Download - 471-627-2-PB

Transcript

Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 225 229,2010 Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 2010 225 Aktivitasantimalariaekstraketilasetatkulit batang mundu (Garcinia dulcis Kurz) AntimalarialactivityofethylacetateextractofGarcinia dulcis kurz stem bark Gunawan Pamudji Widodo*) dan Mamik Ponco Rahayu Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, Surakarta, Indonesia Abstrak Telahdilakukanpengujianaktivitasantimalariaekstraketilasetatkulit batangmundu(GarciniadulcisKurz)secarainvivoterhadapmencityang diinduksiPlasmodiumberghei.Ujiaktivitasantimalariadilakukandengan pemeriksaanparasitemiadanjumlahleukositdalamdarahmencityangtelah diinduksiparasit,setelahpemberianoralekstrakkulitbatangmundudengan dosis 25 mg, 50 mg, dan 75 mg/kg bb. Aktivitas antiplasmodial dan penurunan jumlah leukosit tertinggi ditunjukkan oleh ekstrak dosis 50 mg/kg bb. Golongan senyawayangteridentifikasididalamekstraketilasetatadalahflavonoid, saponin dan tanin. Belum diketahui secara pasti senyawa yang memiliki aktivitas antimalaria. Kata kunci : antimalaria, Garcinia dulcis Kurz, kulit batang, parasitemia Abstract In-vivo antimalarial activity of ethyl acetate extract of Garcinia dulcis Kurz stembarkhavebeenevaluatedagainstPlasmodiumbergheiinducedmice. Antimalarialtestwasconductedbyparacitemiainvestigationandleucocyte countingofparaciteinducedmiceblood,afteroraladministrationofGarcinia dulcisstembarkextractdoseof25mg,50mg,aswellas75mg/kgbw.The highestantiplasmodialactivityanddecresingofleucocyteamountwasshowed byextractofdoseof50mg/kgbw.Thecompoundsidentifiedinethylacetate extractofGarciniadulcisstembarkwereflavonoid,saponinandtannin.The compounds that have antimalarial activity werent yet known. Keywords: antimalarial, Garcinia dulcis Kurz, stem bark, paracitemia Pendahuluan Malariamerupakansalahsatupenyakit denganprevalensitinggididunia.Setiap tahunnya penyakit ini menginfeksi setengah juta penduduk,dengantingkatkematianmencapai 2.300jiwa(Devi,etal.,2001).Peningkatan prevalensidandistribusimalariadisebabkan olehbanyakfaktor,diantaranyaresistensi parasitterhadapobat-obatantimalaria.Saatini usahapenemuandanpengembangansenyawa kimiaantimalariabarusertapemanfaatan tanamanobattelahbanyakdilakukan.Salah satutanamanobatyangtelahdilaporkan menunjukkanaktivitasantiplasmodiumadalah kulitbatangasamkandis(Garciniaparvifolia). (Syamsudin, et al., 1997). MargaGarniciadiketahuikaya kandungansenyawaxantondanmenunjukkan aktivitas biologi termasuk antimalaria (Merza, et al.,2004;Lannang,etal.,2005).Garciniadulcis jugaberpotensisebagaiantimalaria.Sukamat danErsam(2006)telahmengisolasidua senyawaxantondarikayubatangmundu, Likhitwitayawuid,etal.(1998)mengisolasilima xantondariekstraketanolkulitbatangmundu, yangmenunjukkanaktivitaspenghambatan terhadappertumbuhanP.falciparum(IC50: 0,96-3,88g/mL).Halinimendorong dilakukannyapengujianaktivitasantimalaria kulit batang kayu mundu secara in vivo terhadap hewan coba mencit. Aktivitas antimalaria ekstrak etil asetat............... Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 2010 226 Plasmodiumbergheisecaramolekuler menunjukkanpersamaandenganP.falciparum sehinggapenelitianantimalariabanyak menggunakanjenisplasmodiuminisebagai penginduksimalariadenganmencitsebagai hospesnya (Dewi and Sulaksono, 1994). Penelitianinibertujuanmengetahui aktivitasantimalariaekstraketilasetatkulit batangmundusecarainvivopadamencityang diinduksi P. berghei dengan parameter pengujian meliputi penurunan parasitemia danpenentuan kadar leukosit. Metodologi Bahan dan alat KulitbatangmundudiambildariBoyolali, JawaTengah,padabulanApril2010.Bahankimia yang digunakan adalah etil asetat, klorokuin, natrium EDTA,NaCl,karboksimetilselulosa(CMC), diperolehdariLaboratoriumFarmakologiUSB Surakarta.Bahanantigenyangdigunakandalam penelitian ini adalah Plasmodium berghei diperoleh dari Lab.ParasitologiFakultasKedokteranUGM.Alat yangdigunakandalampenelitianinimeliputialat-alatgelas,botolmaserasi,evaporator,timbangan, pipakapiler,mikrosentrifugator,mikroskop,vaccum evaporator, alat sismex. Hewan uji Hewanujiyangdigunakanadalah25ekor mencitjantanputihSwissWebsteryangsehat, berusia2-3bulan,beratbadan18-20g,diperoleh dariLab.ParasitologiFakultasKedokteranUGM. Mencitdikelompokkansecaraacakmenjadi 5kelompok,masing-masingkelompokdiberi perlakuan peroral sehari sekali, kelompok A : ekstrak etil asetat dosis 25 mg/kgBB, kelompok B : ekstrak etil asetat dosis 50 mg/kg BB, kelompok C : ekstrak etil asetat dosis 75 mg/kg BB, kelompok D (kontrol negatif):karboksimetilselulosa25mg/kgBBdan kelompokE(kontrolpositif):klorokuindosis 5 mg/kg BB/hari.

Jalannya penelitianPreparasi ekstrak etil asetatSerbukkulitbatangmundusebanyak350 gramdiekstraksiterlebihduludengann-heksana, kemudianampasnyadimaserasidengan2,625Letil asetat.Maseratdisaringdandipekatkandengan vaccum evaporator hingga menghasilkan ekstrak dengan bobottetap16,481g.Selanjutnyaekstraketilasetat tersebutdibuatsediaanujidalambentuksuspensi dengan CMC 0,5%. Uji aktivitas antimalaria P.bergheididapatkandariindukanmencit yangtelahterinfeksiP.berghei,diambildari LaboratoriumParasitologi,FakultasKedokteran UGM.Indukanmencitdiambildarahnyadan dihitungkonsentrasiP.bergheiberdasarkanjumlah totaleritrositdenganmenggunakanhemositometer, kemudiandibuatapusandenganpengecatangiemsa untukmenghitungjumlaheritrosityangterinfeksi. Setelahitu0,26mLdarahmencityangsudah terinfeksiparasit(setaradengan107 parasit)diambil dan diinduksikan secara intra peritoneal ke setiap ekor mencitlainyangakandiuji.Setelah24jaminduksi parasitdilakukanpengambilandarahdan pemeriksaanparasitemiadarihewanujiditiap kelompokperlakuan.Bilasudahterjadiinfeksi (parasitemiasetaradengan107 parasit)dilakukan pemberian sediaan uji dengan berbagai dosis (25, 50 dan75mg/kgBB),kontrolnegatif(suspensiCMC 25mg/kgBB)danklorokuin5mg/kgBBbb diberikansetiapharipada masing-masing kelompok hewan uji hingga hari kelima. Pada hari ke-1, 3 dan 5 darahdiambildarivenaekor/venaorbitalis,untuk pemeriksaan parasitemia, dengan cara dibuat sediaan apusdenganpengecatangiemsa,kemudiandihitung jumlaheritrosityangterinfeksidaneritrositnormal dalamperwakilan1000eritrosit(dengan mikroskoppembesaran1000x).Penentuanjumlah eritrositdilakukansecaramanualmelaluibeberapa kali pengamatan pada lapang pandang yang berbeda. Persenparasitemiamerupakanjumlaheritrosityang terinfeksidibagijumlahtotaleritrositdikalikan 100%.Pemeriksaanleukositdilakukanpadaharike 0 (leukosit normal), hari ke 1 (saat infeksi), harike 3,ke4danke5,terhadapdarahyangdiambil melaluivenaekor/venaorbitalis(Dewiand Sulaksono, 1994). Analisis Data Analisadatadilakukanuntukmengetahui perbedaanjumlahleukositdanhemoglobinpada semuakelompokuji.Selanjutnyadilakukananalisis statistikyangmelibatkansemuakelompok perlakuan.Analisisstatistikyangdigunakanadalah