7 BAB VII Pembahasan Kasus

23
BAB VII PEMBAHASAN VII.1 Analisis Penyebab Masalah Hasil dari Angka Bebas Jentik di Dusun Kanggan Desa Bumiharjo, yang masih menjadi masalah perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka pikir pendekatan sistem. Berdasarkan pendekatan sistem, dapat ditelaah penyebab-penyebab masih kurangnya nilai Angka Bebas Jentik, masalah tersebut dapat disebabkan oleh input, lingkungan dan proses. Input terdiri dari 5 komponen, yaitu: Man, Money, Method, Material, dan Machine. Sedangkan pada proses terdiri dari P1 (perencanaan), P2 (pergerakkan dan pelaksanaan), dan P3 (pengawasan, pengendalian, dan penilaian). Tabel 14. Analisis Input Input Kelebihan Kekurangan Man a. Terdapat dokter sebagai konsultan Belum terdapat kader khusus atau 31

description

aa

Transcript of 7 BAB VII Pembahasan Kasus

Page 1: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

BAB VII

PEMBAHASAN

VII.1 Analisis Penyebab Masalah

Hasil dari Angka Bebas Jentik di Dusun Kanggan Desa Bumiharjo, yang masih

menjadi masalah perlu diupayakan pemecahannya dengan menggunakan kerangka

pikir pendekatan sistem. Berdasarkan pendekatan sistem, dapat ditelaah penyebab-

penyebab masih kurangnya nilai Angka Bebas Jentik, masalah tersebut dapat

disebabkan oleh input, lingkungan dan proses. Input terdiri dari 5 komponen, yaitu:

Man, Money, Method, Material, dan Machine. Sedangkan pada proses terdiri dari P1

(perencanaan), P2 (pergerakkan dan pelaksanaan), dan P3 (pengawasan,

pengendalian, dan penilaian).

Tabel 14. Analisis Input

Input Kelebihan Kekurangan

Man a. Terdapat dokter sebagai konsultan

program, seorang koordinator

program, desa sebagai pelaksana

program yang dibantu oleh 4 kader

yang bersedia membantu 1 bidan desa

Belum terdapat kader

khusus atau jumantik yang

aktif di Dusun Kanggan

Money - -

Methode - Belum ada pencatatan dan

31

Page 2: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

pelaporan tentang pemantauan

jentik

Material Adanya posyandu di Dusun Kanggan -

Machinea. Peralatan yang digunakan sudah

lengkap seperti senter untuk melihat

jentik)

-

Tabel 15. Analisis Proses Penyebab Masalah

Proses Kelebihan Kekurangan

Perencanaan (P1) - Tidak ada jadwal atau

perencanaan mengenai

pemantauan jentik berkala

Penggerakan dan

pelaksanaan (P2)

- a. Tidak jalannya proses

dalam pemantauan karena

tidak terdapatnya jumantik

Pengawasan,

Penilaian, dan

Pengendalian (P3)

- Tidak adanya pencatatan

dan pelaporan mengenai

pemeriksaan jentik

32

Page 3: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

Tabel 16. Analisis Lingkungan Penyebab Masalah

Lingkungan Kelebihan Kekurangan

Lingkungan Masyarakat mendukung dalam

program PSN tersebut

b. Kurangnya pengetahuan

warga dan kader mengenai

PSN

c. Tidak adanya pelaksanaan

pemberantasan sarang

nyamuk dan gotong

royong di dusun kanggan

VII.2 Daftar penyebab masalah

a. Tidak adanya jumantik yang bertugas melakukan pengawasan rutin terhadap

jentik nyamuk di rumah warga

b. Sistem pencatatan dan pelaporan yang belum ada sehingga berdampak dalam

menurunnya kesadaran warga untuk melakukan pengawasan akan jentik

c. Kurangnya pengetahuan dan peran beberapa warga sekitar dan kader.

d. Tidak ada jadwal atau perencanaan mengenai pemantauan jentik berkala.

e. Tidak jalannya proses dalam pemantauan karena tidak terdapatnya jumantik

33

Page 4: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

P1 : Tidak ada jadwal khusus dalam pemantauan jentik berkala

P2 : Tidak jalanya proses pemantauan jentik

MONEY : tidak ada masalah

METHODE : Tidak ada pemeriksaan jentik berkala dan gotong royong di dusun bersama warga sekitar untuk kebersihan dusun

INPUT

LINGKUNGAN : Masih ada kesulitan dala pemantauan jentik karena tidak adanya jumantik di dusun KangganMasih kurangnya pengetahuan warga dan kader mengenai pemberantasan sarang nyamukTidak adanya pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk dan gotong royong di dusun kanggan

MATERIAL : tidak ada formulir khusus PSN

MAN : tidak ada jumantik

Angka Bebas Jentik di Dusun Kanggan tahun 2013 60% dari target Dinkes 100%

PROSES

Gambar 8. Diagram Hasil Penentuan Penyebab Masalah Berdasarkan Diagram Fish Bone

P3 : Tidak adanya pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan jentik

