MAKALAH FARMAKOLOGI
BLOK special sense SYSTEM
DI SUSUN OLEH :
DELFINA (070100052)
ADE IRMA (070100054)
AMELIA SIANIPAR (070100058)
HILNA K SHALIHA (070100062)
LISTRA ISABELA (070100064)
KELOMPOK B1FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN2009
Judul praktikum
Tujuan Praktikum
Materi Praktikum
Pelaksanaan
Bentuk Sediaan Obat dan Kajian Interaksi Obat
pada Resep Polifarmasi Obat Sistem Spesial Sense
1. Memperlihatkan bentuk-bentuk sediaan obat sistem spesial sense yang lazim
digunakan di klinik.
2. Mengenal dan memahami interaksi yang mungkin terjadi pada resep
polifarmasi obat sistem spesial sense.
I. Bentuk sediaan obat
1. Sediaan cair:
- Larutan suntikan (ampul)
- Tetes (drop)
II. Resep-resep polifarmasi
1. Sediaan obat sistem spesial sense
2. Resep polifarmasi
Mahasiswa mencari resep polifarmasi obat sistem spesial sense di apotek
Mahasiswa mengenal :
- Nama dagang dan nama generik sediaan dari tiap item yang
diresepkan.
- Bentuk formulasi dari sediaan yang diresepkan.
- Mengetahui farmakologi dari sediaan obat tsb.
3. Mahasiswa dapat mengkaji ada atau tidak adanya interaksi Farmaseutik,
farmakokinetik, dan farmakodinamik dari sediaan dalam resep polifarmasi
tsb.
Pembahasan
I. Resep :
II. Keterangan tiap
item obat :
1. Erytromicin (ERYTHROCIN)
Produksi : Abbot.
Komposisi : eritromisin stearat setara eritromisin 250mg/kapsul, 500
mg/kaplet, 250 mg/5 ml sirup. Eritromisin etilsuksinat setara eritromisin
200 mg/tablet (dulcet), 100 mg/2.5 ml sirup tetes.
Indikasi : Infeksi saluran nafas bagian atas dan bawah, kulit dan jaringan
lunak, saluran kemih dan kelamin.
Kontraindikasi : hipersensitivitas, hati-hati pada penderita yang fungsi
hatinya rusak.
Efek samping : gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah, kadang
diare dan reaksi alergi ringan.
Dosis : dewasa: 2xsehari 500 mg, anak 50-70 mg/kgBB/hari dibagi 3-4
dosis.
Kemasan : dos 100 kapsul 250 mg, 500 kapsul 250 mg, botol 60 ml
granul, botol 100 dulcet, botol 60 ml suspense forte, botol 30 ml drops.
2. Asam Mefenamat (BIMASTAN)
Produksi : Bima Mitra Farma
Komposisi : asam mefenamat 250 mg/kapsul; 500 mg/kaplet
Indikasi : menghilangkan nyeri ringan atau sedang, kondisi akut atau
kronis termasuk nyeri persendian, nyeri otot, nyeri sehabis melahirkan,
nyeri haid, nyeri sehabis operasi, sakit kepala dan sakit gigi.
Kontraindikasi: hipersensitivitas, tukaklambung/usus, asma dan ginjal.
Efek samping : mual, muntah, agranulositosis, leukopenia.
Dosis : Dewasa: dosis awal 500 mg lalu 250 mg tiap 6 jam, dismenore
3xsehari 500 mg, diberikan pada saat mulai menstruasi atau sakit
dilanjutjan 2-3 hari.
Kemasan : dos 10x10 kapsul; 10x10 kaplet, 50x10 kapsul; 40x10 kaplet;
50x10 kaplet; botol 1000 kapsul.
3. BISOLVON
Produksi : Boehringer Ingelheim T.
Komposisi : bromheksin HCL 4 mg/5 ml eliksir, 2 mg/ml injeksi, 8 mg.
Indikasi : trakeobronkitis, emfisema disertai bronchitis, pnemokoniosis,
paru meradang kronik, broklektasis, bronchitis disertai bronkospasmus,
merangsang pembentukan dahak, dan ekspektorasi lebih cepat dari cairan
abnormal cabang tenggorokan.
