PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Parfum adalah produk yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan
sehari-hari. Apalagi saat ini aroma parfum yang ditawarkan sudah semakin
beragam, baik yang dikhususkan untuk pria, wanita, ataupun untuk keduanya.
Kata parfum sendiri berasal dari bahasa latin “per fumum” yang berarti melalui
asap. Riwayat parfum telah ada sejak zaman Mesopotamia kuno sekitar lebih
dari 4000 tahun yang lalu. Pada zaman dahulu, orang-orang menggunakan
tanaman herbal, rempah-rempah dan bunga dan dicampurkan bersama untuk
membuat wewangian. Selanjutnya pada pertengahan abad ke-15 parfum mulai
dicampur minyak dan alkohol. Meskipun demikian, parfum baru mengalami
kemajuan pesat pada abad ke-18 dengan munculnya beragam aroma
wewangian dan botol yang indah (Wikipedia, 2011).
Dalam 20 tahun terakhir ini terdapat peningkatan yang pesat pada
jumlah produksi parfum (Albano, Goodelman, Kunes, & O’Rourke 2010). Bahkan
industri parfum diperkirakan dapat memperoleh hasil penjualan tahunan
sebesar 25-30 juta dollar (NYtimes, 2009). Hal tersebut menunjukkan adanya
kebutuhan masyarakat akan parfum yang semakin hari semakin meningkat.
Ada beberapa alasan mengapa konsumen menggunakan parfum. Dari
hasil penelitian Borgave & Chaudari (2010), konsumen merasa lebih baik dan
merasa lebih percaya diri setelah menggunakan parfum. Hasil penelitian lainnya
dari Borgave & Chaudari (2010), adalah konsumen menilai wangi parfum berada
di urutan pertama yang dipertimbangkan pada saat akan membeli parfum.
Urutan selanjutnya adalah merek, harga, dan kemasan parfum itu sendiri.
BAB IIPARFUM
2.1 Pengertian dan Sejarah Parfum
Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa
aroma (aroma compound), fiksatif, dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi
untuk tubuh manusia, obyek, atau ruangan. Parfum adalah campuran dari zat pewangi yang
dilarutkan dalam pelarut yang sesuai. Jumlah dan tipe pelarut yang bercampur dengan minyak
wangimenentukan apakah suatu parfum dianggap sebagai ekstrak parfum, Eau de parfum, Eau de
toilette, atau Eau de Cologne.
Fungsi parfum dalam kehidupan manusia :
Dapat memberikan kesenangan hidup
Dapat mempengaruhi kejiwaan dan syaraf
Memberikan wewangian kepada bahan yang tidak wangi dan menghilangkan bau yang tidak
enak pada berbagai macam hasil industri textil, kulit, kertas, karet, plastik
Dapat melindungi manusia dari penyakit yang Disebabkan bakteri
Dapat menetralisir keracunan makanan karena Bakteri tertentu
Dapat mengobati sakit kepala
Dapat membantu proses pencernaan
Dapat menambah selera makan
Dapat meningkatkan kepercayaan diri
Dapat menarik perhatian lawan jenis
Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu - kata "parfum"
berasal dari bahasa Latin per fume "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum
tertua berupa bentuk pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan
dalam pelayanan keagamaan, seringkali untuk aromatic gums, kemenyan dan
mur, dikumpulkan dari pohon. Mesir adalah yang pertama
memasukkan parfum ke budaya mereka diikuti oleh Cina kuno, Hindu, Israel,
Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi. Penggunaan awal dari
botol parfum adalah di Mesir sekitar 1000 SM. Mesir menemukan gelas dan
botol parfum adalah salah satu penggunaan umum pertama untuk kaca.
Parfum original berarti parfum asli yang dibuat dengan proses yang lama. Parfum
berasal dari bahasa Latin, per fumus yang berarti melalui asap (through smoke). Seni membuat
parfum pertama kali dimulai pada sejak era Mesopotamio dan Mesir kuno yang kemudian
disempurnakan oleh bangsa Romawi dan Persia. Meskipun parfum dan wewangian juga dapat
ditemukan di India, namun kebanyakan parfum dan wewangian tersebut berbentuk dupa bukanya
parfum cair.
Tercatat pembuat parfum original pertama adalah seorang wanita Mesopotamia yang
bernama Tapputi pada SM milinium ke-2. Parfum hasil ciptaannya disebut tablet runcing.
Parfum ini adalah hasil penyulingan dari bunga, minyak dancalamus dengan aromatic lain yang
dilakukan beberapa kali.
Ahli kimia Arab yang bernama Al-Kindi menuliskan sebuah buku mengenai parfum
original yang diberi nama ‘Buku Kimia dan Penyulingan Parfum’ (Book of the Chemistry of
Perfume and Distillations). Buku ini dibuat pada abad ke-9. Buku ini berisi lebih dari 100 resep
minyak wangi, salep, aromatik cair dan obat. Selain resep, buku ini juga menggambarkan 107
metode dan resep untuk pembuatan parfum serta alat yang dibutuhkan.
Persia pun tidak ketinggalan. Alhli kimia Persia yang bernama Ibnu Sina
memperkenalkan proses ekstraksi minyak dari bunga dengan distilasi atau penyulingan yang
digunakan hingga sekarang. Sebelum ada penemuan ini, kebanyakan parfum original aroma
bunga dibuat dengan memasukan kelopak bunga yang sudah dihancurkan / ditumbuk.
Pada tahun 2005, para arkeolog menemukan parfum original yang dianggap sebagai
parfum tertua di dunia di daerah Pyrgos, Cyprus. Para arkeolog yakin bahwa parfum ini dibuat
pada 4.000 tahun silam. Dari parfum ini, para arkeolog menemukan bahwa parfum zaman dulu
dibuat dengan menggunanan herba dan rempah– rempah sebelum.
Seni pembuatan parfum original akhirnya dikenal oleh negara – negara Eropa barat pada
tahun 1221. Pada tahun ini, para biarawati dari Santa Maria delle Vigne atau Santa Maria
Novella di Florence, Italia berhasil membuat resep parfum. Di timur, negara Hungaria
memproduksi parfum dengan campuran alkohol atas perintah Ratu Elizabeth Hungaria pada
tahun 1370. Parfum ini kemudian dikenal sebagai ‘Hungary Water’ atau air Hungaria.
Pada abad ke-16, semua seni pembuatan parfum original Italia dibawah ke Perancis oleh
pembuat parfum Catherine de’ Medici yang bernama Rene (Renato il fiorentino). Rene
kemudian meneliti dan membuat parfum untuk negara Perancis berdasarkan bahan dan resep
yang dibawa dari Italia. Dia kemudian membangun jalan rahasia yang menghubungkan
laboratorium dengan apartemennya sehingga tidak ada resep yang bisa dicuri selama perjalanan
pulang pergi. Berkat Rene, Perancis dengan cepat menjadi pusat penghasil parfum dan kosmetik.
Dikarena parfum original menjadi salah satu mata pencarian utama bagi Perancis maka
budidaya bunga sebagai esensi parfum pun dimulai pada abad ke-14. Pembudidayaan ini
dilakukan pada bagian selatan negara Perancis. Antara abad 16-17, parfum original banyak
digunakan oleh orang kaya untuk menutupi bau badan akibat jarang mandi.
Di negara Jerman, seorang tukang cukur berkebangsaan italia yang bernama Giovanni
Paolo Feminis berhasil menciptakan parfum original cair yang dinamai “Aqua Admirabilis” pada
tahun 1732. Sekarang “Aqua Admirabilis” dikenal dengan nama “Eau de Cologne”.
2.2 Tingkat Konsentrat Parfum
Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak murni (alami atau
sintetis) mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil yang mungkin akan
mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan cedera ketika digunakan langsung ke kulit atau
pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak esensial, membantu mereka menyebar ke udara.
Sejauh ini pelarut yang paling umum digunakan untuk pengenceran minyak parfum
adalah etanol atau campuran etanol dan air. Minyak parfum juga dapat diencerkan dengan cara
menetralkan bau lemak menggunakan jojoba, minyak kelapa difraksinasi atau lilin. Persentase
volume konsentrat dalam minyak parfum adalah sebagai berikut:
• Ekstrak parfum: 20% -40% senyawa aromatik
• Eau de parfum: 10-30% senyawa aromatik
• Eau de toilette: 5-20% senyawa aromatik
• Eau de cologne: 2-5% senyawa aromatik
Semakin tinggi jumlah persentase senyawa aromatik, maka intensitas dan aroma yang
tahan lama tercipta. Perfumeries yang berbeda menetapkan jumlah yang berbeda dari minyak
untuk masing-masing parfum mereka. Oleh karena itu, meskipun konsentrat minyak parfum
dalam pengenceran Eau De Parfum (EDP) selalu akan lebih tinggi daripada parfum yang sama
dalam bentuk eau de toilette (EDT) di dalam kisaran yang sama, jumlah yang sebenarnya dapat
bervariasi antara masing-masing Perfumeries. Sebuah parfum EDT dari sebuah Perfumeries
mungkin lebih kuat daripada EDP dari Perfumeries yang lain.
2.3 Pembagian dan Sumber Parfum
Beberapa parfum punya konsentrat wewangian yang rendah, sementara yang lainnya
lebih banyak. Berdasarkan tingkat konsentrat ini parfum dibagi menjadi 4 golongan, yakni:
1. Ekstrak parfum adalah yang paling berkonsentrat dan paling halus diantara keempat
tipe parfum. Biasanya terdiri dari 20-40% konsentrat bahan wewangian, tentu menjadi yang
paling mahal harganya.
2. Eau de Parfum (EDP) - biasanya terdiri dari 8-16% konsentrat bahan wewangian. Wangi EDP
biasanya mulai menghilang setelah beberapa jam, tapi jejak wanginya masih akan ada dalam
jangka waktu 24 jam. EDP cocok jika anda butuh wangi yang tahan seharian. Parfum ini
kandungan alkoholnya rendah dengan kadar essence yang paling tinggi diantara jenis parfum
yang lain, tapi aromanya kuat dan dapat bertahan cukup lama. Cocok digunakan untuk pesta atau
acara pada malam hari.
3. Eau de Toilette (EDT) adalah yang paling banyak terdapat di pasaran. EDT terdiri dari 4-8%
konsentrat. Wangi EDT bertahan untuk beberapa waktu lamanya, tapi paling cocok digunakan
untuk waktu malam dimana penggunaannya tidak lama. Jenis ini kadar alkoholnya tinggi dengan
kadar essence yang sesuai untuk aromanya yang ringan, tidak terlalu tanjam dan awet. Cocok
untuk digunakan pada setiap kesempatan.
4. Eau de Cologne (EDC) sudah jarang ditemukan pada produk wewangian. Wanginya hanya
bertahan sebentar, dan biasanya terdiri dari 2-4% konsentrat bahan wewangian. Wewangian ini
jenis wewangian yang ringan dan standar dengan kadar alkohol yang paling banyak diantara
jenis parfum diatas. Jenis wewangian ini memiliki kadar essence yang rendah juga dan biasa
digunakan setelah habis mandi untuk menyagarkan tubuh.
Jenis parfum yang dijual di pasaran semakin banyak karena para produsen
berusaha keras membuat produknya berbeda dengan produk kompetitor
lainnya. Secara umum, semua parfum termasuk salah satu dari 6 kategori yang
berbeda berdasarkan top note yang dominan. Kategori yang berbeda cocok
untuk orang yang berbeda dan suasana yang berbeda pula. Adapun kategori
tersebut antara lain:
1. Parfum earthy atau woody akan menimbulkan aroma hutan dan biasanya
sangat menyegarkan. Biasanya parfum ini disukai generasi yang lebih tua dan
sangat ideal.
2. Wewangiaan oriental menggunakan aroma rempah yang kuat.
3. Parfum green jauh lebih ringan daripada oriental
4. Parfum oceanic modern semakin populer di kalangan anak muda yang
menyukai wangi yang intens.
5. Parfum spicy fruity juga pilihan baik untuk iklim yang lebih hangat.
6. Floral klasik yang cocok untuk semua orang dan situasi wewangian ini paling
feminin daripada minyak wangi lainnya dan terlihat terbaik jika digunakan
ingredien kualitas tinggi.Adapun sumber dari parfum antara lain:
1. Parfum yg berasal dari tumbuhan
Minyak atsiri diperoleh dari bermacam-macam Tumbuhan dari bagian-bagian tertentu seperti:
bunga: rose, lavender, orange blossom (buah limau)
biji: caraway (jintan), almond (prunus amygdalus)
daun: bay (daun salam), thyme, patchoull (nilam)
kayu: sandalwood (cendana), cedar, aloe
kulit kayu: cinnamon, cascarilla
buah: lemon (citrus), nutmeg (pala)
minyak bunga: jasmin absolute, rose absolute
resin, gum, balsam bahan tidak menguap yang diperoleh Dari tanaman tetapi bahan ini
mengandung minyak menguap yang beraroma dan kental: gum styrax, balsam peru, benzoin,
myrrh.2. Parfum dari sekresi binatang
Musk: Dalam istilah dunia parfum, musk adalah sekresi aroma yang diproduksi kelenjar perut
rusa jantan tak bertanduk (musk deer). Rusa ini hidup di Asia Tengah dan di Pegunungan
Himalaya. Untuk mencegah kepunahan hewan langka itu, perburuan dan ekspornya dilarang
keras. Orang lantas menangkar rusa jenis ini, lalu mengoperasi dan mengambil kelenjarnya.
