Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
48 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN
MELALUI MEDIA PERMAINAN MEMANCING IKAN PADA ANAK
Siti Noor Hasanah (12260715-ST)
Mahasiswa PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas pengguanaan media permainan memancing ikan
dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK Amarta
kecamatan Semarang Barat tahun pelajaran 2013/2014. Adapun penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian tindakan kelas dengan media bermain memancing ikan, karena menurut
peneliti media tersebut sangat cocok untuk diterapkan pada anak usia dini karena menggunakan
konsep bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Subjek penelitian adalah anak TK
Amarta Kecamatan Semarang Barat tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 24 anak. Data
penelitian yang terkumpul di analisis dengan menggunakan tehnik analisis data deskriptif dan
hasilnya diketahui bahwa kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan mengalami
peningkatan yang signifikan yaitu dari 29% pra siklus menjadi 54% pada siklus I dan meningkat lagi
pada siklus II yaitu menjadi 83%. Dengan melihat hal tersebut dapat dikatakan bahwa dengan
penggunaan media permainan memancing ikan dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang
bilangan pada anak kelompok A di TK Amarta Kecamatan Semarang Barat Tahun Pelajaran
2013/2014.
Kata Kunci: Lambang Bilangan, permainan memancing ikan.
PENDAHULUAN
Anak adalah generasi penerus bagi orang tuanya, masyarakat dan negaranya. Oleh karena itu
semua pihak harus memperhatikan dan memahami tentang bagaimana menjadikan anak-anak itu
mencapai keberhasilan hidup, salah satunya yaitu dengan pendidikan.
Menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak usia dini dalam hal
ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun
2003 BAB I, Pasal 1 ayat 16 disebutkan bahwa :
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir
hingga usia 6 tahun. Sejak dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan
psikologi maka fenomena pentingnya PAUD merupakan keniscayaan. PAUD menjadi sangat penting
mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini.
Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas), yang
pada masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan
selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
49 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat (eksplosif).
Aspek-aspek perkembangan yang harus dirangsang, salah satunya adalah aspek perkembangan
kognitif. Aspek perkembangan konitif penting untuk dikembangkan karena mempunyai tujuan
mengembangkan kemampuan berpikir anak sehingga dapat mengolah perolehan belajar, dapat
menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan
kemampuan logika matematika dan pengetahuan dan pengetahuan akan ruang dan waktu, mempunyai
kemampuan mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berberfikir teliti
(Depdiknas 2007 : 9).
Depdiknas (2010 : 13) menjelaskan bahwa salah satu lingkup perkembangan yang harus
dikuasai dalam bidang pengembangan kognitf adalah matematika. Adapun pencapaian perkembangan
yang diharapkan adalah mengetahui konsep banyak dan sedikit, membilang banyak benda satu sampai
sepuluh, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan, dan mengenal lambang huruf
(Depdiknas 2010 : 36).
Lambang bilangan perlu diperkenalkan kapada anak sedini mungkin, karena bilangan
merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika (Depdiknas 2007 : 1). Kemampuan
mengenal lambang bilangan bagi individu merupakan suatu hal yang penting bagi proses bertahan
hidup, karena sejak dini anak sudah mulai mengenal dan menggali berbagai dimensi matematis dari
dunia mereka.(Inawati, 2011:6).
Berdasarkan observasi di TK Amarta, Pengenalan lambang bilangan pada anak kelompok A di
TK Amarta selama ini masih menggunakan media gambar poster dan lebih sering menerapkan metode
bercakap-cakap dilanjutkan dengan pemberian tugas. Media tersebut kurang menarik dan monoton.
Anak anak dapat membilang satu sampai sepuluh, tetapi tidak mengerti angka/lambang bilangan.
Oleh karena itu guru perlu menggunakan media pembelajaran dan menerapkan metode yang efektif,
kreatif dan inovatif, yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik dan menyenangkan bagi
anak. Salah satunya dengan permainan memancing ikan.
Hasil observasi peneliti menunjukkan jumlah anak Kelompok A di TK Amarta kecamatan
Semarang Barat berjumlah 24 anak. Anak yang mengerti dengan lambang bilangan hanya 29% (7
anak). Sedangkan yang belum mengerti dengan lambang bilangan 71% (17 anak).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut
tentang Upaya meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media permainan
memancinng ikan pada kelompok A di TK Amarta Kecamatan Semarang Barat.
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
50 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini menurut Undang- Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa mereka adalah anak yang berada pada rentang usia sejak lahir sampai
enam tahun.
Sedangkan Anak usia dini menurut NAEYC (Nasional Association Educational Young
Children) merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat
dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya, berada pada rentang usia 0-8 tahun (Aisyah, 2008).
Pengertian Perkembangan Kognitif
Menurut Sujiono (2004:1.2) kognitif adalah suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu
untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangakan suatu kejadian atau peristiwa.Sedangkan
menurut Henman (dalam sujiono,2004) kognitif adalah intelektual ditambah dengan pengetahuan.