Dosis : eliksir, dewasa: 3xsehari 10 ml; anak: 3xsehari 5 ml; bayi dan
anak kecil:3xsehari 2.5 ml; injeksi, kasus parah: seperti sebelum dan
setelah intervensi operasi 2-3xsehari 1 ampul,SK,IM atau IV dengan
waktu penyutikan 2-3 menit; larutan dewasa dan anak di atas 10 tahun:
3-3xsehari 4 ml; 5-10 tahun: 3xsehari 2 ml; dibawah 5 tahun: 3xsehari 20
tetes; bayi: 3xsehari 10 tetes; dewasa dan anak di atas 10 tahun: 3xsehari
1 tablet; 5-10 tahun: 4xsehari ½ tablet; dibawah 5 tahun: 2xsehari ½
tablet.
Kemasan : Dos 5x6 tablet 100 mg Rp. 108.000; 2x10 tablet 250 mg Rp
189.000; 2x10 tablet 500 mg Rp. 370.700; 2x0 tablet 750 mg
Rp.410.000; botol 100 ml larutan infus 200 mg Rp192.000; botol 200 ml
larutan infus 400 mg Rp.295.000
Analisa Interaksi Farmaseutik, Farmakokinetik dan Farmakodinamik Erytrpmicin dan Asam Mefenamat
Erytromicin Asam Mefenamat Analisa Interaksi
Farmaseutik Tidak dilakukan percampuran obat
Tidak dilakukan percampuran obat
Tidak terjadi interaksi farmaseutik antara obat A dan obat B, sebab tidak dilakukan pencampuran obat sehingga tidak mungkin terjadi reaksi kimia atau fisika (perubahan warna, endapan, dll)
Farmakokinetik
AbsorpsiInteraksi langsung dalam saluran cerna
Reaksi dengan teofilin menyebabkan peningkatan darah teofilin ; dengan asam lambung , sebabkan aktivitas eritromisin berkurang.
Tidak terjadi interaksi
Perubahan pH cairan saluran cerna
Meningkat kerjanya pada pH alkali.
Cairan saluran cerna yang alkalis akan meningkatkan kelarutan obat yang bersifat asam (asam mefenamat) yang
Tidak diketahui
sukar larut dalam suasana asam
Waktu transit dalam usus
Dengan adanya makanan menghambat penyerapan eritromisin.
Tidak terjadi interaksi
Efek toksik pada saluran cerna
Karena sifatnya yang tidak aktif terhadap bakteri gram negative, sehingga tidak menimbulkan efek toksik di saluran cerna.
Tidak diketahui
DISTRIBUSIIkatan obat dengan protein plasma
Asam mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma
Tidak diketahui
Daya ikat obat terhadap jaringan tubuh yang sama
Ke semua jaringan tubuh kecuali otak dan cairan. Pada ibu hamil kadar eritromisin dalam sirkulasi fetus 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu. Cerebrospinal
Tidak diketahui
METABOLISMEMenghambat metabolisme hati
mengalami pemekatan dalam jaringan hati .kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat melebihi 100x kadar yg tercapai dalam darah..
metabolisme oleh enzim mikrosom hati dan di ubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukoronida yang secara farmakologi tidak aktif.
Tidak terjadi interaksi
Induksi enzim mikrosom hati
Masa paruh eliminasi eritromisin 1,5 jam
Tidak diketahui Tidak diketahui
Reduksi enzim mikrosom hati
Tidak diketahui Tidak diketahui
Perubahan aliran darah ke hepar
Tidak diketahui Tidak diketahui
Ekskresi
Hambatan sekresi obat ke dalam empedu
Ekskresi terutama melalui hati
Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan re-uptake obat (siklus enterohepatik)
Tidak diketahui
Gangguan aliran darah ke ginjal
Tidak diketahui
Gangguan sekresi tubulus
Tidak diketahui Tidak diketahui
Perubahan keseimbangan natrium tubuh total
menyebabkan retensi natrium di tubulus proksimal ginjal
Perubahan pH urine
Hanya 2-5% eritromisin yg diekskresikan dalam bentuk aktif lewat urine.
Tidak diketahui Tidak diketahui
Farmakodinamik
Interaksi pada Reseptor
Pada23S RNAdi subunit 50s .