Setelah operasi selesai, rusa itu dilepas kembali. Sulitnya memperoleh musk asli mendorong para
pembuat parfum berpaling juga ke musk sintetis. Harganya pun lebih murah.
Civet: Spesies kesturi yang dipakai dalam dunia parfum berasal dari barat daya Etiopia. Hewan
ini punya kantong perut berbentuk bulan sabit, yang terletak didekat alat vitalnya. Kantong
perutnya menghasilkan viverreum, substansi kental berwarna kecokelatan beraroma keras.
Namun, setelah diolah menjadi parfum, kesan sensual dan kehangatanlah yang terasa.
Ambergris: Bahan ini berasal dari sperma ikan paus yang terlepas di saat kematiannya. Karena
itu, pemanfaatannya tidak membahayakan hewan yang sangat dilindungi ini. Ambergris
digunakan sebagai penguat wewangian yang mudah menguap. Ambergris lebih ringan dari air,
mengapung bebas dilautan. Benda ini dikumpulkan di tengah laut atau diambil setelah tersapu ke
tepi pantai. Saat dibawa ke laboratorium pembuat parfum, warnanya menjadi abu-abu pucat atau
putih. Dan setelah benda ini dikeringkan selama beberapa bulan, bau amisnya berubah menjadi
aroma ambergris.
Castereum: Salah satu bahan baku wewangian ini berasal dari sepasang kelenjar dalam tubuh
berang-berang. Si kelenjar menghasilkan minyak yang melindungi bulu berang-berang dari
pengaruh perubahan cuaca. Hewan ini pernah tersebar banyak di Eropa, tapi kini hanya
ditemukan di Amerika Utara dan Rusia. Berang-berang diburu pada bulan Januari, saat bulunya
paling bagus. Castoreum adalah penguat terbaik parfum dan dipakai dengan larutan alkohol.
Bahan ini terutama dipakai pada wewangian pria.
3. Parfum dari bahan kimia (isolat)
EUGINOL: biasanya diperoleh dari minyak cengkeh
CITRAL: dari minyak lemongras
GERANIOL: dari minyak citronella
Produk isolat diturunkan langsung dari masing-masing minyak atsiri melalui reaksi kimia,
senyawa ini tidak ada dalam alam, bahan ini merupakan produk esterifikasi seperti: formiat,
asetat, propionat, dan ester-ester dari citronellol, linalool, geraniol, terpinol, dan lain sebagainya
4. Parfum dari bahan kimia (organic sintetik)
Bahan organic sintetik terdiri dari alkohol aromatic. Dan alkohol lemak (fatty alkohol) yang
biasanya mempunyai bau, ester-ester dan aldehida.
Phenyl ethyl alkohol: salah satu bahan dasar parfum rose
Cinnamyl alkohol: suatu fixatif dan digunakan dalam parfum Lilac
Terpineol: terdapat dalam minyak pine tetapi dibuat dari
Terpentin, suatu minyak atsiri
Amyl cinnamic aldehyde, salah satu bahan dasar parfum jasmin
Ester-ester dari bau karakteristik buah-buahan: methyl phenyl
Carbinyl acetate yg digunakan dlm parfum gardenia & jasmine
Dan benzyl acetate yang digunakan dalam floral parfum
2.4 Tehnik dan Cara Pembuatan ParfumProduk-produk parfum merupakan hasil keterampilan teknik tingkat
tinggi, yang dicapai melalui eksperimentasi serta perbaikan alat dan
perangkatnya secara terus menerus. Banyak mesin yang berlainan yang harus
diuji coba sebelum versi finalnya menjadi alat penyulingan modern. Ada lima
teknik untuk memproduksi parfum :
1. Maceration: Merupakan teknik yang paling kuno, yakni penyatuan antara wewangian dan lemak
melalui pemanasan. Pada proses ini, absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilakukan dalam keadaan
hangat. Alat yg digunakan dan proses pencampuran bunga dengan lemak sama seperti pada
enfleurage. Kebaikan cara ini adalah daya absorbsi lemak terhadap bau bertambah besar dan
kelemahannya karena kemungkinan sebagian komponen minyak mengalami kerusakan dengan
panas, sehingga cara ini jarang digunakan. Dilakukan terhadap beberapa jenis bunga: mawar,
orange, yang kegiatan fisiologisnya terhenti setelah pemetikan. Bunga tersebut jika disuling
hanya menghasilkan sejumlah minyak yang diproduksi oleh bunga pada saat ekstraksi dan
seterusnya akan mati dan tdk memproduksi minyak.
2. Enfleurage: Pada proses ini absorbsi minyak atsiri oleh lemak dilaku kan pada suhu rendah,
sehingga minyak terhindar da ri kerusak an yang disebabkan panas. Metode ini banyak
diterapkan untuk mengekstraksi beberapa jenis minyak bunga seperti: melati, ekstraksi sedap
malam, mawar, yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan memproduksi minyak setelah
bunga dipetik. Proses ini menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi, kelemahannya
memerlukan waktu lebih lama, membutuhkan tenaga trampil dan berpengalaman Menyatukan
wewangian dan minyak tapi dengan cara yang berbeda, yakni penyerapan wewangian melalui
lemak dan benzoin. Cara ini dapat menghasilkan parfum setara bunga.
3. Distilasi atau penyulingan: proses pemisahan komponen berupa cairan atau padatan dari 2
macam campuran atau lebih berdasarkan titik uapnya dan proses ini dilakukan terhadap minyak
atsiri yang tidak larut dalam air dan tidak rusak oleh uap. Kelemahan distilasi adalah Tidak baik
digunakan untuk jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh panas dan air. Minyak atsiri yang
mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan panas. Komponen minyak yang
larut dalam air tidak dapat diekstraksi. Komponen minyak dengan titik didih tinggi, sebagian
tidak ikut tersuling dan tetap tinggal dalam bahan. Berbagai bahan wewangian dilumatkan dan
dimasukkan kedalam mesin penyuling, lalu dicampur dengan air dan dipanaskan hingga
mendidih. Melalui pipa leher angsa, uapnya didinginkan dan menjadi cairan: air terletak dibagian
bawah, sedangkan esensnya yang berupa minyak mengambang dibagian atas.Dari esens itu,
biasanya kemudian dipisahkan.Namun kadang-kadang air bercampur esens itu dijual dalam
bentuk murni.
4. Ekstraksi: Mengingat tidak semua bunga atau tanaman dapat didistilasi,
misalnya mawar centifolia, narcissus, atau mimosa. Maka para ahli
mengembangkan teknik ekstraksi. Bahan-bahan parfum tidak dilumatkan tapi
dicampur dengan air dan diputar berulang-ulang hingga mengeluarkan pelarut.
Pelarut ini kemudian ke ruang hampa udara, dipanaskan, dijadikan uap dan
seterusnya sama dengan proses distilasi.
5. Ekspresi atau pengepresan: Cara pengepresan umumnya dilakukan terhadap bahan beberapa
biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk famili citrus, karena
minyak dari tanaman citrus akan mengalami kerusakan jika diekstraksi dengan penyulingan.
Dengan tekanan pengepresan, sel-sel yang mengandung minyak akan pecah dan minyak akan
mengalir ke permukaan bahan Contoh: Minyak lemon, Minyak bergamot (kulit jeruk
mandarin)Adalah teknik terakhir. Cara ini digunakan untuk mengekstraksi minyak citrus dan
buah-buahan semacam jeruk orange, lemon, dan mandarin. Minyak alami dari buah-buahan ini
terdapat dalam kelenjar kecil dibagian kulitnya. Dengan pengupasan dan pemerasan, minyak
yang merupakan esens wewangian dan air itu dapat keluar. Prinsip yang sama diterapkan dalam
pabrikasi parfum.
2.5 Kandungan dan Komposisi Parfum
Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang
berfungsi sebagai media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis.
Persentase kandungan bahan kimia dalam parfum antara kisaran 30 %
tergantung dari jenis produknya. Namun dari beberapa analisa pasar, 95 %
bahan kimia yang terkandung di dalam produk wangian adalah bahan kimia
sintetik yang berbahan dasar petroleum yang merupakan turunan benzena,
aldehid atau zat yang umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di
Amerika yang menangani masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia
beracun dari 815 sampel yang mereka ambil. Tes yang dilakukan pada tahun
1991 menemukan zat-zat yang terkandung adalah kloroform yang dapat juga
ditemui pada pelembut pakaian dan p-diklorobenzena yang telah diketahui
bersifat karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.
Adapun komposisi dari parfum antara lain :
1. Zat pewangi (odoriferous substances)
Komponen pewangi terdiri dari persenyawaan kimia yang menghasilkan bau wangi yang
diperoleh dari minyak atsiri atau dihasilkan secara sintetis. Zat Pewangi Pada umumnya parfum
mengandung zat pewangi 2% (weak parfum) sampai 10% atau 22,5% (strong parfum) dan
selebihnya adalah bahan pengencer dan zat pengikat.
2. Zat pengikat (fixatives)
Wangi parfum akan cepat menguap tanpa zat pengikat karena pada umumnya zat pewangi dalam
alkohol lebih cepat menguap dari alkohol sendiri. Zat pengikat adalah suatu persenyawaan yang
memiliki daya menguap yang lebih rendah dari zat pewangi atau minyak atsiri serta dapat
menghambat atau mengurangi kecepatan penguapan zat pewangi. Penambahan zat pengikat
bertujuan mempertahankan komponen yang dapat menguap agar dapat dipertahankan untuk
jangka waktu yang lebih lama.
Zat pengikat yg ideal:
Larut sempurna dalam etanol, minyak atsiri, dan persyaratan aromatik berwujud cair
Mudah digunakan dalam parfum beralkohol dan bahan berupa bubuk atau padatan mengurangi
daya menyerap parfum dan menghasilkan campuran wangi yang harmonis
Berada dalam keadaan murni sehingga efektif jika digunakan dalam jumlah kecil
Pada umumnya zat pengikat berasal dari bahan nabati, hewani dan sentetis. Zat pengikat nabati
berasal dari gol: gum, resin, lilin dan beberapa minyak atsiri bertitik didih tinggi
3. Bahan pelarut atau pengencer (diluent)
Bahan pelarut yang baik digunakan: etil alkohol. Fungsi bahan pengencer: menurunkan
konsentrasi zat pewangi dalam parfum sampai konsentrasi tertentu, sehingga dihasilkan
intensitas wangi yg dikehendaki.
2.6 Bahaya Penggunaan Parfum
Setiap produk wewangian mengandung pelarut tambahan yang
berfungsi sebagai media atau fondation baik parfum itu asli atau sintesis.
Persentase kandungan bahan kimia dalam parfum antara kisaran 30 %
tergantung dari jenis produknya. Namun dari beberapa analisa pasar, 95 %
bahan kimia yang terkandung di dalam produk wangian adalah bahan kimia
sintetik yang berbahan dasar petroleum yang merupakan turunan benzena,
aldehid atau zat yang umumnya terkenal beracun. Salah satu organisasi di
Amerika yang menangani masalah kesehatan lingkungan menemukan zat kimia
beracun dari 815 sampel yang mereka ambil. Tes yang dilakukan pada tahun
1991 menemukan zat-zat yang terkandung adalah kloroform yang dapat juga
ditemui pada pelembut pakaian dan p-diklorobenzena yang telah diketahui
bersifat karsinogenik pada produk penyegar ruangan dengan dosis yang tinggi.
Selain itu juga terdapat pengharum yang beraroma musk, yang dicurigai
mengakibatkan sakit kepala dan juga bersifat karsinogenik meskipun pada
kandungan yang lemah. Berdasarkan riset dari FDA pada tahun 1968-1972,
bahan kimia seperti alfa-terpineol, benzil asetat, benzil alcohol, limonin, lioanalol
yang sering terdapat dalam kosmetik, bahan-bahan ini dicurigai sering
memberikan efek samping pada kulit pemakai.
Menurut Michelle Schoffro Cook, ahli gizi holistik dan naturopati sekaligus penulis
buku kesehatan populer, mengatakan terdapat 500 lebih bahan kimia berbahaya yang menjadi
bahan dasar pembuatan wewangian di parfum. Kebanyakan berasal dari bahan kimia sintetis
yang diperoleh dari bahan petrokimia, dan telah terbukti mengandung neurotoxin (racun yang
bisa merusak pembuluh darah atau syaraf otak). Dan, terdapat juga kandungan karsinogen (bahan
yang dianggap sebagai penyebab kanker). Penelitian ini amat mengejutkan, karena hampir semua
wanita, bahkan pria mengenakan parfum. Siapa sangka, banyak bahan kimia yang terkandung
dalam parfum atau wewangian lain yang tak kalah berbahaya dibandingkan bahaya asap rokok.
Jika Anda bisa mencium aroma parfum, itu karena bahan molekul sintesis yang beracun
dari parfum masuk lewat saluran pernapasan, yang langsung memberikan jalan menuju otak.
Yang juga berbahaya, meskipun tidak mencium aromanya, Anda tetap menghirup bahan kimia
dari paparan parfum.
Karena itu, otak atau organ tubuh paling vital ini bisa terganggu akibat aroma parfum
ini. Sebenarnya, otak dilindungi oleh mekanisme yang tak bisa ditembus zat berbahaya.
Sayangnya, hal ini tidak sepenuhnya bisa melindungi otak. Penelitian baru-baru ini menunjukkan
system ini dapat membiarkan sejumlah racun lingkungan, termasuk yang terkandung dalam
parfum yang dapat masuk ke otak. Dan, jika sudah masuk ke dalam otak, beberapa racun baru
bisa dihilangkan dalam waktu lama dan dengan pengobatan intensif. Kerusakan otak bisa berupa
peradangan dan munculnya plak otak. Keduanya merupakan gangguan paling berbahaya pada
otak.
Beberapa bahan kimia yang biasa terkandung dalam parfum, antara lain ethanol,
benzaldehyde, benzyl acetate, a-pinene, acetone, benzyl alcohol, ethyl acetate, linalool, a-
terpinene, methylene chloride, a-terpineol, camphor, dan limonene. Memang, sebagian dari
bahan ini memang tidak berbahaya bagi tubuh. Tapi, sebagian lagi bisa menyebabkan otot tubuh
tegang, lebih mudah marah, asma, sakit persendian, kelelahan, tenggorokan gatal, sakit kepala,
batuk, dan iritasi kulit.
Jadi, aroma parfum atau wewangian tubuh lainnya yang dianggap bisa membuat
pemakainya lebih atraktif, ternyata juga bisa mengganggu kesehatan. Setidaknya, untuk
menyeimbangkan racun yang masuk ke dalam tubuh, sebaiknya Anda lindungi tubuh dengan
asupan makanan yang mengandung antioksidan tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran.
Salah satu ciri keracunan yang disebabkan oleh bahan kimia yang terdapat dalam zat
pewangi yang ditambahkan dalam suatu produk pembersih dan kosmetik adalah asma, kanker,
cacat janin pada bayi dalam kandungan, keguguran, gangguan pada syaraf, seperti Parkinson ,
alzeimer, dll. Identifikasi ini dapat ditemukan baik dalam jangka panjang atau pendek
Pada tahap awal keracunan dapat diidentifikasi melalui reaksi seseorang terhadap suatu
produk tertentu yang dicurigai mengandung bahan pewangi sintetik yang mengandung zat kimia
yang berbahaya. Walaupun pada tahap ini hanya sebagian orang yang sensitif yang menunjukkan
tanda-tanda keracunan, sama bentuknya seperti seseorang yang alergi terhadap debu. Sedangkan
sebagian individu yang lain bisa jadi tidak menunjukkan reaksi apapun pada tahap awal
pemakaian produk. Namun pada pemakaian produk yang sama dalam jangka waktu lama dan
berulang-ulang barulah terlihat gejala keracunan dengan kondisi yang akut dan sulit
disembuhkan seperti kanker atau penyakit berat lainnya. Produk yang dapat memberikan efek
langsung kepada pemakai sehingga dapat diidetifikasi tanda keracunan adalah produk yang
biasanya berkontak langsung dengan sistem pernafasan, seperti pengharum ruangan, colone,
minyak wangi semprot, hairspray, kuteks, dan lain-lain . Efek akan lebih berbahaya terutama
pemakaian yang bersifat semburan pada bagian tubuh dalam bentuk gas, sehingga terjadi kontak
langsung pada sistem pernafasan mulai dari bagian hidung, faring, laring, paru-paru dan
seterusnya keanggota tubuh bagian lain yang disalurkan melalui sistem peredaran darah. Untuk
produk yang digunakan pada bagian luar yaitu pada kulit seperti sabun, shampoo, krim pencukur,
pemutih pakaian, detergen, pelembut pakaian, dan lain sebagainya proses keracunan terjadi saat
produk yang dipakai menyerap pada pori-pori kulit dan memasuki aliran darah dan seterusnya
pada bagian anggota tubuh bagian dalam.
Dibawah ini table bahan kimia dan efek samping yang biasa di rasakan oleh manusia,
yang terkandung dalam produk rumah tangga dan kosmetik yang mengandung parfum atau
pewangi seperti minyak wangi, deodorant, colone, penyegar udara, sabun pencuci piring,
hairspray, detergent dan lain sebagainya.
AromaBahan Yang di Kandung
(% Berat Bersih)
Tanda Keracunan
Jeruk , lemon
Fruity-fragrance 86-173
Limonin > 50% kanker, peradangan pada mata dan kulit
LavenderLavender-fragrance 93-054
Linalool 10-50%
Gangguan pernafasan
Tomat Tomato Oil 010Propilin glikol > 50%
Peradangan pada mata dan kulit, jika tertelan dan terhirup dapat menyebabkan pingsan dan tak sadar
PepermintSpearmint oil 660
Karvon > 50% Menyebabkan peradangan pada mata dan kulit.
Musim bunga
Spring Flowers Fragrance 5975
Karbitol 10 – 50%
Gangguan pernafasan dan sistem saraf, peradangan mata.
Pepermint Peppermint 5011-Menthol 10 – 50%
Lesu lemah mual, muntah, sakit perut, vertigo, hilang keseimbangan pergerakan anggota badan, mengantuk dan koma
Buah-buahan
Bergamont Oil 100
Linalil asetat, lomonin, linalool, 10 – 50%
Gangguan pernafasan, peradangan mata dan kulit.
Bunga-bungaan
Bouquet Floral 3881
Benzal asetat 10 – 50%
Kanker pankreas, peradangan mata, saluran pernafasan dan batuk.
Kulit Kayu Manis
Cinnamon Oil 950
Sinamik Aldehid > 50%
Peradangan sistem pernafasan dan kulit, mengantuk. Jika tertelan menyebabkan muntah, sakit perut dan diare.
Wangi Cemara
Alpha Pinene P & F
a-Pinen 97.5%
Mengganggu sistem pernafasan, kerusakan paru-paru, vertigo, denyutan jantung meningkat, pusing, halusinasi, kebakaran dan kesan terbakar pada kulit, konjunktivitas, merusakkan sistem pertahanan badan.
LilaAlpha Terpineol P & F, FCC
a-Terpineol 88.5%
Peradangan lapisan mucus pada-paru, pneumonitis, susah bernafas, kehilangan koordinasi anggota badan, sakit kepala.
Kandungan Bahan Kimia Tanda keracunan / Efek samping
3-Butane-2-one Peradangan pada kulit dan sistem pernafasan
Aseton Menganggu sistem saraf pusat, kekeringan pada mulut dan
tenggorokan, pusing, lesu, hilang keseimbangan, tidak sadarkan diri, dan koma.
Siklopentana(g)-2-benzopiran
Peradangan pada kulit, mata dan saluran pernafasan.
EtanolLesu, Peradangan pada mata dan bagian atas sistem pernafasan, pusing, penglihatan yang kabur, hilang keseimbangan, kesemutan..
Etil asetatSakit kepala, kulit kering dan pecah-pecah, kekurangan darah, kerusakan hati dan ginjal, Peradangan pada mata dan saluran pernafasan
Fenol, Ester Gangguan sistem saraf, kanker
Hidrosinamaldehid, p-tert-butil-alfa-metil
Pingsan, sulit bernafas, gangguan sistem reproduktif pada pria
Metilen Kloridakanker, sesak nafas (karena dimetabolisme karbon monoksida), sakit kepala, pusing, lelah, sensitif
Phenol, 2,60bis(1,1-dimetileti)-4-metil
Gangguan pada janin dan sistem reproduksi.
BenzaldehidMengganggu sistem saraf pusat, peradangan pada mulut, tenggorokkan, mata, kulit, paru-paru, lesu, sakit perut dan kerusakan ginjal.
Kamper (kapur barus)Alergi pada kulit, Peradangan pada mata, hidung dan tenggorokkan, pusing, lesu dan tak sadarkan diri.
Benzil alkoholPeradangan pada sistem pernafasan, pusing, lesu, muntah, tekanan darah rendah, gangguan sistem saraf, kesulitan bernafas.
Karbitol Peradangan pada mata, kulit, saluran pernafasan paru-paru.
Tanda Keracunan
Pada umumnya keracunan zat pewangi di tandai oleh beberapa gejala berikut
berdasarkan departemen kesehatan di Kanada (tahun 1990) yaitu mata berair, penglihatan
berganda, bersin, sesak nafas, alergi ringitis, sinusitis, tinunitus, pusing, vertigo, batuk, bronkitis,
sulit bernafas, sesak nafas, asma, anafilaksis, migrain, disorientasi, kehilangan ingatan bertahap,
ketegangan, alergi akut, kemurungan, perubahan tingkah laku, memar pada kulit, peradangan
otot dan sendi, sakit, lemah, denyutan jantung yang tidak teratur atau lebih cepat. Oleh sebab itu
sangat dianjurkan untuk membaca label pada produk yang akan dibeli untuk mengetahui
kandungan kimia yang digunakan apakah zat yang terkandung cukup aman untuk manusia, dan
sebaiknya jauhkan pemakian produk yang mnegandung zat kimia yang berbahaya pada anak-
anak dan juga ikuti cara pemakaian dan keselamatan pada kemasan yang tertera.
2.7 Tips Pemakaian Parfum yang Benar
Setiap orang umumnya menyukai aroma yang harum. Itulah sebabnya, sebelum pergi ke
kantor atau ke pesta, menggunakan parfum mungkin menjadi hal yang wajib bagi Anda. Dengan
tubuh yang harum, akan meningkatkan rasa nyaman dan percaya diri dari si pemakai.
Menggunakan parfum dengan baik, tentu akan meningkatkan rasa percaya diri. Selain menikmati
harum parfum untuk diri sendiri, orang-orang di sekitar Anda juga dapat menikmati
keharumannya juga dan mereka akan senang saat dekat dengan Anda. Dengan menggunakan
parfum secara tepat juga menyimpannya secara benar, Anda dapat menghemat penggunaan
parfum Anda.
Ketika akan menggunakan parfum, Anda dapat memperhatikan hal-hal berikut:
1. Sesuaikan dengan body lotion
Setelah mandi, mungkin Anda terbiasa menggunakan body lotion. Bila akan memakai parfum,
sesuaikan wangi dari body lotion agar sesuai agar wanginya tidak saling "bertabrakan". Selain
itu, sebaiknya menggunakan body lotion terlebih dahulu sebelum menyemprotkan parfum karena
body lotion dapat mengurangi aroma harum dari parfum.
2. Semprotkan parfum pada kulit
Sebaiknya, parfum tidak disemprotkan pada pakaian. Pada jenis parfum tertentu, bila
menyemprotkan pada pakaian dapat menimbulkan noda, meninggalkan tanda seperti terkena
tetesan air dalam waktu yang lama.
3. Semprotkan parfum pada bagian tubuh yang tepat
Bagian tubuh yang sebaiknya disemprotkan parfum adalah pergelangan tangan bagian dalam,
siku lengan bagian dalam, belakang telinga, dada dan leher. Menggunakan parfum di tempat-
tempat tersebut membuat harum dari parfum tahan lebih lama.
4. Jangan menggosokkan kulit selesai menyemprot parfum
Kebiasaaan sebagian orang adalah menggunakan parfum pada pergelangan tangan bagian dalam
lalu menggosok-gosokkan kedua pergelangan tangan. Cara ini sebenarnya akan menghilangkan
aroma dari parfum. Jadi, biarkan parfum mengering dengan sendirinya.
5. Jangan menggunakan aksesoris atau perhiasan sebelum menggunakan parfum
Bila terkena semprotan parfum, dapat membuat aksesoris atau perhiasan yang Anda kenakan
menjadi berubah warna. Hasilnya aksesoris Anda tidak lagi terlihat menarik.
6. Gunakan parfum sewajarnya
Menggunakan parfum secara berlebihan dapat membuat orang yang tidak suka menjadi
pusing. Penggunaan parfum dapat disesuaikan dengan jenis kulit. Untuk Anda yang berkulit
kering membutuhkan semprotan parfum lebih banyak. Sedangkan bila kulit Anda berminyak,
cukup semprotkan parfum sedikit saja
7. Simpan parfum di tempat yang tepat
Harga parfum tidaklah murah sehingga tentu akan disayangkan bila parfum Anda menguap
karena tidak ditutup dengan benar. Jadi, pastikan parfum Anda tertutup dengan rapat. Simpan
parfum di tempat yang kering dan sejuk serta terhindar dari sinar matahari. Perlu diketahui
bahwa dalam jangka waktu lama aroma parfum dapat berubah. Maka sesuaikan ukuran isi
parfum dengan kebutuhan Anda, agar parfum tidak tersimpan terlalu lama dan mengubah aroma
menjadi tidak lagi harum.
2.8 Parfum Menurut Pandangan Islam
2.8.1 Alkohol Sebagai Solvent (Pelarut) pada Parfum Bukanlah Khomr
Mungkin ini yang sering kurang dipahami oleh sebagian orang yang menghukumi
haramnya parfum beralkohol. Mereka mengira bahwa alkohol yang terdapat dalam parfum
adalah khomr.
Perlu kita ketahui terlebih dahulu, khomr adalah segala sesuatu yang memabukkan.
Dalilnya adalah sabda Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, Gام JرJح MرNك PسRم TلR وJك GرPمJخ MرNك PسRم TلR ك
“Setiap yang memabukkan adalah khomr. Setiap yang memabukkan pastilah haram.”
Yang jadi illah (sebab) pengharaman khomr adalah karena memabukkan. Perhatikan perkataan
Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsamin berikut.
“Khomr diharamkan karena illah (sebab pelarangan) yang ada di dalamnya yaitu karena
memabukkan. Jika illah tersebut hilang, maka pengharamannya pun hilang. Karena sesuai
kaedah “al hukmu yaduuru ma’a illatihi wujudan wa ‘adaman (hukum itu ada dilihat dari ada
atau tidak adanya illah)”. Illah dalam pengharaman khomr adalah memabukkan danillah ini
berasal dari Al Qur’an, As Sunnah dan ijma’ (kesepakatan ulama kaum muslimin).”
Inilah sebab pengharaman khomr yaitu karena memabukkan. Oleh karenanya, tidak
tepat jika dikatakan bahwa khomr itu diharamkan karena alkohol yang terkandung di dalamnya.
Walaupun diakui bahwa yang jadi patokan dalam menilai keras atau tidaknya minuman keras
adalah karena alkohol di dalamnya. Namun ingat, alkohol bukan satu-satunya zat yang dapat
menimbulkan efek memabukkan, masih ada zat lainnya dalam minuman keras yang juga sifatnya
sama-sama toksik (beracun). Dan sekali lagi dikatakan bahwa Al Qur’an dan Al Hadits sama
sekali tidak pernah mengharamkan alkohol, namun yang dilarang adalah khomr yaitu segala
sesuatu yang memabukkan.
Lalu kembali pada point yang diutarakan. Perlu kiranya kita ketahui bersama bahwa
alkohol (etanol) yang bertindak sebagai solvent (pelarut) dalam parfum bukanlah khomr.
Maksudnya, yang menjadi solvent (pelarut) di situ bukanlah wiski, vodka, rhum atau minuman
keras lainnya. Tidak ada pembuat parfum beralkohol yang menyatakan demikian. Namun yang
menjadi solvent boleh jadi adalah etanol murni atau etanol yang bercampur dengan air. Dan
ingat, etanol di sini bukanlahkhomr. Dari pengamatan di sini saja, kenapa parfum beralkohol
mesti diharamkan, yang nyata-nyata kita saksikan bahwa campurannya saja bukan khomr.
Pernyataan di atas bukan berdasar dari logika keilmuan semata, namun LP POM MUI pun
menyatakan demikian. Berikut kami cuplik sebagian perkataan mereka.
“Alkohol yang dimaksud dalam parfum adalah etanol . Menurut fatwa MUI, etanol yang
merupakan senyawa murni-bukan berasal dari industri minuman beralkohol (khamr)- sifatnya
tidak najis. Hal ini berbeda dengan khamr yang bersifat najis. Oleh karena itu, etanol tersebut
boleh dijual sebagai pelarut parfum, yang notabene memang dipakai di luar (tidak dimasukkan
ke dalam tubuh).” (REPUBLIKA - Jumat, 30 September 2005). Perhatikan baik-baik kalimat
tersebut.
Taruhlah kita mengangap bahwa khomr adalah najis sebagaimana pendapat mayoritas
ulama. Tetap dikatakan bahwa parfum beralkohol hukum asalnya adalah halal karena
campurannya saja bukan khomr, lantas mengapa dianggap haram.
2.8.2 Etanol adalah Zat yang Suci
Pembahasan ini bukanlah memaksudkan pada pembahasan minuman keras. Minuman
keras sudah diketahui haramnya karena termasuk khomr. Yang dibahas adalah mengenai apa
hukum dari etanol (C2H5OH), apakah suci dan halal.
Namun sedikit mengulang dengan menjelaskan melalui ilustrasi berikut. Dilustrasikan
sebagai berikut:
Air kadang bercampur dengan zat lainnya. Kadang air berada di minuman yang halal.
Kadang pula air berada pada minuman yang haram (semacam dalam miras). Namun
bagaimanakah sebenarnya status air itu sendiri sebagai zat yang berdiri sendiri, tanpa bercampur
dengan zat lainnya? Apakah halal? Jawabannya, halal. Karena kita kembali ke hukum asal segala
sesuatu adalah halal. Dasarnya adalah firman Allah, MاتJاوJم Jس JعP ب Jس و_اهRن_ JسJف NاءJم الس_ NلJى إ JوJى ت Pاس Rم_ ث جJمNيعlا NضPاألر فNي مJا PمR Jك ل JقJ خJل _ذNي ال JوRه
GيمN عJل MءPي Jش zلR Nك ب JوRهJو“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala
sesuatu.” (QS. Al Baqarah: 29) Nق Pز zالر JنNم NاتJ zب وJالط_ي NهNادJ NعNب ل Jج JرPخJ أ Nي _ت ال Nه_ الل JةJ زNين Jم حJر_ PنJم PلRق
“Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya
untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" (QS. Al
A’rof: 32)
Air ini bisa menjadi haram jika ia sudah berupa campuran, namun yang ditinjau adalah
campurannya dan bukan lagi airnya. Misalnya air yang terdapat dalam miras. Pada saat ini, air
sudah bercampur dan menjadi satu dengan miras. Dan miras dihukumi haram, termasuk pula air
di dalamnya.
Sama halnya kita terapkan untuk etanol. Etanol kadang bercampur dan jadi satu dengan
minuman keras. Kadang pula etanol berada dalam cairan etanol yang bercampur dengan air.
Bagaimanakah hukum asal etanol ketika berdiri sendiri dan belum bercampur atau menyatu
dengan zat lain. Jawabannya, sama dengan air di atas. Kita kembali ke hukum asal bahwa segala
sesuatu itu halal. Termasuk juga etanol ketika ia berdiri sendiri.
Nanti masalahnya berbeda ketika etanol tadi bercampur dan menyatu dengan miras.
Ketika itu etanol juga bercampur dengan zat asetanilda, propanol, butanol, dan metanol yang
kebanyakan bersifat toksik (racun). Pada saat ini, campurannya dihukumi haram karena sifatnya
memabukkan, termasuk pula etanol di dalamnya.
Namun bagaimana jika etanol hanya bercampur dengan air. Apakah dihukumi haram.
Jawabnya, kembali ke hukum asal yaitu halal. Pada saat ini pula etanol bukan lagi memabukkan.
Namun asal etanol memang toksik (beracun) dan tidak bisa dikonsumsi. Jika etanol hanya
bercampur dengan air, lalu dikonsumsi, maka cuma ada dua kemungkinan bila dikonsumsi, yaitu
sakit perut atau mati.
Intinya, ada beberapa point yang dapat disimpulkan:
1. Hukum asal etanol jika ia berdiri sendiri dan tidak bercampur dengan zat lain adalah
halal.
2. Etanol bisa berubah statusnya jadi haram jika ia menyatu dengan minuman yang haram
seperti miras.
3. Etanol ketika berada dalam miras, yang dihukumi adalah campuran mirasnya dan bukan
etanolnya lagi.
Jika melihat etanol (alkohol) yang ada dalam parfum, maka kita dapat katakan bahwa yang jadi
solvent (pelarut) dalam parfum tersebut adalah etanol yang suci, lantas mengapa mesti
dipermasalahkan. Karena ingat sekali lagi, campuran dalam parfum di sini bukanlah khomr,
namun etanol yang statusnya suci.
Jika Kita Menganggap Campuran Parfum adalah Khomr
Ini sebenarnya pernyataan yang kurang tepat sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
Namun taruhlah jika kita masih meyakini bahwa parfum alkohol memakai campuran khomr, lalu
dari segi mana parfum tersebut boleh digunakan. Jawabannya, kita kembali pada pembahasan
apakah khomr itu najis ataukah tidak. Sebagaimana yang telah diutarakan bahwa khomr itu
haram namun tidak najis. Di antara alasannya:
Pertama: Tidak ada dalil tegas yang menyatakan khomr itu najis.
Kedua: Terdapat dalil yang menyatakan khomr itu suci.
Sebagaimana hal ini dapat kita lihat pada hadits dari Anas bin Malik tentang kisah pengharaman
khomr. Pada saat itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru dengan berkata,
“Ketahuilah, khomr telah diharamkan.” Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa ketika bejana-
bejana khomr pun dihancurkan dan penuhlah jalan-jalan kota Madinah dengan khomr. Padahal
ketika itu orang-orang pasti ingin melewati jalan tersebut. Jika khomr najis, maka pasti Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menyuruh membersihkannya sebagaimana beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam memerintakan untuk membersihkan kencing orang Badui di masjid. Jika khomr
najis tentu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membiarkan orang-orang membuangnya di
jalan begitu saja.
Ketiga: Hukum asal segala sesuatu adalah suci.
Jika sudah jelas zat khomr itu suci dan tidak najis, maka tidak menjadi masalah dengan parfum
beralkohol. Namun perlu diketahui bahwa ulama yang menyatakan khomr itu suci, mengenai
hukum parfum beralkohol ada beberapa pendapat di antara mereka, yaitu sebagai berikut:
1. Dibolehkan jika alkohol dalam parfum itu sedikit.
2. Tidak dibolehkan karena kita diperintahkan menghancurkan khomr sebagaimana
disebutkan dalam sebuah hadits. Jika diperintahkan dihancurkan, maka mengapa malah
digunakan untuk parfum, Tentu saja tidak boleh menggunakannya.
Namun jika kita melihat penjelasan di awal tadi, dua pendapat ini dinilai kurang tepat karena
salah dalam memahami istilah alkohol dalam parfum. Sebagaimana telah dikemukakan, solvent
(pelarut) yang digunakan dalam parfum beralkohol bukanlah khomr namun etanol atau campuran
antara etanol dan air.
Catatan penting:
Untuk wanita, diperbolehkan menggunakan wewangian hanya di rumah. Di antara alasannya
adalah riwayat berikut:
Dari Abu Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, GةJ Nي ان Jز JيNهJف هJا NيحNر PنNم JجNدRوا Nي ل M قJوPم عJلJى Pت فJمJر_ Pت JرJطPعJ ت Pاس MةJ أ JرPام TمJا ي
J أ“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan
laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan
tersebut adalah seorang pelacur.” (HR. An Nasai, Abu Daud, Tirmidzi dan
Ahmad. Shahih)
2.9 Minyak Nilam
Minyak nilam tergolong dalam minyak atsiri dengan komponen
utamanya adalah patchoulol. Daun dan bunga nilam mengandung minyak ini,
tetapi orang biasanya mendapatkan minyak nilam dari penyulingan uap
terhadap daun keringnya (seperti pada minyak cengkeh). Di Indonesia minyak
nilam juga disuling dari kerabat dekat nilam yang asli dari Indonesia, nilam
Jawa (Pogostemon heyneani), yang memiliki kualitas lebih rendah.
Minyak nilam yang baik umumnya memiliki kadar PA di atas 30%,
berwarna kuning jernih, dan memiliki wangi yang khas dan sulit dihilangkan.
Minyak nilam jenis ini didapat dengan menggunakan teknik penyulingan uap
kering yang dihasilkan mesin penghasil uap (boiler) yang diteruskan ke dalam
tangki reaksi (autoklaf) selanjutnya uap akan menembus bahan baku nilam
kering dan uap yang ditimbulkan diteruskan ke bagian pemisahan untuk
dilakukan pemisahan uap air dengan uap minyak nilam dengan sistem
penyulingan. Minyak nilam yang baik dihasilkan dari tabung reaksi dan
peralatan penyulingan yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) dan
peralatan tersebut hanya digunakan untuk menyuling nilam saja (tidak boleh
berganti-ganti dengan bahan baku lain).
Karena sifat aromanya yang kuat, minyak ini banyak digunakan dalam
industri parfum. Sepertiga dari produk parfum dunia memakai minyak ini,
termasuk lebih dari separuh parfum untuk pria. Minyak ini juga digunakan
sebagai pewangi kertas tisu, campuran deterjen pencuci pakaian, dan pewangi
ruangan. Fungsi yang lebih tradisional adalah sebagai bahan utama setanggi
dan pengusir serangga perusak pakaian.
Aroma minyak nilam dianggap 'mewah' menurut persepsi orang Eropa,
tetapi orang sepakat bahwa aromanya bersifat menenangkan.
Manfaat minyak nilam:
pengikat aroma parfum
kosmetik
Khasiat minyak nilam:
1. Sebagai obat selasih berfungsi untuk menambah nafsu makan, membantu
pencernaan, menyehatkan jantung, mengobati batuk, menurunkan panas,
menghilangkan sesak napas, mengobati diare, mengobati eksim dan koreng.
Minyak atsiri daun selasih ungu (ocimum sanctum linn) mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap s. Aureus dan e. Coli .sehingga berfungsi sebagai
antibiotika.
2. Penghasil pestisida nabati selasih berfungsi sebagai atraktan hama lalat buah
atau pemikat hama lalat buah.
3. Fungisida bakterisida, nematisida selasih merupakan fungisida untuk
mengendalikan pyricularia oryzae yang merupakan penyebab penyakit bercak
dan busuk daun yang menyerang tanaman padi. Kandungan eugenol pada
minyak atsiri daun selasih mampu menekan pertumbuhan nematoda tanaman
lada.
4. Penghasil minyak atsiri minyak atsiri selasih berbau harum yang dikenal
dengan nama basil oil, minyak ini digunakan sebagai bahan pembuatan parfum,
shampo, terapi aroma.
5. Sayuran dan minuman penyegar daun selasih digunakan sebagai sayuran atau
lalapan untuk menambah nafsu makan (appetizer). Selain daunnya, biji selasih
juga sering dimanfaatkan sebagai bahan minuman penyegar. Biji selasih dapat
menurunkan kolesterol, penambah daya ingat dan tonik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad aldawi,Muhammad. Buku Pintar Para Da’i. Surabaya : Duta Ilmu,1995.
Anonim, 1985, Formularium Kosmetika Indonesia, Depkes RI Jakarta.
Balsam MS and Sagarin E (ed), 1972, Cosmetics, Science and Technology, 2nd ed., Wiley-Interscience, New York.
Departemen Agama RI. Alquran dan Tafsirnya, Jilid 7 juz 19-20-21.Jakarta,2009.
Flick EW, 1966, Cosmetics abd Toiletry Formulations, Vol.5, Noyes Publ., Westwood, New Jersey.
Jellinek JS, 1970, Formulation and Function of Cosmetics, Wiley-Interscience, New York.
Shihab, M Quraish. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran Vol 3&1. Jakarta:Lentera Hati,2002.
Wade, Ainkey, Paul, J.Walker.1994. Handbook of Pharmaceutical Excipients Second Edition. London: Pharmaceutical Press.
Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press. 266-300.http://shofipunya.wordpress.com/2011/12/10/formulasi-sediaan-shampo/. Diaksestanggal 21 November 2012.
IDENTIFIKASI ALKOHOL, KARBONIL DAN ASAM KARBOKSILAT
IDENTIFIKASI ALKOHOL, KARBONIL DAN ASAM KARBOKSILAT
A. ALKOHOL
I. TUJUAN
Mengenal pereaksi spesifik terhadap senyawa alkohol.
II. TEORI
Alkohol merupakan kelompok senyawa organik dengan gugus fungsi hidroksil (-
OH). Alkohol primer, sekunder, dan tersier sama-sama memiliki gugus metil pada
posisi alfa. Alkohol adalah komponen dari gugus hidroksil dengan pengikatan atom
karbon dengan gugus alkilnya sebanyak tiga buah dan satu tangan pada gugus
hidroksil. Pada pola sederhana, desain R-OH dengan “R” adalah gugus alkil dan
“OH” adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon. Hibridisasi sp3 ada 3 jenis
utama alkohol :
Alkohol primer
Alkohol tersier
Alkohol tersier
Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada C-OH, contoh
alkohol primer adalah metanol dan etanol. Alkohol sekunder paling sederhana
adalah propandiol dan alkohol alkohol tersier sederhana adalah 2-metil-2-
propandiol.
a. Alkohol primer
Pada alkohol primer (1o), atom karbon yang membawa gugus –OH hanya terikat
pada satu gugus alkil. Ada pengecualian untuk metanol, CH3OH, dimana mmetanol
ini dianggap sebagai sebuah alkohol primer meskipun tidak ada gugus alkilnya
yang terikat pada atom karbon yang membawa gugus –OH.
b. Alkohol sekunder
Pada alkohol sekunder (2o), atom karbon yang mengikat gugus –OH berikatan
langsung dengan dua gugus alkil, kedua gugus alkil ini biasanya sama atau
berbeda.
c. Alkohol tersier
Pada alkohol tersier (3o) atom karbon yang mengikat gugus –OH berikatan
langsung dengan tiga gugus alkil, yang bisa merupakan kombinasi dari alkil yang
sama
atau berbeda.
Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh
rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis alkohol, alkohol mempunyai titik didih
yang tinggi dibandingkan alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini
disebabkan antara molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum
alkohol R – OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam
alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya. Sedangkan dalam
air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya butanol yang sedikit
larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah bercampur dengan air dalam
segala perbandingan.
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH
pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol
primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu alkohol yang
gugus –OH nya terletak pada C primer yang terikat langsung pada satu atom
karbon yang lain contohnya : CH3CH2CH2OH (C3H7O). Alkohol sekunder yaitu
alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua
atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH nya terletak pada
atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain .
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi
eliminasi, reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang
rantai hidrokarbon maka semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang
sifat hidrofob ini mengalahkan sifat hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus
hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air .
Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama disebut isomer. Keisomeran
dapat terjadi karena perbedaan struktur / karena konfigurasi. Struktur
menggambarkan bagaimana atom – atom saling berkaitan dalam satu molekul ,
yaitu menggambarkan ikatan , sedangkan konfigurasi menggambarkan susunan
ruang atom – atom dalam satu molekul .
Sifat fisika alkohol
1) Titik didih
Titik didih alkohol relatif tinggi. Hal ini merupakan akibat langsung dan daya
tarik intermolekuler yang kuat. Titik didih adalah ukuran dasar dari jumlah energi
yang diperlukan untuk memisahkan suatu molekul cair dari molekul terdekatnya.
Jika molekul terdekatnya molekul padat molekul tersebut sebagai ikatan hidrogen.
Dibutuhkan energi yang cukup besar untuk memisahkan ikatan tersebut. Setelah
itu molekul tersebut dapat terlepas dari cairan menjadi gas. Semakin besar massa
molekul relatif alkohol maka titik didih makin tinggi. Titik didih alkohol bercabang
lebih rendah daripada alkohol berantai lurus, meskipun massa molekul relatifnya
sama.
2) Kelarutan
Kepolaran dari ikatan hidrogen merupakan faktor yang menentuksn besarnya
kelarutan alkohol dan eter dalam air. Alkohol dengan massa molekul rendah larut
dalam air. Kelarutan dalam air ini lebih disebabkan oleh ikatan hidrogen antara
alkohol dan air. Dengan bertambahnya massa molekul relatif maka gaya-gaya Van
den Waals antara bagian-bagian hidrokarbon dari alkohol menjadi lebih efektif
menarik molekul-molekul alkohol satu sama lain. Oleh karena itu, semakin panjang
rantai karbon, semakin kecil kelarutannya dalam air.
Sifat Kimia
1) Dehidrasi alkohol
Dehidrasi (pelepasan air) merupakan reaksi yang melibatkan terlepasnya H dan
OH . Reaksi dehidrasi alkohol dapat membentuk alkena atau eter dan air. Asam
sulfat pekat berlebih dicampurkan dalam aklohol kemudian campuran tersebut
dipanaskan hingga 180oC, maka gugus hidroksil akan terlepas dan atom hidrogen
dari karbon terdekatnya juga terlepas, membentuk H2O.
2) Oksidasi alkohol
Oksidasi alkohol akan menghasilkan senyawa yang berbeda, tergantung jenis
alkoholnya.
3) Reaksi alkohol dengan logam Na dan K
Alkohol kering (tidak mengandung air) dapat bereaksi dengan logam Na dan K
tetapi tidak sereaksif air dengan logam Na dan K. Atom H dari gugus OH-
digantikan logam tersebut, sehingga terbentuk Na-Alkoholat.
Kegunaan alkohol
a. Kegunaan etanol
- Spirit (minuman keras) bermetil yang diproduksi dalam skala industri.
- Sebagai bahan bakar
- Sebagai pelarut
b. Kegunaaan metanol
- Sebagai sebua stok industri.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Tabung reaksi → untuk tempat mereaksikan larutan dalam jumlah sedikit
2. Pipet tetes → untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
3. Penangas air → untuk memanaskan larutan
3.1.2 Bahan
1. Metanol → senyawa yang akan diuji
2. Fenol → senyawa yang akan diuji
3. Etanol → senyawa yang akan diuji
4. Isopropanol → senyawa yang akan diuji
5. Etilen glikol → senyawa yang akan diuji
6. Tersier butanol → senyawa yang akan diuji
7. Gliserol → senyawa yang akan diuji
B. KARBONIL
I. TUJUAN
Untuk mengetahui reaksi spesifik senyawa karbonil (aldehid dan keton) dan
mengetahui pereaksi spesifiknya.
II. TEORI
Dalam kimia organik, gugus karbonil adalah sebuah gugus fungsi yang tersiri dari
sebuah atom karbon yang berikatan rangkap denggan sebuah atom oksigen C=O.
Istilah karbonil juga dapat merujuk ke karbon monoksida sebagai sebuah ligan
pada senyawa organik atau kompleks organologam (misalnya nikel karbonil),
dalam situasi ini karbon berikatan rangkap tiga dengan oksigen C=O. Senyawa
karbonil dikarakteristikan oleh jenis-jenis senyawa berikut :
- Senyawa aldehida
- Keton
- Asam karboksilat
- Ester
- Anida enon
- Asil klorida
- Anhidrida asam
Struktur umum dari gugus karbonil adalah R-CHO, senyawa karbonil lainnya
termasuk urea dan karbenat.
Reaktivitas karbonil lebih elektropositif daripada oksigen, sehingga rapatan
elektron akan tertarik dari karbon dan meningkatkan polaritas ikatan. Oleh karena
itu, karbon karbonil bersifat elektrofilik sehingga lebih reaktif terhadap nukleofil.
Selain itu, oksigen yang elektronegatif juga dapat bereaksi dengan elektrofil.
Hidrogen alfa pada senyawa karbonil lebih asam daripada ikatan OH yang biasa.
Sebagai contoh nilai pKa asetaldehida dan aseton adalah 16,7 dan 19. Gugus
karbonil dapat direduksi reagen hidrida seperti NaBHu dan LiAlHu dan oleh
reagen brinad.
Aldehid dan keton adalah senyawa-senyawa sederhana yang mengandung
sebuah gugus karbonil, sebuah ikatan rangkap CHO. Aldehid dan keton termasuk
senyawa yang sederhana. Jika ditinjau berdasarkan tidak adanya gugus-gugus
reaktif yang lain seperti –OH atau –Cl yang terikat langsung pada atom karbon
digugus karbonil, seperti yang bisa ditentukan misalnya pada atom-atom
karboksilat yang mengandung gugus –COOH.
Reaksi-reaksi penting dari gugus karbon
Atom karbon yang sedikit bermuatan positif pada gugus karbonil diserang oleh
nukleofil. Nukleofil merupakan sebuah ion bermuatan negatif atau bagian yang
bermuatan negatif dari sebuah molekul. Selalu reaksi berlangsung ikatan rangkap
C=O terputus. Efek murni dari pemutusan ikatan ini adalah bahwa gugus karbonil
akan mengalami reaksi adisi , seringkali diikuti dengan hilangnya sebuah molekul
air. Ini menghasilkan reaksi yang dikenal sebagai adisi, eliminasi, atau kondensasi.
Aldehid berbeda dengan keton karena memiliki sebuah atom hidrogen yang terikat
pada guguus karbonilnya. Ini menyebabkan aldehid sangat mudah teroksidasi.
Keton tidak memiliki atom hidrogen tersebut sehingga tidak mudah dioksidasi.
Keton hanya dioksidasi dengan menggunakan agen pengoksidasi kuat yang
memiliki kemampuan untuk memutus ikatan karbon-karbon.
Sifat fisika
1). Titik didih
Karbon dan oksigen pada gugus karbonil berbagi dua pasang elektron namun
pembagiannya tidak seimbang. Keelektronegatifan oksigen lebih besar untuk
mengikat pasangan elektron sehingga kerapatan elektron pada oksigen lebih besar
daripada karbon. Karbon lebih bermuatan positif sedangkan oksigen lebih
bermuatan negatif. Kepolaran ikatan rangkap pada karbonil oksigen lebih besar
daripada ikatan tunggal pada karbon oksigen. Perbedaan muatan pada molekul
menyebabkan terjadinya dipol. Kepolaran ikatan rangkap pada aldehid dan keton
sangat mempengaruhi titik didihnya. Oleh karena itu, titik didihnya relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan senyawa nonpolar yang setara.
2). Kelarutan
Pada umumnya aldehid berfase cair, kecuali formaldehid yang berfase gas.