uji one sample Kolmogorov-Smirnov, untuk melihat normaltidaknyadistribusidata,biladata terdistribusinormal,analisisdatadilakukandengan ANOVA satu jalan diikuti uji Tukey, dengan tingkat kepercayaan 95% (Singgih, 2009). Identifikasi kandungan kimia Identifikasikandungansenyawakimiadi dalamekstrakdilakukandengankromatografilapis tipis dengan menggunakan fasediam silikagelGunawan Pamudji Widodo Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 2010 227 GF254danfasegerakyangsesuaiuntukgolongan senyawaflavonoid,saponindantanin.Deteksi dilakukandibawahsinarultraviolet254dan366 nmdenganpenampakbercakanisaldehide-asam sulfat pekat, uap amoniak, dan FeCl3. Hasil dan Pembahasan Pengamatanapusandarahmencitdi bawahmikroskopmenunjukkanperbedaan karakteristikeritrositnormaldanterinfeksi. Eritrositnormalberbentukcakrambikonkaf, berwarnakekuningandantidakberinti,sedangkaneritrosityangterinfeksiparasitlebih pucat,bertitik-titikdanlebihbesardibanding eritrosit normal (Gambar 1).Hasilperhitunganpersenparasitemia ditunjukkanpadagambar2.Pemberianekstrak etilasetatdosis25,50dan75mg/kgBB mampumenurunkanparasitemia.Persen parasitemiakelompokkontrolnegatifmencapai76-78%.Pemberianekstrakdengan dosis25,50,dan75mg/kgBBmenurunkan persenparasitemiamenjadiberturut- turut56-69%, 8-10%, dan19-30%, sedangkan pemberianklorokuinpadakelompokkontrol positifmenyebabkanpenurunanpersen parasitemia menjadi 7-31%. Grafikpadagambar2menunjukkan bahwatidakadanyaterapi(kelompokkontrol negatif)menyebabkanpersenparasitemia semakinmeningkatdariharipertamahingga harike-5,sedangkanterapidenganekstrak maupunklorokuin5mg/kgBBmenyebabkan persen parasitemiamenurunhinggahari ke-5. Gambar 1. Pengamatan mikroskopik eritrosit pada mencit terinfeksi parasit Gambar 2. Persen parasitemia setelah pemberian sediaan ujiAktivitas antimalaria ekstrak etil asetat............... Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 2010 228 Ekstrakdosis50mg/kgBBmenunjukkan aktivitasantiplasmodiumyanglebihbaik dibandingkandosis25mg/kgBBdanbahkan lebihbaikdaripadaklorokuin.Aktivitas antiplasmodiumekstrakdosis75mg/kgBB justrulebihrendahdibandingekstrakdosis50 mg/kgBB,walaupunmasihlebihbaik dibandingdosis25mg/kgBB.Halinididuga karenapadadosis75mg/kgBBkandungan senyawayanglebihtinggi,khususnyasaponin, yangmenyebabkanlisisnyaeritrosit,sehingga jumlaheritrositnormalyangberfungsisebagai faktorpembagidalampenentuanpersen parasitemia juga menurun. Padapenelitianinijumlahleukositjuga ditentukankarenaleukositmerupakansalah faktorpertahananterhadapinfeksi(TabelI). Tingginyajumlahleukositberkorelasidengan tingginya tingkat infeksi.Jumlahleukositsetelahpemberian sediaanujisejalandenganhasilpemeriksaan parasitemia.Kelompokkontrolnegatif menunjukkankadarleukosityangpalingtinggi menandakanbanyaknyajumlahparasityang menginfeksi.Ekstraketilasetat50mg/kgBB menunjukkanaktivitaspalingtinggiditandai dengan jumlah leukosit terendah.Identifikasikandungankimiaekstrak dilakukandengankromatografilapistipis. Ekstraketilasetatkulitbatangmundudibuat dariampassimplisiayangsebelumnyatelah diekstraksidengann-heksana,sehingga komposisi senyawa-senyawa yang terkandung di dalamekstraklebihsederhana,yaituflavonoid, saponin,tanin.Senyawa-senyawayanglipofil sepertilipid,triterpen/steroidsudah terpisahkan pada ekstraksi dengan n-heksana.Padapenelitianinibelumdapat dijelaskangolongansenyawamanadari flavonoid, saponin dan tannin yang beraktivitas