Dalam Munandar (2000) intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau
untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan atau lebih. Lebih lanjut Gardner
mengajukan konsep pluralitas dari intelegensi dan membedakannya kepada delapan jenis intelegensi.
Dalam kehidupan sehari-hari intelegensi itu tidak berfungsi dalam bentuk murni, tetapi setiap individu
memilki ampuran yang unik dari sejumlah intelegensi yaitu intelegensi linguistik, logis, spasial,
musik, kinestetika, intrapribadi, antarpribadi, dan naturalistik.
METODE PENELITIAN
Pendekatan Penelitian
Suatu hasil penelitian yang berkualitas sebagian tergantung dari teknik-teknik pengumpulan
datanya. Untuk memperoleh data, maka pekerjaan penelitian menggunakan teknik-teknik, prosedur-
prosedur, alat-alat yang diandalkan. Jadi metode penelitian adalah suatu cara untuk menemukan, dan
menguji kebenaran suatu data dengan metode ilmiah. Metode penelitian adalah strategi umum yang
dianut dalam pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi.
Penelitian menerapkan pendekatan metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin.
Konsep pokok penelitian tindakan kelas Kurt Lewin meliputi empat komponen, yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen
ini menjadi satu siklus.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah TK. Amarta Kecamatan Semarang Barat yang berlokasi di Jalan
Amarta Raya No. 30 Semarang Barat. Pengambilan lokasi penelitian ini dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
a. Di TK Amarta Kecamatan Semarang Barat bahwa penggunaan permainan memancing ikan
merupakan metode baru sehingga perlu adanya penelitian tentang peningkatan kemampuan
memahami konsep lambang bilangan dengan metode tersebut.
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
51 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
b. Penelitian dapat dilakukan dengan mudah karena peneliti rnerupakan
staf pengajar TK. Amarta Kecamatan Semarang Barat.
c. Peneliti merasa nyaman dan bebas karena adanya ikatan batin yang
kuat dengan seluruh warga sekolah.
Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dari bulan April tahun 2014 sampai dengan bulan
Mei tahun 2014, dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah anak Kelompok A TK. Amarta Kecamatan Semarang Barat yang
terdiri atas 24 anak, dengan rincian 12 anak laki-laki dan 12 anak perempuan.
Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Peneliti menyusun silabus yang berkaitan dengan upaya peningkatan kemampuan mengenal
konsep lambang bilangan anak dengan menggunakan media permainan memancing ikan.
b. Peneliti merancang skenario pembelajaran yang dapai menarik perhatian anak dengan
permainan memancing ikan.
c. Merancang alat pengumpul data yang berupa lembar kerja dan digunakan untuk mengetahui
mengenal konsep lambang bilangan anak.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi :
1) Memberikan penjelasan secara umum permainan memancing ikan yang akan dilakukan oleh
anak guna menstimulir anak dalam meningkatkan kemampuan mengenal konsep lambang
bilangan.
2) Mengamati dan mencatat anak yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
3) Mengumpulkan hasil pengujian yang diperoleh anak dalam mengerjakan tugas.
4) Menganalisa hasil tes yang diberikan setelah anak diajar dengan menggunakan media
penmainan memancing ikan.
b. Peneliti mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran klasikal yang telah dirancang dan
mencatat kegiatan - kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing anak.
c. Peneliti memberikan evaluasi pada anak untuk mengetahui kemampuan mengenal konsep
lambang bilangan bagi anak.
3. Pengamatan / Observasi
Peneliti mengamati dan mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat anak mengikuti
pengajaran dan menanyakan pada anak yang kurang aktif dalam pembeiajaran tentang kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya.
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
52 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
4. Refleksi
Peneliti menganalisa hasil pekerjaan anak dan hasil observasi yang dilakukan pada anak
guna menentukan langkah berikutnya. Peneliti membuat pengelompokkan anak didasarkan pada
hasil yang didapatkan anak pada evaluasi yang dilakukan.
Prosedur penelitian diatas dari mulai perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan /
observasi dan refleksi adalah merupakan satu siklus penelitian tindakan kelas.
Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Penugasan
b. Obsevasi
c. Wawancara
d. Dokumentasi
2. Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah :
a. Instrumen Lembar kerja untuk menilai hasil belajar anak.
b. Lembar observasi kinerja guru/peneliti.
c. Lembar observasi keaktifan anak.
HASIL PENELITIAN
Dari hasil peneliti tindakan kelas selama siklus I sampai siklus II dilakukan pengelompokan
hasil-hasil evaluasi .Hal ini agar lebih mudah menganalisanya. Sedangkan analisa data dilakukan
dengan menggunakan teknik statistik sederhana yaitu dengan menggunakan anallisa diskriptif.
Analisa diskriptif adalah model analisa dengan cara membandingkan rata- rata prosentasenya.
Kemudian kenaikan rata-rata pada tiap-tiap siklus.