Aldehid suhu rendah mempunyai bau yang khas menyengat, sedangkan aldehid
suhu tinggi mempunyai bau yang enak sehingga digunakan untuk parfum dan
aroma tambahan. Atom hidrogen pada molekul air dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan oksigen pada gugus karbonil, sehingga kelarutan aldehid hampir
sama dengan alkohol dan eter. Formaldehid dan asetaldehid larut dalam air,
sejalan dengan bertambahnya rantai karbon, kelarutan dalam air akan turun.
Sifat kimia
1). Oksidasi
Aldehid sangat mudah dioksidasi menjadi asm karboksilat, dengan pereaksi
fehling dan tollens yang disebut tes fehling dan tes tollens.
- Tes Fehling
Pereaksi yang digunakan dalam tes fehling terdiri dari campuran fehling A dan
fehling B. Fehling A terdiri atas larutan CuSO4 dan fehling B terdiri dari campuran
NaOH dengan natrium-kalium tartrat. Pereaksi fehling dibuat dengan
mencampurkan fehling A dan fehling B sehingga terbentuk ion kompleks
Cu+2 dalam suasana basa.
- Tes Tollens
Pereaksi yang digunakan adalah campuran larutan AgNO3 da larutan NH3 yang
berlebihan membentuk ion kompleks Ag(NH3)2+. Aldehid akan teroksidasi menjadi
asam karboksilat dan ion perak (Ag+) akan tereduksi menjadi logam perak.
2). Tidak membentuk hidrogen
Aldehid
a. Sifat – sifat aldehid :
1). Senyawa-senyawa aldehid dengan jumlah atom C rendah (1 sampai 5
atom C)
mudah larut dalam air. Sedangkan senyawa aldehid dengan jumlah atom C
lebih
dari 5 sukar larut dalam air.
2). Aldehid dapat dioksidasi menjadi asam karboksilatnya
3). Aldehid dapat direduksi dengan gas H2 membentuk alkohol primernya.
b. Kegunaan Aldehid
1). Larutan formaldehid dalam air dengan kadar 40%dikenal dengan nama
formalin.
Zat ini banyak digunakan untuk mengawetkan spesies.
2). Formaldehid juga banyak digunakan sebagai :
- Insektisida dan pembasmi kuman
- Bahan baku pembuatan damar buatan
- Bahan pembuatan plastik dan damar sintetik seperti Galalit
3). Asetaldehid dalam kehidupan sehari-hari antara lain digunakan sebagai :
- Bahan untuk membuat karet dan damar buatan
- Bahan untuk membuat asam asetat (asam Cuka)
- Bahan untuk membuat alkohol
Keton
a. Sifat fisika keton :
1) Termasuk senyawa polar dan larut dalam air.
2) Titik didih alkanon / keton lebih tinggi disbanding yang lain.
3) Senyawa keton mempunyai sifat fisika hampir sama
b. Sifat kimia keton :
1) Antar senyawa keton tidak terjadi ikatan hidrogen.
2) Keton kurang reaktif dibandingkan dengan aldehid.
3) Keton merupakan reduktor yang sangat lemah.
c. Kegunaan Keton
1) Sebagai pelarut senyawa organik seperti lak, pembersih cat kayu, dan cat
kuku.
2) Bahan baku dalam industri pembuatan kloroform.
3) Bahan anti ledakan pada penyimpanan gas asetilen.
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Tabung reaksi → sebagai tempat mereaksikan larutan dalam jumlah
sedikit
2. Pipet tetes → untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
3. Penangas air → untuk memanaskan larutan
3.1.2 Bahan
1. Aseton → senyawa yang akan diuji
2. Formalin → senyawa yang akan diuji
3. Asetaldehid → senyawa yang akan diuji
C. ASAM KARBOKSILAT
I. TUJUAN
Untuk mengenal pereaksi spesifik dari asam karboksilat.
II. TEORI
Asam karboksilat bila bereaksi dengan basa akan membentuk garam dan dengan
alkohol akan membentuk ester. Asam karboksilat banyak dijumpai dalam lemak
sehingga sering juga disebut sebagai asam lemak. Pembuatan asam karboksilat
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti :
1. Oksidasi alkohol 1o, 2o, atau dengan aldehid
2. Oksidasi alkena
3. Okasidasi alkuna
4. Hidrolisa alkil sianida
5. Hidrolisa ester dengan asam
6. Hidrolisa asil halida
Asam karboksilat adalah segolongan senyawa organik yang dicirikan oleh
gugus karboksil yaitu nama yang berasal dari nama gugus fungsi karbonil dan
hidroksil. Gugus karboksil (juga ditulis –CO2H atau –COOH). Rumus umum asam
karboksilat adalah RCOOH. Asam karboksilat tergolong asam karena senyawa ini
mengion dalam larutan, meghasilkan ion karboksilat dan proton.
Empat asam karboksilat rantai lurus yang pertama adalah :
- Asam metanoat (asam format)
- Asam etanoat (asam asetat)
- Asam propanoat (asam propionat)
- Asam butanoat (asam butirat)
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung
gugus karboksil, -COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah
gugus hidroksil. Antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan
kimia yang unik dan untuk asam karboksilat.
Asam format terdapat pada semut merah, lebah, jelatang, dan sebagainya.
Sifat fisika yaitu cairan, tidak berwarna, merusak kulit, berbau tajam, larut dalam
H2O
dengan sempurna. Sifat kimia yaitu asam paling kuat dari asam-asam karboksilat,
mempunyai gugus asam dan aldehid. Asam asetat (CH3COOH) merupakan asam
karboksilat yang paling penting diperdagangkan industri dan laboratorium. Bentuk
murninya disebut asam asetat glasial karena senyawa ini menjadi padat seperti es
bila didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik
leleh 7oC, titik didih 800C dengan bau pedas mengigit. Dapat bercampur dengan
air dan banyak pelarut organik.
Sifat fisika
1). Pada umumnya titik didih asam karboksilat relatif tinggi. Titik didih asam
karboksilat relatif tinggi dibandingkan alkohol, aldehid, dan keton dengan massa
molekul relatif yang hampir sama. Hal ini karena terjadinya ikatan hidrogen antar
molekul.
2). Molekul asam karboksilat bersifat sangat polar
3). Asam karboksilat, empat anggota pertama mudah larut dalam air. Kelarutan
asam karboksilat makin menurun seiring dengan kenaikan jumlah atom karbon.
Adanya rantai bercabang menyebabkan kelarutan makin menurun.
4). Asam karboksilat dengan jumlah atom karbon rendah mempunyai bau asam,
sedangkan jumlah atom karbon empat hingga delapan berupa cairan tidak
berwarna yang mempunyai bau yang sangat tidak enak. Bau cuka merupakan bau
asam asetat, bau mentega adalah asam butirat. Asam kaproat terdapat pada
rambut dan keringat kambing. Asam dari C5hingga C10 semuanya mempunyai bau
seperti kambing. Asam ini dihasilkan oleh bakteri kulit pada minyak keringat.
Asam diatas C10 merupakan padatan seperti wax/lilin, dan karena tingkat
penguapannya yang rendah, asam ini tidak berbau.
Sifat kimia
1). Asam lemah
Larutan asam karboksilat bersifat asam lemah. Larutan tersebut dapat
mmengubah lakmus biru menjadi merah.
2). Reaksi yang terjadi tergolong reaksi netralisasi. Asam karboksilat tergolong
asam lemah sehingga dalam air hanya terionisasi sebagian.
3). Reaksi esterifikasi
Asam karboksilat bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan air.
Kegunaan asam karboksilat
- Asam format (asam metanoat) yang juga dikenal asan semut merupakan cairan
tidak berwarna dengan bau yang merangsang. Biasanya digunakan untuk :
a. Menggumpalkan lateks (getah karet)
b. Obat pembasmi hama
- Asam asetat atau sam etanoat yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan
nama asam cuka. Asam cuka banyak digunakan sebagai pegawet makanan, dan
penambah rasa makanan.
- Asam sitrat biasanya digunakan untuk pengawet buah dalam kaleng.
- Asam stearat, asam ini berbentuk padat, berwarna putih. Dalam kehidupan
sehari-hari terutama digunakan untuk membuat lilin.
Sifat – sifat asam karboksilat :
- Mempunyai bau yang merangsang
- Mempunyai 2 iakatan hidrogen antara sepasang molekul yang ditunjuk sebagai
dimer asam karboksilat.
Asam karboksilat dapat di bagi beberapa golongan.
1. Asam alkana karboksilat.
Dapat dinggap ebagai turunan alkana dengan 1/lebih atom hidrogen telah diganti
oleh gugus kardoksil.
Sifat-sifatnya:
Dengan logam alkali membentuk garam dan air H2
Dengan asam membentuk garam dan air
Dengan PCl5 / PCl3 Membentuk HCl
Sukar dioksidasi (kecuali asam format).
2. Asam Alkena Karboksilat.
Dapat dianggap sebagai turunan dari alkena dimana 1/lebih atom H diganti oleh
gugus karboksilat.
3. Asam Hidrosi Karboksilat
Senyawa ini menjadi gugus hidrosil dalam molekul-molekul disamping gugus
karboksilat. Sengandemikian senyawa ini bertindak sebagai asam. Asam hidroksil
merupakan asam yanglebih kuat dari asam karboksilat dengan jumlah C yang
sama.
Cara mengidentifikasi gugus karbonil:
Reaksi dengan Natrium bikarbonat
Reaksi dengan PCl3
Esterifikasi yang menimbulkan bau harum
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.2 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Tabung reaksi → sebagai tempat untuk mereaksikan larutan dalam jumlah
sedikit
2. Pipet tetes → untuk mengambil larutan dalam jumlah sedikit
3. Penangas air → untuk memanaskan larutan
3.1.2 Bahan
1. Asam asetat → senyawa yang akan diuji
2. Asam benzoat → senyawa yang akan diuji
3. Asam oksalat → senyawa yang akan diuji
4. Asam format → senyawa yang akan diuji
5. Asam salisilat → senyawa yang akan diuji
DAFTAR PUSTAKA
www. chem-is-try.org/identifikasi-gugus-karbonil/html
http://www.lehaw.blogspot.com/identifikasi_senyawa_alkohol/html
http://www.google.com/sulfat_sifat_asam_karboksilat/identifikasi_asam_karboksila
t.html
http://tutorialkuliah.blogspot.com/kuliah-tentang-asam-karboksilat.html
4.2 PEMBAHASAN
A. ALKOHOL
1. Uji Air Dalam Alkohol
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam
alkohol. Tahap pertama, dengan mengisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml
larutan sampel (metanol, fenol, etanol, isopropanol, etilen glikol, tersier butanol,
dan gliserol) dan CuSO4 anhidrat.
CuSO4 merupakan padatan putih, jika terkena air akan terbentuk garam
hidratnya akan berubah menjadi biru. Jadi jika alkohol mengandung air akan
diketahui dengan terjadinya perubahan warna biru. Hal tersebut menunjukkan
adanya air dalam setiap sampel alkohol.
2. Uji Esterifikasi
Pertama – tama yang dilakukan pada percobaan ini adalah memasukkan 2 ml
larutan sampel (metanol, fenol, etanol, isopropanol, etilen glikol, tersier butanol,
dan gliserol) ke dalam tabung reaksi, menambahkan 1 ml H2SO4 pekat dan sedikit
asam asetat. Mengocok dan memanaskan . Setelah itu larutan tersebut
dituangkan ke dalam air. Dari hasil pengamatan diperoleh hanya tersier butanol
yang memberikan bau harum yang menandakan terbentuknya ester.
3. Reaksi Oksidasi
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml K2CrO4 dan beberapa tetes
H2SO4pekat, kemudian mengocok, menambahkan 1 ml larutan sampel (metanol,
fenol, etanol, isopropanol, etilen glikol, tersier butanol, dan gliserol) ke dalam
tabung reaksi .Mengocok lalu dipanaskan didalam penangas air . Hasil percobaan
antara lain pada sampel metanol menghasilkan larutan berwarna biru, sedangkan
sampel isopropanol dan etilen glikol larutan berwarna biru muda, dan tersier
butanol menghasilkan larutan berwarna hijau . Perubahan warna yang dihasilkan
pada percobaan ini menunjukkan adanya reaksi oksidasi dengan kalium kromat
yang terjadi pada larutan sampel.
4. Iodoform Test
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 2 ml larutan sampel (metanol, fenol,
etanol, isopropanol, etilen glikol, tersier butanol, dan gliserol) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 2 ml iodin,
sambil mengaduk, ditambahkan NaOH hingga warna iodin berubah menjadi
kuning muda. Diamkan, bila belum terbentuk endapan kuning, maka tabung reaksi
dalam penangas air dipanaskan.
Uji iodoform reaksi antara sampel alkohol dengan iodin akan membentuk
larutan berwarna kuning. Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan
hidrogen halida menghasilkan alkil halida. Berarti pada setiap sampel alkohol
mengandung iodoform.
5. Membedakan Alkohol Mono dan Alkohol Polihidroksi
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 2 ml larutan sampel (metanol, fenol,
etanol, isopropanol, etilen glikol, tersier butanol, dan gliserol) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan kuprisulfat dan sedikit demi
sedikit larutan NaOH.