antimalaria/antiplasmodium,karenabelumdilakukanisolasidanujiaktivitasdariisolat.Namundaribeberapa penelitianyangsudahdilakukan,salahsatu senyawayangpalingberperandalamaktivitasantiplasmodiumadalahksanton,seperti1,3,4,5,8-pentahidroksiksanton,1,4,5,8-tetrahidroksiksanton(SukamatandErsam, 2006),viz1,7-dihidroksiksanton,12-hidroksi-des-D-garsigerinA,1-O-metilsimfoksanton, simfoksanton,dangarsiniaksanton(Likhit-witayawuid, et al., 1998). Lima senyawa ks anton terakhirsudahterbuktiaktifmenghambat pertumbuhanPlasmodiumfalciparumsecarain vitro.Mekanismekerjaantiplasmodiumdari senyawaturunanksantonbelumjelas,tetapi didugasenyawainibekerjadengancara membentukkompleksterlarutdenganheme sehingga menghambat pembentukanhemozoin parasit.Pembentukanhemozoinmerupakan proses dimana parasitmelindungi diri dari efek toksikhemeyangdilepaskansetelahdigesti hemoglobin (Ignatushchenko, et al., 1997). Kesimpulan Ekstraketilasetatkulitbatangmundu (GarciniadulcisKurz)dengandosis50mg/kg BBmenunjukkanaktivitasantimalariapaling tinggiterhadapmencityangdiinduksi Plasmodiumberghei.Golongansenyawayang teridentifikasidalamekstraketilasetatdan didugaberperandalamaktivitasantimalaria adalah flavonoid, saponin, dan tanin. Tabel I. Data jumlah leukosit dari hewan uji Kelompok uji Jumlah leukosit per L Hari ke-0Hari ke-1Hari ke-3Hari ke-4Hari ke-5 Dosis 25 mg/kg BB10,22010,95011,05010,80010,900 Dosis 50 mg/kg BB10,25010,1009,89010,1709,980 Dosis 75 mg/kg BB10,70010,35010,55010,20010,530 Kontrol negatif10,72011,55010,97010,85011,350 Kontrol positif10,500 9,9009,80010,1509,970 Gunawan Pamudji Widodo Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 2010 229 Daftar Pustaka Devi,C.U.,Valecha,N.,Atul,P.K.,andPillai,P.R.,2001,AntiplasmodialEffectOfThree Medicinal Plants: A Preliminary Study, Current Science, 80 (8), 917-919. Dewi, R.M., and Sulaksono, E., 1994. Pengaruh Pasase Plasmodium berghei pada Mencit Galur Swiss, Cermin Dunia Kedokteran, 94, 61-63. Ignatushchenko,M.V.,Winter,R.W.,Bachinger,H.P.,Hinrichs,D.J.,andRiscoe,M.K.,1997, Xanthones as antimalarial agents, studies of a Possible Mode of Action,FEBS Letter, 409:67-73. Lannang, A.M., Komguem, J., Ngninzeko, F.N., Tangmouo, J.G., Lontsi, D., Ajaz, A., Choudhary, M.I., Ranjit, R., Devkota, K.P., and Sodengam, B.L 2005, Bangangxanthone A and B, two xanthones from the Stem bark of Garcinia poliantha Oliv., Phytochemistry, 66, 2351-2355. Likhitwitayawuid,K.,Chanmahasathien,W.,Ruangrungsi,N.,andKrunkai,J.,1998,Xanthones with antimalarial activity fro Garcinia dulcis, Planta Med, 64, 281-282. Merza, J., Aumond, M.C., Rondeau, D., Dumontet, V., Ray., A.M.L., and Seraphin, D., dkk., 2004, Prenylated Xanthones andTocotrienols fromGarcinia virgata,Phytochemistry, 65, 2915-2920. Singgih S., 2009, Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17, Jakarta: PT. Gramedia. SukamatandErsam,T.,2006,DuaSenyawaSantonDariKayuBatangMunduGarciniaDulcis (Roxb.) Kurz. Sebagai Antioksidan. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Kimia VIII, Surabaya, 8 Agustus. Syamsudin, Tjokrosonto, S., Wahyuono, S., and Mustofa, 2007, Aktivitas antiplasmodium dari dua fraksiekstrakn-heksanakulitbatangasamkandis(GarciniaparvifoliaMiq),Majalah Farmasi Indonesia, 18(4), 210 215. *)Korespondensi: Gunawan Pamudji Widodo, Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, Jl. Letjen Sutoyo, Mojosongo, Surakarta. Telp. 085659062990, e-mail: [email protected]