Hasil analisa dari keseluruhan siklus adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Data Hasil Belajar Sebelum dan Sesudah Penelitian
NO Uraian Pra PTK Siklus I Siklus II
1 Berkembang Sangat Pesat 7 (29%) 13(54%) 20(83%)
2 Berkembang Sesuai Harapan 4(17%) 5(21%) 3(13%)
3 Mulai Berkembang 7(29%) 4(17%) 1(4%)
4 Belum Berkembang 6(25%) 2(8%) 0(0%)
Jumlah 24 24 24
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
53 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
0%
20%
40%
60%
80%
100%
PraPTK
SiklusI
SiklusII
Dis
trib
usi
Pro
sen
tase
Taraf Pencapaian Indikator
Tuntas
Gambar 1. Hasil Belajar sebelum dan sesudah penelitian
Dari hasil kenaikan rata-rata diatas juga dapat dilihat kenaikan prosentse ketuntasan
minimal kelompok dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 2. Ketuntasan Belajar keseluruhan
No Uraian Pra PTK Siklus I Siklus II
1 Tuntas 29% 54% 83%
2 Belum Tuntas 71% 46% 17%
Dari keteranagan diatas dapat dilihat bahwa penggunaan media permainan memancing ikan
dapat meningkatkan ketuntasan minimal kelompok kelas A, untuk kemampuan mengenal
lambang bilangan anak sampai83%.
Gambar 2. Ketuntasan Belajar
0
20
40
60
80
100
PraPTK
Siklus I SiklusII
Dis
trib
usi
Pro
sen
tase
Taraf Pencapaian Indikator
BSP
BSH
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
54 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
KESIMPULAN
Setelah peneliti cermati selama dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dari proses sampai
hasil maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :
1. Dengan media permainan memancing ikan dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang
bilangan anak di kelompok A TK Amarta Kecamatan Semarang Barat
2. Dengan menggunakan media permainan memancing ikan kemampuan mengenal lambang bilangan
siswa kelompok A TK Amarta Kecamatan Semarang Barat menjadi lebih baik. Hal ini dapat
dilihat dari perolehan kenaikan hasil belajar dari jumlah keseluruhan 24 anak yang sebelumnya
pada pra PTK berkualitas berkembang sangat baik 7 menjadi 20 pada siklus II, pada siklus I
berkulitas berkembang sesuai harapan 5 menjadi 3 pada siklus II, serta pada anak berkualitas mulai
berkembang pada pra PTK ada 7 menjadi 1 pada siklus II, dan sebelumnya pada pra PTK ada 6
anak dengan kualitas belum berkembang maka pada siklus II turun hingga tidak ada anak
mendapat kualitas belum berkembang.
3. Permainan memancing ikan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan telah
memberikan nuansa baru dalam pembelajaran sehingga pembelajaran lebih efektif. Hal ini terlihat
pada saat belajar anak lebih kreatif, aktif bertanggung jawab dan bekerja sama dalam kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti. 2012. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Adiningsih,U. N . 2008. Permainan Kreatif Asah Kecerdasan Logis Matematis Balita. Bandung :
Semesta.
Arikunto, S. 2002 . Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Azhar, Arsyad. 2006. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Press.
Depdiknas. 2007. Permainan Berhitung Permulaan Di Taman Kanak-Kanak . Jakarta : Depdiknas.
_________ 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak.
Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Flansburg, S. & Victoria H. 1993. Math Magic Matematika Ajaib. Jakarta : Indira.
Inawati, Maria. 2011. Meningkatkan Minat Mengenal Konsep Bilangan Melalui Metode Bermain
Alat Manipulatif. Jurnal Penabur No. 16
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta.
Myke, T.S.2007. Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini, Jakarta :
Grasindo.
Patmonodewo, S. 1995. Pendidikan Anak Prasekola. Jakarta : Rineka Cipta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 tahun 2009.Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas
Vol. 2 No. 2 Oktober 2014
55 | Jurnal Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang
Poerwadarminto W.J.S.1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Suganda, A. & Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: MKK UNNES.
Sujiono,Y.N. 2004. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta : Universitas Terbuka.
Surya, S. 2007. Melejitkan Multiple Intelegence Anak Sejak Dini. Yogyakarta : Andi.
Suwarjo & Eva I.E. 2010. Permainan (Games) dalam Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta :
Paramitra.
Thoifuri. 2007. Menjadi Guru Inisiator, Semarang : Rasail.
Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 BAB 1, Pasal 1 (16) tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Kusrini, Dwi.2014. Pengaruh Permainan Memancing Ikan Terhadap Kemampuan Mengenal
Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok A di TK Tulus Sejati Surabaya.UNESA. diakses
pada tanggal 7 Agustus 2014 dari http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paud-
teratai/article/view/3313
Setiawan, E. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline Versi 1.3, diakses pada tanggal 23 Maret
2014 dari Http://www.wbsoft.web.id