Tidak diketahui
Interaksi
Fisiologik
Tidak terjadi interaksi
Perubahan dalam Kesetimbangan Cairan Elektrolit
Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan Mekanisme Ambilan Amin di Ujung Saraf Adrenergik
Tidak diketahui Tidak diketahui
Interaksi dengan Penghambat Mono Amin Oksidase (MAO)
Tidak diketahui Tidak diketahui
Analisa Interaksi Farmaseutik, Farmakokinetik dan Farmakodinamik Erytromicin dan Bisolvon
Erytromicin Bisolvon Analisa Interaksi
Farmaseutik Tidak dilakukan percampuran obat
Tidak dilakukan percampuran obat
Tidak terjadi interaksi farmaseutik antara obat A dan obat B, sebab tidak dilakukan pencampuran obat sehingga tidak mungkin terjadi reaksi kimia atau fisika (perubahan warna, endapan, dll)
Farmakokinetik
AbsorpsiInteraksi langsung dalam saluran cerna
Reaksi dengan teofilin menyebabkan peningkatan darah teofilin ; dengan asam lambung , sebabkan aktivitas eritromisin berkurang.
Cepat diabsorpsi dalam saluran cerna.
Tidak terjadi interaksi
Perubahan pH cairan saluran cerna
Meningkat kerjanya pada pH alkali.
Tidak diketahui Tidak diketahui
Waktu transit dalam usus
Dengan adanya makanan menghambat penyerapan eritromisin.
Tidak diketahui Tidak terjadi interaksi
Efek toksik pada saluran cerna
Karena sifatnya yang tidak aktif terhadap bakteri gram negative, sehingga tidak menimbulkan efek toksik di saluran cerna.
Tidak diketahui Tidak terjadi interaksi
Distribusi Ikatan obat dengan protein plasma
± 95% berikatan dengan protein plasma
Tidak terjadi interaksi
Daya ikat obat terhadap jaringan tubuh yang sama
Ke semua jaringan tubuh kecuali otak dan cairan. Pada ibu hamil kadar eritromisin dalam sirkulasi fetus 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu. Cerebrospinal
Didistribusikan secara luas pada jaringan tubuh. Bromhexine dapat melewati blood brain barrier dan plasenta.
Tidak diketahui
Metabolisme.Menghambat metabolisme hati
mengalami pemekatan dalam jaringan hati .kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat melebihi 100x kadar yg tercapai dalam darah..
Tidak diketahui Kemungkinan terjadi interaksi
Induksi enzim mikrosom hati
Masa paruh eliminasi eritromisin 1,5 jam
Bromhexine hampir semuanya dimetabolisme menjadi metabolit yang terhidroksilasi. Sedikit bagian
Tidak diketahui
dimetabolisme menjadi asam dibromanthranilic via sitokrom P450 3A4
Reduksi enzim mikrosom hati
Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui
Perubahan aliran darah ke hepar
Tidak diketahui Mengalami first-pass metabolism di dalam hati.
Tidak diketahui
Ekskresi
Hambatan sekresi obat ke dalam empedu
Ekskresi terutama melalui hati
Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan re-uptake obat (siklus enterohepatik)
Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan aliran darah ke ginjal
Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan sekresi tubulus
Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui
Perubahan pH urine
Hanya 2-5% eritromisin yg diekskresikan dalam bentuk aktif lewat urine.
± 85-90% diekskresikan melalui urin dalam btk metabolit.
Tidak diketahui
Farmakodinamik
Interaksi pada Reseptor
Pada23S RNAdi subunit 50s .
Tidak diketahui Tidak diketahui
Interaksi Fisiologik
Bromhexine adalah mukolitik oral. Bromhexine bekerja dengan cara merusak struktur acid mucopolysaccharide fibres pada sputum mukoid sehingga menurunkan viskositas mukus menjadi lebih encer sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
Tidak terjadi interaksi antara kedua obat karena mekanisme kerja kedua obat berbeda.
