

rata

-rat

a

Pro

po

rsi

pen

gel

uar

an d

i

dal

am

kaw

asa

n

Dam

pak

eko

no

mi

lanju

tan t

anp

a

DD

K

Dam

pak

eko

no

mi

lan

gsu

ng

saat

pea

k se

aso

n D

DK

Dam

pak

eko

no

mi

lanju

tan

sesu

ai D

Dk

(a)

(b)

(c)

(d=

a*b

*c)

(e

=d

+(d

*8

5%

))

(f=

e-(e

*2

6%

))

Pen

jaga

toko

5

3

5,6

71

98

.39

17

5,4

85

33

1,6

66

2

45

,43

3

Sup

ir j

ip

20

35

,873

95

.65

68

6,2

43

1,2

96,9

99

9

59

,77

9

Ten

aga

pem

ban

tu

4

50

,819

98

.42

20

0,0

65

20

0,0

65

2

00

,06

5

Pet

ugas

keb

ersi

han

5

2

8,9

68

96

.48

13

9,7

40

13

9,7

40

1

39

,74

0

Ten

aga

up

ah

2

49

,081

98

.45

96

,640

96

,640

9

6,6

40

Pen

jaga

mu

sho

lah

3

3

5,3

21

97

.52

10

3,3

34

10

3,3

34

1

03

,33

4

Pen

jaga

toil

et

2

35

,507

95

.37

67

,726

12

8,0

02

9

4,7

21

Pen

jaga

ken

dar

aan

6

8

8,7

67

99

52

7,2

77

99

6,5

53

7

37

,44

9

Ko

ord

inat

or

jip

4

4

2,6

08

96

.91

16

5,1

67

31

2,1

65

2

31

,00

2

To

tal

2

,16

1,6

75

3

,60

5,1

63

2

,80

8,1

63

Su

mb

er:

Dat

a P

rim

er (

20

16

)

Tab

el P

engel

uar

an p

engu

nju

ng T

ahun 2

014

saa

t k

ondis

i pea

k se

aso

n d

an se

suai

DD

K

K

rite

ria

Nil

ai

To

tal

Pen

gel

uar

an d

i k

aw

asan (

a)

3

6,8

23

,90

8

To

tal

Pen

gel

uar

an P

eng

unju

ng t

anp

a D

DK

(b

=p

erse

nte

se p

enin

gk

atan j

um

lah w

isat

aw

an (

89

%)*

a)

73

,499

,30

3

To

tal

Pen

gel

uar

an P

eng

unju

ng s

esuai

DD

K (

c=p

erse

nta

se p

enin

gkat

an j

um

lah w

isat

aw

an (

85

%)*

a)

7

1,9

43

,762

96

Page 113: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Tabel Hasil analisis dampak ekonomi Gunung Pananjakan Tahun 2014 saat

kondisi peak season dan sesuai DDK Kriteria Nilai

Peak season tanpa

DDK

Sesuai DDK

Pengeluaran wisatawan di kawasan

wisata (E)

73,499,303 71,943,762

Dampak langsung (D) 46,950,942 34,743,697

Dampak tidak langsung (N) 23,106,773 17,228,428

Dampak lanjutan (U) 3,605,163 2,808,163

Sumber: Data Primer (2016)

Perhitungan nilai pengganda Tahun 2014 saat kondisi peak season dan sesuai

DDK:

1. Tanpa DDK

Keynesian Income Multiplier

=

=

= 0.99

2. Seusai DDK

Keynesian Income Multiplier

=

=

= 0.76

Persentase penurunan

=

=

= 23%

97

Page 114: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

Lampiran 13. Dokumentasi

Dokumentasi 1 Pedagang Asongan di

Puncak Gunung Pananjakan 1

Dokumentasi 2 Warung makan di

Puncak Gunung Pananjakan 1

Dokumentasi 3 Volunteer di Resort

Pananjakan

Dokumentasi 4 Wisatawan Gunung

Pananjakan

Dokumentasi 5 Pemandangan

matahari terbit di lokasi view point

98

Page 115: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS

76

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 09 Mei 1995 dari pasangan

Bapak Yuliadi dan Ibu Nurhayati. Penulis adalah anak pertama dari dua

bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2

Bogor pada Tahun 2012. Pada tahun yang sama yaitu Tahun 2012, penulis

diterima sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjalani pendidikan di IPB,

penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan kampus, terlibat dalam berbagai

kepanitiaan, serta aktif mengikuti kegiatan sosial dan kepenulisan baik di dalam

maupun di luar kampus IPB.

99

Page 116: ANALISIS DAMPAK EKONOMI DAN DAYA DUKUNG … · KAWASAN WISATA GUNUNG PANANJAKAN TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU HACIKA ANDJANI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS