BAB VII
PEMBAHASAN
VII.1 Analisis Penyebab Masalah
Hasil dari Angka Bebas Jentik di Dusun Kanggan Desa Bumiharjo, yang masih
menjadi masalah perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka
pikir pendekatan sistem. Berdasarkan pendekatan sistem, dapat ditelaah penyebab-
penyebab masih kurangnya nilai Angka Bebas Jentik, masalah tersebut dapat
disebabkan oleh input, lingkungan dan proses. Input terdiri dari 5 komponen, yaitu:
Man, Money, Method, Material, dan Machine. Sedangkan pada proses terdiri dari P1
(perencanaan), P2 (pergerakkan dan pelaksanaan), dan P3 (pengawasan,
pengendalian, dan penilaian).
Tabel 14. Analisis Input
Input Kelebihan Kekurangan
Man a. Terdapat dokter sebagai konsultan
program, seorang koordinator
program, desa sebagai pelaksana
program yang dibantu oleh 4 kader
yang bersedia membantu 1 bidan desa
Belum terdapat kader
khusus atau jumantik yang
aktif di Dusun Kanggan
Money - -
Methode - Belum ada pencatatan dan
31
pelaporan tentang pemantauan
jentik
Material Adanya posyandu di Dusun Kanggan -
Machinea. Peralatan yang digunakan sudah
lengkap seperti senter untuk melihat
jentik)
-
Tabel 15. Analisis Proses Penyebab Masalah
Proses Kelebihan Kekurangan
Perencanaan (P1) - Tidak ada jadwal atau
perencanaan mengenai
pemantauan jentik berkala
Penggerakan dan
pelaksanaan (P2)
- a. Tidak jalannya proses
dalam pemantauan karena
tidak terdapatnya jumantik
Pengawasan,
Penilaian, dan
Pengendalian (P3)
- Tidak adanya pencatatan
dan pelaporan mengenai
pemeriksaan jentik
32
Tabel 16. Analisis Lingkungan Penyebab Masalah
Lingkungan Kelebihan Kekurangan
Lingkungan Masyarakat mendukung dalam
program PSN tersebut
b. Kurangnya pengetahuan
warga dan kader mengenai
PSN
c. Tidak adanya pelaksanaan
pemberantasan sarang
nyamuk dan gotong
royong di dusun kanggan
VII.2 Daftar penyebab masalah
a. Tidak adanya jumantik yang bertugas melakukan pengawasan rutin terhadap
jentik nyamuk di rumah warga
b. Sistem pencatatan dan pelaporan yang belum ada sehingga berdampak dalam
menurunnya kesadaran warga untuk melakukan pengawasan akan jentik
c. Kurangnya pengetahuan dan peran beberapa warga sekitar dan kader.
d. Tidak ada jadwal atau perencanaan mengenai pemantauan jentik berkala.
e. Tidak jalannya proses dalam pemantauan karena tidak terdapatnya jumantik
33
P1 : Tidak ada jadwal khusus dalam pemantauan jentik berkala
P2 : Tidak jalanya proses pemantauan jentik
MONEY : tidak ada masalah
METHODE : Tidak ada pemeriksaan jentik berkala dan gotong royong di dusun bersama warga sekitar untuk kebersihan dusun
INPUT
LINGKUNGAN : Masih ada kesulitan dala pemantauan jentik karena tidak adanya jumantik di dusun KangganMasih kurangnya pengetahuan warga dan kader mengenai pemberantasan sarang nyamukTidak adanya pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dan gotong royong di dusun kanggan
MATERIAL : tidak ada formulir khusus PSN
MAN : tidak ada jumantik
Angka Bebas Jentik di Dusun Kanggan tahun 2013 60% dari target Dinkes 100%
PROSES
Gambar 8. Diagram Hasil Penentuan Penyebab Masalah Berdasarkan Diagram Fish Bone
P3 : Tidak adanya pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan jentik
MACHINE : Tidak ada masalah
34
VII.3 Alternatif Pemecahan Masalah
Tabel 17. Alternatif Pemecahan Masalah
No. Penyebab masalah Alternatif Pemecahan Masalah
1. Tidak ada jumantik di dusun
Kanggan untuk memantau jentik