Perubahan dalam Kesetimbangan Cairan Elektrolit
Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan Mekanisme Ambilan Amin di Ujung Saraf
Tidak diketahui Tidak diketahui
Adrenergik
Interaksi dengan Penghambat Mono Amin Oksidase
Tidak diketahui Tidak diketahui
Analisa Interaksi Farmaseutik, Farmakokinetik dan Farmakodinamik Asam Mefenamat dan Bisolvon
Asam Mefenamat Bisolvon Analisa Interaksi
Farmaseutik Tidak dilakukan percampuran obat
Tidak dilakukan percampuran obat
Tidak terjadi interaksi farmaseutik antara obat A dan obat B, sebab tidak dilakukan pencampuran obat sehingga tidak mungkin terjadi reaksi kimia atau fisika (perubahan warna, endapan, dll)
Farmakokinetik
AbsorpsiInteraksi langsung dalam saluran cerna
Tidak diketahui Cepat diabsorpsi dalam saluran cerna.
Tidak diketahui
Perubahan pH cairan saluran cerna
Cairan saluran cerna yang alkalis akan meningkatkan kelarutan obat yang bersifat asam (asam mefenamat) yang sukar larut dalam suasana asam
Tidak diketahui Tidak diketahui
Waktu transit dalam usus
Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui
Efek toksik pada saluran cerna
Tidak diketahui Tidak diketahui Tidak diketahui
DistribusiIkatan obat dengan protein plasma
Asam mefenamat terikat sangat kuat pada protein plasma
± 95% berikatan dengan protein plasma
Tidak diketahui
Daya ikat obat terhadap jaringan tubuh yang sama
Tidak diketahui Didistribusikan secara luas pada jaringan tubuh. Bromhexine dapat melewati blood brain barrier dan plasenta.
Tidak diketahui
Metabolisme.Menghambat metabolisme hati
Tidak diketahui Kemungkinan terjadi interaksi
Induksi enzim mikrosom hati
Bromhexine hampir semuanya dimetabolisme menjadi metabolit yang terhidroksilasi. Sedikit bagian dimetabolisme menjadi asam dibromanthranilic via sitokrom P450 3A4
Tidak diketahui
Reduksi enzim mikrosom hati
Tidak diketahui Tidak diketahui
Perubahan aliran darah ke hepar
Mengalami first-pass metabolism di dalam hati.
Tidak diketahui
Ekskresi
Hambatan sekresi obat ke dalam empedu
Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan re-uptake obat (siklus enterohepatik)
Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan aliran darah ke ginjal
Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan sekresi tubulus
Tidak diketahui Tidak diketahui
Perubahan keseimbangan natrium tubuh total
menyebabkan retensi natrium di tubulus proksimal ginjal
Perubahan pH urine
± 85-90% diekskresikan melalui urin dalam btk metabolit.
Farmakodinamik
Interaksi pada Reseptor
Tidak diketahui Tidak di ketahui
Interaksi Fisiologik
Bromhexine adalah mukolitik oral. Bromhexine bekerja dengan cara merusak struktur acid mucopolysaccharide fibres pada sputum mukoid sehingga menurunkan viskositas mukus menjadi lebih encer sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
Tidak terjadi interaksi antara kedua obat karena mekanisme kerja kedua obat berbeda.
Perubahan dalam Kesetimbangan Cairan Elektrolit
Tidak diketahui Tidak diketahui
Gangguan Mekanisme Ambilan Amin di Ujung Saraf Adrenergik
Tidak diketahui Tidak diketahui
Interaksi dengan Penghambat Mono Amin Oksidase
Tidak diketahui Tidak diketahui
Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
Secara teoritis banyak sekali interaksi yang mungkin terjadi dengan mekanisme
yang telah diuraikan. Namun demikian, tidak semuanya memberikan dampak
klinik yang penting.
Tidak diketahui interaksi yang berarti dari ketiga obat tersebut. Hal ini
disebabkan karena minimnya informasi tentang farmakodinamik dan
farmakokinetik obat.
Tindakan berhati-hati atau kewaspadaan diperlukan untuk menghindari dampak
negatif dari interaksi obat.
MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi. Edisi 7 2007/2008.
ISO Indonesia Informasi Spesialite Obat. Volume 42. 2007.
Katzung, Betram. Farmakologi dasar dan klinik. Jakarta: EGC. 1998.
Farmakologi dan Terapi edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1995.