Hasil percobaan antara lain pada sampel metanol, fenol, etanol, isopropanol,
dan tersier butanol terdapat endapan biru, sedangkan pada sampel etilen glikol
dan gliserol warna larutan berubah menjadi biru. Jadi jika mono alkohol
ditambahkan larutan kuprisulfat dan larutan NaOH, akan terbentuk endapan biru.
Jika poli alkohol ditambahkan larutan kuprisulfat dan larutan NaOH, warna larutan
akan berubah menjadi biru.
6. Membedakan Alkohol Primer, Tersier, dan Sekunder
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan sampel (metanol, fenol,
etanol, isopropanol, etilen glikol, tersier butanol, dan gliserol) ke dalam tabung
reaksi dan ZnCl2/HCl. Kemudian mengocok larutan dan diamkan beberapa saat.
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil secara berurutan antara lain
membentuk emulsi (larutan bening), membentuk emulsi (larutan keruh),
membentuk emulsi (larutan bening), membentuk emulsi (larutan bening),
membentuk emulsi (larutan bening), membentuk emulsi (larutan bening), dan
membentuk emulsi (larutan bening).
Uji ini bertujuan untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier.
Alkohol tersier bereaksi dan alkil klorida tersier akan membentuk lapisan keruh
yang terpisah. Alkohol sekunder terlarut karena pembentukkan ion oksonium dan
akhirnya terbentuk alkil klorida. Sedangkan alkohol primer sukar untuk menjadi
klorida dengan ZnCl2/HCl.
7. Alkohol Aromatis/Fenol
Percobaan ini terdiri dari dua tahap. Pertama, fenol ditambahkan dengan setetes
demi setetes brom/karbon tetraklorida. Hasil yang didapatkan yaitu warna larutan
berubah klorida. Ketika ditambahkan dengan larutan feri klorida, warna larutan
berubah menjadi ungu.
B. KARBONIL
1. Uji Gugus Karbonil
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml senyawa karbonil ( aseton,
formalin, dan asetaldehid) ke dalam tabung reaksi dan menambahkan beberapa
tetes larutan fenil hidrazin. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil
warna larutan pada aseton dan asetaldehid berubah menjadi merah bata, dan
formalin berubah warna menjadi coklat. Perubahan warna menunjukkan bahwa
masing – masing larutan mengandung gugus karbonil.
2. Membedakan Aldehid dengan Keton
a. Uji Fehling
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml senyawa karbonil ( aseton,
formalin, dan asetaldehid) ke dalam tabung reaksi dan menambahkan pereaksi
Fehling A dan Fehling B. Kemudian dipanaskan di atas penangas air. Dari
percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil secara berurutan antara lain formalin
dan asetaldehid mereduksi reagen fehling membentuk endapan merah bata,
sedangkan aseton tidak mereduksi.
b. Uji Tollens
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml senyawa karbonil ( aseton,
formalin, dan asetaldehid) ke dalam tabung reaksi dan menambahkan pereaksi
Tollens. Kemudian dipanaskan di atas penangas air. Dari percobaan yang
dilakukan, didapatkan hasil secara berurutan antara lain formalin dan asetaldehid
mereduksi reagen Tollens membentuk cermin perak, sedangkan aseton tidak
mereduksi.
3. Reaksi Oksidasi
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml senyawa karbonil ( aseton,
formalin, dan asetaldehid) ke dalam tabung reaksi dan menambahkan dengan
beberapa tetes kalium bikromat dan asam sulfat pekat, kemudian dipanaskan di
atas penangas air. Setelah dingin, larutan tersebut ditambahkan dengan larutan
fenil hidrazin. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil yaitu aseton dan
formalin membentuk gelembung gas dan warna larutan berubah menjadi biru,
sedangkan pada asetaldehid, warna larutan berubah menjadi coklat. Perubahan
warna yang dihasilkan pada percobaan ini menunjukkan adanya reaksi oksidasi
dengan kalium bikromat yang terjadi pada larutan sampel.
4. Iodoform Test
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 2 ml larutan sampel (aseton,
formalin, dan asetaldehid) ke dalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan ke
dalam masing-masing tabung reaksi 2 ml iodin, sambil mengaduk, ditambahkan
NaOH hingga warna iodin berubah menjadi kuning muda. Diamkan, bila belum
terbentuk endapan kuning, maka dipanaskan lagi tabung reaksi dalam penangas
air.
Uji iodoform reaksi antara sampel karbonil dengan iodin akan membentuk
larutan berwarna kuning. Hal ini disebabkan karena karbonil bereaksi dengan
hidrogen halida menghasilkan alkil halida. Berarti pada setiap sampel karbonil
mengandung iodoform.
C. ASAM KARBOKSILAT
1. Reaksi dengan Bikarbonat
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan sampel (asam asetat,
asam benzoat, asam oksalat, asam format, dan asam salisilat) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan ke dalam masing – masing larutan beberapa tetes
natrium bikarbonat. Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil yaitu semua
larutan sampel berwarna bening dan membentuk gelembung gas. Gelembung gas
yang dihasilkan pada percobaan ini menunjukkan adanya reaksi antara larutan
sampel dengan natrium bikarbonat.
2. Membedakan Asam Mono dan Dikarboksilat
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan sampel (asam asetat,
asam benzoat, asam oksalat, asam format, dan asam salisilat) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan ke dalam masing – masing larutan beberapa tetes
larutan ferosulfat dan larutan NaOH. Hasil percobaan yaitu pada larutan asam
mono karboksilat warna larutan berubah menjadi hijau, bening, dan jingga.
Sedangkan pada larutan dikarboksilat warna larutan berubah menjadi coklat.
3. Khusus untuk Asam Asetat
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan asam asetat ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan dengan larutan feri klorida. Hasil percobaan yaitu
warna larutan berubah menjadi orange. Perubahan warna yang dihasilkan pada
percobaan ini menunjukkan adanya reaksi antara larutan asam asetat dengan
larutan feri klorida.
4. Esterifikasi dan Hidroksamat Test
Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 1 ml larutan sampel (asam asetat,
asam benzoat, asam oksalat, asam format, dan asam salisilat) ke dalam tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan ke dalam masing – masing larutan ditambahkan
alkohol dan asam sulfat pekat, lalu dipanaskan. Setelah itu, larutan ditambahkan
dengan 0,5 ml NaOH 2 % dan dipanaskan sampai mendidih, kemudian
ditambahkan dengan asam klorida encer, 1 ml etanol, dan beberapa tetes feri
klorida.
Hasil percobaan yaitu semua larutan sampel memberikan bau harum yang
menandakan terbentuknya ester. Sedangkan warna pada larutan berubah menjadi
merah bata yang menunjukkan bahwa larutan asam karboksilat bereaksi dengan
pereaksi pada uji hidroksamat.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
A. ALKOHOL
Dari percobaan alkohol, dapat disimpulkan bahwa :
Jika alkohol mengandung air, warna larutan akan berubah menjadi warna biru
dengan penambahan kupri sulfat anhidrat.
Pada reaksi alkohol dengan asam karboksilat, apabila terbentuk ester, akan timbul
bau harum pada larutan.
Pada reaksi oksidasi, apabila senyawa alkohol bereaksi dengan larutan kalium
kromat, akan terjadi perubahan warna pada larutan.
Pada uji iodoform, apabila senyawa alkohol bereaksi dengan iodoform, warna
larutan akan berubah dari coklat menjadi bening.
Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier ditambahkan ZnCl2/HCl.
Untuk membedakan antara mono alkohol dan poli alkohol, digunakan larutan
kuprisulfat dan larutan NaOH. Jika mono alkohol ditambahkan larutan kuprisulfat
dan larutan NaOH, akan terbentuk endapan biru. Jika poli alkohol ditambahkan
larutan kuprisulfat dan larutan NaOH, warna larutan akan berubah menjadi biru.
Alkohol aromatis atau fenol dapat dikenal dengan menambahkan brom/karbon
tetrakloridadan larutan feri klorida.
B. KARBONIL
Dari percobaan karbonil, dapat disimpulkan bahwa :
Untuk mengetahui adanya gugus karbonil pada senyawa, dapat dilakukan dengan
penambahan larutan fenil hidrazin.
Untuk membedakan aldehid dengan keton digunakan pereaksi fehling dan
pereaksi tollens. Aldehid dapat mereduksi pereaksi fehling dengan membentuk
endapan merah bata, sedangkan keton tidak. Aldehid juga dapat mereduksi
pereaksi tollens membentuk cermin perak, sedangkan keton tidak.
Jika senyawa karbonil bereaksi dengan kalium bikromat, akan terjadi perubahan
warna pada larutan yaitu berwarna coklat.
Jika senyawa karbonil bereaksi dengan iodoform, akan terjadi perubahan warna
pada larutan yaitu dari coklat menjadi bening.
C. ASAM KARBOKSILAT
Dari percobaan asam karboksilat, dapat disimpulkan bahwa :
Jika senyawa karboksilat bereaksi dengan bikarbonat, akan terbentuk gelembung
gas.
Untuk membedakan asam mono dan dikarboksilat, dapat diuji dengan larutan fero
sulfat atau garam mohr.
Jika larutan asam asetat bereaksi dengan larutan feri klorida, akan terjadi
perubahan warna menjadi orange.
Pembentukan ester ditandai dengan timbulnya bau harum pada larutan.
5.2 SARAN
Agar praktikum selanjutnya mendapatkan hasil yang maksimal dan lebih baik,
maka kepada praktikan selanjutnya disarankan agar :
Gunakan tabung reaksi yang bersih dan kering.
Berhati – hati dalam mencampurkan suatu larutan dengan larutan lain.
Jangan mencium secara langsung suatu larutan.
Bersabar dalam melakukan praktikum terutama saat memanaskan suatu larutan.
Apabila telah selesai melakukan percobaan, cuci tabung reaksi sampai bersih,
jangan sampai ada noda yang tertinggal.
AlkoholDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Artikel ini berisi tentang istilah umum dalam kimia. Untuk macam dari alkohol yang ada di dalam minuman
beralkohol, lihatEtanol. Untuk minuman yang mengandung alkohol, lihat Minuman beralkohol.
Artikel ini bukan mengenai minuman beralkohol atau minuman keras.
Gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol
Model bola dan stik dari gugus fungsi hidroksil (OH) dalam sebuah molekul alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain alcohol; dan kadang
untukminuman yang mengandung alkohol. Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai
bahan dasar pada minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga dengan alkohol
yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang dimaksudkan adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu
kimia memiliki pengertian yang lebih luas lagi.
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum untuk senyawa organik apa pun yang
memiliki gugus hidroksil (-O H ) yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada
atom hidrogen dan/atau atom karbon lain.
Daftar isi
[sembunyikan]
1 Struktur
o 1.1 Rumus kimia umum
2 Penggunaan
o 2.1 Pengawet
o 2.2 Otomotif
3 Nama-nama untuk alkohol
o 3.1 Nama sistematik
o 3.2 Nama umum/trivial/perdagangan
4 Keasaman
5 Produksi
6 Sintesis laboratorium
o 6.1 Substitusi
o 6.2 Reduksi
7 Aplikasi
o 7.1 Minuman beralkohol
o 7.2 Antibeku
o 7.3 Antiseptik
o 7.4 Bahan bakar
o 7.5 Pelarut
8 Metanol dan etanol
9 Sifat racun
10 Referensi
Struktur[sunting sumber]
Gugus fungsional alkohol adalah gugus hidroksil yang terikat pada karbon hibridisasi sp3. Ada tiga jenis utama
alkohol - 'primer', 'sekunder, dan 'tersier'. Nama-nama ini merujuk pada jumlah karbon yang terikat pada
karbon C-OH. Alkohol primer paling sederhana adalah metanol. Alkohol sekunder yang paling sederhana
adalah 2-propanol, dan alkohol tersier paling sederhana adalah 2-metil-2-propanol.
Rumus kimia umum[sunting sumber]
Rumus kimia umum alkohol adalah CnH2n+1OH'
Penggunaan[sunting sumber]
Pengawet[sunting sumber]
Alkohol juga dapat digunakan sebagai pengawet untuk hewan koleksi (yang ukurannya kecil).