MACHINE : Tidak ada masalah

34

Page 5: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

VII.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 17. Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1. Tidak ada jumantik di dusun

Kanggan untuk memantau jentik

berkala

Pembentukan jumantik dari kader atau

warga dusun Kanggan yang bersedia

2. Tidak ada nya formulir khusus

untuk melakukan pemantauan

jentik berkala

Dibuatkan format formulir untuk

pemantauan jentik berkala

3. Tidak ada pengawasan jentik

berkala di dusun Kanggan

Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan

dan pengawasan jentik rutin setelah

terbentuk jumantik

4. Tidak ada jadwal rutin untuk

gotong royong bersama warga

dusun Kanggan

Membuat jadwal gotong royong secara

rutin di tingkat dusun

5 Tidak adanya pencatatan dan

pelaporan mengenai pemantauan

jentik

Dilakukan program untuk pencatatan dan

pelaporan mengenai pemantauan jentik

6 Tidak jalannya proses pemantauan

jentik karena tidak ada jumantik

Pembentukan jumantik

7 Kurangnya pengetahuan dan

kesadaran warga maupun kader

mengenai pemberantasan sarang

Diakukan penyuluhan kepada warga dan

pembinaan terhadap kader

35

Page 6: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

nyamuk

VII.4 Penggabungan pemecahan

masalah

Setelah menentukan alternatif

pemecahan masalah, selanjutnya adalah

melakukan penggabungan alternatif

pemecahan masalah. Berikut ini

digambarkan penggabungan alternatif

pemecahan masalah

36

Dibuatkan format formulir

untuk pemantauan jentik

berkalaMembuat jadwal rutin untuk

pemeriksaan dan pengawasan

berkalaMembuat jadwal gotong

royong secara rutin berkala

Dilakukan program untuk pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan jentik

Peningkatan pengetahuan warga dan kader mengenai PSN

No.

Penyebab Masalah

1 Tidak ada jumantik

2Tidak ada nya formulir khusus untuk melakukan

pemantauan jentik berkala

3Tidak ada pengawasan jentik berkala di dusun

Kanggan

4 Tidak ada jadwal rutin untuk gotong royong

5

Tidak adanya pencatatan dan pelaporan

mengenai pemantauan jentik

6Tidak jalannya proses pemantauan jentik karena

tidak ada jumantik

7Kurangnya pengetahuan dan kesadaran warga

maupun kader mengenai pemberantasan sarang

nyamuk

Page 7: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

VII.5 Hasil Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah, yaitu:

a. Pembentukan jumantik di tingkat dusun

b. Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan dan pengawasan mengenai jentik

nyamuk

c. Dibuatkan format formulir untuk pemantauan jentik

d. Membuat jadwal gotong royong secara rutin berkala

e. Dilakukan program untuk pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan jentik

f. Peningkatan pengetahuan warga dan kader mengenai PSN

VII.6 Prioritas Pemecahan Masalah

Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, selanjutnya dilakukan

penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria

matriks. Berikut ini adalah rumus kriteria matriks :

M . I . V

C

VII.7 Efektivitas program

Pedoman untuk mengukur efektivitas program :

37

Tabel 18. Alternatif penggabungan masalah

Page 8: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

a.Magnitude (M) : Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan. Makin

besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselesaikan dengan pemecahan

masalah, maka semakin efektif.

b. Importancy (I) : Pentingnya cara penyelesaian masalah, semakin penting cara

penyelesaian dalam mengatasai penyebab masalah maka akan semakin efektif.

c.Vulnerability (V) : Sensitifitas cara penyelesaian masalah, semakin sensitif maka

akan semakin efektif.

Kriteria M, I, dan V masing-masing diberi nilai 1 – 5. Bila makin magnitude maka

nilainya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada

kriteria I dan V

VII.8 Efisiensi Program

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost). Kriteria

cost (c) diberi nilai 1 – 5. Bila costnya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.

Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan

menggunakan kriteria matriks :

Tabel 19. Teori Prioritas Pemecahan Masalah

Magnitude Importancy Vulnerability Cost

1 = Tidak magnitude 1 = Tidak penting 1 = Tidak sensitif 1 = Sangat murah

2=Kurang magnitude 2 = Kurang penting 2 = Kurang sensitif 2 = Murah

3 =Cukup magnitude 3 = Cukup penting 3 = Cukup sensitif 3 = Cukup murah

4 = Magnitude 4 = Penting 4 = Sensitif 4 = mahal

38

Page 9: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

5 =Sangat magnitude 5 = Sangat penting 5 = Sangat sensitif 5 = sangat mahal

Untuk mendapatkan nilai dari setiap point M, I, V dan C, dilakukan penilaian

menggunakan metode Hanlon kualitatif, sebagai berikut :

Tabel 20. Prioritas Pemecahan Masalah

39

Page 10: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

40

Penyelesaian Masalah Nilai Kriteria Hasil

Akhir

(M.I.V)/C

Urutan

M I V C

Pembentukan jumantik di tingkat dusun

5 5 4 2 50 I

Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan dan pengawasan mengenai jentik nyamuk