berkala
Pembentukan jumantik dari kader atau
warga dusun Kanggan yang bersedia
2. Tidak ada nya formulir khusus
untuk melakukan pemantauan
jentik berkala
Dibuatkan format formulir untuk
pemantauan jentik berkala
3. Tidak ada pengawasan jentik
berkala di dusun Kanggan
Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan
dan pengawasan jentik rutin setelah
terbentuk jumantik
4. Tidak ada jadwal rutin untuk
gotong royong bersama warga
dusun Kanggan
Membuat jadwal gotong royong secara
rutin di tingkat dusun
5 Tidak adanya pencatatan dan
pelaporan mengenai pemantauan
jentik
Dilakukan program untuk pencatatan dan
pelaporan mengenai pemantauan jentik
6 Tidak jalannya proses pemantauan
jentik karena tidak ada jumantik
Pembentukan jumantik
7 Kurangnya pengetahuan dan
kesadaran warga maupun kader
mengenai pemberantasan sarang
Diakukan penyuluhan kepada warga dan
pembinaan terhadap kader
35
nyamuk
VII.4 Penggabungan pemecahan
masalah
Setelah menentukan alternatif
pemecahan masalah, selanjutnya adalah
melakukan penggabungan alternatif
pemecahan masalah. Berikut ini
digambarkan penggabungan alternatif
pemecahan masalah
36
Dibuatkan format formulir
untuk pemantauan jentik
berkalaMembuat jadwal rutin untuk
pemeriksaan dan pengawasan
berkalaMembuat jadwal gotong
royong secara rutin berkala
Dilakukan program untuk pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan jentik
Peningkatan pengetahuan warga dan kader mengenai PSN
No.
Penyebab Masalah
1 Tidak ada jumantik
2Tidak ada nya formulir khusus untuk melakukan
pemantauan jentik berkala
3Tidak ada pengawasan jentik berkala di dusun
Kanggan
4 Tidak ada jadwal rutin untuk gotong royong
5
Tidak adanya pencatatan dan pelaporan
mengenai pemantauan jentik
6Tidak jalannya proses pemantauan jentik karena
tidak ada jumantik
7Kurangnya pengetahuan dan kesadaran warga
maupun kader mengenai pemberantasan sarang
nyamuk
VII.5 Hasil Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah, yaitu:
a. Pembentukan jumantik di tingkat dusun
b. Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan dan pengawasan mengenai jentik
nyamuk
c. Dibuatkan format formulir untuk pemantauan jentik
d. Membuat jadwal gotong royong secara rutin berkala
e. Dilakukan program untuk pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan jentik
f. Peningkatan pengetahuan warga dan kader mengenai PSN
VII.6 Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria
matriks. Berikut ini adalah rumus kriteria matriks :
M . I . V
C
VII.7 Efektivitas program
Pedoman untuk mengukur efektivitas program :
37
Tabel 18. Alternatif penggabungan masalah
a.Magnitude (M) : Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan. Makin
besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan
masalah, maka semakin efektif.
b. Importancy (I) : Pentingnya cara penyelesaian masalah, semakin penting cara
penyelesaian dalam mengatasai penyebab masalah maka akan semakin efektif.
c.Vulnerability (V) : Sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka
akan semakin efektif.
Kriteria M, I, dan V masing-masing diberi nilai 1 – 5. Bila makin magnitude maka
nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada
kriteria I dan V
VII.8 Efisiensi Program
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria
cost (c) diberi nilai 1 – 5. Bila costnya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.
Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan
menggunakan kriteria matriks :
Tabel 19. Teori Prioritas Pemecahan Masalah
Magnitude Importancy Vulnerability Cost
1 = Tidak magnitude 1 = Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1 = Sangat murah
2=Kurang magnitude 2 = Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2 = Murah
3 =Cukup magnitude 3 = Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3 = Cukup murah
4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = mahal
38
5 =Sangat magnitude 5 = Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5 = sangat mahal
Untuk mendapatkan nilai dari setiap point M, I, V dan C, dilakukan penilaian
menggunakan metode Hanlon kualitatif, sebagai berikut :
Tabel 20. Prioritas Pemecahan Masalah
39
40
Penyelesaian Masalah Nilai Kriteria Hasil
Akhir
(M.I.V)/C
Urutan
M I V C
Pembentukan jumantik di tingkat dusun
5 5 4 2 50 I
Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan dan pengawasan mengenai jentik nyamuk
2 3 3 1 18 IV
Dibuatkan format formulir untuk pemantauan jentik
1 1 2 3 6 VI
Membuat jadwal gotong royong secara rutin berkala
3 2 3 1 18 III
Dilakukan program untuk pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan jentik
2 2 2 1 8 V
Peningkatan pengetahuan warga dan kader mengenai PSN
4 4 5 2 40 II
Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan
masalah dengan menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas
alternatif pemecahan penyebab masalah rendahnya Angka Bebas Jentik antara lain :
a. Pembentukan jumantik di tingkat dusun
b. Peningkatan pengetahuan warga dan kader mengenai PSN
c. Membuat jadwal gotong royong secara rutin berkala
d. Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan dan pengawasan mengenai jentik
nyamuk
e. Dilakukan program untuk pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan
jentik
f. Dibuatkan format formulir untuk pemantauan jentik
VII.9 Strategi Pemecahan Masalah
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah, kemudian ditentukan strategi
pemecahan masalah sebagai berikut :
Tabel 21. Strategi Pemecahan Masalah
No. Strategi Pemecahan Masalah Kegiatan
1. 1 Pembentukan jumantik di tingkat dusun Rapat untuk pembentukan
jumantik dari kader atau
warga dusun Kanggan
2. 2 Peningkatan pengetahuan warga dan kader Memberikan penyuluhan
41
mengenai PSN dan pembinaan kepada
warga maupun kader
3. 3 Membuat jadwal gotong royong secara rutin
berkala
Rapat dan menentukan
jadwal gotong royong rutin
4. 4 Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan dan
pengawasan mengenai jentik nyamuk
Rapat dan membuat jadwal
untuk pemeriksaan dan
pengawasan jentik
5. 5 Dilakukan program untuk pencatatan dan
pelaporan mengenai pemantauan jentik
Rapat dan membicakan
program pencatatan dan
pelaporan jentik
6. 6 Dibuatkan format formulir untuk pemantauan
jentik
Pembuatan format formulir
pemantauan jentik
VII.10 Rencana tindak lanjut kegiatan
Rencana kegiatan yang telah dibuat sebagai upaya dari strategi pemecahan
masalah selanjutnya dibuat dalam sebuah tabel Plan of Action yang meliputi kegiatan,
tujuan, sasaran, waktu, dana, lokasi, pelaksana, metode dan tolak ukur keberhasilan
strategi pemacahan masalah tersebut yang disesuaikan dengan masalah yang telah
ditentukan.
42
No.
Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolok ukur
1. Rapat untuk pembentukan jumantik dari kader atau warga dusun Kanggan
Membentuk jumantik untuk dusun kanggan
WargaKader
Balai desaRumah KadusRumah warga
Bidan desa Koordinator P2DBD puskesmasKadus
Satu kali setahun
Dana operasioal puskesmas
Musyawarah untuk memilih jumantik dari warga atau kader dusun
ProsesMusyawarah untuk memilih jumantikHasilTerdapat jumantik terpilih di dusun Kanggan
2. Memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada warga maupun kader
Meningkatnya pengetahuan kader dan warga mengenai PSN
WargaKader
Balai desaRumah KadusRumah warga
DokterBidanKoordinator P2DBD
Satu kali sebulan
Dana operasional puskesmas dan BOK
Pemberian materi tentang pentingnya dilakukan PSN dan cara-cara yg benar mengenai PSN
ProsesPenyuluhan warga dan kader berjalan dengan baik dan sesuai jadwalHasilMeningkatnya pengetahuan dan peran warga serta kader mengenai pentingnya dilakuka PSN
3. Rapat dan
menentukan
jadwal
gotong
royong rutin
Mempunyai jadwal rutin gotong royong untuk kebersihan dusun dan pemberantasan jentik lingkungan dusun
WargaKader
Balai desaRumah KadusRumah warga
KadusBidan
Sebulan sekali
Dana dusun
Berkumpul dan menyepakati jadwal gotong royong rutin yang akan dilakukan di dusun
Proses Musyawarah untuk mencari jadwal gotong royongHasilMempunyai jadwal rutin untuk gotong royong di dusun
43
Tabel 22. Plan Of Action Rencana Peningkatan Angka Bebas Jentik Dusun Kanggan
Tabel 23. Gann Chart Rencana Peningkatan Angka Bebas Jentik tahun 2013-2014
NO Kegiatan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
44
1 Rapat pembentukan jumantik
2Memberikan penyuluhan warga dan kader
3
Rapat untuk membentuk jadwal gotong royong warga Kanggan
45
NO Kegiatan
SeptemberOktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Rapat pembentukan jumantik
2Memberikan penyuluhan warga dan kader
3
Rapat untuk membentuk jadwal gotong royong warga Kanggan
46
47
Top Related