Otomotif[sunting sumber]
Alkohol dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Etanol dan metanol dapat dibuat untuk membakar
lebih bersih dibandingbensin atau diesel. Alkohol dapat digunakan sebagai antibeku pada radiator. Untuk
menambah penampilan mesin pembakaran dalam, metanol dapat disuntikan kedalam
mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa masuk,
menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
Nama-nama untuk alkohol[sunting sumber]
Nama sistematik[sunting sumber]
Dalam sistem tatanama IUPAC, nama-nama senyawa alkana kehilangan akhiran "e" dan diganti dengan "ol",
contohnya metanamenjadi metanol dan etana menjadi etanol. [1] Ketika dibutuhkan, posisi dari gugus hidroksil
dapat diketahui dari nomor di antara nama alkana dan "ol": 1-propanol untuk CH3CH2CH2OH, 2-propanol untuk
CH3CH(OH)CH3. Jika ada gugus fungsi yang lebih tinggi (sepertialdehida, keton, atau asam karboksilat, maka
awalannya adalah "hidroksi",[1] contohnya: 1-hidroksi-2-propanon (CH3COCH2OH).[2]
Beberapa contoh senyawa alkohol dan bagaimana menamainya
Penggunaan tatanama IUPAC dipakai di publikasi-publikasi ilmiah dan diperlukan identifikasi detail terhadap
substansi tersebut. Pada konteks lainnya, alkohol biasanya disebut dengan gugus alkil ditambah dengan kata
"alkohol", misalnya metil alkohol, etil alkohol.Propil alkohol dapat disebut n -propil alkohol atau isopropil alkohol,
tergantung dari dimana gugus fungsinya berikatan, berikatan pada karbon pertama atau kedua pada
rantai propana.
Alkohol dapat dikelompokkan menjadi alohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier, tergantung dari
berapa banyak atom karbon lain yang berikatan dengan atom karbon yang juga mengikat gugus hidroksil.
Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH2OH; alkohol sekunder rumus umumnya RR'CHOH; dan alkohol
tersier rumus umumnya RR'R"COH, dimana R, R', dan R" melambangkan gugus alkil. Etanol dan n-propil
alkohol adalah contoh alkohol primer; isopropil alkohol adalah contoh alkohol sekunder. Penggunaan
awalan sek- (atau s-) dan tert- (atau t-), biasanya ditulis dalam huruf miring, dapat digunakan sebelum nama
gugus alkil untuk membedakan alkohol sekunder dan alkohol tersier dari alkohol primer. Contohnya, isopropil
alkohol juga dapat disebut sek-propil alkohol, dan alkohol tersier (CH3)3COH, atau 2-metil-2-propanol juga
dapat disebut dengan tert -butil alkohol atau tert-butanol.
Nama umum/trivial/perdagangan[sunting sumber]
Rumus kimia Nama IUPAC Nama umum
Alkohol monohidrik
CH3OH Metanol Alkohol kayu
C2H5OH Etanol Alkohol gandum
C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok
C5H11OH Pentanol Amil alkohol
C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol
Alkohol polihidrik
C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol
C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol
C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol
C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol
C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol Mannitol, Sorbitol
C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol
Alkohol alifatik tidak tersaturasi
C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol
C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol
C3H3OH Prop-2-in-1-ol Propargil alkohol
Alkohol alisiklik
C6H6(OH)6 Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol Inositol
C10H19OH 2 - (2-propyl)-5-methyl-cyclohexane-1-ol Mentol
Keasaman[sunting sumber]
Alkohol adalah asam lemah, karena perbedaan keelektronegatifan antara Oksigen dan Hidrogen pada gugus
hidroksil, yang memampukan Hidrogen lepas dengan mudah. Bila di dekat Karbon Hidroksi terdapat gugus
penarik elektron seperti fenil atau halogen, maka keasaman meningkat. Sebaliknya, semakin banyak gugus
pendorong elektron seperti rantai alkana, keasaman menurun.
Produksi[sunting sumber]
Pada industri, alkohol diproduksi dengan beberapa cara:
Dengan fermentasi menggunakan glukosa yang diproduksi dari gula dari hidrolisis amilum. Fermentasi
alkohol ini dibantu dengan khamir dan suhu dibawah 37 °C. Selain fermentasi glukosa, proses pembuatan
alkohol juga dapat dibuat dengan mengkonversiaukrosa dengan
enzim invertase menjadi glukosa dan fruktosa, setelah itu glukosa dikonversi lagi menjadi etanol dengan
enzimzymase.
Dengan hidrasi langsung menggunakan etilena (Hidrasi etilena)[3] atau alkana lain dari
proses cracking dari minyak bumi yang didistilasi.
Sintesis laboratorium[sunting sumber]
Ada beberapa metode yang ada untuk mensintesis alkohol di laboratorium.
Substitusi[sunting sumber]
Alkil halida primer bereaksi dengan NaOH atau KOH akan menghasilkan alkohol primer. Reagen
Grignard bereaksi dengan guguskarbonil akan menghasilkan alkohol sekunder dan alkohol tersier. Reaksi
lainnya adalah reaksi Barbier dan reaksi Nozaki-Hiyama.
Reduksi[sunting sumber]
Aldehida atau keton dapat direduksi dengan natrium borohidrida atau litium aluminium hidrida. Reduksi lainnya
oleh aluminiumisopropilat adalah reduksi Meerwein-Ponndorf-Verley. Hidrogenasi asimetris Noyori adalah
reduksi asimetris β-keto-ester.
Aplikasi[sunting sumber]
Total konsumsi per kapita alkohol yang tercatat, dalam liter alkohol murni[4]
Alkohol memiliki berbagai macam penggunaan di seluruh dunia. Alkohol digunakan untuk minuman beralkohol,
bahan bakar, dan kegunaan sains, kedokteran, dan industri.
Minuman beralkohol[sunting sumber]
Minuman beralkohol biasanya mengandung etanol 5% sampai 40% volume, telah diproduksi dan dikonsumsi
sejak zaman pra-sejarah.
Antibeku[sunting sumber]
Campuran 50% v/v (berdasarkan volume) etilen glikol dalam air pada umumnya digunakan untuk antibeku.
Antiseptik[sunting sumber]
Etanol dapat digunakan sebagai antiseptik untuk membersihkan kulit sebelum disuntik, terkadang bersama
dengan iodin. Sabun berbasis etanol banyak digunakan di restoran dan tidak membutuhkan pengering karena
amat mudah menguap. Gel berbasis alkohol juga umum digunakan sebagai hand sanitizer.
Bahan bakar[sunting sumber]
Beberapa senyawa alkohol, seperti etanol dan metanol, digunakan sebagai bahan bakar.
Pelarut[sunting sumber]
Gugus hidroksil (-OH), yang terdapat pada alkohol, bersifat polar dan hidrofilik tapi rantai karbonnya
bersifat non-polar sehinggahidrofobik. Molekulnya secara umum menjadi nonpolar dan semakin tak larut dalam
air ketika rantai karbonnya menjadi semakin panjang.[5]
Alkohol dipakai di industri sebagai pelarut atau reagen. Etanol digunakan sebagai pelarut pada obat-obatan,
dan parfum karena sifatnya yang relatif tak beracun dan dapat larut pada substansi non polar.
Metanol dan etanol[sunting sumber]
Dua alkohol paling sederhana adalah metanol dan etanol (nama umumnya metil alkohol dan etil alkohol) yang
strukturnya sebagai berikut:
H H H
| | |
H-C-O-H H-C-C-O-H
| | |
H H H
metanol etanol
Dalam peristilahan umum, "alkohol" biasanya adalah etanol atau grain alcohol. Etanol dapat dibuat
dari fermentasi buah atau gandumdengan ragi. Etanol sangat umum digunakan, dan telah dibuat oleh manusia
selama ribuan tahun. Etanol adalah salah satu obat rekreasi (obat yang digunakan untuk bersenang-senang)
yang paling tua dan paling banyak digunakan di dunia. Dengan meminum alkohol cukup banyak, orang
bisa mabuk. Semua alkohol bersifat toksik (beracun), tetapi etanol tidak terlalu beracun karena tubuh dapat
menguraikannya dengan cepat.
isopropil alkohol (sec-propil alcohol, propan-2-ol, 2-propanol) H3C-CH(OH)-CH3, atau alkohol gosok
etilena glikol (etana-1,2-diol) HO-CH2-CH2-OH, yang merupakan komponen utama dalam antifreeze
gliserin (atau gliserol, propana-1,2,3-triol) HO-CH2-CH(OH)-CH2-OH yang terikat dalam minyak
dan lemak alami, yaitu trigliserida(triasilgliserol)
Fenol adalah alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada cincin benzena
Alkohol digunakan secara luas dalam industri dan sains sebagai pereaksi, pelarut, dan bahan bakar. Ada lagi
alkohol yang digunakan secara bebas, yaitu yang dikenal di masyarakat sebagai spirtus. Awalnya alkohol
digunakan secara bebas sebagai bahan bakar. Namun untuk mencegah penyalahgunaannya untuk makanan
atau minuman, maka alkohol tersebut didenaturasi. denaturated alcohol disebut juga methylated spirit, karena
itulah maka alkohol tersebut dikenal dengan nama spirtus.
Sifat racun[sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Efek mengkonsumsi alkohol jangka pendek dan Efek mengkonsumsi
alkohol jangka panjang
Beberapa efek dari konsumsi etanol jangka panjang. Sebagai tambahan, untuk wanita hamil akan
menyebabkan sindrom alkohol fetal.
Etanol pada minuman beralkohol telah dikonsumsi manusia sejak zaman prasejarah dengan berbagai tujuan
kegunaan yang berbeda-beda. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar akan menyebabkan seseorang teler
atau mabuk. Jika minuman beralkohol dikonsumsi terus-menerus dalam jumlah berlebihan, maka dapat
menyebabkan kegagalan pernapasan akut dan kematian. Karena etanol dapat menghilangkan kesadaran,
manusia yang mengkonsumsinya dapat melakukan perbuatan buruk yang tidak disadari.[6]
Referensi[sunting sumber]
Lihat informasi mengenaialkohol di Wiktionary.
1. ^ a b William Reusch. "Alcohols". VirtualText of Organic Chemistry. Diakses 2007-09-14.
2. Organic chemistry IUPAC nomenclature. Alcohols Rule C-
201.http://www.acdlabs.com/iupac/nomenclature/79/r79_202.htm
3. Lodgsdon J.E. (1994). "Ethanol". In Kroschwitz J.I. Encyclopedia of Chemical
Technology9 (ed. 4th). New York: John Wiley & Sons. hlm. 820. ISBN 0-471-52677-0.
4. "Global Status Report on Alcohol 2004" (PDF). Diakses 2010-11-28.
5. Alcohols, Phenols, Thiols, and Ethers
6. Robert S. Gable (2004). "Comparison of acute lethal toxicity of commonly abused
psychoactive substances" (reprint). Addiction 99 (6): 686–696. doi:10.1111/j.1360-
0443.2004.00744.x. PMID 15139867.
2. Bahaya Alkohol bagi kulit ..3. 23.16 |
4.
Masalah Kulit yang Disebabkan oleh AlkoholMasalah kulit yang disebabkan oleh alkohol dipicu oleh beberapa alasan.Fungsi hati akan terganggu akibat konsumsi alkohol berlebih.Hati yang tidak lagi normal akan mengganggu kemampuannya dalam menghilangkan racun berbahaya dari dalam tubuh yang pada akhirnya mempengaruhi kulit.Selain itu, terlalu banyak alkohol akan mengurangi cadangan vitamin dalam tubuh, terutama vitamin A dan vitamin C.Kedua vitamin ini sangat penting bagi kesehatan kulit, sehingga kurangnya persediaan akan memicu berbagai masalah kulit.Berikut adalah beberapa pengaruh negatif alkohol terhadap kulit:1. Kulit merah dan berjerawatSegera setelah minum sejumlah besar alkohol, kulit di wajah dan tubuh cenderung memerah dan bahkan mungkin memicu munculnya jerawat.Hal ini disebabkan karena alkohol membuat pembuluh darah melebar sehingga menyebabkan permukaan kulit menjadi merah, bahkan berjerawat.2. Kulit keringAlkohol juga menyebabkan dehidrasi yang pada gilirannya membuat kulit menjadi kering.
5. Alkohol dapat memperburuk kondisi seseorang yang sudah menderita masalah kulit kering seperti eksim dan psoriasis.3. RosaceaRosacea merupakan sebuah kondisi yang ditandai dengan bercak merah muda pada wajah, pembuluh darah rusak, dan benjolan pada kulit.
Konsumsi alkohol akan memperburuk kondisi ini. Cara termudah memerangi rosacea adalah dengan mengurangi konsumsi alkohol.4. Kulit pucatSementara sebagian orang mengalami kulit merah setelah minum alkohol terlalu banyak, sebagian yang lain justru mengalami kulit pucat.Kulit pucat membuat kesegaran kulit menjadi pudar sehingga mengganggu penampilan.5. JerawatFungsi hati akan menurun akibat konsumsi alkohol dalam jumlah besar.Hati yang tidak bekerja optimal akan mengakibatkan penumpukan racun dalam tubuh.Tubuh yang kesulitan membuang racun pada akhirnya memicu timbulnya jerawat di seluruh tubuh.6. Keriput dan garis halus pada wajahKulit yang tidak sehat akan membuatnya rentan mengalami keriput dan garis-garis halus.Singkatnya, minum alkohol terlalu banyak dapat memicu penuaan dini dan menghilangkan kesegaran kulit.Solusi
Agar kulit kembali sehat, seseorang hanya perlu mengurangi konsumsi alkohol.Setelah itu, berikan kulit perawatan yang diperlukan, menjalani diet sehat, serta berolahraga teratur untuk mempercepat proses pemulihan kulit.
Top Related