2 3 3 1 18 IV

Dibuatkan format formulir untuk pemantauan jentik

1 1 2 3 6 VI

Membuat jadwal gotong royong secara rutin berkala

3 2 3 1 18 III

Dilakukan program untuk pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan jentik

2 2 2 1 8 V

Peningkatan pengetahuan warga dan kader mengenai PSN

4 4 5 2 40 II

Page 11: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan

masalah dengan menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas

alternatif pemecahan penyebab masalah rendahnya Angka Bebas Jentik antara lain :

a. Pembentukan jumantik di tingkat dusun

b. Peningkatan pengetahuan warga dan kader mengenai PSN

c. Membuat jadwal gotong royong secara rutin berkala

d. Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan dan pengawasan mengenai jentik

nyamuk

e. Dilakukan program untuk pencatatan dan pelaporan mengenai pemantauan

jentik

f. Dibuatkan format formulir untuk pemantauan jentik

VII.9 Strategi Pemecahan Masalah

Berdasarkan alternatif pemecahan masalah, kemudian ditentukan strategi

pemecahan masalah sebagai berikut :

Tabel 21. Strategi Pemecahan Masalah

No. Strategi Pemecahan Masalah Kegiatan

1. 1 Pembentukan jumantik di tingkat dusun Rapat untuk pembentukan

jumantik dari kader atau

warga dusun Kanggan

2. 2 Peningkatan pengetahuan warga dan kader Memberikan penyuluhan

41

Page 12: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

mengenai PSN dan pembinaan kepada

warga maupun kader

3. 3 Membuat jadwal gotong royong secara rutin

berkala

Rapat dan menentukan

jadwal gotong royong rutin

4. 4 Membuat jadwal rutin untuk pemeriksaan dan

pengawasan mengenai jentik nyamuk

Rapat dan membuat jadwal

untuk pemeriksaan dan

pengawasan jentik

5. 5 Dilakukan program untuk pencatatan dan

pelaporan mengenai pemantauan jentik

Rapat dan membicakan

program pencatatan dan

pelaporan jentik

6. 6 Dibuatkan format formulir untuk pemantauan

jentik

Pembuatan format formulir

pemantauan jentik

VII.10 Rencana tindak lanjut kegiatan

Rencana kegiatan yang telah dibuat sebagai upaya dari strategi pemecahan

masalah selanjutnya dibuat dalam sebuah tabel Plan of Action yang meliputi kegiatan,

tujuan, sasaran, waktu, dana, lokasi, pelaksana, metode dan tolak ukur keberhasilan

strategi pemacahan masalah tersebut yang disesuaikan dengan masalah yang telah

ditentukan.

42

Page 13: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

No.

Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolok ukur

1. Rapat untuk pembentukan jumantik dari kader atau warga dusun Kanggan

Membentuk jumantik untuk dusun kanggan

WargaKader

Balai desaRumah KadusRumah warga

Bidan desa Koordinator P2DBD puskesmasKadus

Satu kali setahun

Dana operasioal puskesmas

Musyawarah untuk memilih jumantik dari warga atau kader dusun

ProsesMusyawarah untuk memilih jumantikHasilTerdapat jumantik terpilih di dusun Kanggan

2. Memberikan penyuluhan dan pembinaan kepada warga maupun kader

Meningkatnya pengetahuan kader dan warga mengenai PSN

WargaKader

Balai desaRumah KadusRumah warga

DokterBidanKoordinator P2DBD

Satu kali sebulan

Dana operasional puskesmas dan BOK

Pemberian materi tentang pentingnya dilakukan PSN dan cara-cara yg benar mengenai PSN

ProsesPenyuluhan warga dan kader berjalan dengan baik dan sesuai jadwalHasilMeningkatnya pengetahuan dan peran warga serta kader mengenai pentingnya dilakuka PSN

3. Rapat dan

menentukan

jadwal

gotong

royong rutin

Mempunyai jadwal rutin gotong royong untuk kebersihan dusun dan pemberantasan jentik lingkungan dusun

WargaKader

Balai desaRumah KadusRumah warga

KadusBidan

Sebulan sekali

Dana dusun

Berkumpul dan menyepakati jadwal gotong royong rutin yang akan dilakukan di dusun

Proses Musyawarah untuk mencari jadwal gotong royongHasilMempunyai jadwal rutin untuk gotong royong di dusun

43

Tabel 22. Plan Of Action Rencana Peningkatan Angka Bebas Jentik Dusun Kanggan

Page 14: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

Tabel 23. Gann Chart Rencana Peningkatan Angka Bebas Jentik tahun 2013-2014

NO Kegiatan

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

44

Page 15: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

1 Rapat pembentukan jumantik

2Memberikan penyuluhan warga dan kader

3

Rapat untuk membentuk jadwal gotong royong warga Kanggan

45

NO Kegiatan

SeptemberOktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Rapat pembentukan jumantik

2Memberikan penyuluhan warga dan kader

3

Rapat untuk membentuk jadwal gotong royong warga Kanggan

Page 16: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

46

Page 17: 7 BAB VII Pembahasan Kasus

47